Anda di halaman 1dari 58

RENCANA BISNIS DAN

ANGGARAN
RSUD MARDI WALUYO

1
BAB I . PENDAHULUAN
.

A. Gambaran Umum.

1. Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo menjadi Rumah sakit Tipe C


pada tahun 1997 dan memilki 4 spesialis dasar, dan baru pada
tanggal 29 Juni 2007 berubah statusnya menjadi Rumah sakit Tipe B
Non Pendidikan yang didukung dengan 13 dokter spesialis. Pada
tanggal 13 Agustus 2007 terjadi relokasi ke jalan Kalimantan dengan
pembangunan tahap I berupa Instalasi Haemodialisa dan Mushola,
yang dilanjutkan pada tahun 2008 berupa pembangunan tahap II untuk
ruang Rawat Inap Klas I,II dan III serta pembangunan penunjang MRI,
Laundry dan IPS. Untuk tahun 2009 ini RSD Mardi Waluyo masih
beroperasional di dua tempat tersebut. Untuk RSD Mardi Waluyo jalan
Sutomo hanya beroperasionan untuk rawat inap kelas I, II, dan III.
Sedangkan untuk rawat jalan, instalasi gawat darurat dan rawat inap
kelas Super VVIP, VVIp dan VIP dilayani di RSD Mardi Waluyo jalan
Kalimantan. Pada tahun 2010 RSUD Mardi Waluyo Jalan Sutomo
tidak difungsikan lagi.
2. Landasan hukum yang mendasari operasional RS Daerah Mardi
Waluyo dalam menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD
adalah PP 23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU,
Permendagri 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan BLUD dan Keputusan Walikota Blitar Nomor
188/154/HK/422.010.2/2009 tanggal 18 Maret 2009 tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum Mardi Waluyo sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dengan status penuh mulai tanggal 1 Januari 2010.

3. Karakteristik Bisnis BLU


RSU Dr. Mardi Waluyo Blitar adalah Rumah Sakit Type B non
Pendidikan. Sifat bisnisnya adalah sosio ekonomi atau not to profit dan
lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat tidak

2
mampu dan sekaligus sebagai salah satu pusat rujukan Puskesmas
yang tersebar di Kota Blitar dan Kabupaten Blitar.
Sebagai penyedia jasa layanan kesehatan RSUD Mardi Waluyo
menyediakan layanan berupa :

a. Pelayanan Rawat Jalan : terdiri dari 20 poliklinik


ditunjang dengan Tenaga spesialis, dan Gigi dan Mulut.
b. Pelayanan Gawat Darurat memiliki kemampuan
penanganan life saving dengan menyediakan fasilitas rawat inap
dan penunjang medis yang dibuka selama 24 jam. Tenaga medis
profesional dari disiplin berbagai ilmu.
c. Pelayanan Penunjang Medis
d. Kamar Bedah dan ICU.
e. Pelayanan Rawat Inap RSUD Mardi Waluyo
memiliki kapasitas 178 tempat tidur.

B. Visi, Misi dan Nilai-nilai (Budaya)

1. VISI
TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT MARDI WALUYO SEBAGAI
RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA MASYARAKAT, YANG MAMPU
BERSAING DI ERA GLOBAL.

2. MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna
kepada masyarakat.
Penjelasan :
Pelayanan kesehatan yang paripurna yaitu pelayanan yang
meminimalkan terjadinya 5 - D pada pasien (Death, Diseases,
Disability, Discomfort dan Dissatisfcation) dan aman bagi petugas
provider (K3RS)

b. Membangun citra pelayanan kesehatan yang


partisipatif.

3
Penjelasan :
Pelayanan kesehatan partisipatif yaitu pelayanan yang (a) Lebih
peka mengetahui kebutuhan pelanggan; (b) Fokus menyediakan
kebutuhan pelanggan; (c) Kompetitif ; (d) Inovasi pelayanan baru;
(e) Menciptakan kepuasan semua pihak. Memperhatikan aspek
sosial, mengandung arti bahwa mutu pelayanan yang diberikan
tidak membedakan tingkat sosial-ekonomi.
c. Meningkatkan kualitas SDM .
Penjelasan :
1) SDM Profesional, yaitu SDM
yang memiliki kompetensi sesuai kriteria profesinya dan
senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada Pelanggan .
2) SDM Akuntabel, yaitu SDM
yang bertanggung jawab terhadap kewajiban dan tugasnya,
terbuka terhadap perubahan dan memiliki standar kinerja.
3) SDM yang berorientasi pada
pelanggan, bermakna orientasi pelaksanaan tugasnya semata-
mata ditujukan untuk terwujudnya kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
4) SDM Berintegritas, bercirikan :
beriman, jujur, komitmen, kerja keras, disiplin dan bertanggung-
jawab.
d. Membangun kerja sama dengan Rumah Sakit
Pemerintah, Rumah Sakit Swasta dan pihak ketiga.
e. Meningkatkan Sistem Manajemen Rumah Sakit.
f. Meningkatkan kompetensi dan pemberdayaan
sumber daya manusia, serta mengupayakan peningkatan
kesejahteraan karyawan.
Penjelasan : Prinsip kompensasi yang layak dan terjangkau tetap
harus dijaga oleh pihak manajemen Rumah Sakit agar seluruh
petugas pelayanan memilki komitmen dan motivasi yang tinggi
terhadap loyalitas pelayanan.

4
3. NILAI DASAR
Rumah Sakit telah membangun budaya kerja yang harus dihayati dan
dilaksanakan oleh setiap insan Rumah Sakit agar pelayanan kesehatan
yang dilakukan dapat memuaskan pasien (konsumen).

Budaya kerja Rumah Sakit dapat dilaksanakan dengan memegang


nilai-nilai dasar sebagai acuan bagi RSUD Mardi Waluyo Blitar dalam
berperilaku yang menunjang tercapainya Visi dan Misi. Nilai dasar
tersebut, nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi. Nilai
dasar tersebut adalah :

a. Profesionalisme dalam melaksanakan tugas


Penjelasan : Keyakinan terhadap tatanan dalam memberikan
pelayanan yang berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah
profesi serta tidak bertentangan dengan norma–norma yang berlaku
di masyarakat, dengan ciri-ciri : bertanggung jawab, inovatif, kreatif,
dan optimis.
b. Kejujuran dalam bertindak
Penjelasan : Berperilaku sebagai insan yang beriman, jujur, kerja
keras, disiplin, berkomitmen, mendahulukan kepentingan
organisasi, serta mampu menjaga keseimbangan Emotional
Quotion (EQ), Intelectual Quotion (IQ), dan Spiritual Quotion (SQ).

c. Ramah dan Santun dalam pelayanan


Penjelasan : Penuh empati, berpikir positif, ikhlas, terbuka untuk
pembaharuan dalam mewujudkan keberhasilan bersama.

D. MOTTO
KESEHATAN DAN KEPUASAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN
KAMI

5
C. Tujuan dan Sasaran Strategis BLUD

1. Kebijakan Umum : Meningkatkan pelayanan kepada mesyarakt


baik kuantitas maupun kualitas secara berkesinambungan
2. Kebijakan Operasional
a. Pemantapan nilai-nilai dasar menjadi budaya organisasi
b. Perbaikan manajemen sumberdaya manusia
c. Penataan kelembagaan (struktur dan sistem)
d. Pengendalian biaya dan struktur anggaran
e. Perbaikan mutu pelayanan
f. Penataan sistem akuntansi keuangan
g. Perbaikan manajemen logistik medik dan non medik
h. Pengembangan aliansi strategis.

3. Sasaran Strategis
Untuk mencapai Visi Rumah Sakit, dirumuskan formulasi strategis yang
lebih konkrit, tajam dan terukur berupa sasaran strategis (Strategic
Objective) dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013. Sasaran strategis
tersebut disusun berdasarkan 4 ( empat ) perspektif , sebagai berikut :
a. Perspektif Pelanggan
 Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelanggan , dengan
beberapa Indikator kinerja sebagai berikut : Peningkatan
Customer acquisitin dan customer loyalities, Indeks
kepuasan pelanggan, angka pasien pulang paksa .
 Meningkatnya akuntabilitas publik kepada masyarakat,
dengan target kinerja penerbitan laporan akuntabilitas RS
yang telah dievaluasi oleh evaluator eksternal dengan
kualifikasi sangat baik serta mempertahankan Status
BLUD penuh.
b. Perspektif Proses Bisnis Internal
 Meningkatnya mutu layanan Rawat Inap, dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
a. Quality of Places, yang meliputi : BOR, BTO dan TOI.

6
b. Quality of Services, yang meliputi : GDR, NDR, ALOS
dan pemenuhan indicator mutu pelayanan 10 penyakit
terbanyak.

c. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


 Meningkatnya kuantitas dan kualitas SDM RS dengan
indikator rata rata karyawan mengikuti diklat
 Meningkatnya komitmen pegawai dengan indikator :
rposentase tingkat kehadiran pegawai, prosentase surat
pengantar yang ditujukan ke instalsi Laboratrorium dan
radiologi dari unit rawat jalan, rawat inap dan IGD,
tindakan medis yang tidak dirujuk ke rumah sakit lain,
prosentase resep yang ditujukan ke farmasi.
 Meningkatnya kecukupan tenaga pelayan sesuai target
SPM.
 Peningkatan kualitas infrastruktur pelayanan dengan
indikator penambahan peralatan medis dan peningkatan
kelayakannya (indikatornya prosentase jumlah peralatan
medis yang di tera ulang dengan jumlah peralatan medis
yang seharusnya ditera ulang) serta penambahan luas
ruangan sesuai dengan SPM

d. Perspektif Keuangan
 Meningkatnya pendapatan operasional rumah sakit.
 Meningkatnya Pengendalian Biaya dengan indikator
meningkatnya cost recovery rate dan tingkat
kemandirian keuangan Rumah sakit
 Terbit nya Laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia (SAK) dan diaudit oleh
auditor independen dengan Opini Unqulified.

D. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas BLUD


Memuat susunan pejabat pengelola BLUD dan dewan pengawas

7
berdasarkan keputusan pejabat berwenang, uraian tugas dewan
pengawas dan uraian pembagian tugas di antara masing-masing
pengelola BLUD.
Susunan Pejabat Pengelola BLUD saat ini adalah :
Unsur Pimpinan terdiri dai : Direktur dan Wakil Direktur
Unsur Pejabat Keuangan : Pengguna Anggaran/ KPA, PPK-SKPD dan
Bendahara
Unsur Dewan Pengawas : Belum dibentuk .
Apabila dibentuk agar dijelaskan struktur organisasi dan uraian tugasnya.

8
BAB II. KINERJA RUMAH SAKIT TAHUN BERJALAN

A. Kondisi eksternal dan internal yang Mempengaruhi pencapaian


kinerja tahun berjalan.

1. Uraian mengenai hasil kegiatan usaha tahun berjalan secara


keseluruhan yang memuat penjelasan mengenai ringkasan
pencapaian target kinerja.
Semester satu tahun 2009 ,RSD Mardi Waluyo dikunjungi oleh
pasien baru rawat jalan sebanyak 31.397 orang atau 56,34 % dari
total kunjungan sebanyak 55.730 orang. Jumlah kinjungan pasien
baru rawat jalan tersebut naik sebanyak 8.186 orang atau 35,27 %
jjika dibandingkan dengan jumlah kunjungan baru rawat jalan pada
semester satu tahun 2008 (sebanyak 23.211 orang). Kondisi ini
menunjukkan semakin dipercayanya RSD Mardi Waluyo oleh
masyarakat sebagai rujukan untuk berobat.
Sedangkan untuk pasien ulang rawat jalan jumlahnya pada
semester satu tahun 2009 sebanyak 48.666 orang naik sebanyak
3.420 orang atau 16,35 % jika dibanding pasien ulang rawat jalan
pada semester satu tahun 2008 (sebanyak 20.913 orang). Kondisi
ini menunjukkan adanya kenaikan kepercayaan masyrakat akan
pelayan RSD Mardi Waluyo, karena mereke yang sudah berobat
mau kembali berobat ke RSD Mardi Waluyo.
Sementara itu dari kinerja keuangan terlihat adanya pendapatan
operasional pada semester satu tahun 2009 sebesar
Rp7.578.674.516,00 atau naik sebesar Rp408.997.976,00 (5,70 %)
jika dibandingkan dengan pendapatan fungsional pada semester
satu tahun 2008 yang sebesar Rp 7.169.676.540,00.

2. Uraian mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kinerja tahun


berjalan.
Faktor yang sangat mempengaruhi kinerja semester satu tahun
2009 adalah telah berfungsinya gedung baru di Jalan Kalimantan
yang ditandai dengan berfungsinya ruang rawat inap paviliun, IRD,

9
dan rawat jalan dan masih terus berlangsungnya pembangunan
gedung baru yang semakin menambah tingkat harapan masyarakat
akan semakin baiknya pelayanan di RSD Mardi Waluyo.

B. Perbandingan antara asumsi RBA tahun berjalan dengan realisasi


serta dampak terhadap pencapaian kinerja tahun berjalan.

RBA untuk tahun 2010 merupakan RBA yang pertama kali disusun
setelah RSD Mardi Waluyo ditetapkan sebagai instansi yang
menerapkan PPK –BLUD.

C. Kinerja Pelayanan Satu Tahun Terakhir dan Kinerja Pelayanan


Tahun Berjalan

a. Customer Acquitation

Kinerja 2008 Jumlah s.d semester I 2009 Prognosis s.d


Desember 2009

Keterangan
Kunjungan Total Kunjungan Total Kunjungan Total
% % %
baru Pasien Baru Pasien Baru Pasien

Jumlah
46.422  88.248  52,60   31.397 55.730  56,34   62,794 111.460  56,34 
Pasien

Dengan rincian perinstalasi untuk semester I tahun 2009 sebagai berikut :

1 Penyakit Dalam 2.235


2 Bedah 1.147
3 Kesehatan Anak 750
4 Obstretik & Ginekologi 891
5 KB 88
6 Bedah Syaraf 171
7 Syaraf 909
8 Jiwa 0
9 THT 1.435
10 Mata 1.839
11 Kulit dan kelamin 1.256
12 Gigi dan Mulut 1.528
13 Kardiologi 0
14 Radiologo 5.129
15 Bedah Orthopedia 139
16 Paru-Paru 446
17 Tumbuh Kembang 0
18 Umum 1.029

10
19 Rawat Darurat 4.804
20 Day Care 134
21 Rehabilitasi Medik 117
22 Akupuntur Medik 160
23 Gizi 7.190

31.39
J U M LA H 7

b. Customer Retention

Kinerja 2008 Jumlah s.d semester I 2009 Prognosis s.d


Desember 2009
Keterangan
Kunjungan Total Kunjungan Total Kunjungan Total
% % %
Ulang Pasien Ulang Pasien Ulang Pasien

Jumlah
 41.826 88.248 47,40  24.333  55.730  43,66   48.666 111.460  43,66 
Pasien

Dengan rincian perinstalasi untuk semester I tahun 2009 sebagai berikut :

1 Penyakit Dalam 6.326


2 Bedah 1.258
3 Kesehatan Anak 1.673
4 Obstretik & Ginekologi 1.286
5 KB 47
6 Bedah Syaraf 224
7 Syaraf 2.703
8 Jiwa 0
9 THT 888
10 Mata 2.077
11 Kulit dan kelamin 1.085
12 Gigi dan Mulut 651
13 Kardiologi 0
14 Radiologo 0
15 Bedah Orthopedia 170
16 Paru-Paru 1.764
17 Tumbuh Kembang 0
18 Umum 535
19 Rawat Darurat 0
20 Day Care 1.777
21 Rehabilitasi Medik 1.869
22 Akupuntur Medik 0
23 Gizi 0

J U M LA H 24.333
c. Number Of Complain

11
Kinerja 2008 Jumlah s.d semester I 2009 Prognosis s.d
Desember 2009
Jenis
Keluhan
Jumlah Jumlah Jumlah
Keluhan % Keluhan % Keluhan %
Pasien Pasien Pasien
Unit Layanan    
- Fisik 21.077 265 1,25 11.362 49 0,43 22.724 98 0,43
- Non 21.077  1.122  5,32  11.362 509 4,47  22.724 1.018  4,47 
Fisik

d. Efisiensi

KPI Kualitas Tempat Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d


Pelayanan semester I 2009 Desember 2009
BOR 91,7 % 97,32 % 97,32 %
BTO 81 kali 43,56 Kali 43,56 Kali
TOI 0,397 0,11 0,11
ALOS 4,1 3,65 3,65
GDR 0,5743 per mil 0,2383 permil 0,2383 permil
NDR 0,2819 permil 0,5473 permil 0,5473 permil

e. Rata-rata Karyawan Memperoleh Pendidika per tahun (atas biaya


RS)

Uraian Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d


semester I 2009 Desember 2009

Karyawan 76 orang 50 orang 70 orang

Biaya Rp118.788.000 Rp63.922.550 Rp89.491.570

Rata-rata biaya Rp1.563.000 Rp1.278.451 Rp1.278.451


per karyawan

f. Perkembangan Kualifikasi SDM (klasifikasi sesuaikan dengan PP


32 tahun 92)

Uraian Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d


semester I 2009 Desember 2009
Dr. Spesialis 17 20 20
Dr. Umum 17 18 18
Dokter Gigi 1 1 1
Perawat Mahir 163 196 196
Paramedis Non 68 65 65
Perawatan
Tenaga Non Medis 141 149 149
h. Perkembangan Tingkat Absensi karyawan

Uraian Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d

12
semester I 2009 Desember 2009
Tidak Hadir 0 0 0

Jumlah Tenaga 437 449 449


Kerja

i. Perkembangan Nilai Aset Per Tahun

Uraian Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d


semester I 2009 Desember 2009
Tanah 14.970.600.831,00 14.970.600.831,00 14.970.600.831,00

Aset Gedung dan 19.538.159.000,00 19.538.159.000,00 35.493.284.000,00


bangunan

Aset Peralatan 17.756.719.467,00 17.810.658.867,00 19.916.509.842,49


dan Mesin

Jalan, Irigasi dan 335.500.000,00 335.500.000,00 335.500.000,00


Jaringan

j. Perkebangan Biaya Pemeliharaan dan kalibrasi Alat Medis

Uraian Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d


semester I 2009 Desember 2009
Biaya Pemeliharaan 25.000.000,00 0 103.289.5000,00
Alat Medis

Biaya Pemeliharaan
Aset
% Biaya
Pemeliharaan Alat
Medis

k. Perkembangan Kondisi peralatan medis yang berkualifikasi baik


Per Tahun

Uraian Tahun 2008 Jumlah s.d Prognosis s.d


semester I 2009 Desember 2009
Jumlah peralatan
medis kualitas baik

Jumlah peralatan
medis

% peralatan medis
kualitas baik

13
D. Kinerja Keuangan Satu Tahun Terakhir dan Kinerja

keuangan Tahun Berjalan

Memuat capaian kinerja keuangan tahun berjalan dan data keuangan


satu tahun sebelumnya baik yang bersumber dari APBD, APBN
maupun lainnya.

1. Kinerja Keuangan

1) Pendapatan Rumah Sakit

Kinerja 2008 Kinerja Semester I 2009 Prognosis 31 Desember 2009

Sumber
Pendapatan
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

- Pend
apatan 14.289.172.534 14.339.353.080 100,35 7.391.136.328 7.578.674.516 102,54 14.782.272.655 14. 782.272.655 100
fungsional
- Pend
apatan
Subsidi
- APB
12.605.972.534 11.739.135.539 93,12 21.913.734.439 19.181.041.401 87,53 43.827.468.878,19 43.827.468.878,19 100
D

4.250.000.000 4.12.574.947 96,45 0 0 0 0 0 0


- APB
N

Target pendapatan fungsional dan Pendapatan Subsidi tahun 2009


sudah merupakan target setelah adanya perubahan
APBD.Prognosis pendapatan fungsional per 31 Desember tahun
2009 menunjukkan adanya peningkatan pendapatan fungsional
sebesar Rp 254.809.385 atau 2,78 %.
Sedangkan jika dilihat dari taget tahun 2009, Progognosis pendapat
fungsional tahun 2009 memiliki capaian sebesar 100,35 % artinya
melampaui target yang ditetapkan dan kondisi ini sesuai dengan
capaian semester I tahun 2009.
Untuk pendapatan subsidi memiliki capaian 100 % walaupun
capaian semester I nya hanya mencapai 87,35 %. Kondisi
diakibatkan akrena adanya penyelesaian pekerjaan yang baru bisa
dilaksanakan pada triwulan III dan IV.
2) Cost Recovery Ratio(CRR)

14
Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauhmana
kontribusi pendapatan fungsional Rumah sakit terhadap Belanja
Operasi.
Tahun 2008 CRR RSD Mardi Waluyo mencapai 109 %, sedangkan
prognosa tahun 2009 mencapai 105,92 %.

3) Tingkat Kemandirian Keuangan Rumah sakit


Indikator ini untuk mengukur sampai sejauhmana kontribusi
pendapatan fungsional terhadap Total Belanja.
Tahun 2008 Tingkat kemandirian RSD Mardi Waluyo mencapai 84%,
sedangkan prognosa tahun 2009 mencapai 38,33%.
Penurunan ini dikarenakan adanya biaya untuk pembangunan
gedung RS tahap III sebesar Rp16.000.000.000,00.

2. Laporan Keuangan tahun berjalan.

1. Neraca

Prognosa Neraca per 31 Desember 2009


No PROGNOSA RBA %
NAMA REKENING RBA TAHUN TAHUN
  BERJALAN BERJALAN  
I ASET
     
  1 Aset Lancar    
    Kas 15.647.091.867,00 280.666.346,00 1,79
4.396.459
    Piutang BLUD 0,00 .028,51 0,00
435.139.
    Persediaan 0,00 529,51 0,00
Jumlah Aset
    Lancar 15.647.091.867,00 5.112.264.904,02 32,67
         
  2 Aset Tetap    
    Tanah 14.970.600.831,00 14.970.600.831,00 100,00
    Peralatan dan Mesin 19.928.494.737,49 19.928.494.737,49 100,00
Gedung dan
    Bangunan 35.493.284.000,00 35.493.284.000,00 100,00
Jalan, Irigasi, dan
    Jaringan 335.500.000,00 335.500.000,00 100,00
    Aset Tetap Lainnya 1.119.600,00 1.119.600,00 100,00
    Jumlah Aset tetap 70.728.999.168,49 70.728.999.168,49 100,00

15
         
    JUMLAH ASET 86.376.091.035,49 75.841.264.072,51 87,80
         
II KEWAJIBAN DAN EKUITAS
     
  1 Kewajiban Jangka Pendek    
Utang Jangka 4.673.074
    Pendek Lainnya 0,00 .761,97 0,00
Jumlah Kewajiban 4.673.074
    Lancar - .761,97 0,00
         
  2 Ekuitas Tidak Terikat    
    Ekuitas Awal 52.600.979.298,00 52.600.979.298,00 100,00
Surplus dan Defisit 1.618.860
    Tahun Lalu 1.618.860.714,00 .714,00 100,00
Surplus dan Defisit 16.948.349
    Tahun Berjalan 32.156.251.023,49 .298,54 52,71
Jumlah Ekuitas
    Tidak Terikat 86.376.091.035,49 71.168.189.310,54 82,40
           
JUMLAH KEWAJIBAN
    DAN EKUITAS 86.376.091.035,49 75.841.264.072,51 87,80

2. Laporan operacional

Prognosa Laporan Operasional


1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2009
PROGNOSA
URAIAN RBA TAHUN TAHUN %
BERJALAN BERJALAN
I Pendapatan      
a Pendapatan Usaha      
18.444.946.680,51 155,33
  1 Jasa Layanan 11.875.033.681
2 Penyesuaian Tarif  
  Kontraktual    
  Pendapatan Usaha 11.875.033.681,00 18.444.946.680,51 155,33
         
b Hibah      
  1 Terikat      
  2 Tidak Terikat      
  Hibah      
         
c Pendapatan APBD      
141,46
  1 Operasional 17.717.454.120,00 25.063.456.852,70
192,79
  2 Investasi 9.402.880.500,00 18.128.019.870,49
159,26
  Pendapatan APBD 27.120.334.620,00 43.191.476.723,19
         

16
d Pendapatan APBN      
  1 Operasional      
  2 Investasi      
  Pendapatan APBN      
         
e Pendapatan Lainnya      
1 Hasil pemanfaatan
  kekayaan 35.123.000 35.123.000 100,00
2 Penggabungan
  Revolving      
  3 Pendapatan Bunga      

  Pendapatan Lainnya 35.123.000 35.123.000 100,00


         

  Jumlah Pendapatan 39.030.491.301,00 61.671.546.403,70 158,01


         
BIAYA
II OPERASIONAL      
         
a Biaya Pelayanan      

  1 Biaya Pegawai (9.847.749.813,04) (10.425.001.235,27) 105,86

  2 Biaya Bahan (1.899.157.050,00) -3.245.567.183,49 170,90

  3 Biaya Jasa Layanan (3.120.074.600,31) (8.339.058.804,22) 267,27

  4 Biaya Pemeliharaan (60.437.368,50) (371.418.078,10) 614,55


5 Biaya Daya dan
  Jasa (1.421.214.435,19) (2.378.378.137,00) 167,35
 
  6 Biaya Penyusutan - -
7 Biaya Pelayanan  
  Lainnya - -
Jumlah Biaya
  Pelayanan (16.348.633.267,04) (24.759.423.438,08) 151,45
         
Biaya Umum dan
b Administrasi      

  1 Biaya Pegawai (2.953.003.664,65) (3.838.850.800,18) 130,00


2 Biaya Administrasi
  Kantor (80.710.088,65) (287.810.415,00) 356,60

  3 Biaya Pemeliharaan (10.595.626,50) (198.271.311,90) 1.871,26


4 Biaya Daya dan
  Jasa (343.581.430,16) (765.024.774,00) 222,66

  5 Biaya Promosi (55.025.000,00) (143.383.000,00) 260,58

  6 Biaya Penyusutan - -  
7 Biaya Umum dan
  Adm Lain-lain - -  
Jumlah Biaya Umum
  dan Administrasi (3.442.915.809,96) (5.233.340.301,08) 152,00
         

17
c Biaya Lain-lain      

  1 Biaya bunga   -  
2 Biaya Adminitrasi
  Bank   -  

  3 Biaya Lainnya   -  

  Jumlah Biaya Lainnya   -  


Jumlah Biaya
  Operasional (19.791.549.077,00) (29.992.763.739,16) 151,54
  Surplus (Defisit)      
Sebelum Pos
  Keuntungan (kerugian) 19.238.942.224,00 31.678.782.664,54 164,66
Keuntungan
III (kerugian)      
1 Keuntungan
  Penjualan Aset -    

  2 Rugi Penjualan Aset - -  


3 Rugi Penurunan
  Nilai - -  

  Keuntungan (kerugian) - -  
         
Surplus (Defisit)
Sebelum Pos Luar
  Biasa 19.238.942.224,00 31.678.782.664,54 164,66
IV Pos Luar Biasa      
1 Pendapatan
  Kejadian Luar Biasa - -  
2 Biaya Kejadian Luar
  Biasa - -  

  Pos Luar Biasa - -  


         
Surplus (defisit) Tahun
berjalan  19.238.942.224,00 31.678.782.664,54 164,66
Penyetoran Dana BLUD ke 135,26
Kas Daerah  (10.890.385.172,00) (14.730.433.366,00)
Surplus (deficit) Tahun 203,01
berjalan Bersih  8.348.557.052,00 16.948.349.298,54
Surplus (deficit) Tahun 164,66
berjalan Diluar APBN 19.238.942.224,00 31.678.782.664,54
Surplus (deficit) Tahun 152,96
Berjalan Diluar APBN/ APBD  31.666.582.758,00 48.437.710.419,67

3. Laporan Aliran Kas

18
Prediksi Laporan Aliran Kas
1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2009
No Arus Kas dari Aktivitas Jumlah
I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI  
1 Arus Kas Masuk  
  - Pendapatan usaha dari Jasa Layanan Kesehatan 14.695.310.366,00
  - Penerimaan Anggaran yang bersumber dari APBD 43.827.468.878,19
  - Penerimaan Anggaran yang bersumber dari APBN -
  - Hibah -
  - Penerimaan Jasa Lainnya 35.123.000,00
  - Pendapatan Diterima Dimuka -
  Jumlah Arus Kas Masuk 58.557.902.244,19
     
     
2 Arus Kas Keluar  

  - Biaya Pegawai (14.263.852.035,45)

  - Biaya Barang dan Jasa (10.799.604.817,25)


  - Biaya Bunga -
  - Biaya Tidak Terduga -

  Jumlah Arus Kas Keluar (25.063.456.852,70)


     
  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 33.494.445.391,49
     
II ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI  
     
1 Arus Kas Masuk  
  - Pendapatan Penjualan atas Aset Tetap -
  Jumlah Arus Kas Masuk -
     
2 Arus Kas Keluar  
  - Belanja Modal / Pembangunan 18.128.019.870,49
  Jumlah Arus Kas Keluar 18.128.019.870,49
     

  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (18.128.019.870,49)


     
III ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN  
     
1 Arus Kas Masuk  
  - Pencairan Dana Cadangan -
  - Penjualan Aset / Kekayaan Daerah yg dipisahkan -
  - Penerimaan Pinjaman dari Obligasi -
  - Penerimaan Kembali Pinjaman -
  Jumlah Arus Kas Masuk -
     
2 Arus Kas Keluar  
  - Pembentukan Dana Cadangan -
  - Penyertaan Modal (Investasi ) Pemerintah Daerah -

19
  - Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi -
  - Pemberian Pinjaman -
  Jumlah Arus Kas Keluar -
     
  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan -
     
IV ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN  
     
1 Arus Kas Masuk  
  - Uang Perhitungan Pihak Ketiga -
  Jumlah Arus Kas Masuk -
     
2 Arus Kas Keluar  
  - Uang Perhitungan Pihak Ketiga -
  Jumlah Arus Kas Keluar -
     
  Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran -
     
V Kenaikan/Penurunan Selama Periode 15.366.425.521,00
     
VI Penyetoran Ke Kas Daerah 14.782.272.655,00
     
(584.152.866,00
VII Kenaikan/Penurunan Selama Periode )
     
VIII Saldo Awal Kas 864.819.212,00
     
IX Saldo Akhir Kas 280.666.346,00

d. Ratio Keuangan

Prognosa Tahun
KETERANGAN Tahun Berjalan Berjalan
A. RATIO TINGKAT HUTANG    
     
  1 Ratio Hutang terhadapTotal Aset    
     
  Total Utang X 100% 0 X 100 4.673.074.761,97 X 100
  Total Aset 86.376.091.035,49 75.841.264.072,51
     
  - 6,16
B. RASIO SOLVABILITAS    
     
  2 Rasio Solvabilitas    
     
  a Rasio total Aset Terhadap Utang    
     
86.376.091.035,49 X
  Total Aset X 100 100 75.789.424.783,51 X 100
  Toal Utang 0,00 4.673.074.761,97
     

20
  0 1.622,94
     
  b Debt to Equity Ratio    
     
  Total Utang X 100 % 0 X 100 4.673.074.761,97
  Equity 86.376.091.035,49 71.168.189.310,54
     
  - 6,57
C. RASIO RENTABILITAS    
     
  a Rasio Margin Laba Kotor    
     
19.238.942.224 Xn 31.678.782.664,54 X 100
  Surplus Operasional X 100 % 100 %

  Pendapatan Netto 8.348.557.052,00 61.671.546.403,70


     
     
  49,29 51,37
     
     
  b Net Return on Investment    
     
8.348.557.052 X 100 16.948.349.298,54 X 100
  Net Surplus X 100 % % %

  Total Aset 86.376.091.035,49 75.789.424.783,51


     
  9,67 22,35
     
8.348.557.052 X 100 16.948.349.298,54 X 100
  c Net Return on Equity % %
  86.376.091.035,49 71.168.189.310,54
     
  9,67 23,81
           

5) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

I. AKTIVA

A. Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika aset tersebut:
a diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu 12 bulan; atau kurang;

21
b dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
dari tanggal neraca; atau kurang;
c berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.

Aset lancar antara lain meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, uang muka,
biaya dibayar dimuka.

a. Kas dan Setara Kas


(1) Pengertian
Kas adalah uang tunai atau saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
umum RSD; Kas adalah uang tunai atau saldo simpanan di
bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan umum RSD. Kas terdiri dari saldo kas (cash on
hand) dan rekening giro.
Setara kas (cash equivalent) merupakan bagian dari aset
lancar yang sangat likuid, yang dapat dikonversi menjadi kas
dalam jangka waktu 1 s.d. 3 bulan tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan, tidak termasuk piutang dan
persediaan. Contoh setara kas antara lain: deposito
berjangka kurang dari 3 bulan dan cek yang baru dapat
diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.

Pengertian atau lingkup kas meliputi:


 Kas di Bendahara Penerimaan
 Kas di Bendahara Pengeluaran
 Kas RSD.
 Kas Kecil

(2) Pengakuan dan Pencatatan

22
Kas dan Setara Kas Bank diakui diakui dan dicatat pada saat
diterima atau dikeluarkan Bendahara.

(3) Pengukuran
Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat
diterima/dikeluarkan dan dinyatakan dalam nilai rupiah, jika
terdapat kas dan bank dalam valuta asing maka harus
dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas dan bank
dalam valuta asing dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal neraca. Keuntungan atau
kerugian atas selisih kurs tanggal neraca dengan kurs
transaksi diakui sebagai keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing atau biaya penurunan nilai.

(4) Penyajian dan Pengungkapan


Kas dan setara kas merupakan akun yang paling likuid
(lancar) dan lazim disajikan pada urutan pertama unsur aset
lancar dalam neraca.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan adalah:
 Kebijakan yang diterapkan dalam menentukan komponen
kas dan setara kas.
 Rincian jenis dan jumlah kas dan setara kas.
 Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaanya dicatat
dan disajikan dalam kelompok aset lainnyaSaldo Normal

b. Piutang

(1) Definisi
Piutang adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau
jasa dalam rangka kegiatan operasional RSD .
Transaksi piutang usaha memiliki karakteristik sebagai
berikut:

23
 Terdapat penyerahan barang, jasa, uang, atau
timbulnya hak untuk menagih berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
 Persetujuan atau kesepakatan pihak-pihak terkait;
dan
 Jangka waktu pelunasan.

Piutang dikelompokkan menjadi Piutang Usaha dan Piutang


Lain-lain.

Piutang Usaha merupakan piutang yang timbul dari


penyerahan jasa layanan kesehatan, terdiri dari:
 Piutang Askes, yaitu jumlah klaim yang diajukan
kepada PT Askes atas pelayanan kesehatan kepada
pasien yang dijamin PT Askes.
 Piutang Jamkesmas, yaitu jumlah klaim yang diajukan
kepada Pemerintah Pusat atas pelayanan kesehatan
kepada pasien miskin yang masuk kuota.
 Piutang Jamkesda, yaitu jumlah klaim yang diajukan
kepada Pemerintah Daerah atas pelayanan kesehatan
kepada pasien miskin yang tidak termasuk dalam kuota
Jamkesmas.
 Piutang Kerja Sama, yaitu jumlah klaim yang diajukan
kepada perusahaan/asuransi atas jasa pelayanan
kesehatan yang diberikan rumah sakit.
 Piutang Pasien Umum.

Piutang Lain-lain merupakan piutang yang timbul bukan


dari penyerahan jasa layanan kesehatan, misalnya piutang
tuntutan perbendaharaan dan atau tuntutan ganti rugi.

(2) Pengakuan
 Piutang Askes diakui dan dicatat pada saat pengajuan
klaim piutang kepada PT Askes.

24
 Piutang Jamkesmas diakui dan dicatat pada saat
pengajuan klaim piutang kepada penanggungjawab
Jamkesmas.
 Piutang Jamkesda diakui dan dicatat pada saat
pengajuan klaim piutang kepada penanggungjawab
Jamkesda.
 Piutang Kerja Sama diakui dan dicatat pada saat
pengajuan klaim piutang kepada perusahaan/asuransi.
 Piutang Pasien Umum diakui dan dicatat pada saat
diberikan persetujuan piutang dari pejabat RSD yang
ditunjuk.
 Piutang Tuntutan Perbendaharaan diakui dan dicatat
pada saat diterbitkannya Surat Keputusan TP/TGR.
 Piutang berkurang pada saat dilakukan pembayaran atau
dilakukan penghapusan.
 Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari
penyisihan kerugian piutang yang dibentuk, maka
selisihnya diakui sebagai biaya penyisihan kerugian
periode bersangkutan.
 Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan
maka piutang tersebut dimunculkan kembali dan
pengurangannya dilakukan sebagaimana pelunasan
piutang.

(3) Pengukuran
 Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan
(net realizable value) setelah memperhitungkan nilai
penyisihan piutang tak tertagih.
 Penyisihan kerugian piutang tak tertagih atas piutang
usaha dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan
tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang
(aging schedule). Besarnya penyisihan piutang pada tiap
akhir tahun ditentukan berdasarkan Keputusan Pemimpin
RSD ; misalnya:

25
- Di atas 1 bulan s/d 3 bulan: 30 %
- Di atas 3 bulan s/d 6 bulan: 50 %
- Di atas 6 bulan s/d 12 bulan: 75 %
- Di atas 12 bulan : 100 % dapat dihapusbukukan
secara mutlak atau bersyarat berdasarkan Surat
Keputusan pejabat yang berwenang, yang nilainya
ditetapkan secara berjenjang. Piutang yang telah
dihapusbukukan tetap dicatat secara extra-
comptable dan tetap diusahakan penagihannya.
Penyisihan piutang tersebut di atas dikecualikan bagi tagihan
kepada Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara.
Dalam hal kejadian khusus, misalnya kejadian luar biasa
yang ditetapkan oleh pemerintah, maka tagihan-tagihan
tersebut dapat langsung diusulkan penghapusannya
walaupun belum memenuhi ketentuan di atas. Jika terdapat
pelunasan atas piutang-piutang yang telah dihapuskan,
maka pelunasan tersebut dibukukan sebagai pendapatan
lain-lain dalam tahun berjalan.

(4) Penyajian dan Pengungkapan


 Piutang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu
tahun disajikan pada kelompok aset lancar dalam neraca.
Sedangkan piutang yang jatuh tempo lebih dari satu
tahun disajikan dalam kelompok aset non lancar dalam
kelompok Aset Lainnya .
 Piutang disajikan sebesar jumlah bersih, yaitu jumlah
seluruh tagihan piutang dikurangi dengan penyisihan
kerugian piutang.
 Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan:
 rincian jenis dan jumlah piutang,
 jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa,

26
 jumlah penyisihan kerugian piutang yang dibentuk
disertai daftar umur piutang,
 kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam
pembentukan penyisihan kerugian piutang,
 jumlah piutang yang dijadikan agunan.

c. Persediaan
(1) Pengertian
Persediaan adalah aset dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud
untuk digunakan dalam proses pemberian jasa pelayanan
RSD yang habis dipakai atau dijual dalam satu periode
akuntansi.

Persediaan yang terdapat RSD dapat dikelompokkan


menjadi dua jenis, terdiri dari :
a. Persediaan Alat Tulis Kantor, termasuk barang cetakan.
b. Persediaan Alat Listrik
c. Persediaan Material/Bahan, yaitu: persediaan obat-
obatan, bahan kimia, alat kesehatan habis pakai dan
bahan/alat kebersihan habis pakai.
d. Persediaan Benda Pos
e. Persediaan Bahan Bakar
f. Persediaan Bahan Makanan Pokok

(2) Pengakuan
a. Persediaan diakui pada saat barang diterima dan dicatat
dalam akun biaya.
b. Persediaan pada akhir periode akuntansi diakui
berdasarkan hasil perhitungan fisik (stock opname).

(3) Pengukuran

Persediaan dinilai berdasarkan :


 Harga standar jika diperoleh dengan memproduksi
sendiri.

27
 Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika
diperoleh dengan cara lain seperti donasi.

Metode pencatatan yang dianut terhadap persediaan


menggunakan Physical Inventory Method, yaitu
pembelian/penerimaan barang tidak dicatat ke dalam
persediaan, akan tetapi dibukukan langsung sebagai biaya
sesuai harga perolehan/pada saat barang diterima. Saldo
persediaan yang ada pada saat penyusunan neraca
dihitung berdasarkan perhitungan fisik (stock Opname) dan
ditetapkan nilainya. Nilai persediaan ini sekaligus digunakan
sebagai koreksi pengurang (kredit) terhadap pos biaya dan
pada awal tahun berikutnya nilai persediaan tersebut
dibukukan kembali (reversing entry) menjadi biaya.
Dasar penilaian yang dianut terhadap persediaan tersebut
pada saat penyusunan neraca adalah dengan harga
perolehan dengan metode First In First Out (FIFO/Masuk
Pertama Keluar Pertama).

Akan tetapi jika di antara persediaan tersebut terdapat


barang yang rusak atau tidak dapat digunakan lagi maka
dinilai dengan taksiran harga jual yang layak atas barang
tersebut. Atas persediaan tersebut dicatat pada aset lain-lain
dan diusulkan penghapusannya kepada pejabat yang
berwenang. Apabila telah disetujui penghapusannya, maka
persediaan ini dihapusbukukan dari pembukuan dan dicatat
sebagai biaya lain-lain.

(4) Penyajian dan Pengungkapan


 Persediaan disajikan pada kelompok aset lancar dalam
neraca.
 Persediaan yang tersedia untuk dijual disajikan sebesar
nilai perolehan.

28
 Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan antara lain:
 kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
pengukuran persediaan;
 jenis persediaan dan jumlah masing-masing
persediaan;
 persediaan yang rusak, kadaluwarsa atau tidak dapat
digunakan lagi beserta nilai perolehan dan taksiran
harga jual yang layak atas persediaan tersebut;
 nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai
jaminan kewajiban Saldo Normal

(5) Saldo Normal


Saldo normal rekening persediaan adalah di sebelah debet.

B. Aset Tetap
(1) Pengertian
Aset Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal, yang
digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan RSD dalam rangka
mendukung proses pelayanan publik dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari
pendapatan fungsional maupun sumber dana lainnya yang sah
melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan pertukaran
dengan aktiva lainnya (trade-in).
Aset Tetap yang dikelola RSD diklasifikasikan sebagai berikut :
a Tanah;
b Peralatan dan Mesin;
c Gedung dan Bangunan;
d Jalan, Jaringan, dan Instalasi;
e Aset Tetap Lainnya.

29
f Konstruksi Dalam Pengerjaan

(2) Pengakuan
Aset tetap yang diperoleh dari pembelian, pekerjaan konstruksi
dan atau donasi diakui dalam periode berjalan, yaitu pada saat
aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Untuk dapat diakui sebagai Aktiva Tetap, suatu aktiva harus


berwujud dan memenuhi criteria :
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12(dua belas) bulan;
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas;
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
dimanfaatkan.

(3) Pengukuran
 Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian
aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai
wajar pada saat perolehan.
 Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh tanah tersebut sampai dengan siap
digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya
pembebasan tanah, biaya untuk memperoleh hak, biaya
yang berhubungan dengan pengukuran, biaya pengurugan,
dan lain-lain. Nilai tanah termasuk juga harga pembelian
bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk
melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika
bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar.
 Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan
sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga
beli, biaya pengurusan IMB, notaris, pajak, dan lain-lain.

30
Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi
akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tak
langsung lainnya.
 Aset tetap yang dibangun sendiri dicatat sebesar seluruh
nilai bahan/peralatan yang digunakan, biaya pengerjaan
serta biaya-biaya umum lainnya yang terkait dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
 Aset tetap dalam penyelesaian adalah aktiva tetap berwujud
yang sedang dalam proses pembangunan/perolehan dengan
cara swakelola atau melalui pihak ketiga, dan belum selesai
sampai dengan tanggal pelaporan, harus dilaporkan terpisah
dari aset tetap dan belum dapat disusutkan sampai aset
tersebut dinyatakan selesai.
 Aset tetap berupa mesin, peralatan, dan aset berwujud
lainnya, yang tidak berfungsi (tidak produktif), yaitu:
 rusak dan tidak berfungsi
 tidak rusak namun tidak berfungsi
 tidak rusak namun belum berfungsi
 aset tetap yang sudah tidak dapat ditelusuri fisiknya,
harus disajikan terpisah kedalam kelompok Aset Lainnya
sub kelompok Aset Non Produktif- sebesar nilai bukunya.
Usulan penghapusan Aset Lain-lain ini diajukan oleh Direktur
RSD. kepada Walikota untuk dimintakan persetujuannya.
Setelah ada persetujuan walikotai, kerugian penghapusan
dibebankan sebagai Biaya Lain-lain sebesar nilai buku
tersebut.
 Pengeluaran untuk suatu aset tetap dengan maksud:
 menambah nilai ekonomi
 menambah kapasitas
 menambah masa manfaat,
harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset yang
bersangkutan.

31
Sedangkan pengeluaran untuk suatu aset tetap dengan
maksud untuk mengembalikan fungsinya pada kapasitas dan
masa manfaat yang seharusnya diakui sebagai beban saat
terjadinya.
 Pengadaan peralatan yang relatif kecil (pengadaan dalam
jumlah kecil) tidak dikapitalisasi, tetapi langsung dibiayakan.
Jenis barang yang dimaksud, antara lain:
 Peralatan dapur yang kecil-kecil seperti sendok, garpu,
piring, gelas, dan lain-lain.
 Linen seperti selimut, sprei, gordin, celemek, kelambu,
skoret, baju operasi, dan lain-lain.
 Peralatan mandi dan kebersihan seperti gayung, sapu,
kemoceng, sikat dan lain-lain.
 Aset tetap yang diperoleh dari hibah tidak terikat diukur
berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya
dengan mengkredit akun “Pendapatan Hibah”.
 Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap tidak
diperkenankan. Penilaian kembali aset tetap dapat dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara
nasional. Dalam hal disajikan menyimpang dari konsep
harga perolehan maka RSD. harus menjelaskan
penyimpangan tersebut serta pengaruhnya terhadap
informasi keuangan RSD. Selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai buku (nilai tercatat) aset dibukukan dalam akun
ekuitas.
 Penyusutan Aset Tetap
 Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang
dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa
manfaat.
 Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya
perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang
disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan
keuangan dikurangi nilai sisanya.

32
 Masa manfaat adalah periode suatu aset diharapkan
digunakan oleh RSD ; atau jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan diperoleh dari aset tersebut
oleh RSD.
 Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.
 Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat
diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aset setelah
dikurangi taksiran biaya pelepasan.
 Jumlah yang dapat disusutkan suatu aset tetap harus
dialokasikan secara sistematis sepanjang masa
manfaatnya dengan metode yang sistematis.
 Metode penyusutan yang digunakan oleh RSD adalah
metode garis lurus (straight-line method).
 Tarif penyusutan :
Tarif
Kelompok Aset Masa Manfaat
Penyusutan
(1) Bukan Bangunan
- Kelompok I 4 tahun 25 %
- Kelompok II 8 tahun 12,5%
(2) Bangunan
- Permanen 20 tahun 5%
- Tidak Permanen 10 tahun 10 %

Keterangan :
Bukan bangunan Kelompok I.
- Meubel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan
bagian dari bangunan.

33
- Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung,
duplikator, mesin fotocopy, accounting machine,
komputer, printer, scanner, dan sejenisnya.
- Perlengkapan lainnya seperti TV, video recorder,
tape/cassete, amplifier, dan sejenisnya.
- Sepeda motor, sepeda, dan becak.
- Alat-alat dapur (yang relatif besar).

Bukan bangunan Kelompok II.


- Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan
bagian dari bangunan.
- Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin, dan
sejenisnya.
- Mobil, bus, truk, dan sejenisnya.
- Peralatan medis.

Penyajian dan Pengungkapan


 Aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan, akumulasi
penyusutan disajikan secara terpisah dari aset tetap.
 Nilai buku aset tetap disajikan di neraca dengan mengurangi
harga perolehan dengan akumulasi penyusutan.
 Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan adalah:
i. dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan,
jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap kategori
harus diungkapkan;
ii. metode penyusutan yang digunakan;
iii. masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
iv. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal
dan akhir periode;
v. nilai tercatat pada awal tahun, mutasi selama satu periode,
akhir periode. dan penjelasan mutasi tersebut.

34
vi. eksistensi dan batasan atas hak milik, dan aset tetap yang
dijaminkan untuk utang;
vii. kebijakan akuntansi untuk biaya perbaikan yang berkaitan
dengan aset tetap;
viii.uraian rincian dari masing-masing aset tetap;
ix. untuk konstruksi dalam pengerjaan, meliputi:
 rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut
tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
 nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya;
uang muka yang diberikan; retensi (untuk masa pemeliharaan)

Konstruksi dalam Pengerjaan


 Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset sedang dalam
proses pembangunan atau pengerjaan dan sampai akhir
periode akuntansi belum selesai, sehingga nilainya belum dapat
diakui sebagai aset tetap. Konstruksi dalam pengerjaan
mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jalan, irigasi dan jaringan, dan aktiva tetap lainnya.
 Konstruksi dalam pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan
 Informasi yang harus diungkapkan mengenai konstruksi dalam
pengerjaan adalah:
 rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat
penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;
 nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya;
 uang muka yang diberikan;retensi(untuk masa pemeliha-
raan).
 Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke pos aktiva tetap
jika kriteria berikut ini terpenuhi:
 Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan;
dan
 Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan
perolehan

35
II Kewajiban
1) Pengertian
(1) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi RSD.
(2) Kewajiban diklasifikasikan sebagai :
a. Kewajiban Jangka Pendek
b. Kewajiban Jangka Panjang
(3) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban
yang diharapkan akan dibayar/diselesaikan atau jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan atau kurang setelah tanggal neraca
(4) Semua kewajiban selain itu harus diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka panjang.
(5) Jenis kewajiban jangka pendek antara lain:
a Utang usaha, yaitu kewajiban yang timbul karena
kegiatan operasional RSD, misalnya utang biaya.
b Utang pajak, yaitu kewajiban yang timbul kepada negara
berupa pembayaran pajak.
c Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang
telah terjadi tetapi belum dibayar sampai tanggal neraca,
termasuk accrued interest.
d Pendapatan diterima di muka, yaitu penerimaan
pendapatan dari pihak ketiga sebagai pembayaran jasa
tertentu tetapi RSD belum memberikan jasa tersebut
kepada pihak ketiga, termasuk penerimaan droping dana
Jamkesmas.
e. Utang jangka pendek lainnya, yaitu utang yang akan
jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal neraca yang
tidak dapat dikelompokkan dalam huruf a sampai e
diatas.tang Lancar antara lain terdiri dari bagian lancar utang
jangka panjang, utang kepada pihak ketiga, utang bunga, dan
utang perhitungan fihak ketiga (PFK).

2) Pengakuan

36
(1) Utang usaha diakui pada
saat RSDmenerima jasa/hak atas barang/jasa, tetapi
RSDbelum membayar atas barang/jasa yang diterima.
(2) Utang pajak diakui pada saat
transaksi atau kejadian telah mewajibkan RSDuntuk
membayar pajak kepada negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Biaya yang masih harus
dibayar diakui pada saat RSDtelah menerima manfaat
ekonomis dari pihak lain tetapi RSDbelum melakukan
pembayaran atas manfaat ekonomi yang telah diterima.
(4) Pendapatan diterima di muka
diakui pada saat diterimanya kas dari pihak ketiga dan
RSDsebagai pembayaran jasa tertentu tetapi RSDbelum
memberikan jasa tersebut kepada pihak ketiga. Bagian
lancar utang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi
utang jangka panjang pada setiap akhir periode akuntansi.

3) Pengukuran
Kewajiban jangka pendek dinilai sebesar nilai nominal
kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka pendek berkurang
pada saat pembayaran/penyelesaian oleh RSD.
4) Penyajian dan Pengungkapan
Utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar,
pendapatan diterima di muka, bagian lancar utang jangka
panjang, dan utang jangka pendek lainnya disajikan pada
neraca dalam kelompok kewajiban jangka pendek.
Utang RSD diungkapkan secara rinci dalam CaLK. Informasi-
informasi yang diungkapkan dalam CaLK antara lain sebagai
berikut:
- Jumlah saldo kewajiban jangka pendek yang diklasifikasi
berdasarkan pemberi pinjaman (kreditur);

III. Ekuitas Dana

37
1) Pengertian
Ekuitas adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih
antara jumlah aktiva dengan jumlah kewajiban
Ekuitas terdiri dari :
a Ekuitas awal
Merupakan hak residual awal RSUD . . . . . yang merupakan
selisih aset dan kewajiban pada saat pertama kali
RSUD . . . . . ditetapkan, kecuali sumber daya ekonomi yang
diperoleh untuk tujuan tertentu.
b Surplus & Defisit Tahun Lalu
Surplus & Defisit Tahun Lalu merupakan akumulasi Surplus &
Defisit pada periode-periode sebelumnya.
c Surplus & Defisit Tahun Berjalan
Surplus & Defisit Tahun Berjalan berasal dari seluruh
pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya pada tahun
berjalan.
d Ekuitas Donasi
Ekuitas Donasi merupakan sumber daya yang diperoleh dari
pihak lain berupa sumbangan atau hibah yang sifatnya tidak
mengikat.

2) Pengakuan
Ekuitas diakui pada saat:
 Ditetapkannya nilai kekayaan RSUD .
 Diterimanya dana sumbangan/bantuan.
 Diterimanya aset tetap dari
sumbangan/bantuan.

3) Pengukuran
Ekuitas dinilai sebesar:
 Nilai buku ekuitas pada saat penetapan RSUD.
 Nominal dana sumbangan/bantuan.

38
 Nilai perolehan atau nilai wajar aset sumbangan/bantuan mana
yang lebih andal.

4) Penyajian dan Pengungkapan


- Ekuitas disajikan dalam kelompok Ekuitas pada Neraca sebesar
saldonya.
- Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan
antara lain sebagai berikut:
i. Rincian jumlah ekuitas berdasarkan jenisnya;
ii. Informasi mengenai sifat ekuitas.

PENJELASAN POS-POS NERACA

1). Kas Rp 280.666.346,00

Jumlah tersebut merupakan prognosis saldo kas per 31 Desember


2008 yang berupa uang panjar kepada PPTK dan bukti-bukti
pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan sejumlah
Rp228.827.057,00 dan saldo pada bendahara penerima berupa
penerimaan pendapatan jasa layanan yang belum disetor ke kas
daerah sebesar Rp51.839.289,00.

2). Piutang Rp 4.396.459.028,51

Jumlah tersebut merupakan saldo prognosis piutang retribusi pelayanan


kesehatan RSUD Mardi Waluyo kepada pasien peserta ASKES dan pasien
perusahaan kerjasama yang belum dilunasi per 31 Desember 2008, yang
terdiri dari :

1 PT ASKES Rp 628.317.444,44
PT Telkom Rp 45.135.949,60
2
JAMKESMAS Rp 2.378.260.634,47
3

39
Non Kuota Kota Blitar Rp 466.254.845,00
4
Non Kuota Kab. Blitar Rp 878.490.155,00
5
Rp 4.396.459.028,51

3). Persediaan Rp 435.139.529,51

Jumlah tersebut merupakan prognosis saldo persediaan per 31 Desember 2008


yang terdiri dari:

 Obat-obatan dan Alat kesehatan Rp 435.139.529,31

4). Aset Tetap Rp 70.728.999.168,49

Jumlah tersebut merupakan prognosis saldo Aset Tetap per 31 Desember


2008 dengan rincian:

Tanah Rp 14.970.600.831,00

Peralatan dan Mesin Rp 19.928.494.737,49

Gedung dan Bangunan Rp 35.493.284.000,00

Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp 335.500.000,00

Aset Tetap Lainnya Rp 1.119.600,00

Jumlah Rp 70. 728.999.168,49

5). Kewajiban Jangka Pendek Rp 4.673.074.761,97

Jumlah tersebut merupakan prognosis saldo utang per 31 Desember 2008


yang merupakan perkiraan biaya Jasa Pelayanan Kesehatan yang akan
dibayarkan pada bulan Januari 2009.

7). Ekuitas Dana Rp 71.168.189.310,54

Jumlah tersebut merupakan prognosis kekayaan bersih RSD Mardi


Waluyo per tanggal 31 Desember 2008 yang merupakan bagian yang
tidak dipisahkan dari kekayaan bersih Pemerintah Kota Blitar yang
terdiri dari:

40
- Ekuitas Awal Rp 52.600.979.298,00
- Surplus dan Defisit Tahun Lalu Rp 1.618.860.714,00
- Surplus dan Defisit Tahun Berjalan Rp 16.948.349.298,54
Jumlah Rp 71.170.070.871,54

41
BAB III RENCANA BISNIS ANGGARAN RSU TAHUN 2010

A. Gambaran Umum Tentang Analiisi Eksternal dan Internal BLU

a. Analisis Internal
i. Kekuatan
(1).Perspektif Keuangan
 Tahun 2009 Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo telah
ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
sehingga dapat mengelola pendapatan secara langsung
dan memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
dengan adanya ambang batas.
 Efisiensi Anggaran dengan adanya keleluasaan pengadaan
barang jasa.
 Sistem Informasi Keuangan baru secara bertahap mulai
dibangun .
(2).Perspektif Pelanggan
 Kesadaran masyarakat menengah ke bawah
untuk berobat makin tinggi sejalan adanya penjaminan
pelayanan kesehatan dari pemerintah.
 Terus dibangunnya gedung untuk rawat inap
kelas i, 2, dan 3 serta fasilitas lain semakin menambha
kepercayaan masyrakat akan kualitas pelayanan RSD
Mardi Waluyo.
 Kepercayaan masyarakat makin meningkat
sejalan dengan telah selesainya pembangunan gedung poli
terpadu.
 Semakin diminatinya RS oleh pihak ketiga
sejalan dengan adanya kerjasama yang telah dijamin.
(3).Perspektif Proses Bisnis
 Penambahan Sarana dan Prasarana Baru
( Tempat Tidur, Ruang Operasi,Peralatan)
 Penambahan Jenis Layanan Baru

42
 Mulai dirintis Sistem Pelayanan Terpadu yang
lebih spesialistik
(4).Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan
 Tersedianya tenaga pendukung sistem informasi
management
 Tata Kelola Organisasi sudah mulai terbangun

ii. Kelemahan
(1). Perspektif Keuangan
 Tarif jasa layanan masih rendah sehingga belum dapat
menutupi seluruh biaya operasional Rumah Sakit dan
belum sepenuhnya didasarkan pada perhitungan unit
cost.
 Sistem Perencanaan anggaran belum sepenuhnya
berbasis kinerja sehingga pengendalian biaya belum
terukur.
(2).Perspektif Pelanggan
 Masyarakat menengah ke atas masih enggan untuk
berobat ke Rumah Sakit pemerintah.
 Meningkatnya pengguna Jamkesmas non kuota (tidak
masuk data base) yang menggunakan jasa pelayanan
Rumah Sakit.

(3).Perspektif Proses Bisnis


 Penambahan ruangan baru belum dapat sepenuhnya
dioperasionalkan karena belum tersedianya sarana dan
prasarana yang menunjang.

(4).Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan


 Kurangnya komitmen pegawai rumah sakit untuk
bekerja secara optimal.

b. Analisis Eksternal
1). Peluang
(1).Jaminan subsidi pemerintah daerah kota Blitar masih

43
berlangsung khususnya untuk belanja gaji pegawai .
(2).Masih terbukanya peluang KSO sebagai upaya efisiensi
(3).Makin banyaknya perusahaan asuransi di bidang kesehatan
(4).Jumlah penduduk yang semakin banyak
(5).Perubahan regulasi pengadaan barang dan tarif dengan
penetapan sebagai BLUD
2). Ancaman
(1).Kemungkinan tidak disetujuinya usulan kenaikan tarif
(2).Bertambah banyaknya penyedia jasa layanan sarana
kesehatan baru
(3).Tenaga keperawatan masih relatif kurang.
(4).Tawaran insentif yang lebih besar dari Rumah sakit Lain yang
dapat mengancam keberadaan tenaga ahli di Rumah Sakit.

B. Asumsi yang digunakan dalam penyusunan RBA tahun 2010

1. Asumsi-asumsi makro meliputi :


1). Tingkat inflasi sebesar 6,52 %.
2). Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,12 %.
3). Kurs 1 US $ = Rp 10.000
2. Asumsi-asumsi mikro meliputi :
1). Perubahan kelembagaan RS dari SKPD menjadi BLUD.
2). Pengembangan infrastruktur berupa dimanfaatkan/
operasionalisasi atas pembangunan gedung poliklinik
terpadu.
3). Tahun 2010 sudah ada perubahan tarif
4). Adanya tambahan tenaga medis dan non medis,
5). Dimanfaatkannnya gedung baru untuk rawat inap kelas I, II,
dan III.

C. Target Kinerja Pelayanan Tahun 2010

No URAIAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA ANGGARAN 2010

44
  SASARAN No URAIAN No URAIAN TARGET No Rp
                 
1 Meningkatnya 1 Kerjasma 1 % customer
kunjungan informasi aquitation 50 1 32.400.000
pasien dengan mass 2 % customer
    media retention 50    
Kemitraan 3 %
peningkatan Pertumbuhan
    2 pelayanan kunjungan 10 2 53.427.000
      kesehatan         312.090.000
                75.000.000
                 
2 Meningkatnya 1 Peningkatan 1 Nilai evaluasi Sangat 1 14.704.000
akuntabilitas pengembanga Laporan
  publik kepada   n sistem   akuntabilitas Baik 2 3.235.000
masy. pelaporan 2
capaian
kinerja dan Evaluasi
    keuangan Status BLUD Penuh 3 246.518.000
              4 102.335.000
                 
                 
                 
3 Meningkatnya 1 Program 1 Qualiti of
mutu standarisasi Place   1 71.308.000
pelayanan pelayanan  
    kesehatan a. BOR 75-85% 2 100.411.000
          b. BTO 5-45 Hr    
          c. TOI 1-3 Hr    
2 Qualiti of
        Service      
          a. GDR ≤3%    
          b.NDR ≤ 2,5%    
          c. ALOS 7-10Hr    
          d.    
Sesuai
Terpenuhinya
          SPM    
indikator mutu
pelayan 10
penyakit
          terbanyak      
                 
4 Meningkatnya 1 Pengadaan 1 100% 1 24.950.000.000
sarana peningkatan Terbangunnya
prasarana RS sarana dan gedung kantor
    prasarana RS   tahap II   2 1.598.745.000
            3 7.785.773.253
              4 738.811.172
              5 1.987.418.600
              6 379.744.400
              7 86.970.000
                 
5 Meningkatnya 1 Pemeliharaan 1 Peningkatan   1 39.700.000
pemeliharaan Sarana sarana
  rutin/berkala   Prasarana RS   prasarana RS   2 210.721.600
  sarana       kondisi baik      
prasarana RS
               
               
                 
6 Peningkatan 1 Pelayanan 1 Prosentase 100% 1 445.575.000
  pelayanan   Administrasi   Terpenuhinya   2 837.459.000
administrasi Perkantoran kebutuhan

45
  perkantoran         3 189.157.600

          4 39.443.500
              5 256.530.000
              6 56.561.000
              7 101.651.500
              8 195.000.000
              9 7.050.000
                 
        2 Peningkatan   1 643.044.000
sarana
prasarana
          aparatur      
                 
                146.677.800
        3 Peningkatan     214.147.000
sarana
              431.086.750
prasarana
kantor RS
          kondisi baik     41.527.000
                84.319.700
                 

B. Target Kinerja Keuangan Tahun 2010

1. Target Pendapatan
Tahun 2010 RSD Mardi Waluyo menetapkan target pendapatan sebesar
Rp65.793.965.293,00 dengan rincian sebagai berikut:
- Pendapatan usaha dari layanan kesehatan Rp27.486.400.000,00
- Pendapatan dari subsidi APBD Rp38.357.565.293,00
Jumlah Rp65.793.965.293,00

Keseluruhan hjumlah pendapatan tersebut telah dibelanjakan dalam 7


program sebagaimana tersebut di atas.
Rincian Pendapat usaha dari layanan kesehatan (pendapatan fungsional
adalah:

RINCIAN TARGET PENDAPATAN OPERASIONAL


TAHUN 2010
No URAIAN TARGET
1 Administrasi Karcis/ Rawat Jalan 662.000.000,00
2 Ambuance 160.200.000,00
3 Diklat 120.000.000,00
4 Instalsi Gawat Darurat 650.000.400,00
5 IKS Pihak III 276.000.000,00

46
6 Instalsi Farmasi 8.500.000.000,00
7 Instalasi Laboratorium 1.230.000.000,00
8 Instalasi Radiologi 425.000.000,00
9 Instalasi Rawat Inap 2.150.000.000,00
10 Jamkesmas Kuota 4.200.000.000,00
11 Jamkesmas Non Kuota 1.250.000.000,00
12 Kamar Jenazah 3.000.000,00
13 Klinik Layanan Mandiri 350.000.000,00
14 Oksigen 152.799.600,00
15 Otopsi 16.000.000,00
16 Paviliun 2.700.000.000,00
17 PHB/Askes 4.000.000.000,00
18 Rehab Medik 30.000.000,00
19 Status 55.000.000,00
20 Tindakan Operasi 400.000.000,00
21 Persewaan Gedung 50.000.000,00
22 Parkir 20.000.000,00
23 Hemodialisa 86.400.000,00
  JUMLAH 27.486.400.000,00

2. RENCANA KINERJA KEUANGAN

No Sasaran I.K Target

1 Peningkatan Sales Growth 60,41 %


Pendaparan Rate
Fungsional
Jumlah Rp
Pendapatan 29.587.343.892,82
Fungsional
2 Meningkatnya CRR 190,10 %
kemampuan
pembiayaan
operasional
3 Meningkatnya Ratio 48,21 %
kemandirian pendapatan
keuangan rumah fungsional
sakit dibanding tital
anggaran
belanja

3. AMBANG BATAS

47
Besarnya ambang batas realisasi belanja dalam RBA ditetapkan
pada saat penyusunan RBA sebesar 20 %. Dengan demikian
besarnya ambang batas untuk tahun 2010 adalah sebagai
berikut:

- Target Pendapatan tahun 2010 Rp 27.486.400.000,00


- Ambang Batas 20 % dari Rp 5.497.280.000,00
Pendapatan
- Batas Penggunaan Rp 32.983.680.000,00
langsung

Pendapatan sebesar Rp 32.983.680.000,00 tersebut dapat


langsung digunakan untuk membiayai pengeluaran yang
melebihi anggarannya tanpa harus mendapatkan ijin dari
Walikota Blitar.

48
BAB IV
PROYEKSI KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2010

Proyeksi Keuangan BLU disajikan secara komparatif dengan membandingkan


antara prognosa tahun berjalan dengan proyeksi tahun yang akan datang

A. PROYEKSI NERACA TAHUN 2010

Prediksi Neraca per 31 Desember 2010


      PROGNOSA PREDIKSI PERUBAHAN
URAIAN 31-Des-09 31-Des-10 JUMLAH %
ASET
       
  Aset Lancar      
  Kas 280.666.346,00 2.290.533.333,33 2.009.866.987,33 716,11

  Piutang BLUD 4.396.459.028,51 4.241.833.333,33 (154.625.695,18) (3,52)


  Persediaan 435.139.529,51 512.740.949,60 77.601.420,09 17,83
Jumlah Aset
  Lancar 5.112.264.904,02 7.045.107.616,26 1.932.842.712,24 37,81
         
  Aset Tetap      
  Tanah 14.970.600.831,00 14.970.600.831,00 - -
Peralatan dan
  Mesin 19.928.494.737,49 22.997.783.537,49 3.069.288.800,00 15,40
Gedung dan
  Bangunan 35.493.284.000,00 60.443.284.000,00 24.950.000.000,00 70,29
Jalan, Irigasi, dan
  Jaringan 335.500.000,00 335.500.000,00 - -
Aset Tetap
  Lainnya 1.119.600,00 1.119.600,00 - -
Jumlah Aset
  tetap 70.728.999.168,49 98.748.287.968,49 28.019.288.800,00 39,61
         
  JUMLAH ASET 75.841.264.072,51 105.793.395.584,75 29.952.131.512,24 39,49
         
KEWAJIBAN DAN EKUITAS      
Kewajiban Jangka
  Pendek      
Utang Jangka
  Pendek Lainnya 4.673.074.761,97 0 (4.673.074.761,97) (100,00)
Jumlah
Kewajiban
  Lancar 4.673.074.761,97 - (4.673.074.761,97) (100,00)
         
Ekuitas Tidak
  Terikat      
  Ekuitas Awal 52.600.979.298,00 52.600.979.298,00 - -
Surplus dan Defisit
  Tahun Lalu 1.618.860.714,00 18.567.210.012,54 16.948.349.298,54 1.046,93

49
Surplus dan Defisit
  Tahun Berjalan 16.950.230.859,54 34.625.206.274,21 17.674.975.414,67 104,28
Jumlah Ekuitas
  Tidak Terikat 71.170.070.871,54 105.793.395.584,75 34.623.324.713,21 48,65
             
JUMLAH
KEWAJIBAN DAN
  EKUITAS 75.843.145.633,51 105.793.395.584,75 29.950.249.951,24 39,49

B. LAPORAN OPERASIONAL TAHUN 2010


PROGNOSA PERUBAHAN
URAIAN Prediksi 2010
TAHUN BERJALAN JUMLAH %
I Pendapatan        
a Pendapatan Usaha        

  1 Jasa Layanan 18.444.946.680,51 29.572.307.638,15 11.127.360.957,64 60,33


2 Penyesuaian Tarif
  Kontraktual        

  Pendapatan Usaha 18.444.946.680,51 29.572.307.638,15 11.127.360.957,64 60,33


           
b Hibah        
  1 Terikat        
  2 Tidak Terikat        
  Hibah        
           
C Pendapatan APBD        

  1 Operasional 25.063.456.852,70 37.824.676.493,00 12.761.219.640,30 50,92

  2 Investasi 18.128.019.870,49 28.019.288.800,00 9.891.268.929,51 54,56

  Pendapatan APBD 43.191.476.723,19 65.843.965.293,00 22.652.488.569,81 52,45


           
d Pendapatan APBN        
  1 Operasional   - - -
  2 Investasi   - - -
  Pendapatan APBN   - - -
           
e Pendapatan Lainnya        
1 Hasil pemanfaatan
  kekayaan 35.123.000 50.000.000,00 14.877.000,00 42,36
2 Penggabungan
  Revolving        
  3 Pendapatan Bunga        

  Pendapatan Lainnya 35.123.000 50.000.000,00 14.877.000,00 42,36


           

  Jumlah Pendapatan 61.671.546.403,70 95.466.272.931,15 33.794.726.527,45 54,80


           
BIAYA
II OPERASIONAL        

50
           
a Biaya Pelayanan        

  1 Biaya Pegawai (10.425.001.235,27) (15.538.338.411,38) (5.113.337.176,12) 49,05

  2 Biaya Bahan -3.245.567.183,49 (7.988.838.178,91) (4.743.270.995,42) 146,15

3 Biaya Jasa (100,00


  Layanan (8.339.058.804,22) - 8.339.058.804,22 )
4 Biaya
  Pemeliharaan (371.418.078,10) (324.749.111,28) 46.668.966,82 (12,57)
5 Biaya Daya dan
  Jasa (2.378.378.137,00) (3.292.477.272,00) (914.099.135,00) 38,43
  6 Biaya Penyusutan - - - -
7 Biaya Pelayanan
  Lainnya - - - -
Jumlah Biaya
  Pelayanan (24.759.423.438,08) (27.144.402.973,57) (2.384.979.535,50) 9,63
           
Biaya Umum dan
b Administrasi        

  1 Biaya Pegawai (3.838.850.800,18) (3.928.276.744,65) (89.425.944,46) 2,33


2 Biaya Administrasi
  Kantor (287.810.415,00) (183.228.000,00) 104.582.415,00 (36,34)
3 Biaya
  Pemeliharaan (198.271.311,90) (740.838.988,72) (542.567.676,82) 273,65
4 Biaya Daya dan
  Jasa (765.024.774,00) (1.318.019.950,00) (552.995.176,00) 72,28

  5 Biaya Promosi (143.383.000,00) (39.900.000,00) 103.483.000,00 (72,17)


  6 Biaya Penyusutan - - - -
7 Biaya Umum dan
  Adm Lain-lain - - - -
Jumlah Biaya Umum
  dan Administrasi (5.233.340.301,08) (6.210.263.683,37) (976.923.382,28) 18,67
           
c Biaya Lain-lain        
  1 Biaya bunga - - - -
2 Biaya Adminitrasi
  Bank - - - -
  3 Biaya Lainnya -   - -
  Jumlah Biaya Lainnya - - - -
Jumlah Biaya
  Operasional (29.992.763.739,16) (33.354.666.656,94) (3.361.902.917,78) 11,21
  Surplus (Defisit)        
Sebelum Pos
Keuntungan
  (kerugian) 31.678.782.664,54 62.111.606.274,21 30.432.823.609,67 96,07
Keuntungan
III (kerugian)        
1 Keuntungan
  Penjualan Aset   - - -
2 Rugi Penjualan
  Aset - - - -
3 Rugi Penurunan
  Nilai - - - -
Keuntungan
  (kerugian) - - - -
           
Surplus (Defisit)
Sebelum Pos Luar
  Biasa 31.678.782.664,54 62.111.606.274,21 30.432.823.609,67 96,07

51
IV Pos Luar Biasa        
1 Pendapatan
  Kejadian Luar Biasa - - - -
2 Biaya Kejadian
  Luar Biasa - - - -
  Pos Luar Biasa - - - -
           
Surplus (defisit) Tahun
berjalan
  31.678.782.664,54 62.111.606.274,21 30.432.823.609,67 96,07
Penyetoran Dana BLUD ke
Kas Daerah (12.755.966.634,00
  (14.730.433.366,00) (27.486.400.000,00) ) 86,60
Surplus (defisit) Tahun
berjalan Bersih
  16.948.349.298,54 34.625.206.274,21 17.676.856.975,67 104,30
Surplus (defisit) Tahun
berjalan Diluar APBN
  31.678.782.664,54 62.111.606.274,21 30.432.823.609,67 96,07
Surplus (defisit) Tahun
Berjalan Diluar APBN/ APBD
  48.437.710.419,67 62.926.974.295,09 14.489.263.875,42 29,91

C. PROYEKSI ARUS KAS TAHUN 2008

Arus Kas dari PROGNOSA PREDIKSI PERUBAHAN


Aktivitas TAHUN 2009 TAHUN2010 RP %
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI      
Arus Kas Masuk      
- Pendapatan usaha
dari Jasa Layanan 29.726.933.333,3
Kesehatan 14.695.310.366,00 3 15.046.659.222 102,39
- Penerimaan Anggaran
yang bersumber dari 65.843.965.293,0
APBD 43.827.468.878,19 0 22.016.496.415 50,23
- Penerimaan Anggaran
yang bersumber dari
APBN - 0 - 0,00
- Hibah - 0 - 0,00
- Penerimaan Jasa
Lainnya 35.123.000,00 50.000.000,00 14.877.000 42,36
- Pendapatan Diterima
Dimuka - 0 - 0,00
Jumlah Arus Kas 95.620.898.626,3
Masuk 58.557.902.244,19 3 37.078.032.637 63,32
       
       
Arus Kas Keluar      
(24.139.689.918,0
- Biaya Pegawai (14.263.852.035,45) 0) (9.875.837.883) 69,24
- Biaya Barang dan (13.404.320.229,0
Jasa (10.799.604.817,25) 0) (2.604.715.412) 24,12
- Biaya Bunga - - 0,00
- Biaya Tidak Terduga -   - 0,00
Jumlah Arus Kas (25.063.456.852,70) (37.544.010.147,0 49,80

52
Keluar 0) (12.480.553.294)
         
Arus Kas Bersih dari 58.076.888.479,3
Aktivitas Operasi 33.494.445.391,49 3 24.597.479.343 73,44
       
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
INVESTASI      
       
Arus Kas Masuk      
- Pendapatan
Penjualan atas Aset
Tetap - 0 - 0,00
Jumlah Arus Kas
Masuk - 0 - 0,00
       
Arus Kas Keluar      
- Belanja Modal / 28.019.288.800,0
Pembangunan 18.128.019.870,49 0 9.891.268.930 54,56
Jumlah Arus Kas 28.019.288.800,0
Keluar 18.128.019.870,49 0 9.891.268.930 54,56
       
Arus Kas Bersih dari (28.019.288.800,0
Aktivitas Investasi (18.128.019.870,49) 0) (9.891.268.930) 54,56
       
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS
PEMBIAYAAN      
       
Arus Kas Masuk      
- Pencairan Dana
Cadangan - - - 0,00
- Penjualan Aset /
Kekayaan Daerah yg
dipisahkan - - - 0,00
- Penerimaan Pinjaman
dari Obligasi - - - 0,00
- Penerimaan Kembali
Pinjaman - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Masuk - - - 0,00
         
Arus Kas Keluar        
- Pembentukan Dana
Cadangan - - - 0,00
- Penyertaan Modal
(Investasi )
Pemerintah Daerah - - - 0,00
- Pembayaran Pokok
Utang Pinjaman dan
Obligasi - - - 0,00
- Pemberian Pinjaman - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Keluar - - - 0,00
         
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Pembiayaan - - - 0,00
         

53
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS NON
ANGGARAN        
         
Arus Kas Masuk        
- Uang Perhitungan
Pihak Ketiga - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Masuk - - - 0,00
         
Arus Kas Keluar        
- Uang Perhitungan
Pihak Ketiga - - - 0,00
Jumlah Arus Kas
Keluar - - - 0,00
         
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Non
Anggaran - - - 0,00
       
Kenaikan/Penurunan 30.057.599.679,3
Selama Periode 15.366.425.521,00 3 14.706.210.413 95,70
         
Penyetoran Ke Kas 27.486.400.000,0
Daerah 14.782.272.655,00 0 12.704.127.345 85,94
         
Kenaikan/Penurunan 2.571.199.679,3 -
Selama Periode (584.152.866,00) 3 3.170.388.800 542,73
         
Saldo Awal Kas 864.819.212,00 280.666.346,00 (584.152.866) -67,55
         
2.290.533.333,3
Saldo Akhir Kas 280.666.346,00 3 2.024.903.242 721,46

Kebijakan akuntansi yang ditetapkan dalam mem prediksi laporan keuangan


di atas seluruhnya sama dengan kebijakan akuntansi dalam bab II.

PENJELASAN POS-POS NERACA

1). Kas Rp 2.290.533.333,33

Jumlah tersebut merupakan prognosis saldo kas per 31 Desember


2010 yang berupa kelebihan target pendapatan fungsional yang
jumlahnya diperkirakan 1/12 dari target pendapatan fungsional. Saldo
kas ini akan dipergunakan sebagai cadangan atas pengeluaran
pengeluaran operasional sebelum adanya penetapan RBA definitif
tahun berikutnya.

54
2). Piutang Rp 4.241.833.333,33

Jumlah tersebut merupakan saldo prognosis piutang retribusi


pelayanan kesehatan RSUD Mardi Waluyo kepada pasien peserta
ASKES dan pasien perusahaan kerjasama yang belum dilunasi per 31
Desember 2010, yang terdiri dari :

1 PT ASKES Rp 666.666.666,67
PT Telkom Rp
2
JAMKESMAS Rp 2.800.000.000,00
3
Non Kuota Kab. Blitar Rp
4 729.166.666,67
Non Kuota Kab. Blitar Rp 46.000.000,00
5
Rp 4.241.833.333,33

3). Persediaan Rp 512.740.949,60

Jumlah tersebut merupakan prognosis saldo persediaan per 31 Desember 2008


yang terdiri dari:

 Obat-obatan dan Alat kesehatan Rp 512.740.949,60

4). Aset Tetap Rp 98.748.287.968,49

Jumlah tersebut merupakan prediksi saldo Aset Tetap per 31


Desember 2010 dengan rincian:

Tanah Rp 14.970.600.831,00
22.997.783.537,
Peralatan dan Mesin
Rp 49

60.443.284.00
Gedung dan Bangunan
Rp 0,00

Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp 335.500.000,00

Aset Tetap Lainnya Rp 1.119.600,00

Jumlah Rp 98.748.287.968,49

55
5). Kewajiban Jangka Pendek Rp 0

Jumlah tersebut merupakan prediksi saldo utang per 31 Desember


2010.

7). Ekuitas Dana Rp 105.793.395.584,75

Jumlah tersebut merupakan prognosis kekayaan bersih RSD Mardi


Waluyo per tanggal 31 Desember 2008 yang merupakan bagian yang
tidak dipisahkan dari kekayaan bersih Pemerintah Kabupaten
Tulungagung yang terdiri dari:

- Ekuitas Awal Rp 52.600.979.298,00


- Surplus dan Defisit Tahun Lalu Rp 1.618.860.714,00
- Surplus dan Defisit Tahun Berjalan Rp 34.625.206.274,21

Jumlah Rp 105.793.395.584,75

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

56
Rencana bisnis di tahun 2010 didasarkan pada asumsi pada tahun 2010 pola
pengelolaan keuangan Rumah Sakit Mardi Waluyo akan berubah menjadi Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Perubahan ini
akan berdampak pada beberapa fleksibilitas khususnya dalam pengelolaan
keuangan, pengadaan barang jasa untuk lebih mengoptimalkan pelayanan
kepada masyarakat. Fleksibilitas ini akan berdampak pada peningkatan
pendapatan serta efisiensi belanja barang dan jasa, ditambah lagi pada tahun
2010 akan ada perubahan tarif layanan. Sedangkan belanja investasi akan
semakin meningkat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan, penambahan
layanan, kepuasan pelanggan yang semuanya akan bermuara pada peningkatan
pendapatan, serta dengan telah dapat digunakannya gedung baru secara
keseluruhan (rawat inap kelas 1, 2 dan 3 telah dapat digunakan).

B. Hal-hal mendasar yang memerlukan perhatian

Dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja BLUD, belum


didasarkan pada analisa perkiraan harga per output (per jenis layanan) dan
perkiraan biaya per output, karena sampai dengan saat disusunya dokumen ini
Rumah Sakit belum memiliki data yang berkaitan dengan analisa perkiraan harga
jual maupun biaya yang diperlukan. Untuk keperluan penyusunan Rencana Bisnis
Anggaran(RBA) pada tahun berikutnya agar menambahkan analisa perkiraan
pendapatan maupun biaya per jenis layanannya. Bila Rumah Sakit sudah
menyusun perhitungan Unit Cost, Data tersebut dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan RBA.

57

Anda mungkin juga menyukai