Akre/I/2019
TAHUN 2019
Jln. Raya Rasuan No. 1 Tulus Ayu Kec. Belitang Madang Raya Kode 323825
Prov.Sumatera Selatan Telp. (0735) 451815-450313 fax 0735451815
e-mail rsudokutimur@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan RidhoNya
Pedoman Pelayanan Rekam Medis di RSUD OKU Timur dapat dibuat. Panduan ini
akan dijadikan panduan dalam segenap Struktural maupun pegawai RSUD OKU Timur
dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu pada pasien.
Pada Kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan Panduan Pedoman Pelayanan Rekam Medis di RSUD OKU
Timur, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan RSUD OKU Timur.
Sumarmini,Amd.PK
Nip. 19811122220110120002
i
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
Surat Keputusan
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BABI PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 4
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN 5
D. BATASAN OPERASIONAL 13
E. DASAR HUKUM 14
F. ASPEK HUKUM REKAM MEDIS 15
BAB II STANDAR KETENAGAAN 27
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA 27
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN 40
C. PENGATURAN JAGA 41
BABIII STANDAR FASILITAS 43
A. DENAH RUANG 43
B. STANDAR FASILITAS 44
BABIV TATA LAKSANA 46
A. PENERIMAAN PASIEN 46
B. PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN 46
C. PELAYANAN PASIEN DIINSTALASI GAWAT
DARURAT 47
D. ALUR PASIEN RAWAT JALAN 48
E. PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT INAP 50
F. ALUR PASIEN RAWAT INAP 51
G. SISTEM IDENTIFIKASI DAN PENOMORAN 53
H. KALSIFIKASI PENYAKIT 61
I. PENGOLAHAN, ANALISA DATA DAN PELAPORAN 66
ii
J. STANDAR KODE DIAGNOSIS, KODE TINDAKAN,
DEFINISI SIMBOL TANDA KHUSUS DAN SINGKATAN 73
K. PENCATATAN DAN PENGISIAN REKAM MEDIS 86
L. PENGOREKSIAN REKAM MEDIS 106
M. PEMINJAMAN DAN PEMELIHARAAN REKAM
MEDIS 106
N. PELEPASAN INFORMASI 122
O. PENYIMPANAN REKAM MEDIS 125
P. PEMISAHAN DAN PEMUSNAHAN REKAM MEDIS
INAKTIF 130
Q. PENYIMPANAN, RETENSI, DAN PEMUSNAHAN 134
BABV LOGISTIK 154
BABVI KESELEMATAN KERJA 156
BABVII PENGENDALIAN MUTU 158
BABVIII PENUTUP 169
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lahirnya rekam medis berjalan sejajar dengan lahirnya ilmu kedokteran
karenanya sejak Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol rekam
medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan pada dinding
gua.
Pada zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli
pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa berkepala iblis.
Ia mengarang 3642 buah buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah kedokteran
(tubuh manusia, penyakit, obat-obatan penyakit mata dan kebidanan)
Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa kedokteran
dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai sebagai simbol ilmu
kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek ilmu kedokteran di Delphi,
bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung ParnaZeus.
Pada 460 SM dikenal Hippocrates yang hingga kini disebut sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran. Ia yang mulai mengesampingkan ramalan dan pengobatan secara mistik
dengan praktek kedokteran secara ilmu pengetahuan modern. Hipocrates yang membuat
sumpah Hipocrates dan banyak menulis tentang pengobatan penyakit, dengan observasi
penelitian yang cermat dan sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya
(rekam medis) diajarkan pada Putra Hipocrates Thesalius, Racon, dan Dexxippus yang
hingga kini masih dapat dibaca oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates
dalam pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang.
Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan praktek di
rumah sakit Persia (Iran) antara lain Imam Gozali (Rhazes) tahun 865 — 925 SM, yang
telah menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai pengobatan penyakit cacar
"Treatise on Smallpox and Measles" yang merupakan buku pertama yang membahas
penyakit menular. Ia juga merupakan dokter pertama yang menggunakan alkohol dan
usus kambing untuk menjahit luka. Kemudian Ibnu Sina (Avicena) hidup 980-1037 M
yang bekerja berdasarkan tulisan Hipocrates dan menggabungkan dengan sumber-
sumber kedokteran lainnya yang is dapat. Ia telah menggunakan sistem pencatatan
klinis yang baik.
1
Pada abad XVIII Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya rumah
sakit Pennsylvania di Philadelpia (1752). Rekam medis sudah ada pada tahun 1873 dan
indeks pasien baru disimpan.
Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register pasien
dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit. Pada tahun 1914
istilah-istilah kepenyakitan barn dapat diterangkan.
Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka. Rumah
Sakit ini telah memiliki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai
diinstruksikan bahwa pasien dirawat harus dibuat KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien).
Tahun 1870-1893 Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog pasien. Tahun
1895 -1867 Ny. Grece Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden pertama dari
Association of Record Librarian of North America. la adalah ahli medical record
pertama di rumah sakit.
Pada abad XX rekam medis barn menjadi pusat perhatian secara khusus pada
beberapa rumah sakit dan perkumpulan ikatan dokter/rumah sakit di negara-negara
barat. Tahun 1902 American Hospital Association untuk pertama kalinya melakukan
diskusi rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter diberikan untuk
perbaikan rekam medis. Tahun 1905 Dokter George Wilson seorang dokter kebangsaan
Amerika dalam rapat tahunan American Medical Association ke 56 membacakan
naskahnya : "A Clinical Chart for The Record of Patient in Small Hospital "
yangkemudian diterbitkan dalam Journal of American Association pada 23
september1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya nilai medical record yang
lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi pihak rumah sakit.
Berikut adalah perkembangan selanjutnya :
a. Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah Rekam Medis.
b. Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah dan terdapat 1000 lulusan.
c. Tahun 1948 Inggris membuat 4 sekolah rekam medis.
d. Tahun 1944 didirikan sekolah rekam medis di Australia oleh seorang ahli Rekam
Medis dari Amerika yang bernama Ny. Huffman, di Sydney dan Melbourne..
Dengan demikian dunia internasional sudah menyadari bagaimana pentingnya
tulisan-tulisan serta catatan mengenai penyakit seseorang sehingga harus disusun
dengan sebaik-baiknya dan catatan medis inilah yang kita namakan dengan rekam
medis.
2
Kongres Rekam Medis pertama diselenggarakan di London pada tahun 1952 yang
dihadiri oleh 9 negara. Pertemuan pertemuan berikutnya diadakan dalam kurun waktu
dekat setelah kongres yang pertama hingga Kongres yang kelima dimana pada kongres
ini terbentuk Organisasi Rekam Medis Dunia yang dikenal dengan IFHRO
(International Federation of Health Record Organization ). Kongres keenam yang juga
merupakan pertemuan pertama dari federasi ini diadakan di Sidney Australia pada
tahun 1972. Salah satu tujuan dari organisasi ini adalah sebagai sarana komunikasi bagi
profesi Rekam Medis dan meningkatkan standar ilmu Rekam Medis itu sendiri di
berbagai negara. Federasi ini mengenalkan perkembangan tehnik barn dalam Rekam
medis untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Hal ini dilakukan secara terpisah
dengan program pendidikan dan media pengembangan lain untuk memperbarui ide dan
pengalaman bagi para praktisi Rekam medis dalam skala internasional.
Semenjak masa pra-kemerdekaan di Indonesia, beberapa rumah sakit sudah
melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja penataannya masih belum dilaksanakan
dengan baik atau belum mengikuti sistem informasi yang benar. Penataan masih
tergantung pada selera pemimpin masing-masing rumah sakit.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966, kepada semua
petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas
rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
RI. No. 034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk
menyelenggarakan rekam medis. Pada bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna
menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik. Maka setiap rumah
sakit:
1. Mempunyai dan merawat statistik yang up todate.
2. Membuat rekam medis yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan
dengan baik. Pada kurun waktu 1972 — 1989, penyelenggaraan rekam medis di rumah
sakit masih belum berjalan sebagaimana yang diharapkan, sehingga perlu dipertegas lagi
tentang pengelolaan rekam medis. Diharapkan dengan diberlakukannya Permenkes No.
749a/Menkes/per/X/1989 tentang rekam medis/ Medical Record yang merupakan
landasan hukum, semua tenaga medis dan paramedic di rumah sakit yang terlibat di
dalam penyelenggaraan rekam medis dapat melaksanakannya.
3
Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal Permenkes no. 749a tahun 1989 tersebut
disebutkan bahwa hal-hal teknis yang belum diatur dan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
ini akan ditetapkan oleh Direktorat Jendral sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Sejalan dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medis telah
menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di
Rumah Sakit dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medis No.78
tahun1991tentang petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis diRumah Sakit.
Dengan adanya perkembangan akan kebutuhan serta mengantisipasi perkembangan
pelayanan maupun IPTEK maka dilakukan penyempurnaan petunjuk tentang pengelolaan
rekam medis rumah sakit.
Fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan pokok sasarannya masing masing. Selain itu, juga mempunyai
kewajiban administrasi untuk membuat dan memelihara rekam medis pasien. Hal ini
ditegaskan dalam beberapa peraturan dan undang-undang misalnya undang-undang
praktek kedokteran atau yang dikenal dengan UUPK no 29 tahu 2004 pasal 46 ayat 1
yaitu "Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib
membuat rekam medis." Seiring dengan perkembangannya maka diterbitkan Peraturan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia no 269/PER/I11/2008 tentang Rekam Medis.
Peraturan ini menjadi salah satu landasan hukum penyelenggaraan Rekam Medis di
Rumah sakit. Dengan disahkannya Permenkes yang baru ini sekaligus mencabut
peraturan yang lama yaitu Permenkes No. 749a/Menkes/per/X/1989
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kinerja Unit Rekam Medis di RSUD OKU TIMUR
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan Unit Rekam Medis
b. Meningkatkan mutu manajemen Unit Rekam Medis
c. Meningkatkan Kinerja staf Unit Rekam Medis
4
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Bagian Rekam Medis RSUD OKU Timur meliputi pengelolaan berkas
Serta Pengolahan data dan Pelaporan.
1. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien Namun dalam arti luas rekam medis adalah suatu sistem
penyelenggaraan Rekam Medis (DEPKES RI, 1997).
Penyelenggaraan Rekam Medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada
saat diterimanya pasien di RS, diteruskan dengan pencatatan data medis pasien,
selama di Rawat di RS kemudian dilanjutkan dengan pengamanan berkas Rekam
Medis yang meliputi pengolahan data, penyimpanan serta pengeluaran berkas dari
tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman guna keperluan lain.
5
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
g. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dapat dipakai
sebagai bahan pertangungjawaban dan laporan rumah sakit.
6
antar tenaga kesehatan lain yang sama-sama terlibat dalam menangani dan
merawat pasien. Rekaman yang rinci dan bermanfaat menjadi alat penting
dalam menilai dan mengelola resiko manajemen. Selain itu rekam medis
setiap pasien juga berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu rekam medis yang
lengkap harus setiap saat tersedia dan berisi data/informasi tentang pemberian
pelayanan kesehatan secara jelas.
c) Manajemen pelayanan, rekam medis yang lengkap memuat segala aktivitas
yag terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam
menganalisis berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik, serta untuk
mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan.
d) Menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan
aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-sumber yang ada pada
organisasi pelayanan di RS, menganalisis kecenderungan yang terjadi dan
mengkomunikasikan informasi di antara klinik yang berbeda.
e) Pembiayaan, rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian pelayanan
kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini menentukan besarnya tagihan
yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi
2) Tujuan sekunder rekam medis
Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan
lingkungan seputar pelayanan pasien yaitu untuk kepentingan edukasi, riset,
peraturan dan pembuatan kebijakan. Adapun yang dikelompokkan dalam
kegunaan sekunder adalah kegiatan yang tidak berhubungan secara spesifik
antara pasien dan tenaga kesehatan (Dick, Steen dan Detmer 1997, hlm. 76-77).
a) Edukasi
1. Mendokumentasikan pengalaman profesional di bidang kesehatan
2. Menyiapkan sesi pertemuan dan presentasi
3. Bahanpengajaran
b) Peraturan (regulasi)
7
3. Sebagai dasar pemberian akreditasi bagi profesional dan rumah sakit
4. Membandingkan organisasi pelayanan kesehatan
d) Riset
1. Mengembangkan produk baru
2. Melaksanakan riset klinis
3. Menilai teknologi
4. Studi keluaran pasien
5. Studi efektivitas serta analisis manfaat dan biaya pelayanan
pasien Mengidentifikasi populasi yang beresiko
6. Mengembangkan registrasi dan basis/pangkalan data (database)
7. Menilai manfaat dan biaya system rekaman
e) Pengambilan Kebijakan
1. Mengalokasikansumber-sumber
2. Melaksanakan rencana strategis
3. Memonitor kesehatan masyarakat
f) Industri
1. Melaksanakan riset dan pengembangan
2. Merencanakan strategi pemasaran
9
c) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan
d) Persetujuan tindakan bila diperlukan
b. Isi Rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari
sekurang- kurangnya memuat:
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesa mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksaan
7) Pengobatan dan atau tindakan
8) Persetujuan tindakan bila diperlukan
9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10) Ringkasan pulang
11) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
12) Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
13) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
c. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat:
1. Identitas pasien
2. kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
3. Identitas pengantar pasien
4. Tanggal dan waktu
5. Hasil anamnesis mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
a) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
b) Diagnosis
c) Pengobatan atau tindakan
d) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut
10
6. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan tindak lanjut
7. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
8. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan laindan Pelayanan lain yang diberikan kepada
pasien
d. Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana selain memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (point c) ditambah dengan;
1) Jenis bencana dan lokasi dimana pasienditemukan.
2) Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal dan
Sarana transportasi yang digunakan
e. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Pelayanan yang diberikan dalam
ambulance atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medis sesuai ketentuan
sebagaimana diatur pada ayat 3 (point c) dan disimpan pada sarana pelayanan
kesehatan yang merawatnya.
Adapun isi spesifik dokumen rekam medis di RSUD OKU Timur antara lain:
a) Dokumen rekam medis rawat jalan
1. Identitas pasien
2. Asesemen awal rawat jalan (rm 1a/rj)
3. Edukasi pasien dn keluarga terintegrasi rawat jalan (RM IB)
4. Asesement awal rawat jalan (RM 1/RJ/hal)
5. CPPT (RM 4/RI/RJ/UGD/ICU/hal..)
6. Resume keluar ( RM 06 hal 1-2)
b) Dokumen rekam medis rawat inap spesialis dalam/ bedah trauma/bedah non
trauma/kebidanan:
1. Identitas pasien
2. Ringkasan masuk keluar pasien (RM 1)
3. Persetujuan Umum (RM 2)
4. Persetujuan pembukaan informasi medis pasien (RM 2A)
5. Persetujuan / penolakan tindakan kedokteran (RM 2B)
11
6. Inti masing-masing list:
a. Inti interna atau ilmu penyakit dalam (RM 3/ri/interna/hal 1)
b. Inti bedah non trauma (RM 3/ri/bedah non trauma/hal 1)
c. Inti bedah trauma (RM 3/ri/bedah trauma/hal 1)
d. Inti perinatal :
1) Rekam medis perinatologi ( RM 3/ri/perinatologi/hal 1)
2) Pengkajian keperawatan neonatus (RM3/ri/perinatologi/ hal1-5)
e. Inti gynekologi :
Pengkajian kebidanan dan kandungan rawat inap (RM 8/ri/obs/gyn/hal 1-4)
f. Inti obstetri
1) Pengkajian kebidanan dan kandungan rawat inap (RM 3/ri/obs/gyn/hal
1-2)
2) Obstetri (RM 2/ri/obsteti/hal 1-3)
3) Patograf (RM 6B)
4) Catatan persalinan (RM 6C)
5) Kebutuhan komunikasi dan pengajaran (RM 3/ri/obs/gyn/hal 3-4)
7. CPPT (RM 4/RI/RJ/UGD/ICU/hal..)
8. Pendaftaran DPJP (RM 5/RI/RJ/ICU)
9. Catatan edukasi dan perencanaan edukasi terintegrasi rawat inap (RM 6/
RI/hal 1-2)
10. Pengkajian keperawatan(RM 8/RI)
11. Rencana asuhan keperawatan/kebidanan (RM 9/RI/ hal...)
12. Implementasi keperawatan (RM 10 /RI
13. Evaluasi keperawatan (RM 11/ RI)
14. Skrining gizi (RM 12/RI/hal..)
15. Penempelan hasil pemeriksaan rawat inap/ jalan (Form 12/RI/RJ)
16. Observasi keseimbangan cairan (RM 14/RI)
17. Lembar observasi tand-tanda vital (form RM 01)
18. Catatan pemberian obat oral (RM 15/RI)
19. Catatan pemberian obat Injeksi (RM 16/RI)
20. Catatan perawatan ( RM 17/RI/IGD/ICU)
21. Rekonsiliasi daftar obat dibawa dari rumah (RM 18 )
22. Rencana pemulangan pasien ( RM 19)
23. Resume keluar (RM 20)
12
3. Persetujuan pembukaan informasi medis pasien ( RM 2A)
4. Persetujuan/ penolakan tindakan kedokteran (RM 2B)
5. Pengkajian awal pasien rawat inap anak (RM 8/RI/ANAK/hal1-2)
Pengkajian medis (RM IA/ANAK/hal 1-2)
6. Pengkajian medis (RM IA/ANAK/hal 1-2)
7. CPPT ((RM 4/RI/RJ/UGD/ICU/hal..)
8. Pendaftaran DPJP (RM 5/RI/RJ/ICU)
9. Catatan edukasi dan perencanaan edukasi terintegrasi rawat inap (RM 6/
RI/hal 1-2)
10. Pengkajian resiko jatuh anak (RM 6/RI/ANAK/hal 1-2)
11. Pengkajian keperawatan (RM 8/RI)
12. Rencana asuhan keperawatan/kebidanan (RM 9/RI/ hal...)
13. Implementasi keperawatan (RM 10 /RI
14. Evaluasi keperawatan (RM 11/ RI)
15. Skrining gizi (RM 12/RI/hal..)
16. Penempelan hasil pemeriksaan rawat inap/ jalan (Form 12/RI/RJ)
17. Observasi keseimbangan cairan (RM 14/RI)
18. Lembar observasi tand-tanda vital (form RM 01)
19. Catatan pemberian obat oral (RM 15/RI)
20. Catatan pemberian obat Injeksi (RM 16/RI)
21. Catatan perawatan ( RM 17/RI/IGD/ICU)
22. Rekonsiliasi daftar obat dibawa dari rumah (RM 18 )
23. Rencana pemulangan pasien ( RM 19)
24. Resume keluar (RM 20)
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Managemen Rekam Medis
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di Rumah RSUD OKU Timur yang
terdiri dari koding, indeksing, assembling, penyimpanan rekam medis, pendistribusian
rekam medis dan pelaporan rekam medis.
2. Rekam Medis
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese,
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat".
3. Tracer
suatu metode yang digunakan sebagai pengendali berkas rekam medis, pengendali
yang dimaksud adalah dengan adanya tracer maka dapat diketahui keberadaan berkas
13
rekam medis yang telah keluar dari ruang penyimpanan rekam medis. Tracer secara
umum diartikan sebagai lembar perunut yaitu suatu lembaran dengan kualitas kertas
tebal dan tidak mudah sobek yang didalamnya memuat informasi mengenai tanggal
keluar berkas rekam medis, tempat / peminjam berkas rekam medis, nama petugas
rekam medis dan tanggal kembali berkas rekam medis.
4. ICD-10
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten Revision.
ICD-10
digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat jalan maupun rawat inap
5. ICD-9-CM
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Nine Revision Clinical
Modification. ICD-9-CM digunakan untuk mengkode/mengklasifikasikan tindakan
atau prosedur pasien rawat jalan maupun rawat inap.
6. Kartu Berobat
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adaalah nomor
rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk mempermudah
pencarian kembali rekam medis pasien yang akan berobat.
E. LANDASAN HUKUM
Instalasi Rekam Medis di RSUD OKU Timur adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan:
14
7. Keputusan Menteri Kesehatan no 377/Menkes/SK/111/2007 tentang Standar Profesi
Perekam Medis dan InformasiKesehatan.
8. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi rumah sakit
menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis dengan kegiatannya
menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, meliputi membuat rekam
medis berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, serta merawat statistik yang telah
up to date. Melalui peraturan-peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit
dapat menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.
9. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1996, Nomor : YM.00.03.2.2. 1296 Revisi Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit.
10. Kebijakan Pelayanan Rekam medis RSUD OKU Timur
15
kecuali untuk kasus-kasus tertentu seperti digunakan untuk kasus pengadilan.
Pasien diberbolehkan memiliki isi rekam medis namun dengan ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam Protap dan Kebijakan rekam medis.
3. Kerahasiaan RekamMedis
Rekam Medis adalah catatan penting tentang identitas pasien yang bersifat
sangat pribadi sehingga harus dijaga kerahasiaannya. Hal ini telah diatur dalam
permenkes no 269/PER/111/2008 Bab IV Pasal 10 yang berbunyi : Informasi
tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiannya oleh dokter, dokter gigi,
tenagakesehatan tertentu, petugas pengelolaan dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.
Meskipun kita ketahui bahwa pada dasamya pasien dapat mengetahui tentang
keadaan sakitnya melalui dokter, dan bahwa pasien berkewajiban untuk
memberikan ijin/kuasa kepada pihak ke 3 yang ingin mengetahui keadaan
sakitnya kecuali berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku namun
satu hal yang harus dilakukan petugas rekam medis dalam menjalankan tugasnya
terhadap pembukaan informasi medis pasien yaitu melaksanakannya dengan teliti
danhati-hati.
Ketelitian dan sifat hati-hati ini membuat petugas medis untuk memperhatikan:
a. Memastikan secara pasti informasi apa yang kiranya dapat memenuhi
kebutuhan si penanya, serta hanya informasi itu yang hanyadikirimkan.
b. Bila ada pertanyaan tentang kebenaran atau sah tidaknya tanda tangan pada
surat kuasa pasien di surat ijin, lakukan pengecekan dengan tanda tangan lain
pada saat pasien dirawat dan surat ijin lainya yang ada dalamRM.
c. Bila tidak ada tanda tangan sebagai pembanding dan ada keraguan tentang sah
tidaknya tanda tangan itu, maka orang itu harus mengesahkan tanda tangannya
dinotaris terlebih dahulu . Demikian pula bila terjadi perubahan tanda tangan
dari masa gadis kemasa nikah (nona menjadi Nyonya)Resume pasien cukup
digunakan sebagai penjelas informasi yang diinginkan, kecuali bila telah
ditentukan lebih dari pada itu ( Misal seluruh berkas)
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan
suatu informasi yang menyangkut Rekam Medis pasien adalah peraturan
16
pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu mengenai "wajib simpan rahasia
kedokteran", Dengan adanya peraturan permerintah itu maka siapapun yang
bekerja di rumah sakit. Khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan data
Rekam Medis wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui
oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3 :
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah :
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tenagakesehatan
(lembaran Negara tahun. 1963 No.78)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan
pengobatan dan/ atau perawatan & orang lain yang ditetapkan olehmenteri
Kesehatan.
Prosedur kerahasiaan rekam medis yang terdapat Di RSUD OKU Timur :
1. Setiap informasi yang bersifat medis dan non medis yang dimiliki RSUD OKU
Timur tidak boleh disebarkan.
2. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. Untuk kepentingan pasien
b. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atau pemerintah pengadilan
c. Permintaan/ atau permintaan pasien sendiri
d. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak
meneyebarkan identitas pasien, dengan syarat harus dilakukan dengan cara
tertulis kepada pimpinan sarana kesehatan.
e. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter
gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis dari pasien atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan
f. Pimpinan saranan pelayanan kesehatan menjelaskan isi rekam medis
secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
17
berdasarkan peraturan perundang-undangan
3. Dalam kerahasiaan dan privasi informasi mengenai data pasien selalu dijaga
kerahasiaannya dimana dalam pembukaan informasi atau pelepasan
informasinya tidak semua orang bisa mengetahuinya hanya orang-orang yang
mempunyai kewenangan dalam mengakses rekam medis, semua itu bisa
dibuktikan oleh adanya formulir dalam rekam medis yang berisi tentang
persetujuan pembukaan informasi medis pasien yang telah ditanda tangani oleh
pasien/keluarga serta PPA.
4. Di RSUD OKU Timur para tenaga rekam medis juga dituntut untuk menjaga
kerahasiaan informasi terkait data pasien dimana mereka telah di adakan
pengambilan sumpah rekam medis agar bisa menjaga kerahasiaan terhadap isi
rekam medis.
5. Di ruang RM juga tersedia cctv untuk memantau aktivitas kegiatan yang bisa
digunakan untuk mengawasi orang-orang yang tidak mempunyai akses rekam
medis.
18
pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak
akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum
bukanlah suatu perjanjian antar dua pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan
sepihak atas layanan yang ditawarkan pihak lain. Dengan demikian cukup
ditandatangani oleh pasien dan/atau walinya, sedangkan pihak rumah sakit,
termasuk dokternya, hanya menjadi saksi. Sebenarnya, consent (persetujuan)
dapat diberikan dalam bentuk:
1. Dinyatakan (expressed): (a) secara lisan, dan (b) secaratertulis.
2. Tidak dinyatakan (implied). Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan
maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan
jawabannya; misalnya menggulung lengan baju ketika akan diambil darahnya.
Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti
dikemudianhari,umumnya pada tindakan yang invansif atau yang beresiko
mempengaruhi kesehatan pasien secara bermakna.
19
Hak menolak terapi lebih sulit diterima oleh profesi kedokteran daripada hak
menyetujui terapi. Banyak ahli yang mengatakan bahwa hak menolak terapi
bersifat tidak absolute, artinya masih dapat ditolak atau diterima oleh dokter akan
mengalami konflik moral dengan kewajiban menghormati kehidupan, kewajiban
untuk mencegah perbuatan yang bersifat bunuh diri atau self inflicted, kewajiban
melindungi pihak ketiga, dan integritas etis profesi dokter. Namun perkembangan
nilai demikian cepat terjadi sehingga saat ini telah banyak dikenal permintaan
pasien untuk tidak diresusitasi, terapi minimal, dan menghadapi kematian yang
alami tanpa menerima terapi/tindakan yang extraordinary.
Dalam praktik sehari-hari, informed consent tidak hanya diperlukan pada
tindakan operatif, melainkan juga pada prosedur diagnostik atau tindakan
pengobatan yang invasif lainnya, misalnya pada waktu arteriografi, pemeriksaan
laboratorium tertentu, kateterisasi,pemasangan alat bantu napas, induksi partus,
ekstraksi vakum danlain-lain.
Dalam Pelaksanaannya Informed consent memiliki 7 elemen (Beauchamp and
Childress, 1994), yaitu:
1. Kompeten untuk memahami dan membuat keputusan,
2. Sukarela dalam membuat keputusan
3. Penjelasan yang informative dan lengkap
4. Rekomendasi atau rencana tindakannya
5. Pemahaman atas informasi yang diberikan
6. Pembuatan keputusan,dan
7. Otorisasi.
20
4. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan
cukup(adekuat) informasi dan penjelasan yang diperlukan.
21
yang mendampingi, sedangkan tindakan medis sangat diperlukan oleh karena
pasien dalam keadaan darurat
22
informasi rekam medis pasien kepada pihak ketiga diperbolehkan apabila
pasien memberikan kuasa untuk melihat rekam medisnya. Pemberian kuasa ini
dibuktikan dengan adanya surat kuasa bermaterai yang ditanda tangani oleh
pasien.
Pihak ketiga yang dimaksud diantaranya adalah asuransi yang menanggung
biaya pengobatan pasien, perusahaan yang pegawainya mendapatkan perawatan
di rumah sakit, keluarga pasien, dokter dan staf medis, dokter dari rumah sakit
lain yang turut merawat pasien serta lembaga pemerintahan dan badan hukum
lain. Meskipun kerahasiaan menjadi faktor terpenting dalam pengelolaan rekam
medis, akan tetapi pelepasan informasi rekam medis pasien dapat dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Pelepasan informasi medis harus memenuhi kaidah :
a. Kaidah autonomy bahwa pasienlah yang memutuskan boleh atau tidaknya
akses terhadap informasi kesehatannya, bukan pasangannya ataupun pihak
ketiga.
b. Kaidah beneficence bahwa informasi hanya diungkapkan kepada individu
yang membutuhkannya dalam rangka melakukan perbuatan yang
menguntungkan atau untuk kepentingan pasien (misalnya kepada
perusahaan asuransi dalam rangka pembayaran klaim)
c. Kaidah nonmaleficence bahwa informasi tidak diberikan kepada pihak
yang tidak berwenang dan yang mungkin merugikan pasien (misalnya
perusahaan asuransi meminta informasi kesehatan untuk tujuan
diskriminasi).
d. Kaidah justice bahwa informasi harus menerapkan ketentuan secara adil dan
konsisten untuk semua orang
e. Pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas,yaitu:
1. untuk kepentingan kesehatan pasien
2. untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum
3. permintaan pasien sendiri
4. berdasarkan ketentuan undang-undang
23
Selain kaidah tersebut juga terdapat kaidah umum terkait dengan
pemberianinformasi rekam medis pasien yaitu :
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki oleh rumah sakit tidak
boleh disebarkan oleh pegawai rumah sakit itu, kecuali bila ada pimpinan
rumah sakit mengijinkan.
2. Rumah sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam medis
dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika
rumah sakit itu sendiri yang akan menggunakan rekam medis tersebut bila
perlu untuk melindungi dirinya atau mewakilinya.
3. Para asistendan dokter yang bertanggungjawab boleh dengan bebas
berkonsultasi dengan bagian rekam medis dengan catatan yang ada
hubungannyadenganpekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan di pihak staf
rekam medis, maka persetujuan masuk ke tempat rekam medis itu boleh
ditolak dan persoalannya hendaknya diserahkan kepada keputusan pimpinan
rumah sakit. Bagaimanapun salinan rekam medis tidak boleh dibuat tanpa
persetujuan khusus dari kepala bagian rekam medis, yang akan bermusyawarah
dengan pimpinan rumah sakit jika ada keragu-raguan. Tidak seorangpun boleh
memberikan informasi lisan atau tertulis kepada seorang diluar organisasi
rumah sakit tanpa persetujuan tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit
(perkecualian : mengadakan diskusi mengenai kemajuan dari pada kasus
dengan keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan yang syah).
4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi
ataubadan lain untuk memperoleh rekam medis.
5. Badan-badan social boleh mengetahui isi data social dari rekam medis, apabila
mempunyai alasan-alasan yang sah untuk memperoleh informasi, namun untuk
data medisnya tetap diperlukan surat persetujuan dari pasien yang
bersangkutan.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan dirinya
diserahkan kepada dokter yang bertugas merawatnya.
7. Permohonan secara lisan, permintaan informasi sebaiknya di tolak. Karena
cara permintaanya harus tertulis.
8. Informasi rekam medis hanya boleh dikeluarkan dengan surat kuasa yang
ditanda tangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien tersebut
24
secara mental tidak kompeten atau pasien meninggal dunia ahli warisnya), atau
keluarga terdekat kecuali jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa
hendaklah juga ditanda tangani dan di bed tanggal oleh orang yang
mengeluarkan rekam medis dan disimpan di dalam berkas rekam medis
tersebut.
9. Informasi di dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalian rumah
sakit yang syah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam hal-hal yang
bersangkutan dengan pertanggungjawaban.
10. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain tanpa surat kuasa yang
ditanda tangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit itu yang
menerangkan bahwa si pasien sekarang dalam perawatan mereka.
11. Dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai pasien pada
suatu rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien tersebut. Tidak boleh
seorang beranggapan bahwa karena pemohon seorang dokter maka seolah-olah
lebih berhak untuk memperoleh informasi dari pemohon yang bukan dokter.
Rumah sakit dalamhal ini akan berusaha memberikan segala pelayanan yang
pantas kepada dokter luar, tetapi selalu berusaha lebih memperhatikan
kepentingan pasien dan rumah sakit.
12. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi bagian rekam medis, tetapi juga berlaku
bagi semua orang yang menangani rekam medis dibagian perawatan, bangsal-
bangsal dan lain-lain.
13. Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas
permintaan pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari pimpinan
rumah sakit.
14. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawa
kebagianlaindarirumahsakit,kecualijikadiperlukanuntuktransaksidalamkegiatan
rumahsakititu.Apabilamungkinrekammedisinihendaknyadiperiksadibagiansetia
pwaktu dapat dikeluarkan bagi mereka yang memerlukan.
15. Dengan persetujuan dari pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam medis untuk
keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah sakit,
apabila ingin melakukan riset harus memperoleh persetujuan tertulis dari
pimpinan rumah sakit.
25
16. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan segala ikhtiar
hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan foto static rekam
medis yang dimaksud. Apabila hakim minta yang asli, tanda terima harus
diminta dan disimpan di folder jangan sampai rekam medis yang asli tersebut
kembali.
17. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk
membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak dapat dijadikan
alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi medis pegawai tersebut
kepadanya tanpa surat kuasa atau persetujuan tertulis dari pasien atau walinya
yang syah.
18. Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi mengenai
periode- periode perawatan tertentu. Surat kuasa atau persetujuan itu hanya
berlaku untuk informasi medis termasuk dalam jangka waktu atau tanggal yang
tertulis didalamnya.
26
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
27
3. Berdasarkan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan:
Ruang Lingkup pekerjaan
- Surat KeteranganMedis
Assembling -Filling
Coding&Indeksing -Pelaporan
Beban Kerja:
(berdasarkan ketentuan dari MenPAN dengan SK no 20 tahun 1990
tentang
Pedoman Tindak Lanjut Program Analisis
Jabatan) Rumus yang digunakan :
Volume Hasil Jam Kerja/hari + Assigment + Allowence
Keterangan :
Volume Hasil : diperoleh dengan mengalikan volume hasil
rata-rata dengan hasilrata-rata
Jam kerja dihitung 7 jam perhari
Assigment : penugasan oleh atasan diluar tugas utama namun
dipandangperlu untuk kelancaran pelaksanaan tugas secara
keseluruhan. Sesuai ketentuan yangberlaku (BAKN), jumlah yang
digunakan adalah 5% dari beban kerja
Allowance : waktu yang digunakan oleh pegawai selama jam kerja
tetapi bukan untuk pelaksanaan tugas jabatan. Misal, waktu untuk
sholat, ke toilet, dll. Sesuai ketentuan yang berlaku (BAKN), jumlah
yang digunakan adalah 25 % dari beban kerja Kualifikasi jabatan dari
masing masing petugas yang ada di bagian rekam medis dapat
dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
28
Tabel 2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusi Unit Rekam Medis RSUD OKU Timur
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan teknis
Kerja (Soft Lainnya(Other
(Hard Competency)
Competency) Competency)
1 Kepala Bagian 1. S2 1. Sehat 1. Berstatus
Rekam Medis SistemInformasi jasmani dan sebagai
RS atauS2 rohani dan karyawan
2. Bidang Pelayanan tidak sedang organik dan
Kesehatan, dalam proses telah bekerja di
Sarjana Kesehatan masalah RSUD OKU
Masyarakat, keduanya. Timur minimal 4
Sarjana Perekam 2. Memiliki tahun
Kesehatan. (basic kemampuan 2. Memiliki
D3 Rekam Medis) Manajemen pengalaman
3. D3 Rekam MediS 3. Pengelolaan organisasi
dengan RekamMedi
pengalaman kerja s
dibidang Rekam 4. Memiliki visi
Medis > 3 tahun. pengembanga
4. Memiliki n perekam-
Sertifikat medisdan
Manajemen informasi
Rekam Medis kesehatan RS
5. Mampu yang nyata
mengoperasionalk dan dapat
an komputer dicapai
minimal microsoft dalam
office waktu2— 3
tahun yang
akan datang.
29
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
Kerja Lainnya(Other
Teknis
(Soft Competency) Competency)
(Hard
Competency)
5. Memiliki kesehatan
yang baik untuk
melakukan tugas
internal maupun
eksternal.
Inisiatif dan
kreatif,dapat
mengambil
keputusan dengan
cepatdan tepat serta
mampu menganalis
dan membuat
sintesa berbagai
informasi yang
abstrak
7. Memiliki
komitmen dan
loyalitas yang
tinggi.
8. Mampu
berkomunikasi verbal
dan non verbal
dengan baik
30
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
9. Mampu
mengarahkan,
membina dan
mengembangkan
potensi staf.
10. Mampu
mempersiapkan
dan
memberikan
presentasi.
31
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian
Kemampuan Kemampuan Sikap Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
Competency) Competency Competency)
tugas internal
maupun eksternal
4. Inisiatif dan
kreatif,dapat
Mengambilkeputus
aan dengan cepat
dan tepat
5. Memiliki
komitmen dan
loyalitas tinggi
6. Mampu
berkomunikasi
verbal dan non
verbal dengan
baik
7. Mampu
mengarahkan,
membina dan
mengembangkan
potensi staf
3 Kepala sub 1. S1 1. Sehat jasmani dan 1. Berstatus
bagian Kesehatan rohani dan tidak sebagai karyawan
pelaporan dan Masyarakat sedang dalam proses organik dan
pengolahan data (basic D3 masalah keduanya telah bekerjadi
Rekam 2. Memiliki kemampuan RSUD OKU
Medis)/ S1 manajemen Timur minimal 3
pendaftaran tahun
32
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
33
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
34
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
35
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
36
Kualifikasi
No Jabatan/Bagian Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
teknis (Hard Kerja (Soft Lainnya(Other
3. Mampu 2. Memiliki
mengoperasikan kesehatan yang
komputer baik untuk
minimal melakukan tugas
mocrosoft office 3. Memliki
komitmen dan
loyalitas yang
tinggi
4. Mampu
berkomunikasi
verbal dan non
verbal dengan
baik
8 Filling 1. Pendidikan 1. Sehat jasmani 1. Berstatusse
minimal SMA danrohani dan bagai
2. Memiliki tidak sedang karyawan
sertifikat dalam proses di RSUD
pelatihan masalah keduanya OKU
manajemen Memilikikesehatan Timur
rekammedis yang baik untuk
Mampu melakukan tugas
mengoperasikan 2. Memiliki kesehatan
komputer yang baik untuk
minimal melakukan tugas
mocrosoft office 3. Memliki
komitmen dan
loyalitas yang
tinggi
37
Kualifikasi
Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
Jabatan/Bagian
No Kerja (Soft Lainnya(Other
teknis (Hard
Competency) Competency) Competency)
3. Pendidikan 2. Mampu
minimalSMA berkomunikasi
4. Memiliki sertifikat verbal dan non
pelatihan verbal dengan
manajemen rekam baik
medis. 3. Memiliki
5. Mampu ketelitian dalam
mengoperasikan mengelola
komputer minimal penyimpanan
mocrosoft office berkas
9 Surat Keterangan 1. Pendidikan 1. Sehat jasmani dan 1. Berstatus
Medis minimal SMA rohani dan tidak sebagai
2. Memiliki sedang dalam karyawan di
sertifikat proses masalah RSUD OKU
pelatihan keduanya Timur
manajemen 2. Memilikikesehatan
rekam medis yang baik untuk
3. Mampumengopera melakukan tugas
sikan komputer 3. Memlikikomitmen
minimal mocrosoft dan loyalitas yang
office tinggi
4. Mampu
berkomunikasi
verbal dan non
verbal dengan baik
38
Kualifikasi
Kemampuan Sikap Kemampuan
Kemampuan
Jabatan/Bagian
No Kerja (Soft Lainnya (Other
teknis (Hard
Competency) Competency) Competency)
39
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
SDM instalasi rekam medis RSUD OKU Timurberjumlah 31orang dan sesuai dengan
struktur organisasi bagian rekam medis terbagi menjadi 2 sub bagian yaitu sub pengelolaan
berkas serta sub bagian Pengolahan data dan Pelaporan
Instalasi rekam medis RSUD OKU Timurdikepalai oleh seorang kepala instalasi dengan
pendidikan S-I ners keperawatanyang sudah berpengalaman minimal 5 tahun, dan bersertifikat.
Adapun pendistribusian SDM instalasi rekam medis adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Distribusi Ketenagaan Unit Rekam Medis RSUD OKU Timur
No Pendidikan Keterangan Jabatan Jumlah
1 S-I Ners Sudah mengikuti Kepala bagian 1
keperawatan Pelatihan rekam medis
manajemen
RM dasar,
statistik RS,
koding
2 S-I SKM, S-I Staf 16
Ekonomi dan administrasi
SLTA pendaftaran
rawat jalan dan
rawat inap
3 D3 Keperawatan, Staf pelaksana 3
S-I Ekonomi dan assembling berkas
SLTA Rekam medis rawat
jalan dan rawat inap
4 D3 Rekam Medis Staf pelaksana 3
Koding rawat jalan
dan rawat inap
5 S-I SKM Staf pelaksana 2
analisa berkas
40
No Pendidikan Keterangan Jabatan Jumlah
Rekam medis rawat
inap
6 S-1 SKM dan D3 Staf pelaksana 4
Kebidanan,S1 Helper dan filling
Ekonomi
7 S-I Pelaporan Staf pelaksana 2
pelaporan
rawat inap dan
jalan
Total 31
C. PENGATURAN SHIFT
Rekam Medis Rumah RSUD OKU Timur dibagi menjadi dua sub bagian yaitu sub bagian
pengelolaan berkas serta sub bagian Pengolahan data dan pelaporan. Adapun penempatan
staf dan pengaturan shift pada bagian rekam medis RSUD OKU Timur dapat dijabarkan
dalam tabel berikut :
41
Nama Jabatan Kualifikasi Formal Waktu Kerja Jumlah
Dan
Informal
Staf pelaksana D3 Rekam Medis 3 Shift 3
Koding rawat jalan dan rawat
inap
Staf pelaksana analisa berkas S-I SKM 3 Shift 2
Rekam medis rawat inap
42
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
PINTU RAK
WC R
A
K
MEJA
F
MEJA MEJA
ROL I ROL
O’PACK O’PACK
ROL L ROL
O’PACK O’PACK
MEJA MEJA
L
ROL ROL
O’PACK O’PACK
I
ROL ROL
O’PACK O’PACK
MEJA MEJA
N
ROL ROL
O’PACK G O’PACK
MEJA MEJA
ROL ROL
O’PACK O’PACK
RAK
43
B. Standar Fasilitas
Berdasarkan pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah Sakit, Kebutuhan fasilitas
untuk bagian rekam medis dapat dijabarkan dalam tabel berikut :
No Nama Fungsi Besaran Ruang Kebutuhan Fasilitas
Ruangan / Luas
1 Rekam Tempat penyimpananberkas ± 12-16 m2 / Meja, Kursi,
Medis Rawat rekam medisrawat jalan, 1000kunjunganpa Komputer,telepon,print
Jalan ,rawat rawat inap, dan IGD sien / hari(untuk 5 er,rakberkas rekam
inap dan IGD yangmeliputi informasi tahun) medis sertaperalatan
tentang identitas pasien, kantor lainnya.
diagnosis, perjalanan
penyakit, proses pengobatan
dan tindakan medis .serta
dokumentasi hasil pelayanan
2 Ruang Ruang ini digunakan untuk 3-5 m2 / petugas Meja, Kursi, Lemari
administrasi menyelenggarakan kegiatan (luas area berkas arsip telepon,
rekam medis administrasi disesuakan dan atk lainnya.
dengan jumlah
petugas)
Fasilitas yang ada pada bagian rekam medis disesuaikan dengan kebutuhan petugas
Standar dalam kegiatan pengelolaan rekam medis. Fasilitas pada setiap uraian tugas
dapat di jabarkan sebagai berikut :
1. Kepala Bagian Rekam Medis
Fasilitas ruangan kepala bagian Rekam medis bersih dan ber AC. Tempat tertutup
dan penerangan yang memenuhi kualifikasi standar K3. Fasilitas dan peralatan yang
digunakan antara lain :
a. 1 Set Meja Kantor untuk Pejabat
b. 1 NoteBook
c. Printer
d. Scaner
e. Telepon
f. Antar jemput saat melaksanakan Dinas Luar
g. Barang Habis Pakai untukPerkantoran
44
h. Buku Master Plan dan Strategic Plan RSUD OKU Timur
i. Buku Kebijakan Operasional Umum RSUD OKU Timur
j. Buku Peraturan Ke karyawanan RSUD OKU Timur
k. Buku Program Pengembangan SDI 5 Tahunan
l. Buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit diIndonesia
m. Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit
n. Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis RSUD OKU Timur
o. Peraturan Perundang — undangan lain yangterkait
2. Staf Pelaksana
Fasilitas ruangan bagian analisa berkas rekam medis rawat inap bersih dan
dengan fasilitas AC. Penerangan harus memadai sesuai dengan kualifikasi standart
K3. Fasilitas yang digunakan petugas pendaftaran antara lain:
a. 11 Set MejaKantor
b. 3 SetKomputer dan 2 set notebook
c. Buku Master Plan dan Strategic Plan RSUD OKU Timur
d. Buku Kebijakan Operasional Umum RSUD OKU Timur
e. Buku Peraturan Ke karyawanan RSUD OKU Timur
f. Buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit diIndonesia
g. Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit
h. Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis RSUD OKU Timur Peraturan
Perundang-undangan lain yang terkait
45
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PENERIMAAN PASIEN
Pasien adalah pelanggan utama yang tidak dapat tergantikan di dalam suatu instansi
kesehatan. Pasien dirumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik (pasien
berobat jalan), pasien gawat darurat dan pasien rawat inap. Sedangkan berdasarkan jenis
jenisnya dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Dilihat dan segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit dibedakan menjadi:
a. Pasien yang dapat menunggu
b. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian
c. Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat
d. Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)
2. Sedangkan menurut jenis kedatangannya, pasien dapat dibedakan menjadi:
a. Pasienbaru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah
sakit untuk keperluan berobat.
b. Pasienlama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya
untuk keperluan berobat.
3. Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena:
a. Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit.
b. Dikirim oleh rumah sakit lain, Puskesmas atau jenis pelayanan kesehatan
lainnya.
c. Datang atas kemauan sendiri.
46
rawat jalan yang masuk dalam kategori pasien lama akan didaftarkan pada loket
pendaftaran pasien lama, sedangkan pasien rawat jalan yang barn atau belum pernah
berobat sama sekali di RSUD OKU Timur akan didaftar pada loket pendaftaran pasien
baru.
Prosespendaftaranpasiengawatdaruratdapatdiwakilkanolehkeluargapasien,jikapasien
datang bersama dengan keluarga atau pengantarPendaftaran pasien dapat dilakukan
dengan menanyakan kartu identitaspasien kepada pasien/keluarga/pengantar. Namun jika
pasien gawat darurat dan tidak ada keluarga pasien yang mengantarkan maka petugas
melakukan wawancara secara langsung dengan pasien, namun apabila pasien dalam
kondisi tidak radar maka petugas mencari kartu identitas pasien dan bila ternyata kartu
identitas pasien tidak ditemukan maka pasien diberi nama inisial yaitu Tn/Sdr/An X jika
pasien laki-laki dan Ny/Nn/An X jika pasien perempuan, kemudian setelah huruf X
tersebut diberikan kode petugas pendaftaran. Jika pasien yang belum teridentifikasi
tersebut lebih dari satu maka kode sanjutnya setelah kode nama petugas pendaftaran
ditambahkan angka urut sesuai jumlah kasus yangditemukan.
47
Contoh :
1. Tn Xfl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas pendaftaran
yang berinisial "f',
2. Ny Xf2 untuk pasien tanpa identitas kedua, Tn Xnl untuk pasien tanpa identitas
pertama yang didaftar oleh petugas pendaftaran yang berinisial "n", dan seterusnya
Mulai
Pasien daftar
mandiri
addmision
Poliklinik
Pasien pulang
Selesai
49
E. PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT INAP
Penerimaan pasien rawat inap Rumah RSUD OKU Timur dilakukan di tempat
penerimaan pasien rawat inap (central Admission).
Tata cara penerimaan pasien Rawat Inap disebut sebagai Prosedur Pasien Rawat Inap.
Pasien yang memerlukan perawatan, dapat menjadi 3 kelompok (Depkes RI-Rev.
1,1997; hlm.28 ) yaitu:
1. Pasien yang tidak gawat, penundaaan perawatan pasien tersebut tidakakan
menambah penyakitnya.
2. Pasien yang gawat, tetapi tidak darurat, dapat dimasukkan ke dalam daftar tunggu.
3. Pasien Pembinaan dan gawat darurat (emergency), langsung dirawat.
50
5. Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan fasilitas
yang memadai tersedia, dapat diterima di rumah sakit.
6. Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak dapat
diterima.
7. Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan sebagainya
(apabila dilakukan) dilaksanakan di IGD untuk kasus cito dan di Instalasi Rawat
Inap untuk kasus elelctif.
8. Pasien dapat diterima apabila:
a. Ada surat rekomendari dan dokter yang mempunyai wewenang untuk merawat
pasien di rumah sakit.
b. Dikirim oleh dokter poliklinik
c. Dikirim oleh dokter Instalasi Gawat Darurat.
9. Pasien gawat darurat perlu diprioritaskan.
10. Sensus harian dapat di akses dari SIRS, dan di cetak oleh petugas rekammedis.
53
2. Sumber penomoran di dapat dari aplikasi regsitrasi yang secara otomatis setelah
data terinput semua data pasien baru maka akan muncul bahwa satu pasien
memiliki satu
nomor RM.
3. Nomor rekam medis baru hanya diberikan pada pasien yang berkunjung pertama
kali di RSUD OKU Timur untuk dipakai kunjungan selanjutnya.
4. Setiap pasien mendapatkan satu nomor rekam medis (unit numbering system)
yang digunakan untuk berobat seumur hidupnya baik itu masuk sebagai pasien
rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat.
Cara Penggunaan Unit Numbering System adalah pada saat seorang pasien
berkunjung pertama kali ke rumah sakit apakah sebagai pasien berobat jalan
ataupun pasien rawat inap, kepadanya diberikan satu nomor (Admison number)
yang digunakan selamanyauntuk kunjungan seterusnya. Sehingga rekam medis
pasien tersebut tersimpan dalam berkas di bawah satu nomor.
Dengan sistem ini, semua rekam medis pasien memiliki satu nomor dan
terkumpul dalam satu map (folder). Sistem ini secara cepat memberikan kepada
rumah sakit/staf medis satu gambaran lengkap mengenai riwayat penyakit dan
pengobatan seorang pasien. Sistem unit menghilangkan kerepotan
mencari/mengumpulkan rekam medis seorang pasien yang terpisah-pisah dalam
sistem seri. Sistem ini juga menghilangkan kerepotan mengambil rekam medis
lama, untuk disimpan kedalam nomor barn dalam sistem seri unit.
Dalam hal penggunaan sistem unit, kepada petugas yang memberikan nomor
masuk (admision number), diperintahkan agar selalu mengecek apakah seorang
pasien sudah pernah berkunjung ke rumah sakit ini sebelumnya. Pasien lama tidak
akan diberikan nomor baru karena rekam medisnya yang sekarangakan diberi
nomor yang sama dengan nomor yang telah dimiliki pada kunjungan yang pertama.
54
karena tempat tersebut berguna untuk penyimpanan rekam medisyang makin tebal.
Dalam hal sistem angka akhir, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan
tua atau mudanya suatu rekam medis sehingga untuk memilih rekam medis yang
tidak aktif harus dilhat satu persatu. Tahun berapa seorang pasien terakhir dirawat
atau berkunjung ke poliklinik. Sehingga satu pasien hanya mempunyai satu unit
nomor seumur hidup kemanapun ia berobat di suatu rumah sakit yang sama. Untuk
itu, setiap pasien dapat dimasukkan dalam kartu indeks pasien
55
Timur dan muncul secara otomatis melalui program personal detail saat
petugas mendaftar pasien baru. Entry pendaftaran pasien baru untuk
mendapatkan nomor rekam medis pasien dijabarkan lebih lanjut dalam
panduanpendaftaran
2. Pemberian Identitas Pasien Umum
Indentitas merupakan data awal atau data yang pertama kali di catat oleh petugas
pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, informasi demografi merupakan
informasi yang diperlukan dalam pengisian data dasar indentitas diri seorang pasien.
Menurut Buku pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Revisi Juknis
penyelenggaraan rekam medis Rumah Sakit (1991) dan pedoman pengelolaan rekam
medis rumah sakit di Indonesia (1994,1997) pada BAB6 oleh Gemala Hatta, Isi data
demografi bersifat permanen (kekal) dan setidaknya mencakup informasi tentang:
a. Nama Lengkap (nama sendiri dan nama keluarga yaitu nama
ayah/suami/marga/she). Tuliskan nama keluarga, ben tanda koma, bare nama
sendiri. Artinya, semua nama dimuka tanda koma adalah nama keluarga. Tulisan
demikian menyamarkan identitas pasien dan pihak yang tidak berwenang namun
saat memanggil nama pasien disesuaikan dengan kebiasaan yang diinginkan.
b. Nomor Rekam kesehatan pasien dan nomor identitas lain (asuransi).
c. Alamat lengkap pasien nama jalan/gang, nomor rumah, wilayah, kota yang
dihuni.
d. Tanggal lahir pasien (tanggal, bulan, tahun) dan kota tempat kelahiran.
e. Jenis kelamin (perempuan atau laki-laki).
f. Status pernikahan (sendiri, janda, duda,cerai)
g. Nama dan alamat keluarga terdekat yang sewaktu-waktu dapat dihubungi
h. Tanggal dan waktu terdaftar ditempat penerimaan pasien rawat inap/rawat
jalan/rawat darurat.
i. Nama Rumah sakit ( tertera pada kop formulir: nama, alamat, telepon,kota)
56
Untuk memberikan kemudahan dalam pengumpulan data demografi di atas
digunakan formulir identitas pasien yang isinya mencakup diantaranya yaitu;
a. No KTP /KR
b. Nama Lengkap
c. Alamat
d. Telepon/HP
e. Tempat/TglLahir
f. Jenis Kelamin dan umurpasien
g. Agama dan Suku bangsa
h. GolonganDarah
i. Alergi
j. Status pernikahan
k. Pendidikan
l. Pekerjaan
m. Nama suami/istri pasien
n. Pekerjaan suami/istri Pasien
o. Bahasa yang dimengerti
p. Nama orang tua kandung pasien dan pekerjaan orang tua
q. Nama, Alamat dan No Tlp/HP penanggung jawab pasien
r. cara pembayaran pasien
s. Ringkasan Masuk pasien
t. Tanda tangan dan nama terang pembuat pernyataan dan petugas pendaftaran
Cara pemberian identitas pasien dewasa/ umum adalah setiap pasien yang datang
pertama kali berobat atau disebut dengan pasien baru selain bayi baru lahir di dalam
rumah sakit atau pelayanan kesehatan harus mengisi formulir indentitas pasien yang
telah disediakan di loket-loket pendaftaran baik di tempat pendaftaran poliklinik
maupun di tempat pendaftaran IGD.
Pemasangan gelang pasien dilakukan saat pasien datang di IGD atau saat pasien
ditentukan untuk rawat inap. Pemasangan gelang pasien dilakukan dengan prosedur
yang telah ditetapkan sebagai alat identifikasi pasien saat berada di ruang perawatan.
Gelang pasien dipakai selama pasien dirawat di Rumah Sakit sampai dengan pasien
pulang.
57
3. Perawatan dan Pemberian Identitas Bayi Baru Lahir dengan Persalinan
a. Mengisi Identitas bayi barn lahir pada DMK 1 meliputi : identitas pribadidan
sosial, tanggal masuk, kelas perawatan dan paviliun tempat pasien dirawat.
b. Identitas untuk penamaan bayi mengikuti nama ibunya dengan penambahan
"By Ny" di belakang nama ibunya.
c. Segera setelah lahir, bayi ditunjukkan langsung ke ibunya ataukeluarganya
d. Setelah ditunjukkan kepada ibu / keluarganya, bayi diberi identitasdengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Pemasangan gelang tangan dan cap kaki bayi dilakukan di depan ibu yang
barn melahirkan bayi tersebut atau saksi lain bila ibu dalam keadaan tidak
radar
2) Gelang Tangan Bayi
a) Warna biru untuk bayi laki —laki
b) Warna merah muda untuk bayiperempuan
c) Warna putih untuk bayi dengan jenis kelamin yang belum dapat
diidentifikasi
3) Gelang tangan bayi ditulis : Nama ibu ditambah dengan "By Ny" (sesuai
dengan sistem penamaan), Nomor rekam medis ibu, Tanggal lahir bayi dan
jam lahir, yang ditulis dengan menggunakan pulpen tahan air
4) Gelang tangan bayi dipakai selama di rawat di rumah sakit sampai bayi
dipulangkan dan rumah sakit
e. Mengisi formulir identitas bayi secara lengkap dengan:
1) Mencantumkan nama dan tanda tangan dokter / bidan yang menolong/
perawat pelaksana
2) Mencantumkan cap ibu jari tangan, dan ibunya bayi
3) Mencantumkan cap telapak kaki bayi kiri dan kanan
f. Pada saat memulangkan bayi, tali gelang digunting dan identitas bayi
ditunjukkan ke orang tuanya
g. Apabila dinyatakan benar, orang tua bayi menandatangani pernyataan yang
tercantum pada formulir identitas bayi yang disiapkan perawat /bidan
58
5. identitas dan penomoran untuk pasien umum, hanya perbedaannya adalah pada
pemberian identitas pasien yang belum jelas karena pasien datang tanpa
pengantar/keluarga atau tanpa membawa kartu identitas sedangkan pasien dalam
kondisi parah dan tidak sadar. sehingga masuk kategori pasien yang belum
teridentifikasi maka pemberian identitasnya adalah sebagai berikut;
a. Memberikan nomor rekam medis.
b. Memberikan nama pasien dengan nama Tn X jika pasien berjenis kelamin laki-
laki dan Ny X jika pasien berjenis kelaminperempuan.
c. Jika jumlah pasien tanpa identitas lebih dari satu maka identifikasinya
menggunakan format Tn/Ny X, inisial petugas pendaftaran, dan urutan pasien
yang diidentifikasi. Label ini dapat dipakai sampai pasien dapat diidentifikasi
dengan benar.
Contoh :
Tn Xfl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas
pendaftaran yang berinisial F, Ny Xf2 untuk pasien tanpa identitas kedua, Tn
Xnl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas pendaftaran
yang berinisial N, dan seterusnya
d. Pada kolom alamat diisi dengan Lokasi tempat kejadian.
e. Tanggal lahir diisi tanggal dan bulan pasien datang sedangkan untuk tahun
kelahiran diperkiraan berdasarkan perkiraan usia dan tampilan fisik pasien.
f. Jenis kelamin diisi sesuai dengan jenis kelamin pasien
g. Setelah identitas pasien dapat teridentifikasi maka data yang semula Tn X/Ny X
diperbaharui sesuai dengan identitas yang sebenarnya.
h. Melakukan identifikasi diantaranya;
i. Rambut : warna (hitam, coklat, putih, lain-lain), bentuk (lurus, berombak, kriting,
lain-lain), ukuran (panjang, sedang,pendek)
1) Kulit : warna kulit (putih, kuning, coklat, hitam,lain-lain)
2) Postur tubuh : ukuran (tinggi, sedang, pendek) dan bentuk(gemuk,
sedang,kurus)
3) Identitas lain : Pakaian (warna, corak/model, jenis, dll) danbarang-
barang lain yang dibawa
59
6. Pemberian Identitas dan Penomoran Pasien Saat Kondisi Bencana
Pembeda utama antara pasien biasa dan gawat darurat dengan bencana terletak
pada kejadian "bencana" itu. Selebihnya, penanganan pasien kasus bencana adalah
murni kegawatdaruratan yang bersifat life saving atau segera wajib dilakukan
pertolongan dan atau tindakan medis demi menyelamatkan nyawa pasien.
Dengan demikian pasien korban bencana senantiasa dikategorikan sebagai
bagian dan pelayanan gawat darurat dan termasuk dalam pelayanan rawat jalan (out
patient services).
Yang dikategorikan sebagai kasus bencana adalah kejadian yang diakibatkan oleh
kondisi yang tidak lazim. Misalnya bencana alam (seperti banjir, tsunami, kebakaran
hutan, badai, angin, halilintar, gempa bumi, tanah longsor atau es longsor), gejolak
politik (hum hara demonstrasi, serangan teroris, perang, lemparan born), akibat
kelalaian manusia (arus pendek listrik, kebakaran lingkungan), penyebaran penyakit
(epidemi, pandemi); akibat unsur teknis (kecelakaan lalu lintas darat, laut, udara) dan
lainnya. Ciri khas bencana adalah peristiwa yang datang secara tidak terduga dikala
orang tidak siap. Hal yang pasti, dalam sekejap jumlah korban yang membutuhkan
pertolongan pada sarana pelayanan kesehatan meningkat dengan amat tajam. Untuk
menampung korban yang amat banyak, sering didirikan tempat pos kesehatan
darurat dengan relawannya.
Dalam kejadian bencana, ada pasien korban bencana yang hanya memerlukan
pelayanan rawat jalan atau rawat inap bila kondisinya serius. Selain itu ada banyak
korban yang meninggal di tempat kejadian atau dalam perjalanan ke rumah sakit.
Bahkan, ada pasien yang memutuskan pulang paksa dengan berbagai alasan.
Data kasus bencana memiliki informasi tambahan yang setidaknya menerangkan
(Pedoman MIK di SPK,h1m.111) :
a. Nama (bila ada identitas penunjuk seperti KTP, melalui keluarga/kawan, pasien
dapat berbicara sendiri).
b. Lokasi wilayah pengambilan korban dan waktu kejadian bencana.
c. Kondisi saat korban tiba dan waktu tiba disarana pelayanan kesehatan
d. Mencatat nomor pasien korban bencana yang diberikan dan tempat bencana
(triage tag number) dan menghubungkannya dengan nomor rekam medis (rekam
kesehatan) atau identitas lainnya, baik yang lama atau yang barn diperoleh dari
60
tempat penerimaan pasien (TPP) gawat darurat sarana pelayanan kesehatan.
e. Sebagai tambahan, disarankan agar dilengkapi dengan rekam medis gigi (dental
chart) yang sesuai dengan standar internasional.
Informasi darurat biasanya sangat singkat dan belum akurat karena data
diperoleh dalam kondisi yang seadanya, misalnya melalui pasien yang masih belum
siap atau wali bahkan pengantar. Ketidakmampuan petugas TPP untuk memperoleh
informasi darurat secara lengkap juga dapat dikarenakan kondisi pasien belum stabil,
keluarga masih panik atau bisa jadi pengantar, penolong tidak mengenal pasien. Bila
keadaan sudah lebih tenang dan dapat diatasi, petugas TPP IGD wajib melengkapi
kekurangan data melalui kartu identitas pasien atau melalui keterangan pasien,
keluarga pasien/wali yang ada.
Secara umum untuk identifikasi pasien korban bencana adalah sama dengan
pasien umum dan pasien IGD (identitas pasien yang belum diketahui) dengan
penambahan sebagai berikut :
1) JenisBencana
2) Waktu kejadian bencana (Tanggal danJam)
3) Lokasi wilayah terjadinyabencana
4) Sarana transportasi yang digunakan untuk membawa korban bencana
H. PENULISAN NAMA
Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai, terlebih dahulu kita harus
memahami keperluan yang mendasar dari sistem penamaan tersebut, sehingga
dianggapperlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Sistem penamaan pada dasarnya untuk
memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu
dengan pasien yang lainnya,sehingga mempermudah memperlancar di dalam memberikan
pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit.
Di negara barat, penulisan nama pasien sangat mudah dilakukan, karena mereka
sudah memiliki patokan-patokan yang baku, misalnya mencatat namauntuk keperluan
resmi patokannya adalah nama keluarga (Surname) selalu dicantumkan terlebih dahulu,
lalu diikuti Nama diri (First Name). Di Indonesia, kurang dikenal penggunaan/
pencatatan nama berdasar nama keluarga, sebagaimana yang berlaku di Negara Barat.
Penamaan harus dilakukan secara luwes karena sebetulnya nama hanyalah salah satu
61
identitas yang membedakan pasien yang satu dengan yang lainnya, disamping umur,
alamat dan nomor rekam medispasien.
Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah nama pasien harus
lengkap, minimal terdiri dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang akan
tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan berikut:
1. Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dan satu kata ataulebih;
2. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien sudah bersuami;
3. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya namaayah);
4. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama keluarga/ marga atau
surname didahulukan dan kemudian diikuti nama sendiri.
Namun untuk pemberian nama khususnya di daerah jawa dan di era sekarang ini
penggunaan nama marga/keluarga, nama suami sangat jarang digunakan, oleh karena itu
dalam sistem penamaan rekam medis di RSUD OKU Timur diberlakukan ketentuan
sebagai berikut :
a. Nama ditulis dengan huruf cetak/kapital (untuk penulisan identitas di cover berkas
pasienrawat inap) dan mengikuti ejaan yang disempurnakan;
b. Sebagai pelengkap, di akhir nama lengkap pasien ditambah Ny, Nn, An, Sdr atau Tn
(sesuai dengan statusnya)
c. Titel atau gelar tidak dicantumkan dalam sistem penamaan pasien di RSUD OKU
Timur, Hal ini harus dijelaskan dalam general consent yang disetujui dan
ditandatangi oleh pasien saat pasien pertama kali mendaftar.
d. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, Tidak dicantumkan dalam penulisan nama pasien
namun dengan penggunaan singkatanTn/Sdr.
Cara penulisan nama pasien menjadi sangat penting artinya karena sering dijumpai
pasien dengan nama yang sama dan seringnya seorang pasien berobat di rumah sakit.
Dengan menggunakan cara penulisan, akan memudahkan seorang petugas rekam medis
bagian filling(penyimpanan) untuk mengambil berkas rekam medis di tempat
penyimpanan apabila sewaktu-waktu berkas rekam medis diperlukan. Untuk
keseragaman penulisan nama seorang pasien, dipakai ejaan baru yang disempurnakan.
62
Adapun prosedur penulisannya adalah sebagai berikut:
a. KetentuanUmum
1) Nama yang dipakai menggunakan ejaanbaru
2) Penulisan nama dengan menggunakan huruf balok atau huruf yang mudah
dibaca
b. Menggunakan namasendiri
1) Nama yang dipakai pasien adalah nama pasien sendiri sesuai dengan kartu
identitas pasien
2) Untuk menghindari kesulitan penagihan, nama yang dipakai untuk pasien
rekanan adalah nama yang tertera pada surat pengantar / buku berobat / surat
jaminan / id cardasuransi
c. Nama bayi
Bagi bayi baru lahir biasanya belum diberi nama oleh orang tuanya, sehingga
penulisan nama bayi baru lahir menggunakan nama ibunya
Contoh
Nama Ibu : Dian Setyaningsih Ny
Nama Ibu : Nindha Lailatusy-syifa Ny
Diindeks
Nama Bayi : Dian Setyaningsih By Ny
Nama Bayi : Nindha Lailatusy-syifa By Ny
Setelah bayi tersebut kontrol atau berobat ulang barn kemudian nama tersebut
diganti dengan nama bayi yang sebenarnya.
d. Gelar kesarjanaan atau gelar kebangsawanan
Gelar dan titel dicantumkan dalam penulisan nama pasien
Contoh : Shalachudin Cahya Kusuma, A.Md.PK.,SKM
Diindeks : Shalachudin Cahya Kusuma, A.Md.PK., SKM.Tn
e. Untuk menghindari kekeliruan, maka di belakang nama ditambah pelengkap
Tn/Ny/Nn/Sdr/An. Contoh : Umi AliyahNy
f. Pemberian Nama inisial untuk pasien tanpa identitas
1) Memberikan nama pasien dengan nama Tn X jika pasien berjenis kelamin laki-
laki dan Ny X jika pasien berjenis kelaminperempuan.
2) Jika jumlah pasien tanpa identitas lebih dari satu maka identifikasinya
menggunakan format Tn/Ny X, inisial petugas pendaftaran, dan urutan pasien
63
yang diidentifikasi. Label ini dapat dipakai sampai pasien dapat diidentifikasi
dengan benar. Prosedur pemberian nama inisial untuk pasien tanpa identitas ini
juga dapat digunakan saat kondisibencana.
Contoh :
Tn Xfl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas
pendaftaran yang berinisial F, Ny Xf2 untuk pasien tanpa identitas kedua, Tn
Xnl untuk pasien tanpa identitas pertama yang didaftar oleh petugas
pendaftaran yang berinisial N, dan seterusnya
64
b. IndexPenyakit
Pengertian Index penyakit dan index operasi adalah satu kartu katalog yang berisi
penyakit dan kodetindakan operasi yang ada di rumah sakit.
Informasi yang ada di dalam kartu adalah : Kode ICD; Judul; Bulan; Tahun; No. RM
pasien; Jenis Kelamin; Umur.
Untuk Index Operasi ditambah : dokter bedah, dokter anesthesia, hari pre OP, Post OP,
cara pasien keluar (sembuh, cacat,meninggal)
Untuk Index penyakit ditambah : diagnose lain, dokter, hari perawatan, cara keluar
(sembuh, cacat, meninggal)
Kegunaan
Untuk mengambil berkas RM tertentu, guna keperluan-keperluan sebagai berikut :
1) Mempelajari kasus-kasus terdahulu dad satu penyakit untuk memperoleh pengertian
tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau masalah-masalah
kesehatan pada saatini.
2) Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit / pengobatan
dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisanilmiah
3) Menyuguhkan data menggunakan fasilitas rumah sakit untuk menyusun keperluan
alat-alat baru, tempat tidur danlain-lain.
4) Menilai kualitas pelayanan yang diberikan rumahsakit.
5) Menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survey kemampuan
rumahsakit.
6) Menemukan RM dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau operasinya
sedangkan nama pasien yang bersangkutanlupa.
7) Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawatdll. Cara
Penyimpanan:
Indeks penyakit elektronik tersimpan dalam serverdomain yang ter-backup 2 kali
setiap hari
c. Index Dokter
Pengertian Index Dokter adalah daftar/tabulasi yang berisi nama dokter yang
memberikan pelayanan medik pada pasien.Kegunaan adalah untuk menilai pekerjaan
dokter dan bisa sebagai bukti pengadilan
65
d. Index Kematian
Informasi yang ada dalam index kematian adalah : Nama pasien, No. RM, Jenis
Kelamin, Umur, dokter yang merawat, Hari perawatan, wilayah, Kematian kurang
dari sej am post OP.
Kegunaan index kematian adalah untuk statistik menilai mutu pelayanan dasar
menambah dan meningkatkan peralatan / tenaga.
66
dan Data Sosialpasien
b) Membuat kartu berobat, mencetak karcis dan menyerahkannyakepada
pasien ataukeluarganya
3. Petugas rekam medis mengidentifikasi pasien rawat jalan menggunakan nama
pasien dan nama ibu kandung pasien yang tercetak pada karcispendaftaran.
4. Dokter memeriksa dan mencatat hasil pemeriksaan dan terapi pada program
Rekam MedisElektronik
5. Atas advis dokter, Unit penunjang medis melakukan pemeriksaan penunjang
diagnostik dan memasukkan hasil pemeriksaannya pada Program Laboratorium
dan ProgramRadiologi
6. Petugas Rekam Medis melakukan:
a) Pemeriksaan terhadap kelengkapan pengisian rekam mediselektronik
b) Pembuatan rekapitulasi setiap akhir bulan untuk mengevaluasi kelengkapan,
membuat laporan dan statistik rumah sakit.
Sedangkan alur rekam medis rawat inap adalah sebagai berikut :
a. Pasien yang sudah diperiksa oleh dokter pemeriksa, membawa surat permohonan
rawat inap dari Dokter ke Tempat Pendaftaran RawatInap
b. Petugas Admision (Pendaftaran):
1) Memeriksa ketersediaan kamar, kemudian berkoordinasi denganperawat
ruang perawatan terkait dengan permintaan dan ketersediaankamar
2) Memintakan persetujuan rawat inap kepadapasien/keluarga
3) Petugas rekam medis membuat berkas rekam medis rawat inap baru,
melengkapi pengisian form-form terkait penerimaan pasien rawat inap,
mencetak label pasien rawat inap serta melengkapi identitas pasien pada
berkas rawatinap
4) Apabila pasien sudah pernah MRS, mencari rekam medis lama dan
menyatukannya dengan berkas rekam medisbaru
5) Meyiapkan gelang pasien sebagai sarana identifikasi pasienrawat
6) Menyerahkan berkas kepada Dokter Pemeriksa dan memasanggelang
identifikasipasien.
c. Dokter pemeriksa mengisi dan melengkapi berkas rekam medis elektronik yang
menjadi kewajibannya
67
d. Petugas IGD/IRJ menyatukan print out rekam medis elektronik dan lembar asuhan
keperawatan IGD atau poliklinik dengan berkas rekam medis rawat inap, mengirim
pasien beserta berkas rekam medisnya ke ruangperawatan.
e. Pasien diterima oleh petugas ruangan, kemudian petugas ruangan dan petugas
IGD/IRJ melakukan timbang terima mengenai kondisi pasien dan mencatatnya pada
buku registrasi pasien rawatinap
f. Dokter yang merawat pasien mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik,
terapisertasemuatindakanyangdiberikankepadapasienpadaberkasrekammedis yang
menjadi tanggung jawabnya dan menandatanganinya
g. Perawat atau bidan:
1) Mencatat pengamatannya terhadap pasien dan pertolongan perawatan yang
diberikannya ke dalam lembar berkas rekam medis yang menjadi tanggung
jawabnya dan menandatanganinya
2. Assembling ( Perakitan)
Assembling atau perakitan adalah kegiatan yang harus ada di dalam system
penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan Assembling dapat dikategorikan sebagai
68
kegiatan dalam proses penyelenggaraan rekam medis dan dapat juga dikategorikan
sebagai kegiatan dalam proses pengolahan rekam medis. Kegiatan yang termasuk
dalam proses penyelenggaraan rekam medis adalah kegiatan perakitan berkas rekam
medis yaitu menyiapkan berkas rawat jalan dan menyiapkan berkas rawat inap
Penyusunan berkas rekam medis kemudian mengevaluasi kelengkapan berkas
rekam medis adalah kegiatan Assembling yang terkait dengan proses pengolahan
rekam medis. Penyusunan berkas rekam medis dilakukan setelah berkas kembali dari
Ruang Perawatan. Berkas rekam medis disusun berdasarkan ketentuan mengenai
urutan berkas tersebut. Urutan berkas tersebut adalah ;
1. Perakitan Rekam Medis Pasien Rawat Inap(umum)
2. Perakitan Rekam Medis Pasien Rawat Inap untuk kasus kebidanan
3. Perakitan Rekam Medis Pasien Rawat Inap untuk kasus medical bedah
4. Perakitan Rekam Medis Pasien Rawat Inap untuk kasus neonatus.
Tujuan penyusunan berkas rekam medis adalah agar rekam medis tertata dengan
rapi sehingga diharapkan fungsi dan kegunaan rekam medis dapat berguna lebih
optimal.
70
2) Analisis Kualitatif
adalah suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan
tentangkekonsistenan dan isisnya merupakan bukti rekam medis
tersebutakurat dan lengkap
2) Clean / Bersih artinya setiap lembaran tidak ada coretan yang tidak pada tempatnya
3) Complite / Lengkap artinya berkas rekam medis terisi dengan lengkap
4) Correct / Benar artinya isian di dalam berkas rekam medis adalah benar dan sesuai
dengan standar dan ketentuan yang berlaku (Juknis danSOP)
Petunjuk teknis tentang proses evaluasi diatas sesuai dengan pembahasan
sertapetunjuk teknis dalam proses penyelenggaraan pengembalian berkas rekam
medis.
71
Prosedur review rekam medis antara lain:
1. Petugas poliklinik IGD dan rawat inap (dokter, perawat ataupun petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan ) mengecek/ mengidentifikasi kekurangan
jenis formulir rekam medis ataupun isi rekam medis.
2. Instalasi rekam medis bagaian asembeling menerima dokumen rekam medis rawat
inap dari ruang perawatan dengan mengecek kelengkapan isi dokumen rekam
medis.
3. Mengembalikan dokumen rekam medis rawat inap yang tidak lengkap ke ruang
perawatan dengan menggunakan sample.
4. Mereview dokumen rekam medis gawat darurat atau rawat jalan dan rawat inap
perbulan dengan menggunakan sample.
5. Merekapitulasi hasil review dokumen rekam medis.
6. Menganalisa hasil review dokumen rekam medis.
7. Melaporkan hasil analisa ke panitia rekam medis.
8. Mengevaluasi hasil analisa review dokumen rekam medis.
9. Mensosialisasi hasil analisa review dokumen rekam medis ke unit-unit terkait
(IGD, poliklinik, ruang perawatan, dokter,dan semua petugas pemberi pelayanan
kesehatan yang terkait).
72
a. Pelaporan External yaitu pelaporan yang berdasarkan pengirimannya ditujukan
untuk instansi di luar RSUD OKU Timur. Sistem pelaporan External ini mengacu
pada buku Pedoman Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (System
Pelaporan RS Revisi IV) DepkesRI
b. Pelaporan Internal yaitu pelaporan dimana ditujukan untuk lingkungan di RSUD
OKU Timursendiri, yaitu laporan sosialisasi dan laporan untukdirektur.
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus di beri
kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi
untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan riset bidang kesehatan.
Pemberian kode ini merupakan kegiatan klasifikasi penyakit dan tindakan yang
mengelompokan penyakit dan tindakan berdasarkan criteria tertentu yang telah
disepakati. Pemberian kode atas diagnosis klasifikasi penyakit yang berlaku dengan
menggunakan ICD-10 untuk mengkode penyakit, sedangkan ICOPIM dan ICD-9-CM
digunakan untuk mengkode tindakan, serta komputer (on-line) untuk mengkode
penyakit dan tindakan.
Buku pedoman yang disebut International Classification of Diseases and Related
Health Problems, Tenth Revision (ICD – 10) terbitan WHO. Di Indonesia
penggunaannya telah ditetapkan oleh Dep. Kes. RI sejak tgl. 19 – 2 –1996. ICD –10
terdiri dari 3 volume :
a. Volume 1 (Tabular List), berisi tentang hal-hal yang mendukung klasifikasi utama
b. Volume 2 (Instruction Manual), berisi tentang pedoman penggunaan
c. Volume 3 (Alphabetic Index), berisi tentang klasifikasi penyakit yang disusun
berdasarkan indeks abjad atau secara alphabet,terdiri dari 3 seksi:
1) Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam vol 1
2) Seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan membuat
istilah dari bab 20
73
3) Seksi 3 merupakan table obat-obatan dan zat kimia sebagai sambungan dari
bab 19,20 dan menjelaskan indikasi kejadiannya.
unit rekam medis tidak boleh mengubah ( menambah atau mengurang) diagnosis
yang ada. Tenaga rekam medis bertanggungjawab atas keakuratan kode dari suatu
diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Apabila ada hal yang kurang
jelas, tenaga rekam medis mempunyai hak dan kewajiban menanyakan atau
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Dalam proses coding
mungkin terjadi beberapa kemungkinan, yaitu:
a) Penetapan diagnosis yang salah sehingga menyebabkan hasil pengkodean salah.
b) Penetapan diagnosis yang benar, tetapi petugas pengkodeansalah menentukan
kode, sehingga hasil pengkodean salah.
c) Penetapan diagnosis dokter kurang jelas, kemudian dibaca salah atau petugas
pengkodean, sehingga hasil pengkodean salah.
Oleh karena itu, kualitas hasil pengkodean bergantung pada kelengkapan diagnosis,
kejelasan tulisan dokter, serta profesionalisme dokter dan petugas pengkodean.
76
i. Ø or 0 or Φ maksud symbol adalah zero/ null sign, namun risiko terbaca
4,6,8,9
3. Ketentuan pemberian simbol pada kasus penyakit menular
a. Penyakit menular yang harus diberi simbol adalah kasus penyakit antara lain:
1) HIV atauAIDS
2) Hbs Ag Positif atau HepatitisB
3) Tuberculosis positif
b. Simbol alergi, kasus penyakit menular dan kematian ditulis pada sampul
berkasrawatjalanataurawatinappadatempatyangdisediakan.
c. Ketentuan pelaksanaan penulisan simbol, adalah:
1) Penulisan tanda peringatan alergi pada berkas rekam medis rawat inap
yaitu ditulis pada sampul depan berkas rekam medis pasien.
77
A-i-c-d Anemia Icterus Cianosis Dispneu
AJ Angkat Jahitan
AN Anemia
App Appendicitis
APS Atas Permintaan Sendiri
ARDS Aduit Respiratory Distress
AS Apgar score
ASHD Athero Sclerotic Heart Disease
ASD Atrial Septal Deffect
Ass Assesment
Auric Auriculen (Telinga)
Ax Anamnesa
B Breathing
BAB Buang Air Besar
BAK Buang Air Kecil
BB Berat Badan
BBB Batu Buli-Buli
BBL Bayi Baru Lahir
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
BBLSR Berat Badan Lahir Sangat Rendah
BPH Benign Prostatic Hypertrophy
Br Bronchial
BSN Kadar Gula Darah Puasa
BSO Bilateral Salphingo Oophorectomy
BTA Batang Tahan Asam
BTK Banyak Terima Kasih
BU Bising Usus
C1.C2…C8 Tulang Belakang Bagian Envikal
C Circulation
C Sendok Makan
C/ Cor
Ca. Cancer
78
Caps Capsul (obat)
CKB Cidera Kepala Berat
CKR Cidera Kepala Ringan
CO? Carbon dioxide
COA Camera Occuli Anterior
COB Cedera Otak Berat
CC Common Cold
CHF Congestive Heart Failure
Chl Chloride
CM Compos Menthis
Comcer Commotio Cerebri
COPD Cronic Obstructive Pulmonary Disease
CPD Cephalo Pelvic Disproportion
COR Cedera Otak Ringan
COS Cedera Otak Sedang
Cth Sendok the
CT Scan Compyterized Tomography Scanning
CVA Cerebro Vascular Accident
Cyan Cyanoses
Dbn Dalam Batas Normal
d.c Bersama Makan
DHF Dengue Haemorragic Fever (Deman
Berdarah Dengue
DOA Dead on Arrival
DD Diferencial Diagnosa
DJJ Denyut Jantung janin
DL Darah Lengkap
DM Diabetes Mellitus
DSS Dengue Syock Syndrome
DVT Deep Vein Thrombosis
Dx Diagnosa
Dysp Sesak
e.c Et Causa
79
EKG Elektrokardiografi
EEG Electroencephalogram
Ext Externitas (anggota gerak)
EDH Epidural Haemorrhage
EMAS Expanding Maternal and Neonatal
Survival
FAM Fibroadenoma Mammae
FBC Fracture Basis Cranial
FC Febral Convulsion
Fr, Fx Fraktur
FU Fundus Uteri
FUO Fever Of Unknown Origin
GCS Glaslow Coma Scale
H2O Water
Hct Hematokrit
GE Gastro Enteritis
GERD Gastroesophageal Reflux Disease
GDA Gula Darah Acak
GDP Gula Darah Puasa
Hb Haemoglobin
HCC Hepato Cell Carcinoma
Hct Hematocrit
HHF Hypertensi Heart Failure
HIL Hernia Inguinalis Lateralis
HIM Hernia InguinalisMedialis
HM Hematemsis Melena
HT Hypertensi
ICD International Classification of the
Diseases
Ict Icterus
IDDM Insulin Dependen Diabetes Millitus
IGD Instalasi Gawat Darurat
IKP Insiden Keselamatan Pasien
80
IMA Infark Myocard Acut
IPI Instansi Pelayanan Intensive
i.m Inmamuscular
Inj Injeksi
Isk Infeksi Saluran Kencing
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
ITP Idiopatic Thrombocytopenia
IUFD Intra Urine Fetal Death (Bayi Mati
Dalam Kandungan)
i.v Intra Venous
IVP Intra Venous Pyelography
Jr Jari
JVP Jugular Venous Pressure
K Kalium
K-L Kumbah Lambung
K/L Kepala/Leher
Kep Kepala
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
KLL Kecelakaan Lalu Lintas
KP Koch Pulmonum
K.0 Keluhan Utama / Keadaan Umum
KNC Kejadian Nyaris Cidera
KPC Kejadian Potensial Cedera
KPD Ketuban Pecah Dini
KRS Keluar Rumah Sakit
KTD Kejadian Tidak Diharapkan
KTC Kejadian tidak cedera
L1. L2….L5 Tulang Bagian Lumbal
L Lefr (kiri)
LBP Low Back Pain
LFT Liver Function Test (Tes Fungsi Hati)
LMN Lowell Moton Nuron
M- Mur2
81
MH Morbus Hansen
MODS Multiple Organ Disfunction Sindrom
Mot Motorik
MRS Masuk Rumah Sakit
MRI Magnetic Resonanre Imajing
N Nadi
NA Neonaterum (Bayi)
NGT Nasogastric (Tube)
NIDDM Non Insulin Dependen Diabetes Militus
NSAID Ninscroid Anti Inflamatory Drug
NT Nyeri Tekan
O2 2 Oksigen
OA Osteo Arthritis
OB Oran! Baru
Obs Observasi
OD Ocular Dextra
OK Operating Kamer (Kamar Operasi)
OS Occular Sinistra
Os Bone, Mouth
p.c Sesudah Makan
p.h Hydrogen Ton Concentrasion
p.o Per Oral
p.r.n Kalau Perlu
P/ Pullnomal
PBI Pupil Besar Isokor
PCT Paracetamol
PDX Planning Diagnose
Ped Pediatrik
PEX Planning Edukasi
PF Pemeriksaan Fisik
Ph Hydrogen Ion Consentrasion
PL Pulang
82
PMX Planning Monitoring
PP Post Partum
Psg Pasang
PTX Planning tx
PX Penderita
R Right (Kanan)
RA Rheumatoid Arthritis
RBC Red Blood Cell
Reg Regular
Regt Register
Ret Retensio
RF Reflex Fisiologis
RFT Renal Function test ( Tes Fungsi Ginjal )
Rh Ronchi
Ro Rontgen
Rom Range Of Motion
RP/Rpat Refleks Patologis
RPD Riwayat Penyakit Dahulu
RPK Riwayat Penyakit Keluarga
RR Respiratory Rate
RT Rectal Touch
SAH Sub Arachnoid Hemorrhage
SCH Supra Condiler humerus
Si .S2 S5
Sat Saturasi
SC Sectio caesaria
SDE Sulit Dievaluasi
SDH Subdural Hemorrhage
SH Cirrhosis hepatitis
SK Serum Kreatinin
SAH Sub Arachnoid Hemorrhage
SKS Surat Keterangan Sehat
83
Sp 02 Saturasi Tekanan Oksigen
Spt b Spontan Belakang Kepala (Partus
Normal)
SQO Status Quo ( Tetap )
SRMD Stress Releated Mucosal Dammage
St Status
STD Sexually Transmithted Disease
S1 – S2 Bunyi Jantung 1- Bunyi Jantung 2
T1. T2.T3…T12 Tulang Belakang Bagian Thoracal
t Temperatur (Suhu Badan)
T/TD Tensi (Tekanan Darah)
Taa Tak Ada Apa-Apa
Tab Tablet (Obat)
TBC Tuberculosis
TFU Tinggi Fundus Uteri
TAK Tak Ada Kelainan
TENS Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation
THA Tension Type of Headache
TH/thx Thorax (Dada)
TIA Transient Ischemic Attack
TIO Tekanan Intra Okuler
TM Tidak Mampu
TOA Tuba Ovari Abscess
Ttu Tidak Teratur
ttb Tidak Teraba
TKR Total Knee Replacement
TN Tetanus Neonatorum
TS Teman Sejawat
Tu Tumor
TUR Transurethral resection
Tx Terapi
uk Ukuran
84
UL Urine Lengkap
UMN Upper motor Neurik
UPPA Unit Perawatan Pasca Anestesi
URI Upper Respiratory Infection
UTI Urinary Tract Infection
UUB Ubun ubun
UUK Ubun-ubun Kecil
VE Vacum Ekstraksi
V/V Vulva/Vagina
Ves Vesikuler
VSD Ventricular Septal Deffect
VT Vaginal Toucher
WBC White Blood Cell
WDx Working Diagnosa
wh Wheezing
85
K. PENCATATAN DAN PENGISIAN REKAM MEDIS
1. Pencatatan Rekam Medis
Pencatatan dan pengisian rekam medis adalah suatu prosedur yang wajib
dilaksanakan karena tanpa ada isi dari setiap lembaran-lembaran rekam medis, maka
lembaran tersebut tidak memiliki nilai guna sama sekali. Oleh karena itu perlu adanya
prosedur yang mengatur secara jelas dan spesifik mengenai pencatatan dan pengisian
berkas rekammedis.
Dalam pembuatan prosedur, terlebih dahulu ditetapkan kebijakanterkait dengan
pencatatan berkas rekam medis, yaitu:
a. Setiap pasien harus mempunyai Rekam Medis yang lengkap dan akurat.
b. Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien harus dicatat dalam lembaran
rekam medis sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya
c. Setiap tindakan yang diberikan kepada pasien harus atas persetujuan pasien, baik
lisan maupun tertulis. Tindakan yang beresiko tinggi harus memperoleh
persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan
d. Rekam Medis yang disimpan harus mudah di cari dan dijaga kerahasiaannya
Prosedur pencatatan dan pengisian berkas rekam medis harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut;
a) ProsedurUmum
1) Pencatatan berkas dilakukan segera setelah pemberian
pelayanankepadapasien (mutakhir)
2) Pecatatan berkas dilakukan sesuai dengan juknis dan prosedurpengisian
berkas rekam medis yang telahditetapkan.
3) Penulisan dalam pencatatan berkas rekam medis menggunakan tinta hitam
tahan air serta penulisannya harus jelas, terbaca, tidak senjang dan tidak
mengadung sindiran
4) Penulisan simbol dan singkatan dalam pencatatan berkas rekam medis harus
mengacu pada prosedur simbol dan singkatan yang telah ditetapkan
5) Penghapusan tulisan tidak dibenarkan dengan cara apapun.Kesalahan
tulisan cukup dicoret dan dibetulkan kemudian diparaf
6) Yang bertanggung jawab terhadap pengisian rekam medis adalah dokter,
86
perawat, dan tenaga kesehatan non medis yang berhubungan langsung
dengan pasien, antara lain;
a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis
yang melayani pasien di rumah sakit
b. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit
c. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik
d. Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non perawatan
yang langsung terlibat di dalam pelayanan kepada pasien, antara lain :
87
b. Pencatatan di Poliklinik yang dituju Dokter :
1) Mencatat anamnesa, hasil pemeriksaan, diagnosa, terapi dan
tindakan yang dilakukan pada berkas rekam medis rawat jalan
elektronik
Memberi surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang
diagnostikdirujuk ke rs lain/dikonsulkan ke dokter spesialis.
Perawat :
(1) Mencatat pada buku register tentang pelayanan yang telah
diberikan sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan
(2) Melakukan Sensus Harian, Pencatatan tindakan yang
diberikan kepada pasien serta pencatatanlainnya
Pencatatan di Rekam Medis
(1) Mencatat berkas keluar untuk kepentingan Poliklinik bila
dibutuhkan pada program Tracer. Rekam medis pasien rawat
jalan menggunakan rekam medis elektronik yang tersimpan
dalam komputer. Riwayat pasien dapat dimunculkan setiap
kali pasien berobat. Tetapi adakalanya dibutuhkan status
rekam medis rawat inap yang lama untuk kepentingan
pemeriksaan rawat jalan maupun rawat inap
(2) Mencatat berkas yang mempunyai nomor rangkap dan
berkas tidak ketemu
88
b) Pencatatan Rekam Medis di Instalasi Gawat Darurat
1) Dokter:
a. Mencatatjam kedatangan, jam pemeriksaan anamnesa
asesement, rencana asuhan, perkembangan kondisi pasien,
ringkasan kondisi pasien saat keluar, instruksi tindak lanjut,
Pemeriksaan fisik, diagnosa kerja / deferential diagnosa,
pengobatan dan tindakan pada pasien kecelakaan mengisi
status lokasi.
b. Memberi surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang
diagnostik/MRS/dirujuk ke rumah sakit lain/dikonsulkan ke
dokter spesialis
2) Perawat:
a. Melakukan pencatatan assesmen pasien pada RME
89
4. Berdasarkan Surat Persetujuan Rawat Inap, mencatat paviliundan
klas perawatan yang diinginkan pasien/keluarga
5. Mencatat tanggal dan jam MRS
b. Pencatatan di IGD
Dokter:
1. Mencatat anamnesa, hasil pemeriksaan, diagnosa, terapi dan
tindakan yang dilakukan pada berkas rekam medis IGD elektronik
dan membuat print outnya dan mencatat formulir DMK 2
sebagaimana prosedur kewenangan pengisian berkas rekammedis
2. Memberi surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang
diagnostik/MRS/dirujuk ke RS lain/dikonsulkan ke dokter
spesialis
Perawat :
1. Mencatat asuhan keperawatan yang telah dilakukanuntuk
pasien
2. Pencatatan tindakan yang diberikan kepada pasien serta
pencatatanlainnya
3. Mengisi rekam medis / asuhan keperawatan dengan lengkap
mulai dari identitas pasien, implementasi instruksi dokter
sampai dengan tindakan / asuhan keperawatan mandiri
perawat kemudian melakukan pencetakan form tersebut
untuk disatukan dalam berkas rekam medis pasien
c. Pencatatan di Rawat Inap
1. Perawat:
a. Mengisi rekam medis/asuhan keperawatan dengan lengkap.
b. Mengusulkan perawatan pasien kepada dokter dan mencatat
pengamatan mereka kedalam lembar Cattan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) serta membubuhkan tanda tangan dan
nama terang pada formtersebut
c. Mengisi lembar eduksi terintegrasi serta menandatangani
berbagai persetujuan maupun penolakan tindakan medis yang
telahdilakukan.
90
d. Membuat SensusHarian
e. Membuat Surat keterangan, antara lain:
1) Surat KeteranganSakit
2) Surat KeteranganKelahiran
3) Surat KeteranganKematian
4) Surat Keterangan Keluar dan ruangperawatan
5) Surat Pernyataan PulangPaksa
2. Dokter (di RuangPerawatan):
a. Merawat pasien dan mencatat riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan fisik, terapi, hasil pemeriksaan penunjang, tindakan
yang telah diberikan kepada pasien dalam assessment medis awal
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang pada berkas
rekammedis
b. Merencanakan pelayanan medis dan menjalin komunikasi secara
tertulis antar Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP) dan tenaga
kesehatan lain yang turut memberikan pelayanna terhadap pasien
tentang prosespelayanan pasienyang dilakukan dalam lembar
CPPT
c. Membuat persetujuan tindakan medis dengan pasien/keluarga
untuk mendapatkan persetujuan terhadap tindakan yang beresiko
tinggi sesuai protap yangberlaku
d. Membuat Resume Medis, lembar pesanan pasien pulang, serta
melengkapi ringkasan masuk dan keluar pasien dalam DMK 1 jka
pasien pulang
4) Pencatatan Rekam Medis Pasien Bencana
a. Petugas melakukan registrasi dengan input mengenai identitas pasien
sesuai formulir pengisian identitas pasien
b. Identitas tersebut diatas dimasukkan ke dalam computer program
SIRS
c. Petugas mencatat identitas pasien pada berkas rawat medis bencana,
meliputi:
1. Nomor Registrasi Bencana
2. Nama
3. Alamat
91
4. Umur
5. Jenis dan kode bencana
6. Waktu kejadian bencana
7. Lokasi/ wilayah terjadinya bencana
8. Sarana transportasi ke rumah sakit
d. Pencatatan bagi:
a. Dokter:
1. Mencatat triage, anamnesa, hasil pemeriksaan, diagnosa, terapi
dan tindakan yang dilakukan pada berkas rekam medis bencana
disertai tanda tangan dan code/namadokter
2. Memberi surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang
diagnostik/MRS/dirujuk ke RS lain/dikonsulkan kedokter
spesialis
b. Perawat :
1. Mencatat tekanan darah, nadi, suhu, dan identifikasi pasien (warna
rambut, bentuk rambut, ukuran rambut, bentuk tubuh, ukuran
tubuh, warna kulit,) pada berkas rekam medis bencana
2. Melakukan Sensus Harian, Pencatatan tindakan yang diberikan
kepada pasien serta pencatatan lainnya
e) Pencatatan di Rekam Medis
1. Merekap data korban/pasien yang ditangani RSUD OKU Timur
a. Jumlahkorban
b. Jenis kelamin korban bencana
c. Pengelompokan usia korban bencana
d. Klasifilcasi luka korban bencana
e. Jumlah pasien rawat jalan, rawat inap dan
dirujuk
f. jumlah dan nama korban yang meninggal
2. Melengkapi data registrasi pasien yang masih kosong
3. Mengklasifikasikan pasien lama/baru
4. Mengganti nomor registrasi bencana menjadi nomor rekam medis pasien
92
5) Pencatatan Identifikasi Bayi Baru Lahir
a. Perawat
1. Mengisi Identitas bayi baru lahir meliputi : identitas pribadi dan
sosial, tanggal masuk, kelas perawatan dan paviliun tempat pasien
dirawat.
2. Segera setelah lahir, bayi ditunjukkan langsung ke ibunya atau
keluarganya
3. Setelah ditunjukkan kepada ibu / keluarganya, bayi diberi identitas
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pemasangan gelang tangan dan cap kaki bayi dilakukan di depan
ibu yang barn melahirkan bayi tersebut atau saksi lain bila ibu
dalam keadaan tidak sadar
b) Gelang Tangan Bayi
1) Warna biru untuk bayi laki —laki
2) Warna merah muda untuk bayi perempuan
c) Gelang tangan bayi ditulis : Nomor Register dan nama ibu yang
melahirkannya disertai "By Ny" serta tanggal dan jam lahir bayi
dengan menggunakan bolpoint tinta hitam tahan air
d) Gelang tangan bayi dipakai selama di rawat di rumah sakit sampai
bayi dipulangkan dari rumah sakit
4. Mengisi formulir identitas bayi secara lengkap dengan
a) Mencantumkan nama dan tanda tangan dokter /bidan yang
menolong / perawat pelaksana
b) Mencantumkan cap ibu jari tangan, dan ibunya bayi
c) Mencantumkan cap telapak kaki bayi kin dan kanan
d) Pada saat memulangkan bayi, tali gelang digunting danidentitas
bayi ditunjukkan ke orang tuanya
5. Apabila dinyatakan benar, orang tua bayi menandatangani pernyataan
yang tercantum pada formulir identitas bayi yang disiapkan perawat /
bidan
b. Dokter
1. Merawat pasien dan mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan
fisik, terapi, basil pemeriksaan penunjang, tindakan yang telah
93
diberikan kepada pasien serta membubuhkan tanda tangan dan nama
terang pada berkas rekammedis.
2. Membuat persetujuan tindakan medis dengan keluarga pasien untuk
mendapatkan persetujuan terhadap tindakan yang berisiko tinggi
sesuai protap yang berlaku jikadibutuhkan.
3. Membuat Resume Medis, lembar pesanan pasien pulang, serta
melengkapi ringkasan masuk dan keluar pasien dalam jikapasien
pulang
2. Pengisian Rekam Medis
Selain prosedur pencatatan juga harus ada penanggung jawab terhadap pengisian
rekam medis, ketentuan umum mengenai penanggungjawab pengisian rekam medis
adalah sebagai berikut;
a. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis Secara Umum
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis. Yang
membuat/ mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kesehatan lainnya :
1. Pengisi rekam medis
a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang
melayani pasien dirumah sakit.
b. Dokter tamu yang merawat pasien dirumah sakit.
c. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.
d. Tenaga paramedis keperawatan dan tenaga para medis non keperawatan
yang langsung terlibat didalamnya antara lain : Perawat, perawat gigi,
Bidan, tenaga Laboratorium Klinik, Gizi, Anestesi, Penata Rontgen,
Rehabilitasi medis, rekam medis, dan lain sebagainya.
e. Dokter luar yang melakukan alih teknologi kedokteran berupa tindakan/
konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah dokter yang
ditunjuk oleh direktur rumah sakit.
2. Ketentuan pengisian rekam medis
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan dengan ketentuan sbb :
a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,selambat-
lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam
medis.
94
b. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter/ tenaga kesehatan
lainnya, sesuai dengan kewenangan dan ditulis nama terang serta diberi
tanggal.
c. Mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya yang turut dalam pelayanan
pasien hanya memiliki wewenang untuk mengakses informasi rekam medis
dan tidak memiliki wewenang untuk memalsukan pengisian berkas rekam
medis.
d. Catatan yang dibuat oleh Resident harus diketahui oleh dokter
pembimbingnya
e. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi tanda tangan.
f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan. Pembetulan
rekam medis dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan
catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan tertentu yang bersangkutan.
95
f) Apabila pasien meninggal dunia, mengisi sebab kematian baikpada formulir
kematian maupun pada berkas rekam medispasien
g) Penulisan dalam dokumen rekam medis harus dengan lengkap,benar, akurat
dan tulisan yang j elas dan mudah dibaca serta tanpacoretan.
h) Bertanggung jawab terhadap pengisian dan kelengkapan data medispada:
1. Ringkasan masuk dan keluar, Catatan PerkembanganPasien
Terintegrasi dan ringkasan penyakit
a. Diisi oleh dokter yang merawat
b. Apabila pasien meninggal dunia tanpa sepengetahuan dokter yang
merawat maka pengisian lembar ini oleh dokter yangmerawat.
c. Apabila pasien meninggal dunia tetapi belum sempat divisite oleh
dokter yang merawat maka pengisian lembar ini oleh dokter jaga
ruangan yang bertugas saat itu.
d. Apabila pasien dirawat oleh Tim Dokter, maka pengisian lembar ini
oleh dokter yang visite paling banyak.
2. Pengkajian awal medis, diisi oleh dokter yang memvisitepasien
pertama kali
3. Lembar konsultasi sekurang-kurangnya memuatpermohonan konsultasi
dan jawaban konsultasi
4. Surat kematian diisi oleh dokter yang mendampingi pasientersebut saat
meninggal dunia
2. Perawat
a. Mengisi atau mencatat perkembangan keadaan pasien padalembar yang
menjadi tanggung jawabnya
b. Mengisi atau membuat asuhan keperawatan dengan tulisan yang jelas,
benar dan mudahdibaca
c. Menuliskan tanggal, jam, tanda tangan dan nama terang perawat yang
memberikan tindakan atau pelayanan kepada pasien dalam lembarCPPT
d. Menuliskan nama pasien dan nomor rekam medis pada tiap dokumen yang
menjadi tugas dan kewenangannya.
e. Melihat apakah Ringkasan Pasien dan Ringkasan Penyakit sudah terisi atau
belum, apabila belum segera memintakan ke dokter yang bersangkutan /
yang merawat pasien
96
f. Bertanggung jawab terhadap pengisian dan kelengkapan dokumen
rekam medis pada :
1. Lembar asuhan keperawatan dan observasi perawat UGD/Poliklinik
Diisi oleh Perawat Poliklinik atau IGD (yang menerima pasien)
2. catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), pengkajian
keperawatan baik maternitas, neonatus, medical bedah, maupun kajian
keperawatan umum diisi oleh Perawat Ruang rawat Inap (yang
merawat pasien)
3. Pesanan Pulang diisi oleh Kepala Ruang Rawat Inap dimana pasien
dirawat atau Perawat Penanggung Jawab Shift.
g. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, dalam waktu 2 x 24 jam harus
segera mengembalikan berkas rekam medis ke Bagian Rekam Medis dalam
kondisi telah terisi dengan lengkap dan benar.
3. Petugas Penunjang Pelayanan Medis
a. Menyertakan data penunjang ke dalam dokumen rekam medis
b. Menuliskan data pada formulir rekam medis dengan jelas, benardan mudah
dibaca
c. Mencantumkan tanggal, jam, nama dan tanda tangan petugas yang memberi
pelayanan atau tindakan
d. Bertanggung jawab terhadap kebenaran data penunjang
4. Petugas Pelayanan kesehatan lain
a. Mengisi lembar CPPT pada setiap observasi tang telah dilakukan
b. Petugas Fisioterapy mengisi lembar konsultasi fisioterapy pada pasien
dengan tindakan fisioterapy
c. Petugas Binroh (Bimbingan Rohani) melakukan pencetakan status binroh
untuk pasien rawat inap yang mendapatkan layanan binroh
5. Petugas Rekam Medis
a. Melengkapi identitas pasien baik data pribadi, nama ibu kandung serta data
sosial pada dokumen yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
b. Mencantunikan nomor rekam medis pada folder / map rekam medis dan
dokumen yang menjadi tanggung jawabnya
c. Melakukan pencetakan label pasien rawat bap dan label map untuk berkas
rekam medis pasien rawat inap
97
d. Penulisan data identitas pasien dan data sosial pada dokumen rekam medis
harus menggunakan tinta hitam tahan air, huruf cetak serta dengan
penulisan yang jelas dan mudah dibaca.
e. Bertanggung jawab untuk mengevaluasi dokumen rekam medis guna
menjamin kelengkapanisinya.
Bertanggung jawab terhadap dokumen rekam medis dan menjaga
kerahasiaannya
c. Informed Consent
1. Prosedur Pelaksanaan Informed Consent di RSUD OKU Timur
a) Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
1. Menerima pasien dan melakukan diagnosa terapeutik untukpertama kali;
2. Dokter atau perawat IGD/Poli wajib memberikan informasi kepada
pasien/keluarga untuk setiap tindakan medis/tindakan keperawatan yang
akan dilakukan terhadap pasien, dengan bahasa yang bisa difahami oleh
pasien/keluarganya, yang kemudian pasien/keluarga dapat menyatakan
setuju atau menolak tindakan yang akandilakukan;
3. Bentuk persetujuan pasien dapat dalam bentuk lisan maupuntertulis;
4. Persetujuan lisan untuk tindakan beresiko kecil atau tidak invasif dapat
diberikan oleh pasien/keluarga dalam bentuk anggukan,
menyodorkan anggota tubuh yang akan dilakukan tindakan, maupun
bentuk lain yang menunjukkan persetujuannya. Persetujuan untuk
dilakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan keperawatan
dan penunjang juga telah dijelaskan pada form persetujuan umum
(general consent) yang di tandatangani oleh pasien/penanggung jawab
saat pasien akan medapatkan pelayanan di RSUD OKU Timur.
5. Persetujuan tertulis untuk tindakan beresiko tinggi atau tindakan invasif
dilakukan oleh pasien/keluarganya dengan mengisi dan menandatangani
form persetujuan (form informed consent) yang disediakan oleh RSUD
OKU Timur
6. PetugasIGD/poli membantu pengisian dan mengarahkan agar
pasien/keluarga dapat mengisinya dengan baik dan lengkap;
7. Apabila pasien ada indikasi operasi/tindakan invasif/tindakanberesiko
tinggi di ruangan selain IGD/Poli, maka pengisian informed consent
98
(identitas pasien, identitas keluarga, hubungan keluarga dengan pasien,
cek list tindakan) dapat dilakukan di IGD/Poli, petugas IGD/Poli
memberitahu bahwa penjelasan dan penandatanganan akan dilakukan di
ruangan/tempat dilakukannya tindakan;
c) Tenaga Medis(dokter)
1. Dokter yang akan melakukan tindakan operasi/tindakan invasif
memberikan penjelasan mengenai diagnosa dan tata cara tindakan medis;
tujuan tindakan medis yang dilakkukan; resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi dari tindakan medis; alternatif tindakan lain termasuk
keuntungan dan kerugiannya; prognosis terhadap tindakan medis yang
dilakkukan, dengan bahasa sesuai tingkat pendidikanpasien/keluarga;
2. Setelah pasien merasa paham dan setuju, pasien diminta untuk
menandatangani form yang telah diisi di IGD, dan dokter juga ikut
menandatangani sebagai bukti telah memberikaninformasi;
3. Dokter dapat melakukan tindakan medis yang dimaksud setelah form
ditandatangani;
4. Ketentuan Lain Mengenai InformedConsent
\
99
Ketentuan lain yang sangat terkait dengan informed consent adalah otopsi
dan adopsi, yang dalam penerapannya membutuhkan proxy consent.
1) Otopsi
Otopsi (juga dikenal pemeriksaan kematian atau nekropsi) adalah
investigasi medis jenazah untuk memeriksa sebab kematian.
Perintah pelaksanaan otopsi dapat ditinjau dalam dua kejadian:
a. Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya terdapat
tanda tangan keluarga si pasien.
b. Otopsi atas permintaan polisi untuk pembuktian.
100
3. Pemeriksaan dalam apabila dikerjakan di Ru RSUD OKU Timur
akan dilakukan oleh dokter jaga yang saat itu menerima VER dari
4. pihak Kepolisian. Apabila diperlukan tenaga ahli dalam pemeriksaan
dalam maka RSUD OKU Timur dapat meminta bantuan dr Spesialis
Forensik dari RS Rujukan.
5. Korban dapat dirujuk ke RS Rujukan bila diperlukan
6. Surat Kematian boleh diberikan jika ada permintaan tertulis dari
Pihak Kepolisian untuk keperluan tertentu
2) Adopsi
Adopsi : Asal kata adop yang artinya Mengangkat anak
Pedoman rekam medis menghadapi rekam medis dengan kasus
adopsi adalah sebagai berikut ;
a. Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung melepaskan hak
mereka untuk memeriksa berkas rekam medis anaknya yang telah
diangkat. Sebab, dengan pengangkatan itu seluruh hak orang tua telah
berakhir.
b. Adopsi telah mengakibatkan orang tua ba' menerima hak sebagai orang
tua asli yang berarti berhak untuk memeriksa berkas rekam medis anak
angkatnya hingga mencapai dewasa. Namun orang tua bare tidak boleh
melihat berkas rekam medis masa lampau si anak. Dalam hal ini
petugas rekam medis wajib mengeluarkan semua identitas masa
lampaunya yang berkaitan dengan orang tua ash sewaktu orang tua
barn memeriksa berkas rekam medis anak angkat yang telah
menjadikan anak kandung.
c. Anak angkat mempunyai hak untuk membaca berkas rekam medis
dirinya pada saat mencapai usia dewasa namun petugas rekam medis
harus menurut identitas orang tua aslinya, seperti keterangan diatas.
101
3. Untuk pasien anak (usia < 14 tahun), permintaan Resume Medis bisa oleh
orang tuanya tanpa Surat Kuasa dengan melampirkan fotocopy kartukeluarga.
4. Pelayanan permintaan Resume Medis selesai maksimal dalam waktu 3 hari.
Jika dokter yang merawat berhalangan hadir dalam waktu tersebut, maka
blangko dapat diisi oleh dokter lain yang berwenang yaitu:
a. Dokter lain yang pernah merawat/memeriksa.
b. Dokter jaga ruangan.
Prosedur mengenai permintaan surat keterangan medis terbagi menjadi dua yaitu ;
1. Permintaan informasi medispasien
a. Permohonan diajukan secara tertulis baik oleh perorangan atauinstansi
dengan disertai tanggal permintaan nama terang pangkat Nrp untuk instansi
dibubuhi stempel.
b. Permohonan ditujukan ke pimpinan rumah sakit melaluiBagian
kesekretariatan.
c. Selanjutnya persetujuan ditentukan oleh Direktur rumah sakit,melalui
jawaban tertulis yang ditujukan kepada instansi yang bersangkutan.
d. Data / informasi kesehatan dapat diminta di bagian rekammedis
berdasankan kesepakatan dan persetujuan pimpinan rumah sakit
e. Pemohon diharap menandatangani buku ekspedisi, sebagai buktibahwa
bagian rekam medis telah memberikan data/informasi kesehatan yang
sesuai dengan permintaan dan persetujuan pimpinan
102
4) Mengambil Resume Medis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dengan membawa tanda bukti permintaan dan Surat Kuasa bermaterai
yang telah diisi denganlengkap
5) Menerima resume medis pasien
103
14) Menyimpan copy Resume Medis, bukti permintaan Resume Medis dan
Surat Kuasa bermaterai dalam ordner
c. Dokter yang berwenang
1) Menerima blangko Resume Medis dan petugas Rekam Medis atau dan
petugas unit pelayanan
2) Mengisi Resume Medis pasien dengan lengkap sebagaimana kondisi
pasien yang sebenamya berdasarkan berkas rekam medis
3) Membubuhkan tanda tangan dan nama terang sebagai bukti
autentikasinya
4) Menyerahkan blangko Resume Medis yang telah diisi dengan lengkap
kepada petugas Rekam Medis atau kepada petugas unit pelayanan
d. Petugas Unit Pelayanan (Rawat Jalan dan RawatInap)
1) Menerima titipan blangko Resume Medis jika Petugas Rekam Medis
tidak bertemu langsung dengan dokter yang berwenang
2) Menyampaikan blangko Resume Medis kepada dokter yang
berwenang
3) Menerima blangko Resume Medis dari dokter yang mengisi, kemudian
104
4. Permintaan dan pengambilan Visum Et Repertum harus melalui Bagian Rekam
Medis
Prosedur yang terkait dengan pembuatan Visum Et Repertum adalah sebagai
berikut :
a. Pihak Kepolisian
1) Mengajukan permintaan VER secara tertulis (SPVR) Mencatat
permintaan Visum pada buku register VER
2) Mengambil hasil VER untuk proses persidangan
b. Dokter
1) Memeriksa kondisi pasien
2) Membuat Visum sesuai dengan SPVR yang diajukan oleh pihak
kepolisian pada programVisum
3) Menandatangani visum yang telah di print oleh petugasrekam medis.
c. Petugas Rekam Medis
105
dengan istilah yang biasa digunakan di RSUD OKU Timur sedangkan untuk
pengkodean mengacu pada kode WHO ICD 10 dan ICD 9CM.
2) Berkas rekam medis rawatinap.
Penulisan secara manual pada berkas rekam medis rawat inap yang terdiri dan
diagnosa awal, diagnosa utama, diagnosa kerja, diagnosa komplikasi dengan
ketentuan yang sama dengan database penyakit dan singkatan yang telah baku
digunakan di RSUD OKU Timur.
3) Penulisan diagnosa pada berkas summary /ringkasan penyakit elektronik
menggunakan database yang sama dengan rawat jalan.
106
Dengan adanya kegiatan peminjaman rekam medis dibuat kebijakan sebagai berikut:
a. Berkas Rekam Medis milik rumah sakit dan tidak boleh keluar dari rumahsakit
b. Pasien boleh mengetahui / melihat isi rekam medismiliknya
c. Apabila pasien bermaksud meminjam berkas rekam medisnya, cukup diserahkan
Copy Resume Medis atau dibuatkan Ringkasan Penyakit sesuai dengan
permintaan informasi yang dibutuhkan
d. Peminjaman berkas rekam medis untuk keperluan penelitian internal (dari dan
oleh pegawai rumah sakit) dapat dilayani apabila telah mendapatkan persetujuan
dari direktur
e. Peminjaman Berkas Rekam Medis untuk kepentingan pihak luar rumah sakit
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) Harus dengan surat permohonan resmi yang ditujukan kepada direktur
2) Harus oleh pasien sendiri atau telah mendapatkan persetujuan dari pasien
secara tertulis dengan bukti adanya Surat Kuasa bermaterai yang ditanda—
tangani oleh Pasien, Penerima Kuasa dan mengetahui
Orangtua/Suami/Istri/Ahli Waris
3) Apabila untuk kepentingan penelitian maka harus ada surat penugasan
penelitian dari instansi yang bersangkutan dan surat permohonanuntuk
melakukan penelitian yang ditujukan kepada direktur.
4) Apabila untuk kepentingan penyidikan, harus disertai dengan SuratPerintah
Permintaan alat bukti resmi dari Kepolisian
f. Apabila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan maka dilayani
dengan memberikan copy berkas rekammedis
g. Apabila Pengadilan dalam hal ini yang berwenang adalah Hakim meminta berkas
rekam medis ash untuk pembuktian maka dibuatkan Berita Acara Penyerahan dan
tanda terima harus diminta dan disimpan di dalam berkas rekam medis dan jangan
sampai berkas rekam medis yang ash tersebut tidak kembali. Selain itu, pihak
rtunah sakit harus tetap memiliki copy berkas rekam medis tersebut.
Kebijakan peminjaman berkas dibuat mengingat pentingnya berkas rekam medis
pasien. Hal ini juga termasuk dan pengamanan dan pemeliharaan berkas rekam medis.
Prosedur dan petunjuk teknis peminjaman berkas rekam medis adalah sebagai berikut:
a. Peminjaman Untuk Kepentingan Rumah Sakit
1) Petugas rekam medis menanyakan keperluan peminjaman berkasrekam medis
107
2) Apabila meragukan atau bukan untuk kepentingan internal maka petugas rekam
medis menolak permintaan peminjaman berkas tersebut danmengarahkan untuk
peminjaman berkas sesuai dengan prosedur peminjaman berkas rekam medis
untuk kepentingan pihak luar
3) Peminjam mengisi buku Peminjaman Berkas Rekam Medis dengan
mencantumkan : Tanggal Peminjaman, Nama Peminjam, Keperluan
Peminjaman Berkas, Batas waktu peminjaman, Tanda TanganPeminjam.
4) Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dari rak dengan Tracer
108
Oleh karena itu, harus terdapat ketentuan yang berbeda antara peminjaman berkas
rekam medis untuk kepentingan dan dalam dengan peminjaman rekam medis untuk
kepentingan pihak luar rumah sakit.
Ketentuan peminjaman rekam medis untuk kepentingan pihak luar harus
mengikuti persyaratan sebagai berikut :
a. Peminjam mengajukan surat permohonan untuk peminjaman berkas rekam medis
yang ditujukan kepadadirektur
b. Surat permohonan untuk peminjaman harus dari pasien sendiri atau telah
diketahui oleh pasien dengan bukti surat kuasa bermaterai yang berisi:
1) Keterangan telah memberikan kuasa
2) Keterangan telah mengetahui maksud dan tujuan dari meminjam berkas
3) rekam medis miliknya kepada penerima kuasa
4) Tanggal pemberian kuasa.
Jika pasien dibawah umur < 14 tahun, pasien meninggal atau secara mental tidak
berkompeten maka surat kuasa dimintakan dari orangtua/suami/istri/ahliwarisnya
1. Apabila untuk kepentingan penelitian maka harus ada surat penugasan dari
memberikan berkas rekam medis secara langsung dan secara keseluruhan berkas
kepada peminjam. Atau jika butuh informasiyang mendetail maka petugas rekam
medis menghubungi dokter yang merawat atau yang mewakili untuk bertemu
langsung dengan peminjamdan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan
peminjam.
4. Peminjaman berkas rekam medis untuk kepentingan penelitian harus dilakukan di
ruang yang telah disediakan oleh Bagian Rekam Medis.
109
5. Apabila peminjam (peneliti) menginginkan berkas dibawa keluar dari Bagian
Rekam Medis maka permintaan peminjaman tersebut harus melalui supervisor
internal yang bertanggungjawab terhadap penelitian tersebut (contoh : jika ada
perawat praktek yang hendak membuat laporan atau penelitian maka permintaan
peminjaman berkas harus diajukan oleh Ka.Keperawatan, tanggung jawab
terhadap berkas rekam medis sepenuhnya ditanggung oleh Ka. Keperawatan
setelah berkas rekam medis keluar dan rak penyimpanan)
6. Setelah syarat dan ketentuan di point h terpenuhi maka peminjam atau supervisor
mengisi buku peminjaman berkas dengan mencantumkan : Tanggal Peminjaman,
110
Pasal 43 Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
mengisyaratkan bahwa rekam medis tidak dapat disita tanpa persetujuan sarana
kesehatan atau orang yang bertanggungjawab atas rekam medis tersebut.
"Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut
undang-undang untuk merahasiakannya, sepanjang tidak menyangkut rahasia
Negara. Hanya dapat dilakukan atas persetujuan mereka atau atas izin khusus
Ketua Pengadilan Negeri setempat kecuali undang- undang menentukan lain."
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa penggunaan informasi kesehatan untuk
kepentingkan peradilan dapat dilakukan, baik pada saat pemeriksaan
olehpenyidik, penuntut umum maupun di depan sidang pengadilan. Namun
demikian untuk menjaga agar dokumen rekam medis tidak hilang maka
sebaiknya rekam medis hanya dikeluarkan dari sarana pelayanan kesehatan pada
saat pemeriksaan di sidang pengadilan. Sebuah fotokopi rekam medis yang
disahkan pimpinan
sarana kesehatan dapat diserahkan atas permintaan resmi penyidik atau penuntut
umum. Rekam medis asli dapat ditunjukan untuk membuktikan orisinalitas rekam
medis tersebut.
Selain itu, pemberi layanan kesehatan dapat saja menetapkan sebagian
informasi kesehatan sebagai rahasia dan tidak menyampaikanya ke petugas
penuntut umum, sepanjang informasi tersebut tidak relevan dengan perkaranya.
Hak menjaga kerahasiaan informasi tertentu tersebut dilindungi oleh Pasal 43,
120, dan 170 KUHAP.
Berdasarkan peraturan dan kaidah diatas maka syarat dan ketentuan
peminjaman rekam medis untuk kepentingan peradilan adalah sebagaiberikut:
a. Peminjaman untuk kepentingan pengadilan harus diajukan oleh penyidik dari
kepolisian yang disertai dengan Surat Perintah Permintaan alat bukti resmi
dari Kepolisian atau atas permintaan Hakim.
b. Permintaan berkas rekam medis untuk kepentingan pengadilan dilayani
dengan memberikan copy seluruh berkas rekam medis ash dengan membawa
berkas rekam medis ash sebagai bukti ke keaslian dari copy berkas rekam
medis tersebut.
c. Apabila Pengadilan dalam hal ini yang berwenang adalah Hakim meminta
berkasrekammedisuntukpembuktianmakadibuatkanBeritaAcara.
111
d. Penyerahan dan tanda terima harus diminta dan disimpan di dalam berkas
rekam medis dan jangan sampai berkas rekam medis yang sah tersebut tidak
kembali.Selain itu, pihak rumah sakit harus tetap memiliki copy berkas
rekam medis tersebut.
e. Peminjaman untuk kepentingan pengadilan dilakukan oleh Bagian Legal
Rumah Sakit dengan mengisi buku peminjaman dengan mencantumkan :
Tanggal Peminjaman, Nama Peminjam, Keperluan Peminjaman Berkas,
Batas waktu peminjaman, Tanda Tangan Peminjam dan dengan dilampirkan
surat kuasa khusus tertulis dari direktur
f. Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dart rak dengan Tracer
yang berisi tanggal peminjaman, nama peminjam, keperluan peminjaman
berkas dan tanda tangan petugas rekam medis. Setelah berkas ditemukan
petugas rekam medis menandatangani bukti peminjaman (berkas keluar dan
rak penyimpanan) pada buku peminjaman berkas rekam medis.
g. Peminjam mengembalikan berkas yang telah selesai dipinjam ke Instalasi
Rekam Medis bagian Filling dengan mencantumkan tanggal pengembalian,
tanda tangan peminjam pada buku Peminjaman Berkas Rekam Medis
h. Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis dan mengkoreksi
jumlah berkas yang kembali dengan jumlah data permintaan berkas pada
buku peminjaman berkas, apabila jumlah berkas dan data telah sesuai,
petugas rekam medis menandatangani penerimaan berkas pada buku
i. peminjaman dan mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan
ketentuan penyimpanan berkas.
Pada ketentuan peminjaman diatas disebutkan bahwa peminjam diharuskan
mengisi identitas diri, keperluan dan tanggal peminjaman dalam buku
peminjaman. Buku peminjaman yang diselenggarakan di Bagian Rekam Medis
RSUD OKU Timur adalah sebagai pengendali rekam medis (retrieval).
Untuk peminjaman yang bersifat rutin yaitu untuk pelayanan pasien
Poliklinik dan Rawat Inap, tidak menggunakan buku peminjaman sebagaimana
ketentuan diatas. Pengendaliannya cukup dengan menggunakan Tracer/Out
Guide/Lembar perunut. Pengendaliannya tidak hanya menggunakan manual
(lembar perunut) saja namun juga menggunakan Tracer Elektronik yaitu program
yang berguna sebagai lembar perunut.
112
Program tracer selain digunakan sebagai retrieval juga berfungsi sebagai
pengevaluasi kelengkapan berkas rekam medis khususnya berkas rekam medis
rawat.
2. Pemasangan lembar Perunut Tracer/ Out Guide dan Pengambilan Berkas Rekam medis
Pengertian dari tracer/lembar perunut adalah suatu metode yang digunakan
sebagai pengendali berkas rekam medis, pengendali yang dimaksud adalah dengan
adanya tracer maka dapat diketahui keberadaan berkas rekam medis yang telah keluar
dan ruang penyimpanan rekam medis. Tracer secara umum diartikan sebagai lembar
perunut yaitu suatu lembaran dengan kualitas kertas tebal dan tidak mudah sobek yang
didalamnya memuat informasi mengenai tanggal keluar berkas rekam medis,
tempat/peminjam berkas rekam medis, nama petugas rekam medis dan tanggal
kembali berkas rekammedis.
Tracer digunakan sebagai pengganti berkas rekam medis yang keluar dan rak
filling. Setiap berkas rekam medis yang diambil dan rak atau odner hares diganti
dengan tracer, sehingga pada saat terdapat permintaan yang sama berkas rekam medis
dapat diketahui keberadaanya atau ketika berkas rekam medis tidak terdapat ditempat
pada saat diminta, dapat diketahui tanggal terakhir berkas keluar dan tempat berkas
rekam medis berada.
113
Sebagaimana ketentuan yang berlaku bahwa Berkas Rekam Medis harus
diserahkan dan disimpan ke dalam ruang penyimpanan/rak penyimpanan dengan
syarat terisi dengan lengkap. Untuk menjalankan ketentuan tersebut dibuatlah
Sistem peyimpanan berkas rekam medis tidak lengkap. Sistem tersebut adalah
sistem yang mengelola berkas rekam medis yang belum lengkap, berkas rekam
medis yang belum lengkap akan di evaluasi oleh bagian Assembling dengan
menggunakan program tracer, dari hasil evaluasi tersebut berkas akan disimpan
berdasarkan lembaran atau DMK (Data Medik) yang kosong/belum lengkap.
Rak penyimpanan ini hanya bersifat sementara yaitu sebagai tempat
penampungan sebelum berkas tersebut didistribusikan kembali dengan tujuan agar
kelengkapan data medis dapat terpenuhi dan berkas rekam medis tidak bercampur
dengan berkas lengkap serta memudahkan petugas dalam pencarian berkas untuk
kebutuhan peminjaman atau pelayanan lainnya.
3. Pendistribusian Berkas Rekam Medis
Setelah melawati proses pengambilan sebagaimana ketentuan diatas, berkas
rekam medis akan didistribusikan oleh petugas rekam medis, ketentuan mengenai
pendistribusian adalah sebagai berikut ;
a. Berkas Rekam Medis tidak boleh keluar dari rumah sakit dan pendistribusian
berkas rekam medis hanya boleh didistribusikan oleh petugas rekam medis dan
tidak dibenarkan untuk dibawa pasien/keluarga pasien.
b. Setiap berkas rekam medis yang telah terambil dan rak penyimpanan harus
tergantikan oleh tracer dan segera didistribusikan.
c. Petugas Rekam Medis tidak dapat mengirim satu-persatu Rekam Medis secara
rutin pada saat permintaan mendadak. Untuk ini bagian lain yang memerlukan
(untuk darurat) harus mengirim petugasnya untuk mengambil sendiri kebagian
Rekam Medis.
d. Penanggungjawab atas kebersihan, keamanan dan kerahasian berkas rekam
medis ketika proses pendistribusian sampai dengan tempat tujuan adalah
petugas rekam medis. Setelah berkas sampai ditempat tujuan maka kebersihan,
keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis menjadi tanggungjawab
peminta (petugas pelayanan kesehatan di tempat tujuantersebut).
e. Berkas Rekam Medis tidak lengkap yang tersimpan dalam rak tidak lengkap
harus segera didistribusikan ke bagian yang bersangkutan setelah 2 kali 24 jam
terhitung hari pengembalian berkas.
114
4. Pengembalian Berkas Rekam medis
Berkas yang telah keluar dari rak penyimpanan harus segera dikembalikan
ketempat semula setelah urusan/kegiatan pelayanan atau penelitian selesai.
Ketentuan mengenai pengembalian dan penyimpanan berkas adalah sebagai
berikut:
a. Penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis harus oleh petugasrekam
medis
b. Selain petugas rekam medis dilarang memasuki ruang penyimpanan berkas
rekam medis, kecuali mereka yang telah mendapat ijin dari Direksi Rumah
Sakit dan didampingi oleh salah satu petugas rekam medis.
1) Berkas yang kembali dari ruangan rawat inap dan rawat jalan disimpan di
rak penyimpanan berkas.
2) Berkas yang sudah diisi dengan lengkap disimpan di rak / di Filling dengan
menggunakan Sistem penjajaran Terminal Digit (angka akhir).
c. Berkas yang belum diisi dengan lengkap disimpan sementara di rak
penyimpanan berkas tidak lengkap berdasarkan dokter/unit yang berkewajiban
mengisi
d. Berkas yang keluar dari rak Filling ataupun di rak penyimpanan berkas tidak
lengkap harus diganti dengan tracer.
Pengembalian berkas rekam medis terbagi menjadi 3 yaitu berkas kembali dari
poliklinik, berkas kembali dari ruang perawatan dan bekas kembali dari distribusi
peminjaman/tidak lengkap. Terdapat ketentuan umum tentang pengembalian
berkas rekam medis yaitu seorang yang menerima / meminjam rekam medis,
berkewajiban untuk mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktunya
(Depkes RI, 1997).
1. Berkas kembali dan poliklinik/rawat jalan.
Dalam hal ini terdapat ketentuan bahwa setelah kegiatan pelayanan
115
poliklinik telah selesai maka petugas poliklinik tersebut mengembalikan berkas
rekam medis ke bagian rekam medis dalam keadaan telah terisi dengan lengkap.
Petugas rekam medis menerima berkas tersebut dan mengevaluasi
kelengkapan berkas dan jumlah berkas yang dikembalikan. Kemudian
menempatkan berkas tersebut dalam rak "berkas kembali dari poliklinik" di
dalam ruang penyimpanan bekas.
Petugas penyimpanan akan mengambil berkas tersebut dan mencatatnya
dalam buku filling (untuk evaluasi pengembalian) kemudian menyimpannya
kembali ke dalam rak atau odner dengan ketentuan;
a. Simpan kembali bekas rekam medis dengan sistem terminal
digitfilling system
b. Pastikan terdapat tracer sebelum peletakan atau
pengembalianberkas ketempat semula.
116
tracer sebelum berkas dikembalikan ke tempat semula.
Pengamanan dan pemeliharaan berkas rekam medis adalah suatu hal yang
sangat penting dalam proses penyelenggaraan rekam medis. Oleh karena itu
terdapat kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktur yaitu Berkas rekam medis
bersifat rahasia dan tidak diperkenankan membawa berkas rekam medis keluar dari
RSUD OKU Timur, kecuali salinan fotocopy berkas, untuk kebutuhan dan
kepentingan yang diperbolehkan oleh peraturan hukum sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Petugas rekam medis harus menjaga agar berkas rekam medis tersimpan
dan tertata dengan baik serta terlindung dan kemungkinan pencurian berkas atau
pembocoran isi berkas rekam medis
117
dengan Surat Kuasa bermaterai 6000 yang ditanda tangani oleh pasien
e) Permintaan resume medis pasien harus memenuhi ketentuan / Protap
Permintaan Resume Medis
f) Perujuk tidak diperkenankan melihat berkas rekam medis pasien kecuali atas
ijin dan pasien yang disampaikan secara tertulis kepada Direktur RumahSakit.
g) Tidak semua pegawai rumah sakit dapat mengakses rekam medis baik manual
maupun elektronik (MRE) yang telah diinput ke komputer, sedangkan petugas
yang diberi kewenangan mengaksesnya harus dapat menjaga kerahasiaan file
rekammedis
h) Programmer harus dapat memfasilitasi prosedur point ke —7
118
Hak akses berkas rekam medis pasien RSUD OKU Timur dapat diberikan kepada :
a. Dokter :
a) Dokter memiliki hak akses informasi serta hak akses berkas rekam medis
pasien yang pernah dirawat.
b) Dokter spesialis yang menerima konsul pasien memiliki hak akses terhadap
informasi serta berkasrekam medis pasien yang sedang dikonsulkan.
c) Dokter dapat mengakses kembali berkas rekam medis yang dipulangkan
terkait dengan kelengkapan berkas serta permintaan resume medis pasien
atau untuk kepentingan kesehatan pasien.
b. Perawat :
a) Perawat memiliki hak akses terhadap berkas rekam medis pasien yang saat
itu sedang dirawat.
b) Perawat dapat mengakses kembali berkas rekam medis pasien yang telah
dipulangkan untukkepentingan kelengkapan berkas.
c. Tenaga medis lain selain perawat hanya dapat mengakses berkas rekam medis
yang saat itu dalamasuhannya atau untuk kelengkapan pengisisan berkas rekam
medis pasien yang telah dipulangkan.
d. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik dan mahasiswa tenaga
kesehatan yangmelakukan praktik di RSUD OKU Timur memiliki hak akses
terhadap informasi rekam medis dantidak diperkenankan melihat isi rekam
medis pasien tanpa seizing pasien yang bersangkutan.
e. Pasien memiliki hak akses terhadap informasi dari berkas rekam medisnya
sesuai dengan ketentuansebagai berikut
a) Permintaan informasi medis terkait dengan data rekam medis pasien diatur
sesuai dengan SPO permintaan resume medis.
b) Rekam medis pasien hanya dapat diakses oleh pasien sendiri dan / atau
orang yang telah diberikankuassa oleh pasien sendiri dan atau orang yang
telah diberikan kuasa oleh opasien untuk mengetahuiisi rekam medis.
c) Rekam medis pasien anak hanya dapat diakses oleh orang tua kandung
pasien, orang tua adopsidan/atau wali yang secara sah ditunjuk jika pasien
masih dalam pengampuan.
119
f. Aparatur penegak hokum:
a) Aparatur penegak hukum atas dasar pendapat memperoleh informasi medis
pasien denganmengajukan Visum et Repertum . Permintaan Visum et
Repertum diatur secara khusus dalam SPO permintaan Visum et
Repertum.
b) Pengadilan dapat meminta berkas rekam medis yang asli dalam hal
pembuktian hukum. Peminjaman berkas rekam medis untuk kepentingan
pengadilan ini diatur dalam SPO peminjaman rekam medis.
g. Permintaan data medis oleh institusi atau lembaga tertentu:
a) Permintaan data medis oleh institusi atau lembaga tertentu dapat
dipenuhi sesuai dengan perjanjianyang telah diatur antara pihak
rumah sakit dengan instansi yang terkait.
b) Pemberian resume medis pada pihak ketiga yakni asuransi serta perusahaan
rekanan tetap didasarkan pada persetujuan pasien atas pelepasan informasi
medisnya.
c) Badan atau lembaga tertentu yang berkepentingan terhadap penelitian,
pendidikan maupun auditmedis.
d) Badan atau lembaga tertentu yang mengakses informasi maupun berkas
rekam medis untukkepentingan penelitian, pendidikan maupun audit medis
tidak boleh mencantumkan identitas pasienterkait kepentingannya terhadap
akses rekam medis pasien.
e) Peminjaman berkas rekam medis untuk kepentingan penelitian, pendidikan
maupun audit medistidak boleh mencantumkan identitas pasien terkait
120
c) Petugas kasir atau petugas keuangan lain harus tetap menjaga kerahasiaan
rekam medis.
d) Hak akses informasi rekam medis setiap petugas terkait dengan
pelaksanaan rekam medis elektronikdibatasi sesuai dengan
kewenangannya. Bagian SIRS memfasilitasi hak akses tersebut.
Prosedur pencegahan akses rekam medis yang tidak berhak / pengguna tidak sah
dalam bentuk kertas atau elektronik tanpa ijinterhadap isi rekam medis:
1. Pihak internal
a. Peminjam menghubungi petugas rekam medis untuk meminjam status pasien.
b. Petugas menulis pada buku peminjaman status rekam medis.
c. Petugas meletakan tracer pada tempat map RM yang diambil.
d. Waktu peminjaman 1 x 24 jam .
e. Berkas rekam medis tidak boleh keluar dari rumah sakit.
2. Pihak eksternal
a. Pihak external yang boleh mengakses rekam medis dalam hal :
1) Untuk kepetingan kesehatan pasien.
2) Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
3) rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan.
4) Permintaan atau persetujuan pasien sendiri.
5) Permintaan institusi atau lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan
6) Petugas rekam medis menulis pada buku peminjaman rekam medis.
7) Peminjaman hanya pada lingkungan rumah sakit tidak boleh dibawa keluar
rumah sakit.
8) Peminjaman selama jam kerja
9) Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar dari rumah sakit.
3. Hak akses terhadap informasi rekam medis pasien dapat diberikan kepada :
a. Pasien dan atau orang yang telah diberikan kewenangan oleh pasien untuk
mengetahui informasi mengenai rekam medis pasien.
b. Semua petugas yang turut memberikan asuhan pelayanan pasien (dokter,
perawat, bidan, rekam medis atau PPA )Hak akses hanya terbatas pada pasien
yang pernah diberikan pelayanan oleh petugas tersebut.
121
c. Residen yang sedang melaksanakan kepanitraan klinik dan mahasiswa tenaga
kesehatan yang melakukan praktik di RSUD OKU Timur memiliki hak akses
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
d. Aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku.
e. Instusi atau lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
f. Badan atau lembaga yang berkepentingan terhadap penelitian, pendidikan dan
audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
4. Setiap petugas yang terlibat dalam penggunaan hak akses rekam medis di rumah
sakit RSUD OKU Timur di beri password untuk bisa masuk dalam aplikasi SIM-
RS. Sedangkan dalam ruang filling atau penyimpanan dilengkapi sarana yang
sesuai standar diantaranya ruangan filling terlindungi dari orang yang tidak
berkepentingan masuk karena di pintu terdapat peringatan dilarang masuk kecuali
petugas, berkas tersimpan dalam lemari Roll o’pack yang kuat dan kokoh
sehingga tidak semua orang bisa mengkases rekam medis dalam bentuk kertas dan
atau elektronik tanpa izin.
5. Dalam kerahasiaan dan privasi informasi mengenai data pasien selalu dijaga
kerahasiaannya dimana dalam pembukaan informasi atau pelepasan informasinya
tidak semua orang bisa mengetahuinya hanya orang-orang yang mempunyai
kewenangan dalam mengakses rekam medis, semua itu bisa dibuktikan oleh
adanya formulir dalam rekam medis yang berisi tentang persetujuan pembukaan
informasi medis pasien yang telah ditanda tangani oleh pasien/keluarga serta PPA.
6. Di RSUD OKU Timur para tenaga rekam medis juga dituntut untuk menjaga
kerahasiaan informasi terkait data pasien dimana mereka telah di adakan
pengambilan sumpah rekam medis agar bisa menjaga kerahasiaan terhadap isi
rekam medis.
7. Di ruang RM juga tersedia cctv untuk memantau aktivitas kegiatan yang bisa
digunakan untuk mengawasi agar bisa menjadi salah satu dalam pencegahan hak
akses rekam medis dari orang-orang yang tidak mempunyai akses rekam medis.
N. PELEPASAN INFORMASI
Pelepasan informasi medis adalah prosedur melepaskan, membeberkan atau
mengungkapkan data atau informasi medis pasien untuk kepentingan pasien dan
122
kepentingan lainnya yang tidak merugikan pasien yang telah diatur oleh undang —
undang
Pelepasan informasi medis harus memenuhi kaidah :
1. Kaidah autonomy bahwa pasienlah yang memutuskan boleh atau tidaknya akses
terhadap informasi kesehatannya, bukan pasangannya ataupun pihak ketiga.
2. Kaidah beneficence bahwa informasi hanya diungkapkan kepada individu yang
membutuhkannya dalam rangka melakukan perbuatan yang menguntungkan atau
untuk kepentingan pasien (misalnya kepada perusahaan asuransi dalam rangka
pembayaran)
3. Kaidah nonmaleficence bahwa informasi tidak diberikan kepada pihak yang tidak
berwenang dan yang mungkin merugikan pasien (misalnya perusahaan asuransi
meminta informasi kesehatan untuk tujuandiskriminasi).
4. Kaidah justice bahwa informasi harus menerapkan ketentuan secara adil dan
konsisten untuk semua orang
5. Pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas,yaitu:
a. untuk kepentingan kesehatan pasien
b. untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hokum
c. permintaan pasien sendiri
d. berdasarkan ketentuan undang-undang
Selain kaidah diatas juga terdapat kaidah umum terkait dengan pemberian informasi
rekam medis pasien yaitu :
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki oleh rumah sakit tidak boleh
disebarkan oleh pegawai rumah sakit, kecuali bila pimpinan rumah sakit
mengijinkan.
2. Rumah sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam medis
dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien, kecuali jika rumah
sakit itu sendiri yang akan menggunakan rekam medis tersebut bila perlu untuk
melindungi dirinya ataumewakilinya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab dapat berkonsultasi dengan
bagian rekam medis sehubungan dengan pencatatan berkas rekam medis pasien
yang dirawat.
123
4. Dokter tidak diperkenankan memberikan resume medis pasien yang dirawat secara
langsung kepada perusahaan asuransi atau badan lain. Permintaan resume dan
surat keterangan medis diatur dalam prosedur permintaan resume medis di bagian
rekam medis.
5. Informasi rekam medis hanya boleh dikeluarkan dengan surat kuasa bermaterai
yang ditanda tangani oleh pasien (walinya jika pasien tersebut secara mental tidak
kompeten)
6. Dokterdariluarrumahsakityangmencariketeranganmengenaipasienmelaluidata
rekam medis pasien yang dirawat di rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dan
pasientersebut.
7. Ketentuaninitidaksajaberlakubagibagianrekammedis,tetapijugaberlakubagisemua
orang yang menangani rekam medis dibagian perawatan, bangsal-bangsal dan
lain-lain.
8. Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas
permintaan pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dan pimpinan rumah
sakit.
9. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawakebagian
lain dari rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk transaksi dalam kegiatan
rumah sakititu.
10. Dengan persetujuan dan pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam medis untuk
keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah sakit,
apabila ingin melakukan riset harus memperoleh persetujuan tertulis dari pimpinan
rumah sakit.
11. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa kepengadilan segala ikhtiar
hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan foto static rekam medis
yang dimaksud. Apabila hakim minta yang asli, tanda terima harus diminta dan
disimpan di folder jangan sampai rekam medis yang asli tersebut kembali.
12. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk
membayar biaya rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak dapat dijadikan
alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi medis pegawai tersebut
kepadanya tanpa surat kuasa atau persetujuan tertulis dari pasien atau walinya
yang syah.
124
13. Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi mengenai
periode-periode perawatan tertentu. Surat kuasa atau persetujuan itu hanya berlaku
untuk informasi medis termasuk dalam jangka waktu atau tanggal yang tertulis
didalamnya.
Di sisi lain, rumah sakit sebagai institusi tempat dilaksanakannya pelayanan medis,
memiliki Kode Etik Rumah Sakit (Kodersi) yang diantaranya juga berkaitan dengan
rekam medis, yaitu :
1. Pasal 04 : Rumah sakit harus memelihara semua catatan/arsip, baik medik maupun
nonmedik secarabaik
2. Pasal 09: Rumah sakit harus mengindahkan hak-hak asasipasien
3. Pasal 10 : Rumah sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien dan
tindakan apa yang hendak dilakukan
4. Pasal 11 : Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien (informed consent
sebelum melakukan tindakanmedik)
00 01 00
Angka kedua Angka ketiga Angka
Secondary digit Tertiary digits pertama
Primary
digits
Dalam penjajaran dengan sistem angka akhir (terminal digit filling sistem) ada
100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai dengan 99.
126
Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka pertama dan membawa
rekam medis ke dalam rak penyimpanan untuk kelompok angka pertama.
Pada kelompok angka pertama, berkas rekam medis disesuaikan urutan letaknya
menurut angka kedua, kemudian berkas rekam medis disimpan dan dijajarkan ke
dalam urutan sesuai dengan kelompok angka ketiga sehingga dalam setiap kelompok
penyimpanan nomor pada kelompok angka ketiga (tertiary digits), yang selalu
berlainan.
Contoh :
00-00-00 01-01-00 02-02-00
00-01-00 01-02-00 99-99-00
00-02-00 01-99-00 00-00-01
00-99-00 02-00-00 00-01-01
01-00-00 02-01-00 02-00-01
keuntungan dari sistem penjajaran angka akhir atau terminal digit Filling Sistem adalah :
a. Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar secara merata ke 100 kelompok
(section) di dalam rak penyimpanan. Petugas penyimpanan tidak akan berdesak-
desakkan di satu tempat (atau section), dimana rekam medis harus di simpan di
dalam rak.
b. Petugas diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu misalnya ada 4
petugas masing-masing diserahi : section 00-24, section 25-49, section 5070,
section 75-99
c. Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-rata mengerjakan jumlah
rekam medis yang hampir sama setiap harinya untuk setiapsection.
d. Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan terhindar dari timbulnya
rakkosong.
127
3. Kode Warna
a. Kode warna pada sampul berkas rekam medis rawat inap yang digunakan di
RSUD OKU Timur ada 3 warna berbeda, yaitu:
1) Sampul warna kuning digunakan untuk pasien dengan tanggungan
jamkesmas, atau jamkesmas non kuota yang dirawat di RSUD OKU Timur .
2) Sampul warna merah digunakan untuk pasien dengan tanggungan BPJS
3) Sampul warna hijau digunakan untuk pasien umum atau pasien tanggungan
selain jamkesmas dan BPJS
b. Kode warna Untuk dua digit terakhir
Kode warna yang dimaksud adalah kode pembedaan warna berdasarkan dua
digit terakhir (terminal digit) dari nomor register pasien yang berarti menunjukan
posisi rak masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan
dalam memasukkan berkas rekam medis kedalam rak penyimpanan. Kode warna
ini masih terminal digit. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan
dalam memasukkan berkas rekam medis kedalam rak penyimpanan. Kode warna
ini masih digunakan pada berkas rekam medis rawat jalan.
Ketentuan kode warna pada terminal digit yaitu mulai angka 0 sampai
dengan 9 adalah sebagai berikut :
Angka 0 : kuning
Angka 1 : hijau tua
Angka 2 : merah
Angka 3 : pink
Angka 4 :ungu
Angka 5 :biru tua
Angka 6 :biru muda
Angka 7 : hitam
Angka 8 : coklat
Angka 9 : hijau muda
Misalnya:
Nomor register pasien 00-23-56 maka warna pada berkas rekam medis rawat
jalannya adalah biru muda
128
4. Penomoran
Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan baik di dalam rak filling maupun
di dalam Odner diperlukan suatu cara/metode agar berkas rekam medismudah
diketahui tempat/kelompok penyimpanannya yaitu dengan metode Penomoran, dalam
arti memberikan tanda penunjuk yang berupa angka/nomor pada rak-rak atau odner
penyimpanan
. Dengan sistem penjajaran terminal digit memberikan kemudahan dalam
memberikan penunjuk rak yaitu dengan menggunakan 2 digit terakhir atau primary
digit pada rak atau odner karena primary digit adalah acuan pengelompokan file,
sehingga dengan memberikan kode angka primary digit pada setiap rak dan odner
akan mempermudah dan mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan rekam
medis.
Contoh penunjuk :
Memberikan kode 2 angka primary digit pada rak dan odner
0001 02 03 04
05
Yang diletakan pada petunjuk 00 adalah berkas rekam medis dengan nomor sebagai
berikut :
00-01-00, diikuti 00-02-00, 00-03-00, 00-04-00, 00-05-00 dan seterusnya.
Rumah Sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
Dengan adanya ketentuan tersebut maka setelah batas waktu 5 tahun
sebagaimana dimaksud ayat 1 dilampaui rekam medis dapat dimusnahkan kecuali
ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana ayat 2.
Berkas rekam medis di RSUD OKU Timur dikatakan In-Aktif apabila tidak ada
kunjungan dalam jangka waktu 2 tahun terakhir setelah pasien berobat atau
129
dipulangkan. Berkas rekam medis In-Aktif disimpan selama3 tahun di ruang
penyimpanan inaktif untuk kemudian dimusnahkan.
Salah satu elemen yang diperlukan dalam penyusutan berkas adalah Jadwal
Retensi Arsip (JRA). JRA yang digunakan di RSUD OKU Timur semuanya
memiliki ketentuan yang sama yaitu dalam kurun waktu 2tahun terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan kemudian berkas rekam medis
statusnya menjadi berkas rekam medis In-Aktif. Kemudian setelah 3 tahun in-aktif
atau terhitung 5 tahun dari tanggal terakhir kunjungan pasien maka berkas rekam
medis dapat dimusnahkan.
Tujuan dari pemisahan dan penyusutan tersebut adalah :
1. Untuk mengurangi kapasitas berkas dari rak penyimpanan berkasrekam medis
aktif
130
2. Untuk mengakomodir keterbatasan kapasitas rak penyimpananberkas rekam
medis aktif.
3. Untuk memudahkan pencarian berkas rekam medis yangakan dimusnahkan
nantinya.
4. Untuk terciptanya sistem penyimpanan arsip yang efektif dan efisien
5. Menyelamatkan berkas yang bernilai guna tinggi serta mengurangiberkas rekam
medis yang nilai gunanya telah menurun.
f. DMK 12 : RingkasanPenyakit
Khusus untuk kasus — kasus operasi, ditambah dengan :
1) LaporanOperasi
2) LaporanAnestesi
3) InformedConsent
131
Setelah di-scan:
a. Berkas yang telah beralih wujud dalam bentuk elektronik dikelompokkan
berdasarkan terminal digit filling system (2 angka digit terakhir), kemudian
disimpan dalam bentukCD
b. Berkas yang telah diretensi, disimpan di rak Filling in aktif dengan
sistem penyimpanan terminal digit filling system.
c. Untuk pasien yang datang kembali setelah masa retensi, maka data
pasien diambilkan dari berkas yang telah di scan dengan cara di print
d. Hasil scan dimasukkan dalam programpertelaan.
132
2. Pemusnahan berkas rekam Medis Inaktif
Pemusnahan berkas rekam medis adalah suatu proses kegiatan penghancuran
secara fisik berkas Rekam Medis yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya
(setelah melewati masa In-Aktif). Penghancuran harus dilakukan secara total
dengan cara membakar habis, mencacah atau mendaur ulang sehingga tidak dapat
dikenali lagi baik isi maupun bentuknya.
Ketentuan pemusnahan Rekam Medis adalah sebagai berikut ;
1. Dibentuk tim pemusnah arsip dengan surat keputusan direktur yang
beranggotakan sekurang-kurangnya dari : Sekretariatan, Bagian Rekam Medis,
Bagian Pelayanan (Rawat Jalan dan Rawat Inap) dan Komite Medis (termasuk
Panitia RekamMedis).
2. Rekam Medis yang mempunyai nilai guna tertentu tidak dimusnahkah tetapi
disimpan dalam jangka waktu tertentu.
3. Membuat pertelaan arsip bagi Rekam Medis aktif yang telahdinilai.
4. Daftar pertelaan arsip Rekam Medis yang akan dimusnahkan oleh timpemusnah
dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit dan Direktur JenderalPelayanan
MedisPelayanan Medis Departemen KesehatanRI.
5. Berita acara pelaksanaan pemusnahan dikirimkan kepada Pemilik Rumah Sakit
dan Kepala Direktur Jenderal Pelayanan Medis Departemen KesehatanRI.
Pada point 3 mengenai Daftar pertelaan berkas rekam medis, di RSUD OKU
Timur , daftar pertelaan berkas menggunakan program pertelaan sebagaimana
ketentuan dalam proses penyusutan diatas. Hasil dan report tersebut sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh DepKes RI.
Tata cara penilaian berkas rekam medis yang telah berakhir fungsi dan nilai
gunanya adalah berkas yang telah 5 tahun in aktif. Indikator yang digunakan untuk
menilai berkas rekam medis in aktif adalah frekuensi rekam medis digunakan untuk
pendidikan dan penelitian, bernilai guna primer administrasi, hukum, keuangan dan
IPTEK, serta bernilai guna sekunder untuk pembuktian dan sejarah.
133
Q. PENYIMPANAN, RETENSI, DAN PEMUSNAHAN ARSIP REKAM MEDIS
1. Pengaturan Arsip diIndonesia
a. Umum
Menurut Undang-undang tentang kearsipan, arsip diartikan sebagai naskah yang
dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintah
dalam bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam
rangka pelaksanaan
kegiatan pemerintah, selain itu arsip diartikan juga sebagai naskah-naskah yang
dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dalam bentuk corak apapun, baik
dalam keadaan tunggal atau kelompok.
Arsip dari segi pembuatan dan kepentingan-kepentingan yang terkandung
didalamnya, dapat dibedakan menjadi :
1) Arsip kenegaraan atau pemerintahan (Public archives), yaitu arsip yang
memuat catatan atau keterangan yang dibuat atau mengenai tindakan
kenegaraan atau pemerintahan;
2) Arsip perniagaan (Business archives) yaitu arsip yang memuat catatan atau
keterangan yang dibuat atau mengenai tindakan badan-badan perniagaan
atau perorangan dalam rangka atau mengenai perniagaan(Business);
Ditinjau dari sudut hukum, ada beberapa persoalan menyangkut kearsipan, diantaranya :
1) Bentuk arsip sebagai alatbukti
Arsip mempunyai makna penting dalam hal pembuktian. Arsip sebagai alat
bukti terkait 2 (dua) hal, yaitu :
a) Fungsi arsip sebagai alat bukti, yaitu sebagai sumber informasi dan data
baik di dalam maupun di luar pengadilan;
b) Bentuk fisik/wujud arsip. Sampai saat ini surat yang diartikan sebagai
lembaran kertas yang berisi naskah atau tulisan asli baik dalam bentuk
huruf, atau tanda- tanda lain merupakan alat bukti yangsah.
Beberapa arsip tertentu mempunyai kedudukan sebagai alat bukti sehingga
wajib disimpan dan dipelihara sesuai dengan ketentuan jangka waktu/retensi
menurut peraturan yang berlaku.
134
2) Lama penyimpanan arsip
Secara umum, sebelum berlakunya Undang-undang No. 8 tahun 1997 tentang
dokumen perusahaan, untuk bidang perusahaan ada kewajiban menyimpan
arsip selama 30 (tiga puluh tahun). Hal ini mengacu pada ketentuan pasal 6
Kitab Undang-undang Hukum dagang (Wetboek van Koophandel voor
Indonesia Staatblad 1847: 23) junto jangka waktu daluwarsa suatu
tuntutansebagaimana diatur dalam pasal 1967 KUH Perdata.Karena dengan
lewatnya masa daluwarsa maka secara hukum segala tuntutan baik yang
bersifat kebendaan maupun perorangan akan hapus, sehingga segala
permasalahan yang menyangkutkeberadaan arsip tersebut tidak dapat dituntut
lagi oleh pihak manapun. Dalam perkembangannya, ketentuan kewajiban
penyimpanan selama 30 (tiga puluh) tahuntersebut, dinilai banyak
mengurangi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Aturan penyimpanan selama
30 tahuntersebut dianggap sudahtidak sesuai lagi dengan perkembangan
dansesuai
lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat khususnya di
bidang ekonomi dan perdagangan.
Oleh karena itu UU Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan,
mengatur tentang adanya kewajiban penyimpanan selama 10 (sepuluh)
tahun, sehingga dianggap lebih memperingan beban penyimpanan bagi
badan usaha/perusahaan. Akan tetapi dilain pihak dalam undang-undang
tersebut juga menyatakan bahwa ketentuan penyimpanan selama 10
(sepuluh) tahun tidak menghilangkan fungsi dokumen yang bersangkutan
sebagai alat bukti sesuai kebutuhan sebagaimana ditentukan dalam ketentuan
daluwarsal. Sehingga dalam hal ini diperlukan managemen dan metode yang
tepat dalam penggelolaan arsip, sehingga tercipta sebuah sistem
penyimpanan yang efektif dan efisien serta tidak menghilangkan fungsi arsip
sebagai alat bukti.
Ketentuan Daluwarsa diatur dalam Pasal 1967 KUH Perdata, yaitu
segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun yang bersifat
perorangan, hapus karena daluwarsa dengan lewatnya waktu tigapuluh
tahun.
135
3) Penyusutanarsip
Penyusutan arsip merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pengelolaan arsip yang meliputi pemindahan, penyerahan dan pemusnahan.
Yang perludiperhatikan adalah adanya penyusutan terutama pemusnahan
tidak mengurangi jaminan perlindungan hak-hak yang terkandung dalam
arsip tersebut.
4) Kualifikasiarsip
Arsip dapat dibedakan menjadi arsip dinamis dan arsip statis. Disebut
dinamis karena masih dipergunakan secara langsung dalam perencanaan atau
penyelenggaraan administrasi. Sedangkan arsip statis tidak lagi
dipergunakan secara langsung, tetapi disimpan untuk memudahkan
penemuan kembali jika sewaktu- waktu diperlukan.
Menurut frekuensi pemakaiannya, arsip dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu :
a) Arsip aktif, yaitu arsip yang masih dibutuhkan dalam operasional
sewaktu- waktu.
b) Arsip semi aktif, yaitu arsip yang masih dibutuhkan tetapi sudah
berkurang frekuensi penggunaannya.
c) Arsip inaktif, yaitu arsip yang tidak digunakan lagi dalam operasional
sehari- hari tetapi masih perlu disimpan untuk kepentingan badanusaha.
Untuk arsip aktif dapat disimpan dengan retensi 1 (satu) sampai 2 (dua)
tahun; arsip semi aktif disimpan dengan retensi 3 (tiga) sampai 5 (lima)
tahun. Arsip in aktif disimpan dengan retensi 10-30 tahun/sesuai dengan
nilai guna arsip.
b. Pengalihan bentukarsip
Ketentuan di dalam Undang-undang No. 8 tahun 1997 tentang dokumen
perusahaan, memuat perubahan pengertian arsip, yaitu tidak hanya berupa hard
paper, namun juga dalam bentuk media elektronik (disket, mikrofilm, CD room)
sebagai alat bukti yang sah (pasal 12). Sehingga kendala yang dialami dalam
penyimpanan arsip kertas (daya tahan kertas terbatas, biaya pemeliharaan besar
dan memakan banyak tempat) dapat diminimalisasi dengan mengalihkan arsip
kertas ke dalam media elektronik, dengan jaminan bahwa isi naskah tetap benar
dan sesuai dengan aslinya. Berkaitan dengan hal tersebut, arsip-arsip yang
136
penting dapat dialihkan ke dalam media elektronik harus dengan dilegalisasi
pimpinan Rumah Sakit. Berita Acara legalisasi tersebut sekurang-kurangnya
memuat :Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukannya
legalisasi; Keterangan bahwa pengalihan dokumen yang dibuat diatas kertas ke
dalam media elektronik telah dilakukan sesuai aslinya. Tanda tangan dan nama
jelas pimpinan perusahaan.
Untuk arsip yang mempunyai kekuatan pembuktian otentik masih
mengandung kepentingan hukum tertentu seperti : sertifikat tanah,akta
pendirian, dan lain-lain. Wajib disimpan naskah aslinyameskipun sudah
dialihkan ke dalam mediaelectronik/medialainnya.
c. Arsip rumahsakit
Arsip Rumah Sakit merupakan arsip yang bersifat khas karena selain
mempunyai peranan penting dalam pembuktian bagi rumah sakit, pasien, dan
pihak lain berdasarkan peraturan yang berlaku, beberapa arsip rumah sakit juga
berkaitan dengan ketentuan kode etik profesi kedokteran, sehingga diperlukan
137
b) Kepentingan Payers For Services (pembayaran biaya pelayanan), antara
lain:
1. Sebagai bahan bukti bagi pengajuan klaim asuransi
2. Untuk audit bagi perusahaan asuansi terhadap pelayanan medis serta
jasa profesional
3. Untuk memonitor kualitas dan ekuitas pelayanan medis yang
diasuransikan
4. Untuk menilai dan mengontrol biaya pelayanan medis
c) Kepentingan Social Users (pengguna dalam bidang social), antara lain:
1. Untuk kepentingan survey epidemiologik
2. Untuk menyelidiki pola penyakit, pengaruh penyakit terhadap
kehidupan sehari-hari, termasuk kesehatan kerja dankeamanan
3. Untuk bukti di pengadilan bagi penyelesaian perkara perdata atau
pidana
4. Untuk membuktikan adanya kelainan mental
5. Untuk penegakan disiplin kedokteran dan etika kedokteran.
Ada beberapa hal dari rekam medis yang perlu dipahami dari aspek
hukumnya secara benar, hal-hal yang penting itu ialah :
a) Bentuk dokumen rekam medis
Berdasarkan pasal 2 Permenkes 269 tahun 2008 tentang rekam medis.
Dokumen tersebut harus dibuat secara tertulis, jelas & lengkap. Atau
secara electronik. Jadi bentuk dokumen rekam medis dapat berupa 2
(dua) : kertas atauelectronik.
b) Kepemilikan Rekam Medis
c) Pasal 12 ayat (1) Permenkes tentang Rekam Medis menyatakan
bahwa berkas rekam medis adalah milik sarana kesehatan (Rumah
Sakit), sedangkan dalam ayat (2) menyatakan bahwa isi dari rekam
medis menjadi milik pasien. Isi rekam medis dimaksud dalam ayat (2)
dalam bentuk ringkasan rekam medis. Berkas Rekam Medis adalah
milik Rumah sakit, Direktur Rumah Sakit bertanggungjawab atas :
1. Hilangnya, rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis.
138
2. Penggunaan oleh badan lain yang tidak berhak.
Isi Rekam Medis adalah milik pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya,
dan untuk melindungi kerahasiaan tersebut dibuat ketentuan sebagai
berikut :
1. Hanya petugas Rekam Medis yang diijinkan masuk ruangan berkas
Rekam Medis.
2. DilarangmengutipsebagianatauseluruhisiRekamMedisuntukbadan
/perorangan, kecuali ada ijin tertulis dari pasien dan/atau sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Selama pasien dirawat di instalasi rawat inap maka data Rekam
Medis menjadi tanggungjawab perawat ruangan dan perawat
ruangan wajib menjaga kerahasiaan isinya.
139
Berdasarkan ketentuan diatas, Rumah Sakit berkewajiban untuk :
memberikan isi Rekam Medis kepada pasien jika diminta, baik dalam
bentuk lisan, salinan pada lembaran kertas maupun fotocopy;
menyimpan berkas dengan baik sebab di dalamnya terdapat data tentang
pasien yang sewaktu- waktu diperlukan; menjaga dari kerusakan atau
kehilangan; melaporkan Berita Acara pemusnahan kepada Dirjen
Pelayanan Medis.
Arsip medis di Rumah Sakit lainnya adalah arsip Laboratorium,
arsip radiologi, resep obat. Data laboratorium, resep obat dan data
radiologi merupakan bagian dan arsip Rekam Medis, namun terkadang
tidak menjadi 1 (satu) bendel dengan dokumen rekam medis. Namun
datanya harus dicatat ulang di dalam dokumen Rekam Medis sehingga
apabila data Rekam Medis sudah lengkap dan tersimpan dengan baik,
maka penyimpanan bagi arsip penunjang tersebut dapat diperpendek
retensinya.
Penyimpanan arsip medis diantaranya diatur di dalam Peraturan
Menteri Kesehatan no.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam
medis. Di dalam Pasal 8 Permenkes tentang Rekam Medis penyimpanan
berkas rekam medis pasien rawat inap sekurang-kurangnya selama 5
(lima) tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien
berobat/dipulangkan. Setelah terlampaui 5(lima) tahun, berkas dapat
dimusnahkan kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis.
Penyimpanan ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis, harus
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal dokumen dibuat.
Penyimpanan Resep obat berdasarkan Pasal 17 Permenkes No. 922/
Menkes/PER/X/1993 adalah selama 3 (tiga) tahun. Data Laboratorium
dapat berbentuk laporan umum dan laporan khusus. Laporan umum
diantaranya : Surat Permintaan Pemeriksaan, laporan umum kimia
klinik, mikrobiologi, dan laporan umum hermatologi, dokumen-
dokumen tersebut di atas wajib disimpanselama 1 (satu) tahun. Laporan
khusus meliputi laporan khusus kimia klinik, mikrobiologi,hermatologi ,
pemeriksaan sunsum tulang belakang dan pemeriksaanRadioisotop,
disyaratkan penyimpanannya olehDep.Kes.RI.Dirjen Yanmed Direktorat
140
Pelayanan Medis Spesialistikselamanya. Batasan selamanya ini sendiri,
Dirjen yanmed tidak memberikan batasan, padahal sangat sulit arsip
yang berwujud kertas tesebut dapat bertahan lebih dari 30 (tigapuluh)
tahun. Oleh karenanya sebaiknya data Laboratorium tersebut
dialihwujudkan ke media elektronik, sehingga penyimpanan dalam
bentuk kertas diberi retensi selama 30 (tigapuluh) tahun saja, setelah itu
dapat dimusnahkan.
Selain arsip di bidang medis, Rumah Sakit sebagai sebuah badan usaha juga
mempunyai arsip-arsip di bidang kesekretariatan/administrasi.Arsip
administrasi di rumah sakit meliputi : memo-memo intern, surat masuk,
surat keluar umum, surat keluar khusus, perjanjian-perjanjian baik
perjanjian intern antar sesama unsur di rumah sakit maupun dengan pihak di
luar unsur rumah sakit;dokumen-dokumenyang berkaitan dengan hubungan
kerja antara rumah sakit dengan tenaga kesehatan dan karyawan lainnya;
Surat Kontrak; Akta-akta dan/atau sertifikat-sertifikat (sertifikat pendidikan,
sertifikat tanah, rekening antar kantor, rekening harian/mingguan; dan
dokumen pendukung administrasi lainnya diluar dokumen medis dan
dokumen keuangan.
Pengelolaan arsip administrasi bagi rumah sakit mengacu pada aturan di
dalam Undang-undang No. 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan.
Undang-undang tentang dokumen perusahaan menyebutkan bahwa
dokumen perusahaan terdiri dan dokumen keuangan dan dokumen lainnya.
Dokumen lainnya terdiri dan data atau setiap tulisan yang berisi keterangan
yang mempunyai nilai guna bagi perusahaan meskipun tidak terkait
langsung dengan dokumen keuangan. Misalnya risalah rapat, akta pendirian
perusahaan, akta otentik lainnya yang masih mengandung kepentingan
hukum tertentu. Penyimpanan dari arsip-arsip tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Dokumen administrasi semisal
surat perintah kerja, surat kontrak dan/atau surat perjanjian,
penyimpanannya selama 10 (sepuluh) tahun atau sesuai kebutuhannya.
141
Sedangkan untuk data pendukung administrasi yang tidak merupakan
bagian dari bukti pembukuan misalnya rekening antar kantor, rekening
harian/rekening mingguan, jangka waktu penyimpanannya disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
142
kebutuhan sebagaimana ditentukan dalam ketentuanmengenai daluwarsa
suatu tuntutan yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang
berlaku atau untuk kepentingan hukum lainnya
143
6) Di dalam Berita Acara pemusnahan dilampirkan daftar pertelaan dokumen
yang akan dimusnakan.
7) Berita Acara Pelaksanaan Pemusnahan dikirimkan kepada pimpinan
perusahaan dan/atau pemilik perusahaan.
144
2. Pelaksanaan penyimpanan dan pemusnahan arsip di RSUD OKU Timur
a. Pelaksanaan Penyimpanan arsip di RSUD OKU Timur diatur sebagai berikut:
ARSIP SELAMA MASA
LAMA
NO JENIS DOKUMEN PENYIMPANAN PENGALIHAN
PENYIMPANAN
KE MEDIA ELEKTRONIKDAN
ARSIP KERTAS
PEMUSNAHAN
1 Dokumen rekam Point a dan b : setelah melampaui 5
medis: tahun, di scan disimpan dalam
a. Dokumen rekam bentuk elektronik. Setelah
medis rawat jalan melampaui 5 tahun, dokumen
b. Dokumen rekam kertas dimasukkan filling inaktif
medis rawat inap dengan mengacu surat edaran
c. Ringkasan dirjen pelayanan medis no HK.
penyakit / resume 00.06.1.5.01160 tahun1995
medispasien. tentang jadwal retensi arsip.
d. FormInformed Disimpan sampai mencapai 30
consent. tahun.
Point c dan d : dokumen kertas
(hardcopi) disimpan selama 10
tahun, namun pada saatmelampaui
5 tahun di scan disimpan dalam
bentuk elektronik sebagai back up.
Dokumen kertas dimasukkan
filling inaktif dengan mengacu
surat edaran dirjen pelayanan medis
no HK. 00.06.1.5.01160 tahun
1995 tentang jadwal retensi arsip.
Disimpan sampai mencapai
30 tahun.
145
ARSIP SELAMA MASA
LAMA
NO JENIS DOKUMEN PENYIMPANAN
PENYIMPANAN
PENGALIHAN KE MEDIA
ARSIP KERTAS
ELEKTRONIKDAN
PEMUSNAHAN
2 Dokumen penunjang 1. 3 tahun. 1. Resep obat : setelah disimpan
medis: 2. Laboratorium. lebuh dari 3 tahun dapat
a. Resepobat. a. Surat diajukan pemusnahan ke
b. Laboratorium: b. permintaan : 1tahun.
direksi RSUD OKU Timur
1) Suratperminta 3. Hermotologi. Rekap obat elektronik
an a. sr 1tahun. disimpan untuk jangka waktu
pemeriksaan. b. srselamanya paling sedikit 5 tahun.
2) Kimia klinik: 30tahun 2. Surat permintaan dan laporan
a) Lap.Umum. 4. Selamanya(3 umum :klaim klinik,
b) Lap. Khusus. 0 tahun) mikrobiologi, hermatologi 4
3) Mikrobiologi. setelah lampaui 1 tahundi
a) Sr lap. scan/dialihkan elektronik
Umum / danhardcopi dapat diajukan
lapkhusus. pemusnahan ke direksi RSUD
4) Hermatologi. OKU Timur.
a) Sr lap Laporan khusu : kimia klinik,
umum / lap mikrobiologi, hermatologi,
khusus. laporan pemeriksaan sumsum
5) Laporan tulang belakang pemeriksaan
pemeriksaan radioisotop: disimpan dalam
sumsumtulang bentuk kertas selama 10 tahun,
belakang. setelah itu discan/dialihkan ke
6) Pemeriksaan medis elektronik, yang
disimpan 30 tahun dan yang
kertas
dapatdiajukanpemusnahan ke
direksi.
146
ARSIP SELAMA MASA
LAMA
NO JENIS DOKUMEN PENYIMPANAN PENGALIHAN
PENYIMPANAN
KE MEDIA ELEKTRONIKDAN
ARSIP KERTAS
PEMUSNAHAN
3 Radiologi : a. SP pemeriksaan: a. SP pemeriksaan setelah disimpan 1
a. Surat 1tahun. tahun dapat diajukan pemusnahan
pengantar(SP) b. Bacaan dokumen kepada direksi. Rekap SP
pemeriksaan. hasilfoto: 5 pemeriksaan di file komputer tetap
b. Bacaan hasil foto. tahun disimpan selama 5tahun.
b. Bacaan hasil foto tergabung dalam
arsip rekam medis, disimpan sesuai
masa aktif arsip rekam medis. Data
di komputer tetapdisimpan
selama 10 tahun.
147
ARSIP SELAMA MASA
LAMA
NO JENIS DOKUMEN PENYIMPANAN PENGALIHAN
PENYIMPANAN
KE MEDIA ELEKTRONIKDAN
ARSIP KERTAS
PEMUSNAHAN
d. alat medis & d. 1tahun.Selamany f. disimpan selamanya ditempat
nonmedis. a berlakunya khusus yangaman.
e. Perjanjian g. g, h, i ; setelah itu dapat diajukan
doktermitra. pemusnahan ke direksi. Arsip
f. Sertifikattanah. digital (scan dokumen) disimpan
g. Surat masuk selama 1 tahun.
ekstern tentang h. Disimpan selama berlakunya,
penawaran dan setelah ijin yang terbaru terbit,
pemberitahuan. arsip digital (scandokumen)
h. Sertifikat kalibrasi disimpan selama 10 tahun.
alat & ijin-ijinRS.
5 Kepegawaian : a. a dan b a. a dan b arsip kertas disimpan
a. SK karyawantetap. disimpan selama menjadi karyawan arsip
b. Sertifikatpelatihan selama digital sebagai backup.
karyawan. karyawan b. c dan d : arsip kertas dapat
c. PKWT kontrak bekerja., diajukan pemusnahan setelah 1
organik. didalam tahun habisnya masa kontrak
d. Perjanjiankerja filekaryawan. kerja.
karyawan KKPS. b. c dan d c. Tenaga yang
e. Surat lamaran kerja. disimpan dibutuhkan&memenuhi syarat
f. File mantan selama masa administrasi : paling lam 3 tahun.
karyawan. kontrak. Yang tidak memenuhi, dapat
c. Paling lama 3 langsung diajukan pemusnahan.
tahun. d. Disimpan selama 5 tahun,setelah itu
d. Disimpan 5 dimusnahkan,arsip digital (scan
tahun sejak dokumen) disimpan selama 10
terakhir keluar tahun.
RSUD OKU
Timur.
148
ARSIP SELAMA MASA
LAMA
NO JENIS DOKUMEN PENYIMPANAN PENGALIHAN
PENYIMPANA
KE MEDIA ELEKTRONIKDAN
N ARSIP
PEMUSNAHAN
KERTAS
6 Keuangan : a dan b Setelah selesai masa
a. Dokumen masing- penyimpanan10 tahun dan hasil
pendukungpajak. masing10ta audit keuangan sudah keluar,
b. Dokumen hun maka dapat diajukan
pendukung pembukuan. pemusnahan ke direksi RSUD
OKU Timur.
149
3. Pemusnahan dokumen yang telah dialihkan dalam microfilm atau media
lainnya, dapat segera dilakukan kecuali ditentukan lain oleh
pimpinanperusahaan;
4. Pemusnahan dilaksanakan dengan pembuatan Berita Acara yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukanpemusnahan;
b. Keterangan tentang pelaksanaanpemusnahan;
c. Tandatangan dan nama jelas pejabat yang melaksanakanpemusnahan;
5. Di dalam Berita Acara pemusnahan dilampirkan daftar pertelaan dokumen
yang akandimusnahkan.
6. Berita Acara Pelaksanaan Pemusnahan dikirimkan kepada pimpinan
perusahaan dan/atau pemilikperusahaan.
150
d. Pelaksanaan Retensi dan Pemusnahan Dokumen Rekam Medis
Pemusnahan dokumen rekam medis mempunyai kekhususan, yaitu harus
memenuhi syarat telah melampaui sistem retensi dokumen rekam medis. Sistem
retensi yaitu suatu kegiatan memisahkan atau memindahkan antara dokumen
rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang dinyatakan in
aktif di ruang penyimpanan (filing). Sebelum melakukan retensi perlu disusun
Jadwal Retensi Arsip berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medis Nomor
HK.00.1.5.01160 tahun1995. Dokumen rekam medis yang telah diretensi akan
disimpan di ruang penyimpanan in aktif berdasarkan tanggal terakhir pasien
berobat dan berdasarkan diagnosis penyakit pasien. Dibawah ini merupakan
Jadwal Retensi Arsip (JRA) berdasarkan kelompok penyakit:
No Kelompok
1 Umum 5 5 2 2
2 Mata 5 10 2 2
3 Jiwa 10 5 2 2
4 Orthopedi 10 10 2 2
5 Kusta 15 15 2 2
6 Ketergantungan 15 15 2 2
obat
7 jantung 10 10 2 2
8 Paru-paru 5 10 2 2
151
reassigment); SARS; flu burung; dan sebagainya, umumnya akan disimpan
selamanya karena memiliki nilai keilmuan kedokteran yang masih terus
berkembang. Berkas-berkas rekam medis seperti ini tidak dimusnahkan dan
akan terus diretensi, atau disebut juga diabadikan, namun bentuk
dokumennya dapat dialihwujudkan ke media elektronik (scan dokumen).
152
3) Cara pemusnahan dokumen rekam medis dapat dilakukan dengan cara antaralain:
a) Dibakar dengan menggunakan incenerator atau dibakar biasa.
b) Dicacah, dibuat bubur.
Dilakukan oleh pihak ketiga dengan disaksikan oleh tim pemusnah.
4) Tim Pemusnah membuat berita acara pemusnahan pada saat pemusnahan
berlangsung yang ditandatangani oleh Ketua tim Pemusnah, Sekretaris tim
pemusnah dan diketahui oleh Direktur rumahsakit.
5) Khusus untuk dokumen rekam medis yang sudah rusak/tidak terbaca
dapatlangsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan
diatas kertas bersegel yang ditandatangani oleh direktur yang isinya
menyatakan bahwa dokumen rekam medis sudah tidak dapat dibaca sama
sekali sehingga dapatdimusnahkan.
6) Adapun isi dari daftar pertelaan sebagai berikut:
Format Daftar Pertelaan Arsip Rekam Medis In Aktif Yang Akan Dimusnahkan
Nomor Jangka Waktu Diagnosa
No Tahun
Rekam Penyimpanan Akhir
Medis
1 2 3 4 5
153
BAB V
LOGISTIK
Bagian Rekam Medis Rumah RSUD OKU Timur setiap bulan memiliki
permintaan rutin berupa alat tulis kantor dan alat rumah tangga. Permintaan bagian
rekam medis terbagi dalam barang habis pakai dalam satu bulan serta barang inventaris
dalam satu tahun. Berikut tabel permintaan barang rutin yang dilakukan oleh bagian
rekam medis RSUD OKU Timur:
Jenis Barang
No
Barang Habis Pakai Barang Inventaris (Dalam 1 Tahun)
1 Askep Umum Set Album foto
2 Askep Neo Set Cutter besi
3 Askep RB Set Refill Cutter Besi
4 Gelang tangan Px RI Keset
5 Dewasa Pink Kursi Cytos
6 Dewasa Biru Kursi putar Cytos
7 Anak Pink Name Plate
8 Anak Biru Dokumen keeper
9 Form Pendaftaran Px Ber-KTP Perforator sedang
10 Form Pendaftaran Px Non KTP Perforator kecil
11 Kartu Berobat Barcode Pesawat telp wireless
12 Buku Ekspedisi Printer & Scanner Epson
13 Buku Kwarto 200 Stapler kecil
14 Bulpoint Vas
15 Bulpoint Spiral Bunga
16 Baterai AAA Kipas angin dinding
17 Baterai Besar AC Panasonic
18 Clip Kecil Tangga Stanless
19 Clip Binder Kecil
20 Kertas HVS Folio
21 Kertas HVS Kwarto
154
22 Kertas Folio KOP
23 Kertas Kwarto KOP
24 Kertas Kop Radiologi
25 Kertas Kop Laborat Copy
26 Amplop Kop Sedang
27 Amplop Kop Besar
28 Kertas Struk
29 Kwitansi MR
30 Lem Povinal
31 Map RM
32 Map Transparan
33 Materai 6000
34 Materai 3000
35 Refill Staples Kecil
36 Selotip Plastik Kecil
37 Spidol Marker
38 Refill Toner 12A
39 Refill Toner 35A
40 Catridge Epson TMU 220
41 Catridge Black Zebra
42 Pita Comp TMU
43 Tissue Multi
44 Refill Hand Wash
155
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
156
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah bagus;
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan prosesproduksi;
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalupanas
4. atau terlaludingin;
5. Tidak tersedia alat-alat pengaman;
6. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
157
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit.
Defenisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator
merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik
adalah yang sensitif tapi jugaspesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang
dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangatbaik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu. Dalam
melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan prinsip
dasar sebagaiberikut:
1. Aspek yang dipilih untukditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamananpasien
d. Kepuasanpasien
e. Sarana dan lingkunganfisik
2. Indikator yangdipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input danproses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompokdaripada
untukperorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar RumahSakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor
158
e. Didasarkan pada data yangada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapatmenilai
indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu
tidak baik.
4. Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan:
a. Acuan dan berbagaisumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yangsetara
c. Berdasarkan trend yang menujukebaikan
Standart Pelayanan Minima l (SPM) Rekam Medis RSUD OKU Timur dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Angka kelengkapan rekam medis
Indikator :Angka kelengkapan rekam medis 1x24 jam sejak pasien pulang
Dimensimutu :Kesinambungan pelayanan dan kesehatan
Tujuan :Tergambarnya tanggungjawab dokter dalam kelengkapan informasi
rekam medik
DefinisiOperasional :Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang diisi
lengkap oleh dokter pada DMK 1 dan DMK 12 dalam waktu < 24 jam
setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap
diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesis,
rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume
Frekuensi :1Bulan
Pengumpulan
Data
PeriodeAnalisa :3Bulan.
Numerator :Jumlah DMK 1 dan DMK 12 yang disurvey dalam 1bulan yang
diisi lengkap
159
PenanggungJawab :Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan Data Kepala Seksi Pendaftaran dan Pengelolaan Berkas
Frekuensi :1 Bulan
Pengumpulan
Data
PeriodeAnalisa :1 Bulan.
Numerator :Jumlah sisa pasien yang dirawat padaperiode tersebutditambah
dengan pasien yang masuk dan pulang pada hari yang
sama(Jumlah
Hari Perawatan)
periode tersebut
DefinisiOperasional :Catatan medis yang tidak lengkap adalah, catatan medis yang
160
tidak diisi lengkap oleh dokter dalam waktu < 24 jam setelah
selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat map
diputuskan untuk pulang,
Frekuensi pengumpulan : 1 Bulan
Data
PeriodeAnalisa :3 Bulan.
Numerator :Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan yang tidak
diisi Lengkap
Denominator :Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1bulan
FrekuensiPen :1bulan
gumpulan
Data
PeriodeAnalisa :3bulan
Numerator :Jumlah Dokumen Rekam Medis yang hilang
Denominator :JumlahtotalpermintaanDokumenRekamMedis(Pasien
lama yang MRS, pasien RJ yang butuh Dokumen RM)
SumberData :ProgramTracer
Nilai :0%
161
PenanggungJawab :Kepala Bagian RekamMedis
Pengumpulan Data Kepala Seksi Pendaftaran dan Pengelolaan Berkas/Pelalcsana
fillingberkas
5. Duplikasi rekammedis
Indikator :Duplikasi rekammedis
Dimensimutu :Efektifitasdan kesinambunganlayanan
Tujuan :Efektifitas pengidentifikasianpasien
DefmisiOperasional :Tidak ada nomer rekam medis yangterduplikasi
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
PeriodeAnalisa :3Bulan.
Numerator :Jumlah kejadian nomer rangkap dalam 1 bulan
Denominator :Jumlah Pasien yang didaftar dalam periode yang sama
SumberData :Program Registrasi Pasien dan Program NomerRangkap
Nilai :< 1%.
PenanggungJawab : Kepala Bagian RekamMedisKepala Seksi Pendaftaran dan
PengumpulanData Pengelolaan Berkas/Pelaksana Pendaftaran
PeriodeAnalisa :3Bulan.
Numerator : Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang di survey
yang mendapatkan inforasi lengkap sebelum memberikan
persetujuan tindakan medik dalam 1 bulan
162
Denominator :Jumlah Pasien yang mendapat tindakan medik yanng di survey
dalam 1 bulan
Sumber Data : survey
Nilai :100 %
PenanggungJawab : Kepala Bagian RekamMedis
Pengumpulan data Kepala Seksi Pendaftaran dan Pengelolaan Berkas/Pelaksana
Assembeling
PeriodeAnalisa :3Bulan.
Numerator : Jumlah entryan kode ICD yang tidak sesuai dengan diagnosa
Denominator :jumlah pasien yang diperiksa/ terdiagnosa
Sumber Data : program simple poly (MRE Rawat Jalan)
Nilai : 100 %
PenanggungJawab : Kepala Bagian RekamMedis
Pengumpulan data Kepala Seksi pengolahan data/pelaksana koding
163
DefinisiOperasional :Mengevaluasi entryan data penyakit (koding)
dalamsystemdengan penyakit
PeriodeAnalisa :3Bulan.
Numerator : Jumlah entryan kode ICD yang tidak sesuai dengan diagnosa
Denominator :jumlah pasien KRS yang telah terdiagnosa
Sumber Data : program Summary
Nilai : 100 %
PenanggungJawab : Kepala Bagian RekamMedis
Pengumpulan data Kepala Seksi pengolahan data/pelaksana koding
9. Kelengkapan MRE
Indikator :Kelengkapan Rekam MedisElektronik
Dimensimutu :Kesinambungan pelayanan dan kesehatan
Serta keselamatan pasien
PeriodeAnalisa :3Bulan.
Numerator : Jumlah rekam medis yang tidak lengkap
Denominator :Jumlah pasien rawat jalan yang diperiksa
Sumber Data : program simple poly
Nilai : 100 %
PenanggungJawab : Kepala Bagian RekamMedis
Pengumpulan data Kepala Seksi pengolahan data pelaporan
164
10. Identifikasi pasien
Indikator : Identifikasi pasien
Dimensimutu : Efektifitas pelayanan
165
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
PeriodeAnalisa : 1 Bulan.
Numerator :Jumlah permintaan visum etrepertum yang sudah dikerjkan
dalam 1 bulan
Denominator : Jumlah permintaan visum et repertum dalam 1 bulan
Sumber Data : SPVR
Nilai : 100 %
PenanggungJawab : Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan data kepala seksi pendaftaran dan pengelolaan berkas
166
DefinisiOperasional :Keluhan pasien atau keluarga pasien adalah hal yang telah terjadi
dan tidak sesuai dengan harapan pasien atau keluarga
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
PeriodeAnalisa : 1 Bulan.
Numerator :Jumlah pasien yang memberi keluhan
Denominator :Jumlah pasien yang datang ke rumahsakit
Sumber Data :Pemasaran
Nilai :<1%
PenanggungJawab : Kepala Bagian Rekam Medis
Pengumpulan data pemasaran
PeriodeAnalisa :1 Bulan.
Numerator :Jumlahwaktu yang dibutuhkanuntukMendistribusikan
permintaan dokumen rawat inap pada pemeriksaan pasien rawat
jalan yang pemah MRS.
167
15. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap
Indikator :Waktu penyedian dokumen rekam medis pelayanan rawatinap
Dimensimutu : Efektifitas, kenyamanan danefisiensi
Tujuan :Tergambar kecepatan pelayanan pendaftaran rawat inap
DefinisiOperasional :Dokumen rekam medis rawat inap
Frekuensi : 1 Bulan
Pengumpulan Data
PeriodeAnalisa :1 Bulan.
Numerator :Jumlahwaktu yang dibutuhkan untuk Mendistribusikan
permintaan dokumen lama rawat inap pada pemeriksaan pasien
lanjutan MRS.
168
BAB VIII
PENUTUP
169