Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

Untuk memenuhi UAS Emosional tentang


“Kisah Keluarga Jari “

Di susun oleh :
Khusnul Lailatus Sholikhah (05120010)

PG PAUD kls C
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Narotama Surabaya
2022
KISAH KELUARGA JARI
Suatu hari ada keluarga jari yang terdiri
dari jempol, telunjuk, tengah, manis, dan
kelingking . Setiap hari mereka selalu kompak
dan tidak pernah bertengkar dan tidak pernah
menyombongkan diri.

Suaru ketika juragan tempat mereka


bekerja memberi hadiah cincin emas kepada si
manis. Semua saudaranya pun tau akan hal ini. “
Hai manis, Kenapa harus kamu yang diberi
hadiah oleh juragan. Aku kan yang paling tua
dan paling senior daripada kamu. Harusnya
cincin itu menjadi milikku . “Kata si jempol
marah – marah . Mendengar perkataan jempol
si telunjuk pun ikut marah – marah. “ tidak
jempol, harusnnya aku yang mendapat cincin
itu. Juragan paling sering menggunakanku,
akulah yang paling berguna daripada kalian
berdua. Jadi, berikan cincin itu padaku
sekarang! “ ( sambil merampas cincin dari si
manis ). Tak lama setelah mereka berdebat,
datanglah si tengah “ Hai kalian, cincin itu
milikkku . mana! Akulah yang paling tinggi
diantara kalian, jadi akulah yang paling pantas
mendapatkannya (si tengah pun merebut cincin
itu dari si telunjuk). kemudian sitengah pun
memakainnya. Tak lama kemudian. “ eh.. eh..
eh.. kok tidak muat dibadan aku ya?? Sakit
banget ini badanku” . (rengek si tengah). “Ya
iyalah.. kan badanmu segede itu tengah ..”. Kata
si telunjuk . “ Coba sini biar aku coba! Pasti
cantik dan bagus kalau aku yang memakainya”.
Seperti si tengah, tak lama kemudian si telunjuk
pun merengek kesakitan. “ Loh lo lo lo… Kok
masih tidak muat ya?? Sakit sekali badanku ,
kekecilan ternyata. Coba kamu jempol, ini!”.
( Kata Sitengah sambil memberikan cincin emas
itu pada si jempol, simanis hanya terdiam
memperhatikan ulah kakak – kakaknya. “ Sini –
sini! Pasti aku cocok memakainya “ . Kata si
jempol . Tak lama kemudian sijempol pun
memakainya, walaupun tidak muat ia terus
memaksanya untuk dipakai di pakai dibadanya.
“Aa..u au ternyata tidak muat diaku, aduh sakit
banget badanku. Kawan – kawan bantuin aku
dong!! Cincinnya tidak bisa dilepaskan dari
badanku”. Rengek si jempol karena cincinnya
tidak bisa terlepas dari badannya . teman –
temannya membiarkan si jempol kesakitan ,
mereka hanya melihat dan menertawakan si
jempol yang kesakitan.
Tak lama kemudian, ada adik mereka
yang paling bungsu seketika datang. “ ya
ampun… apa yang kalian lakukan?? Apa kalian
tidak liat kakak kita kesakitan, kenapa tidak
kalian bantu? Kenapa kalian semua menjadi
seperti ini? Apa hanya karena cincin itu ?
sebelumnya kita nggak seperti begini kak! Mana
kita yang selalu kompak dan menerima semua
kekurangan? Apakah ayah dan ibu pernah
mengajari kita untuk serakah? Apakah ayah dan
ibu mengajari kita untuk sombong? “ Kata si
kelingking sambil menangis tersedu
sedu .Mendengar ucapan si kelingking kakak –
kakaknya pun menangis, ternyata adiknya justru
lebih bijak dari mereka. Lalu mereka sadar dan
membantu melepaskan cincin dari tangan
jempol. Tapi sayang cincin itu terjatuh dan
hilang masuk ke pembuangan air. “ maaf
jempol.. cincinmu masuk ke pembuangan air”
kata si tengah. “ ayo kita minta maaf pada si
manis sama – sama “. Mereka pun meminta
maaf pada simanis .” maaf manis, kakak – kakak
ini sudah menghikangkan cincin dari juragan.
Kakak – kakak tidak bisa menggantinya “.
Kemudian simanis pun menangis. “ Gapapa
kak… yang penting kita tidak bertengkar lagii..
kalian lebih berharga dari pada cintin itu..” .
kata si manis sambil menangis . mereka pun
berpelukan satu sama lain. Mereka pu berjanji
untuk tidak mengulanginya lagi.

Pesan moral dari cerita ini adalah ….

“ Harta benda itu tidak lebih berharga


dari kekeluargaan / keluarga itu lebih
berharga dari harta benda.”

Anda mungkin juga menyukai