Anda di halaman 1dari 10

Oleh: Tisyo Haryono1

Email: tisyo_haryono@yahoo.co.id

Penyajian Buku Bermutu


Menurut SNI dan ISO
Rekomendasi Menuju
Perbaikan Berkelanjutan
Pendahuluan berwenang dalam bidang penerbitan. Oleh karena itu,
Buku merupakan jendela ilmu, dengan buku kita bisa referensi tentang penerbitan buku harus dihimpun, diolah
mendapatkan informasi yang belum kita ketahui, dengan dan disajikan melalui berbagai media agar dapat digunakan
membaca buku kita dapat mengenal hal-hal yang baru, sebagai acuan oleh semua pihak berkepentingan.
sehingga dapat menemukan atau menciptakan hal-hal
yang baru pula atau sering disebut sebagai inovasi. Buku Tulisan ini merupakan hasil telaahan penulis
mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Buku juga terhadap berbagai acuan berupa standar nasional dan
sangat berperan penting dalam proses belajar. Tanpa internasional tentang penyajian buku. Bahasan lengkap
buku, kita tidak akan mendapatkan inspirasi-inspirasi telah dituangkan seutuhnya dalam sebuah buku berjudul:
dan informasi penting yang berkembang. Dengan buku “Gaya Penulisan Buku Berdasarkan SNI dan ISO”. Tulisan
kita juga dapat menuangkan ide-ide yang kita dapatkan ini tidak menyajikan materi tentang bagaimana membuat
dari buku menjadi sebuah kreasi yang memiliki nilai yang sebuah buku dari sisi substansi materinya melainkan
tinggi. tentang bagaimana sebuah buku disajikan menurut
kaidah-kaidah yang baku sesuai dengan standar dan
Membaca buku menjadi latihan awal mempersiapkan lebih kepada gaya penulisan (styles manual) dan bukan
diri mengenal hidup dan kehidupan. Karena itulah, buku penyajian isi/substansi dari buku itu sendiri. Materi ini
sangat berperan penting dan merupakan sarana pembuka diolah dari berbagai sumber yang terpercaya terutama
wawasan. Berawal dari buku, ada kata-kata bijak yang bisa berupa standar nasional dan standar internasional serta
memotivasi kita untuk terus belajar, yaitu: “Bacalah buku karya tulis para ahli di bidang penyajian buku.
maka anda akan menuai GAGASAN”. Buku juga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan melalui Konsep Buku Bermutu Menurut SNI dan ISO
penyebaran informasi ilmu pengetahuan. Penyebaran Buku merupakan produk industri di bidang
informasi iptek melalui buku dimaksudkan agar ilmu perbukuan. Pandangan ISO tentang buku bermutu
pengetahuan digunakan oleh para pelaku pembangunan sebagai produk sudah jelas disajikan melalui beberapa
khususnya para penyuluh, pelaku usaha, dan para referensi yang telah dikeluarkan ISO. Untuk mengetahui
pembuat kebijakan. penjelasan secara detil, di bawah ini disajikan bahasan
tentang buku bermutu; pengertian, sistematika penyajian,
Karena kepentingannya yang begitu nyata, maka buku dan kriterianya.
harus diterbitkan dengan baik, tidak boleh asal-asalan
atau sembarangan. Penerbitan buku harus memenuhi 1. Pengertian
ketentuan baku mutu yang berlaku dalam sistem International Organization for Standardization
penerbitan telah diatur melalui ketentuan lembaga yang (ISO) mendefinisikan mutu sebagai: ”the totality of

1
Ketua Bidang Pengembangan Standar, Masyarakat Standardisasi Indonesia-MASTAN dan Anggota Tim Pertimbangan Pustakawan-Perpustakaan
Nasional RI.

30 Vol. 22 No. 3 Tahun 2015


features and characteristics of a product or services • Memuat naskah utama yang diawali dengan
that bear on its ability to satisfy stated and implied pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan.
needs” (ISO 8462). Selanjutnya dalam ISO 9000:2008, • Naskah utama berawal pada halaman rekto.
mutu didefinisikan sebagai: “degree to which a set of • Naskah utama dibagi dalam beberapa bab,
inherent characteristics fulfill requirements”. subbab, dan jika ada sub-subbab.
• Setiap bab dimulai pada halaman baru.
Dari definisi tersebut dapat disimak beberapa hal • Semua dokumen yang dikutip dalam batang
penting sebagai berikut: tubuh naskah didaftar dalam bagian “acuan”.
• Dalam sistem mutu, buku merupakan salah satu • Daftar acuan bibliografi ditempatkan pada
produk yang memiliki karakteristik tertentu yang halaman baru setelah naskah utama.
harus dipenuhi; • Dokumen yang tidak dikutip dalam batang
• Buku bermutu harus memiliki karakteristik yang tubuh naskah tetapi diperlukan sebagai
mampu memenuhi kebutuhan pemustaka; informasi pelengkap harus didaftar dalam
• Buku bermutu juga berarti sejauhmana lampiran di bawah judul “Bibliografi”.
karakteristik tersebut memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan sesuai standar; 2.3 Bagian Akhir
• dan pada akhirnya, buku bermutu harus disajikan Pada bagian akhir buku memuat:
dalam rangka mencapai tingkat kepuasan • Indeks:
pemustaka. - Penyajian indeks harus mengikuti
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa ketika ketentuan SNI 1946-1990 tentang Indeks
bicara tentang buku bermutu berarti bicara publikasi.
tentang pemenuhan terhadap persyaratan - Angka arab harus digunakan untuk semua
tentang penyajian buku yang ditetapkan dalam rujukan halaman pada naskah utama.
standar untuk tujuan mencapai tingkat kepuasan - Setiap indeks harus dimulai pada halaman
pemustaka. baru.
- Jenis indeks harus dinyatakan dengan jelas
2. Sistematika Penyajian Buku pada judul indeks.
Sistematika penyajian buku menurut ketentuan - Untuk kejelasan, setiap tajuk indeks
SNI dan ISO terdiri dari bagian awal, batang tubuh sebaiknya tidak diuraikan terlalu dalam.
dan bagian akhir. • Riwayat hidup (bila diperlukan)
• Sampul belakang
2.1 Bagian Awal • Materi pelengkap
Pada bagian awal terdiri atas:
• Sampul depan luar dan dalam (halaman 1 3. Kriteria buku bermutu
dan 2). Dalam sebuah buku, sampul bukan Buku bermutu memiliki kriteria tertentu dalam
merupakan keharusan (opsional). Sampul penyajiannya. SNI maupun ISO tidak mengatur
depan harus berisi bagian-bagian penting penyajian isi buku secara substantif. SNI dan ISO lebih
dari halaman judul yaitu judul buku, nama menekankan pengaturan tentang gaya penulisan buku
pengarang, dan penerbit; yang bersifat fisikal dan tidak substansial. Menurut
• Halaman judul (uraian lengkap tentang ketentuan SNI dan ISO kriteria tersebut adalah
halaman judul buku disajikan pada SNI 19- sebagai berikut:
1937:1990);
• Kata pengantar 3.1 Buku bermutu harus memenuhi spesifikasi
• Daftar Isi teknis yang dipersyaratkan (Conformance to
• Daftar ilustrasi dan tabel requirements)
• Singkatan dan simbol Buku (ilmiah) bermutu adalah buku yang
• Daftar istilah memenuhi persyaratan sebagai Karya Tulis Ilmiah
(KTI) yang telah ditetapkan dalam SNI/ISO
2.2 Batang Tubuh atau diatur oleh lembaga ilmiah seperti halnya
Pada bagian batang tubuh, sebuah buku harus LIPI yang mempunyai kewenangan membuat
mengikuti hal isi maupun ketentuan sebagai peraturan teknis tentang penerbitan buku. Buku
berikut: bermutu juga harus memenuhi persyaratan dalam

Vol. 22 No. 3 Tahun 2015 31


penyajiannya seperti informasi pada rekto dan Disamping halaman judul utama buku ada
verso halaman judul, penyajian judul punggung, pula halaman judul semu (half title page), yaitu
pemberian nomor bagian dan subbagian isi buku, halaman judul yang hanya memuat judul buku
indeks, abstrak, dan referensinya. (lengkap atau disingkat) tanpa nama pengarang
maupun penerbit. Halaman judul semu terletak
3.1.1 Halaman Judul Buku pada halaman sebelum halaman judul utama.
Buku bermutu harus memiliki halaman
judul yang memenuhi persyaratan. Judul Halaman judul buku terdiri atas halaman
merupakan bagian buku yang banyak REKTO, yaitu muka sebelah kanan kalau buku
dibaca. Oleh karena itu judul harus dalam posisi terbuka. Ini merupakan bagian dari
mampu menarik perhatian pembaca yang halaman judul buku. Sedangkan muka sebelah
melihatnya secara sepintas. Usahakan agar kiri buku disebut halaman VERSO yang juga
berdasarkan pikatan judul, orang yang merupakan bagian dari halaman judul buku.
sedang mencari informasi berkeinginan Informasi minimum pada halaman judul buku
untuk mengetahui lebih jauh tentang (Rekto) berbeda dengan informasi pada verso
buku tersebut. Sebaliknya judul yang tidak halaman judul. Untuk lebih jelasnya informasi
jelas, kurang informatif, tidak memikat, tersebut adalah sebagai berikut:
dan bisu akan menyebabkan buku tidak
diperhatikan orang lain. 3.1.1.1 Halaman Judul Rekto
Informasi yang harus ada pada halaman
Karena judul merupakan bagian judul rekto sekurang-kurangnya adalah:
penting dari buku, maka pembuatan judul • Judul buku, termasuk anak judul, bila
harus dipikirkan betul-betul. Gunakan kata ada.
kunci yang mungkin bermanfaat dalam • Nama pengarang (penulis, editor,
pembuatan judul. Usahakan agar sekali penyantun)
dibaca, judul tersebut dapat langsung • Tempat penerbit
ditangkap maknanya (eye catching) dengan • Nama penerbit
tidak perlu mengulanginya. • Tanggal penerbitan (cukup menyebutkan
tahun penerbitan)
Dalam membuat judul harus dipilih • Nomor edisi
kata-kata yang padat makna, kata kunci • Nomor jilid dan nomor seri, bila buku
yang khas, dan mampu mewakili gambaran tersebut merupakan bagian dari suatu
keseluruhan isi buku. Hindari kata-kata yang penerbitan berjilid atau penerbitan
tidak berguna. Jangan menggunakan kata berkala.
kerja. Judul tidak mengandung singkatan
atau akronim kecuali jika diyakini bahwa 3.1.1.2 Halaman Judul Verso
bentuk tersebut pasti dikenal baik oleh Informasi yang harus ada pada halaman
publik, namun demikian, standar SNI/ISO judul verso sekurang-kurangnya adalah:
tidak mengatur tentang bagaimana membuat • Judul dalam bahasa aslinya, bila buku
judul agar memikat pembaca. Standar tersebut merupakan hasil terjemahan
tersebut mengatur tentang informasi apa • Judul buku dalam bahasa yang
yang wajib dan informasi apa yang opsional diterjemahkan, bila buku tidak
disajikan pada halaman judul buku. diterjemahkan langsung dari bahasa
aslinya
Halaman judul buku (title page) • Bila judul buku tersebut berlainan
adalah dua halaman pertama dari sebuah dengan judul edisi terdahulu, maka
buku yang merupakan halaman judul semua judul buku harus dicantumkan
sebenarnya, dan menjadi sumber informasi • Nama pembantu pengarang atau pihak
utama dari sebuah buku untuk menjamin yang terlibat dalam penulisan buku
pencatatan bibliografi secara tepat dan tersebut
lengkap. Halaman ini memuat judul, nama • Jumlah jilid keseluruhan, bila buku
pengarang, dan penerbit. tersebut merupakan bagian dari suatu

32 Vol. 22 No. 3 Tahun 2015


penerbitan berjilid (Penulisan jilid menaik (tidak baku) yaitu judul punggung
harus memakai angka Arab atau yang harus dibaca dari bawah ke atas.
Romawi).
• Tanggal penerbitan edisi terdahulu, bila Pada punggung buku harus ada ruang
buku tersebut merupakan edisi baru sekurang-kurangnya 3 cm dari bawah yang
• Nomor cetakan (imprint) buku tersebut, disediakan untuk kode perpustakaan yang
dan tanggal cetakan-cetakan terdahulu biasanya ditulis pada label buku, dicetak
serta jumlah cetakan keseluruhan, bila atau dicetak timbul pada punggung buku,
ada. misalnya nomor panggil (call number).
• Terjemahan bahasa Indonesia dari judul
dan anak judul, serta nama pengarang Judul punggung pada sampul dan jaket
badan korporasi yang tercantum pada buku harus sesuai dengan judul buku
halaman rekto, bila diperlukan pada halaman judul dan tanpa tambahan
• Alamat lengkap penerbit atau perubahan pada kata-katanya. Jika
• Nomor ISBN memungkinkan, nama penulis juga
• Nama dan alamat pencetak buku dicantumkan pada punggung buku. Jika
• Keterangan tentang hak cipta, izin ruang masih cukup, nama penerbit dapat
terbit, dan izin cetak. ditambahkan. Jika memungkinkan, judul
punggung melintang harus digunakan.
3.1.2 Judul Punggung Buku Jika tidak mungkin, judul punggung
Buku bermutu harus memiliki judul menurun harus digunakan. Sebaiknya tidak
punggung sesuai persyaratan. Buku yang menggunakan judul punggung menaik.
diletakkan pada rak di perpustakaan, toko
buku atau di tempat-tempat lainnya akan Judul tepi adalah judul yang dicetak
lebih mudah ditemukan jika dibuat judul menurun sepanjang tepi kulit buku dekat
punggungnya dengan posisi yang distandarkan. punggung atau lipatan tengah dari sampul.
Oleh karena itu tujuan pembuatan standar Judul tepi digunakan jika buku sangat tipis
tentang judul punggung buku adalah agar para atau karena alasan lain, misalnya dijilid
penerbit buku dapat menerapkan ketentuan dengan spiral sehingga judul tidak dapat
standar untuk penyajian judul punggung dicetak pada punggung buku. Judul tepi
sehingga memudahkan pemakai perpustakaan, ditempatkan dekat tepi punggung buku. Isi
toko buku, dan pemustaka lainnya untuk dan tata letak judul tepi harus sama dengan
menggunakan buku tersebut. judul yang terdapat pada judul punggung
dan sebaiknya dicetak menurun pada
Judul punggung adalah judul yang dicetak sampul depan). Judul tepi juga bisa dicetak
pada punggung buku. Sedangkan punggung menurun pada sampul belakang.
buku itu sendiri adalah bagian dari buku
berupa tepi atau lipatan halaman dalam 3.1.3 Penomoran Bagian dan Subbagian Isi
yang dijahit, dikotot (stapled), di-lem, atau Buku
disatukan, termasuk bagian yang sama pada Buku bermutu harus mengikuti aturan
kotak pelindung atau sampul. penomoran isi buku sesuai ketentuan
yang dipersyaratkan. Tujuan penomoran
Judul punggung terdiri dari judul melintang bagian dan subbagian isi buku adalah untuk
dan judul menurun. Judul melintang yaitu memudahkan pengaturan isi buku supaya
judul punggung dengan penulisan huruf terbagi ke dalam bagian-bagian yang lebih
horizontal saat buku berdiri dengan posisi sistematis menurut aturan tertentu.
tegak. Sedangkan judul punggung menurun
adalah judul punggung buku yang harus dibaca Penomoran bagian dan subbagian isi
dengan arah dari atas ke bawah punggung buku maupun dokumen tertulis lainnya
buku. Judul punggung lebih mudah dibaca dianjurkan apabila:
jika buku diletakkan dengan sampul depan • Menjelaskan urutan, kepentingan, dan
menghadap ke atas. Ada juga judul punggung hubungan timbal balik dari masing-

Vol. 22 No. 3 Tahun 2015 33


masing bagian dan subbagian; sebagainya);
• Menyederhanakan penelusuran dan • Urutan entri berkelas (classified order)
penemuan kembali bagian tertentu berdasarkan subjek, nama orang, dan
dalam teks; sebagainya;
• Memudahkan acuan dalam dokumen • Urutan kronologis, numerikal, alfanu­
tertulis. merikal, dan sebagainya (berdasarkan
kejadian historis, nama, paten, standar,
Penomoran Bagian dan Subbagian buku laporan, nomor klasifikasi, dan lainnya).
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
• Penomoran buku menggunakan angka Sedangkan menurut Jenisnya, Indeks bisa
arab untuk penomorannya; berupa:
• Bagian utama (tingkat pertama) buku • Indeks Umum (general index) yang
dan dokumen lainnya diberi nomor menggabungkan semua item dalam satu
secara berkelanjutan dimulai dari angka daftar yang harus dimunculkan dalam
1; indeks untuk memfasilitasi penggunaan
• Setiap bagian utama dapat dibagi dalam buku;
subbagian (tingkat kedua) yang diberi • Indeks Khusus (special Index) yang
nomor secara berkelanjutan. Cara meliputi:
penomoran dapat dilanjutkan dengan - Indeks subjek;
nomor subbagian selanjutnya (tingkat - Indeks pengarang;
ketiga dan selanjutnya); - Indeks judul;
• Dianjurkan untuk membatasi nomor - Indeks nama perorangan dan badan
subbagian agar nomor rujukan tetap korporasi, dan;
mudah untuk diidentifikasi, dibaca, - Indeks nama tempat dan geografi.
dan dikutip;
• Tanda baca titik ditempatkan diantara Indeks sebuah buku harus menyajikan
nomor yang menunjukkan subbagian kata-kata penting yang ada pada buku tersebut
dari tingkat yang berbeda (lihat agar memudahkan pembaca buku untuk
contoh di bawah ini). Tanda baca titik mencari topik yang diinginkannya. Indeks
tidak boleh digunakan setelah akhir buku ditempatkan pada bagian belakang
penomoran. buku dan disajikan dengan halaman yang
• Contoh : berurutan, tidak boleh terganggu dengan
halaman lainnya. Kata yang ada pada indeks
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 buku harus mengacu ke nomor halaman
dengan menggunakan huruf arab. Sebuah
1 2.1 2.1.1
buku sekurang-kurangnya menyajikan indeks
2 2.2 2.2.1 sebanyak lima persen dari jumlah seluruh
3 2.3 2.3.1 halaman buku (Association of International
Indexers, 1985).
3.1.4 Indeks Buku
Buku bermutu harus dilengkapi indeks Indeks sebuah buku pada umumnya
buku, yaitu daftar detail nama orang, ditempatkan di bagian akhir buku sesuai
nama geografis, nama tempat, dan lainnya dengan sistematika sebagai berikut (LIPI,
yang menunjuk ke nomor halaman buku. 2012):
Tujuan utamanya adalah untuk memandu • Sampul dan Nama penulis
pembaca kepada topik-topik penting yang • Karya Cipta
akan dibaca. • Pengantar
• Daftar Isi
Menurut entrinya, indeks bisa disusun • Pendahuluan
berdasarkan: • Batang Tubuh
• Urutan entri secara alfabetis • Ucapan Penghargaan (opsional)
(berdasarkan subjek, nama orang, dan • Indeks

34 Vol. 22 No. 3 Tahun 2015


• Glosarium (opsional) Standar ini tidak menjelaskan salah
• Daftar Acuan satu gaya penulisan yang selama ini banyak
• Bibliografi (opsional) digunakan melainkan hanya menunjukkan
• Lampiran (opsional) elemen-elemen yang disarankan berikut
urutannya.
3.1.5 Abstrak
Buku bermutu harus menyajikan 3.1.7 Standar SNI/ISO tentang ISBN
abstrak yang merupakan representasi Buku bermutu juga harus dilengkapi
singkat dan akurat dari isi dokumen tanpa dengan ISBN yaitu nomor buku standar
menambahkan tafsiran atau kritik dan internasional sebagai sistem identifikasi
tanpa membedakan penyusunnya (penulis yang unik untuk setiap edisi publikasi
asli atau orang lain). monograf yang dipublikasikan atau
diproduksi oleh penerbit tertentu. Standar
Penyusunan abstrak dapat berbentuk ini mengatur tentang pembentukan ISBN,
informatif atau indikatif. Abstrak informatif aturan pemberian dan penggunaannya,
diperlukan untuk uraian tentang penelitian dan administrasi sistemnya.
dan dokumen bertema tunggal. Abstrak
informatif perlu menyajikan informasi International Standard Book Number
kualitatif maupun kuantitatif terpenting (ISBN) adalah nomor buku standar
yang ada dalam dokumen. Abstrak internasional yang diberikan kepada
indikatif digunakan untuk uraian yang pendaftar oleh agen pendaftaran ISBN yang
panjang seperti monograf, ikhtisar atau ditunjuk sesuai dengan standar ini. ISBN
tinjauan yang luas. Abstrak indikatif hanya diberikan oleh agen ISBN yang ditunjuk (di
menggambarkan jenis dokumen, subjek Indonesia adalah Perpustakaan Nasional)
utama, dan cara pengolahan fakta. kepada orang atau organisasi yang telah
mengajukan ISBN.
Penjelasan lebih lanjut tentang kedua
jenis abstrak tersebut disajikan pada SNI Dalam hal pembentukan nomor ISBN,
19-4192-2002 tentang Abstrak untuk sejak Januari 2007, semua agen sistem
dokumentasi dan publikasi. ISBN hanya menggunakan nomor ISBN
dengan 13 digit, yang terdiri dari:
3.1.6 Standar SNI/ISO tentang Penyajian • Elemen prefiks: terdiri dari 3 digit yang
Referensi/Rujukan menunjukkan bahwa terbitan tersebut
Buku bermutu harus menyajikan merupakan bagian dari sistem ISBN;
referensi/rujukan yang sesuai dengan • Elemen kelompok registrasi: yaitu
ketentuan SNI 19-4190-1996 – Rujukan kelompok registrasi, yang menunjukkan
karya tulis, yang telah disempurnakan nasional, geografi, bahasa atau
dengan terbitnya ISO 690 : 2010 - pengelompokan lainnya dalam satu
Guidelines for bibliographic references and ISBN atau lebih. Nomor ini diberikan
citations to information resources. Standar oleh agen ISBN. Elemen ini panjangnya
tersebut pada dasarnya membagi rujukan beragam sesuai dengan output
menjadi lima ketentuan, yaitu: penerbitan dalam kelompok tertentu;
• Penulisan referensi untuk buku; • Elemen pendaftar:
• Penulisan referensi untuk majalah; • Elemen publikasi
• Penulisan referensi untuk kontribusi • Cek digit
dalam buku;
• Penulisan referensi untuk kontribusi ISBN tidak diberikan kepada entitas
dalam majalah, dan; abstrak seperti karya-karya tekstual, dan
• Penulisan referensi untuk pernyataan kreasi abstrak dari isi yang bersifat artistik
elektronis. atau intelektual. Misalnya sebuah novel
perlu diberi ISBN sedangkan abstrak dari
nover tersebut tidak perlu ISBN.

Vol. 22 No. 3 Tahun 2015 35


ISBN diberikan pula pada publikasi isi buku aman/terlindungi.
multi volume. ISBN diberikan kepada set
lengkap volume terbitan dimana terbitan Sampul buku terdiri atas sampul
tersebut terdiri atas lebih dari satu volume. depan dan sampul belakang. Sampul
Jika volume tersebut tersedia secara depan harus berisi bagian-bagian
terpisah, maka masing-masing volume penting dari halaman judul terutama
harus diberi nomor ISBN pada halaman judul dan nama pengarang. Sedangkan
judul verso dan ISBN diberikan juga pada menurut ketentuan LIPI bahwa
set lengkapnya, dalam hal penempatan informasi pada halaman sampul buku
nomor ISBN adalah bahwa ISBN ditulis tidak selengkap informasi yang terdapat
dengan huruf cetak yang jelas dan mudah pada halaman judul buku. Pada halaman
dibaca. Singkatan ISBN ditulis dengan sampul biasanya hanya mencantumkan
huruf besar mendahului penulisan angka informasi sebagai berikut:
pengenal kelompok, pengenal penerbit, - Judul buku, lengkap dengan
pengenal judul dan angka pemeriksa. subjudul (kalau ada);
Penulisan antara setiap bagian pengenal - Nama pengarang terutama kalau
dibatasi oleh tanda penghubung, seperti jumlahnya maksimum tiga orang.
contoh berikut: Jika lebih dari tiga orang harus
dicantumkan pada balik halaman
ISBN 978-602-8519-93-9 judul (verso);
- Nama penerbit dan kota terbit.
Untuk terbitan cetak, ISBN dicantumkan
pada: Sedangkan pada halaman sampul
• Bagian bawah pada sampul belakang luar buku bagian belakang, dapat
(back cover); dimuat sinopsis baik mengenai isi buku
• Verso (balik halaman judul) (halaman maupun riwayat hidup singkat penulis
copyright); (LIPI, 2012 C1.a1.).
• Punggung buku (spine) untuk buku
tebal, bila keadaan memungkinkan. • Pembuatan Judul lari atau judul sirahan
(‘Running Title’ atau ‘Running Head’)
3.1.8 Standar lainnya Buku bermutu dilengkapi dengan
Selain standar yang telah disebut di judul lari/judul sirahan yang memuat
atas, masih banyak standar yang mengatur informasi untuk identifikasi (SNI 19-
bagian-bagian lain dari buku antara 1950-1990), yang dicantumkan pada
lain standar tentang halaman sampul/ bagian yang kosong setiap halaman
kulit buku, dan standar tentang judul lari atas atau bawah dan terdiri atas judul
(running title). buku pada halaman genap dan judul
bab/artikel pada halaman ganjil.
• Standar tentang halaman sampul buku
Buku bermutu menggunakan Judul lari atau judul Sirahan adalah
ketentuan baku dalam pembuatan judul yang diulang-ulang pada setiap
halaman sampul. Namun demikian tidak halaman. Judul lari berfungsi untuk
ada standar yang khusus membahas membantu pembaca menghubungkan
tentang halaman sampul/kulit buku, materi di setiap halaman dengan judul
dalam beberapa standar terdapat bab dan judul buku (Rivai, 1995).
ketentuan tentang sampul, misalnya
pada SNI 01-6684-2002 tentang Dijelaskan pula bahwa pembuatan
penyajian tesis dan dokumen sejenis judul lari dalam buku biasanya untuk
yang menyatakan bahwa sampul bukan judul buku ditempatkan pada halaman
merupakan keharusan dalam sebuah sebelah kiri bagian atas atau bawah dari
dokumen termasuk buku. Sampul buku halaman buku. Sedangkan judul bab
lebih merupakan alat pelindung supaya atau judul artikel ditempatkan pada

36 Vol. 22 No. 3 Tahun 2015


halaman sebelah kanan di bagian atas buku menjadi kurang bermutu. Beberapa kesalahan
atau bawah. tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Halaman judul rekto tidak memuat informasi yang
Kesalahan yang sering terjadi dalam dibutuhkan (tidak lengkap) sehingga tidak bisa
penyusunan judul lari adalah dalam menjadi sumber utama informasi bibliografis buku.
penempatan judul buku dan judul bab/ Sebaliknya banyak buku yang menyajikan informasi
artikel yang terbalik/tertukar. Judul yang berlebihan pada halaman ini yang mengkibatkan
buku seharusnya ditempatkan pada informasi tentang judul buku menjadi tidak fokus;
halaman sebelah kiri (verso). Sedangkan 2. Halaman judul verso (verso halaman judul) memuat
judul bab atau judul artikel ditempatkan informasi yang tidak lengkap, padahal halaman ini
pada bagian atas atau bawah halaman sebenarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
sebelah kanan (rekto). Kesalahan dari halaman judul itu sendiri karena kedua halaman
lainnya adalah mencantumkan judul tersebut harus memuat keseluruhan informasi
buku pada semua halaman (verso dan bibliografis buku secara lengkap. Oleh karena itu
rekto) dan tidak mencantumkan judul kedua halaman ini merupakan halaman judul utama
bab atau judul artikel sama sekali. dan dijadikan sumber informasi dalam pengolahan
bahan pustaka;
Panjang judul lari biasanya dibatasi 3. Cover/sampul depan buku bagian luar banyak
tiga sampai lima kata dan tidak melebihi mencantumkan ISBN dan tahun. Menurut ketentuan
50 karakter (Riva’i, 1995). Oleh karena standar, pada sampul buku cukup menyajikan
itu judul perlu disingkat dengan judul, pengarang, dan edisi. Keterangan lain-lain
menggunakan acuan penyingkatan dicantumkan pada halaman judul utama;
yang baku berdasarkan SNI. Patokan 4. Penyajian judul lari sering terbalik. Judul buku
penyingkatan judul terbitan telah diatur seharusnya ditulis pada halaman genap ternyata
dalam SNI 002-1936 dan ISO 4 – 1972 sering ditemukan pada halaman ganjil dan sebaliknya
(E) tentang patokan penyingkatan judul judul bab sering ditulis di halaman genap, seharusnya
terbitan berseri. berada di halaman ganjil. bahkan banyak buku yang
memiliki judul lari yang sama untuk setiap halaman
3.2 Buku bermutu mampu Memuaskan Pelanggan buku;
(Customer need or expectation) 5. Penulisan judul bab dan/atau subbab dalam isi buku
Buku bermutu juga sangat mengutamakan sering tidak sesuai dengan penulisan pada daftar isi
kepuasan pemustaka/pelanggannya. Segala buku, padahal harus sama persis dan tidak boleh ada
upaya yang dilakukan dalam penyusunan buku perbedaan karena daftar isi merupakan gambaran isi
sepenuhnya diarahkan bagi kepuasan pemustaka. dokumen termasuk pemberian nomor halamannya;
Usaha lebih lanjut untuk kepuasan pemustaka 6. Sering terjadi inkonsistensi dalam penulisan yang
membawa penerbit buku pada pengertian yang terdapat dalam satu bagian dengan bagian lain. Hal
terluas dari pengertian mutu, yaitu memenuhi ini sangat mengganggu kemapanan isi buku;
kebutuhan atau harapan pemustaka. Itulah 7. Banyak buku yang menggunakan judul punggung
sebabnya ISO mendefinisikan mutu sebagai menaik, padahal ini tidak dianjurkan menurut aturan
“totalitas gambaran dan karakteristik suatu standar. Judul punggung seharusnya ditulis menurun
produk atau jasa yang mampu memuaskan atau mendatar/melintang. Hal ini untuk memudahkan
kebutuhan pelanggan”. Hal ini mengandung arti pembaca ketika buku diletakkan dalam posisi sampul
bahwa kesesuaian terhadap spesifikasi teknis depan berada di atas;
adalah sangat penting dan akhirnya harus mampu 8. Banyak buku yang tidak menyediakan ruang kosong
mencapai tingkat kepuasan pemustaka. (di bagian punggung buku) 3 cm dari ujung bagian
bawah buku. Hal ini sangat penting untuk keperluan
Kesalahan Umum Penyajian Buku dan identifikasi perpustakaan (call number);
Permasalahannya 9. Halaman judul sering kelebihan informasi seperti
Hasil pengamatan sederhana terhadap beberapa alamat lengkap penerbit, penulisan nama pengarang
buku terbaru terbitan lembaga pemerintah menunjukkan yang lebih dari tiga orang, terutama bila penyusun
bahwa terdapat banyak sekali kesalahan yang dilakukan buku adalah berupa tim;
dalam penyajian buku, sehingga dapat mengakibatkan 10. Definisi/pengertian sering diulang-ulang sampai dua

Vol. 22 No. 3 Tahun 2015 37


atau tiga kali yang muncul dalam beberapa bagian isi persyaratan sebagai buku bermutu. Oleh karena
buku. Hal ini tidak diperlukan karena yang penting itu perlu dilakukan asesmen mutu buku secara luas
keterkaitan satu bagian dengan bagian yang lainnya untuk memastikan kepatuhannya terhadap ketentuan
bisa dibangun melalui acuan silang (cross reference) standar nasional dan internasional.
dan tidak perlu pengulangan;
11. Penempatan nomor ISBN sering ditemukan berada 2. Mengembangkan Kebijakan Penerbitan
pada posisi kanan atas pada sampul depan buku Kebijakan tentang penerbitan buku khususnya
bagian luar seperti halnya ISSN, padahal nomor ISBN di bidang perpustakaan nampaknya masih belum
seharusnya ditempatkan pada dua tempat yaitu pada jelas. Buktinya lembaga pemerintah dan perguruan
halaman judul verso, dan pada halaman luar dari tinggi telah menerbitkan buku-buku yang tidak
sampul belakang buku bagian bawah; memenuhi persyaratan standar. Regulasi sebagai
12. Banyak buku yang tidak menggunakan indeks, padahal salah satu bentuk kebijakan di bidang perbukuan
menurut standar bahwa indeks itu merupakan sangat diperlukan untuk mendorong semua pihak
bagian penting dari penerbitan sebuah buku karena agar mematuhi ketentuan yang dipersyaratkan untuk
dapat membantu pembaca menuju isi buku. Bahkan menjamin mutu buku yang diterbitkan. Perpustakaan
menurut Asosiasi para ahli indeks internasional, Nasional merupakan lembaga pemerintah yang paling
jumlah halaman indeks sebuah buku sekurang- kompeten untuk mengeluarkan regulasi yang dapat
kurangnya harus lima persen dari keseluruhan mengatur pelaksanaan penerbitan buku di bidang
jumlah halaman buku (AIE, 1985). perpustakaan sehingga mampu menghasilkan buku/
terbitan bermutu.
Kesalahan-kesalahan tersebut menunjukkan bukti
adanya permasalahan serius dalam penyajian buku 3. Pengembangan Standar dan Pedoman
walaupun hasil analisis sementara menunjukkan bahwa Standar di bidang penerbitan buku, khususnya
kesalahan umum terutama terjadi pada buku-buku SNI masih sangat terbatas jumlahnya saat ini, yaitu
terbitan lembaga pemerintah. Permasalahan yang terjadi sebanyak 10 judul. Standar tersebut masih sangat
dapat mengganggu kemapanan data bibliografis sebuah kurang dibanding dengan kebutuhan saat ini dan
dokumen, dan kalau ini terus terjadi, maka dampaknya tantangan ke depan, apalagi standar yang ada rata-rata
akan sangat luas terhadap pekerjaan dokumentasi, sudah berumur lebih dari lima tahun yang berarti sudah
perpustakaan, dan kearsipan yang pada akhirnya akan harus dilakukan kaji ulang sesuai dengan ketentuan
berpengaruh pula pada layanan kepada publik sebagai standardisasi. Pengembangan standar tentang
pengguna buku. perbukuan sangat diperlukan untuk memperkaya
acuan bagi masyarakat pelaku perbukuan. Pedoman
Rekomendasi Menuju Perbaikan Berkelanjutan dan manual juga harus disiapkan untuk membantu
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman publik perpustakaan
meningkatkan mutu penyajian buku agar mampu terhadap berbagai ketentuan baku perbukuan.
menghasilkan buku bermutu, khususnya di lingkungan
lembaga pemerintah. Beberapa diantaranya adalah 4. Pelatihan
sebagai berikut: Pelatihan/workshop peningkatan kemampuan
1. Asesmen mutu penerbitan penulis, editor, pustakawan dan pelaksana
Banyak buku di bidang perpustakaan yang telah penerbitan tentang penyajian buku bermutu akan
terbit, namun berapa banyak buku tersebut yang sangat membantu meningkatkan mutu pengelolaan
telah memenuhi ketentuan standar nasional dan penerbitan yang pada gilirannya akan mampu
internasional terutama dalam format penyajiannya. meningkatkan mutu buku secara keseluruhan.
Penulis telah mencoba memeriksa sebagian buku-
buku dimaksud dan hasilnya sangat memprihatinkan Kesimpulan
karena pada umumnya buku-buku tersebut tidak Penerbitan buku di bidang perpustakaan saat ini
mengikuti ketentuan standar dan tidak memenuhi sangat memprihatinkan baik jumlah maupun mutunya.
spesifikasi teknis penyajian buku. Artinya jika Apabila dibiarkan berlangsung dalam jangka waktu
spesifikasi teknis seperti diuraikan di atas menjadi yang lama akan sangat berpengaruh pada lambatnya
kriteria untuk penilaian buku bermutu, maka buku- peningkatan kemampuan profesionalisme tenaga
buku di bidang perpustakaan, khususnya yang terbit perpustakaan di Indonesia. Banyak hal yang dapat
di lingkungan lembaga pemerintah tidak memenuhi dilakukan untuk meningkatkan mutu penerbitan buku

38 Vol. 22 No. 3 Tahun 2015


di Indonesia. Fokus pembinaan adalah meningkatkan dengan melakukan asesmen mutu publikasi terutama
kemampuan para penulis, editor, pustakawan dan untuk buku terbitan lembaga pemerintah, dan untuk
pelaksana penerbitan tentang penyajian buku bermutu memastikan tingkat kepatuhan setiap lembaga terhadap
di lingkungan lembaga pemerintah khususnya di bidang aturan baku penerbitan.
perpustakaan. Penataan kebijakan penerbitan berupa
penyusunan regulasi tentang penerbitan, pengembangan Peran Perpustakaan Nasional RI dalam hal ini sangat
standar dan pedoman, pelatihan/workshop peningkatan penting terutama dengan pembinaan teknis terhadap para
kemampuan tenaga perpustakaan dalam penerbitan buku pelaku penerbitan. Hal ini harus diawali dengan upaya
bermutu merupakan upaya penting yang dapat dilakukan pengembangan model terbaik (best practices) penerbitan
dalam rangka mengatasi permasalahan penyajian buku buku bermutu di lingkungan Perpustakaan Nasional.
bermutu. Namun semua upaya tersebut harus diawali

Daftar Pustaka

Assiciation of International Indexer. 1985. Book Indexing. Rifai, M.A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan,
London: AII dan Penerbitan. UGM Press bekerjasama dengan
Haryono, T. 2014. Manual Gaya Penulisan Buku Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian
Berdasarkan SNI dan ISO (Styles Manual). Jakarta: pada Masyarakat-Ditjen Dikti. Yogyakarta: UGM
Badan Standardisasi Nasional. Press.
Irianto, D. 2009. Standardisasi: Pijakan Awal SNI 19 – 1937. 1990. Halaman judul buku. Jakarta: BSN
untuk Peningkatan Kualitas di Industri. Dalam: SNI 19 – 4190. 1996. Rujukan Karya Tulis. Jakarta: BSN.
Standardisasi dan Regulasi Teknis di Bidang SNI 19 – 4195. 1996. Penomoran bagian dan subbagian
Industri, Pandangan Pemangku Kepentingan. Jakarta: dalam dokumen tertulis. Jakarta: BSN.
Departemen Perindustrian. SNI 19 – 6651. 2002. Penyajian laporan ilmiah dan
ISO 690: 2010. Information and Documentation – teknis. Jakarta: BSN.
Guidelines for bibliographic references and citations to SNI 19 – 6963. 2003. Judul punggung pada buku dan
information resources. Geneva: ISO. publikasi lainnya. Jakarta: BSN.
ISO 2108. 2005. Information and Documentation – SNI 1946. 1990-D. Index of a publication. Jakarta: BSN.
International Standard Book Number (ISBN). Geneva: SNI 19 – 4192. 2002. Abstrak untuk dokumentasi dan
ISO. publikasi. Jakarta: BSN.
LIPI. Peraturan Ketua LIPI Nomor 04/E/2012 tentang
Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: LIPI

Vol. 22 No. 3 Tahun 2015 39

Anda mungkin juga menyukai