Abstrak
Penulisan artikel jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai identitas budaya
masyarakat muslim di Hong Kong. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini
adalah kehidupan komunitas muslim di Hong Kong. Islam sendiri berkembang
dengan sangat baik di tengah kehidupan masyarakat Hong Kong. Terdapat banyak
komunitas serta organisasi-organisasi Islam yang berperan penting dalam aktivitas
keagamaan di Hong Kong. Teori yang digunakan untuk menganalisis artikel jurnal ini
adalah Teori Identitas Budaya, yaitu teori yang menganalisis karakteristik budaya
suatu kelompok untuk membedakannya dengan kelompok lainnya. Metode
penulisan artikel jurnal ini yaitu dengan melakukan tinjauan pustaka melalui
dokumen-dokumen seperti buku atau jurnal, serta data-data yang tercantum di
internet dengan sumber yang valid. Hasil dari studi kasus ini menemukan bahwa
komunitas muslim di Hong Kong memiliki identitas budaya yang beragam. Salah
satunya adalah bangunan Masjid Kowloon yang merupakan pusat kegiatan
keagamaan bagi komunitas muslim di Hong Kong. Selain itu, Hong Kong juga
memiliki tingkat toleransi beragama yang tinggi sehingga umat muslim dapat
menjalankan aktivitasnya dengan tenang serta hidup berdampingan dengan damai
bersama masyarakat Hong Kong lainnya.
PENDAHULUAN
Hong Kong adalah sebuah wilayah teritorial yang terletak di bagian negara
Republik Rakyat China. Pada awalnya, penduduk asli Hong Kong merupakan
sebuah kelompok etnis yang jumlahnya mencapai kurang lebih 93,7% dari
1
banyaknya populasi RRC. Namun setelah akhir Perang Dunia ke-II hingga saat ini,
penduduk Hong Kong mayoritas adalah para keturunan imigran dari daratan China
dan juga negara-negara lain.
Hong Kong sendiri sudah terbentuk sejak era kolonialisme Inggris pada abad
ke-19. Pada masa itu, Inggris menjadikan Hong Kong sebagai wilayah pelabuhan
dan juga pusat perdagangan. Awalnya pemerintah China hanya menyewakan ketiga
wilayah di Hong Kong yaitu Pulau Hong Kong (Hong Kong Island) pada tahun 1841,
Semenanjung Kowloon (Kowloon Peninsula) pada tahun 1860, serta Daerah Baru
(New Territories) pada tahun 1898 kepada pemerintah Inggris yang berlaku sampai
pada tahun 1997. Namun pada akhirnya, pada 1 Juli 1997 daerah Hong Kong
secara resmi diserahkan oleh pemerintah Inggris kepada Republik Rakyat China
(Bray & Koo, 2005).
Sebagai wilayah bekas koloni Inggris, Hong Kong menjadi salah satu daerah
administrasi khusus (special administrative region) yang memiliki sistem kebijakan
pemerintahan “Satu Negara Dua Sistem”. Kebijakan ini merupakan kebijakan politik
khusus dimana Hong Kong memiliki kewenangan penuh untuk menjalankan
pemerintahan dan mengatur urusan warganya, termasuk sistem hukum, keuangan
dan pendidikan. Akan tetapi, Hong Kong tidak mempunyai kewenangan untuk
mengurusi urusan di bidang pertahanan dan luar negeri, sebab China masih
menganggap Hong Kong sebagai wilayah kedaulatannya. Berbeda dengan China
yang menerapkan sistem perkonomian sosialis, Hong Kong menerapkan sistem
perekonomian kapitalis (Fu, Harris, & Young, 2007).
Menurut data demografis, Hong Kong kini dihuni oleh lebih dari 7 juta
penduduk, dengan tingkat kepadatan penduduk yang hampir mencapai 7.000
penduduk per kilometer persegi (Hong Kong Yearbook, 2014). Hong Kong
merupakan negara dengan sistem masyarakat yang multikultural, multilingual, dan
multi-religi, dikarenakan banyaknya penduduk asing yang memiliki perbedaan
budaya, bahasa, dan agama, yang menetap dan bekerja di sana.
2
300.000 penduduk Muslim tersebut, 40.000 diantaranya merupakan penduduk etnis
China, 30.000 penduduk merupakan penduduk Pakistan, dan sekitar 150.000
penduduk merupakan warga Indonesia. Sisanya berasal dari berbagai negara
seperti India, Malaysia, negara-negara Timur Tengah dan juga Afrika (Hong Kong
Yearbook, 2014).
Pada kenyataannya, Islam sudah lama menjadi bagian dari sejarah Hong
Kong. Pada awal abad-19, banyak pedagang muslim dari Asia Selatan yang datang
ke daerah Guangzhou, Macau, dan Kowloon. Bahkan, terdapat kelompok pedagang
muslim yang paling aktif di Hong Kong yang bernama Dawoodi Bohras. Tak hanya
itu, muslim Hui dari China juga datang ke Hong Kong sejak adanya tekanan politik di
wilayah asalnya. Negara dengan julukan Pearl of Orient ini memiliki budaya yang
merupakan campuran dari nilai-nilai, komoditas, adat istiadat, dan tradisi dari Asia
Timur, China, dan Barat, namun umat Muslim juga berkontribusi dalam
perkembangan kebudayaannya.
Islam dan kaum muslim memang sudah lama menjadi bagian dari konteks
kehidupan keagamaan, dan juga menghasilkan keberagaman dalam kehidupan
masyarakat Hong Kong. Sayangnya, Islam masih belum menjadi perhatian dalam
bayangan orang-orang mengenai Hong Kong, seperti yang dipaparkan oleh Paul
O’Connor dalam bukunya yang berjudul Islam in Hong Kong : Muslims and Everyday
Life in China's World City (O’Connor, 2012).
Dewan Wali Amanat ini terdiri atas 7 orang anggota yang diusulkan empat
organisasi Islam yang memprakarsai terbentuknya Dewan Wali Amanat ini. 7
anggota dari empat organisasi Islam tersebut antara lain adalah 2 anggota
perwakilan dari Islamic Union of Hong Kong, 2 anggota perwakilan dari Pakistan
3
Association of Hong Kong, 2 anggota perwakilan dari Anjumane Burhani Hong Kong
Dawoodi Bohra Association, serta 1 anggota perwakilan dari Indian Muslim
Association of Hong Kong (O’Connor, 2012).
Organisasi selanjutnya yang diakui Hong Kong adalah Islamic of Hong Kong,
yang dibentuk sejak 100 tahun yang lalu oleh kaum Muslim yang berasal dari Asia
Selatan (mencakup India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Srilanka) dan
kepulauan Melayu. Kemudian organisasi selanjutnya adalah Pakistan Association of
Hong Kong yang didirikan oleh muslim Pakistan, Anjumane Burhani Hong Kong
Dawoodi Bohra Association yang merupakan penganut Syi’ah aliran Ismailiyah,
Indian Muslim Association of Hong Kong yang didirikan oleh muslim India, Chinese
Muslim Cultural and Fraternal Association yang merepresentasikan kaum muslim
China di Hong Kong, serta Persatuan Organisasi Muslim Indonesia Hong Kong yang
didirikan oleh komunitas muslim asal Indonesia (Alam, 2016).
4
Sebagai kelompok minoritas, komunitas Muslim Hong Kong tentu memiliki
sebuah identitas kultural yang mencerminkan keberadaan mereka di Hong Kong.
Umat muslim Hong Kong telah melestarikan kehidupan agama serta budaya mereka
yang khas melalui institusi-institusi dan simbol keagamaan yang mereka dirikan.
Identitas kultural komunitas muslim Hong Kong tersebut terbentuk dan berkembang
dengan baik di tengah-tengah kehidupan masyarakat Hong Kong.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kita lihat bahwa identitas kultural
komunitas bagi eksistensi komunitas muslim di Hong Kong memiliki karakteristik
tersendiri yang terus mengalami perkembangan. Maka dari itu, rumusan masalah
yang dapat diambil adalah : Bagaimana proses berkembangnya identitas
kultural komunitas muslim Indonesia di Hong Kong?
KERANGKA PEMIKIRAN
5
Identitas budaya berkaitan erat dengan etnis, karena biasanya suatu etnis
akan memiliki kebudayaan yang berbeda dengan etnis lainnya. Tak hanya etnis,
sekelompok orang yang memiliki agama yang sama juga memiliki kebudayaannya
tersendiri, contohnya seperti komunitas muslim. Identitas budaya terbentuk melalui
tatanan berpikir, perasaan, serta cara bertindak dari suatu kelompok.
6
Ada dua cara untuk melakukan pendekatan terhadap identitas budaya, yakni
identitas budaya yang bersifat esensialis dan identitas budaya yang bersifat non-
esensialis (Woodward, 1997). Pendekatan pertama, pandangan dari Kathryn
Woodward yang menganggap bahwa konsep identitas budaya sebagai identitas
yang bersifat esensalis. Pandangan tersebut mengartikan bahwa identitas budaya
mempunyai karakterisik kebudayaan yang sama, stabil, dan tidak pernah berubah.
Identitas budaya yang bersifat esensialis cenderung memaksakan diri sebagai
bagian dari suatu kelompok.
Identitas budaya memiliki tujuh karakteristik, yaitu persepsi diri, ekspresi diri,
bentuk-bentuk identitas, kualitas identitas, komponen afektif, kognitif, dan behavioral
identitas, isi dan hubungan, serta perbedaan intensitas budaya. Karakteristik ini bisa
dibandingkan dengan kelompok budaya lain untuk membangun teori-teori
komunikasi identitas budaya dan antar budaya (Iskandar, 2004).
Berbicara mengenai simbol, simbol merupakan sebuah ikon khas dari suatu
kelompok yang dapat berupa gambar maupun teks dan nilai-nilai sejarah, yang
berguna untuk mengekspresikan perasaan baik individu maupun kelompok. Simbol
juga memiliki makna-makna historis, serta dapat menjadi alat untuk berkomunikasi
7
dan mengontrol perilaku manusia. Simbol dan nilai-nilai historis inilah yang akan
membuat suatu kelompok dikenal sebagai kelompok yang berbeda dari kelompok
lain (Geertz, 1973).
Keenam yaitu isi dan hubungan, yang artinya pesan yang dikomunikasikan
mengandung informasi lengkap mengenai kelompok, seperti siapa yang
mengendalikan suatu kelompok, seberapa dekat hubungan antar kelompok, serta
seberapa tinggi tingkat saling percaya antar anggota kelompok. Terakhir, perbedaan
intensitas suatu kelompok tergantung pada konteks dan waktunya.
8
Berdasarkan teori identitas budaya yang telah dijelaskan diatas, masyarakat
muslim Hong Kong juga memiliki identitas kebudayaan. Identitas kebudayaan
masyarakat muslim Hong Kong ini memiliki ciri khas tersendiri yang dapat
membedakan kelompok mereka dengan kelompok penganut agama lainnya.
Tak hanya itu, masyarakat muslim juga memiliki ciri khas lainnya yakni
mengkonsumsi makanan halal, dimana masyarakat muslim tentunya akan lebih
pemilih dalam hal makanan, untuk menghindari makanan-makanan non-halal yang
dilarang oleh agama mereka. Oleh karena itu, sebuah organisasi keislaman utama di
Hong Kong yakni Incorporated Trustees of the Islamic Community Fund of Hong
Kong, melakukan pengawasan produk halal serta mengeluarkan sertifikat halal di
Hong Kong dan sebagian wilayah China lainnya (Pribadi, 2020).
9
HASIL TEMUAN
Cara hidup berdampingan umat beragama di Hong Kong yang harmonis ini
pun terus berlanjut hingga saat ini. Pemimpin dari kelompok agama besar sering
berkumpul untuk berbicara tentang kerukunan beragama. Mereka mengatur program
untuk siswa dan guru, yang bertujuan untuk membantu siswa dan guru agar menjadi
lebih akrab dengan keragaman agama dan lebih berpikiran terbuka untuk menerima
keberadaan kelompok agama lain. Pada waktu bersamaan, berbagai kelompok
beragama bekerja sama untuk menyelenggarakan acara dan kegiatan yang
mempromosikan kerukunan beragama dalam masyarakat lokal (O’Connor, 2012).
Seluruh kegiatan Islam di Hong Kong dikoordinasikan oleh para wali yang
membentuk organisasi keislaman sebagai pusat kegiatan keagamaan di Hong Kong.
Salah satu organisasi Islam terbesar di Hong Kong yaitu Incorporated Trustees of
the Islamic Community Fund of Hong Kong. Organisasi ini memiliki kewenangan
untuk mengelola keseluruhan lima masjid, dua pemakaman dan satu taman kanak-
kanak. Mereka juga membuat pengaturan pemakaman, mengumumkan tanggal
berbagai festival termasuk Ramadhan, melakukan inspeksi serta mengeluarkan
sertifikat untuk makanan halal di Hong Kong dan sebagian wilayah Cina Daratan.
10
Sesuai dengan teori identitas budaya, komunitas muslim Hong Kong memiliki
nilai-nilai, tradisi, serta cara hidup yang tertanam dalam kehidupan anggotanya.
Maka dari itu, perkembangan identitas kebudayaan masyarakat muslim di Hong
Kong tak lepas dari tata cara kehidupan di berbagai bidang seperti bidang
keagamaan, sosial-budaya, ekonomi, serta pendidikan.
11
Hong Kong akan mengadakan program sahur dan berbuka puasa bersama pada
bulan Ramadhan di Masjid Kowloon untuk para jamaah muslim, serta mengadakan
siaran radio berisi kajian Islam. Hal yang menarik dari komunitas muslim disana
adalah pelaksanaan solat ied pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang dilakukan
beberapa tempat seperti masjid, lapangan, atau tempat umum lainnya.
Kemudian, mereka disana juga mengatur program untuk siswa dan guru,
yang bertujuan untuk membantu siswa dan guru agar menjadi lebih akrab dengan
keragaman agama dan lebih berpikiran terbuka untuk menerima keberadaan
kelompok agama lain. Tak hanya itu, muslim Tionghoa di Hong Kong juga diwakili
oleh Chinese Muslim Cultural and Fraternal Association mendirikan dan
mengoperasikan sebuah perguruan tinggi, dua sekolah dasar, serta dua taman
kanak-kanak (Alam, 2016).
12
B. Karakteristik Identitas Budaya Komunitas Muslim di Hong Kong
Salah satu identitas budaya muslim Hong Kong yang paling terkenal adalah
Masjid Kowloon dan Islamic Centre. Masjid Kowloon merupakan masjid terbesar di
Hong Kong yang didirikan pada tahun 1896 oleh Incorporated Trustees of the
Islamic Community Fund of Hong Kong dan berlokasi di Nathan Road, Semenanjung
Kowloon. Awal mulanya, masjid ini didirikan oleh tentara muslim asal dari India dan
Bangladesh yang datang ke Hong Kong, yang kemudian bermukim dan menunaikan
ibadahnya di area tersebut (Suriyanto, 2018).
13
dunia untuk berbuka puasa di masjid tersebut. Para sukarelawan serta komunitas
muslim di Hong Kong lah yang menyediakan serta membiayai makanan untuk
pelaksanaan buka puasa bersama ini (Suriyanto, 2018).
Tak hanya itu, masjid ini juga menjadi pihak yang terus mengadakan
pertemuan dengan penganut agama dan kepercayaan lain untuk menjaga suasana
tetap harmonis. Masjid ini kerap mengajak masyarakat muslim untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang mempromosikan kerukunan beragama
dalam masyarakat di Hong Kong.
Selain Masjid Kowloon, ada juga masjid lain yang menjadi tempat kegiatan
umat muslim di Hong Kong, yaitu Masjid Ammar dan Osman Ramju Sadick Islamic
Centre. Pada mulanya, masjid ini merupakan masjid yang dibangun berdampingan
dengan makam. Seiring perkembangannya, masjid ini kemudian mulai digunakan
sebagai tempat kegiatan ibadah umat muslim dan diresmikan pada 1981 oleh
Incorporated Trustees of the Islamic Community Fund of Hong Kong. Masjid ini
berlokasi di Oi Kwan Road, kawasan Wan Chai (Komarudin, 2019).
Tak hanya melalui kegiatan masjid, masyarakat muslim Hong Kong juga
menyalurkan kegiatan melalui organisasi-organisasi Islam, salah satunya adalah
organisasi Hong Kong Islamic Youth Association (HKIYA). Organisasi ini didirikan
pada tahun 1937 dan berkantor di Masjid Ammar and Osman Ramju Sadick Islamic
Centre di kawasan Wan Chai, Hong Kong. Awalnya, HYKIA hanyalah sebuah
organisasi kecil yang mengadakan berbagai kegiatan untuk anak muda, seperti
olahraga, seni, dan pertunjukan. Seiring berjalannya waktu, banyak warga muslim
yang bergabung ke dalam organisasi ini (Kusumaningrum, 2018).
14
HYKIA pun berubah menjadi organisasi resmi yang menjadi wadah untuk
mendukung kegiatan muslim, seperti membentuk layanan masyarakat untuk
penduduk muslim di Hong Kong, mendukung pembangunan taman kanak-kanak dan
sekolah dasar muslim, mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, serta memberikan
pendidikan tentang pemahaman Islam di beberapa sekolah dasar Islam, madrasah,
serta di beberapa universitas islam di Hong Kong. Selain itu, HYKIA juga
memberikan pelajaran bahasa China kepada para siswa muslim agar mereka bisa
membaur dengan penduduk setempat dan menghapus kesenjangan yang terjadi
(Kusumaningrum, 2018).
Mata pelajaran inti yang ada di mencakup bahasa China, bahasa Inggris,
matematika dan liberal studies. Mata pelajaran lain meliputi musik, pendidikan
jasmani, studi Islam, dan seni visual. Adapun mata pelajaran pilihan mencakup sains
terpadu, fisika, biologi, kimia, bisnis akuntasi dan keuangan, etika dan studi agama,
teknologi komunikasi dan informasi, sejarah, dan ekonomi. Selain itu, IKTMC juga
menyediakan waktu untuk pelajaran membaca Al-Qur’an serta membuka kelas
untuk pembelajaran bahasa Urdu dan bahasa Arab (Alam, 2016). Semua pendidikan
tersebut bertujuan untuk memperdalam pemahaman para siswa muslim mengenai
ajaran agama Islam.
15
DISKUSI
16
Kemudian, masjid-masjid yang tersebar di Hong Kong senantiasa melakukan
kegiatan keagamaan seperti kajian mingguan yang bertujuan untuk menyebarkan
dakwah Islam kepada masyarakat. Setiap harinya, masjid-masjid Islam di Hong
Kong selalu terbuka untuk menerima masyarakat non-muslim yang datang untuk
mempelajari agama Islam. Oleh sebab itu, jumlah penganut muslim di Hong Kong
pun semakin meningkat setiap tahunnya (Suriyanto, 2018).
Selain itu, ciri khas muslim Hong Kong lainnya adalah perayaan hari raya
besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, dimana umat muslim Hong Kong akan
melaksanaan shalat Ied secara besar-besaran di beberapa tempat seperti masjid,
lapangan, taman, dan tempat umum lainnya (Rosadi, 2018). Meskipun berstatus
sebagai kelompok minoritas, masyarakat muslim di Hong Kong tetap dapat
merayakan hari raya Islam dengan meriah.
Tak hanya itu, masyarakat muslim Hong Kong juga mengadakan kegiatan
keagamaan melalui lembaga-lembaga pendidikan. Hal yang membedakan lembaga
pendidikan yang didirikan oleh masyarakat muslim Hong Kong dengan lembaga
pendidikan umum lainnya adalah pembelajaran studi Islam melalui Al-Qur’an, serta
bahasa Arab dan bahasa Urdu (Alam, 2016).
17
Melalui diskusi ini, dapat disimpulkan bahwa identitas budaya masyarakat
muslim di Hong Kong ini terbentuk melalui tatanan berpikir, perasaan, serta cara
bertindak dari suatu kelompok (Liliweri, 2014). Salah satu contohnya adalah
pelaksanaan ibadah shalat, pengadaan kajian Islam, konsumsi makanan halal, dan
kewajiban menutup aurat. Tindakan-tindakan ini terbentuk melalui gagasan-gagasan
yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga nantinya akan membentuk identitas
budaya muslim Hong Kong.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bray, M., & Koo, R. (2005). Education and Society in Hong Kong and Macao:
Comparative Perspectives on Continuity and Change. Dordrecht,
Netherlands: Springer. Retrieved Oktober 29, 2020
Erni, J. N., & Leung, L. Y.-m. (2014). Understanding South Asian Minorities in Hong
Kong. Hong Kong: Hong Kong University Press. Retrieved December 12,
2020
Fu, H., Harris, L., & Young, S. N. (2007). Interpreting Hong Kong’s Basic Law: The
Struggle for Coherence. New York: Palgrave Macmillan. Retrieved Oktober
29, 2020
Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books. Retrieved
November 3, 2020
Hassan, S. M. (2016). The Muslims of Hong Kong and Their Religious Symbols.
Peshawar Islamicus, 7(1). Retrieved November 3, 2020
Ho, W.-Y. (2014). British Raj to China’s Hong Kong: The rise of madrasas for ethnic
Muslim youth. Modern Asian Studies, 48(2). Retrieved November 2, 2020
Hong Kong Government. (2014). Hong Kong Yearbook. Retrieved Oktober 31, 2020,
from Development Bureau : The Government of the Hong Kong Special
Administrative Region: https://www.yearbook.gov.hk/2014/en/index.html
Iskandar, D. (2004). Identitas Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya : Kasus Etnik
Madura dan Etnik Dayak. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 6(2). Retrieved
November 3, 2020
Komarudin. (2019). Berkunjung ke Masjid Ammar dan Osman Ramju Sadick Islamic
Centre di Hong Kong. Retrieved December 13, 2020, from liputan6.com:
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3978569/berkunjung-ke-masjid-
ammar-dan-osman-ramju-sadick-islamic-centre-di-hong-kong
19
Kusumaningrum, F. D. (2018). Melalui Hong Kong Islamic Youth Association, Islam
makin pesat di Hong Kong. Retrieved December 13, 2020, from
Merdeka.com: https://www.merdeka.com/gaya/melalui-hong-kong-islamic-
youth-association-islam-makin-pesat-di-hong-kong.html#:~:text=Merdeka.com
%20%2D%20Berdiri%20sejak%20tahun,awal%20mula%20dari%20berdirinya
%20HKIYA.
O’Connor, P. (2012). Islam in Hong Kong: Muslims and Everyday Life in China's
World City. Hong Kong: Hong Kong University Press. Retrieved November 2,
2020
Pribadi, A. (2020). Mencicipi Dimsum Lezat dan Halal di Hong Kong. Retrieved
December 27, 2020, from Kompas TV:
https://www.kompas.tv/article/63840/mencicipi-dimsum-lezat-dan-halal-di-
hong-kong
Primasiwi, A. (2019). Ribuan PMI di Hongkong Gelar Pawai Sambut Ramadan 1440
H. Retrieved December 12, 2020, from suaramerdeka.com:
https://www.suaramerdeka.com/news/baca/182545/news
Suriyanto. (2018). Dakwah Islam di Jantung Hong Kong. Retrieved December 12,
2020, from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180602232638-269-302973/
dakwah-islam-di-jantung-hong-kong
20