Penyusunan & Penyiapan Rencana Kerja, Analisis & Pengolahan Data Rencana Penyuluhan
Kesehatan : Halaman 62
A. Pembuatan Kerangka Acuan
1. Latar Belakang (why) • Dasar Hukum • Gambaran Umum • Alasan Kegiatan Dilaksanakan
2. Kegiatan Yang Dilaksanakan (what) • Uraian Kegiatan • Batasan Kegiatan
3. Maksud dan Tujuan (why) • Maksud Kegiatan • Tujuan Kegiatan
4. Indikator Keluaran dan Keluaran • Indikator Keluaran (kualitatif) • Keluaran(kuantitatif)
5. Cara Pelaksanaan Kegiatan (how) • Metode Pelaksanaan • Tahapan Kegiatan
6. Tempat pelaksanaan Kegiatan (where)
7. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan (who) • Pelaksana kegiatan •
Penanggungjawab kegiatan • Penerima manfaat
8. Jadwal Kegiatan • Waktu pelaksanaan kegiatan (when) • Matriks pelaksanaan kegiatan
(time table)
9. Biaya (How much): total biaya yarrg diperlukan dalam kegiatan.
B. Analisa dan Evaluasi data
Jenis data yang dianalisa dan dievaluasi meliputi:
1. data umum antara lain keadaan geografis dan musim, keadaan penduduk (jumlah,
kepadatan), pendidikan, keadaan ekonomi dll.
2. data khusus kesehatan antara lain meliputi angka kesakitan, angka kematian, angka
kelahiran, keadaan gizi, jenis-jenis penyakit tertentu.
3. data perilaku antara lain pola makan, pola kepemimpinan, kebiasaan buang sampah,
kebiasaan berobat, kebiasaan buang air besar, kebiasaan, dll. Analisa yang digunakan
dengan analisa deskriptif. Semua data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafi k
ataupun bentuk pie.
Dalam menetapkan prioritas masalah harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Beratnya/besarnya masalah
2. Kelompok masyarakat yang diserang
3. Distribusi geografi s
4. Pertimbangan politi
C. Persiapan Perencanaan
Untuk merumskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama dan pelaku
usaha;
2.Ketersedian teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya lain yang
mendukung kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat;
3.Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keternampilan dan Sikap) Penyuluh Kesehatan
Masyarakat;
4. Situasi lingkungan fi sik sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia
Rencana penyuluhan kesehatan masyarakat harus memuat unsur-unsur: SIADIBIBA:
1. Siapa yang akan melaksanakan?
2. Bilamana/kapan waktu pelaksanaan?
3. Berapa banyak hasil yang ingin dicapai (Kwantitas dan Kwalitas)?
4. Berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll)?
5. Bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)? Rencana kegiatan yang disajikan
dalam bentuk tabulasi/matriks yang berisi masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran.
D. Evaluasi penyusunan rencana
Prinsip Pesan :
a. Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan kata yang sesuai
untuk sasaran.
b. Pengembangan pesan memerlukan kemampuan ilmu komunikasi dan seni.
c. Menentukan posisi pesan (positioning), yaitu strategi komunikasi untuk memasuki
jendela otak konsumen agar produk/perilaku yang diperkenalkan mempunyai arti
tertentu. Contoh Posisi Pesan :
1) Posyandu Menjaga Anak Sehat Tetap Sehat
2) Pokoknya Pake Garam Beryodium agar anak Pintar
3) Gaya Hidup Sehat Bikin Kamu Tampil Beda
4) Dengan PIN Anak Indonesia Bebas Polio
d. Buatlah konsep pesan yang jelas, spesifik, positif, menarik perhatian, berorientasi pada
tindakan dan cocok dengan sasaran.
STRUKTUR PESAN RUMUS AIDCAA
1) ATTENTION (perhatian)
2) INTEREST (minat)
3) DESIRE (kebutuhan/keinginan)
4) CONVICTION (rasa percaya)
5) ACTION (tindakan)
6) APPROACH (pendekatan)
Pesan yang disampaikan akan efektif, jika memperhatikan hal-hal berikut :
1) Command attention, kembangkan satu ide atau pesan yang menarik perhatian
dan mudah diingat.
2) Clarify the message, buat pesan mudah, sederhana dan jelas.
3) Create trust, pesan harus dapat dipercaya.
4) Communicate a benefit, komunikasikan keuntungan melakukan tindakan.
5) Consistency, pesan harus konsisten yang artinya sampaikan satu pesan utama di
media apa saja secara berulang kali baik TV, radio, poster, stiker
6) Cater to the heart and head, pesan harus bisa menyentuh akal dan rasa.
Menyentuh nilai-nilai emosi dan kebutuhan nyata.
7) Call to action, pesan harus mendorong sasaran untuk bertindak
Pendekatan Pesan,
a. Pendekatan Rasa Takut.
Bisa berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Kadang-kadang kita harus
menakuti-nakuti orang untuk menyelamatkan hidup mereka. Rasa takut yang sedang
b. Pendekatan Rasa Bersalah
Rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi Iklan posyandu di tahun 80-an yang
menunjukkan kehilangan anak, iklan sabuk pengaman
c. Pendekatan Rasional
Meyakinkan orang dengan perkataan logis.--> Datanglah ke Posyandu untuk mendapat Kapsul
Vitamin A. Apakah ibuibu beramai-ramai datang ke Posyandu?
d. Pendekatan Emosional.
Menggunakan pernyataan atau bahasa yang mampu menyentuh sasaran,
e. Pendekatan Humor
Metode yang efektif untuk menarik perhatian
Humor menambah kesenangan dan tidak merusak pemahaman
Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan.
Humor tidak menambah kredibilitas sumber
Humor akan lebih berhasil digunakan jika tingkat kesadaran akan
produk/perilaku sudah mapan bukan yang baru diperkenalkan
f. Pendekatan Moral
Diarahkan pada perasaan sasaran tentang apa yang benar dan tepat untuk mendukung
masalah-masalah sosial sperti lingkungan hidup yang lebih bersih, gender, bantuan bagi orang-
orang yang membutuhkan.
7. Evaluasi atas Proses & Hasil dari Media Penyuluhan : Halaman 232
Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan petunjuk untuk melaksanakan Evaluasi, yaitu :
a. Indikator, output (hasil) Prosentase tatanan sehat per desa
b. Indikator Proses 1. Jumlah forum / jaringan kemitraan promosi kesehatan 2. Jumlah peraturan /
kebijaksanaan yang berwawasan kesehatan 3. Jumlah gerakan masyarakat dibidang
kesehatan
c. Indikator Input (masukan) 4. Prosentase jumlah tenaga profesional per kabupaten / kota 5.
Frekuensi promosi kesehataan melalui media massa 6. Jumlah kegiatan pelatihan / orientasi
C. Pengertian
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacammacam bentuk
komunikasi persuasive
Ada delapan unsur-unsur advokasi yaitu; tujuan, pemanfaatan data dan riset, identifi kasi sasaran,
pengembangan pesan, membangun koalisi, penyajian/ presentasi, dan penggalangan dana,.
Pemantauan dan penilaian upaya advokasi kesehatan
E. Teknik-teknik
1. Lobi adalah berbincang-bincang secara informal para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan
untuk menginformasikan isu-isu strategis yang menjadi permasalahan di masyarakat
2. Petisi adalah cara formal dan tertulis untuk menyampaikan gagasan advokator dan memberikan
tekanan kolektif terhadap para pembuat keputusan
3. Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu metode advokasi kesehatan dalam kelompok. Ciri
spesifi knya, adalah berbagai mengangkat dan membahas isu kesehatan dari pihak yang pro
maupun kontra.
4. Dialog Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai metode advokasi melalui
pendekatan kelompok
5. Negosiasi merupakan metode advokasi yang bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan
a. Alternatif Adalah menyampaikan berbagai jenis program kerja kesehatan yang mempunyai
keuntungan bagi berbagai pihak terkait.
b. Kepentingan Kepentingan bukanlah mengangkat kepentingan satu pihak
c. Opsi Adalah kisaran upaya dimana semua pihak dapat mencapai kesepakatan. Opsi yang baik
apabila dapat menguntungkan semua pihak
d. Legitimasi Semua pihak dalam negosiasi ingin diperlakukan secara adil. Mengukur keadilan
dengan menggunakan beberapa kriteria atau standar, misalnya: peraturan, instruksi , dll
e. Komunikasi Komunikasi yang baik dalam kegiatan advokasi merupakan penyampaian landasan
fakta serta value yang dapat membangun pemahaman, kesadaran, ketertarikan, kepedulian untuk
memberikan dukungan/ tindakan nyata terhadap upaya peningkatan status kesehatan di
masyarakat.
f. Hubungan Dalam melakukan negosiasi terlebih dahulu harus membangun hubungan kerja atau
hubungan antar manusia yang erat dengan berbagai pihak terkait, karena hal ini dapat
memperlancar proses negosiasi tersebut.
g. Komitmen adalah pernyataan lisan atau tulisan mengenai apa yang akan atau tidak boleh
dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat.
6. Paparan (presentasi
7. Seminar Seminar merupakan salah satu metode advokasi yang membahas isu strategis secara
ilmiah yang dilakukan bersama beberapa pejabat publik sebagai sasaran advokasi
8. Studi Banding Studi banding juga merupakan salah satu metode advokasi yang baik, yakni dengan
mengajak sasaran advokasi mengunjungi suatu daerah yang baik maupun yang kurang baik
kondisinya
9. Pengembangan kelompok peduli adalah metode advokasi dengan cara menghimpun kekuatan baik
secara peorangan maupun organisasi dalam suatu jaringan kerjasama untuk
menyuarakan/memperjuangkan isu yang diadvokasikan
10. Penggunaan media massa sangat besar dan menentukan dalam keberhasilan advokasi
kesehatan, baik dalam membentuk. Beberapa rincian tehnis dalam pemanfaatan media massa
yang perlu diketahui oleh perancang/pelaksana advokasi di antaranya : a. Siaran pers b. Press kit
c. Lembar fakta (fact sheet) d. Koferensi pers e. Wisata pers (press tour)
Menyusun Strategi Advokasi. Ada beberapa tahapan kegiatan dalam menyusun strategi advokasi yaitu:
a. Membentuk kelompok kerja atau jejaring advokasi.
b. Melakukan identifi kasi sasaran advokasi, baik yang bertindak sebagai advokator, maupun sasaran
penentu/ pengambil kebijakan.
c. Mengembangkan tujuan advokasi.
Dalam menyusun tujuan advokasi harus memperhatikan kaidah SMART
(S = spesifi c/khusus;
M = measureable/ dapat diukur;
A = action/dapat dikerjakan;
R = realistic dan
T = time bound/ ada ukuran waktu yang jelas).
d. Menentukan rencana aksi/ kegiatan advokasi, diantaranya adalah menyelenggarakan forum komunikasi,
pengembangan pesan dan media advokasi, penyiapan dan pendayagunaan tenaga advokasi, medode
advokasi, merancang berbagai jenis komunikasi efektif untuk advokasi, menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan advokasi, merancang proses pembuatan dukungan kebijakan yang diharapkan.
e. Menentukan indikator, baik input, proses maupun out put kegiatan advokasi, serta merancang kegiatan
pemantauan dan penilaian advokasi tersebut.
f. Menentukan dana serta sumberdaya lainnya yang dibutuhkan untuk kegiatan advokasi dan
pengembangan kebijakan yang diperlukan.
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi advokasi yaitu :
a. Credible : artinya program yang diajukan harus dapat meyakinkan para penentu kebijakan , oleh sebab
itu harus didukung data dari sumber yang dapat dipercaya.
b. Feasible : artinya program tersebut secara teknik, politik maupun ekonomi layak untuk dilaksanakan .
Secara teknik dapat dilaksanakan karena tersedia petugas yang mempunyai kemampuan yang memadai,
tidak membawa dapak politik yang meresahkan masyarakat, dana terjangkau.
c. Relevant : artinya memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar memecahkan masalah yang
dirasakan masyarakat serta ada keterkaitan dari program yang dilakukan oleh lintas program maupun
lintas sektor.
d. Urgent : artinya program itu mempunyai urgensi yang tinggi, harus segera dilaksanakan kalau tidak
dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
e. High priority : artinya program yang diajukan harus mempunyai prioritas tinggi, oleh sebab itu diperlukan
analisis cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun terhadap alternatif pemecahan masalah atau
program yang diajukan
BINA SUASANA
A. Bina Suasana (social support) adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan
B. Tujuan Bina Suasana 1. Terciptanya opini, etika, norma dan kondisi masyarakat yang ber PHBS 2.
Terciptanya dukungan kebijakan, sumberdaya, fatwa serta peraturan formal maupun non-formal
dalam meningkatkan cakupan RT PHBS 3. Meningkatnya peran serta individu maupun kelompok
potensial dalam meningkatkan cakupan RT PHBS
C. Sasaran Bina Suasana
1. Sasaran individu yaitu: 1. Anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif 2. Tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh adat 3. Petugas 4. Kader
2. Sasaran kelompok yaitu: 1. Organisasi kemasyarakatan (organisasi pemuda, organisasi wanita,
organisasi keagamaan) 2. Organisasi profesi 3. Dunia usaha/ swasta 4. Kelompok peduli
kesehatan
3. Sasaran massa yaitu : Masyarakat umum yang dapat dijangkau oleh media massa baik cetak,
elektronik maupun tradisional
D. Pendekatan Bina Suasana
1. Bina Suasana Individu
Individu-individu tokoh masyarakat. (misalnya seorang pemuka agama yang rajin
melaksanakan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur demi mencegah munculnya wabah
demam berdarah).
2. Bina Suasana Kelompok
Kepada kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT),
pengurus Rukun Warga (RW), Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi,
Organisasi Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
3. Bina Suasana Masyarakat Umum
Masyarakat umum dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti
radio, televisi, koran, majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat
umum
E. Metode Bina Suasana Pendekatan bina suasana mendukung PHBS
1. Pelatihan
2. Semiloka
3. Konprensi pers
4. Dialog terbuka
5. Sarasehan
6. Penyuluhan
7. Pendidikan
8. Lokakarya mini
9. Pertunjukan tradisional
10. Diskusi meja bundar (round table discussion)
11. Pertemuan berkala di desa
12. Kunjungan lapangan
13. Studi banding
14. Traveling semina
F. Prinsip Bina Suasana
Prinsip kemitraan partisipasi semua sektor meningkatkan cakupan RT PHBS.
Persiapan
1. Forum komunikasi
2. Dokumen data yang up to date (selalu baru)
3. Mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat
4. Hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan mitra
5. Menumbuhkan keciptaan terhadap kesehatan
6. Memanfatkan kegiatan dan sumber sumber dana yang mendukung upaya pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat
7. Adanya umpan balik dan penghargaan
G. Langkah-Langkah Bina Suasana
1. Persiapan
a. Identifikasi sasaran
Sasaran bina suasana biasanya disebut “mitra”. Mitra yang ditetapkan harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu: “5C”
• Kompetensi (competent)
• Komitmen (commitment) mendukung kuat PHBS
• Relasi (clout)Akses ke pembuat kebijakan/tokoh masyarakat
• Jangkauan (coverage) menjangkau sasaran/tdk(demografi,psikologi,sosek,ddll)
• Kesinambungan (continuity)
b. Menyiapkan paket informasi dikemas secara baik, up to date, berdasar data yang akurat,
mengandung “value” yang sesuai dengan sasaran
c. Menentukan metode bina suasana
d. Merencanakan waktu dan tempat
e. Menyiapkan instrumen pemantauan dan penilaian
H. Indikator keberhasilan Bina Suasana
1. Indikator input : a. Adanya data tentang mitra potensial, sumberdaya yang dimiliki, kegiatan
mitra yang dapat diselaraskan b. Adanya informasi yang akan disosialisasikan pada mitra
2. Indikator proses: a. Adanya forum komunikasi. b. Sosialisasi informasi melalui berbagai media
c. Terbentuknya jejaring komunikasi d. Adanya rencana kegiatan yang terpadu e. Adanya
dukungan sumberdaya dalam pelaksanaan promosi PHBS
12. Penyiapan Bahan / Data Informasi Kebijakan Pengembangan Penyuluhan Kesehatan : Halaman 292.
Penyiapan bahan/data informasi
a. Tentukan tujuan pengumpulan data
b. Tentukan jenis data yg diperlukan
c. Tentukan Sumber Data
d. Tentukan cara pengumpulan data
e. Buat jadwal pengumpulan data
f. Buat izin pengumpulan data
g. Pelaksanaan pengumpulan data
h. Memeriksa kelengkapan hasil pengumpulan data
Pengolahan dan pengkajian data /informasi
a. Mengolah data : a) Analisis distribusi frekuensi b) Analisis rata-rata hitung / median / modus c)
Penyebaran / pemetaan sesuai jenis data
b. Perumusan masalah
c. Prioritas masalah
d. Analisis sebab akibat dari masalah
e. Rumuskan aspek perilaku dari masalah : a) Analisis perilaku ideal dan perilaku sekarang b)
Analisis perilaku yang akan diubah (analisis 4 kuadran : penting, tidak penting, sulit diubah, mudah
diubah)
f. Rumuskan masalah manajemen kegiatan/upaya/program a) Analisis kesenjangan dalam aspek
manajemen b) Analisis pengembangan sapek manajemen yang diperluka
Perumusan konsep kebijakan
a. Pendahuluan / Latar belakang Contoh : Perlunya merumuskan Kebijakan Penerapan Program P4K
di wilayah kerja (kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan sebagai implementasi kebijakan
tentang Pedoman Penyelenggaraan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
b. Tujuan
c. Kebijakan a) Defi nisi Operasional b) Indikator dan kriteria Desa Siaga Aktif c) Cara pengukuran d)
Pencatatan dan Pelaporan
d. Pelaksana / Penanggung Jawab
e. Kesimpulan, rekomendasi / saran
CERDIK
mengajak masyarakat untuk CERDIK dalam mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM). Mari menuju
masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK. CERDIK adalah
slogan kesehatan yang setiap hurufnya mempunyai makna yaitu; C=Cek kesehatan secara berkala,
E=Enyahkan asap rokok, R=Rajin aktifitas fisik, D=Diet sehat dengan kalori seimbang, I=Istirahat cukup
dan K= Kelola stress. Perilaku CERDIK ini dapat diterapkan melalui kegiatan Posbindu PTM.
PHBS
Program Promosi Kesehatan diprioritaskan pada :
a. PHBS di Rumah Tangga
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI Eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan sayur dan buah setiap hari
9) Melakukan aktivitas fi sik setiap hari
10) Tidak merokok didalam rumah.
b. PHBS di Sekolah
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2) Mengkonsumsi jajanan di warung/ kantin sekolah
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur dan terukur
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8) Membuang sampah pada tempatnya
c. PHBS di Institusi Kesehatan
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di Institusi Kesehatan
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
d. PHBS di Tempat-tempat Umum
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di tempat umum
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
e. PHBS di di Tempat Kerja
1) Tidak merokok di Tempat Kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3) Melakukan oleh raga/ aktivitas fi sik secara teratur
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar atau buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6) Menggunakan air bersih
7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar
8) Membuang sampah pada tempatnya
9) Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya.
f. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS)
PKRS adalah upaya rumah sakit meningkatkan perilaku petugas rumah
sakit, klien, kelompok-kelompok masyarakat dan pasien beserta keluarganya
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhannya dan
rehabilitasinya, selanjutnya klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatannya, mencegah masalah kesehatan
dan mengembangkan upaya bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran
dari oleh dan bersama mereka sesuai sosial budata mereka dan didukung oleh
kebijakan publik berwawasan Kesehatan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Pengertian
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat,
C. Sasaran
1. Sasaran Utama adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat
2. Sasaran pendukung adalah individu maupun kelompok yang berperan aktif
dalam melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
yaitu petugas kesehatan, kader, tokoh masarakat, tokoh agama, tokoh adat,
TP.PKK, Organisasi Masyarakat, Organisasi Keagamaan, Pramuka, Organisasi
Pemuda, Organisasi Profesi, Media masa, lintas sektor dan swasta/ Dunia
Usaha.
3. Sasaran lainnya adalah penentu kebijakan yang mempunyai kewenangan
memberikan dukungan kebijakan dan sumbernya sasaran tersebut adalah
RT, RW, Kepala Desa, Lurah, Camat, Bupati, Wali kota, BPD,DPRD,Ketua
TpPKK.
D. Pendekatan
a) Makro, dilakukan dengan membangun komitmen di setiap jenjang, membangkitkan opini masyarakat,
menyediakan petunjuk teknis operasional atau petunjuk pelaksanaan dan biaya operasional, serta
monitoring dan evaluasi serta koordinasi;
b) Mikro, dilakukan dengan menggali potensi yang belum disadari masyarakat (potensi dapat muncul
dari adanya kebutuhan masyarakat) yang diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan,
dialog, kerjasama dan pendelegasian serta membuat model-model percontohan dan prototipe
pengembangan masyarakat
1. Tingkat Pusat
a. Persiapan :
1) Diseminasi informasi mengenai pelaksanaan dan pembinaan
2) Mengembangkan sistim database dan informasi terkait pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat
b. Perencanaan
1) Merencanakan teknis pelaksanaan dan pembinaan
2) Mengalokasikan anggaran
c. Pelaksanaan
1) Membentuk kelembagaan
2) Menetapkan kebijakan
3) Menerbitkan pedoman
4) Mensosialisasikan kebijakan,
5) Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur provinsi
6) Melakukan pembinaan dan pendampingan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan kepada Provinsi.
7) Memfasilitasi stimulan
8) Menyelenggarakan sistim database dan informasi
d. Monitoring Evaluasi
1) Pemantauan berkala terintegrasi perkembangan kegiatan
2) Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan kepada Kementerian Kesehatan
3) Melakukan evaluasi secara periodik.
2. Tingkat Provinsi
a. Persiapan
1) Diseminasi informasi upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
2) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan
b. Perencanaan
1) Merencanakan teknis kegiatan
2) Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
bersumber dari APBN, APBD, Swasta/Dunia Usaha dan masyarakat
c. Pelaksanaan
1) Menerapkan kebijakan yang sudah ditetapkan dari tingkat pusat.
2) Menetapkan kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau
keputusan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
3) Menetapkan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dengan seluruh instansi yang terlibat
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
4) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan di tingkat Provinsi bersama SKPD dan pihak terkait.
5) Menyelenggarakan peningkatan kapasitas bagi petugas pelaksanaan, yaitu pelatihan
manajemen dan pelatihan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan.
6) Memfasilitasi sumber daya dan sumber dana untuk pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
7) Melakukan pembinaan dan pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan kepada Kabupaten/Kota.
8) Menyelenggarakan sistim database dan informasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan yang terintegrasi
d. Monitoring dan Evaluasi
1) Pemantauan berkala terintegrasi
2) Pemantauan dan pengawasan dilakukan oleh lembaga yang terbentuk di tingkat provinsi
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Pemantauan dan pengawasan independen
4) Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan
5) Melakukan evaluasi secara periodik. Hasil monitoring dan evaluasi ini digunakan sebagai
rujukan untuk melakukan kegiatan yang berkelanjutan
2. Tingkat Kab Kota
a. Persiapan
1) Diseminasi informasi upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
2) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan
b. Perencanaan
1) Merencanakan teknis kegiatan
2) Mengalokasikan anggaran
c. Pelaksanaan
1) Menerapkan kebijakan yang sudah ditetapkan dari tingkat provini.
2) Menetapkan kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau
keputusan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
3) Menetapkan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dengan seluruh instansi yang terlibat
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
4) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan di tingkat kab ota bersama SKPD dan pihak terkait.pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
5) Melakukan pembinaan dan pendampingan kegiatan pemberdayaan
6) Menyelenggarakan peningkatan kapasitas mengenai pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan bagi aparatur desa/kelurahan, Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan
lembaga kemasyarakatan serta pihak-pihak lain.
7) Memfasilitasi sumber daya dan sumber dana dari APBD Kabupaten/
8) Menyelenggarakan sistim database dan informasi kegiatan
d. Monitoring Evaluasi
1) Pemantauan berkala terintegrasi perkembangan kegiatan
2) Pemantauan dan pengawasan oleh lembaga yang terbentuk di tingkat kabupaten/kota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3) Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan kegiatan
4) Melakukan evaluasi secara periodik.
E. Metode
1. Metode Rapid Rural Appraisal (RRA) atau penilaian desa secara partisipatif
Merupakan teknik penilaian yang relatif terbuka, cepat dan bersih .RRA menggabungkan beberapa
teknik yang terdiri dari:
a. review atau telaah data sekunder,
b. observasi lapangan secara langsung,
c. wawancara dengan informan kunci dan lokakarya
d. pemetaan dan pembuatan diagram/grafi k,
e. studi kasus, sejarah lokal dan biografi ,
f. pembuatan kuesioner sederhana dan singkat, serta
g. pembuatan laporan lapangan secara cepat
METODOLOGI PENETILIAN
1. Skala Nominal rataex JK,Goldar,Agama
2. Skala Ordinal rangking /tingkatanex: pangkat iliter, pendidikan, Status social
3. Skala Intervaljarak antara satu dengan yg lain score IQ, TD, Suhu tubuh
4. Skala Ratio tidak ada nilai min BB,TB
Metode penelitian
Standar deviasi
UKBM
Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan Usaha Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang ada di desa. Kegiatan difokuskan kepada upaya survailans berbasis
masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan.
Survailans berbasis masyarakat:
1. Pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan,
dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat,
2. Pelaporan cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk respon cepat,
3. Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, serta
4. Pelaporan kematian.
Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
1. Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi,
2. Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat bencana dan mencegah
faktor-faktor penyebab masalah,
3. Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan
sampah/limbah, dan lain-lain) di tempat pengungsian,
4. Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah, dan
5. Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.
Penyehatan lingkungan
(1) Promosi tentang pentingnya sanitasi dasar,
(2) Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan
sampah dan limbah, dan lain-lain), dan
(3) Bantuan/fasilitasi upaya pencegahan pencemaran lingkungan.