Anda di halaman 1dari 33

Tugas 1

Upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa

Nama : Made Deby Ciana

NIM : 042295375

Prodi : Sistem Informasi

Mata kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

UNIVERSITAS TERBUKA

2021
PENDAHULUAN

A. SEJARAH BELA NEGARA

Latar Belakang Kota Bukit Tinggi awalnya merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat
Agam Tuo. Kemudian setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi benteng
pertahanan mereka melawan Padri. Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng
di salah satu bukit yang dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligus sebagai
tempat peristirahatan pilihan Belanda di wilayah jajahannya.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan ini selalu meningkat perannya
dalam penyelenggaraan negara yang kemudian berkembang menjadi stadsgemeente
(kota) dan difungsikan sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan
Onderafdeeling Oud Agam. Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi digunakan
sebagai pusat kendali pemerintahan militernya untuk wilayah Sumatera, bahkan
hingga Singapura dan Thailand. Kota ini adalah tempat kedudukan komandan militer
ke-25 Kempetai, di bawah kepemimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.

Saat itu, kota ini berganti nama dari StadsgemeenteFort de Kock menjadi Bukittinggi
Si Yaku Sho yang wilayahnya diperluas hingga mencakup desa-desa sekitarnya
seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit
Batabuah. Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947, Bukittinggi ditetapkan sebagai ibu
kota Provinsi Sumatera dengan Gubernur Bapak Teuku Muhammad Hasan.

Dalam masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan


sebagai kota perjuangan dan diangkat sebagai ibu kota Negara Indonesia setelah
Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan sebutan Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang mana dibentuk pada 19 Desember 1948 di
Bukittingi, Sumatera Barat oleh Syafruddin Prawiranegara. Peristiwa ini kemudian
ditetapkan sebagai Hari Pertahanan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006.

Untuk mengenang sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia


(PDRI), pemerintah Republik Indonesia membangun Monumen Pertahanan Nasional
di salah satu kawasan yang pernah menjadi basis PDRI dengan luas 40 wilayah.
hektar, tepatnya di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung
Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Dalam rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-65, pada tanggal 21 Desember 2013
Menteri Pertahanan (Purnomo Yusgiantoro) didampingi oleh Kepala Kementerian
Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin dan Plt Dirjen Pothan Timbul. Siahaan dan Muspida
Provinsi Sumbar memantau pembangunan Tugu Pertahanan Nasional.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berpesan dalam amanatnya


“pembangunan monumen ini merupakan wujud apresiasi pemerintah kepada seluruh
masyarakat Sumatera Barat atas perannya selama masa perjuangan bangsa Indonesia
demi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. tribute dan reminder
sekaligus pembelajaran bagi generasi muda Indonesia untuk dijadikan contoh dalam
memahami makna bela negara dan makna cinta tanah air. ”

B. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Dasar Tahun 1945 :

- Pasal 27 ayat (3)


mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.

- Pasal 30 ayat (1)


mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usha pertahanan dan keamanan negara”
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara Pasal 9 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak
dan berkewajiban ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”. Selanjutnya pada ayat (2) Peranserta
warga negara dalam upaya bela negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
- pendidikan kewarganegaraan;
- pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
- pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela
atau secara wajib; dan
- pengabdian sesuai dengan profesi.

C. GERAKAN NASIONAL

Upacara peringatan Hari Bela Negara Tingkat Pusat dilaksanakan pada tanggal 19
Desember 2014 di Lapangan Monas Silang, Jakarta. Bertindak sebagai inspektur
upacara adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo
Edhy Purdjianto dan membacakan amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
yang menegaskan bahwa “Undang-Undang Dasar mengamanatkan bahwa setiap
warga negara berhak dan tugas untuk berpartisipasi dalam upaya pertahanan dan
keamanan nasional.

Tentu amanat konstitusi ini tidak berada di ruang kosong, melainkan berakar pada
sejarah perjuangan bangsa. Negara Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai
negara bangsa yang berdaulat yang tidak lepas dari perjuangan segenap kekuatan
rakyat, mulai dari petani, pedagang kecil, nelayan, dan elemen masyarakat lainnya
untuk bela negara.

Untuk membela Tanah Air tercatat dalam sejarah ketika 66 tahun yang lalu, tepatnya
pada tanggal 19 Desember 1948, atas prakarsa Bapak Sjarifoeddin Prawiranegara,
membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat.
Langkah ini merupakan salah satu upaya penyelamatan kelangsungan hidup negara
sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih eksis.
Kejadian ini menunjukkan kepada kita semua bahwa bela negara tidak hanya
dilakukan oleh militer dengan kekuatan senjata, tetapi juga oleh setiap warga negara
dengan kesadarannya masing-masing. Lebih lanjut Presiden Joko Widodo
menegaskan bahwa tantangan utama dalam sejarah adalah bagaimana
mempertahankan kelangsungan hidup kita sebagai bangsa yang berdaulat di bidang
politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

Oleh karena itu, Bela Negara memiliki spektrum yang sangat luas dalam berbagai
bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya. Bela negara dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara dari berbagai
latar belakang profesi ". Dalam memperingati Hari Bela Negara 19 Desember 2014,
Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu mendapat penghargaan
dari Museum Rekor Indonesia ( MURI) yang diberikan langsung oleh Ketua Muri Jaya
Suprana atas pencapaian pengibaran bendera Merah Putih raksasa terbesar di dunia
2.250 M² di Tugu Monas.

Pengibaran diawali dengan aksi 3 anggota TNI yaitu Letnan Djatmiko, Serda
Marpaung, dan Serda Joko meluncur dari atas Tugu Monas sambil membawa tali
pengibaran bendera yang dipimpin oleh petinju nasional Chris John yang memberi
isyarat. untuk mengangkat. Beberapa tokoh dan menteri nasional pun turut menarik
tali pengibaran, seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo
Edhy Purdjiatno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama.

Mereka terlihat bersemangat menarik tali untuk mengibarkan bendera merah putih
terbesar di dunia. Upacara peringatan Hari Bela Negara Tingkat Pusat dilaksanakan
pada tanggal 19 Desember 2015 di Lapangan Monas Silang, Jakarta. Bertindak sebagai
inspektur upacara adalah Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dengan
membacakan amanat dari Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo yang
menegaskan bahwa "Pada momen peringatan Hari Bela Negara tahun ini , Saya ingin
mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk belajar dari sejarah perjuangan
bangsa.

Sejarah mencatat bahwa NKRI bisa berdiri tegak sebagai negara-bangsa yang
berdaulat yang tidak lepas dari semangat bela negara dari segenap kekuatan rakyat,
mulai dari prajurit TNI, petani, pedagang kecil, nelayan, ulama, santri, dan lain
sebagainya. elemen lain dari masyarakat. Mereka telah bertempur, mengorbankan
jiwa dan raga untuk mempertahankan tanah air mereka dari penjajah.

Sejarah juga menunjukkan kepada kita semua bahwa bela negara tidak hanya
dilakukan dengan kekuatan senjata, tetapi juga oleh setiap warga negara dengan
kesadaran bela negara, melakukan upaya politik dan diplomasi. Tantangan dan
ancaman yang dihadapi bangsa merupakan seruan bagi kita semua untuk bela negara.

Semua anak bangsa harus tergerak dan bergerak untuk bela negara sesuai bidang
pengabdiannya masing-masing. Ajakan bela negara dapat dilakukan oleh guru, bidan,
tenaga kesehatan, petani, buruh, profesional, PNS, pedagang, dan profesi lainnya. Bela
negara dapat dilakukan melalui pengabdian profesional di berbagai bidang
kehidupan masing-masing. Kerja keras petani untuk meningkatkan produksi
merupakan upaya bela negara untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Perjuangan guru mendidik anak di daerah perbatasan merupakan wujud nyata bela
negara, mencerdaskan kehidupan bangsa. Prajurit TNI menjaga pulau-pulau
terdepan, menjalankan tugasnya karena semangat bela negara, menjaga kedaulatan
wilayah negara kita. Para dokter, bidan, dan petugas kesehatan memenuhi panggilan
untuk bela negara, dengan penuh semangat memberikan layanan kesehatan ke
daerah-daerah terpencil.

Demikian pula perang melawan kejahatan narkotika merupakan tindakan nyata


untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa. Apa yang dilakukan guru, petani,
dokter, prajurit TNI, dan profesi lainnya merupakan wujud kecintaan mereka pada
tanah air. Sudah menjadi tugas kita untuk memastikan bahwa api semangat bela
negara terus berkobar, dan bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang.

D. Nawa Cita

Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2015-2019, yaitu :

1) Menghidupkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara Indonesia, melalui politik
luar negeri yang bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya, dan
pengembangan pertahanan negara Tri Matra yang terintegrasi berdasarkan
kepentingan nasional dan penguatan jati diri. sebagai negara maritim.

2) Membangun pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya,


dengan mengutamakan upaya pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga demokrasi dengan terus melakukan konsolidasi demokrasi melalui
reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa


dalam kerangka negara kesatuan.

4) Menolak negara lemah dengan mereformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan amanah.

5) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui peningkatan kualitas


pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Cerdas”; serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan program “Indonesia Kerja” dan
“Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land reform dan program penguasaan
lahan seluas 9 hektar, program perumahan murah bersubsidi dan jaminan sosial
bagi masyarakat pada tahun 2019..

6) Meningkatkan produktivitas dan daya saing masyarakat di pasar internasional


sehingga bangsa Indonesia dapat maju dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya.

7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor


strategis perekonomian domestik.

8) Melaksanakan revolusi mental bagi karakter bangsa melalui kebijakan penataan


kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang secara proporsional menempatkan aspek pendidikan,
seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta
tanah air, semangat bela negara dan karakter dalam kurikulum pendidikan
Indonesia.
9) Memperkuat keberagaman dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan penguatan pendidikan keberagaman dan menciptakan ruang dialog
antarwarga.

E. ICON KEMHAN
1. Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2015-2019, antara lain :
a. Pembangunan karakter bangsa sebagai bagian dari revolusi mental
dilakukan melalui pembinaan kesadaran dan kemampuan bela negara bagi
setiap warga negara Indonesia untuk mempersiapkan sumber daya manusia
pertahanan negara, serta penguatan jati diri bangsa yang berkepribadian dan
berbudaya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Pemberdayaan Kementerian / Lembaga dan Pemerintah Daerah melalui


peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan Kementerian / Lembaga
dan Pemerintah Daerah, baik terhadap unsur utama maupun unsur kekuatan
bangsa lainnya, melalui peningkatan kapasitas dan sinergi kekuasaan dalam
menghadapi ancaman guna mendukung pertahanan negara..

2. Rencana Strategis Kementerian Pertahanan Tahun 2015-2019, sebagai berikut :


a. Terbentuknya kader bela negara yang mana tangguh dalam mendukung
pertahanan negara.
 Sasaran
1. Penataan peraturan tentang bela negara bagi warga negara dalam
mendukung pertahanan negara.
2. Penguatan pembinaan karakter bangsa dan pemahaman wawasan
kebangsaan dalam bela negara melalui pembinaan dan pelatihan
teknis yang diselenggarakan secara terpadu dan mendukung
persatuan TNI dan Rakyat.
 Strategi
1. Merumuskan kebutuhan peraturan perundang-undangan terkait
pertahanan negara dalam mendukung pertahanan negara.
2. Peningkatan kesadaran bela negara dilaksanakan di lingkungan
pendidikan, pekerjaan dan permukiman masyarakat.
b. Terwujudnya sistim pembinaan kesadaran bela negara dengan melibatkan
Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah dan Komponen Bangsa Lainnya.
 Sasaran

Meningkatkan sinergi antar Kementerian atau Lembaga, Pemerintah


Daerah, dan Komponen Nasional Lainnya dalam menumbuhkan
kesadaran bela negara.

 Strategi

Meningkatkan kerja sama dan kemitraan antara Kementerian / Lembaga,


Pemerintah Daerah, dan komponen bangsa lainnya dalam
penyelenggaraan penyadaran bela negara.

Peningkatan koordinasi antar Kementerian / Lembaga, Pemerintah


Daerah dan komponen bangsa lainnya dalam menumbuhkan kesadaran
bela negara.
PEMBAHASAN

Penerapan Pendidikan Bela Negara di Perguruan Tinggi melalui kurikulum termasuk


tolok ukur / parameter keberhasilan untuk mencapai maksud dan tujuan, harus memiliki
5 (lima) nilai dasar yaitu Cinta Tanah Air, Mau Berkorban, Kesadaran Berbangsa dan
Bernegara. , Pancasila sebagai Ideologi Negara, dan Kemampuan Awal Bela Negara, baik
fisik maupun non fisik.

Ancaman terhadap masa depan Indonesia, baik dari dalam maupun dari luar dalam
jangka pendek dan jangka panjang, jelas dapat menghambat program Pemerintah,
mengganggu sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan
Penyelenggaraan Pendidikan Awal Kader Bela Negara di kalangan Mahasiswa. langkah
dan tindakan yang cepat, bersamaan, lebih serius, terarah dan terukur untuk memasuki
semua sektor / lini melalui berbagai kegiatan konkrit yang langsung menyentuh
masyarakat.

Pendidikan Bela Negara di kalangan pelajar dalam hal ini juga mendapatkan momentum
sebagai solusi yang tepat untuk menghadapi ancaman tersebut. Untuk itu, kerja sama
antara Tentara Nasional Indonesia (TNI AD) dengan perguruan tinggi belakangan ini
harus disikapi sebagai kesadaran akan pergeseran kondisi ancaman dan tantangan bagi
Indonesia di era sekarang ini.

Untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut, penulisan ilmiah ini disusun
berdasarkan data primer dan sekunder. Teknik wawancara dan studi pustaka dilakukan
untuk analisis kualitatif lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis menyarankan langkah-
langkah pembaharuan dengan melakukan reorientasi dan merumuskan kembali pola
Pendidikan Bela Negara di Kalangan Mahasiswa, dari satu arah ke berbagai arah, dari
yang sangat teknologis hingga humanis.

Pemanfaatan teknologi terkini, sumber daya manusia yang unggul, hingga kesadaran
bangsa yang kuat dalam pola hubungan militer dan pendidikan tinggi merupakan bentuk
sinergi untuk mengatasi ancaman.
Bela negara adalah suatu konsep yang disusun oleh badan legislatif dan pejabat suatu
negara mengenai patriotisme seseorang, sekelompok atau seluruh komponen suatu
negara untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara.

Secara fisik hal ini dapat diartikan sebagai upaya pertahanan terhadap serangan fisik atau
agresi dari pihak-pihak yang mengancam eksistensi negara, sedangkan secara non fisik
konsep ini dimaknai sebagai upaya untuk berpartisipasi secara aktif dalam memajukan
bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, maupun pendidikan. secara moral, sosial.
sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat yang membentuk bangsa.

Landasan konsep bela negara adalah wajib militer. Subjek dari konsep ini adalah tentara
atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai hasil rancangan yang tidak disadari (wajib militer).

Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer
bagi warga negara yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan
tertentu seperti keyakinan fisik, mental atau agama). Sebuah negara dengan sukarelawan
militer penuh, biasanya tidak membutuhkan jasa warganya, kecuali dihadapkan pada
krisis rekrutmen pada masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, dan Inggris Raya, pelatihan
militer diadakan, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya
sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Inggris.
Dalam beberapa kasus, milisi dapat menjadi bagian dari pasukan cadangan militer,
seperti Pengawal Nasional Amerika Serikat.

Di negara lain, seperti Republik Tiongkok (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib
selama beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Pasukan
cadangan militer berbeda dengan pembentukan cadangan, terkadang disebut sebagai
cadangan militer, yaitu sekelompok atau satuan personel militer yang tidak
diperintahkan untuk berperang oleh komandannya sehingga siap menghadapi situasi
yang tidak terduga, memperkuat pertahanan negara.
Bela Negara di Indonesia

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai kecintaan pada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam penyelenggaraan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara secara
keseluruhan.

Peran penting Bela Negara dapat diungkap lebih jelas dan lebih dalam dari segi
pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia beserta segala sumber dayanya, kedaulatan dan
kemerdekaannya selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan pergolakan bersenjata
dari dalam. Jika ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia belum siap, semuanya bisa
kembali nol. Antisipasi para pendiri bangsa tertuang dalam salah satu poin tujuan
nasional, yaitu “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh pertumpahan darah
Indonesia”.

Pernyataan ini menjadi dasar tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri melainkan
berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban sipil dan berdampingan dengan
3 (tiga) tujuan lainnya yaitu tujuan kesejahteraan (memajukan kesejahteraan
masyarakat), tujuan peradaban (mencerdaskan kehidupan bangsa), dan tujuan
perdamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi). Setiap
warga negara berhak dan berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela negara dan
syarat pertahanan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela negara pada hakikatnya adalah kesediaan untuk mengabdi pada negara
dan rela berkorban untuk bela negara. Spektrum pertahanan negara sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling sengit. Mulai dari hubungan baik dengan sesama
warga hingga bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata, termasuk
berperilaku dan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara.

A. Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
B. Contoh-Contoh Bela Negara:

1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
4. Mencintai produk-produk dalam negeri

Pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan program pelatihan Bela


Negara yang terbuka untuk semua lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober
2015, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meresmikan
pembukaan program bela negara. Program tersebut dimaksudkan untuk
memperteguh keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, dan program ini
bukan merupakan bentuk wajib militer.

Pada tanggal 23 Februari 2016, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kembali


meresmikan peluncuran situs resmi (portal belanegara). Portal ini dimaksudkan
sebagai sumber penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas tentang
program Bela Negara, dan masyarakat juga dapat memberikan saran dan masukan
pada portal tersebut.

C. Sifat-sifat bela negara

1. Sifat lunak

Psycological

 Pemahaman ideologi negara (Pancasila dan UUD 1945)


 Nilai-nilai luhur bangsa
 Wawasan kebangsaan
 Persatuan dan kesatuan bangsa
 Kesadaran bela negara

Physical

 Perjuangan mengisi kemerdekaan

 Pengabdian sesuai profesi

 Menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional


 Penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer lainnya (ekonomi,
sosial, budaya, dsb)

2. Sifat Keras

Menghadapi ancaman militer

a. Komponen Utama

b. Komponen Cadangan (kombatan)

c. Komponen Pendukung (Non kombatan)

D. Nilai nilai bela negara


1. Cinta tanah air
Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah
air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Indikator cinta tanah air meliputi:
 menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
 bangga sebagai bangsa Indonesia
 menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia
 memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia
 mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara

Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap,
dan kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian
bangsa. Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi:

 memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat


istiadat.
 melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
 mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
 berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
Indonesia.
 berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

3. Yakin akan Pancasila

Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan
nasional. Rasa yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan
menumbuhkan kesadaran:

 yang didasari pada Pancasila,


 pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,
 bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
negara bangsa Indonesia akan tetap jaya,
 setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat,
 bahwa Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam
menghadapi ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:

 memahami nilai-nilai dalamPancasila.


 mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia
 senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
 setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

4. Rela berkorban

Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu,


tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada
saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan
negara. Indikator rela berkorban bagi bangsa dan negara meliputi:
 bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan
bangsa dan negara.
 siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
 memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
 memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
 mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan/atau golongan.

5. Kemampuan awal bela negara

1. secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala


peraturan perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan
diri sendiri, tahan uji, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
untuk mencapai tujuan nasional.
2. secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan
jasmani yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang
bersifat psikis.

Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:

 memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan


emosional, dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi
kesulitan.
 senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya.
 ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
 terus membina kemampuan jasmani dan rohani.
 memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

Kesadaran bela negara pada hakikatnya adalah kesediaan untuk mengabdi pada negara
dan rela berkorban untuk bela negara. Termasuk mampu bertindak dan berbuat yang
terbaik untuk bangsa dan negara. Bentuk bela negara adalah cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, percaya pada kekuatan supranatural Pancasila, rela berkorban
untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal dalam bela negara.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan analisis kuantitatif nilai
mean. Kesadaran bela negara pada peserta didik diimplementasikan dalam membuang
sampah pada tempat yang tersedia, perlindungan dan pengamanan bagi masyarakat yang
baik, beragama dengan cara melaksanakan dan melaksanakan ibadah serta menjaga
kerukunan antar sesama umat beragama dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. ,
sadar telah membangun diriku agar nanti bisa mandiri, dan bangga dengan perjuangan
para pahlawan.

Setiap 19 Desember dijadikan sebagai Hari Bela Negara untuk mengenang peristiwa
sejarah. Sebagai warga Negara Indonesia kita wajib membela negara dari setiap ancaman.
Dengan merdekanya Indonesia, setiap warga Indonesia harus mengisi kemerdekaan
tersebut.

Dilansir dari situs resmi Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia, definisi bela
negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi
suatu negara tentang patriotisme seseorang, kelompok atau seluruh komponen suatu
negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara.

Bela negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dilakukan secara
teratur, menyeluruh, dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

E. Dasar hukum bela negara

Dasar hukum pelaksanaan bela negara termuat dalam Batang Tubuh UUD 1945,
Undang-undang Republik Indonesia, dan Ketetapan MPR sebagai berikut:

1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 Menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
2. Pasal 30 ayat 1 Menyatakan tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
3. Pasal 30 ayat 2 Menyatakan usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
TNI dan Kepolisian RI sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
4. Pasal 30 ayat 3 Menyatakan TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara. Bertugas mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
5. Pasal 30 ayat 4 Menyatakan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
6. Pasal 30 ayat 5 Susunan dan kedudukan TNI, Kepolisian RI, hubungan
kewenangan TNI dan Kepolisian RI di dalam menjalankan tugasnya, syarat-
syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur
dengan undang-undang.
7. Pasal 2 Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia Fungsi Kepolisian RI adalah salah satu fungsi pemerintah negara di
bidang pemeliharaan kemanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyrakat.
8. Pasal 68 Undang-undang No 39 tahun 1999 tentang HAM Setiap warga negara
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

TAP MPR No IV/MPR/1999 tentang Garis Besar Haluan Negara Ketetapan arah
kebijaksanaan pertahanan dan keamanan, antara lain disebutkan pengembangan
kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang bertumpu pada
kekuatan rakyat, TNI, dan Polri. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kesadaran bela negara bisa dilakukan wajib latih dan membangun kondisi juang,
serta mewujudkan kebersamaan TNI, Polri, dan rakyat.

Bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.

Dilansir dari situs resmi Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia, tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat tentang
pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya
kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa, menjadi bukti dan proses bagi seluruh
warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan
bangsa. Sekaligus menjadi bukti pemahaman mengenai bela negara. Pemahaman
tersebut bisa dilakukan dengan terbinanya hubungan baik antar sesama warga negara
hingga proses kerja sama untuk menghadapi ancaman dari pihak asing secara nyata.

F. Fungsi bela negara

Bela negara memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman


2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
4. Merupakan panggilan sejarah

G. Tujuan bela negara

Untuk tujuan bela negara sebagai berikut:

1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara


2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa atau negara.

Program bela negara yang digagas pemerintah menuai pro dan kontra di masyarakat.
Umumnya bela negara selalu dikaitkan dengan bela negara dari ancaman serangan
militer dari luar negeri. Pertanyaan masyarakat semakin banyak karena warga yang
terlibat dalam program bela negara ini juga tidak tanggung-tanggung, yakni 100 juta
orang dalam 10 tahun.

Kewajiban bela negara berlaku bagi warga negara di bawah usia 50 tahun dan pendidikan
kewarganegaraan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Mereka yang pro
menanggapi bela negara sebagai momen untuk menunjukkan semangat patriotik
terhadap serangan dari luar. Di sisi lain, mereka yang kontra memandang momen bela
negara sebagai upaya menggerakkan negara untuk melibatkan rakyat dalam perang.
Persepsi bahwa bela negara identik dengan perang telah menjebak pemahaman bahwa
bela negara itu sama dengan wajib militer. Bela negara tidak wajib bagi semua warga
negara dan lebih berorientasi pada pemupukan rasa nasionalisme dan patriotisme. Selain
itu, membela negara bersifat sukarela sedangkan wajib militer adalah ikatan resmi.

Dinas militer merupakan kewajiban yang ditentukan oleh negara kepada semua orang
dengan batasan usia tertentu. Wajib militer memang diorientasikan sebagai persiapan
untuk perang yang sesungguhnya. Asumsinya, negara sedang terancam perang dengan
negara lain sehingga setiap warga negara terpanggil untuk mempertahankan negaranya
melalui kegiatan wajib militer.

Bela negara saat ini dimaksudkan untuk memperkuat rasa nasionalisme dan semangat
patriotisme warga negara Indonesia di tengah ancaman terhadap bangsa saat ini berupa
tindak pidana terorisme internasional dan nasional, tindak kekerasan yang berbau SARA,
pelanggaran wilayah negara keduanya. di darat, laut, udara dan luar angkasa, gerakan
separatis, kejahatan. dan gangguan transnasional, dan perusakan lingkungan.

Melalui bela negara ini diharapkan dalam diri setiap warga negara terdapat sikap dan
perilaku warga negara yang tertib, menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta
kepercayaan pada Pancasila sebagai ideologi negara untuk menghadapi ancaman yang
baik. yang berasal dari luar dan dari dalam negara yang membahayakan dan mengancam
kedaulatan baik kedaulatan di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan negara.

Konsep bela negara sendiri mengandung arti partisipasi dalam pertahanan negara, yang
meliputi: mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan nasional dari segala ancaman. Sedangkan bentuk bela negara berupa hak
dan kewajiban melalui pendidikan kewarganegaraan, pengabdian sebagai prajurit TNI
dan pengabdian sesuai profesi.
H. Empat Argumentasi

Terdapat beberapa perspektif alasan negara perlu dibela oleh warganegaranya,


yaitu:

1. Berdasarkan teori dan tujuan negara. Alasan ini sangat erat kaitannya dengan
tujuan akhir negara yaitu menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya (bonum
publicum, kebaikan bersama, kesejahteraan bersama). Dengan kata lain, negara
didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Maka hendaknya demi
mewujudkan cita-cita bersama dalam sebuah negara bahwa setiap warga
negara berkehendak untuk mempertahankan negaranya karena untuk
kepentingan dirinya sendiri dan orang lain.

2. Berdasarkan pemikiran rasional. Aspek pertahanan merupakan faktor penting


dalam menjamin kelangsungan hidup Negara. Tanpa kemampuan
mempertahankan diri, suatu negara tidak akan mampu mempertahankan
eksistensi atau eksistensinya.

3. Kontrak sosial, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17


Agustus 1945, bertekad untuk mempertahankan, mempertahankan dan
menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan negara berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

4. Pertimbangan moral, kebebasan adalah hak semua bangsa dan oleh karena itu
kolonialisme di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
kemanusiaan dan keadilan.

5. Kelima, ketentuan hukum atau yuridis, meliputi :

1) UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3):


“Bahwa tiap warga Negara behak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
Negara”;
2) UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) :
”Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
Pertahanan dan Keamanan Negara, dan Usaha Pertahanan dan Keamanan
Negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat
Semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai Komponen Utama, Rakyat sebagai
Komponen Pendukung ;

3) UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B :


” Setiap Warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku”;

4) UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) :


“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara
ysng diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; dan

5) UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2) :


“Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud ayat (1)
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
dan pengabdian sesuai dengan profesi (Cholisin, 2007).

I. Hak dan Kewajiban

Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban
yang sama dapat berperan aktif dalam penyelenggaraan bela negara. Tentara dan
masyarakat sipil adalah sumber daya manusia yang merupakan komponen
terpenting dalam sistem pertahanan negara, yaitu pertahanan dan keamanan
seluruh rakyat.

Sistem pertahanan ini menempatkan TNI dan Polri sebagai komponen utama dan
rakyat sebagai komponen pendukung. Untuk mengakhiri polemik yang terjadi,
pemerintah harus segera menyusun RUU Komponen Pendukung Pertahanan Negara
yang akan menjadi payung hukum bagi mobilisasi warga sipil untuk kepentingan
bela negara.
Selain itu, wacana bela negara harus berpegang pada prinsip demokrasi, hak asasi
manusia dan kesejahteraan umum. Prinsip demokrasi mensyaratkan bahwa setiap
tindakan pemerintah dalam penyelenggaraan pertahanan harus sejalan dengan
aspirasi rakyat dan melalui persetujuan rakyat melalui DPR.

Prinsip hak asasi manusia mensyaratkan bahwa kegiatan tersebut tidak melanggar
hak asasi manusia dengan alasan apapun. Asas kesejahteraan umum mengandung
arti bahwa kegiatan ini tidak membuat rakyat semakin menderita. Oleh karena itu,
sekalipun program bela negara harus dilaksanakan, perlu dibarengi dengan
program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

J. TUJUAN MAHASISWA KEPERCAYAAN NEGARA

Adapun tujuan mahasiswa bela negara yaitu;

1. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kesadaran berbangsa dan memiliki
negara bagian.
2. Menganut Pancasila sebagai ideologi negara,
3. Menumbuhkan jiwa pengorbanan diri untuk bangsa dan Negara,
4. Membangun disiplin pribadi, disiplin kelompok, dan sebagainya akhirnya
disiplin nasional
5. Mempraktikkan 8 nilai konservasi (inspiratif, humanis, peduli, inovatif, kreatif,
sportivitas, jujur dan adil),
6. Memiliki etos kerja dan belajar yang tinggi,
7. Menjaga lingkungan yang bersih, asri dan sehat,
8. Bersiap dalam menghadapi ancaman; penyalahgunaan narkoba, radikalisme,
bencana alam, dan penyebaran penyakit menular,
9. Mencintai karya bangsa sendiri, menghargai sesama, dan menumbuhkan
semangat gotong royong.

K. BENTUK KEGIATAN MAHASISWA NEGARA

Kegiatan kemahasiswaan bela negara melalui pendidikan dan latihan untuk


membentuk disiplin dan kepemimpinan. Kegiatan berkoordinasi dan bekerjasama
dengan Kodam IV Diponegoro.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu;

1. Menghadiri Studium Generale,


2. Belajar di kelas bela negara,
3. Outbound untuk meningkatkan kerjasama, disiplin dan pelatihan
Kepemimpinan,
4. Pelatihan bela negara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat
nasionalisme.

Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 ayat pertama berbunyi, “Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan oleh karena itu penjajahan di
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan asas kemanusiaan dan keadilan.
Artinya bangsa Indonesia pada dasarnya cinta damai, tetapi lebih mencintai
kemerdekaan dan kedaulatan bangsanya.Dengan prinsip ini siapa pun yang menyerang
bangsa Indonesia harus siap secara fisik menghadapinya.Dan Indonesia sendiri
menentang hal tersebut di negara lain. dibuktikan dengan adanya politik luar negeri yang
bebas dan aktif.Namun dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi
dan telekomunikasi, penjajahan atau campur tangan kedaulatan tidak hanya dalam
bentuk fisik, melainkan harus waspada di segala bidang, seperti penguasaan ekonomi.
oleh negara asing, penguasaan pemikiran generasi muda dengan hal-hal yang tidak
sesuai dengan akhlak bangsa, dan seterusnya. Sehingga harus ada nilai-nilai bela negara
yang harus dijaga yaitu:

 Cinta tanah air Indonesia, sehingga ia menganggap seluruh wilayah Indonesia


menjadi bagian dari unsur bela negara.
 Kesadaran berbangsa dan bernegara yang mengarah pada persatuan dan kesatuan
Indonesia tanpa membedakan berbagai perbedaan dan keragaman yang ada.
 Mengyakini Pancasila sebagai ideologi negara, sehingga dapat
mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 Sikap rela berkorban untuk berbangsa dan bernegara, sikap yang dapat diwujudkan
jika seseorang sudah mencintai tanah air, sadar akan rasa kebangsaan yang harus
dimiliki, dan telah mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di segala bidang.
 Memiliki kemampuan awal bela negara secara psikologis dan fisik. Sesuai dengan
keahlian dan profesinya masing-masing.
Saat ini pemerintah telah mencanangkan program bela negara meskipun Indonesia
dalam keadaan damai. Program tersebut masih pro dan kontra karena ada sebagian pihak
yang menilai belum ada undang-undang yang mengatur secara detail, dan Indonesia
belum dalam keadaan darurat militer. Jadi, kita juga harus mengetahui beberapa
landasan hukum bela negara yang sudah ada dan ditegakkan di Indonesia. Dasar dari
bentuk hukum bela negara ini akan dijelaskan di bawah ini:

1. Yayasan Idiil

Itu sama dengan landasan hukum bagi semua kegiatan Bangsa Indonesia, landasan
yang ideal adalah Pancasila. Artinya semua kegiatan yang berlangsung harus sesuai
dengan Pancasila sebagai landasan dan ideologi bangsa. Landasan hukum bela negara
tertuang dalam panca sila Pancasila.

a. Sila Pertama, Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia percaya bahwa
kemerdekaan dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa adalah hak
asasi manusia. Dimana kebebasan dan kedaulatan ini diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Padahal pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 disebutkan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah berkat rahmat Allah SWT.
b. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela
negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara yang terkait dengan
kemanusiaan dan keadilan.
c. Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan landasan ideal yang sangat
mendasar karena bela negara terkait langsung dengan cinta tanah air dan
kewajiban mempertahankannya.
d. Sila keempat, demokrasi yang dipimpin oleh kearifan dalam musyawarah dan
representasi, menunjukkan landasan pertahanan negara yang komprehensif
dan terorganisir yang diatur oleh negara.
e. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan
yang ideal. Ajaran ini mengandung makna kerja keras, belajar aktif,
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, yang merupakan wujud bela
negara dalam kehidupan sehari-hari.
2. Landasan Konstitusi

Landasan konstitusional penyelenggaraan bela negara adalah UUD 1945, karena UUD
1945 adalah konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Dalam UUD 1945 masing-masing dicantumkan hak dan kewajiban bela negara bagi
setiap warga negara Indonesia.

 Pasal 27 ayat 3 UUD 1945


Hasil amandemen tersebut berbunyi: “Setiap warga negara berhak dan
berkewajiban ikut serta dalam upaya bela negara”. Berdasarkan pasal ini, setiap
warga negara berhak untuk mempertahankan negara, artinya bela negara tidak
selalu secara fisik. Namun dapat diartikan bahwa setiap warga negara berhak atas
pendidikan dan melakukan segala upaya untuk memajukan dirinya yang pada
akhirnya dapat berkontribusi untuk memajukan negara Indonesia. Selain hak,
bela negara merupakan kewajiban, apalagi jika terjadi keadaan darurat perang di
Indonesia. Untuk saat ini, hal tersebut bisa dilakukan dengan ikut serta menjaga
kelestarian lingkungan, melaksanakan peraturan perundang-undangan di
Indonesia, dan lain sebagainya.
 Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam berbagai kondisi. Artikel itu
berbunyi, "Setiap warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
pertahanan dan keamanan negara." Sekilas bisa diartikan sebagai kewajiban dan
hak untuk mempertahankan negara dalam bentuk fisik, ketika Indonesia sedang
berperang. Namun dapat juga dimaknai sebagai kewajiban menjaga ketertiban
dan pertahanan negara sebagaimana makna sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, dengan tidak melakukan tindakan yang melanggar persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
 Pasal 30 ayat 2
Menjelaskan pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh TNI dan Polri,
sesuai dengan isinya, “Upaya pertahanan dan keamanan negara dilakukan melalui
sistem pertahanan keamanan seluruh rakyat oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan
utama, dan kekuatan utama. orang sebagai kekuatan pendukung ". Sejalan dengan
itu, menurut pasal ini, pengamanan dan perlindungan negara, termasuk
perlindungan seluruh rakyat Indonesia, dilakukan oleh TNI dan Polri dengan
dukungan rakyat. TNi dan Polri dalam tugasnya mengatasi segala ancaman
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik dari luar maupun dari dalam,
turut serta membantu korban bencana alam, menanggulangi kriminalitas, dan lain
sebagainya. Masyarakat sebagai pendukung diharapkan turut serta menjaga
pertahanan dan keamanan, dengan bertindak sesuai ketentuan, tidak melakukan
tindak pidana, dan menjaga keutuhan negara Indonesia yaitu Bhinnneka Tunggal
Ika.
 Pasal 30 ayat 3 UUD 1945
Berisi tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini memuat tentang pemisahan TNI
dan Polri yang menyatakan bahwa "Tentara Nasional Indonesia terdiri dari
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara yang
bertugas mempertahankan, menjaga keutuhan dan kedaulatan negara". Secara
garis besar tugas TNI dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan, kemerdekaan,
dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua tugas ini diatur lebih
lanjut oleh undang-undang.
 Pasal 30 ayat 4 UUD 1945
Yang juga merupakan hasil amandemen adalah pasal yang menjelaskan tugas
polisi dan kewenangannya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945 yang telah
diubah dan berbunyi, "Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara
yang menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat mempunyai tugas untuk
melindungi, melindungi, mengabdi kepada masyarakat, dan menegakkan hukum.
". Dalam hal ini polisi bersentuhan langsung dengan masyarakat dan bertugas
melindungi mereka dari berbagai kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Polri
juga diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
 Pasal 30 ayat 5 UUD 1945
Berisi kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia serta hubungannya. Pasal ini juga merupakan hasil amandemen UUD
1945 pada masa reformasi yang berbunyi, “Susunan dan kedudukan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dalam menjalankan
tugasnya, syarat partisipasi warga negara dalam upaya pertahanan dan keamanan
nasional diatur dengan undang-undang ".
3. Landasan Operasional

Landasan operasional merupakan landasan hukum untuk melaksanakan suatu


kegiatan di suatu negara yang memuat peraturan yang lebih rinci. Hal itu dilakukan
agar segala kegiatan ketatanegaraan lebih kuat secara hukum, termasuk dalam hal
bela negara. Beberapa landasan operasional pertahanan negara, yaitu:

 Ketetapan MPR Nomor VI Tahun 1973


Ketetapan MPR ini memuat konsep konsep nusantara yang menjelaskan bahwa
dimanapun warga negara Indonesia berada, dia adalah sebagai Negara Indonesia
yang kesatuan.
 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia. Dan dalam
undang-undang ini dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban dalam mempertahankan negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Ketetapan MPR Nomor VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri
TAP MPR Nomopr VI Tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI dan Polri
yang semula menjadi satu institusi. Kemudian Undang-Undang Nomor VII
menjelaskan perannya masing-masing yang kemudian diatur lebih lanjut dalam
undang-undang.
 Undang-Undang Nomor 2 dan 4 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, Kepolisian Negara Ri berfungsi
untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum, penegakan hukum, perlindungan
dan perlindungan, serta pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2002 menunjukkan tujuan dari kepolisian negara
Indonesia yaitu untuk mencapai keamanan dalam negeri yang meliputi
pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum, serta jaminan penegakan hukum.
implementasinya adalah dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara
Undang-undang ini menjelaskan secara rinci pengertian bela negara dan
pelaksanaannya yang menganut sistem pertahanan rakyat universal, yaitu
pertahanan yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan kemampuan
dan profesinya masing-masing. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3 juga
menyebutkan bahwa fungsi pertahanan negara adalah mewujudkan dan
memelihara seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan.
 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
Dalam undang-undang ini dijelaskan pengertian Tentara Nasional Indonesia yaitu
tentara yang berperang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan detail
fungsinya dalam bidang pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan hak
asasi manusia.

Landasan ideal bela negara tidak akan berubah sesuai dengan pedoman Bangsa
Indonesia yang tidak berubah yaitu Pancasila. Sedangkan landasan konstitusional
bisa berubah sesuai kesepakatan, jika ada amandemen UUD 1945. Basis
operasional dapat berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai bela
negara yang akan dilaksanakan, karena basis ini merinci aturan-aturan yang akan
dilaksanakan terkait pertahanan negara. Hanya sedikit yang dapat diuraikan
dalam pasal dasar hukum bela negara ini. Semoga masih bermanfaat.

Kata bela negara mungkin begitu berat terdengar di era milenial ini. Bela negara tidak
hanya mempertahankan kemerdekaan dari penjajah, tetapi mengisi kemerdekaan
dengan berbagai tindakan positif juga bagian dari bela negara. Mempertahankan negara
pada dasarnya melindungi negara dari kehancuran.

Bela negara adalah mewujudkan NKRI agar bisa tetap menjadi negara yang toleran dan
menyenangkan bagi rakyatnya. Bela negara bukan hanya tugas tentara, menteri, atau
pejabat tinggi lainnya. Bela negara juga menjadi tanggung jawab kita sebagai generasi
milenial.

Lalu, apa pentingnya bela negara bagi generasi milenial? Di era milenial ini
perkembangan teknologi informasi begitu pesat. Informasi dari mana saja di negara ini
bisa bergerak begitu cepat. Kami dapat mengakses informasi dari Amerika Serikat, dari
Kanada, dari Arab Saudi atau dari mana saja, hanya dalam hitungan detik. Itulah
kecanggihan internet saat ini. Internet pun telah melahirkan media sosial yang saat ini
begitu digandrungi oleh anak muda dari mana saja.

Akhir-akhir ini media sosial juga banyak digunakan oleh instansi, kementerian dan
pemerintah untuk menyebarluaskan berbagai kebijakan. Namun nyatanya, media sosial
juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan kebencian. Di sinilah
pentingnya melindungi negara dari penyebaran benih kebencian.

Melindungi negara dari benih kebencian harus menjadi tanggung jawab bersama.
Berawal dari kebencian, segala bentuk kejahatan bisa terjadi. Mulai dari kebencian,
perilaku intoleran dan tindakan radikal lainnya bisa saja terjadi. Kebencian terhadap
seseorang atau kelompok saat ini sedang digulirkan.

Saat memasuki tahun politik, kebencian ditujukan kepada pasangan calon presiden dan
wakil presiden serta partai pendukungnya. Kebencian ini dikemas dengan berbagai cara,
hingga akhirnya melahirkan informasi palsu alias hoax. Tak hanya itu, sentimen
kebencian ini juga dikemas dengan pendekatan SARA. Alhasil, tak sedikit warga yang
menjadi korban provokasi kebencian ini.

Banyak contoh di dunia ini, kehancuran terjadi karena hoax atau kebohongan yang
disebarluaskan. Perang Dunia II juga terjadi karena dipicu oleh berita palsu yang
disebarkan oleh Hitler. Pada awal September 1939, Adolf Hitler melaporkan bahwa
militer Polandia telah melakukan penambahan tentara Jerman. Provokasi Hitler
kemudian memicu PD II. Dan yang sebenarnya terjadi adalah, Jerman sendiri membunuh
pasukan Polandia di perbatasan.

Yugoslavia hancur oleh konflik rasial di negara itu. Rwanda juga. Suriah hampir di
ambang kehancuran setelah muncul sentimen SARA dan penguatan kelompok teroris
ISIS. Indonesia pun bisa berada di ambang kehancuran jika terus membiarkan berita hoax
bermunculan di media sosial. Hoax memicu pembakaran 9 tempat ibadah di
Tanjungbalai, Sumatera Utara tahun lalu.

Hoax juga memprovokasi ratusan bahkan ribuan WNI untuk berbondong-bondong ke


Suriah bergabung dengan ISIS. Hoax juga melahirkan berbagai aksi penganiayaan yang
belakangan ini terjadi. Lalu, apakah kita sebagai generasi milenial masih bungkam
tentang semua ini? Sebarkan pesan perdamaian. Sebarkan nilai-nilai kearifan lokal negeri
ini. Jaga setiap kata dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan semua
itu, kami telah membela negara ini dan menjaganya tetap tenang, damai, dan toleran.
KESIMPULAN

Membela negara sebagai kewajiban dasar bagi setiap warga negara yang penuh
kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban negara dan bangsa. Mahasiswa adalah
bagian dari warga negara negara yang memiliki kewajiban untuk membela sebuah
negara yang disesuaikan dengan perannya sebagai agen perubahan dan Lembaga
pembangunan.

Kegiatan bela negara bagi mahasiswa diperlukan untuk pembangunan karakter,


memperkuat revolusi mental dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi ancaman,
sebagai; penyalahgunaan narkoba, radikalisme, bencana alam, konflik antar pelajar dan
penyebaran penyakit menular. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi, “Setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut pertahanan
negara ”.

Jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
komponen cadangan adalah "Warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, juga
sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan dikerahkan melalui mobilisasi untuk
memperbesar dan memperkuat komponen utama (TNI). Konsep bela negara untuk
pelajar menekankan pada peningkatan kesadaran berbangsa dan berbangsa dan cinta
tanah air indonesia.

Pertahankan negara harus dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa, termasuk


mahasiswa, pelaksanaannya disesuaikan dengan peran masing-masing warga negara.
Mahasiswa bela negara digelar, karena semakin banyak tantangan besar yang dihadapi
bangsa dan semakin kompleks ancaman akibat perkembangan global. Arus globalisasi
dan modernisasi berdampak besar identitas bangsa, bahkan dapat mengancam budaya
bangsa Sehingga mahasiswa sebagai kader terdidik harus mengambil peran aktif melalui
mahasiswa bela negara.

Ancaman dari luar juga ancaman dari dalam bisa dicegah, bila generasi muda memiliki
rasa nasionalisme dan cinta tanah air kuat untuk melindungi dan mempertahankan
negara dengan wawasan kekayaan intelektual yang dimiliki. Mahasiswa sebagai kader
muda, wajib melindungi dan membela negara sesuai dengan amanat UUD 1945.
Faktanya, itu tumbuh dan Globalisasi dunia yang merajalela, dilakukan sejumlah
mahasiswa terpesona oleh perkembangan global, jadi sebenarnya tidak secara sadar
mengabaikan kewajiban untuk melindungi dan membela negara dari ancaman yang
datang.

Pencapaian tujuan bangsa Indonesia tertuang dalam UUD 1945 masih menghadapi
masalah yang sulit Jadikan itu kenyataan. Masalah ini muncul karena konflik sering
terjadi antar kelompok siswa, yang disebabkan oleh mengutamakan kepentingan pribadi
dan kelompok (egoisme) dibandingkan dengan kepentingan bangsa dan negara. Dalam
Pasal 9 ayat 1 UU Bela Negara ditegaskan bahwa "Setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban untuk berpartisipasi upaya bela negara yang diwujudkan dalam
implementasinya Pertahanan Nasional. "Selanjutnya, paragraf 2 dari bab yang sama
berbunyi, Partisipasi warga dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud pada ayat
1, dilakukan melalui:

1. Pendidikan Kewarganegaraan;
2. pelatihan militer dasar Yg dibutuhkan;
3. layanan sukarela atau wajib sebagai prajurit TNI; dan
4. pelayanan sesuai profesinya. Sedangkan pasal 3 ayat Bunyinya, "Ketentuan
tentang Pendidikan kewarganegaraan, pelatihan militer dasar wajib, dan
pelayanan sesuai dengan profesinya diatur dengan undang-undang. "

Mahasiswa sebagai kader muda bangsa adalah bagian darinya hal utama yang harus
diusahakan pembinaan pertahanan negara, karena pada kenyataannya potensi ancaman
yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia nampaknya lebih cenderung muncul
dari dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemhan.go.id/belanegara/sejarah-bela-negara

https://bone.go.id/2019/10/20/pengertian-bela-negara/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/113000269/bela-negara-definisi-
dan-dasar-hukum

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/130000169/bela-negara--tujuan-
fungsi-dan-manfaat

https://unnes.ac.id/pakar/bela-negara-haruskah

3 Landasan Hukum Bela Negara Menurut UUD 1945 - GuruPPKN.com

Bela Negara Generasi Milenial - Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai