Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

SIKLUS KEHIDUPAN DALAM DUNIA KERJA

NAMA : NOVIANTI KRISTIN. NENOBAIS


NIM : 0120190066
KELAS : B

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sistem kerja digunakan terlalu longgar di sebagian besar bidang. Penggunaan penting


dari istilah ini terjadi pada tahun 1977 dalam volume pertama MIS Quarterly, oleh
Bostrom dan Hertz. Mereka menggambarkan masalah dalam penerapan studi kasus di
enam industri yang berbeda. Setiap artikel ditulis dengan industri tertentu dalam
pikiran. Para editor tidak memberikan perincian tentang apa masalahnya, tetapi
menyebut masalah itu sebagai praktik biasa. Sistem kerja dapat digambarkan sebagai
sistem untuk mengelola aktivitas yang dilakukan pada tugas. Dalam sistem kerja yang
dijelaskan di atas, deskripsi tersebut mencakup kegiatan yang dilakukan pada tugas
serta proses yang terlibat dalam setiap tugas. Mungkin ada satu kegiatan atau
sekelompok kegiatan dan ini dapat dibagi lagi menjadi sub-topik. Sub-topik kemudian
dapat dijelaskan secara terpisah atau bersama-sama, tergantung pada bagaimana
deskripsi disajikan. Tugas dapat dibagi menjadi beberapa level dan level ini kemudian
dapat dijelaskan secara terpisah atau bersama-sama. Sistem informasi digambarkan
sebagai aktivitas dan proses yang berkaitan dengan penyimpanan, pengambilan, dan
tindakan berdasarkan informasi. Kegiatan dan proses ini dapat bersifat operasional
atau prosedural. Sistem informasi dapat digambarkan sebagai sekelompok sistem atau
komponen yang dirancang, dikembangkan, dan dioperasikan untuk menghasilkan
produk, layanan, atau informasi tertentu. Sistem mungkin operasional atau non-
operasional. Ada berbagai macam sistem informasi termasuk layanan Web, basis data
elektronik, jejaring sosial, sistem kerja, dan lain-lain.

2. Rumusan Masalah

 Bagaimana siklus kehidupan dalam dunia kerja

3. Tujuan

Agar dapat membantu orang lain memahami kehidupan dalam dunia kerja.
Bab 2

PENBAHASAN

1. Siklus status pekerjaan

Kehidupan seorang manusia tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya


pekerjaan karena dengan pekerjaan manusia tersebut bisa mendapatkan uang atau
penghasilan untuk menghidupi kehidupannya. Secara umum usia produktif
seorang manusia dimulai ketika ia memasuki usia 15 tahun. Di Indonesia
lazimnya seseorang mulai bekerja setelah menyelesaikan pendidikan menengah
atau setelah lulus dari SMA/SMK/MA. Bagi beberapa orang yang hidupnya
beruntung dan orang tuanya mampu (dalam hal biaya pendidikan), orang tersebut
baru mulai memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan tinggi atau
setelah menyandang gelar diploma, sarjana atau bahkan magister.
Tahapan dunia kerja dimulai saat seseorang tersebut dikategorikan masuk ke
dalam angkatan kerja (usia produktif yang belum atau tidak sedang bekerja). Di
tahap ini seseorang akan melewati dan merasakan bagaimana menjadi calon
pekerja, yaitu proses yang namanya melamar pekerjaan. Setiap orang akan
berbeda jalan ceritanya, ada yang cukup dengan sekali melamar pekerjaan
langsung diterima, ada yang harus melamar pekerjaan secara berkali-kali baru
diterima dan ada juga yang beruntung karena bisa menjadi seorang karyawan
tanpa harus melewati proses melamar kerja.

Berikut siklus status pekerjaan dalam perjalanan karier seorang manusia.

 Angkatan Kerja (Yang Belum Bekerja) Tanpa Pengalaman


Yang termasuk di dalam kategori ini adalah angkatan kerja atau orang yang
sudah masuk dalam usia kerja atau usia produktif (usia di atas 15 tahun) dan
belum pernah bekerja. Kategori ini diisi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas
dan sejenisnya (SMA/SMK/MA) yang tidak melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi, serta lulusan pendidikan tinggi yang baru saja lulus (fresh
graduate) dan belum pernah bekerja. Mereka ini secara umum sudah dibekali
dengan kemampuan (skill) dasar, tetapi belum memiliki pengalaman kerja.
 Pekerja Tanpa Anak Buah
Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan, tahap awal seorang pekerja biasanya
dimulai dari level pekerjaan yang paling bawah, contohnya sebagai anggota
tim atau unit kerja di perusahaan atau tempat kerja tersebut. Nah, tahap ini
adalah awal perjalanan karier dari seorang pekerja.

 Pekerja Dengan Anak Buah

Setelah beberapa waktu bekerja sebagai anggota dari sebuah tim atau unit
kerja, biasanya si pekerja akan dipromosikan ke level pekerjaan yang lebih
tinggi, yaitu diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk memimpin dan
mengepalai sebuah tim atau unit kerja yang terdiri dari beberapa orang
pekerja.
Di tahap ini si pekerja tersebut selayaknya menguasai kemampuan manajerial
dan kepemimpinan karena telah diberi tanggung jawab untuk memimpin
sebuah tim atau unit kerja. Sebetulnya ada beberapa tingkatan (level) di
tahapan ini sesuai dengan struktur organisasi perusahaan atau tempat kerja
tersebut. Tingkatan tertinggi di tahap ini adalah jika posisi si pekerja tersebut
berada satu tingkat di bawah pemilik usaha (owner) dan bertanggung jawab
serta berhubungan langsung dengan si pemilik usaha.

Apabila seseorang menghabiskan seluruh usia produktifnya dengan bekerja


untuk orang lain sebagai karyawan, maka tahap ini adalah level tertinggi dari
status perkerjaan di dalam perjalanan kariernya.

 Angkatan Kerja (Yang Tidak Bekerja) Dengan Pengalaman

Secara mudahnya yang termasuk di dalam kategori ini adalah seorang


pengangguran dengan pengalaman kerja (bisa dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja atau paklaring). Seseorang bisa masuk ke dalam tahap ini
ada beberapa penyebabnya, bisa dari mengundurkan diri (resign) atas
kemauan sendiri, bisa dari selesainya kontrak kerja dan kontraknya tidak
diperpanjang oleh si pemberi kerja, atau juga bisa dari pemutusan hubungan
kerja (PHK atau dipecat).
Dari tahapan ini ada beberapa opsi yang dapat dipilih agar bisa kembali
mendapatkan penghasilan, yaitu kembali bekerja untuk orang lain sebagai
karyawan (kembali ke tahap 2 atau 3) atau mencoba menjadi seorang
pengusaha atau pemilik usaha sendiri (tahap 5 atau 6).

 Pemilik Usaha (Aktif) Tanpa Karyawan

Untuk dikategorikan termasuk di tingkat ini sebetulnya tidak perlu melewati


proses pada tahapan-tahapan sebelumnya (tahap nomor 2, 3 dan 4). Bisa saja
begitu seseorang masuk ke usia angkatan kerja dan memiliki
kemampuan (skill), serta modal yang cukup, dia bisa langsung dikategorikan
masuk dalam tahap ini dengan menjalankan usaha mandiri atau perorangan.
Tetapi akan lebih baik apabila si pelaku pernah menjalani dan merasakan
bekerja sebagai karyawan atau bekerja untuk orang lain karena ia tidak akan
terkejut ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Terlebih jika nanti
usahanya maju dan berkembang yang mengharuskan ia mempekerjakan orang
lain sebagai karyawannya. Ada banyak contoh jenis usaha yang bisa
dijalankan di tahap ini, seperti pedagang kecil, penjual  jasa, pekerja seni dan
sebagainya yang intinya bisa dilakukan secara sendirian tanpa bantuan orang
lain. Pekerja lepas (freelancer) juga bisa dimasukkan ke dalam kategori ini
karena dia tidak terikat sebagai karyawan atau pekerja tetap dengan si pemberi
kerja. Tahapan ini adalah gerbang awal seseorang menjadi pemilik usaha atau
pengusaha.

 Pemilik Usaha (Aktif) Yang Memiliki Karyawan

Apabila usaha yang dijalankan oleh pemilik usaha (owner) mengalami


perkembangan dan permintaan pasar akan produk atau jasa yang dijualnya
meningkat sehingga tidak mampu lagi dilakukan secara sendirian oleh si
pemilik usaha, mempekerjakan karyawan adalah salah satu solusinya demi
memenuhi permintaan pasar dan meraih keuntungan yang lebih besar.
Di tahap ini jumlah karyawan yang dipekerjakan belum terlalu banyak
sehingga si pemilik usaha masih bisa terjun langsung untuk meng-
handle seluruh karyawannya. Struktur organisasi perusahaan di tingkat ini
masih sangat sederhana, seperti si pemilik usaha langsung membawahi
karyawannya.
Pada tahap ini selain si pemilik usaha sudah bisa membuka lahan pekerjaan
dengan mempekerjakan orang lain, secara tidak langsung dia juga sudah mulai
bisa terbuka dan mempercayai orang lain, serta belajar memimpin orang lain.
Kasus di lapangan masih banyak ditemui si pemilik usaha perorangan tidak
dapat maju dan berkembang karena belum atau tidak memiliki kepercayaan
dengan mempekerjakan karyawan sehingga kesulitan memenuhi permintaan
pasar yang cukup tinggi.

 Pemilik Usaha (Pasif) Yang Memiliki Karyawan

Semakin berkembangnya usaha yang dimiliki oleh si pemilik usaha, jumlah


tenaga kerja yang dibutuhkan pun semakin bertambah juga. Dengan kondisi
tersebut menyebabkan si pemilik usaha membutuhkan beberapa orang pekerja
yang akan diposisikan sebagai sebagai direktur, manajer, kepala bagian,
kepala divisi dan sejenisnya sesuai dengan struktur organisasi perusahaan
tersebut.
Di tahap ini si pemilik usaha hanya berhubungan langsung dengan pekerja
yang berada satu tingkat di bawahnya dan tidak terjun langsung mengurusi
segala kegiatan yang sedang terjadi di perusahaan. Si pemilik usaha menerima
laporan tentang kinerja perusahaan secara periodik dan sesekali membuat
keputusan utama yang bersifat umum apabila olehnya perlu dilakukan.

 Pensiunan
jika diberi nikmat kesehatan dan umur panjang, muara dari perjalanan karier
seorang manusia adalah di tahap ini, yaitu menjadi seorang pensiunan.
Menikmati sisa hidup tanpa harus memikirkan pekerjaan dan bagaimana cara
menghasilkan uang adalah ciri-ciri dari tahap ini

Tahapan-tahapan di atas tidak mesti dialami dan dilewati oleh setiap orang di perjalanan
karier semasa hidupnya. Apabila orang tersebut selama usia produktifnya dihabiskan dengan
bekerja sebagai karyawan atau bekerja untuk orang lain, bisa dipastikan ia hanya mengalami
tahapan nomor 1, 2, 3, 4 dan 8 sesuai penjelasan di atas. Atau malah tidak sempat mengalami
tahapan nomor 4 karena semasa usia produktifnya ia habiskan hanya untuk bekerja di satu
perusahaan saja. Sementara untuk melewati tahapan nomor 5, 6 dan 7, seseorang harus berani
untuk menjadi seorang pengusaha atau pemilik usaha. Tidak semua orang bisa mengalami
tahapan ini karena dibutuhkan keberanian, skill dan modal usaha. Ada juga kasus di mana
seseorang sedari awal lebih memilih untuk langsung terjun ke tahap nomor 5 dengan alasan
idealis dan tidak mau menjadi seorang karyawan.

Tidak jarang juga dijumpai kasus yang unik di mana seseorang mampu berada di tahapan
yang berbeda secara bersamaan. Misalnya utamanya dia adalah seorang karyawan di suatu
perusahaan, tetapi di luar waktu bekerja sebagai karyawan dia menjalankan usaha mandiri
yang sedang dirintisnya. Ada beberapa orang yang sanggup menjalankan 2 tahap sekaligus
seperti ini, tentunya harus disertai dengan tanggung jawab dan tidak merugikan pihak
manapun.

2. Sistem kerja

Proses pendefinisian sistem kerja dapat dilakukan secara keseluruhan atau sebagian.
Bagian-bagiannya meliputi prosedur, kebijakan, tujuan, persyaratan, strategi, paket
kerja, prosedur alur kerja, strategi manajemen mutu, perintah kerja, tempat kerja, serta
prosedur dan dokumen lainnya. Ini juga melibatkan pendefinisian hubungan antara
sistem kerja, organisasi dan sisa rantai pasokan.

Sebuah sistem kerja harus cukup fleksibel untuk mengakomodasi setiap perubahan
yang mungkin terjadi di lingkungan eksternal. Kemampuan organisasi untuk berubah
dan beradaptasi akan membantunya dalam memenuhi kebutuhan bisnis yang terus
berkembang. Sistem kerja didefinisikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan
pelanggan eksternal. Sistem kerja biasanya dikategorikan ke dalam tiga domain:
sistem kerja internal; sistem kerja eksternal dan kasus khusus.

Sistem kerja internal mengacu pada area-area yang menjadi tanggung jawab karyawan
langsung. Mereka termasuk piutang dan hutang, gaji dan tunjangan pekerja. Sistem
kerja eksternal mengacu pada bidang-bidang yang dikelola oleh manajer dan staf
mereka. Ini adalah area yang dikembangkan untuk melayani pelanggan eksternal
perusahaan.

Empat fase siklus hidup sistem kerja mewakili tahap konseptualisasi, tahap
implementasi dan tahap realisasi. Tahap pertama merupakan tahap di mana keputusan
strategis telah dibuat. Pada tahap ini keputusan strategis didasarkan pada evaluasi dan
analisis pasar serta tujuan perusahaan. Berdasarkan keputusan strategis tersebut, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun strategi kerja. Strategi kerja kemudian akan
diimplementasikan dan akan menjalani serangkaian langkah seperti penilaian
kebutuhan untuk perubahan dan identifikasi arah dan persyaratan baru. Pekerjaan ini
juga ditandai dengan serangkaian analisis dan perancangan terkait dengan kebutuhan
dan tujuan perubahan yang teridentifikasi.

Tahap ketiga dan terakhir dari proses ini adalah revisi sistem informasi yang
digunakan. Di sebagian besar organisasi, fase ini muncul setelah pengembangan
sistem kerja. Dalam kasus seperti itu, ketika sistem informasi sedang direvisi,
biasanya dilakukan setelah mengembangkan sistem kerja yang lengkap dan
fungsional. Revisi dalam sistem informasi terutama ditandai dengan penyederhanaan
proses, penghapusan redundansi dan modifikasi yang diperlukan untuk melayani
organisasi dengan lebih baik. Setiap revisi sistem informasi yang berhasil merupakan
pencapaian yang signifikan dalam suatu organisasi.

3. Dunia kerja saat ini

Gaya pekerja saat ini memang tidak boleh disamakan dengan gaya pekerja
sepuluh tahun yang lalu. Metode pelaksanaan kerja yang sudah berbeda secara
tidak langsung membuahkan hasil yang berbeda pula. Dapat dikatakan kalau hasil
kerja pada era ini jauh lebih baik berkat dukungan teknologi yang canggih.

Teknologi membawa banyak perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini


juga mengubah cara pandang para pekerja dalam menyikapi dunia kerja.

 Bekerja Keras

Saat memasuki dunia kerja, hidup terasa sedikit berbeda dari biasanya.
Bekerja menjadi kegiatan yang paling membosankan. Walaupun begitu, kamu
tidak boleh langsung menyerah. Ayo beradaptasi agar diri terbiasa dengan
suasana kerja. Bekerja keraslah karena masa depanmu ditentukan apa yang
dilakukan saat ini. Jika kamu tidak kerja keras, bersiaplah untuk mengatakan
selamat tinggal pada masa depan yang indah.
 Sikap Profesional

Pekerja yang baik itu tidak selalu harus pintar, tapi juga harus profesional.
Sikap profesional ditunjukkan dari keseharian di kantor. Secara tidak
langsung, sikapmu dalam bekerja akan menunjukkan profesionalitas dirimu.
Kalau mau dianggap pekerja profesional, bekerjalah secara maksimal. Dapat
menghargai waktu dan mengontrol emosi menjadi dua hal penting terkait
profesionalitas.

 Open Minded

Nilai plus seorang pekerja akan bertambah jika kamu open minded atau


berpikiran terbuka. Sikap ini ditunjukkan jelas dari cara pandang kamu
mengenai suatu hal. Orang yang open minded biasanya tidak menutup
dirinya pada perubahan. Namun, berusaha untuk beradaptasi pada perubahan
yang ada. Open minded juga ditunjukkan dari tingkat kepedulian pada
lingkungan sekitar.

 On Time

Mematuhi setiap peraturan di tempat kerja menjadi suatu keharusan. Misalnya,


datang tepat pada waktunya. Banyak pekerja yang lalai dan mengabaikan poin
yang ini. Sekilas memang terlihat sepele. Namun, poin ini sangat berpengaruh
pada masa depanmu di dunia kerja nanti

 Integritas

Kejujuran merupakan poin yang harus dijunjung tinggi di dunia kerja.


Perusahaan membutuhkan seseorang yang punya integritas tinggi dalam
menyelesaikan pekerjaan. Namun, rasa bosan sering membuat kamu
mengabaikan tugas dan loyalitas. Padahal, apa yang kamu lakukan untuk
perusahaan akan berbuah manis jika hasilnya bagus.
 Social Life

Kehidupan sosialmu berubah drastis saat memasuki dunia kerja. Kamu


yang dulunya bekerja secara individualis, kini harus mulai berbaur
dalam kelompok. Tugas yang diberikan bos sering kali harus
diselesaikan dalam tim. Sebab tugas tersebut memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi. Social life di kantor secara tidak langsung akan
memengaruhi mind set kamu terhadap suatu hal. Kamu yang dulunya berpikir
tradisional, kini akan lebih open minded dan profesional untuk menghadapi
masalah.

 Tidak Ada yang Instan

Hidup itu butuh proses, termasuk saat naik pangkat. Banyak pekerja pemula
yang terlalu menggebu-gebu untuk menduduki jabatan yang tinggi. Padahal,
kalau dilihat dari segi pengalaman, pekerja tersebut masih sangat dangkal dan
belum siap. Untuk menduduki jabatan tertentu di sebuah perusahaan, butuh
waktu dan perjalanan yang panjang. Tidak mungkin dalam kurun waktu satu
tahun saja, kamu bisa duduk di kursi manajer. Bersabar, kerja keras, dan
lakukan yang terbaik. Ingat, tidak ada yang dicapai secara instan.
Bab 3

Penutup

1. Kesimpulan

Dalam dunia kerja setiap kita harus melakukan segala sesuatu itu dengan
profesional, dan harus selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada.

Anda mungkin juga menyukai