Anda di halaman 1dari 3

Nama : Handayani

Prodi : PGSD
Nim : 190151005
Tugas Refleksi Pidato
Mata Kuliah PPKN

Pidato adalah sebuah aktivitas berbicara di depan banyak orang. Pidato dilakukan
dengan menggunakan bahasa yang baik dan dapat diterima oleh audiens, orang yang
melakukan pidato akan menyampaikan berbagai hal, pidato menjadi hal yang sangat sulit
bagi saya karena akan dilanda rasa grogi yang menyerang punggung dan tengkuk, sembari
membayangkan hal-hal memalukan yang bisa saja menghampiri sewaktu-waktu. Sementara
bagi beberapa yang lain, pidato tak ubahnya seperti berbicara seperti biasa, mereka
melakukannya seolah tanpa beban dan upaya mengalir apa adanya, dan membuat audiens
terkesima. Keterampilan berbicara didepan orang lain termasuk salah satu hal penting yang
harus kita latih sejak dini. Banyak diantara kita yang sudah bisa mengatasi masalah gugup
ketika berbicara akan tetapi keterampilan berbicara tidak berhenti sampai disitu saja . Salah
satu ukuran seorang pembicara yang baik adalah mampu memberi kan kesan mendalam bagi
mereka yang mendengarkan, selain itu tolak ukur lainnya adalah respon yang baik dari
mereka yang mendengarkan.

Pada tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan ini ada salah tugas nya ialah
berpidato di depan kelas yang di saksikan oleh dosen pengampu mata kuliah ustadz Slamet
Widodo, M.Pd asisten dosen ustadz Cakra dan teman-teman mahasiswa STKIP Al Hikmah
Surabaya angkatan 2022, ada beberapa kekurangan yang saya sampaikan diantara nya yakni
penyampaian pidato dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan, kelemahan dari
membaca teks tersebut ialah interaksi tatapan mata dengan penonton kurang, penyampaian
berbicara dengan membaca teks terlihat kaku karena terpaku dengan teks. Beberapa hari
sebelum berpidato saya sudah berusaha melakukan perbaikan, mulai dari membaca tips-tips
seputar public speaking, praktek berbicara di depan kaca, maupun melakukan latihan-latihan
lainnya. Namun entah kenapa, kekakuan dan kebingungan terus saja menghampiri saya saat
berbicara di depan banyak orang.

Kelemahan ini menjadi semakin nyata ketika saya belum bisa menjelaskan apa yang
saya baca dalam berpidato. Menata kalimat demi kalimat sungguh sulit. Tak semudah ketika
menuliskannya dalam sebuah tulisan. Nah dengan menyadari kelemahan ini, saya bisa
banyak belajar dari mereka yang sudah mahir dalam berpidato, hal ini tak lepas berkaitan
dengan profesi saya sebagai calon guru, terutama guru SD. Saya terbiasa menerangkan
dengan perlahan dan berulang. Bisa dikatakan, saya terbiasa dengan pedagogik atau ilmu
yang mengajar anak-anak, Meski demikian, kemampuan dalam berpidato ini terus saya asah
karena saya berhubungan dengan banyak orang terutama wali murid. Tidak lucu juga kan
menerangkan sesuatu pada mereka seperti saat menerangkan kepada putra-putri mereka 

saya sendiri yang memiliki kelebihan cepat dalam menyerap informasi dan
menuliskannya kembali. Kelebihan yang saya miliki tidak berbanding lurus dengan
kemampuan untuk menyampaikannya secara lisan. Perlu waktu lama agar orang-orang bisa
memahami apa yang saya ucapkan terutama dalam saya berpidato menyampaikan suatu
informasi, dalam sebuah forum tersebut saya masih terpaku dalam membaca teks, itulah
beberapa kelemahan dalam saya berpidato di depan kelas. Semua memang tergantung kita,
apakah menutupi kelemahan kita, atau berproses memperbaikinya. Bagi saya, kelemahan
adalah teman terbaik yang saya miliki. Dan, saya yakin dengan ketekutan dan kerja keras
serta doa, dua kelemahan tersebut akan berhasil untuk diatasi.

Metode pidato yang saya gunakan adalah membaca naskah yang mempunyai kekurangan,


yakni hubungan dengan audience berkurang karena saya lebih penekanan membaca naskah,
tatapan mata saya serta pikiran saya lebih fokus pada naskah, bukan ke audience. Kelemahan
dari metode naskah antara lain: Kurang mendapat perhatian dari publik karena tatapan
penyampai pidato fokus pada naskah. Penyampai pidato harus pandai mengatur intensitas
memandangi naskah dan berinteraksi dengan publik dengan tatapan mata agar tidak terkesan
monoton.

Sebagai Public speaker saya terkesan menjadi orang yang kurang ahli karena membaca


teks,bagaimanapun seorang yg berbicara tanpa melihat teks akan terlihat lebih keren.
Kesimpulan dari kelemahan saya adalah kurang mendapat perhatian dari pendengar, tidak
bisa mengekspresikan kata, menciptakan suasana yang kurang efektif dalam berpidato, suara
menonton dan terlihat kaku, komunikasi pendengar berkurang karena saya sebagai
pembicara tidak berbicara langsung pada mereka namun fokus dengan teks yang di baca, saya
tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena saya sibuk dengan naskah teks pidato.

Strategi yang menjadi catatan bagi saya agar ketika berbicara ataupun berpidato adalah
1.Kontak mata pembicara dengan dengan pendengar.Kontak mata kepada mereka yang
sedang kita ajak bicara adalah hal krusial yang harus menjadi perhatian kita. Cara paling
efektif menciptakan kontak mata yang baik dengan pendengar adalah dengan menggeser
pandangan anda dari satu orang ke orang lain dengan lembut.
2. Pandangan kesamping dan tataplah sekilas ke salah satu sisi kepala pendengar kita, cara ini
dipopulerkan oleh Brian Tracy dalam bukunya the magic of charm.
3. Berbicara pelahan.berbicara pelahan merupakan factor utama untuk mengeluarkan pesona
kita saat berbicara selain itu, berbicara secara pelahan juga membuat kita terhindar dari
kesalahan-kesalahan ketika berbicara cepat.
Untuk menjadi public speaking yang baik. Kita harus memahami materi yang akan
disampaikan , pilihlah sebuah topik yang diminati dan pahami lebih dalam tentang topik yang
akan dibahas.sertakan humor, cerita atau pengalaman pribadi, dan gunakan bahasa yang
mudah di pahami oleh pendengar. Cara ini dapat digunakan agar tidak lupa dengan apa yang
akan disampaikan sehingga apa yang di sampaikan dengan mudah di pahami oleh pendengar.

Anda mungkin juga menyukai