Anda di halaman 1dari 8

RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN

Jl. Gatot Subroto Km. 4 Medan 20119, Indonesia, Telp. 061 – 4524875, Fax. 061 – 4155700

NOTULEN

Rapat :
Hari/Tanggal : Kamis 03/10/2019
Waktu : 15.00 wib-selesai
Tempat : Ruang Aula

No Pokok Bahasan Usulan / Keputusan Keterangan

1 Sosialisasi Triase RSAM


Pelaksanaan Triase sudah
dipahami sebagian besar
anggota diskusi
2 Pelaksanaan triase Pelaksanaan Triase Pelaksanaan
internal RSAM dilaksanakan untuk Pelatihan Triase
memperioritaskan kasus
penanganan
kegawatdaruratannya
3

Mengetahui,
Pokja ARK

Roy Simbolon
RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN
Jl. Gatot Subroto Km. 4 Medan 20119, Indonesia, Telp. 061 – 4524875, Fax. 061 – 4155700
DAFTAR HADIR

Rapat :
Hari/Tanggal : Kamis 03/10/2019
Waktu : 15.00 wib-selesai
Tempat : Ruang Aula Lant 2
RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN
Jl. Gatot Subroto Km. 4 Medan 20119, Indonesia, Telp. 061 – 4524875, Fax. 061 – 4155700

Medan, 03 Oktober 2019

Nomor :
Lampiran :
Perihal :Sosislisasi Pokja ARK Tentang Triase

Kepada Yth.
Teman-Teman
di RS Advent Medan

Salam sejahtera,
Sehubungan akan terlaksananya dalam waktu dekat ini kegiatan Akreditasi di RS Advent Medan,
maka kami dari pokja ARK mengundang untuk datang menghadiri rapat di Rumah Sakit Advent
Medan yang akan diadakan pada:

Hari/Tanggal : Kamis 03/10/2019


Waktu : 15.00 wib-selesai
Tempat : Ruang Aula Lant 2
Agenda : Diskusi

Demikian undangan ini kami sampaikan, terimakasih atas perhatian dan kehadirannya teman
teman sekalian.

Pokja ARK

Roy Ganda Simbolon


MATERI

A. PRINSIP TRIAGE
Prinsip dasar triage adalah mendahulukan kebutuhan darurat, mendesak untuk segera
mendapatkan pertolongan dengan dititikberatkan pada pasien atau korban dengan kondisi
medis yang paling gawat – darurat dan paling besar kemungkinannya untuk diselamatkan.
Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk, bila rumah sakit tidak dapat
menyediakan kebutuhan layanan pasien dengan kondisi emergency atau pasien memerlukan
rujukan ke pelayanan yang kemampuannya lebih tinggi.
Dalam prinsip triage perlu memperhatikan :
1. Menyeleksi pasien dan menyusun prioritas berdasarkan beratnya penyakit.
2. Alokasi dan rasionalisasi sumber daya yang ada di rumah sakit.

B. KATEGORI TRIAGE
Tingkat kegawatan pasien dikategorikan dalam 5 level sesuai Canadian Triage and Acuity
Scale (CTAS) National Guidelines :
1. Level I ( resusitasi )
Pasien berada dalam keadaan kritis dan mengancam nyawa atau anggota badannya akan
menjadi cacat bila tidak segera mendapatkan pertolongan atau tindakan darurat,
penanganan pasien oleh petugas triage segera atau kesempatan pertama.
Contoh :
a. Henti napas / jantung ( cardiac/respiratory arrest)
b. Trauma mayor
c. Keadaan syok
d. Pasien tidak sadar (dengan GCS 3-9)
e. Distress pernapasan berat (server respiratory distress)

2. Level II ( emergensi )
Pasien berada dalam keadaan gawat, akan menjadi kritis dan mengancam ; nyawa /
fungsi anggota badan bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan darurat,
penanganan pasien oleh petugas triage harus dalam waktu ≤ 15 menit.
Contoh :
a. Perubahan status mental (altered mental state)
b. Cedera kepala dengan GCS 10-13
c. Trauma berat
d. Pasien Neonatus ( bayi < 7 hari berisiko hiperbilirubinemia, kelainan jantung
congenital yang tak terdiagnosisi, sepsis dan biasanya gejala klinis tidak jelas )
e. Trauma kimia pada mata
f. Nyeri dada akut
g. Overdosis
h. Nyeri abdomen akut yang hebat
i. Pendarahan saluran cerna massif
j. Stroke
k. Gangguan pernafasan bera dengan PO2 < 85% ( sesak atau serangan asma berat )
l. Dehidrasi berat
m. Demam  38 OC ( pada pasien immunocopromised, sepsis, anak usia kurang dari 3
bulan )
n. Nyeri hebat
o. Psikosis akut / gangguan psikiatri berat

3. Level III (urgensi)


Pasien berada dalam keadaan tidak stabil, dapat berpotensi menimbulkan masalah serius,
tetapi belum memerlukan tindakan darurat dan tidak mengancam nyawa, penanganan
pasien oleh petugas triage harus dalam waktu ≤ 30 menit.
Contoh :
a. Cedera kepala (GCS 14-15, dapat disertai mual, muntah, nyeri ringan)
b. Trauma sedang ( moderate trauma)
c. Serangan asma ringan-sedang
d. Sesak derajat ringan sedang
e. Perdarahan non massif
f. Psikosis akut atau usaha bunuh diri
g. Nyeri akut

4. Level IV ( less urgent )


Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam nyawa, dan tidak memerlukan
tindakan segera tetapi masih berpotensi menyebabkan perburukan atau komplikasi
apabila tidak ditangani dalam waktu 1-2 jam, penanganan pasien oleh petugas triage
dalam waktu ≤ 60 menit.
Contoh :
a. Cedera kepala ringan ( tanpa muntah dan tanda-tanda vital normal )
b. Trauma minor / ringan
c. Nyeri abdomen ringan
d. Nyeri kepala ringan
e. Nyeri telinga ( otitis media dan eksterna )
f. Benda asing di korenea ( tanpa perubahan ketajaman visual )
g. Chronic bach pain, sakit ringan

5. Level V ( non-urgent )
Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam nyawa, tidak memerlukan
tindakan segera dan tidak berpotensi menyebabkan perburukan atau komplikasi,
penanganan pasien oleh petugas dalam waktu ≤ 120 menit.
Contoh :
a. Nyeri tenggorokan
b. Infeksi saluran napas atas
c. Nyeri abdomen ringan yang kronik dan berulang
d. Ganti verban
e. Permintaan rujukan
f. Kontrol ulang
g. Medical check

C. PENENTUAN PRIORITAS
Menurut Brooker ( 2008 ), dalam prinsip triage diberlakukan system prioritas. Prioritas
adalah penentuan mana yang harus didahulukan penanganan dan pemindahan pasien yang
mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul, yaitu :
1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
2. Dapat meinggal dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal
Pada keadaan disaster / bencana pasien dikelompokkan dengan diberikan label yaitu :
1. Label Merah ( segera / immediate )
Diberikan pada pasien level I dan II yang merupakan prioritas pertama pada
pengananan. Pertolongan diberikan segera pada saat ditemukan atau saat pertama pasien
diterima.
2. Label Kuning ( tunda / delayed )
Diberikan pada pasien level III yang merupakan prioritas kedua pada penanganan.
Pasien kemungkinan memerlukan tindakan definitive dalam 4-6 jam tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera.
3. Label Hijau
Diberikan pada pasien level IV yang merupakakn prioritas ketiga pada penanganan.
Pasien hanya mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan.
4. Label Hitam
Diberikan pada pasien yang sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir yang
dilakukan pada penanggulangan pasien gawat darurat.

D. ALUR PROSES TRIAGE


Proses triage dumilai sejak pasien masuk ke IGD, petugas triage akan melakukan skrining
medis untuk menentukan pategori triage berdasarkan level sampai pasien dipindahkan atau
dirujuk, dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pasien datang dan dilakukan skrining non medis oleh petugas RS ( satpam / security,
bagian admission / informasi, dll ).
2. Pasien yang diarahkan untuk mendapat pertolongan di IGD diterima oleh petugas triage
( dokter dan perawat ) untuk dilakukan skrining medis.
3. Di ruang triage IGD dilakukan anamnesis dan pemeriksaan singkat dan cepat ( selintas )
untuk menentukan derjat kegawatannya oleh petugas triage di IGD.
4. Bila jumlah penderita / korban tidak memungkinkan ditangani diruang triage, maka
triage dapat dilakukan di luar ruang triage atau di luar IGD.
5. Pasien dilakukan penanganan berdasarkan prioritas sesuai dengan tingkat kegawatannya
yaitu dengan ururtan level I, II, III, IV, dan V
6. Dalam keadaan bencana, pasien diseleksi dengan memberikan lebel berwarna
merah/kuning/hijau/hitam.
7. Bila petugas triage mendapat tanda-tanda pbyektif bahwa pasien mengalami gangguan
circulation, airway, dan breathing maka pasien dalam keadaan kritis dan mengancam
jiwa (kategori triage level I atau lebel merah dalam disaster / bencana), pasien
segera diarahkan ke ruang resusitasi di IGD untuk langsung mendapatkan penanganan
sesuai kebutuhannya oleh dokter.
8. Pasien berada dalam keadaan gawat, akan menjadi kritis dan mengancam nyawa / fungsi
anggota badan bila tidak segera mendapat pertolongan atau tindakan darurat ( kategori
triage level II atau lebel merah dalam disaster / bencana ) ≤ 15 menit.
9. Pasien berada dalam keadaan tidak stabil, dapat berpotensi menimbulkan masalah serius,
tetapi belum memerlukan tindakan darurat dan tidak mengancam nyawa, ( kategori
triage level III atau lebel kuning dalam disaster / bencana ), pasien diarahkan ke
runang tindakan untuk mendapatkan penanganan oleh dokter dan berikan penjelasan
kepada pasien / keluarganya bahwa pasien akan ditangani oleh dokter dalam waktu ≤ 30
menit.
10. Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam nyawa, dan tidak memerlukan
tindakan segera tetapi masih berpotensi perburukan atau komplikasi :
a. Kategori triage level IV, pasien diarahkan ke ruang tunggu dan berikan penjelasan
kepada pasien / keluarga bahwa pasien dapat menunggu di ruang tunggu dan akan
diperiksa / ditangani oleh dokter dalam waktu ≤ 60 menit.
b. Lebel hijau dalam disaster / bencana, penderita / korban dapat dipindahkan ke
ruang observasi di IGD atau ke polklinik atau bila sudah memungkinkan untuk
dipulangkan, amak penderita / korban dapat diperbolehkan pulang.
11. Pasien datang dengan keadaan stabil, tidak mengancam nyawa, tidak memerlukan
tindakan segera, dan tidak berpotensi menyebabkan perburukan atau komplikasi,
( kategori triage level V ), pasien arahkan ke ruang tunggu, diberikan penjelasan kepada
pasien / keluarga pasien bahwa pasien dapat menunggu di ruang tunggu dan akan
diperiksa / ditangani oleh dokter dalam waktu ≤ 120 menit.

E. SEKEMA TRIAGE DI INSTALASI GAWAT DARURAT


Skema triage disesuaikan dengan layout IGD.
Penggunaan label sesuai dengan ruang / area IGD yaitu :
1. Label merah menuju area resusitasi
2. Label kuning menuju area tindakan
3. Label hijau menuju area observasi atau poliklinik umum
4. Label hitam menuju kamar jenazah

Anda mungkin juga menyukai