Anda di halaman 1dari 2

Akbar Ibnu Zen

Pengalaman saya terkait dengan Duta Bahasa adalah saya pernah mengikuti pemilihan
Duta Bahasa Sultra sebanyak 2 kali pada tahun 2017 dan 2018. Pada tahun 2017 saya mendaftar
dengan melampirkan beberapa berkas dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
pihak panitia. Setelah itu saya menunggu kurang lebih satu bulan untuk pengumuman peserta
yang lolos berkas dan Alhamdulillah saya berkesempatan untuk mengikuti tahap selanjutnya
yaitu wawancara.

Pada saat melakukan wawancara saya merasa sedikit gugup karena saya harus siap untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari pihak panitia dan staf-staf kantor bahasa.
Pada saat itu, wawancara di bagi atas 4 tahapan yaitu meja kebahasaan, meja CV dan Essai, meja
minat dan bakat dan Meja Keorganisasian. Pada meja kebahasaan, saya di suruh untuk bercakap
menggunakan bahasa daerah dan bahasa asing. Saya mencoba untuk berbicara menggunakan
bahasa daerah saya yaitu bahasa Muna. Akan tetapi sebelum saya berbicara menggunakan
bahasa daerah Muna, saya memberitahu kepada panitia bahwa saya adalah penutur pasif dimana
saya mengerti apa yang dibicarakan mengggunakan bahasa Muna akan tetapi saya sulit untuk
menjelaskannya dengan kata-kata. Saya hanya memperkenalkan diri saya secara umum
menggunakan bahasa Muna. Untuk bahasa asing saya menggunakan Bahasa Inggris karena saya
adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di UHO. Saya disuruh untuk menjelaskan
dan memperkenalkan salah satu tempat wisata menarik yang ada di Sulawesi Tenggara
menggunakan Bahasa Inggris dan saya mencoba menjelaskan tempat wisata pulau Bokori.

Pada meja CV dan Essai, saya diajukan beberapa pertanyaan seputar CV yang telah saya
lampirkan sebelumnya. Adapun pertanyaan yang saya ingat pada saat itu adalah apa sumbangsi
yang telah kamu lakukan untuk orang disekitarmu dan kegiatan apa saja yang kamu lakukan
selain kuliah? Saya menjawab kalau saya mengajar anak-anak yang berada di lingkungan saya
walaupun hanya dalam lingkup yang kecil. Setelah itu saya ditanyai seputar essai yang telah saya
tulis mengenai apa itu literasi dan bagaimana kondisi literasi yang ada di lingkungan sekitarmu.

Tahap selanjutnya yaitu meja minat dan bakat. Pada tahap ini saya diberikan pertanyaan
mengenai bakat apa yang ada di dalam diri saya. Saya menjawab kalau saya bisa menari dan
makeup. Selain itu panitia bertanya apakah bakat saya ini memiliki dampak berarti untuk Duta
Bahasa dan saya menjawab tentu saja karena di duta bahasalah kita belajar bagaimana
menyalurkan bakat yang kita miliki dan mengarahkannya kearah yang lebih baik.

Tahap yang terakhir yaitu Meja keorganisasian. Disini saya diberikan pertanyaan oleh
staf dari kantor Bahasa. Mereka bertanya mengenai organisasi apa saja yang saya ikuti dikampus
dan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Saya menjawab kalau saya adalah
anggota dari organisasi Creative English Society (CES). Organisasi ini bergerak di bidang
pendidikan dan social dimana kami selalu mengadakan regular meeting, bakti sosial, dan bahkan
mengajar.

Setelah melakukan wawancara, saya menunggu kurang lebih seminggu untuk


pengumuman 20 besar dan ternyata saya belum beruntung. Dengan tidak lolosnya saya dalam
pemilihan Duta Bahasa Sultra 2017 tidak membuat saya patah semangat dan kecewa. Saya tetap
berusaha dengan membuktikan bahwa saya akan mengikuti pemilihan Duta Bahasa Sultra di
tahuun 2018.

Itulah pengalaman saya di Pemilihan Duta Bahasa Sultra 2017. Pada tahun 2018 saya
tetap mengikuti pemilihan Duta Bahasa akan tetapi saya hanya bisa sampai ditahap wawancara.

Anda mungkin juga menyukai