Anda di halaman 1dari 2

Desire

Senja mulai merekah ketika tangisnya pecah di tepi Sungai Bengawan. Ghevira tertunduk sedih ketika
mengingat kekasihnya yang tak pernah kembali, Maraka. Dipangkunya segepok surat yang belum sobek
segelnya. Hanya selembar kertas dan medali yang masih ia genggam. Wanita malang itu hanya mampu
meratapi kesedihannya dan berdoa.

Ghevira Saka Pramusti, seorang gadis yang siang itu sedang menunggu di depan rumahnya. Didekapnya
sketchbook yang selalu ia bawa kemanapun. Tak lama terdengar deruan suara sepeda motor. Mesinnya
mati, lantas terdengar suara Ghevira... Ghevira.... Suara seseorang memanggil namanya. Kemudian
muncul sesosok manusia di depan gerbang. Dia adalah Maraka Gagah Prakoso, teman dekat Ghevira.
Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Maraka menjemput Ghevira setiap pagi untuk berangkat
menuju ke sekolah. Ghevira dan Maraka memang sudah menjadi teman sejak mereka duduk di taman
kanak-kanak. "Ghev! Ayo cepat!" Ucap Maraka. "Iya sebentar, Aku pamit dulu" sahut Ghevira "Ma, aku
berangkat dulu ya." Ghevira berjalan keluar pagar. Dipakainya helm yang disiapkan oleh Maraka.
Mereka berboncengan menuju ke sekolah.

Selama perjalanan mereka mengobrol. Membahas tentang pekerjaan rumah, teman sekolah, hingga
cita-cita. Tapi kali ini sepertinya Maraka sedang bersemangat untuk bercerita. Ia berangan untuk
menjadi seorang tentara ketika lulus SMA. Ghevira membalasnya dengan ia bercita-cita menjadi seorang
desainer. "Mana mungkin kamu mau jadi desainer, saat pelajaran seni budaya saja kamu selalu tidur"
ejek Maraka. "Heh! Jangan asal ngomong kamu ya! Gini-gini aku itu anak kesayangan Pak Jamal tahu!"
Balas Ghevira. "Iya deh, si paling jago gambar." Ucap Maraka. "Nah gitu tahu!" Ucap Ghevira.

Sesampainya di sekolah mereka mengikuti pelajaran dengan baik. Maraka selalu berhasil menjawab
pertanyaan guru. Ghevira hampir tak peduli dengan pelajaran, ia terlalu asik mencoret-coret buku
gambarnya dengan desain gaun yang terlintas di pikirannya. Delapan jam berlalu, bel pulang berbunyi.
Mereka berdua kembali bersama. Biasanya mereka langsung pulang, namun kali ini Ghevira mengajak
untuk bermain di taman kota. Makan siomay dan minum boba layaknya muda-mudi yang dimdu asmara.

Sesampainya di sana, mereka mencari penjual dan membeli beberapa siomay dan dua gelas boba.
Duduk di bangku taman di bawah pohon beringin. "Ghev, dua bulan lagi kita lulus. Aku berencana
tinggal di rumah pamanku" kata Maraka "Sambil menunggu pembukaan perekrutan tentara, dan
sepertinya kita akan berpisah." "Hah, kenapa mendadak sekali. Kupikir kamu akan tetap tinggal disini."
Ucap Ghevira kesal. "Aku pergi kesana karena kupikir akan lebih mudah untuk mendaftar dari daerah
pamanku" sahut Ghevira "Bagaimanapun aku tak akan melupakanmu, aku akan sering mengirimimu
surat." Jelas Maraka. Siomai dan boba sudah tak tersisa, Ghevira perlahan menghadap ke arah Maraka.
"Berjanjilah, kamu tidak akan melupakan aku. Selalu hubungi aku. Dan kumohon, jangan berpaling
dariku." Ucap Ghevira dengan mata berkaca-kaca. "Baik, aku tidak akan pernah melupakan kamu" Balas
Maraka. Mereka akhirnya pulang. Dibawah senja Ghevira terus memeluk Maraka yang
memboncengnya. Terlihat dari kaca spion wajah sedih Ghevira. Hari-hari berikutnya terus berjalan
seperti biasanya.
Dua bulan berlalu, hari kelulusan tiba. Ghevira kembali menemui Maraka. Ia mendekatinya dan
menyandarkan kepalanya di dada Maraka. "Janji!" Ucap Ghevira sambil mengangkat kelingkingnya. "Iya,
aku berjanji." Balas Maraka. Keesokan harinya Ghevira mengantar Maraka ke terminal. Bus tujuan
Surakarta-Jakarta yang mereka tunggu. Ghevira terus memasang wajah sedih, sampai Maraka merasa
tak enak hati. Bus itupun tiba, Maraka memandang wajah Ghevira kemudian mengelus kepalanya sambil
berkata "Baik-baik ya. Kejar terus cita-citamu. Jangan berhenti berusaha. Aku juga pasti akan tetap
selalu berusaha." "Hmm...." Jawab Ghevira. Maraka melangkah ke dalam bus itu. Duduk di kursi bagian
tengah. Bus itu perlahan bergerak. Maraka melambai kepada Ghevira. Ia pergi. Tangis Ghevira pecah
sesaat bus itu pergi.

Anda mungkin juga menyukai