Anda di halaman 1dari 21

Analisis Matriks

Data Putusan
Oleh:
Tim Subdit Dukungan Penegakan Hukum
Direktorat Penanganan Permasalahan Hukum LKPP
LATAR BELAKANG
A Latar belakang, tujuan dan lingkup analisis putusan

SUMBER DATA
AGENDA B Sumber data dan informasi

HASIL ANALISIS
C Statistik hasil analisis

SIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT


D Simpulan hasil analisis dan rencana tindak lanjut
Adanya fenomena Isu “kriminalisasi” terhadap
kekhawatiran pelaku pengelola pengadaan
pengadaan dalam
melaksanakan proses
LATAR pengadaan
BELAKANG

Pengadaan barang/jasa Adanya kebutuhan untuk


termasuk jenis perkara evaluasi kebijakan
terbanyak dalam kasus pengadaan barang/jasa
korupsi di Indonesia
Mengidentifikasi modus-modus
penyimpangan yang terbukti di persidangan

Mendorong awareness publik untuk mencermati


TUJUAN putusan pengadilan terkait kasus PBJ
ANALISIS
Sebagai bahan masukan kepada pelaku
pengadaan
Sebagai bahan masukan untuk
evaluasi kebijakan pengadaan
barang/jasa
Menganalisis kronologi
perbuatan dalam proses Menganalisis Pasal yang
pengadaan barang/jasa didakwakan oleh Jaksa
yang dijelaskan dalam Penuntut Umum
Lingkup dakwaan
Analisis

Menganalisis pertimbangan Menganalisis putusan


hakim dalam kaitannya hakim dalam kaitannya
dengan klasifikasi modus dengan tuntutan Jaksa
pengadaan barang/jasa Penuntut Umum
SUMBER DATA DAN INFORMASI

147 Putusan Pengadilan Peraturan Perundang-


diakses melalui Direktori undangan
Putusan Mahkamah Agung (UU Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi,
peraturan terkait PBJP)
Pasal Dakwaan
Pasal 2 Pasal 5 Pasal 12 Pasal 12
Pasal 3
Ayat (1) Ayat (2) huruf a huruf i
TERBUKTI
Menyalahgunakan Melawan Hukum, Menerima Menerima Pegawai Negeri turut
Kewenangan memperkaya diri Pemberian atau Janji Hadiah/Janji serta dalam
sendiri/org lain/ (Menerima Suap) pemborongan,
korporasi, merugikan pengadaan atau
keuangan negara/ persewaan
perekonomian
negara

Jumlah Kasus: 123 Jumlah Kasus: 14 Jumlah Kasus: 1 Jumlah Kasus: 1 Jumlah Kasus: 1

Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 Pasal 2 Ayat (1), Pasal 3 dan Pasal 9
TIDAK
TERBUKTI Jumlah Kasus: 6 Jumlah Kasus: 1

• Tidak ada kerugian keuangan negara


• Tidak ada kehendak untuk memperoleh suatu keuntungan baik bagi dirinya sendiri, orang lain atau suatu
korporasi
• Perbuatan yang bersifat administratif
• Perbuatan terdakwa yang bukan perbuatan melawan hukum, misalnya hanya menunjukkan tempat
pembelian barang
No Klasifikasi Permasalahan Jumlah
1 Ketidaksesuaian Hasil Pekerjaan 142
2 Persekongkolan 111
3 Kesalahan PPK 86
4 Pinjam Bendera/Subkon/Pengalihan 78
5 Kesalahan Penyedia 48
Klasifikasi 6 Kesalahan dalam HPS 38
7 Proses Pemilihan 37
Permasalahan 8 Kesalahan POKJA 31
9 Gratifikasi 25
10 Kesalahan PPHP 20
11 Pemalsuan 18
12 Diskriminatif 18
13 Intervensi 15
14 Mark-up Harga 7
15 Spesifikasi Teknis 7
16 Kesalahan Konsultan Pengawas 6
17 Kesalahan Tim Teknis 1
18 Lelang Fiktif 1
Hasil Pekerjaan
Persekongkolan
142 Kesalahan PPK
111
86
Spesifikasi teknis hasil pekerjaan
tidak sesuai dengan kontrak
Pekerjaan belum selesai, namun
51 Persekongkolan vertikal
Detail pembayaran 100%.
Volume pekerjaan tidak sesuai PPK lalai dalam mengendalikan kontrak
Permasalahan kontrak
16 Persekongkolan horizontal
PPK tidak cek pasar (update) atau riviu untuk HPS
Manipulasi hasil pekerjaan 22 Persekongkolan gabungan PPK Mark-up HPS
Dokumen kelengkapan hasil PPK tidak melakukan riviu spektek
pekerjaan tidak lengkap
PPK tidak melakukan kaji ulang/ review
Pemalsuan dokumen hasil
pekerjaan/pelaksanaan kontrak PPK tidak mendenda keterlambatan
Panitia/penanggung jawab Mengubah spesifikasi teknis yang tidak sesuai
fisik/lainnya tidak membuat dengan kebutuhan/fungsi
laporan hasil pekerjaan Tidak dilakukan addendum kontrak
Addendum kontrak tidak sesuai ketentuan
Pinjam bendera/
subkon/
pengalihan
Kesalahan
78 Penyedia
Kesalahan dalam HPS
Detail Pinjam Perusahaan
48
Permasalahan
Pengalihan pekerjaan
Penyedia yang menandatangani
dokumen bukanlah pihak yang
38
Subkon pekerjaan utama
sah Tidak menyusun HPS
Subkon tanpa persetujuan PPK Penyedia wanprestasi HPS disusun tanpa keahlian dan/ atau tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
Selisih pembayaran ke Penyedia HPS dibuat oleh Penyedia

Laporan progres pekerjaan tidak HPS disusun tanpa melakukan survey


sesuai dengan realisasi Penyusunan HPS tidak memperhitungkan diskon
HPS disusun hanya dari 1 sumber
Mark-up HPS
Modus
Penyimpangan No Klasifikasi Modus Jumlah Klasifikasi Modus Jumlah

Persekongkolan antar penyedia 13


Pekerjaan belum selesai, namun
1 Pinjam perusahaan 43 10
pembayaran 100%
Proses pemilihan tidak sesuai prosedur 7
Pinjam Perusahaan 9
Pekerjaan belum selesai, namun
2 41 PPK tidak cek pasar (update) atau riviu
Dari setiap klasifikasi modus dalam pembayaran 100% 6
untuk HPS
putusan, mayoritas tidak berdiri
sendiri, ada irisan modus lain yang PPK tidak cek pasar (update) atau riviu
7
dilakukan, yang mungkin saja 3 Selisih pembayaran ke Penyedia 35 untuk HPS
mencerminkan tindak pidananya
Subkon pekerjaan utama 4
Spesifikasi teknis hasil pekerjaan tidak
4 34 Persekongkolan antar penyedia 5
sesuai dengan kontrak

Pinjam perusahaan 5
5 PPK lalai dalam mengendalikan kontrak 31
Persekongkolan antar penyedia 4
Pinjam perusahaan 7
6 Proses pemilihan tidak sesuai prosedur 30 PPK tidak cek pasar (update) atau riviu
6
untuk HPS
Kronologis
Putusan Nomor
25/PID.TK/2013/PN.TK Terdakwa DA selaku Kasubbag Belanja Bagian Keuangan
Kabupaten Pesawaran, yang melakukan verifikasi proses pelelangan telah
pencairan dana. Terdakwa tidak pernah ikut dalam direkayasa oleh BJ (KPA) untuk
kegiatan proses Pengadaan Mobil Dinas Bupati memenangkan CV. PP
Pesawaran TA 2010.
Dakwaan:
Pasal 2 Ayat (1) subsidair
KPA melibatkan pembelian mobil Dinas dilakukan oleh
Pasal 3 UU Tipikor
Terdakwa karena KPA dengan meminta tolong pemenang lelang adalah
Terdakwa pernah Terdakwa untuk menunjukkan CV. PP, akan tetapi yang
kuliah di Jakarta tempat pembelian mobil di Jakarta melakukan pembelian satu
dianggap lebih tahu, (Terdakwa tidak ikut ke Jakarta), unit mobil adalah KPA
dan Terdakwa karena showroom di Lampung tidak
adalah adik Bupati menjual jenis mobil tersebut

(Putusan Tidak Terbukti)


inkracht pelaksanaan kegiatan pengadaan mobil dinas
Dakwaan
tidak ada mark up harga atau Perbuatan yang dilakukan terdakwa (turut serta
penggelembungan harga, dan tidak ada dengan KPA) seharusnya dilakukan oleh Pemenang
keuntungan yang diperoleh baik oleh lelang (CV. PP), sehingga sebagai Kepala Sub Bagian
Terdakwa maupun oleh BJ. Belanja Keuangan telah menyalahgunakan
kesempatan yang ada padanya karena
kedudukannya
Kronologis
Putusan Terbukti Terdakwa tidak pernah melakukan pelelangan
namun telah menandatangani Pengumuman
Terdakwa M selaku Ketua Panitia PBJ, Lelang, Undangan Penawaran Harga, Cek List, BA
Putusan Nomor Pengadaan Obat-obatan dan Alat-alat Aanwijzing, BA Pembukaan Sampul Penawaran, BA
Kesehatan Habis Pakai TA 2006 dan 2007 Evaluasi Penawaran, BA Penetapan Pemenang, Usul
01/PID.SUS/TPK/2013/PN- pada BLU RSU dr. Fauziah Bireuen Calon Pemenang dan Pengumuman Pemenang
BNA Lelang

Lelang dimenangkan 4
BA Penerimaan Barang dan BAST rekanan, SPMK dan Kontrak dilakukan Terdakwa agar
Barang yang ditandatangani oleh ditandatangani oleh E selaku hutang rumah sakit terkait
Ketua Panitia Penerimaan Barang
PA. Dokumen fiktif proses obat-abatan dan alat-alat
bersama dengan rekanan, seolah- kesehatan kesehatan habis
pemilihan menjadi dasar
olah telah menerima barang pakai pada Apotik A dan gas
lahirnya dokumen fiktif
padahal Ketua Panitia Penerimaan oksigen terapi pada Toko AB
Barang tidak pernah menerima berikutnya untuk
kelengkapan pencairan uang dapat dilunasi
apapun dari rekanan
100%

• Total pembayaran seluruhnya sebesar Rp. 1.926.584.711.


• PA menggunakan untuk membayar hutang pada Apotik A dan Toko AB dengan total
Rp. 1.840.542.950,-
• sisa sebesar Rp. 86.041.761 digunakan oleh PA untuk fee perusahaan, sedangkan
selebihnya dikuasai oleh PA
Putusan Nomor
01/PID.SUS/TPK/2013/PN-
BNA

Dakwaan: Putusan Tingkat I


Nomor 01/PID.SUS/TPK/2013/PN-BNA
Pasal 2 Ayat (1) subsidair
Pasal 3 UU PTPK • Terbukti Pasal 3 UU PTPK
• Pidana Penjara 1 Tahun

Putusan Kasasi
Nomor 1994 K/PID.SUS/2014
Pidana Penjara 1 Tahun

inkracht
Kronologis
Putusan Nomor
05/PID.TIPIKOR/2013/PN. AB Terdakwa sudah Secara administrasi barang
Terdakwa SAB sebagai
berupa alat uji sampel 1 unit
Kontraktor/Direktur CV. EV dalam menerima
Atomic Absorbtion
pekerjaan pengadaan alat-alat ukur pembayaran 100% Spectrofotometer (AAS)
pada Kantor Lingkungan Hidup sebesar Rp. sudah dilakukan serah
Kabupaten Buru T.A 2010. 629.206.360. terima barang kepada
Kantor LH Kabupaten Buru
6 Maret 2011
Distributor telah memberikan Namun fakta saat ini barang
kemudahan bagi terdakwa untuk tersebut sudah tidak ada di
melakukan pembayaran harga Kantor LH Kab. Buru, karena
barang setelah pencairan dana sudah diambil kembali oleh
proyek. ternyata terdakwa tidak pemiliknya, yakni pihak PT.
melakukan pembayaran atas alat TP (distributor) karena
Putusan uji sampel 1 unit AAS sebesar Rp terdakwa belum
450.000.000,- membayarnya
1. Penjara 2 tahun 31 Juli 2010 (tanggal mundur)
2. Denda Rp. 50.000.000,00 Diterimanya alat uji sampel 1 unit AAS dari pihak rekanan tidak disertai faktur
3. Uang pengganti Rp. 619.239.950,91 pembelian, kemudian dibuat BAHP barang (tanggal mundur), hal ini
menunjukkan adanya kerjasama antara Panitia Pemeriksa Barang, PPK, PPTK
Inkracht serta Kepala Badan LH Kabupaten Buru yang didasarkan pada kesadaran dan
pengetahuan yang sama untuk melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh
suatu peraturan perundang-undangan
Kronologis
Putusan Nomor
1049/Pid.B/2010/ 1 Mei 2006

PN.Smda Pengadaan Alat Kesehatan berupa CT.Scan, RSUD HPS hanya dibuat di selembar kertas, tidak ada keterangan
kegiatan yang akan dilaksanakan, tidak mencantumkan
AW. Syahranie Samarinda bersumber APBD
nama panitia pengadaan, tidak
Propinsi Kalimantan Timur, pagu anggaran
Pengadaan Alat dibuat perincian harga, hanya ditandatangani oleh ketua
sebesar Rp. 23.278.500.000.- Panitia Pengadaan, tidak ditetapkan oleh KPA
Kesehatan berupa CT
Scan Multi Slice RSUD
AW. Syahranie Samarinda 28 Maret 2007 21 September 2006 11 September 2006
2006
Dalam evaluasi dokumen penawaran
Terdakwa memesan Alat CT Scan
Terdakwa AJB selaku terdapat 5 perusahaan yang lolos
kepada PT.Siemens Indonesia
Direktur PT. PTU diantaranya PT. PTU dan PT. NCP.
berdasarkan surat pemesanan
menyerahkan alat PT. PTU dinyatakan sebagai
barang/PO dengan nilai kontrak
kesehatan CT Scan pemenang nilai kontrak
sebesar Rp. 12.577.125.000,-
Rp. 20.379.700.000,-

9 Mei 2007 Terdakwa akan mengembalikan selisih


audit BPKP yang menyatakan harga Peralatan sesuai Surat
adanya harga terlalu mahal Pemborongan Pekerjaan tanggal 21
dilakukan negosiasi ulang harga September 2006 dengan nilai harga
barang menghasilkan wajar sebagaimana ditetapkan oleh
kesepakatan harga Keputusan Pengadilan yang sudah
Rp. 18.051.220.250 berkekuatan hukum tetap
Dakwaan
Putusan Nomor HPS hanya dibuat di selembar kertas tanpa adanya keterangan kegiatan yang
1049/Pid.B/2010/PN. akan dilaksanakan, tidak mencantumkan nama Panitia Pengadaan dan tidak
dibuat perincian harga, hanya ditandatangani oleh Ketua Panitia Pengadaan,
Smda dan tidak ditetapkan oleh KPA

Pengadaan Alat Kesehatan


berupa CT Scan Multi Slice Dalam evaluasi dokumen penawaran terdapat 5 perusahaan yang lolos
RSUD AW. Syahranie diantaranya PT. PTU dan PT. NCP. Terdakwa merupakan Direktur Utama PT.
Samarinda 2006 PTU dan Komisaris Utama PT. NCP, sehingga semestinya kedua perusahaan
dinyatakan gugur.

Dokumen penawaran PT. PTU tidak terdapat Surat Dukungan Bank, namun
hanya pertimbangan Bank Mandiri untuk membiayai sebelum
penandatanganan kontrak. Terdakwa melakukan pemesanan Alat CT Scan
kepada PT. Siemens Indonesia berdasarkan surat pemesanan barang/PO

RSUD menerima surat dari BPKP Perwakilan Kalimantan Timur perihal Audit
operasional atas pengadaan CT Scan yang dinyatakan bahwa terdapat harga
yang tidak wajar (terlalu mahal).
Pertimbangan
Hakim Putusan
Nomor
1049/Pid.B/2010/ Nilai HPS adalah terbuka dan tidak bersifat rahasia, yang merupakan tanggung
jawab dari Panitia Pengadaan, maka perbuatan yang tidak menyusun HPS secara
PN.Smda formal, tidak dapat dimintakan pertanggung jawaban kepada Terdakwa

Pengadaan Alat
Kesehatan berupa CT Penyedia mampu mengadakan alat CT Scan dan dapat digunakan, sehingga
Scan Multi Slice RSUD perbuatan administratif berupa surat dukungan dari bank merupakan tanggung
AW. Syahranie Samarinda jawab dari Panitia Pengadaan terkait dengan evaluasi penawaran
2006

Terdakwa sebagai Direktur Utama PT. PTU dan Komisaris Utama PT. NCP yang
sama-sama mengajukan penawaran, seharusnya merupakan tanggung jawab dari
Panitia Pengadaan dalam proses evaluasi

Adanya kemahalan harga, seharusnya pihak yang dirugikan mengajukan gugatan


perdata. Oleh karenanya terdakwa haruslah dinyatakan lepas dari segala tuntutan
hukum.
Putusan Hakim

Putusan Nomor Amar Putusan


1049/Pid.B/2010/PN. • Terdakwa terbukti, akan
Smda tetapi perbuatan tersebut
bukan merupakan tindak
pidana
Pengadaan Alat Kesehatan
berupa CT.Scan Multi Slice
• Melepaskan Terdakwa oleh
RSUD AW.Syahranie karena itu dari segala
Samarinda 2006 tuntutan hukum

Putusan Kasasi
1990K/Pid.Sus/2012

Putusan Peninjauan Kembali


70 PK/PID.SUS/2016
Putusan Kasasi
1990K/Pid.Sus/2012
dan
Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Samarinda Nomor
Putusan Peninjauan 1049/Pid.B/2010/PN.Smda
Kembali Nomor 70
Putusan Kasasi Mengadili Sendiri:
PK/PID.SUS/2016 1990K/Pid.Sus/2012 1. Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
2. Pidana penjara selama 6 tahun dan denda sebesar
Rp.400.000.000,00 subsider pidana kurungan selama 6 bulan;
3. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 6.698.950.997,50
Pengadaan Alat Kesehatan
berupa CT Scan Multi Slice
RSUD AW. Syahranie Putusan Peninjauan Kembali Nomor 70
Samarinda 2006 PK/PID.SUS/2016

Fakta persidangan sesuai hasil audit BPKP, terdapat Amar Putusan


kemahalan harga yang diajukan oleh Terpidana
sehingga Negara dirugikan, walaupun Terpidana telah
Menolak permohonan
menawarkan negosiasi ulang atas kemahalan harga Peninjauan Kembali
tersebut, akan tetapi penawaran Terpidana tersebut dari Pemohon
dilakukan setelah adanya “temuan mark up harga” oleh Peninjauan
BPKP Perwakilan Kalimantan Timur di Samarinda,
dengan demikian perbuatan pidana “korupsi” sudah Kembali/Terpidana AJB
selesai dilakukan oleh Terpidana
Simpulan dan
Rencana Tindak
Lanjut SIMPULAN
Dalam kasus tindak pidana korupsi
pengadaan barang/jasa mayoritas
terdapat lebih dari satu klasifikasi modus

RENCANA TINDAK LANJUT


Penajaman dan pembahasan pada
aspek lainnya dalam analisis putusan
korupsi pengadaan barang/jasa, misalnya HARAPAN
terkait disparitas pidana yang dijatuhkan - Putusan Pengadilan lebih mudah diakses
Hakim dan dipahami
- Kolaborasi banyak pihak dalam mengawal
pengadaan barang/jasa sesuai dengan
lingkup kewenangan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai