Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP

PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP


(STUDI KASUS KALI SILUNGONGGO KABUPATEN PATI)

SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA
STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH:

M. Shobabul Minan
15360043

PEMBIMBING:

Fuad Mustafid, S.Ag., M.Ag


NIP………………

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021
ABSTRAK
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lingkungan adalah keseluruhan factor organisme yang memengaruhi satu

sama lain, faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor) atau

variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor). Lingkungan hidup sebagai

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, mempengaruhi alam itu sendiri. Dalam ilmu ekologi,

alam dilihat sebagai jalinan sistem kehidupan yang saling terkait satu sama

lainnya. Artinya setiap makhluk hidup berada dalam suatu proses dialektis dalam

sistem kehidupan yang dipengaruhi oleh asas-asas dalam kelangsungan kehidupan

ekologi tersebut.1

Dalam Ensiklopedia Indonesia, lingkungan hidup adalah segala sesuatu

yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup

adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang antara makhluk hidup dan

komponen abiotik lainnya. Interaksi antar lingkungan alamiah dan sekitarnya

membentuk sistem ekologi (ekosistem). Lingkungan memegang peranan sebagai

habitat bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Komponen-komponen

lingkungan hidup terdiri dari dua jenis, yaitu: pertama, Komponen

biotik, makhluk hidup yang meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia. Kedua,

Komponen abiotik adalah benda-benda tak hidup, seperti air, tanah, batu, udara,

dan cahaya matahari.2


1
Ani Mardatila, Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli dan Jenisnya yang
Perlu Diketahui, (Merdeka.com: Selasa, 15 Desember 2020), Diakses pada 2 Oktober 2021.
2
Ensiklopedia Indonesia.
Sementara, tatkala diamati bahwa lingkungan hidup itu sendiri adalah

bagian mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia pada dasarnya dapat

bernafas dan mendapatkan cahaya karena terdapat ruang udara dan matahari,

demikian juga kebutuhan manusia dalam hal memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidupnya sehari-hari, misalnya makan, minum, bercocok tanam, membuat rumah,

mandi dan berteduh merupakan bagian dari hakikat lingkungan.3

Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar di hampir

semua negara ini. Ini terutama terjadi dalam dasawarsa 1970an setelah

diadakannya konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada tahun

1972, konferensi ini terkenal pula sebagai konferensi Stockhlom, yang di buka

pada tanggal 5 Juni yang selanjutnya di sepakati sebagai hari lingkungan hidup

sedunia. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik

lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari

lingkungan sekitar. Kita makan, minum, berolahraga, beraktifitas sehari-hari,

semuanya memerlukan lingkungan.4

Semua komponen yang berada di dalam lingkungan hidup merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (dialektis) dan membentuk sistem

kehidupan yang disebut ekosistem. Ekosistem yang merupakan bagian utama dari

lingkungan hidup, adalah suatu keadaan lingkungan yang sangat dinamis, karena

banyaknya komponen yang terlibat di dalamnya. Jika salah satu komponen

lingkungan tersebut berubah maka sistem adaptasi dari organisme yang ada untuk
3
Dr. Moh. Fadli, SH., MH., Mukhlish, SH., MH., Mustafa Lutfi, S.Pd., SH., MH.,
Hukum & Kebijakan Lingkungan, (Malang: UB Press, Januari 2016), hlm. 3.
4
Ailauwandi, Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Tentang Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (Studi Komparasi Antara
Hukum Islam Dan Hukum Positif), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga,
2012.
menjaga keseimbangan akan mengalami perubahan (change). Karena ekosistem

merupakan pusat segala aktivitas yang menyediakan sumber makanan maupun

kebutuhan bagi makhluk hidup lain maka keseimbangan komponen di dalamnya

harus dijaga dengan baik.5

Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa

faktor, yaitu komponen-komponen yang terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan

sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus

biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan, stabilitas dan produktivitas

lingkungan hidup lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan berupa

pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang

dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam suatu ekosistem. Kondisi

keseimbangan tersebut kemungkinan dapat berubah dengan adanya campur

tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang

melampaui batas.

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang lain.

Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam

melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.6

5
Ibid.
6
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, lebih lanjut lihat juga UU Nomor 32 Tahun
2009 tentang UUPPLH.
Merujuk pada pengertian dan definisi tentang lingkungan hidup di atas,

maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan wawasan kebangsaan

Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera

dengan iklim tropis, cuaca dan musim yang memberikan kondisi alamiah dan

kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa

Indonesia menyelenggarakan kehidupan dan kedaulatan bernegara dalam segala

aspeknya.

Persoalan lingkungan yang dihadapi saat ini bersifat menyeluruh, baik di

tingkat lokal maupun global. Pada tingkat lokal manusia dihadapkan pada

persoalan pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara) yang dapat menimbulkan

berbagai penyakit, yang diakibatkan oleh limbah industri dan rumah tangga atau

oleh asap kendaraan bermotor.7

Oleh karena itu maka menjadi sangat penting untuk dilakukannya

pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan lingkungan hidup sebagai

upaya mendasar dan terencana, guna memadukan lingkungan hidup termasuk

sumber daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,

kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan dengan

mempersiapkan sumber daya yang merupakan unsur lingkungan hidup yang

terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam baik hayati maupun non

hayati dan sumber daya buatan.8

7
Ali Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, (Jakarta: Yayasan Amanah, 2006), hal.
24.
8
Ailauwandi, Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Tentang Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun (B-3) Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (Studi Komparasi Antara
Hukum Islam Dan Hukum Positif), Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga,
2012.
Pesatnya pembangunan dewasa ini, selain memberikan dampak yang

menggembirakan karena banyaknya manfaat yang telah dirasakan manusia untuk

kemudahan dalam menjalani kehidupannya, juga memberikan dampak negatif

berupa sumber daya alam dan lingkungan yang banyak mengalami degradasi. Jika

kondisi ini terus berlanjut, daya dukung lingkungan bumi tidak akan sanggup lagi

menanggung bebannya. Akibatnya adalah kehancuran semua spesies yang ada di

dunia, termasuk manusia.9

Selain dari hal tersebut pembangunan ekonomi yang telah menjadikan

ASEAN sebagai salah satu kawasan ekonomi dengan kecepatan perkembangan

yang meningkat, akan tetapi hal ini juga menimbulkan sisi negatif. Salah satu

dampak dari perkembangan ekonomi adalah kerusakan lingkungan tanah, air, dan

udara. Pada mulanya kerusakan lingkungan hanya terbatas pada tingkat domestik.

Namun dalam waktu yang tidak lama kerusakan lingkungan mulai merambah

Kawasan wilayah dan juga mempengaruhi hubungan internasional di ASEAN.

Saat ini seluruh masyarakat tidak lagi meragukan bahwa lingkungan merupakan

suatu problem utama yang menjadikannya sebagai isu internasional. Dengan

timbulnya permasalahan ini, sehingga dikhawatirkan kedepan akan menimbulkan

konflik.

Tidak bisa disangkal bahwa berbagai kasus kerusakan lingkungan hidup

yang terjadi sekarang ini, baik pada lingkungan global maupun lingkungan

nasional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus

pencemaran dan kerusakan seperti di laut, hutan, atmosfir, air, tanah dan

seterusnya bersumber dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, dan
9
Lester R Brown, Masa Depan Bumi. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), hal. 47.
hanya mementingkan diri sendiri. Manusia adalah penyebab utama dari kerusakan

dan pencemaran lingkungan.

Sejalan dengan itu pula bahwa proses pelaksanaan pembangunan di

Indonesia dilakukan melalui rencana pembangunan jangka panjang yang

bertumpu pada pembangunan di bidang industri. Pembangunan di bidang industri

tersebut di satu pihak akan menghasilkan barang yang bermanfaat bagi

kesejahteraan hidup rakyat, tetapi di lain pihak industri itu juga akan

menghasilkan limbah yang merugikan. Di antara limbah yang dihasilkan oleh

kegiatan industri tersebut adalah limbah bahan berbahaya dan beracun.10

Jutaan tahun yang lalu manusia hidup tanpa perlu kwatir akan terjadinya

gangguan atau bahaya oleh pencemaran udara, pencemaran air, atau pencemaran

lingkungan yang dipermasalahkan seperti sekarang ini, karena manusia percaya

dan yakin bahwa alam akan secara otomatis menanggulanginya secara alamiah

(life sustaining system).11

Air merupakan sumber kehidupan yang paling utama bagi manusia. Selain

kebutuhan konsumsi untuk mempertahankan hidup, air dalam hal ini sungai juga

bermanfaat bagi pertanian melalui pengairan persawahan, perkebunan, ataupun

untuk kebutuhan peternakan masyarakat setempat. Segala sesuatu akan

mengalami perubahan pada kehidupan jika air yang digunakan dan dikonsumsi itu

ternyata kotor atau tercemari unsur-unsur limbah tertentu.

Pencemaran air atau aliran sungai dapat menyebabkan kerusakan pada

ekosistem yang lain dan menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk
10
Ibid.
11
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
Indonesia, (Bandung: Alumni, 2001), hal. 6.
manusia. Oleh karenanya pengaturan hukum lingkungan seharusnya bersifat

terpadu dan komprehensif melalui kesadaran manusia sebagai pelaku usaha

maupun peran penegak hukum merupakan upaya mengatasi kerusakan lingkungan

terutama pencemaran air yang menjadi topangan kehidupan masyarakat setempat.

Dalam konsep fiqh lingkungan (fiqhul bi’ah), konteks ini sangat

berkesandingan dengan Maqashid Al-Syariah yang mana dalam konteks

lingkungan hidup ini berkaitan dengan konsep mashlahah. Pengertian sederhana,

mashlahah merupakan sarana untuk merawat maqashid al-syariah. Upaya

kongkrit dari mashlahah ini adalah pemeliharaan atau perlindungan total terhadap

lima kebutuhan primer (Ushul al –khamsah): 1. Perlindungan terhadap agama

(Hifzh al-din), 2. Perlindungan Jiwa (Hifzh al-Nafs), 3. Perlindungan Akal (hifzh

al-Aql), 4. Perlindungan Keturunan (Hifzh al-Nasl), 5. Perlindungan harta benda

(Hifzh al-Mal). Kelima prinsip tersebut merupakan tujuan syariah (Maqashid Al-

Syariah) yang harus diutamakan. Menunjukkan bahwa lingkungan hidup sudah

jelas termasuk dalam Maqashid Al-Syariah bahwa manusia sangat perlu untuk

menjaga kelestarian lingkungannya demi kesejahteraan beraneka ragam makhluk

hidup lainnya.12

Menurut Yusuf al–Qardhawi, menjaga lingkungan hidup sama dengan

menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta.

Rasionalitasnya adalah bahwa jika aspek-aspek jiwa, akal, keturunan, dan harta

rusak, maka eksistensi manusia dalam lingkungan menjadi ternoda. dalam konsep

fiqh lingungan yang dirumuskan oleh para cendekiawan muslim mencerminkan

12
Ahmad Syafi’I,Fiqh Lingkungan: Revitalisasi Ushul al-Fiqh Untuk Konservasi Dan
Restorasi Kosmos, h. 3.
dinamika fiqh terkait dengan adanya perubahan konteks dan situasi. ada dua

rumusan metode yang digunakan dalam fiqh lingkungan, yakni mashlahah dan

maqasahid syariah. olehnya itu penulisan ini lebih mencondongkan lingkungan

hidup dalam pandangan hukum Islam terkhusus kepada metode Maqashid Al-

Syariah.13

Kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan karena ulah dan kecerobohan

manusia terhadap alam (terutama lingkungan sekitarnya), dampak dan efek dari

perbuatan itu juga ditanggung oleh manusia itu sendiri, oleh karenanya Allah

SWT mengingatkan pada manusia dengan firman-Nya dalam QS. Ar-Rum (30)

Ayat 41:

‫ْض الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا لَ َعلَّهُ ْم‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
ِ َّ‫ت اَ ْي ِدى الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذ ْيقَهُ ْم بَع‬

َ‫يَرْ ِجعُوْ ن‬

Terjemahnya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


karena perbuatan tangan (Sebagian) manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)”14
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang telah

mengadakan kerusakan di laut dan di bumi maka akan diingatkan langsung oleh

Allah SWT, dunia dilingkupi dengan banjir, kekeringan, kekurangan pangan,

kebakaran hutan, agar manusia kembali ke jalan yang benar dan bertaubat tetapi

setelah Allah memberikan peringatan di dunia, namun manusia tidak

13
Yusuf Al-Qardhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, Terjemahan Abdullah Hakim
Shah (Jakarta; Pustaka Al – Kautsar: 2001), h. 46.
14
Kementrian Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-qur’an; 1982), h. 674.
menghiraukannya, maka Allah memperingatkan kepada mereka menunggu hari

pembalasan.15

Namun, sebelum bencana itu terjadi sudah selayaknya manusia sebagai

salah satu penghuni muka bumi ini untuk senantiasa merawat, melestarikan serta

menjaga bumi ini dari perbuatan negatif yang dapat merusak alam semesta.

Lingkungan hidup sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat diperlukan

untuk mensejahterakan masyarakat. Kehendak ini sesuai dengan Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 33 ayat (3), yang selanjutnya disebut dengan UUD 1945 yang

mengatakan bahwa: “Bumi, Air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya

dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Oleh karena sumber

daya mempunyai daya regenerasi dan asimilasi yang terbatas, maka eksploitasi

alam atau permintaan layanan seharusnya berada di bawah batas regenerasi dan

asimilasi sumber daya alam tersebut.

Berdasarkan pemaparan-pemaparan tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan upaya pelestarian dan

persoalan pencemaran lingkungan hidup menggunakan perspektif hukum islam

dan hukum positif, dengan judul penelitian “Analisis Hukum Islam Dan Hukum

Positif Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup (Studi Kasus Kali Silungonggo

Kabupaten Pati)”.

15
Ahmad Mustofa Al Maraghi, Tafsir Maraghi, Terjemahan Bahrun Abu Bakar,
(Semarang: Toha Putra; 1985), h. 102.
B. Rumusan Maslah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tinjauan Hukum Positif tentang pelestarian dan antisipasi

pencemaran lingkungan hidup dalam studi kasus Kali Silungonggo

Kabupaten Pati?

2. Bagaimanakah tinjauan Hukum Islam tentang pencemaran lingkungan

hidup dalam studi kasus limbah perusahaan yang mencemari Kali

Silungonggo Kabupaten Pati?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pandangan Hukum Positif tentang pencemaran

lingkungan hidup dalam menjaga kelestarian ekologi.

b. Untuk mengetahui pandangan Hukum Islam tentang pencemaran dan

upaya pelestarian lingkungan hidup.

2. Kegunaan

Kegunaan penelitian yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan

penelitian serta hasil penelitian ini, sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

pengetahuan bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


b. Diharapkan mampu menambah wawasan masyarakat dalam bidang

hukum mengenai masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup,

terkhususnya masyarakat Kabupaten Pati yang berada dipinggiran Kali

Silungonggo.

c. Manfaat Praktis dari penelitian ini, terutama bagi penulis yakni sebagai

pengembangan wawasan pengetahuan dan syarat untuk mendapatkan

gelar Strata 1 (S1) di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

D. Telaah Pustaka

Beberapa literatur telah dilakukan telaah Pustaka oleh penulis, khususnya

yang membahas tentang pencemaran lingkungan hidup. Setelah menyimak dan

mempelajari beberapa refrensi yang berkaitan dengan penelitian ini, maka ada

beberapa referensi yang menjadi rujukan utama dan bahan perbandingan terhadap

lingkungan hidup perspektif hukum islam dan hukum positif. Demi menghindari

segala bentuk plagiasi dan kemungkinan adanya kesamaan penelitian, maka

penulis akan menyajikan beberapa penelitian sebelumnya yang sangat berkaitan

dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang sejenis dengan penelitian ini

sebagai berikut:

Pertama; penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Qolbi dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Sanksi Pidana Pencemaran

Air (Studi Perda Kota Surabaya No.2 Tahun 2004)”. Penelitian ini mengkaji dan

menganalisis Perda Kota Surabaya tentang Pengendalian Pencemaran Air dalam

perspketif hukum Islam maupun hukum positif, dan sejauh mana pandangan
hukum Islam terhadap tindak pidana pencemaran lingkungan khususnya yang

berkenaan dengan air, serta sanksi yang diberikan pemerintah atas pelaku

pencemaran air tersebut.

Kedua; penelitian yang dilakukan oleh Linggar Kukuh Aji Pratama dengan

judul “Lingkungan Hidup Dalam Pandangan Hukum Islam (Perspektif Maqashid

Al-Syariah)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan mengenai

lingkungan dalam pandangan hukum Islam dan hukum konvensional di negara

Indonesia, 2) mengemukakan konsep Maqashid al-Syariah berdasarkan pemikiran

point inti dalam Maqashid al-Syariah, dan 3) memberikan pemahaman konsep

pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan hidup terhadap perkembangan ilmu

fiqih yang dikaitkan dengan fiqih lingkungan. Hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa keterkaitan menjaga lingkungan hidup sama juga dengan menjaga lima hal

yang telah ditetapkan dalam Maqashid al-Syariah. Secara garis besar lingkungan

hidup juga merupakan permasalahan yang mendunia. Di Indonesia sendiri

undang-undang mengenai lingkungan hidup telah di buat dan ditetapkan dalam

UU No.32 Tahun 2009 yang secara jelas menjelaskan tentang lingkungan hidup

dan pengelolaannya.

Ketiga; penelitian yang dilakukan oleh Anisah Amini dengan judul “Tindak

Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup Di Tinjau Menurut Hukum Islam (Studi

Kasus Limbah Pabrik Tempe Gampong Cut Langien Kecamatan Bandar Baru)”.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang

menyajikan suatu peristiwa atau gejala secara sistematis, faktual dengan

penyusunan yang akurat mengenai fakta-fakta. Hasil penelitian menunjukkan


bahwa Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup di Gampong Cut Langien

ada beberapa upaya penanggulan yang harus dilakukan yaitu limbah cair yang

hasilkan dari industri pabrik tempe seharusnya dikelola dan diolah dengan cara

dialirkan ke IPAL (instlasi pengolahan air limbah), melakukan pemisahan antara

saluran pengaliran dan limbah cair, membuatkan jaringan pembuangan air kotor

dan air bekas limbah cair kedalam septi tank, membuat sumur resapan, penutup

tempat produksi dan pemasangan cerong, mengolah air limbah agar bau busuk

tidak mengganggu masyarakat sekitar dan menyediakan kantong sampah terpilah.

Keempat; penelitian yang dilakukan oleh Ailauwandi dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Tentang Limbah Bahan Berbahaya

Dan Beracun (B-3) Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup (Studi Komparasi

Antara Hukum Islam Dan Hukum Positif)”. Penyusun penelitian ini menggunakan

penelitian pustaka (library research) yaitu dengan meneliti sumber-sumber

kepustakaan yang mempunyai kaitannya dengan penelitian ini. Sifat penelitian ini

adalah deskriptif-analisis, dimana diskriptif digunakan untuk mendiskripsikan

tentang limbah bahan berbahaya dan beracun, hubungannya dengan pelestarian

lingkungan hidup, sedangkan analisisnya menggunakan analisis hukum Islam

dengan menggunakan pendekatan Usul Fiqh dengan teori maslahah. Berdasarkan

analisis hukum Islam yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh teori yang

sejalan dengan kegiatan menjaga kelestaraian lingkungan hidup, dan isejalan

dengan hukum yang disyari’atkan Allah kepada manusia agar tidak melakukan

kerusakan di muka bumi ini tujuan pensyari’atan hukum Islam adalah untuk

menjamin kemaslahatan manusia (Maqasid al-Syariah) yaitu menjaga agama,


jiwa, akal, keturunan, dan harta. Dari segi hukum positif pengaturan hukum

mengenai limbah B3 meliputi keseluruhan peraturan tentang apa yang harus atau

boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam kaitannya dengan

limbah B3, yang pelaksanaan tersebut dapat dipaksakan. Dalam hal ini, telah

diatur di dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.

74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Tujuan dari

pengelolaan limbah B3 adalah untuk melindungi kesehatan manusia dan

lingkungan hidup agar tidak terjadi antara lain sakit, cacat dan/atau kematian serta

terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat limbah B3. Dalam

pandangan hukum Islam bahwa menjaga lingkungan hidup dari kerusakan akibat

limbah bahan berbahaya dan beracun adalah wajib.

E. Kerangka Teori

Kajian dalam penelitian ini akan menyesuaikan dengan beberapa

perkembangan teori yang memiliki hubungan dengan lingkungan hidup dan

Undang-Undang (UU) yang mengatur terkait dengan pncegahan pencemaran

lingkungan serta sistem hukum Islam yang ikut mengatur kelestarian lingkungan

hidup. Adapun kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai

pisau analisis penulis adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup atau segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan

berhubungan timbal balik (dialektis). Lingkungan mencakup wilayah, ruang


dan semua komponen-komponen alam termasuk manusia yang berada di

dalamnya dan banyak perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari manusia.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,

dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia dan mkahluk hidup

lainnya. Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan tidak

hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Manusia disekitar

kita pula adalah bagian lingkungan hidup kita masing-masing. Dengan

demikian kondisi sosial merupakan unsur lingkungan hidup kita.16

2. Pencemaran

Pencemaran adalah kondisi tergabungnya mikroorganisme, makhluk

hidup, bakteri, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam air, tanah dan

udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air, tanah,

udah udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, suatu keadaan dimana zat

atau energi diintroduksikan ke dalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia

sehingga terjadinya perubahan yang mengakibatkan lingkungan itu tidak

berfungsi seperti semula sehingga mempengaruhi kesehatan dan keselamatan

makhluk hidup.

3. UU PPLH

Adanya perubahan UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan

Lingkungan Hidup dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

16
Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm
7.
Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun,

sebenarnya merupakan suatu titik terang yang memberikan harapan pada

masyarakat Indonesia untuk mendapatkan hak-hak asasi berupa hak atas

lingkungan yang baik dan sehat untuk melangsungkan kehidupan dengan aman

dan nyaman. Tanpa adanya lingkungan yang sehat dan aman dari bencana

karena kelalaian manusia, tentu tidak akan bisa mengembangkan diri dan

berbuat banyak untuk kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, peran masyarakat

dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan bijak sangat

diperlukan agar segala bentuk kerusakan lingkungan yang selama ini menjadi

kekhawatiran seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia tidak menjadi

kenyataan atau setidaknya efek yang ditimbulkan dapat diminimalisir.

UU No. 32 Tahun 2009 memang sudah menunjukkan itikad baik

pemerintah dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan hidup. Hanya saja,

sosialisasi undang-undang ini dinilai masih sangat kurang. Dalam hal ini

pemerintah harus melakukan sosialisasi dengan gencar agar hak, kewajiban,

dan peran masyarakat dapat terlaksana dengan optimal sebagaimana yang

tertuang dalam UU No. 32 Tahun 2009 pada Bab X dan Bab XI tentang hak,

kewajiban, dan peran serta masyarakat.17

4. Hukum Islam

Hukum Islam yang digunakan dalam penelitian ini ialah segala sesuatu

yang bersumber dari wahyu Allah (Al-Qur’an), Sunnah Rasul (Al-Hadist) dan

Ijtihad. Hukum Islam sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia,

17
UU PPLH Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
oleh karena kebudayaan masyarakat dan agama Islam memiliki hubungan yang

erat. Hukum Islam merupakan sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada

wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf (orang

yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang

mengikat bagi semua pemeluknya. Dengan mengacu pada apa yang telah

dilakukan oleh Rasulullah (Sunnah) untuk dilaksanakannya secara total.

Sedangkan Syariat secara istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan

Allah Swt untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang

berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang berhubungan dengan

amaliyah (tingkalaku).

Dalam perspektif fiqh siyasah syar’iyyah, apapun peraturan perundang-

undangan dan sistem kenegaraan yang sesuai dengan dasar ajaran agama harus

membawa kepada kemaslahatan umat manusia, sekaligus untuk mencegah dan

menghindari mafsadat dunia dan di akhirat, yang di kenal dengan maqasid

asyari’ah.18 Karena agama Islam datang sebagai rahmat bagi alam semesta dan

umat manusia seluruhnya. Kemaslahatan dan tujuannya Islam adalah meliputi

lima jaminan dasar antara lain: 1) kemaslahatan agama (almuhafazah ‘ala ad-

din), 2) keselamatan jiwa (al-muhafazah ‘ala an-nafs), 3) keselamatan akal (al-

muhafazah ‘ala al-‘aql), 4) keselamatan keluarga dan keturunan (al-

muhafazah ‘ala an-nasl), dan 5) keselamatan harta benda (almuhafazah ‘ala

18
Yusuf Al Qardhawi, Membumikan Syari’at Islam, alih bahasa: Muhammad Zakki dan
Yasir Tajid, cet. Ke 1, Surabaya: Dunia Ilmu, 1417 H., hlm.64
al-mal).19 Syariat-syariat itulah yang kemudian dinamakan dengan ad-

dharurah al-khamsah.

F. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian sebuah karya ilmiah selalu memerlukan data-data

yang lengkap dan objektif serta memiliki metode tertentu sesuai dengan

permasalahan penelitian yang akan dibahas dan langkah-langkah yang akan

ditempuh. Penelitian secara ilmiah berarti suatu metode yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala dengan jalan menganalisa dengan

mengadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta tersebut untuk kemudian

mengusahakan suatu pemecahan atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

fakta tersebut.20

Metode penelitian menjadi sangat penting dalam menggapai suatu maksud,

termasuk juga dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif-analisis yaitu suatu metode yang menyajikan suatu

peristiwa atau gejala secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat.

Analisis data yang dilakukan di sini adalah analisis terhadap pencemaran Kali

Silongonggo Kabupaten Pati.

1. Jenis Penelitian

19
Muhammad Abu zahrah, Usul Fiqh, alih bahasa Saefullah Ma’shum dkk., cet. Ke 5,
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm. 425-426., Ali Hasbullah, Ulul at-Tasyri’ al-Islami, cet. Ke
3, Mesir: Dar al-ma’arif, 1964, hlm.260.
20
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia,
2006), hlm 121.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, penulis

menggunakan dua macam penelitian dalam tahapan pengumpulan data.

Adapun jenis penelitian yang dimaksud adalah:

a) Field Research (penelitian lapangan), yakni penelitian yang dilakukan

secara langsung ke lapangan atau pada responden untuk memperoleh

data yang diperlukan. Di sini penulis mengadakan penelitian terhadap

pencemaran lingkungan hidup dalam hal ini ialah pencemaran Kali

Silungonggo Kabupaten Pati, sehingga penulis akan melakukan

wawancara pada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini

untuk mendapat data yang diinginkan oleh peneliti.

b) Library Research (Penelitian Pustaka), yakni metode pengumpulan data

dengan cara menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang memiliki

kaitan dengan penelitian ini, seperti Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ayat-

ayat al-Qur’an, buku-buku dan sumber-sumber lainnya seperti majalah,

website, artikel dan lain-lain yang berkaitan dengan jenis penelitian ini.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah deskriptif-analisis,

dimana diskriptif digunakan untuk mendiskripsikan tentang pencemaran air di

Kali Silungonggo yang memiliki hubungannya dengan pelestarian lingkungan

hidup, sedangkan analisis yaitu dengan cara menggunakan analisis hukum

Islam dengan menggunakan pendekatan usul fiqh melalui teori al-Maslahah.

3. Teknik Pengumpulan Data


Instrument penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan

penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah dipaham. Teknik pengumpulan

data yang penyusun gunakan adalah literer, yaitu menelusuri bahan-bahan

dengan membaca dan menelaah berbagai peraturan perundang-undangan,

buku, makalah, artikel, serta sumber-sumber berita lainnya, baik dari koran,

majalah, maupun internet, yang ada relevansinya dengan permasalahan ini.

Kemudian mengkajinya guna mendapatkan landasan pemecahan masalah.

4. Observasi

Yaitu aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud

merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena

berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk

mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu

penelitian, informasi-informasi terkait dengan suatu fenomena atau peristiwa

yang sudah atau sedang terjadi dilingkungan. Proses dalam mendapatkan

informasiinformasi tadi haruslah objektif, nyata serta dapat dipertanggung

jawabkan. suatu pemgamatan dan pencatatan yang sistematis dengan fenomena

penyidikan dengan alat indra. Penelitian observasi dilakukan dengan

melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap tindak pidana pencemaran

lingkungan hidup.22
5. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung antara peneliti dengan yang diwawancara

atau dengan responden. Wawancara juga merupakan alat re-cheking atau

pembuktian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara autonamnesis, yaitu

wawancara langsung antar peneliti dengan para informan yang telah dipilih

dari berbagai unsur yang menjadi bagian dari objek penelitian.

6. Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis

secara sistematis terhadap pandangan-pandangan, pertanyaan-pertanyaan yang

tertuang dalam data komparasi untuk memperoleh gambaran mengenai

ketentuan-kententuan pencemaran lingkungan hidup. Penelitian ini merupakan

penelitian doktrinal yang bertujuan menggali doktrin-doktrin (asas-asas)

hukum dilakukan secara deduktif dengan menganalisis data dari yang bersifat

umum kemudian ditarik pada kesimpulan yang bersifat khusus, disamping itu

juga digunakan metode komparatif untuk membandingkan antara kedua hukum

tersebut sehingga diperoleh gambaran yang jelas, baik dari sisi perbedaan

maupun dari sisi persamaannya.

7. Pendekatan

Pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan yuridis-normatif.

Maksud dari pendekatan yuridis adalah cara mendekati masalah dengan

merumuskan ide-ide yang didasarkan pada ketentuan hukum maupun undang-

undang yang mengatur tentang pencemaran lingkungan hidup. Pendekatan


normatif yaitu yaitu suatu pendekatan dengan menggunakan dalil-dalil dalam

al-Qur’an, as-Sunnah dan pendapat ulama.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika dan struktur penyusunan dalam penelitian ini dibagi kedalam

beberapa bab yang terdiri dari sub-sub bab, yang mana setiap bab dan sub bab

memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu susunan tulisan

utuh. Adapun susunan bab tersebut sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, kajian pustaka, kerangka teori, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, merupakan bab yang membahas tentang teori-teori yang akan

dipakai untuk mendalami masalah lingkungana hidup menurut hukum Islam,

pencemaran linglkungan yang tidak diindahkan oleh pandangan Islam, teori etika

lingkungan, macam-macam pencemaran dan perusakan lingkungan, serta

pembangunan yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup.

Bab ketiga, membahas tentang pelestarian lingkungan hidup berdasarkan

hukum positif yang meliputi tinjauan umum tentang bahan limbah berbahaya dan

beracun, peraturan dan pengelolaan limbah, penegakan hukum lingkungan,

pengaturan pembuangan limbah menurut hukum positif, kajian UU Nomor 32

Tahun 2009 tentang Pengelolaan lingkungan hidup, serta UU lainnya yang

berkaitan dengan lingkungan dalam hukum positif di Indonesia.


Bab keempat, membahas tentang analisis dampak pencemaran lingkungan

oleh pabrik tepung yang mencemari Kali Silungonggo Kabupaten Pati.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran

yang diajukan sebagai rekomendasi lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai