DISUSUN OLEH :
ANGGI WINDARTO (837447574)
Anggi Windarto
(837447574)
Email : arif28.a271@gmail.com
ABSTRAK
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik.
Anak seakan ketakutan dan bosan terhadap pelajaran matematika. Hasil observasi dan
sharing dengan guru kelas kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik pada tanggal 25 April
2021 bahwa peserta didik kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik pada mata pelajaran
matematika materi operasional bilangan bulat masih banyak yang nilainya kurang dari
KKM. Nilai KKM pada mata pelajaran tersebut adalah 70, dari 30 siswa hanya 10 yang
mencapai KKM, sedangkan 20 siswa lainnya belum mencapai KKM. Tujuan penelitian
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV UPT SD Negeri 200
Gresik pada mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan operasi hitung bilangan
bulat. Pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament) dengan media misteri card. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas kolaboratif. Subjek dalam penelitian ini peserta didik kelas IV UPT SD Negeri 200
Gresik dengan jumlah siswa 32 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Indikator keberhasilan yang ditetapkan apabila
rata-rata nilai hasil tes dan persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik dari siklus I
ke siklus II mengalalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenaikan
rata-rata persentase ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan dari
62,5% menjadi 93,75%. Selain itu dari data observasi diperoleh sebelum diberikan
tindakan peserta didik terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran lebih didominasi oleh pendidik. Setelah diberikan tindakan peserta didik
terlihat lebih aktif dan antusias baik pada saat kegiatan tanya jawab maupun pada saat
kegiatan kelompok.
Kata kunci : hasil belajar matematika, model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team
Games Tournament), Media misteri card
I. PENDAHULUAN
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik.
Anak seakan ketakutan dan bosan terhadap pelajaran matematika. Pada hakekatnya
pelajaran matematika adalah ilmu deduktif yang abstrak, sedang anak usia SD relatif
berada pada pemikiran konkrit dengan kemampuan yang bervariasi. Penelitian yang
dilakukan Jean Peaget dan teman-teman (dalam Karso, dkk. 2014) menunjukkan
bahwa anak tidak bertindak dan berfikir sama seperti orang dewasa. Lebih-lebih
dalam pembelajaran matematika di SD, sesuatu yang abstrak dapat saja menjadi
sesuatu yang sangat sulit dimengerti oleh anak-anak. Oleh karena itu tugas pendidik
membantu anak untuk mengembangkan kemampuan intelektual yang sesuai dengan
perkembangan intelektual anak.
Dalam kegiatan belajar mengajar, hasil belajar yang di capai peserta didik tidak
sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa
mempengaruhi proses dan hasil belajar setiap individu peserta didik, diantaranya yaitu
faktor internal (dari dalam diri) dan eksternal (luar diri) peserta didik.
Hasil observasi dan sharing dengan guru kelas kelas IV UPT SD Negeri 200
Gresik pada tanggal 25 April 2021 bahwa peserta didik kelas IV UPT SD Negeri 200
Gresik pada mata pelajaran matematika materi operasional bilangan bulat masih
banyak yang nilainya kurang dari KKM. Nilai KKM pada mata pelajaran tersebut
adalah 70, dari 30 siswa hanya 10 yang mencapai KKM, sedangkan 20 siswa lainnya
belum mencapai KKM.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar pada operasi hitung bilangan bulat dan
rendahnya motivasi peserta didik yang kesulitan belajar, maka diperlukan suatu
layanan bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar adalah kegiatan bimbingan
yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mencapai keberhasilan belajar
secara optimal. Sebagai pendidik yang berkompeten dan profesional tentunya
pendidik dalam proses belajar mengajar akan menggunakan model pembelajaran yang
dapat melibatkan peserta didik sehingga peserta didik aktif dalam belajar.
Bilangan bulat adalah bilangan utuh dalam arti bukan bilangan pecahan. Bilangan
bulat dinyatakan dengan B = ( ... , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ... ). Operasi hitung bilangan
bulat yang diterapkan di SD adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
Sebagai pendidik, seorang pendidik harus mampu memahami dan menerapkan
berbagai metode dan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Seiring
dengan berkembangnya zaman telah banyak model-model pembelajaran yang bisa
kita dapatkan dari google, salah satunya adalah model pembelajaran TGT (Teams
Games Tournament). Dalam sistem pembelajaran yang seperti ini, peserta didik ikut
aktif dalam pembelajaran jadi tidak hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan
guru. (Aisyah, 2002) Pendidik harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran dengan kegiatan diskusi, kerja kelompok, melakukan permainan, atau
kegiatan laboratorium.
Model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) merupakan jenis
pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran TGT (Team Games
Tournament) peserta didik yang pintar diusahakan dapat membantu peserta didik
yang kurang, sedangkan bagi peserta didik yang relatif sudah menguasai materi
diharapkan akan lebih memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian, kegiatan
belajar tidak hanya untuk peserta didik yang berkemampuan tinggi saja tetapi juga
milik peserta didik yang berkemampuan rata-rata rendah. Keterlibatan peserta didik
secara aktif dalam proses belajar mengajar tentu saja dapat menciptakan kondisi
belajar menjadi lebih menyenangkan. Pemilihan model pembelajaran seperti ini
merupakan model pembelajaran alternatif yang menarik dan melibatkan siswa secara
aktif yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti perlu melakukan sebuah penelitian tindakan
kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung
Bilangan Bulat menggunakan Media Misteri Card dengan Model Teams Games
Tournament” pada kelas IV UPT SD NEGERI 200 GRESIK Tahun Ajaran 2021-
2022.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kondisi pembelajaran di kelas IV UPT SD NEGERI 200
GRESIK terdapat beberapa kendala yakni :
1. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar
2. Banyaknya siswa yang belum menguasai materi operasi bilangan bulat
3. Pendidik kurang kreatif dalam mengembangkan kegiatan pembeljaran
4. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik
C. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditemukan, peneliti dapat
menganalisa penyebab masalah tersebut diantaranya :
1. Pendidik masih menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan
proses belajar mengajar sehingga peserta didik kurang aktif
2. Tidak aktifnya KKG di kecamatan Kedamean sehingga Pendidik pasif
dan kurang dorongan untuk menjadi pribadi yang lebih aktif dan kreatif
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Apakah hasil belajar siswa UPT SD Negeri 200 Gresik pada
mata pelajaran matematika materi operasi bilangan bulat dapat ditingkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran TGT dan media Misteri Card?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa UPT SD Negeri 200 Gresik pada mata
pelajaran matematika materi operasi bilangan bulat dapat ditingkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran TGT dan media Misteri Card
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji model pembelajaran yang sesuai
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika tentang operasi hitung bilangan
bulat dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament)
dan media misteri card. Dengan demikian temuan penilitian ini akan menambah dan
memperkaya khasanah pengetahuan di bidang model pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Bagi siswa :
a. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan
b. Memiliki keterampilan konsep dasar operasi hitung bilangan bulat yang tepat
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika
Bagi pendidik :
a. Memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan
b. Meningkatkan kinerja pendidik dalam mengajakan operasi hitung bilangan bulat
c. Menambah pengetahuan pendidik dalam menggunakan metode dan model
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran matematika
Bagi Lembaga :
a. Meningkatkan mutu pembelajaran matematika di SD
b. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Karakteristik Siswa SD
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar dalam pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah Dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai kelas 1 sampai kelas
6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama
(SMP) atau yang sederajat. Sekolah Dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta.
Sementara itu sebutan Masa Berkelompok dan Masa Penyesuaian Diri dikaitkan
dengan keinginan anak-anak untuk diterima teman-teman sebayanya sebagai anggota
kelompok, serta pentingnya penyesuaian diri di dalam kelompoknya. Setiap anak adalah
pelajar yang unik, memiliki kepribadian singular, latar belakang pengalaman, dan cara
belajar tertentu.
Menurut Preston (2020, 56-45), anak usia sekolah dasar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
Sebagai guru harus memahami ciri-ciri anak tersebut dalam rangka kesiapan suatu
pembelajaran. Untuk dapat menghadapi bahan belajar dengan baik, siswa dituntut
menunjukkan adanya perhatian. Perhatian seseorang terhadap sesuatu dapat ditunjukkan
dari gerak-geriknya. Sebagai contoh seorang guru memberi tugas kepada siswanya untuk
mengamati lalu lintas di dekat sekolahnya, ternyata semua siswa tampak serius mencatat,
berdiskusi dengan temannya dengan wajah ceria. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-
siswa menjalankan tugas guru dengan baik dan penuh perhatian. Tetapi jika terjadi hal
yang sebaliknya, misalnya anak-anak hanya main sendiri, tidak mau mencatat dan
berdiskusi, berarti siswa kurang atau tidak ada perhatian. Perhatian menjadi titik awal
yang mengarah kepada belajar, perhatian merupakan prasyarat dalam belajar. Dengan
perhatian akan timbul ketertarikan terhadap sesuatu yang dihadapi, selanjutnya
diharapkan akan terjadi peristiwa belajar. Untuk itu, sangat penting bagi guru atau calon
guru untuk mengenal sifat-sifat atau karakteristik anak usia SD.
Menurut Jean Piaget, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional
konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat
membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa
belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik
bagi siswa. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada tingkat usia tersebut masih
mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu perhatian anak dapat tertarik kepada
banyak hal, tetapi waktu tertentu pula perhatian anak berpindah-pindah. Sifat lain bahwa
perhatian anak sering berfokus pada lingkungan terdekat. Kedekatan ini dapat bersifat
langsung maupun tidak langsung. Bersifat langsung, misalnya dalam melihat pesawat
terbang akan lebih tertarik pada bentuk dan warnanya dari pada fungsinya, artinya dalam
memahami suatu konsep anak-anak lebih tertarik pada wujud benda konkritnya. Begitu
juga pengalaman yang termediasi pun akan membawa anak kepada perhatian, misalnya
bahan bacaan atau cerita, sajian TV dapat mendekatkan anak pada dunia yang lebih luas.
B. Pembelajaran Matematika di SD
D. Model Pembelajaran
F. Media Pembelajaran
G. Mistery Card
Mistery card atau bisa dikatakan kartu misteri merupakan media pembelajaran
yang memungkinkan seorang guru dapat menarik minat dan perhatian peserta didik
untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dimana dengan menggunakan media
pembelajaran ini mampu merangsang siswa untuk berpikir inovatif, kreatif, dan kritis.
Media pembelajaran mistery card terdiri dari kartu misterius, dikatakan misterius karena
kartu dimasukkan ke dalam amplop yang kemudian amplop diletakkan didalam suatu
kotak sehingga isi dari kartu tersebut tidak diketahui. Isi dari kartu dapat berupa materi,
pertanyaan, gambar, perintah maupun suatu petunjuk, bonus serta sanksi (Neneng Paisah,
dkk. 2013).
Dalam penelitian ini materi pelajaran yang digunakan adalah materi “Operasi
Hitung Bilangan Bulat”.
a. Penjumlahan
Cara operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat sebagai berikut :
a + (-b) = a - b
-a + (-b) = -(a+b)
b. Pengurangan
Cara operasi hitung pengurangan pada bilangan bulat seperti berikut :
a - (-b) = a + b
-a - b = -(a+b)
c. Perkalian
Cara operasi hitung perkalian pada bilangan bulat seperti berikut :
(+) x (+) = (+)
d. Pembagian
Cara operasi hitung pembagian pada bilangan bulat sepertii berikut :
(+) : (+) = (+)
I. Kerangka Berpikir
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh seberapa besar pemahaman
peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh pendidik dengan menggunakan
metode yang tepat. Dalam hal ini peneliti ingin menguji pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan media mistery card
terhadap hasil belajar siswa. Karena pembelajaran kooperatif dirasa lebih tepat
digunakan supaya peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran yang
dianggap susah, karena peserta didik dapat mendiskusikan materi tersebut dengan
temannya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Jika dibuat suatu gambar mengenai kerangka berpikir penelitian ini, maka dapat
dilihat seperti ini :
J. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat diangkat
suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Hasil belajar siswa UPT SD Negeri 200 Gresik pada mata pelajaran matematika
materi operasi bilangan bulat dapat ditingkatkan dengan menggunakan model
pembelajaran TGT dan media Misteri Card”.
Menurut Arikunto (2009:16) menyatakan bahwa secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui dalam melaksanakan penelitian tindakan, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun siklus
pelaksanaan PTK menurut John Eliot sebagai berikut :
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dijelaskan dibawah ini :
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2014:145), Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks,suatu proses yang tersusum dari pelbagai proses biologis dan psikologis.
Observasi dilakukan untuk mengamati suatu kondisi atau keadaan dan perilaku
ketika proses pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir. Observasi dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa di
lapangan tentang pemahaman terhadap suatu konsep pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
2. Tes
Tes merupakan alat ukur yang dgunakan oleh seseorang untuk menilai
seberapa paham kemampuan seseorang dalam menerima pembelajaran. Tes dapat
berupa berbagai pertanyaan baik lisan maupun tertulis.. Dalam penelitian ini, tes
yang digunakan adalah yang berkaitan dengan tingkat kemampuan siswa dalam
pemahaman penjumlahan bilangan cacah. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tulis
berupa soal uraian/essay.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain sebagainya.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto proses pelaksanaan
pembelajaran, dokumen-dokumen penunjang penelitian seperti nilai muatan mata
pelajaran Matematika peserta didik kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik selama
dilaksanakannya siklus pembelajaran, dan dokumen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Analisis data adalah suatu kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul (Sugiono, 2018:147). Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel yang diteliti melakukan untuk meneliti,
memeriksa, mempelajari, membandingkan dan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah. Data yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Kuantitatif dapat dilihat dari perolehan nilai angka setiap siswa di
hasil tes. Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana yaitu:
1) Untuk menilai keaktifan siswa dalam kerja kelompok
Tabel 3.2 Rekapitulasi Prestasi Observasi Kegiatan Siswa Pada Data Awal
Penilaian
No Item Observasi
3 2 1
Mendengarkan penjelasan atau instruksi dari
1
guru
2 Melakukan tanya jawab dengan guru
3 Bekerja dalam kelompok
Keaktifan siswa dalam menggunakan media
4
lidi
5 Mempresentasikan prestasi kerja kelompok
6 Menyimpulkan prestasi pembelajaran
Keterangan penilaian:
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
2) Untuk Menilai Keaktifan Guru
Tabel 3.3 Rekapitulasi Prestasi Observasi Aktivitas Guru
Penilaian
No Aspek yang diobservasi
3 2 1
1 Persiapan
a. Menggunakan bahan pembelajaran yang
sesuai GBPP
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Mengorganisasikan materi
d. Menggunakan alat bantu pembelajaran
e. Merencanakan skenario
f. Merencanakan prosedur dan jenis
penilaian
2 Pelaksanaan
a. Memotivasi siswa
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Mengadakan apersepsi
d. Menggunakan media
e. Menggunakan waktu secara efesien
f. Menangani pertanyaan dan respon siswa
g. Memantapkan penguasaan materi
pembelajaran
h. Mengembangkan sikap positif
3 Evaluasi
a. Melaksanakan evaluasi dalam proses
b. Melaksanakan evaluasi proses diakhir
pembelajaran
c. Membahas prestasi evaluasi
d. Memberikan tugas
e. Menutup pelajaran
Keterangan penilaian:
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Untuk menganalisis data prestasi observasi keaktifan guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
F
× 100
P= N %
Keterangan:
P = Presentase aktivitas guru dan siswa
F = Banyaknya aktivitas guru dan siswa yang muncul
N = Jumlah aktivitas guru dan siswa keseluruhan (Indiarti, 2008)
3) Rata – rata
x=
∑x
∑N
Keterangan :
x : Nilai rata – rata
∑ x : Jumlah nilai seluruh siswa
∑ N : Jumlah siswa
(Suharsini Arikunto,2003:264)
4) Ketuntasan belajar
f
P= ×100 %
n
Keterangan :
P : Persentase ketuntasan
f : Jumlah frekuensi yang tuntas belajar
N : Jumlah siswa
( Depdikbud,1994)
Untuk Kualitatif berbentuk kalimat yang menggambarkan tentang kualitas
proses pembelajaran.
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
1. Siklus 1
Dalam pelaksanaan perbaikan siklus I ini, ada 4 tahapan yang dilakukan yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Rencana perbaikan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis, 7 April
2022 di kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik. Pada pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus I ini, peneliti bertindak sebagai pengajar yang
kemudian mempersiapkan skenario yang direncanakan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan teman sejawat mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran dari awal hingga selesai. Materi yang
diberikan kepada peserta didik adalah Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman
pada KI dan KD mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan
bulat.
2) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu kartu dan
amplop yang sudah ada di dalam kelas.
3) Menyiapkan lembar kerja Peserta didik yang digunakan untuk mengukur
pemahaman peserta didik.
4) Menyiapkan lembar observasi peserta didik dan pendidik yang akan
digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik dan pendidik selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan (action)
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan pada hari jum’at, 8 April 2022.
Waktu pelaksanaan tindakan siklus I ini dimulai pada pukul 08.00 – 09.30 dalam
satu kali dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Penelitian tindakan ini dilaksanakan
di kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik dengan jumlah Peserta didik dalam satu
kelas adalah 32 anak. Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
c. Pengamatan (observing)
Skor Nilai
No. Aspek yang Diamati
1 2 3 4
A. Persiapan
Membuat Rencana Pelaksanaan
1. √ 3
Pembelajaran (RPP) Siklus I
Mempersiapkan media yang akan
2. √ 3
digunakan
3. Mempersiapkan lembar kerja √ 3
Peserta didik
B. Pelaksanaan
Pendidik memberi salam kepada
1. √ 4
Peserta didik
Pendidik menyapa, menanyakan
2. kabar kepada Peserta didik, dan √ 4
melakukan apersepsi
Pendidik memberikan motivasi
3. √ 3
kepada Peserta didik
Pendidik menyampaikan tujuan
4. √ 3
pembelajaran
Pendidik melakukan berdoa
5. √ 4
bersama Peserta didik
Kecakupan materi dengan
6. √ 3
kompetensi pembelajaran
Pendidik menyampaikan pengantar
7. materi Matematika tentang √ 3
mendeskripsikan benda
Pendidik melakukan tanya jawab
8. √ 3
dengan Peserta didik
Pendidik menunjukkan cara
9. mendeskripsikan benda dengan √ 3
kalimat yang baik dan benar
Pendidik memberi perintah dan
petunjuk dengan jelas tentang
10. √ 3
penggunaan ejaan yang benar
dalam menulis deskripsi
Menunjukkan kesesuaian model
pembelajaran dengan indikator,
11. √ 3
materi ajar, dan karakteristik
Peserta didik
Performance (suara yang jelas
dalam penyampaian materi, posisi
Pendidik dalam menjelaskan materi
12. dan ketika proses pembelajaran, √ 3
interaksi yang baik antara Pendidik
dan Peserta didik dalam
pembelajaran)
Pendidik melakukan tanya jawab
13. mengenai hal-hal yang belum √ 3
dipahami oleh peserta didik
Pendidik memberikan evaluasi
14. kepada Peserta didik dengan √ 3
memberikan soal
Pendidik merefleksi kembali
15. pembelajaran yang sudah dilakukan √ 2
hari ini
C. Suasana Kelas
1. Kondusif √ 2
2. Aktif dan interaktif √ 2
Jumlah Skor yang Diperoleh 60
Jumlah Skor Maksimal 80
Persentase Aktivitas Pendidik 75%
Kriteria Baik
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh
pendidik pada siklus I adalah 60, maka didapatkan nilai presentase aktivitas
pendidik adalah 75%. Dengan perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa
aktivitas pendidik selama kegiatan pembelajaran dikategorikan baik.
Skor Jum
No. Aspek yang Diamati
1 2 3 4 lah
A. Persiapan
Siswa antusias ketika guru
1. √ 3
menyampaikan apersepsi
Siswa siap untuk menerima materi
2. √ 3
yang akan diberikan
Siswa semangat dalam memulai
3. √ 3
pembelajaran
Siswa berkonsentrasi penuh dalam
4. √ 3
pembelajaran
B. Pelaksanaan
Siswa memperhatikan penjelasan
1. √ 4
yang diberikan guru
2. Siswa aktif bertanya √ 2
Siswa aktif menjawab pertanyaan
3. √ 3
yang diberikan guru secara lisan
Siswa mengerjakan tugas yang
4. √ 3
diberikan oleh guru tepat waktu
Siswa aktif berdiskusi dengan
5. √ 3
teman sekelompoknya
Siswa tekun dalam mengerjakan
6. √ 3
tugas yang diberikan oleh guru
Siswa berani menyampaikan
7. pendapat ketika diskusi didalam √ 3
kelas
Siswa mendeskripsikan benda yang
8. telah ditentukan guru dengan √ 3
kalimat yang baik dan benar
Saling membantu dan
9. √ 3
menyelesaikan tugas kelompok
Sisw aktif bekerja sama dalam
10 √ 3
kelompok
Siswa menunjukkan kepedulian
11. terhadap teman-teman yang belum √ 2
berhasil
Siswa berani menyampaikan hasil
12. √ 3
diskusi di depan kelas
Siswa aktif menanggapi presentasi
13. √ 2
dari teman lain yang sedang tampil
Siswa aktif bertanya kepada guru
14. tentang materi yang belum √ 3
dipahami
Siswa mengerjakan soal tes
15. evaluasi yang diberikan guru √ 3
dengan tertib
Siswa memperhatikan ketita guru
16. memberikan penguatan dan √ 4
kesimpulan tentang materi hari ini
Jumlah Skor yang Diperoleh 59
Jumlah Skor Maksimal 80
Persentase Aktivitas Siswa 73,75%
Kriteria Cukup
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa skor yang diperoleh pada
siklus I yaitu 59 dari jumlah skor maksimal 80. Maka didapatkan nilai akhir
persentase aktivitas siswa sebesar 73,75%. Dengan perolehan ini maka bisa
dikatakan bahwa observasi aktivitas peserta didik pada siklus I dikatakan cukup
baik.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa peserta didik dalam melaksanakan
pembelajaran di dalam kelas sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan
agar tercapainya hasil belajar yang memuaskan.
3. Data Hasil Belajar
Data ini didapatkan dari hasil tes evaluasi peserta didik tentang operasi hitung
bilangan bulat pada siklus I. Berikut adalah tabel data peserta didik pada siklus
I:
Nilai Individu Tahap Siklus I
d. Refleksi (reflecting)
Setelah melakukan pembelajaran dan melihat data hasil penelitian, peneliti
merefleksi proses pembelajaran pada siklus I. Berikut hasil refleksi pada
pembelajaran siklus I :
1. Pendidik masih belum sepenuhnya menguasai kelas
2. Pendidik masih kurang dalam penguatan di kelas
3. Peserta didik masih kurang memahami model bermain yang disuguhkan
pendidik
4. Peserta didik masih belum bisa menanggapi
2. Siklus II
Pada siklus II peneliti mengulang kembali siklus I hanya saja dengan beberapa
perubahan untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, namun tahapan pada siklus II
sama dengan tahapan pada siklus I yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis, 14 April
2022 di kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik. Pada pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II ini, peneliti bertindak sebagai pengajar yang
kemudian mempersiapkan skenario yang direncanakan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan teman sejawat mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran dari awal hingga selesai. Materi yang
diberikan kepada peserta didik adalah Matematika Operasi Hitung Bilangan Bulat.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
5) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman
pada KI dan KD mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan
bulat.
6) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu kartu dan
amplop yang sudah ada di dalam kelas.
7) Menyiapkan lembar kerja Peserta didik yang digunakan untuk mengukur
pemahaman peserta didik.
8) Menyiapkan lembar observasi peserta didik dan pendidik yang akan
digunakan untuk mengamati aktivitas peserta didik dan pendidik selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan (action)
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan pada hari jum’at, 15 April 2022.
Waktu pelaksanaan tindakan siklus I ini dimulai pada pukul 08.00 – 09.30 dalam
satu kali dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Penelitian tindakan ini dilaksanakan
di kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik dengan jumlah Peserta didik dalam satu
kelas adalah 32 anak. Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
c. Pengamatan (observing)
Skor Nilai
No. Aspek yang Diamati
1 2 3 4
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. Suasana Kelas
1. Kondusif √ 4
2. Aktif dan interaktif √ 3
Kriteria Baik
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa jumlah skor yang diperoleh
pendidik pada siklus II adalah 71, maka didapatkan nilai presentase aktivitas
pendidik adalah 88,75%. Dengan perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa
aktivitas pendidik selama kegiatan pembelajaran dikategorikan baik.
Skor Jum
No. Aspek yang Diamati
1 2 3 4 lah
A. Persiapan
Siswa antusias ketika guru
1. √ 4
menyampaikan apersepsi
Siswa siap untuk menerima materi
2. √ 4
yang akan diberikan
Siswa semangat dalam memulai
3. √ 4
pembelajaran
Siswa berkonsentrasi penuh dalam
4. √ 4
pembelajaran
B. Pelaksanaan
Siswa memperhatikan penjelasan
1. √ 4
yang diberikan guru
2. Siswa aktif bertanya √ 4
Siswa aktif menjawab pertanyaan
3. √ 3
yang diberikan guru secara lisan
Siswa mengerjakan tugas yang
4. √ 3
diberikan oleh guru tepat waktu
Siswa aktif berdiskusi dengan
5. √ 3
teman sekelompoknya
Siswa tekun dalam mengerjakan
6. √ 3
tugas yang diberikan oleh guru
Siswa berani menyampaikan
7. pendapat ketika diskusi didalam √ 3
kelas
Siswa mendeskripsikan benda yang
8. telah ditentukan guru dengan √ 3
kalimat yang baik dan benar
Saling membantu dan
9. √ 3
menyelesaikan tugas kelompok
Sisw aktif bekerja sama dalam
10 √ 3
kelompok
Siswa menunjukkan kepedulian
11. terhadap teman-teman yang belum √ 3
berhasil
Siswa berani menyampaikan hasil
12. √ 3
diskusi di depan kelas
Siswa aktif menanggapi presentasi
13. √ 4
dari teman lain yang sedang tampil
Siswa aktif bertanya kepada guru
14. tentang materi yang belum √ 4
dipahami
Siswa mengerjakan soal tes
15. evaluasi yang diberikan guru √ 4
dengan tertib
Siswa memperhatikan ketita guru
16. memberikan penguatan dan √ 4
kesimpulan tentang materi hari ini
Jumlah Skor yang Diperoleh 70
Jumlah Skor Maksimal 80
Persentase Aktivitas Siswa 87,5%
Kriteria Sudah Baik
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa skor yang diperoleh pada
siklus I yaitu 59 dari jumlah skor maksimal 80. Maka didapatkan nilai akhir
persentase aktivitas siswa sebesar 73,75%. Dengan perolehan ini maka bisa
dikatakan bahwa observasi aktivitas peserta didik pada siklus II dikatakan sudah
baik. .
3. Data Hasil Belajar
Data ini didapatkan dari hasil tes evaluasi peserta didik tentang operasi hitung
bilangan bulat pada siklus II. Berikut adalah tabel data peserta didik pada
siklus I :
Nilai Individu Tahap Siklus I
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah peserta didik yang tuntas = 32 anak
Jumlah peserta didik yang tidak tuntas = 0 anak
d. Refleksi (reflecting)
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan peneliti terhadap
pelaksanaan pembelajaran di siklus II dinyatakan berhasil karena proses
pembelajaran dengan menggunakan media lidi berjalan dengan baik, dan seluruh
kekurangan yang ada pada siklus I dapat diselesaikan dan diperbaiki dengan baik
pada siklus II ini. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dan
siswa, serta hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Perolehan persentase
aktivitas guru pada siklus I yang semula 75% menjadi 88,75% di siklus II.
Persentase aktivitas siswa pada siklus I yang semula 73% menjadi 87% di siklus
II. Serta persentase hasil belajar siswa pada siklus I yang semula 62,5% menjadi
93,75%di siklus II. Dari hasil tersebut, maka peneliti tidak perlu lagi melakukan
siklus selanjutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat persentase pada setiap
siklus aspek kegiatan peserta didik dan pendidik mengalami peningkatan. Peneliti
telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV UPT SD Negeri 200
Gresik. Peneliti berhasil memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus
sebelumnya dengan baik, sehingga meningkatkan antusias dan semangat siswa dalam
belajar.
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan, maka
peneliti menyimpulakan bahwa hasil belajar peserta didik UPT SD Negeri 200
Gresik pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat dengan
menggunakan model pembelajaran TGT (team games tournament) dan media
misteri card mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata nilai hasil tes dan persentase ketuntasan belajar pada siklus I
dan siklus II. Rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II
mengalami kenaikan dari 62,5% menjadi 93,75% sehingga dapat diketahui ada
peningkatan sebesar 31,25%, hal ini membuktikan bahwa penggunaan model
pembelajaran TGT (team games tournamen) dengan media mistery card dalam
pelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat dapat meningkatkan hasil
belajar pesertra didik pada kelas IV UPT SD Negeri 200 Gresik.
B. Saran dan Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Karso, Dkk. 2014. Pendidikan Matematika 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Lentera Kecil. 2018. Mengenal Karakteristik Siswa Sekolah Dasar. Diakses pada 27 Mei
2022, dari https://lenterakecil.com/mengenal-karakteristik-siswa-sekolah-dasar/
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Muksetyo Gatoto, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Prihandoko. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika secara benar dan
menarik. Jakarta: Dediknas
Huda, Fatkhan Amirul. 2017. Pengertian Hasil Belajar. Diakses pada 27 Mei 2022, dari
Pengertian Hasil Belajar ~ Fatkhan.web.id
Kumandari, Erna. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif TGT. Diakses pada 27 Mei
2022, dari http://biologi.fkip.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2011/05/11.009-Penerapan-
Pembelajaran-Kooperatif-TGT.pdf
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media
Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ekocin. 2011. Model Pembejaran Teams Games Tournaments. Diakses pada 27 Mei 2022,
dari http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-
tournaments-tgt-2/
Edi, Elisa. 2016. Pengertian Media Pembelajaran. Diakses pada 27 Mei 2022, dari Pengertian
Media Pembelajaran | EduChannel Indonesia
Neneng, Paisah. 2013. Penerapan Media Kotak dan Kartu Misterius. Diakses pada 27 Mei
2022, dari 200829-penggunaan-media-pembelajaran-kotak-dan.pdf (neliti.com)