Panduan Praktek
Laboratorium KMB 2
DISUSUN OLEH :
TIM DOSEN KMB :
AIDA SRI RACHMAWATI, MKep
YUYUN SOLIHATIN, MKep
BAYU BRAHMANTIA, MKep
BIODATA MAHASISWA
NIM :…………………………………….
1
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KATA PENGANTAR
Penyusun,
Tim KMB
2
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Visi Misi FIKes UMTAS
Visi Misi Program D III Keperawatan UMTAS
Penerapan AIK
Kerangka Acuan PBK
Kompetensi KMB II
Format Kompetensi Sistem Muskuloskeletal
Materi Praktek
SOP
Kasus OSCE
Format Kompetensi Sistem Persyarafan
Materi Praktek
SOP
Kasus OSCE
Format Kompetensi Sistem Penginderaan
Materi Praktek
SOP
Kasus OSCE
Format Kompetensi Sistem Endokrin
Materi Praktek
SOP
Kasus OSCE
Referensi
3
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Visi:
“Menjadi Fakultas Ilmu Kesehatan yang unggul, islami, dan terkemuka tingkat
global pada tahun
2035”.
Misi:
Tujuan:
5
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Visi :
“Menghasilkan lulusan Ahli Madya Keperawatan yang berkepribadian Islami, berpengetahuan
holistik integratif, kompetitif dan dinamis.”
Misi :
1. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan Al-Islam
Kemuhammadiyahan
2. Menyelenggarakan pendidikan yang terintegrasi dengan tehnologi informasi
3. Menyelenggarakan penelitian dengan prinsip kebebasan berfikir ilmiah
4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berdasarkan nilai - nilai Al Islam,
hasil pengajaran dan penelitian
5. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan.
Tujuan
a. Menghasilkan peserta didik menjadi ahli madya muslim yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional, dan
beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi oleh
Alloh SWT.
6
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
7
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
“Awalilah pekerjaanmu dengan menyebut nama Allah” itulah makna yang terkandung
dari lafaz basmallah (bismillaahirrahmaanirrahiim). Pekerjaan yang diawali dengan
basmalah juga mengandung makna bahwa dalam menjalankan pekerjaan dibutuhkan
bimbingan dan hidayah dari Allah, karena hanya Allahlah satu-satunya tempat yang
sepantasnya kita jadikan gantungan hidup, ” Allah tempat bergantung” (QS. A. Ikhlas :
2)
“Segala puji bagi Allah untuk selamanya # Kemudian rahmat beserta salamNya.
Semoga tercurah pada pimpinan para rasul dan nabi # Muhammad dan keluarga serta
kerabatnya.”
8
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Jl. Tamansari Gobras PO.BOX 114 Telp (0265) 2350982 Tasikmalaya
III. Kompetensi
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu
1. Melakukan keterampilan Al-Islam dan kemuhammadiyahan :
Mampu melafalkan doa untuk orang sakit
2. Melakukan keterampilan/kompetensi sistem persyarafan :
Pemeriksaan GCS
Peradangan selaput meningen
Pemeriksaan kekuatan otot
ROM
3. Melakukan keterampilan/kompetensi sistem muskuloskeletal :
Pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal
Pemasangan bidai, penggunaan alat bantu berjalan (Walker/Kruk)
4. Melakukan keterampilan/kompetensi system penginderaan:
Pemeriksaan Visus
Pemberian Obat Tetes Telinga
5. Melakukan keterampilan/kompetensi system endokrin
Pemberian insulin
Perawatan luka gangrene
6. Melakukan keterampilan/kompetensi sistem integument
Menghitung luas luka bakar
Pemberian obat topikal
OSCE
Simulasi
Demonstrasi
V. Tata Tertib
1. Mahasiswa hadir 15 menit sebelum praktikum di mulai
2. Mahasiswa selama praktikum berlangsung, tidak boleh meninggalkan
laboratorium tanpa izin dosen
3. Mahasiswa wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan
dikembalikan dalam keadaan rapid an bersih
4. Mahasiswa diwajibkan mengganti peralatan jika terjadi kerusakan paling lambat
2 hari setelah praktikum
5. Mahasiswa yang tidak dapat mengkuti praktikum karena berhalangan atau gagal
dalam praktikum harus mengulang atau mengganti pada hari lain sesuai dengan
jadwal yang telah diatur (sesuai kebijakan dosen)
6. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum
7. Mahasiswa selama melaksanakan praktek di laboratorium, mahasiswa
diwajibkan untuk memakai seragam dinas lengkap dan atribut sesuai dengan
ketentuan dari pendidikan.
VII. Evaluasi
a. Jenis evaluasi :
Ujian Praktek Laboratorium Objective Structure Clinical Examination (OSCE)
Perfomance
b. Kehadiran 100 % dan pencapaian target kompetensi 85 %
c. Syarat kelulusan : 3,00/70/B
VIII. Pembimbing
Aida Sri Rachmawati, MKep
Yuyun Solihatin, MKep
Bayu Brahmantia, MKep
Kartiwa, M.Kep
11
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Pengertian
Sistem musculoskeletal terdiri dari otot, tulang dan sendi. Pengkajiannya
tergantung pada kebutuhan dan masalaha yang ada pada klien. Untuk otot perawat
biasanya mengkaji mengenai kekuatan, tonus, ukuran, kesimetrisan perkembangan
otot dan ada tidaknya tremor. Tulang dikaji bentuknya, normal atau tidak. Sedangkan
persendian dikaji apakah ada kemerahan, bengkak, penebalan, krepitasi, ada nodul
atau tidak, dan range og motionnya. Postur tubuh juga dikaji mengenai cara berdiri
dan cara duduknya.
Indikasi
Pemeriksaan fisik sistem musuloskeletal dilakukan jika terdapat masalah pada otot,
tulang dan persendian.
Tahapan Prosedur
No. Tahapa Prosedur Dilakukan Tidak
Dilakukan
1. Pra Interaksi
a. Mengecek cacatan perawatan dan medis
pasien
b. Mempersiapkan diri (menggali perasaan,
fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri)
c. Mempersiapkan peralatan:
Goniometer
d. Cuci tangan
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Menyebut nama klien dengan nama
12
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
kesukaannya
c. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
pemeriksaan fisik
d. Menyebutkan prosedur dan lama tindakan
yang akan dilakukan
e. Menanyakan adakah pertanyaan atau
keluhan pasien
f. Mengatur posisi pasien dan menjaga privasi
g. Memulai dengan cara yang baik
3. Kerja
a. Mencuci tangan
b. Mendekatkan peralatan
c. Memakai sarung tangan
OTOT
d. Inspeksi ukuran otot dan bandingkan bagian
kanan dan kiri
e. Inspeksi otot dan tendon, apakah ada
kontraktur (memendek)
f. Inspeksi apakah ada tremor misalnya pada
saat tangan klien memegang sesuatu
g. Palpasi otot pada saat istirahat untuk
mengkaji tonus otot
h. Palpasi otot ketika klien aktif dan pasif
apakah ada kelemahan, kelenturan, dan
kelancaran dari gerakan
i. Uji kekuatan otot, bandingkan antara kanan
dan kiri
Sternocleidomastoid: minta klien
menoleh ke satu sisi kemudian lakukan
tahanan menggunakan telapak tangan
pemeriksa di bagian pipi
Trapezius: minta klien mengangkat bahu
kemudian lakukan tahanan berlawanan
menggunakan dua tangan pemeriksa di
atas bahu
Deltoid: minta klien untuk mengangkat
lengannya kemudian lakukan tahanan
berlawanan menggunakan kedua tangan
pemeriksa
Biceps: minta klien untuk ekstensi lengan
kemudian pemeriksa berusaha untuk
melakukan gerakan fleksi lengan klien
13
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
TULANG
j. Inspeksi struktur tulang
k. Palpasi tulang apakah ada edema atau
kemerahan
SENDI
l. Inspeksi sendi, apakah ada pembengkakan.
Palpasi setiap sendi apakah ada kemerahan,
kelenturan geraknya, pembengkakan,
krepitasi dan ada tidaknya nodule
m. Kaji rentang gerak atau range of motion.
Minta klien untuk menggerakan sendi
tertentu kemudian pergerakan sendinya
diukur menggunakan goniometer
15
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS OSCE
(OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Kasus 1:
Seorang wanita 70 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri hebat pada
daerah punggung bagian bawah yang dirasakan secara tiba-tiba. Pemeriksaan fisik
ditemukan kifosis berat dan foto rontgen menunjukkan adanya fraktur kompresi
vertebrae pada daerah lumbalserta penipisan tulang. Kadar kalsium, fosforus, dan
alkali fosfatase dalam batas normal.
Soal Kognitif
1. Tindakan pengkajian keperawatan yang harus dilakukan pada kasus diatas?
(Data focus pengkajian)
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
2. Apakah tindakan pengkajian keperawatan utama (prioritas) pada kasus diatas?
Soal Psikomotor
3. Demonstrasikan pemeriksaan yang dilakukan :
Pemeriksaan fisik
PENGUKURAN GCS
Skala Koma Glaswof (Glasgow Coma Scale : GCS) , digunakan untuk menilai
tingkat kesadaran
GCS menilai dua aspek kesadaran :
1. Terjaga atau keadaan sadar : menjadi waspada terhadap lingkungan
2. Kewaspadaan : menunjukkan suatu pemahaman mengenai apa yang dokter
katakana melalui suatu kemampuan untuk melakukan perintah.
GCS merupakan skala dengan nilai 15 yang menilai tingkat kesadaran pasien
meliputi membuka mata, respons verbal dan respon motoric. Masing masing kategori
mempunyai nilai numeric dalam bentuk skala. Dengan memberikan penilaian
anumeringk/angka maka didapatkan tiga gambaran dengan skor minimal 3 dan
maksimal 15. Dikatakan koma bila GCS < 8. Skor total 12 atau kurang harus diwaspadai.
Penurunan skor motoric satu atau penurunan secara keseluruhan sebesar dua adalah
keadan yang signifikan dan harus diwaspadai.
Respon Verbal/Bicara
Nilai 5 : Berbicara adekuat, orientasi baik (waktu, orang dan tempat
Nilai 4 : Disorientasi/tempat bingung
Nilai 3 : Bicara dengan kata-kata jelas tapi kacau
Nilai 2 : Bergumam/merintih/tidak dimengerti makna katanya
Nilai 1 : Tidak bersuara walau diberi rangsangan/klien diam
17
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Respon Motorik
Nilai 6 : Mampu mengikuti perintah
Nilai 5 : Bereaksi menyingkirkan rangsangan
Nilai 4 : Mampu melokalisir rangsangan nyeri
Nilai 3 : Reaksi diekortikasi, fleksi pada pergelangan tangan/jari, fleksi
pada tungkai/abduksi lengan atas
Nilai 2 : Reaksi deserebrasi, ekstensi lengan bila dirangsang nyeri
Nilai 1 : Tidak ada reaksi
2 Sikap :
KASUS OSCE
(CLINICAL STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Kasus I :
Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di ruang penyakit syaraf akibat cedera
kepala, pada saat dilakukan pemeriksaan terdapat penurunan kesadaran, muntah (+),
racoon eye (+). Pasien terlihat tidur, namun membuka mata saat diberi rangsangan
dengan suara keras, melakukan gerak menarik dari sumber rangsang dan suaranya
tidak mengandung arti.
Soal Kognitif
1. Berapa nilai GCS pada kasus diatas?
2. Apakah masalah keperawatan pada kasus diatas?
3. Apakah kategori cedera kepala pada kasus diatas?
4. Tindakan yang pertama kali pada kasus diatas?
Soal Psikomotor
5. Demonstrasikan pemeriksaan GCS pada kasus diatas!
Soal Afektif
6. Sebutkan contoh bentuk penerapan etika keperawatan dalam intervensi diatas!
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Fakultas Kesehatan
18
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
PEMERIKSAAN FISIK
PERADANGAN SELAPUT MENINGEN
Rangsangan selaput otak adalah gejala yang timbul akibat peradangan pada
selaput otak (meningitis) atau adanya benda asing pada ruang suarachnoid (darah), zat
kimia(kontras) dan invasi neoplasma (meningitis carcinoma). Pemeriksaan tanda
rangsang meninges meliputi : kaku kuduk, laseque, brudzinski I, brudzinski II, kernig’n
sign.
SOP
PEMERIKSAAN FISIK : Peradangan Selaput Meningen
Tanda kerniq
Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah
pada sendi lutut. Normal, bila tungkai bawah membentuk sudut 1350
terhadap tungkai atas.
Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit
terhadap hambatan.
Tanda laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan
nyeri sepanjang m. ischiadicus.
Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain
didada klien untuk mencegah badan tidak terangkat. Kemudian kepala
klien difleksikan kedada secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila kedua
tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.
Tanda Brudzinski II
Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada sendi
panggul secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi
19
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
2 Sikap
Melakukan tindakan dengan sistematis
Komunikatif
Percaya diri
KASUS OSCE
(CLINICAL STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang laki-laki di ruang rawat inap (R. penyakit syaraf), dari hasil pemeriksaan
didapat keluhan utama klien mengeluh nyeri kepala hebat , menurut penuturan klien
dia menderita penyakit TBC 1 tahun lamanya dengan riwayat pengobatan tidak tuntas,
dari hasil pemeriksaan kaku kuduk (+), Brudznski I (+), Suhu : 39◦ C
1. Soal kognitif:
Bagaimana intrepretasi tanda Brudzinski I dinyatakan (+)?
2. Soal psikomotor:
Demonstrasikan pemeriksaan fisik fokus pada kasus tersebut!
3. Soal afektif:
Sebutkan contoh penerapan etik keperawatan pada intervensi tersebut!
Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik secara kualitas
maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan kontraksi.
Perubahan struktur otot sangat bervariasi. Penurunan jumlah dan serabut otot, atrofi,
pada beberapa serabut otot dan hipertropi pada beberapa serabut otot yang lain,
peningkatan jaringan lemak dan jaringan penghubung dan lain-lain mengakibatkan
efek negative. Efek tersebut adalah penurunan kekuatan, penurun fleksibilitas,
perlambatan waktu reaksi dan penurunan kemampuan fungsional.
Penilaian Kekuatan Otot mempunyai skala ukur yang umumnya dipakai untuk
memeriksa penderita yang mengalami kelumpuhan selain mendiagnosa status
kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama
menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi perburukan pada penderita
SOP
PENGUKURAN KEKUATAN OTOT
21
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS OSCE
(OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang laki-laki usia 27 tahun dirawat di Rumah Sakit Tasikmalaya, dengan diagnose
stroke, Hasil pemeriksaan didapatkan hemiparese bagian tubuh sebelah kanan,
Perawat akan mengajarkan pasien melakukan latihan mobilisasi. Sebelum pasien
melalukan latihan perawat perlu mengkaji kekuatan otot. Hasil pemeriksaan kekuatan
otot dimana pasien mempunyai kekuatan untuk bergerak tetapi tidak kuat melawan
gaya gravitasi
1. Soal kognitif:
Berapakah nilai kekuatan otot diatas?
2. Soal psikomotor:
Demonstrasikan pemeriksaan fisik kekuatan otot diatas!
3. Soal afektif:
Sebutkan contoh penerapan etik keperawatan pada kasus diatas!
22
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
RANGE OF MOTION
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan
utnuk melakukan aktifitas apabila tidak terpenuhi dapat terjadinya sirkulasi darah tidak
lancer, kontraktur pada tulang dan otot-otot menjadi kaku. Intervensi keperawatan
pada pasien dengan hambatan mobilisasi salah satunya dengan : Range Of Motion
(ROM)
Range of Motion (ROM) adalah kemampuan pasien untuk menggerakan sendi agar
tidak terjadi kekakuan, pembengkaan, nyeri, keterbatasan sendi, dan gerakan yang
tidak seimbang. Hal ini bertujuan memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
serta memelihara pergerakan sendi.
RANGE OF MOTION
Nama Mahasiswa :……………………………………………...
23
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
3. Implementasi :
Melakukan gerakan PROM dan AROM sesuai Indikasi :
1.Fleksi, Ekstensi, dan Hiperekstensi
2. Pronasi dan Supinasi
3. Abduksi dan Adduksi
4. Infersi dan Efersi
5. Protaksi dan Retraksi
6. Rotasi
7. Circumduksi
8. Oposisi
4.
Evaluasi
5. Respon klien (Nadi, dan tanda hipotensi orthostatik)
Dokumentasi
Tindakan dan respon klien
6.
Sikap :
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya Diri
KASUS OSCE
(OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
24
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Seorang perempuan berusia 57 tahun diraat di unit stroke dengan kelemahan anggota
gerak. Hasil pengkajian menunjukkan kekuatan otot tangan dan kaki kanan 2, kekuatan
otot tangan dan kaki kiri 4, terdapat kemerahan pada tumit kaki kiri, TD 140/85 mmHg,
frekuensi nadi 78x/menit, dan frekuensi napas 19 x/menit.
Soal :
Kognitif
1. Apakah tindakan keperawatan pada kasus diatas?
Psikomotor
2. Demonstrasikan Tindakan ROM pada kasus diatas?
Afektif
3. Sebutkan contoh penerapan etik keperawatan pada kasus diatas!
25
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
PEMERIKSAAN VISUS
Pengertian :
Tujuan :
27
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS OSCE
(OBJECTIVE CLINICAL EXAMINATION)
Seorang laki- laki usia 58 tahun datang ke poli mata dengan keluhan sakit kepala. Hasil
pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pandangan mata sebelah kiri tidak jelas,
lensa tampak keruh, pasien tampak menyipitkan matanya saat menatap perawat.
Pada jarak 6 meter, pasien bisa membaca pada baris ke -3 dari atas kartu Snellen : TD
140/100 mmHg, frekwensi nadi 84 x/ menit, frekwensi napas 20 x/ menit, suhu 37,2 0C
A. Pertanyaan Kognitif
1. Berapakah visus pada pasien tersebut?
2. Jika pasien tidak bisa menyebutkan salah satu huruf pada paling atas dari kartu
Snelen, apa yang harus dilakukan pemeriksa?
B. Pertanyaan Psikomotor
Bagaimana cara pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus)? Silahkan
demonstrasikan
28
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
PENGERTIAN
TUJUAN
1. Memberikan efek terapi lokal (peradangan, dan atau infeksi pada liang telinga)
2. Mengurangi nyeri
3. Melunakan serumen
30
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS OSCE
(OBJECTIVE CLINICAL EXAMINATION)
31
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Seorang perempuan usia 60 tahun dirawat di ruang Bedah dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan. Hasil pengkajian diperoleh data terdapat kemerahan pada kanalis
eksternal, terdapat serumen yang mengeras pada kanalis.
A. Pertanyaan Kognitif
1. Apakah tindakan yang harus dilakukan pada pasien tersebut?
2. Apakah tujuannya dilakukan pemberian obat tetes telinga?
3. Apakah yang harys dilakukan ketika obat sudah diteteskan ke telinga?
B. Pertannyaan psikomotor
1. Demonstrasikan bagaimana prosedur pemberian obat tetes mata pada
pasien
A. Pengertian
Injeksi insulin subkutan adalah tindakan untuk memberikan insulin eksogen secara
subkutan kepada pasien diabetes untuk mengontrol kadar glukosa darah.
B. Tujuan
Tindakan ini bertujuan untuk mengontrol kadar glukosa darah
C. Indikasi
1) Diabetes melitus tipe 1
2) Diabetes melitus tipe 2 dengan :
Infeksi
Hamil
Tidak terkontrol dengan obat anti-hiperglikemia
Gangguan hati dan ginjal
D. Kontra indikasi
Alergi terhadap insulin
E. Tahapan Prosedur
Tidak
No. Kegiatan Dilakukan
Dilakukan
1 PRA INTERAKSI
a. Mengecek cacatan perawatan dan medis pasien
Perhatikan prinsip 6 Benar: Nama pasien,
obat/jenis insulin, dosis, waktu, cara pemberian,
dan pendokumentasian
b. Mempersiapkan diri (menggali perasaan, fantasi
33
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
2 ORIENTASI
a. Mengucapkan salam
b. Menyebut nama pasien dengan nama
kesukaannya
c. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan injeksi
Insulin
d. Menyebutkan prosedur dan lama tindakan yang
akan dilakukan
e. Menanyakan adakah pertanyaan atau keluhan
pasien
f. Mengatur posisi pasien dan menyiapkan privasi
g. Memulai dengan cara yang baik
3 KERJA
a. Mencuci tangan
b. Memakai handscoen bersih
c. Mendekatkan peralatan
34
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
35
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
yang baru.
f. Memasang cap Insulin Pen sehingga angka nol (0)
terletak sejajar dengan indikator dosis.
g. Memegang Insulin Pen secara horizontal dan
menggerakkan insulin pen (bagian cap) sesuai
dosis yang telah ditentukan sehingga indicator
dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang
akan diberikan kepada klien.
h. Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18
unit (setiap rasa ”klik” yang dirasakan perawat
saat memutar cap Insulin Pen menandakan 2 unit
insulin telah tersedia).
i. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah
dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan,
inflamasi, atau edema.
j. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan
insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
k. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas
alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah
secara sirkuler ± 5 cm.
l. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada
klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien
yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
m. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan
tangan yang dominan secara lembut dan
perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin
Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan
tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti semula
(tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
n. Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di
dalam kulit klien sebelum dicabut supaya tidak
ada sisa obat yang terbuang.
o. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh
dimassage, hanya dilalukan penekanan pada area
penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol
30-60 detik.
4 TERMINASI
a. Simpulkan hasil kegiatan
b. Berikan reinforcement positif kepada pasien
c. Buat kontrak waktu selanjutnya
d. Rapikan pasien dan perlatan
e. Cuci tangan
f. Akhiri pertemuan dengan mengucapkan salam
37
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
5 DOKUMENTASI
Dokumentasikan: Obat (nama obat, dosis, rute,
tempat injkesi, waktu dan tanggal pemberian),
respon klien setelah pemberian injeksi insulin, apakah
ada efek yang tidak diinginkan akibat injeksi insulin.
KASUS OSCE
(OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang perempuan berusia 66 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
diagnosis Diabetes Mellitus. Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengeluh pusing,
lemas, keluar keringat dingin, merasa lemas, letih gatal-gatal, serta terdapat ruam
pruritus di area ekstremitas atas. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu 300 g/dl.
Perawat akan melakukan intervensi keperawatan pada pasien tersebut.
1. Soal kognitif: Berapakah nilai normal glukosa darah? Jelaskan trias manifestasi
klinis pada penderita diabetes mellitus!
2. Soal psikomotor: Demonstrasikan cara pembelian insulin pen!
3. Soal afektif: Sebutkan contoh penerapan etik keperawatan pada intervensi
tersebut!
38
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
A PENGKAJIAN YA TIDAK
2. Persiapan alat :
Satu set steril perawatan luka/packing set
(bakinstrumen besar, 1 pinset anatomi, 1 pinset
chirugis, 1 gunting jaringan, kom kecil 2 buah,
kassa steril)
Pinset sirurgis 1 buah
Bengkok 2 buah
Pengalas
Topical terapi (sesuai dengan kondisi luka)
Sepasang sarung tangan bersih
Sarung tangan steril
Plester dan gunting
Cairan Pencuci (NaCl 0,9% atau yang lainnya)
Laruran desinfektan dalam tempatnya
Kantong sampah medis
Status pasien
Pulpen
C TAHAP PRA INTERAKSI
39
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS OSCE
(OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang perempuan berusia 66 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
terdapat luka di tungkai kaki kanan. Hasil pengkajian didapatkan data nampak luka
pada bagian tungkai kaki kanan, panjang luka 5 cm, lebar luka 3 cm, kedalaman luka 1
cm, dasar luka tampak merah, terdapat nekrosis di sekitar luka, nampak nanah pada
bagian bawah tepi luka, nyeri saat di tekan dengan skala 2 (0-10), mengeluarkan bau,
dan tampak bengkak di tepi luka. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu 280 g/dl.
1. Soal kognitif: Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
2. Soal psikomotor: Demonstrasikan tindakan perawatan luka gangrene pada
kasus tersebut!
3. Soal afektif: Sebutkan contoh penerapan etik keperawatan pada intervensi
tersebut!
41
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Estimasi luas luka bakar dapat dengan cepat diperkirakan pada ukuran luka bakar
dengan menggunakan Aturan Sembilan (Rule of Nine). Metode ini membagi luas
permukaan tubuh menjadi persentase luka bakar.
42
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS OSCE
(OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang perempuan berusia 34 tahun dirawat diruang unit luka bakar. Hasil pengkajian
didapatkan riwayat pasien terkena air panas. Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka bakar.
Luka bakar terapat pada daerah dada, tangan kanan dan paha kanan tampak melepuh dan
kemerahan. TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi napas 24x/menit. BB : 50
kg TB : 160 cm
Soal :
43
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa pada prinsipnya
menimbulkan efek lokal. Efek sistemik timbul jika kulit klien tipis, konsentrasi obat
tinggi, atau jika obat bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu yang panjang. Jika
tempat pemberian siap diberikan obat, obat dapat dengan mudah diberikan.
Cara pemberiann :
Obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit
Bentuk :
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang
berbentuk krim, lotion, atau salep. Tujuan
Melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang
terjadi
Indikasi :
1. Cairan Penggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada:
a. Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami
eksaserbasi.
b. Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka
ditujukan untuk vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti
eritema pada erisipelas.
c. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus
menjadi bersih.
2. Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.
3. Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk
likenifikasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang
telah bersih.
4. Krim dipakai pada lesi kering dan superi sial, lesi pada rambut, daerah intertriginosa.
5. Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.
6. Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superfisial seperti miliaria.
7. Pasta Pendingin Pasta dipakai pada lesi kulit yang kering.
Kontraindikasi :
1. Cairan : Riwayat alergi
44
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
2. Bedak : Dermatitis yang basah, terutama bila disertai dengan infeksi sekunder
3. Salep : Salep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis eksudatif karena
tidak dapat melekat, juga pada daerah berambut dan lipatan karena menyebabkan
perlekatan.
4. Krim : Risiko yang signifikan karena dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang
tinggi.
SPO
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL KULIT
Nilai
No Aspek yang Dinilai
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Cek dokumentasi klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat :
Catatan pengobatan, sarung tangan disposible dua buah,
obat yang diberikan (krim, gel, lotion, salep), pengalas
atau perlak, sabun lunak, handuk kecil, air hangat dalam
baskom, tounge blade
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama yang
disukainya.
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
Tahap Kerja
1. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan dengan cara yang baik
4. Jaga privasi klien
5. Turunkan side rail
6. Pakai sarung tangan disposible jika memberikan obat
dalam bentuk gel, krim, salep, atau lotion. Pakai sarung
tangan steril jika pada luka terbuka atau insisi dan
45
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Soal Kognitif :
1. Jenis Obat yang digunakan?
2. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
46
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat topical sesuai SOP
(standar operasional prosedur)
47
Panduan Praktek Laboratorium KMB 2
REFERENSI
Kozier,B., Erb., & Oliver, R. (2004). Fundamltal of Nursing; consept, process and
practice, (fourth edition), California : Addison-Wesley Publishing CO
Brunner dan Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi
8.Jakarta:Buku Kedokteran EGC
48