Keluhan utama :
Pasien mengeluh sesak nafas
Diagnosis :
CKD st.V (HD reguler) + edema paru + efusi pleura dextra terorganisasi + anemia
+ asidosis metabolik + hipertensi
Riwayat penyakit :
Didiagnosis penyakit ginjal dan hipertensi sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada data
Riwayat pengobatan :
Rutin HD 2x seminggu ± 1 bulan yang lalu
Alergi : Tidak ada
Tgl. MRS : 13 Maret 2018
Tgl. KRS : 21 Maret 2018
TUGAS MAHASISWA:
1. Selesaikan kasus ini dengan metode SOAP yang Anda pahami! Klasi-
fikasikan tabel-tabel yang telah disediakan sesuai metode SOAP!
2. Hitung klirens kreatinin pasien setiap ada perubahan data lab terkait fungsi
ginjal pasien!
3. Lakukan analisis regimen dosis obat yang diberikan ke pasien sesuai den-
gan fungsi ginjalnya!
1
DATA KLINIK DAN LABORATORIUM
No. Data Klinik Nilai Rujukan 13/3 14/3 15/3 16/3 17/3 18/3 19/3 19/3 20/3 21/3
1. Kondisi umum Baik lemah cukup cukup lemah lemah Cukup cukup cukup cukup cukup
2. Suhu 370C ± 0,5 36 36 36 36,5 36,5 36,5 36,5 36 36,5 37
3. RR 18-20 kali/menit 30 30 32 30 28 30 30 20 20 20
4. Nadi 80-100 kali/menit 120 98 96 88 108 90 88 90 90 80
5. Tekanan darah (< 140/90 mmHg) 160/ 160/ 180/ 160/ 160/ 160/ 160/ 200/ 200/ 130/
(JNC-8) 80 80 90 100 100 100 100 110 110 90
6. GCS 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456
7. Sesak - + + + + + + + + + +
8. Batuk - + - - - - - - - - -
9. Mual - - - - - - - - - - +
10. Muntah - - - - - - - - - - -
11. Edema - + + + - - - - + - -
2
Sesak Kondisis asidosis, O2 rendah sehingga timbul sesak napas
Pada pasien dengan gagal ginjal kronis stadium v terjadi gangguan dalam mengonsentrasikan dan mengencerkan urin sehingga
terjadi gangguan keseimbangan elektrolit dimana natrium dan cairan tertahan di dalam tubuh sehingga bisa terjadi edema pada
pasien
Edema terjadi karena adanya peningkatan retensi natrium sehingga peningkatan konsentrasi natrium menyebabkan kondisi
hipertonis yang menyebabkan retensi cairan
No. Data Lab Nilai Rujukan 13/3 14/3 16/3 18/3 19/3 Komentar dan Alasan
1. GDP 40 – 121 mg/dL 135 77 Tingginya GDP pada pasien
2. BUN 10 – 20 mg/dL 111,7 68 100 64 88,9 ini menyebabkan ginjal
3. Scr 0,5 – 1,2 mg/dL 11,14 7,2 9,7 7,2 7,36 menyaring terlalu banyak
4. Albumin 3,4 – 5,0 g/dL 3,54 3,0 3,2 3,48 darah sehingga dapat merusak
5. SGOT < 38 mg/dL 30 60 pembuluh darah di ginjal
6. SGPT < 41 mg/dL 18 20 BUN (jumlah nitrogen urea
7. Asam urat 2,6 – 7,2 mg/dL 5,9 dalam darah). Urea hasil
8. Kolesterol 0 – 200 mg/dL 92 metab protein dikeluarkan
9. Trigliserida 30 – 150 mg/dL 96 melalui ginjal. Sehingga
10. HDL 40 – 60 mg/dL 29 ketika ada kerusakan ginjal
11. LDL 0 – 99 mg/dL 51 maka akan menyebabkan
12. pH 7,35 – 7,45 7,31 7,43 7,43 7,3 kadar BUN tinggi, yg
13. pCO2 35 – 45 mmHg 37 44 37,5 39 menandakan kadar urea dalam
14. pO2 80 – 107 mmHg 113 124 146,4 141 tubuh juga tinggi.
15. HCO3 21 – 25 mmol/L 18,6 29,9 25,3 19,2 Serum kreatinin meningkat
16. BE ecf -3,5 - +2 -19,9 0,3 -1,2 -19,1 disebabkan kerusakan ginjal,
3
17. WBC 4,3 – 10,5x103/µL 10,0 7,9 menyebabkan kadar kreatinin
18. RBC 4,0 – 6,0x106/µL 2,69 3,13 tinggi dalam serum. Sehingga
19. Hb 11,0 – 18,0 g/dL 7,4 8,8 kreatinin dianggap sebagai
20. Hct 35 – 60% 7,4 23,4 indikator untuk kerusakan
21. CRP 0 – 10 mg/L 132 ginjal daripada BUN.
22. PLT 150 – 450x103/µL 217 164 PO2 tinggi asidosis
23. MCV 80-93 fL 82,8 80,4 metabolik
24. MCH 27-31 pg 28,5 27,7 Terdapat beberapa mekanisme
25. MCHC 32-36 g/dL 34,4 34,5 yang menyebabkan anemia
pada GGK adalah defisiensi
26. Natrium 136 – 144 mmol/L 136 129 129 140
eritropoietien (Epo),
27. Kalium 3,8 – 5,0 mmol/L 5,1 4,2 4,4 4.4 5,6 pemendekan panjang hidup
28. Klorida 97 – 103 mmol/L 101 91 91 93 105 eritrosit, metabolit toksis yang
29. Kalsium 7,6 – 11,0 mg/dL 10,1 merupakan inhibitor
eritropoesis
30. Fosfat 2,5 – 4,9 mg/dL 5,9
Gangguan keseimbangan
elektrolit dikarenakan adanya
peningkatan retensi cairan
isotonic karena penurunan
fungsi GFR
Hiperkalemia terjadi karena
penurunan ekskresi kalium
disebabkan penurunan fungsi
dari GFR
4
PROFIL PENGOBATAN PADA SAAT MASUK RUMAH SAKIT
JENIS OBAT Tanggal Pemberian Obat (Mulai MRS)
No. Regimen Dosis
Nama Dagang / Generik 13/3 14/3 15/3 16/3 17/3 18/3 19/3 19/3 20/3 21/3
1. O2 nasal 10 lpm √ √ √ 6 lpm 6 lpm 6 lpm 6 lpm 8 lpm 8 lpm //
2. Tranfusi PRC √ √ √
3. Amlodipin po 10 mg – 0 – 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
4. Ceftriaxone iv 2x1 gram (1 amp) √ √ √ √ √ √
5. Levofloxacine iv 1x500 mg (1 amp) √ √ √ √ √ √
6. Kalitake po 3x1 sachet √ √ √ √ √ √ √
7. Asam Folat po 3x1 tablet √ √ √ √ √ √ √
8. Omeprazole iv 2x40 mg (1 amp) √ √ √ √ √ √
9. Furosemide iv 1x10 mg (1 amp) √ √ √ √ 4x2 √
10. Vitamin B12 po 2x1 tablet √ √ √ √
11. Valsartan po 80 mg – 0 – 0 √
KRS IGD KRS
= Hemodialisis
OBAT
Pemantauan
Indikasi Obat Komentar dan Alasan
Mulai Jenis Obat Rute Dosis Frekuensi Berhenti Kefarmasian
pada Pasien
6
ASUHAN KEFARMASIAN
Termasuk :
1. Masalah aktual & potensial terkait obat 3. Pemantauan efek obat 5. Pemilihan obat 7. Efek samping obat
2. Masalah obat jangka panjang 4. Kepatuhan penderita 6. Penghentian obat 8. Interaksi obat
7
TINDAKAN
OBAT MASALAH
(USULAN PADA KLINISI, PERAWAT, PASIEN)
8
MONITORING PASIEN
9
KONSELING
10