MENGEMUDIKAN KAPAL
001. Momen Kemudi
a) Pada kapal yang bergerak maju :
Segera setelah kemudi diputar dari kedudukan tengah-tengah kapal, pada sisi muka
daun kemudi terjadilah tekanan yang lebih besar dari pada disisi belakangnya.
Akibatnya: pada kemudi bekerja suatu gaya resultan yang besarnya tergantung dari luas
dan bentuk kemudi, kecepatan relatip kapal terhadap air. Gaya resultan ini dapat
diuraikan menjadi sebuah gaya tegak-lurus pada kemudi dan sebuah gaya sejajar pada
kemudi.
Uraian tegak-lurus (K) itulah gaya yang memutarkan kapal. Gaya tersebut bekerja pada
lengan-pengungkit kira-kira sebesar ½ P x cos a ( P = panjang kapal ).
Maka K x ½ P x cos a disebut : momen kemudi yang memutarkan kapal ke-kanan
(gambar : 1).
Setelah kapal keluar dari kedudukan seimbang, maka gerakan selanjutnya dikuasai oleh
3 buah gaya, ialah gaya pendorong S, kopel
K x a dan kopel H x b. Ketiga-tiganya bekerja pada titik berat G. (gambar : 2a)
b) Selanjutnya Gaya K yang dipindahkan ke titik berat G, dapat diuraikan menjadi gaya
pengerem yang membujur dan gaya penggeser melintang ke kiri, jika kemudi diputar
ke kanan.
Gaya inilah akan menggeserkan kapal melintang sehingga menyebabkan penambahan
tekanan pada lambung kiri.
Misalnya gaya ini adalah H1 (gambar 2a) maka untuk meneliti gerakan kapal, kita harus
juga memindahkan H1 ke titik berat kapal, sehingga terjadi kopel H1 x b tersebut di atas.
Jadi K x a dan H1 x b selalu adalah kopel yang senama (sama-sama putar kanan),
sehingga kapal akan berputar lebih cepat lagi. Oleh karenanya bertambahlah tekanan di
sisi lambung kanan.
Jika tekanan ini dipindahkan pula ke titik berat G akan memberikan kopel H 2 x C yang
merupakan kopel yang berlawanan (putar kiri).
Sekarang jika momen kopel ini sama dengan jumlah momen kedua kopel yang lain ( K
x a + H1 x b = H2 x c), jadi resultan semua kopel = nol, maka kapal akan berputar
dengan kecepatan yang sepakat ( tetap ).
c) Ketiga gaya K, H1 dan H2 yang dipindahkan ke titik berat dengan gaya pendorong S
membentuk suatu resultan yang menentukan ke arah mana titik berat itu akan bergerak.
Jadi kapal mengikuti dua gerakan ialah sebagai berikut :
I. Gerakan bergaris lurus, menurut resultan gaya-gaya K, H1, H2, dan S..
II. Gerakan berputar yang sepakat/tetap ialah dari dua gerakan sebagai resultan (K dan
H1) yang menghasilkan sebuah lingkaran.
Jadi jika kita memutar kemudi cikar ke kanan, maka kapal akan :
Untuk kepentingan mengemudi, momen lembam yang kecil itu dianggap suatu hal yang
menguntungkan.
003. Perpindahan titik-berat ketika kapal berputar; lingkaran putar.
a) Apabila gaya uraian tegak-lurus dari gaya resultan yang menimpa kemudi itu
dipindahkan ke-titik berat kapal, maka setelah kemudi itu diputar cikar, terjadilah hal-
hal sebagai berikut :
1. Laju kapal berkurang; (sampai ½ x laju semula)
2. Kapal menggeser ke samping garis haluan, keluar terhadap arah putaran; timbullah
jarak tendang (kick).
3. Kapal berputar semakin cepat, sehingga kopel-kopel itu saling meniadakan;
4. Akhirnya kapal bergerak menjalani suatu lingkaran (biasanya setelah kapal berputar
+ 90o) dengan laju konstan.
Dalam gerakan tersebut lunas kapal selalu membentuk sebuah sudut dengan garis
singgung pada edarannya, ialah dengan haluannya mengarah ke-sisi dalam dari
edaran tersebut. Sudut ini disebut sudut hanyut (drift angle)
Perjalanan yang ditempuh oleh kapal, mulai dari saat kemudi dicikar hingga saat
kapal telah berputar + 90o adalah penting sekali untuk olah gerak menghindari
sesuatu bahaya, ialah sebagai berikut:
2 x P : titik berat kapal bergerak sejajar dengan garis haluan semula disebelah luar;
haluan kapal belum bebas; ( P= panjang kapal)
3 x P : buritan kapal barulah bebas dari garis haluan semula dan kapal telah
berputar 4 a 5 surat ( 45o a 56 ½ )
4 x P : kapal telah berputar + 90o ; timbullah jarak terdepan (advance) dan jarak
pindah (transfer) (gambar: 3).
Laju kapal berpengaruh sedikit sekali terhadap besarnya linkaran putar. Waktu
yang dipeerlukan untuk berputar menjadi lebih pendek, jika laju kapal lebih besar.
006. Pengaruh kemudi pada kapal yang sedang melaju serta mesin diberhentikan
Dalam keadaan ini, hasil kemudi segera menjadi berkurang, sebab:
1. Air baling-baling tidak lagi menekan pada daun kemudi;
2. Baling-baling yang diam akan tertahan oleh air dan mendesaknya ke arah samping.
007. Pengaruh kemudi pada kapal yang sedang mundur
Pada kapal yang sedang mundur, maka pengaruh kemudi adalah berlawanan dari pada
kapal yang sedang maju. Mengemudikan kapal yang sedang mundur sangatlah sukar.
Di dalam ombak, janganlah menaruh kemudi cikar pada kapal yang sedang mundur.
LATIHAN SOAL
Buatlah masing – masing 1 soal yang berbeda dengan Taruna/I yang lain yang berkaitan
dengan topik tersebut diatas.