Anda di halaman 1dari 20

1.

Penyusunan & Penyiapan Rencana Kerja, Analisis & Pengolahan Data Rencana Penyuluhan
Kesehatan : Halaman 62
A. Pembuatan Kerangka Acuan
1. Latar Belakang (why) • Dasar Hukum • Gambaran Umum • Alasan Kegiatan Dilaksanakan
2. Kegiatan Yang Dilaksanakan (what) • Uraian Kegiatan • Batasan Kegiatan
3. Maksud dan Tujuan (why) • Maksud Kegiatan • Tujuan Kegiatan
4. Indikator Keluaran dan Keluaran • Indikator Keluaran (kualitatif) • Keluaran(kuantitatif)
5. Cara Pelaksanaan Kegiatan (how) • Metode Pelaksanaan • Tahapan Kegiatan
6. Tempat pelaksanaan Kegiatan (where)
7. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan (who) • Pelaksana kegiatan •
Penanggungjawab kegiatan • Penerima manfaat
8. Jadwal Kegiatan • Waktu pelaksanaan kegiatan (when) • Matriks pelaksanaan kegiatan
(time table)
9. Biaya (How much): total biaya yarrg diperlukan dalam kegiatan.
B. Analisa dan Evaluasi data
Jenis data yang dianalisa dan dievaluasi meliputi:
1. data umum antara lain keadaan geografis dan musim, keadaan penduduk (jumlah,
kepadatan), pendidikan, keadaan ekonomi dll.
2. data khusus kesehatan antara lain meliputi angka kesakitan, angka kematian, angka
kelahiran, keadaan gizi, jenis-jenis penyakit tertentu.
3. data perilaku antara lain pola makan, pola kepemimpinan, kebiasaan buang sampah,
kebiasaan berobat, kebiasaan buang air besar, kebiasaan, dll. Analisa yang digunakan
dengan analisa deskriptif. Semua data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafi k
ataupun bentuk pie.
Dalam menetapkan prioritas masalah harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Beratnya/besarnya masalah
2. Kelompok masyarakat yang diserang
3. Distribusi geografi s
4. Pertimbangan politi
C. Persiapan Perencanaan
Untuk merumskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama dan pelaku
usaha;
2.Ketersedian teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya lain yang
mendukung kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat;
3.Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keternampilan dan Sikap) Penyuluh Kesehatan
Masyarakat;
4. Situasi lingkungan fi sik sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia
Rencana penyuluhan kesehatan masyarakat harus memuat unsur-unsur: SIADIBIBA:
1. Siapa yang akan melaksanakan?
2. Bilamana/kapan waktu pelaksanaan?
3. Berapa banyak hasil yang ingin dicapai (Kwantitas dan Kwalitas)?
4. Berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll)?
5. Bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)? Rencana kegiatan yang disajikan
dalam bentuk tabulasi/matriks yang berisi masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran.
D. Evaluasi penyusunan rencana

2. Analisis Identifikasi Wilayah : Halaman 66-73


A. Penyusunan kerangka acuan (TOR) dalam rangka identifi kasi potensi wilayaH
B. Penyusunan instrument terbuka dan tertutup Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa
lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya
C. Pengumpulan data primer
1. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai,
2. Diskusi kelompok terarah
Diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna
sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang
salah oleh seorang peneliti.
3. Observasi berkelanjutan
Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut:
1) Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
2) Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
3) Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
5) Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku
catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya
D. Tabulasi dan pengolahan data dengan computer
1. Editing Data ( Pemeriksaan data)
2. Pengembangan Variabel Spesifikasi
3. Koding Data
4. Cek Kesalahan
5. Membuat Struktur Data
6. Cek Preanalisa Komputer
7. Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu
8. Cleaning Data (Pembersihan data) Cleaning data adalah proses pengecekan data untuk
konsistensi dan treatmen yang hilang,
9. Recording Data (Pencatatan Data) Recording data yaitu proses pengolahan data yang
merekam atau mencatat data
10. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan dengan menggunakan beberapa instrument
E. Analisa hasil tabulasi data secara analitik

3. Pelaksanaan Penyuluhan : Halaman 194-222


Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Langsung.
A. Penyuluhan Kelompok Metoda dan teknik yang digunakan dalam melakukan promosi
kesehatan didalam kelompok adalah diskusi kelompok, demontrasi, ceramah tanya jawab,
permainan/ bermain peran
1. Ceramah Tanya Jawab
2. Diskusi Kelompok Terarah (DKT)
3. Peragaan atau demonstrasi
4. Curah pendapat (brain storming)
5. Bola Salju (snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang terdiri dari 2 orang) dan
kemudian diberikan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit
maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu
6. Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
7. Memainkan peran (role play
8. Permainan simulasi (simulation game) Metode ini merupakan gabungan antara bermain
peran dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa
bentuk permainan seperti permainan monopoli, ular tangga, beberan
9. Metode Panel Panel adalah pembicaraan tenang sebuah topik yang suidah direncanakan,
dilakukan di depan pengunjung. Di dalam sebuah diskusi panel diperlukan 3 atau lebih
panelis (mereka yang menjadi pembicara dalam diskusi) dan seorang moderator /
pemimpin
10. Panel – Forum Metode seperti ini seperti metode panel, tetapi disertai partisipasi dari
pengunjung
11. Metode Case Study (Studi Kasus
12. Metode Simposium Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung
dengan seorang pemimpin. Pidato–pidato itu mengemukakan aspek–aspek yang eda dari
suatu topik tertentu.
B. Individu/Perorangan
1. Komunikasi interpersonal  interaksi dari individu ke individu
2. Konseling  pemberian bantuan dari petugas konseling kepada klien-nya
3. Teknik melakukan observasi
4. Teknik mengajukan pertanyaan:
5. Teknik melakukan refleksi adalah memberikan umpan balik /Perhatian
6. Teknik membantu klien mengambil keputusan  “ 4 K” yaitu kondisi, kehendak,
konsekuensi dan keputusan
7. Teknik menggunakan media KIE Tujuan menggunakan media KIE adalah untuk
memperjelas penyampaian pesan serta membantu klien untuk memahami informasi yang
disampaikan, menumbuhkan daya tarik, membantu petugas untuk memfokuskan
pembicaraan
8. Teknik melakukan Empati
9. Teknik menyampaikan informasi atau pesan
10. Teknik memperlakukan klien secara terhormat • Menerapkan SAJI atau SATU TUJU
11. Teknik menghadapi situasi sulit
Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan Tidak Langsung
A. Penyuluhan Massa
B. Ceramah umum Pada acara-acara tertentu, misalnya (HKN),
C. Pidato tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio,
D. Siaran berprogram
E. Pemutaran film dan slide Informasi
F. Tulisan-tulisan di majalah atau koran

4. Penyusunan Rencana Strategi Penyuluhan : Halaman 73


1. Penyusunan rancangan strategi penyuluhan program terpadu 1. Tingkat Kecamatan 2.
Kabupaten 3. Provinsi 4. Nasional
2. Penyusunan rancangan strategi penyuluhan tingkat internasional
3. Penyusunan uji coba rancangan strategi
5. Penyusunan & Penyeleksian Materi Penyuluhan : Halaman 74-78

Mengembangkan Median Penyuluhan


A. Tahap analisis masalah dan sasaran Pada tahap ini dilakukan penelaahan analisis:
1. Masalah Kesehatan
2. Kelompok sasaran
3. Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan dan program penanggulangan yang telah ada
4. Memilih institusi, organisasi atau LSM
5. Sasaran komunikasi yang tersedia,
B. Tahap Rancangan Pengembangan Media
1. Menetapkan tujuan
2. Menetapkan segmentasi sasaran mengumpulkan data sasaran seperti: a. Data karakteristik
perilaku khalayak sasaran. b. Data epidemiologi. c. Data demografi . d. Data geografi . e. Data
psikologi (Notoatmodjo,2005)
3. Mengembangkan posisioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk
perusahaanalam fikiran konsumen
4.Menentukan strategi posisioning butuh ketekunan dan kejernihan berpikir Identifikasi para
pesaing, Persepsi konsumen, Menentukan posisi pesaing, Menganalisis preferensi khalayak
sasaran, Menentukan posisi merek produk sendiri, Ikuti perkembangan posisi

6. Uji Coba Media : Buku Biru Hal. 78-82


1. Definisi Media dalam Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi
Penyuluhan adalah proses penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi
maupun seni.

2. Peran Media Promosi Kesehatan


a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.

3. Jenis Media Promosi Kesehatan


Berdasarkan peran-fungsinya sebagai penyaluran pesan / informasi kesehatan, media
promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah
kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini adalah
booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada
surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada
beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang,
biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah
pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan
yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan
penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah
televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD, internet (computer dan modem), SMS (telepon
seluler).
Kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat,
bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan
dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah
biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu
persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun elektronik
misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar, umbul-umbul,
yang berisi pesan, slogan atau logo. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami,
lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan
seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.
Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk
produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan
keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.
d. Media Lain
1) Iklan di bus.
2) Mengadakan event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang diadakan di pusat
perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian pengunjung
(a) Road Show, suatu kegiatan yang diadakan dibeberapa tempat / kota.
(b) Sampling, contoh produk yang diberikan kepada sasaran secara gratis.
(c) Pameran, suatu kegiatan untuk menunjukkan informasi program

4. Pengembangan Pesan, Uji Coba dan Produksi Media

Prinsip Pesan :
a. Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan kata yang sesuai
untuk sasaran.
b. Pengembangan pesan memerlukan kemampuan ilmu komunikasi dan seni.
c. Menentukan posisi pesan (positioning), yaitu strategi komunikasi untuk memasuki
jendela otak konsumen agar produk/perilaku yang diperkenalkan mempunyai arti
tertentu. Contoh Posisi Pesan :
1) Posyandu Menjaga Anak Sehat Tetap Sehat
2) Pokoknya Pake Garam Beryodium agar anak Pintar
3) Gaya Hidup Sehat Bikin Kamu Tampil Beda
4) Dengan PIN Anak Indonesia Bebas Polio
d. Buatlah konsep pesan yang jelas, spesifik, positif, menarik perhatian, berorientasi pada
tindakan dan cocok dengan sasaran.
STRUKTUR PESAN RUMUS AIDCAA
1) ATTENTION (perhatian)
2) INTEREST (minat)
3) DESIRE (kebutuhan/keinginan)
4) CONVICTION (rasa percaya)
5) ACTION (tindakan)
6) APPROACH (pendekatan)
Pesan yang disampaikan akan efektif, jika memperhatikan hal-hal berikut :
1) Command attention, kembangkan satu ide atau pesan yang menarik perhatian
dan mudah diingat.
2) Clarify the message, buat pesan mudah, sederhana dan jelas.
3) Create trust, pesan harus dapat dipercaya.
4) Communicate a benefit, komunikasikan keuntungan melakukan tindakan.
5) Consistency, pesan harus konsisten yang artinya sampaikan satu pesan utama di
media apa saja secara berulang kali baik TV, radio, poster, stiker
6) Cater to the heart and head, pesan harus bisa menyentuh akal dan rasa.
Menyentuh nilai-nilai emosi dan kebutuhan nyata.
7) Call to action, pesan harus mendorong sasaran untuk bertindak

Trik-trik Pesan untuk menarik Perhatian, diantaranya :


1) Menggunakan headline yang mengarahkan Hanya ada satu Roma, yaitu Biskuit Roma
2) Menggunakan slogan yang mudah diingat, misalnya Enak dibaca dan perlu
3) Ukuran, warna , penggunaan huruf dan tata letak
4) Animasi
5) Gunakan GAYA PESAN
(a) POTONGAN KEHIDUPAN (SLICE OF LIFE), menunjukkan penggunaan
produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-harikepuasan makan biskuit merek baru,
penggunaan garam beryodium, penggunaan air bersih, Kartu Sehat.
(b) FANTASI (FANTACY), menciptakan fantasi disekitar produk tersebut atau penggunaannya
Iklan rokok MEZZO yang bisa ringan melangkah, iklan parfum AXE, jreng.
(c) GAYA HIDUP (LIFESTYLE) iklan Air Mineral /yang mengandung ion tubuh, hemat air ,
hemat listrik, olahraga atau kampanye gaya hidup sehat.
(d) SUASANA ATAU CITRA (IMAGE), membangkitkan suasana seperti kecantikan , kejantanan,
cinta atau ketenangan EX Sabun lux, Marlboro, bedak Johnson and Johnson untuk bayi, real
estate.
(e) MUSIK (MUSIC), menggunakan latar belakang musik
(f) SIMBOL KEPRIBADIAN (PERSONALITY SYMBOL), menciptakan suatu karakter , PIN
dengan tokoh Si Imun.
(g) KEAHLIAN TEKNIS (TECHNICAL EXPERTISE) menunjukkan keahlian teknis, Jamu, iklan
mobil, pelancar buang air besar, obat.
(h) BUKTI ILMIAH (SCIENTIFIC EVIDENCE), menyajikan bukti survai atau ilmiah bahwa merek
tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain, misalnya iklan obat.
(i) BUKTI KESAKSIAN (TESTIMONIAL), menampilkan seorang sumber yang sangat dipercaya, 
Ulfa untuk Garam Beryodium, Ike Nurjanah untuk Kadarzi.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan selebriti (selebrity endorser)


sebagai pendukung pesan dalam media promosi
 Kredibilitas Selebriti
 Kecocokan Selebriti dengan sasaran
 Kecocokan Selebriti dengan produk/perilaku yang diperkenalkan
 Daya tarik selebriti
 Pertimbangan lain, seperti biaya, besar-kecilnya kena masalah, kemudahan
diajak kerjasama dan berapa banyak dia telah beriklan.

Pendekatan Pesan,
a. Pendekatan Rasa Takut.
Bisa berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Kadang-kadang kita harus
menakuti-nakuti orang untuk menyelamatkan hidup mereka. Rasa takut yang sedang
b. Pendekatan Rasa Bersalah
Rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi Iklan posyandu di tahun 80-an yang
menunjukkan kehilangan anak, iklan sabuk pengaman
c. Pendekatan Rasional
Meyakinkan orang dengan perkataan logis.--> Datanglah ke Posyandu untuk mendapat Kapsul
Vitamin A. Apakah ibuibu beramai-ramai datang ke Posyandu?
d. Pendekatan Emosional.
Menggunakan pernyataan atau bahasa yang mampu menyentuh sasaran,
e. Pendekatan Humor
 Metode yang efektif untuk menarik perhatian
 Humor menambah kesenangan dan tidak merusak pemahaman
 Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan.
 Humor tidak menambah kredibilitas sumber
 Humor akan lebih berhasil digunakan jika tingkat kesadaran akan
produk/perilaku sudah mapan bukan yang baru diperkenalkan
f. Pendekatan Moral
Diarahkan pada perasaan sasaran tentang apa yang benar dan tepat untuk mendukung
masalah-masalah sosial sperti lingkungan hidup yang lebih bersih, gender, bantuan bagi orang-
orang yang membutuhkan.

Bahan yang diuji coba :


a. Uji coba pada tahap konsep.
Desain media cetak, Storyboard, Scrip radio.
b. Ujicoba pada media yang sudah selesai sebagian.
Media belum diisi musik untuk TV Spot, Radio Spot.
c. Uji coba media lebih dari satu versi.
1) Pelaksanaan Ujicoba Rancangan Media Pada sasaran.
a) Menentukan sasaran.
b) Menyusun instrumen ujicoba.
c) Memilih dan melatih pewawancara.
d) Meminta dukungan petugas dan pemuka setempat.
e) Melaksanakan wawancara di lapangan
2) Pelaksanaan dan pemantauan.
a) Pelaksanaan merupakan langkah untuk menerapkan rancangan promosi
berikut media yang telah dirancang.
b) Pemantauan dilakukan untuk melihat seberapa jauh media promosi telah
diproduksi dan didistribusikan, ditayangkan serta disiarkan.

3) Evaluasi untuk Perbaikan Dan Rancang Ulang Produksi.


a) Evaluasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh sasaran telah terpapar
pesan, pemahaman pesan dan perubahan tindakan untuk melakukan
anjuran pesan.
b) Hasil evaluasi juga menjadi dasar untuk perencanaan media berikutnya.

7. Evaluasi atas Proses & Hasil dari Media Penyuluhan : Halaman 232
Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan petunjuk untuk melaksanakan Evaluasi, yaitu :
a. Indikator, output (hasil) Prosentase tatanan sehat per desa
b. Indikator Proses 1. Jumlah forum / jaringan kemitraan promosi kesehatan 2. Jumlah peraturan /
kebijaksanaan yang berwawasan kesehatan 3. Jumlah gerakan masyarakat dibidang
kesehatan
c. Indikator Input (masukan) 4. Prosentase jumlah tenaga profesional per kabupaten / kota 5.
Frekuensi promosi kesehataan melalui media massa 6. Jumlah kegiatan pelatihan / orientasi

8. Olah Data Penyuluhan : Halaman 242


Teknik riset kuantitatif
1. Mengukur keadaan sasaran untuk menguji hipotesis.
2. Mengukur tingkat tindakan yang dilakukan sasaran, berapa banyak atau berapa kali.
3. Menggunakan pertanyaan tertutup
4. Mempelajari pengetahuan yang bersifat tunggal
5. Bersifat obyektif
6. Datanya numerik
7. Berbasis sebab akibat
8. Menguji teori.
9. Kontrol atas variable
10. Generalisasi
11. Elemen dasar analisis angka
12. Cara pengumpulan data dengan wawancara memakai kuesioner
13. Sasaran : responden
14. Jenis penelitian
Teknik riset kualitatif
1. Mengukur kedalaman pemahaman / interpretasi sasaran
2. Bisa menggunakan hipotesis tetapi bisa juga tidak
3. Menggunakan pertanyaan terbuka
4. Mempelajari tindakan bersifat kompleks
5. Bertanya ”mengapa?”
6. Mempelajari motivasi
7. Bersifat subyektif
8. Datanya interpretasi
9. Sumbangsih tafsiran.
10. Berbasis pengetahuan dan temuan.
11. Elemen dasar analisis kata-kata
12. Keunikan
13. Mengembangkan/ membangun teori
14. Cara pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah/ FGD, observasi, wawancara mendalam,
bisa menggunakan instrumen maupun tidak
15. Sasaran informan
16. Jenis penelitian: observasi

a. Pengertian riset atau penelitian kuantitatif


1) Merupakan penelitian eksperimen, hard data, empirik, fakta nyata di masyarakat dan statistik,
survai, interview terstruktur. .
b. Pengertian riset atau penelitian kualitatif
1) Adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang tingkat pemahaman sasaran terhadap
munculnya permasalahan beserta penyebabnya yang bersifat kompleks (Catherine Marshal:
1995).

9. Advokasi Kesehatan : Halaman 89


Bentuk dukungan Adv
1. Komitmen politis (political commitment) Adalah komitmen pejabat publik atau berbagai pihak terkait
terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat yang ada di wilayah kerjanya.
2. Dukungan kebijakan (policy support) Adalah dukungan nyata yang diberikan oleh pejabat publik serta
para pimpinan institusi terkait untuk memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan publik untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya
3. Penerimaan social (social acceptance) Adalah diterimanya suatu program kesehatan oleh
masyarakat terutama tokoh masyarakat
4. Dukungan sistem (system support) Adanya sistem atau organisasi kerja yang memasukkan program
kesehatan dalam program kerjanya (partnership).

C. Pengertian
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacammacam bentuk
komunikasi persuasive
Ada delapan unsur-unsur advokasi yaitu; tujuan, pemanfaatan data dan riset, identifi kasi sasaran,
pengembangan pesan, membangun koalisi, penyajian/ presentasi, dan penggalangan dana,.
Pemantauan dan penilaian upaya advokasi kesehatan
E. Teknik-teknik
1. Lobi adalah berbincang-bincang secara informal para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan
untuk menginformasikan isu-isu strategis yang menjadi permasalahan di masyarakat
2. Petisi adalah cara formal dan tertulis untuk menyampaikan gagasan advokator dan memberikan
tekanan kolektif terhadap para pembuat keputusan
3. Debat pada dasarnya juga merupakan salah satu metode advokasi kesehatan dalam kelompok. Ciri
spesifi knya, adalah berbagai mengangkat dan membahas isu kesehatan dari pihak yang pro
maupun kontra.
4. Dialog Hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai metode advokasi melalui
pendekatan kelompok
5. Negosiasi merupakan metode advokasi yang bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan
a. Alternatif Adalah menyampaikan berbagai jenis program kerja kesehatan yang mempunyai
keuntungan bagi berbagai pihak terkait.
b. Kepentingan Kepentingan bukanlah mengangkat kepentingan satu pihak
c. Opsi Adalah kisaran upaya dimana semua pihak dapat mencapai kesepakatan. Opsi yang baik
apabila dapat menguntungkan semua pihak
d. Legitimasi Semua pihak dalam negosiasi ingin diperlakukan secara adil. Mengukur keadilan
dengan menggunakan beberapa kriteria atau standar, misalnya: peraturan, instruksi , dll
e. Komunikasi Komunikasi yang baik dalam kegiatan advokasi merupakan penyampaian landasan
fakta serta value yang dapat membangun pemahaman, kesadaran, ketertarikan, kepedulian untuk
memberikan dukungan/ tindakan nyata terhadap upaya peningkatan status kesehatan di
masyarakat.
f. Hubungan Dalam melakukan negosiasi terlebih dahulu harus membangun hubungan kerja atau
hubungan antar manusia yang erat dengan berbagai pihak terkait, karena hal ini dapat
memperlancar proses negosiasi tersebut.
g. Komitmen adalah pernyataan lisan atau tulisan mengenai apa yang akan atau tidak boleh
dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat.
6. Paparan (presentasi
7. Seminar Seminar merupakan salah satu metode advokasi yang membahas isu strategis secara
ilmiah yang dilakukan bersama beberapa pejabat publik sebagai sasaran advokasi
8. Studi Banding Studi banding juga merupakan salah satu metode advokasi yang baik, yakni dengan
mengajak sasaran advokasi mengunjungi suatu daerah yang baik maupun yang kurang baik
kondisinya
9. Pengembangan kelompok peduli adalah metode advokasi dengan cara menghimpun kekuatan baik
secara peorangan maupun organisasi dalam suatu jaringan kerjasama untuk
menyuarakan/memperjuangkan isu yang diadvokasikan
10. Penggunaan media massa sangat besar dan menentukan dalam keberhasilan advokasi
kesehatan, baik dalam membentuk. Beberapa rincian tehnis dalam pemanfaatan media massa
yang perlu diketahui oleh perancang/pelaksana advokasi di antaranya : a. Siaran pers b. Press kit
c. Lembar fakta (fact sheet) d. Koferensi pers e. Wisata pers (press tour)

Langkah Advokasi analisis,strategi,mobilisasi,aksi,evaluasi,keisnambungan

Menyusun Strategi Advokasi. Ada beberapa tahapan kegiatan dalam menyusun strategi advokasi yaitu:
a. Membentuk kelompok kerja atau jejaring advokasi.
b. Melakukan identifi kasi sasaran advokasi, baik yang bertindak sebagai advokator, maupun sasaran
penentu/ pengambil kebijakan.
c. Mengembangkan tujuan advokasi.
Dalam menyusun tujuan advokasi harus memperhatikan kaidah SMART
(S = spesifi c/khusus;
M = measureable/ dapat diukur;
A = action/dapat dikerjakan;
R = realistic dan
T = time bound/ ada ukuran waktu yang jelas).
d. Menentukan rencana aksi/ kegiatan advokasi, diantaranya adalah menyelenggarakan forum komunikasi,
pengembangan pesan dan media advokasi, penyiapan dan pendayagunaan tenaga advokasi, medode
advokasi, merancang berbagai jenis komunikasi efektif untuk advokasi, menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan advokasi, merancang proses pembuatan dukungan kebijakan yang diharapkan.
e. Menentukan indikator, baik input, proses maupun out put kegiatan advokasi, serta merancang kegiatan
pemantauan dan penilaian advokasi tersebut.
f. Menentukan dana serta sumberdaya lainnya yang dibutuhkan untuk kegiatan advokasi dan
pengembangan kebijakan yang diperlukan.

Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi advokasi yaitu :
a. Credible : artinya program yang diajukan harus dapat meyakinkan para penentu kebijakan , oleh sebab
itu harus didukung data dari sumber yang dapat dipercaya.
b. Feasible : artinya program tersebut secara teknik, politik maupun ekonomi layak untuk dilaksanakan .
Secara teknik dapat dilaksanakan karena tersedia petugas yang mempunyai kemampuan yang memadai,
tidak membawa dapak politik yang meresahkan masyarakat, dana terjangkau.
c. Relevant : artinya memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar memecahkan masalah yang
dirasakan masyarakat serta ada keterkaitan dari program yang dilakukan oleh lintas program maupun
lintas sektor.
d. Urgent : artinya program itu mempunyai urgensi yang tinggi, harus segera dilaksanakan kalau tidak
dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
e. High priority : artinya program yang diajukan harus mempunyai prioritas tinggi, oleh sebab itu diperlukan
analisis cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun terhadap alternatif pemecahan masalah atau
program yang diajukan

BINA SUASANA
A. Bina Suasana (social support) adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan
B. Tujuan Bina Suasana 1. Terciptanya opini, etika, norma dan kondisi masyarakat yang ber PHBS 2.
Terciptanya dukungan kebijakan, sumberdaya, fatwa serta peraturan formal maupun non-formal
dalam meningkatkan cakupan RT PHBS 3. Meningkatnya peran serta individu maupun kelompok
potensial dalam meningkatkan cakupan RT PHBS
C. Sasaran Bina Suasana
1. Sasaran individu yaitu: 1. Anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif 2. Tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh adat 3. Petugas 4. Kader
2. Sasaran kelompok yaitu: 1. Organisasi kemasyarakatan (organisasi pemuda, organisasi wanita,
organisasi keagamaan) 2. Organisasi profesi 3. Dunia usaha/ swasta 4. Kelompok peduli
kesehatan
3. Sasaran massa yaitu : Masyarakat umum yang dapat dijangkau oleh media massa baik cetak,
elektronik maupun tradisional
D. Pendekatan Bina Suasana
1. Bina Suasana Individu
Individu-individu tokoh masyarakat. (misalnya seorang pemuka agama yang rajin
melaksanakan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur demi mencegah munculnya wabah
demam berdarah).
2. Bina Suasana Kelompok
Kepada kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT),
pengurus Rukun Warga (RW), Majelis Pengajian, Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi,
Organisasi Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan lain-lain.
3. Bina Suasana Masyarakat Umum
Masyarakat umum dengan membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti
radio, televisi, koran, majalah, situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat
umum
E. Metode Bina Suasana Pendekatan bina suasana  mendukung PHBS
1. Pelatihan
2. Semiloka
3. Konprensi pers
4. Dialog terbuka
5. Sarasehan
6. Penyuluhan
7. Pendidikan
8. Lokakarya mini
9. Pertunjukan tradisional
10. Diskusi meja bundar (round table discussion)
11. Pertemuan berkala di desa
12. Kunjungan lapangan
13. Studi banding
14. Traveling semina
F. Prinsip Bina Suasana
Prinsip  kemitraan  partisipasi semua sektor  meningkatkan cakupan RT PHBS.
Persiapan
1. Forum komunikasi
2. Dokumen data yang up to date (selalu baru)
3. Mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat
4. Hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan mitra
5. Menumbuhkan keciptaan terhadap kesehatan
6. Memanfatkan kegiatan dan sumber sumber dana yang mendukung upaya pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat
7. Adanya umpan balik dan penghargaan
G. Langkah-Langkah Bina Suasana
1. Persiapan
a. Identifikasi sasaran
Sasaran bina suasana biasanya disebut “mitra”. Mitra yang ditetapkan harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu: “5C”
• Kompetensi (competent)
• Komitmen (commitment) mendukung kuat PHBS
• Relasi (clout)Akses ke pembuat kebijakan/tokoh masyarakat
• Jangkauan (coverage) menjangkau sasaran/tdk(demografi,psikologi,sosek,ddll)
• Kesinambungan (continuity)
b. Menyiapkan paket informasi dikemas secara baik, up to date, berdasar data yang akurat,
mengandung “value” yang sesuai dengan sasaran
c. Menentukan metode bina suasana
d. Merencanakan waktu dan tempat
e. Menyiapkan instrumen pemantauan dan penilaian
H. Indikator keberhasilan Bina Suasana
1. Indikator input : a. Adanya data tentang mitra potensial, sumberdaya yang dimiliki, kegiatan
mitra yang dapat diselaraskan b. Adanya informasi yang akan disosialisasikan pada mitra
2. Indikator proses: a. Adanya forum komunikasi. b. Sosialisasi informasi melalui berbagai media
c. Terbentuknya jejaring komunikasi d. Adanya rencana kegiatan yang terpadu e. Adanya
dukungan sumberdaya dalam pelaksanaan promosi PHBS
12. Penyiapan Bahan / Data Informasi Kebijakan Pengembangan Penyuluhan Kesehatan : Halaman 292.
Penyiapan bahan/data informasi
a. Tentukan tujuan pengumpulan data
b. Tentukan jenis data yg diperlukan
c. Tentukan Sumber Data
d. Tentukan cara pengumpulan data
e. Buat jadwal pengumpulan data
f. Buat izin pengumpulan data
g. Pelaksanaan pengumpulan data
h. Memeriksa kelengkapan hasil pengumpulan data
Pengolahan dan pengkajian data /informasi
a. Mengolah data : a) Analisis distribusi frekuensi b) Analisis rata-rata hitung / median / modus c)
Penyebaran / pemetaan sesuai jenis data
b. Perumusan masalah
c. Prioritas masalah
d. Analisis sebab akibat dari masalah
e. Rumuskan aspek perilaku dari masalah : a) Analisis perilaku ideal dan perilaku sekarang b)
Analisis perilaku yang akan diubah (analisis 4 kuadran : penting, tidak penting, sulit diubah, mudah
diubah)
f. Rumuskan masalah manajemen kegiatan/upaya/program a) Analisis kesenjangan dalam aspek
manajemen b) Analisis pengembangan sapek manajemen yang diperluka
Perumusan konsep kebijakan

a. Pendahuluan / Latar belakang Contoh : Perlunya merumuskan Kebijakan Penerapan Program P4K
di wilayah kerja (kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan sebagai implementasi kebijakan
tentang Pedoman Penyelenggaraan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
b. Tujuan
c. Kebijakan a) Defi nisi Operasional b) Indikator dan kriteria Desa Siaga Aktif c) Cara pengukuran d)
Pencatatan dan Pelaporan
d. Pelaksana / Penanggung Jawab
e. Kesimpulan, rekomendasi / saran

CERDIK
mengajak masyarakat untuk CERDIK dalam mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM). Mari menuju
masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa penyakit tidak menular dengan perilaku CERDIK. CERDIK adalah
slogan kesehatan yang setiap hurufnya mempunyai makna yaitu; C=Cek kesehatan secara berkala,
E=Enyahkan asap rokok, R=Rajin aktifitas fisik, D=Diet sehat dengan kalori seimbang, I=Istirahat cukup
dan K= Kelola stress. Perilaku CERDIK ini dapat diterapkan melalui kegiatan Posbindu PTM.

PHBS
Program Promosi Kesehatan diprioritaskan pada :
a. PHBS di Rumah Tangga
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI Eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan sayur dan buah setiap hari
9) Melakukan aktivitas fi sik setiap hari
10) Tidak merokok didalam rumah.
b. PHBS di Sekolah
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2) Mengkonsumsi jajanan di warung/ kantin sekolah
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur dan terukur
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8) Membuang sampah pada tempatnya
c. PHBS di Institusi Kesehatan
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di Institusi Kesehatan
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
d. PHBS di Tempat-tempat Umum
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di tempat umum
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
e. PHBS di di Tempat Kerja
1) Tidak merokok di Tempat Kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3) Melakukan oleh raga/ aktivitas fi sik secara teratur
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar atau buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6) Menggunakan air bersih
7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar
8) Membuang sampah pada tempatnya
9) Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya.
f. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS)
PKRS adalah upaya rumah sakit meningkatkan perilaku petugas rumah
sakit, klien, kelompok-kelompok masyarakat dan pasien beserta keluarganya
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhannya dan
rehabilitasinya, selanjutnya klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatannya, mencegah masalah kesehatan
dan mengembangkan upaya bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran
dari oleh dan bersama mereka sesuai sosial budata mereka dan didukung oleh
kebijakan publik berwawasan Kesehatan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Pengertian
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat,
C. Sasaran
1. Sasaran Utama adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat
2. Sasaran pendukung adalah individu maupun kelompok yang berperan aktif
dalam melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
yaitu petugas kesehatan, kader, tokoh masarakat, tokoh agama, tokoh adat,
TP.PKK, Organisasi Masyarakat, Organisasi Keagamaan, Pramuka, Organisasi
Pemuda, Organisasi Profesi, Media masa, lintas sektor dan swasta/ Dunia
Usaha.
3. Sasaran lainnya adalah penentu kebijakan yang mempunyai kewenangan
memberikan dukungan kebijakan dan sumbernya sasaran tersebut adalah
RT, RW, Kepala Desa, Lurah, Camat, Bupati, Wali kota, BPD,DPRD,Ketua
TpPKK.
D. Pendekatan
a) Makro, dilakukan dengan membangun komitmen di setiap jenjang, membangkitkan opini masyarakat,
menyediakan petunjuk teknis operasional atau petunjuk pelaksanaan dan biaya operasional, serta
monitoring dan evaluasi serta koordinasi;
b) Mikro, dilakukan dengan menggali potensi yang belum disadari masyarakat (potensi dapat muncul
dari adanya kebutuhan masyarakat) yang diperoleh melalui pengarahan, pemberian masukan,
dialog, kerjasama dan pendelegasian serta membuat model-model percontohan dan prototipe
pengembangan masyarakat

1. Tingkat Pusat
a. Persiapan :
1) Diseminasi informasi mengenai pelaksanaan dan pembinaan
2) Mengembangkan sistim database dan informasi terkait pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat
b. Perencanaan
1) Merencanakan teknis pelaksanaan dan pembinaan
2) Mengalokasikan anggaran
c. Pelaksanaan
1) Membentuk kelembagaan
2) Menetapkan kebijakan
3) Menerbitkan pedoman
4) Mensosialisasikan kebijakan,
5) Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur provinsi
6) Melakukan pembinaan dan pendampingan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan kepada Provinsi.
7) Memfasilitasi stimulan
8) Menyelenggarakan sistim database dan informasi
d. Monitoring Evaluasi
1) Pemantauan berkala terintegrasi perkembangan kegiatan
2) Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan kepada Kementerian Kesehatan
3) Melakukan evaluasi secara periodik.
2. Tingkat Provinsi
a. Persiapan
1) Diseminasi informasi upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
2) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan
b. Perencanaan
1) Merencanakan teknis kegiatan
2) Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
bersumber dari APBN, APBD, Swasta/Dunia Usaha dan masyarakat
c. Pelaksanaan
1) Menerapkan kebijakan yang sudah ditetapkan dari tingkat pusat.
2) Menetapkan kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau
keputusan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
3) Menetapkan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dengan seluruh instansi yang terlibat
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
4) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan di tingkat Provinsi bersama SKPD dan pihak terkait.
5) Menyelenggarakan peningkatan kapasitas bagi petugas pelaksanaan, yaitu pelatihan
manajemen dan pelatihan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan.
6) Memfasilitasi sumber daya dan sumber dana untuk pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
7) Melakukan pembinaan dan pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan kepada Kabupaten/Kota.
8) Menyelenggarakan sistim database dan informasi kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan yang terintegrasi
d. Monitoring dan Evaluasi
1) Pemantauan berkala terintegrasi
2) Pemantauan dan pengawasan dilakukan oleh lembaga yang terbentuk di tingkat provinsi
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Pemantauan dan pengawasan independen
4) Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan
5) Melakukan evaluasi secara periodik. Hasil monitoring dan evaluasi ini digunakan sebagai
rujukan untuk melakukan kegiatan yang berkelanjutan
2. Tingkat Kab Kota
a. Persiapan
1) Diseminasi informasi upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
2) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan
b. Perencanaan
1) Merencanakan teknis kegiatan
2) Mengalokasikan anggaran
c. Pelaksanaan
1) Menerapkan kebijakan yang sudah ditetapkan dari tingkat provini.
2) Menetapkan kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau
keputusan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
3) Menetapkan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dengan seluruh instansi yang terlibat
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
4) Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan di tingkat kab ota bersama SKPD dan pihak terkait.pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
5) Melakukan pembinaan dan pendampingan kegiatan pemberdayaan
6) Menyelenggarakan peningkatan kapasitas mengenai pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan bagi aparatur desa/kelurahan, Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan
lembaga kemasyarakatan serta pihak-pihak lain.
7) Memfasilitasi sumber daya dan sumber dana dari APBD Kabupaten/
8) Menyelenggarakan sistim database dan informasi kegiatan
d. Monitoring Evaluasi
1) Pemantauan berkala terintegrasi perkembangan kegiatan
2) Pemantauan dan pengawasan oleh lembaga yang terbentuk di tingkat kabupaten/kota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3) Melaporkan perkembangan dan upaya perbaikan kegiatan
4) Melakukan evaluasi secara periodik.

E. Metode
1. Metode Rapid Rural Appraisal (RRA) atau penilaian desa secara partisipatif
Merupakan teknik penilaian yang relatif terbuka, cepat dan bersih .RRA menggabungkan beberapa
teknik yang terdiri dari:
a. review atau telaah data sekunder,
b. observasi lapangan secara langsung,
c. wawancara dengan informan kunci dan lokakarya
d. pemetaan dan pembuatan diagram/grafi k,
e. studi kasus, sejarah lokal dan biografi ,
f. pembuatan kuesioner sederhana dan singkat, serta
g. pembuatan laporan lapangan secara cepat

2. Metode Participatory Rapid Appraisal (PRA)


Merupakan metode pengkajian pemberdayaan masyarakat desa yang lebih
banyak melibatkan pihak dalam PRA terdapat 5 kegiatan pokok yaitu penjajakan/pengenalan
kebutuhan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan/ pengorganisasian kegiatan,
pemantauan kegiatan dan evaluasi kegiatan.
Adapun langkah-langkah metode PRA meliputi :
a. Penelusuran sejarah desa
b. Pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan
c. Penyusunan kalender musim dan prof l perubahan
d. Analisis pola penggunaan waktu (jadwal sehari-hari)
e. Observasi langsung terhadap dinamika social
f. Transect (penelusuran desa) dan pembuatan gambar lingkungan
(pemetaan prasarana, bangunan, ruangan, sumberdaya alam dan
lokasi)
g. Pembuatan diagram kajian lembaga desa
h. Pembuatan bagan alur input-output
i. Bagan hubungan antar pihak (diagram venn)
j. Mengkaji mata pencaharian masyarakat
k. Membuat matrik dan peringkat permasalahan yang dihadapi dan
ditemukan masyarakat
l. Wawancara semi-terstruktur atau diskusi kelompok terarah
m. Analisis pola keputusan
n. Studi kasus atau cerita tentang kehidupan, peta mobilisasi masyarakat.
o. Pengurutan potensi atau kekayaan
p. Pengorganisasian masala
3. Metode Participatory Learning and Action (PLA)
Metode PLA merupakan penyempurnaan dari metode “learning by doing”.
Persyaratan dasar PLA adalah a) adanya kemauan dan komitmen untuk
mendengarkan, menghormati dan beradaptasi, b) tersedia banyak waktu
Adapun proses PLA terdiri dari :
1) pertukaran ide yang adil dan terbuka
2) diawali dengan pelatihan/
3) sekurangnya ada 2 hari bekerja bersama masyarakat,
4) perlu ada dukungan lanjutan dalam melakukan tindakan masyarakat dari pihak pemerintah desa
4. Participatory Assessment and Planning (PAP)
PAP sejalan bahkan serupa dengan metode PRA. Metode ini diadopsi dari 2 sumber yaitu Field Book
WSLIC dan Partisipatory Analysis Techniques DFID.

Metode PAP terdiri atas 4 langkah yaitu :


a. Menemukan masalah
b. Menemu Kenali Potensipotensi Masy mengatasi masalah sosial
c. Menganalisis masalah dan potensi
d. Memilih solusi pemecahan masalah
1) mencegah timbulnya masalah lebih jauh,
2) memobilisasi sistem sumber dan potensi,
3) menentukan alternative
pemecahan masalah dan
4) pertemuan masyarakat untuk menentukan
skenario tindakan.
5. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST)
PHAST  masyarakat untuk memecahkan masalah masyarakat.
Tujuan PHAST  masy mengelola air dan mengendalikan sanitasi  PHBS
Prinsip – prinsip pemberdayaan masyarakat pada PHAST adalah :
1) warga masyarakat menentukan prioritas pencegahan penyakit,
2) warga masyarakat secara kolektif telah memiliki pengalaman dan pengetahuan kesehatan
yang sangat hebat, dalam dan luas
3) masyarakat mampu untuk mencapai kesepakatan
4) mengerti bahwa sanitasi itu menguntungkan
5) warga masyarakat dapat mengelola seperangkat penghalang atau barrier
yang dapat membantu untuk menghambat penularan penyakit,
6. Communication for Behaviour Impact (COMBI)
COMBI merupakan mobilisasi yang diarahkan pada penggerakan tugas semua masyarakat dan
perorangan yang mempengaruhi tindakan tepat secara perorangan dan keluarga.
Adapun langkah-langkah kunci dalam merancang rencana COMBI meliputi
1) mengidentifi kasi tujuan
2) analisis situasi pasar,
3) strategi komunikasi dan campuran,
4) implementasi, pemantauan dan penilaian, serta anggaran.

METODOLOGI PENETILIAN
1. Skala Nominal  rataex JK,Goldar,Agama
2. Skala Ordinal rangking /tingkatanex: pangkat iliter, pendidikan, Status social
3. Skala Intervaljarak antara satu dengan yg lain score IQ, TD, Suhu tubuh
4. Skala Ratio  tidak ada nilai min  BB,TB

Metode penelitian
Standar deviasi

Megatron/LED Display  reklame digital menampilkan video


Syarat Megatron :
1. Upload video
2. Tayangan berupa slide,, gambar berbentuk video format mp4
3. Resolusi video minimal 320px max 720 px
4. Uk font min 32px
5. Gunakan font style bold
6. Hindari background putih/terang
7. Durasi max 30 detikuntuk prime time, unlimited untuk idle timw
8. Durasi scan antara 8-10 dtk
Leaflet, booklet, billboard laporan bulanan tahunan, rencana akhir, skala likert

UKBM
Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan Usaha Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang ada di desa. Kegiatan difokuskan kepada upaya survailans berbasis
masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan.
Survailans berbasis masyarakat:
1. Pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan,
dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat,
2. Pelaporan cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk respon cepat,
3. Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, serta
4. Pelaporan kematian.
Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
1. Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi,
2. Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat bencana dan mencegah
faktor-faktor penyebab masalah,
3. Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan
sampah/limbah, dan lain-lain) di tempat pengungsian,
4. Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah, dan
5. Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.
Penyehatan lingkungan
(1) Promosi tentang pentingnya sanitasi dasar,
(2) Bantuan/fasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan
sampah dan limbah, dan lain-lain), dan
(3) Bantuan/fasilitasi upaya pencegahan pencemaran lingkungan.

Perumusan kebijakan,pencegahan primer sekunder tersier

Anda mungkin juga menyukai