Anda di halaman 1dari 2

Pedoman Pengajaran Sidi.

Pdt.M.A.Gultom,STh.,M.Div

1
MENGAKU PERCAYA

Mengaku Percaya (Manghatindanghon Haporseaon / Sidi)


adalah suatu kesempatan yang diberikan kepada seseorang untuk
Menyaksikan Iman Kepercayaannya sendiri. Sehingga sejak saat itu
orang yang mengaku percaya tersebut telah menjadi penanggung
jawab atas Imannya terhadap Tuhan. Dalam hal ini, Menyaksikan
Iman atau bersaksi sebagai Orang Ber-Iman dan hal Mangaku
Percaya adalah ungkapan yang tidak dapat dipisahkan., sebab di
dalamnya terdapat hal-hal yang berkenaan dengan perkataan dan
perbuatan ( dimana perkataan dan perbuatan harus sejalan. (bnd.
Pengakuan dan Kesaksian Petrus dalam Yohanes 13: 37). Dalam hal
ini Iman dapat diartikan sebagai “Dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
Inilah yang diajarkan oleh Alkitab. ( Baca. Ibr. 11: 1 ). Sebab oleh
Imanlah telah diberikan kesaksian dan oleh karena Imanlah, manusia
beroleh pengertian, menemukan jalan terang, beroleh pengharapan,
keselamatan dan kesempurnaan. ( Baca; Ibr. 11: 2 – 40 ).

Istilah “Mengaku’ dan “Menyaksikan” atau “Bersaksi”, ini


berasal dari bahasa Yunani, dari kata “MARTURIA” yang artinya :
Menaklukkan diri kepada Tuhan, Allah yang dipercayaai sebagai
kebenaran, dan sekaligus bersedia mati karena mempertahankan
kebenaran Iman tersebut. Inilah yang di sebut dengan istilah
”Martir” (Mati Martir/Mati Syahid) yang berarti Mati karena
mempertahankan Kebenaran. (bnd. Stefanus Mati Martir dalam Kisah
Para Rasul 7: 54 – 60 ).

1
Pedoman Pengajaran Sidi.
Pdt.M.A.Gultom,STh.,M.Div

Hal Mengaku Percaya ini adalah didasarkan atas alasan-


alasan yang manjadi tujuannya, dimana tujuan Mengaku Percaya
adalah :
1. Untuk melanjutkan penerimaan sesaorang menjadi orang Kristen
Dewasa, atau sebagai tindak lanjut dari pada Sakramen Babtisan
Kudus.
2. Pada saat seseorang masih akan-anak dan belum mangaku
percaya, yang mewakili si anak euntuk mengaku percaya adalah
orang tuanya sendiri. Olehj sebab itu, dalam ajaran Kristen masa
perwakilan ini harus di akhiri yaitu dengan hal “ Mengaku
Percaya “ oleh seseorang tersebut.
3. Hal Prengakuan Percaya atau Mengaku Percaya adalah hak
seseorang namun tanpa wajib dan Mengaku Percaya adalah suatu
hal yang harus di-pertanggung-jawab-kan kepada Tuhan., juga
tanpa perwakilan. Untuk inilah Gereja memberi kesempatan
Mengaku Percaya.

Dalam hal ini kesempatan untuk mengaku percaya diberikan


kepada setiap orang yang sudah menerima babtisan ketika masih
anak-anak, sedangkan kepada seseorang yang di babtis ketika orang
tersebut sudah dewasa, kesempatan untuk mengaku percaya dapat
dilanjutkan secara langsung atau sekaligus dalam / setelah Babtisan
tersebut.
Orang yang Mengaku Percaya dan yang sudah Menyaksikan Iman
berarti: Dia sudah menaklukkan dirinya kepada Tuhan sebagai
Kebenaran. Dalam hal ini orang yang bersaksi tersebut harus percaya
bahwa dia hidup adalah karena kebenaran, hidup di dalam kebenaran
dan hidup demi kebenaran dan menyakini bahwa Tuhan, Allah
sendirilah Kebenaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai