Anda di halaman 1dari 1979

Pembahasan Try Out 2

Dengan Hati Cukup Sekali


Soal 1
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai pusing, mual dan muntah. Pasien
memiliki riwayat jantung. Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi
61 x/menit teraba lemah,dan 30 detik kemudian nadi menghilang,
RR 34 x/menit, Suhu 36,7, auskultasi thorax rhonki basah halus di
kedua lapang paru, akral dingin. EKG didapatkan gambaran
ventrikel fibrilasi. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut ?
a. Kardioversi
b. Defibrilasi
c. Amiodaron
d. Bisoprolol
e. Vagal Manuever
Soal 1
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak
3 hari yang lalu. Keluhan disertai pusing, mual dan muntah.
Pasien memiliki riwayat jantung. Pemeriksaan fisik : TD 90/60
mmHg, nadi 61 x/menit teraba lemah dan 30 detik kemudian
nadi menghilang, RR 34 x/menit, Suhu 36,7, auskultasi thorax
rhonki basah halus di kedua lapang paru,akral dingin. EKG
didapatkan gambaran ventrikel fibrilasi. Apakah tatalaksana
yang tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Cardiac arrest


Cardiac Arrest (3B)

• Merupakan suatu keadaan dimana


pasien tidak terdapat adanya
detak jantung dan nadi.
Jawaban Lainnya
a.Kardioversi : Kurang tepat

c.Amiodaron : Kurang tepat

d.Bisoprolol : Kurang tepat

e.Vagal Manuever : Kurang tepat


Soal 1
Laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai pusing, mual dan muntah. Pasien
memiliki riwayat jantung. Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi
61 x/menit teraba lemah,dan 30 detik kemudian nadi menghilang,
RR 34 x/menit, Suhu 36,7, auskultasi thorax rhonki basah halus di
kedua lapang paru,akral dingin. EKG didapatkan gambaran
ventrikel fibrilasi. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut ?
a. Kardioversi
b. Defibrilasi
c. Amiodaron
d. Bisoprolol
e. Vagal Manuever
Soal 2
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklnik dengan
keluhan nyeri pada kedua tungkai sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan semakin memberat. nyeri hanya dirasakan saat aktivitias
dan membaik ketika istirahat. Riwayat hipertensi dan
hiperkolesterolemia. Pemeriksaan fisik didapatkan luka pada mata
kaki kanan yang sulit sembuh sejak 2 minggu lalu. ABI kanan 0,38
dan kiri 0,55. Apakah diagnosis pasien tersebut?
a.Klaudikasio intermitten
b.Acute limb ischemia
c.Critical limb ischemia
d.Buerger’s disease
e.Deep vein thrombosis
Soal 2
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklnik
dengan keluhan nyeri pada kedua tungkai sejak 1 bulan yang
lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat. nyeri hanya
dirasakan saat aktivitias dan membaik ketika istirahat. Riwayat
hipertensi dan hiperkolesterolemia. Pemeriksaan fisik
didapatkan luka pada mata kaki kanan yang sulit sembuh
sejak 2 minggu lalu. ABI kanan 0,38 dan kiri 0,55. Apakah
diagnosis pasien tersebut?

Diagnosis : Klaudikasio intermitten


Chronic Limb Ischemia
Chronic Limb Ischemia

Klaudikasio Intermitten Critical Limb Ischemia


• Nyeri saat aktivitas • Nyeri saat aktivitas
• Membaik dengan • Tidak membaik
istirahat dengan istirahat
Peripheral arterial disease
Penyakit raynaud
(raynaud disease) /
Raynaud’s Phenomenon
(2)

Kata kunci:
- Menghitam di ujung
jari,
- Dicetuskan oleh dingin.
- Tidak ada FR merokok
Peripheral arterial disease
Buerger disease /
Tromboangitis
obliterans (2)

Kata kunci:
- menghitam di ujung
jari,
- nyeri,
- FR merokok!
Peripheral arterial disease
Acute limb ischemia

Kata kunci:
- Nyeri tungkai onset
akut, mendadak!
- Etiologi: emboli
- Faktor risiko: riw.
Penyakit jantung (MI,
aritmia, gangguan
katup)
Peripheral arterial disease
Chronic limb ischemia

Kata kunci:
- Perbedaan ABI kanan
dan kiri.
- Nyeri tungkai onset
kronik
- Etiologi: atherosclerosis
- FR: dislipidemia, DM,
HT.
Deep Vein Thrombosis / DVT (2)
• Ciri: membentuk kelokan
kebiruan di bagian yang
terkena, pegal, mudah
kram
• Komplikasi : emboli paru
• Pemeriksaan khas:
- Homan sign (+)
- D-Dimer ↑
• Tatalaksana:
- antikoagulan (LMWH) (low
molecular weight heparin)
Homan Sign

Positif jika nyeri timbul


saat dorsofleksi kaki
yang terkena
Jawaban Lainnya

b. Acute limb ischemia : nyeri tiba tiba pada daerah yang


terkena

c. Critical limb ischemia : tidak membaik saat istirahat

d. Buerger’s disease : riwayat perokok (+)

e. Deep vein thrombosis : nyeri bertambah saat menekuk


kaki
Soal 2
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklnik dengan
keluhan nyeri pada kedua tungkai sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan semakin memberat. nyeri hanya dirasakan saat aktivitias
dan membaik ketika istirahat. Riwayat hipertensi dan
hiperkolesterolemia. Pemeriksaan fisik didapatkan luka pada mata
kaki kanan yang sulit sembuh sejak 2 minggu lalu. ABI kanan 0,38
dan kiri 0,55. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a.Klaudikasio intermitten
b.Acute limb ischemia
c.Critical limb ischemia
d.Buerger’s disease
e.Deep vein thrombosis
Soal 3
Pasien laki-laki 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri di betis dan ujung kaki kiri sejak 2 tahun terakhir. Nyeri
bertambah ketika beraktivitas dan hilang pada saat istirahat. Nyeri
juga bertambah pada suhu dingin. Riwayat DM dan hipertensi
disangkal. Pasien merupakan perokok aktif sejak usia 20 tahun.
Pada pemeriksaan fisik tampak kaki membiru. Pada pemeriksaan
thorak dan EKG dalam batas normal. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut ?
a. Arteritis Takayasu
b. Tromboangiitis obliterans
c. Deep vein trombosis
d. Chronis limb ischemic
e. Emboli arteri
Soal 3
Pasien laki-laki 40 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri di betis dan ujung kaki kiri sejak 2 tahun
terakhir. Nyeri bertambah ketika beraktivitas dan hilang pada
saat istirahat. Nyeri juga bertambah pada suhu dingin.
Riwayat DM dan hipertensi disangkal. Pasien merupakan
perokok aktif sejak usia 20 tahun. Pada pemeriksaan fisik
tampak kaki membiru. Pada pemeriksaan thorak dan EKG
dalam batas normal. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?

Diagnosis : Tromboangitis Obliterans


Peripheral arterial disease
Buerger disease /
Tromboangitis
obliterans (2)

Kata kunci:
- menghitam di ujung
jari,
- nyeri,
- FR merokok!
Peripheral arterial disease
Penyakit raynaud
(raynaud disease) /
Raynaud’s Phenomenon
(2)

Kata kunci:
- Menghitam di ujung
jari,
- Dicetuskan oleh dingin.
- Tidak ada FR merokok
Peripheral arterial disease
Acute limb ischemia

Kata kunci:
- Nyeri tungkai onset
akut, mendadak!
- Etiologi: emboli
- Faktor risiko: riw.
Penyakit jantung (MI,
aritmia, gangguan
katup)
Peripheral arterial disease
Chronic limb ischemia

Kata kunci:
- Perbedaan ABI kanan
dan kiri.
- Nyeri tungkai onset
kronik
- Etiologi: atherosclerosis
- FR: dislipidemia, DM,
HT.
Deep Vein Thrombosis / DVT (2)
• Ciri: membentuk kelokan
kebiruan di bagian yang
terkena, pegal, mudah
kram
• Komplikasi : emboli paru
• Pemeriksaan khas:
- Homan sign (+)
- D-Dimer ↑
• Tatalaksana:
- antikoagulan (LMWH) (low
molecular weight heparin)
Homan Sign

Positif jika nyeri timbul


saat dorsofleksi kaki
yang terkena
Jawaban Lainnya
a. Arteritis Takayasu : sistol beda dextra dan sinistra

c. Deep vein trombosis : Nyeri bertambah saat menekuk kaki

d. Chronis limb ischemic : nyeri bersifat progresif,perlahan

e. Emboli arteri : nyeri sangat,mendadak,perih,panas


Soal 3
Pasien laki-laki 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri di betis dan ujung kaki kiri sejak 2 tahun terakhir. Nyeri
bertambah ketika beraktivitas dan hilang pada saat istirahat. Nyeri
juga bertambah pada suhu dingin. Riwayat DM dan hipertensi
disangkal. Pasien merupakan perokok aktif sejak usia 20 tahun.
Pada pemeriksaan fisik tampak kaki membiru. Pada pemeriksaan
thorak dan EKG dalam batas normal.Apakah diagnosis pada
pasien tersebut ?
a. Arteritis Takayasu
b. Tromboangiitis obliterans
c. Deep vein trombosis
d. Chronis limb ischemic
e. Emboli arteri
Soal 4
Wanita 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bengkak tungkai kanan bawah yang dirasakan sejak 3
hari yang lalu. Keluhan ini terjadi setelah penerbangan
dari Amerika. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tungkai bawah edema, merah, Venectasi poplitea (+)
dan teraba hangat. Didapatkan Homan's sign (+).
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Acute limb iskemik
b. Insufisiensi vena kronik
c. Trombofeblitis superficial
d. Varicose vein
e. Deep vein thrombosis
Soal 4
Wanita 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bengkak tungkai kanan bawah yang dirasakan sejak
3 hari yang lalu. Keluhan ini terjadi setelah
penerbangan dari Amerika. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tungkai bawah edema, merah, Venectasi
poplitea (+) dan teraba hangat. Didapatkan Homan's
sign (+). Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : DVT
Deep Vein Thrombosis / DVT (2)
• Ciri: membentuk kelokan
kebiruan di bagian yang
terkena, pegal, mudah
kram
• Komplikasi : emboli paru
• Pemeriksaan khas:
- Homan sign (+)
- D-Dimer ↑
• Tatalaksana:
- antikoagulan (LMWH) (low
molecular weight heparin)
Homan Sign

Positif jika nyeri timbul


saat dorsofleksi kaki
yang terkena
Tromboflebitis (3A)

• Disebut juga dengan Superficial Vein


Thrombosis, yaitu trombosis pada vena
superfisial
• Faktor risiko: Bed rest/imobilisasi yang lama
dan tindakan medis, misal pemasangan infus
• Gejala: nyeri, eritem, edema, dilatasi vena
superfisial
• Kata kunci: Homan Sign (-)
Insufisiensi Vena Kronik (3A)
• Kondisi yang terjadi ketika dinding atau katup
vena ekstremitas bawah tidak bekerja dengan
baik (inkompeten) sehingga membuat darah
sulit untuk kembali ke jantung.
• Faktor risiko: berdiri lama
• Sering mengenai Vena Safena Magna dan
Parva
Varises (2)
• Pelebaran dari vena superfisial yang menonjol
pada ekstrimitas bawah, sering pada distribusi
anatomis dari vena safena magna dan parva
Klasifikasi

• Varises Primer:
Terjadi jika katup sistem vena superfisial gagal
menutup, sehingga terjadi refluks dan dilatasi.
→ IDIOPATIK
• Varises Sekunder:
Terjadi akibat trombosis/tromboflebitis vena
profunda dan sumbatan vena profunda karena
tumor
Kata kunci:
• Keluhan di
tungkai
• Faktor risiko
berdiri lama
• Varises:
bulging vein
• IVK:
jika sudah ada
pembengkakan
kaki, perubahan
warna, dan ulkus
vena
Tatalaksana

1. pasien mengangkat kakinya ke atas ketika


berbaring
2. memakai kaus kaki kompresi (stocking
compression).
3. Terapi invasif berupa radiofrekuensi ablasi,
laser terapi, pembedahan
Jawaban Lainnya
a. Acute limb iskemik : nyeri tiba tiba pada daerah yang terkena

b. Insufisiensi vena kronik : nyeri bersifat progresif dan perlahan

c. Trombofeblitis superficial : bengkak, painfull, sangat kemerahan

d. Varicose vein : Riwayat berdiri lama/perjalanan jauh


Soal 4
Wanita 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
bengkak tungkai kanan bawah yang dirasakan sejak 3
hari yang lalu. Keluhan ini terjadi setelah penerbangan
dari Amerika. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tungkai bawah edema, merah, Venectasi poplitea (+)
dan teraba hangat. Didapatkan Homan's sign (+).
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Acute limb iskemik
b. Insufisiensi vena kronik
c. Trombofeblitis superficial
d. Varicose vein
e. Deep vein thrombosis
Soa 5
Laki laki 30 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 30 menit
yang lalu. Sesak dirasakan mendadak saat pasien sedang berdiri.
Pasien seorang perokok dan memiliki riwayat penyakit
penyumbatan pada arteri di betisnya. Dokter telah membekali
warfarin namun pasien tidak meminumnya. Pada informasi status
sebelumnya didapatkan homan sign (+). Apakah keadaan yang
dialami pasien sekarang?
a. Edema paru
b. Emboli Paru
c. PPOK
d. Chronic Heart Failure
e. Psikosomatisasi
Soal 5
Laki laki 30 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 30
menit yang lalu. Sesak dirasakan mendadak saat pasien
sedang berdiri. Pasien seorang perokok dan memiliki riwayat
penyakit penyumbatan pada arteri di betisnya. Dokter telah
membekali warfarin namun pasien tidak meminumny. Pada
informasi status sebelumnya didapatkan Homan sign (+).
Apakah keadaan yang dialami pasien sekarang?

Diagnosis : Emboli paru e.c DVT


Deep Vein Thrombosis / DVT (2)
• Ciri: membentuk kelokan
kebiruan di bagian yang
terkena, pegal, mudah
kram
• Komplikasi : emboli paru
• Pemeriksaan khas:
- Homan sign (+)
- D-Dimer ↑
• Tatalaksana:
- antikoagulan (LMWH) (low
molecular weight heparin)
Homan Sign

Positif jika nyeri timbul


saat dorsofleksi kaki
yang terkena
Edema Paru Akut (3B)
• Akumulasi cairan di paru-paru yang terjadi
secara mendadak disebabkan oleh tekanan
intravaskular yang tinggi (edem paru kardia)
atau karena peningkatan permeabilitas
membran kapiler (edem paru non cardiak)
yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi
cairan secara cepat sehingga mengakibatkan
hipoksia.
Edema Paru Akut
• Manifestasi Klinis: • Rontgen thorax:
Sesak mendadak atau • Batwing appearance
perlahan,batuk,gejala
penyakit lain yang
menyertainya.

• Pemeriksaan fisik:
Ronkhi basah di kedua
lapang paru,
peningkatan jvp,
edema tungkai
Tatalaksana

Terapi umum edema paru: LMNOP


• L : Lasix (furosemide)
• M : Morfin
• N : Nitrat
• O : Oksigen
• P : Posisi semi fowlar
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif
non-reversibel atau reversibel parsial. Terdiri dari
bronkitis kronik dan atau emfisema.
Bronkitis kronik, kelainan saluran napas yang ditandai
batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut -
turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema, suatu kelainan anatomis paru yang ditandai
pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,
disertai kerusakan dinding alveoli.
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
Faktor Resiko  Asap rokok, debu organik dan non organic, polusi
udara, genetic, infeksi, status sosial-ekonomi
Manifestasi Klinis
• Anamnesis  Batuk berulang dengan atau tanpa dahak, sesak
dengan atau tanpa mengi, riwayat paparan kronik rokok, zat iritan
• Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
Pursed - lips breathing, Barrel chest (diameter AP dan transversal
sebanding), penggunaan otot bantu napas, hipertropi otot bantu
napas, pelebaran sela iga, bila telah terjadi gagal jantung
kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema
tungkai. Penampilan pink puffer atau blue bloater.
• Palpasi  Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
• Perkusi  Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi
 Suara vesikuler N, atau melemah, Terdapat ronki dan atau mengi pada
waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa, Ekspirasi memanjang
, bunyi jantung terdengar jauh

• Pemeriksaan Penunjang
• Spirometri : FEV1 < 80
• Uji Bronkodilator <20%
• Rontgen thoraks (PA dan Lateral):
• Emfisema: hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar, ruang retrosternal
melebar, diafragma mendatar, jantung menggantung (pendulum)
• Bronkhitis kronik: corakan bronkovaskuler meningkat
Klasifikasi
Diagnosis
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
PPOK Stabil
Tatalaksana

• Stop rokok atau paparan


• Oksigen
• Bronkodilator (Kombinasi B2 agonis dan
antikolinergik)
• Steroid inhalasi atau oral (prednisolone 30-
40mg selama 10 hari)
• Antibiotik (amoxiclav, doksisiklin, sefalosporin)
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
Jawaban Lainnya
a. Edema paru : Batwing appearance

c. PPOK : Riw merokok, SPO2 menurun

d. Chronic Heart Failure : ronkhi, non pitting edema(+)

e. Psikosomatisasi : Gejala yang ditimbulkan akibat stress


psikis
Soal 5
Laki laki 30 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 30 menit
yang lalu. Sesak dirasakan mendadak saat pasien sedang berdiri.
Pasien seorang perokok dan memiliki riwayat penyakit
penyumbatan pada arteri di betisnya. Dokter telah membekali
warfarin namun pasien tidak meminumny.Pada informasi status
sebelumnya didapatkan homan sign (+). Apakah keadaan yang
dialami pasien sekarang?
a. Edema paru
b. Emboli Paru
c. PPOK
d. Chronic Heart Failure
e. Psikosomatisasi
Soal 6
Laki-laki usia 38 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan mendadak saat memimpin rapat sejak 2 jam
yang lalu. Nyeri dirasakan lebih dari 30 menit, tidak mereda
dengan istirahat. Pasien merupakan seorang perokok aktif dan
memiliki riwayat darah tinggi. Pada pemeriksaan tekanan darah
130/80 mmHg, Nadi 90 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST
Depresi, hasil laboratorium enzim jantung dalam batas normal.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a. UAP
b. ACS
c. Gagal jantung
d. NSTEMI
e. NSTEACS
Soal 6
Laki-laki usia 38 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya
nyeri dada terasa ditekan mendadak saat memimpin rapat
sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dirasakan lebih dari 30 menit,
tidak mereda dengan istirahat. Pasien merupakan seorang
perokok aktif fan memiliki riwayat darah tinggi. Pada
pemeriksaan tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 90
x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST Depresi, hasil
laboratorium enzim jantung dalam batas normal. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut?

Diagnosis : UAP
Acute Coronary Syndrome/
Sindrom Koroner Akut (3B)
• ACS merupakan sindroma continuum karena
adanya disrupsi dari plak aterosklerosis dengan
pembentukan agregasi trombosit dan formasi
thrombus intrakoroner.
Diagnosis
• Nyeri dada tipikal: • Setelah nyeri dada
1. Nyeri seperti tertindih tipikal, tentukan
gajah apakah UAP, NSTEMI,
atau STEMI
2. Menjalar ke lengan
kiri, leher, rahang,
punggung, ulu hati
3. Tidak dapat ditunjuk
4. Tidak membaik
dengan istirahat
5. Membaik setelah
diberi nitrat
Diagnosis
• A. Nyeri dada tipikal
• B. EKG
• UAP → Normal / ST Depresi / T Inversi
• NSTEMI → ST Depresi / T Inversi
• STEMI → ST Elevasi / LBBB new onset
• C. Enzim (<3 jam: mioglobin, >3 jam: Troponin I>T>CKMB)

Parameter Waktu Asal Peak/Puncak (jam) Waktu kembali ke


Peningkatan Kadar normal
(jam)
Kadar CK-MB 3-4 15-24 24-36 jam
Kadar Myoglobin 1-3 6-9 12-24 jam
Kadar Troponin I 4-6 14-36 4-7 hari
Kadar Troponin T 3-4 10-24 10-14 hari
Headshot!
SALI
Septal → V1 V2
Anterior → V3 V4
Lateral → V5 V6 + I, AvL
Inferior → II, III, AvF
SALAD
Septal Anterior → LAD
Lateral → LCX
Inferior → RCA
Tatalaksana Awal

ONACOM
• Oksigen bila saturasi <94%
• Nitrat sublingual
• Aspirin 160 mg (sediaan 80 mg)
• Clopidogrel 300 mg (sediaan 75 mg)
• Morfin 5 mg IV jika nitrat gagal

• *kontraindikasi nitrat! hipotensi dan infark inferior


Tatalaksana

• STEMI
• Jika onset <12 jam, maka
• Door to needle time <30 menit → Trombolisis
dengan agen fibrinolitik
• Door to balloon time <90 menit → PCI
• Jika onset >12 jam, maka
• Mulai terapi adjuvan
• Heparin (UFH atau LMWH)
• Nitroglycerin
Agen Fibrinolitik
Gagal Jantung (3B)

• Kegagalan jantung untuk memompa darah


dengan laju yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh (forward failure)
atau keadaan di mana jantung dapat
memompa darah dengan laju yang cukup jika
tekanan pengisian jantung sangat tinggi
(backward failure).
Klasifikasi

Berdasarkan Waktu
• Gagal Jantung Akut → sindrom klinis disfungsi
jantung yang berlangsung cepat dan singkat
(dalam beberapa jam dan atau hari).
• Gagal Jantung Kronis → sindrom klinis ditandai
gejala dan tanda abnormalitas struktur dan
fungsi jantung.
Klasifikasi

ACC/AHA stadium gagal jantung NYHA Kelas Fungsional Gagal


Jantung
A. Mempunyai faktor risiko gagal I. Tidak ada keterbatasan aktivitas
jantung, tanpa kelainan structural fisik
dan gejala gagal jantung
B. Mempunyai kelainan structural II. Aktivitas fisik sedang menimbulkan
jantung tanpa gejala gagal jantung gejala gagal jantung

C. Mempunyai kelainan structural III. Aktivitas fisik ringan menimbulkan


jantung dengan gejala gagal jantung gejala gagal jantung
D. Gagal jantung refrakter yang IV. Gejala gagal jantung muncul saat
membutuhkan intervensi khusus pasien sedang istirahat
Diagnosis
Framingham Criteria
Kriteria Mayor Kriteria Minor
GJH REK PARODI BED PETH
• Gallop • Batuk malam hari
• JVP ↑ • Edema tungkai
• Hepatojugular reflux • Dyspnea on effort
• Rales • Penurunan vital capacity
• Edema paru akut • Efusi pleura
• Kardiomegali • Takikardia >120 bpm
• Paroxismal dyspnea • Hepatomegali
• Distensi vena leher
2 mayor + 1 minor ATAU 1 mayor + 2 minor
Tatalaksana

LMNOP
• Lasix
• Morfin
• Nitrat
• Oksigen
• Posisi
semifowler
Jawaban lainnya
b. ACS : Rumah besar nyeri dada karena infark jantung

c. Gagal jantung : ronkhi (+), gejala sesak, non pitting


edema (+)

d. NSTEMI : ST depresi + kenaikan enzim jantung

e. NSTEACS : ST depresi + belum diketahui nilai enzim


jantung
Soal 6
Laki-laki usia 38 tahun datang ke IGD mengeluhkan adanya nyeri
dada terasa ditekan mendadak saat memimpin rapat sejak 2 jam
yang lalu. Nyeri dirasakan lebih dari 30 menit, tidak mereda
dengan istirahat. Pasien merupakan seorang perokok aktif fan
memiliki riwayat darah tinggi.Pada pemeriksaan tekanan darah
130/80 mmHg, Nadi 90 x/m,pada EKG didapatkan gambaran ST
Depresi,hasil laboratorium enzim jantung dalam batas
normal.Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. UAP
b. ACS
c. Gagal jantung
d. NSTEMI
e. NSTEACS
Soal 7
Wanita usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
diantar oleh anaknya sejak 3 hari yang lalu. Riwayat hipertensi sejak
15 tahun lalu. Riwayat kaki bengkak sejak 3 bulan lalu. Saat ini
sesak tidak mereda dengan istirahat. Tekanan darah 200/100
mmHg, nadi 120 x/m ireguler, didapatkan ronkhi pada seluruh
lapangan paru, rontgen thorax didapatkan gambaran batwing
appearance. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Gagal jantung kanan
b. Edema paru akut
c. Heart Failure NYHA 3
d. Hipertensi krisis
e. Gagal jantung kiri
Soal 7
Wanita usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak
nafas diantar oleh anaknya sejak 3 hari yang lalu. Riwayat
hipertensi sejak 15 tahun lalu. Riwayat kaki bengkak sejak 3
bulan lalu. Saat ini sesak tidak mereda dengan istirahat.
Tekanan darah 200/100 mmHg, nadi 120 x/m ireguler,
didapatkan ronkhi pada seluruh lapangan paru, rontgen
thorax didapatkan gambaran batwing appearance. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Edema paru


Edema Paru Akut (3B)
• Akumulasi cairan di paru-paru yang terjadi
secara mendadak disebabkan oleh tekanan
intravaskular yang tinggi (edem paru kardia)
atau karena peningkatan permeabilitas
membran kapiler (edem paru non cardiak)
yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi
cairan secara cepat sehingga mengakibatkan
hipoksia.
Edema Paru Akut
• Manifestasi Klinis: • Rontgen thorax:
Sesak mendadak atau Batwing appearance
perlahan,batuk,gejala
penyakit lain yang
menyertainya.

• Pemeriksaan fisik:
Ronkhi basah di kedua
lapang paru,
peningkatan jvp,
edema tungkai
Tatalaksana

Terapi umum edema paru: LMNOP


• L : Lasix (furosemide)
• M : Morfin
• N : Nitrat
• O : Oksigen
• P : Posisi semi fowlar
Hipertensi Krisis (3B)

• Krisis hipertensi adalah sejumlah kondisi


kelainan klinis dengan atau tanpa kelainan
organ lain, yang disebabkan oleh hipertensi
arterial.
• Anamnesis: pusing, kepala berat, nyeri dada,
cepat Lelah, berdebar-debar, sesak nafas.
• Pemeriksaan Fisik : TD sistolik ≥ 180 mmHg
atau diastolic ≥110 mmHg
Klasifikasi
HIPERTENSI HIPERTENSI
URGENSI EMERGENSI
• tidak ada TOD • ada TOD

Target organ damage, disingkat JOGJE


Jantung -> gagal jantung akut, ACS
Otak -> stroke iskemik, perdarahan
intraserebral, ensefalopati hipertensi.
Ginjal -> AKI
Jari-jari -> gangg. Pembuluh darah, diseksi aorta
Eye -> retinopati hipertensi
Tatalaksana
• Hipertensi Urgensi
→ pemberian secara
oral, pilihan utama
adalah ACEi
• Hipertensi Emergensi
→ diberikan secara
intravena/IV, pilihan
utama adalah
Nicardipine IV
Jawaban Lainnya
a. Gagal jantung kanan : non pitting edema (+)

c. Heart Failure NYHA 3 : Sesak jika melakukan activity dailiy


living

d. Hipertensi krisis : Sistol diatas 180 mmhg dengan damage


organ

e. Gagal jantung kiri :JVP meningkat


Soal 7
Wanita usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas
diantar oleh anaknya sejak 3 hari yang lalu. Riwayat hipertensi sejak
15 tahun lalu. Riwayat kaki bengkak sejak 3 bulan lalu. Saat ini
sesak tidak mereda dengan istirahat. Tekanan darah 200/100
mmHg, nadi 120 x/m ireguler, didapatkan ronkhi pada seluruh
lapangan paru,rontgen torak didapatkan gambaran batwing
appearance. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Gagal jantung kanan
b. Edema paru akut
c. Heart Failure NYHA 3
d. Hipertensi krisis
e. Gagal jantung kiri
Soal 8
Laki laki 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan
sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu. Sesak dirasakan
semakin memberat. Pasien memiliki keluhan kaki
bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Sesak mereda
dengan istirahat. Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi
110 x/m, R:30 x/m, didapatkan ronkhi pada seluruh
lapangan paru. Apakah terapi awal yang dapat
diberikan pada pasien tersebut ?
a. Captopril
b. Furosemide
c. Valsartan
d. Nitrogliserin
e. Spironolactone
Soal 8

Laki laki 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan


sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu. Sesak
dirasakan semakin memberat. Pasien memiliki
keluhan kaki bengkak sejak 2 minggu yang lalu.
Sesak mereda dengan istirahat. Tekanan darah
160/90 mmHg, nadi 110 x/m,R:30 x/m , didapatkan
ronkhi pada seluruh lapangan paru. Apakah terapi
awal yang dapat diberikan pada pasien tersebut ?

Diagnosis : CHF
Gagal Jantung (3B)

• Kegagalan jantung untuk memompa darah


dengan laju yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh (forward failure)
atau keadaan di mana jantung dapat
memompa darah dengan laju yang cukup jika
tekanan pengisian jantung sangat tinggi
(backward failure).
Klasifikasi

Berdasarkan Waktu
• Gagal Jantung Akut → sindrom klinis disfungsi
jantung yang berlangsung cepat dan singkat
(dalam beberapa jam dan atau hari).
• Gagal Jantung Kronis → sindrom klinis ditandai
gejala dan tanda abnormalitas struktur dan
fungsi jantung.
Klasifikasi

ACC/AHA stadium gagal jantung NYHA Kelas Fungsional Gagal


Jantung
A. Mempunyai faktor risiko gagal I. Tidak ada keterbatasan aktivitas
jantung, tanpa kelainan structural fisik
dan gejala gagal jantung
B. Mempunyai kelainan structural II. Aktivitas fisik sedang menimbulkan
jantung tanpa gejala gagal jantung gejala gagal jantung

C. Mempunyai kelainan structural III. Aktivitas fisik ringan menimbulkan


jantung dengan gejala gagal jantung gejala gagal jantung
D. Gagal jantung refrakter yang IV. Gejala gagal jantung muncul saat
membutuhkan intervensi khusus pasien sedang istirahat
Diagnosis
Framingham Criteria
Kriteria Mayor Kriteria Minor
GJH REK PARODI BED PETH
• Gallop • Batuk malam hari
• JVP ↑ • Edema tungkai
• Hepatojugular reflux • Dyspnea on effort
• Rales • Penurunan vital capacity
• Edema paru akut • Efusi pleura
• Kardiomegali • Takikardia >120 bpm
• Paroxismal dyspnea • Hepatomegali
• Distensi vena leher
2 mayor + 1 minor ATAU 1 mayor + 2 minor
Tatalaksana

LMNOP
• Lasix
• Morfin
• Nitrat
• Oksigen
• Posisi
semifowler
Jawaban lainnya

a. Captopril : Kurang tepat

c. Valsartan : Kurang tepat

d. Nitrogliserin : Kurang tepat

e. Spironolactone : Kurang tepat


Soal 8
Laki laki 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak
1 minggu yang lalu. Sesak dirasakan semakin memberat. Pasien
memiliki keluhan kaki bengkak sejak 2 minggu yang lalu. Sesak
mereda dengan istirahat. Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 110
x/m, R:30 x/m, didapatkan ronkhi pada seluruh lapangan paru.
Apakah terapi awal yang dapat diberikan pada pasien tersebut ?
a. Captopril
b. Furosemide
c. Valsartan
d. Nitrogliserin
e. Spironolactone
Soal 9
Perempuan 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai jantung berdebar. Pasien
menyangkal adanya sesak. Pasien memiliki riwayat darah tinggi dan
jarang kontrol. Pada pemeriksaan didapatkan TD: 150/90 mmHg,
N:159 x/m regular, R:30 x/m, S:36,8 C, akral hangat. Pemeriksaan
EKG didapatkan gambaran QRS Sempit regular. Apakah terapi awal
yang dapat diberikan pada pasien tersebut ?
a. Adenosin
b. Amiodaron
c. Vagal maneuver
d. Nitrat
e. Propanolol
Soal 9
Perempuan 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai jantung berdebar.
Pasien menyangkal adanya sesak. Pasien memiliki riwayat
darah tinggi dan jarang kontrol. Pada pemeriksaan
didapatkan TD: 150/90 mmHg,N:159 x/m regular, R:30 x/m,
S:36,8 C, akral hangat. Pemeriksaan EKG didapatakn
gambaran QRS Sempit regular. Apakah terapi awal yang
dapat diberikan pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Takiaritmia (SVT)


Aritmia (3A/3B/2)

• Merupakan gangguan urutan irama, atau


gangguan kecepatan dari proses depolarisasi,
repolarisasi, atau kedua-duanya pada jantung.
• Jenis:
a. Jenis :
• Takiaritmia
A.Takiaritmia Menyebabkan
CARDIAC
• Bradiaritmia
B.Bradiaritmia ARREST
Takiaritmia

• Merupakan seluruh gangguan pada irama


jantung yang cepat abnormal
(denyut jantung >150 kali per menit).
• Gejala : Jantung berdebar, sesak, pingsan
Takiaritmia

• Atrial → kunci: QRS • Atrial Flutter


sempit! • Reguler/ireguler
• P gergaji / sawtoothed
• Atrial Takikardi appearance
• Reguler
• Atrial Fibrilasi
• Nadi 100–150 bpm
• Ireguler
• Supraventikular • P sangat tidak jelas
Takikardi
• Reguler
• Nadi 150–250 bpm
• P tidak jelas/bersatu
dengan T (P on T)
Supraventrikular Takikardia/SVT
Atrial flutter
Atrial fibrilasi
• Ventrikular → kunci: QRS lebar!
• Ventrikular Takikardi
• Reguler
• Nadi 100–250 bpm
• Bila seperti pita → torsa de pointes
• Ventrikular Fibrilasi
• Ireguler → chaos
Ventrikular takikardia

Torsa de pointes
Ventrikular Fibrilasi
Tatalaksana Takiaritmia

1. Pasang OMI
1. O2
2. Monitor
3. Infus
2. Pastikan apakah pasien stabil?
HKGSN ( dibaca Hongkong Singapur)
1. Hipotensi?
2. Kesadaran menurun?
3. Gagal jantung?
4. Syok?
5. Nyeri dada?
Jika pasien stabil
Jika pasien tidak stabil

Kardioversi
Jawaban Lainnya

a. Adenosin : Kurang tepat

b. Amiodaron : Kurang tepat

d. Nitrat : Kurang tepat

e. Propanolol : Kurang tepat


Soal 9
Perempuan 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai jantung berdebar. Pasien
menyangkal adanya sesak. Pasien memiliki riwayat darah tinggi dan
jarang kontrol. Pada pemeriksaan didapatkan TD: 150/90 mmHg,
N:159 x/m regular, R:30 x/m, S:36,8 C, akral hangat. Pemeriksaan
EKG didapatakn gambaran QRS Sempit. Apakah terapi awal yang
dapat diberikan pada pasien tersebut ?
a. Adenosin
b. Amiodaron
c. Vagal maneuver
d. Nitrat
e. Propanolol
Soal 10
Laki laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan jantung
berdebar sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat gangguan
irama jantung sebelumnya. Pada pemeriksaan didapatkan TD:
90/60, N:34, R:26, S:36,7C, pada EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut. Apalah diagnosis pada pasien tersebut ?

a. Av Blok Mobits 1
b. Av Blok Mobits 2 derajat 1
c. Av Blok Mobits 2 derajat 2
d. Av Blok Mobits 3
e. Av Blok Mobits 4
Soal 10
Laki laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan jantung
berdebar sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat
gangguan irama jantung sebelumnya. Pada pemeriksaan
didapatkan TD: 90/60, N:34, R:26, S:36,7C, pada EKG
didapatkan gambaran sebagai berikut. Apalah diagnosis
pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Av Blok Mobits 2 derajat 2


Aritmia (3A/3B/2)

• Merupakan gangguan urutan irama, atau


gangguan kecepatan dari proses depolarisasi,
repolarisasi, atau kedua-duanya pada jantung.
• Jenis:
a. Jenis :
• Takiaritmia
A.Takiaritmia Menyebabkan
CARDIAC
• Bradiaritmia
B.Bradiaritmia ARREST
Bradiaritmia

• Merupakan seluruh gangguan pada irama


jantung yang lambat secara abnormal
(denyut jantung dibawah 50 kali per menit).
• Gejala Klinis:
• Singkop/hampir singkop, dispneu, nyeri dada,
lemah, pusing.
AV Blok derajat 1
AV Blok dejarat II
Tipe 1/Mobitz 1
AV Blok derajat II
Tipe 2/Mobitz 2
AV Blok dejarat 3
Tatalaksana
Bradiaritmia
Jawaban lainnya
a. Av Blok Mobits 1 : Kurang tepat

b. Av Blok Mobits 2 derajat 1 : Kurang tepat

d. Av Blok Mobits 3 : Kurang tepat

e. Av Blok Mobits 4 : Kurang tepat


Soal 10
Laki laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan jantung
berdebar sejak 2 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat gangguan
irama jantung sebelumnya. Pada pemeriksaan didapatkan TD:
90/60, N:34, R:26, S:36,7C, pada EKG didapatkan gambaran
sebagai berikut. Apalah diagnosis pada pasien tersebut ?

a. Av Blok Mobits 1
b. Av Blok Mobits 2 derajat 1
c. Av Blok Mobits 2 derajat 2
d. Av Blok Mobits 3
e. Av Blok Mobits 4
Soal 11
Wanita 16 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan kedua
tungkai lumpuh pada kedua kaki sejak 3 hari yang lalu. Kedua
telapak kaki terasa kesemutan dan semakin meluas, kemudian
diikuti kedua tangan dan lengan lumpuh. BAK dan BAB dalam
batas normal. Pasien sebelumnya memiliki riwayat batuk pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan motorik atas 4/4 dan motorik
bawah 2/2. Apa penatalaksanaan yang tepat pada kasus diatas?
a. Kortikosteroid
b. Immunoglobulin intravena
c. Radioterapi
d. Ventilator
e. Kemoterapi
Soal 11
Wanita 16 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan kedua
tungkai lumpuh pada kedua kaki sejak 3 hari yang lalu. Kedua
telapak kaki terasa kesemutan dan semakin meluas, kemudian
diikuti kedua tangan dan lengan lumpuh. BAK dan BAB dalam
batas normal. Pasien sebelumnya memiliki riwayat batuk pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan motorik atas 4/4 dan motorik
bawah 2/2. Apa penatalaksanaan yang tepat pada kasus diatas?

Diagnosis : Gulian barre Syndrome


Guillain Barre Syndrome (3B)

Etiologi
• Antibodi terhadap patogen tertentu (C. jejuni)
bereaksi silang dengan myelin sistem saraf
perifer → Demielinisasi saraf
Diagnosis

• Riwayat infeksi (biasanya infeksi pernafasan


atau gastrointestinal)
• Kelemahan otot dan penurunan refleks yang
dimulai dari tungkai lalu menjalar ke atas
(paralisis ascendent). Pada kasus berat bisa
terjadi gagal nafas.
• Paralisis stocking and gloves (dimulai dari
bagian distal ekstremitas)
Diagnosis

Penunjang
• Lumbal Pungsi: ditemukan disosiasi sitoalbumin
→ peningkatan protein tanpa peningkatan
leukosit
• EMG: penurunan impuls dan respons saraf
• NCS: penurunan kecepatan konduksi saraf
Tatalaksana

• Plasmafaresis ATAU
• IVIg 0–4g/kg/hari selama 5 hari
Jawaban Lainnya

a. Kortikosteroid : Kurang Tepat

c. Radioterapi : Kurang Tepat

d. Ventilator : Kurang Tepat

e. Kemoterapi : Kurang Tepat


Soal 11
Wanita 16 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan kedua
tungkai lumpuh pada kedua kaki sejak 3 hari yang lalu. Kedua
telapak kaki terasa kesemutan dan semakin meluas,kemudian
diikuti kedua tangan dan lengan lumpuh. BAK dan BAB dalam
batas normal.Pasien sebelumnya memiliki riwayat batuk pilek. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan motorik atas 4/4 dan motorik bawah
2/2. Apa penatalaksanaan yang tepat pada kasus diatas?
a. Kortikosteroid
b. Immunoglobulin intravena
c. Radioterapi
d. Ventilator
e. Kemoterapi
Soal 12
Laki laki 40 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pinggang menjalar sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
rasa kesemutan. Pasien merupakan seorang kuli panggul pasar
yang membawa beban sehari 50 kg. Pada pemeriksaan
TD:150/90,N:88,R:22,S:36,7C, Defisit Neurologi (-), didapatkan
tes laseque (+). Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Hernia Nucleus Pulposus
b. Stroke Infark
c. Bels palsy
d. Sprain
e. Hipokalemi
Soal 12
Laki laki 40 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pinggang menjalar sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai
dengan rasa kesemutan. Pasien merupakan seorang kuli
panggul pasar yang membawa beban sehari 50 kg. Pada
pemeriksaan TD:150/90, N:88, R:22, S:36,7C, defisit
Neurologi (-), didapatkan tes laseque (+). Apakah diagnosis
pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Hernia Nucleus Pulposus


Herniasi Nucleus Pulposus (3A)
Diskus intervertebralis mengalami herniasi dan
menekan radiks saraf perifer. Kebanyakan setinggi
L4/L5 atau L5/S1. Faktor risiko pekerjaan
mengangkat beban berat

Klinis
• Anamnesis: nyeri punggung bawah yang menjalar
ke paha, sering disertai kelemahan otot dan rasa
kebas.
• Nyeri meningkat saat membungkuk ke depan,
duduk, batuk, atau stress yang berlebih pada
diskus
Diagnosis

PF:
• Tes Lasegue (+), perubahan refleks, penurunan
sensitifitas
• Pemeriksaan lain: tes Bragard, Patrick,
Contrapatrick

Penunjang
• MRI
Tatalaksana

• Tirah baring, NSAID, muscle relaxan


(benzodiazepin)
• Definitif: laminektomi
Stroke Iskemik vs Stroke Hemoragik
Gambaran Stroke Perdarahan Perdarahan
Stroke Embolik
klinik Thrombotik Intraserebral Subarakhnoid
Serangan Saat istirahat Saat aktivitas Saat aktivitas Saat aktivitas
Defisit Fokal, Fokal, Fokal, akut, Defisit
neurologis memberat maksimal saat TTIK (+) neurologis
secara gradual serangan jarang, TTIK (+),
Kaku kuduk (+),
sakit kepala
hebat,
mendadak
Tekanan Hipertensi Normotensi, Hipertensi berat, Hipertensi
darah, aritmia Penyakit jantung (jarang),
temuan jantung, hipertensi perdarahan
lainnya fibrilasi atrial pada CSF
CT scan Hipodens Hipodens Hiperdens Area hiperdens
pada infark, intraserebral di sisterna
hiperdens /intraventricular basalis
pada
hemorrhagik
Bell’s Palsy (4A)

• Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya


karena terkena angin atau udara dingin dalam
waktu lama
Diagnosis

• Wajah perot / mencong


• Otalgia
• Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan
• Kelopak mata tidak bisa ditutup (lagophtalmus),
epifora diikuti mata kering
• Bibir tertarik ke sisi yang sehat
• Penurunan rasa pengecapan
Tatalaksana

• Kortikosteroid (Prednison) 1 mg/kg atau 60


mg/hari selama 6 hari, lalu tapering off 10
hari,
• Artificial tears
Jawaban Lainnya

b. Stroke Infark : Hemiparesis,riw darah


tinggi,defisit cranial nerve sentral

c. Bels palsy : kerusakan CN 7 perifer

d. Sprain : Kurang tepat

e. Hipokalemi : Kurang tepat


Soal 12
Laki laki 40 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
pinggang menjalar sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
rasa kesemutan. Pasien merupakan seorang kuli panggul pasar
yang membawa beban sehari 50 kg. Pada pemeriksaan
TD:150/90,N:88,R:22,S:36,7C, defisit Neurologi (-), didapatkan
tes laseque (+). Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Hernia Nucleus Pulposus
b. Stroke Infark
c. Bels palsy
d. Sprain
e. Hipokalemi
Soal 13
Wanita 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
adanya benjolan pada punggungnya sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien sedang pengobatan rifampisin dan
Isoniazid bulan ke 6. Pada pemeriksaan tulang
belakang didapatkan adanya gibbus. Apakah
diagnosa pada pasien tersebut ?
a. Spondilolisis
b. Spondilolistesis
c. Spondilitis TB
d. Ankylosing Spondilolisis
e. Skoliosis
Soal 13

Wanita 45 tahun datang ke poliklinik dengan


keluhan adanya benjolan pada punggungnya sejak
1 bulan yang lalu. Pasien sedang pengobatan
rifampisin dan Isoniazid bulan ke 6. Pada
pemeriksaan tulang belakang didapatkan adanya
gibbus. Apakah diagnosa pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Spondilitis TB
Spondilitis TB (2)

Tuberkulosis pada medulla spinalis

Klinis
• Gejala TB sebelumnya
• Pembesaran KGB
• Benjolan tulang belakang yang nyeri
• Nyeri punggung, spasme orot, nyeri radiks saraf
• Kelemahan anggota gerak
• Gangguan bladder dan defekasi.
Diagnosis

• PF : kifosis (gibbus), nyeri lokal dan spasme otot


paravertebral. Paling sering pada vertebra Th8-
L3.
• Pemeriksaan Neurologis : clumsiness walking,
twitching otot, hemiplegia, Babinski (+)
Diagnosis
Penunjang
• Foto rontgen vertebra : destruksi end plate,
erosi badan vertebra anterior
• Pemeriksaan dengan pewarnaan langsung ZN :
(+),
• Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) :
protein tinggi, glukosa menurun, limfosit
meningkat
• Mielografi : filling defect sepanjang medulla
spinalis
Tatalaksana

• OAT, steroid (deksametason IV lanjut PO), Rujuk


Sp Orthopedi
• Imobilisasi menggunakan korset
Spondilitis, Spondilolistesis,
Spondilolisis (2)
Spondilitis TB Ankylosing Spondilitis
• Riw. TB • Peradangan kronis yang dapat
menyebabkan menutupnya celah
• Destruksi dan kompresi vertebra
antar ruas tulang belakang
bagian ventral membentuk →
Gibbus • Ciri: Bamboo Spine
Spondilitis, Spondilolistesis,
Spondilolisis (2)

Spondylosis Spondylitis Spondilolistesis


Fraktur pars Inflamasi pada sendi Pergerseran vertebrae
interartikularis vertebrae antar vertebrae terhadap vertebrae di
bawahnya
Jawaban Lainnya

a. Spondilolisis : fraktur pada pars interartikularis

b. Spondilolistesis : terjadinya pergeseran pada columna


vertebrae

d. Ankylosing Spondilolisis : Bamboo spine

e. Skoliosis : Tulang bengkok seperti huruf S


Soal 13
Wanita 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
adanya benjolan pada punggungnya sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien sedang pengobatan rifampisin dan
Isoniazid bulan ke 6. Pada pemeriksaan tulang
belakang didapatkan adanya gibbus. Apakah
diagnosa pada pasien tersebut ?
a. Spondilolisis
b. Spondilolistesis
c. Spondilitis TB
d. Ankylosing Spondilolisis
e. Skoliosis
Soal 14
Seorang wanita 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing
kepala sebelah sejak 2 hari yang lalu. Pasien menyangkal adanya
keluar airmata ataupun lender dari hidung, selain itu menyangkal
adanya kepala berdenyut ataupun melihat bintik itam di
penglihatannya. Pasien menyangkal memiliki riwayat darah tinggi
ataupun diabetes. Apakah terapi pencegahan yang tepat pada
pasien tersebut ?
a. Amitriptilin
b. Propanolol
c. Verapamil
d. Oksigen
e. Ibuprofen
Soal 14
Seorang wanita 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan
pusing kepala sebelah sejak 2 hari yang lalu. Pasien
menyangkal adanya keluar airmata ataupun lender dari
hidung, selain itu menyangkal adanya kepala berdenyut
ataupun melihat bintik itam di penglihatannya. Pasien
menyangkal memiliki riwayat darah tinggi ataupun
diabetes. Apakah terapi pencegahan yang tepat pada
pasien tersebut ?

Diagnosis : Migrain
Nyeri Kepala (4A)
TTH Migrain Cluster
Lokasi Bilateral Unilateral Bi/Unilateral
Kualitas Terikat Berdenyut Tertusuk
Keluhan lain Nyeri leher Aura (klasik)* Lakrimasi
Tanpa aura (mata, hidung)
(common)

Aura kasih  aura


klasik
* harus SEBELUM
keluhan utama
dirasakan cth: kilatan
cahaya, garis jadi
bengkok
Terapi Abortif: Abortif: Sumatriptan Abortif:
NSAID Profilaksis: b-blocker Oksigen
Profilaksis: Profilaksis:
amitriptilin verapamil
Tatalaksana Nyeri Kepala
• TTH
• Akut: paracetamol 650mg, aspirin 650 mg, ibuprofen
400 mg (3-4x/hari)
• Pencegahan: Amitriptilin 10-50 mg
• Migraine
• Akut: Sumatriptan
• Pencegahan: asam valproat, β-blocker (metoprolol,
propanolol)
• Cluster
• Akut: O2 7 L/m selama 15 menit (simple mask)
• Pencegahan: Verapamil (CCB) 120-160 mg, 3-4 x/hari
 1st line
Jawaban Lainnya
a. Amitriptilin : Pencegahan TTH

c. Verapamil : Pencegahan Cluster

d. Oksigen : Terapi cluster

e. Ibuprofen : Terapi TTH


Soal 14
Seorang wanita 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan pusing
kepala sebelah sejak 2 hari yang lalu. Pasien menyangkal adanya
keluar airmata ataupun lender dari hidung, selain itu menyangkal
adanya kepala berdenyut ataupun melihat bintik hitam di
penglihatannya. Pasien menyangkal memiliki riwayat darah tinggi
ataupun diabetes. Apakah terapi pencegahan yang tepat pada
pasien tersebut ?
a. Amitriptilin
b. Propanolol
c. Verapamil
d. Oksigen
e. Ibuprofen
Soal 15
Laki laki 60 tahun datang ke poli dengan keluhan jalan
lambat dan susah memulai jalan sejak 6 bulan yang lalu.
Sejak 1 tahun yang lalu tangan kanan kiri gemetar,
Riwayat darah tinggi dan diabetes disangkal. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan
neurologi bradikinesia (+), cogwheel phenomen (+).
Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Levodopa
b. Trihexyphenydil
c. Propiltiourasil
d. Donepezil
e. Metilfenidate
Soal 15
Laki laki 60 tahun datang ke poli dengan keluhan jalan
lambat dan susah memulai jalan sejak 6 bulan yang lalu.
Sejak 1 tahun yang lalu tangan kanan kiri gemetar, Riwayat
darah tinggi dan diabetes disangkal. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal. pemeriksaan neurologi
bradikinesia (+), cogwheel phenomen (+). Apakah terapi
yang tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Parkinson
Parkinson Disease (3A)
Degenerasi neuron dopaminergik di substansia nigra

Klinis
• TRAP: tremor, rigiditas, akinesia, dan postural instability
• Wajah seperti topeng
• Cogwheel phenomenon
• Diagnosis ditegakkan jika ada 2 dari 3 kardinal sign:
tremor saat istirahat, rigiditas, dan bradikinesia

Tatalaksana
• Levodopa
Jawaban Lainnya
b. Trihexyphenydil : anti extrapiramidal sindrome

c. Propiltiourasil : terapi tiroid

d. Donepezil : terapi demensia

e. Metilfenidate : terapi ADHD


Soal 15
Laki laki 60 tahun datang ke poli dengan keluhan jalan
lambat dan susah memulai jalan sejak 6 bulan yang lalu.
Sejak 1 tahun yang lalu tangan kanan kiri gemetar,
Riwayat darah tinggi dan diabetes disangkal. Pada
pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan
neurologi bradikinesia (+), cogwheel phenomen (+).
Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Levodopa
b. Trihexyphenydil
c. Propiltiourasil
d. Donepezil
e. Metilfenidate
Soal 16
Wanita 26 tahun datang ke IGD dengan keluhan susah menelan
sejak 3 hari yang lalu. Kelopak mata susah dibuka, mulai terasa
sedikit sesak nafas, memberat saat aktivitas, membaik dengan
istirahat. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
saat dilakukan tes saling memandang wajah, tiba tiba kelopak
mata pasien mulai menutup. Apakah tatalaksana yang tepat pada
pasien tersebut ?
a. Diazepam
b. Clobazam
c. Piridostigmin
d. Haloperidol
e. Carbamazepine
Soal 16
Wanita 26 tahun datang ke IGD dengan keluhan susah
menelan sejak 3 hari yang lalu. Kelopak mata susah dibuka,
mulai terasa sedikit sesak nafas, memberat saat aktivitas,
membaik dengan istirahat. Pada pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pada saat dilakukan tes saling
memandang wajah, tiba tiba kelopak mata pasien mulai
menutup. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Myastenia Gravis


Myasternia Gravis (3B)
Penyakit autoimun dimana terdapat antibodi yang
memblok reseptor asetilkolin di presinaps →
gangguan reseptor asetilkolin

Klinis
• Ptosis (tersering), pasien tidak bisa
mempertahankan membuka mata dan diplopia
• Paresis ekstremitas
• Dysarthria, disfagia, sesak nafas
• Gejala semakin sore semakin memburuk
Diagnosis

Penunjang
• Waternberg test (+)
• Tensilon/Edrofonium test (+) → diberikan
edrofonium (asetilkonesterase inhibitor), jika
ada perbaikan kekuatan otot = MG (+)
• Ice Pack Test (+) → diberikan kompres ice pack
pada area mata, jika ptosis membaik = MG
(+)
Tatalaksana

Asetilkolin esterase inhibitor


• Piridostigmin 4x60 mg/hari
• Neostigmin 4x15 mg/hari
Jawaban Lainnya
a. Diazepam : Kurang tepat

b. Clobazam : Kurang tepat

d. Haloperidol : Kurang tepat

e. Carbamazepine : Kurang tepat


Soal 16
Wanita 26 tahun datang ke IGD dengan keluhan susah menelan
sejak 3 hari yang lalu. Kelopak mata susah dibuka, mulai terasa
sedikit sesak nafas, memberat saat aktivitas, membaik dengan
istirahat. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
saat dilakukan tes saling memandang wajah, tiba tiba kelopak
mata pasien mulai menutup. Apakah tatalaksana yang tepat pada
pasien tersebut?
a. Diazepam
b. Clobazam
c. Piridostigmin
d. Haloperidol
e. Carbamazepine
Soal 17
Laki Laki 17 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang sejak 2
jam yang lalu. Kejang terjadi 2 kali dengan waktu 35 menit pada
saat kejang. lalu pasien pingsan kemudian kejang kembali. Saat
kejang, tubuh pasien kelojotan, mata mendelik keatas. Pasien tidak
memiliki riwayat demam ataupun trauma. Pada pemeriksaan fisik
tanda vital dalam batas normal,kaku kuduk (-), reflex patologis (-).
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a. Epilepsi Absan
b. Epilepsi Petit mall
c. Epilepsi Lena
d. Status Epileptikus
e. Tetanus
Soal 17
Laki Laki 17 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang
sejak 2 jam yang lalu. Kejang terjadi 2 kali dengan waktu 35
menit pada saat kejang lalu pasien pingsan kemudian kejang
kembali. Saat kejang, tubuh pasien kelojotan, mata mendelik
keatas. Pasien tidak memiliki riwayat demam ataupun trauma.
Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, kaku
kuduk (-),reflex patologis (-). Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Status Epileptikus


Status Epileptikus (3B)

• Suatu keadaan kejang atau epilepsi yang terus


menerus (>30 menit)
• Kesadaran menurun >30 menit
• Atau kejang beruntun tanpa disertai pemulihan
kesadaran yang sempurna
Tatalaksana

• ABC
• Prehospital : Diazepam per rektal, maksimal 2
kali, interval 5 menit
• BB<12 kg : 5mg
• BB>12 kg : 10 mg
• Hospital : Diazepam IV 0,2-0,5 mg/kgBB
• Bila kejang teratasi, lanjutkan dengan
pemberian rumatan 5-10 mg/kgBB dibagi 2
dosis atau fenobarbital 3-5 mg/kgBB dibagi 2
dosis.
Epilepsi (3A)
Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermitten yang
disebabkan oleh lepasnya muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal

Terdiri atas:
• Kejang Umum (berasal dari dua hemisfer)
• Kejang Parsial (berasal dari satu hemisfer)
Kejang Umum
o Absens / lena /petit Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa kebingungan pasca
mal serangan. Berlangsung singkat <30 detik.
Tipikal : setelah bangkitan kembali seperti semula
Atipikal : setelah bangkitan terdapat perubahan kesadaran
(mengantuk), perubahan pada tonus otot lebih menonjol

o Mioklonik Kedutan motorik aritmik (tidak teratur)


o Klonik Kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari mioklonik.

o Tonik Fleksi atau ekstensi tonik mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
o Tonik-klonik umum Kejang berawal sebagai ekstensi tonik ekstremitas atas dan
primer (grand mal) bawah yang berlangsung beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, dengan kebingungan pasca serangan.

o Atonik Hilangnya tonus postural tubuh secara mendadak (tiba-tiba jatuh)


Kejang Parsial
Sederhana - Tidak ada penurunan kesadaran
- Gejala bisa sensoris, motoris, otonom, atau
psikis, tergantung bagian korteks yang terlibat
Kompleks - Ada penurunan kesadaran (amnesia)
- Gejala tiba-tiba diam, melamum, bengong
mendadak yang diikuti dengan automatisme
dan kebingungan pasca serangan
Kejang tonik-klonik - Kejang parsial yang berlanjut menjadi kejang
umum sekunder tonik-klonik umum.
Epilepsi
Penunjang
• Elektroensefalografi (EEG): spike and wave

Tatalaksana
• Kejang parsial: Karbamazepine 10-25 mg/kgBB/hr
dibagi 3 dosis
• Kejang umum: Asam valproate 20-60 mg/kgBB/hr
dibagi 2-3 dosis
• Tipe absans: Etosuksimid 15-35 mg/kgBB/hr
dibagi 2 dosis
• Pengobatan rutin sampai 2-3 tahun bebas kejang
Jawaban Lainnya

a. Epilepsi Absan : Bengong mendadak, tanpa aura, tanpa


kebingungan pasca serangan. Berlangsung singkat <30
detik.

b. Epilepsi Petit mall : nama lain Epilepsi Absan

c. Epilepsi Lena : nama lain Epilepsi Absan

e. Tetanus : penyakit pada system saraf yang disebabkan


oleh tetanospasmin
Soal 17
Laki Laki 17 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang sejak 2
jam yang lalu. Kejang terjadi 2 kali dengan waktu 35 menit pada
saat kejang, lalu pasien pingsan kemudian kejang kembali. Saat
kejang, tubuh pasien kelojotan, mata mendelik keatas. Pasien tidak
memiliki riwayat demam ataupun trauma. Pada pemeriksaan fisik
tanda vital dalam batas normal, kaku kuduk (-), reflex patologis (-).
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Epilepsi Absan
b. Epilepsi Petit mall
c. Epilepsi Lena
d. Status Epileptikus
e. Tetanus
Soal 18
An laki laki 10 tahun datang dibawa ke IGD dengan
keluhan adanya kejang sejak 2 jam yang lalu. Kejang
seluruh tubuh dan kelojotan. Orang tua pasien
menyangkal adanaya demam. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 13, N:100, R:22, S:37,9C, kaku
kuduk (+), hasil CSF menunjukan adanya xantokrom.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a. Meningitis bakteri
b. Meningitis fungal
c. Meningitis TB
d. Meningitis Virus
e. Meningoensefalitis
Soal 18
An laki laki 10 tahun datang dibawa ke IGD dengan
keluhan adanya kejang sejak 2 jam yang lalu.
Kejang seluruh tubuh dan kelojotan. Orang tua
pasien menyangkal adanaya demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan GCS 13, N:100, R:22,
S:37,9C, kaku kuduk (+), hasil CSF menunjukan
adanya xantokrom. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut?

Diagnosis : Meningitis TB
Meningitis (3B)

Inflamasi pada membran serta ruang


subarachnoid yang menyelubungi otak dan
sumsum tulang belakang

Trias Meningitis:
• Demam
• Nyeri kepala
• Kaku kuduk
Diagnosis

• PF: kaku kuduk, tanda rangsang meningeal


positif (Burdzinski I, Burdzinski II, Kernig)
Bakteri Virus Tuberkulosis
 Warna keruh  Warna jernih  Warna xantokrom
 Leukosit tinggi (≥  Leukosit rendah (≤  Jumlah leukosit
1000/mm3 ) 100/mm3 ) variable
 Dominasi PMN,  Dominasi MN, protein  Dominasi MN, protein
protein meningkat, normal, glukosa meningkat tapi tidak
glukosa rendah normal setinggi bakteri,
glukosa rendah
Tatalaksana

• Sesuai patogen penyebab. Pada meningitis


bakterial diberikan deksametason 0,15
mg/kgbb tiap 6 jam
Ensefalitis (3B)

Inflamasi parenkim otak

Trias Ensefalitis
• Demam
• Kejang
• Penurunan kesadaran
Diagnosis

• Darah lengkap, kimia Klinik, Serologi darah


untuk HSV, CMV, jappanesse encephalitis
• PCR HSV, CMV, HHV-6
• EEG, CT-Scan Kepala, MRI + kontras, Lumbal
pungsi
Tatalaksana
Non-farmakologi
• Monitoring tanda vital, kesadaran dan tanda-tanda

Farmakologi
• Antivirus : Asiklovir 10mg/kgbb selama 8 jam
• Antipiretik
• Antikonvulsan
• Antinyeri
• Mannitol 20% 1-1,5 gr/kgbb bila ada tanda
peningkatan TTIK
Jawaban Lainnya
a. Meningitis bakteri : Dominasi PMN

b. Meningitis fungal : Dominasi PMN

d. Meningitis Virus : Dominasi MN

e. Meningoensefalitis : nyeri kepala,kaku


kuduk,penurunan kesadaran,demam
Soal 18
An laki laki 10 tahun datang dibawa ke IGD dengan
keluhan adanya kejang sejak 2 jam yang lalu.Kejang
seluruh tubuh dan kelojotan. Orang tua pasien
menyangkal adanaya demam. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 13,N:100,R:22,S:37,9C,kaku kuduk
(+), hasil CSF menunjukan adanya xantokrom. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut?
a. Meningitis bakteri
b. Meningitis fungal
c. Meningitis TB
d. Meningitis Virus
e. Meningoensefalitis
Soal 19
Wanita 33 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
kepala hebat dan mendadak sejak 1 jam lalu. Keluhan
muncul setelah lari pagi disertai muntah,kaku leher
dan gangguan penglihatan.Pada pemeriksaan TD
140/100, nadi 112 x/menit, respirasi 24 x/menit, temp
37,5 oC. Pemeriksaan kaku kuduk (+), mata:
fotofobia, diplopia, papil edema dan perdarahan
retina. Apakah diagnosa pada pasien tersebut ?
a.Abses otak
b.TIA
c.Perdarahan intrakranial
d.Perdarahan subarakhnoid
e.Tumor otak
Soal 19
Wanita 33 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala
hebat dan mendadak sejak 1 jam lalu. Keluhan muncul
setelah lari pagi disertai muntah, kaku leher dan gangguan
penglihatan. Pada pemeriksaan TD 140/100, nadi 112
x/menit, respirasi 24 x/menit, temp 37,5oC. Pemeriksaan kaku
kuduk (+), mata: fotofobia, diplopia, papil edema dan
perdarahan retina. Apakah diagnosa pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Perdarahan Subarakhnoid


Gambaran Stroke Perdarahan Perdarahan
Stroke Embolik
klinik Thrombotik Intraserebral Subarakhnoid
Serangan Saat istirahat Saat aktivitas Saat aktivitas Saat aktivitas
Defisit Fokal, Fokal, maksimal Fokal, akut, Defisit neurologis
neurologis memberat saat serangan TTIK (+) jarang, TTIK (+),
secara gradual Kaku kuduk (+),
sakit kepala
hebat, mendadak
Tekanan Hipertensi Normotensi, Hipertensi berat, Hipertensi
darah, aritmia jantung, Penyakit jantung (jarang),
temuan fibrilasi atrial hipertensi perdarahan pada
lainnya CSF
CT scan Hipodens Hipodens pada Hiperdens Area hiperdens di
infark, intraserebral sisterna basalis
hiperdens pada /intraventricular
hemorrhagik
Transient Ischemic Attack (TIA)
Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) (3B)

Iskemia otak yang tidak menyebabkan infark

Klinis
• TIA: defisit neurologis akut yang membaik /
kembali menjadi normal dalam waktu kurang
dari 24 jam setelah onset
• RIND: defisit neurologis akut yang membaik /
kembali menjadi normal dalam waktu 72 jam
setelah onset.
Tatalaksana

• Anti agregasi platelet: aspirin 80 mg atau


clopidogrel dosis 75 mg untuk mencegah
terjadinya stroke
• Antikoagulan untuk TIA kardioemboli :
antikoagulan  warfarin 2 mg
• Neuroprotektan
Jawaban Lainnya

a. Abses otak : Hemiplegi kontralateral, ring enhancement,


demam

b. TIA : Defisit neurologis < 24 jam

c. Perdarahan intrakranial : Nyeri kepala,muntah menyembur,


papil edema tanpa kaku kuduk

e. Tumor otak : Hemiplegia kontralateral


Soal 19
Wanita 33 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala
hebat dan mendadak sejak 1 jam lalu. Keluhan muncul setelah lari
pagi disertai muntah, kaku leher dan gangguan penglihatan. Pada
pemeriksaan TD 140/100, nadi 112 x/menit, respirasi 24 x/menit,
temp 37,5oC. Pemeriksaan kaku kuduk (+), mata: fotofobia,
diplopia, papil edema dan perdarahan retina. Apakah diagnosa
pada pasien tersebut ?
a.Abses otak
b.TIA
c.Perdarahan intrakranial
d.Perdarahan subarakhnoid
e.Tumor otak
Soal 20
Wanita 60 tahun datang dibawa keluarganya ke IGD
dengan keluhan sering hilang sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien hilang karena lupa jalan pulang. Pasien memiliki
riwayat stroke 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan TD:150/90, N:82, R:22, S:36,6C, motorik
kanan 3/5. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Demensia leuwibody
b. Demensia Parkinson
c. Demensia Vaskuler
d. Demensia Alzheimer
e. Amnesia
Soal 20

Wanita 60 tahun datang dibawa keluarganya ke IGD


dengan keluhan sering hilang sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien hilang karena lupa jalan pulang. Pasien
memiliki riwayat stroke 2 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan TD:150/90, N:82, R:22,
S:36,6C, motorik kanan 3/5. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut ?

Diagnosis : Demensia Vaskuler


Demensia (3A)

• Ditandai dengan adanya penurunan


kemampuan daya ingat dan daya pikir yang
mengganggu kegiatan harian seseorang,
seperti : mandi, berpakaian, makan, dll.
• Tidak ada gangguan kesadaran (clear
consciousness).
• Demensia merupakan suatu sindrom akibat
penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif.
• Onset Gejala dan disabilitas ≥ 6 bulan.
Jenis demensia Pedoman diagnosis

Demensia  Biasanya pada > 60 tahun disertai dengan adanya


pada panyakit disorientasi intelektual progresif, waham atau depresi
Alzheimer  Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan
khusus disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain
yang dapat menimbulkan demensia
Demensia  Disebabkan oleh trombosis atau perdarahan pembuluh
Vaskular darah
 Suatu onset yang mendadak atau deteriorisasi yang
bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal
Demensia  Ditandai oleh atrofi dalam jumlah yang lebih besar di regio
pada Penyakit fronto-temporal
Pick  Disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang
kasar, disihibisi, dan apatis atau gelisah.
Demensia  Ditandai oleh lebih banyak abnormalitas motorik
pada Penyakit  Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform
Huntington (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan
penyakit Huntington.
Demensia  Demensia yang berkembang pada seseorang dengan
pada Penyakit penyakit Parkinson yang sudah sangat parah.
Parkinson

Demensia  Ditandai dengan adanya inklusi Lewy Bodies ditemukan di


pada Penyakit korteks serebri
Lewy Bodies
Karakteristik Delirium Dementia
Onset Cepat Insidious (months to year)
Durasi Hours to weeks Months to years
Attention fluktuatif Dipertahankan
Memori Recent dan immediate memory Remote memory terganggu
terganggu
Kemampuan Inkoheren Kesulitan mencari kata
bicara
Pikiran Disorganisasi/berantaka Miskin/pendek
Kesadaran Menurun Tidak berubah
Kewaspadaan Terlalu waspada/kurang waspada Biasanya normal

Therapy Haloperidol injeksi adalah 2-5 mg - Haloperidol 0,5-1 mg/hari atau


IM/IV dan dapat Risperidon 0,5-1 mg/hari
diulang setiap 30 menit (maksimal (antipsikotik)
20 mg/hari). (antipsikotik) - Sertralin 25 mg/hari
(antideprasan)
Jawaban Lainnya

a. Demensia leuwibody : tremor, rigidity, bradikinesia,


postural instability

b. Demensia Parkinson: Nama lain leuwi body

d. Demensia Alzheimer : Kurang tepat

e. Amnesia : Kurang tepat


Soal 20
Wanita 60 tahun datang dibawa keluarganya ke IGD
dengan keluhan sering hilang sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien hilang karena lupa jalan pulang. Pasien memiliki
riwayat stroke 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan TD:150/90, N:82, R:22, S:36,6C, motorik
kanan 3/5. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Demensia leuwibody
b. Demensia Parkinson
c. Demensia Vaskuler
d. Demensia Alzheimer
e. Amnesia
Soal 21
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
punggung menjalar ke tangan sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan terkadang disertai dengan kesemutan. Pada
pemeriksaan dipatkan spurling test (+), rom tetap dan
nyeri. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Radukulopati lumbar
b. Radikulopati cervical
c. Frozen shoulder
d. Rotator Cuff tendinitis
e. Fratur clavikula
Soal 21

Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan


keluhan nyeri punggung menjalar ke tangan sejak 1
bulan yang lalu. Keluhan terkadang disertai dengan
kesemutan. Pada pemeriksaan dipatkan spurling test
(+), rom tetap dan nyeri. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut ?

Diagnosis : Radikulopati cervical


Radikulopati (3A)
DEFINISI DIAGNOSA
Gangguan fungsi dan struktur radiks akibat • Spurling test : (+) Radikulopati cervical
proses patologik, dapat mengenai satu atau • Laseque’s sign : baring, fleksikan sendi
lebih radiks dengan pola gangguan bersifat coxae dan tahan lutut tetap ekstensi 
dermatomal nyeri dan baal sebelum lutut mencapai 70º
• Straight-leg-raising-test : metode kerning’s
KLINIS sign  iritasi meningen atau radiks
• Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka, lumbosakral
menjalar ke bokong, paha, hingga ke • Bonnet’s phenomenon : nyeri akan lebih
betis, dan kaki. Nyeri dapat ditimbulkan berat atau lebih cepat muncul bila tungkai
dengan Valsava maneuvers (seperti : batuk, dalam keadaan adduksi dan endorotasi
bersin, atau mengedan saat defekasi) • Bragard’s sign : Lasegue disertai dengan
• Diskus pada daerah lumbalis dorsofleksi kaki
menyebabkan iritasi radiks saraf yang • Sicard’s sign : Lasegue disertai dengan
terasa sebagai nyeri dan parestesia pada dorsofleksi jari-1 kaki
segmen yang berkaitan. Kerusakan yang
lebih berat dari radiks menyebabkan defisit
sensorik dan motorik segmental.
PENUNJANG
• Rontgen
• MRI  mendeteksi kelainan diskus intervertebra
• CT Scan  Gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan baik, dan gambaran
herniasi diskus intervertebra

TATALAKSANA
• Farmakoterapi : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural
• Non farmakoterapi : imobilisasi, fisioterapi

Sumber :
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Acuan Praktik Klinis Neurologi. Jakarta. Perdossi. 2016
Jawaban lainnya

a. Radukulopati lumbar : laseque test (+),nyeri radikuler

c. Frozen shoulder : rom terbatas pada bahu

d. Rotator Cuff tendinitis : Rom tetap,nyeri (+)

e. Fratur clavikula : Krepitiasi (+) pada bahu


Soal 21
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
punggung menjalar ke tangan sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan terkadang disertai dengan kesemutan. Pada
pemeriksaan dipatkan spurling test (+),r om tetap dan
nyeri. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Radukulopati lumbar
b. Radikulopati cervical
c. Frozen shoulder
d. Rotator Cuff tendinitis
e. Fratur clavikula
Soal 22
An 8 tahun datang ke tempat anda praktek oleh ibunya
dengan keluhan adanya benjolan pada punggung sejak 1
minggu yang lalu. Pasien menyangkal adanya keluhan
batuk, demam ataupun sulit berjalan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan motoric strength seluruh ekstrimitas 5.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Meningocele
b. Meningomyelocele
c. Spina Bifida
d. Spondilitis TB
e. Gastroschizis
Soal 22

An 8 tahun datang ke tempat anda praktek oleh ibunya


dengan keluhan adanya benjolan pada punggung sejak 1
minggu yang lalu. Pasien menyangkal adanya keluhan batuk,
demam ataupun sulit berjalan. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan motoric strength seluruh ekstrimitas 5. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Meningocele
Spina Bifida (2)
Kelainan kongenital yang disebabkan gagalnya
penutupan neural tube dan mempengaruhi system
saraf, terjadi pada minggu ke-4 post fertilisasi.

Jenis lainnya
• Spina bifida occulta → belum ada penonjolan,
muncul rambut halus di area kelainan neural tube
• Meningocele → benjolan berisi lapisan meningens,
gangguan motorik (-)
• Myelomeningocele → benjolan berisi lapisan
meningens dan medula spinalis, gangguan motorik
(+)
Jawaban Lainnya

b. Meningomyelocele : adanya benjolan di bagian punggung,


ditemukan adanya lemah ekstrimitas

c. Spina bifida : belum terdapat benjolan pada kasus

d. Spondilitis TB : Gibbus (+),riwayat TB (+)

e. Gastroschizis : keluarnya bagian usus tanpa adanya selaput


pembungkus.
Soal 22
An 8 tahun datang ke tempat anda praktek oleh ibunya
dengan keluhan adanya benjolan pada punggung sejak 1
minggu yang lalu. Pasien menyangkal adanya keluhan
batuk, demam ataupun sulit berjalan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan motoric strength seluruh ekstrimitas 5.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Meningocele
b. Meningomyelocele
c. Spina Bifida
d. Spondilitis TB
e. Gastroschizis
Soal 23
Wanita 55 tahun datang ke poli dengan keluhan nyeri punggung
selama 1 tahun dan memberat dalam 3 bulan ini. Riwayat jatuh
tidak dijumpai, riwayat sering mengangkat beban berat (-). TD
150/90 mmHg, GDS 122 mg/dl. Test Patrick (+) test Kontra Patrick
(+) radiologi lumbosacral tampak tulang porotik, tampak osteofit di
corpus anterior, S5 posterior terhadap L1. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut?
a. Osteoporosis
b. Spondilitis
c. Spondilosis
d. Spondilolistesis
e. Hernia Nucleus Pulposus
Soal 23
Wanita 55 tahun datang ke poli dengan keluhan nyeri
punggung selama 1 tahun dan memberat dalam 3 bulan ini.
Riwayat jatuh tidak dijumpai, riwayat sering mengangkat
beban berat (-). TD 150/90 mmHg, GDS 122 mg/dl. Test
Patrick (+) test Kontra Patrick (+) radiologi lumbosacral
tampak tulang porotik, tampak osteofit di corpus anterior, S5
posterior terhadap L1. Apakah diagnosis pada pasien tersebut
?

Diagnosis : Spondilosis
Spondilitis, Spondilolistesis,
Spondilolisis (2)
Spondilitis TB Ankylosing Spondilitis
• Riw. TB • Peradangan kronis yang dapat
menyebabkan menutupnya celah
• Destruksi dan kompresi vertebra
antar ruas tulang belakang
bagian ventral membentuk →
Gibbus • Ciri: Bamboo Spine
Spondilitis, Spondilolistesis,
Spondilolisis (2)

Spondylosis Spondylitis Spondilolistesis


Fraktur pars Inflamasi pada sendi Pergerseran vertebrae
interartikularis vertebrae antar vertebrae terhadap vertebrae di
bawahnya
Jawaban Lainnya
a. Osteoporosis : BMD < 2,5

b. Spondilitis : radang pada bagian vertebrae

d. Spondilolistesis : terjadi pergeseran pada vertebra

e. Hernia Nucleus Pulposus: adanya tonjolan cincin


nukleus pulposus, laseque test (+)
Soal 23
Wanita 55 tahun datang ke poli dengan keluhan nyeri
punggung selama 1 tahun dan memberat dalam 3
bulan ini. Riwayat jatuh tidak dijumpai, riwayat sering
mengangkat beban berat (-). TD 150/90 mmHg, GDS
122 mg/dl. Test Patrick (+) test Kontra Patrick (+)
radiologi lumbosacral tampak tulang porotik, tampak
osteofit di corpus anterior, S5 posterior terhadap
L1.Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a. Osteoporosis
b. Spondilitis
c. Spondilosis
d. Spondilolistesis
e. Hernia Nucleus Pulposus
Soal 24
Laki laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan keram
pada rahang sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien
memiliki riwayat tertusuk paku sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaaan didapatkan trismus (+), TD:100/80, N:89,
R:22, S:38,9C. Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut
?
a. Penisilin 12 juta unit
b. HTIG
c. Ciprofloksasin
d. SAR
e. Asam valproate
Soal 24
Laki laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan
keram pada rahang sejak 1 hari yang lalu.
Sebelumnya pasien memiliki riwayat tertusuk paku
sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaaan
didapatkan trismus (+), TD:100/80, N:89, R:22,
S:38,9C. Apakah terapi yang tepat pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Tetanus
Tetanus (4A)

Tetanus adalah penyakit pada system saraf yang


disebabkan oleh tetanospasmin.

Etiologi
• Clostridium tetani (basil gram positif anaerob
berspora). Menghasilkan toksin tetanolisin dan
tetanospasmin.
Diagnosis
Manifestasi klinis terdiri dari 4 macam :
• Tetanus lokal : kaku, nyeri di sekitar luka
• Tetanus sefalik : karena luka di daerah kepala.
Gejala meiluti trismus, disfagia, rhesus
sardonikus, disfungsi CN
• Tetanus umum/generalisata : trismus, disfagia,
opistotonus
• Tetanus neonatorum : pada bayi baru lahir,
disebabkan infeksi tali pusat. Gejala : tidak
mau menetek, lemah, kaku dan spasme.
Tatalaksana
• Manajemen luka : Bersihkan luka dan debridemen
• Isolasi di ruang tenang, ICU, support ventilasi
• Oksigenasi
• Diet cukup kalori dan protein : 3500 – 4500 kalori
per hari dengan 100-150 gr protein.
• Anti konvulsan: Diazepam 0,5mg/kgbb/kali iv
maks 240mg/hari
• Anti-tetanus serum (ATS) 50.000 IU (IM), perlu
dilakukan skin test, atau Tetanus Immunoglobulin
(TIG) (untuk mengikat toksin bebas) 3000–6000 IU
IM
Tatalaksana
• Eliminasi bakteri :
• Penisilin Prokain 1,2 juta Unit IM/IV tiap 6 jam
selama 10 hari atau
• Alergi penisilin : Tetrasiklin 500 mg PO atau IV tiap
6 jam selama 10 hari atau
• Metronidazole loading dose 15mg/kgbb/jam atau
penisilin (menyingkirkan sumber infeksi)
• TT (untuk menginduksi imunitas): dosis inisial
0,5 ml toksoid IM dalam 24 jam awal. Diulang
8 minggu kemudian.
• Diazepam (mengatasi kejang) :
0,5mg/kgbb/kali iv maks 240mg/hari
Pencegahan

• Luka yang rentan mengalami tetanus memiliki


kriteria berikut :
Luka Rentan Tetanus Luka yang Tidak Rentan Tetanus
>6-8 jam <6 jam
Kedalaman>1 cm Superfisial <1 cm
Terkontaminasi Bersih
Bentuk stelat, avulsi, atau hancur Bentuk linear, tepi tajam
(irregular)
Denervasi, iskemik Neurovaskular intak
Terinfeksi (purulent, jaringan Tidak infeksi
nekrotik)
Pencegahan Tetanus
• Diberikan terutama luka tusuk (jarum, paku, dll) karena
pada luka tusuk yang dalam menjadi lingkungan yang
bagus untuk tumbuh bagi bakteri anaerob
Riwayat Luka kecil dan bersih Luka kotor
Imunisasi TD TIG TD TIG
Tidak tahu/ Ya Tidak Ya Ya
< 3 dosis
>3 dosis Imunisasi Tidak Imunisasi Tidak
terakhir terakhir >
>10 5 tahun
tahun Ya
Ya
TD: imunisasi aktif tetanus difteri
TIG: imunisasi pasif dengan langsung memberikan antibodi (immunoglobulin 250 unit IM)
Jawaban Lainnya
a. Penisilin 12 juta unit : Kurang tepat, harusnya 1,2
juta unit

c. Ciprofloksasin : Kurang tepat

d. SAR : Kurang tepat

e. Asam valproate : Kurang tepat


Soal 24
Laki laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan keram
pada rahang sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien
memiliki riwayat tertusuk paku sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaaan didapatkan trismus (+), TD:100/80, N:89,
R:22, S:38,9C. Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut
?
a. Penisilin 12 juta unit
b. HTIG
c. Ciprofloksasin
d. SAR
e. Asam valproate
Soal 25
Wanita 32 datang ke poli dengan keluhan nyeri pinggang
terutama saat berjalan sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan
menjalar. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri ekstrimitas bawah,
kekuatan extrimitas 5/5, refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-,
laseque dan kernig terdapat tahanan pada 45 derajat karena
pasien nyeri. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a.Radikulopati
b.Spondilolistesis
c.GBS
d.Sprain muscle
e.Neuritis Perifer
Soal 25

Wanita 32 datang ke poli dengan keluhan nyeri


pinggang terutama saat berjalan sejak 2 bulan yang
lalu.keluhan dirasakan menjalar. Pada pemeriksaan
didapatkan nyeri ekstrimitas bawah, kekuatan
extrimitas 5/5. refleks fisiologis +/+, refleks patologis -
/-, laseque dan kernig terdapat tahanan pada 45
derajat karena pasien nyeri. Apakah diagnosis yang
tepat pada pasien tersebut?

Diagnosis : Radikulopati
Radikulopati (3A)
DEFINISI DIAGNOSA
Gangguan fungsi dan struktur radiks akibat • Spurling test : (+) Radikulopati cervical
proses patologik, dapat mengenai satu atau • Laseque’s sign : baring, fleksikan sendi
lebih radiks dengan pola gangguan bersifat coxae dan tahan lutut tetap ekstensi 
dermatomal nyeri dan baal sebelum lutut mencapai 70º
• Straight-leg-raising-test : metode kerning’s
KLINIS sign  iritasi meningen atau radiks
• Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka, lumbosakral
menjalar ke bokong, paha, hingga ke • Bonnet’s phenomenon : nyeri akan lebih
betis, dan kaki. Nyeri dapat ditimbulkan berat atau lebih cepat muncul bila tungkai
dengan Valsava maneuvers (seperti : batuk, dalam keadaan adduksi dan endorotasi
bersin, atau mengedan saat defekasi) • Bragard’s sign : Lasegue disertai dengan
• Diskus pada daerah lumbalis dorsofleksi kaki
menyebabkan iritasi radiks saraf yang • Sicard’s sign : Lasegue disertai dengan
terasa sebagai nyeri dan parestesia pada dorsofleksi jari-1 kaki
segmen yang berkaitan. Kerusakan yang
lebih berat dari radiks menyebabkan defisit
sensorik dan motorik segmental.
PENUNJANG
• Rontgen
• MRI  mendeteksi kelainan diskus intervertebra
• CT Scan  Gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan baik, dan gambaran
herniasi diskus intervertebra

TATALAKSANA
• Farmakoterapi : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural
• Non farmakoterapi : imobilisasi, fisioterapi

Sumber :
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Acuan Praktik Klinis Neurologi. Jakarta. Perdossi. 2016
Sprain dan Strain

Sprain Strain
• Cedera sendi yang • Cedera pada tendon
biasanya melibatkan atau pada otot.
robek ringan (trauma • Paling sering
mikro) pada ligamen mengenai betis,
dan kapsul sendi. selangkangan, dan
• Sering mengenai hamstring (otot paha
Talofibular dan belakang)
Tibiotalar ligament
Jawaban lainnya

b. Spondilolistesis : adanya pergeseran tulang vertebra

c. GBS : paralisisi ascending bilateral

d. Sprain muscle : Kurang tepat

e. Neuritis Perifer : kebas di ekstrimitas


Soal 25
Wanita 32 datang ke poli dengan keluhan nyeri pinggang
terutama saat berjalan sejak 2 bulan yang lalu.keluhan dirasakan
menjalar. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri ekstrimitas bawah,
kekuatan extrimitas 5/5. refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-,
laseque dan kernig terdapat tahanan pada 45 derajat karena
pasien nyeri. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. Radikulopati
b. Spondilolistesis
c. GBS
d. Sprain muscle
e. Neuritis Perifer
Soal 26
Wanita 50 tahun datang ke poli dengan keluhan kebas telapak
tangan dan kaki sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
adanya lemas bila menjelang sore hari. Pasien menyangkal memiliki
riwayat diabetes dan hipertensi. Pemeriksaan tanda vital TD:
130/80, HR: 85, RR: 20, T: 37C. Tes neurologi stock & gloves (+).
Apa kemungkinan diagnosa pasien tersebut?
a. Carpal tunnel syndrome
b. Bell’s palsy
c. Miastenia gravis
d. Guilain bare syndrome
e. Radikulopati lumbal
Soal 26
Wanita 50 tahun datang ke poli dengan keluhan kebas
telapak tangan dan kaki sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan
disertai dengan adanya lemas bila menjelang sore hari.
Pasien menyangkal memiliki riwayat diabetes dan hipertensi.
Pemeriksaan tanda vital TD: 130/80, HR: 85, RR: 20, T:
37C. Tes neurologi stock & gloves (+). Apa kemungkinan
diagnosa pasien tersebut ?

Diagnosis : Miastenia gravis


Myasternia Gravis (3B)
Penyakit autoimun dimana terdapat antibodi yang
memblok reseptor asetilkolin di presinaps →
gangguan reseptor asetilkolin

Klinis
• Ptosis (tersering), pasien tidak bisa
mempertahankan membuka mata dan diplopia
• Paresis ekstremitas
• Dysarthria, disfagia, sesak nafas
• Gejala semakin sore semakin memburuk
Diagnosis

Penunjang
• Waternberg test (+)
• Tensilon/Edrofonium test (+) → diberikan
edrofonium (asetilkonesterase inhibitor), jika
ada perbaikan kekuatan otot = MG (+)
• Ice Pack Test (+) → diberikan kompres ice pack
pada area mata, jika ptosis membaik = MG
(+)
Tatalaksana

Asetilkolin esterase inhibitor


• Piridostigmin 4x60 mg/hari
• Neostigmin 4x15 mg/hari
Carpal Tunnel Syndrome (3A)

Kompresi n. Medianus di dalam carpal tunnel


yang menyebabkan nyeri di pergelangan tangan
bagian ventral, rasa kebas di telapak tangan
bagian radial dan jari 1-4
Diagnosis
Pemeriksaan:
• Flick sign: pasien mengebaskan tangannya (seperti
mengebaskan termometer raksa) untuk
menghilangkan gejala
• Tinnel sign: rasa kesemutan bila carpal tunner
diketuk
• Phalen sign: rasa kesemutan bila pergelangan
tangan fleksi maksimal

Penunjang
• Nerve Conduction Study/Velocity (NCS/NCV)
Tatalaksana

• Bidai pergelangan tangan


• Bila tidak membaik, injeksi steroid ke dalam
karpal tunnel
• Bila tidak mempan juga, lakukan pembedahan
Bell’s Palsy (4A)

• Paralisis n. VII perifer unilateral, biasanya


karena terkena angin atau udara dingin dalam
waktu lama
Diagnosis

• Wajah perot / mencong


• Otalgia
• Dahi dan pipi tidak bisa digerakkan
• Kelopak mata tidak bisa ditutup (lagophtalmus),
epifora diikuti mata kering
• Bibir tertarik ke sisi yang sehat
• Penurunan rasa pengecapan
Tatalaksana

• Kortikosteroid (Prednison) 1 mg/kg atau 60


mg/hari selama 6 hari, lalu tapering off 10
hari,
• Artificial tears
Jawaban Lainnya
a. Carpal tunnel syndrome : gejala pada digiti 1,2,3.tinnel test
(+)

b. Bell’s palsy : parese CN 7 perifer

d. Guilain bare syndrome : ascending paralisis bilateral

e. Radikulopati lumbal : laseque test (+),nyeri radikuler


Soal 26
Wanita 50 tahun datang ke poli dengan keluhan kebas telapak
tangan dan kaki sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
adanya lemas bila menjelang sore hari. Pasien menyangkal memiliki
riwayat diabetes dan hipertensi. Pemeriksaan tanda vital TD:
130/80, HR: 85, RR: 20, T: 37C. Tes neurologi stock & gloves (+).
Apa kemungkinan diagnosa pasien tersebut?
a. Carpal tunnel syndrome
b. Bell’s palsy
c. Miastenia gravis
d. Guilain bare syndrome
e. Radikulopati lumbal
Soal 27
Laki laki 30 tahun datang ke poli dengan keluhan sulit berdiri sejak
2 hari yang lalu, keluhan berlangsung perlahan, awalnya terasa
lemas dari kedua ujung kaki bersamaan. Pasien memiliki riwayat
nyeri tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70, N: 88 R:20 S: 37,8C motor strength atas
5/5, bawah 3/3. Keluhan ini terjadi untuk pertama kalinya. Apakah
kelainan mekanisme yang mendasari pada pasien tersebut?
a. Demyelinisasi saraf
b. Reseptor Acetilcoline yang terganggu
c. Tidak terbentuknya ATP
d. Berkurangnya cadangan glukosa pada tubuh
e. Kelainan nervus 7
Soal 27
Laki laki 30 tahun datang ke poli dengan keluhan sulit berdiri
sejak 2 hari yang lalu, keluhan berlangsung perlahan,
awalnya terasa lemas dari kedua ujung kaki bersamaan.
Pasien memiliki riwayat nyeri tenggorokan sejak 1 minggu
yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70, N: 88
R:20 S: 37,8C motor strength atas 5/5,bawah 3/3. Keluhan
ini terjadi untuk pertama kalinya. Apakah kelainan
mekanisme yang mendasari pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Gullian Bare Syndrome


Guillain Barre Syndrome (3B)

Etiologi
• Antibodi terhadap patogen tertentu (C. jejuni)
bereaksi silang dengan myelin sistem saraf
perifer → Demielinisasi saraf
Diagnosis

• Riwayat infeksi (biasanya infeksi pernafasan


atau gastrointestinal)
• Kelemahan otot dan penurunan refleks yang
dimulai dari tungkai lalu menjalar ke atas
(paralisis ascendent). Pada kasus berat bisa
terjadi gagal nafas.
• Paralisis stocking and gloves (dimulai dari
bagian distal ekstremitas)
Diagnosis

Penunjang
• Lumbal Pungsi: ditemukan disosiasi sitoalbumin
→ peningkatan protein tanpa peningkatan
leukosit
• EMG: penurunan impuls dan respons saraf
• NCS: penurunan kecepatan konduksi saraf
Tatalaksana

• Plasmafaresis ATAU
• IVIg 0–4g/kg/hari selama 5 hari
Jawaban Lainnya
b.Reseptor Acetilcoline yang terganggu : Myastenia Gravis

c. Tidak terbentuknya ATP : Kurang tepat

d.Berkurangnya cadangan glukosa pada tubuh : Kurang


tepat

e. Kelainan nervus 7 : Kurang tepat


Soal 27
Laki laki 30 tahun datang ke poli dengan keluhan sulit berdiri sejak
2 hari yang lalu, keluhan berlangsung perlahan, awalnya terasa
lemas dari kedua ujung kaki bersamaan. Pasien memiliki riwayat
nyeri tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70, N: 88 R:20 S: 37,8C motor strength atas
5/5, bawah 3/3. Keluhan ini terjadi untuk pertama kalinya. Apakah
kelainan mekanisme yang mendasari pada pasien tersebut?
a. Demyelinisasi saraf
b. Reseptor Acetilcoline yang terganggu
c. Tidak terbentuknya ATP
d. Berkurangnya cadangan glukosa pada tubuh
e. Kelainan nervus 7
Soal 28
Laki laki 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki kanan
tidak bisa digerakkan setelah tabrakan motor 2 jam yang
lalu. Pasien mengatakan bagian pahanya terkena stang motor
lawwannya. Pada pemeriksaan terlihat adanya drop foot.
Apakah nervus yang mengalami kelainan pada pasien
tersebut ?
a. N.Medianus
b. N.Peroneus
c. N.Radialis
d. N.Brachialis
e. N.Ulnaris
Soal 28
Laki laki 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan
kaki kanan tidak bisa digerakkan setelah tabrakan
motor 2 jam yang lalu.Pasien mengatakan bagian
pahanya terkena stang motor lawwannya. pada
pemeriksaan terlihat adanaya drop foot. Apakah
nervus yang mengalami kelainan pada pasien
tersebut?

Diagnosis : Peroneal palsy


Peroneal Palsy (3A)
ETIOLOGI
Gangguan saraf sensorik dan motoric pada tungkai bawah dan kaki akibat lesi pada nervus
peroneal. Bisa disebabkan oleh trauma, DM.

KLINIS
a. Foot drop,
b. Berdasarkan lesi :
• Kaput fibula : parese jari kaki, dorso fleksi kaki dan jari kaki, bagian lateral distal dari
tungkai
• Deep peroneal : parese jari kaki, dan dorsofleksi kaki, gangguan sensoris di sela jari
kaki 1 dan 2
• Superfisial peroneal nerve syndrome : gangguan eversi kaki, gangguan sensoris lateral
distal tungkai bawah dan dorsum kaki

PENUNJANG
EMG

Sumber :
Marciniak C. Fibular (Peroneal) Neuropathy. Phys Med Rehabil Clin N Am. 2013;24:121-137
Jawaban lainnya
a. N.Medianus : Carpal tunnel sindrome

c. N.Radialis : Drop hand

d. N.Brachialis : Kurang tepat

e. N.Ulnaris : Claw hand


Soal 28
Laki laki 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki kanan
tidak bisa digerakkan setelah tabrakan motor 2 jam yang
lalu.Pasien mengatakan bagian pahanya terkena stang motor
lawwannya.pada pemeriksaan terlihat adanaya drop foot.
Apakah nervus yang mengalami kelainan pada pasien
tersebut ?
a. N.Medianus
b. N.Peroneus
c. N.Radialis
d. N.Brachialis
e. N.Ulnaris
Soal 29
Pria 25 tahun datang poli dengan keluhan nyeri saat berkemih
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai keluar cairan putih kental
seperti susu dari kemaluan. Pasien berhubungan seksual dengan
lebih dari 1 pasangan. Pada pemeriksaan TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan gram ditemukan ditemukan gambaran
biji kopi. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Uretritis non-gonokokus
b. Uretritis gonokokus
c. Sifilis
d. Epididymitis
e. Orchitis
Soal 29
Pria 25 tahun datang poli dengan keluhan nyeri saat
berkemih sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai keluar
cairan putih kental seperti susu dari kemaluan. Pasien
berhubungan seksual dengan lebih dari 1 pasangan. Pada
pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pada pemeriksaan
gram ditemukan ditemukan gambaran biji kopi. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Uretritis gonokokus


Gonore (4A)

• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh


Neisseria gonorrhoeae.
• Etiologi: Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri
gram negatif, diplokokkus berbentuk biji kopi,
terletak intrasel dan bersifat tahan asam.
Diagnosis
Anamnesis
• Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning
kehijauan kental dari kemaluan.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
• Masa inkubasi = 2-8 hari, dan gejala sering muncul
sebelum 2 minggu.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Pria: Orifisium uretra hiperemis, edema dan
ektropion. Duh tubuh uretra mukopurulen.
• Wanita: Serviks hiperemis dan edema. Duh
tubuh serviks mukopurulen.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram:
diambil dari sediaan
apus duh tubuh
ditemukan diplokokkus
Gram negatif
intraselular.
• Kultur dengan media
Thayer-Martin
• Tes Definitif (dilakukan
pada hasil kultur yang
(+)): tes oksidasi dan
tes fermentasi.
Tatalaksana
• Pengobatan Gonore tanpa komplikasi +
Pengobatan Non GO (Klamidiasis)
Tatalaksana
Edukasi
• Periksa dan obati pasangan seksual tetapnya.
• Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh
secara klinis dan laboratoris, apabila tidak
dapat menahan diri anjurkan memakai
kondom.
• Kunjungan ulang pada hari ke-7.
• Konseling: mengenai penyakit gonore dan
komplikasi, pentingnya penanganan pasangan
seksual tetapnya.
Epididimitis dan Orchitis (2)

Merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi


pada epididimis dan/atau testis

Etiologi
• Mumps/parotitis
• Infeksi dari traktus urinaria bawah. Bateri
penyebab: N. gonorrheae, C. trachomatis, dan
E.coli.
Diagnosis

Gejala
• Skrotum akan membengkak, terasa hangat,
dan nyeri saat disentuh.
• Nyeri pada testis, biasanya di salah satu satu
sisi.
• Darah pada cairan sperma.
• Nyeri saat buang air kecil
• Ciri Khas : Phren sign (+)
Phren Sign
• Ketika testis
dinaikkan, nyeri akan
mereda.
• Phren Sign (+)

“Good friend could


relieve his friend pain”
Tatalaksana

• Antibiotik
• NSAID
• Bedrest
• Elevasi skrotum
Jawaban lainnya

a. Uretritis non-gonokokus : Chlamidya T

c. Sifilis : Ulkus bersih,tidak nyeri,soliter

d. Epididymitis : kurang tepat

e. Orchitis : Phren sign +


Soal 29
Pria 25 tahun datang poli dengan keluhan nyeri saat berkemih
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai keluar cairan putih kental
seperti susu dari kemaluan. Pasien berhubungan seksual dengan
lebih dari 1 pasangan. Pada pemeriksaan TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan gram ditemukan ditemukan
gambaran biji kopi. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a.Uretritis non-gonokokus
b.Uretritis gonokokus
c. Sifilis
d.Epididymitis
e.Orchitis
Soal 30
Seorang wanita 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri pinggang sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai nyeri berkemih,
demam mual dan muntah. Pasien memiliki higienitas yang buruk.
Pada pemeriksaan fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 90x/m, RR 20x/m,
Suhu 38 C. Nyeri ketok CVA (+). Apakah pemeriksaan penunjang
gold standar yang dapat membantu menegakkan diagnosis pada
pasien tersebut ?
a. Urinalisis
b. Kultur urin
c. Pemeriksaan gram
d. Darah rutin
e. Leukosit esterase
Soal 30
Seorang wanita 24 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pinggang sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai
nyeri berkemih, demam mual dan muntah. Pasien memiliki
higienitas yang buruk. Pada pemeriksaan fisik TD 110/80
mmhg, Nadi 90x/m, RR 20x/m, Suhu 38C. Nyeri ketok CVA
(+). Apakah pemeriksaan penunjang gold standar yang
dapat membantu menegakkan diagnosis pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : ISK Pyelonefritis


Infeksi Saluran Kemih (4A)

• Keadaan adanya infeksi dalam saluran kemih.


• Etiologi
• E.coli (75-90%)
• Staphylococcus saphrophyticus, Klebsiella sp,
Proteus sp, Enterococcus sp.
Klasifikasi

• Berdasarkan anatomis
• ISK Atas: Pyelonefritis
• ISK Bawah: Sistitis, Prostatitis, Epididimitis dan
Urethritis

• Menurut tanda klinis


• Asimptomatis
• Simptomatis
Klasifikasi
• Menurut Komplikasinya Kata Kunci!
• Non-Komplikata: • Non-Komplikata:
terjadi pada pasien • ISK bawah pada wanita
dengan saluran kemih • Tidak hamil
normal secara anatomi • Komplikata:
dan fungsinya.
• Selain non-komplikata!
• Komplikata: infeksi • Misal,
yang disebabkan oleh • ISK bawah pria
kelainan anatomis • ISK atas wanita
pada saluran kemih
dan menyebar ke
bagian tubuh lain.
Diagnosis
Anamnesis:
• ISK atas: (demam, nyeri pinggang, mual dan
muntah, hematuria)
• ISK bawah: gejala LUTS → Iritasi & Obstruksi

Pemeriksaan Fisik
• Demam
• Nyeri tekan suprapubic → sistitis
• Nyeri ketok CVA → pyelonephritis
• Nyeri tekan prostat saat rectal toucher → prostatitis
Diagnosis

Penunjang
• Gold standart: kultur urin midstream → bakteri
(+) dengan jumlah koloni >100.000 CFU /mL
• Urinalisis: bacteriuria, hematuria,
leukosit >5 per lapang pandang besar
• Urin dipstick (+) nitrit atau leukosit esterase
Tatalaksana

Non farmakologis
• Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi
ginjal normal
• Menjaga higienitas genitalia eksterna
Tatalaksana
Farmakologis
• Non Komplikata diberikan selama 3–5 hari
• Komplikata diberikan selama 7–14 hari
• Pilihan obat:
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Kotrimoxazole (TMP-SMX) 2x960 mg
• Pada wanita hamil dapat diberikan
• Amoxicilin 50mg/kgBB 3x sehari atau sefalosporin
pada awal kehamilan
• Trimpetrohropin pada akhir kehamilan
Jawaban lainnya

a. Urinalisis : Kurang tepat

c. Pemeriksaan gram : Kurang tepat

d. Darah rutin : Kurang tepat

e. Leukosit esterase : Kurang tepat


Soal 30
Seorang wanita 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri pinggang sejak 3 hari lalu. Keluhan disertai nyeri
berkemih,demam mual dan muntah. Pasien memiliki higienitas
yang buruk, Pada pemeriksaan fisik TD 110/80 mmhg, Nadi
90x/m, RR 20x/m, Suhu 38C. Nyeri ketok CVA (+). Apakah
pemeriksaan penunjang gold standar yang dapat membantu
menegakkan diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Urinalisis
b. Kultur urin
c. Pemeriksaan gram
d. Darah rutin
e. Leukosit esterase
Soal 31
Wanita 30 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan nyeri
pinggang sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai demam menggigil dan
nyeri saat berkemih. Pasien menyangkal adanya berkemih keluar
darah atau kemerahan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg,
Nadi 90x/m, RR 18x/m, Suhu 38,3C. Pada pemeriksaan urinalisis
ditemukan leukosit >5/lpb, hematuria (+), ketok CVA(+). Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ?
a. Pielonefritis
b. Sistitis
c. ISK Bawah
d. Uretritis
e. Uretrolitiasis
Soal 31
Wanita 30 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan nyeri
pinggang sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai demam menggigil
dan nyeri saat berkemih. Pasien menyangkal adanaya berkemih
keluar darah atau kemerahan. Pada pemeriksaan fisik TD
120/90 mmhg, Nadi 90x/m, RR 18x/m, Suhu 38,3C. Pada
pemeriksaan urinalisis ditemukan leukosit >5/lpb, hematuria
(+),ketok CVA(+). Apakah diagnosis yang paling mungkin pada
pasien tersebut?

Diagnosis : Pielonefritis
Infeksi Saluran Kemih (4A)

• Keadaan adanya infeksi dalam saluran kemih.


• Etiologi
• E.coli (75-90%)
• Staphylococcus saphrophyticus, Klebsiella sp,
Proteus sp, Enterococcus sp.
Klasifikasi

• Berdasarkan anatomis
• ISK Atas: Pyelonefritis
• ISK Bawah: Sistitis, Prostatitis, Epididimitis dan
Urethritis

• Menurut tanda klinis


• Asimptomatis
• Simptomatis
Klasifikasi
• Menurut Komplikasinya Kata Kunci!
• Non-Komplikata: • Non-Komplikata:
terjadi pada pasien • ISK bawah pada wanita
dengan saluran kemih • Tidak hamil
normal secara anatomi • Komplikata:
dan fungsinya.
• Selain non-komplikata!
• Komplikata: infeksi • Misal,
yang disebabkan oleh • ISK bawah pria
kelainan anatomis • ISK atas wanita
pada saluran kemih
dan menyebar ke
bagian tubuh lain.
Diagnosis
Anamnesis:
• ISK atas: (demam, nyeri pinggang, mual dan
muntah, hematuria)
• ISK bawah: gejala LUTS → Iritasi & Obstruksi

Pemeriksaan Fisik
• Demam
• Nyeri tekan suprapubic → sistitis
• Nyeri ketok CVA → pyelonephritis
• Nyeri tekan prostat saat rectal toucher → prostatitis
Diagnosis

Penunjang
• Gold standart: kultur urin midstream → bakteri
(+) dengan jumlah koloni >100.000 CFU /mL
• Urinalisis: bacteriuria, hematuria,
leukosit >5 per lapang pandang besar
• Urin dipstick (+) nitrit atau leukosit esterase
Tatalaksana

Non farmakologis
• Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi
ginjal normal
• Menjaga higienitas genitalia eksterna
Tatalaksana
Farmakologis
• Non Komplikata diberikan selama 3–5 hari
• Komplikata diberikan selama 7–14 hari
• Pilihan obat:
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Kotrimoxazole (TMP-SMX) 2x960 mg
• Pada wanita hamil dapat diberikan
• Amoxicilin 50mg/kgBB 3x sehari atau sefalosporin
pada awal kehamilan
• Trimpetrohropin pada akhir kehamilan
Kolik Renal (3A)

• Nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di


ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu.

• Etiologi
• Kalsium oksalat 70% kasus
• Kalsium fosfat
• Batu asam urat
• Sturvit
• Sistin
Klasifikasi

Berdasarkan letak batu


• Ginjal → nephrolithiasis
• Ureter → ureterolithiasis
• Kandung kemih → vesicolithiasis
• Uretra → uretrolithiasis
Diagnosis
Kata Kunci!
• Nephrolithiasis → Ketok CVA (+), tidak
menjalar!
• Ureterolithiasis → Ketok CVA (+), menjalar!
• Distal → menjalar ke umbilikus, pinggang
• Proximal → menjalar ke selangkangan
• Vesicolithiasis → kencing lancar dengan
perubahan posisi
• Uretrolithiasis → stop mikturisi, nyeri di ujung
penis, hematuria
Diagnosis
Penunjang • BNO IVP
• Batu radioopak
→ kalsium fosfat, GOLD STANDARD
kalsium oksalat
• CT Scan tanpa
• Batu radiolusen Kontras
→ asam urat, sistin,
magnesium fosfat
(struvit)
Tatalaksana
• Konservatif • Intervensi
• Peningkatan minum • Batu ginjal ukuran
2L/hari <3 cm → ESWL
• Analgetik, NSAID • Batu ginjal ukuran
untuk mengatasi nyeri >3 cm → PCNL
• Batu staghorn di
pelvis renalis →
• Terapi alpha blocker open/laparoscopic
• Tamsulosin, terazosin lithotomy
• Calcium channel
blocker: nifedipine
Soal 31

b. Sistitis : nyeri tekan suprapubik

c. ISK Bawah : uretritis,sistitis

d. Uretritis : duh tubuh +

e. Uretrolitiasis : nyeri pinggang menjalar


Soal 31
Wanita 30 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan nyeri
pinggang sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai demam menggigil dan
nyeri saat berkemih. Pasien menyangkal adanya berkemih keluar
darah atau kemerahan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg,
Nadi 90x/m, RR 18x/m, Suhu 38,3C. Pada pemeriksaan urinalisis
ditemukan leukosit >5/lpb, hematuria (+), ketok CVA(+). Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ?
a. Pielonefritis
b. Sistitis
c. ISK Bawah
d. Uretritis
e. Uretrolitiasis
Soal 32
Pria 22 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan nyeri pada penis
sejak 5 hari lalu. Pada penis terdapat borok yang gatal. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg, Nadi 80x/m, RR 20x/m, Suhu
37.5 C. Ditemukan ulkus 1x1x0,3cm bergaung, nyeri dan berdasar
kotor. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Ulkus durum
b. Chancroid
c. Sifilis
d. Urethritis gonokokus
e. Herpes genitalis
Soal 32
Pria 22 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan nyeri
pada penis sejak 5 hari lalu. Pada penis terdapat borok
yang gatal. Pada pemeriksaan fisik TD 120/90 mmhg, Nadi
80x/m, RR 20x/m, Suhu 37.5C. Ditemukan ulkus
1x1x0,3cm bergaung, nyeri dan berdasar kotor. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Chancroid
Chancroid (3A)

• Ulkus genital yang disebabkan oleh


Hemophillus ducreyi.
• Etiologi: Hemophillus ducreyi, bakteri basil kecil
Gram negatif, berderet seperti rantai.
Diagnosis
Anamnesis
• Luka pada kelamin yang nyeri. Masa inkubasi 1-14
hari.
Pemeriksaan Fisik
• Frenulum, sulkus koronarius, preputium → Ulkus MOLE
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram → memberikan gambaran
‘School of Fish’.
MOLE
(Multipel, kOtor, Lunak, nyEri)
Tatalaksana
Sifilis (3A)

• Penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh


Treponema pallidum dan bersifat sistemik.
• Etiologi: Treponema pallidum, bakteri yang
berbentuk spiral dan motilitas (+).
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan: Pada sifilis primer → Lesi tanpa nyeri di
bagian predileksi.
• Pada sifilis sekunder, gejalanya antara lain:
• Ruam atau beruntus pada kulit, dan dapat menjadi luka,
merah atau coklat kemerahan di manapun pada tubuh
termasuk telapak tangan dan telapak kaki.
• Demam
• Kelelahan dan perasaan tidak nyaman
• Pembesaran KGB
• Sakit tenggorokan dan kutil seperti luka di mulut atau
daerah genital.
Diagnosis

• Sifilis stadium III (tersier) → gejalanya adalah


GUMA + demam. Sifilis kardiovaskular berupa
aneurisma aorta dan aortitis.
Diagnosis

Pemeriksaan fisik
• Sifilis stadium I / SI (Sifilis primer) → Ulkus
durum (berbentuk bulat dan soliter, dinding
tidak bergaung, tidak nyeri bersih, indolen dan
teraba indurasi).
• Sifilis stadium II / SII (Sifilis sekunder) → Ruam
multiple pada kulit, ‘great imitator’. Perbedaan
dengan penyakit lainnya yaitu lesi tidak gatal
dan terdapat limfadenitis generalisata.
Diagnosis

• Sifilis sekunder terdiri dari SII dini dan SII lanjut,


perbedaannya adalah:
• SII dini → lesi kulit generalisata, simetrik dan
lebih cepat hilang (hari-minggu)
• SII lanjut → lesi kulit lokalisata, tidak simetrik
dan lebih lama bertahan (minggu-bulan)
Bentuk lesi:
Roseola sifilitika
Papul kondiloma lata
Ektima sifilitikum
Diagnosis

• SIII → bentuk lesi khas yaitu Guma. Guma


adalah infiltrat sirkumskrip kronis, biasanya
lunak dan destruktif, besarnya lenticular hingga
sebesar telur ayam.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Tes Serologi Sifilis (TSS), antara lain VDRL
(Venereal Disease Research Laboratories) TPHA
(Treponemal pallidum Haemoglutination Assay),
dan tes imunofluoresens (Fluorescent
Treponemal Antibody Absorption Test-FTA-Abs)
• Histopatologi dan imunologi.
Tatalaksana
Herpes Genitalis (2)

• Ulkus genital yang disebabkan oleh Herpes


Simplex Virus (HSV) tipe II.
• Etiologi: HSV terdapat 2 tipe berdasarkan
predileksi, yaitu HSV tipe I (perioral) dan HSV
tipe II (anogenital).
Diagnosis

Anamnesis
• Pasien datang dengan luka pada kelamin
berupa ulkus yang dangkal multipel atau
berkrusta.
• Gejala prodomal (demam, sakit kepala, nyeri
otot), lalu timbul vesikel yang mudah pecah,
disertai rasa terbakar.
• Dapat rekuren akibat factor pencetus, seperti
stress fisik/psikis, menstruasi, minuman
beralkohol.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Vesikel/erosi/ulkus dangkal, berkelompok,
dengan dasar eritematosa disertai nyeri.

Pemeriksaan Penunjang
• + Tzank test dan pewarnaan Giemsa → sel
datia berinti banyak (multinucleated giant cell)
dan badan inklusi intranuclear.
Tatalaksana
Jawaban lainnya

a. Ulkus durum : ulkus mole,dasar luka


kotor
c. Sifilis : ulkus durum,dasar bersih,soliter
d. Urethritis gonokokus : diplokokus
intraseluler
e.Herpes genitalis : etiologi HSV 2
Soal 32
Pria 22 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan nyeri pada penis
sejak 5 hari lalu. Pada penis terdapat borok yang gatal. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/90 mmhg, Nadi 80x/m, RR 20x/m, Suhu
37.5C. Ditemukan ulkus 1x1x0,3cm bergaung, nyeri dan berdasar
kotor. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Ulkus durum
b. Chancroid
c. Sifilis
d. Urethritis gonokokus
e. Herpes genitalis
Soal 33
Pria 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3 hari
yang lalu. Pasien mengatakan kakinya bengkak. Keluhan ini sudah
terjadi kesekian kalinya. Kencing sedikit dan terakhir kencing 2 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang kronis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 160/100, N:88, R: 32, S:36,7C,
Conjungtiva anemis, non pitting edema (+), Ureum 120, Kreatinin
8,7. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a.CKD
b.AKI Injury
c. AKI Failure
d.AKI Loss
e.AKI End stage
Soal 33
Pria 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3 hari
yang lalu.Pasien mengatakan kakinya bengkak. Keluhan ini sudah
terjadi kesekian kalinya. kencing sedikit dan terakhir kencing 2 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang kronis.Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 160/100 ,N:88, R: 32, S:36,7C,
Conjungtiva anemis, non pitting edema (+), ureum 120, Kreatinin
8,7. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : CKD
Gagal Ginjal Kronis (2)

Keadaan klinis yang ditandai penurunan fungsi


ginjal secara irreversibel

Gejala
• Trias CKD: hipertensi, anemia, edema
• Dispneu (edema pulmo)
• Nyeri pinggang menjalar
Klasifikasi dan Tatalaksana

Derajat GFR (mL/mnt/1,72m2) Tatalaksana


1 >90 Terapi penyakit dasar, kondisi
komorbid,evaluasi perburukkan
fungsi ginjal, memperkecil resiko
kardiovaskular.
2 60–89 Menghambat perburukkan fungsi
ginjal
3 30–59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15–29 Persiapan terapi pengganti ginjal
5 <15 Terapi pengganti ginjal
Indikasi Hemodialisis
Gagal Ginjal Akut (2)

Perburukan fungsi ginjal mendadak ditandai


dengan oligouria (Urine output < 0,5
cc/kgBB/jam) atau anuria dan peningkatan
kreatinin ≥ 0,3 mg/dl (peningkatan 1,5 x dari
nilai dasar)
Etiologi

Pre Renal Renal Post Renal


• Hipovolemia • Obstruksi a./v. • Obstruksi ureter
• Penurunan curah Renalis • Batu
jantung • Glomerulonefritis • Gumpalan
• AMI • Nekrosis Tubular darah
• Tamponade Akiut (ATN) • Obstruksi leher
• Aritmia • Nefritis interstitial kandung kemih
• Sepsis • Vaskulitis • Hipertrofi prostat
• Stenosis a. Renalis • Obstruksi uretra
• Hipertensi • Striktur
maligna • Fimosis
Klasifikasi
Tatalaksana
Jawaban Lainnya

a. AKI Injury : peningkatan 2% creatinin

b. AKI Failure : penurunan GFR 75 %

c. AKI Loss : kerusakan ginjal> 3 bulan

d. AKI end stage : dikasus sudah dijelaskan


trias CKD
Soal 33
Pria 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3 hari
yang lalu. Pasien mengatakan kakinya bengkak. Keluhan ini sudah
terjadi kesekian kalinya. Kencing sedikit dan terakhir kencing 2 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi yang kronis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD: 160/100, N:88, R: 32, S:36,7C,
Conjungtiva anemis, non pitting edema (+), Ureum 120, Kreatinin
8,7. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a.CKD
b.AKI Injury
c. AKI Failure
d.AKI Loss
e.AKI End stage
Soal 34
Pria 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan berkemih keluar
darah setelah terjatuh dari tangga sejak 5 jam lalu. Pada
pemeriksaan fisik TD 110/90 mmhg, Nadi 88x/m, RR 20x/m Suhu
37C. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan hematoma pada
suprapubic, nyeri tekan suprapubic (+). Pada sistogram ditemukan
kontras masuk ke rongga abdomen. Apakah diagnosis pasien
tersebut ?
a. Rupture uretra anterior
b. Rupture uretra posterior
c. Rupture vesikaurinaria
d. Rupture ureter
e. Rupture ginjal
Soal 34
Pria 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan berkemih
keluar darah setelah terjatuh dari tangga sejak 5 jam lalu.
Pada pemeriksaan fisik TD 110/90 mmhg, Nadi 88x/m, RR
20x/m Suhu 37C. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan
hematoma pada suprapubic, nyeri tekan suprapubic (+).
Pada sistogram ditemukan kontras masuk ke rongga
abdomen. Apakah diagnosis pasien tersebut ?

Diagnosis : Rupture vesikaurinaria


Ruptur Kandung Kemih (3B)

• Ruptur kandung kemih akibat trauma tumpul


dan trauma penetrans (luka tusuk atau
tembak), serta instrumentasi urologi.

• Pasien datang dalam keadaan syok karena


adanya fraktur pelvis dan perdarahan hebat.
• Tidak bisa buang air kecil
• Keluar darah darah uretra (hematuria)
Klasifikasi
Extraperitoneal Intraperitoneal
gambaran ekstravasasi seperti terlihat kontras masuk ke rongga
nyala api pada daerah abdomen.
perivesikal.
Tatalaksana

• Pasien dalam keadaan syok → stabilisasi


dengan cairan IV atau darah.
• Setelah stabil, rujuk ke dr. Sp.BU untuk
dilakukan reparasi buli-buli.
Ruptur Ginjal (3B)
Ruptur ginjal akibat trauma tumpul pada
abdomen, flank, atau punggung transmisi ke
parenkim renal. Trauma penetrans pada area
flank (akibat luka tusuk atau tembak).
Grade Kondisi Patologis
1 Kontusio atau hematoma parenkim renal/subkapsular (TIDAK
ADA LASERASI)
2 Laserasi parenkim renal hingga korteks (LASERASI < 1cm)
3 Laserasi parenkim renal, korteks dan medulla (LASERASI > 1cm)
4 Laserasi parenkim renal hingga ke renal collecting system. Main renal
artery thrombosis, segmental renal vein
5 Laserasi parenki multipel
Avulsi renal pedicle
Renal vein/artery injury
Tatalaksana

• Tatalaksana awal: atasi perdarahan dan syok


dengan resusitasi cairan
• Evaluasi trauma yang terkait.
• Rujuk ke RS untuk dilakukan tindakan definitive
yaitu operasi.
Ruptur Uretra (3B)

Trauma yang umumnya


terjadi pada laki-laki,
berhubungan dengan
fraktur pelvis atau jatuh
dengan posisi
terduduk.
Klasifikasi
Ruptur Uretra Anterior Ruptur Uretra Posterior
Butter Fly Hematome Floating Prostat
Penunjang

• Retrograde Urethrogram with Contrast


Tatalaksana

• Awal: stabilisasi syok dan perdarahan.


• Jika terdapat fraktur pelvis, lakukan Pelvic
Wrapping.
• Definitive: operasi untuk repair
Jawaban lainnya

a. Rupture uretra anterior: butterfly hematome

b. Rupture uretra posterior : floating prostate

d. Rupture ureter : flank pain,nyeri menjalar

e. Rupture ginjal : flank pain,grade 4 disertai


hipotensi
Soal 34
Pria 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan berkemih keluar
darah setelah terjatuh dari tangga sejak 5 jam lalu. Pada
pemeriksaan fisik TD 110/90 mmhg, Nadi 88x/m, RR 20x/m Suhu
37C. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan hematoma pada
suprapubic, nyeri tekan suprapubic (+). Pada sistogram ditemukan
kontras masuk ke rongga abdomen. Apakah diagnosis pasien
tersebut ?
a. Rupture uretra anterior
b. Rupture uretra posterior
c. Rupture vesikaurinaria
d. Rupture ureter
e. Rupture ginjal
Soal 35
An Laki 5 tahun datang ke poli dengan keluhan kulit penis pasien
sulit kembali ke posisi normal sejak 5 hari yang lalu. Pasien
menyangkal adanya nyeri dibagian penisnya. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan retraksi penis (+), preputium tidak dapat
kembali ke posisi asal. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Fimosis
b. Parafimosis
c. Striktur Uretra
d. Kriptokismus
e. Balanitis
Soal 35

An Laki 5 tahun datang ke poli dengan keluhan kulit


penis pasien sulit kembali ke posisi normal sejak 5 hari
yang lalu. Pasien menyangkal adanya nyeri dibagian
penisnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi
penis (+), preputium tidak dapat kembali ke posisi
asal. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Parafimosis
Fimosis dan Parafimosis (4A)
Fimosis Parafimosis
Definisi Preputium tidak dapat Preputium menjepit batang
diretraksi melewati glans penis dapat menyebabkan
penis ganggren

Gejala Penis menggembung saat Saat preputium diretraksi, tidak


berkemih dapat dikembalikan lagi

Tatalaksana Sirkumsisi Elektif  Tatalaksana awal: reposisi


manual dengan memijat
glans penis 3-5x
 Dorsumsisi cito
Komplikasi Balanitis Nekrosis penis
Striktur Uretra (2)

kondisi dimana terdapat penyempitan pada


uretra yang disebabkan peradangan atau
masalah lain.

Penyebab:
• Inflamasi kronis → urethritis dan periuretritis
• Trauma uretra terjadi pada fraktur pelvis dan
cedera langsung
Diagnosis

• Sulit BAK,
• Pancaran menjadi kecil lemah dan bercabang
• Sering disertai mengejan.

• Kata kunci: kencing bercabang!


Tatalaksana

• Rujuk ke dr. SpU untuk dilakukan pelonggaran


pada uretra. (Uteroplasti, uterotomi)
Kriptorkidismus dan
Retractile Testis (2)
Kriptorkidismus Retractile Testis
• Disebut juga • Testis pernah berada
undescendent testis di skrotum, kemudian
(UDT) bergerak kembali ke
• Kegagalan satu atau atas ke arah inguinal
kedua testis untuk
turun ke dalam
skrotum.
Diagnosis

Kriptorkidismus Retractile Testis


• Pemeriksaan khas: • Pemeriksaan khas:
• Testis tidak pernah • Testis pernah berada
berada di skrotum di skrotum, kemudian
bergerak ke atas
Tatalaksana

Kriptorkidismus Retractile Testis


• Terapi hormonal • Tidak memerlukan
HCG pembedahan ataupun
• Pembedahan treatment
Orkidopeksi bila tidak • Dapat turun saat atau
ada respon dengan sebelum pubertas
hormonal. Dilakukan
sebelum usia 2 tahun.
Jawaban lainnya

a. Fimosis : retraksi preputium (-)

c. Striktur Uretra : berkemih bercabang

d. Kriptokismus : testis tidak ada pada skrotum

e. Balanitis : nyeri pada daerah glands


Soal 35
An Laki 5 tahun datang ke poli dengan keluhan kulit penis pasien
sulit kembali ke posisi normal sejak 5 hari yang lalu. Pasien
menyangkal adanya nyeri dibagian penisnya. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan retraksi penis (+), preputium tidak dapat kembali
ke posisi asal. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Fimosis
b. Parafimosis
c. Striktur Uretra
d. Kriptokismus
e. Balanitis
Soal 36
Seorang laki laki 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan
demam disertai nyeri pinggang kiri sejak 5 hari lalu. Keluhan
disertai dengan mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik TD
120/80 mmhg, Nadi 88x/m, RR 20x/m, Suhu 38,5C. Pada
pemeriksaan fisik ketok CVA (+). Hasil urinalisis hematuria (-),
Leukosit >5/lpb. Apakah tatalaksana yang paling tepat pada
pasien tersebut ?
a.Amoksisilin 3x500mg
b.Sefiksim 400mg SD
c. Siprofloksasin 2x500mg
d.Metronidazole 3x500mg
e.Ampisilin 4x250mg
Soal 36

Seorang laki laki 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan


demam disertai nyeri pinggang kiri sejak 5 hari lalu.
Keluhan disertai dengan mual dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/80 mmhg, Nadi 88x/m, RR
20x/m, Suhu 38,5C. Pada pemeriksaan fisik ketok CVA (+).
Hasil urinalisis hematuria (-), Leukosit >5/lpb. Apakah
tatalaksana yang paling tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Pyelonefritis
Infeksi Saluran Kemih (4A)

• Keadaan adanya infeksi dalam saluran kemih.


• Etiologi
• E.coli (75-90%)
• Staphylococcus saphrophyticus, Klebsiella sp,
Proteus sp, Enterococcus sp.
Klasifikasi

• Berdasarkan anatomis
• ISK Atas: Pyelonefritis
• ISK Bawah: Sistitis, Prostatitis, Epididimitis dan
Urethritis

• Menurut tanda klinis


• Asimptomatis
• Simptomatis
Klasifikasi
• Menurut Komplikasinya Kata Kunci!
• Non-Komplikata: • Non-Komplikata:
terjadi pada pasien • ISK bawah pada wanita
dengan saluran kemih • Tidak hamil
normal secara anatomi • Komplikata:
dan fungsinya.
• Selain non-komplikata!
• Komplikata: infeksi • Misal,
yang disebabkan oleh • ISK bawah pria
kelainan anatomis • ISK atas wanita
pada saluran kemih
dan menyebar ke
bagian tubuh lain.
Diagnosis
Anamnesis:
• ISK atas: (demam, nyeri pinggang, mual dan
muntah, hematuria)
• ISK bawah: gejala LUTS → Iritasi & Obstruksi

Pemeriksaan Fisik
• Demam
• Nyeri tekan suprapubic → sistitis
• Nyeri ketok CVA → pyelonephritis
• Nyeri tekan prostat saat rectal toucher → prostatitis
Diagnosis

Penunjang
• Gold standart: kultur urin midstream → bakteri
(+) dengan jumlah koloni >100.000 CFU /mL
• Urinalisis: bacteriuria, hematuria,
leukosit >5 per lapang pandang besar
• Urin dipstick (+) nitrit atau leukosit esterase
Tatalaksana

Non farmakologis
• Minum air putih minimal 2 liter/hari bila fungsi
ginjal normal
• Menjaga higienitas genitalia eksterna
Tatalaksana
Farmakologis
• Non Komplikata diberikan selama 3–5 hari
• Komplikata diberikan selama 7–14 hari
• Pilihan obat:
• Ciprofloxacin 2x500 mg
• Kotrimoxazole (TMP-SMX) 2x960 mg
• Pada wanita hamil dapat diberikan
• Amoxicilin 50mg/kgBB 3x sehari atau sefalosporin
pada awal kehamilan
• Trimpetrohropin pada akhir kehamilan
Jawaban lainnya

a. Amoksisilin 3x500mg : Kurang tepat

b. Sefiksim 400mg SD : Kurang tepat

d. Metronidazole 3x500mg : Kurang tepat

e. Ampisilin 4x250mg : Kurang tepat


Soal 36
Seorang laki laki 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan
demam disertai nyeri pinggang kiri sejak 5 hari lalu. Keluhan
disertai dengan mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik TD
120/80 mmhg, Nadi 88x/m, RR 20x/m, Suhu 38,5C. Pada
pemeriksaan fisik ketok CVA (+). Hasil urinalisis hematuria (-),
Leukosit >5/lpb. Apakah tatalaksana yang paling tepat pada
pasien tersebut ?
a.Amoksisilin 3x500mg
b.Sefiksim 400mg SD
c.Siprofloksasin 2x500mg
d.Metronidazole 3x500mg
e.Ampisilin 4x250mg
Soal 37
Pria 27 tahun datang ke Klinik dokter umum mengeluhkan borok
pada penis sejak 7 hari lalu. Borok disertai rasa panas, nyeri dan
gatal. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmhg, Nadi 80x/m, RR
20x/m, Suhu 37,9C. Ditemukan ulkus, bergaung, kotor dan nyeri
dengan tepi tidak rata. Apakah tatalaksana yang paling tepat
pada pasien tersebut ?
a.Benzatine-benzilpenisilin 2,4 juta IU, SD
b.Doksisiklin 2x100mg PO 3 hari
c. Ceftriaxone 3x500mg PO selama 7 hari
d.Siprofloksasin 2x500mg PO selama 3 hari
e.Asiklovir 5x200mg PO selama 5 hari
Soal 37
Pria 27 tahun datang ke Klinik dokter umum
mengeluhkan borok pada penis sejak 7 hari lalu.
Borok disertai rasa panas, nyeri dan gatal. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/80 mmhg, Nadi 80x/m, RR
20x/m, Suhu 37,9C. Ditemukan ulkus, bergaung, kotor
dan nyeri dengan tepi tidak rata. Apakah tatalaksana
yang paling tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Chancroid
Chancroid (3A)

• Ulkus genital yang disebabkan oleh


Hemophillus ducreyi.
• Etiologi: Hemophillus ducreyi, bakteri basil kecil
Gram negatif, berderet seperti rantai.
Diagnosis
Anamnesis
• Luka pada kelamin yang nyeri. Masa inkubasi 1-14
hari.
Pemeriksaan Fisik
• Frenulum, sulkus koronarius, preputium → Ulkus MOLE
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram → memberikan gambaran
‘School of Fish’.
MOLE
(Multipel, kOtor, Lunak, nyEri)
Tatalaksana
Jawaban lainnya

a.Benzatine-benzilpenisilin 2,4 juta IU, SD : Sifilis

b.Doksisiklin 2x100mg PO 3 hari: Kurang tepat

c.Ceftriaxone 3x500mg PO selama 7 hari : Kurang tepat

e.Asiklovir 5x200mg PO selama 5 hari : Kurang tepat


Soal 37
Pria 27 tahun datang ke Klinik dokter umum mengeluhkan borok
pada penis sejak 7 hari lalu. Borok disertai rasa panas, nyeri dan
gatal. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmhg, Nadi 80x/m, RR
20x/m, Suhu 37,9C. Ditemukan ulkus, bergaung, kotor dan nyeri
dengan tepi tidak rata. Apakah tatalaksana yang paling tepat pada
pasien tersebut ?
a.Benzatine-benzilpenisilin 2,4 juta IU, SD
b.Doksisiklin 2x100mg PO 3 hari
c. Ceftriaxone 3x500mg PO selama 7 hari
d.Siprofloksasin 2x500mg PO selama 3 hari
e.Asiklovir 5x200mg PO selama 5 hari
Soal 38
Pasien perempuan 25 tahun datang dibawa temannya ke UGD
dengan keluhan demam dan penurunan kesadaran sejak 5 jam
yang lalu. Demam dikeluhkan sejak 10 hari yang lalu, menggigil
dan berkeringat. Pasien baru pulang dari Wamena Papua.
Pemeriksan fisik tensi darah normal, suhu 38 C, nadi 110 x/menit,
sclera ikterik, lien schuffner II. Apa kemungkinan diagnosa pasien
tersebut ?
a. Tifoid
b. DHF
c. Malaria serebral
d. Hepatitis
e. Dengue fever
Soal 38

Pasien perempuan 25 tahun datang dibawa temannya


ke UGD dengan keluhan demam dan penurunan
kesadaran sejak 5 jam yang lalu. Demam di keluhkan
sejak 10 hari yang lalu, menggigil dan berkeringat.
Pasien baru pulang dari wamena papua. Pemeriksan
fisik tensi darah normal, suhu 38C, nadi 110 x/menit,
sclera ikterik, lien schuffner II. Apa kemungkinan
diagnosa pasien tersebut ?

Diagnosis : Malaria serebral


Malaria Serebral
Keadaan malaria sudah penetrasi melewati sawar otak
yang ditandai dengan penurunan kesadaran dan
ditemukann adanya plasmodium sesuai jenisnya.

Terapi
Artesunate i.v
= 2,4 mg/kg i.v
Jawaban Lainnya

a. Tifoid : Demam >7 hari,widal mengalami kenaikan


4x titer

b. DHF : kenaikan hematokrit 20 %,trombositopenia

d. Hepatitis : jaundice,peningkatan SGOT dan SGPT

e. Dengue fever : gejala DF tanpa peningkatan


Hematokrit 20 %
Soal 38
Pasien perempuan 25 tahun datang dibawa temannya ke UGD
dengan keluhan demam dan penurunan kesadaran sejak 5 jam
yang lalu. Demam di keluhkan sejak 10 hari yang lalu, menggigil
dan berkeringat. Pasien baru pulang dari wamena papua.
Pemeriksan fisik tensi darah normal, suhu 38C, nadi 110 x/menit,
sclera ikterik, lien schuffner II. Apa kemungkinan diagnosa pasien
tersebut ?
a.Tifoid
b.DHF
c.Malaria serebral
d.Hepatitis
e.Dengue fever
Soal 39
Perempuan 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
betis sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan rumahnya
kebanjiran sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai demam
sejak 3 hari yang lalu. Pasien memelihara kucing dan anjing. Pada
pemeriksaan didapatkan TD: 120/80,N:88,R:22,S:38,9C ,nyeri
otot gastrocnemius (+),Sklera ikterik (+),SGOT dan SGPT
mengalami peningkatan .Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Leptospirosis
b. Weil Disease
c. Tetanus
d. Rabies
e. Muscle Strain
Soal 39
Perempuan 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri betis sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan
rumahnya kebanjiran sejak 1 minggu yang lalu.Keluhan
disertai demam sejak 3 hari yang lalu.Pasien memelihara
kucing dan anjing.Pada pemeriksaan didapatkan TD:
120/80, N:88, R:22, S:38,9C, nyeri otot gastrocnemius (+),
Sklera ikterik (+), SGOT dan SGPT mengalami peningkatan.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Weil Disease


Leptospirosis (4A)

• Leptospira interogans: spiral, tipis, gram


negatif, dan organisme aerobik dengan
panjang 5-15µm dan lebar 0,1-0,2mm.
• Faktor risiko : Bekerja di sawah, kebun, ternak,
dokter hewan, Gudang, serta wilayah banjir
Diagnosis
• Fase Leptospiremia: Demam, menggigil, nyeri
kepala (frontal), ikterik
• Khas: Nyeri tekan (m.gastrocnemius), konjungtiva
suffusion, ikterik
• Fase Imun : Gejala non spesifik → demam, sakit
badan, dan sakit kepala
• Leptospirosis Berat (Weill’s Disease):
Ikterik, disfungsi ginjal, diatesis hemoragik
• Ikterik: Hepatomegali
• Gagal ginjal: Nekrosis tubular akut, oliguria, anuria
• Perdarahan: Epistaksis, petekie, purpura, ekimosis
Diagnosis

• Mikroskop lapang gelap → Ditemukan


leptospira dalam specimen darah atau urin
• Kultur → Spesimen darah (hari 7-10), urin
(minggu ke-2)
• Serologi dengan MAT (microscopic
Agglutionation Test) → Gold Standart
Tatalaksana

• Suportif: Antipiretik
• Leptospirosis: Doksisiklin 2x100 mg, Amoksisilin
4x500 mg, Ampilisin 4x500-750 mg
• Weill’s Disease: Penicilin G 1,5 juta unit/6 jam
(IV)
• Profilaksis: Doksisiklin 200 mg/minggu (selama
tinggal di tempat berisiko)
Soal 39

a. Leptospirosis : nyeri pada betis,riwayat endemis


leptospirosis,area banjir.

c. Tetanus : clostridium tetani,trismus

d. Rabies : bekas gigitan hewan (+), fotofobia

e. Muscle Strain : nyeri otot, rom tetap, nyeri (+)


Soal 39
Perempuan 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
betis sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan rumahnya
kebanjiran sejak 1 minggu yang lalu.Keluhan disertai demam sejak
3 hari yang lalu.Pasien memelihara kucing dan anjing.Pada
pemeriksaan didapatkan TD: 120/80,N:88,R:22,S:38,9C ,nyeri
otot gastrocnemius (+),Sklera ikterik (+),SGOT dan SGPT
mengalami peningkatan. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Leptospirosis
b. Weil Disease
c. Tetanus
d. Rabies
e. Muscle Strain
Soal 40
Pasien laki laki usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya demam sudah 5
hari ini.Pasien sempat berlibur ke pantai sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai
sakit kepala, badan pegal-pegal dan terdapat gusi berdarah. Sudah dibawa
berobat namun tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
GCS 10, TD 80/60 mmHg, nadi 99 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, suhu
38,8ºC,akral hangat dan BB 30kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
16 g/dl, leukosit 15.000, trombosit 22.000, hematokrit 49%. Apa diagnosa pasien
tersebut?
a. Malaria serebral
b. Malaria falciparum
c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. DHF grade IV
Soal 40
Pasien laki laki usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya demam
sudah 5 hari ini.Pasien sempat berlibur ke pantai sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan disertai sakit kepala, badan pegal-pegal dan terdapat gusi
berdarah. Sudah dibawa berobat namun tidak ada perubahan. Pada
pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS 10, TD 80/60 mmHg, nadi 99
kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, suhu 38,8ºC,akral hangat dan BB
30kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 16 g/dl, leukosit
15.000, trombosit 22.000, hematokrit 49%. Apa diagnosa pasien
tersebut?

Diagnosis : DHF
Infeksi Dengue (4A)
• Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe : DEN1,
DEN2, DEN 3 (paling sering), DEN4
• Vektor : nyamuk Aedes aegypti dan albopictus
Klasifikasi
Diagnosis
Gejala Penunjang
• Demam <7 hari • Darah rutin:
• Ruam kulit hemokonsentrasi,
leukopenia,
• Manifestasi perdarahan trombositopenia
(uji tourniquet / spontan)
• LED meningkat
• Nyeri kepala, nyeri
retroorbital , mialgia, • Hari ke 1-3  NS1 (+)
artralgia • Hari ke 4  IgM (+)
• Leukopenia (4000/mL) • Hari ke 7  IgG (+)
• Terdapat kasus dengue di
lingkungannya
Diagnosis
Tatalaksana

• Tirah baring
• Cairan dengan jumlah volume rumatan +
dehidrasi 5%
• Antipiretik : parasetamol 3x500 mg atau 10-
15mg/kgBB
• Hindari aspirin  dapat menyebabkan Reye’s
syndrome
Tatalaksana DSS grade 3
Tatalaksana DSS Grade 4
Kriteria Pulang
• Tampak perbaikan secara klinis
• Nafsu makan membaik
• Tidak dijumpai distres pernafasan
• Lebih dari 24 jam (2 hari) bebas demam tanpa
antipiretik
• Lebih dari 48 jam (3 hari) setelah syok teratasi
• Hematokrit stabil
• Jumlah Trombosit cenderung naik
• ( > 50 000 mm3 )
Jawaban Lainnya

a. Malaria serebral : penurunan kesadaran, ditemukan


(+) plasmodium
b. Malaria falciparum : banana shape, headphone,
maurer dots
c. DHF grade II : perdarahan spontan (+),
trombositopenia, peningkatan hematokrit 20 %
e. DHF grade IV : gejala DHF dengan gangguan
hemodinamik
Soal 40
Pasien laki laki usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya demam sudah 5
hari ini.Pasien sempat berlibur ke pantai sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai
sakit kepala, badan pegal-pegal dan terdapat gusi berdarah. Sudah dibawa
berobat namun tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
GCS 10, TD 80/60 mmHg, nadi 99 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, suhu
38,8ºC,akral hangat dan BB 30kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
16 g/dl, leukosit 15.000, trombosit 22.000, hematokrit 49%. Apa diagnosa pasien
tersebut?
a. Malaria serebral
b. Malaria falciparum
c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. DHF grade IV
Soal 41
Laki laki 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3
jam yang lalu. Sesak dirasakan setelah meminum asam
mefenamat lalu wajah membengkak dan sesak. Pada pemeriksaan
didapatkan TD: 100/70, N:88, R:28, S:37,6C, edema palpebral,
akral hangat. Apakah terapi medikamentosa yang tepat pada
pasien tersebut?
a. Adrenalin
b. Cetirizine
c. Dopamin
d. Dobutamin
e. Morfin
Soal 41
Laki laki 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak
sejak 3 jam yang lalu. Sesak dirasakan setelah meminum
asam mefenamat lalu wajah membengkak dan sesak. Pada
pemeriksaan didapatkan TD: 100/70, N:88, R:28,
S:37,6C, edema palpebral, akral hangat. Apakah terapi
medikamentosa yang tepat pada pasien tersebut?

Diagnosis : Reaksi Anafilaktik


Reaksi Anafilaktif (4A)

Merupakan suatu keadaan respon imunologi


yang berlebihan terhadap suatu bahan dimana
seorang individu pernah tersensitasi oleh bahan
tersebut.

Etiologi
• Alergi terhadap obat atau bahan tertentu
Gejala dan Tanda
Sistem Gejala dan Tanda
Kardiovaskular Hipotensi dan kolaps kardiovaskuler. Takikardi,
aritmia, EKG mungkin memperlihatkan perubahan
iskemik. Henti jantung.
Sistem Pernapasan Edema glottis, lidah dan saluran napas dapat
menyebabkan stridor atau obstruksi saluran napas.
Bronkospasme – pada yang berat
Gastrontestinal Terdapat nyeri abdomen, diare atau muntah.
Hematologi, Koagulopati
Koagulopati
Kulit Kemerahan, eritema, urtikaria, angioedema
Mata Lakrimasi
SSP Gelisah, kejang
Tatalaksana

• Epinephrine 1:1000 diberikan secara intra


muskuler dengan dosis 0,01 mg/kg untuk
anak-anak dengan dosis maksismum 0,5mg
atau 0,3-0,5mg untuk dewasa, dapat diulang
setiap 5-15 menit bila dibutuhkan
Jawaban Lainnya

b. Cetirizine : anti histamin

c. Dopamin : Ionotropik

d. Dobutamin: Ionotropik

e. Morfin :Kurang tepat


Soal 41
Laki laki 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3
jam yang lalu. Sesak dirasakan setelah meminum asam
mefenamat lalu wajah membengkak dan sesak. Pada pemeriksaan
didapatkan TD: 100/70,N:88,R:28,S:37,6C, edema
palpebral,akral hangat. Apakah terapi medikamentosa yang tepat
pada pasien tersebut ?
a. Adrenalin
b. Cetirizine
c. Dopamin
d. Dobutamin
e. Morfin
Soal 42
An Laki laki usia 11 tahun dibawa ibu nya untuk dinas ke
daerah papua. Seperti yang diketahui bahwa papua
adalah endemis malaria sehingga ibunya meminta obat
profilaksis untuk anaknya. Obat apa yang dapat di berikan
untuk pencegahan pada anak tersebut ?
a. Artesunat
b. Doksisiklin
c. Kloroquin
d. Artesunat IM
e. Primaquin
Soal 42

An Laki laki usia 11 tahun dibawa ibu nya untuk


dinas ke daerah papua. Seperti yang diketahui
bahwa papua adalah endemis malaria sehingga
ibunya meminta obat profilaksis untuk anaknya.
Obat apa yang dapat di berikan untuk
pencegahan pada anak tersebut ?

Diagnosis : Malaria
Malaria (4A)

ETIOLOGI
• Parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak di dalam sel darah
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium vivax
• Plasmodium ovale
• Plasmodium malariae
• Plasmodium knowlesi
Kriteria P. Falciparum P. Vivax P. Ovale P. Malariae
Masa 9–14 hari 12–17 hari 16–18 hari 18–40 hari
Inkubasi
Tipe Malaria M. Tropikana M. Tertiana M. Tertiana M. Kuartana
Tanda Khas Maurer Spots Schufner Dots Schufner Dots Ziemanns
Dots
Eritrosit Normal Lebih besar, Lebih besar, Normal
pucat oval
Stadium Ring Accole, Ameboid, Rectangular,
Tropozoit Ring pita
Stadium - - - Bunga
Skizont
Stadium Banana Sferis Sferis Sferis
Gametosit shaped,
bulan sabit,
sosis
Diagnosis
Anamnesis
• Trias malaria: Demam, Mengigil, Berkeringat
• Nyeri kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria
(Indonesia Timur)

Penunjang
• Apus darah tebal dan tipis, untuk menentukan:
• Ada tidaknya parasit malaria
• Spesies dan stadium malaria
• Kepadatan parasit
Diagnosis
• MALARIA BERAT, Jika ditemukan:
1. Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
3. Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24 jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik,
tekanan sistolik <80 mm Hg (pada anak: <70 mmHg)
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
>100.000)
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Tatalaksana
• Malaria Falciparum
• DHP 3 hari + Primakuin 1 hari
• Dosis DHP sesuai berat badan
• Dosis Primakuin 0,25mg/kgBB
Tatalaksana

• Malaria Vivax
• DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
Tatalaksana

• Malaria Ovale
• DHP 3 hari + Primakuin 14 hari
Tatalaksana

• Malaria Malariae
• DHP 3 hari
Tatalaksana

• Malaria pada Ibu Hamil


• Tanpa primakuin
Tatalaksana

Malaria Berat
• Artesunat IV
• Dosis 2,4mg/kgBB IV sebanyak 3 kali jam ke 0,
12, dan 24.
• Selanjutnya diberikan 2,4mg/kgBB IV setiap 24
jam sehari sampai pasien mampu minum obat.
Profilaksis

• Obat yang digunakan untuk profilaksis adalah


Doksisiklin 100mg/hari.
• Diberikan 1–2 hari sebelum bepergian, selama
berada di daerah tersebut, sampai 4 minggu
setelah kembali.
Jawaban Lainnya

a. Artesunat : terapi definitif

c. Kloroquin : terapi pada ibu hamil

d. Artesunat IM : terapi definitif

e. Primaquin : terapi definitif


Soal 42
An Laki laki usia 11 tahun dibawa ibu nya untuk dinas ke
daerah papua. Seperti yang diketahui bahwa papua
adalah endemis malaria sehingga ibunya meminta obat
profilaksis untuk anaknya. Obat apa yang dapat di berikan
untuk pencegahan pada anak tersebut ?
a. Artesunat
b. Doksisiklin
c. Kloroquin
d. Artesunat IM
e. Primaquin
Soal 43
Wanita 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol
rutin. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:
22, L:15.000, Ht: 40, Tr: 550.000. Pasien tidak
sedang dalam pengobatan apapun. Apakah diagnosis
pada pasien tersebut?
a. Anemia Aplastik
b. Polisitemia Vera
c. Anemia Hemolitik
d. Anemia Defisiensi besi
e. Anemia Megaloblastik
Soal 43

Wanita 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol


rutin. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hb: 22, L:15.000, Ht: 40, Tr: 550.000. Pasien
tidak sedang dalam pengobatan apapun. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut?

Diagnosis : Polisitemia Vera


Polisitemia Vera (2)
Definisi
Kelainan yang ditandai dengan peningkatan
eritrosit (disertai dengan leukositosis dan
trombositosis)

Klinis
• Rasa panas pada tangan atau kaki, gatal,
telinga berdenging, sakit kepala, perdarahan
atau trombosis, splenomegali, hepatomegali
• PE : TD meningkat, takipneut
Diagnosis
Kriteria WHO untuk Polisitemia Vera
• Kriteria Mayor :
• Hb>18,5 g/dl pada pria, >16,5 g/dl pada wanita atau
Ht >52 pada pria dan >48 pada wanita
• Adanya mutasi gen JAK2
• Kriteria Minor :
• Biopsi sumsum tulang menunjukkan hiperselular dengan
proliferasi seri eritroid, granulositik, dan megakariosit
• Eritropoetin serum di bawah normal
• Adanya pembentukan koloni eritroid endogen secara
invitro
Diagnosis ditegakkan jika ada 2 Mayor +1 Minor
atau kriteria mayor pertama+ 2 minor
Klasifikasi
Tatalaksana
• Flebotomi  untuk
mempertahankan
Ht<42% pada
perempuan dan <47%
pada pria.
• Defisiensi besi
merupakan efek
samping pengobatan
flebotomi berulang. Hal
tersebut dapat diatasi
dengan pemberian
preparat besi.
Anemia
Merupakan suatu keadaan jumlah eritrosit tidak
dapat memenuhi fungsi nya untuk membawa O2
yang cukup dalam jaringan perifer.

Nilai kadar anemia pada tiap usia


• Balita (0,5 – 4,9 tahun) : < 11 g/dl
• Anak (5 – 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
• Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
• Wanita hamil : < 11 g/dl
• Laki-laki : < 13 g/dl
Klasifikasi
Anemia Defisiensi Besi (4A)
Merupakan anemia yang terjadi karena kekurangan
zat besi

Etiologi
• Diet: kurang makan daging
• Ibu hamil dan menyusui
• Gangguan absobsi: makan Fe bersamaan dengan
teh, susu, antasida
• Perdarahan kronis: tukak peptic, infeksi cacing
tambang, menorhagia
Diagnosis

Gejala
• Koilonikia (kuku sendok),
• Atropi papil lidah (lidah licin)
• Cheilosis (radang sudut mulut)
• Pica (keinginan makan yang aneh seperti
tanah, lem, kayu)
Diagnosis

Penunjang
• RBC Indices: MCV dan MCH menurun
• Hasil Lab: Serum Fe (<50 mg/dl) dan transferin
<15%, ferritin serum <20mg/l, TIBC
meningkat (>350 mg/dl) → Fe ↓ , TIBC ↑
• Mikroskopik: hipokromik mikrositer, anisositosis,
poikilositosis, sel pensil
• Bone marrow: pearl stain
Diagnosis
Diagnosis

Pencil/Cigar Cell
Tatalaksana
• SF 3x 200mg sampai hb normal, dilanjutkan SF
3x100 mg 2-6 bulan untuk mengisi cadangan Fe
tubuh.
• Transfusi jika < 8 mg/dl
• Vit C (Asam Askorbat) 3x100 mg/hari 
membantu meningkatkan penyerapan besi
Respon baik terhadap terapi bila :
• Retikulosit meningkat pada minggu ke-1, mencapai
normal setelah minggu ke-2
• Hb meningkat 2g/dl setelah 3-4 minggu, mencapai
normal setelah 4-10 minggu
Anemia Hemolitik (3A)

Definisi
Anemia yang terjadi karena adanya lisis eritrosit
sebelum masuk ke fase hepatik

Gejala
Klinis : Anemia, Jaundice, Splenomegali, urin
merah gelap
Diagnosis

Penunjang
• RBC Indices normal, Bilirubin indirek
meningkat, LDH meningkat, Retikulositosis
• Morfologi darah tepi : fragmentasi eritrosit
(sferosit, skistosit, helmet cell, retikulosit)
• Coomb test (+)
Klasifikasi

Ekstrinsik Intrinsik
• Autoimun (AIHA  test • Membran (Hereditary
coomb (+) Sperocytosis test osmotic
Fragility)
• Infeksi (Malaria )
• Enzim ( defisiensi G6PD 
• Microangiopathy test G6PD assay terdapat
(Prosthetic Heinz bodies & bite cell)
valves,DIC,TTP)t • Hemoglobin Thalasemia 
Hb elektroforesis terdapat
poikilositosis,target
cell,anisositosis
Anemia Aplastik (2)

Anemia pansitopenia yang disertai


hiposelularitas sumsum tulang

Etiologi
Kloramfenikol, infeksi virus
Gejala
Pucat, perdarahan di kulit, dan mukosa, dan
demam
Diagnosis
Ciri Khas
• Anemia
• Trombositopenia
• Leukopenia

Penunjang
• RBC indices: MCV
normal, MCH normal
• Pemeriksaan Gold
Standar: biopsi sumsum
tulang: hiposelular, berisi
lemak banyak
Anemia Megaloblastik (2)

Etiologi
• Defisiensi vitamin B12: malabsorpsi,
gastroileostomy, reseksi dan bypass ileum,
gastrectomy, alkoholisme
• Defisiensi asam folat: kurang asupan,
alkoholisme, kehamilan, obat-obatan
(zidovudin, fenitoin, fenobarbital,
Diagnosis
Gejala
• Akibat defisiensi asam folat: hipertrofi ginggiva,
papilla
• Akibat defisiensi B12: neuropati perifer

Penunjang
• Hasil Lab : Mikroskopis darah: anisositosis &
poikilositosis, retikulosit ↓, hipersegmentasi
neutrofil
• RBC Indices : MCV>100 fL
Tatalaksana

• Asam folat 1-5 mg/hari selama 1-4 bulan


Dosis 1 mg/hari biasanya sudah efektif
• Vitamin B12 parenteral (IM atau SC) 1 mg/hari
selama 1minggu Dilanjutkan dengan
1mg/minggu selama 4 minggu, lalu 1
mg/bulan
Jawaban Lainnya

a. Anemia Aplastik : Anemia, leukopenia, trombositopenia

c. Anemia Hemolitik : coomb test (+)

d. Anemia Defisiensi besi : anisopoikilositosis, hipokrom


mikrositer, MCV <80

e.Anemia Megaloblastik : MCV>100, hipokrom makrositer


Soal 43
Wanita 30 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol
rutin.Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:
22,L:15.000,Ht: 40,Tr: 550.000.Pasien tidak sedang
dalam pengobatan apapun. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut ?
a. Anemia Aplastik
b. Polisitemia Vera
c. Anemia Hemolitik
d. Anemia Defisiensi besi
e. Anemia Megaloblastik
Soal 44
Pasien laki laki usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya demam
sudah 5 hari ini. Mengeluhkan sakit kepala, badan pegal-pegal dan
terdapat gusi berdarah. Sudah dibawa berobat namun tidak ada
perubahan. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS 10, TD 70
perpalpasi mmHg, nadi tidak teraba, pernapasan 24 kali/menit, suhu
38,8ºC dan BB 30kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 16
g/dl, leukosit 15.000, trombosit 22.000, hematokrit 49%, akral dingin.
Berapa tatalaksana awal pemberian cairan pada pasien tersebut?
a. 20cc/kg bb dalam 20 menit
b. 50 cc/kg bb dalam 1 jam
c. 100 cc/kg bb dalam 1/2 jam
d. 50 cc/kg bb dalam 1 jam
e. 100 cc/kg bb dalam 1/2 jam
Soal 44
Pasien laki laki usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien
sebelumnya demam sudah 5 hari ini. Mengeluhkan sakit kepala, badan
pegal-pegal dan terdapat gusi berdarah. Sudah dibawa berobat namun
tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS
10, TD 70 perpalpasi mmHg, nadi tidak teraba, pernapasan 24
kali/menit, suhu 38,8ºC dan BB 30kg. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 16 g/dl, leukosit 15.000, trombosit 22.000, hematokrit
49%,akral dingin. Berapa tatalaksana awal pemberian cairan pada
pasien tersebut?

Diagnosis : Dengue Syok Sindrome


Infeksi Dengue (4A)
• Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe : DEN1,
DEN2, DEN 3 (paling sering), DEN4
• Vektor : nyamuk Aedes aegypti dan albopictus
Klasifikasi
Diagnosis
Gejala Penunjang
• Demam <7 hari • Darah rutin:
• Ruam kulit hemokonsentrasi,
leukopenia,
• Manifestasi perdarahan trombositopenia
(uji tourniquet / spontan)
• LED meningkat
• Nyeri kepala, nyeri
retroorbital , mialgia, • Hari ke 1-3  NS1 (+)
artralgia • Hari ke 4  IgM (+)
• Leukopenia (4000/mL) • Hari ke 7  IgG (+)
• Terdapat kasus dengue di
lingkungannya
Diagnosis
Tatalaksana

• Tirah baring
• Cairan dengan jumlah volume rumatan +
dehidrasi 5%
• Antipiretik : parasetamol 3x500 mg atau 10-
15mg/kgBB
• Hindari aspirin  dapat menyebabkan Reye’s
syndrome
Tatalaksana DSS grade 3
Tatalaksana DSS Grade 4
Kriteria Pulang
• Tampak perbaikan secara klinis
• Nafsu makan membaik
• Tidak dijumpai distres pernafasan
• Lebih dari 24 jam (2 hari) bebas demam tanpa
antipiretik
• Lebih dari 48 jam (3 hari) setelah syok teratasi
• Hematokrit stabil
• Jumlah Trombosit cenderung naik
• ( > 50 000 mm3 )
Jawaban Lainnya

b. 50 cc/kg bb dalam 1 jam : Kurang tepat

c. 100 cc/kg bb dalam 1/2 jam : Kurang tepat

d. 50 cc/kg bb dalam 1 jam : Kurang tepat

e. 100 cc/kg bb dalam 1/2 jam : Kurang tepat


Soal 44
Pasien laki laki usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya dengan
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya demam
sudah 5 hari ini. Mengeluhkan sakit kepala, badan pegal-pegal dan
terdapat gusi berdarah. Sudah dibawa berobat namun tidak ada
perubahan. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS 10, TD 70
perpalpasi mmHg, nadi tidak teraba, pernapasan 24 kali/menit, suhu
38,8ºC dan BB 30kg. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 16
g/dl, leukosit 15.000, trombosit 22.000, hematokrit 49%,akral dingin.
Berapa tatalaksana awal pemberian cairan pada pasien tersebut?
a. 20cc/kg bb dalam 20 menit
b. 50 cc/kg bb dalam 1 jam
c. 100 cc/kg bb dalam 1/2 jam
d. 50 cc/kg bb dalam 1 jam
e. 100 cc/kg bb dalam 1/2 jam
Soal 45
Wanita 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan perlahan dan pasien
memiliki kebiasaan jarang makan sayur dan buah. Dokter
kemudian melakukan pemeriksaan darah dan didapatkan Hb : 8,1
mg/dl, L:1800, Ht:30, Tr: 101.000. MCV : 80, MCH :22,
MCHC:31 Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Polisitemia Vera
b. Anemia Aplastik
c. Anemia Megaloblastik
d. Anemia Defisiensi Fe
e. Anemia Penyakit Kronis
Soal 45

Wanita 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


lemas sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan
perlahan dan pasiem memiliki kebiasaan jarang makan
sayur dan buah. Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan darah dan didapatkan Hb : 8,1 mg/dl,
L:1800, Ht:30, Tr: 101.000. MCV : 80, MCH :22,
MCHC:31. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Anemia Aplastik


Anemia
Merupakan suatu keadaan jumlah eritrosit tidak
dapat memenuhi fungsi nya untuk membawa O2
yang cukup dalam jaringan perifer.

Nilai kadar anemia pada tiap usia


• Balita (0,5 – 4,9 tahun) : < 11 g/dl
• Anak (5 – 11,9 tahun) : < 11,5 g/dl
• Wanita sedang menstruasi : < 12 g/dl
• Wanita hamil : < 11 g/dl
• Laki-laki : < 13 g/dl
Klasifikasi
Anemia Aplastik (2)

Anemia pansitopenia yang disertai


hiposelularitas sumsum tulang

Etiologi
Kloramfenikol, infeksi virus
Gejala
Pucat, perdarahan di kulit, dan mukosa, dan
demam
Diagnosis
Ciri Khas
• Anemia
• Trombositopenia
• Leukopenia

Penunjang
• RBC indices: MCV
normal, MCH normal
• Pemeriksaan Gold
Standar: biopsi sumsum
tulang: hiposelular, berisi
lemak banyak
Anemia Penyakit Kronik
Terjadi pada semua penyakit kronis (pneumonia,
syphilis, AIDS, TB, limfoma Hodgkin, kanker, dll)

Ciri Khas:
• Hb 7-9 gr/dl
• Iron serum ↓, Fe ↓, TIBC N/↓
• Eritrosit ↓
• Umumnya berbentuk normokrom normositer,
walaupun sebagian berbentuk mikrositik hipokrom

Terapi : sama dengan anemia secara umum


Jawaban lainnya
a. Polisitemia Vera : peningkatan hb, Leukositosis,
trombositosis
c. Anemia Megaloblastik : MCV>100, hipokrom makrositer
d. Anemia Defisiensi Fe : anisopoikilositosis, MCV<80,
hipokrom mikrositer
e. Anemia Penyakit Kronis : anemia, ada riwayat penyakit
tb, diabetes dll
Soal 45
Wanita 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas sejak
1 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan perlahan dan pasiem
memiliki kebiasaan jarang makan sayur dan buah.Dokter
kemudian melakukan pemeriksaan darah dan didapatkan Hb : 8,1
mg/dl, L:1800, Ht:30, Tr: 101.000, MCV : 80, MCH :22,
MCHC:31 Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Polisitemia Vera
b. Anemia Aplastik
c. Anemia Megaloblastik
d. Anemia Defisiensi Fe
e. Anemia Penyakit Kronis
Soal 46
Pasien perempuan usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya
demam sudah 3 hari ini. Mengeluhkan adanya mimisan 3 kali. Pada
pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS 12, TD 60 perpalpasi mmHg,
nadi tidak teraba, pernapasan 24 kali/menit, suhu 38,8ºC dan BB 40 kg.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15 g/dl, leukosit 11.000,
trombosit 866.000, hematokrit 51%, akral dingin. Apakah diagnosis yang
tepat pada pasien tersebut ?
a. Dengue Fever
b. DHF I
c. DHF II
d. DHF III
e. DSS
Soal 46
Pasien perempuan usia 10 tahun datang ke IGD dibawa
keluarganya dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu.
Pasien sebelumnya demam sudah 3 hari ini. Mengeluhkan adanya
mimisan 3 kali. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS 12,
TD 60 perpalpasi mmHg, nadi tidak teraba, pernapasan 24
kali/menit, suhu 38,8ºC dan BB 40 kg. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 15 g/dl, leukosit 11.000, trombosit
866.000, hematokrit 51%, akral dingin. Apakah diagnosis yang
tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : DSS
Infeksi Dengue (4A)
• Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe : DEN1,
DEN2, DEN 3 (paling sering), DEN4
• Vektor : nyamuk Aedes aegypti dan albopictus
Klasifikasi
Diagnosis
Gejala Penunjang
• Demam <7 hari • Darah rutin:
• Ruam kulit hemokonsentrasi,
leukopenia,
• Manifestasi perdarahan trombositopenia
(uji tourniquet / spontan)
• LED meningkat
• Nyeri kepala, nyeri
retroorbital , mialgia, • Hari ke 1-3  NS1 (+)
artralgia • Hari ke 4  IgM (+)
• Leukopenia (4000/mL) • Hari ke 7  IgG (+)
• Terdapat kasus dengue di
lingkungannya
Diagnosis
Jawaban Lainnya

a. Dengue Fever : nyeri retroorbita,demam<7 hari,


peningkatan hematokrit <20 %

b. DHF I : peningkatan hematokrit >20% dan


Trombositopenia

c. DHF II : peningkatan hematokrit >20% dan


Trombositopenia, pendarahan spontan

d. DHF III : peningkatan hematokrit >20% dan


Trombositopenia, gejala preshock
Soal 46
Pasien perempuan usia 10 tahun datang ke IGD dibawa keluarganya
dengan penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Pasien sebelumnya
demam sudah 3 hari ini. Mengeluhkan adanya mimisan 3 kali. Pada
pemeriksaan didapatkan kesadaran GCS 12, TD 60/ palpasi , nadi tidak
teraba, pernapasan 24 kali/menit, suhu 38,8ºC dan BB 40 kg. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15 g/dl, leukosit 11.000,
trombosit 866.000, hematokrit 51%,akral dingin. Apakah diagnosis yang
tepat pada pasien tersebut ?
a. Dengue Fever
b. DHF I
c. DHF II
d. DHF III
e. DSS
Soal 47
Wanita 21 tahun datang ke poliklinik mengeluh benjolan di paha
sejak 4 tahun yang lalu. Awalnya sebesar kelereng, sekarang
sebesar telur ayam, benjolan tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan
benjolan sebesar telur ayam, lunak, mobile, nyeri tekan (-), eritem
(-), tidak tampak pungtum, batas tegas. Apakah tatalaksana yang
tepat pada pasien tersebut ?
a. Eksisi
b. Insisi
c. Ekstirpasi
d. Drainase
e. Insisi dan drainase
Soal 47

Wanita 21 tahun datang ke poliklinik mengeluh


benjolan di paha sejak 4 tahun yang lalu. awalnya
sebesar kelereng, sekarang sebesar telur ayam,
benjolan tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan
benjolan sebesar telur ayam, lunak, mobile, nyeri
tekan (-), eritem (-), tidak tampak pungtum,batas
tegas. Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Lipoma
Lipoma (4A)
Merupakan benjolan lemak jinak yang tumbuh secara
lambat di jaringan subkutan

Klinis
• Predileksi: punggung, paha, leher, lengan, perut, atau
bahu.
• Dapat tumbuh menjadi sebesar kelereng hingga
sebesar bola pingpong.
• Pertumbuhan benjolan sangat lambat.
• Kenyal, mobile
• Mudah untuk digoyangkan
• Slip Sign (+)
Tatalaksana

• Eksisi
Jawaban lainnya

b. Insisi : Kurang tepat

c. Ekstirpasi : Kurang tepat

d. Drainase : Kurang tepat

e. Insisi dan drainase : Kurang tepat


Soal 47
Wanita 21 tahun datang ke poliklinik mengeluh benjolan di paha
sejak 4 tahun yang lalu. awalnya sebesar kelereng, sekarang
sebesar telur ayam, benjolan tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan
benjolan sebesar telur ayam, lunak, mobile, nyeri tekan (-), eritem
(-), tidak tampak pungtum,batas tegas. Apakah tatalaksana yang
tepat pada pasien tersebut ?
a. Eksisi
b. Insisi
c. Ekstirpasi
d. Drainase
e. Insisi dan drainase
Soal 48
Laki laki 16 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
paha belakang setelah main voli. Pasien masih bisa
berjalan. Pada pemeriksaan nyeri tekan di paha belakang
(+), ROM aktif terbatas nyeri, ROM pasif tidak terbatas,
krepitasi (-). Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Muscle sprain
b. Muscle strain
c. Ischialgia
d. Dislokasi hip
e. Fraktur femur
Soal 48

Laki laki 16 tahun datang ke IGD dengan keluhan


nyeri paha belakang setelah main voli. Pasien
masih bisa berjalan. Pada pemeriksaan nyeri tekan
di paha belakang (+), ROM aktif terbatas nyeri,
ROM pasif tidak terbatas, krepitasi (-). Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Muscle strain


Sprain & Strain
Strain Sprain
Cedera pada tendon atau pada otot. Cedera sendi yang biasanya melibatkan
Paling sering mengenai betis, robek ringan (trauma mikro) pada ligamen
selangkangan, dan hamstring (otot paha dan kapsul sendi.
belakang) Paling sering mengenai jempol,
pergelangan kaki, dan pergelangan tangan.
Sumber :
Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ed 9. UK. Hodder Arnold. 2010
Young CC, Ho SSW. Ankle Sprain. Emedicine. 2019. Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/1907229-
overview
Dislokasi Panggul (2)
Dislokasi Panggul Anterior Dislokasi Panggul Posterior
FABER FADIR
• Hip joint Fleksi, • Hip joint Fleksi,
Abduksi, EksoRotasi Aduksi, Internal Rotasi
Jawaban Lainnya

a. Muscle sprain : rom tetap, nyeri (+)


c. Ischialgia : nyeri neuropatik menjalar ke bagian
kaki
d. Dislokasi hip : Abduksi/adduksi, rotasi internal,
eksternal
e. Fraktur femur : Krepitasi (+), biasanya disertai
syok
Soal 48
Laki laki 16 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
paha belakang setelah main voli. Pasien masih bisa
berjalan. Pada pemeriksaan nyeri tekan di paha belakang
+, ROM aktif terbatas nyeri, Rom pasif tidak
terbatas,krepitasi (-). Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?
a. Muscle sprain
b. Muscle strain
c. Ischialgia
d. Dislokasi hip
e. Fraktur femur
Soal 49
Laki laki 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan
keseleo di pergelangan kaki kanan 1 jam yang lalu.
Pasien kesulitan untuk berjalan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan pergelangan kaki kanan tampak
edem, nyeri tekan (+),ROM aktif terbatas nyeri. Pada
x-ray tulang tampak normal. Apakah diagnosis pada
pasien tersebut ?
a. Dislokasi angkle
b. Ankle sprain
c. Angkle strain
d. Fraktur angkle
e. Angkle rupture
Soal 49

Laki laki 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan


keseleo di pergelangan kaki kanan 1 jam yang
lalu. Pasien kesulitan untuk berjalan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Pergelangan kaki
kanan tampak edem, nyeri tekan (+), ROM aktif
terbatas nyeri. Pada x-ray tulang tampak normal.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Ankle sprain


Ankle Sprain dan Strain (4A)

Sprain Strain
• Cedera sendi yang • Cedera pada tendon
biasanya melibatkan atau pada otot.
robek ringan (trauma • Paling sering
mikro) pada ligamen mengenai betis,
dan kapsul sendi. selangkangan, dan
• Sering mengenai hamstring (otot paha
Talofibular dan belakang)
Tibiotalar ligament
Ankle Sprain dan Strain (4A)
Diagnosis

Sprain Strain
• Nyeri ketika • Nyeri
digerakkan • Edema (-)
(inversi/eversi)
• Kelemahan
• Edema (+)
• Spasme otot
• Tidak stabil
Klasifikasi Sprain
Tatalaksana
• RICE
• Analgesik, NSAID
Jawaban Lainnya

a. Dislokasi angkle : Rom terbatas, nyeri (+), abnormal


postur

c. Angkle strain : Rom terbatas, nyeri (+)

d. Fraktur angkle : Rom terbatas, nyeri (+), krepitasi (+)

e. Angkle rupture : Rom terbatas, nyeri (+), motorik


menurun
Soal 49
Laki laki 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan keseleo di
pergelangan kaki kanan 1 jam yang lalu.Pasien kesulitan untuk
berjalan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan Pergelangan kaki
kanan tampak edem, nyeri tekan +, ROM aktif terbatas nyeri. Pada
x-ray tulang tampak normal. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?
a. Dislokasi angkle
b. Ankle sprain
c. Angkle strain
d. Fraktur angkle
e. Angkle rupture
Soal 50
Pemain basket dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri
pergelangan kaki kiri setelah salah jatuh sejak 3 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan dokter menduga adanya rupture
tendon achilles. Apakah pemeriksaan yang dapat
membantu menegakkan diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Anterior drawer tes
b. Thompson tes
c. Knee patellar reflex
d. McMurray tes
e. McMahon tes
Soal 50

Pemain basket dibawa ke IGD dengan keluhan


nyeri pergelangan kaki kiri setelah salah jatuh sejak
3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan dokter menduga
adanya rupture tendon achilles. Apakah
pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Rupture tendon achiles


Ruptur Tendon Achilles (3A)
• Ruptur pada tendon achilles

Gejala
• Nyeri ketika ingin plantarfleksi,
• Bengkak,
• Terdengar bunyi pop ketika kontraksi otot.
• Merasakan sensasi seperti ditembak, dipotong
di pergelangan kaki bagian belakang,
• Tidak mampu berdiri menggunakan kakinya.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik:
• Tanda peradangan (+),
teraba gap
• Thompson test positif
(bila dilakukan
penekanan pada m.
Gastrocnemius tidak
terjadi plantar fleksi)
• ROM : plantar fleksi
sulit dilakukan,
hiperdosofleksi pada
gerakan pasif
Tatalaksana

• NSAID
• Functional bracing
• Tendon repair
Jawaban Lainnya

a. Anterior drawer tes : Anterior cruciate ligament


injury

c. Knee patellar reflex : refleks fisiologis

d. McMurray tes : Meniscus tear

e. McMahon tes : kurang tepat


Soal 50
Pemain basket dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri
pergelangan kaki kiri setelah salah jatuh sejak 3 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan dokter menduga adanya rupture
tendon achilles. Apakah pemeriksaan yang dapat
membantu menegakkan diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Anterior drawer tes
b. Thompson tes
c. Knee patellar reflex
d. McMurray tes
e. McMahon tes
Soal 51
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
pada jari tengah tangan kanan dan terdengar bunyi klik
saat meluruskan jari. Pada pemeriksaan terdengar bunyi
clicking saat jari diluruskan. Pasien menyangkal adanya
kesemmutan atau pun baal pada jarinya. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Trigger finger
b. Gout artritis
c. Rheumatoid atritis
d. Podagra
e. De Quervain
Soal 51

Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


nyeri pada jari tengah tangan kanan dan terdengar
bunyi klik saat meluruskan jari. Pada pemeriksaan
terdengar bunyi clicking saat jari diluruskan. Pasien
menyangkal adanya kesemmutan atau pun baal pada
jarinya. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Trigger finger


Trigger Finger
Definisi
Pembengkakan fusiform dan
terbentuknya nodulus pada
tendo otot fleksor jari daerah
metakarpofalangeal

Gejala
 Nyeri sendi interfalangeal
pada pagi hari
 Bila diekstensikan secara
pasif akan bunyi “klik” di
daerah
metacarpofalangeal
Trigger Finger

Tatalaksana
 NSAID (Na diklofenak 75-150 mg/hari,
meloxicam 7,5-15 mg/hari, acetaminophen
2-4 gr/hari, ketoprofen 75 mg/hari, dll)
 Injeksi lokal kortikosteroid
 Konsul Rehabilitasi Medik untuk fisioterapi
 Injeksi proloterapi bila dengan terapi
konservatif di atas belum ada perbaikan
GOUT ARTHRITIS (3A)

• Peradangan pada sendi akibat deposisi kristal


monosodium urat di jaringan sekitar sendi

Klinis
• Bengkak pada sendi, kemerahan, dan panas
• Nyeri sendi terutama saat malam,
• Biasanya pada sendi metatarsophalang 1 atau
sendi tarsal lain
Penunjang
• Kadar asam urat >7
mg/dl
• X ray :
pembengkakan
asimetris pada sendi
dan kista subkortikal
tanpa erosi
• Aspirasi sendi atau
tofus: positif kristal
monosodium urat
Tatalaksana

• Kolkisin (efektif dalam 36 jam pertama setelah


serangan nyeri sendi timbul) : dosis inisial 1 mg
dilanjutkan 0,5-0,6 mg/hari. Dosis maks 6 mg
• NSAID: natrium diklofenak 25-50 mg, 3-5 hari,
indometasin 150-200 mg/hari PO, 3 hari
• Prednison 2-3 x 5 mg/hari, 3 hari, jika terdapat
kontraindikasi pemberian kolkisin/NSAID
• Allupurinol 100 mg/hari. Tidak boleh diberikan
saat serangan akut, kecuali sebelumnya sudah
biasa mengonsumsi allopurinol.
Rheumatoid Arthritis (2)

• Peradangan pada persendian akibat autoimun


secara simetris

Gejala
• Bengkak dan nyeri sendi bilateral/simetris
• Kekakuan pada sendi pagi hari >1jam
• Sering pada PIP, MTP, dan MCP
• Deformitas (swan neck, boutonniere)
Penunjang
• Rheumatoid fator
(RF) (+)
• Anti CCP (+)
• Radiologi: extensive
cartilage loss dan
erosi pannus
Tatalaksana

• NSAID
• Na Diklofenak 50mg 3 kali sehari
• Meloxicam 7,5 mg 2 kali sehari
• Celecoxib 200 mg 2 kali sehari
• DMARD (Disease Modifying Anti Rheumatoid Drugs)
• Metrotrexat 7,5 mg 1 kali seminggu
GA VS RA VS OA

GOUT RA OA

LOKASI JEMPOL SENDI KECIL, SENDI BESAR,


SIMETRIS UNILATERAL,
ASIMETRIS
CIRI AS. URAT TINGGI MORNING STIFFNES MORNING STIFFNES
JIKA CALCIUM POSPAT > 30-1JAM < 30 MENIT
MENINGKAT
PSEUDOGOUT
TERAPI AKUT : KOLKISIN < 36 NSAID, STEROID, NSAID, STEROID
JAM PERTAMA , NSAID, DMARD
STEROID
STABIL : AALOPURINOL
PENUNJANG ASPIRASI SENDI REUMATOID FAKTOR RONTGENT
(+)
Jawaban Lainnya

b. Gout artritis : nyeri sendi,hiperurisemia

c. Rheumatoid atritis : nyeri pagi hari, swan neck,


botuniere

d. Podagra : benjolan pada gout

e. De Quervain : finkelstein test (+)


Soal 51
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
pada jari tengah tangan kanan dan terdengar bunyi klik saat
meluruskan jari. Pada pemeriksaan terdengar bunyi clicking
saat jari diluruskan. Pasien menyangkal adanya kesemmutan
atau pun baal pada jarinya.Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?
a. Trigger finger
b. Gout artritis
c. Rheumatoid atritis
d. Podagra
e. De Quervain
Soal 52
Laki laki 20 tahun saat dilapangan sepakbola keseleo
pada kaki kanananya saat main. Anda bertugas sebagai
tenaga medis di lapangan tersebut. Pada pemeriksaan
didapatkan ROM terbatas, nyeri dan terlihat kemerahan
pada bagian angkle kanannya. Apakah penanganan
pertama yang dapat diberikan pada pasien tersebut ?
a. Rice Cooker
b. Rice
c. Gabah
d. Rise
e. Rest
Soal 52
Laki laki 20 tahun saat dilapangan sepakbola
keseleo pada kaki kanananya saat main. Anda
bertugas sebagai tenaga medis di lapangan
tersebut. Pada pemeriksaan didapatkan ROM
terbatas, nyeri dan terlihat kemerahan pada
bagian angkle kanannya. Apakah penanganan
pertama yang dapat diberikan pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Ankle Strain


Ankle Sprain & Strain
Strain Sprain
Cedera pada tendon atau pada otot. Cedera sendi yang biasanya melibatkan
Paling sering mengenai betis, robek ringan (trauma mikro) pada ligamen
selangkangan, dan hamstring (otot paha dan kapsul sendi.
belakang) Paling sering mengenai jempol,
pergelangan kaki, dan pergelangan tangan.
Ankle Sprain & Strain
Anatomi pergelangan kaki bagian lateral Anatomi pergelangan kaki bagian medial

 Anterior Talofibular Ligament  Tibiocalcaneal Ligament


 Calcaneofibular Ligament  Posterior Tibiotalar Ligament
 Posterior Talofibular Ligament  Anterior Tibiotalar Ligament
Nyeri dirasakan saar gerakan INVERSI  Tibionavicular Ligament
Nyeri dirasakan saat gerakan EVERSI

Sumber :
Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ed 9. UK. Hodder Arnold. 2010
Young CC, Ho SSW. Ankle Sprain. Emedicine. 2019. Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview
Ankle Sprain & Strain

Sumber :
Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ed 9. UK. Hodder Arnold. 2010
Young CC, Ho SSW. Ankle Sprain. Emedicine. 2019. Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview
Ankle Sprain & Strain

Sumber :
Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. Ed 9. UK. Hodder Arnold. 2010
Young CC, Ho SSW. Ankle Sprain. Emedicine. 2019. Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/1907229-overview
Jawaban Lainnya

a. Rice Cooker : Kurang tepat

c. Gabah : Kurang tepat

d. Rise : Kurang tepat

e. Rest : Kurang tepat


Soal 52
Laki laki 20 tahun saat dilapangan sepakbola keseleo pada kaki
kanananya saat main .Anda bertugas sebagai tenaga medis di
lapangan tersebut.Pada pemeriksaan didapatkan ROM
terbatas,nyeri dan terlihat kemerahan pada bagian angkle
kanannya. Apakah penanganan pertama yang dapat diberikan
pada pasien tersebut ?
a. Rice Cooker
b. Rice
c. Gabah
d. Rise
e. Rest
Soal 53
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pada daerah pangkal jempol tangan kanan.
Pasien merupakan seorang pemijat. Pada
pemeriksaan didapatkan tes finkelstein (+). Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Trigger finger
b. Gout artritis
c. Rheumatoid atritis
d. Podagra
e. De Quervain
Soal 53

Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan


keluhan nyeri pada daerah pangkal jempol tangan
kanan. Pasien merupakan seorang pemijat. Pada
pemeriksaan didapatkan tes finkelstein (+). Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : De Quervain
De Quervain’s Syndrome
ETIOLOGI
inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor
polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi r
adius distal dan jepitan pada kedua tendon
tersebut

GEJALA KLINIS
 Nyeri pada sekitar ibu jari
 Bengkak pada pergelangan tangan sisi ibu jari
 Krepitasi saat menggerakkan ibu jari
 Persendian ibu jari terasa kaku saat bergerak
 Adanya penurunan lingkup gerak sendi
carpometacarpal
 Tes Finkelstein (+)
Trigger Finger
Definisi
Pembengkakan fusiform dan
terbentuknya nodulus pada
tendo otot fleksor jari daerah
metakarpofalangeal

Gejala
 Nyeri sendi interfalangeal
pada pagi hari
 Bila diekstensikan secara
pasif akan bunyi “klik” di
daerah
metacarpofalangeal
Trigger Finger

Tatalaksana
 NSAID (Na diklofenak 75-150 mg/hari,
meloxicam 7,5-15 mg/hari, acetaminophen
2-4 gr/hari, ketoprofen 75 mg/hari, dll)
 Injeksi lokal kortikosteroid
 Konsul Rehabilitasi Medik untuk fisioterapi
 Injeksi proloterapi bila dengan terapi
konservatif di atas belum ada perbaikan
GOUT ARTHRITIS (3A)

• Peradangan pada sendi akibat deposisi kristal


monosodium urat di jaringan sekitar sendi

Klinis
• Bengkak pada sendi, kemerahan, dan panas
• Nyeri sendi terutama saat malam,
• Biasanya pada sendi metatarsophalang 1 atau
sendi tarsal lain
Penunjang
• Kadar asam urat >7
mg/dl
• X ray :
pembengkakan
asimetris pada sendi
dan kista subkortikal
tanpa erosi
• Aspirasi sendi atau
tofus: positif kristal
monosodium urat
Tatalaksana

• Kolkisin (efektif dalam 36 jam pertama setelah


serangan nyeri sendi timbul) : dosis inisial 1 mg
dilanjutkan 0,5-0,6 mg/hari. Dosis maks 6 mg
• NSAID: natrium diklofenak 25-50 mg, 3-5 hari,
indometasin 150-200 mg/hari PO, 3 hari
• Prednison 2-3 x 5 mg/hari, 3 hari, jika terdapat
kontraindikasi pemberian kolkisin/NSAID
• Allupurinol 100 mg/hari. Tidak boleh diberikan
saat serangan akut, kecuali sebelumnya sudah
biasa mengonsumsi allopurinol.
Rheumatoid Arthritis (2)

• Peradangan pada persendian akibat autoimun


secara simetris

Gejala
• Bengkak dan nyeri sendi bilateral/simetris
• Kekakuan pada sendi pagi hari >1jam
• Sering pada PIP, MTP, dan MCP
• Deformitas (swan neck, boutonniere)
Penunjang
• Rheumatoid fator
(RF) (+)
• Anti CCP (+)
• Radiologi: extensive
cartilage loss dan
erosi pannus
Tatalaksana

• NSAID
• Na Diklofenak 50mg 3 kali sehari
• Meloxicam 7,5 mg 2 kali sehari
• Celecoxib 200 mg 2 kali sehari
• DMARD (Disease Modifying Anti Rheumatoid Drugs)
• Metrotrexat 7,5 mg 1 kali seminggu
GA VS RA VS OA

GOUT RA OA

LOKASI JEMPOL SENDI KECIL, SENDI BESAR,


SIMETRIS UNILATERAL,
ASIMETRIS
CIRI AS. URAT TINGGI MORNING STIFFNES MORNING STIFFNES
JIKA CALCIUM POSPAT > 30-1JAM < 30 MENIT
MENINGKAT
PSEUDOGOUT
TERAPI AKUT : KOLKISIN < 36 NSAID, STEROID, NSAID, STEROID
JAM PERTAMA , NSAID, DMARD
STEROID
STABIL : AALOPURINOL
PENUNJANG ASPIRASI SENDI REUMATOID FAKTOR RONTGENT
(+)
Jawaban Lainnya

a. Trigger finger : jika diekstensikan secara pasif


akan bunyi “klik” di daerah metacarpofalangeal
b. Gout artritis : nyeri sendi, hiperurisemia
c. Rheumatoid atritis : nyeri pagi hari, swan neck,
botuniere
d. Podagra : benjolan pada gout
Soal 53
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pada daerah pangkal jempol tangan kanan.
Pasien merupakan seorang pemijat. Pada
pemeriksaan didapatkan tes finkelstein (+). Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Trigger finger
b. Gout artritis
c. Rheumatoid atritis
d. Podagra
e. De Quervain
Soal 54
Laki-laki 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada
jempol kaki kanan 3 hari. Pasien mengatakan bahwa jempol
tampak merah bengkak pada jempol kaki kanan. Dokter
kemudian mengusulkan pengambilan cairan sendi. Pada aspirasi
sendi ditemukan kristal kalsium pyropospat. Apakah diagnosis
pasien tersebut ?
a. RA
b. OA
c. Pseudogout
d. Gout
e. Atritis septik
Soal 54
Laki-laki 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pada jempol kaki kanan 3 hari. Pasien
mengatakan bahwa jempol tampak merah bengkak
pada jempol kaki kanan. Dokter kemudian mengusulkan
pengambilan cairan sendi. Pada aspirasi sendi
ditemukan kristal kalsium pyropospat. Apakah diagnosis
pasien tersebut ?

Diagnosis : Pseudogout
Gout Arthritis
Peradangan pada sendi akibat deposisi TATALAKSANA
kristal monosodium urat di jaringan sekitar a. Kolkisin (efektif dalam 24 jam pertama
sendi setelah serangan nyeri sendi timbul) :
dosis inisial 1 mg dilanjutkan 0,5-0,6
KLINIS mg/hari. Dosis maks 6 mg
a. Bengkak pada sendi, kemerahan, dan b. NSAID : natrium diklofenak 25-50 mg,
panas 3-5 hari, indometasin 150-200
b. Nyeri sendi terutama saat malam, mg/hari PO, 3 hari
c. Biasanya pada sendi metatarsophalang 1 c. Prednison 2-3 x 5 mg/hari, 3 hari, jika
atau sendi tarsal lain terdapat kontraindikasi pemberian
kolkisin/NSAID
d. Allupurinol 100 mg/hari. Tidak boleh
PENUNJANG diberikan saat serangan akut
a. Kadar asam urat >7 mg/dl
b. X ray : pembengkakan asimetris pada
sendi dan kista subkortikal tanpa erosi
c. Aspirasi sendi atau tofus: positif kristal
monosodium urat
Perbedaan Gout Arthritis, Rhematoid Arthritis, dan Osteoarthritis

GOUT RA OA
LOKASI JEMPOL SENDI KECIL, SIMETRIS SENDI BESAR,
UNILATERAL, OBESITAS
CIRI AS. URAT TINGGI MORNING STIFFNES > MORNING STIFFNES <
JIKA CALCIUM POSPAT 30-1JAM 30 MENIT
MENINGKAT
PSEUDOGOUT

TERAPI AKUT : KOLKISIN < 24 JAM NSAID, STEROID, NSAID, STEROID


PERTAMA , NSAID, STEROID DMARD
STABIL : AALOPURINOL
PENUNJANG ASPIRASI SENDI REUMATOID FAKTOR RONTGENT

Sumber :
Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Ed 1. IDI. Jakarta. 2017
Jawaban Lainnya

a. RA : nyeri pagi hari, swan neck, botuniere

b. OA : Nyeri pada sendi besar, osteofit (+)

d. Gout : Nyeri sendi, asam urat meningkat

e. Atritis septik : pannus (+), gejala sepsis, nyeri sendi


Soal 54
Laki-laki 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pada jempol kaki kanan 3 hari. Pasien mengatakan
bahwa jempol tampak merah bengkak pada jempol kaki
kanan.Dokter kemudian mengusulkan pengambilan cairan
sendi. Pada aspirasi sendi ditemukan kristal kalsium
pyropospat. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a. RA
b. OA
c. Pseudogout
d. Gout
e. Atritis septik
Soal 55
Wanita umur 25 tahun datang ke IGD mengeluh pusing
berputar setelah bangun tidur 3 jam yang lalu. Pusing
dirasakan jika pasien miring ke kiri. Pemeriksaan pada tes
Romberg dengan mata tertutup pasien jatuh ke kanan.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Betahistin 3x8 mg
b. Ergotamin 3x1
c. Paracetamol 3x500mg
d. Eppley Manuver
e. Aspilet 1x80 mg
Soal 55

Wanita umur 25 tahun datang ke IGD mengeluh


pusing berputar setelah bangun tidur 3 jam yang
lalu. Pusing dirasakan jika pasien miring ke kiri.
Pemeriksaan pada tes Romberg dengan mata
tertutup pasien jatuh ke kanan. Apakah tatalaksana
yang tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : BPPV
BPPV (4A)
Etiologi c. Calcium Channel Blocker :
Kanalith di dalam kanalis semisirkularis cinnarizine 15-30 mg, 3 kali sehari
atau 1x75 mg sehari

Klinis d. Antihistamin : difenhidramin HCl 25


-50 mg, 4 kali sehari
Vertigo perifer dipicu oleh perubahan
posisi e. Betahistin (analog histamin) :
betahistin mesylate 12 mg, 3 kali
sehari PO, betahistin HCl 8-24 mg,
Penunjang
3 kali sehari, maksimal 6 tab dibagi
Manuver Dix-Hallpike beberapa dosis.

Tatalakasana
a. Manuver Epley (oleh dokter)
b. Metode Brand Daroff (oleh pasien di
rumah)
Jawaban Lainnya

a. Betahistin 3x8 mg : Kurang tepat

b. Ergotamin 3x1 : Kurang tepat

c. Paracetamol 3x500mg : Kurang tepat

e. Aspilet 1x80 mg : Kurang tepat


Soal 55
Wanita umur 25 tahun datang ke IGD mengeluh pusing
berputar setelah bangun tidur 3 jam yang lalu. Pusing
dirasakan jika pasien miring ke kiri. Pemeriksaan pada tes
Romberg dengan mata tertutup pasien jatuh ke
kanan.Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut ?
a. Betahistin 3x8 mg
b. Ergotamin 3x1
c. Paracetamol 3x500mg
d. Eppley Manuver
e. Aspilet 1x80 mg
Soal 56
Seorang wanita 36 tahun datang ke poliklinik mengeluh
pendengaran telinga kanan menurun sedangkan telinga
kiri tidak ada keluhan. Keluhan dirasakan 4 hari yang lalu.
Telinga kanan sudah diperiksa dan didiagnosa otitis media
supuratif akut. Apakah hasil pemeriksaan garpu tala yang
diharapkan ?
a. Tes Weber lateralisasi kanan
b. Tes weber lateralisasi kiri
c. Tes Weber tidak ada lateralisasi
d. Tes Rinne kanan positif
e. Tes Rinne kiri negative
Soal 56

Seorang wanita 36 tahun datang ke poliklinik


mengeluh pendengaran telinga kanan menurun
sedangkan telinga kiri tidak ada keluhan. Keluhan
dirasakan 4 hari yang lalu. Telinga kanan sudah
diperiksa dan didiagnosa otitis media supuratif
akut. Apakah hasil pemeriksaan garpu tala yang
diharapkan ?

Diagnosis : Tuli Konduktif


Otitis Media Akut (4A)

Inflamasi pada telinga bagian tengah < 3


minggu.

Etiologi :
• Streptococcus pneumonia dan Hemophilus
influenza
Stadium
• Oklusi: Tuba tersumbat →
retraksi membrane timpani.
penurunan pendengaran,
demam (-), Nyeri (-).
Terapi : Dekongestan
(efedrin 0,5-1%)
• Hiperemis: Inflamasi
membrane timpani →
Hiperemis. Penurunan
pendengaran, Demam(+),
Nyeri (+).
Terapi : Dekongestan +
Antibiotik.
Stadium
• Supuratif : Membran timpani
menonjol (bulging). Penurunan
pendengaran, demam tinggi
(+), sangat nyeri (+).
Terapi : Antibiotik +
Miringotomi
• Perforasi : Ruptur membrane
timpani (perforasi) → secret
mengalir keluar. Penurunan
pendengaran, demam (-), nyeri
(-).
Terapi : Antibiotik (ofloxacin
2x5–10 gtt) + Ear toilet (H2O2
3%) selama 3-5 hari
• Resolusi: Penutupan membrane timpani
(perforasi menutup) → secret mongering,
demam (-), nyeri (-), cairan (-). Dapat berlanjut
menjadi OMSK (jika penutupan tidak
sempurna. Terapi : Observasi

*Antibiotik : Amoksisilin 3x500mg 5-7 hari atau


amoksisilin + klavulanak 2 x 875mg/125mg.
Sefalosporin (cefixime 2x200mg, cefadroxil
2x500mg).
Tuli (2)

1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Klasifikasi Tuli
Audiogram Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Interpretasi
AC=BC, <25 dB + Lateralisasi (-) Sama dengan Normal
AC dan BC berimpit, tidak pemeriksa
ada air-bone gap
BC normal, <25 dB - Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif
AC >25 dB telinga yang
Antara AC dan BC sakit
terdapat air-bone gap
AC dan BC >25 dB + Lateralisasi ke Memendek Tuli
AC dan BC berimpit, tidak telinga yang Sensorineural
ada air-bone gap sehat
BC >25 dB - Lateralisasi ke Memendek Tuli Campuran
AC > BC, terdapat air- telinga yang
bone gap sehat
Jawaban lainnya

b. Tes weber lateralisasi kiri : tuli sensorineural

c. Tes Weber tidak ada lateralisasi : normal

d. Tes Rinne kanan positif : tuli sensorineural /


normal

e. Tes Rinne kiri negative : kurang tepat


Soal 56
Seorang wanita 36 tahun datang ke poliklinik mengeluh
pendengaran telinga kanan menurun sedangkan telinga
kiri tidak ada keluhan. Keluhan dirasakan 4 hari yang lalu.
Telinga kanan sudah diperiksa dan didiagnosa otitis media
supuratif akut. Apakah hasil pemeriksaan garpu tala yang
diharapkan ?
a. Tes Weber lateralisasi kanan
b. Tes weber lateralisasi kiri
c. Tes Weber tidak ada lateralisasi
d. Tes Rinne kanan positif
e. Tes Rinne kiri negative
Soal 57
Pasien 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
hidung terasa mampet sejak 1 minggu yang lalu.
keluhan disertai mimisan, nyeri kepala, penurunan
pendengaran dan berat badan menurun drastis. Pada
pemeriksaan tampak masa pada rinoskopi anterior &
posterior berwarna merah dan mudah berdarah.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
a. Ca nasofaring
b. Ca laring
c. Ca hidung
d. Ca telinga
e. Ca tonsil
Soal 57

Pasien 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


hidung terasa mampet sejak 1 minggu yang lalu.
keluhan disertai mimisan, nyeri kepala, penurunan
pendengaran,dan berat badan menurun drastis. Pada
pemeriksaan tampak masa pada rinoskopi anterior &
posterior berwarna merah dan mudah berdarah.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?

Diagnosis : Ca nasofaring
Tumor THT
KARSINOMA NASOFARING ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA
DEFINISI Tumor ganas daerah kepala dan leher Tumor jinak pembuluh darah di
yang disebabkan oleh infeksi virus EBV nasofaring, namun dapat mendestruksi
(Ebsdtein-Barr), makan-makanan tulang dan meluas ke jaringan
pengawet, dan factor genetic. Lokasi sekitarnya.
tumor berada di fossa Rosenmuller

KLINIS epistaksis ringan, sumbatan hidung, Hidung tersumbat progresif, epistaksis


tinnitus, otalgia, diplopia, sindrom massif berulang. Rhinoskopi posterior :
Jackson, metastasis ke kelenjar leher massa keabuan-merah muda, kenyal
berupa benjolan. dan sangat mudah berdaah.
PEMERIKSAAN Biopsi nasofaring, CT-Scan, Serologi IgA CT-Scan dan arteriografi.
PENUNJANG anti EA dan IgA anti VCA.
TATALAKSANA Radioterapi dan Kemoterapi Tindakan operasi, Radioterapi, dan
terapi hormonal.

*Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher FK UI. Edisi Ketujuh. 2012.
Karsinoma Nasofaring

*Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher FK UI. Edisi Ketujuh. 2012.

Gambar : Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL FKUP/RSHS


Jawaban Lainnya

b. Ca laring : suara parau, berat badan menurun

c. Ca hidung : gangguan pasase

d. Ca telinga : Gangguan pendengaran, tinnitus

e. Ca tonsil : snooring, gargling, gangguan


menelan, sleep apneu sindrom
Soal 57
Pasien 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan hidung
terasa mampet sejak 1 minggu yang lalu. keluhan disertai
mimisan, nyeri kepala, penurunan pendengaran,dan berat badan
menurun drastic.Pada pemeriksaan tampak masa pada rinoskopi
anterior & posterior berwarna merah dan mudah berdarah.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
a. Ca nasofaring
b. Ca laring
c. Ca hidung
d. Ca telinga
e. Ca tonsil
Soal 58
Seorang anak laki 12 tahun datang ke poliklinik mengeluhkan
telinga sangat gatal sejak 3 hari yang lalu. Pasien jarang mandi
dan jarang membersihkan telinganya. Pada pemeriksaan
ditemukan kotoran seperti kapas berwarna putih. Didapatkan dari
anamnesis bahwa pasien hobi berenang. Apakah kemungkinan
diagnosa pada pasien tersebut ?
a. Otitis Media Akut
b. OMSK
c. Otitis Eksterna Sirkumskripta
d. Otitis Eksterna Difussa
e. Otomikosis
Soal 58
Seorang anak laki 12 tahun datang ke poliklinik
mengeluhkan telinga sangat gatal sejak 3 hari yang
lalu. Pasien jarang mandi dan jarang membersihkan
telinganya. Pada pemeriksaan ditemukan kotoran
seperti kapas berwarna putih. Didapatkan dari
anamnesis bahwa pasien hobi berenang. Apakah
kemungkinan diagnosa pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Otomikosis
Otomikosis
Otitis eksterna yang disebabkan
oleh jamur

Etiologi :
• Pityrosporum, Aspergilus
niger.

Klinis :
• Gatal pada telinga, otalgia,
penuh pada telinga.
Terbentuknya sisik yang
menyerupai ketombe.
Tatalaksana

Tatalaksana :
• Membersihkan liang telinga
• Larutan asam asetat 2% dalam alkohol
• Povidon Iodin 5%
• Antijamur topikal seperti nistatin/klotrimazol
Otitis Media Supurasi Kronik
(OMSK) (3A)
Kelanjutan dari OMA yang gagal menutup
sempurna. Gejala lebih dari 6 minggu dengan
klinis penurunan pendengaran namun tidak nyeri
dengan gambaran membrane timpani perforasi.

Etiologi :
• OMA dengan infeksi berulang atau
penatalaksanaan yang kurang tepat.
OMSK Benigna/Aman OMSK Maligna/Bahaya
• Klinis :
• Klinis: Perforasi
Perforasi sentral, Pars attic/marginal, Pars :
: tensa, Kolesteatoma flaxida, Kolesteatoma
(-), Radiologi : seluler. (+), Radiologi :
• Terapi : sklerotik + erosi.
Antibiotik topikal • Terapi :
(neomisin + Mastoidektomi
polimiksin ) + Ear dengan atau tanpa
toilet H202 3% timpanoplasti. Jika
selama 3-5 hari. terdapat abses : insisi
dan drainase terlebih
dahulu.
Otitis Eksterna (4A)
OTITIS EKSTERNA SIRKUMKRIPTA OTITIS EKSTERNA DIFUSA
DEFINISI Peradangan pada bagian telinga Peradangan pada bagian
luar yang ditandai adanya telinga luar yang ditandai
furunkel (sirkumkripta) pada 1/3 adanya efusi pada 2/3 liang
liang telinga luar. telinga dalam.

ETIOLOGI S.aureus. Pseudomonas sp.


KLINIS terdapat furunkle, membran edema,membran timpani sulit
timpani masih bisa dievaluasi, dievaluasi, nyeri tekan tragus
nyeri tekan tragus (+) (+)

TATALAKSANA Salep polimixin B – Bacitrasin 1- Tampon antibiotic (Polimiksin B,


3x/hari, atau antiseptic (asam Neomisin, Hidrokortison 3-4 x
asetat dalam 2-5% alcohol) 4gtt)
Antibiotik sistemik (Ciprofloxacin
2x500mg)
Jawaban Lainnya
a. Otitis Media Akut : Radang telinga tengah

b. OMSK : Nyeri telinga tengah > 3 bulan

c. Otitis Eksterna Sirkumskripta : nyeri tekan tragus (+), 1/3


luar, furunkel (+)

d. Otitis Eksterna Difussa : nyeri tekan tragus (+), 2/3 dalam,


MT sulit dievaluasi
Soal 58
Seorang anak laki 12 tahun datang ke poliklinik mengeluhkan
telinga sangat gatal sejak 3 hari yang lalu. Pasien jarang mandi
dan jarang membersihkan telinganya. Pada pemeriksaan
ditemukan kotoran seperti kapas berwarna putih. Didapatkan dari
anamnesis bahwa pasien hobi berenang. Apakah kemungkinan
diagnosa pada pasien tersebut ?
a. Otitis Media Akut
b. OMSK
c. Otitis Eksterna Sirkumskripta
d. Otitis Eksterna Difussa
e. Otomikosis
Soal 59
Perempuan usia 46 tahun datang ke poli THT
mengeluh penurunan pendengaran pada kedua
telinga. Diketahui bahwa pasien adalah buruh pabrik,
dari tes bisik bisa dengar pada jarak 3 M, tes rinne (+)
pada kedua telinga, tes weber lateralisasi ke kanan,
Apakah pemeriksaan lanjutan yang disarankan pada
pasien tersebut ?
a. Audiometri
b. Otoacustic emission
c. BERA
d. VRA
e. Play audiometri
Soal 59
Perempuan usia 46 tahun datang ke poli THT
mengeluh penurunan pendengaran pada kedua
telinga. Diketahui bahwa pasien adalah buruh
pabrik, dari tes bisik bisa dengar pada jarak 3 M,
tes rinne (+) pada kedua telinga, tes weber
lateralisasi ke kanan, Apakah pemeriksaan
lanjutan yang disarankan pada pasien tersebut ?

Diagnosis : NIHL
Tuli Sensorineural (2)
Gejala Klinis
a. Penurunan pendengaran progresif, simetris
b. Tinnitus nada tinggi
c. Pasien dapat mendengar suara percakapan tapi sulit memahaminya,
terutama bila diucapkan dengan latar belakang bising (cocktail party
deafness)
d. Bila intensitas ditinggikan, timbul rasa nyeri di telinga (recruitment)
Diagnosis
a. Tes penala : tuli sensorineural
b. Pemeriksaan audiometri nada murni : tuli saraf nada tinggi, bilateral
c. Pemeriksaan audiometri nada tutur : gangguan diskriminasi wicara
Presbiaskusis Noise Induced Hearing Loss(NIHL)
Khas • Disebabkan pajanan bising yang
Tuli Sensorineural cukup keras dalam waktu lama
Usia >65 tahun • Pemeriksaan audiometri nada
Bilateral murni : tuli sensori neural pada
Terapi : Alat Bantu dengar frekuensi 3000-6000 Hz
Noice Induce Hearing Loss
(NIHL) (2)
Tuli sensorineural
akibat pajanan bising Batas Pajanan :
secara terus-menerus. 85 dB 8 jam

88 dB 4 jam

Klinis : 91 dB 2 jam

• takik (notch) pada 94 dB 1 jam

frekuensi 4.000Hz 97 dB 30 menit


Klasifikasi Tuli
Audiogram Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Interpretasi
AC=BC, <25 dB + Lateralisasi (-) Sama dengan Normal
AC dan BC berimpit, tidak pemeriksa
ada air-bone gap
BC normal, <25 dB - Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif
AC >25 dB telinga yang
Antara AC dan BC sakit
terdapat air-bone gap
AC dan BC >25 dB + Lateralisasi ke Memendek Tuli
AC dan BC berimpit, tidak telinga yang Sensorineural
ada air-bone gap sehat
BC >25 dB - Lateralisasi ke Memendek Tuli Campuran
AC > BC, terdapat air- telinga yang
bone gap sehat
Jawaban lainnya

b. Otoacustic emission : kurang tepat

c. BERA : kurang tepat

d. VRA : kurang tepat

e. Play audiometri : kurang tepat


Soal 59
Perempuan usia 46 tahun datang ke poli THT mengeluh penurunan
pendengaran pada kedua telinga.Diketahui bahwa pasien adalah
buruh pabrik, dari tes bisik bisa dengar pada jarak 3 M, tes rinne
(+) pada kedua telinga, tes weber lateralisasi ke kanan, Apakah
pemeriksaan lanjutan yang disarankan pada pasien tersebut ?
a. Audiometri
b. Otoacustic emission
c. BERA
d. VRA
e. Play audiometri
Soal 60
Laki-laki 37 tahun datang dengan keluhan pilek dengan secret
kuning kehijauan berbau busuk sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
disertai rasa nyeri di region inferior mata dan terkadang seperti
ada lender yang mengalir di tenggorokannya. Diketahui pasien
sebelumnya sakit gigi dan gusi bengkak. Pada tes transiluminasi
salah satu bagian pipi terdapat bagian yang gelap. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
a. Sinusitis maxilaris
b. Sinusitis maxilaris dentogen
c. Sinusitis maxilaris rhinogen
d. Sinusitis maxilaris kronis
e. Rhinosinusitis akut
Soal 60
Laki-laki 37 tahun datang dengan keluhan pilek dengan
secret kuning kehijauan berbau busuk sejak 2 minggu
yang lalu. Keluhan disertai rasa nyeri di region inferior
mata dan terkadang seperti ada lender yang mengalir di
tenggorokannya. Diketahui pasien sebelumnya sakit gigi
dan gusi bengkak. Pada tes transiluminasi salahsatu
bagian pipi terdapat bagian yang gelap. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?

Diagnosis : Sinusitis maxilaris dentogen


Sinusitis (3A)
Inflamasi pada mukosa sinus paranasal akibat
infeksi, umunya disertai atau dipicu oleh rhinitis
sehingga disebut rinosinusitis. penyebabnya
terutama viral dan bacterial.

Klasifikasi :
• Waktu:
• Sinusitis skut (<4minggu),
• Sinusitis subakut (4 minggu – 3 bulan),
• Sinusitis Kronis (>3 bulan).
• Tempat :
• Sinus maksila, Sinus Frontal, Sinus Etmoid, Sinus Sfenoid.
Diagnosis
• Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada
wajah (nyeri pipi menandakan sinusitis maksila)
• nyeri di belakang kedua bola mata menandakan
sinusitis etmoid,
• nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis
frontalis,
• nyeri di vertex, oksipital dan daerah mastoid
menandakan sinusitis sfenoid),
• secret hidung purulent, sering turun ke tenggorok (post
nasal drip),
Diagnosis
• Foto polos radiologis
memberikan gambaran
perselubungan, air-fluid
level, dan penebalan
mukosa sinus.
• Waters → sinus maksila,
frontal dan etmoid.
• Postero-Anterior → sinus
frontal.
• Lateral → frontal,
sfenoid, etmoid.
• Caldwell : Sinus Frontalis.
Tatalaksana

• Akut: simptomatis (dekongestan, analgesic),


antibiotik (amoksisilin, atau amoksisilin +
klavulanat) diberikan selama 10-14 hari.
• Kronis: umumya tidak responsive terhadap
antibiotic, mungkin diperlukan bedah sinus
endoskopi fungsional (FESS)
Jawaban Lainnya

a. Sinusitis maxilaris : nyeri tekan pipi, post nasal drip

c. Sinusitis maxilaris rhinogen : nyeri tekan pipi, post nasal


drip, penyebab oleh rhinitis kronis

d. Sinusitis maxilaris kronis : nyeri tekan pipi, post nasal


drip, gejala > 3bulan

e. Rhinosinusitis akut : nyeri tekan pipi, post nasal drip,


gejala < 3bulan
Soal 60
Laki-laki 37 tahun datang dengan keluhan pilek dengan secret
kuning kehijauan berbau busuk sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
disertai rasa nyeri di region inferior mata dan terkadang seperti
ada lender yang mengalir di tenggorokannya. Diketahui pasien
sebelumnya sakit gigi dan gusi bengkak. Pada tes transiluminasi
salah satu bagian pipi terdapat bagian yang gelap. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
a. Sinusitis maxilaris
b. Sinusitis maxilaris dentogen
c. Sinusitis maxilaris rhinogen
d. Sinusitis maxilaris kronis
e. Rhinosinusitis akut
Soal 61
Pria 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan setelah berenang. Pada
pemeriksaan didapatkan membran timpani perforasi
dengan tepi perforasi rata, licin, dan tebal. Apakah
edukasi yang tepat diberikan kepada pasien?
a. Berenang sebaiknya di air yang mengalir
b. Jangan sering mengorek telinga
c. Menghindari air masuk ke dalam telinga
d. Tympanoplasti
e. Sering mengunyah permen karet
Soal 61

Pria 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


keluar cairan dari telinga kanan setelah berenang.
Pada pemeriksaan didapatkan membran timpani
perforasi dengan tepi perforasi rata, licin, dan
tebal. Apakah edukasi yang tepat diberikan
kepada pasien?

Diagnosis : OMA Perforasi


Otitis Media Akut (4A)

Inflamasi pada telinga bagian tengah < 3


minggu.

Etiologi :
• Streptococcus pneumonia dan Hemophilus
influenza
Stadium
• Oklusi: Tuba tersumbat →
retraksi membrane timpani.
penurunan pendengaran,
demam (-), Nyeri (-).
Terapi : Dekongestan
(efedrin 0,5-1%)
• Hiperemis: Inflamasi
membrane timpani →
Hiperemis. Penurunan
pendengaran, Demam(+),
Nyeri (+).
Terapi : Dekongestan +
Antibiotik.
Stadium
• Supuratif : Membran timpani
menonjol (bulging). Penurunan
pendengaran, demam tinggi
(+), sangat nyeri (+).
Terapi : Antibiotik +
Miringotomi
• Perforasi : Ruptur membrane
timpani (perforasi) → secret
mengalir keluar. Penurunan
pendengaran, demam (-), nyeri
(-).
Terapi : Antibiotik (ofloxacin
2x5–10 gtt) + Ear toilet (H2O2
3%) selama 3-5 hari
• Resolusi: Penutupan membrane timpani
(perforasi menutup) → secret mongering,
demam (-), nyeri (-), cairan (-). Dapat berlanjut
menjadi OMSK (jika penutupan tidak
sempurna. Terapi : Observasi

*Antibiotik : Amoksisilin 3x500mg 5-7 hari atau


amoksisilin + klavulanak 2 x 875mg/125mg.
Sefalosporin (cefixime 2x200mg, cefadroxil
2x500mg).
Jawaban lainnya

a. Jangan sering mengorek telinga : Kurang tepat

b. Menghindari air masuk ke dalam telinga : Kurang tepat

d. Sering mengunyah permen karet : Kurang tepat

e. Sering mengunyah permen karet : Kurang tepat


Soal 61
Pria 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan setelah berenang. Pada
pemeriksaan didapatkan membran timpani perforasi
dengan tepi perforasi rata, licin, dan tebal. Apakah edukasi
yang tepat diberikan kepada pasien?
a. Berenang sebaiknya di air yang mengalir
b. Jangan sering mengorek telinga
c. Menghindari air masuk ke dalam telinga
d. Tympanoplasti
e. Sering mengunyah permen karet
Soal 62
Laki-laki 52 tahun datang ke poli mengeluh adanya
penurunan pendengaran yang dirasakan sudah 1
tahun lamanya. Pada pemeriksaan audiometri
didapatkan ambang pendengaran sebesar 100 dB.
Apakah kesimpulan dari penyakit pasien tersebut ?
a. tuli derajat sedang
b. tuli derajat sedang-berat
c. tuli derajat berat
d. tuli derajat sangat berat
e. tuli derajat ringan
Soal 62

Laki-laki 52 tahun datang ke poli mengeluh adanya


penurunan pendengaran yang dirasakan sudah 1
tahun lamanya. Pada pemeriksaan audiometri
didapatkan ambang pendengaran sebesar 100 dB.
Apakah kesimpulan dari penyakit pasien tersebut ?

Diagnosis : Tuli derajat sangat berat


Klasifikasi Tuli
Audiogram Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Interpretasi
AC=BC, <25 dB + Lateralisasi (-) Sama dengan Normal
AC dan BC berimpit, tidak pemeriksa
ada air-bone gap
BC normal, <25 dB - Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif
AC >25 dB telinga yang
Antara AC dan BC sakit
terdapat air-bone gap
AC dan BC >25 dB + Lateralisasi ke Memendek Tuli
AC dan BC berimpit, tidak telinga yang Sensorineural
ada air-bone gap sehat
BC >25 dB - Lateralisasi ke Memendek Tuli Campuran
AC > BC, terdapat air- telinga yang
bone gap sehat
Derajat Tuli

1. 0–25 dB : Normal
2. 26–40 dB : Tuli ringan
3. 41–55 dB : Tuli sedang
4. 56–70 dB : Tuli sedang-berat
5. 71–90 dB : Tuli berat
6. >90 dB : Tuli sangat berat
Jawaban Lainnya

a. tuli derajat sedang : 41-54 db

b. tuli derajat sedang-berat : 55-69 db

c. tuli derajat berat : 70-89 db

e. tuli derajat ringan : 25-40 db


Soal 62
Laki-laki 52 tahun datang ke poli mengeluh adanya
penurunan pendengaran yang dirasakan sudah 1
tahun lamanya. Pada pemeriksaan audiometri
didapatkan ambang pendengaran sebesar 100 dB.
Apakah kesimpulan dari penyakit pasien tersebut ?
a. tuli derajat sedang
b. tuli derajat sedang-berat
c. tuli derajat berat
d. tuli derajat sangat berat
e. tuli derajat ringan
Soal 63
Seorang anak 8 tahun datang ke poli dengan keluhan telinga
terasa penuh sejak 2 hari yang lalu. Keluhan sudah dirasakan
sejak 2 tahun terakhir. Keluhan tanpa disertai nyeri, demam dan
keluar cairan dari telinga. Pasien memiliki riwayat pilek, ingus
bening dan bersin-bersin. Pada pemeriksaan membran timpani
intak dan berwarna keruh. Apakah kemungkinan diagnose pada
pasien tersebut ?
a. Miringitis serosa
b. Otitis media serosa
c. Otitis media supuratif kronis
d. Obstruksi tuba eustachii
e. Otitis media akut
Soal 63
Seorang anak 8 tahun datang ke poli dengan keluhan
telinga terasa penuh sejak 2 hari yang lalu. Keluhan sudah
dirasakan sejak 2 tahun terakhir. Keluhan tanpa disertai
nyeri,demam dan keluar cairan dari telinga. Pasien
memiliki riwayat pilek, ingus bening dan bersin-bersin.
Pada pemeriksaan membran timpani intak dan berwarna
keruh. Apakah kemungkinan diagnose pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Otitis media serosa


Otitis Media Serosa (3A)

Disebut juga otitis media efusi, keadaan


terbentuknya sekret di telinga tengah secara
tiba-tiba yang disebabkan oleh ganguan
fungsi tuba.

Etiologi
Sumbatan tuba, virus, alergi, idiopatik.
Diagnosis
Gejala: Pemeriksaan tambahan :
a. Pendengaran berkurang, a. Otoskopi (terlihat
b. rasa tersumbat pada retraksi membrane
telinga, timpani)
c. suara sendiri lebih b. Terdapat gelembung
terdengar pada telinga udara (bubble) atau
yang sakit (diplacusis terdapat permukaan
binauralis), cairan dalam cavum
d. nyeri telinga, timpani (air fluid level).
e. Tampak cairan serosa. c. Pemeriksaan Garputala
(tuli konduktif)
Otitis Media Serosa
Tatalaksana

a. Medikamontosa: vasokontiktor local (tetes


hidung), antihistamin.
b. Non Medikamentosa: miringitomi,
perasat valsava, dan pemasangan pipa
ventilasi (Grommet)
Jawaban lainnya

a. Miringitis serosa : tidak ada


c. Otitis media supuratif kronis : nyeri telinga
tengah, buldging (+), nyeri hebat
d. Obstruksi tuba eustachii : penurunan
pendengaran
e. Otitis media akut : nyeri telinga tengah
Soal 63
Seorang anak 8 tahun datang ke poli dengan keluhan telinga
terasa penuh sejak 2 hari yang lalu. Keluhan sudah dirasakan
sejak 2 tahun terakhir. Keluhan tanpa disertai nyeri,demam dan
keluar cairan dari telinga. Pasien memiliki riwayat pilek, ingus
bening dan bersin-bersin. Pada pemeriksaan membran timpani
intak dan berwarna keruh. Apakah kemungkinan diagnose pada
pasien tersebut ?
a. Miringitis serosa
b. Otitis media serosa
c. Otitis media supuratif kronis
d. Obstruksi tuba eustachii
e. Otitis media akut
Soal 64
Seorang wanita 40 tahun datang ke poli degan keluhan pusing
berputar sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan ketika terjadi
perubahan posisi kepala ke kanan lebih berat daripada ke kiri.
Keluhan tidak berlangsung lama kadang disertai mual tapi tidak
sampai muntah. 1 tahun yg lalu pasien mengeluhkan telinga
kanan mengalami penurunan pendengaran yang hilang timbul.
Pada pemeriksaan membran timpani intak, tidak ada tanda
peradangan dan benda asing. Apakah hasil pemeriksaan
garputala yang diharapkan pada pasien tersebut ?
a. Tes rinne telinga kanan positif
b. Tes schwabah telinga kanan memanjang
c. Tes weber tidak ada lateralisasi
d. Tes rinne telinga kiri negatif
e. Tes schwabah telinga kiri memanjang
Soal 64
Seorang wanita 40 tahun datang ke poli degan keluhan pusing
berputar sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan ketika terjadi
perubahan posisi kepala ke kanan lebih berat daripada ke kiri.
Keluhan tidak berlangsung lama kadang disertai mual tapi tidak
sampai muntah. 1 tahun yg lalu pasien mengeluhkan telinga
kanan mengalami penurunan pendengaran yang hilang timbul.
Pada pemeriksaan membran tmpani intak, tidak ada tanda
peradangan dan benda asing .Apakah hasil pemeriksaan
garputala yang diharapkan pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Tuli Sensorineural


Tuli Sensorineural
Gejala Klinis
a. Penurunan pendengaran progresif, simetris
b. Tinnitus nada tinggi
c. Pasien dapat mendengar suara percakapan tapi sulit memahaminya,
terutama bila diucapkan dengan latar belakang bising (cocktail party
deafness)
d. Bila intensitas ditinggikan, timbul rasa nyeri di telinga (recruitment)
Diagnosis
a. Tes penala : tuli sensorineural
b. Pemeriksaan audiometri nada murni : tuli saraf nada tinggi, bilateral
c. Pemeriksaan audiometri nada tutur : gangguan diskriminasi wicara
Presbiaskusis Noise Induced Hearing Loss(NIHL)
Khas • Disebabkan pajanan bising yang
Tuli Sensorineural cukup keras dalam waktu lama
Usia >65 tahun • Pemeriksaan audiometri nada
Bilateral murni : tuli sensori neural pada
Terapi : Alat Bantu dengar frekuensi 3000-6000 Hz
Klasifikasi Tuli
Audiogram Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Interpretasi
AC=BC, <25 dB + Lateralisasi (-) Sama dengan Normal
AC dan BC berimpit, tidak pemeriksa
ada air-bone gap
BC normal, <25 dB - Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif
AC >25 dB telinga yang
Antara AC dan BC sakit
terdapat air-bone gap
AC dan BC >25 dB + Lateralisasi ke Memendek Tuli
AC dan BC berimpit, tidak telinga yang Sensorineural
ada air-bone gap sehat
BC >25 dB - Lateralisasi ke Memendek Tuli Campuran
AC > BC, terdapat air- telinga yang
bone gap sehat
Jawaban lainnya

b. Tes schwabah telinga kanan memanjang :


Kurang tepat
c. Tes weber tidak ada lateralisasi : Normal
d. Tes rinne telinga kiri negatif : tuli konduksi
e. Tes schwabah telinga kiri memanjang : kurang
tepat
Soal 64
Seorang wanita 40 tahun datang ke poli degan keluhan pusing
berputar sejak hari yang lalu. Keluhan dirasakan ketika terjadi
perubahan posisi kepala ke kanan lebih berat daripada ke kiri.
Keluhan tidak berlangsung lama kadang disertai mual tapi tidak
sampai muntah. 1 tahun yg lalu pasien mengeluhkan telinga kanan
mengalami penurunan pendengaran yang hilang timbul. Pada
pemeriksaan membran tmpani intak, tidak ada tanda peradangan
dan benda asing. Apakah hasil pemeriksaan garputala yang
diharapkan pada pasien tersebut ?
a. Tes rinne telinga kanan positif
b. Tes schwabah telinga kanan memanjang
c. Tes weber tidak ada lateralisasi
d. Tes rinne telinga kiri negatif
e. Tes schwabah telinga kiri memanjang
Soal 65
Seorang wanita 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
keluar cairan dari telinga sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengaku sempat batuk pilek dan hidung tersumbat sekitar 1 bulan
lebih. Pada pemeriksaan didapatkan robekan membrane timpani,
hiperemis, secret (+). Apakah diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut ?
a. Otitis media stadium Hiperemis
b. Otitis media stadium Resolusi
c. Otitis media stadium Oklusi
d. Otitis media stadium Perforasi
e. OMSK
Soal 65

Seorang wanita 20 tahun datang ke puskesmas


dengan keluhan keluar cairan dari telinga sejak 1
minggu yang lalu. Pasien mengaku sempat batuk
pilek dan hidung tersumbat sekitar 1 bulan lebih.
Pada pemeriksaan didapatkan robekan membrane
timpani, hiperemis, secret (+). Apakah diagnosis
yang tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Otitis media stadium Perforasi


Otitis Media Akut (4A)

Inflamasi pada telinga bagian tengah < 3


minggu.

Etiologi :
• Streptococcus pneumonia dan Hemophilus
influenza
Stadium
• Oklusi: Tuba tersumbat →
retraksi membrane timpani.
penurunan pendengaran,
demam (-), Nyeri (-).
Terapi : Dekongestan
(efedrin 0,5-1%)
• Hiperemis: Inflamasi
membrane timpani →
Hiperemis. Penurunan
pendengaran, Demam(+),
Nyeri (+).
Terapi : Dekongestan +
Antibiotik.
Stadium
• Supuratif : Membran timpani
menonjol (bulging). Penurunan
pendengaran, demam tinggi
(+), sangat nyeri (+).
Terapi : Antibiotik +
Miringotomi
• Perforasi : Ruptur membrane
timpani (perforasi) → secret
mengalir keluar. Penurunan
pendengaran, demam (-), nyeri
(-).
Terapi : Antibiotik (ofloxacin
2x5–10 gtt) + Ear toilet (H2O2
3%) selama 3-5 hari
• Resolusi: Penutupan membrane timpani
(perforasi menutup) → secret mongering,
demam (-), nyeri (-), cairan (-). Dapat berlanjut
menjadi OMSK (jika penutupan tidak
sempurna. Terapi : Observasi

*Antibiotik : Amoksisilin 3x500mg 5-7 hari atau


amoksisilin + klavulanak 2 x 875mg/125mg.
Sefalosporin (cefixime 2x200mg, cefadroxil
2x500mg).
Jawaban Lainnya

a. Otitis media stadium Hiperemis : MT hiperemis


b. Otitis media stadium Resolusi : MT perforasi,
sekret (-)
c. Otitis media stadium Oklusi : Penurunan
pendengaran, cone of light (-)
e. OMSK : nyeri telinga tengah, MT perforasi > 3
bulan
Soal 65
Seorang wanita 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
keluar cairan dari telinga sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengaku sempat batuk pilek dan hidung tersumbat sekitar 1 bulan
lebih. Pada pemeriksaan didapatkan robekan membrane timpani,
hiperemis, secret (+). Apakah diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut ?
a. Otitis media stadium Hiperemis
b. Otitis media stadium Resolusi
c. Otitis media stadium Oklusi
d. Otitis media stadium Perforasi
e. OMSK
Soal 66
Perempuan 15 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pusing
sudah 1 minggu terutama saat menunduk. Sudah 2 bulan ini
pasien pilek di pagi hari serta keluar ingus warna hijau dan
berbau, terkadang ada lendir yang mengalir di tenggorokannya.
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan mukosa
hiperemi. Nyeri tekan bagian pipi. Apakah pemeriksaan yang tepat
untuk membantu menegakkan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Tes alergi
b. Foto polos skull AP
c. Foto Waters
d. Barium Enema
e. MRI
Soal 66
Perempuan 15 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing sudah 1 minggu terutama saat menunduk. Sudah 2 bulan
ini pasien pilek di pagi hari serta keluar ingus warna hijau dan
berbau,terkadang ada lendir yang mengalir di tenggorokannya.
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan mukosa
hiperemi. Nyeri tekan bagian pipi. Apakah pemeriksaan yang
tepat untuk membantu menegakkan diagnosis pada pasien
tersebut?

Diagnosis : Sinusitis Maksilaris


Sinusitis (3A)
Inflamasi pada mukosa sinus paranasal akibat
infeksi, umunya disertai atau dipicu oleh rhinitis
sehingga disebut rinosinusitis. penyebabnya
terutama viral dan bacterial.

Klasifikasi :
• Waktu:
• Sinusitis skut (<4minggu),
• Sinusitis subakut (4 minggu – 3 bulan),
• Sinusitis Kronis (>3 bulan).
• Tempat :
• Sinus maksila, Sinus Frontal, Sinus Etmoid, Sinus Sfenoid.
Diagnosis
• Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada
wajah (nyeri pipi menandakan sinusitis maksila)
• nyeri di belakang kedua bola mata menandakan
sinusitis etmoid,
• nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis
frontalis,
• nyeri di vertex, oksipital dan daerah mastoid
menandakan sinusitis sfenoid),
• secret hidung purulent, sering turun ke tenggorok (post
nasal drip),
Diagnosis
• Foto polos radiologis
memberikan gambaran
perselubungan, air-fluid
level, dan penebalan
mukosa sinus.
• Waters → sinus maksila,
frontal dan etmoid.
• Postero-Anterior → sinus
frontal.
• Lateral → frontal,
sfenoid, etmoid.
• Caldwell : Sinus Frontalis.
Tatalaksana

• Akut: simptomatis (dekongestan, analgesic),


antibiotik (amoksisilin, atau amoksisilin +
klavulanat) diberikan selama 10-14 hari.
• Kronis: umumya tidak responsive terhadap
antibiotic, mungkin diperlukan bedah sinus
endoskopi fungsional (FESS)
Jawaban lainnya

a. Tes alergi : kurang tepat

b. Foto polos skull AP : kurang tepat

d. Barium Enema: kurang tepat

e. MRI : kurang tepat


Soal 66
Perempuan 15 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pusing
sudah 1 minggu terutama saat menunduk. Sudah 2 bulan ini
pasien pilek di pagi hari serta keluar ingus warna hijau dan
berbau,terkadang ada lendir yang mengalir di tenggorokannya.
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan mukosa
hiperemi. Nyeri tekan bagian pipi. Apakah pemeriksaan yang tepat
untuk membantu menegakkan diagnosis pada pasien tersebut?
a. Tes alergi
b. Foto polos skull AP
c. Foto Waters
d. Barium Enema
e. MRI
Soal 67

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke poli dengan keluhan


penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu. Pasien
merupakan seorang pekerja pabrik mesin otomotif. Pada hasil
audiometri mada murni didapatkan telinga kanan 30 dB
sedangkan telinga kiri 45 dB. Apakah diagnosis pada kasus
tersebut ?
a. Telinga kanan tuli ringan, telinga kiri sedang
b. Telinga kanan telinga kanan dan kiri tuli sedang
c. Telinga kanan tuli sedang, telinga kiri tuli berat
d. Telinga kanan tuli ringan, telinga kiri tuli sedang berat
e. Telinga kanan tuli sedang, telinga kiri tuli berat
Soal 67
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke poli
dengan keluhan penurunan pendengaran sejak 6
bulan yang lalu.Pasien merupakan seorang pekerja
pabrik mesin otomotif. Pada hasil audiometri
mada murni didapatkan telinga kanan 30 dB
sedangkan telinga kiri 45 dB. Apakah diagnosis
pada kasus tersebut ?

Diagnosis : Tuli Sensorineural


Tuli (2)

1. Tuli Konduktif
Disebabkan oleh kelainan yang terdapat di
telinga luar (atresia di telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna sirkumkripta, osteatoma
liang telinga) dan kelainan telinga tengah (tuba
katar/sumbatan tuba eustachius, otitis media,
otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum
dan dislokasi tulang pendengaran)
2. Tuli Sensorineural
Penurunan pendengaran akibat gangguan pada
struktur telinga dalam (koklea) atau saraf
vestibulokoklear.
Etiologi:
• Tuli sensorineural koklea (aplasia (kongenital),
labirinitis (oleh bakteri, virus),
• Intoksikasi obat streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, asetosal atau alcohol)
• Tuli mendadak/sudden deafness (trauma kapitis,
trauma akustik dan pajanan bising)
Klasifikasi Tuli
Audiogram Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Interpretasi
AC=BC, <25 dB + Lateralisasi (-) Sama dengan Normal
AC dan BC berimpit, tidak pemeriksa
ada air-bone gap
BC normal, <25 dB - Lateralisasi ke Memanjang Tuli Konduktif
AC >25 dB telinga yang
Antara AC dan BC sakit
terdapat air-bone gap
AC dan BC >25 dB + Lateralisasi ke Memendek Tuli
AC dan BC berimpit, tidak telinga yang Sensorineural
ada air-bone gap sehat
BC >25 dB - Lateralisasi ke Memendek Tuli Campuran
AC > BC, terdapat air- telinga yang
bone gap sehat
Derajat Tuli

1. 0–25 dB : Normal
2. 26–40 dB : Tuli ringan
3. 41–55 dB : Tuli sedang
4. 56–70 dB : Tuli sedang-berat
5. 71–90 dB : Tuli berat
6. >90 dB : Tuli sangat berat
Jawaban lainnya
b. Telinga kanan tuli sedang dan kiri tuli sedang : Kurang
tepat
c. Telinga kanan tuli sedang, telinga kiri tuli berat : Kurang
tepat
d. Telinga kanan tuli ringan, telinga kiri tuli sedang berat :
Kurang tepat
e. Telinga kanan tuli sedang, telinga kiri tuli berat : Kurang
tepat
Soal 67

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke poli dengan keluhan


penurunan pendengaran sejak 6 bulan yang lalu. Pasien
merupakan seorang pekerja pabrik mesin otomotif. Pada hasil
audiometri mada murni didapatkan telinga kanan 30 dB
sedangkan telinga kiri 45 dB. Apakah diagnosis pada kasus
tersebut ?
a. Telinga kanan tuli ringan, telinga kiri sedang
b. Telinga kanan tuli sedang dan kiri tuli sedang
c. Telinga kanan tuli sedang, telinga kiri tuli berat
d. Telinga kanan tuli ringan, telinga kiri tuli sedang berat
e. Telinga kanan tuli sedang, telinga kiri tuli berat
Soal 68
Laki-laki 18 tahun datang ke poli dengan keluhan bintitan pada
kelopak atas mata kiri sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya ia telah
berobat ke puskesmas dan diberikan salep antibiotik, tetapi tidak
ada perubahan. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan papul di
palpebra superior, tanpa tanda radang dan tidak nyeri. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?
a. Hordeolum
b. Kalazion
c. Blefaritis
d. Selulitis orbita
e. Herpes zoster
Soal 68

Laki-laki 18 tahun datang ke poli dengan keluhan


bintitan pada kelopak atas mata kiri sejak 3 hari yang
lalu. Sebelumnya ia telah berobat ke puskesmas dan
diberikan salep antibiotik, tetapi tidak ada perubahan.
Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan papul di
palpebra superior, tanpa tanda radang dan tidak nyeri.
Apakah diagnosis pasien tersebut ?

Diagnosis : Kalazion
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Hordeolum Hordeolum
Kalazion
Eksternum Internum
Definisi Peradangan supuratif Peradangan supuratif Peradangan
akut pada kelenjar akut pada kelenjar granulomatosa kronik
Zeis atau Moll Meibom non-infektif pada
kelenjar Meibom

Etiologi Infeksi Staphylococcus Infeksi stafilokokal Proliferasi dan reaksi


aureus (primer) atau kalazion granulomatosa dari
yang terinfeksi dinding kelenjar
(sekunder)
Manifestasi Benjolan merah mengkilat, hangat, edema dan nyeri Benjolan lunak hingga
Klinis tekan (lebih nyeri pada hordeolum internum) pada tepi keras, tidak nyeri, tidak
palpebra hiperemis
Terapi • Kompres hangat 3x sehari @10 menit Konservatif
• Jaga kebersihan kelopak mata • Injeksi intralesi
• Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin 3x1; steroid
salep kloramfenikol 3x1; tetes mata (triamsinolon 40
kloramfenikol 12x1) mg/ml sebanyak
• Antibiotik oral (eritromisin 2x500mg atau 0,10-0,20 ml)
Dikloksasilin 125-250, 4x1 selama 3 hari) • Ekokleasi kalazion
• Insisi dan drainase abses
Jawaban lainnya

a. Hordeolum : benjolan nyeri pada kelopak mata

c. Blefaritis : benjolan kelopak mata, krusta (+)

d. Selulitis orbita : Hiperemis batas tidak jelas

e. Herpes zoster : lesi dendritik, lakrimasi (+)


Soal 68
Laki-laki 18 tahun datang ke poli dengan keluhan bintitan pada
kelopak atas mata kiri sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya ia telah
berobat ke puskesmas dan diberikan salep antibiotik, tetapi tidak
ada perubahan. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan papul di
palpebra superior, tanpa tanda radang dan tidak nyeri. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?
a. Hordeolum
b. Kalazion
c. Blefaritis
d. Selulitis orbita
e. Herpes zoster
Soal 69
Wanita 48 tahun datang ke poli dengan keluhan mata kiri
merah, nyeri, terdapat pelangi saat melihat cahaya sejak
kemarin. Pasien mengalami mual dan muntah. Ini adalah
keluhan pertama. Pasien menyangkal memiliki riwayat
penyakit kronis. Pada pemeriksaan ditemukan adanya
edema kornea. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Glaukoma akut sudut tertutup
b. Glaukoma kronik
c. Retinopati hipertensi
d. Keratitis
e. Katarak
Soal 69
Wanita 48 tahun datang ke poli dengan keluhan mata kiri
merah, nyeri, terdapat pelangi saat melihat cahaya sejak
kemarin. Pasien mengalami mual dan muntah. Ini adalah
keluhan pertama. Pasien menyangkal memiliki riwayat
penyakit kronis. Pada pemeriksaan ditemukan adanya
edema kornea. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Glaukoma akut sudut tertutup


Glaukoma (3B)

• Neuropati optik yang ditandai dengan adanya


kerusakan elemen jaringan ikat dan saraf dari
diskus optic dan adanya disfungsi visual,
dengan atau tanpa peningkatan TIO

Pemeriksaan Glaukoma
• Perimetri/tes konfrontasi (melihat lapang
pandang), tonometri (Menilai TIO), gonioskopi
(melihat sudut iridokornea), funduskopi (Menilai
CD (cup-disc) ratio.
Klasifikasi
Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Glaukoma • Mata merah, berair, Terapi awal untuk mencapai target
akut/sudut visus turun TIO
tertutup : mendadak, nyeri, • Carbonic anhydrase inhibitor 
Obstruksi mual, muntah, halo Acetazolamid HCl tab 500 mg,
trabekula oleh sign dilanjutkan 4x250
iris perifer • TIO > 21 mmHg, • β- Bloker  Timolol 0,5 % 2x1
injeksi konjungtiva, • Steroid topikal + antibiotik 4x1
edema kornea, pupil • Kolinergik/mitotic  Pilokarpin HCl
midriasis, COA 0,50% 2-4x 1gtt
dangkal • Tetes KCl 0,5% 2x1 tetes/hari
• Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma • Biasanya • β- Bloker  Timolol maleat 0,5%
kronis/sudut asimptomatik. 2x1 gtt
terbuka : • Penurunan lapang • Definitif: trabekulotomi
Disfungsi pandang.
trabekula • TIO biasanya normal
• CD Ratio > 0,5
Retinopati Hipertensi (2)

Kelainan Definisi Etiologi Klinis Pemeriksaan


Retinopati Suatu kondisi • Vasokontriksi • Mata tenang Funduskopi
Hipertensi dengan pembuluh • Visus turun 1)Akut : hard exudates,
karakteristik per darah perlahan retinal edema, cotton
ubahan • Perubahan • Riwayat wool, flame-shaped
vaskularisasi arterioskleroti hipertensi (+). hemorrhages,
retina pada k papilledema
penderita • Peingkatan 2)Kronis : AV nicking,
hipertensi permeabilitias arteriosclerosis
vaskular (copper/silver wiring),
cotton wool, flame-
shaped hemorrhages,
macro aneurysm, retinal
vessel occlusion
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia

Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri • Geografika • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Vesikel +/- selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus • Gel mata ganciclovir
0.15% 5x1
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Katarak (2)
Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
penurunan tajam pengelihatan.

Etiologi
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract :
• Senile cataract • Electric cataract
• Traumatic cataract • Radiational cataract
• Complicated cataract • Toxic cataract
• Metabolic cataract • Cataract associated with skin/
osseous diseases
1. Katarak Kongenital
• Umumnya karena infeksi intrauterin (Rubella)
• Pemeriksaan fisik → refleks merah abnormal
atau ada leukokoria. Bila tidak diobati dapat
menyebabkan ambliopia (penurunan visus
yang tidak dapat dikoreksi menjadi normal,
akibat gangguan pada nervus optikus) bahkan
kebutaan.
• Tatalaksana → pembedahan, dilakukan
sebelum usia 2 bulan agar perkembangan
visus tidak terganggu
2. Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermature
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test (-) (+) (-) Pseudo positif
Visus Normal < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis dan
(fakomorfik) Glaukoma
(Fakolitik)
3. Katarak Traumatik
• Pada trauma tumpul. Khas gambaran stelata
(opasitas berbentuk bintang)
• Shadow Test: sinar masuk dengan sudut 45°,
positif jika sinar akan dipantulkan mengenai iris
sehingga terbentuk bayangan iris pada lensa.
Tatalaksana
• Farmakologi → Bertujuan untuk memperbaiki fungsi
visual sementara, memperlambat pertumbuhan katarak
( ↓ sorbitol, aspirin, vit C dan E)
• Pembedahan
Metode Cara Keterangan
 Indikasi :
Katarak tak stabil, menggembung,
EKIK (Ekstraksi hipermatur, terluksasi
Membuang lensa dan kapsul
Katarak  Kontraindikasi
secara keseluruhan
Intrakapsular) 1. Absolut: anak, ruptur kapsul krn trauma.
2. Relatif: miop tinggi, marfan, morgagni,
vitrous ke COA
EKEK (ekstraksi Membuang nukleus dan korteks Irisan kecil, risiko astigmat rendah,
katarak melalui kapsul anterior lalu tidak dapat pada pasien dengan zonula
ekstrakapsular) menanam IOL lemah
SICS (small Baik untuk sklerosis nukleus derajat 2
Irisan sangat kecil, hampir tidak
incision cataract dan 3, subkapsular posterior, awal
butuh jahitan
surgery) kortikalis
Menggunakan ultrasonik untuk
EKEK +
memecah nukleus dan
fakoemulsifikasi
mengaspirasi lensa
Jawaban Lainnya

b. Glaukoma kronik : TIO meningkat, riwayat


penyakit diabetes

c. Retinopati hipertensi : Cooperwire (+), AV


crossing (+)

d. Keratitis : kelainan refraksi (+), fluorosence (+)

e. Katarak : shadow test (+)/(-)


Soal 69
Wanita 48 tahun datang ke poli dengan keluhan mata kiri
merah, nyeri, terdapat pelangi saat melihat cahaya sejak
kemarin. Pasien mengalami mual dan muntah. Ini adalah
keluhan pertama. Pasien menyangkal memiliki riwayat
penyakit kronis. Pada pemeriksaan ditemukan adanya
edema kornea. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Glaukoma akut sudut tertutup
b. Glaukoma kronik
c. Retinopati hipertensi
d. Keratitis
e. Katarak
Soal 70
Pasien laki-laki 35 tahun datang ke poli dengan penurunan
pengelihatan pada mata kiri sejak 5 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan visus didapatkan penurunan OS 6/4, konjunctiva
hiperemis, erosi pada kornea (+), hipopion(+). Pada pemeriksaan
scheidel test (-). Pasien sering menggunakan lensa kontak. Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Konjunctivitis alergi
b. Keratitis
c. Ulkus kornea
d. Glaucoma
e. Uveitis
Soal 70
Pasien laki-laki 35 tahun datang ke poli dengan penurunan
pengelihatan pada mata kiri sejak 5 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan visus didapatkan penurunan OS 6/4,
konjunctiva hiperemis, erosi pada kornea (+), hipopion(+).
Pada pemeriksaan scheidel test (-) Pasien sering
menggunakan lensa kontak. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut?

Diagnosis : Keratitis
Keratitis (3A)
• Peradangan pada kornea
• Gejala Klinis: Mata merah, visus turun
mendadak, injeksi silier, nyeri, fotofobia

Etiologi
• Bakteri
• Virus
• Jamur
• Protozoa (Acanthamoeba)
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Bakterial: • Penggunaan • Sampel kerokan • Antibiotik topical
1. Stafilokokus lensa kontak kornea (flurokuinolon,
2. Pseudomonas • Riwayat • Pewarnaan Gram : gentamisin, polimiksin
3. Moraksela operasi Giemsa, acid-fast B)
• Riwayat stain • Sikloplegik (atropin)
korpal • Kultur pada blood • Kortikosteroid
agar
untuk organisme
aerobic
Virus • Riwayat HSV • Lesi dendritik (seperti • Acyclovir 5 x 400 mg
1. Herpes / VZV cabang pohon) selama 7 hari (HSV)
Simplex Virus • Nyeri • Geografika • Acyclovir 5 x 800 mg
2. Varicella- dermatomal • Vesikel +/- selama 7-10 hari (VVZ)
Zoster Virus • Gel mata ganciclovir
0.15% 5x1
Etiologi Anamnesis Pemeriksaan Tatalaksana
Jamur • Riwayat trauma • Ulkus putih keabu- • Suspensi mata natamycin
1. Filamentous dengan abuan dengan tepi 5% tetes per 2 jam
fungi tumbuhan meninggi (fusarium, aspergillus),
(Aspergillus, • Feathery finger-like • Tetes mata amphotericin B
Fusarium) extensions 1.5% 1 tetes per jam
2. Yeasts • Lesi satelit kecil multiple (candida)
(Candida) di sekitar lesi utama • Antifungi sistemik
(flukonazol 200 mg)
Protozoa • Riwayat • Opasitas epitel dan • Amebisida
(acanthamoeba) berenang di subepitel halus dan • Kortikosteroid topikal
danau berjalan radial
• Riwayat sepanjang corneal
pemakaian nerves
lensa kontak • Ring-shaped lesion
• Nyeri sangat sentral / parasentral
hebat (stadium lanjut
membentuk abses)
Mata Merah Visus Turun
Gangguan Kornea

Ulkus Kornea
Keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea
bergaung, diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

Etiologi dan Faktor Risiko


a. Bakteri : Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Pseudomonas aeruginosa
b. Fungi : Candida sp, Fusarium sp, Aspergilus sp
c. Virus : HSV, VZV
d. Parasit : Protozoa (Acanthamoeba sp)
e. Autoimun, defisiensi vitamin A, trauma

Klasifikasi
Berdasarkan lokasi
a. Sentral : lokasi di sentral kornea, hampir selalu karna infeksi
b. Marginal : lokasi di perifer kornea, umumnya dimediasi oleh imun
Konjungtivitis Vernal (4A)

Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral,


interstisial, self-limiting dengan insidensi
musiman

Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi

• Steroid topical seperti fluorometholone (tetes


mata 2x1 selama 2minggu), medrysone,
betametasone, dexamethasone
• Stabilizer sel mast seperti tetes mata sodium
kromoglikat 2%
• Antihistamin
Uveitis Anterior/Iridosiklitis (3A)

• Peradangan pada uvea anterior (iris)

Etiologi
• Idiopatik
• Penyakit sistemik (RA, SLE, IBD)
• Infeksi (herpes, TB, sifilis)
• Post Operasi
Diagnosis

Anamnesis
• Nyeri terutama saat malam hari
• Mata merah
• Fotofobia
• Blefarospasme
• Lakrimasi
• Penurunan visus
Diagnosis
• Edema palpebral
• Corneal signs → edema kornea, keratic precipitate
(KP), opasitas kornea posterior.
• Anterior Chamber signs → aqueous cells, aqueous
flare (Tyndal phenomenon), hipopion, hifema,
perubahan kedalaman & sudut anterior chamber
• Iris signs → perubahan pola normal dan warna
iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s
nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris
(rubeosis iridis)
• Pupillary signs → pupil miosis, ireguler, ektropion,
hilangnya reflex pupil, occlusio pupillae
Tatalaksana
Topikal
• Mydriatic cyclopegic drugs (atropine sulfat,
siklopentolat)
• Kortikosteroid (dexamethasone, betamethasone,
hidrokortison, prednisolone)
• Antibiotik

Sistemik
• Kortikosteroid
• NSAID
• Immunosupresan
Jawaban Lainnya

a. Konjunctivitis alergi : lakirmasi, sekret (+)

c. Ulkus kornea : scheidel test (+)

d. Glaucoma : TIO meningkat

e. Uveitis : flare cell (+), tyndal (+)


Soal 70
Pasien laki-laki 35 tahun datang ke poli dengan penurunan
pengelihatan pada mata kiri sejak 5 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan visus didapatkan penurunan OS 6/4, konjunctiva
hiperemis, erosi pada kornea (+), hipopion(+). Pada
pemeriksaan scheidel test (-). Pasien sering menggunakan lensa
kontak. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a. Konjunctivitis alergi
b. Keratitis
c. Ulkus kornea
d. Glaucoma
e. Uveitis
Soal 71
Seorang wanita 67 tahun datang ke poli mengeluh mata kiri
bengkak, merah dan nyeri sejak 1 minggu yang lalu. keluhan ini
disertai demam sejak 4 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan masa soliter 0,5cm, fluktuasi pus (+), hiperemis, nyeri
tekan (+) pada palpebra ocular superior, krustae (-). Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Blefaritis superfisial
b. Blefaritis squamosa
c. Blefaritis angular
d. Meibomianitis
e. Hordeolum
Soal 71
Seorang wanita 67 tahun datang ke poli mengeluh
mata kiri bengkak, merah dan nyeri sejak 1
minggu yang lalu. keluhan ini disertai demam
sejak 4 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan masa soliter 0,5cm, fluktuasi pus (+),
hiperemis, nyeri tekan (+) pada palpebra ocular
superior, krustae (-). Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Hordeolum
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Hordeolum Hordeolum Kalazion
Eksternum Internum
Definisi Peradangan supuratif Peradangan supuratif Peradangan
akut pada kelenjar akut pada kelenjar granulomatosa kronik
Zeis atau Moll Meibom non-infektif pada
kelenjar Meibom

Etiologi Infeksi Staphylococcus Infeksi stafilokokal Proliferasi dan reaksi


aureus (primer) atau kalazion granulomatosa dari
yang terinfeksi dinding kelenjar
(sekunder)
Manifestasi Benjolan merah mengkilat, hangat, edema dan nyeri Benjolan lunak hingga
Klinis tekan (lebih nyeri pada hordeolum internum) pada tepi keras, tidak nyeri, tidak
palpebra hiperemis
Terapi • Kompres hangat 3x sehari @10 menit Konservatif
• Jaga kebersihan kelopak mata • Injeksi intralesi
• Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin 3x1; steroid
salep kloramfenikol 3x1; tetes mata (triamsinolon 40
kloramfenikol 12x1) mg/ml sebanyak
• Antibiotik oral (eritromisin 2x500mg atau 0,10-0,20 ml)
Dikloksasilin 125-250, 4x1 selama 3 hari) • Ekokleasi kalazion
• Insisi dan drainase abses
Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Blepharitis Blepharitis Blepharitis Blepharitis
Anterior Seboroik/Squamosa Ulseratif/Stafilokokal Posterior
Etiologi Peradangan kelenjar Infeksi kronik Peradangan kelenjar
Zeis dan Moll stafilokokus Meibom
(anterior) atau
Meibom (posterior).
Manifestasi Sisik putih pada bulu Krusta kekuningan Muara kelenjar
Klinis mata dasar hiperemis bila diangkat Meibom prominen
(tanpa ulkus), air meninggalkan dengan sekresi
mata berbusa, gatal, keropeng atau ulkus kental keputihan.
panas, kotoran yang mudah berdarah Hiperemis,
berminyak di bulu telangiektasis pada
mata kelopak mata sisi
posterior
Blepharitis Blepharitis Blepharitis Blepharitis
Anterior Seboroik/Squamosa Ulseratif/Stafilokokal Posterior
Terapi • Bersihkan dengan • Bersihkan krusta • Pemijatan kelopak
shampoo bayi, • Kompres hangat mata
salep salisil 1%, • Antibiotik topical • Antibiotik topical
nitrat argenti 1% (sulfasetamid, (eritromisin,
• Kompres hangat gentamisin, atau basitrasin atau
5-10menit, 2- basitrasin 12x2 tetes), gentamisin 12x2 tetes),
4x/hari. atau atau
• Antibiotik topikal • Antibiotik topical • Antibiotik topical,
(eritromisin, (salep) kloramfenikol tetrasiklin salep mata
basitrasin atau 3x1 3x1
gentamisin 12 x2 • Antibiotik oral • Antibiotik oral
tetes hingga gejala (doksisiklin (tetrasiklin 1x1000mg
membaik) 1x100mg selama 2-4 dosis terbagi
minggu atau selama 6-12 minggu
azithromisin atau doksisiklin
1x500mg selama 5 2x100mg (1minggu),
hari) kemudian 1x100mg
selama 6-12minggu)
Hordeolum Hordeolum Kalazion
Eksternum Internum

BLEPHARITIS Blepharitis Seboroik Blepharitis Ulceratif BLEPHARITIS


ANTERIOR POSTERIOR
Jawaban Lainnya

a. Blefaritis superfisial : Kurang tepat

b. Blefaritis squamosa : Kurang tepat

c. Blefaritis angular : Kurang tepat

d. Meibomianitis : Kurang tepat


Soal 71
Seorang wanita 67 tahun datang ke poli mengeluh mata kiri
bengkak, merah dan nyeri sejak 1 minggu yang lalu. keluhan ini
disertai demam sejak 4 hari yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan masa soliter 0,5cm, fluktuasi pus (+), hiperemis, nyeri
tekan (+) pada palpebra ocular superior, krustae (-). Apakah
diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Blefaritis superfisial
b. Blefaritis squamosa
c. Blefaritis angular
d. Meibomianitis
e. Hordeolum
Soal 72
Pasien Wanita 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata
merah dan berair sejak 7 hari yang lalu. Pasien sudah ke
puskesmas namun tidak ada perbaikan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan pericorneal vascular injection (+), ulkus kornea
berwarna abu-abu, bulat, creeping effect (+). Etiologi yang paling
sering menyebabkan kondisi tersebut adalah ?
a. Streptococcus pneumoniae
b. Chlamydia trachomatis
c. P. aeroginosa
d. Staphylococcus aureus
e. Achantamoeba
Soal 72
Pasien Wanita 30 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan mata merah dan berair sejak 7 hari yang lalu.
Pasien sudah ke puskesmas namun tidak ada
perbaikan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
pericorneal vascular injection (+), ulkus kornea
berwarna abu-abu, bulat, creeping effect (+). Etiologi
yang paling sering menyebabkan kondisi tersebut
adalah ?

Diagnosis : Ulkus kornea


Ulkus Kornea
Keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea
bergaung, diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

Etiologi dan Faktor Risiko


a. Bakteri : Streptococcus pneumonia = tersering dan creeping effect (+), Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa
b. Fungi : Candida sp, Fusarium sp, Aspergilus sp
c. Virus : HSV, VZV
d. Parasit : Protozoa (Acanthamoeba sp)
e. Autoimun, defisiensi vitamin A, trauma

Klasifikasi
Berdasarkan lokasi
a. Sentral : lokasi di sentral kornea, hampir selalu karna infeksi
b. Marginal : lokasi di perifer kornea, umumnya dimediasi oleh imun
Jawaban lainnya

b. Chlamydia trachomatis : kurang tepat

c. P. aeroginosa : kurang tepat

d. Staphylococcus aureus : kurang tepat

e. Achantamoeba : kurang tepat


Soal 72
Pasien Wanita 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata
merah dan berair sejak 7 hari yang lalu. Pasien sudah ke
puskesmas namun tidak ada perbaikan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan pericorneal vascular injection (+), ulkus kornea
berwarna abu-abu, bulat, creeping effect (+). Etiologi yang paling
sering menyebabkan kondisi tersebut adalah ?
a. Streptococcus pneumoniae
b. Chlamydia trachomatis
c. P. aeroginosa
d. Staphylococcus aureus
e. Achantamoeba
Soal 73
Seorang pria 25 tahun datang ke poli dengan keluhan mata
kanan merah sejak 3 hari lalu, keluhan disertai kelopak mata
bengkak. Pada pemeriksaan ditemukan palpebral edema,
injeksi konjungtiva, dan sekret purulent. VOD 6/6 dan VOS
6/6. Terapi yang tepat untuk pasien adalah ?
a. Kompres hangat, lid hygiene, steroid topikal
b. Kompres dingin, lid hygiene, gentamicin salep
c. Kompres hangat, lid hygiene, gentamicin salep
d. Kompres dingin, lid hygiene, artificial tears
e. Kompres hangat, lid hygiene, natrium kromoglikat tetes
Soal 73

Seorang pria 25 tahun datang ke poli dengan


keluhan mata kanan merah sejak 3 hari lalu,
keluhan disertai kelopak mata bengkak. Pada
pemeriksaan ditemukan palpebral edema, injeksi
konjungtiva, dan sekret purulent. VOD 6/6 dan VOS
6/6. Terapi yang tepat untuk pasien adalah ?

Diagnosis : Bleparitis anterior


Mata Merah Visus Normal
Gangguan Kelopak Mata
Blepharitis Blepharitis Blepharitis Blepharitis
Anterior Seboroik/Squamosa Ulseratif/Stafilokokal Posterior
Etiologi Peradangan kelenjar Infeksi kronik Peradangan kelenjar
Zeis dan Moll stafilokokus Meibom
(anterior) atau
Meibom (posterior).
Manifestasi Sisik putih pada bulu Krusta kekuningan Muara kelenjar
Klinis mata dasar hiperemis bila diangkat Meibom prominen
(tanpa ulkus), air meninggalkan dengan sekresi
mata berbusa, gatal, keropeng atau ulkus kental keputihan.
panas, kotoran yang mudah berdarah Hiperemis,
berminyak di bulu telangiektasis pada
mata kelopak mata sisi
posterior
Blepharitis Blepharitis Blepharitis Blepharitis
Anterior Seboroik/Squamosa Ulseratif/Stafilokokal Posterior
Terapi • Bersihkan dengan • Bersihkan krusta • Pemijatan kelopak
shampoo bayi, • Kompres hangat mata
salep salisil 1%, • Antibiotik topical • Antibiotik topical
nitrat argenti 1% (sulfasetamid, (eritromisin,
• Kompres hangat gentamisin, atau basitrasin atau
5-10menit, 2- basitrasin 12x2 tetes), gentamisin 12x2 tetes),
4x/hari. atau atau
• Antibiotik topikal • Antibiotik topical • Antibiotik topical,
(eritromisin, (salep) kloramfenikol tetrasiklin salep mata
basitrasin atau 3x1 3x1
gentamisin 12 x2 • Antibiotik oral • Antibiotik oral
tetes hingga gejala (doksisiklin (tetrasiklin 1x1000mg
membaik) 1x100mg selama 2-4 dosis terbagi
minggu atau selama 6-12 minggu
azithromisin atau doksisiklin
1x500mg selama 5 2x100mg (1minggu),
hari) kemudian 1x100mg
selama 6-12minggu)
Jawaban Lainnya

a. Kompres hangat, lid hygiene, steroid topikal : kurang tepat

b. Kompres dingin, lid hygiene, gentamicin salep : kurang


tepat

d. Kompres dingin, lid hygiene, artificial tears : kurang tepat

e. Kompres hangat, lid hygiene, natrium kromoglikat tetes :


kurang tepat
Soal 73
Seorang pria 25 tahun datang ke poli dengan keluhan mata
kanan merah sejak 3 hari lalu, keluhan disertai kelopak mata
bengkak. Pada pemeriksaan ditemukan palpebral edema,
injeksi konjungtiva, dan sekret purulent. VOD 6/6 dan VOS
6/6. Terapi yang tepat untuk pasien adalah ?
a. Kompres hangat, lid hygiene, steroid topikal
b. Kompres dingin, lid hygiene, gentamicin salep
c. Kompres hangat, lid hygiene, gentamicin salep
d. Kompres dingin, lid hygiene, artificial tears
e. Kompres hangat, lid hygiene, natrium kromoglikat tetes
Soal 74
Wanita 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata merah
sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai mata berair (+), sekret (-) dan
nyeri (-). Pada pemeriksaan visus ODS 6/6. Pada pemeriksaan
segmen anterior ODS terdapat nodul dan membran pada
konjungtiva tarsalis inferior dan superior. Teraba pembesaran
nodul periaurikular. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien
tersebut ?
a. Conjunctivitis gonorrhea
b. Conjunctivitis viral
c. Conjunctivitis bacterial
d. Conjunctivitis chlamydial
e. Conjunctivitis vernal
Soal 74

Wanita 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata


merah sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai mata berair (+),
sekret (-) dan nyeri (-). Pada pemeriksaan visus ODS 6/6.
Pada pemeriksaan segmen anterior ODS terdapat nodul
dan membran pada konjungtiva tarsalis inferior dan
superior. Teraba pembesaran nodul periaurikular. Apakah
kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Conjunctivitis Viral


Konjungtivitis Virus (4A)
Konjungtivitis Adenovirus Herpes Herpes Moluscum Hemoragic akut
Virus Simpleks zoster Contangiosu
m
Etiologi • Epidemic Herpes Varicella- Pox Virus Enterovirus type
Keratoconjunctivitis Simplex Zoster 70, picorna virus,
(EKC)  Adenovirus Virus 1 dan 2 Virus epidemic
tipe 8 dan 19 haemorrhagic
• Pharyngo- conjungtivitis (EHC)
conjunctiva Fever
(PCF)  Adenovirus
tipe 3 dan 7
Gejala Epidemic Kerato- Terdapat lesi Penyebaran Terdapat lesi Peradangan
conjunctivitis (EKC) : primer lesi multiple, pucat, disertai dengan
gejala sistemik (-), herpetic secara konsistensi titik perdarahan
80% pada wajah dermatomal seperti pada konjungtiva,
terjadi keratitis dan lilin dengan nyeri periorbital,
palpebra lubang berair, fotofobia,
Pharyngoconjunc di tengahnya edema palpebra,
tiva Fever (PCF) : (umbilicated kemosis,
gejala sistemik (+), lesions) limfadenopati
30% terjadi Keratitis preaurikular.
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Adenovirus Herpes Herpes Moluscum Hemoragic


Virus Simpleks zoster Contangiosum akut
Terapi Simptomatis  kompres dingin, air mata artifisial atau antihistamin
topikal
Belum ada Salep acyclovir 3% 5x1 sealama 10 hari. Eksisi atau
terapi krioterapi.
definitif.
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Moluscum Hemoragic akut


Viral Contangiosum
Konjungtivitis Bakteri (4A)
Konjungtivitis Bakterial Gonokokus Chlamidya Trakoma
Bakteri
Etiologi S. aureus, S. N. gonorrhea Chlamydia Chlamydia
epidermidis, trachomatis serotype trachomatis
H. influenzae, S. D-K serotype A, B,
pneumoniae, Ba, C
M.Catarrhalis
Gejala Mata merah, sensasi Mata merah, Mata merah, sensasi Mata merah,
benda asing, secret sensasi benda asing, sekret sensasi
purulen atau benda asing, sekret mukopurulen, reaksi benda asing,
mukopurulen, akut, purulen berat, folikel (disebut reaksi
reaksi hiperakut herbert’s pits), kronis, folikel, sekret
papilar, fotofobia (dalam 12-24 jam), pannus, unilateral, mukopurulen,
dijumpai apabila kemosis berat, pembengkakan lnn kronis,
kornea pembengkakan lnn preaurikular potensi sikatriks,
terlibat, kemosis preaurikular, kebutaan rendah trichiasis.
edema palpebra, potensi
Staining pseudomembran kebutaan
PMN, sel plasma, tinggi
Monosit Diplokokus gram(-) badan inklusi
Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis Bakterial Gonokokus Chlamidya Trakoma
Bakteri
Terapi • Salep • Tetes mata • Salep mata • Salep mata
kloramfenikol kloramfenikol tetrasiklin 1% atau tetrasiklin 1%
3x1 selama 3 hari 0.5-1% 1 tetes/jam eritromisin 0,5% 4x1 atau eritromisin
• Tetes mata (bayi selama 3 minggu 0,5% 4x1
kloramfenikol 6x1 50.000U/kgBB selama
selama 3 hari /hari sampai tidak • Doksisiklin 100 3 minggu
ditemukan GO mg 2x1 selama 7
pada sediaan apus Hari • Doksisiklin
selama 3 hari 100
berturut-turut) mg 2x1 selama
• Ceftriaxone 125 7
mg IM single dose hari
• Doksisiklin 100
mg 2x1 selama 7
hari
Konjungtivitis Bakterial Gonokokus Chlamidya Trakoma
Bakteri
Konjungtivitis Vernal (4A)

Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral,


interstisial, self-limiting dengan insidensi
musiman

Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi

• Steroid topical seperti fluorometholone (tetes


mata 2x1 selama 2minggu), medrysone,
betametasone, dexamethasone
• Stabilizer sel mast seperti tetes mata sodium
kromoglikat 2%
• Antihistamin
Jawaban Lainnya

a. Conjunctivitis gonorrhea : Sekret mukopurulent,


kaitan erat dengan ISK

c. Conjunctivitis bacterial : Sekret mukopurulent

d. Conjunctivitis chlamydial : Sekret mukopurulen,


reaksi folikel (disebut herbert’s pits)

e. Conjunctivitis vernal : Cooble stone, Horner trantas


dots
Soal 74
Wanita 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata merah
sejak 2 hari lalu. Keluhan disertai mata berair (+), sekret (-) dan
nyeri (-). Pada pemeriksaan visus ODS 6/6. Pada pemeriksaan
segmen anterior ODS terdapat nodul dan membran pada
konjungtiva tarsalis inferior dan superior. Teraba pembesaran
nodul periaurikular. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien
tersebut ?
a. Conjunctivitis gonorrhea
b. Conjunctivitis viral
c. Conjunctivitis bacterial
d. Conjunctivitis chlamydial
e. Conjunctivitis vernal
Soal 75
Anak laki-laki 6 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata
merah 3 hari lalu. Keluhan disertai gatal dan berair. Sebelumnya
mengalami hal serupa terutama setelah bermain. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan injeksi konjungtiva, secret mukoid,
giant papil (+). Apakah terapi untuk pasien tersebut ?
a. Mast cell stabilizer
b. Artificial tears
c. Ofloxacin
d. Acyclovir
e. Amfoterisin B
Soal 75

Anak laki-laki 6 tahun datang ke poliklinik dengan


keluhan mata merah 3 hari lalu. Keluhan disertai
gatal dan berair. Sebelumnya mengalami hal
serupa terutama setelah bermain. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan injeksi konjungtiva,
secret mukoid, giant papil (+). Apakah terapi untuk
pasien tersebut ?

Diagnosis : Konjungtivitis vernal


Konjungtivitis Vernal (4A)

Konjungtivitis alergika rekuren, kronik, bilateral,


interstisial, self-limiting dengan insidensi
musiman

Etiologi
• Reaksi atopi terhadap allergen eksogen
• Lebih sering pada usia 4-20 tahun, saat musim
panas, dan di daerah tropis
Diagnosis
Gambaran Klinis
• Tidak terdapat
keterlibatan jaringan
periorbital
• Tipe Palpebral : papilla
tersusun cobble-stone
atau pavement-stone Cobble Stone
• Tipe Bulbar : bintik
keputihan sepanjang
limbus (tranta’s spots)
• Tipe Campuran
kombinasi gambaran tipe
palpebral dan bulbar
Horner Tranta dots
Terapi

• Steroid topical seperti fluorometholone (tetes


mata 2x1 selama 2minggu), medrysone,
betametasone, dexamethasone
• Stabilizer sel mast seperti tetes mata sodium
kromoglikat 2%
• Antihistamin
Jawaban lainnya

b. Artificial tears : pada dry eye syndrom

c. Ofloxacin : pada konjungtivitis bakterialis

d. Acyclovir : pada etiologi herpes (virus)

e. Amfoterisin B : pada konjungtivitis bakterialis


Soal 75
Anak laki-laki 6 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata
merah 3 hari lalu. Keluhan disertai gatal dan berair. Sebelumnya
mengalami hal serupa terutama setelah bermain. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan injeksi konjungtiva, secret mukoid,
giant papil (+). Apakah terapi untuk pasien tersebut ?
a. Mast cell stabilizer
b. Artificial tears
c. Ofloxacin
d. Acyclovir
e. Amfoterisin B
Soal 76
Anak usia 3 tahun dibawa ibunya karena penglihatan
kabur di malam hari. Pada pemeriksaan fisik tampak
lesi pungtata superfisial pada region inferonasal
dengan bercak bitot (+). Berapakah dosis pemberian
vitamin A pada pasien tersebut ?
a. 50.000 SI setiap 12 bulan
b. 100.000 SI setiap 6 bulan
c. 100.000 SI setiap 12 bulan
d. 200.000 SI setiap 6 bulan
e. 200.000 SI setiap 12 bulan
Soal 76

Anak usia 3 tahun dibawa ibunya karena


penglihatan kabur di malam hari. Pada pemeriksaan
fisik tampak lesi pungtata superfisial pada region
inferonasal dengan bercak bitot (+). Berapakah
dosis pemberian vitamin A pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Xerophtalmia
Buta Senja/Xerophtalmia (3A)

Istilah yang menerangkan gangguan


kekurangan vitamin A pada mata, termasuk
terjadinya kelainan anatomi bola mata dan
gangguan fungsi sel retina yang berakibat
kebutaan.

Etiologi
• Defisiensi vitamin A dan retinitis pigmentosa
Diagnosis
Klasifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Buta Senja Pengelihatan menurun pada -
(XN) malam hari atau keadaan gelap
Xerosis Konjungtiva Mata tampak kering, berubah Selaput tampak kering,
(XIA) menjadi kecoklatan berkeriput, berpigmentasi,
permukaan kasar dan kusam
Bitot Spot Mata bersisik atau timbul busa Bercak putih berbentuk segitiga
(XIB) di celah kelopak temporal atau
nasal
Xerosis Kornea Pengelihatan suram, kering, Kekeringan yang berlanjut ke
(X2) permukaan mata kasar kornea
Keratomalasia Tidak dapat melihat, kornea Kornea nekrosis dan melunak 
(X3A) terdapat luka putih perlukaan dan terbentuk ulkus
Sikatriks Kornea Tidak dapat melihat, bola mata Terdapat jaringan parut pada
(XS) tampak mengempis bagian bawah kornea
Xeroftalmia Fundus Tidak dapat melihat Funduskopi : rusaknya struktur
(XF) retina
Tatalaksana
Jawaban Lainnya

a. 50.000 SI setiap 12 bulan : usia < 6 bulan

b. 100.000 SI setiap 6 bulan : usia > 6 bulan

c. 100.000 SI setiap 12 bulan : usia > 6 bulan

e. 200.000 SI setiap 12 bulan : usia > 1 tahun


Soal 76
Anak usia 3 tahun dibawa ibunya karena penglihatan
kabur di malam hari. Pada pemeriksaan fisik tampak
lesi pungtata superfisial pada region inferonasal
dengan bercak bitot (+). Berapakah dosis pemberian
vitamin A pada pasien tersebut ?
a. 50.000 SI setiap 12 bulan
b. 100.000 SI setiap 6 bulan
c. 100.000 SI setiap 12 bulan
d. 200.000 SI setiap 6 bulan
e. 200.000 SI setiap 12 bulan
Soal 77
Seorang laki-laki 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
mata merah dan nyeri sejak 1 hari yang lalu. Selain itu pasien juga
mual dan muntah. Pasien pernah didiagnosa katarak imatur dan
memakai kacamata hipermetrop. Pada pemeriksaan mata kanan
didapatkan visus 6/60, injeksi perilimbus, edema kornea, pupil
mid dilatasi, COA dangkal. Apakah pemeriksaan lanjutan yang
dibutuhkan pada pasien tersebut ?
a. Perimetri
b. Kampimetri
c. Slit lamp
d. Tonometri
e. Funduskopi
Soal 77

Seorang laki-laki 42 tahun datang ke poliklinik dengan


keluhan mata merah dan nyeri sejak 1 hari yang lalu. Selain
itu pasien juga mual dan muntah. Pasien pernah didiagnosa
katarak imatur dan memakai kacamata hipermetrop. Pada
pemeriksaan mata kanan didapatkan visus 6/60, injeksi
perilimbus, edema kornea, pupil mid dilatasi, COA dangkal.
Apakah pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Glaukoma akut


Glaukoma (3B)

• Neuropati optik yang ditandai dengan adanya


kerusakan elemen jaringan ikat dan saraf dari
diskus optic dan adanya disfungsi visual,
dengan atau tanpa peningkatan TIO

Pemeriksaan Glaukoma
• Perimetri/tes konfrontasi (melihat lapang
pandang), tonometri (Menilai TIO), gonioskopi
(melihat sudut iridokornea), funduskopi (Menilai
CD (cup-disc) ratio.
Klasifikasi
Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Glaukoma • Mata merah, berair, Terapi awal untuk mencapai target
akut/sudut visus turun TIO
tertutup : mendadak, nyeri, • Carbonic anhydrase inhibitor 
Obstruksi mual, muntah, halo Acetazolamid HCl tab 500 mg,
trabekula oleh sign dilanjutkan 4x250
iris perifer • TIO > 21 mmHg, • β- Bloker  Timolol 0,5 % 2x1
injeksi konjungtiva, • Steroid topikal + antibiotik 4x1
edema kornea, pupil • Kolinergik/mitotic  Pilokarpin HCl
midriasis, COA 0,50% 2-4x 1gtt
dangkal • Tetes KCl 0,5% 2x1 tetes/hari
• Definitif: iridotomi perifer
Glaukoma • Biasanya • β- Bloker  Timolol maleat 0,5%
kronis/sudut asimptomatik. 2x1 gtt
terbuka : • Penurunan lapang • Definitif: trabekulotomi
Disfungsi pandang.
trabekula • TIO biasanya normal
• CD Ratio > 0,5
Jawaban lainnya

a. Perimetri : Kurang tepat

b. Kampimetri : Kurang tepat

c. Slit lamp : Kurang tepat

e. Funduskopi: Kurang tepat


Soal 77
Seorang laki-laki 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
mata merah dan nyeri sejak 1 hari yang lalu. Selain itu pasien juga
mual dan muntah. Pasien pernah didiagnosa katarak imatur dan
memakai kacamata hipermetrop. Pada pemeriksaan mata kanan
didapatkan visus 6/60, injeksi perilimbus, edema kornea, pupil
mid dilatasi, COA dangkal. Apakah pemeriksaan lanjutan yang
dibutuhkan pada pasien tersebut ?
a. Perimetri
b. Kampimetri
c. Slit lamp
d. Tonometri
e. Funduskopi
Soal 78
Wanita 20 tahun datang ke poli dengan keluhan mata kanan
merah, berair, nyeri dan silau. Mata dirasakan lebih buram. VOD
0.5 VOS 1.0. Pada pemeriksaan fisik tampak lesi vesikel di kulit
sekitar mata kanan. Pada pemeriksaan segmen anterior, injeksi
silier (+), tampak lesi dendritik. Apakah pemeriksaan penunjang
lanjutan yang sebaiknya disarankan pada pasien tersebut ?
a. Apus konjungtiva
b. Pemeriksaan pinhole
c. Scheidel test
d. Schimer test
e. Tes sensibilitas kornea
Soal 78
Wanita 20 tahun datang ke poli dengan keluhan mata
kanan merah, berair, nyeri dan silau. Mata dirasakan lebih
buram. VOD 0.5 VOS 1.0. Pada pemeriksaan fisik tampak
lesi vesikel di kulit sekitar mata kanan. Pada pemeriksaan
segmen anterior, injeksi silier (+), tampak lesi dendritik.
Apakah pemeriksaan penunjang lanjutan yang sebaiknya
disarankan pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Herpes zooster ophtalmikus


Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis Herpes Herpes Moluscum
Adenovirus Hemoragic akut
Virus Simpleks zoster Contangiosum
Etiologi • Epidemic Herpes Simplex Varicella-Zoster Pox Virus Enterovirus type
Keratoconjunctivitis Virus 1 dan 2 Virus 70, picorna virus,
(EKC)  Adenovirus epidemic
tipe 8 dan 19 haemorrhagic
• Pharyngo- conjungtivitis (EHC)
conjunctiva Fever (PCF)
 Adenovirus
tipe 3 dan 7

Gejala Epidemic Kerato- Terdapat lesi Penyebaran lesi Terdapat lesi Peradangan
conjunctivitis (EKC) : primer herpetic secara multiple, pucat, disertai dengan
gejala sistemik (-), 80% pada wajah dermatomal konsistensi seperti titik perdarahan
terjadi keratitis dan lilin dengan pada konjungtiva, nyeri
palpebra lubang periorbital, berair,
Pharyngoconjunc di tengahnya fotofobia, edema
tiva Fever (PCF) : (umbilicated palpebra, kemosis,
gejala sistemik (+), lesions) limfadenopati
30% terjadi Keratitis preaurikular.

Terapi Simptomatis  kompres dingin, air mata artifisial atau antihistamin topikal
Belum ada terapi Salep acyclovir 3% 5x1 sealama Eksisi atau Belum ada terapi
definitif. 10 hari. krioterapi. definitif, namun
penyembuhan 5-7
hari.
Jawaban Lainnya

a. Apus konjungtiva : kurang tepat

b. Pemeriksaan pinhole : Kurang tepat

c. Scheidel test : Ulkus kornea

d. Schimer test : Dry eye sindrome


Soal 78
Wanita 20 tahun datang ke poli dengan keluhan mata kanan
merah, berair, nyeri dan silau. Mata dirasakan lebih buram. VOD
0.5 VOS 1.0. Pada pemeriksaan fisik tampak lesi vesikel di kulit
sekitar mata kanan. Pada pemeriksaan segmen anterior, injeksi
silier (+), tampak lesi dendritik. Apakah pemeriksaan penunjang
lanjutan yang sebaiknya disarankan pada pasien tersebut ?
a. Apus konjungtiva
b. Pemeriksaan pinhole
c. Scheidel test
d. Schimer test
e. Tes sensibilitas kornea
Soal 79
Seorang laki laki 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
pandangan buram jika melihat benda jauh sejak 1 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan didapatkan visus OD 6/15 OS 6/20.
Koreksi OD C-0.5 axis 75 derajat, OS C-0.75 axis 105 derajat.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Astigmatisma miopikus simpleks
b. Astigmatisma miopikus kompositus
c. Astigmatisma hipermetropikus simpleks
d. Astigmatisma hipermetropikus kompositus
e. Astigmatisma mikstus
Soal 79

Seorang laki laki 27 tahun datang ke poliklinik


dengan keluhan pandangan buram jika melihat
benda jauh sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan visus OD 6/15 OS 6/20.
Kereksi OD C-0.5 axis 75 derajat, OS C-0.75 axis
105 derajat. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?

Diagnosis : Astigmatisma miopikus simpleks


Astigmatisma (4A)
Keadaan dimana sinar sejajar tidak dibiaskan secara
seimbang ke seluruh meridian

Etiologi
• Kelainan kornea (90%)
• Perubahan lengkung kornea
• Kelainan lensa
• Kekeruhan lensa (ex. katarak insipien, imatur)

Manifestasi Klinis:
• Mata kabur saat melihat jauh dan dekat, objek
membayang, astenopia
Klasifikasi
Astigmatisma miopikus simpleks
• Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain
dibiaskan di depan retina (C-)
Astigmatisma hipermetropikus simpleks
• Satu bayangan dibiaskan tepat di retina, bayangan lain
dibiaskan di belakang retina (C+)
Astigmatisma miopikus kompositus
• Kedua bayangan dibiaskan di depan retina (S-,C-)
Astigmatisma hipermetropikus kompositus
• Kedua bayangan dibiaskan di belakang retina (S+,C+)
Astigmatisma mixtus
• Satu bayangan dibiaskan di depan retina, bayangan lain
dibiaskan di belakang retina (S-,C+) atau (S+,C-)
Transposisi pada Astigmatisma
• Jika menemukan soal astigmatisma mixtus
• S (+) C (-) atau S(-) C(+)
• Harus ditransposisi dahulu!

1. Ubah nilai C, jika +→- atau - → +


2. Nilai S kurangi nilai C

Contoh:
S +2 C-1 → S +1 C +1
Dx: astigmatisma hipermetropia kompositus
Jawaban lainnya

b.Astigmatisma miopikus kompositus : Spheris -, Silindris -

c.Astigmatisma hipermetropikus simpleks : Spheris Normal,


silindris +

d.Astigmatisma hipermetropikus kompositus : Spheris +,


Silindris +

e.Astigmatisma mikstus : Spheris dan nilai silindris


berlawanan
Soal 79
Seorang laki laki 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
pandangan buram jika melihat benda jauh sejak 1 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan didapatkan visus OD 6/15 OS 6/20.
Koreksi OD C-0.5 axis 75 derajat, OS C-0.75 axis 105 derajat.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Astigmatisma miopikus simpleks
b. Astigmatisma miopikus kompositus
c. Astigmatisma hipermetropikus simpleks
d. Astigmatisma hipermetropikus kompositus
e. Astigmatisma mikstus
Soal 80
Laki laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pandangan
buram sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat
diabetes.Pandangan buram mereda jika melihat dibawah tempat
teduh. Pada pemeriksaan didapatkan shadow test (+) ODS.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Katarak Matur
b. Katarak Imature
c. Katarak Morgagni
d. Iridosiklitis
e. Uveitis Anterior
Soal 80

Laki laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan


keluhan pandangan buram sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes. Pandangan
buram mereda jika melihat dibawah tempat teduh.
Pada pemeriksaan didapatkan shadow test (+)
ODS. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Katarak Imature


Katarak (2)
Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan
penurunan tajam pengelihatan.

Etiologi
• Congenital and developmental cataract
• Acquired cataract :
• Senile cataract • Electric cataract
• Traumatic cataract • Radiational cataract
• Complicated cataract • Toxic cataract
• Metabolic cataract • Cataract associated with skin/
osseous diseases
Katarak Senilis
Insipien Imatur Matur Hipermature
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
COA Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test (-) (+) (-) Pseudo positif
Visus Normal < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis dan
(fakomorfik) Glaukoma
(Fakolitik)
Tatalaksana
• Farmakologi → Bertujuan untuk memperbaiki fungsi
visual sementara, memperlambat pertumbuhan katarak
( ↓ sorbitol, aspirin, vit C dan E)
• Pembedahan
Metode Cara Keterangan
 Indikasi :
Katarak tak stabil, menggembung,
EKIK (Ekstraksi hipermatur, terluksasi
Membuang lensa dan kapsul
Katarak  Kontraindikasi
secara keseluruhan
Intrakapsular) 1. Absolut: anak, ruptur kapsul krn trauma.
2. Relatif: miop tinggi, marfan, morgagni,
vitrous ke COA
EKEK (ekstraksi Membuang nukleus dan korteks Irisan kecil, risiko astigmat rendah,
katarak melalui kapsul anterior lalu tidak dapat pada pasien dengan zonula
ekstrakapsular) menanam IOL lemah
SICS (small Baik untuk sklerosis nukleus derajat 2
Irisan sangat kecil, hampir tidak
incision cataract dan 3, subkapsular posterior, awal
butuh jahitan
surgery) kortikalis
Menggunakan ultrasonik untuk
EKEK +
memecah nukleus dan
fakoemulsifikasi
mengaspirasi lensa
Uveitis Anterior/Iridosiklitis (3A)

• Peradangan pada uvea anterior (iris)

Etiologi
• Idiopatik
• Penyakit sistemik (RA, SLE, IBD)
• Infeksi (herpes, TB, sifilis)
• Post Operasi
Diagnosis

Anamnesis
• Nyeri terutama saat malam hari
• Mata merah
• Fotofobia
• Blefarospasme
• Lakrimasi
• Penurunan visus
Diagnosis
• Edema palpebral
• Corneal signs → edema kornea, keratic precipitate
(KP), opasitas kornea posterior.
• Anterior Chamber signs → aqueous cells, aqueous
flare (Tyndal phenomenon), hipopion, hifema,
perubahan kedalaman & sudut anterior chamber
• Iris signs → perubahan pola normal dan warna
iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s
nodules), sinekia posterior, neovaskularisasi iris
(rubeosis iridis)
• Pupillary signs → pupil miosis, ireguler, ektropion,
hilangnya reflex pupil, occlusio pupillae
Tatalaksana
Topikal
• Mydriatic cyclopegic drugs (atropine sulfat,
siklopentolat)
• Kortikosteroid (dexamethasone, betamethasone,
hidrokortison, prednisolone)
• Antibiotik

Sistemik
• Kortikosteroid
• NSAID
• Immunosupresan
Jawaban Lainnya

a. Katarak Matur : shadow test +

c. Katarak Morgagni : Pseudoshadow +

d. Iridosiklitis : flare sel +, tyndal +

e. Uveitis Anterior : nama lain Iridosiklitis


Soal 80
Laki laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pandangan
buram sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat
diabetes.Pandangan buram mereda jika melihat dibawah tempat
teduh. Pada pemeriksaan didapatkan shadow test (+) ODS.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Katarak Matur
b. Katarak Imature
c. Katarak Morgagni
d. Iridosiklitis
e. Uveitis Anterior
Soal 81
Seorang pasien penyandang diabetes mellitus menderita
gangguan penglihatan. Kadar gula dan kolesterol darah terkontrol
baik karena pasien rajin diet dan olah-raga. Untuk ganguan
penglihatannya pasien dikirim ke seorang dokter spesialis mata.
Seminggu kemudian pasien kembali membawa salinan resep dan
surat kirim balik berisi nasihat pengelolaan dan anjuran kirim
ulang jika ditemukan gejala tertentu. Termasuk dalam jenis rujukan
apakah pasien ini
a. Interval referral
b. Collateral referral
c. Cross referral
d. Split referral
e. Rujukan vertical
Soal 81
Seorang pasien penyandang diabetes mellitus menderita
gangguan penglihatan. Kadar gula dan kolesterol darah
terkontrol baik karena pasien rajin diet dan olah-raga. Untuk
ganguan penglihatannya pasien dikirim ke seorang dokter
spesialis mata. Seminggu kemudian pasien kembali
membawa salinan resep dan surat kirim balik berisi nasihat
pengelolaan dan anjuran kirim ulang jika ditemukan gejala
tertentu. Termasuk dalam jenis rujukan apakah pasien ini
Rujukan
Interval : Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk
jangka waktu tertentu
Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur

Split : pelimpahan sepenuhnya kepada BEBERAPA dokter konsultan


unutuk jangka waktu tertentu
Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur

Collateral : Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan


penderita HANYA untuk SATU MASALAH tertentu

Cross : Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada


dokter lain untuk SELAMANYA.
Jawaban Lainnya

b. Collateral referral : kurang tepat

c. Cross referral : kurang tepat

d. Split referral : kurang tepat

e. Rujukan vertikal : kurang tepat


Soal 81
Seorang pasien penyandang diabetes mellitus menderita
gangguan penglihatan. Kadar gula dan kolesterol darah terkontrol
baik karena pasien rajin diet dan olah-raga. Untuk ganguan
penglihatannya pasien dikirim ke seorang dokter spesialis mata.
Seminggu kemudian pasien kembali membawa salinan resep dan
surat kirim balik berisi nasihat pengelolaan dan anjuran kirim
ulang jika ditemukan gejala tertentu. Termasuk dalam jenis rujukan
apakah pasien ini
a. Interval referral
b. Collateral referral
c. Cross referral
d. Split referral
e. Rujukan vertical
Soal 82
Laki-laki 45 tahun menderita DM tipe 2, ingin melakukan
pemeriksaan rutin di dokter A. Dokter A ingin keluar kota
dalam waktu 3 minggu dan dirujuk kedokter B. Setelah 3
minggu, dokter B mengembalikan pasien ke dokter A.
Tipe rujukan kasus diatas adalah?
a. Kolateral
b. Interval
c. Cross
d. Horizontal
e. Vertical
Soal 82

Laki-laki 45 tahun menderita DM tipe 2, ingin


melakukan pemeriksaan rutin di dokter A. Dokter A
ingin keluar kota dalam waktu 3 minggu dan
dirujuk kedokter B. Setelah 3 minggu, dokter B
mengembalikan pasien ke dokter A. Tipe rujukan
kasus diatas adalah ?
Rujukan
Interval : Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk
jangka waktu tertentu
Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur

Split : pelimpahan sepenuhnya kepada BEBERAPA dokter konsultan


unutuk jangka waktu tertentu
Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur

Collateral : Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan


penderita HANYA untuk SATU MASALAH tertentu

Cross : Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada


dokter lain untuk SELAMANYA.
Jawaban Lainnya

a. Kolateral: kurang tepat

c. Cross : kurang tepat

d. Horizontal: kurang tepat

e. Vertikal : kurang tepat


Soal 82
Laki-laki 45 tahun menderita DM tipe 2, ingin melakukan
pemeriksaan rutin di dokter A. Dokter A ingin keluar kota
dalam waktu 3 minggu dan dirujuk kedokter B. Setelah 3
minggu, dokter B mengembalikan pasien ke dokter A.
Tipe rujukan kasus diatas adalah?
a. Kolateral
b. Interval
c. Cross
d. Horisontal
e. Vertical
Soal 83
Seorang pria datang ke tempat praktek untuk periksa
kesehatan. TD 144/98mmHg, mempunyai kebiasaan
merokok 2 bungkus/hari, jarang berolahraga. Dokter
untuk menyarankan untuk mengubah gaya hidup pasien,
berhenti merokok, dan rajin berolahraga. Pencegahan
yang dilakukan dokter tersebut?
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
d. Quarter
e. Pokok
Soal 83

Seorang pria datang ke tempat praktek untuk


periksa kesehatan. TD 144/98mmHg, mempunyai
kebiasaan merokok 2 bungkus/hari, jarang
berolahraga. Dokter untuk menyarankan untuk
mengubah gaya hidup pasien, berhenti merokok,
dan rajin berolahraga. Pencegahan yang
dilakukan dokter tersebut?
Level of Prevention
Jawaban Lainnya

b. Sekunder : kurang tepat

c. Tersier : kurang tepat

d. Quarter : kurang tepat

e. Pokok : kurang tepat


Soal 83
Seorang pria datang ke tempat praktek untuk periksa
kesehatan. TD 144/98mmHg, mempunyai kebiasaan
merokok 2 bungkus/hari, jarang berolahraga. Dokter
untuk menyarankan untuk mengubah gaya hidup pasien,
berhenti merokok, dan rajin berolahraga. Pencegahan
yang dilakukan dokter tersebut?
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
d. Quarter
e. Pokok
Soal 84
Seorang dokter puskesmas hendak melakukan penelitian tentang
hubungan antara hipertensi dengan kejadian disfungsi ereksi
pada warga di Desa A dan Desa B. Hipertensi dikategorikan
dalam tekanan darah tinggi dan normal, untuk disfungsi ereksi
dikategorikan dalam ya dan tidak. Uji hipotesis apa yang sesuai
digunakan oleh dokter tersebut ?
a. Uji T tidak berpasangan
b. Spearman
c. Wilcoxon
d. Chi square
e. ANOVA
Soal 84
Seorang dokter puskesmas hendak melakukan
penelitian tentang hubungan antara hipertensi
dengan kejadian disfungsi ereksi pada warga di
Desa A dan Desa B. hipertensi dikategorikan dalam
tekanan darah tinggi dan normal, untuk disfungsi
ereksi dikategorikan dalam ya dan tidak. Uji
hipotesis apa yang sesuai digunakan oleh dokter
tersebut ?
Uji Hipotesis
Penelitian ini termasuk :
1. Komparatif : “Hubungan antara …”
2. Tidak berhubungan : tidak membandingkan
pre dan post
3. Terdapat 2 variabel
• Variabel 1 : Hipertensi (dlm bentuk
Kategorik)
• Variabel 2 : Disfungsi ereksi (dlm bentuk
Kategorik)
• Kategorik dan Kategorik
Uji Hipotesis
•Didapatkan data sebagai berikut:
Jawaban Lainnya

a. Uji T tidak berpasangan : kurang tepat

b. Spearmen : kurang tepat

c. Wilcoxon : kurang tepat

e. ANOVA : kurang tepat


Soal 84
Seorang dokter puskesmas hendak melakukan penelitian tentang
hubungan antara hipertensi dengan kejadian disfungsi ereksi
pada warga di Desa A dan Desa B. Hipertensi dikategorikan
dalam tekanan darah tinggi dan normal, untuk disfungsi ereksi
dikategorikan dalam ya dan tidak. Uji hipotesis apa yang sesuai
digunakan oleh dokter tersebut ?
a. Uji T tidak berpasangan
b. Spearman
c. Wilcoxon
d. Chi square
e. ANOVA
Soal 85
Seorang dokter mendapatkan kasus KLB diare di wilayah cakupan
Puskesmas. Diketahui bahwa adanya perbedaan jumlah pasien
diare di dua gedung sekolah dasar yang berbeda. Dokter tersebut
ingin melakukan penelitian terhadap hubungan sebab akibat diare
dengan kebiasaan minum dan makan makanan di kantin sekolah
dan angka kejadian KLB diare tersebut sesegera mungkin. Desain
penelitian apakah yang sesuai digunakan oleh dokter tersebut?
a.Observasional
b.eksperimental
c.Cross sectional
d.Case control
e.Kohort
Soal 85
Seorang dokter mendapatkan kasus KLB diare di wilayah
cakupan Puskesmas. Diketahui bahwa adanya
perbedaan jumlah pasien diare di dua gedung sekolah
dasar yang berbeda. Dokter tersebut ingin melakukan
penelitian terhadap hubungan sebab akibat diare
dengan kebiasaan minum dan makan makanan di
kantin sekolah dan angka kejadian KLB diare tersebut
sesegera mungkin. Desain penelitian apakah yang sesuai
digunakan oleh dokter tersebut?
Desain Penelitian
Jawaban Lainnya

a. Observasional : kurang tepat

b. Eksperimental : kurang tepat

c. Cross sectional: kurang tepat

e. Kohort : kurang tepat


Soal 85
Seorang dokter mendapatkan kasus KLB diare di wilayah cakupan
Puskesmas. Diketahui bahwa adanya perbedaan jumlah pasien
diare di dua gedung sekolah dasar yang berbeda. Dokter tersebut
ingin melakukan penelitian terhadap hubungan sebab akibat diare
dengan kebiasaan minum dan makan makanan di kantin sekolah
dan angka kejadian KLB diare tersebut sesegera mungkin. Desain
penelitian apakah yang sesuai digunakan oleh dokter tersebut?
a. Observasional
b. Eksperimental
c. Cross sectional
d. Case control
e. Kohort
Soal 86
Seorang dokter sedang melakukan penelitian dengan cara
mengumpulkan sampel sebanyak 50 orang penderita
katarak kongenital dan 50 orang normal. Kemudian dicari
faktor risiko mutasi genetik masing-masing subyek tersebut.
Besaran hasil penelitian tersebut akan dihitung berdasarkan
rumus apa?
a. Likelihood ratio
b. Relative risk
c. Odds ratio
d. Prevalensi
e. Insidensi
Soal 86

Seorang dokter sedang melakukan penelitian


dengan cara mengumpulkan sampel sebanyak 50
orang penderita katarak kongenital dan 50 orang
normal. Kemudian dicari faktor risiko mutasi genetik
masing-masing subyek tersebut. Besaran hasil
penelitian tersebut akan dihitung berdasarkan
rumus apa?
Studi Analitik

Case Control
Penelitian dimana peneliti mencari sampel
yang mempunyai penyakit (outcome),
kemudian peneliti menggali riwayat paparan
(exposure) terhadap faktor risiko yang ingin
diteliti. Ukuran hubungan dengan Odd Ratio
(OR)
• Pada soal ini, dimuali dari Outcome lalu
melihat Exposurenya
Jawaban Lainnya

a. Likelihood ratio : kurang tepat

b. Relative risk : kurang tepat

d. Prevalensi : kurang tepat

e. Insidensi : kurang tepat


Soal 86
Seorang dokter sedang melakukan penelitian dengan cara
mengumpulkan sampel sebanyak 50 orang penderita
katarak kongenital dan 50 orang normal. Kemudian dicari
faktor risiko mutasi genetik masing-masing subyek tersebut.
Besaran hasil penelitian tersebut akan dihitung berdasarkan
rumus apa?
a. Likelihood ratio
b. Relative risk
c. Odds ratio
d. Prevalensi
e. Insidensi
Soal 87
Dokter X hendak melakukan penelitian tentang perilaku mencuci
tangan pada anak-anak di SD Barengkrajan. Subyek yang akan
diteliti adalah siswa kelas 5 SD. Diketahui terdapat 6 kelas 5 SD
(5A – 5F), kemudian secara acak terpilihlah kelas 5A, 5D, dan 5F
sebagai sampel penelitiannya. Kemudian dokter X meneliti seluruh
anak di tiga kelas tersebut. Apakah teknik pengambilan sampel
yang digunakan dokter A?
a. Simple random sampling
b. Simple cluster sampling
c. Stratified random sampling
d. Systemic random sampling
e. Consecutive sampling
Soal 87
Dokter X hendak melakukan penelitian tentang perilaku
mencuci tangan pada anak-anak di SD Barengkrajan.
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas 5 SD.
Diketahui terdapat 6 kelas 5 SD (5A – 5F), kemudian secara
acak terpilihlah kelas 5A, 5D, dan 5F sebagai sampel
penelitiannya. Kemudian dokter X meneliti seluruh anak di
tiga kelas tersebut. Apakah teknik pengambilan sampel
yang digunakan dokter A ?
Macam Sampling
Macam Sampling
Jawaban Lainnya

a. Simple random sampling : kurang tepat

c. Stratified random sampling : kurang tepat

d. Systemic random sampling : kurang tepat

e. Consecutive sampling : kurang tepat


Soal 87
Dokter X hendak melakukan penelitian tentang perilaku mencuci
tangan pada anak-anak di SD Barengkrajan. Subyek yang akan
diteliti adalah siswa kelas 5 SD. Diketahui terdapat 6 kelas 5 SD
(5A – 5F), kemudian secara acak terpilihlah kelas 5A, 5D, dan 5F
sebagai sampel penelitiannya. Kemudian dokter X meneliti seluruh
anak di tiga kelas tersebut. Apakah teknik pengambilan sampel
yang digunakan dokter A?
a. Simple random sampling
b. Simple cluster sampling
c. Stratified random sampling
d. Systemic random sampling
e. Consecutive sampling
Soal 88
Wanita 32 tahun dibawa oleh warga ke IGD yang menemukan
beliau tergeletak di pinggir jalan setelah dijambret. Pasien
tampak pucat dan ketakutan. Terdapat beberapa luka bacok di
lengan bawah kanan. Setelah perawatan luka, pasien dianjurkan
rawat inap untuk observasi. Setelah 4 hari, pasien dapat pulang
dan kontrol ke poliklinik. Jenis visum yang diberikan saat pasien
kontrol di poliklinik adalah ?
a. Visum jenasah
b. VeR sementara
c. VeR definitif
d. VeR lanjutan
e. VeR psikiatri
Soal 88
Wanita 32 tahun dibawa oleh warga ke IGD yang
menemukan beliau tergeletak di pinggir jalan setelah
dijambret. Pasien tampak pucat dan ketakutan. Terdapat
beberapa luka bacok di lengan bawah kanan. Setelah
perawatan luka, pasien dianjurkan rawat inap untuk
observasi. Setelah 4 hari, pasien dapat pulang dan kontrol
ke poliklinik. Jenis visum yang diberikan saat pasien kontrol
di poliklinik adalah ?
Visum et repertum

keterangan tertulis yang dibuat oleh


dokter atas permintaan tertulis
penyidik yang berwenang,
mengenai hasil pemeriksaan medis
terhadap manusia, baik hidup atau
mati maupun bagian diduga
bagian tubuh manusia berdasarkan
keilmuannya dan dibawah sumpah,
untuk kepentingan peradilan
Jawaban Lainnya

a. Visum jenazah : kurang tepat

c. VeR sementara : kurang tepat

d. VeR definitif : kurang tepat

e. VeR Psikiatri : kurang tepat


Soal 88
Wanita 32 tahun dibawa oleh warga ke IGD yang menemukan
beliau tergeletak di pinggir jalan setelah dijambret. Pasien
tampak pucat dan ketakutan. Terdapat beberapa luka bacok di
lengan bawah kanan. Setelah perawatan luka, pasien dianjurkan
rawat inap untuk observasi. Setelah 4 hari, pasien dapat pulang
dan kontrol ke poliklinik. Jenis visum yang diberikan saat pasien
kontrol di poliklinik adalah ?
a. Visum jenasah
b. VeR sementara
c. VeR definitif
d. VeR lanjutan
e. VeR psikiatri
Soal 89
Seorang wanita usia 23 tahun datang ke IGD RS untuk
memeriksakan dirinya yang mengaku telah diperkosa. Dokter
kemudian melakukan pemeriksaan dan mencatat hasilnya dalam
rekam medis. 4 hari kemudian polisi meminta visum et repertum
pada dokter tersebut. Apa tindakan yang paling tepat dilakukan
oleh dokter IGD tersebut ?
a.Menolak untuk membuat VeR
b.Membuat VeR dengan melihat hasil pemeriksaan dalam rekam medis
c.Meminta polisi untuk membawa kembali pasien untuk diperiksa
d.Membuat VeR sesuai waktu permintaan dibuat
e.Membuat surat keterangan medis
Soal 89
Seorang wanita usia 23 tahun datang ke IGD RS
untuk memeriksakan dirinya yang mengaku telah
diperkosa. Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan dan mencatat hasilnya dalam rekam
medis. 4 hari kemudian polisi meminta visum et
repertum pada dokter tersebut. Apa tindakan yang
paling tepat dilakukan oleh dokter IGD tersebut ?
Visum et Repertum

Definisi
Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas
permintaan tertulis penyidik yang berwenang,
mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap
manusia, baik hidup atau matiataupun bagian atau
diduga bagian tubuh manusia berdasarkan
keilmuannya dan dibawahsumpah, untuk
kepentingan peradilan
Dasar Hukum
• Staatsblad (Lembaran Negara) No 350 Tahun 1937 pasal 1 dan 2 yang
menyatakan VeR adalah “Suatu Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter
atas sumpah atau janji tentang apa yang dilihat pada benda yang
diperiksanya yang mempunyai daya bukti dalam perkara pidana”

• Pasal 133 KUHAP : “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan


menangani seorang korban baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
dan atau ahli lainnya”

• PP No 27 tahun 1983 : “Penyidik polri berpangkat serendah-rendahnya


Pembantu Letnan Dua, kepangkatan penyidik pembantu adalah bintara
serendah-rendahnya adalah Sersan Dua”
Jawaban Lainnya

a. Menolak untuk membuat VeR : kurang tepat

b. Membuat VeR dengan melihat hasil pemeriksaan dalam


rekam medis : kurang tepat

d. Membuat VeR sesuai waktu permintaan dibuat : kurang


tepat

e. Membuat surat keterangan medis : kurang tepat


Soal 89
Seorang wanita usia 23 tahun datang ke IGD RS untuk
memeriksakan dirinya yang mengaku telah diperkosa. Dokter
kemudian melakukan pemeriksaan dan mencatat hasilnya dalam
rekam medis. 4 hari kemudian polisi meminta visum et repertum
pada dokter tersebut. Apa tindakan yang paling tepat dilakukan
oleh dokter IGD tersebut ?
a.Menolak untuk membuat VeR
b.Membuat VeR dengan melihat hasil pemeriksaan dalam rekam medis
c.Meminta polisi untuk membawa kembali pasien untuk diperiksa
d.Membuat VeR sesuai waktu permintaan dibuat
e.Membuat surat keterangan medis
Soal 90
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke UGD RS diantar
polisi. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien dan penyidik
polisi, didapatkan pasien korban KDRT. Dokter jaga UGD
melalukan pemeriksaan kemudian konsul ke spesialis bedah dan
spesialis forensik. Siapa yang berhak menyusun dan
menandatangani VeR tersebut?
a. Dokter spesialis forensik
b. Dokter spesialis bedah
c. Dokter Jaga UGD
d. Kepala UGD
e. Direktur rumah sakit
Soal 90

Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke UGD


RS diantar polisi. Dokter melakukan anamnesis
kepada pasien dan penyidik polisi, didapatkan
pasien korban KDRT. Dokter jaga UGD melalukan
pemeriksaan kemudian konsul ke spesialis bedah
dan spesialis forensik. Siapa yang berhak
menyusun dan menandatangani VeR tersebut?
Jawaban lainnya

a. Dokter spesialis forensik : Kurang tepat

b. Dokter spesialis bedah : Kurang tepat

d. Kepala UGD : Kurang tepat

e. Direktur rumah sakit : Kurang tepat


Soal 90
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke UGD RS diantar
polisi. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien dan penyidik
polisi, didapatkan pasien korban KDRT. Dokter jaga UGD
melalukan pemeriksaan kemudian konsul ke spesialis bedah dan
spesialis forensik. Siapa yang berhak menyusun dan
menandatangani VeR tersebut?
a. Dokter spesialis forensik
b. Dokter spesialis bedah
c. Dokter Jaga UGD
d. Kepala UGD
e. Direktur rumah sakit
Soal 91
Seorang wanita usia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri perut bawah serta keputihan sejak 6 hari yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa siklus haid teratur. Pasien merupakan PSK dan
sering berhubungan dengan pria tanpa menggunakan kondom.
TD 100/70, HR 104 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 38,5 C. Nyeri
goyang serviks +. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Apendisitis
b. KET
c. Kista ovarium
d. PID
e. Endometriosis
Soal 91
Seorang wanita usia 20 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri perut bawah serta keputihan sejak 6 hari
yang lalu. Pasien mengatakan bahwa siklus haid teratur.
Pasien merupakan PSK dan sering berhubungan dengan
pria tanpa menggunakan kondom. TD 100/70, HR 104
x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 38,5 C. Nyeri goyang serviks
+. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : PID
Kehamilan Ektopik Terganggu (2)

Kehamilan yang implantasi blastosisnya terjadi di


luar mukosa endometrium. Paling sering di tuba
falopii. Bila ruptur dapat menyebabkan
kematian.

Faktor Risiko
• Infeksi genital, merokok, IUD
Diagnosis
Klinis Penunjang
• Nyeri perut bawah, • Plano / PP test positif
perdarahan per vagina, • USG: uterus kosong
sebelumnya haid
terlambat. Kehamilan • Beta-HCG:
Ektopik Terganggu • >1500 IU/L (USG
(KET) atau ruptur: nyeri transvaginal),
sangat berat, abdomen • >6500 IU/L (USG
distensi, bisa sampai transabdominal)
syok. • Kuldosintesis
PF
• nyeri goyang portio (+)
Tatalaksana

• Bila syok: ABC


• Belum ruptur : metrothrexat
• KET: pembedahan (laparotomy, laparoskopi,
salpingectomy, salpingostomy)
Endometriosis (2)

• Penyakit yang ditandai dengan ditemukannya


jaringan yang menyerupai kelenjar dan stroma
endometrium di luar kavum uterus.
• Tempat paling sering: Pelvic viscera dan
peritoneum

Faktor Risiko
• Faktor Risiko Utama: GENETIK
Diagnosis

• Sering ditemukan pada wanita dengan siklus


yang lebih pendek, perdarahan menstruasi
yang lebih banyak dan durasi lebih lama.
• TRIAS klasik →
• Dismenorrhea,
• Infertilitas,
• Dyspareunia/nyeri panggul
• Definitif : Histopatologi
Jawaban lainnya

a.Apendisitis : nyeri tekan mc burney +

b.KET : adnexa test +

c.Kista ovarium : massa lunak pada daerah ovarium

e.Endometriosis : nyeri pada beberapa bagian perut


saat mens
Soal 91
Seorang wanita usia 20 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri perut bawah serta keputihan sejak 6 hari yang lalu.
Pasien mengatakan bahwa siklus haid teratur. Pasien merupakan
PSK dan sering berhubungan dengan pria tanpa menggunakan
kondom. TD 100/70, HR 104 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 38,5
C. Nyeri goyang serviks +. Apakah diagnosis pada pasien
tersebut ?
a. Apendisitis
b. KET
c. Kista ovarium
d. PID
e. Endometriosis
Soal 92
Seorang perempuan G1P0A0 dengan 35-36 minggu datang
dengan keluhan nyeri perut sejak 5 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan His 3x/10 menit/30-40 detik. Leopald 1
teraba keras, leopald 2 teraba panjang di kiri dan kecil kecil di
kanan, leopold 3 teraba lunak, leopald 4 masuk pintu atas
panggul. Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan
4, ketuban (+). Apakah diagnosis pada psaien tersebut ?
a. Letak lintang
b. Letak kepala
c. Letak sungsang
d. Inpartu kala 2
e. Ketuban pecah dini
Soal 92
Seorang perempuan G1P0A0 dengan 35-3 minggu
datang dengan keluhan nyeri perut sejak 5 jam yang
lalu . Pada pemeriksaan didapatkan His 3x/10
menit/30-40 detik. Leopald 1 teraba keras, leopald 2
teraba panjang di kiri dan kecil kecil di kanan,
leopold 3 teraba lunak, leopald 4 masuk pintu atas
panggul. Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil
pembukaan 4, ketuban (+).Apakah diagnosis pada
psaien tersebut ?

Diagnosis : Letak sungsang


Malpresentasi (2)
a. Definisi: Malpresentasi meliputi semua
presentasi selain verteks Malpresentasi:
b. Faktor Predisposisi: Presentasi Dahi
Presentasi Muka
• Wanita multipara
Presentasi Bokong
• Kehamilan multipel (gemeli)
Presentasi Majemuk
• Polihidramnion / oligohidramnion Letak Lintang
• Plasenta previa
•Kelainan bentuk uterus atau
terdapat massa (mis. mioma uteri)
• partus preterm
COMPLETE/SEMPURNA FRANK/MURNI INCOMPLETE/FOOTLING
Jawaban lainnya

a. Letak lintang : leopold 1 dan 3 massa lunak

b. Letak kepala : leopold 3 masa lunak

d. Inpartu kala 2 : pembukaan lengkap

e. Ketuban pecah dini : pecah ketuban sebelum


fase aktif
Soal 92
Seorang perempuan G1P0A0 dengan 35-36 minggu datang
dengan keluhan nyeri perut sejak 5 jam yang lalu . Pada
pemeriksaan didapatkan His 3x/10 menit/30-40 detik. Leopald 1
teraba keras, leopald 2 teraba panjang di kiri dan kecil kecil di
kanan, leopold 3 teraba lunak, leopald 4 masuk pintu atas
panggul. Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan
4, ketuban (+). Apakah diagnosis pada psaien tersebut ?
a. Letak lintang
b. Letak kepala
c. Letak sungsang
d. Inpartu kala 2
e. Ketuban pecah dini
Soal 93
Perempuan 25 tahun G2P1A0 dengan 33-34 minggu
datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala menetap dan
nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu. Pasien menyangkal
adanya riwayat darah tinggi sebelumnya. Pemeriksaan
fisik TD 180/110, HR 96x/m, RR 24x/m. Pemeriksaan
obstetri dijumpai denyut jantung janin 132x/m, taksiran
berat janin 2800 gram. Pemeriksaan analisis urin dijumpai
protein (+++). Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a. Eklampsia
b. Impending eklampsia
c. Preeklampsia berat
d. Preeklampsia ringan
e. Hipertensi kronis
Soal 93
Perempuan 25 tahun G2P1A0 dengan 33-34 minggu datang ke
IGD dengan keluhan nyeri kepala menetap dan nyeri ulu hati
sejak 2 hari yang lalu. Pasien menyangkal adanya riwayat darah
tinggi sebelumnya. Pemeriksaan fisik TD 180/110, HR 96x/m, RR
24x/m. Pemeriksaan obstetri dijumpai denyut jantung janin
132x/m, taksiran berat janin 2800 gram. Pemeriksaan analisis
urin dijumpai protein (+++). Apakah diagnosis pasien tersebut ?

Diagnosis : Impending eklampsia


Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban lainnya

a. Eklampsia : kejang, hipertensi kehamilan diatas usia


20 minggu, proteinuria +++
c. Preeklampsia berat : Hipertensi kehamilan diatas 20
minggu disertai proteinuria +++
d. Preeklampsia ringan : Hipertensi kehamilan diatas
20 minggu disertai proteinuria +
e. Hipertensi kronis : Memiliki riwayat darah tinggi
sebelum hamil
Soal 93
Perempuan 25 tahun G2P1A0 dengan 33-34 minggu datang ke
IGD dengan keluhan nyeri kepala menetap dan nyeri ulu hati sejak
2 hari yang lalu.Pasien menyangkal adanya riwayat darah tinggi
sebelumnya. Pemeriksaan fisik TD 180/110, HR 96x/m, RR 24x/m.
Pemeriksaan obstetri dijumpai denyut jantung janin 132x/m,
taksiran berat janin 2800 gram. Pemeriksaan analisis urin dijumpai
protein (+++). Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a. Eklampsia
b. Impending eklampsia
c. Preeklampsia berat
d. Preeklampsia ringan
e. Hipertensi kronis
Soal 94
Wanita usia 28 tahun datang ke ponek karena mengalami nyeri
perut dan keluar darah dari vagina sejak 5 jam lalu. Pasien belum
menstruasi sejak 2 bulan yang lalu. Pasien menyangkal adanya
gumpalan daging yang keluar. Pemeriksaan inspekulo didapatkan
OUE tertutup, OUE berdarah (+). Apakah tatalaksana yang tepat
pada pasien tersebut ?
a. Dilatasi serviks dan kuretase
b. Terminasi kehamilan
c. Tirah baring
d. Pemberian induksi
e. Pemberian preparat prostaglandin
Soal 94
Wanita usia 28 tahun datang ke ponek karena mengalami
nyeri perut dan keluar darah dari vagina sejak 5 jam lalu.
Pasien belum menstruasi sejak 2 bulan yang lalu. Pasien
menyangkal adanya gumpalan daging yang keluar.
Pemeriksaan inspekulo didapatkan OUE tertutup, OUE
berdarah (+). Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien
tersebut?

Diagnosis : Ab imminens
Abortus (3B)

Berakhirnya
kehamilan
sebelum
usia gestasi
20 minggu
Abortus (3B)

Septic Abortion
• Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis.
Disertai demam, nyeri abdomen, sekret vagina.

Habitual Abortion / Abortus Rekuren


• Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut ,
penyebab: anomali kromosom
Tatalaksana

• Abortus Imminens: konservatif, bed rest


• Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
• Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
• Abortus Komplit: suportif
• Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
• Septic Abortion: dilatasi, kuretase, dan
antibiotik
• Habitual Abortion / Abortus Rekuren: dilatasi
dan kuretase
Tatalaksana

• Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau


dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
antibiotika dengan kombinasi:
• Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
• Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan Sekunder / RS
Jawaban lainnya

a. Dilatasi serviks dan kuretase : pada ab


incomplete dan insipien

b. Terminasi kehamilan : kurang tepat

d. Pemberian induksi : kurang tepat

e. Pemberian preparat prostaglandin : kurang tepat


Soal 94
Wanita usia 28 tahun datang ke ponek karena mengalami nyeri
perut dan keluar darah dari vagina sejak 5 jam lalu. Pasien belum
menstruasi sejak 2 bulan yang lalu. Pasien menyangkal adanya
gumpalan daging yang keluar. Pemeriksaan inspekulo didapatkan
OUE tertutup, OUE berdarah (+). Apakah tatalaksana yang tepat
pada pasien tersebut ?
a. Dilatasi serviks dan kuretase
b. Terminasi kehamilan
c. Tirah baring
d. Pemberian induksi
e. Pemberian preparat prostaglandin
Soal 95
Wanita 32 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu, datang
dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai sejak 1 minggu
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/100
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36 C, pemeriksaan
proteinuria ++. Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Propanolol
b. Valsartan
c. Furosemide
d. Nifedipine
e. Captopril
Soal 95
Wanita 32 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu,
datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai sejak
1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan
darah 160/100 mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit,
Suhu 36.0, pemeriksaan proteinuria ++. Apakah terapi
yang tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : PEB
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban lainnya

a. Propanolol : Tidak direkomendasikan

b. Valsartan : Tidak direkomendasikan

c. Furosemide : Tidak direkomendasikan

e. Captopril : Tidak direkomendasikan


Soal 95
Wanita 32 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu, datang
dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai sejak 1 minggu
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/100
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36 C, pemeriksaan
proteinuria ++. Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Propanolol
b. Valsartan
c. Furosemide
d. Nifedipine
e. Captopril
Soal 96
Seorang wanita G3P1A1 dengan usia kehamilan 40 minggu
datang ke ponek mengelurkan lendir darah dari jalan lahir, setelah
bayi lahir, dokter melakukan injeksi oksitosin 10 IU dan melakukan
peregangan tali pusat terkendali. Setelah 15 menit plasenta masih
belum keluar. Apa tatalaksana yang tepat selanjutnya dilakukan
oleh dokter tersebut?
a. Injeksi oksitosin 10 IU i.m kedua
b. Injeksi metergin 0,2 i.m
c. Traksi tali pusat terkendali
d. Manual plasenta
e. Massase fundus uteri
Soal 96
Seorang wanita G3P1A1 dengan usia kehamilan 40 minggu
datang ke ponek mengelurkan lendir darah dari jalan lahir,
setelah bayi lahir, dokter melakukan injeksi oksitosin 10 IU
dan melakukan peregangan tali pusat terkendali. Setelah 15
menit plasenta masih belum keluar. Apa tatalaksana yang
tepat selanjutnya dilakukan oleh dokter tersebut?

Diagnosis : retensio plasenta


Perdarahan Post Partum (3B)
No. Gejala dan Tanda Kemungkinan Penyebab
1. Perdarahan setelah anak lahir Atonia Uteri
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2. Perdarahan segera Robekan jalan lahir
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
3. Plasenta belum lahir sampai 30 menit Retensi plasenta
4. Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Sisa plasenta
Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum disertai
subinvolusi uterus
5. Perdarahan segera (perdarahan intraabdominal dan Ruptur uteri
perdarahan pervaginam)
Nyeri perut yang hebat
Kontraksi yang hilang
6. Fundus uteri tidak teraba pada palpasi abdomen Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa
Nyeri ringan atau berat
7. Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalan Gangguan pembekuan darah
sederhana
Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembentukkan
darah sederhana
Terdapat faktor predisposisi: solusio plasenta, kematian janin
dalam uterus, eklampsia, emboli air ketuban
Tatalaksana

Atonia Uteri
• Kompresi bimanual internal atua eksternal
• Infus oksitosin dan oksitosin IM
• Ergometrin
• Asam Tranexamat

Robekan Jalan Lahir


• Penjahitan
Tatalaksana
Retensi Plasenta
• Tarikan tali pusat terkendali, bila tidak berhasil,
lakukan manual plasenta
• Infus oksitosin dan oksitosin IM
• Antibiotik profilaksis

Sisa Plasenta
• Infus Oksitosin dan Oksitosin IM
• Eksplorasi digital (menggunakan jari) atau dengan
kuretase
• Antibiotik profilaksis
Tatalaksana
Jawaban lainnya

b. Injeksi metergin 0,2 i.m: Kurang tepat

c. Traksi tali pusat terkendali : Kurang tepat

d. Manual plasenta : dilakukan pada kondisi


melebihi 30 menit

e. Massase fundus uteri : Kurang tepat


Soal 96
Seorang wanita G3P1A1 dengan usia kehamilan 40 minggu
datang ke ponek mengelurkan lendir darah dari jalan lahir, setelah
bayi lahir, dokter melakukan injeksi oksitosin 10 IU dan melakukan
peregangan tali pusat terkendali. Setelah 15 menit plasenta masih
belum keluar. Apa tatalaksana yang tepat selanjutnya dilakukan
oleh dokter tersebut?
a. Injeksi oksitosin 10 IU i.m kedua
b. Injeksi metergin 0,2 i.m
c. Traksi tali pusat terkendali
d. Manual plasenta
e. Massase fundus uteri
Soal 97
Wanita 26 tahun G2P1A0dengan usia kehamilan 28 minggu,
datang ke tempat praktek anda untuk kontrol kandungan. Dari
pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg, proteinuria (-). Pasien
mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah yang tinggi.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Preeklamsi berat
b. Preeklamsi ringan
c. Hipertensi kronik
d. Hipertensi gestasional
e. Superimposed preeklamsia
Soal 97

Wanita 26 tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan


28 minggu, datang ke tempat praktek anda untuk
kontrol kandungan. Dari pemeriksaan fisik TD
160/100 mmHg, proteinuria (-). Pasien mengaku
tidak memiliki riwayat tekanan darah yang tinggi.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Hipertensi gestasional


Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban lainnya

a. Preeklamsi berat : hipertensi diusia lebih dari 20


minggu disertai proteinuria +++
b. Preeklamsi ringan : hipertensi diusia lebih dari 20
minggu disertai proteinuria +
c. Hipertensi kronik : memiliki darah tinggi sejak
sebelum hamil dan saat hamil
e. Superimposed preeklamsia : hipertensi kronik disertai
proteinuria
Soal 97
Wanita 26 tahun G2P1A0dengan usia kehamilan 28 minggu,
datang ke tempat praktek anda untuk kontrol kandungan. Dari
pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg, proteinuria (-). Pasien
mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah yang tinggi.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Preeklamsi berat
b. Preeklamsi ringan
c. Hipertensi kronik
d. Hipertensi gestasional
e. Superimposed preeklamsia
Soal 98
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang bersama istrinya yang
berumur 26 tahun dengan keluhan karena belum mempunyai
anak selama 3 tahun menikah. Dari anamnesis didapatkan riwayat
berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil pemeriksaan analisis
sperma volume 3 cc warna putih, bau khas, jumlah sperma 14
juta/cc, motilitas sperma a 15% bentuk sperma normal 3%.
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ?
a. Oligospermia dan astenospermia
b. Azoospermia dan astenospermia
c. Oligospermia dan teratospermia
d. Azoosspermia dan tetraspermia
e. Astenospermia dan tetraspermia
Soal 98
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang bersama istrinya
yang berumur 26 tahun dengan keluhan karena belum
mempunyai anak selama 3 tahun menikah. Dari anamnesis
didapatkan riwayat berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil
pemeriksaan analisis sperma volume 3 cc warna putih, bau
khas, jumlah sperma 14 juta/cc, motilitas sperma a 15%,
bentuk sperma normal 3%. Apakah diagnosis yang paling
mungkin pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Oligospermia dan Astenospermia


Analisa Sperma (3)
´Fertilitas seorang pria ditentukan oleh jumlah dan kualitas spermanya

Normozoospermia
´ Jumlah sperma ≥ 20 juta/ml

Oligozoospermia
´ Jumlah sperma < 20 juta/ml

Astenozoospermia
´ Motilitas sperma a <25% atau a+b <50%

A: bergerak cepat dan lurus


B: Bergerak lambat dan tidak lurus
C : bergerak ditempat
D : tidak bergerak
Teratozoospermia
Morfologi sperma normal < <30%
OligoAstenoTeratozoospermia – sindroma OAT

Azoopermia
0 sperma + plasma semen

Aspermia
0 sperma + 0 plasma semen
Jawaban lainnya

b. Azoospermia dan astenospermia : kelainan pada


komponen dan gerak sperma
c. Oligospermia dan teratospermia : kelainan pada
jumlah dan bentuk sperma
d. Azoosspermia dan tetraspermia : kelainan pada
komponen dan bentuk sperma
e. Astenospermia dan tetraspermia : Kelainan gerak
dan bentuk
Soal 98
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang bersama istrinya yang
berumur 26 tahun dengan keluhan karena belum mempunyai
anak selama 3 tahun menikah. Dari anamnesis didapatkan riwayat
berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil pemeriksaan analisis
sperma volume 3 cc warna putih, bau khas, jumlah sperma 14
juta/cc, motilitas sperma a 35%, bentuk sperma normal 3%.
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut ?
a. Oligospermia dan astenospermia
b. Azoospermia dan astenospermia
c. Oligospermia dan teratospermia
d. Azoosspermia dan tetraspermia
e. Astenospermia dan tetraspermia
Soal 99
Wanita, 28 tahun P1A0 di rujuk ke IGD Rumah Sakit dari klinik
karena perdarahan jalan lahir. Pasien melahirkan 2 jam lalu di
bidan dengan BBL 4050gr, robekan sampai seluruh sfingter ani
eksterna dan sfingter ani interna. Apakah tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menghindari komplikasi pada pasien
tersebut ?
a. Ekstraksi vakum
b. Ekstrasiforsep
c. Episiotomi
d. Amniotomi
e. SC
Soal 99

Wanita, 28 tahun P1A0 di rujuk ke IGD Rumah Sakit


dari klinik karena perdarahan jalan lahir. Pasien
melahirkan 2 jam lalu di bidan dengan BBL 4050gr,
robekan sampai seluruh sfingter ani eksterna dan
sfingter ani interna. Apakah tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menghindari komplikasi
pada pasien tersebut ?

Diagnosis : Ruptur perineum


Ruptur Perineum (4A–3B)

• Suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi


selama persalinan pervaginam.
Derajat Deskripsi
Derajat 1 robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit
perineum.
Derjat 2 robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani
Derajat 3 Derajat 3a: <50% sfingter ani eksterna
Derajat 3b: >50% sfingter ani eksterna
Derajat 3c: robekan meliputi sfingter ani eksterna dan
interna
Derajat 4 robekan sampai mukosa rectum.
Tatalaksana

• Pemberian antibiotic sefalosporin golongan II


atau III diberikan intravena sebelum perbaikan
perineum.
• Derajat 1 mengenai mukosa vagina dan
jaringan ikat → tidak perlu dilakukan
penjahitan.
• Derajat 2 → penjahitan perineum oleh tenaga
medis, dokter umum, bidan.
• Derajat 3&4 → dilakukan penjahitan perineum
oleh dokter spesialis kandungan.
Tatalaksana

Edukasi
• Menjaga perineum selalu bersih dan kering
• Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir 3-4x/hari
• kontrol 1 minggu untuk memeriksa
penyembuhan luka.
Ruptur Perineum
Jawaban Lainnya

a. Ekstraksi vakum : kurang tepat

b. Ekstrasiforsep : kurang tepat

d. Amniotomi : kurang tepat

e. SC : kurang tepat
Soal 99
Wanita, 28 tahun P1A0 di rujuk ke IGD Rumah Sakit dari klinik
karena perdarahan jalan lahir. Pasien melahirkan 2 jam lalu di
bidan dengan BBL 4050gr, robekan sampai seluruh sfingter ani
eksterna dan sfingter ani interna. Apakah tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menghindari komplikasi pada pasien
tersebut ?
a. Ekstraksi vakum
b. Ekstrasiforsep
c. Episiotomi
d. Amniotomi
e. SC
Soal 100
Seorang wanita 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 23-24
minggu datang ke Poli Obgyn ingin memeriksakan
kehamilannya. Pada pemeriksaan didapatkan TD : 170/90
Proteinuria (+++), Nonpitting edema pretibial (+).
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Dipulangkan + antihipertensi
b. Rawat + magnesium sulfat
c. Rawat + kalsium
d. Rawat + magnesium sulfat + antihipertensi
e. Tidak diberikan apa-apa
Soal 100

Seorang wanita 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan


23-24 minggu datang ke Poli Obgyn ingin
memeriksakan kehamilannya. Pada pemeriksaan
didapatkan TD: 170/90 Proteinuria (+++),
Nonpitting edema pretibial (+). Apakah
tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?

Diagnosis : PEB
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya

b. Rawat + magnesium sulfat : kurang tepat

c. Rawat + kalsium : kurang tepat

d. Rawat + magnesium sulfat + antihipertensi :


kurang tepat

e. Tidak diberikan apa-apa : kurang tepat


Soal 100
Seorang wanita 24 tahun G1P0A0 usia kehamilan 23-24
minggu datang ke Poli Obgyn ingin memeriksakan
kehamilannya. Pada pemeriksaan didapatkan TD : 140/90
Proteinuria (++), Nonpitting edema pretibial (+). Apakah
tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut ?
a. Dipulangkan + antihipertensi
b. Rawat + magnesium sulfat
c. Rawat + kalsium
d. Rawat + magnesium sulfat + antihipertensi
e. Tidak diberikan apa-apa
Soal 101
Seorang wanita 29 Tahun P3A0 mengalami perdarahan setelah
melahirkan 2 jam yang lalu. Pasien tampak lemas, bidan
mengatakan bahwa plasenta lahir lengkap. Pada pemeriksaan fisik
Td: 90/60 mmHg, N 110x/menit, RR 25x/menit, T 37,2 C, Uterus
teraba lunak, tinggi fundus diatas simpisis pubis. Apakah penyebab
dari perdarahan tersebut?
A. Rest plasenta
B. Ruptur uteri
C. Atonia Uteri
D. Plasenta previa
E. Laserasi jalan lahir
Soal 101

Seorang wanita 29 Tahun P3A0 mengalami


perdarahan setelah melahirkan 2 jam yang lalu.
Pasien tampak lemas, bidan mengatakan bahwa
plasenta lahir lengkap. Pada pemeriksaan fisik Td:
90/60 mmHg, N 110x/menit, RR 25x/menit, T 37,2
C, Uterus teraba lunak, tinggi fundus diatas simpisis
pubis. Apakah penyebab dari perdarahan tersebut?

Diagnosis : Atonia Uteri


Atonia Uteri (3B)
Definisi
a. Perdarahan setelah anak lahir
b. Uterus tidak berkontraksi dan lembek
c. Penyebab perdarahan diakibatkan karena Hipotoni

Tatalaksana
a. Kompresi bimanual internal atua eksternal
b. Infus oksitosin dan oksitosin IM
c. Ergometrin
d. Asam Tranexamat
Perdarahan Post Partum
Tatalaksana
Jawaban Lainnya

a. Retensio plasenta : plasenta belem keluar setelah kala 3


berakhir ( > 30 menit )

b. Ruptur Uteri : perdarahan hebat, nyeri perut hebat dan


tidak kontraksi Rahim

d. Plasenta previa : perdarahan pada trimester ke 3 bukan


setelah melahir

e. Laresari jalan lahir : dikasus tidak dijelaskan mengenai


perineum
Soal 101
Seorang wanita 29 Tahun P3A0 mengalami perdarahan setelah
melahirkan 2 jam yang lalu. Pasien tampak lemas, bidan
mengatakan bahwa plasenta lahir lengkap. Pada pemeriksaan fisik
Td: 90/60 mmHg, N 110x/menit, RR 25x/menit, T 37,2 C, Uterus
teraba lunak, tinggi fundus diatas simpisis pubis. Apakah penyebab
dari perdarahan tersebut?
A. Rest plasenta
B. Ruptur uteri
C. Atonia Uteri
D. Plasenta previa
E. Laserasi jalan lahir
Soal 102
Seorang wanita datang dengan keluhan anaknya tidak mau menyusui
sejak 1 minggu setelah melahirkan. Pasien tersebut mengatakan bahwa
sepertinya anaknya mengalami kesulitan dalam menyusui ASI karena
puting susu pasien mengalami keanehan. Pada pemeriksaan fisik Tanda
Vital fisik Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR 23x/menit, T 37,0 C,
pada status lokalis ditemukan putting tampak datar dan masuk
kedalam. Jika pada saat ditekan areola nipple awalnya menonjol
kemudian nipple masuk kembali, grade berapakah inverted nipple
pada kasus ini ?
a. Grade 1
b. Grade 2
c. Grade 3
d. Grade 4
e. Grade 5
Soal 102
Seorang wanita datang dengan keluhan anaknya tidak mau menyusui
sejak 1 minggu setelah melahirkan. Pasien tersebut mengatakan bahwa
sepertinya anaknya mengalami kesulitan dalam menyusui ASI karena
puting susu pasien mengalami keanehan. Pada pemeriksaan fisik Tanda
Vital fisik Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR 23x/menit, T 37,0 C,
pada status lokalis ditemukan puting tampak datar dan masuk
kedalam. Jika pada saat ditekan areola nipple awalnya menonjol
kemudian nipple masuk kembali, grade berapakah inverted nipple
pada kasus ini ?

Diagnosis : Inverted Nipple


Inverted Nipple (4A)

Kondisi yang menyebabkan puting tertarik masuk ke


dalam.

Klasifikasi
a. Grade 1 → puting dapat dikeluarkan dengan
tekanan jari pada puting atau areola
b. Grade 2 → dapat dikeluarkan, namun kembali
masuk saat tekanan dilepas.
c. Grade 3 → puting tidak bisa dikeluarkan
Tatalaksana
a. Penarikan puting secara manual/dengan tangan.
b. Menggunakan spuit ukuran 10-20 ml, tergantung
pada besar puting.
• Ujung spuit yang terdapat jarum dipotong dan penarik
spuit dipindahkan ke sisi bekas potongan.
• Ujung yang tumpul diletakkan di atas puting,
kemudian lakukan penarikan beberapa kali hingga
puting keluar. Lukakan 3x1 masing-masing 10x.
c. Jika kedua upaya tidak berhasil, ibu dapat
memberikan ASInya dengan cara memerah atau
menggunakan pompa payudara.
Jawaban Lainnya

a. Grade 1 : kurang tepat

c. Grade 3 : kurang tepat

d. Grade 4 : tidak ada

e. Grade 5 : tidak ada


Soal 102
Seorang wanita datang dengan keluhan anaknya tidak mau menyusui
sejak 1 minggu setelah melahirkan. Pasien tersebut mengatakan bahwa
sepertinya anaknya mengalami kesulitan dalam menyusui ASI karena
puting susu pasien mengalami keanehan. Pada pemeriksaan fisik Tanda
Vital fisik Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR 23x/menit, T 37,0 C,
pada status lokalis ditemukan putting tampak datar dan masuk
kedalam. Jika pada saat ditekan areola nipple awalnya menonjol
kemudian nipple masuk kembali, grade berapakah inverted nipple
pada kasus ini ?
a. Grade 1
b. Grade 2
c. Grade 3
d. Grade 4
e. Grade 5
Soal 103
Seorang perempuan G1P0A0 Aterm datang dengan keluhan nyeri perut
dan mules-mules sejak 1 jam yang lalu, pasien mengatakan belum keluar
cairan. Pada pemeriksaan fisik Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR
23x/menit, T 37,0 C, His 3x/10 menit dengan durasi 30-40 detik.
Leopald 1 teraba keras, leopald 2 teraba panjang di kiri dan kecilkecil di
kanan, leopald 3 teraba lunak, leopald 4 masuk pintu atas panggul.
Pemeriksaan dalam: pembukaan 4, ketuban (+). Apakah diagnosis pada
kasus ini ?
A. Letak lintang
B. Letak kepala
C. Letak sungsang
D. Inpartu kala 2
E. Ketuban pecah dini
Soal 103
Seorang perempuan G1P0A0 Aterm datang dengan keluhan nyeri
perut dan mules-mules sejak 1 jam yang lalu, pasien mengatakan
belum keluar cairan. Pada pemeriksaan fisik Td: 110/80 mmHg, N
90x/menit, RR 23x/menit, T 37,0 C, His 3x/10 menit dengan durasi
30-40 detik. Leopald 1 teraba keras, leopald 2 teraba panjang di kiri
dan kecilkecil di kanan, leopald 3 teraba lunak, leopald 4 masuk
pintu atas panggul. Pemeriksaan dalam: pembukaan 4, ketuban (+).
Apakah diagnosis pada kasus ini ?

Diagnosis : Kala 2 fase Aktif dengan kehamilan Letak


sungsang
Malpresentasi

a. Definisi: Malpresentasi meliputi semua Malpresentasi:


presentasi selain verteks Presentasi Dahi
b. Faktor Predisposisi: Presentasi Muka
• Wanita multipara Presentasi Bokong
Presentasi
• Kehamilan multipel (gemeli)
Majemuk
• Polihidramnion / oligohidramnion Letak Lintang
• Plasenta previa
•Kelainan bentuk uterus atau terdapat
massa (mis. mioma uteri)
• partus preterm
Malpresentasi
Tatalaksana Persentasi Bokong
Seksio sesarea lebih aman dan direkomendasikan pada:
- Presentasi bokong pada primigravida
- Double footling breech
- Pelvis yang kecil atau malformasi
- Janin yang sangat besar
- Bekas seksio sesarea dengan indikasi CPD
- Kepala yang hiperekstensi atau defleksi

Persalinan pervaginam, bila:


 Pelvis adekuat
 Presentasi bokong lengkap/murni
 Kepala fleksi
 Tidak ada riwayat seksio searea karena CPD
 Janin tidak terlalu besar
Klasifikasi
a. Bokong sempurna (complete breech): kedua kaki dan
panggul fleksi
b. Bokong murni (Frank breech): kedua panggul fleksi, kedua
lutut ekstensi
c. Bokong-kaki (Incomplete breech): kedua panggul felksi,
salah satu lutut fleksi, lutut lainnya ekstensi

Tatalaksana
a. Melahirkan bokong (hanya pada bokong sempurna atau
bokong murni) : spontan
b. bracht, manual aid (muller, lovset, classic). Incomplete breech
: SC
COMPLETE/SEMPURNA FRANK/MURNI INCOMPLETE/FOOTLING
Jawaban Lainnya

A. Letak lintang : Sumbu panjang janin teraba melintang

B. Letak kepala : Normal

C. Inpartu kala 2 : Diagnosis belum tepat

D. Ketuban pecah dini : Ketuban (+)


Soal 103
Seorang perempuan G1P0A0 Aterm datang dengan keluhan nyeri perut
dan mules-mules sejak 1 jam yang lalu, pasien mengatakan belum keluar
cairan. Pada pemeriksaan fisik Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR
23x/menit, T 37,0 C, His 3x/10 menit dengan durasi 30-40 detik.
Leopald 1 teraba keras, leopald 2 teraba panjang di kiri dan kecilkecil di
kanan, leopald 3 teraba lunak, leopald 4 masuk pintu atas panggul.
Pemeriksaan dalam: pembukaan 4, ketuban (+). Apakah diagnosis pada
kasus ini ?
A. Letak lintang
B. Letak kepala
C. Letak sungsang
D. Inpartu kala 2
E. Ketuban pecah dini
Soal 104
Seorang wanita usia 32 tahun, hamil 27-28 minggu datang ke
rumah sakit mengeluhkan perutnya terasa mulas-mulas. Ia sudah
tidak merasakan gerakan janin sejak 1 minggu lalu. pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 96x/menit,
RR 20x/menit dan suhu 36,5oC. TFU setinggo umbilicus dan DJJ (-
). Pada USG tampak janin tunggal intreuterin. Apakah diagnosis
pada kasus ini ?
A. Abortus komplit
B. Abortus imminens
C. IUFD
D. Missed abortion
E. Blighted ovum
Soal 104

Seorang wanita usia 32 tahun, hamil 27-28 minggu datang


ke rumah sakit mengeluhkan perutnya terasa mulas-mulas.
Ia sudah tidak merasakan gerakan janin sejak 1 minggu
lalu. pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80
mmHg, nadi 96x/menit, RR 20x/menit dan suhu 36,5oC.
TFU setinggo umbilicus dan DJJ (-). Pada USG tampak janin
tunggal intreuterin. Apakah diagnosis pada kasus ini?

Diagnosis : IUFD
Intra Uterine Fetal Death (2)
Tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam rahim

Etiologi
• Kelainan kromosom, kelainan kongenital, infeksi, diabetes,
insufisiensi plasenta

Pemeriksaan
• DJJ tidak ada
• USG: ditemukannya tanda-tanda kematian janin
• Lab : gangguan pembekuan darah

Tatalaksana: Terminasi Kehamilan


Abortus (3B)

Berakhirnya
kehamilan
sebelum
usia gestasi
20 minggu
Abortus (3B)

Septic Abortion
• Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis.
Disertai demam, nyeri abdomen, sekret vagina.

Habitual Abortion / Abortus Rekuren


• Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut ,
penyebab: anomali kromosom
Tatalaksana

• Abortus Imminens: konservatif, bed rest


• Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
• Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
• Abortus Komplit: suportif
• Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
• Septic Abortion: dilatasi, kuretase, dan
antibiotik
• Habitual Abortion / Abortus Rekuren: dilatasi
dan kuretase
Tatalaksana

• Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau


dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
antibiotika dengan kombinasi:
• Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
• Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan Sekunder / RS
Jawaban Lain

a. Abortus komplit : Jaringan sudah keluar semuanya dan


ostium servik tertutup

b. Abortus imminens : Hanya plek darah, ostium servik tertutup

d. Miss Abortion : Janin telah mati, tapi tidak ada epulsi jaringan
dan usia kehamilan < 20 minggu

e. Blighted ovum : kehamilan anembrionik adalah kehamilan


yang tidak mengandung embrio meskipun terjadi pembuahan
di dalam Rahim
Soal 104
Seorang wanita usia 32 tahun, hamil 27-28 minggu datang ke
rumah sakit mengeluhkan perutnya terasa mulas-mulas. Ia sudah
tidak merasakan gerakan janin sejak 1 minggu lalu. pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 96x/menit,
RR 20x/menit dan suhu 36,5oC. TFU setinggo umbilicus dan DJJ (-
). Pada USG tampak janin tunggal intreuterin. Apakah diagnosis
pada kasus ini ?
A. Abortus komplit
B. Abortus imminens
C. IUFD
D. Missed abortion
E. Blighted ovum
Soal 105
Perempuan 30 th G4P3A0 hamil 36 minggu keluhan pendarahan
dari jalan lahir berupa flek kehitaman disertai nyeri perut. Vital
sign Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR 23x/menit, T 37,0 C.
Pemeriksaan fisik conjungtiva anemis, akral dingin. Pemeriksaan
inspekulum tampak bekuan darah di vagina, porsio licin, tidak
tampak masa. Pemeriksaan lab hb 8. Apa diagnosis pada kasus
ini ?
A. Abortus
B. Plasenta previa
C. solusio plasenta
D. KET
E. Vasa previa
Soal 105

Perempuan 30 th G4P3A0 hamil 36 minggu keluhan


pendarahan dari jalan lahir berupa flek kehitaman disertai
nyeri perut. Vital sign Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR
23x/menit, T 37,0 C. Pemeriksaan fisik conjungtiva anemis,
akral dingin Pemeriksaan inspekulum tampak bekuan darah
di vagina, porsio licin, tidak tampak masa. Pemeriksaan lab
hb 8. Apa diagnosis pada kasus ini ?

Diagnosis : solusio plasenta


Solusio Plasenta
Definisi
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya.
Fakor Risiko
Hipertensi, trauma abdomen, riwayat solusio plasenta sebelumnya, merokok, gemelli, polihidramnion,
penyalahgunaan obat (kokain, obat bius)
Tampilan Klinis
Perdarahan pervaginam, sedikit, berwarna merah gelap atau coklat, nyeri perut, kontraksi, gerakan
janin berkurang, bisa sampai syok pada ibu atau gawat janin. Pada PF janin bisa tidak teraba.

Penunjang
USG
Tatalaksana
o Janin hidup
Cukup bulan: terminasi dengan pervaginam atau SC
Kurang bulan: steroid, terminasi
o Janin mati : Persalinan per vaginam
Plasenta Previa (2)

Implantasi plasenta di atas osium serviks interna

Faktor Risiko
• Riwayat plasenta previa sebelumnya, riwayat SC
atau operasi uterus, multiparitas, kehamilan
multipel, merokok
Klasifikasi
• Komplit: seluruh ostium
tertutup
• Parsial: sebagian
ostium tertutup
• Marginal: tidak
menutup, tapi berada
dalam jarak < 2 cm
dari ostium
• Letak rendah: berada
dalam jarak 2 – 3,5 cm
dari ostium. Tidak
dianggap plasenta
previa
Plasenta Previa VS Solusio Plasenta

Plasenta Previa Solusio Plasenta


• Darah segar, tidak nyeri • Darah hitam, nyeri

Tatalaksana Tatalaksana
• Tidak ada perdarahan: tunggu • Janin hidup
sampai 37 minggu, lalu SC • Cukup bulan: terminasi
• Perdarahan: dengan pervaginam atau
• ≥ 37 minggu: SC SC
• ≤ 37 minggu: • Kurang bulan: steroid,
• bila hemodinamik tidak stabil terminasi
→ SC.
• Bila hemodinamik stabil → • Janin mati
rawat inap, observasi • Persalinan per vaginam
Vasa Previa (2)
• Korda umbilikus
berada diantara fetus
dan ostium serviks
• Klinis: Perdarahan
berat ketika ketuban
pecah saat
persalinan. Risiko
kematian janin akibat
syok sangat tinggi
• Tatalaksana: SC
Jawaban Lainnya

a. Abortus : Abortus perdarahan pada kehamilan dengan


usia < 20 minggu
b. Plasenta previa : Darah merah segar dan tidak nyeri
d. KET : Perdarahan trimester 1, dengan adanya nyeri pada
bagian perut bawah kanan/kiri, nyeri goyang cervix (+)
Cavum douglas (+)
e. Vasa previa : Korda umbilikus berada diantara fetus dan
ostium serviks
Soal 105
Perempuan 30 th G4P3A0 hamil 36 minggu keluhan pendarahan
dari jalan lahir berupa flek kehitaman disertai nyeri perut. Vital
sign Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR 23x/menit, T 37,0 C.
Pemeriksaan fisik conjungtiva anemis, akral dingin. Pemeriksaan
inspekulum tampak bekuan darah di vagina, porsio licin, tidak
tampak masa. Pemeriksaan lab hb 8. Apa diagnosis pada kasus
ini ?
A. Abortus
B. Plasenta previa
C. Solusio plasenta
D. KET
E. Vasa previa
Soal 106
Wanita, 25 tahun, G4P1A2. Keluar darah dari kemaluan
sejak kemarin. Darah keluar sedikit. Pasien mengaku hamil
4 bulan, belum merasakan gerak janin, pasien mengaku
sebelumnya telah mengalami keguguran sebanyak 3 kali
berturut-turut. Vital sign Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit,
RR 23x/menit, T 37,0 C. Apakah diagnosis pada kasus
diatas ?
a. Abortus komplit
b. Abortus inkomplit
c. Abortus febrilis
d. Abortus habitualis
e. Abortus Imminens
Soal 106

Wanita, 25 tahun, G4P1A2. Keluar darah dari


kemaluan sejak kemarin. Darah keluar sedikit.
Pasien mengaku hamil 4 bulan, belum merasakan
gerak janin, pasien mengaku sebelumnya telah
mengalami keguguran sebanyak 3 kali berturut-turut.
Vital sign Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit, RR
23x/menit, T 37,0 C. Apakah diagnosis pada kasus
diatas ?

Diagnosis :Abortus habitualis


Abortus (3B)

Berakhirnya
kehamilan
sebelum
usia gestasi
20 minggu
Abortus (3B)

Septic Abortion
• Abortus dengan komplikasi infeksi pelvis.
Disertai demam, nyeri abdomen, sekret vagina.

Habitual Abortion / Abortus Rekuren


• Abortus dalam tiga kehamilan berturut-turut,
penyebab: anomali kromosom
Tatalaksana

• Abortus Imminens: konservatif, bed rest


• Abortus Insipiens: dilatasi dan kuretase
• Abortus Inkomplit: dilatase dan kuretase
• Abortus Komplit: suportif
• Missed Abortion: dilatasi dan kuretase
• Septic Abortion: dilatasi, kuretase, dan
antibiotik
• Habitual Abortion / Abortus Rekuren: dilatasi
dan kuretase
Tatalaksana

• Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau


dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
antibiotika dengan kombinasi:
• Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
• Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera melakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan Sekunder / RS
Jawaban Lainnya

a. Abortus komplit : Jaringan sudah keluar semuanya dan ostium


servik tertutup

b. Abortus inkomplit : Jaringan sudah keluar sebagian dan


ostium servik tertutup

c. Abortus febrilis : Tidak ada ditemukan tanda sepsis pada kasus

e. Abortus Imminens : Abortus yang mengancam, ostium serviks


tertutup
Soal 106
Wanita, 25 tahun, G4P1A2. Keluar darah dari kemaluan
sejak kemarin. Darah keluar sedikit. Pasien mengaku hamil
4 bulan, belum merasakan gerak janin, pasien mengaku
sebelumnya telah mengalami keguguran sebanyak 3 kali
berturut-turut. Vital sign Td: 110/80 mmHg, N 90x/menit,
RR 23x/menit, T 37,0 C. Apakah diagnosis pada kasus
diatas ?
a. Abortus komplit
b. Abortus inkomplit
c. Abortus febrilis
d. Abortus habitualis
e. Abortus Imminens
Soal 107
Perempuan, 25 tahun, G2P1A0 datang ke RS dengan keluhan
nyeri kepala menetap dan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik TD 180/110, HR 96x/m, RR 24x/m. Pemeriksaan
obstetri dijumpai denyut jantung janin 132x/m, taksiran berat janin
2800 gram. Pemeriksaan analisis urin dijumpai protein (+++).
Diagnosis yang tepat ?
A. Eklampsia
B. Impending eklampsia
C. Preeklampsia berat
D. Preeklampsia ringan
E. Hipertensi kronis
Soal 107

Perempuan, 25 tahun, G2P1A0 datang ke RS dengan


keluhan nyeri kepala menetap dan nyeri ulu hati sejak
2 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik TD 180/110, HR
96x/m, RR 24x/m. Pemeriksaan obstetri dijumpai
denyut jantung janin 132x/m, taksiran berat janin
2800 gram. Pemeriksaan analisis urin dijumpai
protein (+++). Diagnosis yang tepat ?

Diagnosis : Impending eklampsia


Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya

a. Eklampsia : PEB + Kejang

c. Preeklampsia berat : Hipertensi, proteinuria > 2

d. Preeklampsia ringan : Tidak tepat karena sudah ada


gejala impending eklampsi

e. Hipertensi kronis : Tidak ada riwayat Hipertensi


sebelumnya
Soal 107
Perempuan, 25 tahun, G2P1A0 datang ke RS dengan keluhan
nyeri kepala menetap dan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik TD 180/110, HR 96x/m, RR 24x/m. Pemeriksaan
obstetri dijumpai denyut jantung janin 132x/m, taksiran berat janin
2800 gram. Pemeriksaan analisis urin dijumpai protein (+++).
Diagnosis yang tepat ?
A. Eklampsia
B. Impending eklampsia
C. Preeklampsia berat
D. Preeklampsia ringan
E. Hipertensi kronis
Soal 108
Perempuan 35 tahun, P2A2, diantar oleh dukun ke
Puskesmas. Pasien telah melahirkan 1 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah,
TD 80/50 mmHg, nadi 140 x/menit, frekuensi napas 24
x/menit, konjungtiva pucat, berkeringat dingin, urin pekat dan
sedikit. Fundus uteri teraba lunak. Terjadi perdarahan banyak,
berwarna hitam. Penatalaksanaan awal yang tepat pada
pasien ini adalah ?
a. HT
b. Ligasi arteri uterin
c. KBE KBI
d. Pasang iv line + drip oksitosin
e. Kondom kateter
Soal 108
Perempuan 35 tahun, P2A2, diantar oleh dukun ke
Puskesmas. Pasien telah melahirkan 1 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak
lemah, TD 80/50 mmHg, nadi 140 x/menit, frekuensi
napas 24 x/menit, konjungtiva pucat, berkeringat dingin,
urin pekat dan sedikit. Fundus uteri teraba lunak . Terjadi
perdarahan banyak, berwarna hitam. Penatalaksanaan
awal yang tepat pada pasien ini adalah ?

Diagnosis : Shock Hipovolemik ec Atonia Uteri


Perdarahan Post Partum (3B)
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
a. HT : Bukan penatalaksanaan awal pada kasus

b. Ligasi arteri uterin : Bukan penatalaksanaan awal pada


kasus

c. KBE KBI : Dilakukan setelah pemasangan iv line dan


oksitosin

e. Kondom kateter : Bukan penatalaksanaan awal pada


kasus
Soal 108
Perempuan 35 tahun, P2A2, diantar oleh dukun ke
Puskesmas. Pasien telah melahirkan 1 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah,
TD 80/50 mmHg, nadi 140 x/menit, frekuensi napas 24
x/menit, konjungtiva pucat, berkeringat dingin, urin pekat dan
sedikit. Fundus uteri teraba lunak. Terjadi perdarahan banyak,
berwarna hitam. Penatalaksanaan awal yang tepat pada
pasien ini adalah ?
a. HT
b. Ligasi arteri uterin
c. KBE KBI
d. Pasang iv line + drip oksitosin
e. Kondom kateter
Soal 109
Seorang wanita 28 tahun datang dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan berwarna abu
abu, lengket dan semakin lama semakin banyak, dan saat ini
menjadi berbau busuk. Pasien menggunakan AKDR selama 7
tahun dan belum pernah kontrol. Pada pemeriksaan fisik TD:
120/80, N : 85x/menit, R : 20 x/menit, S : 37,5 C.
pemeriksaan whiff (+), pemeriksaan mikroskopis ditemukan
clue cell. Apa diagnosis yang paling tepat ?
a. Vaginosis trikomonas
b. Vaginosis bakterialis
c. Vulvovaginitis candida
d. Gonore
e. Servisitis gonore
Soal 109
Seorang wanita 28 tahun datang dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan berwarna abu
abu, lengket dan semakin lama semakin banyak, dan saat ini
menjadi berbau busuk. Pasien menggunakan AKDR selama 7
tahun dan belum pernah kontrol. Pada pemeriksaan fisik TD:
120/80, N : 85x/menit, R : 20 x/menit, S : 37,5 C.
pemeriksaan whiff (+), pemeriksaan mikroskopis ditemukan
clue cell. Apa diagnosis yang paling tepat?

Diagnosis : Bakterial Vaginosis


Bakterial Vaginosis (4A)

• Sindroma klinis yang disebabkan oleh


pergantian Lactobacillus sp penghasil H2O2
normal di dalam vagina dengan sekelompok
bakteri anaerob batang gram negatif.
• *bakteri anaerob gram (-) : Gardnerella
vaginalis, Mycoplasma hominis, Prevotella sp
dan Mobiluncus sp.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berwarna putih dan berbau
amis.
• Kadang-kadang disertai gatal.

Pemeriksaan Fisik
• Dinding vagina dan vestibulum: terdapat duh
tubuh warna putih homogeny
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Memenuhi kriteria Amsel yaitu (3 dari 4 sebagai
berikut)
1. Duh vagina sesuai klinis
2. Tes Amin/Whiff test (+) tercium bau amis seperti
ikan pada duh tubuh vagina yang ditetesi KOH
10%).
3. pH cairan vagina >4,5
4. Sediaan basah dengan larutan Nacl 0,9% atau
apius dengan pewarnaan Gram ditemukan clue
cells.
Tatalaksana
Trikomoniasis (4A)

• Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital


yang bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis.
• Etiologi: Trichomonas vaginalis, protozoa
flagellate yang memiliki 4 flagel dan bergerak
seperti gelombang.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Kandidiasis Vulvovaginalis (4A)

• Infeksi pada vulva dan vagina yang


disebabkan oleh jamur, yaitu Candida sp.
• Etiologi: Yang tersering menjadi penyebab
adalah Candida albicans yang dapat diisolasi
dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina dan
feses orang normal.
Diagnosis
Anamnesis
• Keputihan yang berwarna putih seperti susu.
• Gatal pada vulva
• Dapat terjadi dyspareunia

Pemeriksaan Fisik
• Vulva dan vagina: Hiperemis, dapat timbul
fisura, edema jika berat, vaginal discharge
warna putih seperti susu; bergumpal dan tidak
berbau.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Bahan sedimen: vaginal discharge yang
berasal dari dinding lateral vagina.
• Sediaan apus dengan pewarnaan Gram
ditemukan blastospora dan atau pseudohifa.
• Sediaan basah dengan larutan KOH 10%
ditemukan blastospora dan pseudohifa.
• Kultur dengan Saboraud Dextrose Agar (SDA).
Tatalaksana
Gonore (4A)

• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh


Neisseria gonorrhoeae.
• Etiologi: Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri
gram negatif, diplokokkus berbentuk biji kopi,
terletak intrasel dan bersifat tahan asam.
Diagnosis
Anamnesis
• Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning
kehijauan kental dari kemaluan.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
• Masa inkubasi = 2-8 hari, dan gejala sering muncul
sebelum 2 minggu.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Pria: Orifisium uretra hiperemis, edema dan
ektropion. Duh tubuh uretra mukopurulen.
• Wanita: Serviks hiperemis dan edema. Duh
tubuh serviks mukopurulen.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram:
diambil dari sediaan
apus duh tubuh
ditemukan diplokokkus
Gram negatif
intraselular.
• Kultur dengan media
Thayer-Martin
• Tes Definitif (dilakukan
pada hasil kultur yang
(+)): tes oksidasi dan
tes fermentasi.
Tatalaksana
• Pengobatan Gonore tanpa komplikasi +
Pengobatan Non GO (Klamidiasis)
Tatalaksana
Edukasi
• Periksa dan obati pasangan seksual tetapnya.
• Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh
secara klinis dan laboratoris, apabila tidak
dapat menahan diri anjurkan memakai
kondom.
• Kunjungan ulang pada hari ke-7.
• Konseling: mengenai penyakit gonore dan
komplikasi, pentingnya penanganan pasangan
seksual tetapnya.
Jawaban Lainnya
a. Vaginosis trikomonas : Strawberry Serviks, mikroskopik :
protozoa berflagel

c. Vulvovaginitis candida : Fluor sebperti putih susu dan kental,


mikroskopik : Psedohyfa

d. Gonore : fluor kuning kehijauan, Mikroskopik : Gram (-)


diplokokkus

e. Servisitis gonore : fluor kuning kehijauan, Mikroskopik :


Gram (-) diplokokkus
Soal 109
Seorang wanita 28 tahun datang dengan keluhan mengalami
keputihan sejak 5 hari yang lalu. Keputihan berwarna abu
abu, lengket dan semakin lama semakin banyak, dan saat ini
menjadi berbau busuk. Pasien menggunakan AKDR selama 7
tahun dan belum pernah kontrol. Pada pemeriksaan fisik TD:
120/80, N : 85x/menit, R : 20 x/menit, S : 37,5 C.
pemeriksaan whiff (+), pemeriksaan mikroskopis ditemukan
clue cell. Apa diagnosis yang paling tepat ?
a. Vaginosis trikomonas
b. Vaginosis bakterialis
c. Vulvovaginitis candida
d. Gonore
e. Servisitis gonore
Soal 110
Ny. Ratu 32 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu,
datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/100
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36.0,
pemeriksaan proteinuria ++. Obat yang paling tepat
diberikan pada pasien adalah ?
A. Propanolol
B. Valsartan
C. Furosemide
D. Nifedipine
E. Captopril
Soal 110
Ny. Ratu 32 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu,
datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/100
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36.0,
pemeriksaan proteinuria ++. Obat yang paling tepat
diberikan pada pasien adalah ?

Diagnosis : Preeklampsi
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Jawaban Lain

a. Propanolol : Tidak tepat

b. Valsartan : Tidak tepat

c. Furosemide : Tidak tepat

e. Captopril : Tidak tepat


Soal 110
Ny. Ratu 32 tahun G4P3A0 usia kehamilan 32 minggu,
datang dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/100
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36.0,
pemeriksaan proteinuria ++. Obat yang paling tepat
diberikan pada pasien adalah ?
A. Propanolol
B. Valsartan
C. Furosemide
D. Nifedipine
E. Captopril
Soal 111
Seorang wanita usia 24 tahun datang dengan keluhan keputihan
yang berbau, gatal, dan disertai rasa panas. Pada pemeriksaan
fisik TD: 120/80, N : 85x/menit, R : 20 x/menit, S : 37,8 C Setelah
dilakukan pemeriksaan ditemukan gambaran strawberry serviks
appearance. Terapi yang paling tepat pada pasien diatas adalah?
a. Metronidazole1x500mgselama7hari
b. Metronidazole1gramdosistunggal
c. Metronidazole2x500mgselama7hari
d. Amoksisilin3x500mgselama7hari
e. Azitromisin2gramdosistunggal
Soal 111

Seorang wanita usia 24 tahun datang dengan


keluhan keputihan yang berbau, gatal, dan disertai
rasa panas. Pada pemeriksaan fisik TD: 120/80, N
: 85x/menit, R : 20 x/menit, S : 37,8 C Setelah
dilakukan pemeriksaan ditemukan gambaran
strawberry serviks appearance. Terapi yang paling
tepat pada pasien diatas adalah ?

Diagnosis : Trikomoniasis Vaginalis


Trikomoniasis (4A)

• Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital


yang bersifat akut atau kronik dan disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis.
• Etiologi: Trichomonas vaginalis, protozoa
flagellate yang memiliki 4 flagel dan bergerak
seperti gelombang.
Diagnosis

Anamnesis
• Keputihan yang berbau busuk, warna kuning
kehijauan, kadang-kadang berbusa.
• Dapat disertai gatal dan perih pada vulva.
• Pria : Discharge sedikit disertai dysuria.
• Coitus suspectus dengan risiko (+)
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Wanita:
Serviks: Strawberry
appearance. Pada
Forniks posterior
tampak duh tubuh
yang seropurulent,
berbau busuk, warna
kuning kehijauan,
berbusa.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan
Mikroskopis: sediaan
basah dengan larutan
Nacl 0,9%.
• (+) bila ada gerakan
flagel T.vaginalis
• (Bahan sedimen
wanita: duh tubuh,
pria: urin sewaktu).
Tatalaksana
Jawaban Lainnya

a. Metronidazole 1 x 500 mg selama 7 hari :


seharusnya 2 x 500 mg selama 7 hari

b. Metronidazole 1gram dosis tunggal : seharusnya 2


gram dosis tunggal

d. Amoksisilin 3 x 500 mg selama 7 hari : Tidak tepat

e. Azitromisin 2 gram dosist unggal : Tidak tepat


Soal 111
Seorang wanita usia 24 tahun datang dengan keluhan keputihan
yang berbau, gatal, dan disertai rasa panas. Pada pemeriksaan
fisik TD: 120/80, N : 85x/menit, R : 20 x/menit, S : 37,8 C Setelah
dilakukan pemeriksaan ditemukan gambaran strawberry serviks
appearance. Terapi yang paling tepat pada pasien diatas adalah?
a. Metronidazole1x500mgselama7hari
b. Metronidazole1gramdosistunggal
c. Metronidazole2x500mgselama7hari
d. Amoksisilin3x500mgselama7hari
e. Azitromisin2gramdosistunggal
Soal 112

Ny. Rona, 26 tahun hamil 28 minggu G2P1A0, datang ke


tempat praktek anda untuk kontrol kandungan. Dari
pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg, proteinuria (-).
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah yang
tinggi. Apakah diagnosis pada kasus diatasa?
A. Preeklamsi berat
B. Preeklamsi ringan
C. Hipertensi kronik
D. Hipertensi gestasional
E. Superimposed preeklamsia
Soal 112
Ny. Rona, 26 tahun hamil 28 minggu G2P1A0, datang ke
tempat praktek anda untuk kontrol kandungan. Dari
pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg, proteinuria (-).
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah yang
tinggi. Apakah diagnosis pada kasus diatasa?

Diagnosis : Hipertensi gestasional


Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Minggu Riwayat TD Proteinuria Kejang
Muncul Hipertensi
HT Kronis <20 + >140/90 - -
HT Gestasional >20 - >140/90 - -
PER >20 - >140/90 + -
PEB >20 - >160/110 ++/+++ -
Impending* >20 - >140/90 +/++/+++ -

Eklampsia >20 - >140/90 +/++/+++ +


Superimposed <20 + >140/90 +/++/+++ -

*Impending Eklampsia: Preeklampsia menuju Eklampsia


ada gejala nyeri epigastrium, nyeri kepala, mata kabur
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Kronik
• Hipertensi yang didiagnosa sebelum kehamilan
(riwayat hipertensi sebelumnya) atau sebelum usia
gestasi kurang dari 20 minggu

Tatalaksana
• Jika tekana diastolik ≥ 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan antihipertensi.
• Istirahat
• Pikirkan komplikasi: solusio plasenta, IUGR,
superimposed preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan (2)
Hipertensi Gestasional
• Hipertensi yang didiagnosa setelah usia kehamilan
20 minggu dan tanpa proteinuria.

Tatalaksana:
• Rawat jalan, pantau kondisi janin setiap minggu
• Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia
• Bila kondisi janin memburuk, pertumbuhan janin
terhambat → rawat dan pertimbangkan terminasi
Pre Eklampsia

Pre Eklampsia Ringan


• Tekanan darah >140/90 mmHg dan
proteinuria +1 setelah usia kehamilan lebih
dari 20 minggu

Pre Eklampsia Berat


• Tekanan darah ≥160/110 mmHg dan
proteinuria ≥ 5 mg/24 jam atau dipstik +3
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu
Perawatan aktif (terminasi kehamilan)
a. Indikasi; bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah
ini:
Ibu:
- kehamilan > 37 minggu
- adanya gejala impending eklamsi
Janin:
- adanya tanda-tanda gawat janin
- adanya tanda-tanda IUGR
Laboratorik:
- adanya HELLP syndrome (hemolisis, elevated liver
enzyme, low platelet)
Pengobatan medisinal
- Infus larutan ringer laktat
- Pemberian obat: MgSO4

Cara pemberian MgSO4: Pemberian melalui


intravena:
a. Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40 %)
dilarutkan kedalam 100 cc ringer lactat, diberikan
selama 15-20 menit.
b. Dosis pemeliharaan: 10 gram dalam 500 cc
cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1-2
gram/jam (20-30 tetes per menit)
Tatalaksana
• Obat Antihipertensi untuk ibu hamil
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipine 4 x 10-30 mg Dapat
peroral (short meyebabkan
acting) hipotensi pada
ibu dan janin,
bila diperlukan
diberikan
Sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat
dinitarsi 2,5 mg/jam
tiap 5 menit
hingga maksimun 10
mg/jam
Metildopa 2 x 250 – 500 mg
peroral
(dosis maksimal
2000 mg/hari)
Hipertensi dalam Kehamilan
Impending Eklampsia Superimposed
• Preeklampsia disertai Preeklampsia
gejala sakit kepala, • Hipertensi kronik
mual, muntah, disertai proteinuria.
gangguan
pengelihatan, nyeri
kuadran kanan atas Tatalaksana
abdomen, • sama dengan
hiperrefleksia preeklampsia

Tatalaksana
• sama seperti
preeklampsia.
Hipertensi dalam Kehamilan

Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang

Tatalaksana
• Sama seperti preeklampsia, namun persalinan
harus berlangsung dalam 12 jam setelah
timbulnya kejang
• Bila kejang berikan antikonvulsan
Tatalaksana
Antikonvulsan
• Pilihan obat: MgSO4
• Dosis: 4 gr IV sebagai larutan 20% dalam 5
menit, diikuti MgSO4 (50%) 5 gr bokong kanan
dan 5 gr bokong kiri.
• Sebelum pemberian, cek:
• RR minimal 16 x/menit,
• Refleks patella (+),
• Urin minimal ≥ 30 cc/jam dalam 4 jam terakhir
• Tersedia antidotum: Ca glukonas 1 gr (20 ml dalam
larutan 10%) IV sampai bernafas kembali.
Jawaban Lainnya
a. Preeklamsi berat : Hipertensi > 20 minggu dengan
proteinuria, TD ≥160/110 mmHg

b. Preeklamsi ringan : Hipertensi > 20 minggu dengan


proteinuria

c. Hipertensi kronik : Riwayat hipertensi sebelum hamil dan


sampai saat hamil

e. Superimposed preeklamsia : Hipertensi kronik disertai


proteinuria
Soal 112

Ny. Rona, 26 tahun hamil 28 minggu G2P1A0, datang ke


tempat praktek anda untuk kontrol kandungan. Dari
pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg, proteinuria (-).
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat tekanan darah yang
tinggi. Apakah diagnosis pada kasus diatasa?
A. Preeklamsi berat
B. Preeklamsi ringan
C. Hipertensi kronik
D. Hipertensi gestasional
E. Superimposed preeklamsia
Soal 113
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang bersama istrinya yang
berumur 26 tahun dengan keluhan karena belum mempunyai
anak selama 3 tahun menikah. Dari anamnesis didapatkan
riwayat berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil pemeriksaan
analisis sperma volume 3 cc warna putih, bau khas, jumlah
sperma 14 juta/cc, motilitas sperma a 35%, b 2%, bentuk sperma
normal 3%. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Oligospermia dan astenospermia
B. Azoospermia dan astenospermia
C. Oligospermia dan teratospermia
D. Azoosspermia dan tetraspermia
E. Astenospermia dan tetraspermia
Soal 113
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang bersama istrinya yang
berumur 26 tahun dengan keluhan karena belum mempunyai
anak selama 3 tahun menikah. Dari anamnesis didapatkan
riwayat berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil pemeriksaan
analisis sperma volume 3 cc warna putih, bau khas, jumlah
sperma 14 juta/cc, motilitas sperma a 35%, b 2%, bentuk sperma
normal 3%. Apakah diagnosis yang paling mungkin?

Diagnsois : Infertilitas ec Oligospermia dan


astenospermia
Analisis Sperma (3)

a. Normozoospermia  Jumlah sperma ≥ 20 juta/ml


b. Oligozoospermia  Jumlah sperma < 20 juta/ml
c. Astenozoospermia  Motilitas sperma a (gerak cepat
dan lurus) < 25% atau a+b (gerak lambat,tidak lurus)
<50%. Sperma c (bergerak di tempat), sperma d
(tidak bergerak)
d. Teratozoospermia  Morfologi sperma normal < 30%
e. Azoospermia  0 sperma tapi masih ada plasma
semen
f. Aspermia  0 sperma + 0 plasma semen
Jawaban Lainnya

B. Azoospermia dan astenospermia : Tidak tepat,


harusnya Oligospermia

C. Oligospermia dan teratospermia : Tidak tepat,


karena morfologi sperma normal

D. Azoosspermia dan tetraspermia : Tidak tepat

E. Astenospermia dan tetraspermia : Tidak tepat


Soal 113
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang bersama istrinya yang
berumur 26 tahun dengan keluhan karena belum mempunyai
anak selama 3 tahun menikah. Dari anamnesis didapatkan
riwayat berhubungan rutin, haid istri teratur. Hasil pemeriksaan
analisis sperma volume 3 cc warna putih, bau khas, jumlah
sperma 14 juta/cc, motilitas sperma a 35%, b 2%, bentuk sperma
normal 3%. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Oligospermia dan astenospermia
B. Azoospermia dan astenospermia
C. Oligospermia dan teratospermia
D. Azoosspermia dan tetraspermia
E. Astenospermia dan tetraspermia
Soal 114
Wanita, 28 tahun, P1A0 di rujuk ke rs dari klinik karena
perdarahan jalan lahir, pasien melahirkan 2 jam lalu di
bidan dengan BBL 4050gr, Pada pemeriksaan fisik TD:
100/70, N : 105 x/menit, R : 24 x/menit, S : 37,5 C,
robekan sampai seluruh sfingter ani eksterna dan sfingter
ani interna, apa pencegahan yang seharusnya dilakukan
untuk pasien ini?
A. Ekstraksivakum
B. Ekstrasiforsep
C. Episiotomi
D. Amniotomi
E. SC
Soal 114
Wanita, 28 tahun, P1A0 di rujuk ke rs dari klinik karena
perdarahan jalan lahir, pasien melahirkan 2 jam lalu di
bidan dengan BBL 4050gr, Pada pemeriksaan fisik TD:
100/70, N : 105 x/menit, R : 24 x/menit, S : 37,5 C,
robekan sampai seluruh sfingter ani eksterna dan sfingter
ani interna, apa pencegahan yang seharusnya dilakukan
untuk pasien ini?

Diagnosa : Ruptur perineum ec Makrosomia


Ruptur Perineum (4A–3B)

• Suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi


selama persalinan pervaginam.
Derajat Deskripsi
Derajat 1 robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit
perineum.
Derjat 2 robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani
Derajat 3 Derajat 3a: <50% sfingter ani eksterna
Derajat 3b: >50% sfingter ani eksterna
Derajat 3c: robekan meliputi sfingter ani eksterna dan
interna
Derajat 4 robekan sampai mukosa rectum.
Tatalaksana

• Pemberian antibiotic sefalosporin golongan II


atau III diberikan intravena sebelum perbaikan
perineum.
• Derajat 1 mengenai mukosa vagina dan
jaringan ikat → tidak perlu dilakukan
penjahitan.
• Derajat 2 → penjahitan perineum oleh tenaga
medis, dokter umum, bidan.
• Derajat 3&4 → dilakukan penjahitan perineum
oleh dokter spesialis kandungan.
Tatalaksana

Edukasi
• Menjaga perineum selalu bersih dan kering
• Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir 3-4x/hari
• kontrol 1 minggu untuk memeriksa
penyembuhan luka.
Ruptur Perineum
Jawaban Lainnya

a. Ekstraksi vakum : Jika kala dua ibu sudah lelah dan


masih bisa mengedan

b. Ekstrasi forsep : Jika kala dua ibu sudah lelah dan


tidak bisa mengedan

d. Amniotomi : Dilakukan jika Pembukaan lengkap,


kontraksi bagus

e. SC : kurang tepat
Soal 114
Wanita, 28 tahun, P1A0 di rujuk ke rs dari klinik karena
perdarahan jalan lahir, pasien melahirkan 2 jam lalu di
bidan dengan BBL 4050gr, Pada pemeriksaan fisik TD:
100/70, N : 105 x/menit, R : 24 x/menit, S : 37,5 C,
robekan sampai seluruh sfingter ani eksterna dan sfingter
ani interna, apa pencegahan yang seharusnya dilakukan
untuk pasien ini?
A. Ekstraksivakum
B. Ekstrasiforsep
C. Episiotomi
D. Amniotomi
E. SC
Soal 115
Seorang wanita, 28 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan timbul lenting-lenting berisi cairan di sekitar
kelaminnya. Suami pasien adalah seorang supir bus antar
kota. Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelum
ini. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu 36,8oC, RR 20x/menit. Pada status
dermatologis didapatkan vesikel berkelompok dengan
dasar eritem. Tatalaksana untuk pasien ini adalah ?
a. Asiklovir 5x200 mg selama 5 hari
b. Asiklovir 4x400 mg selama 7 hari
c. Asiklovir 3x400 mg selama 5 hari
d. Asiklovir 5x200 mg selama 7 hari
e. Asiklovir 5x400 mg selama 5 hari
Soal 115
Seorang wanita, 28 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan timbul lenting-lenting berisi cairan di sekitar
kelaminnya. Suami pasien adalah seorang supir bus antar
kota. Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelum ini.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu 36,8oC, RR 20x/menit. Pada status
dermatologis didapatkan vesikel berkelompok dengan dasar
eritem. Tatalaksana untuk pasien ini adalah ?

Diagnosis : Herpes Genital


Herpes Genitalis (2)

• Ulkus genital yang disebabkan oleh Herpes


Simplex Virus (HSV) tipe II.
• Etiologi: HSV terdapat 2 tipe berdasarkan
predileksi, yaitu HSV tipe I (perioral) dan HSV
tipe II (anogenital).
Diagnosis

Anamnesis
• Pasien datang dengan luka pada kelamin
berupa ulkus yang dangkal multipel atau
berkrusta.
• Gejala prodomal (demam, sakit kepala, nyeri
otot), lalu timbul vesikel yang mudah pecah,
disertai rasa terbakar.
• Dapat rekuren akibat factor pencetus, seperti
stress fisik/psikis, menstruasi, minuman
beralkohol.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Vesikel/erosi/ulkus dangkal, berkelompok,
dengan dasar eritematosa disertai nyeri.

Pemeriksaan Penunjang
• + Tzank test dan pewarnaan Giemsa → sel
datia berinti banyak (multinucleated giant cell)
dan badan inklusi intranuclear.
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
a. Asiklovir 5x200 mg selama 5 hari : Harusnya 7 hari

b. Asiklovir 4x400 mg selama 7 hari : Harusnya 3x 400

c. Asiklovir 3x400 mg selama 5 hari : Harusnya 7 hari

e. Asiklovir 5x400 mg selama 5 hari : Harusnya 3x 400


mg selama 7 hari
Soal 115
Seorang wanita, 28 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan timbul lenting-lenting berisi cairan di sekitar
kelaminnya. Suami pasien adalah seorang supir bus antar
kota. Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelum
ini. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu 36,8oC, RR 20x/menit. Pada status
dermatologis didapatkan vesikel berkelompok dengan
dasar eritem. Tatalaksana untuk pasien ini adalah ?
a. Asiklovir 5x200 mg selama 5 hari
b. Asiklovir 4x400 mg selama 7 hari
c. Asiklovir 3x400 mg selama 5 hari
d. Asiklovir 5x200 mg selama 7 hari
e. Asiklovir 5x400 mg selama 5 hari
Soal 116
Laki-laki usia 48 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk berdarah
sejak 1 bulan yang lalu. Batuk disertai dahak kental. Pasien juga
mengeluh berat badan semakin menurun dan keringat pada malam hari.
3 Tahun yang lalu pasien terdiagnosis TB paru dan meminum OAT dan
dinyatakan sembuh oleh dokter. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8oC, RR 20x/menit, ronchi (-) wheezing
(-). Apa diagnosis yang tepat pada kasus diatas?
A. TB paru putus obat
B. TB paru gagal pengobatan
C. TB paru kasus baru
D. TB paru pernah terpapar obat
E. TB paru relaps
Soal 116
Laki-laki usia 48 tahun datang ke Rs dengan keluhan batuk
berdarah sejak 1 bulan yang lalu. Batuk disertai dahak kental.
Pasien juga mengeluh berat badan semakin menurun dan
keringat pada malam hari. 3 Tahun yang lalu pasien terdiagnosis
TB paru dan meminum OAT dan dinyatakan sembuh oleh dokter
. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu 36,8oC, RR 20x/menit, ronchi (-) wheezing (-).
Apa diagnosis yang tepat pada kasus diatas?

Diagnosis : TB Paru Relaps


TB Paru Dewasa
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik menular
langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik  suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
1. TB paru kasus baru
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
1 bulan (˂ dari 28 dosis).
2. TB paru kasus kambuh (Relaps)
Pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
3. TB paru kasus gagal pengobatan (Failure)
Pasien TB dengan BTA positif yang masih positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5.
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan
4. TB paru kasus putus obat (Default/lost to follow-
up)
Pasien yang pernah diobati lebih dari satu bulan
dan berhenti > 2 bulan.
5. TB paru kasus pindah (Transfer In)
Pasien yang dipindahkan keregister lain atau
pindah untuk melanjutkan pengobatannya
6. Bekas TB
Tidak ada tanda TB, BTA negatif, hanya ada
fibrosis pada rontgen thoraks.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
1.TB Monoresisten (TB MR)
Resistan terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
2.TB Poliresisten (TB PR)
Resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
3.TB Multi drug resisten (TB MDR)
Resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan.
Klasifikasi Berdasarkan Uji
Kepakaan Obat
4.TB Extensive drug resisten (TB XDR)
TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap
salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin).
5.TB resisten rifampisin (TB RR)
Resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau
metode fenotip (konvensional).
Tatalaksana
1.Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
• Kasus baru BTA positif
• BTA negatif, rontgen thoraks positif
• TB ekstra paru
Tatalaksana
Tatalaksana
2. Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus obat
Tatalaksana
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Evaluasi pasien TB
Jawaban Lainnya
A. TB paru putus obat : Pasien yang pernah diobati lebih dari satu
bulan dan berhenti lebih dari dua bulan
B. TB paru gagal pengobatan : Pasien TB dengan BTA positif yang
masih positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5
C. TB paru kasus baru : Pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT
namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis)
D. TB paru pernah terpapar obat : Kuranng tepat
Soal 116
Laki-laki usia 48 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk berdarah
sejak 1 bulan yang lalu. Batuk disertai dahak kental. Pasien juga
mengeluh berat badan semakin menurun dan keringat pada malam hari.
3 Tahun yang lalu pasien terdiagnosis TB paru dan meminum OAT dan
dinyatakan sembuh oleh dokter. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8oC, RR 20x/menit, ronchi (-) wheezing
(-). Apa diagnosis yang tepat pada kasus diatas?
A. TB paru putus obat
B. TB paru gagal pengobatan
C. TB paru kasus baru
D. TB paru pernah terpapar obat
E. TB paru relaps
Soal 117
Laki laki 40 tahun datang ke praktek dokter, mengeluh batuk dan
terdapat bercak-bercak merah selama 3 minggu yang lalu. Pasien
sudah didiagnosa TB Paru. Pasien sudah pernah minum OAT
selama 3 bulan dan pasien berhenti minum OAT karena jika
minum OA, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua kaki.
OAT yang mempunyai efek samping yang menyebabkan keluhan
pasien adalah ?
A. Etambutol
B. Pirazinamid
C. Rifampisin
D. INH
E. Streptomisin
Soal 117
Laki laki 40 tahun datang ke praktek dokter, mengeluh
batuk dan terdapat bercak-bercak merah selama 3
minggu yang lalu. Pasien sudah didiagnosa TB Paru.
Pasien sudah pernah minum OAT selama 3 bulan dan
pasien berhenti minum OAT karena jika minum OA,
pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua kaki. OAT
yang mempunyai efek samping yang menyebabkan
keluhan pasien adalah ?

Diagnosis : TB Paru
TB Paru Dewasa
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik menular
langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik  suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Tatalaksana
1.Kategori 1 (2RHZE / 4H3R3)
• Kasus baru BTA positif
• BTA negatif, rontgen thoraks positif
• TB ekstra paru
Tatalaksana
Tatalaksana
2. Kategori 2 (2RHZES/ RHZE/ 5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus obat
Tatalaksana
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Jawaban Lainnya

A. Etambutol : Gangguan Penglihatan

B. Pirazinamid : Hepatotoksik, Arthritis

C. Rifampisin : BAK merah

E. Streptomisin : Gangguan pendengaran


Soal 117
Laki laki 40 tahun datang ke praktek dokter, mengeluh batuk dan
terdapat bercak-bercak merah selama 3 minggu yang lalu. Pasien
sudah didiagnosa TB Paru. Pasien sudah pernah minum OAT
selama 3 bulan dan pasien berhenti minum OAT karena jika
minum OA, pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua kaki.
OAT yang mempunyai efek samping yang menyebabkan keluhan
pasien adalah ?
A. Etambutol
B. Pirazinamid
C. Rifampisin
D. INH
E. Streptomisin
Soal 118
Wanita 49 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang
lalu. Batuk disertai dahak kental. Pasien juga mengeluh berat badan
semakin menurun dan keringat pada malam hari, perasaan mual dan
penurunan nafsu makan. Pasien mengakui sebelumnya tidak pernah
mengalami keluhan seperti ini dan tidak ada keluarga yang memiliki
keluhan yang sama. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg,
nadi 80x/menit, suhu 37,7oC, RR 20x/menit, ronchi (-), wheezing (-).
Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk menentukan diagnosis pada
kasus ini ?
A. Pewarnaan Ziehl Nielsen sputum
B. Pewarnaan gram sputum
C. Darah rutin
D. Hitung jenis leukosit
E. Kultur sputum
Soal 118
Wanita 49 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk sejak 1
bulan yang lalu. Batuk disertai dahak kental. Pasien juga
mengeluh berat badan semakin menurun dan keringat pada
malam hari, perasaan mual dan penurunan nafsu makan. Pasien
mengakui sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan seperti
ini dan tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, suhu 37,7oC, RR 20x/menit, ronchi (-), wheezing (-).
Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk menentukan diagnosis
pada kasus ini ?

Diagnosis : TB Paru
TB Paru Dewasa
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi kronik menular
langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Manifestasi klinis
• Gejala utama batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
• Dahak bercampur darah
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru Dewasa
Pemeriksaan Fisik  suara nafas bronkhial,
ronkhi basah kasar di apex, amforik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah : limfositosis/monositosis, LED
meningkat, Hb turun
• Pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam atau Acid
Fast Bacill (AFB)) SPS (sewaktu-pagi-sewaktu),
dengan pewarnaan Ziehl Nelsen
• Rontgen Thoraks PA-Lateral/Top Lordotik :
kavitas atau infiltrate
Diagnosis
Jawaban Lainnya

B. Pewarnaan gram sputum : Bukan perwarnaan gram


melainkan ziehl nielsen

C. Darah rutin : Tidak tepat, untuk menegakkan diagnosis

D. Hitung jenis leukosit : Tidak tepat, untuk menegakkan


diagnosis

E. Kultur sputum : Tidak tepat, untuk menegakkan


diagnosis
Soal 118
Wanita 49 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang
lalu. Batuk disertai dahak kental. Pasien juga mengeluh berat badan
semakin menurun dan keringat pada malam hari, perasaan mual dan
penurunan nafsu makan. Pasien mengakui sebelumnya tidak pernah
mengalami keluhan seperti ini dan tidak ada keluarga yang memiliki
keluhan yang sama. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg,
nadi 80x/menit, suhu 37,7oC, RR 20x/menit, ronchi (-), wheezing (-).
Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk menentukan diagnosis pada
kasus ini ?
A. Pewarnaan Ziehl Nielsen sputum
B. Pewarnaan gram sputum
C. Darah rutin
D. Hitung jenis leukosit
E. Kultur sputum
Soal 119
An. Usia 8 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
batuk kurang lebih sudah sebulan. Pasien juga tampak lesu dan
kurang aktif disbanding anak seusianya. Pasien sudah berobat
kebeberapa bidan dan dokter, namun tidak kunjung sembuh dan
dianjurkan ke rumah sakit. Pasien diketahui sering diasuh sang
nenek yang bulan lalu terkonfirmasi TB melalui uji dahak dan
sedang dalam terapi. BB/ TB < 90 % , hasil rontgen: TB paru
aktif dan hasil tuberculin adalah 15 mm , berapakah skor
penegakan diagnosis TB pada anak tersebut ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Soal 119
An. Usia 8 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
batuk kurang lebih sudah sebulan. Pasien juga tampak lesu dan
kurang aktif disbanding anak seusianya. Pasien sudah berobat
kebeberapa bidan dan dokter, namun tidak kunjung sembuh dan
dianjurkan ke rumah sakit. Pasien diketahui sering diasuh sang
nenek yang bulan lalu terkonfirmasi TB melalui uji dahak dan
sedang dalam terapi. BB/TB < 90 % , hasil rontgen: TB paru aktif
dan hasil tuberculin adalah 15 mm , berapakah skor penegakan
diagnosis TB pada anak tersebut ?

Diagnosis : TB Paru pada Anak


Tatalaksana

Prinsip tatalaksana OAT pada anak yaitu :


• Tahap awal, 2 bulan pertama/ fase insentif
minimal 3 macam obat.
• Tahap lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
2 macam obat atau tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
TB Paru Pada Anak
Penyakit menular langsung disebabkan oleh kuman mycobacterium
tuberculosis yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun
TB Paru
Pada Anak
Tatalaksana

Prinsip tatalaksana OAT pada anak yaitu :


• Tahap awal, 2 bulan pertama/ fase insentif
minimal 3 macam obat.
• Tahap lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
2 macam obat atau tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
Jawaban

1. Batuk kurang lebih sudah sebulan. (1)


2. Pasien diketahui sering diasuh sang nenek
yang bulan lalu terkonfirmasi TB (3)
3. BB/ TB < 90 % (1)
4. hasil rontgen: TB paru aktif (1)
5. hasil tuberculin adalah 15 mm (3)

Total : skor 9
Jawaban Lainnya

A. 5 : Tidak tepat

B. 6 : Tidak tepat

C. 7 : Tidak tepat

D. 8 : Tidak tepat
Soal 119
An. Usia 8 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
batuk kurang lebih sudah sebulan. Pasien juga tampak lesu dan
kurang aktif disbanding anak seusianya. Pasien sudah berobat
kebeberapa bidan dan dokter, namun tidak kunjung sembuh dan
dianjurkan ke rumah sakit. Pasien diketahui sering diasuh sang
nenek yang bulan lalu terkonfirmasi TB melalui uji dahak dan
sedang dalam terapi. BB/ TB < 90 % , hasil rontgen: TB paru
aktif dan hasil tuberculin adalah 15 mm , berapakah skor
penegakan diagnosis TB pada anak tersebut ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Soal 120
An. Mizan 3 tahun, dibawa ke dokter dengan keluhan batuk
sejak 4 hari lalu. Batuk seperti menggonggong disertai
demam tinggi. Pada pemeriksaan didapatkan HR
125x/menit, RR 37x/menit, T38,8C. Pemeriksaan fisik
generalis dalam batas normal. Gambaran rontgen yang
dapat menunjang diagnosis adalah…
a. Wine bottle sign
b. Rolled edge sign
c. Rice grain calcification
d. Eggshell calcification
e. Groundglass appearance
Soal 120
An. Mizan 3 tahun, dibawa ke dokter dengan keluhan batuk
sejak 4 hari lalu. Batuk seperti menggonggong disertai
demam tinggi. Pada pemeriksaan didapatkan HR
125x/menit, RR 37x/menit, T38,8C. Pemeriksaan fisik
generalis dalam batas normal. Gambaran rontgen yang
dapat menunjang diagnosis adalah…

Diagnosis : Croup
Croup (laringotrakeo bronkitis
viral)
Menyebabkan obstruksi saluran
respiratorik atas, jika berat, dapat
mengancam jiwa. Paling berat
terjadi pada masa bayi.

Pemeriksaan Penunjang
a. Leukosit >10.000/mm3
b. Xray : penyempitan di subglotis
(steeple sign/Wine Bottle Sign)
DIAGNOSIS
a. Croup ringan ditandai dengan:
 Demam
 Suara serak
 Batuk menggonggong
 Stridor yang hanya terdengar jika anak gelisah.
a. Croup berat ditandai dengan:
 Stridor terdengar walaupun anak tenang
 Napas cepat dan tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


Tatalaksana
Anak dengan Croup berat harus dirawat di rumah sakit
untuk perawatan sebagai berikut:
 Steroid : Beri dosis tunggal deksametason (0.6
mg/kgBB IM/oral) atau jenis steroid lain dengan dosis
yang sesuai, dan dapat diulang dalam 6-24 jam.
 Epinefrin (adrenalin) : Beri 2 ml adrenalin 1/1 000
ditambahkan ke dalam 2-3 ml garam normal,
diberikan dengan nebulizer selama 20 menit.
 Antibiotik : Tidak efektif dan seharusnya tidak
diberikan
Jawaban Lainnya

b. Rolled edge sign : Peptic Ulcer

c. Rice grain calcification : Infeksi Taenia Soleum

d. Eggshell calcification : Silikosis

e. Groundglass appearance : ARDS


Soal 120
An. Mizan 3 tahun, dibawa ke dokter dengan keluhan batuk
sejak 4 hari lalu. Batuk seperti menggonggong disertai
demam tinggi. Pada pemeriksaan didapatkan HR
125x/menit, RR 37x/menit, T38,8C. Pemeriksaan fisik
generalis dalam batas normal. Gambaran rontgen yang
dapat menunjang diagnosis adalah…
a. Wine bottle sign
b. Rolled edge sign
c. Rice grain calcification
d. Eggshell calcification
e. Groundglass appearance
Soal 121
Laki-laki, 60 tahun, datang diantar olehan anaknya ke UGD
dengan sesak setelah tersedak saat disuapi makan. Pasien
terkena stroke 2 tahun lalu, hanya berbaring ditempat tidur dan
tidak dapat menelan makanan dengan baik sehingga memang
sering tersedak. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sesak dan
lemah, TD 100/60 mmHg, HR 110 kali/menit, RR 28 kali/menit,
T 38C, didapati bunyi napas bronkovesikuler diseluruh lapang
paru dan suara tambahan ronkhi basah kasar di seluruh lapang
paru. Apa diagnosis pasien diatas ?
A. Aspirasi benda asing
B. Pneumonia atipikal
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia immunocoprimised
E. Pneumnia nosocomial
Soal 121
Laki-laki, 60 tahun, datang diantar olehan aknya ke UGD
dengan sesak setelah tersedak saat disuapi makan. Pasien
terkena stroke 2 tahun lalu, hanya berbaring ditempat tidur dan
tidak dapat menelan makanan dengan baik sehingga memang
sering tersedak. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sesak dan
lemah, TD 100/60 mmHg, HR 110 kali/menit, RR 28 kali/menit,
T 38C, didapati bunyi napas bronkovesikuler diseluruh lapang
paru dan suara tambahan ronkhi basah kasar di seluruh lapang
paru. Apa diagnosis pasien diatas ?

Diagnosis : Pneumonia aspirasi


Pneumonia Aspirasi
Definisi
• Pneumonia yang disebabkan oleh terbawanya
bahan yang ada diorofaring pada saat respirasi
ke saluran napas bawah dan dapat menimbulkan
kerusakan parenkim paru.
Faktor Risiko
• Pasien dengan disfagi neurologis, irupsi dari
gastroesophageal junction, dan terdapat
abnormalitas anatomis dari traktus aerodigestifus
atas.
Pneumonia Aspirasi
Diagnosis
• Anamnesis : Keluhan berupa batuk, takipnea dan tanda
pneumonia seperti demam, batuk dan sesak.
• Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal
saat bernapas
• Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian yang
sakit
• Perkusi : redup dibagian yang sakit
• Auskultasi: suara napas bronkoveskuler sampai bronkial,
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi
ronki basah kasar
• Pemeriksaan Penunjang
• Foto toraks : penambahan infiltrate di paru pada pasien
dengan factor risiko aspirasi orofaring.
Pneumonia Aspirasi
Tatalaksana
• Oksigen
• Pemberian cairan dan kalori yang cukup
• Antibiotik tergantung kondisi
• Pneumonia komunitas : levofloksasin
500mg/hari atau seftriakson
• 1-2gr/hari
• Dirawat di Rumah Sakit : levofloksasin
500mg/hari atau piperasilin tazobaktam
3,375gr/6jam atau seftazidim 2gr/8jam.
Pneumonia
Inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius respiratorius dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat.
Etiologi  Bakteri (S. pneumonia, klebsiella, pseudomonas,
enterobacter), virus, jamur, parasite
Klasifikasi
1.Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia)
2.Pneumonia nosocomial (Hospital-acqiured pneumonia)
3.Pneumonia aspirasi
4.Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Diagnosis
Anamnesis
• Demam, menggigil, suhu dapat mencapai >40° C, batuk
dengan dahak purulen/mukoid kadang disertai darah,
sesak, nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas
• Palpasi : Fremitus dapat mengeras pada daerah yang
sakit
• Perkusi : Redup di daerah yang sakit
• Auskultasi : Terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus,
yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium
resolusi.
Pneumonia
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thoraks (PA/Lateral) 
Konsolidasi/ infiltrat dengan air
bronkhogram, biasanya lobaris.
• Laboratorium  Leukosit :
>10.000 atau <4.500

Tatalaksana
• Golongan makrolid (azitromisin,
klaritromisin, eritromisin)
• Fluorokuinolon (levofloksasin)
• B-Laktam (sefotaksim,
seftriakson, ampisilin)
Tatalaksana
Jawaban Lainnya

A. Aspirasi benda asing : Tidak tepat, tidak ada tanda


obstruksi jalan nafas karena benda asing

B. Pneumonia atipikal : Dikasus disebabkan karena


masuknya makanan ketika tersedak

D. Pneumonia immunocoprimised : Tidak ada riwayat


immunocompromised

E. Pneumnia nosocomial : Tidak sedang dirawat


Soal 121
Laki-laki, 60 tahun, datang diantar olehan anaknya ke UGD
dengan sesak setelah tersedak saat disuapi makan. Pasien
terkena stroke 2 tahun lalu, hanya berbaring ditempat tidur dan
tidak dapat menelan makanan dengan baik sehingga memang
sering tersedak. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sesak dan
lemah, TD 100/60 mmHg, HR 110 kali/menit, RR 28 kali/menit,
T 38C, didapati bunyi napas bronkovesikuler diseluruh lapang
paru dan suara tambahan ronkhi basah kasar di seluruh lapang
paru. Apa diagnosis pasien diatas ?
A. Aspirasi benda asing
B. Pneumonia atipikal
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia immunocoprimised
E. Pneumnia nosocomial
Soal 122
Bayi baru lahir pada usia kehamilan 7 bulan. Setelah 6 jam
kemudian bayi tadi mengalami sesak nafas. Pada PF
didapatkan takikardi, takipneu, sianosis serta retraksi
dinding dada. Pada pemeriksaan radiografi thorak tampak
seperti gambar dibawah. Apa kemungkinan diagnosis
pasien tersebut?
A. Hyaline membrane disease
B. Meconium aspiration syndrome
C. Lung agenesis
D. Transient Tachypneaof Newborn
E. Congenital pneumonia
Soal 122
Bayi baru lahir pada usia kehamilan 7 bulan. Setelah 6 jam
kemudian bayi tadi mengalami sesak nafas. Pada PF
didapatkan takikardi, takipneu, sianosis serta retraksi
dinding dada. Pada pemeriksaan radiografi thorak tampak
seperti gambar dibawah. Apa kemungkinan diagnosis
pasien tersebut?

Diagnosis : Hyaline membrane disease


Hialin Membran Disease
Definisi
Sesak, terjadi pada bayi usia kehamilan < 34
minggu, karena belum terbentuk surfaktan

Etiologi
a. Defisiensi surfaktan
b. Diabetes gravidarum
c. Bayi Prematur (<34 minggu)
d. Asfiksia prenatal
Pemeriksaan
Rontgen : gambaran ground glass
lung, bell-shaped thoraks
a. Grade 1 : bercak retikulogranuler
dengan – air brochogram
b. Grade 2 : gr. 1 + airbronchogram,
yang overlaps dengan jantung
c. Grade 3 : batas jantung tidak
dapat ditentukan
d. Grade 4: konsolidasi paru bilateral
(White Lung)

Tatalaksana
a. Surfactant intratracheal
b. Antenatal kortikosteroid
(prophylactic preterm baby)
Transient Takipneu of Newborn

Disebut juga Wet lung adalah distress pernapasan biasanya ringan dan self
limited. Terjadi pada bayi lahir matur (term) atau mendekati matur (near-term)
yang berhubungan dengan keterlambatan clearance cairan paru yang tertunda.
Distres pernapasan akan membaik dalam waktu 3-5hari.

Etiologi dan Faktor Risiko


a. Lahir secara SC
b. Ibu dengan asma
c. Ibu dengan DM
d. Asfiksia perinatal
e. Makrosomia
f. Tidak adanya phosphatidylglycerol pada cairan amnion
g. Ppersalinan dengan kala II memanjang
h. BBLR/ BBLSR.
Transient Takipneu of Newborn

Diagnosis
 Anamnesis Sesak napas, sianosis, lahir dengan kondisi faktor
risiko yang telah disebutkan.
 Pemeriksaan Fisik
Takipnea (>60x/menit), takikardi, grunting, pernapasan cuping
hidung, retraksi intercostal, sianosis, barrel chest.

Tatalaksana
Oksigenasi, antibiotic sprektum luas, puasakan jika respirasi bayi
>60x/menit, <60x/menit beri minum, 60-80x/menit dapat diberi
minum melalui pipa nasogastric
Sindroma Aspirasi
Mekonium (MAS)
Penyebab
hipoksia akut/kronik → keluarnya mekonium → aspirasi cairan ketuban yg
mengandung mekonium

Gejala klinis
a. Bayi dgn tanda postmaturitas
b. Terdapat mekonium pada cairan ketuban → kental seperti lumpur
c. Obstruksi jalan nafas
d. Distres pernafasan

Pemeriksaan penunjang
a. Thorax : hiperinflasi, diafragma mendatar, infiltrat kasar/patchy infiltrate
b. BGA : hipoksemia

Sumber : Pedoman Pelayanan Medik IDAI, 2011


Jawaban Lainnya

B. Meconium aspiration syndrome : aspirasi cairan ketuban yg


mengandung mekonium

C. Lung agenesis : Tidak tepat, karena pada kasus lung terbentuk

D. Transient Tachypneaof Newborn : Keterlambatan clearance


cairan paru yang tertunda, biasanya pada anak yang
dilahirkan dengan SC

E. Congenital pneumonia : Tidak tepat, tidak mengarah ke tanda


pneumonia
Soal 122
Bayi baru lahir pada usia kehamilan 7 bulan. Setelah 6 jam
kemudian bayi tadi mengalami sesak nafas. Pada PF
didapatkan takikardi, takipneu, sianosis serta retraksi
dinding dada. Pada pemeriksaan radiografi thorak tampak
seperti gambar dibawah. Apa kemungkinan diagnosis
pasien tersebut ?
A. Hyaline membrane disease
B. Meconium aspiration syndrome
C. Lung agenesis
D. Transient Tachypneaof Newborn
E. Congenital pneumonia
Soal 123
Laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak napas
sejak 5 hari yang lalu. Demam (+) dan batuk (+). Pasien
sering batuk dan sesak sejak 8 tahun yang lalu. Riwayat
asma dan alergi disangkal, merokok 2 bungkus perhari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 108x/m, RR 28 x/m,
TD 170/90 mmHg T 37,8C, rhonki (+/+). Pemeriksaan
penunjang awal yang dianjurkan?
A. Spirometri
B. Bronkoskopi
C. Foto thorak proyeksi PA
D. Foto thorak Top lordotik
E. CT Scan thoraks
Soal 123
Laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak napas
sejak 5 hari yang lalu. Demam (+) dan batuk (+). Pasien
sering batuk dan sesak sejak 8 tahun yang lalu. Riwayat
asma dan alergi disangkal, merokok 2 bungkus perhari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 108x/m, RR 28 x/m,
TD 170/90 mmHg T 37,8C, rhonki (+/+). Pemeriksaan
penunjang awal yang dianjurkan?

Diagnosis : PPOK
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif
non-reversibel atau reversibel parsial. Terdiri dari
bronkitis kronik dan atau emfisema.
Bronkitis kronik, kelainan saluran napas yang ditandai
batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut -
turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema, suatu kelainan anatomis paru yang ditandai
pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,
disertai kerusakan dinding alveoli.
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
Faktor Resiko  Asap rokok, debu organik dan non organic, polusi
udara, genetic, infeksi, status sosial-ekonomi
Manifestasi Klinis
• Anamnesis  Batuk berulang dengan atau tanpa dahak, sesak
dengan atau tanpa mengi, riwayat paparan kronik rokok, zat iritan
• Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
Pursed - lips breathing, Barrel chest (diameter AP dan transversal
sebanding), penggunaan otot bantu napas, hipertropi otot bantu
napas, pelebaran sela iga, bila telah terjadi gagal jantung
kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema
tungkai. Penampilan pink puffer atau blue bloater.
• Palpasi  Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
• Perkusi  Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi
 Suara vesikuler N, atau melemah, Terdapat ronki dan atau mengi pada
waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa, Ekspirasi memanjang
, bunyi jantung terdengar jauh

• Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen thoraks (PA dan Lateral):
Emfisema: hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar, ruang retrosternal
melebar, diafragma mendatar, jantung menggantung (pendulum)
Bronkhitis kronik: corakan bronkovaskuler meningkat
• Spirometri : FEV1 < 80
• Uji Bronkodilator <20%
Klasifikasi
Diagnosis
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
PPOK Stabil
Tatalaksana

• Stop rokok atau paparan


• Oksigen
• Bronkodilator (Kombinasi B2 agonis dan
antikolinergik)
• Steroid inhalasi atau oral (prednisolone 30-
40mg selama 10 hari)
• Antibiotik (amoxiclav, doksisiklin, sefalosporin)
Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK)
Jawaban Lainnya

A. Spirometri : Tidak untuk saat eksaserbasi

B. Bronkoskopi : Tidak tepat

D. Foto thorak Top lordotik : Tidak tepat

E. CT Scan thoraks : Tidak tepat


Soal 123
Laki-laki, 60 tahun, datang dengan keluhan sesak napas
sejak 5 hari yang lalu. Demam (+) dan batuk (+). Pasien
sering batuk dan sesak sejak 8 tahun yang lalu. Riwayat
asma dan alergi disangkal, merokok 2 bungkus perhari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR 108x/m, RR 28 x/m,
TD 170/90 mmHg T 37,8C, rhonki (+/+). Pemeriksaan
penunjang awal yang dianjurkan?
A. Spirometri
B. Bronkoskopi
C. Foto thorak proyeksi PA
D. Foto thorak Top lordotik
E. CT Scan thoraks
Soal 124
Wanita, 20 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2
hari yang lalu. Pasien juga mengeluh sesak, semakin memberat
sejak 30 menit yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya disangkal
oleh pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TB 180 cm, BB
52 kg, RR 30 kali/menit, T 36,8C, gerakan dada kiri tertinggal,
vocal fremitus menurun, perkusi hipersonor, suara napas
vesikuler menurun di dada kiri. Diagnosis pasien adalah ?
A. Pneumothorak primer
B. Pneumothorak sekunder
C. Pneumothorak katamenial
D. Pneumothorak iatrogenic
E. Tension Pneumothorak
Soal 124
Wanita, 20 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2
hari yang lalu. Pasien juga mengeluh sesak, semakin memberat
sejak 30 menit yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya disangkal
oleh pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TB 180 cm, BB
52 kg, RR 30 kali/menit, T 36,8C, gerakan dada kiri tertinggal,
vocal fremitus menurun, perkusi hipersonor, suara napas
vesikuler menurun di dada kiri. Diagnosis pasien adalah ?

Diagnosis :Pneumothorak primer


Pneumothoraks
Definisi
Terdapatnya udara bebas dala rongga pleura, dapat primer (tidak ada riwayat penyakit
/trauma), dan sekunder (riwayat penyakit /trauma, biasanya disebakan pecahnya bullae
akibat TB)
Manifestasi Klinis
a. Anamnesis
Sesak napas disertai nyeri dada disisi yang sakit.
b. Pemeriksaan Fisik
Hiperkapnia, hipotensi, takikardia
c. Pemeriksaan paru
Inspeksi : napas tertingga disisi yang sakit
Palpasi : fremitus melemah disisi yang sakit
Perkusi : hipersonor disisi yang sakit
Auskultasi : suara napas melemah dan menjauh
d. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thoraks : Tampak pleural line, dan daerah lusen hilangnya corakan
bronkovaskular pada kavum thoraks serta garis putih pleura
Pneumothoraks
Jawaban Lainnya

B. Pneumothorak sekunder : Tidak ada riwayat penyakit ex : Tb


sebelumnya

C. Pneumothorak katamenial : Terjadi pada wanita, sering


berhubungan dengan endometriosis

D. Pneumothorak iatrogenic : merupakan komplikasi dari


tindakan invasive pada thorak ex: pulmonary needle biopsy
(transthoracic and transbronchial)

E. Tension Pneumothorak : Tidak tepat, tidak ada tanda


pergeseran trakea, collapse JVP
Soal 124
Wanita, 20 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 2
hari yang lalu. Pasien juga mengeluh sesak, semakin memberat
sejak 30 menit yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya disangkal
oleh pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TB 180 cm, BB
52 kg, RR 30 kali/menit, T 36,8C, gerakan dada kiri tertinggal,
vocal fremitus menurun, perkusi hipersonor, suara napas
vesikuler menurun di dada kiri. Diagnosis pasien adalah ?
A. Pneumothorak primer
B. Pneumothorak sekunder
C. Pneumothorak katamenial
D. Pneumothorak iatrogenic
E. Tension Pneumothorak
Soal 125
Ny. Tasya 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas berat
selama 30menit. Riwayat sesak sebelumnya dirasakan sejak 6 bulan
lalu, terasa semakin berat dengan aktivitas. Pasien menggunakan 3-4
bantal. Terdapat riwayat hipertensi (+) sejak 10 tahun lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 120 x/menit, RR
30 x/menit, S 37°C. Pada pemeriksaan thoraks ditemukan
kardiomegalim gallop (+), wheezing (+), ronchi basah (+) dikedua
lapang paru. Saturasi oksigen 85%. Telah dilakukan pemeriksaan foto
rontgen dada dan didapatkan bendungan batwing appearance.
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini ?
a. Gagal jantung kongestif
b. Cor pulmonale
c. Emboli paru
d. Edema paru
e. Abses paru
Soal 125
Ny. Tasya 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas berat
selama 30 menit. Riwayat sesak sebelumnya dirasakan sejak 6 bulan
lalu, terasa semakin berat dengan aktivitas. Pasien menggunakan 3-4
bantal. Terdapat riwayat hipertensi (+) sejak 10 tahun lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 120 x/menit, RR
30 x/menit, S 37°C. Pada pemeriksaan thoraks ditemukan
kardiomegalim gallop (+), wheezing (+), ronchi basah (+) dikedua
lapang paru. Saturasi oksigen 85%. Telah dilakukan pemeriksaan foto
rontgen dada dan didapatkan bendungan batwing appearance.
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini ?

Diagnosis : Edema paru


Edema Paru Akut
Definisi
• Akumulasi cairan pada jaringan interstitial paru yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tekanan
hidrostatik dan onkotik didalam pembuluh darah
kapiler paru dengan jaringan sekitarnya.

Etiologi
• Edema paru merupakan manifestasi klinis gagal
jantung akut, kongestif dengan faktor pencetus seperti
infark miokard, anemia, obat- obatan, hipertensi,
aritmia, emboli paru, gagal ginjal ataupun
tirotoksikosis.
Edema Paru Akut

Klasifikasi
• Edema Non-Kardiogenik : Adanya perubahan
permeabilitas alveolar-kapiler membran seperti
yang terjadi pada ARDS, serta kelainan sistem limfe
seperti limfangitic carcinomatosis
• Edema Kardiogenik : Dapat terjadi akibat
peningkatan tekanan vena pulmonalis
Edema Paru Akut
f. Rontgen toraks : Bat wing appearance

Sumber: Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis PAPDI. 2017 Interna Publishing: Jakarta.
Edema Paru Akut
Tatalaksana
Tiga Tujuan utama :
1. Mengurangi venous return dari paru (mengurangi preload).
2. Mengurangi tahanan sistemik pembuluh darah (mengurangi
afterload).
3. Pemberian inotropic pada beberapa kasus dapat
menyebabkan hipotensi, seperti pada disfungsi ventrikel kiri
atau gangguan katup.
• Terapi Oksigen, 8L/menit untuk mempertahankan PaO2
• Sodium Nitropussid, 0,3 µg/kg/menit dapat ditingkatkan 5
µg/kg/menit
• Nitrat IV, 20 µg/menit dapat dinaikkan 200 µg/menit, jika
menggunakan isosorbid dinitrat dosisnya 1-10mg/jam.
• Nesiritede
• Diuretik, furosemide dapat di bolus 40-60mg intravena
Emboli Paru
Emboli paru (EP) adalah udara, lemak, cairan amnion,
tumor, atau benda asing, maupun trombus (disebut juga
tromboemboli) yang menyebar ke pembuluh darah paru
dan menyebabkan obstruksi pembuluh darah paru

Etiologi
> 90% EP disebabkan trombi berasal dari vena dalam
besar tungkai, terutama vena poplitea dan vena dalam di
atasnya, dapat juga berasal dari vena kecil dalam betis,
kemudian dilepaskan ke dalam sirkulasi vena dan
menyebar di kedua paru(65%), paru kanan (25%), dan paru
kiri (10%).
Emboli Paru
Faktor Risiko
a. Primer (genetik) : mutasi faktor V, defisiensi antitrombin III, defisiensi
protein C atau protein S, defek fibrinolisis, golongan darah A
b. Sekunder (didapat): tirah baring lama atau perjalanan yang lama,
infark miokardium, kerusakan jaringan (operasi, patah tulang, luka
bakar), keganasan, katup jantung buatan, KID, atrial fibrilasi,
kardiomiopati dilatasi, tromboflebitis, sindrom nefrotik, kateterisasi
jantung, sickle-cell anemia
Diagnosis
a. Anamnesis : Tiga gejala klasik  Batuk darah, sesak dan nyeri dada
pleuritic. Gejala lain nyeri punggung, wheezing, pingsan, berdebar.
b. Pemeriksaan Fisik : Takipnea, takikardia, dyspnea, demam, flebitis,
rales, wheezing, hemaptoe, pleuritic rub, peningkatan vena jugularis,
gallop, edema tungkai, sianosis, hipotensi.
Pemeriksaan Penunjang
• D-dimer  untuk tromboemboli vena
• Rontgen thorax  atelectasis, efusi pleura, infiltrate pulmonal dan elevasi
hemidiafragma.
• Angiografi  Gold standar
Abses Paru
Definisi Faktor Risiko
Cairan purulent yang berasal dari Aspirasi pneumonia, kistik fibrosis,
supurasi dan nekrosis parenkim paru, GERD, imunodefisiensi, aspirasi benda
sehingga pada gambaran toraks asing.
terdapat rongga yang berbatas tegas
berdinding tebal di jaringan paru. Etiologi
a. Bakteri anaerob : Peptostreptococcus,
Klasifikasi veillonella, microaerophilic
a. Abses primer : tidak ada penyakit streptococci, bifidobacterium,
yang mendasari clostridium, fusobacterium,
b. Abses sekunder : terdapat penyakit/ bacteroides.
faktor predisposisi b. Bakteri aerob : Streptococcus
pneumonia, streptococcus β
hemolyticus grup A, staphylococcus
aureus, staphylococcus epidermidis,
proteus, pseudomonas aeruginosa
Abses Paru
Diagnosis bronkus. Atau gambaran air fluid level bila
a. Anamnesis : Demam tinggi mencapai terdapat hubungan dengan bronkus
40oC, lemah, muntah, BB turun, batuk b. Laboratorium : leukosit ↑ dengan PMN
berdahak, nyeri dada, sesak napas, dominan
napas berbau, hemoptysis
b. Pemeriksaan Fisik : Takipnea, retraksi Tatalaksana
dinding dada, pergerakan toraks a. Antibiotik, diberikan selama 2-3 minggu,
tertinggal, pekak pada perkusi, serta dilanjutkan sampai 4-6 minggu dengan
suara pernapasan ↓, crackles, pernapasan antibiotic oral. Klindamisin, penisilin, dan
bronkial pada auskultasi, dapat kombinasi metronidazole dengan
ditemukan clubbing jari-jari. penisilin.
Pemeriksaan Penunjang b. Operasi  bila antibiotic yang optimal
a. Rontgen toraks tidak berhasil dalam 7-10hari.
Tampak rongga berdinding tebal di paru, c. Fisioterapi dada
dapat soliter atau multiple d. Terapi bronkoskopi untuk mengangkat
Tampak gambaran radioopak bila tidak ada benda asing.
hubungan antara rongga abses dan cabang
Abses Paru
Gagal Jantung / Heart Failure

Definisi: Kegagalan jantung untuk memompa darah dengan laju yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau keadaan di
mana jantung dapat memompa darah dengan laju yang cukup jika tekanan
pengisian jantung sangat tinggi (backward failure).
Klasifikasi
Berdasarkan Waktu
 Gagal Jantung Akut  sindrom klinis disfungsi jantung yang berlangsung
cepat dan singkat (dalam beberapa jam dan atau hari).
 Gagal Jantung Kronis  sindrom klinis ditandai gejala dan tanda
abnormalitas struktur dan fungsi jantung.
ACC/AHA stadium gagal jantung NYHA Kelas Fungsional Gagal Jantung
(A) Mempunyai faktor risiko gagal jantung, tanpa
kelainan structural dan gejala gagal jantung

(A) Mempunyai kelainan structural jantung tanpa I. Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik
gejala gagal jantung
(A) Mempunyai kelainan structural jantung I. Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik
dengan gejala gagal jantung II. Aktivitas fisik sedang menimbulkan gejala
gagal jantung
III. Aktivitas fisik ringan menimbulkan gejala
gagal jantung
IV. Gejala gagal jantung muncul saat pasien
sedang istirahat

(A) Gagal jantung refrakter yang membutuhkan IV. Gejala gagal jantung muncul saat pasien
intervensi khusus sedang istirahat
c. Diagnosis

Minimal 2 mayor + 1 minor atau 1 mayor + 2 minor

Sumber:
1. L. S. Lilly, Pathophysiology of Heart Disease, Philadelphia: Lippimcot Williams & Wilkins, 2011.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 2015.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 2016.
Gagal Jantung
Gagal Jantung Akut
Kronis
Terapi pada fase 1. Diuretik: Furosemid oral/IV 1mg/kgBB
akut, meliputi:
a. Terapi oksigen 2. ACEI/ARB bila tidak ada kontraindikasi
Penatalaksanaan
O2 nasal 2-4L/menit, disesuaikan 3. Beta blocker bila tidak ada
 Restriksi cairan 1,5 -2 Liter/hari dengan pulseoxymetry.
kontraindikasi, dosis kecil dan naik
 Pengurangan BB pada pasien b. Obat-obatan
- Furosemide IV: bertahap. Bila sudah dosis optimal
obesitas (>30 kg/m2)
Bolus 40 mg(bila tidak dalam tetapi HR cepat (>70x/menit), dengan:
 Latihan fisik  pengobatan diuretic
sebelumnya), 2,5x dosis - Irama sinus  + Ivabadrin 2x2,5mg
direkomendasikan pada
sebelumnya (bila sebelumnya
pasien gagal jantung kronis - Atrial fibrilasi digoxin dosis rumat
sudah minum diuretik)
stabil - Nitrogliserin infus 0,25 mg pagi.
Dimulai dari 5 µg/menit, bila TD 4. Aldosterone antagonist bila tidak
sistolik >110 mmHg, atau ada
kecurigaan sindroma coroner ada kontraindikasi
akut.
- Morphin sulfat injeksi  2-4 mg bila
masih takipnoe.
- Dobutamin/dopamine/norepinefrin
bila ada syok kardiogenik
- Digoksin IV 0,5 mg bolus bila
fibrilasi atrium respon cepat, bisa
diulang tiap 4 jam. Maks 1 mg
- Captopril mulai dari 6,25 mg bila
fase akut teratasi.
Cor Pulmonale
c. Diagnosis
1. Anamnesis
a. Definisi: Kor pulmonal sering disebut sebagai penyakit jantung
Sesak
paru, didefinisikan sebagai dilatasi dan hipertrofi ventrikel kanan Sesak saat aktifitas
Fatigue
akibat adanya penyakit parenkim paru atau pembuluh darah
Letargi
paru. Exertional syncope
anoreksia

2. Pemeriksaan Fisik  sianosis, suara P2 yang


b. Klasifikasi & Etiologi
mengeras, murmur di daerah pulmonal dan
1. Kor Pulmonal Akut  dilatasi ventrikel kanan
tricuspid, S3 gallop, JVP meningkat, hepatomegali
2. Kor Pulmonal Kronik hipertrofi ventrikel kanan
ETIOLOGI asites, tanda-tanda overload ventrikel kanan
AKUT KRONIK lainnya.
- Massive emboli paru - PPOK
3. Penunjang
- ARDS - Emboli paru kronis
- Systemic Sclerosis - Radiologi: dilatasi arteri pulmonalis,hipertrofi
- Kyphoscoliosis ventrikel kanan.
- Pulmonary interstitial
fibrosis - EKG : P pulmonal di lead II III avF, rasio R/S
- Dll abnormal (hipertrofi ventrikel kanan)
d. Tatalaksana
Terapi terhadap kegagalan pernapasan
 Pemberian oksigen
 Mempertahankan intake cairan yang adekuat
 Pemberiamn antibiotic
Terapi terhadap kegagalan jantung
 Digitalis  bila disertai gagal jantung kiri
 Diuretik  diberikan bila ada gagal jantung
kanan
Loop diuretic dosis 20-80 mg 2-3x/hari
 Flebotomi  bila hematocrit sangat tinggi
Sumber:
1. Budev MM, Arroglia AC, Wiedemann HP, Matthay RA, Cor Pulmonale: An Overview. Semin Respir Crit Care Med 2003; 24:233.
2. Zangiabadi A, De Pasquale CG, Sajkov D. Pulmonary Hypertension and Right Heart Dysfunction in Chronic Lung Disease. Biomed Res Int 2014;2014:739674.
Jawaban Lainnya
a. Gagal jantung kongestif : kurang tepat

b. Cor pulmonale : Tidak ada etiologi riwayat penyakit paru


sebelumnya

c. Emboli paru : Tiga gejala klasik  Batuk darah, sesak dan


nyeri dada pleuritic. Dikasus riwayat DVT (-)

e. Abses paru : Gambaran radiologi, bulat dengan air fluid level


Soal 125
Ny. Tasya 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas berat
selama 30menit. Riwayat sesak sebelumnya dirasakan sejak 6 bulan
lalu, terasa semakin berat dengan aktivitas. Pasien menggunakan 3-4
bantal. Terdapat riwayat hipertensi (+) sejak 10 tahun lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 120 x/menit, RR
30 x/menit, S 37°C. Pada pemeriksaan thoraks ditemukan
kardiomegalim gallop (+), wheezing (+), ronchi basah (+) dikedua
lapang paru. Saturasi oksigen 85%. Telah dilakukan pemeriksaan foto
rontgen dada dan didapatkan bendungan batwing appearance.
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien ini ?
a. Gagal jantung kongestif
b. Cor pulmonale
c. Emboli paru
d. Edema paru
e. Abses paru
Soal 126
Laki-laki 35 tahun, datang dengan keluhan sesak setelah
jatuh dari pohon dan dada kanan tertusuk kayu, terdengar
suara seperti menghisap. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60 mmHg, RR 30 kali/menit, T 36,8C,
gerakan dada asimetris , vocal fremitus menurun, perkusi
hipersonor,. Penatalaksanaan pada kasus diatas adalah …
A. Plester 3 sisi
B. Pemasangan chest tube
C. Pungsi pleura
D. Needle Thoracosintesis
E. Pericardiosintesis
Soal 126
Laki-laki 35 tahun, datang dengan keluhan sesak setelah
jatuh dari pohon dan dada kanan tertusuk kayu, terdengar
suara seperti menghisap. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60 mmHg, RR 30 kali/menit, T 36,8C,
gerakan dada asimetris, vocal fremitus menurun, perkusi
hipersonor,. Penatalaksanaan pada kasus diatas adalah …

Diagnosis : Open Pneumothorax


Pneumothoraks
Definisi
Terdapatnya udara bebas dala rongga pleura, dapat primer (tidak ada riwayat penyakit
/trauma), dan sekunder (riwayat penyakit /trauma, biasanya disebakan pecahnya bullae
akibat TB)
Manifestasi Klinis
a. Anamnesis
Sesak napas disertai nyeri dada disisi yang sakit.
b. Pemeriksaan Fisik
Hiperkapnia, hipotensi, takikardia
C, Pemeriksaan paru
Inspeksi : napas tertingga disisi yang sakit
Palpasi : fremitus melemah disisi yang sakit
Perkusi : hipersonor disisi yang sakit
Auskultasi : suara napas melemah dan menjauh
d. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thoraks : Tampak pleural line, dan daerah lusen hilangnya corakan
bronkovaskular pada kavum thoraks serta garis putih pleura
Pneumothoraks
Pneumothoraks
Tatalaksana
a. Oksigen
b. Penatalaksnaan awal :
A. Simple Pneumothoraks : Needle Thoracosintesis
B. Open Pneumothoraks : Plester 3 sisi
c. WSD / chest tube (di SIC V antara linea axilaris anteroir
dan linea axilaris media)
Jawaban Lainnya

B. Pemasangan chest tube : Bukan penatalaksanaan Awal

C. Pungsi pleura : Untuk efusi pleura

D. Needle Thoracosintesis : Untuk Hematothorax

E. Pericardiosintesis : Untuk cardiac tamponade


Soal 126
Laki-laki 35 tahun, datang dengan keluhan sesak setelah
jatuh dari pohon dan dada kanan tertusuk kayu, terdengar
suara seperti menghisap. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60 mmHg, RR 30 kali/menit, T 36,8C,
gerakan dada asimetris, vocal fremitus menurun, perkusi
hipersonor,. Penatalaksanaan pada kasus diatas adalah …
A. Plester 3 sisi
B. Pemasangan chest tube
C. Pungsi pleura
D. Needle Thoracosintesis
E. Pericardiosintesis
Soal 127
Ny. N 20 tahun datang ke poli dengan keluhan dada
berdebar-debar. Diketahui riwayat gondok selama 2 tahun
dan jarang kontrol. Pemeriksaan vital sign didapatkan
tekanan darah 140/90 mmHg, lainnya dalam batas normal.
Terdapat benjolan di depan leher, mengikuti gerakan saat
menelan, mata eksoftalmus, tremor. Terapi yang diberikan
yaitu?
A. Propanolol
B. PTU
C. Diltiazem
D. Captopril
E. Bisoprolol
Soal 127
Ny. N 20 tahun datang ke poli dengan keluhan dada
berdebar-debar. Diketahui riwayat gondok selama 2 tahun
dan jarang kontrol. Pemeriksaan vital sign didapatkan
tekanan darah 140/90 mmHg, lainnya dalam batas
normal. Terdapat benjolan di depan leher, mengikuti
gerakan saat menelan, mata eksoftalmus, tremor. Terapi
yang diberikan yaitu?

Diagnosis : Grave’s Disease


Grave Disease

• Kondisi yang disebabkan oleh adanya


gangguan sistem kekebalan tubuh dimana zat
antibodi menyerang kelenjar tiroid, antibodi
berikatan dengan reseptor TSH sehingga
menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid terus menerus.
Diagnosis
Manifestasi Klinis
Gangguan kulit:
Pretibial myxedema,
“Orange-skin
appearance”, “clubbing
finger”, graves
ophtalmopathy
(Dalrymple’s sign, von
Graefe’s sign, stellwag’s
sign, Joffroy’s sign,
mobius’ sign, diplopia,
exophthalmos)
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
Jantung: Tachycardia, Atrial fibrillation, LVH and
strain on ECG, Premature atrial/ventricular
contractions, Congestive heart failure, Angina
with/without coronary artery disease, Systolic BP
↑ Diastolic BP ↓ , Pulse pressure 50-80 mmHg.
Tatalaksana

Medikamentosa  Obat Anti Tiroid


• Golongan Imidazole (firstline)
Metimazole atau carbimazole (10-20mg, 2-3x/hari
awalnya, titrasi menjadi 2,5-10mg/hari)
(kontraindikasi pada ibu hamil trimester 1)
• Golongan Tionamid (Propiltiourasil/PTU)
PTU 100-200 mg tiap 3-4x/hari, bila kondisi pasien
membaik, dosis turunkan secara bertahap, dosis
titrasi berikan 50- 100mg/hari.
• Beta Bloker  Propanolol (20-40mg setiap 6 jam)
Gangguan Tiroid
Goiter atau disebut juga struma adalah suatu Menurut kelainan fungsinya, gangguan tiroid
pembengkakan pada leher karena pembesaran dibedakan dalam 3 jenis:
kelenjar tiroid akibat gangguan kelenjar tiroid, 1. Hipotiroid  Kumpulan manifestasi klinis
baik berupa perubahan bentuk maupun akibat berkurang atau berhentinya
perubahan fungsi (berlebih, berkurang atau produksi hormon tiroid.
normal). 2. Hipertiroid  Atau tirotoksikosis,
kumpulan manifestasi klinis akibat
Jenis Gangguan Tiroid kelebihan hormon tiroid.
Menurut kelainan bentuknya, gangguan tiroid 3. Eutiroid  Keadaan tiroid yang berbentuk
dapat dibedakan dalam 2 bentuk: tidak normal tapi fungsinya normal.
1. Difus
Pembesaran kelenjar yang merata, bagian
kanan dan kiri kelenjar sama-sama
membesar dan disebut struma difusa (tiroid
difus).
2. Nodul
Terdapat benjolan seperti bola, bisa tunggal
(mononodosa) atau banyak (multinodosa),
bisa padat atau berisi eairan (kista) dan bisa
berupa tumor jinak/ ganas.
Gangguan Tiroid
Faktor Risiko
Umur >60 tahun, jenis kelamin perempuan, genetik, merokok, stres, riwayat penyakit
keluarga yang berhubungan dengan autoimun, zat kontras yang mengandung iodium,
obat-obatan (Amiodaron, lithium karbonat, aminoglutethimide, interferon alfa,
thalidomide, beta roxine, stavudine.), lingkungan dengan kadar iodium dalam air kurang.

Diagnosis Gangguan Tiroid


Penggunaan
garam krasak
berkaitan
dengan
kurangnya
kandungan
iodium
Hipotiroid
Kekurangan hormon tiroid mengakibatkan perlambatan proses metabolik di dalam
tubuh manusia.

Etiologi
1. Primary : Iodine deficiency, excess iodine intake, thyroid ablation (surgery), Hashimoto’s
subthyroiditis, sub acute thyroiditis, genetic abnormalities, drug.
2. Secondary: Hypopituitarism (Adenoma, ablative therapy
3. Tertiary : Hypothalamic dysfunction

Gejala dan Tanda Hipotiroid


Klasifikasi
A. Tiroiditis autoimun (Hashimoto’s, limfositik kronik)
Karakteristik  adanya infiltrasi limfositik (sehingga menyebabkan tiromegali), dekstruksi
sel tiroid, serta peningkatan antibodi terhadap peroksidase tiroid (TPO=thyroid
peroxidase) dan tiroglobulin.
Tatalaksana
a. Levo-thyroxine (L-T4) pilihan terapi terbaik untuk kasus hipotiroid
b. Dewasa <60 tahun, dosis awal 50-100µg PO 1 kali/hari naikkan 25-50µg/ 3-4
minggu hingga eutiroid dan kadar TSH normal. Dosis rumatan 100-200 µg PO 1
kali/hari.
c. Pasien dengan penyakit coroner 12,5-25 µg/hari.

B. Gangguan Akibat Kurang lodium (GAKI)


Defisiensi iodium  produksi hormon tiroid berkurang sehingga mengakibatkan
kelainan yang disebut Gangguan Akibat Kurang lodium (GAKI).
Kelompok yang paling rentan terkena GAKI adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang jika
hamil maka akan berdampak pada janinnya, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
Klasifikasi
C. Hipotiroid Kongenital
a. Kelainan pada anak akibat kekurangan hormon tiroid yang terjadi sejak di dalam
kandungan. Masa pembentukan jaringan otak dan periode pertumbuhan pesat susunan
saraf pusat terjadi pada masa kehamilan dan tiga tahun pertama kehidupan anak.
b. Bila hipotiroid kongenital tidak diketahui dan tidak diobati sejak dini, pertumbuhan akan
terhambat dan mengalami retardasi mental.
Klasifikasi
D. Krisis/ Koma Miksedema
Situasi yang mengancam nyawa, ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan
kesadaran hingga koma. Penatalaksanaan dilakukan untuk
stabilisasi semua gejala dan mencegah terjadinya kematian.

Tatalaksana
a.Resusitasi awal ABC
b.Evaluasi penyebab penurunan kesadaran
c. Loading levotiroksin IV : 4-10 mcg/kgBB atau 500 µg bolus IV,
dilanjutkan dengan 50-100mcg/24 jam IV atau PO.
d.Hidrokortison 50 mg setiap 6jam
Evaluasi Hipotiroid

Sumber : Harrison Internal Medicine, 18th ed.


Hipertiroid
Kelebihan hormon tiroid menyebabkan proses metabolik dalam tubuh berlangsung lebih
cepat.

Etiologi
1. Primary : Grave’s disease, toxic multinodular goiter, toxic adenoma, struma ovarii,
function thyroid carcinoma metastases
2. Secondary : TSH-secreting pituitary adenoma, gestational thyrotoxicosis.

Gejala dan Tanda Hipertiroid


Hipertiroid

Indeks Wayne Hipertiroid


Klasifikasi
A. Tirotoksikosis
Tirotoksikosis dapat berkembang menjadi krisis tiroid yang dapat
menyebabkan kematian, tirotoksikosis yang fatal biasanya disebabkan
oleh autoimun Grave’s disease pada ibu hamil.

Faktor Risiko  Penyakit Graves atau struma multinodular toksik


Diagnosis
 Anamnesis
Berdebar-debar, tremor, iritabilitas, intoleran terhadap panas, keringat
berlebih, penurunan BB, nafsu makan ↑, diare, mudah lelah,
pembesaran kelenjar tiroid, sukar tidur, rambut rontok, gangguan
reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)
 Pemeriksaan fisik  Benjolan di leher depan, takikardia, demam,
exoftalmus, tremor.
Klasifikasi
Spesifik untuk penyakit Grave’s :
 Oftalmopati • Dermopati
 Edema pretibial • Akropaki
 Kemosis • Bruit
 Ulkus kornea
 Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, SGOT, SGPT, GDS, EKG. Serum free T4, T3 meningkat
dan TSH sedikit hingga tidak ada

Tatalaksana
a. Pemberian obat simptomatis
b. Propanolol dosis 40-80mg dalam 2-4 dosis
c. PTU 300-600mg dalam 3 dosis bila klinis Graves jelas.
B. Grave’s disease
Klasifikasi
Kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan sistem kekebalan
tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, antibodi berikatan
dengan reseptor TSH sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk
memproduksi hormon tiroid terus menerus.

Manifestasi klinis
Gangguan kulit : pretibial myxedema, “Orange-skin appearance”,
“clubbing finger”, graves ophtalmopathy (Dalrymple’s sign, von Graefe’s
sign, stellwag’s sign, Joffroy’s sign, mobius’ sign, diplopia,
exophthalmos)
Pemeriksaan Fisik
Jantung: Tachycardia, Atrial fibrillation, LVH and strain on ECG,
Premature atrial/ventricular contractions, Congestive heart failure,
Angina with/without coronary artery disease, Systolic BP ↑ Diastolic BP
↓ , Pulse pressure 50-80 mmHg.
Klasifikasi
Tatalaksana
Medikamentosa  Obat Anti Tiroid
a.Golongan Tionamid (Propiltiourasil/PTU)
PTU 100-200 mg tiap 3-4x/hari, bila kondisi pasien membaik, dosis
turunkan secara bertahap, dosis titrasi berikan 50- 100mg/hari.
a.Golongan Imidazole
- Metimazole atau carbimazole (10-20mg, 2-3x/hari awalnya, titrasi
menjadi 2,5-10mg/hari).
- Beta Bloker  Propanolol (20-40mg setiap 6 jam)
Tes fungsi tiroid harus diperiksa 3-4 minggu setelah mulai
pengobatan.
Non-medikamentosa
a.Iodin radioaktif
b.Pembedahan : lobektomi/ tiroidektomi (total/subtotal)
Klasifikasi
C. Krisis Tiroid
a. Keadaan klinis berat dan mengancam jiwa akibat eksaserbasi akut dari tirotoksikosis.
b. Kejadiannya 1-2% dari pasien yang dirawat dengan atau tanpa riwayat pengobatan antitroid
sebelumnya.
c. Kejadian krisis tiroid sebagian besar terjadi pada Graves Disease dengan putus obat atau dapat
pula pada hipertiroidism yang belum terdiagnosis.

Interpretasi
Kriteria Burch-Wartofsky untuk diagnosis krisis tiroid • Skor ≥45 kecurigaan sangat
tinggi (highly suggestive)
• Skor 25-44 mengarahkan
kemungkinan (suggestive of
impending storm)
• Skor <25 tidak seperti (unlikely
thyroid storm).
Klasifikasi
Tatalaksana

 Umum : Rehidrasi dan koreksi elektrolit (NaCl) dan kalori (glukosa), oksigen, obat sedasi,
kompres es.
 Koreksi hipertiroid
a. Memblok sintesis hormon baru : PTU dosis besar loading 600-1000 mg diikuti 200 mg
PTU/ 4 jam dengan dosis sehari total 1000-1500 mg
b. Memblok keluarnya hormone : Solusio lugol 10 gtt/ 6-8 jam atau SSKI (larutan kalium
iodida jenuh) 5 gtt/ 6 jam.
c. Menghambat konversi perifer dari T4 dan T3 : propranolol, ipodat, beta blocker dan/
atau kortikosteroid
 Hidrokortison dosis stress : Pemberian hidrokortison dosis stress (100 mg/8 jam) atau
deksametason 2mg/ 6 jam (karena ada defisiensi steroid relatif akibat hipermetabolisme dan
menghambat konversi perifer T4)
a. Antipiretik : Asetaminofen (hindari aspirin)
b. Terapi faktor pencetus : Infeksi, trauma tiroid, obat
Evaluasi
Tirotoksikosis

Sumber : Harrison Internal Medicine, 18th ed.


Jawaban Lainnya

A. Propanolol : Tidak tepat

C. Diltiazem : Tidak tepat

D. Captopril : Tidak tepat

E. Bisoprolol : Tidak tepat


Soal 127
Ny. N 20 tahun datang ke poli dengan keluhan dada
berdebar-debar. Diketahui riwayat gondok selama 2 tahun
dan jarang kontrol. Pemeriksaan vital sign didapatkan
tekanan darah 140/90 mmHg, lainnya dalam batas normal.
Terdapat benjolan di depan leher, mengikuti gerakan saat
menelan, mata eksoftalmus, tremor. Terapi yang diberikan
yaitu?
A. Propanolol
B. PTU
C. Diltiazem
D. Captopril
E. Bisoprolol
Soal 128
Seorang wanita 30 tahun G2P1A0 sering mengalami
keluhan lemas, jantung berdebar-debar, mudah lelah dan
terdapat pembesaran kelenjar gondok. Saat ini pasien
sedang mengkonsumsi propiltiourasil. Namun, pasien takut
kalau bayinya nanti mengalami hipotiroid. Pemeriksaan
apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan
kekhawatiran pasien ?
A. FT3
B. FT4
C. TSH
D. Anti-TPO
E. T3
Soal 128
Seorang wanita 30 tahun G2P1A0 sering mengalami
keluhan lemas, jantung berdebar-debar, mudah lelah dan
terdapat pembesaran kelenjar gondok. Saat ini pasien
sedang mengkonsumsi propiltiourasil. Namun, pasien takut
kalau bayinya mengalami hipotiroid. Pemeriksaan apa
yang harus dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran
pasien ?

Diagnosis : Hipotiroid  Hipotiroid


kongenital
Hipotiroid (2)
Kekurangan hormon tiroid mengakibatkan
perlambatan proses metabolik di dalam tubuh
manusia.

Etiologi
• Primary: Iodine deficiency, excess iodine intake,
thyroid ablation (surgery), Hashimoto’s
subthyroiditis, sub acute thyroiditis, genetic
abnormalities, drug.
• Secondary: Hypopituitarism (Adenoma, ablative
therapy
• Tertiary: Hypothalamic dysfunction
Diagnosis
Hipotiroid Kongenital

• Kelainan pada anak akibat kekurangan


hormon tiroid yang terjadi sejak di dalam
kandungan. Masa pembentukan jaringan otak
dan periode pertumbuhan pesat susunan saraf
pusat terjadi pada masa kehamilan dan tiga
tahun pertama kehidupan anak.
• Bila hipotiroid kongenital tidak diketahui dan
tidak diobati sejak dini, pertumbuhan akan
terhambat dan mengalami retardasi mental.
Diagnosis
Faktor Risiko
• Ibu hamil dengan terapi hipertiroid

Gejala
• Badan kurus
• Lemas
• Nafsu makan berkurang
• Sering tidur
• Mongoloid face
• Makroglosia
Diagnosis
Tatalaksana

• Levotiroksin oral → 10–15 mcg/kgBB/hari


• Tujuannya → normalisasi kadar free T4
kemudian normalisasi kadar TSH
Tiroiditis Autoimun (Hashimoto)
Karakteristik  adanya infiltrasi limfositik (sehingga
menyebabkan tiromegali), dekstruksi sel tiroid, serta
peningkatan antibodi terhadap peroksidase tiroid
(TPO=thyroid peroxidase) dan tiroglobulin.

Tatalaksana
• Levo-thyroxine (L-T4) pilihan terapi terbaik untuk kasus
hipotiroid
• Dewasa <60 tahun, dosis awal 50-100µg PO 1
kali/hari naikkan 25-50µg/ 3-4 minggu hingga eutiroid
dan kadar TSH normal. Dosis rumatan 100-200 µg PO
1 kali/hari.
• Pasien dengan penyakit coroner 12,5-25 µg/hari.
Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)

Defisiensi iodium  produksi hormon tiroid


berkurang sehingga mengakibatkan kelainan
yang disebut Gangguan Akibat Kurang lodium
(GAKI).
Kelompok yang paling rentan terkena GAKI
adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang jika hamil
maka akan berdampak pada janinnya, ibu
hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
Krisis/Koma Miksedema
Situasi yang mengancam nyawa, ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme
termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran
hingga koma.

Tatalaksana :
• Resusitasi awal ABC
• Evaluasi penyebab penurunan kesadaran
• Loading levotiroksin IV : 4-10 mcg/kgBB atau 500 µg
bolus IV, dilanjutkan dengan 50-100mcg/24 jam IV
atau PO.
• Hidrokortison 50 mg setiap 6 jam
Evaluasi
Hipotiroid
Jawaban Lainnya

A. FT3 : Tidak tepat

B. FT4 : Tidak tepat

D. Anti-TPO : Tidak tepat

E. T3 : Tidak tepat
Soal 128
Seorang wanita 30 tahun G2P1A0 sering mengalami
keluhan lemas, jantung berdebar-debar, mudah lelah dan
terdapat pembesaran kelenjar gondok. Saat ini pasien
sedang mengkonsumsi propiltiourasil. Namun, pasien takut
kalau bayinya nanti mengalami hipotiroid. Pemeriksaan
apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan
kekhawatiran pasien ?
A. FT3
B. FT4
C. TSH
D. Anti-TPO
E. T3
Soal 129
Wanita 20 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar-
debar, tremor, sering berkeringat, pasien mengaku banyak
makan tapi berat badan tidak pernah naik. Teraba benjolan
di leher, ikut gerakan menelan. Pengobatan apa yang
disarankan oleh dokter ?
A. PTU 100 mg dosis tunggal
B. PTU 100 mg dosis terbagi
C. PTU 300 mg dosis tunggal
D. PTU 300 mg dosis terbagi
E. PTU 600 mg dosis tunggal
Soal 129
Wanita 20 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar-
debar, tremor, sering berkeringat, pasien mengaku banyak
makan tapi berat badan tidak pernah naik. Teraba benjolan
di leher, ikut gerakan menelan. Pengobatan apa yang
disarankan oleh dokter ?

Diagnosis : Hipertiroid
Hipertiroid

Kelebihan hormon tiroid menyebabkan proses


metabolik dalam tubuh berlangsung lebih cepat.

Etiologi
• Primary: Grave’s disease, toxic multinodular
goiter, toxic adenoma, struma ovarii, function
thyroid carcinoma metastases
• Secondary: TSH-secreting pituitary adenoma,
gestational thyrotoxicosis.
Diagnosis
Indeks Wayne Hipertiroid

Interpretasi skor
• >19 : toxic
• 11-19 : equivocal
• <11 : euthyroid/ not toxic
Grave Disease

• Kondisi yang disebabkan oleh adanya


gangguan sistem kekebalan tubuh dimana zat
antibodi menyerang kelenjar tiroid, antibodi
berikatan dengan reseptor TSH sehingga
menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid terus menerus.
Diagnosis
Manifestasi Klinis
Gangguan kulit:
Pretibial myxedema,
“Orange-skin
appearance”, “clubbing
finger”, graves
ophtalmopathy
(Dalrymple’s sign, von
Graefe’s sign, stellwag’s
sign, Joffroy’s sign,
mobius’ sign, diplopia,
exophthalmos)
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
Jantung: Tachycardia, Atrial fibrillation, LVH and
strain on ECG, Premature atrial/ventricular
contractions, Congestive heart failure, Angina
with/without coronary artery disease, Systolic BP
↑ Diastolic BP ↓ , Pulse pressure 50-80 mmHg.
Tatalaksana

Medikamentosa  Obat Anti Tiroid


• Golongan Imidazole (firstline)
- Metimazole atau carbimazole (10-20mg, 2-
3x/hari awalnya, titrasi menjadi 2,5-10mg/hari)
(kontraindikasi pada ibu hamil trimester 1)
• Golongan Tionamid (Propiltiourasil/PTU)
• PTU 100-200 mg tiap 3-4x/hari, bila kondisi
pasien membaik, dosis turunkan secara bertahap,
dosis titrasi berikan 50- 100mg/hari.
• Beta Bloker  Propanolol (20-40mg setiap 6 jam)
Jawaban Lainnya

A. PTU 100 mg dosis tunggal : Tidak tepat

B. PTU 100 mg dosis terbagi : Tidak tepat

C. PTU 300 mg dosis tunggal : Tidak tepat

E. PTU 600 mg dosis tunggal : Tidak tepat


Soal 129
Wanita 20 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar-
debar, tremor, sering berkeringat, pasien mengaku banyak
makan tapi berat badan tidak pernah naik. Teraba benjolan
di leher, ikut gerakan menelan. Pengobatan apa yang
disarankan oleh dokter ?
A. PTU 100 mg dosis tunggal
B. PTU 100 mg dosis terbagi
C. PTU 300 mg dosis tunggal
D. PTU 300 mg dosis terbagi
E. PTU 600 mg dosis tunggal
Soal 130
Wanita 27 tahun mengalami kejang 30 menit lalu. Kejang
berlangsung selama 5 menit dan pasien tidak sadar. Saat
kejang, pasien mengentakkan keempat ekstremitasnya.
Sebelum kejang, pasien merasa wajahnya berkedut dan
leher kaku. Pasien pernah menjalani tiroidektomi karena
penyakit Graves. Pada pemeriksaan lab terdapat
hipokalsemia, bagaiman gambaran EKG yang didapatkan
pada kondisi ini ?
a. ST elevasi
b. PR interval memanjang
c. QT interval memanjang
d. T depresi
e. T tall
Soal 130
Wanita 27 tahun mengalami kejang 30 menit lalu. Kejang
berlangsung selama 5 menit dan pasien tidak sadar. Saat
kejang, pasien mengentakkan keempat ekstremitasnya.
Sebelum kejang, pasien merasa wajahnya berkedut dan
leher kaku. Pasien pernah menjalani tiroidektomi karena
penyakit Graves. Pada pemeriksaan lab terdapat
hipokalsemia, bagaiman gambaran EKG yang didapatkan
pada kondisi ini ?

Diagnosis : Hipoparatiroid
Hipoparatiroid

Definisi
kelainan endokrin dengan hipokalsemia dan
insupisiensikadar hormon paratiroid di
sirkulasi" sering terjadi pada orang dewasa
yang mengalami pengangkatan kelenjar
tiroid
Klasifikasi
1. Hipoparatiroid neonatal
Hipopara!iroid neonatal dapa! terjadi pada bayi yangdilahirkan oleh ibu yang
sedang menderi!ta hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus
ditekan oleh maternal hiperkalsemia.

2. Idiopatik hipoparatiroid
gangguan ini dapat ditemukan pada anak(anak a!auorang dewasa. Terjadinya
sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi
terhadap paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya
gangguan ini dapat disebabkan karena menderita hipoadrenalisme"
hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan ovarium primer,
hepatitis, alopesia dan kandidiasis

3.Hipotiroid pasca bedah


kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau
sesudah operasi radikal karsinoma faring a!au esofagus.
Hipoparatiroid
Manifestasi
Klinis
Hipoparatiroid
Hipoparatiroid
Jawaban Lainnya
a. ST elevasi : AMI

b. PR interval memanjang : AV blok

d. T depresi : Ischemic

e. T tall : Hiperkalemia
Soal 130
Wanita 27 tahun mengalami kejang 30 menit lalu. Kejang
berlangsung selama 5 menit dan pasien tidak sadar. Saat
kejang, pasien mengentakkan keempat ekstremitasnya.
Sebelum kejang, pasien merasa wajahnya berkedut dan
leher kaku. Pasien pernah menjalani tiroidektomi karena
penyakit Graves. Pada pemeriksaan lab terdapat
hipokalsemia, bagaiman gambaran EKG yang didapatkan
pada kondisi ini ?
a. ST elevasi
b. PR interval memanjang
c. QT interval memanjang
d. T depresi
e. T tall
Soal 131
Ny. Fauziah 50 tahum datang ke IGD dengan keluhan
lemas. Keluhan pasien disertai mual, muntah, tidak mau
makan. Pada pemeriksaan fisik TD 80/60mmHg, N
60x/menit, RR 18x/menit, S 38,5C. Pada pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hyponatremia, hyperkalemia,
penurunan kadar kortisol dan ACTH. Apa diagnosis yang
mungkin…
a. Addison’s disease
b. Cushing syndrome
c. Sindrom metabolic
d. Krisis adrenal
e. Plummer disease
Soal 131
Ny. Fauziah 50 tahum datang ke IGD dengan keluhan
lemas. Keluhan pasien disertai mual, muntah, tidak mau
makan. Pada pemeriksaan fisik TD 80/60mmHg, N
60x/menit, RR 18x/menit, S 38,5C. Pada pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hyponatremia, hyperkalemia,
penurunan kadar kortisol dan ACTH. Apa diagnosis yang
mungkin ?

Diagnosis : Krisis adrenal


Hipoadrenal
1.Hipoadrenal primer
Defisiensi glukokortikoid yang terjadi pada penyakit adrenal,
akibat destruksi atau disfungsi korteks (insufisiensi
adrenokortikal primer, penyakit Addison)
Etiologi  Autoimun, infeksi (TB, CMV, HIV), sindrom
poliendokrin autoimun tipe 1 dan 2, sindrom resistensi
ACTH, tumor metastasis.

2. Hipoadrenal sekunder
Defisiensi ACTH hipofisis sebagai penyebab (insufisiensi
adrenokortikal sekunder).
Etiologi  Terapi glukokortikoid eksogen, hypopituitarism,
tumor pituitary, defisiensi ACTH terisolir, penyakit
granulomatous (tuberculosis, sarcoma)
Diagnosis
Manifestasi Klinis
• Gejala utama yang membedakan hipoadrenal primer
dengan sekunder adalah pigmentasi kulit, selalu ada
pada kasus insufisiensi adrenal primer, dan tidak
dijumpai pada insufisiensi sekunder.
• Pigmentasi dapat dilihat dikulit yang terpapar sinar
matahari, bekas luka baru, aksila, puting payudara,
lipatan kulit telapak tangan, daerah-daerah yang
terkena tekanan, dan membrane mukosa (buccal,
vaginal, vulval)
• Pada penyakit addison kronis, meliputi gangguan
otoimun mungkin dijumpai vitiligo. Gambaran klinis
memori, depresi dan psikosis, kelelahan seringkali
menonjol.
• Tanda dan gejala
Krisis Adrenal (3B)

• lnsufisiensi adrenal akut, yang disebutjuga krisis


adrenal, atau krisis Addison, merupakan
kondisi medis gawat darurat dengan
manifestasi hipotensi dan gagal sirkulasi akut.
Diagnosis
Manifestasi Klinis
• Dehidrasi, hipotensi, atau syok
• Mual dan muntah dengan riwayat kehilangan BB
dan anoreksi
• Hipoglikemia dan demam yang tak dapat
dijelaskan
• Hiponatremia, hyperkalemia, azotemia,
hiperkalsemia, eosinophilia
• Hiperpigmentasi atau vitiligo
• Defisiensi endokrin autoimun lainnya, seperti
hipertiroid
Tatalaksana

• Infus glukosa 5% dalam normal saline harus


segera diberikan, kemudian diikuti hidrokortison
100mg iv bolus yang diikuti dengan drip infus
hidrokortison 10mg per jam, alternatif lain adalah
dengan memberikan 100 mg bolus iv setiap 6jam,
• Setelah 24jam pertama dosis hidrokortison
diturunkan menjadi 50 mg intramuskular tiap 6
jam, kemudian berikutnya diberikan peroral 40 mg
pada pagi hari dan 20 mg pada jam 18.00. Yang
segera diturunkan menjadi 20 mg pada saat
bangun pagi dan 10 mg pada jam 18.00.
Sindroma Cushing
Definisi Diagnosis
Sekumpulan gejala dan tanda klinis akibat 1. Pemeriksaan kadar kortisol plasma
peningkatan kadar glukokortikoid (kortisol) Keadaan normal kadar kortisol plasma
dalam darah. sesuai dengan irama sirkadian, pada
pagi hari mencapai 5 – 25 Ug/dl (140 –
Klasifikasi dan etiologi 160 mmol/l) dan malam hari akan
1. Sindrom Cushing tergantung ACTH menurun menjadi <50%. Pada
penderita sindroma cushing, pada
Hipersekresi glukokortikoid dipengaruhi malam hari kadar kortisol tidak
oleh hipersekresi ACTH. Termasuk dalam menurun atau tetap
sindrom ini adalah adenoma hipofisis dan
sindrom ACTH ektopik. 2. Pemeriksaan kadar kortisol bebas atau
17-hidroksikortikosteroid dalam urin 24
2. Sindrom Cushing tidak tergantung ACTH jam meningkat
Tidak ditemukan adanya pengaruh sekresi 3. Tes supresi adrenal (tes supresi
ACTH terhadap hipersekresi glukokortikoid, deksametason dosis tunggal)
atau hipersekresi glukokortikoid tidak
berada di bawah pengaruh jaras
hipotalamus-hipofisis.Termasuk dalam
sindrom ini adalah tumor adrenokortikal,
hiperplasia adrenal nodular, dan
iatrogenik.
Sindroma Cushing

Manifestasi Klinis
Sindroma Cushing
Tatalaksana
1. Penyakit Cushing
Mengendalikan hipersekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH)
a. Bedah, mikro transfenoid (transphenoidal microsurgery).
b. Radiasi, radiasi konvensional, gamma knife radiosurgery, dan implantasi radioaktif
dalam sela tursika. Kerugian : kerusakan sel-sel yang mensekresi hormon
pertumbuhan.
c. Obat-obatan, seperti siproheptadin. Obat untuk menghambat sekresi glukokortikoid
adrenal adalah ketokonazol, metirapon, dan aminoglutetimid
2. Sindrom ACTH ektopik
Tindakan pada sindrom ACTH ektopik hanya dapat dilakukan pada kasus-kasus tumor
jinak seperti tumor timus atau tumor bronkial. Kesulitan dalam tata laksana sindrom
ACTH ekt disebabkan karena tumor-tumor ganas telah bermetastasis, bersamaan
dengan keadaan hiperglukokortikoid yang berat.
3. Tumor adrenokortikal
Bedah (unilateral adrenalectomy), selanjutnya diberikan glukokortikoid sampai fungsi
adrenal kontralateral normal. Pada kasus karsinoma adrenal yang telah mengalami
metastasis atau telah dieksisi sebagian, dapat diberikan preparat adrenolitik seperti
mitotane.
Sindroma Metabolik

Definisi
Kondisi dimana seseorang memiliki
tekanan darah tinggi, obesitas sentral
dan dislipidemia, dengan atau tanpa
hiperglikemik.
Sindroma Metabolik
Kriteria Sindroma Metabolik
Kriteria diagnosis NCEP-ATP III
Komponen Kriteria diagnosis WHO (minimal 3 komponen di Kriteria diagnosis IDF
bawah ini)

Obesitas abdominal/ Waist to hip ratio : Lingkar perut : Lingkar perut :


sentral Laki-laki : > 0,9 Laki-laki: 102 cm Laki-laki: ≥90 cm
Wanita : > 0,85 atau Wanita : >88 cm Wanita : ≥80 cm
IMB >30 Kg/m
Hiper-trigliseridemia ≥150 mg/dl (≥ 1,7 mmol/L) ≥ 150 mg/dl (≥1,7 mmol/L) ≥ 150 mg/dl

Kolesterol HDL Laki-laki <40 mg/dL


Wanita <50 mg/dL
Hipertensi TD ≥ 140/90 mmHg atau TD ≥ 130/85 mmHg atau TD sistolik ≥ 130 mmHg
riwayat terapi anti hipertensif riwayat terapi anti hipertensif TD diastolik ≥ 85 mmHg

Kadar glukosa darah Toleransi glukosa terganggu, ≥ 110 mg/dl GDP ≥ 100mg/dl
tinggi glukosa puasa
terganggu,resistensi insulin atau
DM

Mikro-albuminuri Rasio albumin urin dan kreatinin


30 mg/g atau laju eksresi
albumin 20 mcg/menit
Jawaban Lainnya
a. Addison’s disease : Defisiensi glukokortikoid yang terjadi pada
penyakit adrenal, akibat destruksi atau disfungsi korteks

b. Cushing syndrome : Sekumpulan gejala dan tanda klinis akibat


peningkatan kadar glukokortikoid (kortisol) dalam darah

c. Sindrom metabolic : Seseorang memiliki tekanan darah tinggi,


obesitas sentral dan dislipidemia, dengan atau tanpa hiperglikemik

e. Plummer disease (Toxic multinodular goiter) : Terjadi pembesaran pada


kelenjar tiroid yang memroduksi hormon tiroid secara berlebih.
Penyakit ini umumnya diderita oleh orang-orang lanjut usia.
Soal 131
Ny. Fauziah 50 tahum datang ke IGD dengan keluhan
lemas. Keluhan pasien disertai mual, muntah, tidak mau
makan. Pada pemeriksaan fisik TD 80/60mmHg, N
60x/menit, RR 18x/menit, S 38,5C. Pada pemeriksaan
laboratorium, didapatkan hyponatremia, hyperkalemia,
penurunan kadar kortisol dan ACTH. Apa diagnosis yang
mungkin…
a. Addison’s disease
b. Cushing syndrome
c. Sindrom metabolic
d. Krisis adrenal
e. Plummer disease
Soal 132
Seorang perempuan berusia 43 tahun, datang ke puskesmas
dengan keluhan pingsan sejak 2 jam yang lalu. Pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110
x/menit, frekwensi napas 16x/ menit, temperatur 37°C.
Pemeriksaan gula darah sewaktu 53 mg/dL. Keluarga
menyatakan keluhan tersebut muncul setelah minum obat
dan pasien tidak mau makan sejak kemarin malam. Efek
samping dari obat apakah pada kasus diatas ?
A. Glibenklamid
B. Metformin
C. Acarbose
D. Miglitol
E. Tiazolidinedion
Soal 132
Seorang perempuan berusia 43 tahun, datang ke puskesmas
dengan keluhan pingsan sejak 2 jam yang lalu . Pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110
x/menit, frekwensi napas 16x/ menit, temperatur 37°C.
Pemeriksaan gula darah sewaktu 53 mg/dL. Keluarga
menyatakan keluhan tersebut muncul setelah minum obat dan
pasien tidak mau makan sejak kemarin malam. Efek samping
dari obat apakah pada kasus diatas ?

Diagnosis : Hipoglikemia
Diabetes Melitus Tipe 2 (4A)

• Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu


kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
Klasifikasi
Patofisiologi
Diagnosis

Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Algoritma Diagnosis
DM Perkeni 2011
Tatalaksana
Obat Anti Hiperglikemia (OAH)
Insulin
Insulin
Dosis Insulin

• Kebutuhan harian: 0,5 x kgBB


• Kemudian bagi 2
• 60% post prandial (insulin kerja cepat)
• 40% basal (insulin kerja panjang)

Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Hipoglikemia (4A/3B)

Kadar glukosa darah <70mg (PERKENI 2019),


<60mg/dl atau <80mg/dl dengan gejala klinis
(PPK Dokter di Fasyankes 2017).
Whipple’s triad:
• Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
• Kadar glukosa darah yang rendah
• Gejala berkurang dengan pengobatan.
Diagnosis
Tatalaksana
Stadium permulaan (sadar)/ Hipoglikemia
Ringan:
• Beri gula murni 15-20gr (2-3 sdm) atau
sirup/permen atau makanan yang
mengandung karbohidrat.
• Hentikan obat hipoglikemik sementara, pantau
GDS tiap 1-2jam.
• Pertahankan GD 200mg/dl (bila sebelumnya
tidak sadar)
• Cari penyebab hipoglikemi
Tatalaksana
Stadium lanjut (koma hipoglikemi atau tidak sadar)/
Hipoglikemi Berat
• Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi
parenteral diperlukan berupa:
• Pemberian Dekstrose 10% sebanyak 150 cc dalam 15
menit atau Dextrose 40% sebanyak 25 cc (Perkeni 2019)
• Pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc (bila terpaksa
bisa diberikan dextore 40% sebanyak 25 cc) (Perkeni
2015)
• Periksa glukosa tiap 15–30 menit, target >70
mg/dL. Bila belum tercapai, prosedur dapat
diulang.
• Jika sudah mencapai target, dilanjutkan Dextrose
10% dengan kecepatan 100cc/jam
Jawaban Lainnya
B. Metformin : Gangguan GI ex: mual, nyeri perut

C. Acarbose : Flatus

D. Miglitol : Flatus, diare

E. Tiazolidinedion : Retensi cairan


Soal 132
Seorang perempuan berusia 43 tahun, datang ke puskesmas
dengan keluhan pingsan sejak 2 jam yang lalu . Pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110
x/menit, frekwensi napas 16x/ menit, temperatur 37° C.
Pemeriksaan gula darah sewaktu 53 mg/dL. Keluarga
menyatakan keluhan tersebut muncul setelah minum obat dan
pasien tidak mau makan sejak kemarin malam. Efek samping
dari obat apakah pada kasus diatas ?
A. Glibenklamid
B. Metformin
C. Acarbose
D. Miglitol
E. Tiazolidinedion
Soal 133
Tn. Rinaldi 50 tahum memiliki penyakit batu ginjal
berulang sejak 2 tahun lalu, dokter menyarankan
melakukan pemeriksaan laboratorium. Saat ini
pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg, N 100x/menit, R
24x/menit S 37,6C. Hasil pemeriksaan menunjukkan
adanya hiperkalsemia. Kemungkinan penyakit yang dapat
mendasari terjadinya batu ginjal berulang pada pasien
adalah ?
a. Hipertiroid
b. Hipotiroid
c. Hiperparatiroid
d. Hipoparatiroid
e. Hiperkalemia
Soal 133
Tn. Rinaldi 50 tahum memiliki penyakit batu ginjal
berulang sejak 2 tahun lalu, dokter menyarankan
melakukan pemeriksaan laboratorium. Saat ini
pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg, N 100x/menit, R
24x/menit S 37,6C. Hasil pemeriksaan menunjukkan
adanya hiperkalsemia. Kemungkinan penyakit yang dapat
mendasari terjadinya batu ginjal berulang pada pasien
adalah ?

Diagnosis : Hiperparatiroid
Hiperparatiroidisme
Kondisi ketika kelenjar paratiroid yang terletak di leher memproduksi terlalu banyak hormon
paratiroid dalam aliran darah

Etiologi
a. Hiperparatiroidisme primer. Kondisi ini terjadi ketika adanya ganguan pada satu atau
beberapa kelenjar paratiroid. Hiperparatiroidisme primer bisa disebabkan karena adanya
tumor jinak (adenoma) atau tumor ganas pada kelenjar paratiroid atau pembesaran
pada kelenjar paratiroid sendiri.
b. Hiperparatiroidisme sekunder. Terjadi saat ada kondisi medis lain yang membuat kadar
kalsium menjadi rendah, sehingga kelenjar paratiroid bekerja sangat aktif untuk
menggantikan kalsium yang hilang. Contohnya adalah gagal ginjal kronis, gangguan
penyerapan makanan, atau kekurangan vitamin D.
c. Hiperparatiroidisme tersier. Pada kondisi ini, penyebab dari hiperparatiroid sekunder telah
diatasi, namun kelenjar paratiroid tetap menghasilkan hormon paratiroid secara
berlebihan. Akibatnya, kadar kalsium dalam darah tetap tinggi.
Diagnosis
a. Tes urine. Tes dengan mengumpulkan sampel urine selama 24 jam
ini dapat menunjukkan kerja ginjal dan seberapa banyak kalsium
yang dikeluarkan melalui urine.
b. Tes kepadatan tulang atau bone mineral densitometry (BMD). Tes
dengan perangkat foto Rontgen ini mengukur berapa jumlah
kalsium dan mineral lain pada satu bagian tulang.
c. Pemindaian ginjal. Pemindaian dengan foto Rontgen atau USG
digunakan untuk mengidentifikasi kondisi ginjal yang tidak normal,
termasuk keberadaan batu ginjal.
d. Pemindaian DEXA. Pemindaian ini dilakukan untuk mengukur
ketebalan tulang.
e. Biopsi kelenjar paratiroid. Pengambilan sampel dari kelenjar ini
dengan jarum untuk memastikan penyebab hiperparatiroidisme.
Komplikasi
Komplikasi hiperparatiroidisme bisa timbul saat kadar kalsium dalam
tulang sudah terlalu rendah, namun kalsium yang beredar dalam aliran
darah terlalu banyak. Beberapa komplikasi tersebut adalah:
a. Batu ginjal. Kelebihan kalsium dalam darah memicu peningkatan
jumlah kalsium yang dikeluarkan melalui urine, sehingga rentan
terbentuk endapan kalsium di ginjal yang menjadi batu ginjal.
b. Penyakit kardiovaskuler. Tingginya kadar kalsium dapat memicu
penyakit hipertensi atau beberapa jenis penyakit jantung.
c. Osteoporosis. Kehilangan kalsium dalam tulang membuat tulang
menjadi lemah, rapuh, dan mudah mengalami patah tulang.
d. Hipoparatiroid pada bayi baru lahir. Hiperparatiroidisme yang terjadi
pada wanita hamil, berisiko menyebabkan hipoparatiroidisme pada
bayi baru lahir sehingga bayi memiliki kadar kalsium darah yang
rendah.
Hipoparatiroid
Kelainan endokrin dengan hipokalsemia dan insupisiensikadar hormon paratiroid
di sirkulasi" sering terjadi pada orang dewasa yang mengalami pengangkatan
kelenjar tiroid

Klasifikasi
a. Hiperparatiroidisme primer. Kondisi ini terjadi ketika adanya ganguan pada
satu atau beberapa kelenjar paratiroid. Hiperparatiroidisme primer bisa
disebabkan karena adanya tumor jinak (adenoma) atau tumor ganas
pada kelenjar paratiroid atau pembesaran pada kelenjar paratiroid sendiri.
b. Hiperparatiroidisme sekunder. Terjadi saat ada kondisi medis lain yang
membuat kadar kalsium menjadi rendah, sehingga kelenjar paratiroid
bekerja sangat aktif untuk menggantikan kalsium yang hilang. Contohnya
adalah gagal ginjal kronis, gangguan penyerapan makanan, atau
kekurangan vitamin D.
c. Hiperparatiroidisme tersier. Pada kondisi ini, penyebab dari hiperparatiroid
sekunder telah diatasi, namun kelenjar paratiroid tetap menghasilkan
hormon paratiroid secara berlebihan. Akibatnya, kadar kalsium dalam
darah tetap tinggi.
Hipoparatiroid
Manifestasi
Klinis
Hipoparatiroid
Hipoparatiroid
Jawaban Lainnya
a. Hipertiroid : Tidak tepat

b. Hipotiroid : Tidak tepat

d. Hipoparatiroid : Hipokalsemia harusnya

e. Hiperkalemia : Hiperkalsemia harusnya


Soal 133
Tn. Rinaldi 50 tahum memiliki penyakit batu ginjal
berulang sejak 2 tahun lalu, dokter menyarankan
melakukan pemeriksaan laboratorium. Saat ini
pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg, N 100x/menit, R
24x/menit S 37,6C. Hasil pemeriksaan menunjukkan
adanya hiperkalsemia. Kemungkinan penyakit yang dapat
mendasari terjadinya batu ginjal berulang pada pasien
adalah ?
a. Hipertiroid
b. Hipotiroid
c. Hiperparatiroid
d. Hipoparatiroid
e. Hiperkalemia
Soal 134
Laki-Laki-laki 52 tahun datang ke UGD dengan keluhan
demam dan kaki kanan bernanah akibat terkena paku 2
minggu yang lalu. Luka meluas sampai punggung kaki dan
berbau busuk tapi pasien tidak merasakannya. Pasien memiliki
riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, namun tidak terkontrol .
Pada pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg, N 100x/menit, R
24x/menit S 37,4 C. Hasil pemeriksaan didapatkan GDS 450
mg/dL dan HBa1C 9,8. Obat yang tepat untuk pasien ini
adalah?
a. Sulfonylurea
b. Biguanid
c. Acarbose
d. Insulin
e. Glinid
Soal 134
Laki-Laki-laki 52 tahun datang ke UGD dengan keluhan
demam dan kaki kanan bernanah akibat terkena paku 2
minggu yang lalu. Luka meluas sampai punggung kaki dan
berbau busuk tapi pasien tidak merasakannya. Pasien
memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, namun tidak
terkontrol . Pada pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg, N
100x/menit, R 24x/menit S 37,4 C. Hasil pemeriksaan
didapatkan GDS 450 mg/dL dan HBa1C 9,8. Obat yang
tepat untuk pasien ini adalah?

Diagnosis : DM tipe 2
Diabetes Melitus Tipe 2 (4A)

• Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu


kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
Klasifikasi
Patofisiologi
Diagnosis

Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Algoritma Diagnosis
DM Perkeni 2011
Tatalaksana
Obat Anti Hiperglikemia (OAH)
Insulin
Insulin
Dosis Insulin

• Kebutuhan harian: 0,5 x kgBB


• Kemudian bagi 2
• 60% post prandial (insulin kerja cepat)
• 40% basal (insulin kerja panjang)

Contoh: BB=60kg
0,5 x 60kg = 30 IU
- 60% = 18 IU dibagi 3x pemberian → 6 IU pagi,
siang, malam
- 40% = 12 IU → diberikan malam
Jawaban Lainnya
a. Sulfonylurea : Tidak tepat

b. Biguanid : Tidak tepat

c. Acarbose : Tidak tepat

e. Glinid : Tidak tepat


Soal 134
Laki-Laki-laki 52 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam
dan kaki kanan bernanah akibat terkena paku 2 minggu yang
lalu. Luka meluas sampai punggung kaki dan berbau busuk tapi
pasien tidak merasakannya. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10
tahun yang lalu, namun tidak terkontrol . Pada pemeriksaan fisik
TD 130/80mmHg, N 100x/menit, R 24x/menit S 37,4 C. Hasil
pemeriksaan didapatkan GDS 450 mg/dL dan HBa1C 9,8. Obat
yang tepat untuk pasien ini adalah?
a. Sulfonylurea
b. Biguanid
c. Acarbose
d. Insulin
e. Glinid
Soal 135
Tn. Majid 46 tahun datang untuk berkonsultasi
mengenai kesehatannya, os memiliki BB 91kg, TB 173
cm, LP 104cm dan TD 152/90mmHg. Hasil
pemeriksaan laboratorium trigliserida 167mg/dl, HDL
33 mg/dl, LDL 92gr/dl dan kolesterol total 321, GDP
180mg/dl. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
ini ?
a. Obesitas
b. DM tipe 2
c. Hiperurisemia
d. Sindrom metabolik
e. Dislipidemia
Soal 135
Tn. Majid 46 tahun datang untuk berkonsultasi
mengenai kesehatannya, os memiliki BB 91kg, TB 173
cm, LP 104cm dan TD 152/90mmHg. Hasil
pemeriksaan laboratorium trigliserida 167mg/dl, HDL
33 mg/dl, LDL 92gr/dl dan kolesterol total 321, GDP
180mg/dl. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
ini ?

Diagnsis : Sindrom metabolik


Sindroma Metabolik (3B)
Kriteria diagnosis
NCEP-ATP III (minimal
Komponen Kriteria diagnosis WHO Kriteria diagnosis IDF
3 komponen di bawah
ini)
Obesitas Waist to hip ratio : Lingkar perut : Lingkar perut :
abdominal/ sentral Laki-laki : > 0,9 Laki-laki: 102 cm Laki-laki: ≥90 cm
Wanita : > 0,85 atau Wanita : >88 cm Wanita : ≥80 cm
IMB >30 Kg/m
Hiper-trigliseridemia ≥150 mg/dl (≥ 1,7 ≥ 150 mg/dl (≥1,7 ≥ 150 mg/dl
mmol/L) mmol/L)
Kolesterol HDL Laki-laki <40 mg/dL
Wanita <50 mg/dL
Hipertensi TD ≥ 140/90 mmHg TD ≥ 130/85 mmHg TD sistolik ≥ 130
atau riwayat terapi anti atau riwayat terapi anti mmHg
hipertensif hipertensif TD diastolik ≥ 85
mmHg
Kadar glukosa Toleransi glukosa ≥ 110 mg/dl GDP ≥ 100mg/dl
darah tinggi terganggu, glukosa
puasa
terganggu,resistensi
insulin atau DM
Diagnosis
Headshot!
Green Tea HOT
• GDP
• TD
• HDL
• Obesitas Sentral
• TAG

3 dari 5 → Metsin
Tatalaksana

Kombinasi terapi sesuai kondisi:


• Obesitas
• Hipertensi
• Dislipidemia
• DM
Obesitas (4A)

Keadaan dimana seseorang memiliki kelebihan


lemak (body fat) sehingga memiliki risiko
kesehatan

Etiologi
• Tidak seimbangnya asupan energi dan aktivitas
fisik, genetik, faktor psikologis dan stres, obat-
obatan : steroid, KB hormonal, anti-depresan,
usia (menopause).
Diagnosis
Anamnesis
• Kelebihan berat badan

Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran antopometri (BB, TB dan LP) Indeks
Masa Tubuh, lingkar pinggang laki – laki >85cm
dan perempuan >80cm, tekanan darah →
menentukan risiko dan komplikasi

Pemeriksaan Penunjang:
• Gula darah, profil lipid, asam urat → menentukan
risiko & komplikasi.
Klasifikasi
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Underweight <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Overweight ≥ 23,0
BB Lebih dengan risiko 25,0 – 29,9
Obese I 25,0 – 29,9
Obese II ≥ 30

WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-


Pacific Perspective: Redefining Obesity and
its Treatment
Tatalaksana
Non-medikamentosa
• Kesadaran pasien, diskusikan dan sepakati target
pencapaian (target rasional ↓ 10% dari BB
sekarang).
• Perubahan pola makan (porsi kecil namun sering),
kurangi konsumsi lemak dan kalori, tingkatkan
aktifitas fisik.
• Kurangi asupan kalori sebesar 300-500kkal/hari
dengan tujuan ↓ BB ½ - 1kg per minggu.
• Latihan fisik dimulai 30menit, jangka waktu
5x/minggu dapat ditingkatkan menjadi 45menit,
jangka waktu 5x/minggu
Dislipidemia (4A)
Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya
metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik &
lingkungan.

Etiologi Dan Faktor Resiko


• Riwayat keluarga • Kurang aktivitas fisik
• Obesitas • Konsumsi alkohol
• Merokok • Diabetes tidak terkontrol
• Diet kaya lemak • Hipotiroidisme
• Sirosis hepatis
Klasifikasi

1. Klasifikasi WHO (World Health Organization)


2. Klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society) 3. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program)

Sumber : Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas


Kesehatan Pelayanan Primer. 2014.
Tatalaksana
Target Terapi
• Kolesterol LDL

• Kolesterol non-HDL
• Target kolesterol non-HDL adalah 30 mg/dL di atas
target kolesterol LDL.
• STRATEGI
INTERVENSI
PENURUNAN
KONSENTRASI
KOLESTEROL
LDL
Tatalaksana

• Fibrat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama


pada pasien dengan kadar TG >500mg/dL
• Contoh fibrat: Fenofibrat dan Gemfibrozil
Jawaban Lainnya

a. Obesitas : Tidak tepat

b. DM tipe 2 : Tidak tepat

c. Hiperurisemia : Tidak tepat

e. Dislipidemia : Tidak tepat


Soal 135
Tn. Majid 46 tahun datang untuk berkonsultasi
mengenai kesehatannya, os memiliki BB 91kg, TB 173
cm, LP 104cm dan TD 152/90mmHg. Hasil
pemeriksaan laboratorium trigliserida 167mg/dl, HDL
33 mg/dl, LDL 92gr/dl dan kolesterol total 321, GDP
180mg/dl. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
ini ?
a. Obesitas
b. DM tipe 2
c. Hiperurisemia
d. Sindrom metabolik
e. Dislipidemia
Soal 136
Seorang perempuan usia 20 tahun datang melalui IGD dengan
keluhan kulit terkelupas luas. Keluhan dirasakan mulai sejak 12
jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien baru keluar
IGD dengan keluhan utama nyeri kepala lalu mendapatkan obat
suntikan 2 hari setelah dirumah kulit pasien terkelupas. Riw.
Alergi obat (+) paracetamol. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan bula kendur dengan tanda nikolsky positif sekitar 9 %
dari BSA . Diagnosis yang tepat pada pasien ?
a. SJS
b. TEN
c. SJS-TEN
d. Exanthematous Drug Eruption
e. Fixed Drug Eruption
Soal 136
Seorang perempuan usia 20 tahun datang melalui IGD dengan
keluhan kulit terkelupas luas. Keluhan dirasakan mulai sejak 12
jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien baru keluar
IGD dengan keluhan utama nyeri kepala lalu mendapatkan obat
suntikan 2 hari setelah dirumah kulit pasien terkelupas. Riw.
Alergi obat (+) paracetamol. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan bula kendur dengan tanda nikolsky positif sekitar 9 %
dari BSA . Diagnosis yang tepat pada pasien ?

Diagnosis : SJS
SJS/TEN (3B)

• SJS dan TEN merupakan reaksi mukokutaneus


akut yang mengancam jiwa , yang ditandai
dengan nekrosis luas dan pengelupasan
epidermis yang mengenai membran mukosa.
Keduanya memiliki kesamaan dalam klinis.
Perbedaannnya hanya terletak pada luas
permukaan tubuh yang terkena.
Klasifikasi
Pasien dikelompokkan dalam 3 kelompok
berdasarkan luas area tubuh (body surface area
= BSA) yang mengalami pngelupasan (Nikolsky
ssign+) yaitu :
• SJS <10% dari BSA,
• SJS/TEN Overlap 10-30% dari BSA, dan
• TEN > 30% dari BSA.

• Keterangan : 1% BSA kurang lebih sama


dengaan luas permukaan 1 tangan
Diagnosis
Gejala timbul dalam waktu 8 minggu setelah awal
pejanan obat, Gejala non spesifik (timbul sebelum
terjadi lesi kulit ): demam, sakit kepala, batuk/pilek,
malaise selama 1-3 hari.
• Lesi kulit : makula eritematosa atau purpurik, dapat
dijumpai menjadi nekrotik sehingga terjadi bula
kendur dengan tanda nikolsky positif. Lesi tersebar
simetris di wajaah, badan dan eksremitas
• Lesi mukosa : eritema dan erosi pada minimal 2
lokasi yaitu mulut dan konjungtiva dan genital
• Keterlibatan organ dalam (paru, sal.cernaa, ginjal )
Tatalaksana

• Menghentikan obat yang dicurigai sebagai


pencetus.
• Topikal: pelembab berminyak seperti 50% gel
petroleum dengan 50% cairan parafin
• Sistemik: Kortikosteroid sistemik: deksametason
intravena dengan dosis setara prednison 1-4
mg/kgBB/hari untuk SSJ, 3-4 mg/kgBB/hari
untuk SSJ-NET, dan 4-6 mg/kgBB/hari untuk
NET
Fixed Drug Eruption (4A)

• Bentuk reaksi alergi disebabkan pemakaian


obat dengan reaksi yang muncul berkali-kali
pada tempat yang sama. Mempunyai tempat
predileksi dan lesi yang khas berbeda dengan
Exanthematous Drug Eruption. FDE merupakan
reaksi alergi tipe 2 (sitotoksik).
Diagnosis

• Pasien datang keluhan kemerahan atau luka


pada sekitar mulut, bibir, atau di alat kelamin,
yang terasa panas.
• Keluhan timbul setelah mengkonsumsi obat-
obat yang sering menjadi penyebab seperti
Sulfonamid, Barbiturat, Trimetoprim, dan
analgetik.
• Kata kunci: predileksi lesi yang sama dengan
sebelumnya!
Diagnosis

Faktor resiko :
• Riwayat konsumsi obat (jumlah, jenis, dosis, cara
pemberian, pengaruh pajanan sinar matahari,
atau kontak obat pada kulit terbuka), Riwayat atopi
diri dan keluarga, Alergi terhadap alergen lain,
Riwayat alergi obat sebelumnya
• Pemeriksaan Fisik : Lesi khas: Vesikel, bercak,
Eritema, Lesi target berbentuk bulat lonjong atau
numular Kadang-kadang disertai erosi, Bercak
hiperpigmentasi dengan kemerahan di tepinya,
terutama pada lesi berulang
Tatalaksana

Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi yang


dapat diberikan, yaitu:
• Kortikosteroid sistemik, misalnya prednison
tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali
pemberian per hari
• Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa
gatal; misalnya Hidroksisin tablet 10 mg/hari 2
kali sehari selama 7 hari atau Loratadin tablet
1x10 mg/hari selama 7 hari
Tatalaksana
Pengobatan topikal
• Pemberian topikal tergantung dari keadaan
lesi, bila terjadi erosi atau madidans dapat
dilakukan kompres NaCl 0,9% atau Larutan
Permanganas kalikus 1/10.000 dengan 3 lapis
kasa selama 10-15 menit. Kompres dilakukan
3 kali sehari sampai lesi kering.
• Terapi dilanjutkan dengan pemakaian topikal
kortikosteroid potensi ringan- sedang, misalnya
Hidrokortison krim 2,5% atau Mometason
furoat krim 0,1%.
Exanthema Drug Eruption (4A)
• Bentuk reaksi alergi
ringan pada kulit
yang terjadi akibat
pemberian obat yang
sifatnya sistemik.
Bentuk reaksi alergi
merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe
IV (alergi selular tipe
lambat).
Diagnosis
• Gatal yang disertai Pemeriksaan Fisik :
kemerahan dan bintil • Erupsi makulopapular
pada kulit. Kelainan atau morbiliformis,
muncul 10-14 hari kelainan dapat simetris.
setelah mulai
pengobatan. Biasanya • Tempat predileksi yaitu
disebabkan karena : tungkai, lipat paha,
penggunaan antibiotik dan lipat ketiak.
(ampisilin, sulfonamid,
dan tetrasiklin) atau
analgetik- antipiretik
non steroid.
Tatalaksana
Kortikosteroid sistemik:
• Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali
pemberian per hari selama 1 minggu.
Antihistamin sistemik:
• Setirizin2x10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan, atau
• Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila
diperlukan
Topikal:
• Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% -
1%)
Tatalaksana

• Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab


erupsi.
• Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat
catatan kecil di dompetnya tentang alergi obat
yang dideritanya.
• Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien
bisa sembuh dengan adanya hiperpigmentasi
pada lokasi lesi.
Penyakit autoimun kulit
Pemfigus Vulgaris Pemfigoid Bulosa
Antibodi yang berperan IgG Complement 3

Karakteristik bula Kendur Tegang


Lokasi bula Suprabasal/intraepidermal Subepidermal
Keterlibatan mukosa Ya Jarang
Nikolsky Positif Negatif
Gambar

*Sumber : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017.

Gambar dikutip dari : ATLAS Penyakit Kulit dan Kelamin UNAIR edisi 2
Jawaban Lainnya
b. TEN : BSA yang kena > 30 %

c. SJS-TEN : BSA yang kena 10 - 30 %

d. Exanthematous Drug Eruption : Reaksi lambat (Hipsen


IV) biasanya muncul 10-14 hari setelah minum obat,
dikasus gejala muncul 2 hari

e. Fixed Drug Eruption : Tidak ada riwayat mengenai


tempat yang sama
Soal 136
Seorang perempuan usia 20 tahun datang melalui IGD dengan
keluhan kulit terkelupas luas. Keluhan dirasakan mulai sejak 12
jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien baru keluar
IGD dengan keluhan utama nyeri kepala lalu mendapatkan obat
suntikan 2 hari setelah dirumah kulit pasien terkelupas. Riw.
Alergi obat (+) paracetamol. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan bula kendur dengan tanda nikolsky positif sekitar 9 %
dari BSA . Diagnosis yang tepat pada pasien ?
a. SJS
b. TEN
c. SJS-TEN
d. Exanthematous Drug Eruption
e. Fixed Drug Eruption
Soal 137
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke UGD sebuah
rumah sakit dengan tampak sesak dan bengkak diseluruh
tubuh termasuk kelopak mata dan bibir, 30 menit setelah
memakan makan udang. Dari pemeriksaan tanda vital TD
80/60 mmHg, N 142xmenit, RR 38xmenit, akral dingin.
Diagnosa dan tanda yang muncul ?
a. Syok Hipovolemik – Angioedema
b. Syok Anafilaktik – Angioedema
c. Syok Anafilaktik – Urtikaria
d. Syok Hipovolemik – Urtikaria
e. Semua jawaban Salah
Soal 137
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke UGD sebuah
rumah sakit dengan tampak sesak dan bengkak diseluruh
tubuh termasuk kelopak mata dan bibir, 30 menit setelah
memakan makan udang. Dari pemeriksaan tanda vital TD
80/60 mmHg, N 142xmenit, RR 38xmenit, akral dingin.
Diagnosa dan tanda yang muncul ?

Diagnosis : Syok Anafilaktik – Angioedema


Reaksi Anafilaktik
Definisi
Merupakan suatu keadaan respon imunologi yang
berlebihan terhadap suatu bahan dimana seorang individu
pernah tersensitasi oleh bahan tersebut.
Etiologi
Alergi terhadap obat atau bahan tertentu
Terapi
Adrenalin. Jika akses IV tersedia, diberikan adrenalin 1 :
10.0000, 0.5 – 1 ml, dapat diulang jika perlu. Alternatif
lain dapat diberikan 0,5 – 1 mg (0,5 10 – 1 ml dalam
larutan 1 : 1000) secara IM diulang setiap 10 menit jika
dibutuhkan.
Reaksi Anafilaktik
Gejala
a. Kardiovaskuler. Hipotensi dan kolaps kardiovaskuler.
Takikardi, aritmia, EKG mungkin memperlihatkan
perubahan iskemik. Henti jantung.
b. Sistem Pernapasan. Edema glottis, lidah dan saluran
napas dapat menyebabkan stridor atau obstruksi
saluran napas. Bronkospasme – pada yang berat.
c. Gastrointestinal. Terdapat nyeri abdomen, diare atau
muntah.
d. Hematologi. Koagulopati.
e. Kulit. Kemerahan, eritema, urtikaria
Angioedema
Definisi :
Edema mendadak pada dermis bagian bawah dan subkutis dengan manifestasi
edema sewarna kulit atau eritema pada area predileksi, yang sering disertai
keterlibatan lapisan submukosa. Kadang-kadang disertai gejala subyektif nyeri
atau panas, rasa gatal jarang ada. Angioedema disebut akut jika berlangsung
kurang dari 6 minggu.

Klinis :
Gejala objektif berupa edema kulit mendadak pada area predileksi.
Gejala subjektif berupa rasa nyeri atau rasa terbakar, dan gatal ringan.
Pemeriksaan Fisik : Edema sewarna kulit, atau kadang eritema. Lokasi anatomis
berurutan dari paling sering yaitu wajah, periorbital, bibir, ektremitas, glottis,
lidah, genitalia. Dapat disertai gejala sesak nafas.
Angioedema
Tatalaksana :
• Sistemik : Apabila ada gangguan nafas: epinefrin atau adrenalin
(1:1000) dosis 0,3 ml subkutan atau intramuskular, diulangi setiap
10 menit, Pengobatan selanjutnya:
• Lini pertama: Antihistamin H-1 generasi ke-2 seperti loratadin,
cetirizin, desloratadin,
• atau feksofenadin, dapat diberikan pada pasien rawat jalan, atau
antihistamin H-1 generasi ke-1
• Lini kedua: Dosis antihistamin H-1 generasi kedua ditingkatkan 2-4
kali lipat
• Lini ketiga: Kortikosteroid diindikasikan pada pasien dengan syok
anafilaksis, edema laring, dan gejala yang berat yang tidak
berespons dengan pemberian antihistamin. Dosis 0,5-1
mg/kgBB/hari dengan atau tanpa tapering.
Angioedema

*Sumber : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017.

Gambar dikutip dari : dermnetnz.org


Urtikaria
Definisi :
Urtikaria adalah suatu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya
urtika berbatas tegas, dikelilingi oleh daerah berwarna kemerahan,
dan terasa gatal. Urtikaria Akut  wheal spontan < 6 minggu.
Urtikaria Kronis  wheal spontan > 6 minggu

Klinis :
Timbulnya urtika dan atau angioedema secara cepat. Urtika terdiri
atas tiga gambaran klinis khas, yaitu: edema di bagian sentral
dengan ukuran bervariasi, hampir selalu dikelilingi oleh eritema,
disertai oleh gatal atau kadang sensasi seperti terbakar, dan berakhir
cepat, kulit kembali ke kondisi normal biasanya dalam waktu 1-24
jam.
Urtikaria
Pemeriksaan Penunjang :
Gambaran histopatologi : udem pada dermis atas dan tengah, disertai
dilatasi venula postkapiler dan pembuluh limfatik dermis atas.

Tatalaksana :
1. Topikal : Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan kamfer.
2. Sistemik :
Urtikaria akut : Antihistamin generasi dua
Urtikaria kronik : Antihistamin H1 generasi kedua, Jika gejala menetap
setelah 2 minggu, antihistamin H1 generasi kedua (non sedatif) dapat
dinaikkan dosisnya 2-4 kali, bila gejala masih menetap sampai 1-4 minggu,
ditambahkan: Antagonis leukotrien (montelukast), atau siklosporin atau
omalizumab. Jika terjadi eksaserbasi gejala dapat diberikan kortikosteroid
sistemik dengan dosis 0,5-1 mg/kgBB/hari, tidak boleh lebih dari 10 hari.
Urtikaria

*Sumber : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017.

Gambar dikutip dari : ATLAS Penyakit Kulit dan Kelamin UNAIR edisi 2
Jawaban Lainnya

a. Syok Hipovolemik – Angioedema : Tidak tepat

c. Syok Anafilaktik – Urtikaria : Urtikaria adalah suatu


penyakit kulit yang ditandai dengan adanya urtika
berbatas tegas, dikelilingi oleh daerah berwarna
kemerahan, dan terasa gatal. Dikasus tidak sesuai.

d. Syok Hipovolemik – Urtikaria : Tidak tepat

e. Semua jawaban Salah : Tidak tepat


Soal 137
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke UGD sebuah
rumah sakit dengan tampak sesak dan bengkak diseluruh
tubuh termasuk kelopak mata dan bibir, 30 menit setelah
memakan makan udang. Dari pemeriksaan tanda vital TD
80/60 mmHg, N 142xmenit, RR 38xmenit, akral dingin.
Diagnosa dan tanda yang muncul ?
a. Syok Hipovolemik – Angioedema
b. Syok Anafilaktik – Angioedema
c. Syok Anafilaktik – Urtikaria
d. Syok Hipovolemik – Urtikaria
e. Semua jawaban Salah
Soal 138
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke UGD sebuah
rumah sakit dengan tampak sesak dan bengkak diseluruh
tubuh termasuk kelopak mata dan bibir, 30 menit setelah
memakan makan udang. Dari pemeriksaan tanda vital TD
80/60 mmHg, N 142xmenit, RR 38xmenit, akral dingin.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah ?
a. Injeksi Histamin
b. Injeksi Steroid
c. Injeksi Epinefrin
d. Injeksi Furosemid
e. Injeksi Atropin Sulfat
Soal 138
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke UGD sebuah
rumah sakit dengan tampak sesak dan bengkak diseluruh
tubuh termasuk kelopak mata dan bibir, 30 menit setelah
memakan makan udang. Dari pemeriksaan tanda vital TD
80/60 mmHg, N 142xmenit, RR 38xmenit, akral dingin.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah ?

Diagnosis : Shock Anafilaktik


Reaksi Anafilaktik
Definisi
Merupakan suatu keadaan respon imunologi yang
berlebihan terhadap suatu bahan dimana seorang individu
pernah tersensitasi oleh bahan tersebut.
Etiologi
Alergi terhadap obat atau bahan tertentu
Terapi
Adrenalin. Jika akses IV tersedia, diberikan adrenalin 1 :
10.0000, 0.5 – 1 ml, dapat diulang jika perlu. Alternatif
lain dapat diberikan 0,5 – 1 mg (0,5 10 – 1 ml dalam
larutan 1 : 1000) secara IM diulang setiap 10 menit jika
dibutuhkan.
Reaksi Anafilaktik
Gejala
a. Kardiovaskuler. Hipotensi dan kolaps kardiovaskuler.
Takikardi, aritmia, EKG mungkin memperlihatkan
perubahan iskemik. Henti jantung.
b. Sistem Pernapasan. Edema glottis, lidah dan saluran
napas dapat menyebabkan stridor atau obstruksi
saluran napas. Bronkospasme – pada yang berat.
c. Gastrointestinal. Terdapat nyeri abdomen, diare atau
muntah.
d. Hematologi. Koagulopati.
e. Kulit. Kemerahan, eritema, urtikaria
Jawaban Lainnya
a. Injeksi Histamin : Tidak tepat, bukan penatalaksanaan awal

b. Injeksi Steroid : Tidak tepat, bukan penatalaksanaan awal

d. Injeksi Furosemid : Tidak tepat, tensi akan semakin turun

e. Injeksi Atropin Sulfat : Tidak tepat, Untuk kasus Bradiaritmia


Soal 138
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke UGD sebuah
rumah sakit dengan tampak sesak dan bengkak diseluruh
tubuh termasuk kelopak mata dan bibir, 30 menit setelah
memakan makan udang. Dari pemeriksaan tanda vital TD
80/60 mmHg, N 142xmenit, RR 38xmenit, akral dingin.
Tindakan pertama yang dilakukan adalah ?
a. Injeksi Histamin
b. Injeksi Steroid
c. Injeksi Epinefrin
d. Injeksi Furosemid
e. Injeksi Atropin Sulfat
Soal 139
Seorang wanita 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan utama terdapat bercak kecoklatan di pipi, bibir
dan hidung. Pasien riwayat melahirkan 2 tahun yang lalu
dan sejak itu menggunakan pil KB. Tanda vital dalam batas
normal. pada PF ditemukan patch hiperpigmentasi
berbentuk numular multipel dengan berbagai ukuran.
apakah diagnosisnya ?
a. Tinea Versikolor
b. Dermatitis Numularis
c. Dermatitis Solaris
d. Melasma
e. Ptyriasis Rosea
Soal 139
Seorang wanita 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan utama terdapat bercak kecoklatan di pipi, bibir
dan hidung. Pasien riwayat melahirkan 2 tahun yang lalu
dan sejak itu menggunakan pil KB. Tanda vital dalam batas
normal. pada PF ditemukan patch hiperpigmentasi
berbentuk numular multipel dengan berbagai ukuran.
apakah diagnosisnya?

Diagnosis : Melasma
Melasma (3A)
• Hipermelanosis didapat
terutama di wajah dan
leher berwarna coklat
muda sampai dengan
coklat tua, dipengaruhi
oleh faktor hormonal,
pajanan sinar
matahari, kehamilan,
genetik, pemakaian
kontrasepsi oral, obat-
obatan dan kosmetik.
Diagnosis

• Bercak numular/plakat kecoklatan,


hiperpigmentasi, simetris, ireguler, batas tegas.
Pola distribusi lesi:
o Pola sentro fasial: meliputi pipi, dahi, bibir
atas, hidung dan dagu (63%)
o Pola malar: meliputi pipi dan hidung (21%)
o Pola mandibular: meliputi ramus mandibula
(16%)
Tatalaksana

Non medikamentosa: tabir surya SPF ≥30


Medikamentosa
1. Pengobatan topikal: Hidroquinon 2-5% (krim,
gel, losio), Asam retinoat 0,05%-0,1% (krim dan
gel), Asam azelaik 20% (krim), Asam glikolat 8-
15% (krim, gel, losio), Asam kojik 4%1.
2. Pengobatan oral (Dianjurkan bila pigmentasi
meliputi daerah yang lebih luas dan sampai ke
dermis) :Asam askorbat, Glutation, Pycnogenol,
Proanthocyanidin-rich
Tatalaksana

3. Bedah kimia : Larutan asam glikolat 20-70%,


Larutan asam trikloroasetat 10-30%, Larutan
Jessner.
4. Bedah laser
Melasma-viligo-albino
Melasma/ Vitiligo Albinisme okulokutanea
khloasma
Presentasi • Hipermelanosis simetris • Makula putih • Hipopigmentasi pada
• macula coklat tidak merata (depigmentasi) batas kulit, rambut, mata
(muda sampai tua) tegas yang meluas (Apigmentasi)
• Batas tegas • Dapat mengenai • Fotofobia  silau
semua bagian tubuh
yg mengandung
melanosit, termasuk
rambut dan mata
Predileksi pada area terpajan sinar uv Bagian ekstensor tulang
Melasma-viligo-albino
Melasma/ Vitiligo Albinisme
khloasma okulokutanea

FR Wanita hamil, pemakai Krisis emosi dan


kosmetik, pil kontrasepsi, trauma fisis
pemakai obat dll
Tatalaksana & • Menghindari pajanan • Cover mask • Tabir surya
pencegahan langsung sinar uv jam 9-
15 • Psoralen + • Pemeriksaan
• Tabir surya penyinaran malignancy berkala
• Kausatif, cth stop pil • Kortikosteroid
kontrasepsi potensi tinggi

• Topikal: hidrokuinon,
asam retinoat, asam
azeleat
• Sistemik: asam askorbat
(vit C), glutation

• Khusus: pengelupasan
kimiawi, bedah laser
Pitriasis Rosea

a. Penyakit ini belum diketahui sebabnya, dimulai dengan


sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus
(mother patch), kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih
kecil di badan, lengan dan paha atas, yang tersusun sesuai
dengan lipatan kulit

b. Keluhan Pasien datang dengan keluhan lesi kemerahan yang


awalnya satu kemudian diikuti dengan lesi yang lebih kecil
yang menyerupai pohon cemara terbalik
Pemeriksaan penunjang

Bila diperlukan, pemeriksaan mikroskopis


KOH dilakukan untuk menyingkirkan Tinea
Korporis.
Terapi

Terapi adalah dengan pengobatan


simptomatik, misalnya untuk gatal diberikan
antipruritus seperti bedak asam salisilat 1-
2% atau mentol 0.25- 0.5%.
Dermatitis Nummular
a.“nummulus” (Latin) =
seperti koin
b.Gatal: ringan – berat
c.Plak ertitem 1-3 cm bentuk
koin, batas tegas, terbentuk
dari papulovesikel yang
konfluens  vesikel pecah
 eksudasi pinpoint 
krusta kekuningan
d.Penyembuhan mulai dari
tengah (mirip
dermatomikosis)  dalam
1-2 mg jadi kronik plak dgn
skuama dan liken
Dermatitis Nummular

TATALAKSANA
1. LINI1: KS topikal potensi menengah – kuat dgn
vehikulum krim atau salep ± oklusi
2. Bila masih eksudtif: kompres dulu, misal dengan
solusio permanganas kalikus 1/10.000 dgn 3 lapis
kassa bersih selama 15-20 mnt sampai kering
3. Preparat ter: liquor carbonis detergent 5-10% atau
calcineurin inhibitor, takrolimus, pimekrolimus
4. Ada infeksi bakteri  ab
5. Berat atau refrakter: KS sistemik jangka pendek
6. Pruritus: AH1
Tinea Versikolor
Etiologi :
Malassezia furfur
Faktor resiko :
Sering dijumpai pada dewasa muda (kelenjar sebasea lebih aktif
bekerja)., cuaca yang panas dan lembab, tubuh yang berkeringat,
imunodefisiensi
Klinis :
Tampak bercak putih pada kulitnya. Keluhan gatal ringan muncul
terutama saat berkeringat, namun sebagian besar pasien
asimptomatik.
Pemeriksaan Fisik :
Lesi makula hipopigmentasi, berskuama halus. Bersifat kronis.
Predileksi di bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipat
paha, muka dan kepala. Penyakit ini terutama ditemukan pada daerah
yang tertutup pakaian dan bersifat lembab.
Tinea Versikolor
Pemeriksaan penunjang :
• Lampu Woods  kuning keemasan
• KOH  hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok
(spaghetti and meatball appearance).
Tatalaksana :
• Pengobatan topikal : Suspensi selenium sulfida 1,8%, dalam bentuk
shampo yang digunakan 2-3 kali seminggu dan derivat azol topikal,
antara lain mikonazol dan klotrimazol.
• Pengobatan sistemik diberikan apabila penyakit ini terdapat pada
daerah yang luas atau jika penggunaan obat topikal tidak berhasil.
Obat tersebut, yaitu: Ketokonazol per oral dengan dosis 1x200 mg
sehari selama 10 hari, atau Itrakonazol per oral dengan dosis 1 x
200 mg sehari selama 5-7 hari.
Tinea Versikolor

*Sumber : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017.

Gambar dikutip dari : ATLAS Penyakit Kulit dan Kelamin UNAIR edisi 2
Jawaban Lainnya
a. Tinea Versikolor : Lesi makula hipopigmentasi, berskuama halus,
bersifat kronis, predileksi di bagian atas dada, lengan, leher,
perut, kaki, ketiak, lipat paha, muka dan kepala

b. Dermatitis Numularis : Lesi eritema seperti koin

c. Dermatitis Solaris : erythema, tenderness, dan terkadang ada


blister, hal ini dikarenakan karena terkena sinar matahari berlebih

e. Ptyriasis Rosea : berbentuk eritema dan skuama halus (mother


patch), kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan,
lengan dan paha atas, yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit
Soal 139
Seorang wanita 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan utama terdapat bercak kecoklatan di pipi, bibir
dan hidung. Pasien riwayat melahirkan 2 tahun yang lalu
dan sejak itu menggunakan pil KB. Tanda vital dalam batas
normal. pada PF ditemukan patch hiperpigmentasi
berbentuk numular multipel dengan berbagai ukuran.
apakah diagnosisnya ?
a. Tinea Versikolor
b. Dermatitis Numularis
c. Dermatitis Solaris
d. Melasma
e. Ptyriasis Rosea
Soal 140
Seorang wanita 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan utama terdapat bercak kecoklatan di pipi, bibir
dan hidung. Pasien riwayat melahirkan 2 tahun yang lalu
dan sejak itu menggunakan pil KB. Tanda vital dalam batas
normal. pada PF ditemukan patch nhiperpigmentasi
berbentuk numular multipel dengan berbagai ukuran.
apakah terapinya?
a. Mikonazol 2%
b. Hidrokuinon 4%
c. Asam fusidat 2%
d. Hidrokortison 2,5%
e. Klobetasol 0,05%
Soal 140
Seorang wanita 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan utama terdapat bercak kecoklatan di pipi, bibir
dan hidung. Pasien riwayat melahirkan 2 tahun yang lalu
dan sejak itu menggunakan pil KB. Tanda vital dalam batas
normal. pada PF ditemukan patch hiperpigmentasi
berbentuk numular multipel dengan berbagai ukuran.
apakah diagnosisnya?

Diagnosa : Melasma
Melasma (3A)
• Hipermelanosis didapat
terutama di wajah dan
leher berwarna coklat
muda sampai dengan
coklat tua, dipengaruhi
oleh faktor hormonal,
pajanan sinar
matahari, kehamilan,
genetik, pemakaian
kontrasepsi oral, obat-
obatan dan kosmetik.
Diagnosis

• Bercak numular/plakat kecoklatan,


hiperpigmentasi, simetris, ireguler, batas tegas.
Pola distribusi lesi:
o Pola sentro fasial: meliputi pipi, dahi, bibir
atas, hidung dan dagu (63%)
o Pola malar: meliputi pipi dan hidung (21%)
o Pola mandibular: meliputi ramus mandibula
(16%)
Tatalaksana

Non medikamentosa: tabir surya SPF ≥30


Medikamentosa
1. Pengobatan topikal: Hidroquinon 2-5% (krim,
gel, losio), Asam retinoat 0,05%-0,1% (krim dan
gel), Asam azelaik 20% (krim), Asam glikolat 8-
15% (krim, gel, losio), Asam kojik 4%1.
2. Pengobatan oral (Dianjurkan bila pigmentasi
meliputi daerah yang lebih luas dan sampai ke
dermis) :Asam askorbat, Glutation, Pycnogenol,
Proanthocyanidin-rich
Tatalaksana

3. Bedah kimia : Larutan asam glikolat 20-70%,


Larutan asam trikloroasetat 10-30%, Larutan
Jessner.
4. Bedah laser
Jawaban Lainnya

a. Mikonazol 2% : Tidak tepat

c. Asam fusidat 2% : Tidak tepat

d. Hidrokortison 2,5% : Tidak tepat

e. Klobetasol 0,05% : Tidak tepat


Soal 140
Seorang wanita 40 tahun datang ke praktik dokter dengan
keluhan utama terdapat bercak kecoklatan di pipi, bibir
dan hidung. Pasien riwayat melahirkan 2 tahun yang lalu
dan sejak itu menggunakan pil KB. Tanda vital dalam batas
normal. pada PF ditemukan patch nhiperpigmentasi
berbentuk numular multipel dengan berbagai ukuran.
apakah terapinya ?
a. Mikonazol 2%
b. Hidrokuinon 4%
c. Asam fusidat 2%
d. Hidrokortison 2,5%
e. Klobetasol 0,05%
Soal 141
Wanita, 55 tahun datang ke poliklinik UMC dengan
keluhan benjolan pada pipi kiri sejak 5 tahun lalu. Ukuran
1x1 cm, warna kecoklatan/merah muda, bulat dan
berbatas tegas. Saat dilakukan pemeriksaan dermatologis
ditemukan papula hiperpigmentasi berbentuk bulat
berbatas tegas, dengan diameter 1 cm, ulserasi (-), nyeri
tekan (-). Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus
tersebut ?
a. Karsinoma Planocellulare
b. Epithelioma Bowen’s (Bowen’s Disease)
c. Nevus Pigmentosus
d. Melanoma Maligna
e. Basalioma
Soal 141
Wanita, 55 tahun datang ke poliklinik UMC dengan
keluhan benjolan pada pipi kiri sejak 5 tahun lalu. Ukuran
1x1 cm, warna kecoklatan/merah muda, bulat dan
berbatas tegas. Saat dilakukan pemeriksaan dermatologis
ditemukan papula hiperpigmentasi berbentuk bulat
berbatas tegas, dengan diameter 1 cm, ulserasi (-), nyeri
tekan (-). Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus
tersebut ?

Diagnosis : Nevus Pigmentosus


Nevus Pigmentosa (2)
Spektrum neoplasia
nevomelanositik yang
berkembang pada waktu
anakanak/dewasa muda.
(tahi lalat)

Klinis :
• Bentuk: makula / papul
(papilomatosa, papul
berbentuk kubah/dome
shape)
• Warna: sewarna kulit,
merah jambu, kecoklatan
Tumor Ganas Kulit (2)
SQUAMOUS CELL
BASAL CELL CARCINOMA/ BASALIOMA MELANOMA MALIGNA
CARCINOMA
DEFINISI Definisi : Tumor ganas kulit, bersifat Definisi : Tumor ganas kulit Definisi : Tumor ganas kulit
destruktif, dan invasi setempat serta yang berasal dari sel yang berasal dari sel
sangat jarang bermetastasis keratosit, dapat melanosit aatau sel nevus
bermetastasis dan dan sangat mudah
berkembang dari ulkus atau bermetastasis.
radang kronis
MANIFESTASI Manifestasi : Papul, nodus permukaan Manifestasi : Tumor teraba
Manifestasi :
mengkilap seperti lilin, berpigmen atau padat, dapat verukosa atau
A =(Asymetri) = bentuk lesi
kemerahan terdapat talangieksis  berbenjol-benjol dan
asimetris
lama-kelamaan menjadi ulkus, dengan berbentuk ulkus, tepi tumor
B =(border) = batas ireguler
tepi papul berkilat seperti mutiara tidak jelas, lokasi tumorC =(color) = warna dapat
(pearly appearance) kerusakan makin paling sering wajah dan bermacam-macam , biru,
dalam mencapai tulang. lengan bawah. hitam, coklat, kemerahan,
dan abu-abu
D = (diameter) = ≥ 6 mm
E = (elevation/evaluaation)
peninggian pada permukaa
atau perkembaangan lesi
PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang
PENUNJANG Biopsi kulit untuk pemeriksaan Biopsi kulit untuk Biopsi kulit untuk
histopatologi pemeriksaan histopatologi pemeriksaan histopatologi
SQUAMOUS CELL
BASAL CELL CARCINOMA/ BASALIOMA MELANOMA MALIGNA
CARCINOMA
TATALAKSANA Tatalaksana Tatalaksana Tatalaksana
 Non medikamentosa :  Non medikamentosa :  Non medikamentosa :
menghindari sinar matahari menghindari sinar menghindari sinar
 Bedah : bedah skalpel, bedah matahari dan matahari
beku, bedah listrik, bedah laser, karsinogen  Bedah : bedah skalpel
bedah mohs  Bedah : bedah skalpel, Kemoterapi, imunoterapi,
 Radioterapi (bila menolak/ tidak bedah lksitrik, bedah terapibiologis, radioterapi
dapat dioperasi) mohs, (dilakukan pada melanoma
 Krim imiquimod 5% tiap hari atau  Radioterapi yang tidak daat dioperasi
5 hari/minggu selama 12 minggu Sitostatik : 5-fluorourasil stadium lanjut dan atau
intralesi pada pasien yang telaah terjadi metastasis
menolak operasi
GAMBAR
Jawaban Lainnya
a. Karsinoma Planocellulare : Tidak tepat

b. Epithelioma Bowen’s (Bowen’s Disease) : Tidak tepat

d. Melanoma Maligna : Tumor ganas kulit yang berasal


dari sel melanosit aatau sel nevus dan sangat mudah
bermetastasis:

e. Basalioma ( BCC ) : Tumor ganas kulit, bersifat destruktif,


dan invasi setempat serta sangat jarang bermetastasis
Soal 141
Wanita, 55 tahun datang ke poliklinik UMC dengan
keluhan benjolan pada pipi kiri sejak 5 tahun lalu. Ukuran
1x1 cm, warna kecoklatan/merah muda, bulat dan
berbatas tegas. Saat dilakukan pemeriksaan dermatologis
ditemukan papula hiperpigmentasi berbentuk bulat
berbatas tegas, dengan diameter 1 cm, ulserasi (-), nyeri
tekan (-). Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus
tersebut ?
a. Karsinoma Planocellulare
b. Epithelioma Bowen’s (Bowen’s Disease)
c. Nevus Pigmentosus
d. Melanoma Maligna
e. Basalioma
Soal 142
Seorang laki-laki datang dengan keluhan ada
benjolan pada sebelah hidung kiri. Benjolan ini
sudah lama, dan berbentuk seperti ulkus roden.
Apa diagnosisnya?
a. Squamous Cell Carcinoma
b. Basal Cell Carcinoma
c. Melanoma maligna
d. Neurofibroma
e. Melasma
Soal 142
Seorang laki-laki datang dengan keluhan ada
benjolan pada sebelah hidung kiri. Benjolan ini
sudah lama, dan berbentuk seperti ulkus roden.
Apa diagnosisnya ?

Diagnosis : Basal Cell Carcinoma


Basal Cell Carcinoma
Definisi
a. Tumor ganas kulit, bersifat destruktif, dan invasi setempat serta sangat jarang
bermetastasis
b. Nama lain : basalioma

Anamnesis & pemeriksaan fisik


Papul, nodus permukaan mengkilap seperti lilin, berpigmen atau kemerahan
terdapat talangieksis  lama-kelamaan menjadi ulkus, dengan tepi papul
berkilat seperti mutiara (pearly border) kerusakan makin dalam mencapai
tulang

Tatalaksana
a. Non medikamentosa : menghindari sinar matahari
b. Bedah : bedah skalpel, bedah beku, bedah listrik, bedah laser, bedah mohs
c. Radioterapi (bila menolak/ tidak dapat dioperasi)
d. Krim imiquimod 5% tiap hari atau 5 hari/minggu selama 12 minggu
Tumor Ganas Kulit (2)
SQUAMOUS CELL
BASAL CELL CARCINOMA/ BASALIOMA MELANOMA MALIGNA
CARCINOMA
DEFINISI Definisi : Tumor ganas kulit, bersifat Definisi : Tumor ganas Definisi : Tumor ganas kulit
destruktif, dan invasi setempat serta kulit yang berasal dari sel yang berasal dari sel
sangat jarang bermetastasis keratosit, dapat melanosit aatau sel nevus dan
bermetastasis dan sangat mudah bermetastasis.
berkembang dari ulkus
atau radang kronis
MANIFESTASI Manifestasi : Papul, nodus permukaan Manifestasi : Tumor teraba Manifestasi :
mengkilap seperti lilin, berpigmen atau padat, dapat verukosa A =(Asymetri) = bentuk lesi
kemerahan terdapat talangieksis  atau berbenjol-benjol dan asimetris
lama-kelamaan menjadi ulkus, dengan berbentuk ulkus, tepi tumor B =(border) = batas ireguler
tepi papul berkilat seperti mutiara tidak jelas, lokasi tumor C =(color) = warna dapat
(pearly appearance) kerusakan makin paling sering wajah dan bermacam-macam , biru,
dalam mencapai tulang. lengan bawah. hitam, coklat, kemerahan,
dan abu-abu
D = (diameter) = ≥ 6 mm
E = (elevation/evaluaation) =
peninggian pada permukaa
atau perkembaangan lesi
PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang
PENUNJANG Biopsi kulit untuk pemeriksaan Biopsi kulit untuk Biopsi kulit untuk pemeriksaan
histopatologi pemeriksaan histopatologi histopatologi
Tumor Ganas Kulit (2)
SQUAMOUS CELL
BASAL CELL CARCINOMA/ BASALIOMA MELANOMA MALIGNA
CARCINOMA
TATALAKSANA Tatalaksana Tatalaksana Tatalaksana
 Non medikamentosa :  Non medikamentosa :  Non medikamentosa :
menghindari sinar matahari menghindari sinar menghindari sinar
 Bedah : bedah skalpel, bedah matahari dan matahari
beku, bedah listrik, bedah laser, karsinogen  Bedah : bedah skalpel
bedah mohs  Bedah : bedah Kemoterapi, imunoterapi,
 Radioterapi (bila menolak/ tidak skalpel, bedah lksitrik, terapibiologis, radioterapi
dapat dioperasi) bedah mohs, (dilakukan pada melanoma
 Krim imiquimod 5% tiap hari atau  Radioterapi yang tidak daat dioperasi
5 hari/minggu selama 12 minggu Sitostatik : 5-fluorourasil stadium lanjut dan atau telaah
intralesi pada pasien yang terjadi metastasis
menolak operasi
GAMBAR
Jawaban Lainnya
a. Squamous Cell Carcinoma : Tumor ganas kulit, bersifat destruktif,
dan invasi setempat serta sangat jarang bermetastasis
c. Melanoma maligna : Tumor ganas kulit, bersifat destruktif, dan invasi
setempat serta sangat jarang bermetastasis
d. Neurofibroma : Kelainan genetik dimana pertumbuhan sel terganggu
sehingga tumbuh tumor-tumor pada jaringan saraf. Tumor tersebut
umumnya jinak dan bisa muncul di berbagai bagian dari sistem
saraf, seperti pada otak maupun saraf tulang belakang hingga
saraf-saraf tepi
e. Melasma : Hipermelanosis didapat terutama di wajah dan leher
berwarna coklat muda sampai dengan coklat tua, dipengaruhi oleh
faktor hormonal, pajanan sinar matahari, kehamilan, genetik,
pemakaian kontrasepsi oral, obat-obatan dan kosmetik
Soal 142
Seorang laki-laki datang dengan keluhan
ada benjolan pada sebelah hidung kiri.
Benjolan ini sudah lama, dan berbentuk
seperti ulkus roden. Apa diagnosisnya ?
a. Squamous Cell Carcinoma
b. Basal Cell Carcinoma
c. Melanoma maligna
d. Neurofibroma
e. Melasma
Soal 143
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan muncul bercak
kemerahan pada kulit dan mati rasa. Bercak timbul 1 di daerah lengan
bawah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan bercak
eritematous, hipoestesi, penebalan saraf ulnaris (+) dan hasil BTA (-).
Diagnosis yang tepat padaa kasus diatas adalah ?
a. Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100 mg/hari selama 6 bulan
b. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan
c. Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100 mg/hari selama 12 bulan
d. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 6 bulan
e. Rifampisin 300 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan
Soal 143
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan
keluhan muncul bercak kemerahan pada kulit dan
mati rasa. Bercak timbul 1 didaeraah lengan
bawah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
ditemukan bercak eritematous, hipoestesi,
penebalan saraf ulnaris (+). dan hail BTA (-).
Diagnosis yang tepat padaa kasus diatas adalah ?

Diagnosis : Morbus Hansen


Lepra/Kusta/Morbus Hansen (4A)

Penyakit kusta adalah penyakit infeksi


granulomatosa kronis yang disebabkan oleh
basil Mycobacterium leprae yang bersifat obligat
intraselular. Saraf perifer sebagai afinitas
pertama, kemudian selanjutnya dapat
menyerang kulit, lalu menyebar ke organ lain
(mukosa mulut, traktus respiratorius bagian atas,
sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan
testis), kecuali susunan saraf pusat
Klasifikasi

Tanda Utama PB MB
Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5
Penebalan saraf disertai 1 saraf >1 saraf
gangguan fungsi saraf

Sediaan apusan BTA negatif BTA positif


Diagnosis
• Diagnosis didasarkan pada temuan tanda
kardinal (tanda utama) menurut WHO, yaitu:
1. Bercak kulit yang mati rasa → Bercak
hipopigmentasi atau eritematosa, mendatar
(makula) atau meninggi (plak). Mati rasa
pada bercak bersifat total atau sebagian saja
terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri.
2. Penebalan saraf tepi Dapat/tanpa disertai
rasa nyeri dan gangguan fungsi saraf yang
terkena,
3. Ditemukan kuman tahan asam Bahan
Diagnosis

1. Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau


kerokan jaringan kulit dengan pewarnaan
Ziehl Neelsen/BTA.
2. Bila diagnosis meragukan, dapat dilanjutkan
dengan pemeriksaan biopsi dan
histopatologi, serta pemeriksaan serologi
(PGL-1) atau PCR.
Tatalaksana
• Tipe PB

• Tipe MB
Jawaban Lainnya
b. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan : Untuk MH tipe
MB

c. Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100 mg/hari selama 12 bulan :


dosis benar, harusnya 6-9 bulan

d. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100


mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 6 bulan : Untuk MH tipe
MB , harusnya 12-18 bulan

e. Rifampisin 300 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100


mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan : Dosis Salah
Soal 143
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan muncul bercak
kemerahan pada kulit dan mati rasa. Bercak timbul 1 di daerah lengan
bawah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan bercak
eritematous, hipoestesi, penebalan saraf ulnaris (+) dan hasil BTA (-).
Diagnosis yang tepat padaa kasus diatas adalah ?
a. Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100 mg/hari selama 6 bulan
b. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan
c. Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100 mg/hari selama 12 bulan
d. Rifampisin 600 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 6 bulan
e. Rifampisin 300 mg/bulan, Clofazimine 300 mg/ bulan, Dapson 100
mg/ hari, Clofazimine 50 mg/ hari selama 12 bulan
Soal 144
Seorang pria usia 56 tahun datang ke dokter dengan
keluhan benjolan di pipi. Pemeriksaan status lokalis
didapatkan benjolan tampak seperti bunga kol, permukaan
tampak alur-alur seperti sungai. Benjolan dibiopsi dengan
hasil PA : sel-sel tumor pleiomorphik, mitosis, dan terdapat
mutiara tanduk. Diagnosis yang tepat pada kasus ini
adalah?
a. Basal cell carcinoma
b. Keratosis seborrhoik
c. Veruca vulgaris
d. Veruca plantaris
e. Squamous cell carcinoma
Soal 144
Seorang pria usia 56 tahun datang ke dokter dengan
keluhan benjolan di pipi. Pemeriksaan status lokalis
didapatkan benjolan tampak seperti bunga kol, permukaan
tampak alur-alur seperti sungai. Benjolan dibiopsi dengan
hasil PA : sel-sel tumor pleiomorphik, mitosis, dan terdapat
mutiara tanduk. Diagnosis yang tepat pada kasus ini
adalah ?

Diagnosis : Squamous cell carcinoma


Squamous Cell Carcinoma

Definisi :
Tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratosit, dapat bermetastasis dan
berkembang dari ulkus atau radang kronis
Anamnesis & pemeriksaan fisik:
Gambaran klinis: plak atau tumor teraba padat, dapat verukosa atau
berbenjol-benjol dan berbentuk ulkus Tepi tumor tidak jelas Lokasi tumor paling
sering wajah dan lengan bawah
Pemeriksaan penunjang
Biopsi kulit untuk pemeriksaan histopatologi : sel-sel tumor pleiomorphik,
mitosis, dan terdapat mutiara tanduk
Tatalaksana
a. Non medikamentosa : menghindari sinar matahari dan karsinogen
b. Bedah : bedah skalpel, bedah lksitrik, bedah mohs,
c. Radioterapi
d. Sitostatik : 5-fluorourasil intralesi pada pasien yang menolak operasi
Tumor Ganas Kulit (2)
SQUAMOUS CELL
BASAL CELL CARCINOMA/ BASALIOMA MELANOMA MALIGNA
CARCINOMA
DEFINISI Definisi : Tumor ganas kulit, bersifat Definisi : Tumor ganas Definisi : Tumor ganas kulit
destruktif, dan invasi setempat serta kulit yang berasal dari sel yang berasal dari sel
sangat jarang bermetastasis keratosit, dapat melanosit aatau sel nevus dan
bermetastasis dan sangat mudah bermetastasis.
berkembang dari ulkus
atau radang kronis
MANIFESTASI Manifestasi : Papul, nodus permukaan Manifestasi : Tumor teraba Manifestasi :
mengkilap seperti lilin, berpigmen atau padat, dapat verukosa A =(Asymetri) = bentuk lesi
kemerahan terdapat talangieksis  atau berbenjol-benjol dan asimetris
lama-kelamaan menjadi ulkus, dengan berbentuk ulkus, tepi tumor B =(border) = batas ireguler
tepi papul berkilat seperti mutiara tidak jelas, lokasi tumor C =(color) = warna dapat
(pearly appearance) kerusakan makin paling sering wajah dan bermacam-macam , biru,
dalam mencapai tulang. lengan bawah. hitam, coklat, kemerahan,
dan abu-abu
D = (diameter) = ≥ 6 mm
E = (elevation/evaluaation) =
peninggian pada permukaa
atau perkembaangan lesi
PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang
PENUNJANG Biopsi kulit untuk pemeriksaan Biopsi kulit untuk Biopsi kulit untuk pemeriksaan
histopatologi pemeriksaan histopatologi histopatologi
Tumor Ganas Kulit (2)
SQUAMOUS CELL
BASAL CELL CARCINOMA/ BASALIOMA MELANOMA MALIGNA
CARCINOMA
TATALAKSANA Tatalaksana Tatalaksana Tatalaksana
 Non medikamentosa :  Non medikamentosa :  Non medikamentosa :
menghindari sinar matahari menghindari sinar menghindari sinar
 Bedah : bedah skalpel, bedah matahari dan matahari
beku, bedah listrik, bedah laser, karsinogen  Bedah : bedah skalpel
bedah mohs  Bedah : bedah Kemoterapi, imunoterapi,
 Radioterapi (bila menolak/ tidak skalpel, bedah lksitrik, terapibiologis, radioterapi
dapat dioperasi) bedah mohs, (dilakukan pada melanoma
 Krim imiquimod 5% tiap hari atau  Radioterapi yang tidak daat dioperasi
5 hari/minggu selama 12 minggu Sitostatik : 5-fluorourasil stadium lanjut dan atau telaah
intralesi pada pasien yang terjadi metastasis
menolak operasi
GAMBAR
Veruka Vulgaris (4A)

• Veruka vulgaris merupakan hiperplasia


epidermis yang disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV) tipe 1-4 (tersering HPV 1
dan 2)
• Sinonim penyakit ini adalah kutil atau common
wart. Penularan melalui kontak langsung
dengan agen penyebab. Veruka ini sering
dijumpai pada anak-anak dan remaja.
Etiologi

• Human Papiloma Virus


• HPV 1 dan 2: Veruka Vulgaris, Plantar Warts
• HPV 3 dan 10: Flat warts
• HPV 6 dan 11: Kondiloma Akuminata
• HPV 16 dan 18: Kanker Serviks
Diagnosis
• Predileksi: Jari,
punggung tangan,
dan kaki
• Anamnesis : adanya
kutil pada kulit dan
mukosa.
• Kata kunci: Papul
verukosa di area
predileksi
Histopatologi
• Gambaran
papilomatosis,
hiperkeratosis, dan
parakeratosis
• Terdapat sel koilosit
Tatalaksana

• Lini pertama:
• Pengobatan topikal dengan pemberian bahan
kaustik, misal: Asam salisilat 20–40%, asam
trikloroasetat (TCA) 50%, atau larutan AgNO3 25%
• Lini kedua:
• Jika topikal gagal, Krioterapi (bedah beku)
Keratosis Seboroik (2)

• Merupakan tumor jinak epidermal yang paling


sering terjadi. Lesi umumnya terjadi pada usia
pertengahan, namun dapat muncul pada awal
masa remaja
Diagnosis

• Pada lesi awal terdapat batas yang tegas,


permukaan rata, kusam, dan berwarna kecoklatan.
• Seiring perkembangannya, lesi menjadi berbentuk
papul, permukaannya verukosa, stuck-on,
mengkilat, dan terdapat kista pseudohorn.
• Tanda Patognomonis: Papul sampai plak eritema,
skuama berminyak agak kekuningan, berbatas
tidak tegas. Bentuk klinis lain Lesi berat: seluruh
kepala tertutup oleh krusta, kotor, dan berbau
(cradle cap).
Pemeriksaan Penunjang :
• Dermoskopi (Milia-like cysts, comedo-like
openings, light-brown fingerprint-like structures,
cerebriform pattern(gyrus & sulci). Histopatologi
(Tampak akantosis, papillomatosis, kista
pseudohorn, dan hiperkeratosis).
Tatalaksana

• Kuretase, krioterapi, Bedah listrik, Laser CO2


ablatif, Potassium-titanyl-phosphate (KTP) laser,
QS Nd: YAG 1064 mm (long pulsed).
Jawaban Lainnya
a. Basal cell carcinoma : Tumor ganas kulit, bersifat destruktif, dan
invasi setempat serta sangat jarang bermetastasis

b. Keratosis seborrhoik : Merupakan tumor jinak epidermal yang


paling sering terjadi. Lesi umumnya terjadi pada usia pertengahan,
namun dapat muncul pada awal masa remaja

c. Veruca vulgaris : Hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh


Human Papilloma Virus (HPV) tipe 1-4

d. Veruca plantaris : Tidak tepat


Soal 144
Seorang pria usia 56 tahun datang ke dokter dengan
keluhan benjolan di pipi. Pemeriksaan status lokalis
didapatkan benjolan tampak seperti bunga kol, permukaan
tampak alur-alur seperti sungai. Benjolan dibiopsi dengan
hasil PA: sel-sel tumor pleiomorphik, mitosis, dan terdapat
mutiara tanduk. Diagnosis yang tepat pada kasus ini
adalah?
a. Basal cell carcinoma
b. Keratosis seborrhoik
c. Veruca vulgaris
d. Veruca plantaris
e. Squamous cell carcinoma
Soal 145
Laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan terdapat
benjolan di tengkuk kepalanya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien merasakan nyeri dan demam sejak 3 hari ini. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80, HR 80 , RR 20,
Suhu 37,8 oC. status lokalis di temukan nodul ukuran
4x3cm dengan multipel pustul diatasnya. Diagnosis pada
pasien tersebut adalah ?
a. Folikulitis superfisial
b. Karbunkel
c. Furunkel
d. Hidradenitis supurativa
e. Folikulitis profunda
Soal 145
Laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan terdapat
benjolan di tengkuk kepalanya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien merasakan nyeri dan demam sejak 3 hari ini. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80, HR 80 , RR 20,
Suhu 37,8 oC. status lokalis di temukan nodul ukuran
4x3cm dengan multipel pustul diatasnya. Diagnosis pada
pasien tersebut adalah ?

Diagnosis : Karbunkel
Furunkel dan Karbunkel (4A)

Merupakan infeksi pada folikel rambut dan


jaringan sekitarnya.

Predileksi:
• Daerah berambut yang sering mengalami
gesekan, oklusif, berkeringat, misalnya leher,
wajah, aksila, dan bokong.
• Furunkel: Lesi berupa nodus eritematosa,
awalnya keras, nyeri tekan, dapat membesar 1-
3 cm, setelah beberapa hari terdapat fluktuasi,
bila pecah keluar pus.
• Karbunkel: timbul bila yang terkena beberapa
folikel rambut. Karbunkel lebih besar, diameter
dapat mencapai 3-10 cm, dasar lebih dalam.
Nyeri dan sering disertai gejala konstitusi.
Pecah lebih lambat, bila sembuh dapat
meninggalkan jaringan parut.
Tatalaksana Umum

• Non medikamentosa
1. Mandi 2 kali sehari dengan sabun
2. Mengatasi/identifikasi faktor predisposisi dan
keadaan komorbid, misalnya infestasi parasit,
dermatitis atopik, edema, obesitas dan
insufisiensi vena
Prinsip: pasien berobat jalan, kecuali pada
erisipelas, selulitis dan flegmon derajat berat
dianjurkan rawat inap.
1. Topikal
• Bila banyak pus atau krusta: kompres terbuka
dengan permanganas kalikus 1/5000, asam
salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan povidon
iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari masing-
masing ½-1 jam selama keadaan akut.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep/krim
asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3
kali sehari, selama 7-10 hari.
2. Sistemik: minimal selama 7 hari
• Lini pertama:
• Kloksasilin/dikloksasilin**: dewasa 4x250-500
mg/hari per oral; anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis
• Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x250-
500 mg/hari; anak-anak 25 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 3 dosis
• Sefaleksin: 25-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4
dosis. (A,2)
• Lini kedua:
• Azitromisin 1x500 mg/hari (hari 1), dilanjutkan
1x250 mg (hari 2-5)
• Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis.
• Eritromisin: dewasa 4x250-500 mg/hari; anak-anak
20-50 mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis

3. Tindakan
• Apabila lesi abses besar, nyeri, disertai
fluktuasi, dilakukan insisi dan drainase.
Folikulitis (4A)

Folikulitis adalah peradangan folikel rambut


yang ditandai dengan ciri pustul/papul eritema
perifolikuler dan rasa gatal atau perih dengan
rambut di tengahnya.

Predileksi
• Anak : kulit kepala.
• Dewasa: daerah kumis / janggut, aksila,
ekstremitas, bokong
Dua tipe:
1. Folikulitis superfisialis (impetigo
bockhart/impetigo folikular)
1. Predileksi: dagu, axila, bokong, ekstremitas
bawah
2. PF: pustul, multipel, dome-shaped, mudah pecah
3. Terasa gatal dan hangat
2. Folikulitis profunda (sycosis barbae)
1. Predileksi: dagu dan atas bibir (area kumis)
2. Nodul dengan dasar eritem
3. Nyeri dan hangat pada perabaan
Karbunkel

Gambar dikutip dari : ATLAS Penyakit Kulit dan Kelamin UNAIR edisi 2
Hidradenitis Supuratif (4A)

• Peradangan kronis dan supuratif pada kelenjar


apokrin. Penyakit ini terdapat pada usia
pubertas sampai usia dewasa muda.
Diagnosis
Klinis :
• Keluhan awal yang dirasakan pasien adalah gatal,
eritema, dan hiperhidrosis lokal. Tanpa
pengobatan penyakit ini dapat berkembang dan
pasien merasakan nyeri di lesi.
• Faktor resiko : Merokok, obesitas, banyak
berkeringat, pemakaian deodorant, menggunting
rambut ketiak.
Predileksi :
• aksila, lipat paha, gluteal, perineum dan daerah
payudara. Meskipun penyakit ini di aksila seringkali
ringan, di perianal sering progresif dan berulang.
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis


• Ruam berupa nodus dengan tanda-tanda
peradangan akut, kemudian dapat melunak
menjadi abses, dan memecah membentuk
fistula dan disebut hidradenitissupuratif. Pada
yang menahun dapat terbentuk abses, fistel,
dan sinus yang multipel. Terdapat leukositosis.
Tatalaksana

Lesi akut:
• nodul → triamcinolon (3-5 mg/mL).
• abses → triamcinolon (3-5mg/mL) yang diikuti
insisi dan drainase cairan abses.
• Antibiotik oral → eritromisin (250-500mg 4 kali
sehari)
Kronik residitif:
• Antibiotik oral (eritromicin, tetrasiklin,
minocyclin) dan Kortikosteroid
Jawaban Lainnya
a. Folikulitis superfisial : peradangan folikel rambut yang ditandai
dengan pustul/papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih
c. Furunkel : peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya berupa
papul, vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema di sekitarnya
dan disertai rasa nyeri. Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang
tersebar
d. Hidradenitis supurativa : Predileksi pada ketiak, Faktor risiko :
Merokok, obesitas, banyak berkeringat, pemakaian deodorant,
menggunting rambut ketiak
e. Folikulitis profunda : peradangan folikel rambut yang ditandai
dengan pustul/papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih
Soal 145
Laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan terdapat
benjolan di tengkuk kepalanya sejak 3 hari yang lalu.
Pasien merasakan nyeri dan demam sejak 3 hari ini. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80, HR 80 , RR 20,
Suhu 37,8 oC. status lokalis di temukan nodul ukuran
4x3cm dengan multipel pustul diatasnya. Diagnosis pada
pasien tersebut adalah ?
a. Folikulitis superfisial
b. Karbunkel
c. Furunkel
d. Hidradenitis supurativa
e. Folikulitis profunda
Soal 146
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan
kebotakan. Dari pemeriksaan terlihat kebotakan
pada area tertentu tidak berbentuk seperti pola.
Apakah diagnosis pada kasus ini ?
a. Tinea Kapitis kerion
b. Alopesia Areata
c. Alopesia Androgenik
d. Telogen Effluvium
e. Psoariasis Vulgaris
Soal 146
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan
kebotakan. Dari pemeriksaan terlihat kebotakan
pada area tertentu tidak berbetntuk seperti pola.
Apakah diagnosis pada kasus ini ?

Diagnosis : Alopesia Areata


Alopecia (2)
ALOPECIA ANDROGENIK ALOPECIA AREATA
DEFINISI Alopesia terpola akibat faktor hormon androgen dan penyakit autoimun yang bersifat kronis yang
genetik. Sifat fisik yang diwariskan secara herediter, menyebabkan kebotakan tanpa disertai pembentukan
tergantung androgen, menyebabkan konversi rambut jaringan parut. Penyakit
terminal menjadi rambut velus dalam pola ini menyerang folikel rambut dan kadang-kadang kuku.
karakteristik.

KLINIS Kebotakan rambut kepala terpola di temporal, Gambaran klinis alopesia areata berupa bercak
frontal/parietal, verteks, oksipital. kebotakan berbentuk bulat, oval atau ophiasis tanpa
Derajat keparahan disertai gejala, walaupun bisa ditemukan rasa gatal yang
- Norwood-Hamilton: Tipe I muncul pada skalp ringan, sensasi terbakar, atau rasa nyeri. Alopesia areata
prepubertas dengan rambut terminal tumbuh pada dapat menyerang semua folikel pada area yang
dahi dan pada seluruh scalp. Tipe II dan III berambut, namun 90% dijumpai pada scalp. Daerah lesi
menunjukkan kemunduran garis rambut frontal alopesia areata ditandai dengan adanya rambut
kebanyakan bentuk M. Tipe IV V, VI menunjukkan “exclamation mark” yang panjangnya sekitar 2 – 4 mm,
semakin menipis pada vertex. Tipe VII dan VIII bagian ujung lebih melebar dan depigmentasi pada
tampak kebotakan bergabung dan rambut yang bagian akar, disebut juga dengan istilah point noir,
tinggal hanya pada belakang dan samping kepala. rambut cadaver, atau black dots.
- Ludwig: Kerontokan difus pada puncak kepala dan
menetapnya garis frontal, namun
pada wanita terdapat juga kerontokan yang
meningkat pada bagian depan,
disebut dengan Christmast tree pattern.
Alopecia (2)

*Sumber : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017.

Gambar dikutip dari : ATLAS Penyakit Kulit dan Kelamin UNAIR edisi 2
Hamilton Classification
a. Type 1: Frontal margin
b. Type 2: frontal + onset of occipital (vertex or crown)
c. Type 3,4,5 : both regions + complete balding of top of
scalp, sparing of sides
Ludwig Classification
Alopesia (2)
A. Alopecia Androgenik
Alopecia yang terpola diakibatkan factor androgen dan genetik yang
menyebabkan konversi rambut terminal menjadi rambut velus
Klinis
a. Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, vertex dan oksipital.
b. Pada wanita penipisan rambut difus terutamma didaerah fronto/parietal

B. Alopecia Areata
Penyakit autoimun konis akibat reaktivitas sel T yang mempengaruhi folikel
rambut
Klinis
a. Sepetak kulit kepala yang botak bisa multiple maupun single
b. Kulit kepala tampak normal
c. Rambut bagian distal lebih lebar dibandingkan yang proksimal “exclamation
mark”
Tatalaksana
Alopesia dan Tellogen Efluvium (2)

Alopesia Alopesia Areata Tellogen


Androgenik Efluvium
Area kebotakan Pattern hamilton- Membentuk Generalisata
norwood (pria) area, patch
dan ludwig
(wanita
Etiologi Faktor hormon Penyakit Stress
androgen dan autoimun pada
genetik sel folikel rambut
Hair pull test (-) (+) (+)
Tellogen Efluvium
Tatalaksana

Topikal
• Minoksidil 2–5% 2 kali sehari

Sistemik
• Finasteride 1mg/hari atau
• Dutasteride 0,5 mg/hari
Tinea Kapitis (4A)
• Terdapat tanda kardinal untuk menegakkan
diagnosis tinea kapitis
• Populasi risiko tinggi
• Terdapat kerion atau gejala klinis yang khas berupa
skuama tipikal, alopesia dan pembesaran kelenjar
getah bening.
• Terdapat 4 tipe:
• Grey patch
• Kerion
• Black Dot
• Favus
Grey Patch
• Inflamasi minimal,
rambut pada daerah
terkena berubah warna
menjadi abuabu dan
tidak berkilat
• Rambut mudah patah di
atas permukaan skalp.
• Lesi tampak berskuama,
hiperkeratosis, dan
berbatas tegas karena
rambut yang patah.
• Berfluoresensi hijau
dengan lampu Wood
Kerion
• Biasa disebabkan oleh
patogen zoofilik atau
geofilik.
• Spektrum klinis mulai
dari folikulitis pustular
hingga furunkel atau
kerion.
• Sering terjadi alopesia
sikatrisial.
• Lesi biasanya gatal,
dapat disertai nyeri dan
limfadenopati servikalis
posterior.
Black Dot
• Disebabkan oleh
organisme endotriks
antropofilik.
• Rambut mudah patah
pada permukaan skalp,
meninggalkan kumpulan
titik hitam pada daerah
alopesia (black dot).
• Kadang masih terdapat
sisa rambut normal di
antara alopesia.
• Skuama difus juga umum
ditemui.
Favus
• Bentuk yang berat dan
kronis berupa plak
eritematosa perifolikular
dengan skuama.
• Awalnya berbentuk papul
kuning kemerahan yang
kemudian membentuk
krusta tebal berwarna
kekuningan (skutula).
• Skutula dapat
berkonfluens membentuk
plak besar dengan mousy
odor.
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit
atau kuku menggunakan mikroskop dan KOH
20%: tampak hifa panjang dan atau artrospora
• Kultur dengan agar Sabouraud plus
Tatalaksana

Topikal
• Rambut dicuci dengan sampo antimikotik:
selenium sulfida 1% dan 2,5% 2- 4
kali/minggu10 atau sampo ketokonazol 2% 2
hari sekali selama 2-4 minggu
Tatalaksana

Sistemik
• Microsporum
• Griseofulvin fine particle/microsize 20-25
mg/kgBB/hari
• Trichopyton
• Terbinafin 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125
mg untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB
>40 kg selama 2-4 minggu
Psoriasis Vulgaris (3A)

• Peradangan kronis dengan plak eritematosa


dengan skuama tebal berwarna putih perak
seperti mika.
Diagnosis

• Plak eritematosa dengan skuama tebal putih


keperakan, menyerang ekstensor (siku,lutut).
Penyakit yang kronik residif
• Tanda khas:
• tetes lilin (lesi digores tampak seperti lilin)
• auspitz sign (titik perdarahan jika lesi digores)
• fenomena koebner (kulit yang trauma dapat
menjadi psoriasis)
Tatalaksana
Topikal
• Emolien: misalnya urea, petrolatum
• Kortikosteroid: kortikosteroid potensi sedang dan
kuat dapat dikombinasi dengan obat topikal lain,
fototerapi, obat sistemik
• Keratolitik: asam salisilat
• Analog Vitamin D: kalsipotriol
• Tar: LCD 3–10%

Fototerapi:
• Ultraviolet B atau PUVA
Jawaban Lainnya
a. Tinea Kapitis kerion : Peradangan berat pada tinea
kapitis berupa pembengkakan yang menyerupai sarang
lebah dengaan sebukaan sel radang disekitarnya
c. Alopesia Androgenik : Alopesia terpola akibat faktor
hormon androgen dan genetik. Sifat fisik yang diwariskan
secara herediter
d. Telogen Effluvium : Distribusi kehilangan rambut
keseluruhan tidak memilki pola tertentu
e. Psoariasis Vulgaris : Peradangan kronis dengan plak
eritematosa dengan skuama tebal berwarna putih perak
seperti mika
Soal 146
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan
kebotakan. Dari pemeriksaan terlihat kebotakan
pada area tertentu tidak berbetntuk seperti pola.
Apakah diagnosis pada kasus ini ?
a. Tinea Kapitis kerion
b. Alopesia Areata
c. Alopesia Androgenik
d. Telogen Effluvium
e. Psoariasis Vulgaris
Soal 147
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan
kebotakan. Ayah pasien dulunya juga menderita
hal yang sama. Dari pemeriksaan terlihat
kebotakan dari garis mahkota rambut. Pasien juga
tampak berat badan berlebih. Apa yang
mempengaruhi kondisi tersebut ?
a. Autoimun
b. Jamur
c. Usia
d. Hormon Androgen
e. Penyakit sistemik
Soal 147
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan
kebotakan. Ayah pasien dulunya juga menderita
hal yang sama. Dari pemeriksaan terlihat
kebotakan dari garis mahkota rambut. Pasien juga
tampak berat badan berlebih. Apa yang
mempengaruhi kondisi tersebut?

Diagnosis : Alopesia Androgenik


Alopesia (2)
A. Alopecia Androgenik
Alopecia yang terpola diakibatkan factor androgen dan genetik yang
menyebabkan konversi rambut terminal menjadi rambut velus
Klinis
a. Pada pria penipisan rambut di temporal, frontal/parietal, vertex dan oksipital.
b. Pada wanita penipisan rambut difus terutamma didaerah fronto/parietal

B. Alopecia Areata
Penyakit autoimun konis akibat reaktivitas sel T yang mempengaruhi folikel
rambut
Klinis
a. Sepetak kulit kepala yang botak bisa multiple maupun single
b. Kulit kepala tampak normal
c. Rambut bagian distal lebih lebar dibandingkan yang proksimal “exclamation
mark”
Alopesia (2)
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
a. Autoimun : Tidak tepat

b. Jamur : Tinea Capitis

c. Usia : Tidak tepat

e. Penyakit sistemik : Tidak tepat


Soal 147
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan
kebotakan. Ayah pasien dulunya juga menderita
hal yang sama. Dari pemeriksaan terlihat
kebotakan dari garis mahkota rambut. Pasien juga
tampak berat badan berlebih. Apa yang
mempengaruhi kondisi tersebut?
a. Autoimun
b. Jamur
c. Usia
d. Hormon Androgen
e. Penyakit sistemik
Soal 148
Seorang laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan rambut
berketombe, gatal, dan rontok. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan plak eritem dengan skuama kekuningan di
kedua alis, rambut, dan belakang telinga. Pemeriksaan
dengan kertas rokok didapatkan berminyak berwarna
kekuningan. Apa terapi yang sesuai?
a. Selenium sulfida shampoo
b. Ketokonazole shampoo
c. Permetrin
d. Gameksan
e. Benzoil Peroksida
Soal 148
Seorang laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan rambut
berketombe, gatal, dan rontok. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan plak eritem dengan skuama kekuningan di
kedua alis, rambut, dan belakang telinga. Pemeriksaan
dengan kertas rokok didapatkan berminyak berwarna
kekuningan. Apa terapi yang sesuai?

Diagnosis : Dermatitis Seboroik


Dermatitis Seboroik (4A)
Definisi :
kelainan kulit yang didasari oleh faktor
konstitusi (predileksi di tempat-tempat kelenjar
sebum). DS berhubungan erat dengan
keaktifan glandula sebasea. Predileksi didaerah
kulit kepala dan wajah.

Faktor resiko :
Genetik,faktor kelelahan, stres emosional,
nfeksi, defisiensi imun, jenis kelamin pria lebih
sering daripada wanita dan usia bayi bulan 1
dan usia 18-40 tahun.
*Sumber : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Dan
Kelamin Indonesia (PERDOSKI) 2017.

Gambar Dikutip Dari : Atlas Penyakit Kulit Dan Kelamin Unair Edisi 2
Dermatitis Seboroik (4A)
Klinis :
Keluhan Pasien datang dengan keluhan
munculnya bercak merah dan kulit kasar.
Kelainan awal hanya berupa ketombe ringan
pada kulit kepala (pitiriasis sika) sampai
keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau
tidak sedap dan terasa gatal.
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis: Papul
sampai plak eritema, skuama berminyak agak
kekuningan, berbatas tidak tegas.
Bentuk klinis lain Lesi berat: seluruh kepala
tertutup oleh krusta, kotor, dan berbau (cradle
cap).
Terapi

Topical : Kortikosteroid potensi ringan-


sedang, sulfur presipitatum, antijamur
golongan –azol baik topical maupun oral.
a. Sampo yang mengandung asam salisilat,
sulfur, selenium sulfida 2%, zinc pyrithion
b. Krim atau salep steroid
c. Krim atau salep asam salisilat 2-5% atau
sulfur 4%
Jawaban Lainnya
b. Ketokonazole shampoo : Tidak tepat

c. Permetrin : Tidak tepat

d. Gameksan : Tidak tepat

e. Benzoil Peroksida : Tidak tepat


Soal 148
Seorang laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan rambut
berketombe, gatal, dan rontok. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan plak eritem dengan skuama kekuningan di
kedua alis, rambut, dan belakang telinga. Pemeriksaan
dengan kertas rokok didapatkan berminyak berwarna
kekuningan. Apa terapi yang sesuai?
a. Selenium sulfida shampoo
b. Ketokonazole shampoo
c. Permetrin
d. Gameksan
e. Benzoil Peroksida
Soal 149
Tn . Dedi datang dengan keluhan kulit kemerah
bengkak, terdapat benjolan pada sekitar janggut,
pasien juga mengeluhkan adanya rasa gatal dan
perih juga disertai dengan adanya rambut janggut
yang mudah rontok. Apakah diagnosis pada kasus
ini ?
A. Dermatitis perioral
B. Dermatiris Seboroik
C. Acne vulgaris
D. Tinea Barbae
E. Tinea Facialis
Soal 149
Tn . Dedi datang dengan keluhan kulit kemerah
bengkak, terdapat benjolan pada sekitar janggut,
pasien juga mengeluhkan adanya rasa gatal dan
perih juga disertai dengan adanya rambut janggut
yang mudah rontok. Apakah diagnosis pada kasus
ini ?

Diagnosis : Tinea Barbae


Dermatofitosis (4A)
Etiologi : microsporum sp, epidemophyton sp, dan tricophyton sp,.

Klasifikasi :
Berdasarkan lokasi, yaitu antara lain:
1. Tinea kapitis, dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala. Terbagi 3 :

A. Gray patch:
• Microsporum sp.
• Rambut warna abu-abu, mudah patah dan terlepas dari akarnya
• Lampu wood Warna hijau kekuningan
B. Black dot:
• Trichophyton
• Rambut terkena infeksi patah tepat pada muara folikel
dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora.
C. Kerion:
• Peradangan berat pada tinea kapitis berupa pembengkakan
yang menyerupai sarang lebah dengaan sebukaan sel radang
disekitarnya.
Dermatofitosis (4A)

2. Tinea barbae, dermatofitosis pada dagu dan jenggot.


3. Tinea kruris, pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan
perut bagian bawah.
4. Tinea pedis et manum, pada kaki dan tangan.
5. Tinea unguium, pada kuku jari tangan dan kaki.
6. Tinea korporis, pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di
atas. Bila terjadi di seluruh tubuh disebut dengan tinea imbrikata

Faktor resiko :
Lingkungan yang lembab dan panas, imunodefisiensi, obesitas, DM
Dermatofitosis (4A)

Klinis : Pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan bercak
merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami
dermatofitosis.
Pemeriksaan Fisik : Lesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan
bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah (central healing)

Pemeriksaan penunjang :
KOH  Hifa sejati
Tatalaksana
Tatalaksanaan
a. Higiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian secara
bersamaan harus dihindari.
b. Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal : krim klotrimazol,
mikonazol, atau terbinafin yang diberikan hingga lesi hilang dan
dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
c. Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap terapi topikal,
dilakukan pengobatan sistemik dengan:
• Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g per hari untuk
orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g per hari untuk anak-anak atau 10-25
mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
• Golongan azol, seperti Ketokonazol: 200 mg/hari; Itrakonazol: 100
mg/hari atau Terbinafin: 250 mg/hari
• Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah
makan
Dermatitis Perioral (4A)
Definisi :
Erupsi eritematosa persisten yang terdiri dari
pupulopustul yang berlokasi disekitar mulut (perioral).
Faktor yang memicu : Pemakaian kortikosteroid topikal,
kosmetik dan imunikompromais.

Klinis :
Erupsi eritematosa yang terdiri dari papul, papulopustul
atau papulovesikel, biasanya tidak lebih dari 2mm. lesi
berlokasi di sekitar mulut namun lesi dapat meluas ke
perinasal atau periorbital.

Terapi :
Topikal : Metronidazol krim atau emulsi 0,75%-1%, dua
kali sehari selama 8 minggu. atau Klindamisin krim 1%,
atau Eritromisin krim 2-3%. Sistemik : Tetrasiklin 250-
500mg 2 kali sehari selama 3 minggu atau Doksisiklin
100mg/hari selama minggu.
Akne Vulgaris (4A)

• Akne adalah penyakit peradangan kronis pada


folikel pilosebasea, ditandai dengan adanya
lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul,
nodus, dan kista di tempat predileksi. Kadang-
kadang terdapat rasa gatal ringan. Akne yang
sembuh dapat meninggalkan sekuele berupa
makula hiper/hipopigmentasi atau jaringan
parut hiper/hipotrofi
Diagnosis

• Predileksi akne adalah wajah, leher, bahu,


lengan atas, dada dan punggung, meskipun
akne dapat timbul di daerah kulit lain yang
mengandung kelenjar sebasea misalnya paha
dan bokong.
• Efloresensi: komedo (hitam dan putih), papul,
pustul, nodus dan kista
Klasifikasi

Komedo Lesi Inflamasi Total Lesi


Ringan <20 <15 <30
Sedang 20–100 15–50 30–125
Berat >100 >50 >125
Tatalaksana

• Ringan
• Asam retinoat 0,01-0,1% atau benzoil peroksida
atau kombinasi.
• Ibu hamil atau menyusui: benzoil peroksida
• Sedang
• Topikal: asam retinoat + benzoil peroksida atau
bila perlu antibiotik.
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida.
• Oral: doksisiklin 50-100 mg
• Ibu hamil atau menyusui eritromisin 500-1000
mg/hari
Tatalaksana

• Berat
• Topikal: antibiotic
• Ibu hamil/menyusui tetap benzoil peroksida
• Oral : azitromisin pulse dose (hari pertama 500 mg
dilanjutkan hari ke 2-4 250 mg)
• Ibu hamil: eritromisin 500-1000 mg/harSedang
Jawaban Lainnya
A. Dermatitis perioral : Erupsi eritematosa persisten yang
terdiri dari pupulopustul yang berlokasi disekitar mulut
(perioral). Faktor yang memicu : Pemakaian kortikosteroid
topikal, kosmetik dan imunikompromais
B. Dermatiris Seboroik : Papul sampai plak eritema, skuama
berminyak agak kekuningan, berbatas tidak tegas
C. Acne vulgaris : Penyakit peradangan kronis dari folikel
pilosebasea yang diinduksi dengan peningkatan produksi
sebum, perubahan pola keratinisasi, peradangan, dan
kolonisasi dari bakteri Propionibacterium acnes
E. Tinea Facialis : redileksi diwajah bukan dijenggot
Soal 149
Tn . Dedi datang dengan keluhan kulit kemerah
bengkak, terdapat benjolan pada sekitar janggut,
pasien juga mengeluhkan adanya rasa gatal dan
perih juga disertai dengan adanya rambut janggut
yang mudah rontok. Apakah diagnosis pada kasus
ini ?
A. Dermatitis perioral
B. Dermatiris Seboroik
C. Acne vulgaris
D. Tinea Barbae
E. Tinea Facialis
Soal 150
Seorang anak diantar ke IGD setelah tersiram air
panas pada tangan kanannya. Pada pemeriksaan
TTV normal, didapatkan bula hiperemis pada
punggung tangan kanannya. Derajat luka bakar
pada pasien ini ?
A. Derajat I
B. Derajat IIa
C. Derajat IIb
D. Derajat III
E. Derajat IV
Soal 150
Seorang anak diantar ke IGD setelah tersiram air
panas pada tangan kanannya. Pada pemeriksaan
TTV normal, didapatkan bula hiperemis pada
punggung tangan kanannya. Derajat luka bakar
pada pasien ini?

Diagnosis : Luka Bakar Derajat IIa


Luka Bakar
Luka bakar derajat I (superficial thickness)
a. Melibatkan epidermis
b. Merah : Nyeri (+)
c. Sembuh dalam waktu 3-5 hari
d. Terapi : analgetik dan obat topikal

Luka bakar derajat II (partial thickness)


II A
a.Epidermis + Dermis superfisial
b.Merah terang: eksudat (+); nyeri (+)
c. Sembuh dalam 2 minggu, tanpa scarring, biasanya menyebabkan
gangguan pigmentasi
d.Terapi : analgetik; dressing lembab (berminyak) dengan antibiotic
ointment
Luka Bakar
IIB
a. Epidermis + dermis sampai redzone retikularis
b. Kombinasi merah pucat dan putih
c. Penyembuhan spontan  scarring, kontraksi dan kontraktur
d. Sembuh dalam 3-8 minggu, bergantung pada struktur
adnexa yang tersisa

Luka bakar derajat III (full thickness)


a. Epidermis + seluruh dermis
b. Coklat kehitaman (Leathery); sensorik (-)
c. Terapi : eksisi dan skin graft
Rule of Nine
Tatalaksana

Rumus Baxter Parkland


a. 4 (mL) x BB (kg) x TBSA(%) dalam 24 jam
b. Dibagi 2, sebagian 8 jam pertama sejak
onset burn injury dan sebagian 16 jam
berikutnya
Jawaban Lainnya
A. Derajat I : Hieperemis , nyeri

C. Derajat IIb : pucat tanpa bula, nyeri

D. Derajat III : Coklat kehitaman , tidak nyeri

E. Derajat IV : Tidak tepat


Soal 150
Seorang anak diantar ke IGD setelah tersiram air
panas pada tangan kanannya. Pada pemeriksaan
TTV normal, didapatkan bula hiperemis pada
punggung tangan kanannya. Derajat luka bakar
pada pasien ini ?
A. Derajat I
B. Derajat IIa
C. Derajat IIb
D. Derajat III
E. Derajat IV
Soal 151
Pasien anak datang ke puskesmas dengan keluhan
tidak bisa makan, nyeri disekitar mulut. Pada
pemeriksaan didapatkan vesikel disekitar mulut,
vesikel pecah menjadi kering berwarna kuning
seperti madu. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus B Hemolitycus
c. Trycophiton
d. Microsporum
e. E.coli
Soal 151
Pasien anak datang ke puskesmas dengan keluhan
tidak bisa makan, nyeri disekitar mulut. Pada
pemeriksaan didapatkan vesikel disekitar mulut,
vesikel pecah menjadi kering berwarna kuning
seperti madu. Apakah diagnosis pasien tersebut ?

Diagnosa : Impetigo Krustosa


Impetigo (4A)
IMPETIGO KRUSTOSA IMPETIGO BULOSA
Etiologi Streptococcus beta hemolyticuss grup A Staphylococcus aureus

Epidemiologi Terutama terdapat pada anak-anak Terdapat pada anak-anak dan dewasa

Klinis Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) Impetigo bulosa adalah peradangan


ditandai oleh vesikel tipis yang dengan yang memberikan gambaran
cepat berubah menjadi pustul dan pecah vesikobulosa dengan lesi bula
sehingga menjadi krusta kering kuning hipopion (bula berisi pus). Kadang
kecoklatan seperti madu (Honey like). waktu penderita berobat, vesikel dan
Predileksi spesifik lesi terdapat di sekitar bula telah pecaah sehingga yaang
lubang hidung, mulut, telinga atau anus. tampak hanya koleret dan dasarnya
masih eritematosa. Nikolsky sign (-).

Pemeriksaan Penunjang Pewarnaan gram (Kokus gram positif Pewarnaan gram (Kokus gram positif
berkelompok), kultur bakteri berkelompok), kultur bakteri

Predileksi Wajah (sekitar lubang hidung dan mulut) Aksila, dada punggung
Impetigo
Tatalaksana
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa

Tatalaksana Jika krusta sedikit, dilepaskan dan Vesikel/ bula sedikit 


diberi salep antibiotik. Antibiotik dipecahkan + salep antibiotik.
sistemik diberikan bila krusta Vesikel/ bula banyaak  diberi
banyak. juga antibiotik sistemik
- Antibiotik Topikal (Mupirosin 2x1, - Antibiotik Topikal (Mupirosin
Basitrasin 3x1, Kloramfenikol 3x1) 2x1, Basitrasin 3x1,
- Antibiotik Sistemik ( Amoxicillin Kloramfenikol 3x1)
3x500mg) - Antibiotik Sistemik ( Amoxicillin
3x500mg)
Jawaban Lainnya

a. Staphylococcus aureus : Pioderma yang lainny,


Impetigo Bulosa

c. Trycophiton : Dermatfitosis

d. Microsporum : Dermatfitosis

e. E.coli : Tidak tepat


Soal 151
Pasien anak datang ke puskesmas dengan keluhan
tidak bisa makan, nyeri disekitar mulut. Pada
pemeriksaan didapatkan vesikel disekitar mulut,
vesikel pecah menjadi kering berwarna kuning
seperti madu. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a. Staphylococcus aureus
b. Streptococcus B Hemolitycus
c. Trycophiton
d. Microsporum
e. E.coli
Soal 152
Seorang pria 40 tahun tersiram air panas di perut,
dada dan kedua tangannya. Tanda vital 100/70, N
100x/menit, RR 24 x/ menit, T 37,5 C. Didapatkan
luka bakar dengan dasar eritem, terdapat bula dan
sangat nyeri. Klasifikasi luka bakar tersebut ?
A. 27% derajat II
B. 36% derajat II
C. 45% derajat II
D. 36% derajat III
E. 45% derajat III
Soal 152
Seorang pria 40 tahun tersiram air panas di perut,
dada, dan kedua tangannya. Tanda vital 100/70,
N 100x/menit, RR 24 x/ menit, T 37,5 C.
Didapatkan luka bakar dengan dasar eritem,
terdapat bula dan sangat nyeri. Klasifikasi luka
bakar tersebut ?

Diagnosis : Luka bakar derajat II dengan


TBSA 36%
Luka Bakar
Luka bakar derajat I (superficial thickness)
a. Melibatkan epidermis
b. Merah : Nyeri (+)
c. Sembuh dalam waktu 3-5 hari
d. Terapi : analgetik dan obat topikal

Luka bakar derajat II (partial thickness)


II A
a.Epidermis + Dermis superfisial
b.Merah terang: eksudat (+); nyeri (+)
c. Sembuh dalam 2 minggu, tanpa scarring, biasanya menyebabkan
gangguan pigmentasi
d.Terapi : analgetik; dressing lembab (berminyak) dengan antibiotic
ointment
Luka Bakar
IIB
a. Epidermis + dermis sampai redzone retikularis
b. Kombinasi merah pucat dan putih
c. Penyembuhan spontan  scarring, kontraksi dan kontraktur
d. Sembuh dalam 3-8 minggu, bergantung pada struktur
adnexa yang tersisa

Luka bakar derajat III (full thickness)


a. Epidermis + seluruh dermis
b. Coklat kehitaman (Leathery); sensorik (-)
c. Terapi : eksisi dan skin graft
Rule of Nine
Tatalaksana

Rumus Baxter Parkland


a. 4 (mL) x BB (kg) x TBSA(%) dalam 24 jam
b. Dibagi 2, sebagian 8 jam pertama sejak
onset burn injury dan sebagian 16 jam
berikutnya
Jawaban Lainnya

A. 27% derajat II : Tidak tepat

C. 45% derajat II : Tidak tepat

D. 36% derajat III : Tidak tepat

E. 45% derajat III : Tidak tepat


Soal 152
Seorang pria 40 tahun tersiram air panas di perut,
dada dan kedua tangannya. Tanda vital 100/70, N
100x/menit, RR 24 x/ menit, T 37,5 C. .
Didapatkan luka bakar dengan dasar eritem,
terdapat bula dan sangat nyeri. Klasifikasi luka
bakar tersebut ?
A. 27% derajat II
B. 36% derajat II
C. 45% derajat II
D. 36% derajat III
E. 45% derajat III
Soal 153
Seorang anak laki-laki usia 15 tahun diantar ibunya
dengan keluhan terdapat kelokan-kelokan di kulit kaki.
Dirasakan 1 hari ini, dirasakan gatal dan panas. lesi
berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus menjalar
memanjang. Diketahui bahwa anak beberapa waktu yang
lalu mengikuti kegiatan pramuka dan sempat hiking tanpa
alas kaki. Terapi yang tepat yang dapat diberikan pada
pasien ?
a. Albendazol 400 mg sekali sehari
b. Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 2 hari
c. Albendazol 200 mg sekali sehari, selama 3 hari
d. Albendazol 200 mg sekali sehari
e. Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari
Soal 153
Seorang anak laki-laki usia 15 tahun diantar ibunya
dengan keluhan terdapat kelokan-kelokan di kulit kaki.
Dirasakan 1 hari ini,dirasakan gatal dan panas. lesi
berbentuk linear atau berkelok- kelok yang terus menjalar
memanjang. Diketahui bahwa anak beberapa waktu yang
lalu mengikuti kegiatan pramuka dan sempat hiking tanpa
alas kaki. Terapi yang tepat yang dapat diberikan pada
pasien ?

Diagnosis : Cutaneous Larva Migran


Cutaneus Larva Migran (4A)

• Penyakit yang disebabkan oleh cacing tambang


yang seharusnya hidup pada hewan, contohnya
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma caninum,
Uncinaria stenocephala, Bunostomum
phlebotomum
Diagnosis
1. Lesi kulit biasanya muncul dalam 1-5 hari
setelah pajanan berupa plak eritematosa,
vesikular berbentuk linear dan serpiginosa.
Lebar lesi kira-kira 3 mm dengan panjang
15-20 cm. Lesi dapat tunggal atau multipel
yang terasa gatal bahkan nyeri.
2. Predileksi kelainan ini pada kaki dan bokong.
3. Karena infeksi ini memicu reaksi inflamasi
eosinofilik, pada beberapa pasien dapat
disertai dengan wheezing, urtikaria, dan
batuk kering
Tatalaksana

Topikal
• Salep albendazol 10% dioleskan 3 kali sehari
selama 7-10 hari
Sistemik
• Albendazol 400 mg untuk anak usia >2 tahun
atau >10 kg selama 3-7 hari berturut-turut
Jawaban Lainnya
a. Albendazol 400 mg sekali sehari : Tidak Tepat

b. Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 2 hari : Tidak


Tepat

c. Albendazol 200 mg sekali sehari, selama 3 hari : Tidak


Tepat

d. Albendazol 200 mg sekali sehari : Tidak Tepat


Soal 153
Seorang anak laki-laki usia 15 tahun diantar ibunya
dengan keluhan terdapat kelokan-kelokan di kulit kaki.
Dirasakan 1 hari ini,dirasakan gatal dan panas. lesi
berbentuk linear atau berkelok- kelok yang terus menjalar
memanjang. Diketahui bahwa anak beberapa waktu yang
lalu mengikuti kegiatan pramuka dan sempat heacking
tanpa alas kaki. Terapi yang tepat yang dapat diberikan
pada pasien ?
a. Albendazol 400 mg sekali sehari
b. Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 2 hari
c. Albendazol 200 mg sekali sehari, selama 3 hari
d. Albendazol 200 mg sekali sehari
e. Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari
Soal 154
Seorang anak usia 7 tahun dapat diantar ibunya dengan keluhan
timbul bercak-bercak pada tubuhnya. Diketahui 4 hari sebelumnya
pasien demam tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek. Pasien
sebelumnya hanya diberikan obat sirup demam dirumah. Muncul
bercak kulit yang awalnya muncul dibelakang telinga. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan S 37,5. Pmeriksaan darah lengkap didapatkan
Angka trombosit 220.000. Didapatkan lesi makula dan papula eritem
generalisata, koplik spot (+). Diketahui riwayat imunisasi pasien tidak
lengkap. Diagnosis yang mungkin pada pasien ?
A. Morbili
B. Varisela
C. Rubela
D. Roseola infantum
E. DHF
Soal 154
Seorang anak usia 7 tahun dapat diantar ibunya dengan keluhan
timbul bercak-bercak pada tubuhnya. Diketahui 4 hari sebelumnya
pasien demam tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek. Pasien
sebelumnya hanya diberikan obat sirup demam dirumah. Muncul
bercak kulit yang awalnya muncul dibelakang telinga. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan S 37,5. Pmeriksaan darah lengkap didapatkan
Angka trombosit 220.000. Didapatkan lesi makula dan papula eritem
generalisata, koplik spot (+). Diketahui riwayat imunisasi pasien tidak
lengkap. Diagnosis yang mungkin pada pasien ?

Diagnosis : Morbili
Morbili (4A)

• Morbili adalah suatu penyakit yang disebabkan


oleh virus Measles. Nama lain dari penyakit ini
adalah rubeola atau campak. Morbili
merupakan penyakit yang sangat infeksius dan
menular lewat udara melalui aktivitas bernafas,
batuk, atau bersin
Diagnosis
• Lesi dimulai pada
kepala daerah
perbatasan dahi
rambut, di belakang
telinga, dan
menyebar secara
sentrifugal ke bawah
hingga muka, badan,
ekstremitas, dan
mencapai kaki pada
hari ketiga.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
• Demam,
konjungtivitis,
limfadenopati
general, pada
orofaring ditemukan
koplik spot sebelum
munculnya eksantem.
Gejala eksantem
berupa lesi makula
dan papula eritem
Tatalaksana

Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel datia
berinti banyak pada sekret.
• Serologi IgM anti-Rubella untuk
mengkonfirmasi diagnosis.

Terapi :
• Terapi suportif dan siptomatis dan Suplementasi
vitamin A
Varisela (4A)

• Infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster


yang menyerang kulit dan mukosa, klinis
terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. Masa inkubasi 14-21 hari. Penularan
melalui udara (air-borne) dan kontak langsung.
Diagnosis
• Demam, malaise, dan
nyeri kepala.
• Kemudian disusul
timbulnya lesi kulit
berupa papul eritem
yang dalam waktu
beberapa jam
berubah menjadi
vesikel.
• Biasanya disertai rasa
gatal.
Diagnosis
• Erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam
waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
• Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear
drops).
• Vesikel akan menjadi keruh dan kemudian menjadi
krusta.
• Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi
vesikel-vesikel baru yang menimbulkan gambaran
polimorfik khas untuk varisela.
• Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran
napas atas.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
• Tzanck Smear : Multinucleated Giant Cell

Tatalaksana
• Simptomatik → Antipiretik, bedak salisil dapat
diberikan untuk mengurangi gatal
• Pengobatan antivirus oral, antara lain:
• Asiklovir 5 x 800 mg/hari, selama 7–10 hari
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari, selama 7–10 hari
• Anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal 800
mg),
Jawaban Lainnya

b. Varisela : lesi dimulai daari sentral tubuh

c. Rubela : ada limfadenopati

d. Roseola infantum : ada demam tinggi, ruam


dari leher

e. DHF : Tidak tepat


Soal 154
Seorang anak usia 7 tahun dapat diantar ibunya dengan keluhan
timbul bercak-bercak pada tubuhnya. Diketahui 4 hari sebelumnya
pasien demam tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek. Pasien
sebelumnya hanya diberikan obat sirup demam dirumah. Muncul
bercak kulit yang awalnya muncul dibelakang telinga. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan S 37,5. Pmeriksaan darah lengkap didapatkan
Angka trombosit 220.000. Didapatkan lesi makula dan papula eritem
generalisata, koplik spot (+). Diketahui riwayat imunisasi pasien tidak
lengkap. Diagnosis yang mungkin pada pasien ?
A. Morbili
B. Varisela
C. Rubela
D. Roseola infantum
E. DHF
Soal 155
Seorang wanita 30 tahun dengan keluhan wajah pucat,
konjungtiva anemis. Pemeriksaan tanda vital normal,
pemeriksaan laboratorium Hb: 9 gr/dl, leukosit 6000. Pada
pemeriksaan feses ditemukan gambaran telur ovale dinding
transparan bersih dalam bersegmen. Terapi yang tepat
untuk pasien tersebut adalah?
A. Dietil karbamazin
B. Prazikuantel
C. Mebendazol
D. Ivermetin
E. Pirantel pamoat
Soal 155
Seorang wanita 30 tahun dengan keluhan wajah pucat,
konjungtiva anemis. Pemeriksaan tanda vital normal,
pemeriksaan laboratorium Hb: 9 gr/dl, leukosit 6000. Pada
pemeriksaan feses ditemukan gambaran telur ovale dinding
transparan bersih dalam bersegmen. Terapi yang tepat
untuk pasien tersebut adalah?

Diagnosis : Infeksi Cacing Tambang


Penyakit Cacing Tambang /
Hookworm (4A)
Penyakit disebabkan oleh infeksi parasit Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale

Faktor Risiko :
• Kurangnya penggunaan jamban keluarga dan
Tidak menggunakan alas kaki saat bersentuhan
dengan tanah
Diagnosis

• Keluhan: Pucat & lemas


• Pemeriksaan fisik: Konjungtiva pucat,
Perubahan pada kulit (telapak kaki) bila banyak
larva yang menembus kulit, disebut sebagai
ground itch.
• Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan
mikroskopik pada tinja segar ditemukan telur
dan atau larva.
• Bentuk infektif: larva
filariform
• Bentuk diagnostik:
telur (inti banyak
dinding
tipis/transparan)
Tatalaksana

• Albendazole 400 mg, dosis tunggal, atau


• Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 100
mg, 2x sehari, selama 3 hari
• Pemberian pirantel pamoat 3x10mg/kgbb
selama 3 hari (untuk anak dan ibu hamil)
Jawaban Lainnya
A. Dietil karbamazin : Tidak tepat, Untuk Filariasis

B. Prazikuantel : Tidak tepat, untuk Skistosomiasis

D. Ivermetin : Tidak tepat, Untuk filariasis dan CLM

E. Metronidazole : Tidak tepat, tidak untuk infeksi cacing-cacingan


Soal 155
Seorang wanita 30 tahun dengan keluhan wajah pucat,
konjungtiva anemis. Pemeriksaan tanda vital normal,
pemeriksaan laboratorium Hb: 9 gr/dl, leukosit 6000. Pada
pemeriksaan feses ditemukan gambaran telur ovale dinding
transparan bersih dalam bersegmen. Terapi yang tepat
untuk pasien tersebut adalah ?
A. Dietil karbamazin
B. Prazikuantel
C. Mebendazol
D. Ivermetin
E. Pirantel pamoat
Soal 156
Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan
demam, skrotum bengkak, urin berwarna keruh dan
keluhan kaki bengkak. Warga sekitar tempat tinggal pasien
juga mengalami hal yang serupa. Untuk menentukan
diagnosis, kapan pemeriksaan penunjang yang tepat dapat
dilakukan?
A. Pemeriksaan hb dan leukosit anatar jam 10.00-14.00
B. Pemeriksaan hb dan leukosit anatar jam 22.00-02.00
C. Pengambilan specimen darah antara jam 22.00-02.00
D. Pengambilan specimen darah antara jam 10.00-14.00
E. Pengambilan specimen darah antara jam 20.00-22.00
Soal 156
Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan
demam, skrotum bengkak, urin berwarna keruh dan
keluhan kaki bengkak. Warga sekitar tempat tinggal pasien
juga mengalami hal yang serupa. Untuk menentukan
diagnosis, kapan pemeriksaan penunjang yang tepat dapat
dilakukan?

Diagnosis : Filariasis
Filariasis
DEFINISI
Penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan
oleh nyamuk

ETIOLOGI
a.Cacing filaria: Wucheria bancrofti (tersering), Brugia malayi, Brugia
timori
b.Vektor: culex, anopheles

KLINIS
a.Akut: demam, limfadenitis, limfangitis, early lymphodema
b.Kronik: elephantiasis (kaki besar, akibat dari obstruksi saluran limfe
oleh cacing dewasa), edema skrotum, Chyluria (urin berwarna keruh)
akibat adanya cairan limfe dalam urin
Filariasis
PENUNJANG
a. Apusan darat tepi dengan pewarnaan GIEMSA:
ditemukan mikrofilaria dalam darah.
b. Sampel diambil malam hari (22.00 – 02.00)

TATALAKSANA
a. Dietil carbamazin (DEC) 3 x 6 mg/KgBB per hari
(12 hari)
b. Profilaksis : DEC 6 mg/KgBB + albendazol 400
mg per tahun (5 tahun)
Jawaban Lainnya
A. Pemeriksaan hb dan leukosit antar jam 10.00-14.00 : Ini Waktu
anak SD sekolah n_n

B. Pemeriksaan hb dan leukosit anatar jam 22.00-02.00 : Salah


pemeriksaannya, jam nya udah bener

D. Pengambilan specimen darah antara jam 10.00-14.00 : Salah yoo

E. Pengambilan specimen darah antara jam 20.00-22.00 : Jam nya


salah yahh , mikroorganismenya Btw Early insomnia
Soal 156
Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan
kaki bengkak. Warga sekitar tempat tinggal pasien juga
mengalami hal yang serupa. Pemeriksaan yang tepat yang
dapat dilakukan?
A. Pemeriksaan hb dan leukosit anatar jam 10.00-14.00
B. Pemeriksaan hb dan leukosit anatar jam 22.00-02.00
C. Pengambilan specimen darah antara jam 22.00-02.00
D. Pengambilan specimen darah antara jam 10.00-14.00
E. Pengambilan specimen darah antara jam 20.00-22.00
Soal 157
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri
perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
diare yang berdarah, Pasien tinggal di lembah lindu dan
memiliki riwayat sering menggunakan airnya. Pada
pemeriksaan feses didapatkan telur terdapat duri di lateral
berbentuk setengah lingkaran. Apa diagnosis pada kasus
ini ?
a. Ascariasis
b. Schistosomiasis
c. Strongiloidosis
d. Taeniasis
e. Amubiasis
Soal 157
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri
perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
diare yang berdarah, Pasien tinggal di lembah lindu dan
memiliki riwayat sering menggunakan airnya. Pada
pemeriksaan feses didapatkan telur terdapat duri di lateral
berbentuk setengah lingkaran. Apa diagnosis pada kasus
ini ?

Diagnosis :Schistosomiasis
Skistosomiasis (4A)

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite


cacing trematoda (Schistosoma japonicum,
schistosoma haematobium dan schistosoma
mansoni)

Faktor Risiko:
• Tinggal daerah endemic sekitar lembah Napu
dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai
kebiasaan terpajan dengan air
Diagnosis

• Keluhan: demam, nyeri kepala, nyeri tungkai,


urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal.
• Pemeriksaan fisik: Limfadenopati,
hepatosplenomegaly, gatal pada kulit, demam,
urtikaria, BAB berdarah
• Pemeriksaan penunjang: Penemuan telur cacing
pada spesimen tinja dan pada sedimen urin.
Diagnosis
Tatalaksana

Spesies Schistosoma Dosis Prazikuantel

S. Mansoni, S. haematobium, 40 mg/kg berat badan


per hari oral dan dibagi
dalam dua dosis perhari

S. Japunicum, S. mekongi 60 mg/kg berat badan


per hari oral dan dibagi
dalam tiga dosis perhari
Askariasis (4A)

• Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite


Ascaris lumbricoides.
Diagnosis
• Keluhan : Nafsu makan menurun, perut
membuncit, lemah, pucat, berat badan
menurun, mual, muntah, batuk, demam,
terkadang diare, atau konstipasi.
• Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis, terdapat
tanda-tanda malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi
obstruksi
• Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan tinja secara
langsung menunjukkan adanya telur askariasis
berbentuk oval, berdinding tebal, berwarna kuning
kecoklatan. Apabila larva menginfeksi paru, pada
foto thoraks tampak infiltrat yang menghilang
dalam waktu 3 minggu
• Bentuk infektif: telur
• Bentuk diagnostik:
telur dinding 3 lapis
di analisis feses,
cacing dewasa di usus
halus

• Bisa menyebabkan
ileus obstruktif
Tatalaksana

• Pirantel pamoat 10 mg/kg BB/hari, dosis


tunggal, atau
• Mebendazol, dosis 100 mg, dua kali sehari,
diberikan selama tiga hari berturut-turut, atau
• Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat
diberikan 2 tablet (400 mg) atau 20 ml
suspensi, dosis tunggal. Tidak boleh diberikan
pada ibu hamil.
Strongiloides (4A)

• Penyakit kecacingan yang disebabkan oleh


Strongyloides stercoralis, cacing yang biasanya
hidup di kawasan tropic dan subtropik.
Diagnosis

• Keluhan : gatal, nyeri epigastrium seperti


ditusuk-tusuk, mual muntah, diare dan
konstipasi bergantian
• Pemeriksaan fisik : papul eritema yang
menjalar dan tersusun linear atau berkelok-
kelok (creeping eruption) pada daerah kaki,
bokong, genital dan tangan
• Pemeriksaan penunjang : menemukan larva
rabditiform dalam tinja segar, atau menemukan
cacing dewasa Strongyloides stercoralis.
Tatalaksana

• Albendazol 1-2x400 sehari, selama 3 hari,


atau
• Mebendazol 3x100 mg, selama 2 atau 4
minggu.
• Pemberian pirantel pamoat 3x10mg/kgbb
selama 3 hari (untuk anak dan ibu hamil)
Taeniasis (4A)

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing pita


genus Taenia (Taenia saginata, Taenia solium)
• T. saginata → daging sapi
• T. solium → daging babi
Diagnosis
• Faktor Risiko: konsumsi daging setengah matang,
higenitas pengolahan daging yang rendah, tidak
menjaga kebersihan ternak
• Keluhan : rasa tidak enak pada lambung, mual,
badan lemah, BB menurun, nafsu makan turun,
sakit kepala, konstipasi, pusing, pruritus ani, diare
• Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, nyeri
abdomen.
• Pemeriksaan penunjang :
• Ditemukan eosinophilia pada darah tepi,
leukositosis dan LED meningka
• Pada pemeriksaan tinja ditemukan telur taenia.
Tatalaksana
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara
lain:
• Mengolah daging sampai matang dan menjaga
kebersihan hewan ternak.
• Menggunakan jamban keluarga.

Farmakologi:
• Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat
ini dengan dosis 400 mg, 1 x sehari, selama 3
hari berturut-turut, atau
• Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4
minggu
Jawaban Lainnya
a. Ascariasis : telur bulat-oval dengan dinding tebal
berlapis-lapis ( 3 lapis )

c. Strongiloidosis : menemukan larva rabditiform dalam


tinja segar, atau menemukan cacing dewasa
Strongyloides stercoralis

d. Taeniasis : infeksi cacing pita genus Taenia : Babi


(Soleum) / Sapi (Saginata)

e. Amubiasis : sediaan feses dapat didapatkan trofozoit


dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista berinti 4
Soal 157
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri
perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
diare yang berdarah, Pasien tinggal di lembah lindu dan
memiliki riwayat sering menggunakan airnya. Pada
pemeriksaan feses didapatkan telur terdapat duri di lateral
berbentuk setengah lingkaran. Apa diagnosis pada kasus
ini ?
a. Ascariasis
b. Schistosomiasis
c. Strongiloidosis
d. Taeniasis
e. Amubiasis
Soal 158
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan
kencing berdarah sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan diare. Pada pemeriksaan feses didapatkan
telur terdapat duri di lateral berbentuk setengah lingkaran.
Apa terapi yang tepat pasien tersebut?
A. Prazikuantel 60 mg/kgBB
B. Prazikuantel 40 mg/kgBB
C. Dietilcarbamazin 6 mg/kgBB
D. Dietilcarbamazin 9 mg/kgBB
E. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB
Soal 158
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan
kencing berdarah sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan diare. Pada pemeriksaan feses didapatkan
telur terdapat duri di lateral berbentuk setengah lingkaran.
Apa terapi yang tepat pasien tersebut?

Diagnosis : Skistsomiasis
Skistosomiasis (4A)

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasite


cacing trematoda (Schistosoma japonicum,
schistosoma haematobium dan schistosoma
mansoni)

Faktor Risiko:
• Tinggal daerah endemic sekitar lembah Napu
dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai
kebiasaan terpajan dengan air
Diagnosis

• Keluhan: demam, nyeri kepala, nyeri tungkai,


urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal.
• Pemeriksaan fisik: Limfadenopati,
hepatosplenomegaly, gatal pada kulit, demam,
urtikaria, BAB berdarah
• Pemeriksaan penunjang: Penemuan telur cacing
pada spesimen tinja dan pada sedimen urin.
Mikroskopis feses:
a. S. japonicum : telur  duri di lateral bentuk tompel
b. S. mansoni : telur  duri di lateral lebih tajam
c. S. haematobium : telur  duri di sentral/ ujung kutub

Stadium infektifnya : serkaria


Tatalaksana

Spesies Schistosoma Dosis Prazikuantel

S. Mansoni, S. haematobium, 40 mg/kg berat badan


per hari oral dan dibagi
dalam dua dosis perhari

S. Japunicum, S. mekongi 60 mg/kg berat badan


per hari oral dan dibagi
dalam tiga dosis perhari
Soal 158

B. Prazikuantel 40 mg/kgBB ( Dosis Tidak tepat )

C. Dietilcarbamazin 6 mg/kgBB ( Untuk Filariasis )

D. Dietilcarbamazin 9 mg/kgBB ( Untuk Filariasis )

E. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB ( Untuk infeksi Nematoda)


Soal 158
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan
kencing berdarah sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan diare. Pada pemeriksaan feses didapatkan
telur terdapat duri di lateral berbentuk setengah lingkaran.
Apa terapi yang tepat pasien tersebut?
A. Prazikuantel 60 mg/kgBB
B. Prazikuantel 40 mg/kgBB
C. Dietilcarbamazin 6 mg/kgBB
D. Dietilcarbamazin 9 mg/kgBB
E. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB
Soal 159
Ny. Gurilem, usia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan
nyeri perut kanan atas sejak 2 hari yang lalu dirasakan
hilang timbul. Nyeri dirasakan setelah pasien memakan
gulai kambing yang disertai mual muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 110/70, N 98x/menit, RR
24 x /menit, suhu 37,9 C, Murphy sign (+), jaundice (-).
Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Kolesistitis akut
b. Kolelitiasis
c. Pankreatitis akut
d. Gastritis akut
e. Nefrolitiasis
Soal 159
Ny. Gurilem, usia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan
nyeri perut kanan atas sejak 2 hari yang lalu dirasakan
hilang timbul. Nyeri dirasakan setelah pasien memakan
gulai kambing yang disertai mual muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 110/70, N 98x/menit, RR
24 x /menit, suhu 37,9 C, Murphy sign (+), jaundice (-).
Apakah diagnosis pasien tersebut?

Diagnosis : Kolesistitis akut


Kolik Bilier (2)

Nyeri area perut kanan atas yang diakibatkan


batu atau inflamasi baik di kantung empedu atau
saluran empedu

Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Murphy sign - - + +

Demam - - + +

Ikterik - + - +
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual

Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis

• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana

• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Pankreatitis (2)

Radang pangkreas yang menyebabkan aktivasi


enzim pankreas meningkat, disertai oleh
manifestasi local dan sistemik.
Diagnosis

Gambaran Klinis
• Keluhan : nyeri perut kanan atas yang
menembus ke punggung beberapa hari,
peritonitis umum, kembung
• Pemeriksaan fisik : nyeri tekan umum, defans
muskuler, peritonitis, takikardia, suhu
meningkat, ikterik, grey turner sign (lesi
hemoragik di regio flank), cullen sign (lesi
hemoragik di regio umbilikus)
Diagnosis

Pemeriksaan penunjang :
• Serum amilase dan lipase meningkat 3 kali
lipat
• Leukositosis
• USG untuk eksklusi batu empedu
• CT scan untuk mengetahui eksistensi dan luas
jaringan nekrosis pancreas dan jaringan lemak,
• Biopsi jarum halus.
Gastritis (4A)

Proses inflamasi pada mukosa dan submukosa


lambung.

Etiologi
• Helicobacter pylori, enteric rotavirus, jamur
candida untuk pasien imunosupresi dan Obat
anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi
penyebab gastritis
Diagnosis
Klinis
• Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas, Keluhan dapat mereda atau memburuk
bila diikuti makan, mual, muntah dan kembung

Pemeriksaan Penunjang
• Urea Breath Test : Infeksi H. pylori
• Endoskopi : eritema, eksudatif, erosi, perdarahan,
edema
• Histopatologi : degradasi epitel, hyperplasia, infiltasi
netrofil, inflasmasi sel MN, kerusakan sel parietal
Tatalaksana
• Menghindari pemicu terjadinya keluhan dengan
cara makan tepat waktu, makan sering porsi kecil,
hindari kopi, makanan pedas dan kol

Terapi Oral :
• H2 Bloker: Ranitidin 2x150mg
• PPI: Omeprazole 2x20 mg atau lansoprazole
2x30mg
• Antasida 3x500-1000mg
• Apablia ditemukan bukti Infeksi H. pylori :
Omeprazole 2x20mg + Klaritromisin 2x500mg +
Amoksisilin 2x1000mg selama 14 hari
Kolik Renal (3A)

• Nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di


ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu.

• Etiologi
• Kalsium oksalat 70% kasus
• Kalsium fosfat
• Batu asam urat
• Sturvit
• Sistin
Klasifikasi

Berdasarkan letak batu


• Ginjal → nephrolithiasis
• Ureter → ureterolithiasis
• Kandung kemih → vesicolithiasis
• Uretra → uretrolithiasis
Diagnosis
Kata Kunci!
• Nephrolithiasis → Ketok CVA (+), tidak
menjalar!
• Ureterolithiasis → Ketok CVA (+), menjalar!
• Distal → menjalar ke umbilikus, pinggang
• Proximal → menjalar ke selangkangan
• Vesicolithiasis → kencing lancar dengan
perubahan posisi
• Uretrolithiasis → stop mikturisi, nyeri di ujung
penis, hematuria
Diagnosis
Penunjang • BNO IVP
• Batu radioopak
→ kalsium fosfat, GOLD STANDARD
kalsium oksalat
• CT Scan tanpa
• Batu radiolusen Kontras
→ asam urat, sistin,
magnesium fosfat
(struvit)
Jawaban Lainnya

b. Kolelitiasis : Tidak ada demam

c. Pankreatitis akut : cullen’s sign (+), serum amilase


meningkat 3 kali lipat, leukositosis

d. Gastritis akut : Harusnya murphy sign nya (-)

e. Nefrolitiasis : Tidak ada gejala colic renal


Soal 159
Ny. Gurilem, usia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan
nyeri perut kanan atas sejak 2 hari yang lalu dirasakan
hilang timbul. Nyeri dirasakan setelah pasien memakan
gulai kambing yang disertai mual muntah. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 110/70, N 98x/menit, RR
24 x /menit, suhu 37,9 C, Murphy sign (+), jaundice (-).
Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Kolesistitis akut
b. Kolelitiasis
c. Pankreatitis akut
d. Gastritis akut
e. Nefrolitiasis
Soal 160
Ny. Cinta, 42 tahun, keluhan BAK berwarna gelap, mata
kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal.
Abdomen hepar teraba 5 cm bawah arcus costae.
Pemeriksaan laboratorium darah : SGOT/SGPT meningkat.
Bilirubin total 8,6. IgM anti HCV (+), IgM anti HAV (-), IgM
anti HBc (-). Apakah diagnosis yang tepat ?
a. Hepatitis A
b. Hepatitis B
c. Hepatitis C
d. Drug Induced Hepatitis
e. Sirosis Hepatis
Soal 160
Ny. Cinta, 42 tahun, keluhan BAK berwarna gelap, mata
kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal.
Abdomen hepar teraba 5 cm bawah arcus costae.
Pemeriksaan laboratorium darah : SGOT/SGPT meningkat.
Bilirubin total 8,6. IgM anti HCV (+), IgM anti HAV (-), IgM
anti HBc (-). Apakah diagnosis yang tepat ?

Diagnosis : Hepatitis C
Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3B)
Hepatitis C (2)
Infeksi yang terjadi pada liver disebabkan oleh
virus hepatitis

Klasifikasi
• Hepatitis akut: Hepatitis A, menular melalui
fekal oral.
• Hepatitis kronik: Hepatitis B dan C, menular
lewat darah dan kontak seksual
• Hepatitis B dapat menjadi hepatoma tanpa
melalui sirrosis
Diagnosis

• Hepatitis A : demam, ikterik, penurunan nafsu


makan, nyeri otot dan sendi, lemah lesu, mual
dan muntah, warna urin seperti teh, tinja
seperti dempul
• Hepatitis B : umumnya asimptomatik, malaise,
anoreksia, mual dan muntah, batuk fotofobia,
sakit kepala, myalgia, icterus, urin berwarna
gelap, pada kasus kronik terdapat
hepatosplenomegali
Diagnosis

• Seromarker Hepatitis A: IgM anti-HAV (akut),


jarang menjadi kronis. IgG anti-HAV (post
infeksi)
• Seromarker Hepatitis B (slide berikutnya)
• Seromarker Hepatitis C: IgM anti-HCV dan IgG
anti-HCV
• Bilirubin dalam urin
• Peningkatan kadar bilirubin dalam darah,
SGOT & SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi.
Seromarker Hepatitis B

Penanda Serologis Keterangan

HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat

Anti-HBs Sembuh dan imun

HBeAg Replikasi aktif HBV

Anti-Hbe Replikasi tidak aktif atau integrasi

Anti-HBc IgG Riwayat kontak dengan HBV

HBV DNA Replikasi aktif HBV

DNA-polymerase Replikasi aktif HBV


Seromarker Hepatitis B
Akut HBsAg (+), IgM Anti-HBc (+), Anti HBc (+),
Anti-HBs (-)
Window period HBsAg (-), Anti-HBc (+), Anti-HBs (-)

Sembuh HBsAg (-), Anti-HBs (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe


(+)
Hepatitis kronis HBsAg (+), HBeAg (+), IgG Anti-HBc (+), Anti-
HBe (-), IgM Anti-HBc (-), Anti-HBs (-)

CarrieR HBsAg (+), HBeAg (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe


(+), Anti-HBs (-)
Imunisasi Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-), Hepatitis
C : Anti HCV
Tatalaksana

• Asupan kalori dan cairan yang adekuat


• Tirah baring
• Pengobatan simptomatik
• Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.
• Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10
mg/hari atau Domperidon 3 x 10 mg/hari.
• Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x
200 mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau
Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/ hari).
Sirosis Hepar (2)

Tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif


yang ditandai kerusakan hati dan pembentukan
nodul regenerative

Klasifikasi
• SH kompensata
• SH dekompensata, disertai tanda-tanda
kegagalan hepatoseluler dan hipertensi porta
Diagnosis

Manifestasi Klinis normal atau kecil),


• Spider navi, • Splenomegali,
• Palmar erythema, • Ascites,
• Perubahan kuku • Caput medusa,
(Muehrches llines, • Fetor hepatikus,
terry’s nails, clubbing),
• Ikterus
• Ginekomastia,
• Hypogonadism,
• Ukuran hati (besar,
Diagnosis
Pemeriksaan lab
• OT PT meningkat dengan OT >> PT
• ALP meningkat 2–3x batas atas normal
• Hipoalbuminemia
• PT memanjang

USG
• Hati mengecil dan nodular
• Hiperekhoik parenkim
• Permukaan ireguler
Child Pugh Score
Jawaban Lainnya
a. Hepatitis A : IgM Anti HAV (+)

b. Hepatitis B : HbsAg (+), IGM Anti HBC (+)

d. Drug Induced Hepatitis : Tidak ada riwayat konsumsi bat obatan

e. Sirosis Hepatis : Gejala dikasus tidak khas : Spider navi Palmar


erythema, Perubahan kuku : Muehrches llines, terry’s nails, clubbing,
Ginekomastia, Asites dan lain lain
Soal 160
Ny. Cinta, 42 tahun, keluhan BAK berwarna gelap, mata
kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal.
Abdomen hepar teraba 5 cm bawah arcus costae.
Pemeriksaan laboratorium darah : SGOT/SGPT meningkat.
Bilirubin total 8,6. IgM anti HCV (+), IgM anti HAV (-), IgM
anti HBc (-). Apakah diagnosis yang tepat ?
a. Hepatitis A
b. Hepatitis B
c. Hepatitis C
d. Drug Induced Hepatitis
e. Sirosis Hepatis
Soal 161
Tn Cahya 29 tahun, keluhan BAK berwarna gelap, mata
kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal.
Abdomen hepar teraba 5 cm bawah arcus costae.
Pemeriksaan laboratorium darah : SGOT/SGPT meningkat.
Bilirubin total 8,6. HbsAg (+) HBeAG (-) IgG anti HBC (+),
IgM anti HAV (-), IgM anti HCV (-). Apakah diagnosis yang
tepat ?
A, Hep B Akut
b. Hep B (window)
c. Heo B sembuh
d. Hep B pasca imunisasi
e. Hep B Kronik
Soal 161
Tn Cahya 29 tahun, keluhan BAK berwarna gelap, mata
kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal.
Abdomen hepar teraba 5 cm bawah arcus costae.
Pemeriksaan laboratorium darah : SGOT/SGPT meningkat.
Bilirubin total 8,6. HbsAg (+) HBeAG (-) IgG anti HBC (+),
IgM anti HAV (-), IgM anti HCV (-). Apakah diagnosis yang
tepat ?

Diagnosis : Hep B Kronik


Hepatitis A (4A) Hepatitis B (3B)
Hepatitis C (2)
Infeksi yang terjadi pada liver disebabkan oleh
virus hepatitis

Klasifikasi
• Hepatitis akut: Hepatitis A, menular melalui
fekal oral.
• Hepatitis kronik: Hepatitis B dan C, menular
lewat darah dan kontak seksual
• Hepatitis B dapat menjadi hepatoma tanpa
melalui sirrosis
Diagnosis

• Hepatitis A : demam, ikterik, penurunan nafsu


makan, nyeri otot dan sendi, lemah lesu, mual
dan muntah, warna urin seperti teh, tinja
seperti dempul
• Hepatitis B : umumnya asimptomatik, malaise,
anoreksia, mual dan muntah, batuk fotofobia,
sakit kepala, myalgia, icterus, urin berwarna
gelap, pada kasus kronik terdapat
hepatosplenomegali
Diagnosis

• Seromarker Hepatitis A: IgM anti-HAV (akut),


jarang menjadi kronis. IgG anti-HAV (post
infeksi)
• Seromarker Hepatitis B (slide berikutnya)
• Seromarker Hepatitis C: IgM anti-HCV dan IgG
anti-HCV
• Bilirubin dalam urin
• Peningkatan kadar bilirubin dalam darah,
SGOT & SGPT ≥ 2x nilai normal tertinggi.
Seromarker Hepatitis B

Penanda Serologis Keterangan

HBsAg Infeksi HBV atau pembawa sehat

Anti-HBs Sembuh dan imun

HBeAg Replikasi aktif HBV

Anti-Hbe Replikasi tidak aktif atau integrasi

Anti-HBc IgG Riwayat kontak dengan HBV

HBV DNA Replikasi aktif HBV

DNA-polymerase Replikasi aktif HBV


Seromarker Hepatitis B
Akut HBsAg (+), IgM Anti-HBc (+), Anti HBc (+),
Anti-HBs (-)
Window period HBsAg (-), Anti-HBc (+), Anti-HBs (-)

Sembuh HBsAg (-), Anti-HBs (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe


(+)
Hepatitis kronis HBsAg (+), HBeAg (+), IgG Anti-HBc (+), Anti-
HBe (-), IgM Anti-HBc (-), Anti-HBs (-)

CarrieR HBsAg (+), HBeAg (+), Anti-HBc (+), Anti-HBe


(+), Anti-HBs (-)
Imunisasi Anti-HBs (+), Anti-HBc (-), Anti-Hbe (-), Hepatitis
C : Anti HCV
Tatalaksana

• Asupan kalori dan cairan yang adekuat


• Tirah baring
• Pengobatan simptomatik
• Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.
• Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10
mg/hari atau Domperidon 3 x 10 mg/hari.
• Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x
200 mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau
Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/ hari).
Jawaban Lainnya

a. Hep B Akut : Tidak tepat

b. Hep B (window) : Tidak tepat

c. Heo B sembuh : Tidak tepat

d. Hep B pasca imunisasi : Tidak tepat


Soal 161
Tn Cahya 29 tahun, keluhan BAK berwarna gelap, mata
kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal.
Abdomen hepar teraba 5 cm bawah arcus costae.
Pemeriksaan laboratorium darah : SGOT/SGPT meningkat.
Bilirubin total 8,6. HbsAg (+) HBeAG (-) IgG anti HBC (+),
IgM anti HAV (-), IgM anti HCV (-). Apakah diagnosis yang
tepat ?
a. Hep B Akut
b. Hep B (window)
c. Heo B sembuh
d. Hep B pasca imunisasi
e. Hep B Kronik
Soal 162
Anak 8 tahun datang dengan keluhan BAB berdarah.
Keluhan disertai dengan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik
tanda TD 120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2
C., pada pemeriksaan anus terdapat kemerahan di sekitar
anus dan prolapse rekti (+). Bagaimana ciri khas telur dari
cacing ini ?
a. Berbentuk tempayan
b. Memiliki 3 lapis
c. Asimetris
d. Memiliki dinding yang tipis
e. Trofozoit dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista
berinti 4
Soal 162
Anak 8 tahun datang dengan keluhan BAB berdarah.
Keluhan disertai dengan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik
tanda TD 120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2
C., pada pemeriksaan anus terdapat kemerahan di sekitar
anus dan prolapse rekti (+). Bagaimana ciri khas telur dari
cacing ini ?

Diagnosis : Trichuriasis
Nematoda
Trichuris trichuria
Klinis: diare, prolaps rekti
Mikroskopis feses: telur
berbentuk seperti
tempayan, ada sisi datar
di kedua ujungnya
Tatalaksana: Mebendazole
/ albendazole
Nematoda
Enterobious vermicularis / Osciuris
vermicularis
Menyebabkan enterobiasis
Klinis: gatal pada anus , sering pada
malam hari
Mikroskopis feses: telur berdinding
tipis berlapis 2, terdapat sisi cembung
dan sisi datar (seperti huruf D)
Scotch tes: menempelkan selotip ke
dubur kemudian diperiksa
mikroskopis
Tatalasksana: Pyrantel pamoat /
mebendazole / albendazole
Nematoda
Ascaris lumbricoides
Menyebabkan ascariasis
Klinis: anemia, malnutrisi, obstruksi (ileus)
Cacing dapat mengembara ke saluran
empedu, apendiks atau ke bronchus
Cacing dapat keluar melalui anus
Sindrom Loeffler: batuk, demam, eosinofilia.
Akibat infeksi larva pada paru.
Mikroskopis: telur bulat-oval dengan dinding
tebal berlapis-lapis ( 3 lapis )
Tatalaksana: Mebendazole / Pyrantel pamoat
Nematoda
Hookworm (cacing tambang)
Terdiri dari Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus
Klinis: anemia (def. Besi), ground
itch (larva cacing masuk melalui
kaki)
Mikroskopis: telur dengan
segmented ovum
Tatalaksana: mebendazole /
pyrantel pamoat / albendazole
Jawaban Lainnya
b. Memiliki 3 lapis : Askariasis

c. Asimetris : enterobiasis

d. Memiliki dinding yang tipis : Infeksi cacing tambang

e. Trofozoit dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista


berinti 4 : Amubiasis
Soal 162
Anak 8 tahun datang dengan keluhan BAB berdarah.
Keluhan disertai dengan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik
tanda TD 120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2
C., pada pemeriksaan anus terdapat kemerahan di sekitar
anus dan prolapse rekti (+). Bagaimana ciri khas telur dari
cacing ini ?
a. Berbentuk tempayan
b. Memiliki 3 lapis
c. Asimetris
d. Memiliki dinding yang tipis
e. Trofozoit dengan sitoplasma mengandung eritrosit kista
berinti 4
Soal 163
Seorang laki – laki 47 datang ke puskesmas mengeluh
nyeri di ulu hati sejak 3 hari Nyeri dirasakan membaik
setelah makan. Pasien mengakui sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda TD
120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2 C Nyeri
tekan epigastric (+) Cullen sign (-), Nyeri tekan Mc Burney
(-). Apakah diagnosis yg mungkin?
a. Gastritis akut
b. Ulkus duodenum
c. Ulkus gaster
d. Gastritis erosiva
e. GERD
Soal 163
Seorang laki – laki 47 datang ke puskesmas mengeluh
nyeri di ulu hati sejak 3 hari Nyeri dirasakan membaik
setelah makan. Pasien mengakui sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda TD
120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2 C Nyeri
tekan epigastric (+) Cullen sign (-), Nyeri tekan Mc Burney
(-) ,Apakah diagnosis yg mungkin?

Diagnosis : Ulkus duodenum


Ulkus Peptikum (3A)
Definisi
Luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi
debris.
Epidemiologi
Secara klinis tukak duodeni lebih sering dijumpai daripada tukak gaster.
Gambaran Klinis
Suatu sindrom klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti mual,
muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa/terapan, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati
dan cepat merasa kenyang. Rasa sakit tukak gaster timbul setelah makan, berbeda
dengan tukak duodeni yang merasa enak setelah makan, rasa sakit tukak gaster
sebelah kiri dan rasa sakit tukak duodeni sebelah kanan garis perut.
Pemeriksaan Penunjang
Terapi endoskopi dianjurkan pada tukak peptik. Untuk memastikan diagnosa keganasan
tukak dapat dilakukan histopatologi, sitologi brushing dengan biopsi melalui endoskopi.
Diagnosis
1). Pengamatan klinis, dispepsia, kelainan fisik yang dijumpai, sugesti pasien tukak
2). Hasil penunjang (radiologi dan endoscopi)
3). Hasil biopsi untuk pemeriksaan tes CLO, histopatologi kuman HP
Terapi Medikamentosa
Non Medikamentosa : a. Antasida : Dosis 3x1 tablet, 4x30 cc (3 kali
a. Diet sehari dan sebelum tidur 3 jam setelah
b. Makanan lunak apalagi bubur saring, makan)
makanan yang mengandung susu tidak b. Obat Penangkal Kerusakan Mukus :
lebih baik daripada makanan biasa, karena Koloid Bismuth, Sukralfat, Prostaglandin,
makanan halus dapat merangsang Antagonis Reseptor H2/ARH2, PPI
pengeluaran asam lambung. Cabai, c. Dosis Eradikasi HP :
makanan merangsang, makanan d. PPI (Omeprazol) 2 x 20 mg, Amoksisilin 2
mengandung asam dapat menimbulkan x 1000 mg, Klaritromisin 2 x 500 mg,
rasa sakit pada beberapa pasien tukak dan Metronidazol 3 x 500 mg, Tetrasiklin 4 x
dispepsia nontukak, walaupun belum 500 mg, Bismuth 4 x 120 mg
didapat bukti keterkaitannya. e. Lama pengobatan eradikasi HP 1 minggu
c. Obat-obatan : OAINS sebaiknya dihindari. (esomesoprazol), 5 hari rabeprazole. Ada
anjuran lama pengobatan eradikasi 2
minggu, untuk kesembuhan tukak, bisa
dilanjutkan pemberian PPI selama 3-4
minggu lagi.
GERD (4A)
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) adalah
suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks
kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan
berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan
esofagus, faring, laring dan saluran nafas.

Gejala Klinis
• Rasa panas terbakar di retrosternal atau
epigastrium dapat menjalar ke leher Terasa cairan
asam dimulut atau rasa pahit, Mual dan muntah,
Diperberat denga posisi berbaring terlentang ,
Keluhan sering muncul pada malam hari
Diagnosis

• Pemeriksaan lanjutan: endoskopi, esofagografi,


pemantauan pH 24 jam, tes Bernstein.
• Standar baku emas penunjang GERD adalah
Endoskopi yang menunjukkan mucosal break
• Pada pelayanan primer apabila dilakukan PPI
test (+) diagnosis definitive GERD.
Tatalaksana
• Modifikasi gaya hidup : mengurangi BB, berhenti
rokok, hentikan konsumsi kafein, aspirin dan
alcohol, posisi kepala saat tidur lebih tinggi, tidur
minimal 2-4 jam setelah makan
Terapi medikamentosa
• Omeprazole : 2x20 mg/hari atau Lansoprazole
2x30 mg/hari 7-14 hari. Apabila diagnosis GERD
tegak maka lanjutkan 4 minggu
• Apabila tidak ada PPI maka berikan H2 Bloker
2x/hari : Simetidin 400-800mg, Ranitidin 150mg,
atau famotidin 20 mg.
Gastritis (4A)

Proses inflamasi pada mukosa dan submukosa


lambung.

Etiologi
• Helicobacter pylori, enteric rotavirus, jamur
candida untuk pasien imunosupresi dan Obat
anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi
penyebab gastritis
Diagnosis
Klinis
• Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut
bagian atas, Keluhan dapat mereda atau memburuk
bila diikuti makan, mual, muntah dan kembung

Pemeriksaan Penunjang
• Urea Breath Test : Infeksi H. pylori
• Endoskopi : eritema, eksudatif, erosi, perdarahan,
edema
• Histopatologi : degradasi epitel, hyperplasia, infiltasi
netrofil, inflasmasi sel MN, kerusakan sel parietal
Tatalaksana
• Menghindari pemicu terjadinya keluhan dengan
cara makan tepat waktu, makan sering porsi kecil,
hindari kopi, makanan pedas dan kol

Terapi Oral :
• H2 Bloker: Ranitidin 2x150mg
• PPI: Omeprazole 2x20 mg atau lansoprazole
2x30mg
• Antasida 3x500-1000mg
• Apablia ditemukan bukti Infeksi H. pylori :
Omeprazole 2x20mg + Klaritromisin 2x500mg +
Amoksisilin 2x1000mg selama 14 hari
Jawaban Lainnya

a. Gastritis akut : Urea Breath Test : Infeksi H. pylori

c. Ulkus gaster : Nyeri perut ketika masuk makanan

d. Gastritis erosiva : Gejala perdarahan saluran cerna


bagian Atas : Hematemelena

e. GERD : Rasa panas terbakar di retrosternal atau


epigastrium dapat menjalar ke leher, Terasa cairan asam
dimulut atau rasa pahit
Soal 163
Seorang laki – laki 47 datang ke puskesmas mengeluh
nyeri di ulu hati sejak 3 hari Nyeri dirasakan membaik
setelah makan. Pasien mengakui sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda TD
120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2 C Nyeri
tekan epigastric (+) Cullen sign (-), Nyeri tekan Mc Burney
(-). Apakah diagnosis yg mungkin?
a. Gastritis akut
b. Ulkus duodenum
c. Ulkus gaster
d. Gastritis erosiva
e. GERD
Soal 164
Seorang laki – laki 47 datang ke puskesmas mengeluh
nyeri di ulu hati sejak 3 hari Nyeri dirasakan membaik
setelah makan. Pasien mengakui sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda TD
120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2 C Nyeri
tekan epigastric (+) Cullen sign (-), Nyeri tekan Mc Burney
(-). Apa pemeriksaan penunjang yang tepat untuk menegak
diagnosis diatas ?
A. X- ray
B. Urea breath test
C. Endoskopi
D. Laparotomi
E. USG
Soal 164
Seorang laki – laki 47 datang ke puskesmas mengeluh
nyeri di ulu hati sejak 3 hari Nyeri dirasakan membaik
setelah makan. Pasien mengakui sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda TD
120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2 C Nyeri
tekan epigastric (+) Cullen sign (-), Nyeri tekan Mc Burney
(-) ,Apakah diagnosis yg mungkin?

Diagnosis : Ulkus duodenum


Ulkus Peptikum
Definisi
Luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi
debris.
Epidemiologi
Secara klinis tukak duodeni lebih sering dijumpai daripada tukak gaster.
Gambaran Klinis
Suatu sindrom klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna seperti mual,
muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa/terapan, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati
dan cepat merasa kenyang. Rasa sakit tukak gaster timbul setelah makan, berbeda
dengan tukak duodeni yang merasa enak setelah makan, rasa sakit tukak gaster
sebelah kiri dan rasa sakit tukak duodeni sebelah kanan garis perut.
Pemeriksaan Penunjang
Terapi endoskopi dianjurkan pada tukak peptik. Untuk memastikan diagnosa keganasan
tukak dapat dilakukan histopatologi, sitologi brushing dengan biopsi melalui endoskopi.
Diagnosis
1). Pengamatan klinis, dispepsia, kelainan fisik yang dijumpai, sugesti pasien tukak
2). Hasil penunjang (radiologi dan endoscopi)
3). Hasil biopsi untuk pemeriksaan tes CLO, histopatologi kuman HP
Terapi Medikamentosa
Non Medikamentosa : a. Antasida : Dosis 3x1 tablet, 4x30 cc (3 kali
a. Diet sehari dan sebelum tidur 3 jam setelah
b. Makanan lunak apalagi bubur saring, makan)
makanan yang mengandung susu tidak b. Obat Penangkal Kerusakan Mukus :
lebih baik daripada makanan biasa, karena Koloid Bismuth, Sukralfat, Prostaglandin,
makanan halus dapat merangsang Antagonis Reseptor H2/ARH2, PPI
pengeluaran asam lambung. Cabai, c. Dosis Eradikasi HP :
makanan merangsang, makanan d. PPI (Omeprazol) 2 x 20 mg, Amoksisilin 2
mengandung asam dapat menimbulkan x 1000 mg, Klaritromisin 2 x 500 mg,
rasa sakit pada beberapa pasien tukak dan Metronidazol 3 x 500 mg, Tetrasiklin 4 x
dispepsia nontukak, walaupun belum 500 mg, Bismuth 4 x 120 mg
didapat bukti keterkaitannya. e. Lama pengobatan eradikasi HP 1 minggu
c. Obat-obatan : OAINS sebaiknya dihindari. (esomesoprazol), 5 hari rabeprazole. Ada
anjuran lama pengobatan eradikasi 2
minggu, untuk kesembuhan tukak, bisa
dilanjutkan pemberian PPI selama 3-4
minggu lagi.
Jawaban Lainnya
A. X- ray : tidak tepat

B. Urea breath test : Gastritis Akut

D. Laparotomi : Peritonitis

E. USG : Tidak tepat


Soal 164
Seorang laki – laki 47 datang ke puskesmas mengeluh
nyeri di ulu hati sejak 3 hari Nyeri dirasakan membaik
setelah makan. Pasien mengakui sering terbangun pada
malam hari karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik tanda TD
120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 37,2 C Nyeri
tekan epigastric (+) Cullen sign (-), Nyeri tekan Mc Burney
(-). Apa pemeriksaan penunjang yang tepat untuk menegak
diagnosis diatas ?
A. X- ray
B. Urea breath test
C. Endoskopi
D. Laparotomi
E. USG
Soal 165
Laki laki 51 tahun datang ke UGD karena muntah darah
segar 3 gelas terjadi 1 jam yang lalu, dan baru pertama
kali. PF Tek darah 90/60mmHg, nadi 100 kali pernafasan
22 kali konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (+), eritema
palmaris (+), spider nevi (+) HbSAg (+) hepar tidak teraba.
Apa penyebabnya muntah darah pada kasus ini ?
A. Varises esophagus
B. ca sel skuamosa
C. Beret esophagus
D. Adenokarsinoma
E. Reflux esofagus
Soal 165
Laki laki 51 tahun datang ke UGD karena muntah darah
segar 3 gelas terjadi 1 jam yang lalu, dan baru pertama
kali. PF Tek darah 90/60mmHg, nadi 100 kali pernafasan
22 kali konjungtiva anemis(+), sklera ikterik (+),eritema
palmaris(+), spider nevi (+) HbSAg (+) hepar tidak teraba.
Apa penyebabnya muntah darah pada kasus ini ?

Diagnosis : Varises esophagus ec Sirosis


Hepatis
Sirosis Hepar (2)

Tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif


yang ditandai kerusakan hati dan pembentukan
nodul regenerative

Klasifikasi
• SH kompensata
• SH dekompensata, disertai tanda-tanda
kegagalan hepatoseluler dan hipertensi porta
Diagnosis

Manifestasi Klinis normal atau kecil),


• Spider navi, • Splenomegali,
• Palmar erythema, • Ascites,
• Perubahan kuku • Caput medusa,
(Muehrches llines, • Fetor hepatikus,
terry’s nails, clubbing),
• Ikterus
• Ginekomastia,
• Hypogonadism,
• Ukuran hati (besar,
Diagnosis
Pemeriksaan lab
• OT PT meningkat dengan OT >> PT
• ALP meningkat 2–3x batas atas normal
• Hipoalbuminemia
• PT memanjang

USG
• Hati mengecil dan nodular
• Hiperekhoik parenkim
• Permukaan ireguler
Sirosis Hati
• Gastroskopi dapat dilakukan untuk melihat komplikasi varises
esophagus
• USG memperlihatkan ekodensitas hati meningkat dengan ekostruktur
kasar homogen atau heterogen

Tatalaksana
a. Diet nutrisi yang baik
b. Atasi simptomatis
c. Pembedahan

Sumber
a. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Mc-Graq-Hill. 19th. 2015
b. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. PAPDI. Jakarta. 2014
Child Pugh Score
Jawaban Lainnya

B. Ca sel skuamosa : Tidak tepat

C. Beret esophagus : Komplikas dari GERD

D. Adenokarsinoma : Tidak tepat

E. Reflux esophagus : Tidak ada gejala muntah darah


Soal 165
Laki laki 51 tahun datang ke UGD karena muntah darah
segar 3 gelas terjadi 1 jam yang lalu, dan baru pertama
kali. PF Tek darah 90/60mmHg, nadi 100 kali pernafasan
22 kali konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (+),eritema
palmaris (+), spider nevi (+) HbSAg (+) hepar tidak teraba.
Apa penyebabnya muntah darah pada kasus ini ?
A. Varises esophagus
B. ca sel skuamosa
C. Beret esophagus
D. Adenokarsinoma
E. Reflux esofagus
Soal 166
Seorang pria 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan
panas naik turun sejak 7 hari disertai sulit untuk BAB. Pada
pemeriksaan fisik 120/70, N 68x/menit, RR 23 x /menit,
suhu 37,8 C dan pemriksaan penunjang ditemukan positif
terdapat salmonella typhi. Kemudian diterapi dengan
memberikan obat tiamfenikol. Berapakah dosis dan lama
pemberian obat tiamfenikol ?
a. 500 mg, 3x sehari selama 7 hari
b. 500 mg, 4x sehari selama 7 hari
c. 500 mg, 3x sehari selama 14 hari
d. 500 mg, 4x sehari selama 14 hari
e. 250 mg, 3x sehari selama 14 hari
Soal 166
Seorang pria 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan
panas naik turun sejak 7 hari disertai sulit untuk BAB. Pada
pemeriksaan fisik 120/70, N 68x/menit, RR 23 x /menit,
suhu 37,8 C dan pemriksaan penunjang ditemukan positif
terdapat Salmonella typhi. Kemudian diterapi dengan
memberikan obat tiamfenikol. Berapakah dosis dan lama
pemberian obat tiamfenikol ?

Diagnosis : Demam Tifoid


Demam Tifoid

Infeksi endemik di Indonesia disebabkan oleh bakteri


Salmonella sp.

Klinis
• Demam turun naik terutama sore dan malam hari
dengan pola intermiten dan kenaikan suhu step-
ladder. Demam tinggi dapat terjadi terus menerus
(demam kontinu) hingga minggu kedua.
• Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan
di area frontal
Diagnosis

• Gangguan gastrointestinal berupa


konstipasi dan meteorismus atau diare, mual,
muntah, nyeri abdomen dan BAB berdarah
• Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan
pegal-pegal, batuk, anoreksia, insomnia
• Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai
penurunan kesadaran atau kejang.
Diagnosis

• Keadaan umum biasanya tampak sakit sedang


atau sakit berat.
• Kesadaran: dapat compos mentis atau
penurunan kesadaran (mulai dari yang ringan,
seperti apatis, somnolen, hingga yang berat
misalnya delirium atau koma)
• Demam, suhu > 37,5oC.
• Dapat ditemukan bradikardia relatif, yaitu
penurunan frekuensi nadi sebanyak 8 denyut
per menit setiap kenaikan suhu 1oC.
Diagnosis

• Ikterus
• Pemeriksaan mulut: typhoid tongue, tremor
lidah, halitosis
• Pemeriksaan abdomen: nyeri (terutama regio
epigastrik), hepatosplenomegali
• Delirium pada kasus yang berat
Diagnosis

• Serologi
• IgM antigen O9 Salmonella thypi (Tubex- TF)® Hanya
dapat mendeteksi antibody IgM Salmonella typhi. Dapat
dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
• Enzyme Immunoassay test (Typhidot®)
• Dapat mendeteksi IgM dan IgG Salmonella typhi
• Dapat dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
• Tes Widal tidak direkomendasi
• Dilakukan setelah demam berlangsung 7 hari.
• Interpretasi hasil positif bila titer aglutinin O minimal
1/320 atau terdapat kenaikan titer hingga 4 kali lipat
pada pemeriksaan ulang dengan interval 5 – 7 hari.
Diagnosis

• Kultur Salmonella typhi (gold standard) Dapat


dilakukan pada spesimen:
• Darah : Pada minggu pertama sampai akhir
minggu ke-2 sakit, saat demam tinggi
• Feses : Pada minggu kedua sakit
• Urin : Pada minggu kedua atau ketiga sakit
Tatalaksana
Antibiotik Dosis Keterangan
Kloramfenikol Dewasa: 4x500 mg Merupakan obat yang sering
selama 10 hari digunakan dan telah lama dikenal
Anak 100 efektif untuk tifoid Murah dan dapat
mg/kgBB/hari, per oral diberikan peroral serta sensitivitas
atau intravena, dibagi 4 masih tinggi Pemberian PO/IV Tidak
dosis, selama 10-14 diberikan bila lekosit <2000/mm3
hari
Seftriakson Dewasa: 2-4gr/hari Cepat menurunkan suhu,
selama 3-5 hari lama pemberian pendek dan
Anak: 80 mg/kgBB/hari, dapat dosis tunggal serta
IM atau IV, dosis tunggal cukup aman untuk anak.
selama 5 hari Pemberian PO/IV

Ampisilin dan Dewasa: (1.5-2) gr/hr Aman untuk penderita hamil


amiksisilin selama 7-10 hari Sering dikombinasi dengan
Anak: 100 kloramfenikol pada pasien kritis
mg/kgbb/hari per oral Tidak mahal Pemberian
atau intravena, dibagi 3 PO/IV
dosis, selama 10 hari.
Tatalaksana
Antibiotik Dosis Keterangan
Kotrimoksazol Dewasa: 2x(160-800) Tidak mahal, pemberian per oral
selama 7-10 hari
Anak: Kotrimoksazol 4-6
mg/ kgBB/hari, per oral,
dibagi 2 dosis, selama 10
hari.
Ciprofloxacin 2x500 mg Pefloxacin dan Fleroxacin lebih cepat
Kuinolon menurunkan suhu
selama 1 minggu Ofloxacin Efektif mencegah relaps dan kanker
2x(200-400) selama 1 Pemberian peroral
minggu Pemberian pada anak tidak dianjurkan
karena efek samping pada
pertumbuhan tulang
Sefiksim Anak: 20 mg/kgBB/hari, Aman untuk anak, efektif
per oral, dibagi menjadi 2
dosis, selama 10 hari

Thiamfenikol Dewasa: 4x500 mg/hari Dapat dipakai untuk


Anak: 50 mg/kgbb/hari anak dan dewasa Dilaporkan cukup
selama 5-7 hari bebas panas sensitif pada beberapa daerah
Jawaban Lainnya

a. 500 mg, 3x sehari selama 7 hari : Tidak tepat

c. 500 mg, 3x sehari selama 14 hari : Tidak tepat

d. 500 mg, 4x sehari selama 14 hari : Tidak tepat

e. 250 mg, 3x sehari selama 14 hari : Tidak tepat


Soal 166
Seorang pria 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan
panas naik turun sejak 7 hari disertai sulit untuk BAB. Pada
pemeriksaan fisik 120/70, N 68x/menit, RR 23 x /menit,
suhu 37,8 C dan pemriksaan penunjang ditemukan positif
terdapat salmonella typhi. Kemudian diterapi dengan
memberikan obat tiamfenikol. Berapakah dosis dan lama
pemberian obat tiamfenikol ?
a. 500 mg, 3x sehari selama 7 hari
b. 500 mg, 4x sehari selama 7 hari
c. 500 mg, 3x sehari selama 14 hari
d. 500 mg, 4x sehari selama 14 hari
e. 250 mg, 3x sehari selama 14 hari
Soal 167
Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun, datang dengan
keluhan nyeri perut dirasakan terus menerus, berawal dari
tengah hingga kanan bawah sejak 2 hari yang lalu. Pasien
sudah demam naik turun sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan
tanda vital 120/70, N 88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 38.8
C. Pemeriksaan fisik abdomen tampak distensi, nyeri tekan
disertai defans muskuler di semua lapang perut, bising usus
menurun. Diagnosis paling tepat adalah ?
A. Peritonitis TB
B. Ileus obstruktif
C. Peritonitis Generalisata
D. Appendisitis Akut
E. Appendiksitis Kronis
Soal 167
Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun, datang dengan keluhan
nyeri perut dirasakan terus menerus, berawal dari tengah hingga
kanan bawah sejak 2 hari yang lalu. Pasien sudah demam naik
turun sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan tanda vital 120/70, N
88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 38.8 C. Pemeriksaan fisik
abdomen tampak distensi, nyeri tekan disertai defans muskuler di
semua lapang perut, bising usus menurun. Diagnosis paling
tepat adalah ?

Diagnosis : Peritonitis Generalisata


Peritonitis (3B)
Inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ
abdomen di dalamnya). Peradangan dapat
disebabkan oleh bakteri atau reaksi kimiawi
akiabt perforasi apendiks, lambung, ileus
obstuksi dan trauma abdomen.

Terdiri dari
• Umum
• Terlokalisasi
Klasifikasi
1. Peritonitis Lokal
a. Tergantung pada penyebab lokal infeksi tanda dan gejalanya harus terdapat
lokal pada tempat infeksi
b. Bila terjadi inflamasi lokal maka akan dijumpai tanda peningkatan suhu
tubuh dan denyut nadi, muntah, nyeri, pada tempat infeksi tanda paling
penting adalah adanya lokal rigidity dengan tanda nyeri lepas
2. Diffuse Peritonitis (Peritonitis Generalisata)
a. Terjadi perluasan peradangan pada seluruh dinding peritoneum. Secara klinis
ditandai dengan rasa sakit yang hebat pada dinding abdomen terutama saat
bernafas dalam. Penderita akan berbaring tenang takut menggerakkan perut
yang disertai tanda-tanda muntah
b. Pada inspeksi terlihat : abdomen distensi, pernafasan thoracal
c. Palpasi : dijumpai abdominal tenderness dan rigidity (defanse musculare)
d. Perkusi : Nyeri ketok dan menghilangnya batas paru hati bila penyebabnya
adalah perforasi dari organ berongga
e. Auskultasi : Suara peristaltik melemah sampai menghilang (paralytic ileus)
Klasifikasi

• Primer → infeksi berasal dari ekstraperitoneal


yang menyebar secara hematogen
• Sekunder → infeksi berasal dari intraabdomen,
seperti perforasi dari organ abdomen
• Tersier → Superinfeksi, kegagalan respons
inflamasi
Diagnosis
Anamnesis
• Nyeri hebat pada abdomen terus-menerus
selama beberapa jam terutama saat berjalan,
batuk, mengejan
• Peritonitis bacterial: suhu meningkat dan
takikardia, hipotensi, tampak letargi dan syok
• Mual dan muntah akibat terjadi iritasi
peritoneum
• Kesulitan bernafas akibat cairan dalam
abdomen mendesak diafragma
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Defans muscular
• Hipertimpani perkusi abdomen
• Pekak hepar dapat menghilang
• Rigiditas abdomen meningkat (perut seperti
papan)
• Rectal toucher akan dirasakan nyeri segala
arah, tonus muskulus sfingter ani menurun,
ampula rekti terisi udara
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang:
• Leukositosis atau peningkatan serum amilase
pada pankreatitis akut.
• Radiografik : gambaran dilatasi usus, udara
bebas (free air space), atau bukti perforasi atau
kebocoran lainnya
Tatalaksana

• Perbaiki keadaan umum


• Puasa
• Pasang NGT untuk dekompresi konten saluran
cerna
• Rehidrasi cairan dan elektrolit
• Antibiotic IV spektrum luas
• Tidak disarankan anti nyeri karena bisa
menyamarkan gejala
• Segera rujuk
Ileus Obstruktif (2)

• Ileus obstruktif adalah gangguan pada


pergerakan normal isi luminal usus, yang
disebabkan oleh proses intraluminal atau oleh
kompresi ekstrinsik.
Diagnosis

• Nyeri kolik, kram perut mual, muntah, distensi,


obstipasi.
• Ileus obtruktif usus halus → kolik dirasakan di
sekitar umbilikus, muntah kehijauan
• Ileus obtruktif usus besar → kolik dirasakan di
sekitar suprapubik, onset muntah lama
Diagnosis
• Keadaan umum : Tanda vital & Tanda dehidrasi
→ tachycardia, hypotensi, membran mukus
kering, turgor kulit, urin output
• Inspection : distensi, luka bekas operasi, massa,
darm contour dan darm steifung
• Palpation : tenderness, masses, rigidity
• Percussion : Tympanitic abdomen
• Auscultation : Metalic sound, silent abdomen
• Pemeriksaan rektal: massa, darah, obstruksi
feses, sfingter ani kolaps
Diagnosis
Diagnosis

Herring Bone Step Ladder


Tatalaksana

• Rehidrasi cairan salin isotonic (RL)


• Monitor Urin output
• Pemeriksaan elektrolit serial
• Antibiotik spektrum luas untuk profilaksis
• Puasa
• Pemasangan NGT
• Operatif
Ileus Paralitik (2)

• Sindrom klinis akut akibat adanya gangguan


transportasi isi lumen usus karena berhentinya
aktifitas otot halus pada usus.
Diagnosis

• Keluhan: Nyeri perut, mual dan muntah asam


dan kehijauan, distensi, konstipasi
• Pemeriksaan fisik: Bising usus menurun/tidak
ada, meteorismus, demam, tanda-tanda syok,
distensi abdomen massif
• Radiologi: foto polos abdomen 3 posisi →
akumulasi gas pada lambung, usus halus dan
usus besar
Tatalaksana
Apendisitis Akut (3B)

Radang yang timbul secara mendadak ada


apendiks, kasus akut abdomen aling sering
ditemui.

Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis

• Inspeksi: pasien berjalan bungkuk, kembung


bila preforasi, peninjolan perut kana bawaha
• Palpasi: Mc Burney’s Sign, Rebound Tenderness
Sign / Blumberg Sign, Rovsign’s Sign, Obturator
Sign, Psoas Sign.
• Auskultasi: persitaltik (-) bila telah terjadi ileus
paralitik akibat perforasi. Bila belum perforasi
peristaltic normal.
Alvarado Score
• Score 1-4: Sign & Symptom Value
Appendicitis unlikely, Migration pain 1
• Score 5-6 : Anorexia-acetone 1
Appendicitis possible,
Nausea-vomiting 1
• Score 7-8 :
Appendicitis probable, Tenderness in right lower 2
quadrant
• Score 9-10:
Appendicitis very Rebound pain 1
probable Elevating Temp. > 37,3° C 1
Leukocytosis 2
Shift to the left (Neutrophilia) 1
Tatalaksana

• Apabila sudah tegak diagnosis maka


tatalaksana yang tepat adalah appendiktomi
• Pemberian antibiotic dan penundaan
apendiktomi dapat meningkatkan risiko
perforasi
Jawaban Lainnya
A. Peritonitis TB : tidak ada riwayat TB

B. Ileus obstruktif : Tidak gejala Susah BAB, Buang angina,


harusnya dikasus Bising Usus Meningkat

D. Appendisitis Akut : di kasus Sudah Appendisitis perforasi


yang menyebabkan peritonitis

E. Appendiksitis Kronis : di kasus Sudah Appendisitis


perforasi yang menyebabkan peritonitis
Soal 167
Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun, datang dengan keluhan
nyeri perut dirasakan terus menerus, berawal dari tengah hingga
kanan bawah sejak 2 hari yang lalu. Pasien sudah demam naik
turun sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan tanda vital 120/70, N
88x/menit, RR 23 x /menit, suhu 38.8 C. Pemeriksaan fisik abdomen
tampak distensi, nyeri tekan disertai defans muskuler di semua
lapang perut, bising usus menurun. Diagnosis paling tepat
adalah ?
A. Peritonitis TB
B. Ileus obstruktif
C. Peritonitis Generalisata
D. Appendisitis Akut
E. Appendiksitis Kronis
Soal 168
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke
puskesmas sekardangan dengan keluhan sering sakit
perut,wajah kelihatan lesu dan agak pucat, dan sering
batuk-batuk. Dari hasil pemeriksaan darah tepi dijumpai
Hb 9 gr/dl, leukosit 17.000. Pemeriksaan tinja dijumpai
telur parasit berbentuk oval dinding 3 lapis. Telur cacing
yang bentuknya seperti diatasa adalah telur cacing?
a. E. Vermicularis
b. T. Tricura
c. A. Lumbricoides
d. T. Solium
e. T. Saginata
Soal 168
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke
puskesmas sekardangan dengan keluhan sering sakit
perut,wajah kelihatan lesu dan agak pucat, dan sering
batuk-batuk. Dari hasil pemeriksaan darah tepi dijumpai
Hb 9 gr/dl, leukosit 17.000. Pemeriksaan tinja dijumpai
telur parasit berbentuk oval dinding 3 lapis. Telur cacing
yang bentuknya seperti diatasa adalah telur cacing?

Diagnosis : Askariasis
Nematoda
Ascaris lumbricoides
Menyebabkan ascariasis
Klinis: anemia, malnutrisi, obstruksi (ileus)
Cacing dapat mengembara ke saluran
empedu, apendiks atau ke bronchus
Cacing dapat keluar melalui anus
Sindrom Loeffler: batuk, demam, eosinofilia.
Akibat infeksi larva pada paru.
Mikroskopis: telur bulat-oval dengan dinding
tebal berlapis-lapis ( 3 lapis )
Tatalaksana: Mebendazole / Pyrantel pamoat
Nematoda
Trichuris trichuria
Klinis: diare, prolaps rekti
Mikroskopis feses: telur
berbentuk seperti
tempayan, ada sisi datar
di kedua ujungnya
Tatalaksana: Mebendazole
/ albendazole
Nematoda
Enterobious vermicularis / Osciuris
vermicularis
Menyebabkan enterobiasis
Klinis: gatal pada anus , sering pada
malam hari
Mikroskopis feses: telur berdinding
tipis berlapis 2, terdapat sisi cembung
dan sisi datar (seperti huruf D)
Scotch tes: menempelkan selotip ke
dubur kemudian diperiksa
mikroskopis
Tatalasksana: Pyrantel pamoat /
mebendazole / albendazole
Nematoda
Hookworm (cacing tambang)
Terdiri dari Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus
Klinis: anemia (def. Besi), ground
itch (larva cacing masuk melalui
kaki)
Mikroskopis: telur dengan
segmented ovum
Tatalaksana: mebendazole /
pyrantel pamoat / albendazole
Taeniasis
Definisi
a. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing pita genus Taenia
(Taenia saginata, Taenia solium, dan Taenia asiaticaI)
b. T. saginata  sapi
c. T. solium  babi
Faktor Risiko : konsumsi daging setengah matang, higenitas pengolahan
daging yang rendah, tidak menjaga kebersihan ternak
Diagnosis
a. Gambaran Klinis
Keluhan : rasa tidak enak pada lambung, mual, badan lemah, BB
menurun, nafsu makan turun, sakit kepala, konstipasi, pusing, pruritus
ani, diare
b. Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, nyeri abdomen.
Taeniasis
Pemeriksaan penunjang :
a. Ditemukan eosinophilia pada darah tepi, leukositosis dan LED
meningka
b. Pada pemeriksaan tinja ditemukan telur taenia.

Tatalaksana
a. Edukasi menjaga kebersihan olahan daging dan masak hingga
matang
b. Farmakologi
c. Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan saat ini dengan dosis
400 mg, 1-2 x sehari, selama 3 hari, atau
d. Mebendazol 100 mg, 3 x sehari, selama 2 atau 4 minggu.
Jawaban Lainnya

a. E. Vermicularis : Enterobiasis, telur asimetris seperti


huruf D

b. T. Tricura : Trichuriasis, telur seperti tempayan

d. T. Solium : Taeniasis, pada Babi

e. T. Saginata : Taeniasis, pada Sapi


Soal 168
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke
puskesmas sekardangan dengan keluhan sering sakit
perut,wajah kelihatan lesu dan agak pucat, dan sering
batuk-batuk. Dari hasil pemeriksaan darah tepi dijumpai
Hb 9 gr/dl, leukosit 17.000. Pemeriksaan tinja dijumpai
telur parasit berbentuk oval dinding 3 lapis. Telur cacing
yang bentuknya seperti diatasa adalah telur cacing?
a. E. Vermicularis
b. T. Tricura
c. A. Lumbricoides
d. T. Solium
e. T. Saginata
Soal 169
Tn. Dimas usia 29 tahun mengeluh nyeri pada semua
bagian perut sejak 1 hari ini. Nyeri berawal sejak 1 bulan
dirasakan dari ulu hati hingga ke perut kanan bawah serta
hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik TD 140/70 nadi
100x/menit suhu 38.9 abdomen distended, pada
pemeriksaan BOF/LLD haustra tidak tampak dan
didapatkan gambaran radioluscen dinding abdomen Apa
tindakan yang segera dilakukan pada pasien ini?
A. CITO Appendiktomi
B. CITO Laparatomi eksplorasi
C. CITO ERCP
D. CITO Herniotomi
E. CITO Appendicogram
Soal 169
Tn. Dimas usia 29 tahun mengeluh nyeri pada semua
bagian perut sejak 1 hari ini. Nyeri berawal sejak 1 bulan
dirasakan dari ulu hati hingga ke perut kanan bawah serta
hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik TD 140/70 nadi
100x/menit suhu 38.9 abdomen distended, pada
pemeriksaan BOF/LLD haustra tidak tampak dan
didapatkan gambaran radioluscen dinding abdomen Apa
tindakan yang segera dilakukan pada pasien ini?

Diagnosis : Peritonitis ec Appendisitis


Perforasi
Peritonitis (3B)
Inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ
abdomen di dalamnya). Peradangan dapat
disebabkan oleh bakteri atau reaksi kimiawi
akiabt perforasi apendiks, lambung, ileus
obstuksi dan trauma abdomen.

Terdiri dari
• Umum
• Terlokalisasi
Klasifikasi

• Primer → infeksi berasal dari ekstraperitoneal


yang menyebar secara hematogen
• Sekunder → infeksi berasal dari intraabdomen,
seperti perforasi dari organ abdomen
• Tersier → Superinfeksi, kegagalan respons
inflamasi
Diagnosis
Anamnesis
• Nyeri hebat pada abdomen terus-menerus
selama beberapa jam terutama saat berjalan,
batuk, mengejan
• Peritonitis bacterial: suhu meningkat dan
takikardia, hipotensi, tampak letargi dan syok
• Mual dan muntah akibat terjadi iritasi
peritoneum
• Kesulitan bernafas akibat cairan dalam
abdomen mendesak diafragma
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
• Defans muscular
• Hipertimpani perkusi abdomen
• Pekak hepar dapat menghilang
• Rigiditas abdomen meningkat (perut seperti
papan)
• Rectal toucher akan dirasakan nyeri segala
arah, tonus muskulus sfingter ani menurun,
ampula rekti terisi udara
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang:
• Leukositosis atau peningkatan serum amilase
pada pankreatitis akut.
• Radiografik : gambaran dilatasi usus, udara
bebas (free air space), atau bukti perforasi atau
kebocoran lainnya
Pemeriksaan Penunjang
X-ray film abdomen posisi tegak :
Gambaran udara babas di bawah diafragma
Tanda – tanda ileus obstructif dengan gambaran fluid level
Serum amylase yang meninggi karena pancreatitis akut
Tatalaksana
a. Cairan intravena : Cairan yang mengandung elektrolit
b. Dekompresi : Dengan memasang NGT
c. Antibiotika Kombinasi Gram (+), Gram (-), dan
Bacteroides.
d. Analgetika sebelum dan sesudah operasi.
e. Operasi: Dilakukan Explorasi Laparotomy
Tatalaksana

• Perbaiki keadaan umum


• Puasa
• Pasang NGT untuk dekompresi konten saluran
cerna
• Rehidrasi cairan dan elektrolit
• Antibiotic IV spektrum luas
• Tidak disarankan anti nyeri karena bisa
menyamarkan gejala
• Segera rujuk
Jawaban Lainnya
A. CITO Appendiktomi : Tidak Tepat, karena sudah
peritonitis

C. CITO ERCP : Tidak tepat

D. CITO Herniotomi : Tidak tepat

E. CITO Appendicogram : Tidak tepat


Soal 169
Tn. Dimas usia 29 tahun mengeluh nyeri pada semua
bagian perut sejak 1 hari ini. Nyeri berawal sejak 1 bulan
dirasakan dari ulu hati hingga ke perut kanan bawah serta
hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik TD 140/70 nadi
100x/menit suhu 38.9 abdomen distended, pada
pemeriksaan BOF/LLD haustra tidak tampak dan
didapatkan gambaran radioluscen dinding abdomen Apa
tindakan yang segera dilakukan pada pasien ini?
A. CITO Appendiktomi
B. CITO Laparatomi eksplorasi
C. CITO ERCP
D. CITO Herniotomi
E. CITO Appendicogram
Soal 170
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD dengan
keluhan nyeri mulai dari ulu hati kemudian menuju ke perut
kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan
makin bertambah hebat terutama bila badan digerakkan.
Keluhan lain berupa anoreksia, mual muntah,. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada titik mc burney
Rovsing sign (+) dan obturator sign (+) temperature 38,5 nadi
100 c/ menit hasil lab leukosit 15.500, trombosit 250.000.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Ureterolitiasis
B. Adenitis akut
C. Apendisitis akut
D. Epididimitis akut
E. Enteritis
Soal 170
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD dengan
keluhan nyeri mulai dari ulu hati kemudian menuju ke perut
kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan
makin bertambah hebat terutama bila badan digerakkan.
Keluhan lain berupa anoreksia, mual muntah,. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada titik mc burney
Rovsing sign (+) dan obturator sign (+) temperature 38,5 nadi
100 c/ menit hasil lab leukosit 15.500, trombosit 250.000.
Diagnosis yang tepat adalah?

Diagnosis : Apendisitis akut


Apendisitis Akut (3B)

Radang yang timbul secara mendadak ada


apendiks, kasus akut abdomen aling sering
ditemui.

Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis

• Inspeksi: pasien berjalan bungkuk, kembung


bila preforasi, peninjolan perut kana bawaha
• Palpasi: Mc Burney’s Sign, Rebound Tenderness
Sign / Blumberg Sign, Rovsign’s Sign, Obturator
Sign, Psoas Sign.
• Auskultasi: persitaltik (-) bila telah terjadi ileus
paralitik akibat perforasi. Bila belum perforasi
peristaltic normal.
Alvarado Score
• Score 1-4: Sign & Symptom Value
Appendicitis unlikely, Migration pain 1
• Score 5-6 : Anorexia-acetone 1
Appendicitis possible,
Nausea-vomiting 1
• Score 7-8 :
Appendicitis probable, Tenderness in right lower 2
quadrant
• Score 9-10:
Appendicitis very Rebound pain 1
probable Elevating Temp. > 37,3° C 1
Leukocytosis 2
Shift to the left (Neutrophilia) 1
Tatalaksana

• Apabila sudah tegak diagnosis maka


tatalaksana yang tepat adalah appendiktomi
• Pemberian antibiotic dan penundaan
apendiktomi dapat meningkatkan risiko
perforasi
Kolik Renal (3A)

• Nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di


ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu.

• Etiologi
• Kalsium oksalat 70% kasus
• Kalsium fosfat
• Batu asam urat
• Sturvit
• Sistin
Klasifikasi

Berdasarkan letak batu


• Ginjal → nephrolithiasis
• Ureter → ureterolithiasis
• Kandung kemih → vesicolithiasis
• Uretra → uretrolithiasis
Diagnosis
Kata Kunci!
• Nephrolithiasis → Ketok CVA (+), tidak
menjalar!
• Ureterolithiasis → Ketok CVA (+), menjalar!
• Distal → menjalar ke umbilikus, pinggang
• Proximal → menjalar ke selangkangan
• Vesicolithiasis → kencing lancar dengan
perubahan posisi
• Uretrolithiasis → stop mikturisi, nyeri di ujung
penis, hematuria
Diagnosis
Penunjang • BNO IVP
• Batu radioopak
→ kalsium fosfat, GOLD STANDARD
kalsium oksalat
• CT Scan tanpa
• Batu radiolusen Kontras
→ asam urat, sistin,
magnesium fosfat
(struvit)
Tatalaksana
• Konservatif • Intervensi
• Peningkatan minum • Batu ginjal ukuran
2L/hari <3 cm → ESWL
• Analgetik, NSAID • Batu ginjal ukuran
untuk mengatasi nyeri >3 cm → PCNL
• Batu staghorn di
pelvis renalis →
• Terapi alpha blocker open/laparoscopic
• Tamsulosin, terazosin lithotomy
• Calcium channel
blocker: nifedipine
Jawaban Lainnya
A. Ureterolitiasis, Tidak ada gejala dibawah :

• Proksimal: nyeri pinggang kolik menjalar setinggi pusar

• Media: nyeri pinggang kolik menjalar sampai ke medial paha /


skrotum

• Distal: nyeri pinggang kolik menjalar sampai ke ujung penis,


disuria

B. Adenitis akut : Tidak tepat

C. Epididimitis akut : Tidak tepat

D. Enteritis : Tidak tepat


Soal 170
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD dengan
keluhan nyeri mulai dari ulu hati kemudian menuju ke perut
kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan
makin bertambah hebat terutama bila badan digerakkan.
Keluhan lain berupa anoreksia, mual muntah,. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada titik mc burney
Rovsing sign (+) dan obturator sign (+) temperature 38,5 nadi
100 c/ menit hasil lab leukosit 15.500, trombosit 250.000.
Diagnosis yang tepat adalah?
A. Ureterolitiasis
B. Adenitis akut
C. Apendisitis akut
D. Epididimitis akut
E. Enteritis
Soal 171
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD dengan keluhan
nyeri mulai dari ulu hati kemudian menuju ke perut kanan bawah sejak
1 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan makin bertambah hebat
terutama bila badan digerakkan. Keluhan lain berupa anoreksia, mual
muntah,. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada titik mc
burney Rovsing sign (+) dan obturator sign (+) TD 130/80 mmHg,
temperature 38,5 nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit menit hasil lab
leukosit 15.500, trombosit 250.000. Berapakah score Alvarado pada
kasus diatas ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Soal 171
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD dengan keluhan
nyeri mulai dari ulu hati kemudian menuju ke perut kanan bawah sejak
1 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan makin bertambah hebat
terutama bila badan digerakkan. Keluhan lain berupa anoreksia, mual
muntah,. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada titik mc
burney Rovsing sign (+) dan obturator sign (+) TD 130/80 mmHg,
temperature 38,5 nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit menit hasil lab
leukosit 15.500, trombosit 250.000. Berapakah score Alvarado pada
kasus diatas ?

Diagnosis : Appendisitis Akut


Apendisitis Akut (3B)

Radang yang timbul secara mendadak ada


apendiks, kasus akut abdomen aling sering
ditemui.

Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis

• Inspeksi: pasien berjalan bungkuk, kembung


bila preforasi, peninjolan perut kana bawaha
• Palpasi: Mc Burney’s Sign, Rebound Tenderness
Sign / Blumberg Sign, Rovsign’s Sign, Obturator
Sign, Psoas Sign.
• Auskultasi: persitaltik (-) bila telah terjadi ileus
paralitik akibat perforasi. Bila belum perforasi
peristaltic normal.
Alvarado Score
• Score 1-4: Sign & Symptom Value
Appendicitis unlikely, Migration pain 1
• Score 5-6 : Anorexia-acetone 1
Appendicitis possible,
Nausea-vomiting 1
• Score 7-8 :
Appendicitis probable, Tenderness in right lower 2
quadrant
• Score 9-10:
Appendicitis very Rebound pain 1
probable Elevating Temp. > 37,3° C 1
Leukocytosis 2
Shift to the left (Neutrophilia) 1
Tatalaksana

• Apabila sudah tegak diagnosis maka


tatalaksana yang tepat adalah appendiktomi
• Pemberian antibiotic dan penundaan
apendiktomi dapat meningkatkan risiko
perforasi
Jawaban Lainnya

A. 5 : Tidak tepat

B. 6 : Tidak tepat

C. 7 : Tidak tepat

E. 9 : Tidak tepat
Soal 171
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD dengan keluhan
nyeri mulai dari ulu hati kemudian menuju ke perut kanan bawah sejak
1 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan makin bertambah hebat
terutama bila badan digerakkan. Keluhan lain berupa anoreksia, mual
muntah,. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada titik mc
burney Rovsing sign (+) dan obturator sign (+) temperature 38,5 nadi
100 c/ menit hasil lab leukosit 15.500, trombosit 250.000. Berapakah
score Alvarado pada kasus diatas ?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Soal 172
Seorang perempuan berusia 48 tahun, datang ke RS dengan keluhan
sakit perut sebelah kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Badan terasa
demam. Mual dan muntah. Diriwayatkan, nyeri mulai dirasakan sejak 6
bulan yang lalu, kumat-kumatan. Nyeri dirasakan terutama setelah
makan makanan yang berlemak. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, tinggi badan 160 cm, berat
badan 80 kg. Nyeri spontan dan nyeri tekan pada hypochondrium
dextra. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, saat ditekan perut pasien
daerah kanan atas, pasien inspirasi, pasien menghentikan tarikan
nafasnya karena nyeri, dikenal sebagai?
A. Callot’s sign
B. Murphy’s sign
C. Doughnut sign
D. Hartman pouch
E. Kiernan phenomenon
Soal 172
Seorang perempuan berusia 48 tahun, datang ke RS dengan keluhan
sakit perut sebelah kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Badan terasa
demam. Mual dan muntah. Diriwayatkan, nyeri mulai dirasakan sejak 6
bulan yang lalu, kumat-kumatan. Nyeri dirasakan terutama setelah
makan makanan yang berlemak. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, tinggi badan 160 cm, berat
badan 80 kg. Nyeri spontan dan nyeri tekan pada hypochondrium
dextra. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, saat ditekan perut pasien
daerah kanan atas, pasien inspirasi, pasien menghentikan tarikan
nafasnya karena nyeri, dikenal sebagai?

Diagnosis : Kolesistitis
a. KOLESISTITIS
Definisi : Reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri
perut kanan atas, nyeri tekan dan demam.

b. KOLELITHIASIS
Definisi : Batu yang terbentuk di saluran empedu, biasanya dikantong empedu.

c. KOLEDOKOLITHIASIS
Definisi : adanya batu di dalam saluran empedu yang merupakan dari sistem bilier.

d. KOLANGITIS
Definisi : terjadi pada pasien batu saluran empedu karena adanya obstruksi dan invasi
bakteri empedu.
Penunjang
a. USG
b. Laboratorium : leukosit, bilirubin, SGOT/SGPT

Murphy’s sign : saat ditekan perut pasien daerah kanan atas, pasien
inspirasi, pasien menghentikan tarikan nafasnya karena nyeri
Jawaban Lainnya

A. Callot’s sign : Lebih tepatnya Calot’s Triangle (terdapat


right hepatic artery, Cystic artery, Lymph node of Lund
dan Limfatik)

C. Doughnut sign : Tanda radioogi pada Intususepsi

D. Hartman pouch : Tidak tepat

E. Kiernan phenomenon : Tidak tepat


Soal 172
Seorang perempuan berusia 48 tahun, datang ke RS dengan keluhan
sakit perut sebelah kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Badan terasa
demam. Mual dan muntah. Diriwayatkan, nyeri mulai dirasakan sejak 6
bulan yang lalu, kumat-kumatan. Nyeri dirasakan terutama setelah
makan makanan yang berlemak. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, tinggi badan 160 cm, berat
badan 80 kg. Nyeri spontan dan nyeri tekan pada hypochondrium
dextra. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, saat ditekan perut pasien
daerah kanan atas, pasien inspirasi, pasien menghentikan tarikan
nafasnya karena nyeri, dikenal sebagai:
A. Callot’s sign
B. Murphy’s sign
C. Doughnut sign
D. Hartman pouch
E. Kiernan phenomenon
Soal 173
Seorang perempuan berusia 48 tahun, datang ke RS dengan keluhan
sakit perut sebelah kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Badan terasa
demam. Mual dan muntah. Diriwayatkan, nyeri mulai dirasakan sejak 6
bulan yang lalu, kumat-kumatan. Nyeri dirasakan terutama setelah
makan makanan yang berlemak. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, tinggi badan 160 cm, berat
badan 80 kg. Nyeri spontan dan nyeri tekan pada hypochondrium
dextra. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, temperature 38,5
nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit , didapatkan Murphy sign (+) Nyeri
Tekan Epigatric (+) pemeriksaan Lab Hb 12,5 mg/dl Leukosit 15.000,
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien di atas?
a. Cholangitis
b. Cholesistitis
c. Cholelithiasis
d. Obstruksi jaundice
e. Cholangio carcinoma
Soal 173
Seorang perempuan berusia 48 tahun, datang ke RS dengan keluhan
sakit perut sebelah kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Badan terasa
demam. Mual dan muntah. Diriwayatkan, nyeri mulai dirasakan sejak 6
bulan yang lalu, kumat-kumatan. Nyeri dirasakan terutama setelah
makan makanan yang berlemak. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, tinggi badan 160 cm, berat
badan 80 kg. Nyeri spontan dan nyeri tekan pada hypochondrium
dextra. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, temperature 38,5
nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit , didapatkan Murphy sign (+) Nyeri
Tekan Epigatric (+) pemeriksaan Lab Hb 12,5 mg/dl Leukosit 15.000,
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien di atas?

Diagnosis : Cholesistitis
Kolik Bilier (2)

Nyeri area perut kanan atas yang diakibatkan


batu atau inflamasi baik di kantung empedu atau
saluran empedu

Diagnosis Banding:
• Kolelithiasis
• Koledokolithiasis
• Kolesistitis
• Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Murphy sign - - + +

Demam - - + +

Ikterik - + - +
Kolelitihiasis dan Koledokolithiasis

• Faktor risiko: 4F
• Female
• Fat
• Forty
• Fertile
• Diagnostik: USG →
hiperekoik di
kantung/saluran
empedu
Tatalaksana

• Kolelithiasis
• Ursodeoxycholic acid (UDCA) 6–12 mg/kg terbagi 3
dosis
• Rujuk untuk pertimbangan Kolesistektomi
• Koledokolithiasis
• Terapi konservatif
• ESWL
• Sfingterotomi endoskopi
Kolesistitis dan Kolangitis (3B)
Kolesistitis:
• Demam, kolik perut kanan atas, nyeri dapat
menyebar ke arah scapula, serangan muncul
setelah konsumsi akanan berlemak, flatulens
dan mual

Kolangitis:
• Trias charcot : nyeri abdomen, icterus dan
demam disertai menggigil. Bila memburuk
dapat terjadi Pentad Reynolds
Tatalaksana Kolesistitis
• Tirah baring
• Puasa
• Pasang IV line
• Pemberian antibiotic :
• Penisilin : ampisilin inj. 500mg/6 jam dan
amoksisilin 500mg/8 jam, atau
• Sefalosporin : seftriakson 1gr/12 jam atau
sefotaksim 1gr/8jam atau
• Metronidazole 3x500mg
• Pertimbangka kolesistektomi apabila tidak
membaik setelah 2x24 jam
Tatalaksana Kolangitis
• Tatalaksana awal :
• Resusitasi Cairan
• Antibiotik parenteral
• Tatalaksana lanjutan
• Terapi definitive dilakukan setelah masa akut reda
• Drainase
• Urgent drainage (<24 jam)
• Drainase dini (48 jam)
• Drainase ERCP, drainase naso-bilier, atau PTBD
(percutaneous transhepatic biliary-drainage)
Jawaban Lainnya
a. Cholangitis : Murphy sign (+), Kuning (+), Demam (+)

c. Cholelithiasis : Murphy sign (+), Kuning (-), Demam (-)

d. Obstruksi jaundice : Choledocolithiasis, Murphy sign (+), Kuning

e. Cholangio carcinoma :Tidak tepat, tidak ada jaundice,


hepatomegaly dan teraba massa saat palpasi , gejala Cancer tidak
ditemukan pada pasien
Soal 173
Seorang perempuan berusia 48 tahun, datang ke RS dengan keluhan
sakit perut sebelah kanan atas sejak 3 hari yang lalu. Badan terasa
demam. Mual dan muntah. Diriwayatkan, nyeri mulai dirasakan sejak 6
bulan yang lalu, kumat-kumatan. Nyeri dirasakan terutama setelah
makan makanan yang berlemak. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan umum baik, compos mentis, tinggi badan 160 cm, berat
badan 80 kg. Nyeri spontan dan nyeri tekan pada hypochondrium
dextra. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, temperature 38,5
nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit , didapatkan Murphy sign (+) Nyeri
Tekan Epigatric (+) pemeriksaan Lab Hb 12,5 mg/dl Leukosit 15.000,
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien di atas?
a. Cholangitis
b. Cholesistitis
c. Cholelithiasis
d. Obstruksi jaundice
e. Cholangio carcinoma
Soal 174
Nn Istiqomah, 20 Tahun pasca‐sectio 24 jam yang lalu. Pasien
mengeluh nyeri perut yang semakin memberat dan mual. Perut
terasa semakin membesar dan kembung. Pasien mengaku tidak
bisa buang angin dan BAB. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, temperature 37,5 nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit
ditemukan distensi abdomen (+), bising usus (‐), nyeri di seluruh
lapang abdomen. Dari rontgen abdomen ditemukan pelebaran
di area usus. Diagnosis yang paling mungkin ialah...
A. Meteorismus
B. Ileus obstruktif
C. Ileus paralitik
D. Apendisitis
E. Ulkus duodenum
Soal 174
Nn Istiqomah, 20 Tahun pasca‐sectio 24 jam yang lalu. Pasien
mengeluh nyeri perut yang semakin memberat dan mual. Perut
terasa semakin membesar dan kembung. Pasien mengaku tidak
bisa buang angin dan BAB. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, temperature 37,5 nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit
ditemukan distensi abdomen (+), bising usus (‐), nyeri di seluruh
lapang abdomen. Dari rontgen abdomen ditemukan pelebaran
di area usus. Diagnosis yang paling mungkin ialah...

Diagnosis : Ileus paralitik


Ileus Paralitik (2)

• Sindrom klinis akut akibat adanya gangguan


transportasi isi lumen usus karena berhentinya
aktifitas otot halus pada usus.
Diagnosis

• Keluhan: Nyeri perut, mual dan muntah asam


dan kehijauan, distensi, konstipasi
• Pemeriksaan fisik: Bising usus menurun/tidak
ada, meteorismus, demam, tanda-tanda syok,
distensi abdomen massif
• Radiologi: foto polos abdomen 3 posisi →
akumulasi gas pada lambung, usus halus dan
usus besar
Tatalaksana
Ileus Obstruktif (2)

• Ileus obstruktif adalah gangguan pada


pergerakan normal isi luminal usus, yang
disebabkan oleh proses intraluminal atau oleh
kompresi ekstrinsik.
Diagnosis

• Nyeri kolik, kram perut mual, muntah, distensi,


obstipasi.
• Ileus obtruktif usus halus → kolik dirasakan di
sekitar umbilikus, muntah kehijauan
• Ileus obtruktif usus besar → kolik dirasakan di
sekitar suprapubik, onset muntah lama
Diagnosis
• Keadaan umum : Tanda vital & Tanda dehidrasi
→ tachycardia, hypotensi, membran mukus
kering, turgor kulit, urin output
• Inspection : distensi, luka bekas operasi, massa,
darm contour dan darm steifung
• Palpation : tenderness, masses, rigidity
• Percussion : Tympanitic abdomen
• Auscultation : Metalic sound, silent abdomen
• Pemeriksaan rektal: massa, darah, obstruksi
feses, sfingter ani kolaps
Diagnosis
Diagnosis

Herring Bone Step Ladder


Tatalaksana

• Rehidrasi cairan salin isotonic (RL)


• Monitor Urin output
• Pemeriksaan elektrolit serial
• Antibiotik spektrum luas untuk profilaksis
• Puasa
• Pemasangan NGT
• Operatif
Apendisitis Akut (3B)

Radang yang timbul secara mendadak ada


apendiks, kasus akut abdomen aling sering
ditemui.

Etiologi
• Obstruksi lumen
• Erosi lumen akibat infeksi parasit E. hystolitica
dan benda asing
Diagnosis

• Inspeksi: pasien berjalan bungkuk, kembung


bila preforasi, peninjolan perut kana bawaha
• Palpasi: Mc Burney’s Sign, Rebound Tenderness
Sign / Blumberg Sign, Rovsign’s Sign, Obturator
Sign, Psoas Sign.
• Auskultasi: persitaltik (-) bila telah terjadi ileus
paralitik akibat perforasi. Bila belum perforasi
peristaltic normal.
Alvarado Score
• Score 1-4: Sign & Symptom Value
Appendicitis unlikely, Migration pain 1
• Score 5-6 : Anorexia-acetone 1
Appendicitis possible,
Nausea-vomiting 1
• Score 7-8 :
Appendicitis probable, Tenderness in right lower 2
quadrant
• Score 9-10:
Appendicitis very Rebound pain 1
probable Elevating Temp. > 37,3° C 1
Leukocytosis 2
Shift to the left (Neutrophilia) 1
Tatalaksana

• Apabila sudah tegak diagnosis maka


tatalaksana yang tepat adalah appendiktomi
• Pemberian antibiotic dan penundaan
apendiktomi dapat meningkatkan risiko
perforasi
Jawaban Lainnya
A. Meteorismus : merupakan kondisi terperangkapnya
udara (gas) dalam rongga abdomen atau usus, bukan
diagnosis
B. Ileus obstruktif : Bising usus harusnya meningkat
D. Apendisitis : Gejala tidak sesuai
E. Ulkus duodenum : Gejala tidak sesuai
Soal 174
Nn Istiqomah, 20 Tahun pasca‐sectio 24 jam yang lalu. Pasien
mengeluh nyeri perut yang semakin memberat dan mual. Perut
terasa semakin membesar dan kembung. Pasien mengaku tidak
bisa buang angin dan BAB. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80
mmHg, temperature 37,5 nadi C, N;100 x/, RR; 24x/ menit
ditemukan distensi abdomen (+), bising usus (‐), nyeri di seluruh
lapang abdomen. Dari rontgen abdomen ditemukan pelebaran
di area usus. Diagnosis yang paling mungkin ialah...
A. Meteorismus
B. Ileus obstruktif
C. Ileus paralitik
D. Apendisitis
E. Ulkus duodenum
Soal 175
Pasien laki-laki 35 tahun datang kepoli psikiatrik untuk
konsultasi karena mengeluhkan tidak mengalami kepuasan
bila berhubungan dengan istrinya. Tetapi pasien malah bisa
merasa kepuasan seksual bila melihat istrinya berhubungan
seksual dengan pria lain atau mengintip orang yang
sedang berhubungan badan. Termasuk gangguan seksual
manakah pasiean diatas?
A. Transvetisme
B. Fetihisme
C. Masokisme
D. Voyeurisme
E. Ekshibionisme
Soal 175
Pasien datang untuk konsultasi karena mengeluhkan tidak
mengalami kepuasan bila berhubungan dengan istrinya.
Tetapi pasien malah bisa merasa kepuasan seksual bila
melihat istrinya berhubungan seksual dengan pria lain atau
mengintip orang yang sedang berhubungan badan.
Termasuk gangguan seksual manakah pasiean diatas?

Diagnosis : Gangguan Seksual Voyeurisme


Gangguan Seksual
Gangguan Pedoman Diagnosis
Seksual
Parafilia Semua keadaanya adanya minat seksual yang sangat kuat
dan persisten melebihi minat seksual normal meliputi :
voyeuristik, exhibitionistik, frotteuristik dll
Trans-seksual Gejala menetap minimal 2 tahun ingin diterima sebagai
anggota dari kelompok dari lawan jenisnya.
Transvestisme Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai bagian
dari eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman
sebagai anggota lawan jenisnya
Frotteurisme Kepuasan seksual dengan bergesekan atau bersentuhan
dengan orang yang tidak sadar.
Ekshibisionis Kecenderungan yang berulang memamerkan alat kelamin kepada
orang asing atau ditempat umum.
Voyeurisme Kecenderungan yang berulang untuk melihat orang yang sedang
berhubungan seksual atau mengintip orang yang tidak berpakaian
Sadisme Kepuasan seksual didapatkan bila pasangan seksual menderita
dengan dipukuli, disakiti, diikat, disiksa.
Masokisme Kepuasan seksual didapatkan apabila disiksa, disakiti, atau
dipermalukan.
Gangguan Kekurangan atau tidak ada keinginan melakukan hubungan seksual
Keingingan Sesksual yang persisten atau berulang minimal selama 6 bulan.
Hipo aktif Tidak disebabkan oleh gangguan mental atau konsekuensi distress
hubungan yang berat.
Gangguan Ereksi Terjadi kesulitan mempertahankan ereksi selama aktifitas hingga
akhir proses seksual yang terjadi berulang minimal 6 bulan .

Delayed Ejaculation Terajadi kejarangan atau tidak terjadi ejakulasi sama sekali selama
minimal 6 bulan
Ejakulasi dini Kejadian ejakulasi menetap atau berulang terjadi kurang lebih 1
menit setelah penetrasi vagina dan sebelum menginginkan penetrasi
vagina
Dyspareunia Nyeri genital menetap atau berulang terjadi sebelum, selama atau
setelah koitus
Vaginismus Terjadi kesulitan penetrasi vagina akibat konstriksi 1/3 luar vagina
disebabkan mengetatknya atau spasme involunter otot dasar pelvis

Sumber :
1. PPDGJ III dan DSM V Cetakan Kedua. 2013
2. Kaplan & shaddock’s Synopsis Of Psychiatry Ed 11. 2015
Jawaban Lainnya
A. Transvetisme : Mengenakan pakaian dalam lawan jenis

B. Fetihisme : percaya pada ada kesaktian pada benda tertentu


seperti celana dalam , rambut dll

D. Masokisme : Kepuasan seksual didapatkan apabila disiksa, disakiti,


atau dipermalukan

E. Ekshibionisme : Kecenderungan yang berulang memamerkan alat


kelamin kepada orang asing atau ditempat umum
Soal 175
Pasien datang untuk konsultasi karena mengeluhkan tidak
mengalami kepuasan bila berhubungan dengan istrinya.
Tetapi pasien malah bisa merasa kepuasan seksual bila
melihat istrinya berhubungan seksual dengan pria lain atau
mengintip orang yang sedang berhubungan badan.
Termasuk gangguan seksual manakah pasiean diatas?
A. Transvetisme
B. Fetihisme
C. Masokisme
D. Voyeurisme
E. Ekshibionisme
Soal 176
Pasien datang diantar oleh suaminya dengan
keluhan nyeri saat berhubungan badan dengan
suaminya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan otot-
otot vagina mengencang. Tidak ada kesulitan
suami melakukan penetrasi .Apa diagnosis untuk
keluhan pasien tersebut?
A. Dispareunia
B. Gangguan ereksi
C. Ejakulasi dini
D. Aversional sex disorder
E. Vaginismus
Soal 176
Pasien datang diantar oleh suaminya dengan
keluhan nyeri saat berhubungan badan dengan
suaminya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan otot-
otot vagina mengencang. Tidak ada kesulitan
suami melakukan penetrasi Apa diagnosis untuk
keluhan pasien tersebut?

Diagnosis : Vaginismus
Gangguan Seksual
Gangguan Pedoman Diagnosis
Seksual
Parafilia Semua keadaanya adanya minat seksual yang sangat kuat
dan persisten melebihi minat seksual normal meliputi :
voyeuristik, exhibitionistik, frotteuristik dll
Trans-seksual Gejala menetap minimal 2 tahun ingin diterima sebagai
anggota dari kelompok dari lawan jenisnya.
Transvestisme Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai bagian
dari eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman
sebagai anggota lawan jenisnya
Frotteurisme Kepuasan seksual dengan bergesekan atau bersentuhan
dengan orang yang tidak sadar.
Ekshibisionis Kecenderungan yang berulang memamerkan alat kelamin kepada
orang asing atau ditempat umum.
Voyeurisme Kecenderungan yang berulang untuk melihat orang yang sedang
berhubungan seksual atau mengintip orang yang tidak berpakaian
Sadisme Kepuasan seksual didapatkan bila pasangan seksual menderita
dengan dipukuli, disakiti, diikat, disiksa.
Masokisme Kepuasan seksual didapatkan apabila disiksa, disakiti, atau
dipermalukan.
Gangguan Kekurangan atau tidak ada keinginan melakukan hubungan seksual
Keingingan Sesksual yang persisten atau berulang minimal selama 6 bulan.
Hipo aktif Tidak disebabkan oleh gangguan mental atau konsekuensi distress
hubungan yang berat.
Gangguan Ereksi Terjadi kesulitan mempertahankan ereksi selama aktifitas hingga
akhir proses seksual yang terjadi berulang minimal 6 bulan .

Delayed Ejaculation Terajadi kejarangan atau tidak terjadi ejakulasi sama sekali selama
minimal 6 bulan
Ejakulasi dini Kejadian ejakulasi menetap atau berulang terjadi kurang lebih 1
menit setelah penetrasi vagina dan sebelum menginginkan penetrasi
vagina
Dyspareunia Nyeri genital menetap atau berulang terjadi sebelum, selama atau
setelah koitus
Vaginismus Terjadi kesulitan penetrasi vagina akibat konstriksi 1/3 luar vagina
disebabkan mengetatknya atau spasme involunter otot dasar pelvis

Sumber :
1. PPDGJ III dan DSM V Cetakan Kedua. 2013
2. Kaplan & shaddock’s Synopsis Of Psychiatry Ed 11. 2015
Jawaban Lainnya
b. Gangguan ereksi : Terjadi kesulitan mempertahankan ereksi selama
aktifitas hingga akhir proses seksual yang terjadi berulang minimal 6
bulan

c. Ejakulasi dini : Kejadian ejakulasi menetap atau berulang terjadi


kurang lebih 1 menit setelah penetrasi vagina dan sebelum
menginginkan penetrasi vagina

d. Aversional sex disorder : Tidak tepat

e. Vaginismus : terjadi kesulitas pada saat penetrasi , dikasus tidak ada


Soal 176
Pasien datang diantar oleh suaminya dengan
keluhan nyeri saat berhubungan badan dengan
suaminya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan otot-
otot vagina mengencang. Tidak ada kesulitan
suami melakukan penetrasi Apa diagnosis untuk
keluhan pasien tersebut?
A. Dispareunia
B. Gangguan ereksi
C. Ejakulasi dini
D. Aversional sex disorder
E. Vaginismus
Soal 177
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang bersama suaminya
ke dokter praktik umum dengan keluhan perasaan cemas saat
sendirian di luar rumah. Sejak 4 bulan yang lalu pasien tidak
dapat keluar rumah tanpa ditemani. Saat keluar rumah dan
pasien merasa sendiri, pasien merasakan rasa cemas dan
khawatir bahwa dia akan pingsan dan mempermalukan dirinya
sendiri serta tidak ada yang menolong. Kejadian itu sendiri belum
pernah terjadi sebelumnya. Apakah diagnosis yang paling tepat
pada pasien ini ?
A. Fobia social
B. Agoraphobia
C. Gangguan cemas menyeluruh
D. Episode depresi mayor
E. Malingering
Soal 177
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang bersama suaminya
ke dokter praktik umum dengan keluhan perasaan cemas saat
sendirian di luar rumah. Sejak 4 bulan yang lalu pasien tidak
dapat keluar rumah tanpa ditemani. Saat keluar rumah dan
pasien merasa sendiri, pasien merasakan rasa cemas dan
khawatir bahwa dia akan pingsan dan mempermalukan dirinya
sendiri serta tidak ada yang menolong. Kejadian itu sendiri
belum pernah terjadi sebelumnya. Apakah diagnosis yang paling
tepat pada pasien ini?

Diagnosis : Agoraphobia
Gangguan Neurotik, Cemas Dan
Somatoform
Gangguan Mood
1. Depresi
Ditandai Dengan Adanya Serotonin ↓ Gejala Minor
a.Konsentrasi Berkurang
Gejala Mayor b.Harga Diri Dan Kepercayaan Diri
a.Afek Depresif Berkurang
b.Kehilangan Minat Dan Kegembiraan c. Gagasan Tentang Rasa Bersalah Dan
Tidak Berguna
c. Berkurangnya Energi Yang Menuju
Meningkatnya Keadaan Mudah Lelah d.Pesimistis
e. Gagasan Atau Perbuatan
Membahayakan Diri Atau Bunuh Diri
Onset ≥ 2 Minggu. f. Tidur Terganggu
g.Nafsu Makan Berkurang
2. Gangguan Afektif Bipolar
a. Gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode
manik/ hipomanik atau campuran ditambah riwayat episode
depresi mayor.
b. Pedoman Diagnostik
- Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (≥2 episode).
- Terdapat penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4 – 5 bulan, episode
depresi rata-rata sekitar 6 bulan. Sering terjadi setelah ada
peristiwa pemicu
Jawaban Lainnya
A. Fobia social : Anxietas hams mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu
(outside the family circle), contohnya : takut menjadi pembicara didepan kelas, takut
menjadi pusat perhatian

C. Gangguan cemas menyeluruh : Anxietas sebagai gejala primer hampir setiap hari
untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya "free floating"
atau"mengambang")

D. Episode depresi mayor : Semua gejala utama + 4 gejala lainnya, Episode terjadi
sekurang-kurangnya 2 minggu, Sangat mengganggu kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas

E. Malingering : penyimpangan perilaku yang menyebabkan pelakunya mengaku sakit


meski ia sebenarnya dalam keadaan sehat
Soal 177
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang bersama suaminya
ke dokter praktik umum dengan keluhan perasaan cemas saat
sendirian di luar rumah. Sejak 4 bulan yang lalu pasien tidak
dapat keluar rumah tanpa ditemani. Saat keluar rumah dan
pasien merasa sendiri, pasien merasakan rasa cemas dan
khawatir bahwa dia akan pingsan dan mempermalukan dirinya
sendiri serta tidak ada yang menolong. Kejadian itu sendiri
belum pernah terjadi sebelumnya. Apakah diagnosis yang paling
tepat pada pasien ini?
A. Fobia social
B. Agoraphobia
C. Gangguan cemas menyeluruh
D. Episode depresi mayor
E. Malingering
Soal 178
Bapak usia 33 tahun pindah ke kantor baru
dengan jabatan baru dan lingkungan baru. Pasien
selama di kantor mengalami gelisah, takut,
berdebar-debar dan di kantor baru pasien belum
punya teman dekat, diagnosisnya?
A. gangguan cemas menyeluruh
B. fobia social
C. serangan panic
D. gangguan penyesuaian
E. gangguan kepribadian avoidant
Soal 178
Bapak usia 33 tahun pindah ke kantor baru
dengan jabatan baru dan lingkungan baru. Pasien
selama di kantor mengalami gelisah, takut,
berdebar-debar dan di kantor baru pasien belum
punya teman dekat, diagnosisnya?

Diagnosis : Gangguan Penyesuaian


Gangguan Neurotik, Cemas Dan
Somatoform
Jawaban Lainnya
A. gangguan cemas menyeluruh : Anxietas sebagai gejala primer hampir setiap hari
untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya "free floating"
atau"mengambang")

B. fobia social : Anxietas hams mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu
(outside the family circle), contohnya : takut menjadi pembicara didepan kelas, takut
menjadi pusat perhatian

C. serangan panic : Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali
serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety)

E. gangguan kepribadian avoidant : gangguan kepribadian di mana penderitanya


menghindari interaksi sosial karena merasa dirinya lebih rendah dari orang lain
Soal 178
Bapak usia 33 tahun pindah ke kantor baru
dengan jabatan baru dan lingkungan baru. Pasien
selama di kantor mengalami gelisah, takut,
berdebar-debar dan di kantor baru pasien belum
punya teman dekat, diagnosisnya?
A. gangguan cemas menyeluruh
B. fobia social
C. serangan panic
D. gangguan penyesuaian
E. gangguan kepribadian avoidant
Soal 179
Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun datang
dengan ibunya. Ia mengeluh pusing, mengalami
penurunan berat badan dari 56 menjadi 41 kg selama 6
bulan. Pasien terus saja merasa gemuk dan harus
menurunkan berat badan. Pasien menyangkal makan
banyak dan memuntahkannya. Diagnosis yang mungkin?
A. Penyalahgunaan psikotik
B. Obsesif kompulsif
C. Depresi
D. Bulimia nervosa
E. Anoreksia nervosa
Soal 179
Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun datang
dengan ibunya. Ia mengeluh pusing, mengalami
penurunan berat badan dari 56 menjadi 41 kg selama 6
bulan. Pasien terus saja merasa gemuk dan harus
menurunkan berat badan. Pasien menyangkal makan
banyak dan memuntahkannya. Diagnosis yang mungkin?

Diagnosis : Anoreksia nervosa


Gangguan Makan
Jawaban Lainnya
A. Penyalahgunaan psikotik : Tidak ada penggunaan obat
antipsikotik pada kasus ini

B. Obsesif kompulsif : Gejala-gejala obsesif atau tindakan


kompulsif harus ada hampir setiap hari selama ≥ 2 minggu
berturut-turut

C. Depresi : Tidak masuk ke kriteria depresi

D. Bulimia nervosa : Merangsang muntah, konsumsi pencahar,


puasa, konsumsi obat obatan penurun berat badan atau
nafsu makan
Soal 179
Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun datang
dengan ibunya. Ia mengeluh pusing, mengalami
penurunan berat badan dari 56 menjadi 41 kg selama 6
bulan. Pasien terus saja merasa gemuk dan harus
menurunkan berat badan. Pasien menyangkal makan
banyak dan memuntahkannya. Diagnosis yang mungkin?
A. Penyalahgunaan psikotik
B. Obsesif kompulsif
C. Depresi
D. Bulimia nervosa
E. Anoreksia nervosa
Soal 180
Seorang anak laki laki usia 7 tahun dibawa ke RS oleh
ibunya karena memiliki kebiasaan makan sabun pada saat
mandi dimulai sejak 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik
tidak ada kelainan. IQ dan riwayat perkembangan tidak
ada keterlambatan. Diagnosis yang paling mungkin?
A. Gangguan Pica
B. Anorexia Nervosa
C. Bulimia
D. Gangguan Afasia
E. Gangguan Autis
Soal 180
Seorang anak laki laki usia 7 tahun dibawa ke RS oleh
ibunya karena memiliki kebiasaan makan sabun pada saat
mandi dimulai sejak 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik
tidak ada kelainan. IQ dan riwayat perkembangan tidak
ada keterlambatan. Diagnosis yang paling mungkin?

Diagnosis : Gangguan Pica


Gangguan Makan
Gangguan Perkembangan Dan
Tingkah Laku Anak
Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD)
a. Onset < 12 tahun
b. Ditemukan adanya 3 gejala (minimal 6
bulan) :
- Inatensi, cth. tidak perhatian, sering
kehilagan benda
- Hiperaktivitas, cth. berlari-lari di kelas
saat sekolah, sangat aktif, bicara
berlebihan
- Impulsivitas, cth. memotong pembicaraan
Jawaban Lainnya
B. Anorexia Nervosa : Ketakutan gemuk terus menerus meskipun
penderita sudah kurus

C. Bulimia : Merangsang muntah, konsumsi pencahar, puasa, konsumsi


obat obatan penurun berat badan atau nafsu makan

D. Gangguan Afasia : Gangguan motoric pembicaraan (Afasia motoric)


atau pendengaran (Afasia sensorik)

E. Gangguan Autis : Gangguan perkembangan pervasive ditandai


kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum
usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi interaksi social,
komunikasi, dan perilaku
Soal 180
Seorang anak laki laki usia 7 tahun dibawa ke RS oleh
ibunya karena memiliki kebiasaan makan sabun pada saat
mandi dimulai sejak 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik
tidak ada kelainan. IQ dan riwayat perkembangan tidak
ada keterlambatan. Diagnosis yang paling mungkin?
A. Gangguan Pica
B. Anorexia Nervosa
C. Bulimia
D. Gangguan Afasia
E. Gangguan Autis
Soal 181
Seorang anak usia 8 tahun diantar ibunya datang dengan
keluhan mata berkedip-kedip sendiri disertai kepala dan
bahu yang ikut terhentak saat pasien berkedip. Keluhan
sudah dialami selama 6 tahun. Awalnya hanya berupa
mata yang sering berkedip-kedip kemudian 2 tahun ini
diikuti bahu dan kepala yang ikut mengedik. Kemungkinan
diagnosis pada pasien adalah…
A. Chronic motor disorder
B. Rett syndrome
C. Tourette syndrome
D. Transient tic disorder
E. Provision tic disorder
Soal 181
Seorang anak usia 8 tahun diantar ibunya datang dengan
keluhan mata berkedip-kedip sendiri disertai kepala dan
bahu yang ikut terhentak saat pasien berkedip. Keluhan
sudah dialami selama 6 tahun. Awalnya hanya berupa
mata yang sering berkedip-kedip kemudian 2 tahun ini
diikuti bahu dan kepala yang ikut mengedik. Kemungkinan
diagnosis pada pasien adalah…

Diagnosis : Chronic motor disorder


Tic Disorder
Tic Disorder
Tic Disorder
Tatalaksana
Jawaban Lainnya
B. Rett syndrome : Gejala khas yang paling menonjol
adalah hilangnya kemampuan gerakan tangan yang
bertujuan dan membasahi tangan secara stereotipik
dengan ludah (saliva) serta kehilangan dalam ikatan
sosial
C. Tourette syndrome : 2 gejala tic, seperti kedipan mata
dan kedutan kepala
D. Transient tic disorder : 1 motor tic / 1 vkal tic kurang
dari 1 tahun
E. Provision tic disorder : nama lain Transient tic
Soal 181
Seorang anak usia 8 tahun diantar ibunya datang dengan
keluhan mata berkedip-kedip sendiri disertai kepala dan
bahu yang ikut terhentak saat pasien berkedip. Keluhan
sudah dialami selama 6 tahun. Awalnya hanya berupa
mata yang sering berkedip-kedip kemudian 2 tahun ini
diikuti bahu dan kepala yang ikut mengedik. Kemungkinan
diagnosis pada pasien adalah…
A. Chronic motor disorder
B. Rett syndrome
C. Tourette syndrome
D. Transient tic disorder
E. Provision tic disorder
Soal 182
Tn. A, 29 tahun, mengeluhkan sulit tidur selama 2
bulan terakhir. Tidur paling lama 2 jam, setelah itu
terbangun dan tidak dapat tidur lagi. Akibatnya
pada pagi hari pasien merasa lesu dan mudah
marah dan menggagu aktivitas pekerjaan.
Apakah farmakoterapi yang tepat?
a. Alprazolam
b. Fluoxetin
c. Nitrazepam
d. Haloperidol
e. Carbamazepin
Soal 182
Tn. A, 29 tahun, mengeluhkan sulit tidur selama 2
bulan terakhir. Tidur paling lama 2 jam, setelah itu
terbangun dan tidak dapat tidur lagi. Akibatnya
pada pagi hari pasien merasa lesu dan mudah
marah dan menggagu aktivitas pekerjaan.
Apakah farmakoterapi yang tepat?

Diagnosis : Insomnia
Gangguan Tidur
Anti Insomnia
Jawaban Lainnya
a. Alprazolam : Benzodiazepine, bukan first line

b. Fluoxetin : Antidepressan

d. Haloperidol : Antipsikotik

e. Carbamazepin : Anticonvulsant/antimanic agent


Soal 182
Tn. A, 29 tahun, mengeluhkan sulit tidur selama 2
bulan terakhir. Tidur paling lama 2 jam, setelah itu
terbangun dan tidak dapat tidur lagi. Akibatnya
pada pagi hari pasien merasa lesu dan mudah
marah dan menggagu aktivitas pekerjaan.
Apakah farmakoterapi yang tepat?
a. Alprazolam
b. Fluoxetin
c. Nitrazepam
d. Haloperidol
e. Carbamazepin
Soal 183
Ny. D, 22 tahun, dibawa ibunya ke RS karena dalam 1
minggu ini sering mendadak terbangun dari tidur dan
berteriak- teriak. Saat terbangun pasien tampak cemas dan
gemetar, saat ditanyai tidak menjawab hingga sekitar 5 –
10 menit. Pasien tidak dapat mengingat mimpinya.
Diagnosis pasien di atas adalah ?
a. Night terror
b. Somnabulisme
c. Insomnia
d. Hipersomnia
e. Nightmare
Soal 183
Ny. D, 22 tahun, dibawa ibunya ke RS karena dalam 1
minggu ini sering mendadak terbangun dari tidur dan
berteriak- teriak. Saat terbangun pasien tampak cemas dan
gemetar, saat ditanyai tidak menjawab hingga sekitar 5 –
10 menit. Pasien tidak dapat mengingat mimpinya.
Diagnosis pasien di atas adalah ?

Diagnosis : Night terror


Gangguan Tidur
Jawaban Lainnya
b. Somnabulisme : tidur sambil berjalan

c. Insomnia : kesulitan masuk tidur atau mempertahankan


tidur, atau kualitas tidur yang buruk

d. Hipersomnia : rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan


atau adanya serangan tidur / "sleep attacks" (tidak disebabkan
oleh jumlah tidur yang kurang)

e. Nightmare : terbangun karena mimpi yang menakutkan


yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas
Soal 183
Ny. D, 22 tahun, dibawa ibunya ke RS karena dalam 1
minggu ini sering mendadak terbangun dari tidur dan
berteriak- teriak. Saat terbangun pasien tampak cemas dan
gemetar, saat ditanyai tidak menjawab hingga sekitar 5 –
10 menit. Pasien tidak dapat mengingat mimpinya.
Diagnosis pasien di atas adalah ?
a. Night terror
b. Somnabulisme
c. Insomnia
d. Hipersomnia
e. Nightmare
Soal 184
Wanita, 45 tahun datang dengan riwayat
gangguan jiwa yang kronik, ketika sedang
dilakukan wawancara oleh dokter di klinik, tiba-
tiba tampak seperti lupa dengan apa yang ingin
dikatakannya, ditengah-tengah kalimat. Apa yang
terjadi pada pasien tersebut?
A. Sirkumstansialitas
B. Tangensialitas
C. Blocking
D. Inkoherensi
E. Perseverasi
Soal 184
Wanita, 45 tahun datang dengan riwayat
gangguan jiwa yang kronik, ketika sedang
dilakukan wawancara oleh dokter di klinik, tiba-
tiba tampak seperti lupa dengan apa yang ingin
dikatakannya, ditengah-tengah kalimat. Apa yang
terjadi pada pasien tersebut?

Diagnosis : Gangguan Arus pikiran


(Blocking)
Gangguan Progresi/ Arus pikiran

Sumber: Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi2)


Jawaban Lainnya
A. Sirkumstansialitas : pikiran berputar tetapi masih bisa
mengutarakan pokok pikiran

B. Tangensialitas : pikiran berputar tetapi tidak bisa


mengutarakan pokok pikiran

D. Inkoherensi : 1 kalimat terdiri dari beberapa pokok


pikiran

E. Perseverasi : Kalimat yang diulang-ulangi


Soal 184
Wanita, 45 tahun datang dengan riwayat
gangguan jiwa yang kronik, ketika sedang
dilakukan wawancara oleh dokter di klinik, tiba-
tiba tampak seperti lupa dengan apa yang ingin
dikatakannya, ditengah-tengah kalimat. Apa yang
terjadi pada pasien tersebut?
A. Sirkumstansialitas
B. Tangensialitas
C. Blocking
D. Inkoherensi
E. Perseverasi
Soal 185
Laki-laki berusia 75 tahun datang diantar keluarganya
dengan keluhan sering lupa makan, sering minta makan
pada anaknya, padahal pasien sudah makan. Keluarganya
mengatakankeluhan secara bertahap. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan TD 130/70mmHg, HR 88x/menit, T 36,5C,
RR 20x/menit. Pasien tidak memiliki riwayat stroke dan
penyakit diabetes melitus. Apa diagnosis pasien tersebut
adalah ?
A. Dementia vascular
B. Dementia Alzheimer
C. Dementia peny. Pick
D. Dementia Peny. Huntington
E. Dementia Peny. Parkinson
Soal 185
Laki-laki berusia 75 tahun datang diantar keluarganya
dengan keluhan sering lupa makan, sering minta makan
pada anaknya, padahal pasien sudah makan. Keluarganya
mengatakan keluhan secara bertahap. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan TD 130/70mmHg, HR 88x/menit, T 36,5C,
RR 20x/menit. Pasien tidak memiliki riwayat stroke dan
penyakit diabetes melitus. Apa diagnosis pasien tersebut
adalah ?

Diagnosis : Dementia Alzheimer


Demensia

a. Ditandai dengan adanya penurunan kemampuan


daya ingat dan daya pikir yang mengganggu
kegiatan harian seseorang, seperti : mandi,
berpakaian, makan, dll.
b. Tidak ada gangguan kesadaran (clear
consciousness).
c. Demensia merupakan suatu sindrom akibat
penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif.
d. Onset Gejala dan disabilitas ≥ 6 bulan.
Jawaban Lainnya
A. Dementia vascular : Tidak ada riwayat gangguan neurovascular

C. Dementia peny. Pick : tidak ada data gangguan di lobus


frontotemporal

D. Dementia Peny. Huntington : Tidak ada gerakan choreiform dan


riwayat keluaraga memiliki penyakit Huntington disease

E. Dementia Peny. Parkinson : Demensia dengan perubahan postur


dan cara berjalan,terkait dengan penyakit Parkinson
Soal 185
Laki-laki berusia 75 tahun datang diantar keluarganya
dengan keluhan sering lupa makan, sering minta makan
pada anaknya, padahal pasien sudah makan. Keluarganya
mengatakankeluhan secara bertahap. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan TD 130/70mmHg, HR 88x/menit, T 36,5C,
RR 20x/menit. Pasien tidak memiliki riwayat stroke dan
penyakit diabetes melitus. Apa diagnosis pasien tersebut
adalah ?
A. Dementia vascular
B. Dementia Alzheimer
C. Dementia peny. Pick
D. Dementia Peny. Huntington
E. Dementia Peny. Parkinson
Soal 186
Laki-laki 45 tahun, datang di bawa kedokter oleh keluarganya karena
sering mengeluh nyeri pada dahi kiri sejak 4 bulan terakhir ini. Nyeri ini
dirasakan pasien jika terdapat suatu gelombang yang masuk melalui
dahi kirinya. Pasien meyakini jika ia adalah seorang yang ditunjuk
tuhan untuk melindungi dunia ini dari kehancuran. Pasien juga
mengatakan sering melihat dengan manusia bersayap yang terbang
dari langit untuk memberikan pesan dari tuhan. Pasien tampak tenang,
dan tidak mengamuk. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak
ditemukan kelainan. Apakah terapi medika mentosa yang paling tepat
untuk diberikan kepada pasien ?
A. Haloperidol 1 x 5 mg IM
B. Risperidone 2 x 2 mg PO
C. Haloperidol 3 x 10 mg PO
D. Risperidone 2 x 8 mg PO
E. Olanzapine 3 x 15 mg PO
Soal 186
Laki-laki 45 tahun, datang di bawa kedokter oleh keluarganya karena
sering meng eluh nyeri pada dahi kiri sejak 4 bulan terakhir ini. Nyeri
ini dirasakan pasien jika terdapat suatu gelombang yang masuk melalui
dahi kirinya. Pasien meyakini jika ia adalah seorang yang ditunjuk
tuhan untuk melindungi dunia ini dari kehancuran. Pasien juga
mengatakan sering melihat dengan manusia bersayap yang terbang
dari langit untuk memberikan pesan dari tuhan. Pasien tampak tenang,
dan tidak mengamuk. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak
ditemukan kelainan. Apakah terapi medika mentosa yang paling tepat
untuk diberikan kepada pasien?

Diagnosis : Skizofrenia
Skizofrenia (3A)
 Ditandai dengan adanya Dopamin ↑
 Ditandai dengan adanya :
1.Gangguan persepsi : Halusinasi, dominan auditorik
2.Gangguan isi pikiran
−Waham : delusion of control, delusion of influence, delusion of
passivity, delusional perception atau waham jenis lainnya
−Thought eco
−Thought insertion atau withdrawal
−Thought broadcasting
3.Perilaku katatonik atau gaduh gelisah
4.Gejala “Negatif” : apatis, jarang bicara, emosi tumpul, menarik diri
 Diagnosis tegagk jika gejala menetap 1 Bulan atau lebih
Terapi Skizofrenia

1. Fase akut :
− Olanzapin Injeksi IM 10mg, dapat diulang tiap 2
jam , maks 30mg/hari atau
− Haloperidol injeksi IM 5mg, dapat diulang tiap 30
menit, maks 20mg/hari
2. Fase stabilisasi : Pertimbangkan kondisi
pasien dan lihat tabel antipsikotika
Anti-psikotik
Subtipe Skizofrenia
Paranoid Hebefrenik Katatonik
- Suara halusinasi yang - Pertama kali tegak pada usia - Stupor
mengancam atau memberi remaja atau dewasa - Posisi tubuh tertentu
perintah atau halusinasi (biasanya 15-25 tahun) - Negativism atau perlawanan
auditorik - Kepribadian khas : pemalu, terhadap perintah
- Halusinasi pembauan senang menyendiri, hampa - Posisi tubuh kaku
pengecapan atau tujuan dan perasaan - Mempertahankan anggota
perasaan tubuh - Afek dangkal sering disertai gerak dan tubuh
- Waham kejar dominan cekikikan, senyum atau - Pengulangan kata-kata dan
tertawa sendiri, ungakapan kalimat
kata diulang-ulang
- Halusinasi dan waham ada
namun tidak menonjol
Residual Simpleks
- Gejala negative dari skizofrenia - Dominan gejala negative
- Sedikitnya ada satu episode pskiotik - Sulit didiagnosis tergantung pada :
yang jelas di masa lampau gejala negatif yg khas dari
- Sedikitnya sudah lebih dari 1 tahun. skizofrenia residual tanpa didahului
waham, halusinasi atau lainnya.
- Tidak jelas gejala psikotiknya
Sindroma Ekstrapiramidal
• Reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka
pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik,
terlebih lagi Golongan 1 (Haloperidol).
• Manifestasi Klinis
Pseudoparkin-
Distonia Akatisia Tardive dyskinesia
sonism
Gejala-gejala Gerakan/postur ab- Perasaan subjektif Gerakan oral-
parkinson normal, termasuk kegelisahan facial meliputi
krisis okulorigik, (restlessness), mengecap-ngecap
prostrusi umumnya kaki bibir (lip
lidah, trismus, yang tidak bisa smacking),
tortikolis, dan postur tenang menghisap
distonik pada (sucking), dan
anggota gerak dan mengerutkan bibir
batang tubuh (puckering) atau
seperti facial
grimacing.
Terapi Sindroma Ekstrapiramidal
Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gejala khas dari SNM adalah kekakuan otot dan suhu tinggi
(lebih dari 38°C) pada pasien dengan penggunaan obat
antipsikotik disertai dengan perubahan status mental dan
kestidakstabilan otonom.
• Tatalaksana :
1. Hentikan semua antipsikotika
2. Observasi tanda vital
3. Terapi simptomatik
4. Pada kondisi kritis :
- Dantrolen 0,8 – 2.5 mg/kgbb/hari
- Bromokriptin 20-30 mg/ hari dibagi 4 dosis
Jawaban Lainnya
A. Haloperidol 1 x 5 mg IM : Tidak perlu IM, karena kondisi pasien
sedang tenang

C. Haloperidol 3 x 10 mg PO : Salah dosis, dosis maksimal 20


mg/hari

D. Risperidone 2 x 8 mg PO : Dimulai dari dosis terendah

E. Olanzapine 3 x 15 mg PO PO : Salah dosis, dosis maksimal 20


mg/hari
Soal 186
Laki-laki 45 tahun, datang di bawa kedokter oleh keluarganya karena
sering mengeluh nyeri pada dahi kiri sejak 4 bulan terakhir ini. Nyeri ini
dirasakan pasien jika terdapat suatu gelombang yang masuk melalui
dahi kirinya. Pasien meyakini jika ia adalah seorang yang ditunjuk
tuhan untuk melindungi dunia ini dari kehancuran. Pasien juga
mengatakan sering melihat dengan manusia bersayap yang terbang
dari langit untuk memberikan pesan dari tuhan. Pasien tampak tenang,
dan tidak mengamuk. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak
ditemukan kelainan. Apakah terapi medika mentosa yang paling tepat
untuk diberikan kepada pasien?
A. Haloperidol 1 x 5 mg IM
B. Risperidone 2 x 2 mg PO
C. Haloperidol 3 x 10 mg PO
D. Risperidone 2 x 8 mg PO
E. Olanzapine 3 x 15 mg PO
Soal 187
Laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik suatu RS dengan keluhan
mudah lupa. Setiap selesai mengerjakan sesuatu ia selalu lupa apakah
ia sudah melakukannya atau belum, sehingga ia mengulang dan
mengulang lagi apa yang dilakukannya tadi untuk meyakinkan
perbuatan berulang yang dilakukannya seperti mengunci pintu rumah
saat hendak pergi menuju kantor. Ia mengeluh lelah mengulang-ulang
perbuatannya tersebut tetapi jika tidak diulang-ulang maka ia akan
merasa tidak tenang dan cemas. Diagnosis dari kasus di atas adalah?
A. Demensia
B. Gangguan Amnestik
C. Gangguan Cemas Menyeluruh
D. Delirium
E. Gangguan Obsesif-Kompulsif
Soal 187
Laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik suatu RS dengan keluhan
mudah lupa. Setiap selesai mengerjakan sesuatu ia selalu lupa apakah
ia sudah melakukannya atau belum, sehingga ia mengulang dan
mengulang lagi apa yang dilakukannya tadi untuk meyakinkan
perbuatan berulang yang dilakukannya seperti mengunci pintu rumah
saat hendak pergi menuju kantor. Ia mengeluh lelah mengulang-ulang
perbuatannya tersebut tetapi jika tidak diulang-ulang maka ia akan
merasa tidak tenang dan cemas. Diagnosis dari kasus di atas adalah?

Diagnosis : Gangguan Obsesif-Kompulsif


Gangguan Neurotik, Cemas Dan
Somatoform
Delirium (3A)
• Ditandai dengan adanya • Terdapat 4 subkategori
gangguan kesadaran, dari penyebabnya :
kebingungan jangka ‒ Kondisi medis umum,
pendek dan gangguan seperti infeksi
kognisi.
‒ Terinduksi obat, seperti
kokain dan opioid
• Onsetnya cepat, fluktuasi ‒ Etiologi multipel,
sepanjang hari, bisa seperti trauma kepala
membaik atau berlanjut dan penyakit ginjal
tetapi < 6 bln
‒ Delirium yang tidak
tergolongkan di tempat
lain, seperti kurang
tidur
Demensia (3A)

• Ditandai dengan adanya penurunan


kemampuan daya ingat dan daya pikir yang
mengganggu kegiatan harian seseorang,
seperti : mandi, berpakaian, makan, dll.
• Tidak ada gangguan kesadaran (clear
consciousness).
• Demensia merupakan suatu sindrom akibat
penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif.
• Onset Gejala dan disabilitas ≥ 6 bulan.
Jenis demensia Pedoman diagnosis

Demensia  Biasanya pada > 60 tahun disertai dengan adanya


pada panyakit disorientasi intelektual progresif, waham atau depresi
Alzheimer  Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan
khusus disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain
yang dapat menimbulkan demensia
Demensia  Disebabkan oleh trombosis atau perdarahan pembuluh
Vaskular darah
 Suatu onset yang mendadak atau deteriorisasi yang
bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal
Demensia  Ditandai oleh atrofi dalam jumlah yang lebih besar di regio
pada Penyakit fronto-temporal
Pick  Disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang
kasar, disihibisi, dan apatis atau gelisah.
Demensia  Ditandai oleh lebih banyak abnormalitas motorik
pada Penyakit  Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform
Huntington (Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga dengan
penyakit Huntington.
Demensia  Demensia yang berkembang pada seseorang dengan
pada Penyakit penyakit Parkinson yang sudah sangat parah.
Parkinson

Demensia  Ditandai dengan adanya inklusi Lewy Bodies ditemukan di


pada Penyakit korteks serebri
Lewy Bodies
Karakteristik Delirium Dementia
Onset Cepat Insidious (months to year)
Durasi Hours to weeks Months to years
Attention fluktuatif Dipertahankan
Memori Recent dan immediate memory Remote memory terganggu
terganggu
Kemampuan Inkoheren Kesulitan mencari kata
bicara
Pikiran Disorganisasi/berantaka Miskin/pendek
Kesadaran Menurun Tidak berubah
Kewaspadaan Terlalu waspada/kurang waspada Biasanya normal

Therapy Haloperidol injeksi adalah 2-5 mg - Haloperidol 0,5-1 mg/hari atau


IM/IV dan dapat Risperidon 0,5-1 mg/hari
diulang setiap 30 menit (maksimal (antipsikotik)
20 mg/hari). (antipsikotik) - Sertralin 25 mg/hari
(antideprasan)
Jawaban Lainnya
A. Demensia (suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya
bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal
yang multipel (multiple higher cortical junction), termasuk didalamnya :
daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, daya nilai (judgement).
B. Gangguan Amnestik ( Kemunduran dalam mentransferkan dari ingatan
jangka pendek ke ingatan jangka panjang tanpa adanya gejala demensia
lainnya )
C. Gangguan Cemas Menyeluruh (Anxietas sebagai gejala primer hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja
(sifatnya "free floating" atau"mengambang")
D. Delirium (Onset penyakit biasanya cepat, perjalan hilang timbul, seringkali
cepat sembuh namun dapat juga berlarut. Penyebab utama adanya riwayat
penyakit otak / sistemik ataupun penggunaan zat)
Soal 187
Laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik suatu RS dengan keluhan
mudah lupa. Setiap selesai mengerjakan sesuatu ia selalu lupa apakah
ia sudah melakukannya atau belum, sehingga ia mengulang dan
mengulang lagi apa yang dilakukannya tadi untuk meyakinkan
perbuatan berulang yang dilakukannya seperti mengunci pintu rumah
saat hendak pergi menuju kantor. Ia mengeluh lelah mengulang-ulang
perbuatannya tersebut tetapi jika tidak diulang-ulang maka ia akan
merasa tidak tenang dan cemas. Diagnosis dari kasus di atas adalah?
A. Demensia
B. Gangguan Amnestik
C. Gangguan Cemas Menyeluruh
D. Delirium
E. Gangguan Obsesif-Kompulsif
Soal 188
Petugas puskesmas melakukan pemberian vaksin MR ke
sekolah-sekolah dalam Kabupaten Karimun. Kegiatan
tersebut termasuk kedalam kegiatan ?
A. Health promotion
B. Specific protection
C. Early detection and prompt Treatment
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
Soal 188
Petugas puskesmas melakukan pemberian
vaksin MR ke sekolah-sekolah dalam
Kabupaten Karimun. Kegiatan tersebut
termasuk kedalam kegiatan ?
Level Of Prevention
Jawaban Lainnya

A. Health promotion : Edukasi/ penyuluhan tentang vaksin

C. Early detection and prompt Treatment : Pengecekan Lab


untuk menegakkan diagnosis

D. Disability limitation : memberikan penatalaksanan


untuk mencegah komplikasi

E. Rehabilitation : Untuk mengembalikan fungsi tubuh


Soal 188
Petugas puskesmas melakukan pemberian
vaksin MR ke sekolah-sekolah dalam
Kabupaten Karimun. Kegiatan tersebut
termasuk kedalam kegiatan ?
A. Health promotion
B. Specific protection
C. Early detection and prompt Treatment
D. Disability limitation
E. Rehabilitation
Soal 189
Penyakit avian influenza bermula di sebuah provinsi di cina. Pada
bulanseptember 2004 angka kejadian meningkat lebih dari
2xlipat dalam periode 1bulan dan menginfeksi penduduk di 3
provinsi yang berbeda di cina. Dalam 3bulan, penyakit avian
influenza telah menyebar di negara sekitar seperti
vietnam,thailand, taiwan, hongkong, indonesia dan
komboja. Jumlah kasus mencapai 1750kasus dalam 3 bulan
tersebut. Apakah kejadian epidemiologi yang sesuai
dengankeadaan tersebut?
A. Pandemi
B. Endemi
C. Epidemi
D. Outbreak
E. Kejadian luar biasa
Soal 189
Penyakit avian influenza bermula di sebuah provinsi di cina. Pada
bulan september 2004 angka kejadian meningkat lebih dari
2xlipat dalam periode 1bulan dan menginfeksi penduduk di 3
provinsi yang berbeda di cina. Dalam 3bulan, penyakit avian
influenza telah menyebar di negara sekitar seperti
vietnam,thailand, taiwan, hongkong, indonesia dan
komboja. Jumlah kasus mencapai 1750kasus dalam 3 bulan
tersebut. Apakah kejadian epidemiologi yang sesuai
dengankeadaan tersebut ?
Wabah
Jawaban Lainnya
B. Endemi (Suatu penyakit yang persisten ditemukan di daerah
tertentu. Contoh: malaria di papua)
C. Epidemi (Kasus/ penyakit baru pada suatu populasi tertentu,
dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang
melampaui laju ekspektasi/ dugaan, yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir)
D. Outbreak ( Epidemik)
E. Kejadian luar biasa (Kejadian yang Penyakit menular baru,
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama tiga
kurun waktu tertentu, Peningkatan kejadian kesakitan ≥ 2
kali dibandingkan dengan periode sebelumnya, Jumlah
penderita baru dalam periode satu bulan meningkat ≥ 2 kali
dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan
dalam tahun sebelumnya )
Soal 189
Penyakit avian influenza bermula di sebuah provinsi di cina. Pada
bulanseptember 2004 angka kejadian meningkat lebih dari
2xlipat dalam periode 1bulan dan menginfeksi penduduk di 3
provinsi yang berbeda di cina. Dalam 3bulan, penyakit avian
influenza telah menyebar di negara sekitar seperti
vietnam,thailand, taiwan, hongkong, indonesia dan
komboja. Jumlah kasus mencapai 1750kasus dalam 3 bulan
tersebut. Apakah kejadian epidemiologi yang sesuai
dengankeadaan tersebut?
A. Pandemi
B. Endemi
C. Epidemi
D. Outbreak
E. Kejadian luar biasa
Soal 190
Wanita 37 tahun mengeluh sering sakit perut seperti maag
dalam 3 minggu terakhir, sudah sering ke dokter umum.
Minta surat rujukan ke Sp.B atau Sp.PD. Dokter umum
tidak mau memberikan karena hanya psikosomatis saja.
Pasien bingung karena dari spesialis tidak mau tanpa
rujukan. Perilaku dokter tersebut berdasarkan asas…
A. Autonomy
B. Beneficence
C. Non-maleficient
D. Justice
E. Profesional
Soal 190
Wanita 37 tahun mengeluh sering sakit perut seperti maag
dalam 3 minggu terakhir, sudah sering ke dokter umum.
Minta surat rujukan ke Sp.B atau Sp.PD. Dokter umum
tidak mau memberikan karena hanya psikosomatis saja.
Pasien bingung karena dari spesialis tidak mau tanpa
rujukan. Perilaku dokter tersebut berdasarkan asas ?
Autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien  informed consent

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)


3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga
pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien


13. Menjaga hubungan (kontrak)
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia


3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
Non-maleficence
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
Justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
Jawaban Lainnya

A. Autonomy : Tidak tepat

C. Non-maleficient : Tidak tepat

D. Justice : Tidak tepat

E. Profesional : Tidak tepat


Soal 190
Wanita 37 tahun mengeluh sering sakit perut seperti maag
dalam 3 minggu terakhir, sudah sering ke dokter umum.
Minta surat rujukan ke Sp.B atau Sp.PD. Dokter umum
tidak mau memberikan karena hanya psikosomatis saja.
Pasien bingung karena dari spesialis tidak mau tanpa
rujukan. Perilaku dokter tersebut berdasarkan asas…
A. Autonomy
B. Beneficence
C. Non-maleficient
D. Justice
E. Profesional
Soal 191
Seorang peneliti melakukan studi case control untuk mengetahui
hubungan antara gangguan belajar (learning disorder) pada
anak anak usia sekolah dasar denganriwayat asfiksia pada
waktu lahir. Peneliti memilih sampel untuk kasus di rumahsakit
dan kontrol di masyarakat. Ternyata riwayat asfiksia tidak
diperoleh daricatatan medik namun berdasarkan wawancara
pada ibu penderita dan ibu anakdengan gangguan belajar
cenderung lebih ingat riwayat kelahiran anaknya. Apakah bias
yang paling mungkin terjadi?.
A. Data collection bias
B. Surveillance bias
C. Diagnostic bias
D. Reporting bias
E. Recall bias
Soal 191
Seorang peneliti melakukan studi case control untuk mengetahui
hubungan antara gangguan belajar (learning disorder) pada
anak anak usia sekolah dasar denganriwayat asfiksia pada
waktu lahir. Peneliti memilih sampel untuk kasus di rumahsakit
dan kontrol di masyarakat. Ternyata riwayat asfiksia tidak
diperoleh dari catatan medik namun berdasarkan wawancara
pada ibu penderita dan ibu anak dengan gangguan belajar
cenderung lebih ingat riwayat kelahiran anaknya. Apakah bias
yang paling mungkin terjadi ?
Information Bias
Jawaban Lainnya

A. Data collection bias : Tidak tepat

B. Surveillance bias : Tidak tepat

C. Diagnostic bias : Tidak tepat

D. Reporting bias : Tidak tepat


Soal 191
Seorang peneliti melakukan studi case control untuk mengetahui
hubungan antara gangguan belajar (learning disorder) pada
anak anak usia sekolah dasar denganriwayat asfiksia pada
waktu lahir. Peneliti memilih sampel untuk kasus di rumahsakit
dan kontrol di masyarakat. Ternyata riwayat asfiksia tidak
diperoleh daricatatan medik namun berdasarkan wawancara
pada ibu penderita dan ibu anakdengan gangguan belajar
cenderung lebih ingat riwayat kelahiran anaknya. Apakah bias
yang paling mungkin terjadi?.
A. Data collection bias
B. Surveillance bias
C. Diagnostic bias
D. Reporting bias
E. Recall bias
Soal 192
Dalam penelitian kasus kontrol untuk mempelajari angka
kejadian DM tipe 2dengan faktor resiko obesitas pada
tahun 2019 dalam suatu populasi. Didapatkan hasil berikut
Berapa odds ratio berdasarkan tabel tsb ?
a. 26x384 : 18x392
b. 18x392 : 26x384 Kasus Kontrol
c. 18x400 : 26x400 Hipertensi Hipertensi
d. 26x400 : 18x400 Obese 26 18
e. 26x392 : 18x384
Tidak obese 384 392

Total 410 410


Soal 192
Dalam penelitian kasus kontrol untuk mempelajari angka
kejadian DM tipe 2 dengan faktor resiko obesitas pada
tahun 2019 dalam suatu populasi. Didapatkan hasil berikut
Berapa odds ratio berdasarkan tabel tsb ?

Kasus Kontrol
Hipertensi Hipertensi

Obese 26 18

Tidak obese 384 392

Total 410 410


Case Control
a. Rumus Case Control (Odd ratio): ad / bc
b. Cross Sectional (Prevalence ratio): (a / a+b) / (c / c
+ d)
c. Cohort Study (Risk Ratio): (a / a + b) / (c / c + d)
Kasus Kontrol
Hipertensi Hipertensi

Obese 26 18

Tidak obese 384 392

Total 410 410

Kasus : 26x 392 / 18x384


Jawaban Lainnya

a. 26x384 : 18x392 = Tidak tepat

b. 18x392 : 26x384 = Tidak tepat

c. 18x400 : 26x400 = Tidak tepat

d. 26x400 : 18x400 = Tidak tepat


Soal 192
Dalam penelitian kasus kontrol untuk mempelajari angka
kejadian DM tipe 2dengan faktor resiko obesitas pada
tahun 2019 dalam suatu populasi. Didapatkan hasil berikut
Berapa odds ratio berdasarkan tabel tsb ?
a. 26x384 : 18x392
b. 18x392 : 26x384 Kasus Kontrol
c. 18x400 : 26x400 Hipertensi Hipertensi
d. 26x400 : 18x400 Obese 26 18
e. 26x392 : 18x384
Tidak obese 384 392

Total 410 410


Soal 193
Dr. Alvin ingin meneliti mengenai anemia defisiensi
besi pada seluruh ibu hamil di kecamatan wilayah
kerjanya dengan menggunakan data hemoglobin.
Apakah skala penelitian yang digunakan ?
A. Skala ratio
B. Skala nominal
C. Skala interval
D. Skala ordinal
E. Skala rating
Soal 193
Dr. Alvin ingin meneliti mengenai anemia defisiensi
besi pada seluruh ibu hamil di kecamatan wilayah
kerjanya dengan menggunakan data hemoglobin.
Apakah skala penelitian yang digunakan ?
Skala Variabel
Jawaban Lainnya

B. Skala nominal : Tidak tepat

C. Skala interval : Tidak tepat

D. Skala ordinal : Tidak tepat

E. Skala rating : Tidak tepat


Soal 193
Dr. Alvin ingin meneliti mengenai anemia defisiensi
besi pada seluruh ibu hamil di kecamatan wilayah
kerjanya dengan menggunakan data hemoglobin.
Apakah skala penelitian yang digunakan ?
A. Skala ratio
B. Skala nominal
C. Skala interval
D. Skala ordinal
E. Skala rating
Soal 194
•Didapatkan data sebagai berikut:

Dokter Ipin hendak meneliti apakah terdapat


perbedaan antara berat indeks massa tubuh
(kg/m) pada anak-anak di tiga sekolah dasar. Uji
statistik yang tepat digunakan oleh dr. Ipin untuk
data tersebut adalah ?
A. Uji korelasi
B. ANOVA
C. Chi square
D. T test tidak berpasangan
E. Wilcoxon
Soal 194
•Didapatkan data sebagai berikut:
Dokter Ipin hendak meneliti apakah terdapat perbedaan
antara berat indeks massa tubuh (kg/m) pada anak-anak di
tiga sekolah dasar. Uji statistik yang tepat digunakan oleh
dr. Ipin untuk data tersebut adalah ?

Pada kasus ini


1. Komparatif : “Apakah terdapat perbedaan…”
2. Tidak berpasagan : tidak membandingkan pre dan post
3. > 2 Variabel : IMT (Numerik) dan anak di 3 sekolah
dasar
Uji Hipotesis
•Didapatkan data sebagai berikut:
Jawaban Lainnya

A. Uji korelasi : Tidak tepat

C. Chi square : Tidak tepat

D. T test tidak berpasangan : Tidak tepat

E. Wilcoxon : Tidak tepat


Soal 194
•Didapatkan data sebagai berikut:

Dokter Ipin hendak meneliti apakah terdapat


perbedaan antara berat indeks massa tubuh
(kg/m) pada anak-anak di tiga sekolah dasar. Uji
statistik yang tepat digunakan oleh dr. Ipin untuk
data tersebut adalah ?
A. Uji korelasi
B. ANOVA
C. Chi square
D. T test tidak berpasangan
E. Wilcoxon
Soal 195
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang
hubbungan pemberian zat besi dengan kejadian anemia
di suatu sekolah. Diperlukan 100 sampel. Sampel diambil
dari urutan nomor 4 dilanjutkan dengan kelipatannya.
Termasuk jenis sampling?
A. Simple random sampling
B. Stratified random sampling
C. Systematic random sampling
D. Snowball sampling
E. Consequtive sampling
Soal 195
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang
hubungan pemberian zat besi dengan kejadian anemia di
suatu sekolah. Diperlukan 100 sampel. Sampel diambil
dari urutan nomor 4 dilanjutkan dengan kelipatannya.
Termasuk jenis sampling?
Macam Sampling
Macam Sampling
Jawaban Lainnya

A. Simple random sampling : Tidak tepat

B. Stratified random sampling : Tidak tepat

D. Snowball sampling : Tidak tepat

E. Consequtive sampling : Tidak tepat


Soal 195
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang
hubungan pemberian zat besi dengan kejadian anemia di
suatu sekolah. Diperlukan 100 sampel. Sampel diambil
dari urutan nomor 4 dilanjutkan dengan kelipatannya.
Termasuk jenis sampling?
A. Simple random sampling
B. Stratified random sampling
C. Systematic random sampling
D. Snowball sampling
E. Consequtive sampling
Soal 196
Seorang dokter puskesmas ingin mengetahui data
kasus baru demam berdarah dengue pada bulan
Januari – Maret 2013 di wilayah kerjanya dan
diperoleh data 0,6%. Frekuensi tersebut adalah ?
A. Insidensi
B. Prevalensi
C. Attack rate
D. Insidensi rate
E. Prevalensi rate
Soal 196
Seorang dokter puskesmas ingin mengetahui data
kasus baru demam berdarah dengue pada bulan
Januari – Maret 2013 di wilayah kerjanya dan
diperoleh data 0,6%. Frekuensi tersebut adalah ?
Insidensi
Insidensi
Jawaban Lainnya

B. Prevalensi : Tidak tepat

C. Attack rate : Tidak tepat

D. Insidensi rate : Tidak tepat

E. Prevalensi rate : Tidak tepat


Soal 196
Seorang dokter puskesmas ingin mengetahui data
kasus baru demam berdarah dengue pada bulan
Januari – Maret 2013 di wilayah kerjanya dan
diperoleh data 0,6%. Frekuensi tersebut adalah ?
A. Insidensi
B. Prevalensi
C. Attack rate
D. Insidensi rate
E. Prevalensi rate
Soal 197
Pada 1000 Kelahiran, terdapat 50
kematian neonates, 20 kematian neonates akibat
diare, 4 kematian neonatus akibat tetanus. Angka
kasus tetatus yang tercatat adalah 10 dalam satu
tahun. Case fatality rate tetanus adalah ?
A. 4/20
B. 4/10
C. 4/50
D. 50/1000
E. 20/1000
Soal 197
Pada 1000 Kelahiran, terdapat 50
kematian neonates, 20 kematian neonates akibat
diare, 4 kematian neonatus akibat tetanus. Angka
kasus tetatus yang tercatat adalah 10 dalam satu
tahun. Case fatality rate tetanus adalah ?
Case Fatality Rate

= 4/1000 x 100 %
= 4/10
Jawaban Lainnya

A. 4/20 : Tidak tepat

C. 4/50 : Tidak tepat

D. 50/1000 : Tidak tepat

E. 20/1000 : Tidak tepat


Soal 197
Pada 1000 Kelahiran, terdapat 50
kematian neonates, 20 kematian neonates akibat
diare, 4 kematian neonatus akibat tetanus. Angka
kasus tetatus yang tercatat adalah 10 dalam satu
tahun. Case fatality rate tetanus adalah
A. 4/20
B. 4/10
C. 4/50
D. 50/1000
E. 20/1000
Soal 198
Seorang peneliti hendak malakukan penelitian tentang
hubungan kejadian DM (dibedakan menjadi sakit DM dan
tidak sakit DM) dengan kejadian penyakit jantung
(dibedakan menjadi sakit dan tidak sakit). Ternyata, data
penelitian tersebut tidak memenuhi kriteria uji Chi-square.
Apa alternatif uji yang sesuai ?
A. Uji exact fisher
B. Uji kolmogorov smirrnov
C. Uji wilcoxon
D. Uji Mc nemar
E. Uji T
Soal 198
Seorang peneliti hendak malakukan penelitian tentang hubungan
kejadian DM (dibedakan menjadi sakit DM dan tidak sakit DM)
dengan kejadian penyakit jantung (dibedakan menjadi sakit dan
tidak sakit). Ternyata, data penelitian tersebut tidak memenuhi
kriteria uji Chi-square. Apa alternatif uji yang sesuai ?

Pada kasus ini :


1. Komparatif : “Hubungan kejadian…”
2. Tidak berpasangan : tidak membandingkan pre dan post
3. 2 Variabel : DM (Kategorik) dan Penyakit Jantung (Kategori)
Uji Hipotesis
•Didapatkan data sebagai berikut:
Jawaban Lainnya

B. Uji kolmogorov smirrnov : Tidak tepat

C. Uji wilcoxon : Tidak tepat

D. Uji Mc nemar : Tidak tepat

E. Uji T : Tidak tepat


Soal 198
Seorang peneliti hendak malakukan penelitian tentang
hubungan kejadian DM (dibedakan menjadi sakit DM dan
tidak sakit DM) dengan kejadian penyakit jantung
(dibedakan menjadi sakit dan tidak sakit). Ternyata, data
penelitian tersebut tidak memenuhi kriteria uji Chi-square.
Apa alternatif uji yang sesuai ?
A. Uji exact fisher
B. Uji kolmogorov smirrnov
C. Uji wilcoxon
D. Uji Mc nemar
E. Uji T
Soal 199
Seorang dokter hendak membandingkan efektifitas cefixim oral, ceftriaxon
injeksi dan kanamisin injeksi untuk penatalaksanaan uretritis gonorea. Ia
membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai berikut

Jenis obat Number needed to treat (NNT) Number needed to harm (NNH)

Ceftriaxon inj 2,3 1,3


Kanamicin inj 4,0 3,1
Cefixim oral 3,8 2,4

Bagaimana interpretasi hasil penelitian ini ?


A. Ceftriaxon injeksi adalah obat yang paling efektif
B. Kanamicin injeksi adalah obat yang paling efektif
C. Cefixim oral adalah obat yang paling efektif
D. Cefixim oral lebih rendah efektivitasnya dibandingkan kanamicin injeksi
E. Kanamicin injeksi lebih tinggi efektivitasnya dibandingkan ceftriaxon injeksi
Soal 199
Seorang dokter hendak membandingkan efektifitas cefixim oral, ceftriaxon
injeksi dan kanamisin injeksi untuk penatalaksanaan uretritis gonorea. Ia
membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai berikut

Jenis obat Number needed to treat (NNT) Number needed to harm (NNH)

Ceftriaxon inj 2,3 1,3


Kanamicin inj 4,0 3,1
Cefixim oral 3,8 2,4

Jika akan mencari mana yang paling efektif, ingat untuk hanya melihat tabel
NNT
Kekuatan Hubungan

a. Dengan koefisien korelasi (r)


b. r > 0,7 : asosiasi kuat, r 0,3 – 0,7 : asosiasi sedang, r < 0,3 : asosiasi
ringan

NNH  “H”uge = besar


a. Semakin besar angka NNH semakin aman (Safety) suatu treatment/faktor
risiko
NNT  “T”iny = kecil
a. Semakin kecil angka NNT maka semakin efektif suatu treatment
Jawaban Lainnya
B. Kanamicin injeksi adalah obat yang paling efektif : Tidak
tepat

C. Cefixim oral adalah obat yang paling efektif : Tidak tepat

D. Cefixim oral lebih rendah efektivitasnya dibandingkan


kanamicin injeksi : Tidak tepat

E. Kanamicin injeksi lebih tinggi efektivitasnya dibandingkan


ceftriaxon injeksi : Tidak tepat
Soal 199
Seorang dokter hendak membandingkan efektifitas cefixim oral, ceftriaxon
injeksi dan kanamisin injeksi untuk penatalaksanaan uretritis gonorea. Ia
membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai berikut

Jenis obat Number needed to treat (NNT) Number needed to harm (NNH)

Ceftriaxon inj 2,3 1,3


Kanamicin inj 4,0 3,1
Cefixim oral 3,8 2,4

Bagaimana interpretasi hasil penelitian ini ?


A. Ceftriaxon injeksi adalah obat yang paling efektif
B. Kanamicin injeksi adalah obat yang paling efektif
C. Cefixim oral adalah obat yang paling efektif
D. Cefixim oral lebih rendah efektivitasnya dibandingkan kanamicin injeksi
E. Kanamicin injeksi lebih tinggi efektivitasnya dibandingkan ceftriaxon injeksi
Soal 200
Seorang dokter hendak membandingkan efektifitas cefixim oral,
ceftriaxon injeksi dan kanamisin injeksi untuk penatalaksanaan uretritis
gonorea. Ia membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai berikut

Jenis obat Number needed to treat (NNT) Number needed to harm (NNH)

Ceftriaxon inj 2,3 1,3


Kanamicin inj 4,0 3,1
Cefixim oral 3,8 2,4

Bagaimana interpretasi hasil penelitian ini


A. Ceftriaxon injeksi adalah obat yang paling aman
B. Cefixm oral adalah obat yang paling aman
C. Kanamicin injeksi adalah obat yang paling aman
D. Ceftiaxon injeksi lebih aman dibandingkan kanamicin injeksi
E. Cefixim oral lebih aman dibandingkan kanamicin injeksi
Soal 200
Seorang dokter hendak membandingkan efektifitas cefixim oral,
ceftriaxon injeksi dan kanamisin injeksi untuk penatalaksanaan uretritis
gonorea. Ia membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai berikut

Jenis obat Number needed to treat (NNT) Number needed to harm (NNH)

Ceftriaxon inj 2,3 1,3


Kanamicin inj 4,0 3,1
Cefixim oral 3,8 2,4

Jika akan mencari mana yang paling aman, ingat untuk hanya melihat
tabel NNH
Kekuatan Hubungan

a. Dengan koefisien korelasi (r)


b. r > 0,7 : asosiasi kuat, r 0,3 – 0,7 : asosiasi sedang, r < 0,3 : asosiasi
ringan

NNH  “H”uge = besar


a. Semakin besar angka NNH semakin aman (Safety) suatu treatment/faktor
risiko
NNT  “T”iny = kecil
a. Semakin kecil angka NNT maka semakin efektif suatu treatment
Jawaban Lainnya
A. Ceftriaxon injeksi adalah obat yang paling aman : Tidak tepat

B. Cefixm oral adalah obat yang paling aman : Tidak tepat

D. Ceftiaxon injeksi lebih aman dibandingkan kanamicin injeksi : Tidak


tepat

E. Cefixim oral lebih aman dibandingkan kanamicin injeksi : Tidak


tepat
Soal 200
Seorang dokter hendak membandingkan efektifitas cefixim oral,
ceftriaxon injeksi dan kanamisin injeksi untuk penatalaksanaan uretritis
gonorea. Ia membaca literatur dan mendapatkan hasil sebagai berikut

Jenis obat Number needed to treat (NNT) Number needed to harm (NNH)

Ceftriaxon inj 2,3 1,3


Kanamicin inj 4,0 3,1
Cefixim oral 3,8 2,4

Bagaimana interpretasi hasil penelitian ini


A. Ceftriaxon injeksi adalah obat yang paling aman
B. Cefixm oral adalah obat yang paling aman
C. Kanamicin injeksi adalah obat yang paling aman
D. Ceftiaxon injeksi lebih aman dibandingkan kanamicin injeksi
E. Cefixim oral lebih aman dibandingkan kanamicin injeksi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai