DISUSUN OLEH :
SHAVIRA WIDYANASARI (019.06.0086)
KELOMPOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD
(Small Group Discussion)11 LBM 1 yang berjudul ‘DOKTER KELUARGA’
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil SGD lembar belajar mahasiswa
(LBM) 1 yang berjudul ‘DOKTER KELUARGA’ meliputi seven jumps step yang
dibagi menjadi dua sesi diskusi. Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar
tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr.Sulatun Hidayati,S.Ked sebagai dosen fasilitator kelompok SGD 11
yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan
SGD.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami
dalam berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk menyusun
makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
SKENARIO LBM 1
1
manis dan tinggi karbohidrat, termasuk softdrink, yang beberapa kali dalam
seminggu dikonsumsinya. Menurut pasien, kebiasaan ini dimilikinya karena
sejak kecil ia tidak suka mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan sehingga
pasien sangat menyukai daging Selain itu, pasien juga sering mengkonsumsi
gorengan serta makanan berlemak dan bersantan. Namun, sejak keluhan makin
sering dirasakan, Pasien mulai berusaha membatasi asupan garam, lemak dan
zat gulanya, dengan mulai menjaga pola makannya. Sementara itu, untuk pola
aktifitas fisiknya, pasien mengakui bahwa setelah pensiun ia jarang
berolahraga. Hal ini dikarenakan ia merasa badannya sangat lelah setiap kali
ingin berolahraga dan pasien sibuk mengurus rumah tangganya seorang diri.
Dari anamnesis lebih lanjut juga diperoleh keterangan bahwa istri pasien
sudah meninggal dunia 10 tahun yang lalu, akibat serangan jantung. Pasien
mempunyai tiga orang anak, yaitu dua orang anak perempuan dan satu orang
anak laki-laki. Anak pertama adalah anak perempuan yang saat ini sudah
menikah dan tinggal di kota lain dan baru melahirkan 6 bulan yang lalu. Anak
kedua adalah anak laki-laki, yang saat ini juga sudah bekerja sebagai tentara
namun ditugaskan di provinsi lain. Sementara anak bungsunya adalah anak
perempuan yang saat ini sedang kuliah di kota lain. Ayah dan Ibu Pasien sudah
meninggal lebih dari 30 tahun yang lalu. Pasien mengetahui bahwa kedua
orang tuanya juga mengidap penyakit kencing manis dan darah tinggi. Postur
tubuh kedua mendiang orang tuanya tidak jauh berbeda dengan pasien,
cenderung gemuk hingga obesitas. Sementara itu, kedua mertua pasien juga
sudah meninggal.
Pasien tinggal terpisah dari anak dan saudara-saudaranya Baik keluarga
orang tua maupun keluarga mertua pasien berasal dari kalangan terdidik
dengan status sosial ekonomi menengah ke atas. Di keluarga orang tua pasien,
kebiasaan tidak menjaga pola makan memang sudah ada sejak pasien kecil.
Sementara itu, di keluarga mertua pasien, kebiasaan hidupnya cukup baik,
hanya saja almarhum istri dan saudara-saudara ipar pasien yang laki-laki
berjumlah tiga orang, mempunyai kebiasaan merokok yang cukup berat.
Kedekatan hubungan di dalam keluarga pasien masih sangat erat dan semua
anggotanya saling memperhatikan walaupun terpisah jarak dan kota. Pasien
2
sampai mulai bisa mengatur pola makannya karena motivasi yang kuat dari
anak-anaknya dan keberadaan cucunya. Karena rasa cinta pasien kepada
keluarganyalah pasien akhirnya memutuskan untuk kembali berobat.
Hubungan pasien dengan keluarga orang tua pasien dan saudara kandungnya
juga baik. Demikian pula hubungan dengan keluarga mertua pasien dan
saudara iparnya.
Pasien saat ini sudah tidak bekerja, kesibukan pasien sehari-harinya
mengurus rumah dan berkebun. Jika keluar rumah pasien menggunakan
kendaraan roda empat yang disetirnya sendiri. Urusan pekerjaan di rumah
masih bisa dikerjakan dengan baik oleh pasien. Pasien masih mempunyai
waktu untuk bercengkerama dan berkomunikasi dengan anak-anaknya melalui
Telpon, terutama di hari-hari libur, seperti pada hari Minggu, liburan akhir
tahun, dan Idul Fitri. Terkadang anakanak pasien selalu datang mengunjungi
pasien Pasien sangat ingin mengunjungi cucunya, karena anak pertamanya
belum pernah berkunjung semenjak melahirkan.
b. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien nampak khawatir, berat badan
pasien 100 kg, tinggi badan 158,5 cm (obesitas), dan tekanan darah 180/130
mmHg (HT stage 2). Pemeriksaan fisik lain masih dalam batas normal. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai trigliserida, kolesterol total, dan
LDL di atas normal, dan HDL dalam batas normal.Sebagai seorang dokter
keluarga dalam penstalaksanaan pasien, perlu melakukan pemeriksaan pasien
secara holistik dengan membuat genogram dari hasil identifikasi faktor resiko
eksternal, sehingga tatalaksana pasien dapat dilakukan secara komprehensif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran
keluarga adalah memberikan/mewujudkan:
1) Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2) Pelayanan yang kontinu
3) Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4) Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5) Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integrasi dari
keluarganya.
6) Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya.
7) Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8) Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.
9) Pelayanan yang sadar biaya dan mutu.
Dengan melihat pada prinsip pelayanan yang harus dilaksanakan,
maka disusun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk
dapat disebut sebagai dokter keluarga.
d. Perbedaan Dokter Keluarga dengan Dokter Umum
Tabel 2.1 Perbedaan Dokter Keluarga dan Dokter Umum
DOKTER PRAKTER DOKTER
UMUM KELUARGA
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
pengamatan sesaat berkesinambungan
sepanjang hayat
5
mengabaikan pengobatan
dan rehabilitas
1) Aspek Personal
- Harapan
Pasien berharap dengan datang ke dokter bahwa keluhannya
akan teratasi dan dapat sembuh.
- Kecemasan
Pasien merasakan kekawathiran apabila keluhan yg dirasakan
tidak segera diperiksakan ke dokter dan segera diatasi maka akan
dapat memperberat keadaan pasien.
6
- Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Pasien merasa takut dengan keluhan yg dialami, keluhan dirasa
berat apabila tidak datang ke dokter, pasien merasa beliau akan
dapat mengatasi keluhan apabila datang ke dokter.
2) Aspek Klinis
Umur : 65 thn
Pekerjaan : Pensiunan Tentara
a. Anamnesis
- Alasan pasien datang : Sakit kepala berat dan pegal-pegal daerah
punggung hingga tekuk
- Secred Seven
Lokasi
Sakit kepala dan pegal daerah punggung, mudah lelah
jika pekerjaan terlalu berat.
Onset
1 tahun terakhir dan semakin memberat setiap hari.
Kualitas
Tidak dijelaskan.
Kuantitas
Menganggu kegiatan sehari-hari.
Kronologi
Tidak dijelaskan, kemungkinan karena kebiasaan pola
makan dan gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu
keluhan selama kurang lebih 1 tahun ini.
Faktor modifikasi
Ketika meminum parasetamol dan istirahat keadaan
pasien membaik dan ketika efek obat hilang maka
sakitnya dirasakan kembali.
Keluhan penyerta
Tidak dijelaskan
7
- Fundamental Four
Penyakit sekarang
Mengalami sakit kepala dan pegal-pegal daerah
punggung, merasa mudah lelah dan memberat setiap
harinya selama kurang lebih 1 tahun terakhir.
Riwayat kesehatan sebelumnya
Tidak dijelaskan detail namun pasien memiliki Riwayat
hipertensi sekitar 15 tahun yang lalu dan jarang
mengonsumsi obat.
Riwayat kesehatan keluarga
Tidak dijelaskan secara detail namun riwayat
almarhumah istri dan saudara saudara ipar pasien
yang laki laki berjumlah 3 orang mempunyai
kebiasaan merokok yang cukup berat.
Mempunyai Riwayat diabetes melitus
Memiliki kebiasaan tidak menjaga pola makan
Riwayat pribadi dan sosial
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan perokok.
b. Pemeriksaan Fisik
KU : pasien nampak kawathir
BB : 100 kg
TB : 158,5 cm
TD : 180/130 mmHg
c. Pemeriksaan Penunjang
Trigliserida : diatas normal
Kolesterol total : diatas normal
LDL : diatas normal
HDL : Normal
a. Diagnosis Utama : Sindrome Metabolik
Pada skenario didapatkan 3 tanda dari 5 tanda untuk menegakkan
diagnosis sindrome metabolik yaitu hipertensi, hipertrigliserdemia dan
obesitas
8
b. Diagnosis Banding :
Berdasarkan kasus pada skenario diagnosis banding yang mendekati
yaitu hipertensi sekunder dan dislipidemia
3) Aspek Risiko Internal
Umur : 65 tahun
Kemungkinan menderita penyakit degeneratif.
Jenis kelamin : laki-laki
Cenderung dapat menyebabkan obesitas sentral biasanya didapatkan
lingkar pinggang > 90, namun pada skenario memang belum
dilakukan pemeriksaan lingkar perut, tetapi berdasarkan jenis
kelamin biasanya laki-laki cenderung menderita obesitas sentral
(Aulia, 2016)
Penyakit keturunan : tidak dijelaskan detail
Pekerjaan : pensiunan tentara
Pasien hanya mengeluh jika melakukan pekerjaan yang berat maka
pasien mudah lelah namun data pada skenario belum cukup
menggambarkan jenis pekerjaan pasien.
Gaya hidup :
Pasien memiliki kebiasaan tidak menjaga pola makan sejak
kecil
Pasien senang mengkonsumsi daging,makanan yang banyak
mengandung lemak, garam, tinggi karbohidrat serta minuman
yang manis dan tinggi karbohidrat seperti soft drink,dan juga
pasien tidak suka menkonsumsi sayur sayuran dan buah
buahan.
4) Aspek Risiko Eksternal
a. Dinamika Keluarga
Bentuk keluarga
o Patrilinear
Keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
9
o Monogami
Keluarga yang terdapat seorang suami dan seorang istri.
o Single Family
istrinya sudah meninggal.
o Equalitarium
Keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan
ibu.
Siklus keluarga
o Tahap ekspansi
Anggota keluarga bertambah (ekspansi) karena lahirnya
anak-anak
Tahap keluarga dengan anak remaja (pada
skenario anak pertama dan anak kedua pasien
sudah berada di bangku kuliah)
Tahap keluarga dengan anak sekolah (pada
skenario anak terakhir pasien masih duduk di
bangku sekolah dasar)
Tingkat kesejahteraan keluarga
o Keluarga sejahtera tahap III (keluarga dapat memenuhi
kebutuhan dasar, sosial psikologi dan pengembangan
karena pada skenario nampak bahwa pasien berasal dari
keluarga dengan ekonomi yang cukup baik)
b. Fungsi keluarga
- Secara ekonomi : baik karena pasien dari kalangan terdidik
dengan keadaan ekonomi yang menengah ke atas
- Secara sosial : interaksi dengan sanak saudara dan lingkungan
nampak baik
- Secara psikologi : pasien nampak kawathir karena keluhan yang
dirasakan, namun pasien mendapat dukungan yang baik dari
anak-anak dan keberadaan cucunya. Hal ini juga yang membantu
pasien untuk menjaga pola makannya.
10
c. Interaksi keluarga
Pada scenario nampak bahwa pasien memiliki hubungan yang baik
antar anggota keluarga. Pasien masih mempunyai waktu untuk
bercengkerama dan berkomunikasi dengan anak-anaknya di hari-
hari libur.
Digambarkan melalui tabel APGAR Keluarga sebagai berikut :
11
Keterangan :
Maka dapat disimpulkan pada kasus diskenario nilai APGAR total yaitu 10
yang berarti keluarga tersebut sehat, setiap anggota saling mendukung satu sama
lain.
5) Aspek Fungsional
Pada Aspek Fungsional pasien masih terolong skala 1 dimana kemampuan
pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari, baik secara fisik maupupun
emosional masih tergolong baik
Berdasarkan 5 aspek diatas maka kondisi pasien pada skenario akan dijelaskan
secara singkat melalui “The Mandala of Health” yang merupakan sebuah model
yang menggambarkan ekosistem manusia sebagai keterkaitan jaringan yang
kompleks, dimana setiap komponennya memiliki potensi yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia.
12
Pasien semangat melakukan pengobatan dan
sudah mulai menjaga pola makannya.
13
Gambar 2.1 Genogram Keluarga
Keterangan :
14
mempunyai risiko tinggi setelah tatalaksana dengan diet dan
aktivitas fisik yang tidak berhasil (Rini., 2015). Pemberian
gemfibrozil dapat memperbaiki profil lipid dan juga bermakna
menurunkan risiko kardiovaskuler. Fenobarbiturat secara khusus
digunakan untuk menurunkan trigliserida dan meningkatkan
kolesterol HDL sehingga menunjukkan perbaikan lipid yang
sangat efektif (Sudoyo dkk., 2017).
o Sibutramin dan orsilat, pemberian untuk menurunkan berat badan
pasien guna mengatasi obesitas (Sudoyo dkk., 2017).
o ACE inhibitor sebagai lini pertama pada penyandang hipertensi
dengan sindroma metabolik. Bila tidak ada toleransi ACE
inhibitor maka diberikan ARB (angiostensin reseptor blocker),
serta pemberian diuretik dosis rendah yang dikombinasi dengan
regimen lain dapat lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek
sampingnya (Sudoyo dkk, 2017).
- Aspek personal :
Berdasarkan skenario dikatakan bahwa pasien mengalami
kekhawatiran akan penyakit yang dideritanya bila tidak dibawa ke
dokter. Untuk mengatasi hal tersebut dokter hendaknya menjelaskan
secara detail penyakit yang sedang dialami pasien dan komplikasi yang
mungkin dapat terjadi, terapi yang diberikan, dan bagaimana hasil dari
terapi tersebut. Sehingga pasien dapat mengatasi kecemasannya terhadap
penyakit yang dideritanya.
15
diet rendah karbohidrat dan rendah lemak serta menghindari
makanan cepat saji.
o Kurang aktivitas fisik : dokter memberikan edukasi berupa saran
melakukan olahraga ringan untuk membantu dalam proses terapi
sindrom metabolik yang dapat mengatasi obesitas yang
dideritanya.
- Pre dan Post Hospital :
Dokter meninjau lebih lanjut kondisi pasien sebelum datang ke
layanan kesehatan dengan cara melakukan anamnesis yang lengkap
terhadap pasien sesuai dengan rangkaian pada penjelasan aspek personal
sebelumnya. Dokter juga melakukan pemantauan keberhasilan terapi
yang diberikan dengan meninjau kondisi pasien setelah pulang dari
layanan kesehatan hal ini dapat juga dilihat setelah pasien melakuka
check-up selanjutanya. Kedua hal tersebut dilakukan guna menilai
kondisi pasien sebelum datang dan setelah datang dari layanan
kesehatan.
- Continuum of Care :
Continuum of Care dalam hal ini diperlukan terapi yang
berkelanjutan dan rutin dilakukan untuk memantau kondisi
perkembangan efektifitas terapi yang diberikan kepada pasien. Sehingga
dokter menyarankan pasien untuk rutin melakukan cek up untuk
mengetahui perkembangan terapi yang diberikan terhadap penyakitnya
serta hal ini dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi.
b. Family Focused
- Aspek risiko eksternal :
16
c. Community oriented
Community oriented yang dimasud merupakan identifikasi apakah penyakit
pasien juga merupakan masalah kesehatan komunitas. Berdasarkan skenario
tidak perlu dilakukan community oriented karena bukan merupakan
penyakit komunitas.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Aspek Personal : pasien usia 65 tahun mengalami sakit kepala berat dan
pegal-pegal daerah punggung sejak 1,tahun terakhir ini dan menganggu
aktivitas sehari-hari, pasien berharap ketika datang ke dokter maka
keluhannya dapat diatasi dan pasien merasa kawathir dengan keluhan yang
dirasakan memberat apabila tidak segera ke dokter. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan BB 100 kg (obesitas), TB 158,5 cm, TD 180/130 mmHg
(Hipertensi derajat II), dari hasil laboratorium didapatkan trigliserida,
kolesterol total, dan LDL diatas normal, serta HDL dalam batas normal
2) Aspek Klinis : berdasarkan kondisi yang dialami oleh pasien kelompok kami
mengajukan diagnosis untuk pasien yaitu Sindrome Metabolik dengan
diagnosis banding Hipertensi Sekunder dan Dislipidemia
18
penting walaupun saat ini pasien sudah memulai untuk menjaganya namun
edukasi ini tetap perlu dilakukan mengingat pasien dan keluarganya memiliki
riwayat yang sama dalam waktu yang cukup lama serta pasien nampak kawathir
dengan keluhan yang dialami. Oleh sebab itu selain terapi farmakologi, perlu
dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya, memberikan saran untuk
menjaga pola makan, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup, hal ini
dilakukan sebagai terapi non farmakologi pada pasien.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, 2015. Perbedaan antara Dokter dan Dokter Keluarga. Vol. 2. No. 5.
Bandung : Unisba
Aulia Dewi, Mardiana & Galuh Nita. 2016. Obesitas Sentral dan Kadar Kolesterol
Darah Total. Vol.9. No.1. Semarang : UNNES
Sudoyo dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Interna
Publishing; Jakarta Pusat
20
21