Anda di halaman 1dari 97

MANUAL KETRAMPILAN KLINIS

CSL V
SIKLUS HIDUP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020 1
MANUAL
KETERAMPILAN KLINIK

CSL V
SIKLUS HIDUP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020

2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

VISI
Terdepan Dalam Pengembangan Pendidikan Kedokteran Berbasis Peradaban Islam

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi kedokteran dengan
mengedepankan profesionalisme dan mempertimbangkan kearifan lokal yang berbasis
integrasi keislaman
2. Menyelenggarakan penelitian yang kreatif dan inovatif di bidang kesehatan ibu dan
anak yang berbasis integrasi keislaman
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang aplikatif untuk peningkatan
kesehatan ibu dan anak yang merefleksikan kedinamisan integrasi keilmuan
4. Mewujudkan tata kelola yang baik yang mencerminkan nilai-nilai universal Islam

TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan kedokteran yang profesional dan unggul serta mampu
memenuhi tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan, perkembangan ilmu
kedokteran, dan perkembangan masyarakat
2. Terwujudnya pendidikan tinggi kedokteran sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak yang berbasis integrasi
keilmuan
3. Terciptanya manajemen pengelolaan kelembagaan yang sehat, mandiri, dan akuntabel,
serta terwujudnya lingkungan kampus yang islami
4. Terwujudnya kerjasama dengan lembaga lokal, nasional, dan internasional yang
menunjang peningkatan mutu organisasi dan daya saing lulusan

3
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

CSL V
SIKLUS HIDUP

PRODI PENDIDIKAN DOKTER

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2020

Tim Penyusun :

Dr.dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A.,M.Kes

dr. Azizah Nurdin, Sp.OG.,M.Sc.

dr Arlina Wiyata Gama

Dr. Fatmawati Hilal, M.Ag.

Tim Reviewer / Editor :

dr. Rosdianah, M.Kes.

dr. Rista Suryaningsih, M.Med.Ed.

4
DAFTAR ISI

Sampul 1
Visi dan Misi 3
Daftar Isi 5
Tata Tertib CSL 6
Sanksi Pelanggaran Tata Tertib CSL 7
Ketrampilan Teknik Menyusui 8
Penuntun Belajar Teknik Menyusui 12
Teknik Perawatan Metode Kanguru 17
Penuntun Belajar Teknik Perawatan Metode Kanguru 23
Penuntun Belajar Ketrampilan Resusitasi pada Bayi baru Lahir 26
Prosedur Vaksinasi 38
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan 51
Penuntun Pembelajaran Pemeriksaan KPSP 53
Ketrampilan Klinik Manajemen Edukasi Pasien 74
Ketrampilan Klinik Manajemen Pola Diet dan Olahraga 76
Ketrampilan Klinik Senam Lansia 78
Ketrampilan Klinik Penilaian Kemandirian Lansia 82
Integrasi Ketrampilan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah 85

5
TATA TERTIB CSL

Sebelum Kegiatan

Membaca penuntun belajar (manual) keterampilan klinis dan bahan bacaan tujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan.

Selama Kegiatan

1. Datang 15 menit sebelum CSL dimulai.


2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan.
3. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapi pada setiap kegiatan
CSL.
4. Memakai atribut (papan nama) yang ditempelkan pada jas laboratorium.
5. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
6. Bagi kegiatan yang menggunakan model memperlakukan model tersebut seperti
manusia atau bagian tubuh manusia.
7. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil, atau meminjam tanpa ijin setiap alat
dan bahan yang ada pada ruang CSL.
8. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapikan kembali alat dan bahan yang
telah digunakan.

Pada Saat Ujian OSCE

1. Ujian dapat diikuti apabila kehadiran pada kegiatan OSCE minimal 80%.
2. Membawa kartu kontrol yang telah ditandatangani oleh koordinator instruktur CSL.
3. Bagi yang tidak ikut ujian karena sakit diwajibkan membawa keterangan bukti
diagnosis dari dokter paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit.

6
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu tanpa alasan
yang jelas, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL
pada jadwal berikutnya untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL tidak sesuai jadwal rotasinya, maka
dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang presentasi kehadiran kegiatan CSL <80% dari seluruh jumlah
tatap muka, maka mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti ujian CSL.

7
KETERAMPILAN
TEKNIK MENYUSUI

Keterampilan teknik menyusui adalah suatu keterampilan yang diajarkan


agar seorang dokter dapat menjadi pembimbing dan motivator kepada seorang
ibu, sehingga ibu tersebut mau dan dapat menyusui anaknya dengan benar.
Semua perempuan memiliki potensi untuk menyusui anaknya namun tidak
semuanya memahami dan mau melakukan hal tersebut. Hal ini dapat disebabkan
oleh pengetahuan yang kurang, persepsi yang keliru tentang payudara dan
menyusui, kelainan anatomi yang dianggap menjadi penghambat, adat istiadat
dan budaya lokal, kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi ibu, serta
kurangnya pemahaman akan manfaat ASI baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
ASI mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara. ASI
merupakan makanan dengan sumber gizi yang paling lengkap dan sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir. ASI mengandung
immunoglobulin untuk kekebalan tubuh, mempunyai efek psikologis,
menyebabkan pertumbuhan yang baik, mengurangi risiko alergi, mengurangi
kejadian karies dentis dan maloklusi. Penelitian sebelumnya juga menemukan
efek protektif ASI terhadap kejadian penyakit gangguan metabolik seperti diabetes
melitus dan penyakit kardiovaskuler. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah
terjadinya perdarahan pasca salin dan menurunkan kejadian karsinoma mammae,
dapat menjarangkan kehamilan, serta memberikan kebanggan bagi ibu karena
merasa dibutuhkan orang lain, dan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya. Bagi keluarga ASI bermanfaat dari aspek ekonomi, psikologi, praktis, dan
mengurangi risiko penyakit infeksi dalam keluarga. Bagi negara, dengan
pemberian ASI angka kesakitan dan kematian bayi dapat menurun, mengurangi
subsidi rumah sakit, mengurangi devisa untuk impor susu formula dan
meningkatkan kualitas generasi penerus.
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi (hak
asuh), tetapi di saat yang sama seorang ibu juga memberikan kasih sayang, rasa

8
nyaman dan aman (hak asih) serta celoteh dan senandung yang dapat
merangsang memori dan keterampilan seorang anak (hak asah).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6 bulan.
Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan apapun (susu
formula, madu, teh, air jeruk, air putih) dan makanan tambahan apapun (pisang,
biskuit, bubur susu). Di atas usia enam bulan, bayi memerlukan makanan
tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur dua tahun.
Dalam Al-Quran telah disebutkan juga hal ini secara jelas dalam surah Al-Baqarah
ayat 233 yang berbunyi:

Terjemahnya: “Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi
yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.Janganlah
seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena
anaknya.Ahli warispun (berkewajiban) seperti itu pula.Apabila keduanya ingin menyapih dengan
persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah: 233)

Kunci keberhasilan pemberian ASI adalah menempatkan bayi pada posisi


dan perlekatan yang benar, dan memberikan secara kontinyu.Setelah selesai
menyusu, bayi perlu disendawakan dengan tujuan untuk membantu ASI yang
masih ada di saluran cerna bagian atas masuk ke dalam lambung dan
mengeluarkan udara dari lambung agar bayi tidak muntah. Semua hal ini akan
dilatih pada keterampilan teknik menyusui.
9
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mampu melakukan prosedur klinik teknik menyusui yang benar

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Memberikan konseling dan bimbingan kepada ibu setelah persalinan.
2. Melakukan komunikasi dengan ibu dan anggota keluarganya
3. Melakukan persiapan ibu dengan benar
4. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang manfaat menyusui dengan
teknik yang benar.
5. Menempatkan ibu dalam posisi yang benar.
6. Menempatkan bayi dalam posisi yang benar.
7. Menempatkan bayi dalam perlekatan yang benar dengan payudara ibu.
8. Menjelaskan kepada ibu cara melepaskan isapan bayi yang benar
9. Menjelaskan kepada ibu cara menyendawakan bayi

Media dan alat bantu pembelajaran:


1. Boneka bayi
2. Alat peraga (payudara)

10
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
(menit)
1. Pengantar 10 Pengantar tentang kegiatan yang akan
dilakukan, pemaparan learning outcome,
persiapan alat, deskripsi kegiatan pembelajaran
2. Bermain peran 20 1. Mengatur mahasiswa
tanya jawab 2. Dua orang Instruktur memberikan contoh
bagaimana cara mengajarkan teknik
menyusui yang benar. Seorang instruktur
sebagai dokter dan seorang lagi sebagai ibu
bayi. Mahasiswa menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya.
3. Praktek bermain 90 1. Mahasiswa dikelompokkan secara
peran dan berpasangan.
umpan balik 2. Setiap pasangan berperan sebagai dokter
dan ibu bayi.
3. Mahasiswa yang berperan sebagai dokter
menjelaskan dan mengajarkan teknik
menyusui yang benar.
4. Instruktur mengawasi dan memberikan
pengarahan/umpan balik terhadap jalannya
kegiatan
4. Diskusi 30 Apakah ada masalah? Apa yang sulit?
Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswa
yang berperan sebagai ibu dan sebagai dokter.
Total waktu 150

11
PENUNTUN BELAJAR
TEKNIK MENYUSUI
(Digunakan oleh peserta)

Berikan penilaian untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria


sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan: Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai urutannya,
tetapi tidak efisien.
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai urutannya, dan
efisien.

PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEKNIK MENYUSUI
No. LANGKAH/KEGIATAN Keterangan
A. Medical Consent
1. Berikan salam kepada ibu dan keluarganya, sapa, senyum
dan perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya.
2 Tanyakan masalah yang dialami ibu dan bantua napa yang
dapat anda berikan.
3 Berikandorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa
setiap ibu mampu menyusui bayinya. Bantu ibu mengatasi
keraguannya karena pernah bermasalah ketika menyusui
pada pengalaman sebelumnya.
4 Berikan konseling dan motivasi pada ibu tentang manfaat
ASI (manfaat bagi bayi, ibu, keluarga)
5 Berikan konseling dan motivasi pada suami atau anggota
keluarga lain tentang keuntungan ASI dan menjelaskan
peran mereka dalam memberi dukungan terhadap ibu
menyusui
6 Berikan kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia
membutuhkannya
7 Meminta persetujuan ibu untuk diajarkan tentang teknik
menyusui
B. Persiapan Ibu
8 Minta ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
9 Tempatkan ibu pada posisi yang nyaman: duduk bersandar,
tidur miring, atau berdiri. Bila duduk, jangan sampai kaki
menggantung.

12
Gambar 1. Berbagai Posisi menyusui
10 Minta ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dengan cara
meletakkan ibu jari dan jari telunjuk sejajar di tepi areola,
kemudian tekan ke arah dinding dada lalu dipencet
sehingga ASI mengalir keluar. Minta ibu untuk mengoleskan
ASI tersebut pada puting susu dan areola sekitarnya.
Menjelaskan ke ibu bahwa hal ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

C. Posisi Bayi
11 Minta ibu untuk menempatkan kepala bayi pada lengkung
siku ibu, kepala bayi tidak boleh tertengadah, sokong badan
bayi dengan lengan dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu
12 Minta ibu untuk memegang bayi dengan satu lengan saja.
13 Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/payudara
ibu, perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara sehingga telinga dan lengan bayi
berada pada satu garis lurus.
14 Minta ibu untuk menempatkan satu lengan bayi di bawah
ketiak ibu dan satu di depan
15 Minta ibu untuk menatap bayinya dengan kasih sayang
D. Perlekatan bayi
16 Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas
dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan
puting susu atau areolanya saja.

13
Gambar 2. Posisi bayi dan memegang payudara yang benar

17 Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar


membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
- menyentuh pipi dengan puting susu, atau
- menyentuh sisi mulut bayi
18 Setelah bayi membuka mulut, minta ibu untuk dengan cepat
mendekatkan kepala bayi ke payudara ibu dengan puting
serta areola dimasukkan ke mulut bayi:
- Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam
mulut bayi
- Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang
atau ditopang lagi
19 Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik:
- dagu bayi menempel di payudara (C = chin)
- sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi,
terutama areola bagian bawah (A= areola)
- bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat ke atas dan bibir
bawah terlipat ke bawah) sehingga tidak mencucu (L=
lips)
- mulut terbuka lebar (M = Mouth)

C Chin

A Areola

Lips
L
M Mouth
14
✓ X
Gbr.3. Perlekatan

E. Melepas isapan
20 Minta ibu untuk ganti menyusui pada payudara yang lain
apabila pada satu payudara sudah terasa kosong. Minta ibu
melepas isapan dengan cara:
- jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut, atau
- dagu bayi ditekan ke bawah
21 Minta ibu agar menyusui berikutnya dimulai dari payudara
yang belum terkosongkan (yang diisap terakhir)
22 Setelah selesai menyusui, minta ibu untuk mengeluarkan
ASI sedikit kemudian oleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya
F. Menyendawakan bayi
23 Minta ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
- bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan, atau
- Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan
Jelaskan pada ibu tujuan menyendawakan bayi.

Gbr.4. Menyendawakan bayi

15
24 Tanyakan kepada ibu bila ada hal-hal yang masih belum
jelas dengan penjelasan saudara.

25 Minta ibu untuk mengulangi poin-poin penting dalam


konseling ini untuk melihat tingkat pemahaman ibu akan hal
yang telah disampaikan

26 Ucapkan terima kasih, berikan dorongan semangat dan doa


untuk kesehatan ibu dan bayinya

27 Berikan salam dan sudahi konsultasi dengan baik

28 Ucapkan Alhamdulillah. Dan catat hal yang telah dilakukan


pada rekam medik pasien.

29 Lakukan cuci tangan kembali.

16
TEKNIK PERAWATAN
METODE KANGURU

Keterampilan perawatan metode kanguru(PMK) adalah keterampilan yang


diajarkan agar seseorang dapat mengajarkan/membimbing ibu atau pengganti ibu
yang mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR) melakukan perawatan dengan
metode kanguru (PMK). Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode
Kanguru (PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran
prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu
atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk
menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah
pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.

PMK merupakan alternatif pengganti inkubator dalam perawatan BBLR,


dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke
kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga
bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK
memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan
dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat,
masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara
ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu,
bayi lebih tenang dan rileks sebagai akibat kontak langsung kulit bayi dengan kulit
ibu atau pengganti ibu, sehingga denyut jantung bayi akan menjadi lebih stabil dan
pernapasan lebih teratur, dengan demikian distribusi oksigen ke seluruh tubuh
menjadi lebih baik. Frekuensi tidur lebih lama karena bayi merasa nyaman,
pemakaian kalori berkurang karena aktifitas berkurang, kenaikan berat badan
lebih cepat, perkembangan otak lebih cepat.
PMK terdiri dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition,
kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi kanguru adalah menempatkan
bayi pada posisi tegak di dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa
busana.Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi

17
sehingga terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin.Posisi bayi
diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya.Kepala bayi dipalingkan ke
sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi).Ujung pengikat tepat
berada di bawah kuping bayi.
Kriteria BBLR yang akan menggunakan PMK adalah:
- Berat badan lahir < 2500 gram
- Kondisi secara umum baik dan stabil
- Mempunyai cukup kemampuan untuk mengisap dan menelan
- Ibu atau pengganti ibu ingin melakukan PMK.
Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:

1. PMK intermiten

Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan


intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan
bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu
tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam
perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam,
secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK
intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.

2. PMK kontinu

Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus
dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen.Kemampuan untuk
minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan
utama, karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya
dengan menggunakan pipa lambung.Dengan melakukancPMK, pemberian ASI
dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.
Hal-hal yang penting dilakukan untuk memonitor bayi pada PMK adalah :

• Mengajar ibu atau pengganti ibu agar selalu memperhatikan pernapasan


bayi, jika terlalu pelan, sulit, kurang teratur, atau tidak bernafas.
• Bayi tidak mau minum / muntah
• Bayi gelisah, lesu, letargis, panas lebih dari 37.5°C
18
• Dingin (hipotermi), suhu kurang dari 36.5°C walau telah dihangatkan
ulang
• Kejang
• Diare

Perawatan metode kanguru dikatakan berhasil bila:

• Suhu badan bayi stabil dan optimal yaitu 36,50C – 370C


• Mampu menyusu dengan baik
• Produksi ASI cukup
• Kenaikan berat badan bayi stabil
• Bayi tumbuh dan berkembang optimal

Penggunaan PMK dihentikan jika bayi sudah tidak membutuhkannya lagiPasien


dapat dipulangkan bila jumlah skor total dari penilaian skor pemulangan
penderita > 17.

EVALUASI SKOR 0 SKOR 1 SKOR 2 KETERANGAN


Dukungan Tidak Terkadang Dukungan
social ekonomi membantu atau membantu atau yang baik
mendukung mendukung

Posisi dan Selalu butuh Terkadang Tidak Skor harus2


rangkulan bayi bantuan butuh bantuan butuh
didada bantuan
Produksi ASI 0–10ml 10–20ml 20–30ml Tidak untuk susu
(perah) formula
Kemampuan Singkat Sedang Sangat baik
bayi menyusui
Kepercayaan Selalu Terkadang Tidak butuh
dalam membutuhkan butuh bantuan bantuan
menangani bayi bantuan
termasuk
menyusui,
memandikan,
ganti popok
Tambahan 0-10 gram 10–20 gram 20–30 gram Skor harus 1 atau 2
berat bayi
perhari (timbang
tiap jam 6 pagi)

19
Kepercayaan Tidak percaya Sedikit percaya Sangat
dalam diri diri percaya diri
pemberian
vitamin dan zat
besi
Pengetahuan Tidak tahu Cukup tahu Sangat tahu
PMK
Penerimaan dan Tidak Terima / Terima/ Menerapkan tanpa
penerapan PMK menerima/ terapkan Terapkan disuruh
menerapkan sebagian semua

Kepercayaan Tidak pasti atau Cukup percaya Sangat


dalam merawat tidak mampu dan mampu percaya diri
bayi di rumah
TotalSkor

Catatan :
Produksi ASI : bila bayi menyusui, timbang sebelum dan setelah menyusui. Bila
berat badan naik 20-30 gram berarti produksi ASI cukup.

20
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu memberikan bimbingan kepada ibu/pengganti ibu dalam
melakukan perawatan metode kanguru yang benar

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Mengetahui kriteria yang digunakan untuk memilih neonatus yang sesuai untuk
jenis asuhan ini.
2. Memberikan pendidikan kepada ibu mengenai keuntungan PMK dengan teknik
yang benar.
3. Melakukan persiapan alat/bahan
4. Melakukan persiapan ibu/pengganti ibu dengan benar
5. Melakukan persiapan bayi
6. Menempatkan bayi dalam posisi yang benar.
7. Menjaga posisi dengan teknik ikatan yang tepat.
8. Menjelaskan kepada ibu cara melepaskan ikatan untuk persiapan menyusu
9. Memonitor tanda vital dan oksigenasi neonatus dan mengidentifikasi tanda
stress selama PMK.

Media dan alat bantu pembelajaran:


1. Boneka bayi
2. Baju kanguru/gendongan bayi : kain 3 meter x 60 cm; bagian tengah 60 x 60 cm
3. Topi bayi

21
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
(menit)
1.Pengantar 5 Pengantar
2.Bermain peran 20 1. Mengatur mahasiswa
tanya jawab
2. Dua orang Instruktur memberikan contoh
bagaimana cara mengajarkan PMK yang
benar. Seorang instruktur sebagai dokter dan
seorang lagi sebagai ibu bayi. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya.
4.Praktek bermain 90 1. Mahasiswa dikelompokkan secara
berpasangan.
peran dan umpan
2. Setiap pasangan berperan sebagai dokter dan
balik
ibu bayi.
3. Mahasiswa yang berperan sebagai
dokter menjelaskan dan mengajarkan
teknik PMK yang benar.
4. Instruktur mengawasidan memberikan
pengarahan bila ada hal-hal yang diperlukan

5.Curah pendapat/ 35 Apakah mudah dimengerti? Apa yang sulit?


diskusi Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswa
yang berperan sebagai ibu//pengganti ibu .
Total waktu 150
PENUNTUN BELAJAR
TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Perlu perbaikan:Langkah-langkahtidakdilakukandenganbenardanatau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu:Langkah-langkahdilakukandenganbenardansesuaiurutannya,
tetapi tidak efisien.
3. Mahir :Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai urutannya, dan
efisien.

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU

No. LANGKAH/KEGIATAN
Medical Consent
1. Sapalah ibu atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri
anda,
2 serta tanyakan
Tanyakan keadaannya
masalah ibu dan berikan penjelasan kepada ibu/pengganti
ibu dengan meyakinkan bahwa mereka telah memilih cara yang tepat
dan mudah dalam merawat bayinya. Bantu ibu mengatasi
keraguannya karena ini adalah pengalaman baru baginya.
3 Yakinkan ibu akan keuntungan PMK

4 Ikut sertakan suami atau anggota keluarga


lain yang berperan dalam PMK.

5 Berikan kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya


6 Minta orang tua menandatangani inform concent
(harus ada kebijakan dari RS atau puskesmas tentang PMK)
Persiapan ibu dan bayi
7 Minta ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
8 Pakaikan bayi topi dan popok.

23
9 Bila memakai kain penyangga yang mempunyai kantong
celana,masukkan kedua kaki bayi kelubangnya sehingga bayi
nampak seperti memakai celana
Posisi Bayi
10 Minta ibu membersihkan dan
mengeringkan daerah dada dan
payudaranya terlebih dahulu.
11 Minta ibu meletakkan bayi di antara
payudara dengan posisi tegak. Keempat
ekstremitas dalam posisi fleksi (Frog
position) dan sebagai patokan adalah
xyphoid bayi bertemu dengan xyphoid ibu
agar ibu dapat mengamati bayi (dada,
leher dan kepala bayi menempati bidang
sternum ibu atau badan bayi menempel
di badan ibu). Metode konvensional
sesuai panduan dalam kemenkes.
12 Arahkan kepala bayi kekanan/kekiri dengan sedikit tengadah
(ekstensi),
13 agar jalan
Minta ibu napas
untuktidak tersumbat. tepi
menempatkan
kain/selendang pengikat bagian bawah
meliputi bokong bayi (sehingga bayi
seperti duduk diatas gendongan) dan
menyusuri badan ibu, kemudian diikat di
pungung bawah satu kali dengan
kuat, dibawa kedepan melingkari tubuh
dan diikat di bagian depan.
Tepi kain/ selendang pengikat bagian
atas
ditempatkan di sisi bawah telinga bayi,
usahakan dagu sedikit tengadah,
selanjutnya tali pengikat dibawa
menyusuri puncak ketiak ibu dan
disilangkan pada bagian punggung ibu
dengan kuat, kemudian dibawa ke
depan melalui pundak ibu dan
dipertemukan dengan ujung tali pengikat
14 bagian bawah
Minta ibu untuk . menatap bayinya dengan kasih sayang
Menguji kekuatan ikatan
15 Minta ibu untuk melepaskan tangan dari bayinya dan menundukkan
badan kearah kaki. Bila ibu masih belum dapat melepaskan tangan
dari bayinya berarti tali ikatan belum kuat
Melonggarkan ikatan untuk persiapan menyusui

24
16 Bila bayi bangun,minta ibu untuk mengendorkan ikatan kain/selendang
dan arahkan kepala bayi untuk dapat menyusu.

17 Bila bayi belum dapat mengisap dan


menelan,minta ibu untuk memberikan ASI perah
dengan menggunakan cangkir atau pipa
orogastrik untuk memenuhi kebutuhan.

18 Setelah selesai menyusu, arahkan kepala bayi pada sisi yang


berlawanan, dan eratkan lagi tali pengikat.
Mengawasi tanda vital
19 Mintalah ibu untuk mengawasi napas/warnakulit/suhu:pegang telapak
kaki bayi (dengan punggung tangan)
Minta ibu untuk mengawasi tanda-tanda vital dan tanda bahaya.
20 Minta ibu segera membawa bayi kerumahsakit atau dirujuk kefasilitas
pelayanan yang tepat bila ditemukan tanda bahaya
21 Tanyakan kepada ibu bila ada hal-hal yang belum dimengerti. Minta
ibu untuk mengulangi penjelasan saudara untuk menilai pemahaman
ibu akan hal ini.
22 Ucapkan hamdalah dan terima kasih kepada ibu/pengganti ibu

25
PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

Pendahuluan

Resusitasi adalah serangkaian upaya yang sistematis dan terkoordinir untuk


mengembalikan usaha napas dan sirkulasi bayi baru lahir sehingga terhindar dari
kematian dan cacat menetap. Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang
diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernapas secara spontan dan adekuat.
Sekitar 10% bayi membutuhkan intervensi bantuan untuk mulai bernapas
saat lahir dan 1% membutuhkan intervensi yang lebih ekstensif. Panduan baru untuk
resusitasi bayi baru lahir disusun oleh The International Liaison Committee on
Resuscitation(ILCOR), American Heart Association (AHA), American Academy of
Paeditrics (AAP) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2017 dan menyatakan
kunci kesuksesan resusitasi bayi baru lahir adalah ventilasi yang efektif.
Penilaian awal kondisi bayi sesaat setelah dilahirkan akan menentukan perlu
tidaknya resusitasi neonatus. Penilaian ini berupa penilaian tonus otot dan usaha
nafas. Jika terdapat tonus otot atau usaha napas yang buruk maka bayi harus
segera mendapat resusitasi. Resusitasi harus selalu didahului oleh langkah awal
yang terdiri dari meletakkan bayi dibawah infant warmer, membersihkan jalan napas
jika terdapat sumbatan, mengeringakan dan merangsang taktil dan memosisikan
bayi dalam posisi menghidu. Tindakan resusitasi selanjutnya setelah langkah awal
ditentukan oleh penilaian simultan dua tanda vital, yaitu frekuensi denyut jantung
dan pernapasan. Oksimetri digunakan untuk menilai oksigenasi karena penilaian
warna kulit tidak dapat diandalkan. Resusitasi bayi cukup bulan lebih baik dilakukan
dengan udara kamar (FiO2 21%) oksigen konsentrasi rendah (FiO2 30%) untuk
neonates dengan usia kehamilan kurang dari 35 minggu. Oksigen tambahan
diberikan dengan mencampur oksigen dan udara (blended oxygen), dan pengaturan
konsentrasi oksigen. Berdasarkan panduan oksimetri, rasio kompresi dada dan
ventilasi efektif ialah 3 banding 1.
Penghentian resusitasi dipertimbangkan jika tidak terdeteksi detak jantung
selama 10 menit. Banyak faktor berperan dalam keputusan melanjutkan resusitasi
setelah 10 menit. Penjepitan tali pusat harus ditunda sedikitnya 30 detik sampai 3
menit untuk bayi yang tidak membutuhkan resusitasi. Tidak terdapat cukup bukti

26
untuk merekomendasikan lama waktu penjepitan tali pusat pada bayi yang
memerlukan resusitasi.

Bagan langkah resusitasi sesuai rekomendasi adalah sebagai berikut:

27
28
Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa mampu melakukan resusitasi pada bayi baru lahir secara mandiri.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mampu melakukan resusitasi pada bayi lahir yang mengalami gangguan
pernafasan yang mengancam jiwa
2. Mampu membebaskan dan membersihkan jalan nafas pada bayi baru
lahir
3. Mampu memberikan nafas bantu pada bayi asfiksia
4. Mampu melakukan pijat jantung luar pada bayi yang mengalami henti
jantung
5. Mampu melakukan intubasi endotracheal pada bayi dengan apnu
6. Mampu memasang kateter umbilical pada bayi baru lahir
7. Mampu memberikan obat-obatan dengan tepat pada resusitasi neonatus

Media dan alat pembelajaran


1. Buku panduan peserta
2. Manikin Bayi
3. Kateter pengisap
4. Sungkup muka bayi aterm dan premature
5. Ambu bag bayi / T-piece resuscitator
6. Mesin penghisap + Manometer
7. Pipa endotrakeal No. 2.5, 3.0, 3.5 dan 4.0
8. Laringoskop Daun lurus no 0 dan 1
9. Obat-obatan resusitasi : Adrenalin, naloxon , Na. Bikarbonat
10. Kateter vena umbilical, selang infus, three way connector
11. Cairan D10%, NaCl 0.9%, Asetat ringer
12. Pulse oxymetri
13. Selimut 2 lembar dan kain penyangga bahu
14. Stetoskop
15. Spoit 3 ml, 5 ml, 10 ml

29
Daftar Tilik Resusitasi Neonatus

Langkah-langkah/Kegiatan Keterangan

Persiapan awal
1. Mengucapkan basmalah
2. Konsultasi antenatal
3. Persiapan tim penolong
4. Persiapan tempat dan memastikan alat lengkap
dan berfungsi dengan baik
Langkah awal
1. Letakkan bayi di bawah pemancar panas yang telah
dinyalakan sebelumnya.
2. Letakkan bayi dengan kepala sedikit
tengadah/sedikit ekstensi.
3. Hisap lendir dari mulut kemudian hidung
4. Keringkan tubuh dan kepala dari cairan amnion
5. Singkirkan kain basah.
6. Perbaiki posisi kepala bayi agar leher agak
tengadah.
7. Pada bayi prematur atau BBLSR, dapat langsung
dimasukkan dalam plastik untuk mencegah
kehilangan panas tubuh.
Buka jalan napas
1. Bersihkan mulut dan hidung bayi dengan penghisap.
2. Posisikan bayi terlentang, kepala posisi tengadah
jangan melakukan ekstensi yang berlebihan
3. Berikan ganjal punggung dengan kain setebal 2.5 cm
bila kepala bayi besar atau occiputnya menonjol.
4. Jika pernapasan dangkal atau tersengal-sengal
segera hisap lendir mulai dari mulut kemudian
hidung. Pengisapan jangan terlalu lama (6 detik).
5. Evaluasi pernapasan, frekuensi jantung, dan warna
kulit.

30
6. Jika ketuban keruh atau bercampur meconium kental
bila bayi menunjukkan usaha napas yang baik, tonus
otot yang baik, dan frekuensi jantung lebih dari 100
kali/menit, anda cukup membersihkan sekret dan
mekonium dari mulut dan hidung dengan
menggunakan balon penghisap yang biasa
digunakan atau kateter penghisap berukuran 12F
atau 14F.
Rangsangan taktil
Cara rangsang taktil yang aman :
1. Menepuk / menyentil telapak kaki
2. Menggosok punggung/perut/dada/ekstremitas
Evaluasi kondisi bayi
1. Nilai pernapasan bayi dengan melihat pengembangan
dada dan warna kulit. Dengaran suara napas di seluruh
lapangan paru dengan stetoskop.
2. Nilai denyut jantung dengan mendengar irama jantung
dengan stetoskop. Hitung frekwensi denyut jantung
3. Nilai warna kulit apakah kemerahan/sianosis perifer atau
sianosis sentral. Pasang monitor saturasi.
Pemberian napas bantu
1. Jika pernapasan tetap tersengal atau apnu setelah
rangsangan singkat, segera berikan pernapasan buatan
atau ventilasi tekanan positif mulai dengan FiO2 21%
2. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi atau ganjal bahu
3. Bersihkan sekret terlebih dahulu dan pastikan jalan
napas bersih.
4. Pasang pipa orofaring
5. Letakkan sungkup di wajah bayi dengan rapat agar
tidak bocor melalui sisi sungkup
6. Berikan tekanan positif melalui bag-valve-mask
(ambubag) dengan lembut sambil melihat
pengembangan dada bayi.
7. Selanjutnya evaluasi lagi pernapasan dan denyut

31
jantung secara simultan.
8. Ventilasi tekanan positif yang efektif ditandai dengan
pengembangan dada, peningkatan laju denyut jantung
dan peningkatan saturasi pada monitor saturasi (SpO 2).
9. Langkah koreksi yang dilakukan agar VTP menjadi
efektif adalah sebagai berikut: reposisi sungkup (Mask)
agar perlekatan menjadi sempurna dan tidak bocor,
reposisi (reposition) kepala menjadi posisi menghidu,
membersihkan saluran napas dari lendir
yangmenyumbat (suction), membuka mulut (open
mouth) agar lebih terbuka, menaikkantekanan
(pressure) puncak inspirasi secara bertahap namun
tidak lebih dari 40 cmH2O, dan lakukan pemasangan
sungkup laring atau intubasi orotrakeal sebagai jalan
akhir
10. Bila ventilasi tekanan positif tidak efektif dapat
dilakukan intubasi endotrakeal atau pemasangan
sungkup laring dan
tingkatkan pemberian oksigen menjadi 100%.

32
Pijat Jantung (penekanan dada)
1. Indikasi pijat jantung bila setelah 45-60 detik dilakukan
VTP dengan 100% O2 , FJ tetap < 60 kali / menit
2. Diperlukan 2 orang : 1 orang yang melakukan pijat
jantung dan 1 orang yang terus melanjutkan ventilasi.
Pelaksana kompresi : menilai dada & menempatkan
posisi tangan dengan benar
Pelaksana ventilasi : menempatkan sungkup wajah
secara efektif & memantau gerakan dada.
3. Penekanan dada dilakukan pada sepertiga bagian tengah
sternum, dibawah garis imajiner yang menghubungkan
papilla mammae.
4.Teknik ibu jari :
a. Kedua ibu jari menekan tulang dada
b. Kedua tangan melingkari dada dan jari-jari
tangan menopang bagian belakang bayi
5. Teknik dua jari :
a. Ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari manis
dari satu tangan digunakan untuk menekan
tulang dada
b. Tangan yang lain digunakan untuk menopang
bagian belakang bayi.
6. Lokasi untuk kompresi dada :
• Gerakkan jari sepanjang tepi bawah iga sampai
mendapatkan sifoid
• Letakkan ibu jari atau jari-jari lain pada tulang dada,
tepat diatas sifoid dan pada garis yang
menghubungkan kedua puting susu.
7. Tekanan saat kompresi dada :
• Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior dada
• Lama penekanan lebih singkat dari pada lama
pelepasan
• Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari tangan dari

33
dada di antara penekanan.
8. Frekuensi : ”satu-dua-tiga-pompa-...”
Satu siklus kegiatan terdiri atas tiga kompresi + satu
ventilasi.
Rasio 3:1 →1 siklus ( 2detik)
→ 1½ detik : 3 kompresi dada
→ ½ detik : 1 ventilasi
→ 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit
9. Setelah 45-60 detik kompresi dada dan ventilasi, periksa
frekuensi jantung. Jika frekuensi jantung :
a. Lebih dari 60 kali/menit, hentikan kompresi dan
lanjutkan ventilasi dengan kecepatan 40-60 kali
pompa/menit.
b. lebih dari 100 kali/menit, hentikan kompresi
dada dan hentikan ventilasi secara bertahap jika
bayi bernapas spontan.
c. kurang dari 60 kali/menit, lakukan intubasi pada
bayi jika belum dilakukan, dan berikan epinefrin,
lebih disukai dengan cara intravena. Intubasi
menyediakan cara yang lebih terpercaya untuk
melanjutkan ventilasi

34
10. Bila HR < 60x/menit, walaupun telah diberikan ventilasi
efektif dengan oksigen 100% dan kompresi dada secara
sinkron selama 60 detik, maka terindikasi pemberian
obat Adrenalin atau Epinefrin. Konsentrasi
adrenalin/epinefrin yang direkomendasikan adalah
1/10.000 (0,1 mg/mL adrenalin/epinefrin). Terdapat 2
jalur pemberian adrenalin/epinefrin yaitu intratrakeal dan
intravena. Dosis adrenalin/epinefrin intratrakeal yang
direkomendasikan adalah 0,05-0,1 mg/kgBB setara
dengan 0,5-1 mL/KgBB larutan adrenalin/epinefin.
Diberikan tanpa dilakukan flushing dengan larutan NaCl
0,9% dan dilanjutkan dengan VTP. Sementara dosis
intravena yang direkomendasikan adalah 0,1 - 0,3
mL/KgBB larutan 0,1 mg/mL larutan adrenalin/epinefrin
(perbandingan 1:10.000). Dosis IV lebih kecil dari dosis
intratrakeal dan membutuhkan flushing NaCl 0,9% 2-3
ml sesudah diberikan. Pemberian dapat diulang 2-3
menit kemudian apabila frekuensi nadi masih kurang
dari 60 kali/menit

11. Pada bayi yang tidak berespons terhadap resusitasi


adekuat selama 10 menit, kemungkinan bayi hidup
adalah kecil. Selain itu jika saja resusitasi berhasil, risiko
morbiditas terutama kelainan neurologis adalah besar.
Oleh sebab itu resusitasi bayi baru lahir dapat dihentikan
jika setelah resusitasi yang adekuat tidak terdapat
denyut jantung setelah 10 menit. Resusitasi dapat
dilanjutkan setelah 10 menit tersebut, jika (1)
dipertimbangkan resusitasi ada kemungkinan berhasil,
dan (2) orangtua (yang telah diedukasi) menyatakan
akan menerima risiko morbiditas yang dapat timbul

35
12. Kateter vena umbilical merupakan jalur intravaskuler
yang paling cepat didapat untuk pemberian cairan dan
obat walau dalam keadaan sirkulasi perifer buruk.
Sebelum dipasang, sambungkan kateter dengan katup
three-way, dan pastikan baik kateter maupun three-way
diisi cairan NaCl 0,9%. Kateter vena umbilical
dimasukkan sedalam kira-kira 5 cm dan bila darah dapat
ditarik maka cairan dan obat dapat segera diberikan.
Prosedurnya sebagai berikut:
a. Alat dan bahan: antiseptik (povidon iodine, kasa
steril, nierbeken, duk steril, benang steril, pinset,
pisau bisturi nomor 11, kateter umbilical ukuran 3.5F,
spoit 5 ml, spoit 10 ml, NaCl 0,9%, 3-way-stopper
b. Pelaksanaan:
- Cuci tangan 6 langkah
- Lihat kondisi pasien dan keperluan pasien dalam
terapi
- Memakai sarung tangan steril
- isi kateter umbilical yang telah disambung dengan
spoit dan 3-way-stopper steril. Isi dengan NaCl 0,9%,
tutup keran untuk mencegah masuknya udara.
- Bersihkan umbilicus dan kulit sekitar dengan
antiseptik, lalu ikat benang steril mengelilingi dasar
umbilicus. Ikatan dapat dikencangkan saat terjadi
perdarahan.
- Potong umbilicus 1-2 cm dari perbatasan kulit dan
wharton’s jelly dengan pisau steril. Tentukan vena
umbilicus (pembuluh darah dengan dinding tipis) dan
arteri umbilicus (dua pembuluh darah berdinding
tebal). Pegang wharton’s jelly terdekat dengan
pembuluh vena dengan forceps steril
- tekan ringan bila ada perdarahan, bersihkan dan
asepsis kembali
- Pegang bagian dekat ujung kateter dengan forceps

36
steril dan masukkan kateter ke dalam vena (kateter
harus dapat masuk dengan mudah) sepanjang 4-5
cm.

- Pastikan kateter tidak menekuk dan darah mengalir


balik dengan mudah, dengan menghisap semprit
secara perlahan. Bila darah tidak mengalir lancar
tarik pelan-pelan kateter umbilical, dan masukkan
kembali.
- Kaji jangan sampai ada udara di sepanjang sirkuit
- Masukkan obat-obatan atau cairan fisiologis
- Bila sudah didapatkan perbaikan denyut jantung,
kateter segera dilepas.
- Bila koreksi obat atau cairan masih diperlukan untuk
beberapa waktu, maka kateter perlu difiksasi dengan
benang jahit
- Asepsis kembali area pemasangan kateter umbilical.

37
PROSEDUR VAKSINASI

Pengertian
Vaksinasi adalah proses memberikan vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan kekebalan (antibodI) sistem imun di dalam tubuh.
Vaksinasi merupakan upaya untuk membentuk kekebalan yang bersifat
primer, untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
vaksinasi.
Prosedur vaksinasi mulai dari penyiapan dan membawa vaksin,
mempersiapkan anak dan orangtua, teknik penyuntikan yang aman,
pencatatan, pembuangan limbah, teknik penyimpanan (cold chain), dan
penggunaan sisa vaksin dengan benar. Selain itu, seorang dokter harus
mampu memberikan penjelasan kepada orangtua serta pengasuhnya
sebelum dan sesudah vaksinasi, memahami tentang kualitas vaksin yang
masih boleh diberikan pada bayi/anak, jenis-jenis vaksin yang
direkomendasikan, ukuran jarum, lokasi suntikan, cara mengatasi ketakutan
pada anak dan rasa nyeri pada anak. Seorang dokter juga diharapkan
mampu menjawab dan memberikan penjelasan dengan baik, bila orang tua
menanyakan kontroversi seputar vaksin yang berkaitan dengan kehalalan
vaksin, sehingga tidak terjadi penurunan cakupan imunisasi yang berdampak
pada herd immunity. Vaksinasi perlu dicatat dengan lengkap termasuk bila
terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Pelaksanaan vaksinasi sesuai prosedur yang benar diharapkan akan
meningkatkan kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman, Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang minimal, serta pengetahuan dan
kepatuhan orangtua pada jadwal vaksinasi.

38
TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :

Setelah selesai melakukan CSL vaksinasi, mahasiswa mampu melakukan


prosedur vaksinasi

TUJUAN INSTUKSIONAL KHUSUS

Setelah selesai melakukan CSL vaksinasi diharapkan dapat.

1. Memahami pentingnya penjelasan tentang manfaat vaksinasi dan


risiko bila anak tidak mendapat vaksinasi .
2. Menjelaskan manfaat vaksinasi dan risiko bila anak tidak mendapat
vaksinasi
3. Memahami pentingnya riwayat/catatan imunisasi sebelumnya.
4. Menentukan jenis-jenis vaksinasi yang akan diberikan berdasarkan
usia.
5. Memahami kontraindikasi vaksin yang akan diberikan pada bayi/
anak.
6. Memahami mata rantai vaksin di pelayanan primer.
7. Melakukan pemeriksaan terhadap vaksin memenuhi syarat untuk
dipergunakan.
8. Melakukan vaksinasi dengan cara yang benar dan tepat
9. Memahami pentingnya penjelasan kemungkinan KIPI yang bisa terjadi
10. Menjelaskan dan mengenali tanda-tanda KIPI
11. Menentukan jadwal kunjungan vaksinasi selanjutnya.

Media dan alat pembelajaran:


1. Buku panduan peserta skill lab blok siklus hidup
2. Manikin.
3. Vaksin (gambar/ foto masing-masing jenis vaksin)
4. Spoit 1 cc, 3 cc

39
5. Jarum: Suntikan subkutan : Jarum no 25 panjang 26 mm, bayi kecil
jarum no 27 panjang 12mm
Suntikan intramuskuler : org dewasa yang gemuk jarum no 23 panjang
38 mm
Suntikan intradermal (BCG) : jarum no 25 -27 dengan panjang 10 mm
6. Kapas alkohol
7. Wastafel untuk cuci tangan dan sabun antiseptic.
8. Metode Pembelajaran (skenario)
9. Video (mata rantai vaksin)
10. Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar

DESKRIPSI KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk
mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur
kerja, peran masing-masing mahasiswa
dan alokasi waktu.
2. Demonstrasi singkat 15 menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi
tentang cara vaksinasi cara vaksinasi oleh instruktur pada
oleh Instruktur. model
2. Diskusi singkat bila ada yang kurang
dimengerti.

3. Praktek pelaksanaan 90 menit 1. Membenntuk grup kecil, membahas


vaksinasi skenario,menentukan jadwal vaksinasi
dan melakukan prosedur imunisasi
dengan lege artis secara runut.
2. Instruktur memperhatikan dan
memberikan bimbingan bila mahasiswa
kurang sempurna melakukan praktek.
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan pembimbingan

40
menggunakan ceklis/daftar tilik.
4. Diskusi 40 menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa
terhadap praktek vaksinasi: apa yang
dirasa mudah, apa yang sulit.
2. Mahasiswa memberikan saran atau
koreksi tentang jalannya praktek hari itu.
Instruktur mendengar dan memberikan
jawaban.
3. Instruktur menjelaskan penilaian umum
tentang jalannya praktek vaksinasi:
apakah secara umum berjalan baik,
apakah ada yang belum dipahami dan
apakah sudah sesuai prosedur. Bila
perlu mengumumkan hasil masing-
masing mahasiswa.
Total waktu 150
menit

41
CHECKLIST PELATIHAN PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI
No Kegiatan Nilai
1 Mengucapkan salam, menyapa orang tua, dan
memperkenalkan diri
2 Menanyakan dan mencatat identitas anak (nama pasien dan
orang tua, usia, tanggal lahir pasien, alamat dan nomor
telepon)
3 Mengecek imunisasi yang sudah didapat
4 Menanyakan KIPI sebelumnya
5 Menanyakan kontra indikasi
6 Melakukan pemeriksaan fisik
7 Menjelaskan vaksin yang akan diberikan dan cara
pemberiannya
8 Menjelaskan manfaat vaksin
9 Menjelaskan kemungkinan KIPI dan tatalaksana
10 Mengambil vaksin yang benar, mengecek tanggal kadaluarsa
11 Melihat VVM ( Vaccine Vial Monitor) dan uji kocok
VVM:
A. Segi empat lebih terang dari lingkaran sekitar
Bila belum kadaluwarsa: vaksin dapat
DIGUNAKAN
B. Segi empat berubah gelap tapi lebih terang
dari lingkaran sekitar
Bila belum kadaluwarsa: vaksin SEGERA
DIGUNAKAN
C. Segi empat berwarna sama dengan lingkaran
sekitar
Vaksin JANGAN DIGUNAKAN
D. Segi empat berwarna lebih gelap dari lingkaran
sekitar
Vaksin JANGAN DIGUNAKAN
Uji Kocok Vaksin
- Siapkan vaksin kontrol yang telah dibekukan di dalam
freezer
- Pilih sampel vaksin yang akan diuji
- Kocok vaksin kontrol dan vaksin yang akan diuji
selama 10-15 menit
- Biarkan sesaat, bandingkan keduanya
- Jika kecepatan mengendap keduanya sama, mungkin
vial tersebut sudah rusak karena pembekuan dan
tidak boleh digunakan lagi.
12 Mencuci tangan 6 langkah
13 Menyiapkan jarum suntik dan spoit steril yang sesuai
14 Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
15 Membuang udara dalam spoit
16 Memposisikan anak dengan benar
Posisi anak duduk di pangkuan orang tua, dipeluk
menghadap ke dada orang tua. Tangan/kaki yang akan
disuntik dipegang oleh orang tua. Tangan/kaki yang tidak

42
disuntik diusahakan dijepit di ketiak atau di antara kedua paha
orangtua.
17 Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
18 Mengucapkan basmalah setiap kali akan melakukan tindakan
19 Menyuntik di tempat yang benar
20 Menyuntik dengan sudut yang benar
Intrakutan
- Pegang anak dengan tangan kiri kita sedemikian rupa,
sehingga tangan kiri kita berada di bawah lengannya;
ibu jari dan jari-jari lainnya mengelilingi lengan anak
dan meregangkan kulit.
- Pegang spuit dengan tangan kanan, dengan lubang
jarum menghadap ke atas.
- Posisikan spuit hampir sejajar dengan kulit anak
kemudian masukkan jarum ke dalam kulit.
- Pegang plunger di antara jari telunjuk dan jari tengah
tangan kanan. Tekan plunger dengan ibu jari,
suntikkan vaksin dan keluarkan jarum.
Intramuskular
- Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
- Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga
masuk ke dalam otot.
- Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan
vaksin
- Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan
dengan kapas
Subkutan
- Pegang lengan anak dan regangkan kulitnya
- Masukkan jarum menembus kulit dengan sudut 45°
- Tekan plunger untuk memasukkan vaksin
- Cabut jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan
kapas
Penetesan Vaksin Oral
- Buka mulut anak dengan cara menekan lembut
pipinya sehingga bibir anak akan terbuka
- Pegang OPV di depan mulut anak dengan sudut 45°
- Masukkan 2 tetes vaksin ke lidah anak
21 Membuang limbah dengan benar
- Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
- Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot
jarum dari spuit
- Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
- Kubur sisa bakaran
22 Melakukan pencatatan
- Tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
- Lokasi penyuntikan
- Nama vaksin yang diberikan, merk dagang, no batch
23 Menjelaskan kepada keluarga tanggal dan waktu vaksinasi
berikutnya
24 Mencuci tangan setelah tindakan

43
25 Memantau ada tidaknya reaksi anafilaksis
26 Mengucapkan hamdalah, mendoakan pasien dan
keluarganya, dan mengucapkan banyak terima kasih

44
LAMPIRAN
1. Jadwal Imunisasi IDAI

2. Jadwal Imunisasi Kemenkes


Umur Jenis Imunisasi
< 24 jam Hepatitis B0
1 bulan BCG, OPV-1
2 bulan DPT-HB-Hib-1, OPV-2
3 bulan DPT-HB-Hib-2, OPV-3
4 bulan DPT-HB-Hib-3, OPV-4 dan IPV
9 bulan Campak / MR
18 bulan MR, DPT-HB-Hib
Kelas 1 MR, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td
Sumber: Petunjuk Teknis Introduksi MR, Kemenkes RI, 2017

45
3. Jenis Vaksin Berdasarkan Cara Pemberian
Cara Pemberian Vaksin
Intramuskular DPT, DT, Td, Hepatitis B, Hib, PCV, IPV, Influenza,
Hepatitis A, Tifoid
Subkutan Campak, MMR, Varicela, IPV
Intrakutan BCG
Oral OPV, Rotavirus

4. Petunjuk indikasi kontra dan perhatian khusus

Indikasi kontra dan perhatian khusus Bukan indikasi kontra


Berlaku umum untuk semua vaksin
DTaP/DTP, OPV, IPV, MMR, Varicella, Hib, Hepatitis B
• Reaksi anafilaksis terhadap vaksin, • Reaksi lokal ringan-sedang (sakit,
indikasi kontra pemberian vaksin kemerahan, bengkak) sesudah
tersebut berikutnya suntikan vaksin
• Reaksi anafilaksis terhadap • Demam ringan atau sedang pasca
konstituen vaksin, indikasi kontra vaksinasi sebelumnya
pemberian semua vaksin yang • Sakit akut ringan dengan atau tanpa
mengandung bahan kpnstituen demam ringan
tersebut. • Riwayat KIPI pada keluarga
• Sakit sedang atau berat, dengan atau • Sedang mendapat terapi antibiotik,
tanpa demam terpapar penyakit
• Masa konvalesen suatu penyakit
• Prematuritas
• Terpajan terhadap suatu penyakit
menular
• Riwayat alergi penisilin, atau alergi
lain nonspesifik, atau alergi dalam
keluarga
• Ibu hamil dalam keluarga, menyusui
• Penghuni rumah lainnya tidak
divaksinasi
• Kelainan neurologi yang stabil:
Cerebral Palsy, Sindrom Down.
• Asma, Eksim
• Pemberian steroid topikal atau
inhalasi
• Usia di atas usia yang telah
direkomendasikan (kecuali untuk
vaksin tertentu seperti DPT setelah
usia 7 tahun)

Vaksinasi BCG
Indikasi kontra
• Bayi HIV positif dengan atau tanpa
gejala
• Bayi status HIV? Dengan gejala HIV,

46
ibu HIV+
• Keganasan (misalnya: leukemia,
limfoma)
• Imunodefisiensi primer/ sekunder
• Mendapat imunosupresif (radio/
kemoterapi, steroid)

Vaksinasi DPT
Indikasi kontra Bukan Indikasi kontra
• Encefalopati dalam 7 hari pasca • Demam <40,50C pasca DTaP/DTwP
DTaP/DTwP sebelumnya sebelumnya
• Riwayat kejang dalam keluarga
• Riwayat SIDS dalam keluarga
• Riwayat KIPI dalam keluarga pasca
Perhatian Khusus DTaP/DTwP
• Demam >40,5 C, kolaps dan episode
0

hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam


pasca DTaP/DTwP sebelumnya yang
tidak berhubungan dengan penyebab
lain
• Kejang dalam 3 hari pasca
DTaP/DTwP sebelumnya
• Menangis terus ≥3 jam dalam 48 jam
pasca DTaP/DTwP sebelumnya
• Sindrom Guillain-Barre dalam 6
minggu pasca vaksinasi
Vaksinasi polio oral (OPV)
Indikasi Kontra Bukan Indikasi Kontra
• Infeksi HIV atau kontak HIV serumah • Menyusui
• Imunodefisiensi (keganasan • Sedang dalam terapi antibiotik
hematologi atau tumor padat, • Diare ringan
imunodefisiensi kongenital, terapi
imunposupresan jangka panjang)
• Imunodefisiensi penghuni serumah
Perhatian Khusus
Kehamilan

47
LAMPIRAN GAMBAR
1. Tempat Penyuntikan

48
2. Cara Pemberian Vaksin

49
3. Mata Rantai Vaksin (Cold Chain)

50
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
PEMERIKSAAN KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN

Proses tumbuh kembang merupakan hal yang membedakan anak dengan


orang dewasa. Proses ini membutuhkan beberapa hal agar dapat tercapai secara
optimal, yaitu: (1) kebutuhan dasar anak (asah, asih, asuh); (2) mendeteksi dini
adanya keterlambatan perkembangan; (3) melakukan intervensi dini.
Monitoring perkembangan secara rutin dapat mendeteksi adanya
keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI bersama DEPKES telah
menyusun suatu metode pemeriksaan awal berupa KPSP sebagai alat praskrening
perkembangan sampai anak usia 6 tahun. Pemeriksaan ini dilakukan setiap 3 bulan
untuk di bawah 2 tahun, dan setiap 6 bulan hingga anak usia 6 tahun. Tujuan
metode ini adalah untuk mengetahui perkembangan anak masih normal/sesuai
umur atau ada penyimpangan.
Pemeriksaan KPSP menilai perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan
yaitu: motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan personal sosial/kemandirian.

SASARAN BELAJAR
Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan cara melakukan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP).

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan latihan ketrampilan ini mahasiswa :
1. Dapat menentukan umur anak (usia kronologis, usia koreksi, usia mental)
2. Dapat memberikan penjelasan pada orangtua/keluarga tentang tujuan
pemeriksaan ini
3. Memilih alat skrining dan format KPSP yang sesuai usia.
4. Melakukan pemeriksaan KPSP dengan benar dan tepat
5. Memberikan kesimpulan dan argumentasi dari hasil KPSP pada
orangtua/keluarga
6. Memberikan penjelasan bentuk-bentuk stimulasi yang diberikan
7. Mengarahkan orang tua bila ada masalah perkembangan yang ditemukan

51
MEDIA DAN ALAT BANTU
1. Formulir KPSP menurut usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48,
54, 60, 66, dan 72 bulan. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak.
2. Alat bantu pemeriksaan berupa: bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm, benang
wol merah, kertas, krayon, kismis, kerincingan, lonceng.

DESKRIPSI KEGIATAN

KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI


1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran dan 20 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
tanya jawab menit 2. Dua orang instruktur memberikan contoh
bagaimana melakukan pemeriksaan KPSP
(misal usia 9 bulan). Mahasiswa mengamati
peragaan dengan menggunakan penuntun
belajar.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang
penting.
3. Praktek bermain 90 1. Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil.
dengan umpan menit Masing-masing berperan sebagi dokter,
balik anak, orangtua.
2. Setiap kelompok melakukan praktek
langkah-langkah pemeriksaan KPSP secara
bergantian dan memilih usia yang berbeda
(12, 15, 18, dst) dan kelompok lain
mengamati cara pemeriksaan KPSP dan
memberi pernyataan yang tidak sesuai pada
pengamatan.
4. Diskusi 35 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasakan
menit dan kesultan pada saat melakukan
pemeriksaan KPSP
2. Instruktur membuat kesimpulan dengan
menjawab pertanyaan dan memperjelas hal
yang belum dimengerti
Total waktu 150
menit

52
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PEMERIKSAAN KPSP

Beri nilai langkah dengan menggunakan kriteria berikut :


1. Perlu perbaikan: langkah tak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai
urutannya.
2. Mampu: langkah-langkah yang dilakukan dengan benar tetapi tidak efisien
3. Mahir: langkah-langkah yang dilakukan dengan benar dan efisien.

NO LANGKAH/KEGIATAN SKOR
A. PERSIAPAN 1 2 3
1. Ucapkan salam, sapalah anak, ibu /keluarga dengan
ramah dan perkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan anak pada ibu/keluarga
3. Tanyakan tanggal lahir dan adakah keluhan ibu/keluarga
tentang anaknya.
4. Jika anak belum mencapai usia skrining, minta ibu datang
pada usia skrining terdekat. Apabila ada keluhan masalah
tumbuh kembang, sedang usia anak bukan usia skrining,
pemeriksaan digunakan KPSP terdekat yang lebih muda.
5. Periksa pasien dalam ruangan yang tenang dan perhatian
anak tidak mudah teralihkan
B. PEMERIKSAAN 1 2 3
6. Menetukan formulir KPSP berdasarkan tanggal lahir dan
tanggal pemeriksaan ( bila usia >16 hari dibulatkan 1
bulan)
Bayi premature ≤ 35 minggu dan usia di bawah 2 tahun
pakai usia koreksi.
7. Memilih alat bantu pemeriksa yang sesuai

8. Tanyakan secara berutan pertanyaan satu persatu pada


ibu atau pengantar yang mengetahui perkembangan anak
sehari hari dan test kemampuan anak sesuai format
pernyataan KPSP
Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban, YA ( bila
pernah, kadang , sering melakukan.TIDAK ( belum
pernah, bisa melakukan), catat jawaban tersebut pada
formulir.
C. KESIMPULAN 1 2 3
9. Menghitung jumlah YA pada formulir KPSP
Skor 9-10 : SESUAI
Skor 7-8 : MERAGUKAN
SKOR <6 : PENYIMPANGAN INTERVENSI

53
10. SESUAI
- Beri pujian ibu karena telah mengasuh anak dengan
baik.
- Teruskan pola asuh sesuai dengan tahapan
perkembangan
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai usia dan kesiapan anak.
- Ingatkan untuk pemeriksaan KPSP pada usia 3 bulan
selanjtnya
MERAGUKAN :
- Beri petunjuk pada ibu/keluarga agar melakukan
stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi,
setiap saat dan sesering mungkin.
- Ajari ibu untuk mengintervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengejar ketinggalannya.
- Lakukan pemeriksaan fisik lainnya untuk menunjang
adanya penyakit yang menyebabkan keterlambatan
perkembangan
- Evaluasi kembali setelah 2 minggu jika tetap 7 atau 8
lakukan pemeriksaan lanjutan lainnya
PENYIMPANGAN
- Lakukan pemeriksaan anak secara menyeluruh
Anamnesis, pemeriksaan fisis umum dan neuorologik
dan pemeriksaan penunjang bila ada indikasi

LAMPIRAN 1.

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai


bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua
tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat clan menatap wajah
anda?
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh),
disamping menangis?
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda
dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5. Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda


dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada

54
sisi yang lain?

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum,apakah ia


tersenyum kembali kepada anda?
7. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?

8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat


mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45° seperti pada

gambar ?
9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat
mengangkat kepalanya dengan tegak seperti pada gambar?

10. Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?

Kuesioner Praskrining untuk Bayi 6 bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda


dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang

55
lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak


dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke
kanan/kiri atau ke dadanya
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan
meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat
menggenggam pensil itu selama beberapa detik?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada


dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti pada gambar ?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau


memekik tetapi bukan menangis?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke
telungkup atau sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang
lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar
kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat
mengarahkan matanya.
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih
berada dalam jangkauan tangannya?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK
bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

56
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 9 bulan

1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik


perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK
bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering


dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti
sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan
atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba
mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering,
dan masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang
sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri,
dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua
kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat badan
tertumpu pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil
seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan
miring atau menggerapai seperti gambar ?

57
7. Tanpa disanggah oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk
sendiri selama 60 detik?

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?


9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di
belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar
kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya
jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi,
apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan lengan
atau badannya?

Kuesioner Pra skrining untuk Bayi 12 Bulan

1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian


muncui dan menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak,
apakah ia mencari anda atau mengharapkan anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut
dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan pensil itu
kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan
berpegangan pada kursi/meja?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya:
“ma-ma”, “da-da” atau “pa-pa”. Jawab YA bila ia mengeluarkan
salah—satu suara tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri tanpa
bantuan anda?

58
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang belum ia
kenal? la akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada
saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti kacang atau
kismis, dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti pada
gambar?

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan?


9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang
lengkap). Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil
yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut
dinilai.

Kuesioner Pra skrining untuk 15 bulan

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil


yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panci tidak ikut
dinilai
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-
lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan.
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat
ayahnya, atau mengatakan “mama” jika memanggil/melihat ibunya?
Jawab YA bila anak mengatakan salah satu diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5
detik?
6. Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
atau lebih?
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri
kembali?
8. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan
9. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau
terhuyung-huyung?

59
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis,
atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu seperti pada gambar
ini

Kuesioner Pra skrining untuk Anak 18 bulan

1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-


lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat
ayahnya, atau mengatakan “mama” jika memanggil/melihat ibunya?
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira
5 detik?
4. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
atau lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri
kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau
terhuyung-huyung?
8. Apakah anak anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang,
kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar ?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia


menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda?
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari
tempat tersebut tanpa tumpah

60
Kuesioner Praskrining untuk Anak 21 bulan

1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat


membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri
kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau
terhuyung-huyung?
4. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis,
atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari clan jari telunjuk
seperti pada gambar ?

5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia


menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda?
6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas clan minum dari
tempat tersebut tanpa tumpah?
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak
meniru apa yang anda lakukan?
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain
tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0
cm
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang
mempunyai arti selain “papa” dan “mama”?.
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika
anak menarik mainannya)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan

1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak


meniru apa yang anda lakukan?
2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain
tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 — 5
cm.

61
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang
mempunyai arti selain "papa" clan "mama"?
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau
celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai).
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik
tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak
menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut,
mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika diminta?
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan
tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.

Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan

1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau


celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai).
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik
tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada Binding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang.
3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak
menunjuk dengan benar paling seclikit satu bagian badannya (rambut,
mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika diminta?
6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan
tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran
2.5 – 5 cm.

62
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti
“minta minum”, “mau tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut
dinilai.
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa
bantuan?

Kuesioner Pra skrining untuk Anak 36 bulan

1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa


bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran
2.5 – 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti
“minta minum”; “mau tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut
dinilai.

63
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa
bantuan?

5. Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari
jarak 1,5 meter?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan
telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”

.“Letakkan kertas ini di kursi”

“Berikan kertas ini kepada ibu”.

Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?

7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurangkurangnya 2.5 cm.


Suruh anak menggambar garis lain disamping garis tsb.

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak dapat


melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya
secara bersamaan tanpa didahului lari?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3
meter?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 42 bulan

1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri?

64
2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3
meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya
dengan balk sehingga anda tidak perlu mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak
dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
6. Jangan membantu anak clan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.
Dapatkah anak menggambar lingkaran?

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang


lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan
ukuran 2.5 – 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan
lain dimana ia ikut bermain clan mengikuti aturan bermain?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos
kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau
ikat pinggang)

Kuesioner Pra skrining untuk Anak 48 bulan

1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3


meter?
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya
dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali.

65
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak
dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.
Dapatkah anak menggambar lingkaran?

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang


lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?Kubus yang digunakan ukuran
2.5 – 5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan
lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos
kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau
ikat pinggang)
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab
TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya
sulit dimengerti.

Kuesioner Pra skrining untuk Anak 54 bulan

1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang


lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan
ukuran 2-5 – 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan
lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos
kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau
ikat pinggang)

66
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab
TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya
sulit dimengerti.
5. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu
kecuali mengulangi pertanyaan.

"Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"

"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"

"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"

Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar,


bukan dengan gerakan atau isyarat.Jika kedinginan, jawaban yang
benar adalah "menggigil" ,"pakai mantel’ atau "masuk kedalam rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"
Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur",
"berbaring/tidur-tiduran", "istirahat" atau "diam sejenak"

6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?


7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih
panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini,
suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar

67
seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan
telunjuk atau mats pads saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".

"Letakkan kertas ini di depan kamu"

"Letakkan kertas ini di belakang kamu"

Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di
depan" dan "di belakang”

Kuesioner Praskrining untuk Anak 60 bulan

1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu


kecuali mengulangi pertanyaan.

“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”

“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”

“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”

Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar,


bukan dengan gerakan atau isyarat..Jika kedinginan, jawaban yang
benar adalah “menggigil” ,”pakai mantel’ atau “masuk kedalam rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”,
“berbaring/tidur-tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak”

2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?


3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali.

68
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?
4. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata “lebih
panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini,
suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar
seperti contoh ini?

6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan


telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini

: “Letakkan kertas ini di atas lantai”.

“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.

“Letakkan kertas ini di depan kamu”

“Letakkan kertas ini di belakang kamu”

Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di bawah”, “di
depan” dan “di belakang”

7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa


menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda
meninqgalkannya?
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

69
“Tunjukkan segi empat merah”

“Tunjukkan segi empat kuning”

‘Tunjukkan segi empat biru”

“Tunjukkan segi empat hijau”

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa


berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 60 bulan

1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini,


suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar
seperti contoh ini?

2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan


telunjuk atau mats pads saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi"

"Letakkan kertas ini di depan kamu"

"Letakkan kertas ini di belakang kamu"

70
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di
depan" dan "di belakang”

3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa


menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda
meninqgalkannya?
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

"Tunjukkan segi empat merah"

"Tunjukkan segi empat kuning"

‘Tunjukkan segi empat biru”

"Tunjukkan segi empat hijau"

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa


berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
7. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan
padanya: "Buatlah gambar orang". Jangan memberi perintah lebih dari
itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian yang belum
tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang
tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata,
telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah
anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum
selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:

"Jika kuda besar maka tikus ………

"Jika api panas maka es ………

"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang ………

71
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah
seorang pria)?

10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola
kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (Bola besar
tidak ikut dinilai).

Kuesioner Praskrining untuk Anak 72 bulan

1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak :

“Tunjukkan segi empat merah”

“Tunjukkan segi empat kuning”

“Tunjukkan segi empat biru”

“Tunjukkan segi empat hijau”

Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa


berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakan
padanya: "Buatlah gambar orang".Jangan memberi perintah lebih dari
itu. Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian yang belum
tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang
tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata,
telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah
anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
5. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum
selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus

72
Jika api panas maka es

"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang

Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah


seorang pria)?

7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola


kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (Bola besar
tidak ikut dinilai).
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik
atau lebih?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini,
Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia- Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu
kecuali mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila anak
menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?"

"Sepatu dibuat dari apa?"

"Pintu dibuat dari apa?"

Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan benar?


Sendok dibuat dari besi, baja, plastik, kayu, Sepatu dibuat dari kulit,
karet, kain, plastik, kayu. Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.

BUKU ACUAN

------------StimulasiDeteksiDiniTumbuhKembang DEPKES 2010

73
KETERAMPILAN KLINIK
MANAJEMEN EDUKASI PASIEN
(Aspek Sosial dan Spritual)

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mahasiswa mampu melakukan edukasi kesehatan, sosial dan spiritual terhadap
pasien lansia dengan penyakit kronik multipel

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Memahami kondisi penyakit kronik multiple pasien
2. Mampu melakukan edukasi kesehatan terhadap pasien lansia
3. Mampu melakukan edukasi sosial terhadap pasien lansia
4. Mampu melakukan edukasi spiritual tehadap pasien lansia
5. Mampu melakukan edukasi pencegahan penyakit terhadap pasien lansia

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. Buku panduan peserta CSL V Blok Sistem Siklus Hidup

74
PENUNTUN PEMBELAJARAN
MANAJEMEN EDUKASI PASIEN
(Aspek Sosial dan Spritual)

NO LANGKAH / KEGIATAN NILAI


0 1 2
A. Persiapan
1. Menyapa pasien, menjabat tangan dan memperkenalkan diri
2. Menjabat tangan pasien dan mempersilahkan pasien duduk
B. Prosedur
3. Mengucapkan basmalah
4. Menanyakan identitas pasien, keluhan pasien dan penyakit
pasien
5. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dirasakan
selama pengobatan
6. Mengidentifikasi keadaan sosial pasien (keluarga dan
lingkungan pasien)
7. Mengidentifikasi keadaan spiritual pasien (agama,
pelaksaan ibadah dan tempat beribadah di sekitarnya)
8. Memberikan pemahaman tentang kondisi penyakit pasien
yang sudah merupakan penyakit kronik multiple
9. Memberikan edukasi dan tindakan –tindakan yang perlu
dilakukan pasien untuk mengurangi ataupun meringankan
kondisi penyakitnya
10. Memberikan edukasi aktivitas fisik yang dapat dilakukan
pasien
11. Memberikan edukasi sosial dan lingkungan tempat tinggal
yang harus diperhatikan pasien
12. Memberikan edukasi integrasi keislaman/pemahaman ayat-
ayat al quran dan hadist rasulullah (bila islam) terhadap
penyakitnya ataupun terhadap kondisi kesehatan lainnya
13. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien (bila ada yang
menemani)
14. Memberikan pemahaman terhadap kondisi penyakit kronik
multiple pasien (keluarga pasien)
15. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan pasien bila belum jelas
16. Mengakhiri prosedur edukasi pasien
17. Mengucapkan hamdalah dan terima kasih

75
KETERAMPILAN KLINIK

MANAJEMEN POLA DIET DAN OLAHRAGA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mahasiswa mampu melakukan edukasi pola diet dan olahraga pada pasien dengan
penyakit kronik multiple
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mengetahui kondisi kesehatan pasien dengan penyakit kronik multiple
2. Mampu melaksanakan edukasi pola diet yang tepat untuk penyakit kronik
multiple
3. Mampu melaksanakan edukasi olahraga yang tepat untuk pasien lansia dan
pasien dengan kondisi penyakit kronik multiple
4. Mampu mendemonstrasikan senam lansia

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. Buku panduan peserta CSL V Blok Sistem Siklus Hidup
2. Tutorial video senam lansia

76
PENUNTUN PEMBELAJARAN
MANAJEMEN POLA DIET DAN OLAHRAGA

NO LANGKAH / KEGIATAN NILAI


0 1 2
A. Persiapan
1. Menyapa pasien, menjabat tangan dan memperkenalkan diri
2. Menjabat tangan pasien dan mempersilahkan pasien duduk
B. Prosedur
3. Mengucapkan basmalah
4. Menanyakan identitas pasien, keluhan pasien dan penyakit
pasien
5. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dirasakan selama
pengobatan
6. Memberikan edukasi pola diet yang tepat dengan kondisi
kesehatan pasien dengan penyakit kronik multiple
7. Memberikan edukasi aktivitas fisik yang bisa dilakukan sesuai
dengan kondisi pasien dengan penyakit kronik multiple
8. Memperkenalkan senam lansia (pasien lansia dengan kondisi
penyakit kronik multiple)
9. Mendemonstrasikan beberapa gerakan dan memberikan
penjelasan manfaat gerakan tersebut
10. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya (bila ada
yang belum jelas)
C. Mengakhiri Prosedur
11. Mengakhiri prosedur dan mengucapkan Alhamdulillah
12. Mengucapkan terima kasih

77
KETERAMPILAN KLINIK
SENAM LANSIA

PENGANTAR

Senam lansia adalah serangkaian gerakan yang dilakukan dengan teratur, terarah
serta terencana yang diikiuti oleh orang lanjut usia dengan tujuan meningkatkan
kemampuan fungsional pada lansia dengan adanya kemunduran fisik. Senam lansia
ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki
serta tangan agar mendapat peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan
yang tidak berlebihan.Senam lansia dapat menjadi program kegiatan olahraga rutin
yang dapat diakukan di posyandu lansia atau di rumah dalam lingkungan masarakat.
Senam lansia dilakukan dengan senang hati untuk memperoleh hasil latihan yang
lebih baik yaitu kebugaran tubuh dan kebugaran mental sperti lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak dan pikiran tetap segar.

Manfaat Senam Lansia


Menurut Nugroho (2008), manfaat senam lansia adalah sebagai berikut:
a. Memperlambat proses degenerasi karena pertambahan usia
b. Memudahkan penyesuaian kesehatan jasmani dalam kehidupan
(adaptasi)
c. Melindungi dan memperbaiku tenaga cadangan untuk keadaan
bertambagnya kebutuhan, misalnya sakit.
d. Olahraga 2-3 kali seminggu membuat tubuh tetap sehat dan segar
Manfaat kesehatan jasmani pada lansia secara fisiologi dampak langsung dapat
membantu mengatur kadar gula darah, merangsang adrenalin dan nor-adrenalin,
peningkatan kualitas dan kuatintas tidur. Dampak jangka panjang dapat
meningkatkan daya taan aerobic/kardiovaskular, kekuatan otot rangka dan
kelenturan, keseimbangan dan koordinasi gerak serta kelincahan.

78
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Mahasiswa mampu melakukan Senam Lansia dengan benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk Senam Lansia
2. Mampu mempersiapkan pasien sebelum melakukan Senam Lansia
3. Mampu menjadi instruktur Senam Lansia

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. Buku panduan peserta CSL V Siklus Hidup
2. Video Senam Lansia

PENUNTUN PEMBELAJARAN
SENAM LANSIA

NO LANGKAH / KEGIATAN NILAI


0 1 2
A. Persiapan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menjabat tangan
pasien
2. Menanyakan data umum pasien (Nama, Umur, dan Alamat)
3. Mempersiapkan ruangan senyaman mungkin bagi Lansia
4. Menyapkan Lansia dan mengatur posisi
5. Menjelaskan pada Lansia mengenai prosedur yang akan
dilakukan, jelaskan tujuan dan manfaat prosedur yang akan
dilakukan pada Senam Lansia (Informed Consent)
B. Prosedur Kegiatan
6. Jalan ditempat
Mengangkat ujung kaki secara berulang-ulang (8x hitungan)
7. Tepuk Tangan
Tepukkan telapak tangan kanan dan kiri (4x8 hitungan)
8. Tepuk Jari
Tepukkan jari-jari tangan kanan dan kiri (4x8 hitungan)
9. Jalin Tangan
Pertemukan sela-sela jari tangan kanan dan kiri (4x8 hitungan)
10. Silang ibu jari

79
Pertemukan ibu jari kanan dan kiri dengan arah menyilang (4x8
hitungan)
11. Adu sisi kelingking
Buka telapak tangan menghadap ke atas dan pertemukan
kelingking kanan dan kiri (2x8 hitungan)
12. Adu sisi telunjuk
Buka telapak tangan menghadap ke bawah dan pertemukan
telunjuk kanan dan kiri (2x8 hitungan)
13. Ketok Pergelangan
Rentangkan kedua tangan kedepan, lalu ketuk peregelangan
tangan kanan kiri secara bergantian (2x8 hitungan)
14. Ketok Nadi
Rentangkan kedua tangan kedepan, lalu ketuk nadi yang berada
di pergelangan tangan kanan dan kiri secara bergantian (2x8
jl;.pgn,mhnjh8imjijmhitungan)
15. Buka dan mengepal
Rentangkan kedua tangan lalu kepal dan buka jari-jari tangan
(2x8 hitungan)
16. Menepuk punggung tangan
Rentangkan tangan kedepan lalu tepuk punggung tangan kanan
dan kiri secara bergantian (4x8 hitungan)
17. Menepuk lengan dan bahu
Rentangkan tangan kedepan lalu tepuk lengan dan bahu kanan
dan kiri secara bergantian (4x8 hitungan)
18. Menepuk pinggang
Dengan posisi berdiri agak membungkuk, tepuk pinggang dengan
kedua tangan (2x8 hitungan)
19. Menepuk paha
Dengan posisi berdiri tepuk paha kanan dan kiri dengan kedua
tangan (4x8 hitungan)
20. Menepuk samping betis
Dengan posisi berdiri agak membungkuk, tepuk kedua betis
kanan dan kiri dengan kedua tangan (2x8 hitungan)
21. Jongkok berdiri
Dengan posisi keuda tangan di rentangkan kedepan, lalu naik
turun kebawah dengan posisi setengah jongkok dan berdiri (2x8
hitungan)
22. Menepuk perut
Tepuk perut dengan kedua tangan secara bergantian (2x8
hitungan
23 Kaki jinjit
Dengan posisi berdiri tegap dan kedua tangan berada didepan

80
perut, lalu lakukan gerakan memijit (2x8 hitungan)
C. Evaluasi
24. Laporkan hasil kerja setelah melakukan senam lansia

81
KETERAMPILAN KLINIK
PENILAIAN KEMANDIRIAN LANSIA

PENGANTAR
Indeks Bartel
Indeks Bartel (modifikasi Collin C, Wade DT) adalah suatu alat instrument ukur
status fungsional dasar berupa kuisioner yang berisi atas 10 butir pertayaan terdiri
atas mengendalikan rangsang buang air besar, mengendalikan rangsang buang air
kecil, membersihkan diri (memasang gigi palsu, sikat gigi, sisir rambut, bercukur,
cuci muka), penggunaan toilet- masuk dan keluar WC (melepas, memakai celana,
membersihkan/menyeka, menyiram) makan, berpindah posisi dari tempat tidur ke
kursi dan sebaliknya, mobiltas/berjalan, berpakaian, naik-turun tangga dan mandi.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mahasiswa mampu melakukan penilaian kemandirian Lansia

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu melakukan penilaian kemandirian Lansia menggunakan Indeks
Bartel

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


1. Buku panduan peserta CSL V Blok Sistem Siklus Hidup
2. Kuisioner Indeks Bartel
3. Pulpen

82
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENILAIAN KEMANDIRIAN LANSIA

NO LANGKAH / KEGIATAN NILAI


0 1 2
A. Persiapan
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menjabat tangan
pasien
2. Mempersilahkan pasien duduk dan menanyakan data umum
pasien (Nama, Umur, Alamat, dan Pekerjaan)
B. Prosedur
3. Pemeriksa menjelaskan maksud dan tujuan penilaian
kemandirian lansia
4. Menanyakan pertanyaan yang ada pada Tabel Indeks Bartel
5. Catat dan berilah nilai sesuai dengan kondisi pasien
6. Tentukan skor kemandirian pasien

Tabel Indeks Bartel dalam Pemenuhan Kemandirian Lansia

NO Aktivitas Kemampan Skor


1 Bagaimana kemampuan Mandiri 3
transfer (perpindahan posisi) Dibantu satu orang 2
Bapak/Ibu dari posisi tidur ke Dibantu dua orang 1
posisi duduk? Tidak mampu 0
2 Bagaimana kemampuan Mandiri 3
berjalan (mobilisasi) Dibantu satu orang 2
Bapak/Ibu? Dibantu dua orang 1
Tidak mampu 0
3 Bagaimana penggunaan toilet Mandiri 2
(pergi ke / dari WC, Perlu pertolongan orang lain 1
melepaskan / mengenakan Tergantung orang lain 0
celana, menyeka, menyiram)
Bapak/Ibu
4 Bagaimana kemapuan Mandri 1
Bapak/Ibu dalam Perlu pertolongan orang lain 0

83
membersihkan diri (lap muka,
sisir rambut, sikat gigi)?
5 Bagaimana kemampuan Kontinen teratur 2
Bapak/Ibu mengontrol BAB? Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen 0
6 Bagaimana kemampuan Mandiri 2
Bapak/Ibu mengontrol BAK? Kadang-kadang inkontinen 1
Inkontinen/kateter 0
7 Bagaimana kemampuan Mandiri 1
Bapak/Ibu dalam membersikan Tergantung orang lain 0
diri (mandi)?
8 Bagaimana kemampuan Mandiri 2
Bapak/Ibu dalam berpakaian Sebagian dibantu 1
(mengenakan baju)? Tergantung orang lain 0
9 Bagaimana kemampuan Mandiri 2
makan Bapak/Ibu? Perlu pertolongan 1
Tergantung pertolongan orang 0
lain
Bagaimana kemampuan Mandiri 2
Bapak/Ibu untuk naik turun Perlu pertolongan 1
tangga? Tidak mampu 0

Skor :
- Skor 20 : mandiri
- Skor 12-19 : ketergantungan ringan
- Skor 9-11 : ketergantungan sedang
- Skor 5-8 : ketergantungan berat
- Skor 0-4 : ketergantungan total

84
KETERAMPILAN
TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH

PENGANTAR

Setiap yang akan hidup pasti akan mati, menghadap kepada Ilahi
Rabbi Sang Pencipta. Seperti yang tertuang dalam QS. Al-Anbiya (21): 35
dan Ali Imran (2) 185 yang artinya bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
merasakan kematian Kepastian akan kematian ini, tertuang dalam juga
dalam QS. Al Mulk (29): 1-2

َ َ‫علَى َوه َُِو ْال ُم ْلكُِ ِبيَ ِد ِهِ الَّذِي تَب‬


ََ‫ارك‬ ِِ ‫ش ْي ِء ُك‬
َ ‫ل‬ َ ِ‫قَدِير‬.
‫أَيُّ ُك ِْم ِل َي ْبلُ َو ُك ِْم َو ْال َح َيا ِةَ ْال َم ْوتَِ َخلَقَِ الَّذِي‬
َ ْ‫ل أَح‬
ُِ ‫س‬
‫ن‬ ِ ً ‫ع َم‬
َ ‫يز َوه َُِو‬ ُِ ‫ور ْال َع ِز‬ ُِ ُ‫ْالغَف‬
Terjemahnya

“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Sesama muslim yang masih hidup punya kewajiban untuk


menyelenggarakan jenazah tersebut secepatnya dengan memperhatikan
aturan-aturan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Penyelenggaran terhadap jenazah, hukumnya adalah fardhu kifayah,


artinya, kewajiban muslim yang lain telah gugur bilamana telah ada muslim
lain yang telah mneyelenggarakan jenazah tersebut.

Sebelum kita mempelajari tata cara penyelenggaraan jenazah, perlu


kita membahas terlebih dahulu bagaimana memperlakukan orang yang
tengah menghadapi sakaratul maut atau sedang dalam keadaan sekarat..

Tindakan terhadap orang sekarat :

1. Hadapkan ke arah kiblat dengan dua cara :

a. Miringkan ke kanan dan mukanya mengarah ke kiblat

b. Baringkan telentang dan kakinya mengarah ke kiblat, lalu angkat atau


tinggikan sedikit kepalanya sekira-kira mukanya mengarah ke kiblat.

85
2.Talkinkan (ajarkan) kepadanya kalimat tauhid “Laa Ilaaha illallaaah”.
Ucapkan dengan lembut dan jelas dan jangan diulang-ulang, agar tidak
membingungkan. Dengan harapan semoga akhir kalimat yang keluar dari
mulutnya adalah kalimat tauhid.

Sabda Rasulullah saw. :

“Talkinkanlah (ajarkanlah) orang yang menjelang mati di antara kamu


dengan kalimat tauhid “Laa Ilaaha illallaaah”.

3. Hadirkan di dekatnya saudara yang dicintainya yang dapat menghiburnya


dan paling bertaqwa kepada Allah, untuk mengingatkannya akan Allah,
bertaubat dari segala dosa dan maksiat yang mungkin pernah dilakukannya
dan berwasiat.

4.Bagi yang datang melihatnya, dianjurkan memperbanyak doa dan


membacakan Al-Qur’an, terutama surat Yasin. Dibaca perlahan-lahan agar
tidak mengganggu bagi yang sekarat. Sabda Nabi saw.

‫علَى يس ا ْق َر ُءوا‬
َ ‫َم ْوتَا ُك ِْم‬
Terjemahannya:

5. Segeralah membayar utangnya jika dia berutang.

86
6.Memberitahukan orang-orang atas kematiannya, terutama familinya supaya
mereka menyaksikan jenazahnya.

7.Dilarang (haram) menjerit-jerit, meratap, memukul-mukul pipi, mengoyak-


ngoyak baju, dan lain sebagainya. Boleh menangis tanpa menyebut-nyebut
sesuatu. Sabda Rasulullah saw. :

َْ ‫علَي ِْه نِي‬


ْ‫ح َمن‬ َ ‫ِب‬
َْ ‫ح بِ َما ُعذ‬
َْ ‫لي ِْه نِي‬
َْ ‫ع‬
َ
Terjemahannya

“Siapa yang meratapi mayat, maka mayat itu akan tersiksa karena ratapan
tersebut”.

Penyelenggaran terhadap jenazah, hukumnya adalah fardhu kifayah,


artinya, kewajiban muslim yang lain telah gugur bilamana telah ada muslim
lain yang telah menyelenggarakan jenazah tersebut. Adapun langkah-
langkah penyelenggaran jenazah ini terdiri :

A. Memandikan
B. Mengafankan
C. Menyalati
D. Menguburkan
A. Memandikan

Syarat wajib mandi :

1. Mayat orang Islam


2. Ada tubuhnya walaupun sedikit
3. Mayat bukan mati syahid
4. Ada air bersih untuk memandikan

Syarat bagi yang memandikan :


1. Muslim, baliqh, berakal
2. Niat memandikan jenazah
3. Terpercaya , amanah (tidak menyebarkan aib jenazah)
4. Mengetahui hukum memandikan jenazah

Orang yang utama memandikan :


1. Jenazah laki-laki : Orang yang diwasiatkannya. Kemudian bapak, kakek,
dan keluarga terdekat dan muhrim dari pihak laki-laki, dan boleh isterinya.

87
2. Jenazah perempuan : Orang yang diwasiatkannya. Kemudian ibu, nenek,
dan keluarga terdekat dan muhrim dari pihak perempuan, dan boleh
suaminya.
- Syafi’i, Maliki, Hambali dan Imamiyah : Suami BOLEH memandikan
isterinya dan sebaliknya
- Hanafi : Suami TIDAK BOLEH memandikan isteri atau sebaliknya, karena
sudah lepas tanggungjawabnya setelah meninggal
3. Jenazah anak laki-laki/perempuan, maka boleh dimandikan oleh laki-laki
ataupun perempuan

88
KETERAMPILAN TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH
NILAI
NO LANGKAH KEGIATAN
0 1 2
A MEMANDIKAN JENAZAH
Setelah terpenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
proses memandikan, maka dapat dilanjutkan proses
memandikan jenazah, yang diawali dengan niat
1.
memandikan jenazah

‫تعالى هلل كفاية فرض )ة( هذاالميت على الغسل نويت‬


2. Tutup Aurat jenazah
Siapkan perlengkapan mandi yang dibutuhkan:
a. Beberapa orang yang siap memandikan dengan
pembagian tugasnya masing- masing (1 orang
bagian kepala, 1 orang bagian perut, 1 orang bagian
kaki, dan 1 orang untuk menyiramkan air ke seluruh
badan)
b.Tempat memandikan pada tempat yang tertutup
3. c. Air secukupnya
d. Sabun, kapas, sisir, shampoo, air kapur barus, dan
wangi-wangian
e. Sarung tangan untuk memandikan (minimal 2 stel)
dan Masker
f. Kain basahan, handuk dan lain-lain yang dianggap
perlu.
g.Kain kafan yang telah dipotong dan disusun
sebagaimana mestinya
Bersihkan alat vital terlebih dahulu, lalu wudhukan dan
mulailah memandikannya dari anggota badan yang
kanan.
- Niat Memandikan :

4. ُْ‫ل ن ََويت‬ ْ َ‫تَ َعال‬


َْ ‫ى هللِْ ال َم ِيتَ ِْة ِل َه ِذِْه الغُس‬

- Niat Mewudhukan :

ُ ‫تَ َعالَى هللِْ ال َم ِيتَ ِْة ِل َه ِذِْه ال ُو‬


ُْ‫ضو َْء ن ََويت‬

89
Bagi yang melakukan proses istinja, dengan niat :

ً ‫لِلِ فَر‬
ِ ‫ضا ال ِميِتَ ِْة ِل َه ِذِْه‬
ُْ‫اْلستِن َجا َْء ن ََويت‬ ْ َ‫تَعَال‬
َْ ِ ‫ى‬
Do’a setelah istinja’ :

5.

‫ط ِهرْ اَلَل ُهم‬


َ ‫ق ِمنَْ قَل َب َها‬ ِ ‫ِمنَْ فَر َج َها َو َح‬
ِْ ‫صنْ ال ِنفَا‬
ِ ‫الفَ َو‬
ْ ِ ‫اح‬
‫ش‬
Ya Allah bersihkanlah hatinya dari sifat munafik dan
peliharalah kemaluannya dari perbuatan keji
Tinggikan kepala mayat agar air tidak mengalir ke
6.
bagian kepala
Pakailah sarung tangan (jika ada) dan bersihkan
7.
mayat dari segala kotoran
Bersihkan seluruh badan dan tekan perutnya
perlahan-lahan, jika mayat tidak hamil. (Lebih baik jika
8.
didekatnya diberi wangi-wangian, agar tidak tercium
bau yang tidak enak jika keluar dari mayat).-
Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain
basah ke mulut mayat, gosok giginya.Bersihkan
9.
hidung, telinga, dan kemaluan serta duburnya. (uji
kebersihannya dengan kapas)
Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan sambil
membersihkannya, bagian belakang dan perut, hingga
10.
ke ujung kaki. Selanjutnya bagian tubuh sebelah kiri.
Bersihkan kepala, jenggot, dan kumis. -

Bagian kanan :

ُ ‫صي ُْر َو ِإلَيكَْ َربَنَا يَاأَهلل‬


َْ‫غف َرانَك‬ ِ ‫ال َم‬
“Ampunilah kami ya Allah dan kepada Engkaulah
11. tempat kembali”.
- Bagian Kiri :

ُ ‫ن‬
َْ‫غف َرانَك‬ َ َ‫صي ُْر َوإِلَيكَْ َربَنَا ي‬
ُْ ٰ‫ارحم‬ ِ ‫ال َم‬
“Ampunilah kami ya Rahman dan kepada Engkaulah

90
tempat kembali”
- Telentangkan :

َْ‫غف َرانَك‬ َ ‫صي ُْر َو ِإلَيكَْ َربَنَا َي‬


ُ ‫ار ِحي ُْم‬ ِ ‫ال َم‬
(ْ‫الَ الَ ِإلَ َه‬ ُْ ُ‫َوه َُْو ال َحم ُْد َولَ ْهُ ال ُملكُْ لَ ْهُ لَ ْهُ الَش َِريكَْ َوح َدْه‬
ْ ‫للا ِإ‬
‫علَى‬َ ‫ل‬ ِْ ‫)قَدِيرْ شَيءْ ُك‬
Mandikan mayat dengan air sabun untuk
12. membersihkan badan dan pada air mandinya yang
terakhir diberi wangi-wangian.
Sewaktu memandikan, perlakukan mayat dengan
13.
lembut untuk memuliakannya.
Memandikan mayat wajib satu kali, jika membasahi
14. seluruh tubuhnya. Sunnah mengulanginya beberapa
kali dalam bilangan ganjil.
Jika keluar najis dari mayat setelah dimandikan dan
mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan
15. kembali 5-7 kali. Jika keluar najis setelah diletakkan di
atas kainj kafannya, tidak diulang lagi mandinya, dan
cukup membuang najisnya saja.
Jalinlah rambutnya (perempuan) tiga pintal lalu diulur
16.
ke belakang.
Keringkan tubuh mayat setelah dimandikan dengan
17. kain atau handuk, hingga tidak membasahi kain
kafannya.
Setelah dimandikan (sebelum dikafani) berilah wangi-
wangian yang tidak beralkohol pada kepala, jenggot,
anggota tubuh yang sujud seperti kening/dahi, hidung.
18.
Dua telapak tangan, dua lutut, kedua kakinya, juga
telinga dan di bawah ketiaknya. Sebaiknya
menggunakan kapur barus.
B MENGKAFANKAN JENAZAH
Persyaratan kain kafan yang akan digunakan :

19. Laki-laki : Kain putih 3 lembar. Boleh dikafani 2 lembar


kain, dan sekurang-kurangnya satu lembar yang dapat
menutup seluruh badannya.

91
- Perempuan : 5 lembar kain putih.
20. Mengukur kain kafan untuk jenazah
90 cm

Digunting
Garis lipatan
1,5 m

90 cm
Sarung

Baju

1,5 m

Dijahit
50 cm

Kerudung

1,5 m
Model Potongan

MODEL A MODEL B MODEL C


Jahitan sambungan

Jahitan sambungan

Tumpang tindih

21.
2,5 m

90 cm 90 cm 45 cm 90 cm 90 cm 90 cm

92
URUTAN PELETAKAN KAFAN untuk Perempuan:
a. Tali Pengikat
b. Tikar
c. Tali Pengikat
22.
d. Pembungkus Luar
e. Pembungkus Dalam
f. Kerudung +Baju
g. Sarung
h. Popok
Cara mengukur panjang kain kafan yang dibutuhkan
Ambil tali/kain kafan, lalu luruskan ke satu sisi badan
mayat.
Bagian kepala dan kaki lebihkan satu kepalan tangan. Atau
bagian kepala dilebihkan sampai batas telinga bagian
sebelah dan bagian kaki dilebihkan sampai mata kaki
bagian sebelah.
90 cm

23. Dijahit
2,5 m

1 2
Dijahit

3 4

Tata cara mengafani untuk jenazah laki-laki:


Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai setelah
masing-masing lembarnya ditaburi wangi-wangian/kapur
barus. Hendaklah lembaran yang paling bawah lebih lebar
dan luas dilengkapi tali pengikat jenazah.
24. Angkatlah mayat dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan.
Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas,
kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya lakukan
selembar demi selembar.
Ikatlah mayat dengan tali yang telah disediakan di bawah

93
kain kafan 3 atau 5 ikatan, dan lepaskan ketika sudah
diletakkan dalam kubur/liang lahat.

Tata Cara mengafani untuk jenazah perempuan :


Susun kain kafan yang sudah dipotong dengan tertib.
Kemudian angkat mayat dalam keadaan tertutup dan
letakkan di atas kain kafan.
Paling atas :Tutupkan kain pembungkus pada kedua
pahanya (biasanya dibuat seperti popok)
Pasang kain sarungnya
25.
Pakaikan baju kurung dan tutup kepalanya
Bungkus dengan kain kafan. Ujung kiri kain kafan
dimasukkan ke bagian bawah badan kanan mayat.
Bungkus dengan kain kafan yang lebih lebar dan luas
dengan cara mempertemukan pinggir kain kiri dan kanan
lalu di gulung ke dalam. Setelah itu, ikat dengan tali yang
telah disediakan di bawah kain kafan 3 atau 5 ikatan, dan
lepaskan ketika sudah diletakkan dalam kubur/liang lahat.

C MENYALATKAN JENAZAH

Shalat jenazah disunnahkan berjamaah. Dalam sebuah


riwayat, minimal 40 orang atau dibagi dalam 3 shaf.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw. :

‫اربعون جنازته على فيقوم يموت رجل من ما‬


26.
‫للا شفعهم اال شيئا باهلل رجالاليشركون‬
ْ ‫فيه‬.
Tiadalah seorang Muslim yang meninggal, lalu dishalati
oleh 40 org jamaah yang tidak musyrik, terkecuali Allah
memberi syafaat padanya.

Jika jenazah laki-laki, imam berdiri sejajar dengan kepala si


mayat. Sedang untuk jenazah perempuan, imam berdiri di
27. tengah-tengah sejajar dengan pusar mayat. Sebaiknya
terdiri dari 3 shaf. Shalat jenazah boleh dilakukan beberapa
kali dan perempuan boleh ikut melakukan shalat jenazah.

Tata cara salat jenazah


1. Niat
2. Takbir empat kali.
28. Takbir pertama : Membaca al-Fatihah
Takbir kedua : Membaca shalawat
Takbir ketiga : Mendoakan si mayit
Takbir keempat : Berdoa

94
3. Salam
Doa yang dibaca pada takbir ketiga
Untuk jenazah laki-laki :

ْ‫عافِ ِْه َوار َحم ْهُ لَ ْهُ اغ ِف ْر اللَ ُه َم‬


َ ‫ف َو‬
ُْ ‫عن ْهُ َواع‬
َ
“Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia,
dan sejahterakanlah dia”.
Untuk jenazah perempuan :

ْ‫عافِها َوار َحمها لَها اغ ِف ْر اللَ ُه َم‬


َ ‫ف َو‬
ُْ ‫عنها َواع‬
َ
29.

Untuk jenazah anak-anak laki-laki :

ْ‫وذخرا اجرا لهما واجعله لوالديه فرطْا اجعل ْه اللَ ُه َم‬


Untuk jenazah anak-anak perempuan :

ْ‫وذخرا اجرْا لهما واجعلها لوالديها فرطا اجعلها اللَ ُه َم‬


“Ya Allah, jadikanlah anak ini pelopor bagi kedua orang
tuanya, dan jadikanlah anak ini pahala dan simpanan
bagi kedua orang tuanya”.
Doa yang dibaca pada takbir keempat
Untuk Jenazah Laki-laki :

ْ‫ال اللَ ُه َم‬


ْ ‫ول ْه واغفرلنا بعدْهُ تفتنا َوال اجرْهُ تحرمنا‬
Untuk jenazah perempuan :
30.
ْ‫ال اللَ ُه َم‬
ْ ‫ولها واغفرلنا بعدها تفتنا َوال اجرها تحرمنا‬
Ya Allah, janganlah Engkau menghalang-halangi
pahalanya, dan janganlah ada fitnah antara kami
sepeninggalnya. Semoga Engkau berkenan memberi
ampunan kepada kami dan kepadanya.
D MENGUBURKAN JENAZAH

Disunnahkan membawa jenazah cepat-cepat, tetapi tidak


31.
ngebut apabila menggunakan kendaraan jenazah.

32. Mengiringi jenazah hukumnya sunnah.

95
Dalamnya kuburan sekurang-kurangnya hingga dada, kurang
33.
lebih 150 cm, dan agak lebar dan buatkan liang lahat.

Masukkan jenazah dari arah kaki kuburan, jika tidak ada


kesulitan.

34.

Memasukkan jenazah ke dalam liang kubur dimulai dengan


kepala sesuai dengan arah sesuai tanda panah pada gambar

Letakkan mayat di liang lahat dalam posisi miring ke kanan


dan mukanya menghadap ke kiblat. Rapatkan ke dinding
35. supaya tidak bergeser dan berikan bantalan di bagian
belakang dengan gumpalan tanah agar tidak terbalik ke
belakang.
Penampang Liang Lahat Kuburan

36.

Penampang liat kubur dengan petunjuk arah

96
Letakkan mayat di kuburan dengan membaca :
37. ‫للا بسم‬
ْ ‫ى‬ ْ ‫للا رسو ْل ملة وعل‬
“Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.-
38. Lepaskan ikatan kain kafan

. Sunnah memasukkan 3 genggam tanah ke dalam kuburan


dari arah kepala, sebelum menimbun jenazah.
QS. Thaha (20) : 55 :
Genggaman tanah pertama baca :
‫َخلَقنَا ُكمْ ِمن َها‬
Dari bumi (tanah) Itulah kami menjadikan kamu
39. Genggaman tanah kedua baca :
‫نُ ِعي ُدكُمْ َوفِي َها‬
Dan kepadanya kami akan mengembalikan kamu
Genggaman tanah ketiga baca :
‫َارْةً نُخ ِر ُجكُمْ َو ِمن َها‬
َ ‫يت‬ْ ‫اُخ َر‬
Dan daripadanya kami akan mengeluarkan kamu pada
kali yang lain
Tinggikan sedikit kuburan dari bumi agar tidak diinjak-injak
40.
dan sebagai penghormatan kepada si mayat.

41. Beri tanda kuburan dengan kayu atau batu.


Setelah ditimbun, berdiri sejenak di sisi kuburan lalu berdoa.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw. :

‫غ ِإذَا‬
َْ ‫ن ِمنْ فَ َر‬
ِْ ‫ت َدف‬
ِْ ِ‫ف ال َمي‬َْ َ‫علَي ِْه َوق‬
َ ‫ل‬ َْ ‫ِِلَ ِخيكُمْ استَغ ِف ُروا فَقَا‬
42. ‫سلُوْا‬
َ ‫ت لَ ْهُ َو‬ ُْ َ ‫يُسأ‬
ِْ ‫ل اْلنَْ فَإِنَ ْهُ بِالتَثبِي‬
“Nabi saw. jika telah selesai menguburkan jenazah, ia berdiri
di dekat kuburan dan berkata:“Mohonkanlah ampun
saudaramu dan ketetapan baginya, karena saat ini ia sedang
ditanyai.”

97

Anda mungkin juga menyukai