Anda di halaman 1dari 28

DETEKSI DINI DAN

PENATALAKSANAAN KONDISI
KRITIS PADA MATERNAL

ARIEF MUNANDAR
INTENSIVIST
LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu masih relatif tinggi di negara negara


berkembang khususnya Asia Afrika.

Diperkirakan 800 ibu meninggal setiap harinya didunia ini.

Penelitian dari Belanda melaporkan bahwa case fatality rate


didapatkan sebesar 1 : 53 pada ibu hamil dengan penyakit kritis.

Di Indonesia maternal mortality ratio ibu hamil sebesar 177


(World Bank, 2017)
LATAR BELAKANG

Kurangnya pengetahuan, kurangnya komunikasi dan edukasi, dan kurangnya


skill dalam hal deteksi dini penyakit kritis dan resusitasi ditengarai sebagai faktor
utama timbulnya out come yang buruk.

Dua pertiga dari ibu-ibu hamil yang memerlukan perawatan kritis (ICU),
sering tidak terdeteksi dan tidak terantisipasi sejak mulai konsepsi.

Critical care in obstetrics.Indian J Anaesth 2018;62:724-33


4 KETERLAMBATAN
YANG MEMICU KEMATIAN IBU

1 2 3 4
To seek To reach an To receive To take
appropriate appropriate adequate care responsibility for
medical help for obstetric at the facility. maternal
obstetric facility. mortality.
emergency.

MacDonald et al.BMC Pregnancy and Childbirth (2018)18:254


Keempat keterlambatan itu baik satu persatu maupun dalam satu kesatuan akan berperan
dalam terjadinya kematian ibu.

Keterlambatan point ke 3 menjadi yang paling signifikan berdampak terhadap


out come yang buruk.

Keempat point keterlambatan itu dipengaruhi oleh


“Socioecological Determinants of a Woman’s Health”.
PROBLEM KEGAGALAN
DETEKSI DINI
Pasien kritis adalah pasien yang mengalami proses multisystem yang dapat berakibat
terjadinya keparahan dan kematian apabila tidak diberikan penanganan yang tepat, dan
ini dapat diprediksi melalui adanya periode penurunan kondisi

Tetapi bukti penelitian menunjukkan bahwa tanda- tanda periode penurunan


kondisi ini sering tidak terdeteksi
DETEKSI DINI
KONDISI KRITIS BUMIL

Deteksi dini penyakit kritis sangat penting untuk kebaikan out come ibu dan
bayi.

Banyak tool/alat untuk memonitor dan deteksi dini kondisi kritis bumil seperti :
Maternal Early Warning Score ; APACHE 2 Score ; Obstetrically Modified qSOFA
Score ; Shock Index.

Kondisi kritis ini meliputi kondisi kritis akibat kehamilannya maupun akibat
penyakit diluar kehamilannya.
Shock Index dan Obstetrically modified q SOFA hanya memerlukan data klinis saja
untuk menentukan kondisi pasien sehingga dapat dilakukan secara cepat dan mudah
dilapangan dengan sensitifitas dan spesifitas yang baik hasilnya.
Shock Index (SI) didefinisikan sebagai perbandingan antara Nadi (heart rate)
dengan Tekanan Darah Systole { HR/SYSTOLE }.

Hasil SI < 0,9 menunjukan resiko perburukan hemodinamik rendah.

Hasil SI > 1,0 menunjukan kondisi perburukan hemodinamik


yang mengancam dan perlu segera mendapatkan
intervensi resusitasi dan stabilisasi di fasilitas yang lebih
tinggi (ICU).
omqSOFA terdiri dari parameter klinis berupa tekanan darah systole, laju
pernafasan, dan kesadaran, yang masing-masing mempunyai score 1.

Hasil Score ≥ 2, menunjukan resiko terjadinya perburukan yang


mengancam baik karena infeksi maupun kondisi lain dan perlu intervensi
segera dan stabilisasi di ICU.
KONDISI KRITIS OBSTETRI
VS NON-OBSTETRI

Kebanyakan kasus yang masuk ICU adalah kasus obstetric, sekitar 50% - 80%
baik masa kehamilan maupun masa nifas.

Lebih dari 80% kasus obstetri yang masuk icu adalah akibat
Pre-Ekalamsi beserta komplikasinya ; Perdarahan ; dan Sepsis.

Kasus non obstetric yang sering masuk icu meliputi : infeksi,


thrombosis, penyakit endokrin, trauma, penyakit auto
imun, dan penyakit jantung.
ORGAN DISFUNCTION
IN CRITICALLY ILL PARTURIENT
Organ yang mengalami gangguan atau kegagalan bervariasi sesuai etiologi
obstetri atau non-obstetri.

Perubahan fisiologis pada bumil berpotensi memicu kegagalan organ.

Paru-paru merupakan organ yang paling sering terdampak pada bumil/parturient,


disusul oleh hematologi, cardiovascular, renal, central nervous system, dan MODS.
ORGAN SUPPORT IN CRITICALLY
ILL PARTURIENT

Target
kesadaran baik.
Target Tekanan
darah systole
Target Saturasi ≥ 90 mmhg.
Oksigen (SpO2) ≥
Support yang 95%, Laju nafas
diberikan (RR) ≤ 25X/mnt.
Target organ terutama untuk
support harus AIRWAY,
diberikan yang BREATHING,
terbaik untuk CIRCULATION.
ibu maupun
bayi.
Support airway dan breathing yang dibutuhkan meliputi
Oksigen dengan fraksi inspirasi tinggi (FiO2 ≥ 50%) dengan alat minimal NRM
(Non Rebreathing Mask), oksigen tekanan tinggi dengan CPAP (Continuous
Positive Airway Pressure) alatnya Vygon/Boussignac CPAP.
Support Circulation meliputi Cairan, Produk Darah, dan
Obat-obatan.

Cairan yang dipakai adalah CAIRAN RESUSITASI, yaitu cairan


KRISTALOID (NaCl,Rl,Asering) dan KOLOID (HAES,GELATIN).

Produk darah untuk transfusi adalah Sel Darah Merah (PRC),


BUKAN WHOLE BLOOD.
Support obat-obatan meliputi obat adrenergik/vasopressor
(adrenalin,noradrenalin), vasodilator (dobutamin,ntg), diuretik
(furosemid), dan hemostatik (asam tranexamat, adona, Vit. K).
PRINSIP PENANGANAN
PENYAKIT
WHAT HAS HAPPENED ?

WHAT IS HAPPENING ?

WHAT WILL HAPPEN ?

MONITORING DAN
EVALUASI
YANG HARUS DIINGAT

Perburukan kondisi adalah akibat dari


1 terganggunya perfusi organ (SHOCK).

2 SHOCK ADALAH HUTANG OKSIGEN


(SHOCK IS OKSIGEN DEBT)

3 KONDISI KRITIS → TIME SAVING IS ORGAN SAVING


TERIMAKASIH

RSUD Brebes New rsudbrebes RSUD Brebes rsud_brebes 0877-3070-0002

Anda mungkin juga menyukai