DISUSUN OLEH :
Nama : NOVIA ALVIONITA
Nim : 11194992110063
2. Ibu Anggrita Sari, S.SiT., M.Pd., M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mulia
Banjarmasin
3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keungan dan
Sistem Informasi Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
5. Ibu Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan lapiran ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pelayanan kessehatan dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita.
i
Banjarbaru, April 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
A. Definisi Menstruasi....................................................................4
B. Defisini Amenore........................................................................5
C. Amenore Sekunder.....................................................................5
D. Etiologi....................................................................................... 5
E. Patofisiologi............................................................................. 12
F. Manifestasi Klinik..................................................................... 14
G. Penatalaksanaan..................................................................... 15
H. Clinical Pathway.......................................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 18
A. Subjektif Data......................................................................... 18
B. Objektif Data............................................................................22
C. Analisis Data.......................................................................... 23
iii
D. Penatalaksanaan.................................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 27
BAB V PENUTUP..................................................................................... 29
A. Kesimpulan...............................................................................29
B. Saran....................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Amenore adalah tidak adanya perdarahan menstruasi. Amenore adalah ciri
normal pada wanita prepubertal, hamil, dan postmenopause. Pada wanita usia
subur, mendiagnosis amenore harus diawali dengan menentukan kehamilan
sebagai etiologi. Dengan tidak adanya kehamilan berikutnya adalah
menentukan etiologi yang lain. Amenore dapat berupa kondisi sementara,
intermiten, atau permanen akibat disfungsi hipotalamus, hipofisis, ovarium,
rahim, atau vagina (Wahida, 2015)
Hal ini sering diklasifikasikan sebagai primer (tidak adanya menarche pada
usia 15 tahun) atau sekunder (tidak adanya menstruasi selama lebih dari tiga
bulan pada anak perempuan atau wanita yang sebelumnya memiliki siklus
menstruasi reguler atau enam bulan pada anak perempuan atau wanita yang
memiliki menstruasi irreguler). Kehilangan menstruasi hanya selama 1 bulan
mungkin tidak penting untuk dinilai, tapi amenore yang berlangsung tiga bulan
atau lebih, memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Prevalensi amenore bukan
karena kehamilan, menyusui atau menopause sekitar 3% sampai 4%.
Meskipun daftar potensi penyebab amenore cukup bervariasi, namun sebagian
besar kasus disebabkan oleh empat kondisi: sindrom ovarium polikistik, amenore
hipotalamus, hiperprolaktinemia, dan kegagalan ovarium. Penyebab lainnya
jarang ditemui dalam praktik kesehatan reproduksi. Di pusat rujukan yang sangat
khusus, hanya 10 sampai 15% pasien per tahun yang terlihat dengan amenore
sekunder. (Wahida, 2015)
Kemungkinan dampak yang dapat di timbulkan akibat amenore sekunder
tergantung dari penyebab misalnya penyebab dari amenore sekunder adalah
kelainan pada rahim maka kemungkinan dapat menyebabkan kanker rahim.
(Agita Anggun, 2015). Pentingnya untuk mengetahui mengenai amenorea
sekunder adalah untuk lebih mengerti bahwa penyebab dari amenorea
sekunder tersebut tidak bisa diremehkan dan dapat berpotensi terjadinya
1
infertilitas. sehingga diagnosis penyebab sangat penting untuk penanganan
amenore sekunder lebih lanjut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang dapat
dirumuskan "Bagaimana Asuhan Kebidanan Gangguan Kesehatan Reproduksi
Pada Nn.A Usia 23 Tahun Dengan Amenore Sekunder Di Ruang Poli
Kandungan Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru?”
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan gangguan kesehatan reproduksi Pada
Nn.A Usia 23 Tahun Dengan Amenore Sekunder Di Ruang Poli Kandungan
Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjektif gangguan kesehatan reproduksi
pada Nn.A Usia 23 Tahun Dengan Amenore Sekunder Di Ruang Poli
Kandungan Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru.
b. Melaksanakan pengkajian data obyektif gangguan kesehatan reproduksi
pada Nn.A Usia 23 Tahun Dengan Amenore Sekunder Di Ruang Poli
Kandungan Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru.
c. Menentukan assessment gangguan kesehatan reproduksi pada Nn.A Usia
23 Tahun Dengan Amenore Sekunder Di Ruang Poli Kandungan Rumah
Sakit Daerah Idaman Banjarbaru.
d. Menentukan penatalaksanaan gangguan kesehatan reproduksi pada Nn.A
Usia 23 Tahun Dengan Amenore Sekunder Di Ruang Poli Kandungan
Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru.
D. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa kebidanan dapat mengerti dan memahami tentang
2
amenore sekunder sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan, tentang pentingnya
memberikan asuhan kebidanan pada pasien dengan amenore sekunder
Secara komprehensif, sehingga bisa membantu mencegah penanganan
lanjut dengan kasus amenore sekunder.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan sebagai Sarana untuk meningkatkan kesehatan keluarga
masyarakat, dan meningkatkan kemampuan masalah kesehatan terutama
Mengenai amenore sekunder Yang ada dengan sumber yang dimiliki.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai. Pada masa
seksualitas sudah siap untuk dibuahi dan memiliki keturunan. Menstruasi terjadi
saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah
terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi.
Menstruasi adalah perubahan secara fisiologis pada wanita secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi,
biasanya terjadi setiap bulan antara remaja sampai menopose. (Windari, 2020).
teratur atau lebih dari 12 bulan dengan riwayat yang tidak teratur (Novandi,
4
2016).
reproduksi mengeluhkan tidak adanya menstruasi selama lebih dari tiga bulan
reguler atau enam bulan pada anak perempuan atau wanita yang memiliki
C. ETIOLOGI
1. Sindrom Asherman
Pada sindrom Asherman, amenore sekunder terjadi setelah
kerusakan endometrium. Umumnya hal ini disebabkan kuretase berlebihan
yang kemudian menghasilkan jaringan parut intrauterin. Pola yang khas yaitu
sinekia multipel yang tampak pada histerogram. Diagnosis dengan
histeroskopi lebih akurat karena dapat mendeteksi perlekatan minimal yang
tidak tampak pada histerogram. Perlekatan dapat terjadi secara sebagian
atau seluruhnya menutup rongga endometrium atau kanalis servikalis.
Sindrom Asherman dapat juga terjadi setelah pembedahan uterus, meliputi
seksio saesaria atau miomektomi.
2. Tumor ovarium
Amenorea yang terjadi dapat disebabkan oleh tumor ovarium yang
tidak memroduksi hormon maupun oleh tumor ovarium yang memroduksi
hormon. Tumor ovarium yang tidak memroduksi hormon akan merusak
seluruh jaringan ovarium. Hormon yang diproduksi oleh tumor ovarium ialah
androgen dan estrogen. Androgen yang tinggi menekan sekresi
5
gonadotropin, sehingga menyebabkan amenorea, hirsutisme, hipertrofi
klitoris, perubahan suara, dan akne. Tumor yang memroduksi estrogen
jarang menyebabkan amenorea, namun sering terjadi perdarahan yang
memanjang akibat hiperplasia endometrium.
6. Amenore hipotalamik
6
Gangguan hipotalamus didiagnosis dengan menyingkirkan lesi
hipofisis. Gangguan ini sering berhubungan dengan keadaan yang penuh
dengan tekanan. Penyebab fungsional yang paling sering ditemukan berupa
gangguan psikis. Gangguan fungsional seperti ini paling banyak dijumpai
pada wanita pengungsi, dipenjara, sering mengalami stres, atau hidup dalam
ketakutan. Pasien dengn amenore hipotalamik (hipogonadotropin
hipogonadisme) memiliki defisiensi dari sekresi pulsatil GnRH. Tingkat
penekanan GnRH menentukan bagaimana klinis pasien ini. Penekanan
ringan dapat berhubungan dengan efek marginal dari reprofuksi, khususnya
fase luteal yang tidak adekuat. Penekanan sedang dapat menghasilkan
anovulasi dengan ketidakteraturan menstruasi, dan penekanan yang kuat
bermanifestasi sebagai amenore hipotalamik.
7. Anoreksia nervosa dan bulimia
Wanita yang mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia
nervosa dan bulimia dapat menyebabkan gangguan psikis, dan neurotik,
sehingga dapat terjadi kerusakan organ (atrofi). Bila kerusakan tersebut
mengenai hipotalamus, maka dengan sendirinya hipotalamus tidak dapat lagi
memroduksi GnRH. Pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis pun berhenti.
Akibatnya pematangan folikel dan ovulasi di ovarium tidak terjadi.
7
peningkatan CRH dan ACTH), yang menunjukkan bahwa ini merupakan jalur
dimana tekanan mengganggu fungsi reproduktif. Atlet amenore yang memiliki
kadar kortisol kembali ke rentang normal memperoleh kembali fungsi
menstrual dalam 6 bulan, kebalikan dengan atlet yang mempertahankan
kadar kortisol yang meningkat dan terus mengalami amenore.
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESITASI KLINIK
dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang
tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang
perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus. (Sabila Rosyida, 2018)
8
a. Sakit kepala
b. Galaktore (pembekuan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui.
F. KOMPLIKASI
dan tidak adanya organ reproduksi. Dengan penggunaan satu atau kombinasi
klomifen sitrat), hampir semua pasien amenorea dengan ovarium dapat dipicu untuk
G. PENATALAKSANAN
a. Anamnesis
Pasien harus ditanya tentang pola makan dan olah raga, perubahan
kronis, adanya galaktorea, dan gejala kelebihan androgen, gejala dari fungsi
9
riwayat seksual bisa membantu menguatkan hasil tes kehamilan, namun tidak
dapat mengganti hasil tes. Riwayat keluarga harus mencakup usia menarke
dan adanya penyakit kronis. Meskipun normal, untuk menstruasi tidak teratur
b. Pemeriksaan fisik
Dokter harus mengukur tinggi badan, berat badan, dan indeks massa
organ. Mukosa vagina yang tipis merupakan sugestif dari estrogen rendah.
Fitur dysmorphic seperti leher berselubung atau garis rambut rendah mungkin
c. Evaluasi laboratorium
hormone (LH), folikel stimulating hormone (FSH), prolaktin, dan hormon tiroid.
adanya estradiol endogen sekresi tidak jelas dari pemeriksaan fisik (misalnya
10
perkembangan payudara), serum estradiol dapat diukur. Jumlah darah
lengkap dan panel metabolik yang komprehensif mungkin berguna jika riwayat
2018)
dilakukan.
10 mg per hari per hari selama tujuh sampai 10 hari) dengan diberikan untuk
tradisional sangat penting bagi evaluasi. Beberapa ahli menunda pengujian ini
11
H. CLINICAL PATHWAY
MENSTRUASI
AMENORE:
Amenore Primer & Amenore Sekunder
AMENORE SEKUNDER
ETIOLOGI
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
- DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama Nn.A -
Umur 22 tahun - 2.
Agama Islam - 2.
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia -
2.
Pendidikan SMA -
Pekerjaan Mahasiswa - 2.
Alamat
Komp. Cahaya
-
2.
Idaman
2.
Keluhan Utama : Pasien mengatakan sudah tidak mendapatkan haid
selama 5 bulan dan berat badan naik turun secara drastis. Hari
pertama haid terakhir tanggal 22 November 2021
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 35 hari
c. Teratur/tidak : tidak teratur
d. Lamanya : 4-3 hari
13
e. Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
f. Dismenorhoe : ada
5. Riwayat Ginekologi
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan : pasien mengatakan tidak riwayat penyakit
sebelumnya seperti hipertensi, diabetes, asma, HIV/AIDS dan
penyakit lainnya
b. Riwayat kesehatan keluarga : pasien mengatakan keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, asma,
HIV/AIDS dan penyakit lainnya
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi :sayuran, daging,
buah-buahan, nasi, roti
Frekuensi : 3 kali
Porsi makan : 1 piring
Pantangan : tidak ada
b. Eliminasi
14
BAB
Frekuensi : 2 kali
Konsistensi : lembek
Warna : kecoklatan
Masalah : tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-5 kali
Warna : kuning keputihan
Bau : bau urin
Masalah : tidak ada
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : 2 kali
Frekuensi gosok gigi : 2 kali
15
- DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan : 57 kg
d. Tinggi badan : 160 cm
e. Tanda Vital :TD 128/78 mmHg, Nadi 80 x/menit,
Suhu 36,5 °C, Respirasi 21 x/menit
f. IMT : 22,2
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
- Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, dan tidak
mudah rontok.
- Muka : tidak pucat, tidak adanya edema dan benjolan
- Mata :simetris, sklera putih tidak ikteri, konjungtiva
berwarna merah muda
- Telinga : simetris, tidak ada serumen, dan pendengaran
baik
- Hidung : tidak adanya lendir
- Mulut :bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada caries
gigi
- Payudara :simetris kiri dan kanan, putting menonjol
- Perut :tidak ada bekas operasi
- Tungkai : tidak ada edema, dan tidak ada varices
- Genitalia : tidak terdapat pengeluaran
b. Palpasi
- Muka : tidak adanya edema dan benjolan
- Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
vena jugularis
- Payudara : tidak ada nyeri tekan
16
- Perut : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
3. Pemeriksaan Penunjang :
Rabu, 06 April 2022
17
- ANALISIS DATA
1. Diagnosa Kebidanan : NN. A usia 22 th dengan amonorrea sekunder
2. Masalah : cemas
3. Kebutuhan : KIE dan kolaborasi dengan Dokter SPOG
- PENATALAKSANAN
yaitu:
b. Berat badan 57 kg
d. Tanda Vital (TD 126/78 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36,5 °C,
Respirasi 21 x/menit).
Siringoringo 2017)
sudah dilakukan.
2. Memberikan KIE tentang nutrisi dan zat besi yang dibutuhkan pasien
dengan tidak mengkonsumsi makanan cepat saji atau instan dan juga
daging
18
dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang untuk mengatur pola
regulasi hormon tubuh. Sementara itu, aktivitas fisik dari olahraga akan
19
E/ Pasien pun mengerti dan memahami tentang amenorrea sekunder
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Asessment kasus ini selaras dengan teori menurut (Trirestuti & Puspitasari,
2018) Pendokumentasian yang termasuk assesment yaitu menggambarkan
pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi subjektif, dan objektif dalam suatu
identitasi, baik itu diagnosis atau masalah, antisipasi diagnosis atau masalah
21
potensial. Selain itu identifikasi mengenai perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada asuhan kebidanan ini adalah NN.A
Usia 23 th dengan Amenorrea Sekunder.
22
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ibu dengan berupa
pengumpulan data subjektif dan objektif, yaitu anamnesa, pemeriksaan tanda-
tanda vital, pemeriksaan fisik, dan data penunjang, menuntukan analisis untuk
mengetahui masalah dan diagnose pada pasien, serta penatalaksanan yang
telah diberikan.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
23
DAFTAR PUSTAKA
Munawaroh, Siti, dan Vivi Yosafianti Pohan. 2019. “Efektifitas Media Audio
Visual (Video) Untuk Meningkatkan Ketrampilan Pemeriksaan Fisik
Pada Mahasiswa S1 Keperawatan.” Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah: Hal 171-176.
24
DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RSUD
WONOSARI.” skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta: 8–25.
Sitti Jai Fitri Dewi Jalias, Dkk. 2020. “Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan
Gigi Dan Mulut Terhadap Minat Kembali Pasien Melalui Tingkat
Kepuasan Di Puskesmas Tamalate Makassar 2020.” Journal of
Muslim Community Health (JMCH): Hal 37-49.
25