Lama HD : 2 jam
UFG : 700ml
Qb : 150 ml/mnt
Qd : 500 ml/mnt
Heparin : free
BB (Kg)
Kesadaran Somnolen somnolen somnolen somnolen somnolen
Tekanan darah 115/70 115/70 110/70 110/70 110/70
Napas/ nadi 22/ 88 22/90 21/90 21/90 21/90
(x/menit)
Suhu 36,2 36,2 36,2 36,2 36,2
Qb 120 150 120
(ml/menit)
Qd (ml/menit) 500 500 500
Volume yang 0/700 350/700 700/700 UFG 700
ditarik (ml)
Assesmen/ Identifikasi Obs. TTV, Bilas NaCl Terminasi Obs. TTV,
intervensi/ pasien, mulai HD 100 cc, stlh HD 2 jam, kembali ke
ket. Obs. TTV Obs. TTV Obs. TTV rawatan
TINJAUAN PUSTAK
Leptospirosis
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis
yang disebabkan oleh bakteri genus Leptospira.
L. icterohaemorrhagiae di tikus, L.hardjo di sapi,
L.canicola di anjing, L.pomona di babi dan sapi.
Lebih banyak terjadi di negara beriklim tropis krn
suhu lingkungan mendukung bakteri Leptospira
utk survive
Reservoir terpenting dalam penularan adalah
tikus.
Hospes lainnya seperti kucing, anjing, kelinci,
kambing, sapi, kerbau, dan babi.
Th 2006 angka mortalitas akibat
leptospirosis di Indonesia menduduki
peringkat ke-3 di dunia (16,7%), setelah
Uruguay (100%) dan India (21%)
Leptospira bersarang di tubulus ginjal
pejamu mamalia dan keluar di urin
Di daerah iklim sedang, ditularkan melalui
kano, berlayar, ski air, paparan pekerjaan,
dan hidup di daerah kumuh
Di daerah tropik, leptospirosis ditularkan
melalui bersawah, kontak langsung dgn
darah/ urin/ jaringan hewan yg terinfeksi
Bakteri Leptospira masuk ke tubuh manusia
melalui:
kulit yg terluka/terabrasi yg kontak dengan air
atau tanah yang tercemar urin hewan yg
mengandung Leptospira
selaput mukosa intak (mata,mulut, nasofaring,
esofagus). Misal, karena mengkonsumsi
makanan atau minuman yang terkontaminasi
dengan bakteri leptospira.
Penularan leptospirosis plg sering terjadi pd
kondisi banjir yg menyebabkan perubahan
lingkungan, seperti genangan air, becek, banyak
timbunan sampah shg bakteri Leptospira lebih
mudah berkembang biak.
Manifestasi klinis ada 2:
Penyakit anikterik (yg self limited)
demam, NT gastroknemius
Penyakit ikterik (weil’s disease) ikterus,
GaGA, perdarahan.
Perdarahan pd konjungtiva, purpura, ptekie,
epistaksis, perdarahan gusi, hemoptisis.
Kematian akibat perdarahan subaraknoid dan
perdarahan masif sal.cerna
Gangguan kesadaran krn ensefalopati uremik
(ikterik) dan ensefalitis aseptik (anikterik)
Komplikasi yang sering terjadi pada
penderita leptospirosis adalah Gagal Ginjal
Akut.
GaGA disebabkan oleh:
Respon imun yg diinduksi toksin
Nefrotoksisitas langsung dari leptospira
nefritis interstisial akut, nekrosis tubular akut
AIN disebabkan oleh toksisitas direk
ATN disebabkan oleh rhabdomiolisis,
hiperbilirubinemia, hipotensi akibat sepsis, dehidrasi
akibat muntah/diare/demam, perdarahan akibat
vaskulitis
Definisi AKI
AKI merupakan suatu sindrom yg ditandai
dgn gangguan fungsi ginjal dalam mengatur
komposisi cairan dan elektrolit tubuh, serta
pengeluaran produk sisa metabolisme,
Yg terjadi tiba-tiba dan cepat,
umumnya berlangsung reversibel
24
Kriteria AKI berdasarkan KDIGO
KDIGO (Kidney Disease Improving Global
Outcome) 2012 menggabungkan kriteria
RIFLE dan AKIN
AKI didiagnosis jika kadar serum Cr
meningkat minimal 0,3 mg/dL (26,5
μmol/L) dalam 48 jam (AKIN) atau
meningkat minimal 1,5 kali nilai dasar
dalam 7 hari (RIFLE)
25
RIFLE classification
24
Bellomo R, Ronco C, Kellum J, et al.: Acute renal failure-definition, outcome measures, animal models, fluid therapy and information
technology needs: The Second International Consensus Conference of the Acute Dialysis Initiative (ADQI) Group. Critical Care
2004; 8:R204-R212.
26
KDIGO Classification of AKI ( 2012 )
30
AKI Renal/Intrarenal/intrinsik
I. Nekrosis Tubular Akut (ATN)
Obat-obatan (aminoglikosida, cisplatin, amphotericin B), iskemia ginjal,
syok sepsis, obstruksi intratubular (rhabdomyolisis, hemolisis, multiple
mieloma, asam urat, kalsium oksalat), toksin (zat kontras radiologi,
karbon tetraklorida, etilen glikol, logam berat)
II. Nefritis Interstisial Akut
Alergi obat-obatan (penisilin, NSAID, ACE inhibitor, alopurinol,
cimetidine, H2 blocker, PPI), infeksi (steptokokus, difteri, leptospirosis),
metabolik (hiperurisemia, nefrokalsinosis), toksin (etilen glikol, kalsium
oksalat), peyakit autoimun (SLE, cryoglobulinemia)
III. Glomerulonefritis Akut
Pascainfeksi (streptokokus, hepatitis B, HIV, abses viseral), vaskulitis
sistemik (SLE, wegener’s granulomatosis, poliartritis nodosa, HSP, IgA
nefritis, sindrom goodpastur), GN membranoproliferatif, idiopatik
IV. Oklusi mikrokapiler/ glomerular
TTP, HUS, koagulasi intravaskular diseminata, emboli kolesterol
V. Nekrosis Kortikal Akut 31
AKI Postrenal
I. Obstruksi ureter
Ekstrinsik (tumor endometrium/ serviks, limfoma,
perdarahan/ fibrosis, retroperitoneum, ligasi ureter yg
tidak sengaja pd tindakan bedah)
Intrinsik (batu, bekuan darah, nekrosis papila ginjal,
tumor)
II. Obstruksi kandung kemih atau uretra
Tumor atau BPH
Tumor vesika urinaria, neurogenic bladder
Prolaps uteri
Batu, bekuan darah, sloughed papillae
Obstruksi kateter foley
32
142,112
Renal Replacement Therapy pada AKI
Dilakukan apabila terdapat
kegawatdaruratan
Bertujuan:
Mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit, asam basa, solut
Mencegah cedera lebih lanjut pada ginjal
Memberi kesempatan pada ginjal untuk
perbaikan
Mempermudah pemberian antibiotik dan
nutrisi
RRT dihentikan bila tidak diperlukan karena
TERIMA KASIH
DIC non-overt: disseminated intravascular
coagulation disfungsi hemostatik tanpa konsekuensi
klinis
Skoring DIC: jumlah trombosit, D-Dimer, PT,
fibrinogen
Bila >=5 DIC
Bila <5 ulang 3 hr lg
AKIN classification
TAHAP Peningkatan Kadar Cr Serum Kriteria UO
1 > 0.3 mg/dL atau kenaikan <0,5mL/kgBB/
> 150 %-200% (1,5-2x lipat) jam, >6 jam
nilai dasar
2 > 200-300 % (>2-3x lipat) <0,5mL/kgBB/
nilai dasar jam, >12 jam
3 >300 % (> 3x lipat) nilai <0,3mL/kgBB/
dasar atau jam, >24 jam atau
>4,0 mg/dL dgn peningkatan anuria >12 jam
akut minimal 0,5 mg/dL
Atau inisiasi TPG 38