Disusun oleh :
Syifa Arneta
210209015
Begitu pun dengan analisis bobot estetika, inspirasi karya kali ini bersumber
pada sebuah film dokumentasi yang berjudul Baraka, yang dirilis pada tahun
1992. Sebuah film yang disutradarai oleh Ron Fricke.
Judul Baraka (bahasa Arab: )بركةberarti berkah, sebuah kosakata yang telah
diserap berbagai bahasa.
Salah satu scene film Baraka yang menginspirasi karya headpiece ini yakni
kebudayaan serta aksesoris dari Suku Maasai. Maasai adalah kelompok suku asli
dari Afrika yang memiliki pola hidup semi-nomaden di Kenya dan Tanzania.
Mereka adalah salah satu kelompok suku Afrika Timur yang paling dikenal di
dunia luar karena kebudayaannya yang unik serta karena mereka bertempat
tinggal dekat dengan banyak cagar alam dan taman nasional di Afrika Timur.
Eunoto merupakan salah satu tradisi masyarakat Maasai, bagi masyarakat non-
Maasai ritual ini dikenal dengan nama “jumping dance”, ritual ini menandakan
datangnya usia “cukup umur” para prajurit muda suku Maasai, ritual eunoto atau
jumping dance menandakan bahwa pemuda suku Maasai sudah cukup umur untuk
menjadi prajurit muda. Penduduk suku Maasai sering kali menggunakan aksesoris
khas mereka di kesetiap harian mereka, namun biasanya mereka akan
menggunakan aksesoris lengkap pada perayaan acara tertentu, seperti pada saat
Eunoto ini.
Tak hanya menuangkan ide dari suku Maasai saja, akan tetapi ide selanjutnya
berasal dari Indonesia, yakni tari Pendet yang berasal dari Bali. Tari Pendet pada
awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat
ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan
atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman,
para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski
tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk
modern tari ini adalah I Wayan Rindi.
Para penari akan membawa bokor, piring cekung besar yang diisi bunga. Salah
satu ciri khas Tari Pendet adalah taburan bunga tersebut. Tari Pendet diiringi
musik tradisional Bali yang disebut gamelan. Tentu, ada perbedaan pada gamelan
Bali dan Jawa.
Selain bokor, ada beberapa properti lainnya yang digunakan Tari Pendet, yakni:
2. Tapih, bawahan para penari yang berbentuk kain jarik dengan motif batik
crap crap.
3. Kemben, baju atasan penari yang biasanya berwarna merah atau emas.
Ide gagasan karya nya pun sendiri ditinjau dari berbagai aspek seperti warna,
bentuk, keunikan,, dan aspek lainnya.
ditinjau dari nilainya, nilai dari karya headpieces ini berkaitan dengan suku
Maasai, yang mana mereka hidup dengan mempertahankan nilai-nilai dari leluhur,
secara tradisional dan sederhana. Maka begitu pula dengan karya ini, meskipun
banyak inspirasi yang diadopsi dari suku Maasai, namun tidak lupa untuk memberi
kesan nusantara dalam karya ini, yakni inspirasi aksesoris tari Pendet.
http://missgandum.blogspot.com/2015/01/analisi-unsur-estetika-wujud-bobot.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Maasai
https://text-id.123dok.com/document/dzxo6mnwz-wujud-estetis-bobot-
penampilan.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/sejarah-singkat-dan-properti-tari-pendet-asal-
bali-1uLTcHFSNCC/full