0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang figur publik favorit penulis yaitu Putjok Rizaldy, seorang dosen Universitas Widya Mandala yang juga memiliki kursus pelatihan public speaking. Penulis memilih Putjok Rizaldy karena pernah magang di lembaganya dan belajar berbicara di depan umum. Pengalaman pribadi penulis dalam public speaking adalah membaca Alquran di hadapan penonton dan tampil dalam drama sekolah, di mana keduanya ditandai dengan rasa gugup yang
Dokumen ini membahas tentang figur publik favorit penulis yaitu Putjok Rizaldy, seorang dosen Universitas Widya Mandala yang juga memiliki kursus pelatihan public speaking. Penulis memilih Putjok Rizaldy karena pernah magang di lembaganya dan belajar berbicara di depan umum. Pengalaman pribadi penulis dalam public speaking adalah membaca Alquran di hadapan penonton dan tampil dalam drama sekolah, di mana keduanya ditandai dengan rasa gugup yang
Dokumen ini membahas tentang figur publik favorit penulis yaitu Putjok Rizaldy, seorang dosen Universitas Widya Mandala yang juga memiliki kursus pelatihan public speaking. Penulis memilih Putjok Rizaldy karena pernah magang di lembaganya dan belajar berbicara di depan umum. Pengalaman pribadi penulis dalam public speaking adalah membaca Alquran di hadapan penonton dan tampil dalam drama sekolah, di mana keduanya ditandai dengan rasa gugup yang
Putjok Rizaldy adalah dosen dari Universitas Widya Mandala Catholic di kota Surabaya, beliau dosen dalam public speaking. Beliau mempunyai kursus juga yang bernama PRinstitute yang mengajarkan membangun karakter, menjadi mc, presentasi, interview skill dan lain–lain.
Mengapa saya memilih?
Alasan saya memilih beliau cukup simpel karena saya pada masa SMK saya magang di tempat beliau yaitu PRinstitute dan saya disana sebagai graphic desainer dan pengurus feed sosial media perusahaan, selama saya magang saya di ajarkan untuk berbicara karena di masa saya SMK saya tidak mempunyai sifat dan kesulitan dalam berbicara di tempat umum atau tempat baru dan juga bertemu dengan orang baru. Saya di ajarkan dan berbicara dengan beliau kalau saya kurang dalam berbicara formal dikarenakan saya juga kurang dalam interaksi, akhirnya beliau juga mau mengajarkan dari hal keseharian terlebih dahulu seperti hal sederhana contohnya berbicara dengan yang lebih tua dan cara makan dengan orang penting dan juga presentasi. Saya magang selama 2 bulan saya merasakan beberapa perkembangan dalam diri seperti cukup dalam berbicara di depan seperti presentasi selama magang kemudian saya di ajarkan juga seperti bermain peran seperti drama melatih seperti akting, saya juga belajar mengatur body language saat bebicara di depan seperti mengalihkan diri terlihat nervous saat berbicira di depan dengan cara menjadikan body language seperti tangan yang bergerak saat menjelaskan suatu topik, Hal yang pelajari selama magang saya mulai merasakan improve dari diri saya mulai dari bicara dengan orang baru meskipun masih tidak begitu sempurna.
Pengalaman saya dalam public speaking
Untuk pengalaman pribadi saya dalam public speaking saat saya menjadi pembaca arti dari surat di alquran, saya duduk di atas panggung dengan di hapadan menurut saya cukup banyak penonton di saat itu pembacaan sedikit agak terpatah karena terjadinya nervous, pada malam sebelum tampil saya sudah berlatih entah kenapa saat tampil tiba-tiba seperti semua latihan tadi malam menghilang begitu saja, dan saya mencoba mentenangkan diri agar tidak merusak penampilan acara. Pengalaman tampil drama saya hampir terjadi hal yang sama dengan pengalaman sebelumnya, saat sebelum tampil saya sudah latihan dengan tim dan mereka sudah menyatakan cukup untuk penampilan, kemudian saat hari penampilan saya membaca lagi untuk mengevaluasi agar lebih lancar, waktu berjalan kemudian kami tampil tiba di saat scene saya tampil saya berdialog agak lancar kemudian di saat melanjutkan dialog tiba-tiba saya merubah dialog dan reaksi pemain lain menunjukan wajah seperti shock mendengar dialog saya akhirnya lawan bicara saya mengubah dialog juga kemudian saya jawab dengan mengubah ke jalur dialog sesuai script lagi, untungnya penonton terlihat tidak terlalu menyadari perubahan dialog dan untungnya juga audien terlihat seperti sesuai target yang di inginkan tim. Saat selesai scene kembali mundur kebelakang saya meminta maaf ke tim dan saya merasa bingung kenapa tiba-tiba lupa dan merubah dialog di saat itu saya merasa kacau dan gemetar secara tiba-tiba entah seperti rasanya shock dan juga bisa menjadi pengalaman saya dalam berbicara depan penonton banyak.