Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana cara saintis mempelajari lapisan mantel bumi, padahal mereka tidak bisa mempelajari

lapisan tersebut secara langsung. Jelaskan.

Saintis mempelajari lapisan mantel bumi dengan cara melakukan observasi atau penyelidikan
dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu yang dimiliki
contohnya dengan memanfaatkan gelombang seismic yang dihasilkan saat terjadi gempa bumi.
Pengukuran gelombang suara yang dihasilkan oleh gempa bumi, dan memeriksa bagaimana
gelombang suara melewati berbagai lapisan bumi. Perubahan kecepatan seismic menyebabkan
refraksi yang dihitung sesuai dengan hukum Snell. Sesuai dengan sifat gelombang seismic yang
akan berbelok jika melewati medium yang memiliki sifat berbeda. Dengan mempelajari
karakteristik dari perambatan gelombang seismic para ilmuan dapat memperkirakan apakah
laoisan tersebut padat atau cair. Ilmu fisika dan kimia dapat memprediksi sifat lapisan mantel
bumi dari kandungan unsur penyusunnya yang didapatkan dari batuan yang dilepaskan saat
terjadi letusan gunung berapi

Lapisan mantel bumi lebih padat dibandingkan dengan lapisan kerak bumi karena komposisi
materi penyusunnya adalah unsur besi, silka, dan magnesium. Kemudian mantel bumi yang
berada dibawah dari kerak bumi menerima lebih tekanan dari kerak bumi hal ini yang
menyebabkan matel bumi lebih kompak dari pada lapisan kerak bumi diatasnya. Semakin
bertambah kedalaman maka berat jenis pun akan bertambah kepadatan dikaranekan tekanan yang
lebih besar.

1. Kerak Bumi
Kerak Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra
dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5–10 km sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 20–70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan
basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat
batuan basalt. Temperatur meningkat 30 0C setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin
rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
2. Mantel atas
Mantel luar bumi jauh lebih tipis dibanding dengan mantel dalam. Mantel luar berada 10-300 km
di bawah permukaan bumi. Bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400
km. Mantel atas bersama dengan kerak bumi membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer,
Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Temperaturnya 1.400-3.000 derajat celsius dengan berat jenis 3,4 - 4,3 g/cm³.

3. Mantel bawah
Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km berwujud padat dengan
suhu lebih tinggi dari pada mantel luar. Bagian ini berada 300-2.890 km di bawah permukaan
bumi. Temperaturnya sekitar 3.000 derajat celsius. Batuannya tidak selalu cair karena memiliki
tekanan yang tinggi. Berat jenis mantel dalam mencapai 4,3-5,4 g/cm³.

4. Inti luar
Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km. Inti luar dan inti dalam
dipisahkan oleh Lehman Discontinuity. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi
cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. Logam cair inti luar memiliki viskositas yang sangat
rendah, yang berarti mudah berubah bentuk dan mudah dibentuk. Adapun logam yang berputar
di inti luar dapat menciptakan dan menopang medan magnet Bumi. Bagian terpanas inti luar
sebenarnya adalah diskontinuitas Bullen, di mana suhu mencapai 6.000° Celcius atau sepanas
permukaan matahari.

5. Inti dalam
Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam
ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500 derajat celcius dan inti dalam
berupa zat padat yang berkedalaman 5100- 6371 km. wujud padat dari inti dalam dikarenakan
besarnya tekanan yang diterima oleh inti bumi bagian dalam

Anda mungkin juga menyukai