Anda di halaman 1dari 16

“KELUARGA SAKINAH”

Makalah yang Ditulis untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Agama Islam

yang Diasuh oleh Bapak Abdul Gaffar Ruskahn, M.Hum.

Oleh :
Tarisa Ananda Suntarsih
202180092

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
BEKASI
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Keluarga Sakinah” dengan tepat waktu.

Makalah “Keluarga Sakinah” disusun guna memenuhi tugas Dosen


Abdul Gaffar Ruskahn, M.Hum. pada mata kuliah Agama Islam di
Trisakti school of Management. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“Keluarga Sakinah”.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 13 Juni 2022

Tarisa Ananda Suntarsih

DAFTAR ISI
Contents

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................
1.3 Ruang Lingkup...................................................................................................................................
BAB II KELUARGA SAKINAH.........................................................................................................................
2.1 Arti Pernikahan..................................................................................................................................
2.2 Pembentukan Keluarga......................................................................................................................
2.3 Keluarga Sakinah Dalam Islam...........................................................................................................
2.4 Tujuan Hidup Berkeluarga Dalam Islam.............................................................................................
2.5 Fungsi Keluarga Dalam Islam...........................................................................................................
Fungsi Edukatif......................................................................................................................................
Fungsi Protektif......................................................................................................................................
Fungsi Religius.......................................................................................................................................
Fungsi Sosialisasi....................................................................................................................................
Fungsi Rekreatif/Rekreasi......................................................................................................................
Fungsi Ekonomis....................................................................................................................................
2.6 Pembinaan Keluarga Sakinah...........................................................................................................
BAB III SIMPULAN.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut undang-undang RI nomor 1 tahun 1974 pengertian dan


tujuan perkawinan terdapat dalam satu pasal, yaitu bab 1 pasal 1
menetapkan bahwa “perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk rumah tangga, keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian jelas
bahwa diantara tujuan pernikahan adalah membentuk sebuah rumah
tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Sebuah masyarakat di negara manapun adalah kumpulan dari


beberapa keluarga. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat akan
bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat.
Menikah memang tidaklah sullit, tetapi membangun keluarga sakinah
bukan sesuatu yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus
didahului dengan adanya gambar yang merupakan konsep dari
bangunan yang diinginkan. Demikian juga membangun keluarga
sakinah, terlebih dahulu orang harus memiliki konsep tentang keluarga
sakinah.

Al-Qur’an membangunkan sebuah keluarga yang sakinah dan kuat


untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-
aturan Allah dalam kehidupan. Aturan yang ditawarkan oleh Islam
menjamin terbinanya keluarga bahagia, lantaran nilai kebenaran yang
dikandunginya, serta keselarasannya yang ada dalam fitrah manusia.
Hal demikianlah yang mendasari kami menulis makalah ini. Pada
makalah ini akan diuraikan tentang keluarga sakinah, dan konsep-
konsep cara membangun keluarga sakinah berdasarkan Al-Qur’an.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami arti pernikahan dalam islam


2. Untuk memahami pembentukan keluarga
3. Untuk memahami keluarga sakinah dalam islam
4. Untuk memahami tujuan hidup berkeluarga dalam islam
5. Untuk memahami fungsi keluarga dalam islam
6. Untuk memahami pembinaan keluarga sakinah

1.3 Ruang Lingkup

Makalah ini membahas akan pentingnya hidup dalam keluarga


sakinah, dengan memahami arti keluarga sakinah, tujuan hidup
berkeluarga hingga bagaimana cara membina keluarga sakinah menurut
agama islam.

BAB II
KELUARGA SAKINAH

2.1 Arti Pernikahan

Di dalam Islam, pernikahan itu bukan hanya berbicara tentang


hubungan pria dan wanita yang diakui secara sah secara agama dan
hukum negara, dan bukan hanya berbicara kebutuhan biologis laki-laki
dan perempuan saja, tetapi pernikahan dalam Islam sangat erat
kaitannya dengan kondisi jiwa manusia, kerohanian (lahir dan batin),
nilai-nilai kemanusian, dan adanya suatu kebenaran.

Tidak hanya itu, pernikahan dalam pandangan Islam merupakan


kewajiban dari kehidupan rumah tangga yang harus mengikuti ajaran-
ajaran keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Hal ini senada dengan
yang tercantum di dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan, yang berbunyi “perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”

Maka dari itu, perkawinan atau pernikahan bisa dikatakan sebagai


salah satu perilaku manusia yang baik atau terpuji yang telah diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan untuk membuat hidup
manusia menjadi lebih baik lagi. Selain itu, pernikahan yang baik juga
bisa membuat hubungan suami istri menjadi lebih harmonis dan
kebahagiaan akan menghampiri.

Setiap terlaksananya suatu pernikahan pasti berdasarkan


perkembangan zaman dan perkembangan budaya yang ada di dalam
kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa
pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat sederhana akan berbeda
dengan masyarakat maju. Masyarakat sederhana, biasanya akan
menyelenggarakan pernikahan dengan budaya pernikahan yang
sederhana dan tertutup. Sementara itu, masyarakat yang lebih modern
(maju) umumnya penyelenggaraan pernikahan dilakukan dengan
budaya yang modern dan terbuka.

Pada dasarnya, tujuan pernikahan bukan hanya menyatukan laki-


laki dan perempuan untuk untuk membangun rumah tangga yang
harmonis agar bisa hidup bersama dan menua bersama, tetapi ada
beberapa tujuan pernikahan lainnya. Di dalam agama Islam ada
beberapa tujuan pernikahan yang perlu dimengerti dan dipahami bagi
umat Muslim agar pernikahan bisa memberikan kebahagiaan sekaligus
pahala karena sudah melaksanakan ibadah.

2.2 Pembentukan Keluarga

Hamdan rajah dalam buku “kaifa nad’u Al-Athfal” yang


diterjemahkan oleh Abdul Hamid Hasan menjadi “Mengakrabkan Anak
dengan Tuhan”, menyebutkan bahwa keluarga adalah institusi yang
mengandung unsur : suami, istri, dan anak. Selanjutnya beliau
mengatakan bahwa keluarga merupakan salah satu unit terpenting yang
membentuk masyarakat. Ia merupakan batu pertama dalam bangunan
masyarakat. Ia merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat,
komponen dasar, pusat gerak, dan denyut jantung serta corong
masyarakat, sekaligus ia merupakan jembatan penghubung antara
individu dan masyarakat.

Ada definisi lain yang mengatakan bahwa keluarga adalah mini


organisasi sosial yang biasanya terdiri ayah, ibu dan seorang anak atau
lebih terjalin rasa saling mencintai, berbagi tanggung jawab, dan
melaksanakan aktivitas pendidikan terhadap anak, sehingga
memungkinkan mereka melaksanakan tanggung jawabnya dalam
kehidupan.

dari rumusan di atas, poin-poin spesifik keluarga adalah :


1. Kumpulan individu yang terjalin ikatan perkawinan (suami dan istri)
dan hubungan darah (orang tua dan anak).
2. Tinggal dalam satu tempat tinggal (rumah).
3. Ada jalinan interaksi antarindividu menyangkut peran-peran;
sebagai suami istri, ayah, ibu, anak, cucu, dan saudara-saudari.
4. Hidup bersama di bawah satu keyakinan.

2.3 Keluarga Sakinah Dalam Islam

Membangun keluarga yang sakinah merupakan salah satu impian


bagi setiap pasangan suami istri. Mewujudkan keluarga sakinah
dipercaya sebagai salah satu kunci kebahagiaan suatu keluarga.

Dalam ajaran Islam yang telah dijabarkan dalam Al Quran, salah


satu tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan sakinah, mawaddah,
dan rahmah. Hal ini ditegaskan dalam surat Ar Rum ayat 21.

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia


menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berpikir.”

Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahui bahwa istilah sakinah


digunakan Al Quran untuk menggambarkan kenyamanan keluarga.
Mengutip jurnal Karakteristik Keluarga Sakinah dalam Islam oleh Siti
Chadijah, keluarga sakinah adalah keluarga yang berawal dari rasa cinta
(mawaddah) yang dimiliki oleh suami dan istri, kemudian berkembang
menjadi kasih sayang (rahmah) antara setiap anggota keluarga
sehingga terciptanya ketenangan dan kedamaian hidup.
2.4 Tujuan Hidup Berkeluarga Dalam Islam

Pernikahan / perkawinan bukan hanya sekadar akad untuk


mendapatkan kepemilikan suatu materi atau manfaat sesaat seperti
akad jual beli dan sewa-menyewa. Akan tetapi akad nikah merupajan
perjanjian yang suci dan berat antara suami istri yang didasari dengan
iman dan takwa kepada Allah SWT. Agar tercipta sebuah keluarga yang
ideal, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepandaian memilih pasangan hidup, beragama dan berakhlak


mulia.
2. Memantapkan pilihan dengan melihat wajah dan telapak tangan
calon.
3. Menetapkan pilihan, yaitu pihak pria maupun wanita diberikan
kebebasan untuk menolak atau menerima calonnya, karena dalam
islam tidak ada paksaan.
4. Perlunya kesetaraan dalam harta, kedudukan, keturunan dan
agama, agar rumah tangga berjalan harmonis.

Adapun tujuan hidup berkeluarga yang terpenting dalam islam dapat


disimpulkan antara lain sebagai berikut :

1. Membentuk dan membina keluarga sakinah, mawaddah dan


rohmah. Q.S. Rum (30) : 21 ;
2. Melanjutkan dan memelihara keturunan umat manusia ;
3. Membentengi diri dari perbuatan maksiat dan perbuatan tercela
lainnya;
4. Menjaga diri dari berbagai fitnah ;
5. Menjaga fitrah anak-anak agar tidak melakukan penyimpangan-
penyimpangan ;
6. Membina dan membangun kekeluargaan serta mempererat tali
silaturahmi antar keluarga ;
7. Membentuk dan membangun keluarga Islami, yaitu keluarga yang
semua komponen anggotanya mampu menjadi teladan, serta
mampu mentransformasikan nilai-nilai islam bagi lingkungan
masyarakat di sekitarnya ;
8. Melaksanakan ketentuan-ketentuan allah dalam segala
permasalahan rumah tangga. Artinya, tujuan berkeluarga adalah
mendirikan rumah tangga muslim yang mendasarkan
kehidupannya pada perwujudan penghambaan kepada Allah SWT.

2.5 Fungsi Keluarga Dalam Islam

1. Fungsi Biologis
Fungsi biologis dalam keluarga memiliki arti sebagai tempat yang
baik dan sah untuk melangsungkan keturunan sesuai dengan
anjuran agama. Islam menganjurkan pernikahan dengan salah
satu tujuan agar dapat memperbanyak keturunan yang
berkualitas.

Untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas, tentu


membutuhkan persyaratan yang tidak sedikit. Di antaranya yaitu
kasih sayang orang tua, pendidikan yang layak dan memadai,
kesehatan yang terjaga, dan masih banyak lagi.

Fungsi Edukatif

Fungsi edukatif dalam keluarga memiliki arti sebagai tempat untuk


melangsungkan pendidikan pada seluruh anggota keluarganya.
Khususnya orang tua, wajib bagi mereka untuk memenuhi hak
pendidikan yang harus diperoleh anak-anaknya.
Oleh karena itu, orang tua harus memikirkan, memfasilitasi, dan
memenuhi hak-hak tersebut dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin, agar terciptanya generasi yang memiliki
kedewasaan jasmani maupun rohani.

Fungsi Protektif

Fungsi protektif dalam keluarga memiliki arti sebagai tempat yang


dapat melindungi seluruh anggota keluarganya dari gangguan
atau hal-hal yang membahayakan, baik yang berasal dari dalam
lingkungan maupun luar lingkungan.

Keluarga juga harus menjadi tempat yang aman untuk


memproteksi atau melindungi anggotanya dari pengaruh negatif
dunia luar yang mengancam kepribadian. Misalnya, pengaruh
negatif media, aliran sesat, dan masih banyak lagi.

Fungsi Religius

Fungsi religius dalam keluarga memiliki arti sebagai tempat untuk


menanamkan nilai-nilai agama yang paling ihwal. Perlu kami
tegaskan, orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan
pemahaman, penyadaran, dan memberikan contoh dalam
keseharian tentang ajaran yang memiliki nilai agama yang mereka
anut. Hal ini menjadi bagian terpenting dalam membentuk karakter
dan kepribadian yang baik bagi anggota keluarga.
Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi dalam keluarga memiliki arti sebagai tempat


untuk melangsungkan sosialisasi nilai-nilai sosial dalam keluarga.
Melalui sosialisasi inilah, anak-anak diajarkan dalam menegakkan
normal kehidupan yang sifatnya universal.
Melalui fungsi ini juga, keluarga juga dapat menjadi lebih efektif
dalam berkomunikasi dan mengaktualisasi diri masing-masing .
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, maka
mereka membutuhkan hubungan antara sesama secara timbal
balik guna menciptakan tujuannya masing-masing.

Fungsi Rekreatif/Rekreasi

Fungsi rekreatif atau rekreasi dalam keluarga adalah sebagai


tempat untuk memberikan kesejukan dan kenyamanan untuk
seluruh anggotanya. Artinya, ia dapat menjadi tempat beristirahat
yang menyenangkan untuk melepas lelah.

Di dalam keluarga, seseorang dapat belajar untuk saling


menghargai, menyayangi, dan mengasihi sehingga terciptalah
hubungan harmonis dan damai. Dengan demikian, keluarga akan
benar-benar menjadi surga bagi seluruh anggotanya. Hal ini
sejalan dengan hadis, “Rumahku adalah surgaku.”

Fungsi Ekonomis

Fungsi ekonomis dalam keluarga memiliki arti sebagai tempat


untuk menjalankan pilar ekonomi yang kuat nan kokoh. Untuk
memenuhi nafkah atau kebutuhan dasar keluarga, diperlukan
kemapanan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin
keluarga diharuskan menjalankan fungsi ini dengan sebaik-
baiknya.

Keluarga harus mempunyai pembagian tugas secara ekonomi.


Siapa yang berkewajiban mencari nafkah, serta bagaimana cara
mengalokasikannya dengan adil agar masing-masing anggota
keluarga mendapatkan haknya secara seimbang.

2.6 Pembinaan Keluarga Sakinah

Sudah menjadi fitrah manusia dan menjadi keinginan serta


dambaan setiap pasangan suami istri yang telah mengikat hubungan
dengan akad nikah, untuk mewujudkan kehidupan keluarga sakinah,
yang bercirikan kerukunan, kasih sayang, keharmonisan, kesejahteraan,
kedamaian dan kebahagiaan ; Rasulullah SAW menggambarkan bahwa
rumah tangga merupakan surga dunia, “Baita Jannati” –rumahku
surgaku.

Untuk dapat mewujudkan keluarga yang sakinah Rasulullah SAW


bersabda dalam Hadits Riwayat Bukhari, yang artinya :

“Barang siapa mengawini wanita karena memandang kedudukannya,


Allah akan menambahkan baginya kerendahan ; barang siapa
mengawini wanita karena memandang harta bendanya, Allah akan
menambah baginya kemelaratan. Barang siapa mengawini wanita
karena keturunannya, Allah akan menambah baginya kehinaan. Akan
tetapi barang siapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin
meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin
mendekatkan ikatan kekeluargaan, Allah akan memberkahinya bagi
istrinya dan memberkahi istri baginya (suami)”.

Motivasi dalam memilih pasangan dan tujuan dalam


melangsungkan pernikahan, sangat menentukan kualitas keluarga
tersebut. Rasulullah SAW mengatakan bahwa pernikahan yang
dimaksud adalah untuk niat yang suci dan tujuan yang mulia.

Rasulullah SAW dalam salah satu sabdanya melukiskan tentang


suasana rumah tangga yang diliputi kebaikan dan kebahagiaan dengan
sabdanya dalam Hadits Riwayat Dailami dari Annas, yang artinya :
“Apabila Allah SWT menghendaki suatu rumah tangga yang baik
(bahagia), diberikannya kecenderungan menghayati ilmu-ilmu agama,
yang muda menghormati orang tua, harmonis dalam kehidupan, hemat
dan hidup sederhana; menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan
kemudian bertaubat. Jika Allah menghendaki sebaliknya, maka
ditinggalkannya mereka dalam kesesatan”.

Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria untuk


membina keluarga sakinah ada lima (5) macam, yaitu :

1) Mempelajari , menghayati dan mengamalkan ilmu-ilmu agama,


2) Mempunyai akhlak mulia, kasih sayang dan sopan santun,
3) Harmonis dalam keluarga, tenang dana man,
4) Hemat dan hidup sederhana,
5) Menyadari kesalahan sendiri dan segera memperbaikinya.

Disamping itu dapat ditambahkan, yaitu mampu dan mapan dalam


bidang ekonomi, baik dalam ibadah, fisik yang sehat dan kuat, mampu
menjaga dan memanfaatkan waktu serta saling tolong-menolong yang
dilandasi sikap empati antara anggota keluarga
BAB III
SIMPULAN

pernikahan itu bukan hanya berbicara tentang hubungan pria dan


wanita yang diakui secara sah secara agama dan hukum negara, dan
bukan hanya berbicara kebutuhan biologis laki-laki dan perempuan saja,
tetapi pernikahan dalam Islam sangat erat kaitannya dengan kondisi jiwa
manusia, kerohanian (lahir dan batin), nilai-nilai kemanusian, dan
adanya suatu kebenaran.

Sudah menjadi fitrah manusia dan menjadi keinginan serta


dambaan setiap pasangan suami istri yang telah mengikat hubungan
dengan akad nikah, untuk mewujudkan kehidupan keluarga sakinah,
yang bercirikan kerukunan, kasih sayang, keharmonisan, kesejahteraan,
kedamaian dan kebahagiaan ; Rasulullah SAW menggambarkan bahwa
rumah tangga merupakan surga dunia, “Baita Jannati” –rumahku
surgaku.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikisource.org/wiki/Undang_Undang_Republik_Indonesia_Nomor_1_Tahun_1974

https://www.gramedia.com/best-seller/pernikahan-menurut-pandangan-islam/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/keluarga-sakinah-dalam-islam-pengertian-karakteristik-dan-
upaya-mewujudkannya-1vRqQcRcNHb

https://www.abusyuja.com/2021/11/7-fungsi-keluarga-dalam-islam.html

Sumber : Buku Membangun etika islam dalam kehidupan

Anda mungkin juga menyukai