ANGGARAN
RSUD MARDI WALUYO
1
BAB I . PENDAHULUAN
.
A. Gambaran Umum.
2
mampu dan sekaligus sebagai salah satu pusat rujukan Puskesmas
yang tersebar di Kota Blitar dan Kabupaten Blitar.
Sebagai penyedia jasa layanan kesehatan RSUD Mardi Waluyo
menyediakan layanan berupa :
1. VISI
TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT MARDI WALUYO SEBAGAI
RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA MASYARAKAT, YANG MAMPU
BERSAING DI ERA GLOBAL.
2. MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna
kepada masyarakat.
Penjelasan :
Pelayanan kesehatan yang paripurna yaitu pelayanan yang
meminimalkan terjadinya 5 - D pada pasien (Death, Diseases,
Disability, Discomfort dan Dissatisfcation) dan aman bagi petugas
provider (K3RS)
3
Penjelasan :
Pelayanan kesehatan partisipatif yaitu pelayanan yang (a) Lebih
peka mengetahui kebutuhan pelanggan; (b) Fokus menyediakan
kebutuhan pelanggan; (c) Kompetitif ; (d) Inovasi pelayanan baru;
(e) Menciptakan kepuasan semua pihak. Memperhatikan aspek
sosial, mengandung arti bahwa mutu pelayanan yang diberikan
tidak membedakan tingkat sosial-ekonomi.
c. Meningkatkan kualitas SDM .
Penjelasan :
1) SDM Profesional, yaitu SDM
yang memiliki kompetensi sesuai kriteria profesinya dan
senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada Pelanggan .
2) SDM Akuntabel, yaitu SDM
yang bertanggung jawab terhadap kewajiban dan tugasnya,
terbuka terhadap perubahan dan memiliki standar kinerja.
3) SDM yang berorientasi pada
pelanggan, bermakna orientasi pelaksanaan tugasnya semata-
mata ditujukan untuk terwujudnya kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
4) SDM Berintegritas, bercirikan :
beriman, jujur, komitmen, kerja keras, disiplin dan bertanggung-
jawab.
d. Membangun kerja sama dengan Rumah Sakit
Pemerintah, Rumah Sakit Swasta dan pihak ketiga.
e. Meningkatkan Sistem Manajemen Rumah Sakit.
f. Meningkatkan kompetensi dan pemberdayaan
sumber daya manusia, serta mengupayakan peningkatan
kesejahteraan karyawan.
Penjelasan : Prinsip kompensasi yang layak dan terjangkau tetap
harus dijaga oleh pihak manajemen Rumah Sakit agar seluruh
petugas pelayanan memilki komitmen dan motivasi yang tinggi
terhadap loyalitas pelayanan.
4
3. NILAI DASAR
Rumah Sakit telah membangun budaya kerja yang harus dihayati dan
dilaksanakan oleh setiap insan Rumah Sakit agar pelayanan kesehatan
yang dilakukan dapat memuaskan pasien (konsumen).
D. MOTTO
KESEHATAN DAN KEPUASAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN
KAMI
5
C. Tujuan dan Sasaran Strategis BLUD
3. Sasaran Strategis
Untuk mencapai Visi Rumah Sakit, dirumuskan formulasi strategis yang
lebih konkrit, tajam dan terukur berupa sasaran strategis (Strategic
Objective) dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013. Sasaran strategis
tersebut disusun berdasarkan 4 ( empat ) perspektif , sebagai berikut :
a. Perspektif Pelanggan
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelanggan , dengan
beberapa Indikator kinerja sebagai berikut : Peningkatan
Customer acquisitin dan customer loyalities, Indeks
kepuasan pelanggan, angka pasien pulang paksa .
Meningkatnya akuntabilitas publik kepada masyarakat,
dengan target kinerja penerbitan laporan akuntabilitas RS
yang telah dievaluasi oleh evaluator eksternal dengan
kualifikasi sangat baik serta mempertahankan Status
BLUD penuh.
b. Perspektif Proses Bisnis Internal
Meningkatnya mutu layanan Rawat Inap, dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
a. Quality of Places, yang meliputi : BOR, BTO dan TOI.
6
b. Quality of Services, yang meliputi : GDR, NDR, ALOS
dan pemenuhan indicator mutu pelayanan 10 penyakit
terbanyak.
d. Perspektif Keuangan
Meningkatnya pendapatan operasional rumah sakit.
Meningkatnya Pengendalian Biaya dengan indikator
meningkatnya cost recovery rate dan tingkat
kemandirian keuangan Rumah sakit
Terbit nya Laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia (SAK) dan diaudit oleh
auditor independen dengan Opini Unqulified.
7
berdasarkan keputusan pejabat berwenang, uraian tugas dewan
pengawas dan uraian pembagian tugas di antara masing-masing
pengelola BLUD.
Susunan Pejabat Pengelola BLUD saat ini adalah :
Unsur Pimpinan terdiri dai : Direktur dan Wakil Direktur
Unsur Pejabat Keuangan : Pengguna Anggaran/ KPA, PPK-SKPD dan
Bendahara
Unsur Dewan Pengawas : Belum dibentuk .
Apabila dibentuk agar dijelaskan struktur organisasi dan uraian tugasnya.
8
BAB II. KINERJA RUMAH SAKIT TAHUN BERJALAN
9
dan rawat jalan dan masih terus berlangsungnya pembangunan
gedung baru yang semakin menambah tingkat harapan masyarakat
akan semakin baiknya pelayanan di RSD Mardi Waluyo.
RBA untuk tahun 2010 merupakan RBA yang pertama kali disusun
setelah RSD Mardi Waluyo ditetapkan sebagai instansi yang
menerapkan PPK –BLUD.
a. Customer Acquitation
Keterangan
Kunjungan Total Kunjungan Total Kunjungan Total
% % %
baru Pasien Baru Pasien Baru Pasien
Jumlah
46.422 88.248 52,60 31.397 55.730 56,34 62,794 111.460 56,34
Pasien
10
19 Rawat Darurat 4.804
20 Day Care 134
21 Rehabilitasi Medik 117
22 Akupuntur Medik 160
23 Gizi 7.190
31.39
J U M LA H 7
b. Customer Retention
Jumlah
41.826 88.248 47,40 24.333 55.730 43,66 48.666 111.460 43,66
Pasien
J U M LA H 24.333
c. Number Of Complain
11
Kinerja 2008 Jumlah s.d semester I 2009 Prognosis s.d
Desember 2009
Jenis
Keluhan
Jumlah Jumlah Jumlah
Keluhan % Keluhan % Keluhan %
Pasien Pasien Pasien
Unit Layanan
- Fisik 21.077 265 1,25 11.362 49 0,43 22.724 98 0,43
- Non 21.077 1.122 5,32 11.362 509 4,47 22.724 1.018 4,47
Fisik
d. Efisiensi
12
semester I 2009 Desember 2009
Tidak Hadir 0 0 0
Biaya Pemeliharaan
Aset
% Biaya
Pemeliharaan Alat
Medis
Jumlah peralatan
medis
% peralatan medis
kualitas baik
13
D. Kinerja Keuangan Satu Tahun Terakhir dan Kinerja
1. Kinerja Keuangan
Sumber
Pendapatan
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
- Pend
apatan 14.289.172.534 14.339.353.080 100,35 7.391.136.328 7.578.674.516 102,54 14.782.272.655 14. 782.272.655 100
fungsional
- Pend
apatan
Subsidi
- APB
12.605.972.534 11.739.135.539 93,12 21.913.734.439 19.181.041.401 87,53 43.827.468.878,19 43.827.468.878,19 100
D
14
Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauhmana
kontribusi pendapatan fungsional Rumah sakit terhadap Belanja
Operasi.
Tahun 2008 CRR RSD Mardi Waluyo mencapai 109 %, sedangkan
prognosa tahun 2009 mencapai 105,92 %.
1. Neraca
15
JUMLAH ASET 86.376.091.035,49 75.841.264.072,51 87,80
II KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1 Kewajiban Jangka Pendek
Utang Jangka 4.673.074
Pendek Lainnya 0,00 .761,97 0,00
Jumlah Kewajiban 4.673.074
Lancar - .761,97 0,00
2 Ekuitas Tidak Terikat
Ekuitas Awal 52.600.979.298,00 52.600.979.298,00 100,00
Surplus dan Defisit 1.618.860
Tahun Lalu 1.618.860.714,00 .714,00 100,00
Surplus dan Defisit 16.948.349
Tahun Berjalan 32.156.251.023,49 .298,54 52,71
Jumlah Ekuitas
Tidak Terikat 86.376.091.035,49 71.168.189.310,54 82,40
JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS 86.376.091.035,49 75.841.264.072,51 87,80
2. Laporan operacional
16
d Pendapatan APBN
1 Operasional
2 Investasi
Pendapatan APBN
e Pendapatan Lainnya
1 Hasil pemanfaatan
kekayaan 35.123.000 35.123.000 100,00
2 Penggabungan
Revolving
3 Pendapatan Bunga
6 Biaya Penyusutan - -
7 Biaya Umum dan
Adm Lain-lain - -
Jumlah Biaya Umum
dan Administrasi (3.442.915.809,96) (5.233.340.301,08) 152,00
17
c Biaya Lain-lain
1 Biaya bunga -
2 Biaya Adminitrasi
Bank -
3 Biaya Lainnya -
Keuntungan (kerugian) - -
Surplus (Defisit)
Sebelum Pos Luar
Biasa 19.238.942.224,00 31.678.782.664,54 164,66
IV Pos Luar Biasa
1 Pendapatan
Kejadian Luar Biasa - -
2 Biaya Kejadian Luar
Biasa - -
18
Prediksi Laporan Aliran Kas
1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2009
No Arus Kas dari Aktivitas Jumlah
I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
1 Arus Kas Masuk
- Pendapatan usaha dari Jasa Layanan Kesehatan 14.695.310.366,00
- Penerimaan Anggaran yang bersumber dari APBD 43.827.468.878,19
- Penerimaan Anggaran yang bersumber dari APBN -
- Hibah -
- Penerimaan Jasa Lainnya 35.123.000,00
- Pendapatan Diterima Dimuka -
Jumlah Arus Kas Masuk 58.557.902.244,19
2 Arus Kas Keluar
19
- Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi -
- Pemberian Pinjaman -
Jumlah Arus Kas Keluar -
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan -
IV ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN
1 Arus Kas Masuk
- Uang Perhitungan Pihak Ketiga -
Jumlah Arus Kas Masuk -
2 Arus Kas Keluar
- Uang Perhitungan Pihak Ketiga -
Jumlah Arus Kas Keluar -
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran -
V Kenaikan/Penurunan Selama Periode 15.366.425.521,00
VI Penyetoran Ke Kas Daerah 14.782.272.655,00
(584.152.866,00
VII Kenaikan/Penurunan Selama Periode )
VIII Saldo Awal Kas 864.819.212,00
IX Saldo Akhir Kas 280.666.346,00
d. Ratio Keuangan
Prognosa Tahun
KETERANGAN Tahun Berjalan Berjalan
A. RATIO TINGKAT HUTANG
1 Ratio Hutang terhadapTotal Aset
Total Utang X 100% 0 X 100 4.673.074.761,97 X 100
Total Aset 86.376.091.035,49 75.841.264.072,51
- 6,16
B. RASIO SOLVABILITAS
2 Rasio Solvabilitas
a Rasio total Aset Terhadap Utang
86.376.091.035,49 X
Total Aset X 100 100 75.789.424.783,51 X 100
Toal Utang 0,00 4.673.074.761,97
20
0 1.622,94
b Debt to Equity Ratio
Total Utang X 100 % 0 X 100 4.673.074.761,97
Equity 86.376.091.035,49 71.168.189.310,54
- 6,57
C. RASIO RENTABILITAS
a Rasio Margin Laba Kotor
19.238.942.224 Xn 31.678.782.664,54 X 100
Surplus Operasional X 100 % 100 %
I. AKTIVA
A. Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:
a diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu 12 bulan; atau kurang;
21
b dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
dari tanggal neraca; atau kurang;
c berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aset lancar antara lain meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka,
biaya dibayar dimuka.
22
Kas dan Setara Kas Bank diakui diakui dan dicatat pada saat
diterima atau dikeluarkan Bendahara.
(3) Pengukuran
Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat
diterima/dikeluarkan dan dinyatakan dalam nilai rupiah, jika
terdapat kas dan bank dalam valuta asing maka harus
dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas dan bank
dalam valuta asing dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal neraca. Keuntungan atau
kerugian atas selisih kurs tanggal neraca dengan kurs
transaksi diakui sebagai keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing atau biaya penurunan nilai.
b. Piutang
(1) Definisi
Piutang adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau
jasa dalam rangka kegiatan operasional RSD .
Transaksi piutang usaha memiliki karakteristik sebagai
berikut:
23
Terdapat penyerahan barang, jasa, uang, atau
timbulnya hak untuk menagih berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait;
dan
Jangka waktu pelunasan.
(2) Pengakuan
Piutang Askes diakui dan dicatat pada saat pengajuan
klaim piutang kepada PT Askes.
24
Piutang Jamkesmas diakui dan dicatat pada saat
pengajuan klaim piutang kepada penanggungjawab
Jamkesmas.
Piutang Jamkesda diakui dan dicatat pada saat
pengajuan klaim piutang kepada penanggungjawab
Jamkesda.
Piutang Kerja Sama diakui dan dicatat pada saat
pengajuan klaim piutang kepada perusahaan/asuransi.
Piutang Pasien Umum diakui dan dicatat pada saat
diberikan persetujuan piutang dari pejabat RSD yang
ditunjuk.
Piutang Tuntutan Perbendaharaan diakui dan dicatat
pada saat diterbitkannya Surat Keputusan TP/TGR.
Piutang berkurang pada saat dilakukan pembayaran atau
dilakukan penghapusan.
Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari
penyisihan kerugian piutang yang dibentuk, maka
selisihnya diakui sebagai biaya penyisihan kerugian
periode bersangkutan.
Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan
maka piutang tersebut dimunculkan kembali dan
pengurangannya dilakukan sebagaimana pelunasan
piutang.
(3) Pengukuran
Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan
(net realizable value) setelah memperhitungkan nilai
penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan kerugian piutang tak tertagih atas piutang
usaha dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan
tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang
(aging schedule). Besarnya penyisihan piutang pada tiap
akhir tahun ditentukan berdasarkan Keputusan Pemimpin
RSD ; misalnya:
25
- Di atas 1 bulan s/d 3 bulan: 30 %
- Di atas 3 bulan s/d 6 bulan: 50 %
- Di atas 6 bulan s/d 12 bulan: 75 %
- Di atas 12 bulan : 100 % dapat dihapusbukukan
secara mutlak atau bersyarat berdasarkan Surat
Keputusan pejabat yang berwenang, yang nilainya
ditetapkan secara berjenjang. Piutang yang telah
dihapusbukukan tetap dicatat secara extra-
comptable dan tetap diusahakan penagihannya.
Penyisihan piutang tersebut di atas dikecualikan bagi tagihan
kepada Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara.
Dalam hal kejadian khusus, misalnya kejadian luar biasa
yang ditetapkan oleh pemerintah, maka tagihan-tagihan
tersebut dapat langsung diusulkan penghapusannya
walaupun belum memenuhi ketentuan di atas. Jika terdapat
pelunasan atas piutang-piutang yang telah dihapuskan,
maka pelunasan tersebut dibukukan sebagai pendapatan
lain-lain dalam tahun berjalan.
26
jumlah penyisihan kerugian piutang yang dibentuk
disertai daftar umur piutang,
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
pembentukan penyisihan kerugian piutang,
jumlah piutang yang dijadikan agunan.
c. Persediaan
(1) Pengertian
Persediaan adalah aset dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud
untuk digunakan dalam proses pemberian jasa pelayanan
RSD yang habis dipakai atau dijual dalam satu periode
akuntansi.
(2) Pengakuan
a. Persediaan diakui pada saat barang diterima dan dicatat
dalam akun biaya.
b. Persediaan pada akhir periode akuntansi diakui
berdasarkan hasil perhitungan fisik (stock opname).
(3) Pengukuran
27
Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika
diperoleh dengan cara lain seperti donasi.
28
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan antara lain:
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
pengukuran persediaan;
jenis persediaan dan jumlah masing-masing
persediaan;
persediaan yang rusak, kadaluwarsa atau tidak dapat
digunakan lagi beserta nilai perolehan dan taksiran
harga jual yang layak atas persediaan tersebut;
nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai
jaminan kewajiban Saldo Normal
B. Aset Tetap
(1) Pengertian
Aset Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal, yang
digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan RSD dalam rangka
mendukung proses pelayanan publik dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari
pendapatan fungsional maupun sumber dana lainnya yang sah
melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan pertukaran
dengan aktiva lainnya (trade-in).
Aset Tetap yang dikelola RSD diklasifikasikan sebagai berikut :
a Tanah;
b Peralatan dan Mesin;
c Gedung dan Bangunan;
d Jalan, Jaringan, dan Instalasi;
e Aset Tetap Lainnya.
29
f Konstruksi Dalam Pengerjaan
(2) Pengakuan
Aset tetap yang diperoleh dari pembelian, pekerjaan konstruksi
dan atau donasi diakui dalam periode berjalan, yaitu pada saat
aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
(3) Pengukuran
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian
aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai
wajar pada saat perolehan.
Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh tanah tersebut sampai dengan siap
digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya
pembebasan tanah, biaya untuk memperoleh hak, biaya
yang berhubungan dengan pengukuran, biaya pengurugan,
dan lain-lain. Nilai tanah termasuk juga harga pembelian
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk
melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika
bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar.
Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan
sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga
beli, biaya pengurusan IMB, notaris, pajak, dan lain-lain.
30
Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi
akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tak
langsung lainnya.
Aset tetap yang dibangun sendiri dicatat sebesar seluruh
nilai bahan/peralatan yang digunakan, biaya pengerjaan
serta biaya-biaya umum lainnya yang terkait dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
Aset tetap dalam penyelesaian adalah aktiva tetap berwujud
yang sedang dalam proses pembangunan/perolehan dengan
cara swakelola atau melalui pihak ketiga, dan belum selesai
sampai dengan tanggal pelaporan, harus dilaporkan terpisah
dari aset tetap dan belum dapat disusutkan sampai aset
tersebut dinyatakan selesai.
Aset tetap berupa mesin, peralatan, dan aset berwujud
lainnya, yang tidak berfungsi (tidak produktif), yaitu:
rusak dan tidak berfungsi
tidak rusak namun tidak berfungsi
tidak rusak namun belum berfungsi
aset tetap yang sudah tidak dapat ditelusuri fisiknya,
harus disajikan terpisah kedalam kelompok Aset Lainnya
sub kelompok Aset Non Produktif- sebesar nilai bukunya.
Usulan penghapusan Aset Lain-lain ini diajukan oleh Direktur
RSD. kepada Walikota untuk dimintakan persetujuannya.
Setelah ada persetujuan walikotai, kerugian penghapusan
dibebankan sebagai Biaya Lain-lain sebesar nilai buku
tersebut.
Pengeluaran untuk suatu aset tetap dengan maksud:
menambah nilai ekonomi
menambah kapasitas
menambah masa manfaat,
harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset yang
bersangkutan.
31
Sedangkan pengeluaran untuk suatu aset tetap dengan
maksud untuk mengembalikan fungsinya pada kapasitas dan
masa manfaat yang seharusnya diakui sebagai beban saat
terjadinya.
Pengadaan peralatan yang relatif kecil (pengadaan dalam
jumlah kecil) tidak dikapitalisasi, tetapi langsung dibiayakan.
Jenis barang yang dimaksud, antara lain:
Peralatan dapur yang kecil-kecil seperti sendok, garpu,
piring, gelas, dan lain-lain.
Linen seperti selimut, sprei, gordin, celemek, kelambu,
skoret, baju operasi, dan lain-lain.
Peralatan mandi dan kebersihan seperti gayung, sapu,
kemoceng, sikat dan lain-lain.
Aset tetap yang diperoleh dari hibah tidak terikat diukur
berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya
dengan mengkredit akun “Pendapatan Hibah”.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap tidak
diperkenankan. Penilaian kembali aset tetap dapat dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara
nasional. Dalam hal disajikan menyimpang dari konsep
harga perolehan maka RSD. harus menjelaskan
penyimpangan tersebut serta pengaruhnya terhadap
informasi keuangan RSD. Selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai buku (nilai tercatat) aset dibukukan dalam akun
ekuitas.
Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang
dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa
manfaat.
Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya
perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang
disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan
keuangan dikurangi nilai sisanya.
32
Masa manfaat adalah periode suatu aset diharapkan
digunakan oleh RSD ; atau jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan diperoleh dari aset tersebut
oleh RSD.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.
Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat
diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aset setelah
dikurangi taksiran biaya pelepasan.
Jumlah yang dapat disusutkan suatu aset tetap harus
dialokasikan secara sistematis sepanjang masa
manfaatnya dengan metode yang sistematis.
Metode penyusutan yang digunakan oleh RSD adalah
metode garis lurus (straight-line method).
Tarif penyusutan :
Tarif
Kelompok Aset Masa Manfaat
Penyusutan
(1) Bukan Bangunan
- Kelompok I 4 tahun 25 %
- Kelompok II 8 tahun 12,5%
(2) Bangunan
- Permanen 20 tahun 5%
- Tidak Permanen 10 tahun 10 %
Keterangan :
Bukan bangunan Kelompok I.
- Meubel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan
bagian dari bangunan.
33
- Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung,
duplikator, mesin fotocopy, accounting machine,
komputer, printer, scanner, dan sejenisnya.
- Perlengkapan lainnya seperti TV, video recorder,
tape/cassete, amplifier, dan sejenisnya.
- Sepeda motor, sepeda, dan becak.
- Alat-alat dapur (yang relatif besar).
34
vi. eksistensi dan batasan atas hak milik, dan aset tetap yang
dijaminkan untuk utang;
vii. kebijakan akuntansi untuk biaya perbaikan yang berkaitan
dengan aset tetap;
viii.uraian rincian dari masing-masing aset tetap;
ix. untuk konstruksi dalam pengerjaan, meliputi:
rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut
tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya;
uang muka yang diberikan; retensi (untuk masa pemeliharaan)
35
II Kewajiban
1) Pengertian
(1) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi RSD.
(2) Kewajiban diklasifikasikan sebagai :
a. Kewajiban Jangka Pendek
b. Kewajiban Jangka Panjang
(3) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban
yang diharapkan akan dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan atau kurang setelah tanggal neraca
(4) Semua kewajiban selain itu harus diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka panjang.
(5) Jenis kewajiban jangka pendek antara lain:
a Utang usaha, yaitu kewajiban yang timbul karena
kegiatan operasional RSD, misalnya utang biaya.
b Utang pajak, yaitu kewajiban yang timbul kepada negara
berupa pembayaran pajak.
c Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang
telah terjadi tetapi belum dibayar sampai tanggal neraca,
termasuk accrued interest.
d Pendapatan diterima di muka, yaitu penerimaan
pendapatan dari pihak ketiga sebagai pembayaran jasa
tertentu tetapi RSD belum memberikan jasa tersebut
kepada pihak ketiga, termasuk penerimaan droping dana
Jamkesmas.
e. Utang jangka pendek lainnya, yaitu utang yang akan
jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal neraca yang
tidak dapat dikelompokkan dalam huruf a sampai e
diatas.tang Lancar antara lain terdiri dari bagian lancar utang
jangka panjang, utang kepada pihak ketiga, utang bunga, dan
utang perhitungan fihak ketiga (PFK).
2) Pengakuan
36
(1) Utang usaha diakui pada
saat RSDmenerima jasa/hak atas barang/jasa, tetapi
RSDbelum membayar atas barang/jasa yang diterima.
(2) Utang pajak diakui pada saat
transaksi atau kejadian telah mewajibkan RSDuntuk
membayar pajak kepada negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Biaya yang masih harus
dibayar diakui pada saat RSDtelah menerima manfaat
ekonomis dari pihak lain tetapi RSDbelum melakukan
pembayaran atas manfaat ekonomi yang telah diterima.
(4) Pendapatan diterima di muka
diakui pada saat diterimanya kas dari pihak ketiga dan
RSDsebagai pembayaran jasa tertentu tetapi RSDbelum
memberikan jasa tersebut kepada pihak ketiga. Bagian
lancar utang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi
utang jangka panjang pada setiap akhir periode akuntansi.
3) Pengukuran
Kewajiban jangka pendek dinilai sebesar nilai nominal
kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka pendek berkurang
pada saat pembayaran/penyelesaian oleh RSD.
4) Penyajian dan Pengungkapan
Utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar,
pendapatan diterima di muka, bagian lancar utang jangka
panjang, dan utang jangka pendek lainnya disajikan pada
neraca dalam kelompok kewajiban jangka pendek.
Utang RSD diungkapkan secara rinci dalam CaLK. Informasi-
informasi yang diungkapkan dalam CaLK antara lain sebagai
berikut:
- Jumlah saldo kewajiban jangka pendek yang diklasifikasi
berdasarkan pemberi pinjaman (kreditur);
37
1) Pengertian
Ekuitas adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih
antara jumlah aktiva dengan jumlah kewajiban
Ekuitas terdiri dari :
a Ekuitas awal
Merupakan hak residual awal RSUD . . . . . yang merupakan
selisih aset dan kewajiban pada saat pertama kali
RSUD . . . . . ditetapkan, kecuali sumber daya ekonomi yang
diperoleh untuk tujuan tertentu.
b Surplus & Defisit Tahun Lalu
Surplus & Defisit Tahun Lalu merupakan akumulasi Surplus &
Defisit pada periode-periode sebelumnya.
c Surplus & Defisit Tahun Berjalan
Surplus & Defisit Tahun Berjalan berasal dari seluruh
pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya pada tahun
berjalan.
d Ekuitas Donasi
Ekuitas Donasi merupakan sumber daya yang diperoleh dari
pihak lain berupa sumbangan atau hibah yang sifatnya tidak
mengikat.
2) Pengakuan
Ekuitas diakui pada saat:
Ditetapkannya nilai kekayaan RSUD .
Diterimanya dana sumbangan/bantuan.
Diterimanya aset tetap dari
sumbangan/bantuan.
3) Pengukuran
Ekuitas dinilai sebesar:
Nilai buku ekuitas pada saat penetapan RSUD.
Nominal dana sumbangan/bantuan.
38
Nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan mana
yang lebih andal.
1 PT ASKES Rp 628.317.444,44
PT Telkom Rp 45.135.949,60
2
JAMKESMAS Rp 2.378.260.634,47
3
39
Non Kuota Kota Blitar Rp 466.254.845,00
4
Non Kuota Kab. Blitar Rp 878.490.155,00
5
Rp 4.396.459.028,51
Tanah Rp 14.970.600.831,00
40
- Ekuitas Awal Rp 52.600.979.298,00
- Surplus dan Defisit Tahun Lalu Rp 1.618.860.714,00
- Surplus dan Defisit Tahun Berjalan Rp 16.948.349.298,54
Jumlah Rp 71.170.070.871,54
41
BAB III RENCANA BISNIS ANGGARAN RSU TAHUN 2010
a. Analisis Internal
i. Kekuatan
(1).Perspektif Keuangan
Tahun 2009 Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo telah
ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
sehingga dapat mengelola pendapatan secara langsung
dan memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
dengan adanya ambang batas.
Efisiensi Anggaran dengan adanya keleluasaan pengadaan
barang jasa.
Sistem Informasi Keuangan baru secara bertahap mulai
dibangun .
(2).Perspektif Pelanggan
Kesadaran masyarakat menengah ke bawah
untuk berobat makin tinggi sejalan adanya penjaminan
pelayanan kesehatan dari pemerintah.
Terus dibangunnya gedung untuk rawat inap
kelas i, 2, dan 3 serta fasilitas lain semakin menambha
kepercayaan masyrakat akan kualitas pelayanan RSD
Mardi Waluyo.
Kepercayaan masyarakat makin meningkat
sejalan dengan telah selesainya pembangunan gedung poli
terpadu.
Semakin diminatinya RS oleh pihak ketiga
sejalan dengan adanya kerjasama yang telah dijamin.
(3).Perspektif Proses Bisnis
Penambahan Sarana dan Prasarana Baru
( Tempat Tidur, Ruang Operasi,Peralatan)
Penambahan Jenis Layanan Baru
42
Mulai dirintis Sistem Pelayanan Terpadu yang
lebih spesialistik
(4).Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
Tersedianya tenaga pendukung sistem informasi
management
Tata Kelola Organisasi sudah mulai terbangun
ii. Kelemahan
(1). Perspektif Keuangan
Tarif jasa layanan masih rendah sehingga belum dapat
menutupi seluruh biaya operasional Rumah Sakit dan
belum sepenuhnya didasarkan pada perhitungan unit
cost.
Sistem Perencanaan anggaran belum sepenuhnya
berbasis kinerja sehingga pengendalian biaya belum
terukur.
(2).Perspektif Pelanggan
Masyarakat menengah ke atas masih enggan untuk
berobat ke Rumah Sakit pemerintah.
Meningkatnya pengguna Jamkesmas non kuota (tidak
masuk data base) yang menggunakan jasa pelayanan
Rumah Sakit.
b. Analisis Eksternal
1). Peluang
(1).Jaminan subsidi pemerintah daerah kota Blitar masih
43
berlangsung khususnya untuk belanja gaji pegawai .
(2).Masih terbukanya peluang KSO sebagai upaya efisiensi
(3).Makin banyaknya perusahaan asuransi di bidang kesehatan
(4).Jumlah penduduk yang semakin banyak
(5).Perubahan regulasi pengadaan barang dan tarif dengan
penetapan sebagai BLUD
2). Ancaman
(1).Kemungkinan tidak disetujuinya usulan kenaikan tarif
(2).Bertambah banyaknya penyedia jasa layanan sarana
kesehatan baru
(3).Tenaga keperawatan masih relatif kurang.
(4).Tawaran insentif yang lebih besar dari Rumah sakit Lain yang
dapat mengancam keberadaan tenaga ahli di Rumah Sakit.
44
SASARAN No URAIAN No URAIAN TARGET No Rp
1 Meningkatnya 1 Kerjasma 1 % customer
kunjungan informasi aquitation 50 1 32.400.000
pasien dengan mass 2 % customer
media retention 50
Kemitraan 3 %
peningkatan Pertumbuhan
2 pelayanan kunjungan 10 2 53.427.000
kesehatan 312.090.000
75.000.000
2 Meningkatnya 1 Peningkatan 1 Nilai evaluasi Sangat 1 14.704.000
akuntabilitas pengembanga Laporan
publik kepada n sistem akuntabilitas Baik 2 3.235.000
masy. pelaporan 2
capaian
kinerja dan Evaluasi
keuangan Status BLUD Penuh 3 246.518.000
4 102.335.000
3 Meningkatnya 1 Program 1 Qualiti of
mutu standarisasi Place 1 71.308.000
pelayanan pelayanan
kesehatan a. BOR 75-85% 2 100.411.000
b. BTO 5-45 Hr
c. TOI 1-3 Hr
2 Qualiti of
Service
a. GDR ≤3%
b.NDR ≤ 2,5%
c. ALOS 7-10Hr
d.
Sesuai
Terpenuhinya
SPM
indikator mutu
pelayan 10
penyakit
terbanyak
4 Meningkatnya 1 Pengadaan 1 100% 1 24.950.000.000
sarana peningkatan Terbangunnya
prasarana RS sarana dan gedung kantor
prasarana RS tahap II 2 1.598.745.000
3 7.785.773.253
4 738.811.172
5 1.987.418.600
6 379.744.400
7 86.970.000
5 Meningkatnya 1 Pemeliharaan 1 Peningkatan 1 39.700.000
pemeliharaan Sarana sarana
rutin/berkala Prasarana RS prasarana RS 2 210.721.600
sarana kondisi baik
prasarana RS
6 Peningkatan 1 Pelayanan 1 Prosentase 100% 1 445.575.000
pelayanan Administrasi Terpenuhinya 2 837.459.000
administrasi Perkantoran kebutuhan
45
perkantoran 3 189.157.600
4 39.443.500
5 256.530.000
6 56.561.000
7 101.651.500
8 195.000.000
9 7.050.000
2 Peningkatan 1 643.044.000
sarana
prasarana
aparatur
146.677.800
3 Peningkatan 214.147.000
sarana
431.086.750
prasarana
kantor RS
kondisi baik 41.527.000
84.319.700
1. Target Pendapatan
Tahun 2010 RSD Mardi Waluyo menetapkan target pendapatan sebesar
Rp65.793.965.293,00 dengan rincian sebagai berikut:
- Pendapatan usaha dari layanan kesehatan Rp27.486.400.000,00
- Pendapatan dari subsidi APBD Rp38.357.565.293,00
Jumlah Rp65.793.965.293,00
46
6 Instalsi Farmasi 8.500.000.000,00
7 Instalasi Laboratorium 1.230.000.000,00
8 Instalasi Radiologi 425.000.000,00
9 Instalasi Rawat Inap 2.150.000.000,00
10 Jamkesmas Kuota 4.200.000.000,00
11 Jamkesmas Non Kuota 1.250.000.000,00
12 Kamar Jenazah 3.000.000,00
13 Klinik Layanan Mandiri 350.000.000,00
14 Oksigen 152.799.600,00
15 Otopsi 16.000.000,00
16 Paviliun 2.700.000.000,00
17 PHB/Askes 4.000.000.000,00
18 Rehab Medik 30.000.000,00
19 Status 55.000.000,00
20 Tindakan Operasi 400.000.000,00
21 Persewaan Gedung 50.000.000,00
22 Parkir 20.000.000,00
23 Hemodialisa 86.400.000,00
JUMLAH 27.486.400.000,00
3. AMBANG BATAS
47
Besarnya ambang batas realisasi belanja dalam RBA ditetapkan
pada saat penyusunan RBA sebesar 20 %. Dengan demikian
besarnya ambang batas untuk tahun 2010 adalah sebagai
berikut:
48
BAB IV
PROYEKSI KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2010
49
Surplus dan Defisit
Tahun Berjalan 16.950.230.859,54 34.625.206.274,21 17.674.975.414,67 104,28
Jumlah Ekuitas
Tidak Terikat 71.170.070.871,54 105.793.395.584,75 34.623.324.713,21 48,65
JUMLAH
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 75.843.145.633,51 105.793.395.584,75 29.950.249.951,24 39,49
50
a Biaya Pelayanan
51
IV Pos Luar Biasa
1 Pendapatan
Kejadian Luar Biasa - - - -
2 Biaya Kejadian
Luar Biasa - - - -
Pos Luar Biasa - - - -
Surplus (defisit) Tahun
berjalan
31.678.782.664,54 62.111.606.274,21 30.432.823.609,67 96,07
Penyetoran Dana BLUD ke
Kas Daerah (12.755.966.634,00
(14.730.433.366,00) (27.486.400.000,00) ) 86,60
Surplus (defisit) Tahun
berjalan Bersih
16.948.349.298,54 34.625.206.274,21 17.676.856.975,67 104,30
Surplus (defisit) Tahun
berjalan Diluar APBN
31.678.782.664,54 62.111.606.274,21 30.432.823.609,67 96,07
Surplus (defisit) Tahun
Berjalan Diluar APBN/ APBD
48.437.710.419,67 62.926.974.295,09 14.489.263.875,42 29,91
52
Keluar 0) (12.480.553.294)
Arus Kas Bersih dari 58.076.888.479,3
Aktivitas Operasi 33.494.445.391,49 3 24.597.479.343 73,44
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
INVESTASI
Arus Kas Masuk
- Pendapatan
Penjualan atas Aset
Tetap - 0 - 0,00
Jumlah Arus Kas
Masuk - 0 - 0,00
Arus Kas Keluar
- Belanja Modal / 28.019.288.800,0
Pembangunan 18.128.019.870,49 0 9.891.268.930 54,56
Jumlah Arus Kas 28.019.288.800,0
Keluar 18.128.019.870,49 0 9.891.268.930 54,56
Arus Kas Bersih dari (28.019.288.800,0
Aktivitas Investasi (18.128.019.870,49) 0) (9.891.268.930) 54,56
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
PEMBIAYAAN
Arus Kas Masuk
- Pencairan Dana
Cadangan - - - 0,00
- Penjualan Aset /
Kekayaan Daerah yg
dipisahkan - - - 0,00
- Penerimaan Pinjaman
dari Obligasi - - - 0,00
- Penerimaan Kembali
Pinjaman - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Masuk - - - 0,00
Arus Kas Keluar
- Pembentukan Dana
Cadangan - - - 0,00
- Penyertaan Modal
(Investasi )
Pemerintah Daerah - - - 0,00
- Pembayaran Pokok
Utang Pinjaman dan
Obligasi - - - 0,00
- Pemberian Pinjaman - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Keluar - - - 0,00
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Pembiayaan - - - 0,00
53
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS NON
ANGGARAN
Arus Kas Masuk
- Uang Perhitungan
Pihak Ketiga - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Masuk - - - 0,00
Arus Kas Keluar
- Uang Perhitungan
Pihak Ketiga - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Keluar - - - 0,00
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Non
Anggaran - - - 0,00
Kenaikan/Penurunan 30.057.599.679,3
Selama Periode 15.366.425.521,00 3 14.706.210.413 95,70
Penyetoran Ke Kas 27.486.400.000,0
Daerah 14.782.272.655,00 0 12.704.127.345 85,94
Kenaikan/Penurunan 2.571.199.679,3 -
Selama Periode (584.152.866,00) 3 3.170.388.800 542,73
Saldo Awal Kas 864.819.212,00 280.666.346,00 (584.152.866) -67,55
2.290.533.333,3
Saldo Akhir Kas 280.666.346,00 3 2.024.903.242 721,46
54
2). Piutang Rp 4.241.833.333,33
1 PT ASKES Rp 666.666.666,67
PT Telkom Rp
2
JAMKESMAS Rp 2.800.000.000,00
3
Non Kuota Kab. Blitar Rp
4 729.166.666,67
Non Kuota Kab. Blitar Rp 46.000.000,00
5
Rp 4.241.833.333,33
Tanah Rp 14.970.600.831,00
22.997.783.537,
Peralatan dan Mesin
Rp 49
60.443.284.00
Gedung dan Bangunan
Rp 0,00
Jumlah Rp 98.748.287.968,49
55
5). Kewajiban Jangka Pendek Rp 0
Jumlah Rp 105.793.395.584,75
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
56
Rencana bisnis di tahun 2010 didasarkan pada asumsi pada tahun 2010 pola
pengelolaan keuangan Rumah Sakit Mardi Waluyo akan berubah menjadi Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Perubahan ini
akan berdampak pada beberapa fleksibilitas khususnya dalam pengelolaan
keuangan, pengadaan barang jasa untuk lebih mengoptimalkan pelayanan
kepada masyarakat. Fleksibilitas ini akan berdampak pada peningkatan
pendapatan serta efisiensi belanja barang dan jasa, ditambah lagi pada tahun
2010 akan ada perubahan tarif layanan. Sedangkan belanja investasi akan
semakin meningkat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan, penambahan
layanan, kepuasan pelanggan yang semuanya akan bermuara pada peningkatan
pendapatan, serta dengan telah dapat digunakannya gedung baru secara
keseluruhan (rawat inap kelas 1, 2 dan 3 telah dapat digunakan).
57