PRODI : D3keperawatan
MATKUL : Farmakologi
DOSENPENGAMPU : ibu SriMulyani
1.2 Tujuan
untuk mengetahui teknik dan cara pemberian obat melalui rektum
BAB II
KONSEP TEORI
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam memberikan obat dalam bentuk enema
dan sipositoria, antara lain:
a. Untukmencegahperistaltik,lakukanenemaretensisecarapelandengancairan
sedikit(tidaklebihdari120ml)dangunakanrektaltubekecil.
b. Selamaenamaberlangsung,anjurkanpasienberbaringmiringkekiridanbernapas
melalui mulut untuk merilekskanspingter.
c. Retensienemadilakukansetelahpasienbuangairbesar
d. Anjurkanpasienuntukberbaringtelentang30menitsetelahpemberianenema
e. Obatsupositoriaharusdisimpandilemarieskarenaobatakanmelelehpadasuhu
kamar.
f. Gunakanpelindungjariatausarungtangan.Gunakanjaritelunjukuntukpasien
dewasadanjarikeempatpadapasienbayi.
g. Anjurkanpasientetapmiringkekiriselama20menitsetelahobatmasuk.
h. Biladiperlukan,beritahupasiencaramengerjakansendirienemaataumemasukkan
supositoria.
2.2 Tujuan/manfaat
Memberikanefeklokaldansistemik.Contoh:efeklocaluntukmelunakkanfaeces
danmerangsang/melancarkandefekasi,efeksistemikuntukdilatasibronkus.
Manfaat memberikan obat melalui rektuk yaitu tidak menimbulkan iritasi pada
saluranbagianatas,mempunyaitingkatanaliranpembuluhdarahyangbesar(pembuluh
darahdirectumtidakditransportasikanmelaluiliver),danpadaobattertentudiabsorpsi
dengan baik melalui dindingrectum.
2.3 IndikasidanKontraindikasiPemberianObatMelaluiRektum
A. INDIKASI
1. Konstipasi
Konstipasiberhubungandenganjalurpembuanganyangkecil,kering,kotoranyang
keras, atau tidak lewatnya kotoran di usus untuk beberapa waktu. Ini terjadi karena
pergerakan feses melalui usus besar lambat dimana reabsorbsi cairan terjadi di usus
besar. Konstipasi berhubungan dengan pengosongan kotoran yang sulit dan
meningkatnya usaha atau tegangan dari otot-otot volunter pada prosesdefekasi.
Impaksi feses dapat didefenisikan sebagai suatu massa atau kumpulan yang
mengeras, feses seperti dempul pada lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang
lama dan akumulasi dari bahan-bahan feses. Pada impaksi yang gawat feses terkumpul
dan ada di dalam colon sigmoid. Impaksi feses ditandai dengan adanya diare dan kotoran
yang tidak normal. Cairan merembes keluar feses sekeliling dari massa yang tertahan.
Impaksi dapat juga dinilai dengan pemeriksaan digital pada rektum, selama impaksi
massa yang mengeras sering juga dapatdipalpasi.
Diare yang bersama dengan konstipasi, termasuk gejala yang sering tetapi tidak ada
keinginan untuk defekasi dan nyeri pada rektum. Hadirnya tanda-tanda umum dari
terjadinya penyakit ; klien menjadi anoreksia, abdomen menjadi tegang dan bisa juga
terjadi muntah.
Penyebabdariimpaksifesesbiasanyakebiasaanbuangairbesaryangjarangdan
konstipasi.Obat-obattertentujugaberperansertapadaimpaksi.Bariumdigunakanpada
pemeriksaan radiologi pada saluran gastrointestinal bagian atas dan bawah dapat
menjadifaktorpenyebab,sehinggasetelahpemeriksaaninihasilpengukurandiperoleh
untuk memastikan pergerakanbarium.
Pada orang yang lebih tua, faktor-faktor yang beragam dapat menyebabkan impaksi;
asupan cairan yang kurang, diet yang kurang serat, rendahnya aktivitas, melemahnya
tonus otot.
Pemeriksaan digital harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati karena rangsangan pada
nervus vagus di dinding rektum dapat memperlambat kerja jantung pasien.
3. Persiapan preoperasi
4. Untuktindakandiagnostikmisalnyapemeriksaanradiologi
5. Pasien denganmelena
B. KontraIndikasi
Irigasikolontidakbolehdiberikanpadapasiendengandiverticulitis,ulcerativecolitis,
Crohn’sdisease,postoperasi,pasiendengangangguanfungsijantungataugagalginjal,
keadaan patologi klinis pada rektum dan kolon seperti hemoroid bagian dalam atau
hemoroidbesar,tumorrektumdankolon.
2.4 Dosis dan carapenggunaan.
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contohpemberianobatyangmemilikiefejlokalsepertiobatdulcolacsupositoria
yangberfungsisecaralokaluntukmeningkatkandefekasidancontohefeksistemikpada obat
aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat
supositoriainidiberikantepatpadadndingrektalyangmelewatisfingteraniinterna.
2.5 Efeksamping
SecaraumumDuminrectaltube(paracetamol)bisaditoleransidenganbaikoleh
sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikutadalah
beberapaefeksampingDuminrectaltube(paracetamol)yangmungkinterjadi:
Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi
dosisyangdianjurkan.Potensiefeksampinginimeningkatpadaorang-orangyang
mengkonsumsialkohol.
Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka
panjang, dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagalginjal
akut.
Efeksampingpadakulitkejadiannyajarang.Padatahun2013,FDA(USFood and
Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada
kulit
seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian
paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada
penderitaasmaterutamaanak-anak,karenaadakemungkinanmenyebabkan
peningkatan resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah
dideritasebelumnya.
Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika
terjadipertolonganmedisharussegeradiberikankarenabisamenyebabkansyok
anafilaksis yang berakibatfatal
Beberapaahlimengaitkanpenggunaanparacetamololehibuhamil,dengan
resiko terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan ADHD. Namun
paracetamol tetap dianjurkan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri dan
demam selama kehamilan, meski tetap harus memperhatikanresikonya.
2.6 Teknik/carapemberian
1. Cucitangan.
2. Jelaskan prosedur yang akandilakukan.
3. Gunakan sarungtangan.
4. Bukapembungkusobatdanpegangdengankainkasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria denganpelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahanmelaluianus,sfingteranalinternadanmengenaidindingrektalkuranglebih
10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7. Setelahselesaitarikjaritangandanbersihkandaerahsekitaranaldengantisu.
8. Anjurkanpasienuntuktetapberbaringtelentangataumiringselamakuranglebih5
menit.
9. Setelahselesailepaskansarungtangankedalambengkok.
10. Cucitangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan carapemberian.
BAB III
PROSEDUR TINDAKAN
mikroorganisme
7. Keluarkan supositoria Lubrikan mengurang
dari kemasan, berkan gesekan saat supositoria
lubrikan pada memasuki rektum
ujungnya. Lubrikasi
juga jari tengah dari
tangan dominan, jika
klien punya hemoragi,
berikan lubrikan yang
lebih banyak dan
lakukan
secara lembut
8. Mintaklienuntuktarik Mengurang nyeri dan
napas dala lewat memuluskan
mulutdanmerilekskan pemasukan
spingter
eksterna
9. Pisahkan bokong klien Supositoria harus
dengan tangan menempel di mukosa
nondominan. Dengan anusuntukabsorbsidan
jari tengah tangan aksi obat yang lebih
nondominan masukan efektif
supositoria secara
halus ke dalam anus,
melewati spingter
internal, menempel di
dinding anus sedalam
10 cm (4
inchi)
10. Tarik jari, dan bersihkan Meberikan rasa nyaman
area anal
11. Lepaskan sarung Mengurangi
tangan dengan aman transmisi
dan masukan ke mikroorganisme
tempat
sampah tertentu
12. Mintaklienuntuktidur Menghindari
terlentang atau tetap keluarnya supositoria
pada
satusisiselama5menit
13. Bila supositoria Kontrol eliminsiberlebih
mengandung laksatif
atau detergen fekal,
sipakan bedpen yang
mudah
dijangkau klien
14. Bila supositoria Memberikan
dierikan untuk kesempatan kepada
konstipasi, ingatkan staff untuk
klien untuk tidak mengevaluasi hasil
mengguyur toilt dari supositoria
setelah defekasi
15. Lakukan cuci tangan, Menurunkan resiko
dan
transmisi
buang sarung tangan,
mikroorganisme
bersihkan alat
Evaluasi
1. Kembali5menit Memastikan jika obat
kemudian untuk terdistribusi dengan baik,
memestikan pemasukan kembali
supositoria mengkin perlu
tidakkeluar
2. Tanyakan apakah klien Memastikan apakah
mengalami pemasukan
ketidaknyamanan supositoria
selama mengiritasi
pemasukan
3. Evaluasi apakah Memastikan
sanda dan gejala efektifitas obat
hilang pada
masalah eliminasi
4. Minta klien untuk Mencerminkan
menjelaskan kepahaman klien
kembali tentang tujuan
tujuan dari medikasi pengibatan
5. Izinkan klien untuk Demonstrasi adalah
melakukan alat ukur pembelajaran
redemonstrasi untuk
pengobatan
berikutnya
BAB IV
KESIMPULAN
Pemberian obat melalui rektum merupakan pemberian obat dengan memasukan
obat melalui anus dan kemudian rectum dalam bentuk suppositoria, salep (cream), cairan
(larutan).
Tujuan : memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan faeces
dan merangsang/melancarkan defekasi, efek sistemik untuk dilatasi bronkus.
Kontraindikasi : klien dengan pembedahan rectal
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11748024/Pemberian_Obat_via_Anus_Rektum_Pemberian_Obat
_via_Anus_Rektum?auto=download
https://www.honestdocs.id/dumin-rectal-tube
https://www.academia.edu/11712676/Pemberian_Obat_Melalui_Vagina_dan_Rektum
https://id.scribd.com/document/348602264/Teknik-Pemberian-Obat-Melalui-Rektum