Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KULTUR SEL DAN JARINGAN

“ MEDIA DAN BAHAN DALAM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “

OLEH :

Nama : Fendris Matoka


Nim : 2120192039
Kelas : B / Farmasi

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah tentang
"Media dan bahan Kultur Jaringan pada Tumbuhan" ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya bagi
Kami untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai media dan bahan
kultur jaringan pada tumbuhan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah Kami
buat di masa yang akan datang. mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi Kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya Kami mohon maaf apabila terdapatkesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan Kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan d masa depan
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
BAB I ....................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................................
BAB II ..................................................................................................................................
PEMBAHASAN ..................................................................................................................
2.1 Definisi Media Kultur Jaringan Tumbuhan ..............................................................
2.2 Macam-Macam Media ..................................................................................................
2.3 Bahan Yang Di Gunakan Dalam Kultur Jaringan ....................................................
BAB III..................................................................................................................................
PENUTUP ............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture, weefcel
cultuus atau gewebe kultur. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah
sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Maka, kultur
jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil
yang memiliki sifat seperti induknya (Suryowinoto, 1991 dalam Hendaryono dan
Wijayani, 1994).
Media kultur jaringan adalah media tanam yang terdiri dari berbagai
komposisi dan macam unsur hara dan sebagainya. Menurut Ryugo (1988) media
tanam pada kultur jaringan berisi kombinasi dari asam amino essensial, garam-
garam anorganik, vitamin-vitamin, larutan buffer, dan sumber energi (glukosa).
Media kultur jaringan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
perbanyakan tanaman secara in vitro (Yusnita, 2003). Dikarenakan media
merupakan faktor penting dalam penentu keberhasilan in vitro maka menurut
Rahardja (1994)
Teknik kultur jaringan tanaman atau yang sering disebut dengan teknik
kultur in vitro merupakan salah satu teknik perkembangbiakan tanaman secara
vegetative. Konsep dari teknik ini adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian tanaman yang aktif dan ditumbuhkan pada media buatan
(Rahardja dan Wiryanta, 2003) dalam kondisi aseptik dan mengandung nutrient
dan hormon.Bagian tanaman yang dapat diperbanyak secara isolasi adalah
bagian biji.akar, batang, daun dan bunga. Tanaman yang akan ditumbuhkan
dalam teknik ini haruslah berada di lingkungan yang steril agar media tanaman
tidak terkontaminasi.
Prinsip dasar kultur jaringan adalah teori totipotensi menurut Schwann dan
Schleiden (1838) yang menyatakan bahwa setiap sel mempunyai kemampuan
untuk tumbuh menjadi individu baru jika berada pada lingkungan yang sesuai.
Kondisi lingkungan untuk kultur jaringan harus terkontrol baik dari segi suhu,
kelembaban dan cahaya. Selain kondisi lingkungan yang terkontrol, suplai nutrisi
dan penambahan zat pengatur tumbuh juga sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi media kultur jaringan
2. Pembuatan media kultur jaringan
3. Bahan – bahan yang di perlukan dalam metode kultur jaringan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi media kultur jaringan tumbuhan
2. Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan media kultur jaringan tumbuhan
3. Mahasiswa dapat mengetahui bahan – bahan yang di perlukan dalam metode
kultur jaringan tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Media Kultur Jaringan Tumbuhan
Media kultur jaringan adalah media tanam yang terdiri dari berbagai
komposisi dan macam unsur hara dan sebagainya. Menurut Ryugo (1988) media
tanam pada kultur jaringan berisi kombinasi dari asam amino essensial, garam-
garam anorganik, vitamin-vitamin, larutan buffer, dan sumber energi (glukosa).
Media kultur jaringan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
perbanyakan tanaman secara in vitro (Yusnita, 2003). Dikarenakan media
merupakan faktor penting dalam penentu keberhasilan in vitro maka menurut
Rahardja (1994) untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang
ditentukan, diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat.
Ketidaktepatan ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang tidak
dikehendaki.

Contoh gambar media


Sumber : Yusnita (2003)

Media tanam kultur jaringan terdiri dari dua jenis yaitu, media cair dan
media padat. Media cair digunakan untuk menumbuhkan eksplan sampai
terbentuk PLB (protocorm like body) yaitu eksplan yang akan tumbuh jaringan
seperti kalus berwarna putih. Media padat digunakan untuk menumbuhkan PLB
sampai terbentuk planlet (Rahardja dan Wahyu, 2003).
Media yang tepat untuk digunakan dalam kultur jaringan belum dapat
dipastikan karena masih ada faktor-faktor yang berpengaruh, seperti jenis
tanaman yang dikulturkan, umur tanaman induk, umur eksplan, jenis eksplan
yang digunakan, kebutuhan zat pengatur tumbuh, dan proses yang dilakukan
dalam kultur jaringan (Wetherell, 1982).
2.2 Macam-macam Media
Beberapa media dasar yang banyak digunakan dalam kultur jaringan antara
lain media dasar Murashige dan Skoog (1962) yang dapat digunakan untuk
hampir semua jenis kultur, media dasar B5 untuk kultur sel kedelai dan legume
lainnya, media dasar White (1934) sangat cocok untuk kultur akar tanaman
tomat, media dasar Vacin dan Went (1949) digunakan untuk kultur jaringan
anggrek, media dasar Nitsch dan Nitsch (1969) digunakan dalam kultur tepung
sari (pollen) dan kultur sel, media dasar Schenk dan Hildebrandt (1972) untuk
kultur jaringan tanaman monokotil, media dasar WPM (Woody Plant Medium,
1981) khusus untuk tanaman berkayu. Dari sekian banyak media dasar di atas,
yang paling banyak digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS)
(Widyastuti, 2002).
Media yang tepat untuk digunakan dalam kultur jaringan belum dapat
dipastikan karena masih ada faktor-faktor yang berpengaruh, seperti jenis
tanaman yang dikulturkan, umur tanaman induk, umur eksplan, jenis eksplan
yang digunakan, kebutuhan zat pengatur tumbuh, dan proses yang dilakukan
dalam kultur jaringan (Wetherell, 1982). Keistimewaan medium MS adalah
kandungan nitrat, kalium dan ammoniumnya yang tinggi, dan jumlah hara
anorganiknya yang layak untuk memenuhi kebutuhan banyak sel tanaman dalam
kultur (Wetter dan Constabel, 1991).
Ada dua bentuk media yaitu padat dan cair, pemilihan medium tergantung
dari tujuannya. Menurut Hendaryono dan Wijayani (1994), berikut ini adalah
macam-macam medium dasar, yaitu:
1. Medium MS (Murashige and Skoog), untuk semua macam tanaman terutama
tanaman herbaceous.

Medium MS (Murashige and


Skoog)
Sumber : Ariati (2012)

2. Medium B5 atau Gamborg, untuk suspensi sel


3. Medium White, untuk kultur akar.
4. Medium VW (Vacin and Went), untuk medium anggrek.
5. Medium Nitsch and Nitsch, untuk kultur tepung sari dan kultur sel.
6. Medium Sohenk dan Hildebrandt, untuk tanaman monokotil.
7. Medium Woody Plant Medium (WPM), untuk tanaman berkayu.
8. Medium N6, untuk tanaman serealia terutama padi.
2.3 Bahan yang di gunakan dalam Kultur Jaringan
Bahan-bahan yang diperlukan dan biasa digunakan dalam metode kultur
jaringan adalah media MS (Murashige and Skoog), yang terdiri dari
makronutrien, mikronutrien, vitamin, iron, zat pengatur tumbuh (ZPT),
myoinositol, sukrosa dan agar. Bahan-bahan seperti makronutrien, mikronutrien,
vitamin, zpt, dan iron biasanya dibuat dalam bentuk larutan stok (media yang
lebih pekat), sehingga pada saat akan membuat media, cukup mengambil larutan
stok yang sudah dibuat. Pembuatan stok bertujuan untuk mempermudah
dibandingkan setiap kali membuat media harus menimbang (Edhi Sandra, 2013).
Pada pembuatan stok media, pemberian label pada botol larutan stok juga jangan
sampai lupa dan harus benar agar mempermudah pada saat akan membuat media
kultur. Selain media kultur jaringan, ada beberapa bahan yang digunakan untuk
sterilisasi eksplan, diantaranya adalah detergen, alkohol, clorox, aquadest steril,
dan spiritus yang dapat digunakan untuk sterilisasi permukaan LAF atau untuk
cairan dalam bunsen. Media MS merupakan media kultur jaringan yang banyak
digunakan untuk mengkulturkan berbagai jenis tanaman, karena media ini
mengandung unsur hara makro dan mikro yang lebih lengkap dibandingkan
penemu-penemu sebelumnya. Setelah penemuan media MS, banyak berkembang
modifikasi-modifikasi media untuk tujuan tertentu, contoh media Nitsch &
Nitsch (1969) untuk kultur anther dan media SH (Schenk & Hidebrant) untuk
kultur kalus monokotil dan dikotil (Edhi Sandra, 2013). Media VW (Vacin &
Went) dan media organik yang digunakan untuk perbanyakan anggrek, serta
media WPM (Woody Plant Media) untuk tanaman berkayu, atau tanaman perdu
atau pohon berkayu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kultur jaringan merupakan suatu tehnik membiakan sel atau jaringan
kedalam media kultur,sehingga tumbuh,membelah dan menghasilkan tumbuhan
baru dan memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Media kultur jaringan tumbuhan adalah media tanam yang terdiri dari
berbagai komposisi unsur hara dan sebagainya.yang berisi kombinasi dari asam
amino esensial,garam garam anorganik,vitamin vitamin,larutan bufer,dan sumber
energi glukosa.ada beberapa media dan bahan dasar yang sering di gunakan
dalam kultur jaringan antara lain media yang di gunakan untuk hampir semua
jenis kultur ,media dasar B5 untuk kultur sel kedelai dan legumen lainya
kemudian media dasar white untuk kultur akar tanaman tomat kemudian ada
media vacin dan went untuk kultur jaringan anggrek dan masi banyak lagi.
Media dan bahan kultur jaringan yang baik seharusnya menyediakan unsur
hara baik makro ataupun mikro,sumber vitamin,dan asam amino.dan bahan
pemadat berupa agar agar,gelrite dan juga menyediakan arang aktif umtuk kasus
tertentu beberapa tanaman.dan Media yang baik ini harus selalu ada pada ph
yang optimal yakni 5,5 samapi 5,8 dan di buat pada tempat steril.
Media dan bahan kultur jaringan tumbuhan ini sangat di tentukan oleh Ph
media,bahan pemadat dan arang aktif tersebut.
3.2 Saran
Pelaksanaan Media kultur jaringan di indonesia belum cukup banyak di
lakukan.di sarankan kepada pemerintah dan untuk kita semua sebaiknya ikut
memperhatikan masalah mengenai pertanian terutama dalam metode perbaikan
media dan bahan bahan dalam kultur jaringan yang seharusnya dapat
menghasilkan keberhasilan yang besar. Kemudian lebih mengembangakan
pengetahuan dan mencari tau lagi tentang apa saja media dan bahan dalam kultur
jaringan tumbuhan tersebut dan bagaimana pelaksananya yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ariati,S.N. 2012. Induksi Tanaman Kakao pada Medium MS dengan
Penambahan2,4-D. Jurnal Natural Science. Vol.1(1): 74-84
E. Widyastuti. 2002. Meningkatkan Produksi Jagung. Jakarta. Penebar Swadaya.
86 hal.
Edhi Sandra .2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan.IPB
Press.
Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani.1994. Teknik Kultur Jaringan.Kanisius.
Jakarta.
Murashige, T and Skoog, F. 1962. A Revised Medium For Rapid Growth And
Bioassays With Tobacco Tissue Cultures. Physiologia
Plantarum.
Nitsch, J.P. and Nitsch, C. 1969. Haploid plants from pollen grains.Science. 163
Ryugo, K 1988. Fruit Culture It’s Science and Art. John Wilwy and Sons Inc.
USA.
Rahardja, P. C. 1994. Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman secara
Modern. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahardja. P. C. dan W. Wiryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman.
AgroMedia Pustaka.
Schenk, R.V. and Hildebrandt, A.C. 1972. Medium and techniques for induction
and growth of monocotyledonous and dicotyledonous plant cell
cultures. Canadian Journal of Botany. 50: 199-204.
Suryowinoto, M. 1991. Pemuliaan Tanaman secara In
Vitro.Kanisius.Yogyakarta.
White, P.R., 1934. Potentially unlimited growth of excised tomato root tips in a
liquid medium. Plant Physiol. 9: 585–600.
Wetherell, D. F. 1982. Pengantar Propagasi Tanaman secara In Vitro Seri Kultur
Jaringan Tanaman. Avery Publishing Group, Inc. Wayne – New Jersey.

Wetter, L. R., dan F. Constabel.1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman.ITB.


Bandung.
Yusnita, 2003. Kultur Jaringan, Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.
Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai