Disusun Oleh:
Nama Kelompok :
2022
ABSTRAK
Hasil pembakaran dari ICE ini menghasilkan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan,
yaitu Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidro Karbon (HC), dan Nitrogen
Oksida (NOx). Indonesia sendiri termasuk kedalam anggota yang menandatangani perjanjian
Paris tentang kebijakan dalam menanggulangi isu perubahan iklim. Di Indonesia sendiri,
perubahan iklim sudah mulai terasa, dengan adanya pergeseran musim hujan dan kemarau,
atau sebagai contoh Kota Malang yang suhu udaranya naik sekitar 0,69 derajat celcius dalam
25 tahun terakhir (Perubahan Iklim, Perjanjian Paris, Dan Nationally Determined
Contribution, 2016). Selain itu, lingkungan yang tercemar akan mengurangi tingkat kesehatan
mahluk hidup yang ada di dalamnya. Hasil pembakaran dari ICE ini menghasilkan gas yang
sangat berbahaya bagi kesehatan, yaitu Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2),
Hidro Karbon (HC), dan Nitrogen Oksida (NOx). Indonesia sendiri termasuk kedalam
anggota yang menandatangani perjanjian Paris tentang kebijakan dalam menanggulangi isu
perubahan iklim. Di Indonesia sendiri, perubahan iklim sudah mulai terasa, dengan adanya
pergeseran musim hujan dan kemarau, atau sebagai contoh Kota Malang yang suhu udaranya
naik sekitar 0,69 derajat celcius dalam 25 tahun terakhir (Perubahan Iklim, Perjanjian Paris,
Dan Nationally Determined Contribution, 2016). Selain itu, lingkungan yang tercemar akan
mengurangi tingkat kesehatan mahluk hidup yang ada di dalamnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Internal Combustion Engine (ICE) atau mesin pembakaran dapat menyebabkan dampak
buruk bagi lingkungan, salah satu dampaknya adalah pemanasan global yang dapat
mengubah iklim suatu daerah. Dampak buruk pada lingkungan dapat disebabkan karena
penggunaan bahan bakar fosil seperti solar maupun bensin yang berlebihan. Hasil
pembakaran dari ICE ini menghasilkan gas yang sangat berbahaya bagi kesehatan, yaitu
Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidro Karbon (HC), dan Nitrogen Oksida
(NOx). Indonesia sendiri termasuk kedalam anggota yang menandatangani perjanjian Paris
tentang kebijakan dalam menanggulangi isu perubahan iklim.
Di Indonesia sendiri, perubahan iklim sudah mulai terasa, dengan adanya pergeseran
musim hujan dan kemarau, atau sebagai contoh Kota Malang yang suhu udaranya naik sekitar
0,69 derajat celcius dalam 25 tahun terakhir (Perubahan Iklim, Perjanjian Paris, Dan
Nationally Determined Contribution, 2016). Selain itu, lingkungan yang tercemar akan
mengurangi tingkat kesehatan mahluk hidup yang ada di dalamnya.
Full Electric Vehicle (FEV) merupakan salah satu dari sekian solusi yang ditawarkan
untuk permasalahan lingkungan dalam bidang teknologi otomotif. FEV sendiri merupakan
salah satu jenis dari mobil llistrik yang menggunakan energi listrik secara penuh sebagai daya
geraknya. Dari sekian jenis mobil komersial, Sporty Utility Vehicle (SUV) sebagai jenis
mobil yang digunakan untuk target penelitian, dimana SUV sendiri merupakan salah satu
jenis dari mobil keluarga yang digunakan untuk bepergian dengan rute medan berat (tanjakan
dan turunan). Pada umumnya FEV-SUV menggunakan kombinasi baterai dan Superkapasitor
dalam memenuhi bebannya.
Kombinasi dari dua jenis sistem penyimpanan energi listrik biasa disebut Hybrid
Energy Storage System (HESS), dimana teknologi ini memadukan dua jenis piranti
penyimpan energi listrik dengan karakteristik yang berbeda. Dalam penerapannya, HESS
membutuhkan strategi kontrol manajemen energi (EMS) yang tepat agar bisa memenuhi daya
beban yang diminta. Piranti penyimpan energi dalam sistem ini harus mampu bertahan
(memperpanjang umur baterai) dari berbagai faktor yang dapatmenguranginya. Adapun
faktor yang mempengaruhi umur baterai adalah dinamika arus, arus discharge yang tinggi,
dan temperatur kerja (Yin, He, et al. 2016).
Penelitian pada umumnya seperti pada penelitian Marek Michalczuk et.al. di bidang
HESS untuk mobil listrik FEV dengan Kontrol Fuzzy sebagai Kontrol EMS, tertuju pada
pembatasan arus yang mengalir pada baterai. Baterai memiliki kemampuan penyaluran arus
yang lebih kecil dibandingkan dengan Superkapasitor. Guiping Wang et.al. menggunakan
strategi Kontrol Fuzzy untuk EMS dengan menggunakan Pload (permintaan beban), SOCbat
(state of charge baterai), dan SOCsc (state of charge Superkapasitor) sebagai masukan, dan
Ksc (koefisien rasio Superkapasitor) sebagai keluaran, dengan penelitian tanpa melihat
kontur rute jalan. Data kontur jalan atau ketinggian jalan dari rute tempuh kendaraan dapat
digunakan sebagai salah satu faktor penentu besaran daya keluaran Superkapasitor yang
dapat mempengaruhi peningkatan performa baterai. Data ketinggian jalan dapat diubah
kedalam bentuk informasi jumlah tanjakan dari suatu rute, sehingga dapat memberikan
strategi kontrol yang tepat untuk Superkapasitor dalam membantu kinerja baterai dalam hal
pembatasan arus baterai.
Dalam keadaan medan berat, motor harus mendapatkan suplai energi yang tepat, guna
menjaga arus yang dihasilkan oleh baterai. Penelitian yang dilakukan menggunakan Kontrol
EMS yang terdiri dari kontrol pembatas SOC baterai dan Kontrol Fuzzy Sugeno. Kontrol
pembatas SOC baterai digunakan untuk membatasi SOC atau kapasitas dari baterai,
sedangkan Kontrol Fuzzy Sugeno digunakan sebagai pembagian daya pada masing-masing
piranti penyimpan energi. Kontrol Fuzzy Sugeno dinilai lebih mampu untuk mengatasi beban
nonlinier yang diminta oleh kendaraan. Penambahan data masukan pada EMS berupa
informasi jumlah tanjakan dengan aturan sedemikian rupa diharapkan mampu membuat
Superkapasitor terus memberikan suplai pada setiap tanjakannya.
Dalam perannya terhadap dunia otomotif, khususnya Kontrol EMS pada sistem HESS
mobil listrik, penelitian yang akan dilakukan, diharapkan mampu menyediakan kontrol yang
lebih baik untuk mobil listrik. Sehingga dari sini, 3 penelitian yang dilakukan mampu
memberikan kontribusi untuk mobil listrik jenis FEV-SUV.
1. Bagaimana menyiapkan data yang ingin dipakai sebagai masukan Kontrol Fuzzy
berupa nilai permintaan beban, dan jumlah tanjakan pada rute tempuh mobil.
2. Bagaimana merancang Kontrol Fuzzy Sugeno untuk sistem HESS mobil listrik.
3. Bagaimana pengaruh jumlah tanjakan dari rute tempuh terhadap arus keluaran baterai,
tegangan baterai, serta energi yang digunakan oleh baterai dan Superkapasitor.
1.3 Tujuan
1. Membentuk data masukan pada Kontrol Fuzzy dari data hasil pengamatan.
2. Merancang Kontrol Fuzzy yang sesuai dengan perilaku sistem HESS.
3. Menghitung dan menganalisa seberapa besar pengaruh data jumlah tanjakan terhadap
energi baterai dan Superkapasitor yang digunakan, arus keluaran baterai, serta
tegangan baterai.
1.4 Batasan Masalah
Agar tujuan dari tugas akhir tidak menyimpang, maka dibutuhkan suatu batasan-
batasan yang jelas guna mengarahkan pembahasan. Adapun batasanbatasan masalah
tersebut adalah sebagai berikut,
LANDASAN TEORI
Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah motor bakar yang
fluida kerjanya dihasilkan di dalam pesawat itu sendiri. Motor jenis ini banyak digunakan
sebagai sumber tenaga untuk menggerakan kendaraan darat, laut maupun udara. Motor
pembakaran dalam jika dilihat dari siklus kerjanya dibagi menjadi 2 yaitu motor 2 langkah
dan motor 4 langkah. Motor 4 langkah paling banyak digunakan karena lebih efisien jika
dibandingkan dengan motor 2 langkah. Prinsip kerja motor pembakaran dalam yaitu
menghasilkan tenaga dari pembakaran bahan bakar di dalam silinder.
Pada saat langkah kompresi campuran bahan bakar dan udara dibatasi oleh dinding
silinder dan torak, sehingga walaupun gas itu ingin mengembang tetapi karena ruanganya
dibatasi menyebabkan suhu dan tekanan di dalam silinder akan naik. Pada kondisi tersebut
bunga api dipercikkan oleh busi sehingga terjadi proses pembakaran. Pembakaran bahan
bakar dan udara didalam silinder akan menyebabkan panas yang akan mempengaruhi gas
yang ada dalam silinder untuk mengembang.
Dari pembakaran tersebut terjadi tekanan ke dinding silindetr dan torak, karena dibuat
tetap dan hanya torak yang bisa bergerak maka tekanan hasil pembakaran itu akan
mendorong torak dan menghasilkan tenaga gerak. Tenaga gerak inilah yang digunakan untuk
menggerakan motor.Gerakan pada piston berupa gerak translasi yang kemudian dirubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crankshaft).
Suatu motor bakar disebut motor empat langkah (four-stroke engine) karena dalam
satu proses kerja atau menghasilkan tenaga memerlukan empat kali langkah torak dalam dua
kali putaran poros engkol. Empat langkah torak yaitu langkah hisap, langkah kompresi,
langkah usaha dan langkah buang. Motor 4 langkah bekerja berdasarkan siklus Otto.
Pada motor 4 langkah terdapat mekanisme katup yang berfungsi untuk mengatur keluar
masuknya fluida pembakaran pada silinder. Siklus 4 langkah terdiri dari:
Langkah hisap adalah langkah dimana campuran bahan bakar dan udara dihisap ke
dalam silinder. Proses yang terjadi pada langkah hisap adalah posisi katup hisap terbuka
sedangkan katup buang tertutup, torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati
Bawah (TMB). Gerakan torak menyebabkan ruang didalam silinder menjadi vakum, sehingga
campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder.
b. Langkah Kompresi (Compression Stroke)
Langkah kompresi adalah langkah dimana campuran bahan bakar dan udara
dikompresikan atau ditekan di dalam silinder. Proses yang terjadi pada langkah hisap adalah
posisi kedua katup yaitu katup hisap dan katup buang tertutup, torak bergerak dari Titik Mati
Bawah (TMB) menuju ke Titik Mati Atas (TMA). Karena gerakan torak volume ruang bakar
mengecil sehingga membuat terkanan dan temperatur campuran udara dan bahan bakar di
dalam silinder naik. Poros engkol sudah berputar satu kali saat torak mencapai TMA.
Langkah buang adalah langkah dimana gas sisa pembakaran dikeluarkan dari silinder.
Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka, torak bergerak dari TMB menuju ke TMA, gas
sisa hasil pembakaran akan terdorong ke luar dari dalam silinder melalui katup buang. Saat
torak sudah mencapai TMA poros engkol sudah berputar dua kali.
Didalam motor bensin selalu diharapkan bahan bakar dan udara itu sudah bercampur
dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Pompa bahan bakar mengalirkan bahan bakar dari
tangki ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar yang harus tersedia di dalam
karburator, sebelum masuk ke dalam silinder udara mengalir melalui karburator yang
mengatur pemasukan, pencampuran dan pengangkutan bahan bakar ke dalam arus udara
sehingga diperoleh perbandingan campuran yang sesuai dengan keadaan beban dan kecepatan
poros engkol. Penyempurnaan pencampuran bahan bakar-udara tersebut berlangsung baik
didalam saluran isap maupun didalam silinder sebelum campuran itu terbakar. Campuran
yang kaya diperlukan dalam keadaan tanpa beban dan beban penuh, sedangkan campuran
yang miskin dalam keadaan operasi normal.
Gambar 2.6 Skema suatu sistem penyaluran bahan bakar
Baterai
Ignition koil
Platina
Capasitor / kondensor.
Busi
Cara kerja.
Arus bermula dari baterai masih keadaan 12V kemudian ke positif koil, keluar negatif
koil, kemuadian masuk keplatina dan kondensor, dan keluar dari platina dan kondensor
langsung ke massa. Jika nok terkena platina maka platina akan membuka dan arus terputus,
maka pada kumparan sekunder koil terinduksi dan mengeluarkan tegangan 12-25000 V,
kemudian ke busi.
CDI (CapacitorDischargeIgnition)
Sinyal itu dikirim ke CDI, yang kemudian memerintahkan busi mengeluarkan bunga
api listrik. Dengan demikian, tidak ada proses sentuhan mekanik. Sehingga tidak perlu
penyetelan ulang. Dalam CDI,sinyal pulser CDI (Capacitor Discharge Ignition), lalu diaturlah
bagaimana pengapian pada saat rpm tinggi, rendah, sedang. Dan untuk beban mesin ketika
tinggi dan beban mesin ketika rendah sebelum dilepaskan ke koil yang kemudian
mengeluarkan loncatan bunga api listrik pada busi.
Koil
Sebagai pengubah arus dari 12 V menjadi 25000 V, dengan cara induksi elektomagnetik.
Spark plug
Pada sistem pengapian CDI, pulser signal generator di pasangkan sebagai pengganti
Breaker point. Signal generator (Exciter coil) menghasilkan tegangan, yang berguna
menyalakan transistor-transistor yang ada di dalam CDI untuk memutuskan arus primer pada
ignition koil. Karena transistor yang dipergunakan maka untuk memutuskan arus primer tidak
melibatkan bagian-bagian yang bergerak saling bersinggungan, maka tak terjadi keausan
dalam sistem dan tidak terjadi penurunan tegangan yang di hasilkan.
Cara kerja 9 power yaitu menstabilkan arus listrik yang dihasilkan oleh koil ( kita
tidak tahu koil tersebut tegangannya naik turun atau stabil ). Untuk mendapatkan pembakaran
yang sempura arus tersebut harus stabil. 9 power menghilangkan frekuensi yang liar liar dan
mempersempit atau memfokus frekuensi arus llistrik didalam kabel busi sehingga menjadi
satu titik tembak ke busi dan api yang dihasilkan ridak menyebar melainkan menjadi satu
kesatuan yang tajam dan kuat. 9 power juga ikut mendorong arus tersebut sehingga 9 power
bias di katakan sebagai booster dan penguat arus.
Pembakaran baik, ledakan bunga api bagus sehingga tidak ada bensin yang terbuang
percuma ( produsen berani jamin sebesar 98% bensin terbakar sempurna, tidak ada yang
100% karena terjadi pembakaran yang sangat cepat, motormasih baru keluar dari pabrik saja
hanya sebesar 92% hingga 95% ) kerja piston menjadi tidak berat stabil dan akselerasinya
bertambah.
Fungsi 9 power sebagai berikut :
4. Bebas perawatan
5. Plug n Go
Bensin adalah hasil yang diperoleh dari permurnian nephta yang komposisinya dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk enjin (internal combustion engine). Yang dimaksud
dengan nephta adalah semua minyak angin (light oil) yang mempunyai sifat antara bensin
(gasoline) dan kerosene.
Bahan tambahan bensin yang utama adalah suatu bahan anti knocking yang sering disebut
timah (C2H5)4 Pb atau tetra ethyl selain itu ada suatu tambahan pada bensin yaitu :
a) Oxidation Inhibitor
Untuk membantu mencegah terbentuknya karat saat bensin disimpan
b) Metal Deactivators
Untuk melindungi bensin dari efek yang merugikan terhadap metal tertentu selama
proses penyulingan atau didalam sistem bahan bakar kendaraan.
d) Anti acers
Untuk menghilangkan pembekuan didalam karburator/EFI dan pipa bahan bakar.
e) Deterjen
Untuk mempertahankan kebersihan karburator/EFI pada kendaraan.
BAB III
PEMBAHASAN
Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari
penyulinganminyak bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl Lead
(TEL).Premuim mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (C 8 H 18). Premium adalah
bahan bakar jenis disilat berwarna kuning akibat adanya zat berwarna tambahan.
Penggunaann premiun pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor
bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dll.
Bahan bakar ini juga sering disebut motor gasoline atau petrol dengan angka oktan
adalah 88.adapun untuk pembakaran pada bensin premium adalah sebagai berikut:2 C 8 H 18
+ 25 O 2 → 16 CO 2 + 18 H 2O Pembakaran di atas diasumsikan semua bensin terbakar
dengan sempurna.Komposisi bahan bakar bensin, yaitu:Bensin (gasoline) C 8 H 18 4
Methanol adalah bahan bakar cair yang mengandung O , berada dalam fase cair pada
temperatur dan tekanan atmosfir. Selama ini methanol merupakan bahan baku untuk
pembuatan formalin, asam asetit dan MTBE atau Methyl Tersier Butyl Ester (C2 12 H O).
Tetapi Methanol dapat juga diperoleh dari ekstrasi biomassa dan kayu.Bilangan oktan
Methanol tiggi sehingga dapat digunakan dengan perbandingankompresi yang lebih tinggi.
(Arismunandar, 2002:163)
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Motor Bensin (Spark ignition engine) Motor bensin adalah jenis motor
pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar bensin dengan sistem
pengapian menggunakan busi. Motor bensin adalah mesinyang dikategorikan
dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustio n
engine).
B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami susun yang tentunya masih banyak
sekalikekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kamiharapkan agar tidak terulang lagi kesalahan sebelumnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan pembaca.