Anda di halaman 1dari 2

Marsha Daulah Salsabila

1530092
K-01

Kuis Tugas 3 PLP

1. Kebijakan tentang marine debris sangat dibutuhkan di Indonesia karena belum ada peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang sampah spesifik marine debris di Indonesia. Padahal
berdasarkan data di lapangan indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap
tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-
1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan. Data tersebut juga mengatakan
bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar
kedua di dunia setelah China. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sudah masuk dalam kondisi
darurat dalam penanganan sampah marine debris karena belum adanya kebijakan tentang sampah
spesifik sehingga pengelolaannya belum terlaksana dengan baik.

Dari hasil perbandingan pengelolaan marine debris di Indonesia dan Australia, terdapat banyak
hal yang dapat dipelajari dari Ncgara Australia terkait dengan penanganan jenis sampah marine
debris, Berikut ini beberapa kebijakan dari Australia yang dapat diimplementasikan di Indonesia:
1. Penerapan pemilaban sampah dari sumber, dimana masyarakat Australia ditugaskan untuk
melakukan pemilihan dalam membuang sampah.
2. Pengangkutan sampah dilakukan sesuai dengan jenis sampah, schingga sampah bisa langsung
diangkut ke tempat berbeda dan dilakukan pengolahan sesuai dengan jenis sampah tersebut.
3. Tidak adanya pembakaran sampah.
4. Terdapat penyaringan pada ujung saluran air scbelum masuk ke badan air, hal ini dapat
membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke dalam sungai dan laut.
5. Diberlakukannya Australian Packaging Covenant yang merupakan kesepakatan antara industri
terkait penggunaan kemasan produk dan pemerintah Australia dalam upaya mengurangi sampah
yang dibuang ke lingkungan dengan cara mengelolanya kembali.
6. Penggandaan uang negara untuk melakukan Pacific Ocean Litter Project (POLP) yang
merupakan salah satu upaya dalam mengurangi sampah yang dibuang ke Samudera Pasifik.
Selain itu, dalam pengelolaan marine debris di Jepang, hal yang bisa diterapkan di Indonesia
adalah:
Jepang sendiri memberlakukan kepada masyarakat untuk memilah sampah mana yang harus
didaur ulang, tidak bisa di daur ulang dan yang bisa terbakar serta Organisasi Global seperti Ocean
Conservancy, yayasan surfider dan pembersihan lautan bersama kelompok nasional seperti
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang berperan aktif dalam operasi pembersihan lautan

2. Konsep pengelolaan ban bekas dapat dilakukan dengan konsep 4R, yaitu Reduce, Reuse,
Recycle, dan Replace. Reduce dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan ban bekas yang
mudah rusak sehingga ban yang digunakan dapat bertahan lama dan mengurangi sampah ban
bekas. Reuse dapat dilakukan dengan mengubah ban bekas menjadi hal berguna lainnya, seperti
membuat menjadi ayunan. Recycle dapat dilakukan dengan mengubah beberapa ban bekas
menjadi ban baru lagi menggunakan berbagai metode. Terakhir, replace dapat dilaksanakan
dengan mengganti ban yang digunakan menjadi ban yang lebih ramah lingkungan dimana hal
tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penelitian terlebih dahulu.

3. Menurut PP No.101 Tahun 2014, definisi limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3. Berdasarkan sumbernya. limbah B3
rumah tangga berbeda dengan limbah B3 industri. Limbah B3 rumah tangga dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga. Contoh limbah B3 rumah tangga yang seringkali ditemukan adalah baterai
bekas, neon dan bohlam bekas, kaleng aerosol kosong, termometer merkuri, obat kadaluarsa, dan
lain-lain. Sementara itu, limbah B3 industri merupakan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan
perindustrian, contohnya adalah limbah karbon aktif, pelarut terhalogenasi (contohnya: metilen
klorida, klorobenzena, dll), pelarut yang tidak terhalogenasi (contohnya: aseton, toluena,
nitrobenzena, dll), asam atau basa (asam sulfat, natrium hidroksida, dll),

4. E-waste dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) karena
mengandung komponen atau bagian yang terbuat dari substansi berbahaya (seperti timbal,
merkuri, kadmium dan lainnya).

Anda mungkin juga menyukai