Anda di halaman 1dari 7

UTS

KOMUNIKASI ILMIAH

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Muhammad Anwar, S.Pd, MT

OLEH:

Setia Pratama

19065021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

1. Membaca memiliki beberapa tingkatan. Beri penjelasan atas masing-masing


tingkatan tersebut?

JAWAB.

Menurut Gray dalam Harris dan Sipay ada lima tingkatan membaca adalah sebagai
berikut :
a. Kesiapan membaca (readiness for reading)
b. Permulaan membaca (rapid to read)
c. Pengembangan kecepatan keterampilan membaca (rapid deve-lopment of reading
skill)
d. Membaca luas (wide reading)
e. Perbaikan membaca (refine-ment of reading)

Menurut Gillet dan Temple ada lima tingkatan membaca, yaitu :


1. Timbulnya pemahaman baca tulis (emergent literacy)
2. Membaca permulaan (beginning reading)
3. Pembinaan kelancaran membaca (building fluency)
4. Membaca untuk kesenangan dan belajar (reading for pleasure/reading to learn)
5. Membaca matang (nature reading)

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, oleh Syafi’ie membaca dikelompokan menjadi dua
tingkatan , yaitu :
1. Membaca permulaan
Membaca permulaan dalam pengertian ini adalah membaca permulaan dalam teori
keterampilan, maksudnya menekankan ada proses penyandian membaca secara mekanikal
. Membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding
dan decoding .
Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta
kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya . Proses ini melibatkan knowledge of the
worlddalam schemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman
yang tersimpan dalam gudang ingatan .
Menurut La Barge dan Samuels proses membaca permulaan melibatkan 3
komponen, yaitu :
a. Visual memory, Pada tingkat visual memory, huruf, kata dan kalimat terlihat sebagai
lambing grafis .
b. Phonological memory, Pada tingkat ini terjadi proses pembunyian lambing . Lambang
tersebut juga dalam bentuk kata dan kalimat .
c. Semantic memory, Pada tingkat ini terjadi proses pemahaman terhadap kata dan
kalimat .
Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat
sederhana dengan lancar dan tepat .

2. Membaca Lanjut
Tujuan membaca lanjut adalah agar siswa dapat memahami bahasa orang lain yang
tertulis serta menambah pengetahuan dan mengembangkan emosi anak .Pada membaca
lanjut berdasarkan ke komplekan kognitif dalam memahami bacaan dibedakan antara
membaca Literal dan membaca tingkat tinggi . Pemahaman tingkat tinggi mencakup
pemahaman interpretative, pemahaman kritis dan pemahaman kreatif . Pemahaman kritis
dan kraetif dapat digolongkan ke dalam pemahaman evaluative .

Pengelompokan tingkatan membaca selengkapnya dari Burn, Roe, dan Ross :


a. Literal comprehension (pemahaman literal)
Pemahaman literal adalah kemampuan menangkap informasi yang dinyatakan
secara tersurat dalam teks . Cochran menjelaskan bahwa pemahaman literal mencakup
rincian yang terdapat teks, rujukan kata ganti, dan urutan peristiwa dalam cerita .
b. Interpretatif comprehension (pemahaman interpretative)
Menurut Hafni dan Tollefson pemahaman interpretative sebagai pemahaman
reorganisasi dan inferensial . Adalah pemahaman makna antar kalimat atau makna tersirat
atau penarikan kesimpulan teks .
c. Critical comprehension (pemahaman kritis)
Pemahaman kritis atau evaluative merupakan kemapuan mengevaluasi materi teks .
Pemahaman evaluative terdapat dalam kegiatan membaca kritis . Pemahaman kritis
bergantung pada pemahaman literal, pemahaman interpretative, dan pemahaman
gagasanpenting .
d. Creative comprehension (pemahaman kreati)
Pemahaman kreatif merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam membaca . Dalam
proses pemahaman kreatif ini, pembaca mengembangkan pemikiran-pemikirannya sendiri
untuk membentuk gagasan-gagasan baru, mengembangkan gagasan baru,
pendekatanpendekatan baru, serta pola-pola pikirnya sendiri

2. Jelaskan bagaimana langkah-langkah atau teknik yang bisa kita gunakan untuk
mereproduksi ulang suatu bahan bacaan/artikel agar terhindar dari plagiasi?

JAWAB:

1. Sertakan sitasi

Ketika seseorang menggunakan gagasan, informasi, pun opini yang bukan buah pikir
sendiri, sitasi adalah sebuah keharusan. Hal tersebut juga berlaku meskipun penulis tidak
menggunakan kata-kata yang sama persis. Penyertaan sitasi di sini artinya penulis harus
memberikan keterangan dari mana informasi yang dituliskan didapat.

Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau rekaman audio/visual, namun
juga sitasi untuk gagasan dari internet juga harus dicantumkan. Penulisan sitasi juga
penting untuk dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan keakuratan informasi yang
disajikan. Sitasi dapat berupa body note maupun foot note.
2. Catat berbagai sumber daftar pustaka sejak awal

Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang tidak boleh dilupakan ketika menulis
karya tulis. Sayangnya, masih ada yang baru mendata ulang daftar pustaka setelah tulisan
selesai. Hal seperti itu tidak salah, namun sangat berpotensi untuk melewatkan satu, dua,
atau beberapa sumber sekaligus. Dalam artian, sitasinya telah tercantum di body note atau
foot note namun luput dalam daftar pustaka. Dengan mendata apa saja sumber yang
dipakai sejak awal, kesalahan bisa diminimalisir, pun akan sangat membantu dalam
penyusunan daftar pustaka.

3. Lakukan parafrase

Tulisan yang hanya menggunakan kutipan langsung lebih berpotensi dianggap melakukan
plagiarisme. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan parafrase–menggunakan
susunan kalimat sendiri–dari sumber asli dengan tetap mencantumkan sitasi. Parafrase
juga lebih mudah untuk dilakukan sebab formatnya tidak serumit jika menggunakan cara
pengutipan langsung.

4. Lakukan interpretasi

Untuk memperkuat gagasan yang disampaikan, terkadang ada pendapat yang harus
dijadikan bahan pembanding atau dipinjam. Dalam hal ini, bisa jadi analisisnya terlalu
rumit maupun butuh interpretasi tambahan. Interpretasi dilakukan seperlunya.

5. Gunakan aplikasi antiplagiarisme

Terakhir, apabila penulis masih merasa khawatir dengan hasil akhir karya tulisnya, aplikasi
antiplagiarisme dapat dicoba. Misalnya menggunakan aplikasi TESSY.ID. Dengan
aplikasi antiplagiarisme, tulisan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan
yang sudah terbit sebelumnya. Aplikasi akan menunjukkan berapa persen tingkat
kemiripan yang ditemukan.

3. Perhatikan artikel berikut. Tentukan apa masalah utama dan tujuan penelitiannya,
serta gambarkan metode dan hasil yang diperoleh?

JAWAB:

• Masalah utama dan Tujuan


Membangkitkan ide adalah kegiatan keterampilan berpikir yang membutuhkan


pemikiran dan tindakan kreatif tingkat tinggi. Oleh karena itu, tujuan dari ini
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran keterampilan
berpikir tingkat tinggi untuk menghasilkan ide di kalangan mahasiswa teknik
berdasarkan pendapat staf akademik. Temuan menunjukkan bahwa kebuntuan ide
adalah faktor terpenting dalam kesulitan dalam menghasilkan ide-ide di antara para
siswa ini. Kesulitan dalam menghasilkan ide merupakan faktor kunci dalam
mempengaruhi pencapaian tugas siswa. Dengan demikian, siswa perlu mempelajari
keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk mengatasi kesulitan dalam menghasilkan
ide.

• Metode Penelitiannya

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan metode


kuantitatif untuk pengumpulan data kebutuhan pembelajaran HOTS untuk
memunculkan ide-ide di kalangan mahasiswa teknik. Menurut Wiersma (2005),
survei melibatkan sikap, pemikiran, dan gaya individu. Umumnya dalam sebagian
besar penelitian survei, karakteristik populasi dapat digambarkan melalui distribusi
frekuensi dan persentase.

a) Populasi dan sampel


Sebelum penelitian yang sebenarnya, dilakukan uji coba untuk
mengetahui reliabilitas instrumen serta memastikan tujuan yang diinginkan dari
penelitian ini dapat tercapai. Reliabilitas kedua jenis item tersebut diuji dengan
menggunakan metode test re-test. Item pilihan ganda adalah skala nominal
sedangkan item pengurutan peringkat adalah skala ordinal. Nilai reliabilitas
butir soal pilihan ganda dan soal pengurutan rangking diperoleh masing-masing
melalui uji korelasi Cramer V dan uji korelasi Spearman Rho. Kedua uji korelasi
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara skor
angket untuk pertama kali dan skor angket untuk kedua kalinya. Artinya semua
item cocok dan reliabel untuk memperoleh skor yang stabil. Populasi adalah
sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri yang sama. Populasi harus
diidentifikasi secara tepat berdasarkan penelitian yang akan dilakukan (Ary,
Jacobs & Razaviech, 2002). Dalam penelitian ini, populasi sasaran adalah para
staf akademik yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang Teknik Sipil,
Teknik Elektro dan Elektronika dan Teknik Mesin di empat fakultas University
Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Keempat fakultas tersebut antara lain
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FKAAS), Fakultas Teknik Elektro dan
Elektronika (FKEE), Fakultas Teknik Mesin dan Manufaktur (FKMP) dan
Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTV).

b) Instrumen penelitian

Pemilihan instrumen penting untuk memastikan data yang dikumpulkan


akan menjawab pertanyaan penelitian. Serangkaian kuesioner dikembangkan
dan digunakan sebagai instrumen penelitian. Kuesioner memberi responden
lebih banyak waktu untuk berpikir dan memberikan tanggapan. Mereka akan
dapat memutuskan tanggapan atau memberikan data yang lebih akurat karena
mereka tidak perlu terburu-buru dengan tanggapan mereka (Chua, 2006). Selain
itu, lebih banyak data dapat diperoleh dari responden dalam waktu singkat
(Wiersma, 2005). Selanjutnya tanggapan ditemukan lebih konsisten bila
dibandingkan dengan data yang dikumpulkan melalui observasi.

Menurut Abdul Hamid (2001), seseorang harus melalui proses


pengalaman, observasi, pembelajaran informal dan diskusi dengan orang lain
untuk menghasilkan ide. Proses generasi ide terjadi melalui restrukturisasi dan
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dalam hal baru
cara. Informasi membentuk dasar untuk menghasilkan ide dan tanpa informasi,
generasi ide tidak akan dimulai. Oleh karena itu, informasi harus dikumpulkan,
direstrukturisasi dan dinilai di otak kanan untuk menghasilkan ide-ide baru. Ini
adalah sebuah indikasi yang jelas bahwa ide akan dihasilkan melalui proses
berpikir. Namun, berpikir bukanlah tugas yang mudah karena membutuhkan
metode dan keterampilan yang efektif terutama untuk menghasilkan ide. Tapi
dengan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan berpikir, sebuah ide dapat
dihasilkan dengan lebih mudah. Model, strategi, teknik, dan kegiatan
merupakan model rencana pembelajaran yang menunjukkan bagaimana
keterampilan berpikir dapat diajarkan bersama dengan materi pelajaran
menggunakan pendekatan terpadu yang telah diterapkan dalam sistem sekolah
di

• Hasil yang diperoleh

Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa teknik menghadapi masalah


dalam menyelesaikan tugas individu. Salah satu masalah paling signifikan yang
dihadapi siswa ini adalah kesulitan dalam menghasilkan ide; diikuti oleh
ketidakjelasan soal penugasan; memahami persyaratan tugas dan persaingan di
antara rekan-rekan. Tugas individu yang paling sulit adalah tinjauan kritis dan
ringkasan artikel. Lainnya termasuk produksi model, tugas tertulis, laporan, gambar
teknik, folio dan presentasi. Para staf akademik percaya kebuntuan ide adalah faktor
terpenting yang menyebabkan kesulitan dalam menghasilkan ide di kalangan
mahasiswa teknik ini. Faktor lain termasuk kurangnya informasi, keterampilan
khusus, latihan untuk menghasilkan ide, waktu dan gangguan emosional seperti
depresi. Lebih jauh lagi, di era informasi yang berlebihan ini; dengan waktu yang
terbatas untuk pemrosesan informasi (Phillips, 2004); siswa akan dapat menghadapi
tantangan tersebut dengan menggunakan HOTS. Keterampilan berpikir akan
memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah dalam situasi tertentu dari
perspektif yang berbeda (Rajendran, 2008, Mohd & Hassan, 2005), terutama
memecahkan masalah kritis tingkat tinggi. Belajar HOTS juga akan meningkatkan

pikiran seseorang; mengarah pada produksi berbagai alternatif, ide, tindakan, solusi,
dan desain. Oleh karena itu, siswa harus belajar dan menggunakan HOTS untuk
menghasilkan ide sehingga mereka dapat menyelesaikan tugasnya dengan lebih
efektif.

Anda mungkin juga menyukai