Anda di halaman 1dari 8

A.

Yang memotivasi saya untuk menjadi guru adalah karena profesi guru adalah yang paling mulia, dan
dapat memanusiakan manusia, dan saya ingin memajukan kualitas sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia.

Untuk mewujudkan motivasi tersebut dengan menempuh kuliah yang baik pada strata 1 (S1) di
universitas Pattimura, selain itu saya juga mengikuti kegiatan seminar yang berkaitan dengan
pengembangan seorang guru dalam mewujudkan siswa yang berkarakter dan berakhlak yang baik dan
sering berdiskusi dengan teman-teman guru.

A1. Tantangan yang saya hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut adalah saya berusaha
menyesuaikan dengan waktu produktif saya yang padat dan juga kemandirian saya dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan proses akademik selama menempuh perkuliahan.

Untuk mengatasinya saya memaksimalkan kegiatan perkuliahan yang di dapat sembari mengatur jadwal
dan waktu saya dalam mewujudkan hal lain seperti berlatih untuk berbicara di depan banyak orang
dengan penuh percaya diri.

Menjadi guru, maka menjadi sosok yang digugu dan ditiru, juga jadi panutan. Guru adalah pengganti
orangtua siswa di sekolah. Selain ilmu, siswa juga akan mencontoh perilaku gurunya. Seorang guru juga
memiliki peran penting dalam membentuk perilaku siswa ke depannya. Tanpa disadari, sekecil apapun
hal yang kamu bagikan, bisa berarti sangat besar dan menggiring pada kesuksesan.

Misalnya Saat mengajarkan sesuatu, kamu akan turut serta belajar. Tidak mungkin, ‘kan, mengajari
orang lain tentang sesuatu tanpa menguasai bidang tersebut? Apalagi kalau menghadapi pertanyaan-
pertanyaan. Dengan mengajar, semangat untuk terus belajar dalam diri akan semakin bertambah.
Bonusnya? Otak juga semakin terampil kemampuannya karena terus-menerus diasah dan
pengetahuanmu semakin luas tentunya.

Untuk menjadi guru, dibutuhkan passion serta keinginan kuat yang merupakan modal dasar untuk bisa
menjadi guru yang terbaik.

Saya berhasil menyelesaikan studi S1 pendidikan geografi dengan baik, dengan waktu tempuh
pendidikan (empat Tahun) dan Indeks Prestasi Kumulatif (3,71).

Menjadi guru itu merupakan sebuah dedikasi. Apabila pendidikan di Indonesia ingin maju dan berhasil,
guru sebagai ujung tombaknya harus lebih profesional. Baik dalam keahlian, pendampingan, dan
menjalani kehidupan. Semangat! Untuk jadi guru, Maka saya harus punya prestasi yang membanggakan.

Essay bagian B
B1 cara yang saya lakukan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dari diri saya yaitu
dengan melakukan refleksi diri, dan meminta saran kepada teman serta orang tua saya di rumah dan
dosen saya dikampus.

Saya melakukan refleksi diri, dengan cara melihat apa yang sudah saya lakukan saat ini dan
mengaitkannya dengan motivasi saya untuk menjadi seorang guru.

Dari hasil refleksi yang saya lakukan, saya melihat untuk menjadi seorang guru saya harus memiliki
beberapa kompetisi yakni pedagogik, sosial, Profesional dan kepribadian.

Melalui hasil refleksi tersebut, saya berupaya untuk memiliki 4 kompetensi guru tersebut dengan cara
mengikuti pembelajaran dengan baik, serta melakukan praktik mengajar langsung dilapangan.

Selain itu, saya juga meminta saran dari dosen saya serta teman-teman seperjuangan di organisasi
bagaimana caranya mengoptimalkan kemampuan saya di bidang pendidikan terlebih meningkatkan
kompetensi saya sebagai seorang calon guru.

B2. Motivasi pada dasarnya datang dari setiap diri manusia, namun motivasi tidak selalu datang di waktu
yang tepat. Terkadang jika kita sedang mengalami kejenuhan pada diri kita, akan sangat sulit untuk
mendapatkan motivasi bahkan kita sering menghiraukan perkataan orang-orang sekitar. tindakan yang
saya lakukan umumnya tidak ada yang diluar kebiasaan, akan tetapi untuk mendukung proses
pengembangan diri saya sebagai seorang calon guru, saya ikut dalam kegiatan pelatihan maupun
organisasi dengan jumlah yang cukup banyak, hampir segala jenis kegiatan di organisasi saya ikut
terlibat disana, selain itu saya juga sering mengikuti pelatihan dalam penggunaan media digital dalam
pembelajaran, pelatihan menggunakan canva, dan pelatihan lainnya yang dapat menunjang kemampuan
saya sebagai seorang guru.

Selain itu, untuk membuat efektif banyaknya kegiatan yang saya lakukan, saya terbiasa membuat
catatan-catatan kegiatan yang akan saya lakukan selama satu minggu kedepan, dan juga membuat
daftar target yang ingin saya capai dalam 1 minggu kedepan.

Selain itu saya mengembangkan inovasi ketika mengajar dengan membuat jadwal harian yang memaksa
diri saya untuk mengembangkan diri untuk mempelajari Youtube. Mengembangkan website, serta
membuat media pembelajaran yang inovatif menggunakan berbagai aplikasi.

B3. Tantangan terberat yang saya rasakan adalah rasa malas dan kurangnya manajemen waktu. Maka
dari itu saya mulai melakukan introspeksi diri dan saya berusaha mengenali kelemahan dalam diri saya
agar bisa saya menumbuh kembangkan hal hal baru yang perlu saya pelajari, saya harus memberi diri
saya ketegasan karena tidak ada yang bisa menolong kita kecuali diri kita sendiri.untuk itu saya mulai
menyusun Atau membuat jadwal harian yang memaksa diri saya untuk mengembangkan diri dan
membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif. dengan banyaknya kegiatan yang saya ikuti untuk
mengembangkan diri saya menjadi seorang guru yang profesional, saya kemudian mulai membuat
catatan-catatan di buku dan notebok dan membuat jadwal aktivitas yang saya lakukan.
B4. saat mengembangkan perilaku tersebut saya merasa lebih bisa manajemen waktu dengan baik,
selain itu dengan mengikuti banyak kegiatan saya memiliki pemahaman dan pengalaman baru yang
dapat mendukung peran saya kedepannya untuk menjadi guru yang profesional.

Dengan mengenal diri sendiri, maka kita akan mengetahui hal apa saja yang bisa membuat diri kita puas.
Mulai dari hubungan antar manusia, kondisi kehidupan, dan kondisi pekerjaan yang dapat membuat kita
senang.

Bagian C

C1. Pada waktu saya masih menempuh studi perkuliahan, dimana pada saat itu saya sudah berada di
puncak atau sudah menjalani akhir-akhir semester proses penyusunan skripsi, di situ saya mempunyai
sedikit masalah dengan dosen pembimbing saya, dimana kesalah tersebut memang di lakukan
sepenuhnya oleh saya. Pada waktu saya menyelesaikan seminar ujian hasil, saya berkonsultasi sama
dosen pembimbing saya untuk melakukan perbaikan skripsi yang sudah di revisi oleh dosen penguji
kepada saya, kemudian pembimbing saya melakukan perjanjian dengan saya untuk melakukan revisi
pada besok harinya sesuai dengan waktu yang sudah di berikan kepada saya, dan dosen pembimbing
saya ini termasuk orang yang menepati janji dan disiplin terhadap waktu yang sudah di berikan.

Di esok harinya nya saya pun terlambat datang untuk melakukan konsultasi perbaikan skripsi, dengan
rasa kemanusiaan dosen pembimbing memarahi saya karena ia sudah menunggu saya lebih dari
setengah jam, akhirnya ia pun membatalkan proses konsultasi skripsi dan juga menskorsing saya untuk
tidak dulu berkonsultasi sama beliau.

C2. Yang saya lakukan ketika mengetahui tindakan saya melanggar aturan atau perjanjian yang sudah
saya buat dengan dosen pembimbing, saya lantas meminta maaf sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing saya, hal itu saya lakukan karna kita sebagai mahasiswa harus mampu menghargai dan
menjunjung tinggi nilai-nilai etika serta menepati janji terkait dengan kesepakatan waktu yang sudah di
berikan.

Karna menurut saya nilai yang dianut oleh pembimbing saya merupakan tuntunan yang dapat
mengantarkan ke hal yang positif, dengan prinsip yang mereka lakukan serta di terapkannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka sehingga mampu mengantarkan mereka pada proses kejayaan dan bisa
mencapai masa depan mereka sesuai dengan impiannya.

Saya kemudian melakukan introspeksi diri, sehingga saya meminta maaf kepada beliau dan berjanji tidak
akan melakukannya kembali.

C3. Melihat permohonan maaf dan penjelasan yang saya berikan, dosen pembimbing saya lantas
memaafkan dan mengingatkan saya untuk tidak melakukan hal yang seperti itu.

Sejak saat itu, saya mulai membiasakan diri untuk hati-hati dalam melakukan perjanjian dan berperilaku,
kepada dosen pembimbing saya terlebih lagi terhadap orang lain.
Kerena setiap orang memiliki karakter serta aturan dan nilai yang berbeda-beda, dan tugas kita sebagai
mahasiswa adalah menghargai nilai dan aturan tersebut, selama itu tidak bertentangan dengan nilai-
nilai kebenaran, serta tidak melakukan hal-hal yang melanggar nilai dan norma serta perjanjian yang
sudah diikrarkan.

Essay bagian D

D1. saya memiliki pengalaman bekerjasama dengan orang yang memiliki perbedaan cara pandang, pada
saat itu kami diminta oleh dosen untuk membuat projek analisis fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat secara berkelompok.

Dalam diskusi kelompok tersebut saya sebagai ketua kelompok menyarankan untuk menganalisis
fenomena sosial kemiskinan, sementara teman saya menginginkan untuk kita membahas masalah
pekerjaan tukang becak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Saya berpikir sebaiknya kita membahas masalah kemiskinan karna menurut saya permasalahan tersebut
terjadi secara menyeluruh di daerah di Indonesia, sementara teman saya menilai bahwa sebaiknya
untuk permasalahan yang harus kita lakukan pembahasannya adalah masalah pekerjaan tukang becak
karna sedang hangat terjadi dan menjadi pembicaraan hangat masyarakat karena banyak munculnya
transportasi online kendaraan pribadi sehingga sedikit demi sedikit pekerjaan tukang becak ini mulai
tergerus.

D2. Dengan perbedaan pendapat tersebut, saya lantas mengajak teman-teman saya untuk berdiskusi,
tentang bagaimana langkah yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dan sewaktu saya pulang dari kampus pun saya menemui beberapa orang tukang becak yang mangkal di
pangkalannya saya pun melakukan wawancara singkat dengan mereka, ternyata kondisi pendapatannya
sangat memprihatikan, mereka melakukan penjelasan kepada saya soal kebutuhan hidup mereka,
sebelum adanya ojek/kendaraan online pendapatan mereka sehari masih bisa lebih dari Rp 100.000
tetapi sekarang penumpang/pelanggan mereka sudah banyak yang pindah ke kendaraan online.

Akhirnya kami sepakat untuk melakukan masyarakat dengan masing-masing pihak melakukan
rasionalisasi terlebih dahulu, dengan rasionalisasi kami berharap dapat memberikan penguatan
terhadap masing-masing pendapat agar nantinya keputusan yang kita ambil menjadi keputusan yang
terbaik untuk kelompok kami.

D3. Dari hasil musyawarah yang kami lakukan, akhirnya kami memutuskan untuk memilih opsi dari
teman saya untuk kita mengangkat masalah pekerjaan tukang becak

Dan saya sebagai yang berbeda pendapat tersebut menerima degan baik hasil musyawarah kami, karna
sebagai ketua kelompok saya tidak harus mementingkan kepentingan saya, karna menurut saya yang
paling utama adalah kepentingan kelompok saya.
Dari keputusan tersebut saya dan teman-teman pun mulai melakukan tugas tersebut mengenai
pekerjaan tukang becak, kami mulai menentukan titik-titik untuk melakukan proses wawancara
terhadap pekerjaan tukang becak.

Alhamdulillah dari hasil tugas mata kuliah projects analisis fenomena sosial tersebut saya dan teman-
teman kelompok mendapatkan respon serta nilai yang baik dari dosen saya.

Essay bagian E

E1. saya memiliki pengalaman mengembangkan orang lain ketika saya menjadi mahasiswa pada jenjang
SI

Pengalaman tersebut, saya dapatkan ketika saya diharuskan untuk melaksanakan PPL yang sudah
menjadi mata kuliah dalam perguruan tinggi.

Dalam program PPL, saya ditugaskan untuk mengajar pada sebuah sekolah menengah atas di daerah
terpencil. Disana saya mengajar tentang pelajaran pendidikan geografi pada kelas 10 dan 11.

E2. Dalam melaksanakan PPL tersebut saya berfokus kepada peningkatan motivasi belajar peserta
didik,terutama dalam pelajaran pendidikan geografi

Dalam mencapai hasil yang diharapkan, saya bersama-sama dengan teman kelompok PPL yang disetujui
oleh siswa untuk menggunakan pembelajaran berbasis digital, sehingga motivasi belajar siswa akan
lebih meningkatkan karena proses pembelajaran berlangsung secara inovatif dan interaktif.

Sehingga para siswa dapat melihat langsung media pembelajaran yang kami pakai dalam proses belajar
mengajar. Dan hal itu juga dapat meningkatkan performa pembelajaran siswa, karena selama ini para
guru yang ada di sekolah tersebut melakukan pembelajaran dengan metode mencatat di papan tulis,
sehingga para siswa kadang merasah bosan untuk menerima pembelajaran dari para guru gurunya.

E3. Sebelum memilih mengembangkan motivasi belajar siswa, kami terlebih dahulu berdiskusi dan
melakukan observasi dan analisis awal.

Hal itu, dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran, dari
observasi dan analisis tersebut.

Adapun observasi yang kami lakukan adalah dengan melihat guru pamong atau guru pembimbing yang
mengajar di kelas dan kami pun duduk di belakang untuk mengamati proses belajar mengajar selama
kurang lebih tiga jam dengan alokasi waktu 45 menit di situ kami menemukan bahwa anak-anak
mengalami kesulitan dalam belajar dan pembelajaran pendidikan geografi yang tidak interaktif, sehingga
motivasi belajar siswa menjadi berkurang.

Sehingga, kami memutuskan untuk menggunakan media digital agar proses pembelajaran menjadi lebih
interaktif.
Dalam proses menggunakan media digital, kami mengalami kesulitan dengan akses internet dan juga
kesulitan dalam mencari bahan ajar yang cocok untuk membuat media tersebut.

Menanggapi kesulitan, kami lantas berdiskusi dan berkordinasi dengan pihak sekolah dan akhirnya kami
menemukan solusi atas masalah yang kami hadapi.

E4. Hasil pemanfaatan media digital dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa menjadi lebih
baik, hal itu dibuktikan dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran.

pemanfaatan media digital dalam pembelajaran menawarkan umpan balik langsung untuk anak-anak
dan guru. Bagi guru, umpan balik sangat penting dalam pembelajaran untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran, dan bagi anak-anak dapat memperbaiki bagaimana gaya dan cara belajarnya..

Essay bagian F

F1. Pada semester 7, sebagai mahasiswa kita dihadapkan kepada proyek pengabdian Masyarakat atau
sering juga disebut dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada saat pembagian kelompok, saya
mendapatkan kelompok yang terdiri dari 12 orang.

Dan lokasi tempat (KKN) saya dan teman kelompok ada pada salah satu sekolah menengah atas.

Setelah kami berkonsultasi dengan pihak sekolah, kami diminta untuk membuat proyek papan nama
sekolah, kami lantas menyusun Rancangan Anggaran Belanja (RAB).

Kami mulai menyusun dan mengerjakan Proyek papan nama sekolah tersebut tahap demi tahap.

Hingga terjadi peristiwa yang cukup mengagetkan, yakni anggaran yang kami rancang ternyata tidak
cukup. Kami kekurangan anggaran.

Semua anggota kelompok mempertimbangkan untuk memberhentikan Proyek ini dan mencoba untuk
membuat proyek lain yang lebih kecil.

Sebagai seorang Ketua Kelompok saya tidak mau jika Proyek yang sudah kita bangun sejauh ini menjadi
sia-sia. Saya kemudian mengusulkan untuk melakukan penggalangan dana berupa Bazar, dan hasilnya
kami bisa mendapatkan bantuan dan proyek kami bisa terlaksana.

F2. keputusan untuk melanjutkan Program KKN tersebut dengan coba mengajukan ide atau gagasan
untuk membuat Bazar/kupon untuk di jual, saya peroleh ketika saya berpikir secara mendalam.

Saya lantas mengingat bazar atau kopon ini merupakan salah satu jalan untuk saya dan teman-teman
kelompok untuk bisa kami lakukan, sesuai dengan kapasitas kami hanya sebagai mahasiswa dan pasti
masyarakat akan membantu kami.

Selain itu saya juga sempat melihat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa seperti
membantu orang yang tertimpa bencana alam atau perayaan hari-hari besar keagamaan itu mereka
lalukan pencarian dana berupa pembuatan bazar atau kopon untuk di jual, sehingga saya berpikir jika
saya dan teman-teman kelompok membuat Bazar atau kopon untuk di jual bisa membantu dalam
melanjutkan proyek yang kami buat.

F3. Hal yang menjadi pertimbangan saya untuk mengambil keputusan tersebut adalah asas
kebermanfaatan, saya berpikir jika kita tidak melanjutkan proyek tersebut, esensi kita untuk
melaksanakan pengabdian kepada instansi sekolah tersebut menjadi hilang, selain itu kita sudah
mengajak para guru-guru untuk membantu untuk menyumbangkan anggaran.

Akan sangat disayang kan jika kita kemudian tidak menyelesaikan program tersebut dan memilih untuk
membuat program yang lebih kecil.

Proses saya mengambil keputusan tersebut yang pertama yaitu berawal dari pemikiran saya yang
menilai program tersebut untuk harus dilanjutkan.

Setelah itu saya mengajak teman kelompok saya untuk berdiskusi dan bermusyawarah, hal itu saya
lakukan mengingat KKN merupakan tugas bersama dan harus disepakati secara bersama-sama.

Setelah sepakat untuk membuat Bazar atau kopon kami lantas membagi peran masing-masing, ada yang
berkordinasi dengan pihak yang kita ajak kerja sama untuk nanti pengambilan kupon di tempat mereka,
ada yang mengetik format penjualan bazar/ kupon nya dan ada yang menggunting bazar atau kopon
tersebut dan setelah itu kami mulai melakukan penjualan kupon nya.

F4. hasil dari keputusan yang saya ambil adalah proyek KKN kami yang membangun papan nama
sekolah tersebut berjalan dengan baik.

Dan pihak sekolah pun merasa bangga terhadap saya dan teman-teman kelompok atas hasil usaha yang
kami lakukan.

Selain itu yang tidak kalah penting, kami sebagai tim mampu menyelesaikan masalah yang kami hadapi
secara bersama-sama sehingga kami mendapatkan kepuasan secara bersama-sama juga.

Essay bagian G

G1. Saya seringkali dihadapkan pada situasi seperti ini, apalagi pada saat saya masih kuliah S1.

Saya sering mendapatkan tugas yang diberikan oleh dosen dengan deadline di hari dan jam yang sama.

Situasi ini semakin sering saya hadapi ketika menjelang ujian akhir, terkadang 1 dosen bisa memberikan
tugas lebih dari 1 yang dikumpulkan dalam waktu yang sama, hal itu biasanya dilakukan oleh dosen
untuk mengejar ketertinggalan nilai kami.

Untuk bisa menyelesaikan tugas tugas yang sudah di berikan oleh dosen kepada saya maka saya harus
mengatur strategi untuk bisa menyelesaikan tugas yang sudah di berikan kepada saya dan bisa
mengumpulkan sesuai dengan waktu yang sudah di berikan.
G2. Dalam mengatur tugas-tugas tersebut agar selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan saya
terbiasa untuk membuat perencanaan melalui jadwal tugas yang dicatat pada buku catatan ataupun
notebook di Hp.

Daftar aktivitas yang saya buat tersebut di list berdasarkan waktu pengumpulan nya, tingkat kesulitan
tugas nya.

Dengan cara itu saya bisa mengidentifikasi tugas mana yang harus di prioritaskan dan harus dikerjakan
terlebih dahulu, hal ini saya buat karena mengingat karena dosen saya selalu disiplin terhadap waktu
yang sudah di tentukan.

Selain itu dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen saya juga terbiasa untuk melakukan
kerja kelompok bersama teman kelas saya, hal itu saya lakukan untuk mempermudah kami
menyelesaikan tugas karna kami selalu bertukar pikiran.

G3. Dalam menyelesaikan tugas tersebut, saya biasanya memanfaatkan sumber daya teknologi seperti
handphone, buku catatan, laptop dan lain- lain untuk membuat daftar tugas yang harus saya selesaikan
dan mempermudah saya menyelesaikan tugas dengan bantuan teknologi.

Selain itu secara kolaboratif bersama teman kelas, kami membuat kelompok belajar untuk berdiskusi
dan bertukar informasi yang berkaitan dengan tugas yang diberikan dosen kepada kami.

Adapun hambatan yang saya temui dalam menyelesaikan tugas tugas tersebut adalah ketidakpahaman
saya terhadap separuh tugas yang di berikan oleh dosen kepada saya, tetapi hal itu bisa saya atasi
karena keberanian saya dalam menanyakan ketidakpemahaman saya kepada Dosen mata kuliah
tersebut atau juga kepada teman teman saya.

G4. Dengan memanfaatkan Sumber daya teknologi dan manusia yang ada disekitar saya semua tugas
yang diberikan oleh dosen dapat terselesaikan dengan baik, serta waktu pengumpulan tugas nya pun
sesuai dengan waktu yang sudah di berikan dan saya hingga saat ini terbiasa untuk melakukan tugas
yang lebih dari satu tugas karna sudah terbiasa.

Anda mungkin juga menyukai