Eny Budi Sri Haryani1), Catur Pramono Adi2), Aris Kabul Pranoto2),
Pola S.T. Panjaitan2), Anasri Tanjung2)
1
Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Jakarta
2
Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang
*Korespondensi : eny.bs_haryani@yahoo.com
ABSTRAK
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Karawang belum dimanfaatkan secara produktif untuk
pemberdayaan masyarakat. Bagaimana memanfaatkan DAS Citarum untuk budidaya ikan
merupakan permasalahan penting. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitar DAS Citarum dan tingkat adopsi teknologi; (2) potensi dan
pemanfaatan lahan budidaya ikan patin (Pangasius sp.) di sekitar DAS Citarum; (3) kondisi
kelembagaan masyarakat dan rekomendasi kebijakan untuk pemberdayaan masyarakat.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi pustaka, dengan
penentuan responden purposive random sampling. Hasil penelitian: (1) kondisi sosial ekonomi
dan tingkat adopsi teknologi masyarakat mendukung untuk budidaya ikan patin; (2) potensi
kolam budidaya ikan patin terbuka dan dapat dikembangkan; (3) kelembagaan masyarakat
memadai, namun perlu dukungan modal (pinjaman lunak), sehingga diperlukan regulasi untuk
mempermudah ijin penggunaan lahan kolam, pembinaan kelembagaan secara terus menerus
dan pembinaan usaha secara profesional.
Kata Kunci: DAS Citarum; ikan patin (Pangasius sp.), Karawang.
ABSTRACT
The Citarum watershed in Karawang has not been used productively to empower the
community. How to use the Citarum watershed for fish cultivation is an important issue. The
purpose of this study was to determine: (1) the socio-economic conditions of the community
around the Citarum watershed and the level of technology adoption; (2) the potential and
utilization of catfish (Pangasius sp.) cultivation ponds around the Citarum watershed; (3)
condition of community institutions and policy recommendations for community empowerment.
Data was collected through interviews, observations and literature studies with the
determination of respondents purposive random sampling. The results of the study: (1) socio-
economic conditions and the level of community technology adoption support for catfish
cultivation; (2) the potential for catfish culture ponds is open and can be developed; (3)
adequate community institutions, but need capital support (soft loans), so that regulations are
needed to facilitate permits for land use for catfish farming ponds, continuous institutional
building and professional business development.
Keywords: Citarum watershed, Karawang, catfish (Pangasius sp.).
1
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
Ketigabelas kabupaten/kota tersebut adalah Dari hasil penelitian (Adi et al., 2020) yang
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung telah dipresentasikan di workshop
Barat, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten internasional (EMBRIO-IPB) namun belum
Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota dipublikasikan, bahwa telah dilakukan uji
Bandung, Kota Cimahi, sebagian Kabupaten budidaya ikan menggunakan air DAS
Sumedang, sebagian Kabupaten Cianjur, Citarum di Karawang, dengan tiga jenis ikan
sebagian Kabupaten Bogor, sebagian uji yaitu ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila
Kabupaten Sukabumi, sebagian Kabupaten (Oreochromis niloticus) dan ikan patin
Subang dan sebagian (Pangasius sp.), hasilnya bahwa kualitas air
Kabupaten Garut. Selain menjadi sumber air DAS Citarum masih aman untuk budidaya
baku untuk air minum, Sungai Citarum juga ikan dan diantara ikan uji tersebut, ikan patin
sumber air irigasi untuk ratusan ribu hektar yang tingkat toleransinya paling tinggi
sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau terhadap kualitas air DAS Citarum.
Jawa dan Bali (Ardha et al., 2020; Satgas PPK Bahwa ikan patin merupakan jenis ikan
DAS CITARUM, 2021). konsumsi yang hidup air tawar, yang
DAS Citarum adalah DAS terluas dan memiliki nilai ekonomis tinggi baik untuk
terpanjang di Provinsi Jawa Barat. Air dari domestik maupun tujuan ekspor
DAS Citarum adalah sumber utama bagi (Suryaningrum, 2008). Sebagai contoh ikan
waduk Jatiluhur, waduk besar di Jawa Barat, patin jambal (Pangasius djambal) merupakan
yang berada di Kabupaten Purwakarta, ikan asli Indonesia, selain banyak diminati di
dimana di waduk tersebut telah banyak dalam negeri, namun juga memiliki peluang
dikembangkan budidaya ikan menggunakan besar untuk diekspor (Andriyanto et al.,
karamba jaring apung (KJA) (Anas et al., 2012). Disisi lain, selain sebagai komoditas
2017; Fitri et al., 2016). Pengelolaan potensi ekspor, juga merupakan jenis ikan konsumsi
sumber DAS sungai Citarum di wilayah air tawar, yang merupakan komoditas
Karawang belum dapat diaplikasikan secara unggulan (Susanti et al., 2017). Spesies ikan
optimal untuk meningkatkan produktivitas patin yang populer dibudidayakan di
budidaya perikanan. Namun apabila akan Indonesia adalah ikan patin siam (Pangasius
memanfaatkan DAS Citarum untuk kegiatan hypophthalmus) (Dinas Perikanan Kabupaten
produktif dalam rangka pemberdayaan Karawang, 2017; Pratiwi, 2014).
masyarakat, harus dilakukan dengan hati-hati Dalam hal permintaan benih ikan patin
dan memperhatikan keseimbangan cukup besar, misalnya di Provinsi Jawa Barat
lingkungan, karena aktivitas manusia diproyeksikan mencapai lebih dari 1 milyar
seringkali mengakibatkan pencemaran pada ekor pada tahun 2018 (Dinas Perikanan dan
perairan (Suharto et al., 2019). Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2019). Oleh
Berdasar data bahwa air di sepanjang sebab itu usaha dibidang pendederan ikan,
DAS Citarum telah tercemar, dengan Indeks khususnya yang menghasilkan benih ikan
Kualitas Air (IKA) sungai Citarum pada patin siap tebar, memiliki prospek besar
Tahun 2018 adalah 33,43, artinya tercemar kedepannya (Afriani, 2016; Andriyanto et al.,
sedang, yang menunjukkan adanya perbaikan 2012). Disamping itu juga usaha
status mutu sungai, yang semula kategori pemeliharaan induk ikan patin, memiliki
tercemar berat menjadi tercemar sedang dan prospek yang baik kedepan, karena
hingga saat ini terus membaik (Satgas PPK permintaan benih juga besar (Badriyah,
DAS CITARUM, 2021). Sementara itu 2019). Sedangkan untuk pembesaran ikan
Kondisi curah hujan di sekitar DAS Citarum patin, tidak hanya dilakukan melalui teknik
adalah 500 – 4000 mm pertahun, dengan KJA, namun juga pembesaran ikan patin
musim kemarau pada bulan Mei sampai melalui budidaya di kolam (Febrianty, 2020),
dengan September, musim hujan pada bulan misalnya dengan memanfaatkan sumber air
Oktober sampai dengan April (Kementerian dari DAS Citarum. Karena kualitas air DAS
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2019). Citarum, menurut (Adi et al., 2020), bahwa
2
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
perairan umum tersebut masih layak untuk Pada dasarnya budidaya ikan patin di
budidaya jenis ikan tertentu, diantaranya jenis DAS Citarum dapat dilakukan dengan KJA di
ikan patin. Bahwa dalam budidaya ikan patin, badan sungai, atau dilakukan di kolam dengan
kualitas air memiliki korelasi yang sangat lahan disekitar DAS, dengan sumber air dari
penting untuk peningkatan kinerja DAS tersebut (Adi et al., 2020). Namun ada
pertumbuhan ikan patin (Pratiwi, 2014). permasalahan yang mungkin timbul bila
Karena kualitas air DAS Citarum masih budidaya ikan patin dilakukan di KJA
layak untuk budidaya ikan tertentu (Adi et al., dibadan sungai Citarum adalah: (1) adanya
2020), berikutnya yang perlu diketahui adalah organisme yang menempel pada jaring; (2)
kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat lolosnya ikan sebagai predator/sumber
dan tingkat adopsi teknologinya. Karena penyakit; (3) penurunan kualitas air; (4)
setiap kegiatan budidaya dengan pencurian; (5) kerusakan jaring sebagai akibat
menggunakan perairan umum, misalnya DAS angin dan gelombang; (6) pengotoran
Citarum, pasti ada resikonya, yang harus perairan oleh material karamba yang sudah
diantisipasi bila nanti menimbulkan dampak tidak digunakan; (7) konflik antar pemanfaat
negatif (Fitri et al., 2016; Hamzah et al., perairan, dan (8) sulit mendapat ijin dari
2016). Demikian juga pasti akan ada risiko otoritas pengelola DAS Citarum (Adi et al.,
sosial yang mungkin bisa terjadi dikemudian 2020; Anas et al., 2017; Kurniasari et al.,
hari, khususnya apabila telah menyebabkan 2020). Oleh sebab itu rekomendasi (Adi et al.,
dampak negatif (Kurniasari et al., 2020). 2020), bahwa teknik budidaya ikan patin yang
Begitu besar prospek budidaya ikan tepat untuk dilakukan di DAS Citarum yang
patin di kolam dengan sumber air DAS melintasi Karawang adalah budidaya di lahan
Citarum dan mengingat masyarakat di kolam disekitar DAS Citarum tersebut,
sepanjang DAS Citarum di Karawang cukup dengan terlebih dahulu dilakukan perlakuan
banyak yang belum sejahtera, bahkan air dalam tandon agar kualitas airnya layak.
tergolong miskin, maka upaya pemberdayaan Melakukan upaya pemberdayaan
ekonomi masyarakat sangat penting (DKP masyarakat disekitar DAS Citarum di
Karawang, 2017), dengan memanfaatkan Karawang, agar hasilnya efektif dan
DAS tersebut. Pemerintah melalui program membawa manfaat dalam peningkatan
pemberdayaan masyarakat, telah mencari ekonomi masyarakat, bagaimana potensi
berbagai alternatif untuk mensejahterakan budidaya ikan patin dalam kolam disekitar
warganya yang bermukin di sepanjang DAS DAS Citarum di Karawang dan bagaimana
Citarum. Disisi lain, bahwa usaha budidaya memberdayakan masyarakat setempat agar
ikan di KJA di Waduk Jatiluhur, yang sejahtera, dengan memanfaatkan air DAS
merupakan waduk yang menampung air DAS Citarum untuk budidaya ikan patin,
Citarum, telah ditutup karena pertimbangan merupakan permasalahan penting. Oleh sebab
penurunan kualitas lingkungan (Prinajati, itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan
2019). Oleh sebab itu pemerintah daerah untuk mengetahui: (1) kondisi sosial ekonomi
setempat, dimana DAS Citarum melintasinya, masyarakat sekitar DAS Citarum dan tingkat
berupaya tetap memberdayakan adopsi teknologi; (2) potensi dan pemanfaatan
masyarakatnya, tidak hanya yang terkena lahan budidaya ikan patin (Pangasius sp.) di
dampak penutupan Jatiluhur untuk budidaya sekitar DAS Citarum; (3) kondisi
dengan KJA, namun juga untuk masyarakat kelembagaan masyarakat dan rekomendasi
Karawang yang tinggal disepanjang DAS kebijakan untuk pemberdayaan masyarakat.
Citarum yang belum sejahtera. Sehingga
masyarakat kemudian dapat diberikan METODE PENELITIAN
alternatif usaha dengan menggunakan DAS Tempat, Waktu dan Peralatan
Citarum melalui budidaya ikan patin dalam Penelitian ini merupakan studi kasus di
kolam dan tidak dalam KJA (Febrianty, 2020; DAS Citarum yang melintasi Kabupaten
Imansyah, 2012). Kerawang, Provinsi Jawa Barat, dengan fokus
3
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
di Kecamatan Jayakerta. Menurut (Adi et al., berkumpul. Setelah berkumpul dan dalam
2020) menyatakan bahwa di wilayah tersebut rangka menyamakan persepsi, kemudian
ikan patin dapat dibudidayakan dengan teknik mereka diberikan pemahaman tentang
budidaya dalam kolam, memanfaatkan air maksud dan tujuan penelitian, dijelaskan juga
DAS Citarum, karena kualitas airnya masih hal-hal teknis terkait arti penting DAS
layak. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan Citarum, budidaya ikan konsumsi, khususnya
dari bulan April sampai dengan Desember ikan patin dan penjelasan lainnya yang terkait.
2019. Peralatan penelitian yang digunakan, Setelah mereka memahami maksud dan
diantaranya lembar isian kuesioner dan tujuan penelitian dan beberapa hal teknis yang
peralatan tulis menulis untuk pelaksanaan terkait, kemudian para responden diberikan
wawancara responden dan pelaksanaan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner
observasi, disamping itu juga penggunaan yang pengisiannya dipandu oleh tim peneliti,
buku-buku pustaka dan jurnal ilmiah terkait. sekaligus kemudian dilakukan wawancara.
Pengambilan Data dan Analisa Data Keseluruhan anggota RTP di wilayah tersebut
Untuk melihat kondisi sosial ekonomi berjumlah 250 RTP dan wawancara langsung
masyarakat sekitar DAS Citarum yang kepada masyarakat dilakukan pada beberapa
melintasi Karawang, pada penelitian ini anggota RTP.
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pemilihan responden dilakukan secara
Menurut (Sugiyono, 2020) metode penelitian purposive sampling. Teknik penentuan
kualitatif adalah metode yang digunakan sampel dan pengumpulan data untuk populasi
untuk meneliti pada kondisi objek yang pada studi ini dilakukan dengan teknik
alamiah, dimana peneliti adalah instrumen pengambilan sampel dengan pendekatan
kunci dan hasil penelitian lebih menekankan multi stage random sampling. Pada tahap
makna dari pada generalisasi. Pada penelitian pertama pengambilan sampel dilakukan
ini dilaksanakan dengan pengisian kuesioner, dengan menggunakan metode purposive
wawancara dan observasi langsung kondisi sampling kemudian dilanjutkan dengan
sosial ekonomi masyarakat untuk simple random sampling. Sampel yang
mendapatkan data primer (Anggito & diambil minimal sebanyak 5% dari total
Setiawan, 2018; Sekaran & Bougie, 2019). populasi sesuai dengan Tabel 1 (Anggito &
Pengisian kuesioner dan wawancara Setiawan, 2018; Sugiyono, 2020).
diakukan disekitar DAS Citarum, khususnya Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Untuk
di Kecamatan Jayakerta, desa Kemiri. Responden.
Responden yang diberikan kuesioner dan Jumlah Jumlah
diwawancara berjumlah 40 (empat puluh) Populasi Sampel/Responden
orang Rumah Tangga Perikanan (RTP), (orang) (orang)
adalah warga masyarakat yang bertempat 50 3
tinggal di RT 1 RW 1, merupakan lokasi yang 80 4
dilalui aliran sungai Citarum, yang 120 6
direncanakan akan digunakan untuk budidaya 250 13
ikan patin, karena memiliki lahan luas untuk Teknik pengumpulan data sekunder
budidaya ikan (Adi et al., 2020). Tempat yang digunakan pada penelitian ini adalah
tinggal para responden sangat dekat dengan library research (studi pustaka) dengan
DAS Citarum, maksimal jarak tempuh ± 5 sumber data dari lembaga terkait di
menit berjalan kaki, namun untuk transportasi Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat
sehari-hari mereka sering menggunakan dan Pemerintah Pusat, juga hasil penelitian
motor. terdahulu (skripsi, tesis, disertasi) dan dari
Penentuan responden dilakukan dengan beberapa texbooks dan jurnal ilmiah terkait.
memberikan undangan melalui ketua Untuk mengolah dan menganalisa data,
kelompok, agar warga Desa Kemiri yang menggunakan metode analisis deskriptif
bertempat tinggal di sekitar DAS Citarum kualitatif, yang meliputi empat komponen
4
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
yaitu pengumpulan data, penyajian data, tangkap dan budidaya, dengan produksi
reduksi data, dan penarikan kesimpulan, dari perikanan budidaya sebesar 43.567,50 ton
hasil tiap jawaban responden pada kuesioner dengan nilai Rp. 1.067.371.629,-. Perikanan
yang diajukan dan data-data sekunder terkait budidaya yang ada terdiri dari tambak, kolam,
lainnya (Anggito & Setiawan, 2018; Sekaran sawah/mina padi, KJA, dengan khusus
& Bougie, 2019). produksi budidaya ikan dalam kolam sebesar
2.872,08 ton dengan nilai Rp. 36.080.530,-.
HASIL DAN BAHASAN Produksi budidaya ikan yang ada, yang
Potensi menonjol untuk jenis-jenis ikan nila, mas,
Menurut (Dinas Perikanan Kabupaten mujaer, lele dan patin. Secara keseluruhan
Karawang, 2017) sebagaimana Tabel 2, sepanjang tahun 2017, khusus untuk produksi
bahwa tahun 2017 total produksi perikanan budidaya ikan patin sebesar 399,30 ton yang
sebesar 53.340,14 ton dengan nilai Rp. terdiri dari kolam dan KJA, dengan produksi
1.238.526.123.000,-. Dari total produksi ikan patin khusus di kolam sebesar 307.26
tersebut terdiri dari produksi perikanan ton.
Tabel 2. Produksi Perikanan dan Ikan Patin di Karawang Tahun 2017.
No. Jenis Produksi Produksi Tahun Nilai
2017 (Ton) (Rp x 1.000)
1. Total produksi perikanan (tangkap dan
budidaya):
- Tangkap 53.340,14 1.238.526.123
- Budidaya: terdiri tambak, kolam, 43.567,50 1.067.371.629
sawah/mina padi, jaring apung/ KJA,
dengaan jenis ikan nila, mas, mujaer, lele
dan patin.
- Khusus budidaya dalam kolam: 2.872,08 36.080.530
2. Produksi perikanan di sungai 28,76 412. 971
3. Produksi budidaya ikan patin (kolam dan 399,30
KJA):
- Khusus budidaya ikan patin dalam kolam: 307,26
Dari data tahun 2017 tersebut, terintegrasi dan tetap lestari (Belinawati et al.,
perikanan budidaya di Karawang masih dapat 2018; Tjokrokusumo, 2019). Disamping itu,
ditingkatkan, apalagi budidaya dalam kolam, pemanfaatan sumberdaya perairan dalam
karena masih banyak potensi lahan yang bentuk apapun, misalnya pengembangan
dapat dikembangkan untuk budidaya di budidaya ikan patin di kolam di sekitar DAS
kolam, misalnya untuk budidaya ikan patin. Citarum ini, harus dapat menjamin
Apalagi wilayah Karawang dilalui oleh DAS pengelolaan perikanan berkelanjutan (Adi et
Citarum, yang sumber airnya masih layak al., 2019; Haryani & Fauzi, 2019).
digunakan untuk budidaya ikan patin, karena Apabila dilihat data potensi dari (Dinas
dari hasil analisis kualitas air khususnya di Perikanan Kabupaten Karawang, 2017)
kecamatan Jayakerta, di lokasi penelitian, air sebagaimana Tabel 3, bahwa tahun 2017
sungainya layak untuk budidaya ikan patin khusus di Kecamatan Jayakerta, bahwa area
dengan terlebih dahulu diberi perlakuan budidaya yang tersedia seluas 25 hektar,
dalam tandon (Adi et al., 2020). Namun namun yang dimanfaatkan baru 21,1 hektar,
pengembangan budidaya ikan patin dalam itupun dikelola dengan cara tradisional,
kolam tersebut, harus dapat menjamin sehingga pemanfaatan lahan kolam tidak
keseimbangan lingkungan, artinya optimal. Artinya masih ada sekitar 3,9 hektar
keberadaan seluruh ekosistem di lokasi lahan, yang bisa dimanfaatkan untuk kolam
penelitian, yaitu di sekitar DAS Citarum harus budidaya, namun belum dimanfaatkan dan
5
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
dapat dikembangkan. Disisi lain, lahan RTP dapat memproduksi ikan patin 187,3 ton
budidaya yang telah dimanfaatkan juga dapat atau 187.300 kg atau 93.650 ekor (Afriani,
dialihfungsikan menjadi kolam budidaya ikan 2016; Andriyanto et al., 2012).
patin. Apalagi jenis ikan yang dibudidayakan Menurut data (Dinas Perikanan
di Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta, yang Kabupaten Karawang, 2017) sebagaimana
dominan baru ada 2 jenis ikan, yaitu ikan mas Tabel 4, bahwa tahun 2017 produksi budidaya
(C. carpio) dan mujaer (Oreochromis ikan patin di kolam sebesar 307,26 ton
mossambicus). Sehingga prospek dengan nilai Rp. 3.386.460.000,- yang
pengembangan budidaya ikan di kolam untuk tersebar di kolam ikan patin di beberapa
jenis lain, misalnya ikan patin cukup kecamatan, yaitu Batujaya, Cilebar,
prospektif (Dinas Perikanan Kabupaten Katuwaluya, Pakisjaya, Pedes dan
Karawang, 2017). Rengasdengklok, dengan produksi terbanyak
Tabel 3. Potensi dan Produksi Budidaya Ikan di Kecamatan Batujaya sebesar 107,78 . Pada
di Kolam di Kecamatan Jayakerta tahun 2017 belum berkembang dengan baik
Tahun 2017. budidaya ikan patin kolam di Kecamatan
Potensi/Jenis Ikan Luas (Ha) per Jayakerta, bahkan sampai dengan pada saat
Produksi (Ton) penelitian dilakukan. Sebelumnya sudah
Area Budidaya pernah ada namun dalam skala kecil dan
Ikan: dilakukan dalam kolam biasa, tanpa
1. Potensi 25,00 menggunakan air sungai Citarum, serta
2. Dimanfaatkan 21,10 hasilnya tidak signifikan pada kesejahteraan
3. Jumlah RTP 50 masyarakat.
4. Produksi Tabel 4. Produksi Ikan Patin di Kolam
Budidaya Ikan Berdasarkan Kecamatan di
- Mas 14,48 Karawang Tahun 2017.
- Mujair 1,79 No Kecamatan Produksi (Ton)
- Lainnya 0,47 1. Batu Jaya 107,78
Disisi lain penduduk yang bekerja 2. Cilebar 30,27
dibidang perikanan di Jayakerta berjumlah 50 3. Kutawaluya 63,65
RTP. Dengan lahan kolam yang belum 4. Pakisjaya 6,84
dimanfaatkan sebesar 3,9 hektar, apabila akan 5. Pedes 20,25
digunakan untuk budidaya ikan patin dengan 6. Rengasdengklok 79,07
kepadatan penebaran 60 ekor per m2 maka Total 307,86
dapat dibudidayakan sejumlah 23.400.000 Nilai (Rp. 11.000/kg) Rp. 3.386.460.000
ekor, yang apabila survival rate 80% maka Sebenarnya potensi lahan untuk
akan dipanen sejumlah 18.720.000 ekor. Bila budidaya ikan patin dalam kolam cukup
ukuran ikan patin hasil panen 1 kg berisi 2 tersedia. Kemudian untuk budidaya patin
ekor ikan, diperoleh 9.360.000 kg, atau 9.360 dalam KJA juga dapat dilakukan di sepanjang
ton (Andriyanto et al., 2012; Badriyah, 2019). badan sungai aliran DAS Citarum, namun ijin
Apabila masa pemeliharaan sampai penggunaan badan sungai tersebut tidak
dengan panen memerlukan waktu 8 bulan, diperbolehkan (Dinas Perikanan Kabupaten
sementara peluang pemasaran yang sudah Karawang, 2017). Oleh sebab itu
jelas pembelinya 150 ton per bulan, maka di pengembangan budidaya ikan patin dalam
wilayah Kecamatan Jayakerta dapat kolam di daratan adalah yang diajurkan,
dikembangkan budidaya ikan patin dengan menggunakan air sungai Citarum yang
prospek bisnis jelas dan menghasilkan, serta diberikan perlakuan, dengan terlebih dahulu
diharapkan dapat mensejahterakan diendapkan dalam tandon (Pratiwi, 2014).
masyarakat setempat. Kemudian apabila Sebagaimana hasil penelitian (Adi et al.,
dilihat dari jumlah RTP yang ada di 2020), bahwa kualitas air DAS Citarum layak
Kecamatan Jayakerta yaitu 50 RTP, maka 1
6
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
untuk budidaya ikan patin apabila diberi Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
perlakuan terlebih dahulu dalam tandon. Penduduk di wilayah DAS Citarum di
Hanya prospek pasar yang belum desa Kemiri yang akan digunakan untuk
diketahui dengan baik oleh masyarakat dan budidaya ikan patin ini, mata pencaharian
permodalan yang masih lemah dapat menjadi utamanya saat ini adalah pembenihan,
hambatan (Hamzah et al., 2016). Bahwa pembesaran dan penjualan ikan konsumsi
cukup prospektifnya budidaya ikan patin (ikan gurame), penjual ikan hias (ikan
dalam kolam di DAS Citarum di Kecamatan cupang), dengan pekerjaan sampingan
Jayakerta, dengan pembinaan yang baik dan berjualan makanan (misalnya ketoprak, gado-
dibantu dengan pendampingan, maka akan gado, gorengan), berdagang pakaian keliling,
memberikan hasil yang baik. penjual serangga (jangkrik), dan bertani.
Kemudian produksi ikan patin di Responden berpendapat bahwa keberadaan
Kabupaten Karawang tidak hanya diperoleh DAS Citarum sangat penting, yang selama ini
dari budidaya di kolam, namun juga dari KJA dapat digunakan untuk budidaya/pembesaran
(Tabel 5), Perairan umum (Tabel 6), bekas ikan, pembenihan ikan, penangkapan jenis-
galian C (Tabel 7). Kecamatan penghasil ikan jenis ikan sungai (ikan nilem, cere, dan
patin, untuk KJA di Kecamatan Ciampel, keting), wisata dan juga untuk berjualan.
Karawang Barat dan Klari. Untuk perairan Responden juga mengatakan bahwa kualitas
umum di Kecamatan Kerawang Barat, untuk air di DAS Citarum cukup baik, masih bisa
bekas galian C di Kecamatan Klari. Potensi digunakan untuk budidaya ikan patin yang
ini apabila dikembangkan dengan baik, dapat dilakukan dikolam, diluar area badan sungai
mendorong peningkatan produksi ikan patin. dan airnya diendapkan terlebih dahulu dalam
Bahwa upaya pemberdayaan masyarakat tandon. Menurut responden budidaya juga
merupakan langkah untuk mengembangkan dapat dilakukan di KJA langsung di aliran
potensi dan kekuatan dari sumber daya alam sungai, namun berbahaya dan penggunaan
dan sosial budaya yang dimiliki mereka. KJA dilarang (Adi et al., 2020).
Memberdayakan potensi Desa Kemiri adalah Budidaya ikan yang umum dilakukan di
pilihan tepat, yaitu memberdayakan potensi desa Kemiri adalah budidaya ikan gurame,
lahan kolam budidaya ikan patin (Widjajanti, nila, mas, lele, bawal, ikan hias, dan belum
2011). pernah dilakukan budidaya ikan patin.
Tabel 5. Produkasi Ikan Patin di KJA Apabila akan dilakukan budidaya ikan patin,
Berdasar Kecamatan Tahun 2017 seluruh responden menyatakan bersedia,
No. Kecamatan Produksi (Ton) mengingat sarana budidaya juga mudah
1. Ciampel 11,51 didapatkan, misalnya benih, pakan, peralatan
2. Karawang Barat 47,44 budidaya dan obat-obatan. Pemasaran hasil
3. Klari 33,09 budidaya yang siap dikonsumsi juga mudah,
Total 92,04 demikian juga pemasaran benihnya juga
Nilai (Rp.11.000/kg) Rp. 1.012.440.000 mudah, artinya budidaya ikan patin
Tabel 6. Produkasi Ikan Patin di Perairan menguntungkan (Suryaningrum, 2008).
Umum Berdasar Kecamatan Sehingga secara keseluruhan responden
No. Kecamatan Produksi (Ton) bersedia untuk melakukan budidaya ikan
1. Karawang Barat 1,20 patin dengan pembimbingan dan ada bantuan
Total 1,20 modal. Mengingat di Karawang juga
Nilai (Rp. 11.000/kg) Rp. 13.200.000 berkembang budidaya ikan patin di
Tabel 7. Produkasi Ikan Patin di Bekas kecamatan lainnya, maka upaya
Galian C Berdasar Kecamatan pemberdayaan masyarakat di sekitar DAS
No. Kecamatan Produksi (Ton) Citarum di desa Kemiri dengan melakukan
1. Klari 13,40 budidaya ikan patin disambut positif oleh
Total 13,40 warga sekitar dan perangkat desa yang ada
Nilai (Rp. 11.000/kg) Rp. 147.400.000 juga mendukung (Tjokrokusumo, 2019).
7
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
1. Budidaya ikan 500 200.000 23.000.000 360 nila, mas, Cocok dan
gurame gurame, sangat
2. Pemasaran bawal air berminat
ikan gurame tawar, patin
3. Restoran
sederhana
gurame
4. Berdagang 200 2.000.000 80 2.500.000,- nila, mas, Cocok dan
pakaian gurame, sangat
keliling bawal air berminat
5. Berdagang tawar,
gorengan mujaer,
6. Budidaya tawes,
patin di patin, ikan
empang hias
7. Budidaya ikan 440 40.000 300 patin, ikan Cocok dan
hias hias silver sangat
8. Budidaya dolar, moi berminat
patin balon
9. Penjual ikan 2.000 200 5.000.000 lele, patin, Cocok dan
hias cupang mujaer, sangat
10. Pembenihan ikan hias berminat
ikan hias cupang
cupang
11. Warung 1.800 patin, bawal Cocok dan
makanan air tawar, sangat
ketoprak, mas, lele, berminat
12. Jualan ikan mujaer,
hias cupang nila,
13. Budidaya gurame,
ikan bawal air ikan hias
tawar cupang dan
balon
8
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
9
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
10
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
11
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
12
Jurnal Airaha, Vol.11, No.01 (June 2022): 001 – 013, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
https://doi.org/10.32678/lbrmasy.v6i2.4
247
Suryaningrum, T. D. (2008). Ikan Patin:
Peluang Ekspor, Penanganan
Pascapanen, dan Diversifikasi Produk
Olahan. Squalen Bulletin of Marine and
Fisheries Postharvest and
Biotechnology, 3(1), 16–23.
https://doi.org/10.15578/squalen.v3i1.1
66
Susanti, S., Lestari, D. A. H., & Kasymir, E.
(2017). Sistem agribisnis ikan patin
(Pangasius sp) kelompok budidaya ikan
Sekar Mina di kawasan minapolitan
patin Kecamatan Kota Gajah Lampung
Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis,
5(2), 116–123.
Tjokrokusumo, S. W. (2019). Integrated
Management of Citarum River Basin: :
A Case Study toward Sustainable
Development and Community
Participation. Jurnal Hidrosfir
Indonesia, 1(2).
Widjajanti, K. (2011). Model Pemberdayaan
Masyarakat. Jurnal Ekonomi
Pembangunan: Kajian Masalah
Ekonomi Dan Pembangunan, 12(1), 15–
27.
https://doi.org/10.23917/jep.v12i1.202
13