Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Prinsip Diagnosis

Mata Kabur

Mendadak Perlahan

Ablasio Retina Oklusi Arteri dan


Vena Retina

Rhegmatogenous

Non-
rhegmatogenous

Glaukoma Katarak Kelainan Refraksi Retinopati

Primer Sekunder Kongenital Absolut Miopia Retinopati


Diabetikum

Sudut Uveitis Hipermetropia


Terbuka
Retinopati
Facogenic Presbiopia Hipertensif
Sudut
Tertutup
Trauma Astigmatisme

Steroid
Induced

Gambar 3.1 Bagan Alur diganosis mata keruh

Keluhan mata kabur merupakan gaejala yang sering dikeluhkan pasien.

Penderita dengan keluhan mata kabur perlu dilakukan anamnesis yang cermat dan

melakukan pemeriksaan secara teliti untuk menentukan pemeriksaan penunjang


yang tepat dan diagnosis yang akurat sehingga dapat dilakukan penanganan yang

sesuai.

Keluhan mata kabur dapat terjadi secara mendadak maupun perlahan. Pada

penderita dengan mata kabur mendadak dapat dimungkinkan karena 2 hal yaitu

ablasio retina atau adanya oklusi vena dan arteri retina. Pada pasien dengan

ablasio retina keluhan penurunan penglihatan (kabur) diikuti dengan adanya

floaters, fotopsia dan defek lapang pandang yang menyerupai tirai. Pada

pemeriksaan didapatkan tekanan intraokuler yang sedikit menurun, visus yang

menurun, segmen anterior biasanya dalam batas normal namun dapat terjadi iritis

ringan. Dari hasil oftalmoskop direk didapatkan retina yang terlepas berwarna

pucat, pada ablasio retina rhegmatogenous dapat ditemukan robekan retina, pada

ablasio retina tipe tractional dapat ditemukan vitreoretinal bands (Kanski, 2015).

Pada oklusi vena dan arteri retina pandangan mata kabur dapat mendadak

tanpa disertai rasa nyeri hingga dapat terjadi kebutaan dalam waktu singkat.

Harus digali riwayat penyakit dahulu penderita seperti riwayat penyakit jantung,

endokarditis, aterosklerosis maupun hiperkoagulabilitas. Pada pemeriksaan fisik

visus dapat menurun hingga hanya persepsi cahaya. RAPD dapat tampak nyata

pada kasus iskemia. Hasil ophthalmoskop direk didapatkan, diskus optikus yang

tampak pucat,dan tan da cherry red spot yang terjadi pada oklusi arteri,

sementara pada oklusi vena dapat terlihat vena yang oklusi akan berdilatasi dan

berkelok-kelok, perdarahan flame-shaped, edema retina, cotton wool spot, dan

edema makula, serta neovaskularisasi retina dalam 6-12 bulan (Kanski, 2015).

Pada penderita dengan keluhan pandangan mata kabur secara perlahan

kemungkinan penyakit yang mungkin terjadi yaitu glaukoma, katarak, kelainan


refraksi, dan adanya retinopati. Pada penderita glaukoma pandangan mata kabur

yang dirasakan perlahan dan progresif dapat disertai gangguan tajam penglihatan,

gangguan lapang pandang dan keluhan lain seperti sakit kepala, mual muntah.

Peningkatan tekanan intra okuler (TIO) >21 mmHg merupakan faktor resiko dan

penyebab dari glaukoma. Dari pemeriksaan segmen anterior sudut bilik mata

depan dapat dangkal maupun dalam, namun untuk diagnosis pasti glaukoma

sudut terbuka maupun tertutup perlu dilakukan genioskopi. Selain itu dapat

ditemukan sinekia, diskus optikus yang edema maupun gaung papil nervus

optikus. Pada penderita katarak didapatkan tajam penglihatan yang menurun

seperti berkabut, pandangan mata silau, halo, bayangan hitam dan hasil

pemeriksaan berupa visus yang menurun, iris shadow positif hingga negatif, dan

kekeruhan pada lensa.

Kelainan refraksi juga dapat menimbulkan keluhan mata kabur dikarenakan

bayangan benda yang jatuh tidak tepat pada retina yaitu adanya kelainan berupa

miopia, hipermetropia, presbiopia, dan astigmatisme. Keluhan mata kabur secara

perlahan pada retinopati dapat disebabkan juga oleh retinopati hipertensif maupun

retinopati diabetikum. Pada retinopati hipertensif dapat ditemukan perubahan

refleks aksial arteriol (copper wire dan silver wire) arteriospasme, edema retina,

eksudat, perdarahan flame.pada retinopati diabetikum dapat ditemukan

neovaskularisasi, perdarahan di subhyaloid, jaringan ikat vitreoretinal dan ablasi

retina, serta dapat ditemukan makula edema.

Anda mungkin juga menyukai