BUKU KERJA
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
(Keperawatan Dasar,Komunikasi dalam Keperawatan )
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Jln. Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat 10510
Tlp/fax: 021-42802202
Nama :
NPM :
Kelas :
PRECEPTOR
Ns. ErniRita, S.Kep.,M.Epid
Ns.Slametiningsih .,MKep.,Sp.,Kep.,J
Giri Widakdo, S.Kp., M.KM
Eni Widiastuti SKp M.Kep
Ns. Aisyah S.Kep.,M.Kep
Ns. Naryati S.Kep.,M.Kep
Awaliyah, SKp M. Kep., Sp. Kep. An
Anita Apriliwati, SKp M. Kep., Sp. Kep. An
Ns.Masmun zuryati, S.Kep.,M.Kep
Erwan Setiyono SKp.,MN
Ns Dewi Angraini.,S.Kep., MS.
Ns. Nuraenah.S.Kep.M.Kep.
Melati Fajarini, S.Kp., M.Ng.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada tim
penyusun dalam menyelesaikan, atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyusun
Buku Pedoman Laboratorium klinik Praktek Keperawatan Profesional. Buku ini
sebagai pedoman yang memberikan arah dalam pencapaian target dari mata kuliah
Keperawatan Dasar dan Komunikasi Keperawatan I. Dalam penyusunan ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan masukan yang membangun
sangat kami harapkan, demi perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini, kami
ucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal kebajikan.
Menyadari masih adanya berbagai kekurangan dalam modul ini, maka
masukan/saran konstruktif sangat diharapkan dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan di masa mendatang.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan buku Pedoman Praktek Keperawatan Profesional.
Ns. ErniRita,S.Kep.,M.Epid
VISI DAN MISI
Visi
Misi
Visi
Misi
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri,
dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu “. (HR. Ath-
Thabrani)
Kondisi pandemi Covid-19 menuntut adanya perubahan pada metode dan strategi proses
pembelajaran, beberapa rumah sakit belum membuka untuk dilaksanakannya praktek klinik
bagi mahasiswa walaupun ada rumah sakit yang menerima untuk praktek klinik namun dengan
jumlah yang sangat minimal sehingga tidak dapat menampung jumlah mahasiswa FIK UMJ.
Dengan demikian prektek klinik pada tahun ajaran akademik ini di modifikasi dengan
pembelajaran daring dan luring praktek di laboratorium kampus dengan penerapan protokol
Kesehatan.
Mata ajar ini memiliki kredit sebesar 2 SKS, yang pelaksanaannya melalui pengalaman di
klinik .Semester III (Praktek Klinik Keperawatan Dasar, Komunikasi Keperawatan),
Mata Ajar: Keperawatan Dasar, Komunikasi Keperawatan Pelaksanaan: 14 Des 2020 – 02 Jan
2021
Keperawatan Dasar dan Komunikasi Keperawatan
Beban: 2SKSx170 menit x91 minggu efektif=86 jam/smst=12 hr/smst
Proses pelaksanaan di laboratorium Kampus secara luring dengan memperhatikan
protokol kesehatan :
Jadwal kegiatan adalah Kelas A dan B = 14 - 23 Des 2020 ,Kelas C dan D = 24 Des - 2
Januari 2020
BAB II
KOMPETENSI ,METODE BIMBINGAN, TATA TERTIB
Laboratorium klinik merupakan bagian dari mata ajar keperawatan yang telah
ditempuh mahasiswa di institusi pendidikan. Laboratorium klinik ini terdiri atas tiga
mata ajar yaitu, Keperawatan Dasar dan Komunikasi Keperawatan I.
Pada program ini mahasiwa akan melaksanakan praktik terbimbing dibeberapa wahana
praktik dan/atau ruang laboratorium yang relevan bagi pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan. Evaluasi akan dilakukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran secara keseluruhan, guna melihat kemajuan mahasiswa dan
sekaligus sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
b. Proses Pembelajaran
1. Orientasi (untuk mengetahui kebijakan wahana praktik, variasi kasus yang
tersedia, pembimbing, dan berbagai aspek yang terkait)
2. Diskusi (pre conferences) untuk membahas LP
3. Melakukan asuhan keperawatan secara terbimbing (melalui bed side teaching di
lab kampus)
4. Mendemonstrasikan intervensi di lab kampus /di bawah supervisi pembimbing
5. Diskusi (post conferences), membahas proses dan hasil asuhan keperawatan
6. Menyusun Laporan Akhir (LA, berupa laporan asuhan keperawatan.
c. Media Pembelajaran
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Akhir
3. Format Asuhan Keperawatan
4. Kasus (di tatanan klinik/Laboratorium kampus)
5. Nursing kits dan peralatan intervensi keperawatan
III. EVALUASI
1. Pre dan Post Conference 20 %
2. Kinerja Klinik/lab 30 %
3. ketrampilan klinis 30 %
4. Laporan kasus 20 %
V. Media Pembelajaran
Selama proses laboratorium klinik yang dilaksanakan di laboratorium kampus,
mahasiswa akan dibimbing oleh fasilitator atau pembimbing akademik. Adapun
ketentuan proses pembimbingan dan Ujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Setiap pembimbing bertanggung jawab untuk satu kelompok mahasiswa.
2. Pembimbing wajib membimbing mahasiswa setiap hari pada pagi hari.
3. Pembimbing bertugas untuk: memberikan bedside teaching dan memfasilitasi
mahasiswa untuk mencapai target tindakan; pre dan post conference dengan
mahasiswa setiap hari; supervisi prosedur dan penilaian.
4. Pola pembimbingan yang diterapkan adalah melakukan tindakan asuhan secara
observasi dan dibimbing.
5. Pembimbing berhak untuk menegur mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib
dan memberikan sanksi yang sesuai.
Tempatnya Kelompok B
1: Ruangan 401 ( Woundcare, Komunikasi dalam KMB)
2 : Ruangan lab OSCE Station 8(Medikasi, Komunikasi dalam Keperawatan
Anak)
3 : Ruangan Lab anak lantai 4 ( Pemeriksaan Fisik, Komunikasi dalam KGD dan
Paliatif)
4 :Ruangan Lab OSCE Station 1 ( Tanda-tanda Vital, Komunikasi dalam Kep
Komunitas,Keluarga dan Gerontik)
5 : Ruangan 306 ( APD Lengkap, Komunikasi dalam KMB)
6 : Ruangan Alumni ( Komunikasi dalam keperawatan Jiwa)
VII. Daftar Kelompok (Lihat Alokasi Waktu dan Daftar Kelompok, Terlampir)
1. Mahasiswa dibagi kedalam kelompok sesuai kebutuhan.
2. Setiap kelompok dibimbing satu preseptor atau sesuai kebutuhan.
Lampiran 1
ROTASI PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FIK-UMJ
=================================================================
SEMESTER III
Lampiran 2
Kelas A Kelas B
1. LISDA TULJANAH 1. ANISA NURJANAH
2. ASY SYIFA ROHMAH 2. SRI WAHYUNI KRISDAMAYANTI
3. NURHASANAH 3. LUTFI AZZAHRAH
4. PUTRI ANDANI 4. NURUL IZHAR ANDINI
5. KIKIH DAHLIA 5. AZZAH ALFIYYAH FARHANA
6. MUHAMAD RAHMAN HAKIM 6. SEPTI MUTIA SUKMA
7. FARIDA AINUR ROHMAH 7. NETRI SELLA
8. DAFFA FAHRIYAH AMIR 8. MURTI SETYONINGRUM
9. NADIA EKAWATI 9. ANINDITA RIZHDINA CHAIRUNISA
10. FARID HIDAYATULLLOH 10. PRICELIA ALIFA RAHMA
11. LUVITA REZA 11. PUTRI APRILIA EKA SARI
12. DINDA TAVIRAH 12. SIFA NABILA
13. MAULIDYA SYAFFA ZAHRANI 13. RATIH PURWASIH
14. DINI AULIA RAHMAH 14. RAHMA WULAN PASA
15. ADE KARIZAL PUTRA 15. NAFA AMALIA NUR HASANAH
16. DHEA RAMADHAN ISLAMIATI 16. HANAH ZAKIYA
17. LUTFIYAH NURHASNA RAHMATIKA 17. ADE ZAQIYAH
18. DWI ANGGRAENI 18. HIRFINA SAYQURENZ
19. MUHAMMAD FAJAR 19. HALIMAT TUSYAKDYAH
20. ADE TAUSI RIZKI 20. QATHRUNNADA ZEIN
21. ALYA AYU KAMILAH 21. RENA YULIA PUSPITA
22. M.IKHSAN 22. FEBRYANSAH RAMA DELVIYANTO
23. EKA WISNU WANANDI 23. PUTRI NIKMA LAYLIA
24. AFIFAH NURAINI 24. EVA SAFITRI
25. AFIIFAH DISA WULANDARI 25. NUR SYAMSIKA ASIH
26. AIDA MAKBULA 26. RIZKY WAHYUDI
27. ARIFAH NABILA PUTRI 27. ADELIA NASYA RACHMAN
28. AYU NOVARIANTI 28. ADILLA AZ-ZAHRA
29. DESI FITRIYANI 29. ANDRI DARMAWAN
30. DINNAH ANSHARINA IKHSAN 30. DIVYA MELIANAWATI
31. FIKA LUTFIYYAH YUSRIANI 31. DWI APRILIANY
32. NEFIA WARDAH HANURA WATI 32. HANY MUMTAZAH
33. NURUL KOMARIYAH 33. INDRIANSAH
34. RAIHANUL AKMAL 34. MEGA VIDIYANI
35. UBAIDILAH 35. NABILA RACHMAWATI
36. WIDIYANI 36. NOVA ANSELA PEBRIANTI
37. ZESSYCA PERMATA TSARA PUTRI ZAINAS 37. OLIVIANA ZALSA FADILA
38. DYAH SYAFA SEKARARUM 38. ROSMAWANTI PUTRI BASIDA
39. KURNIA SARI 39. THALIDA KEMALA RIZAL
40. NAYLA 40. TITIK WIJI ASTUTI
41. ROSMI KHOIRONISA 41. WILDA YULIANTIKA ANDRADA
42. TANIA NURWAHYUNI 42. WIWIN WULANDARI
43. TEGAR PRAMUDYA 43. INTAN NIKIA PUTRI
44. TIARA GUSTINI ANDRIYANI 44. RAISYA ZUKHRUFANI
45. VIRANDA CINTHYA DEWI 45. RESY ALVYNA
46. NUR INTAN 46. SYAHRUL MUHAMMAD
47. NAZLIA M. RAIS 47. TAUFIQ HIDAYAT
48. DJIHAN PAUDJIAH HIDAYAH
49. ERLIN RAHMAWATI
Gelombang II (kelas C dan D) = 24 Desember - 2 Januari 2021
Kelas C Kelas D
1. AENU MARDIAH 1. HEPPY TIANA ROMANTI PUTRI
2. IIS KHOERUNNISA 2. KHAIRUNISA HANIFA
3. JIEHAN FARESKA 3. PUTRI SHAFIRA AZZAHRA
4. ANDI EKSI AYU NINGTIAS
4. REKSY PABKA PANORA
5. ROHADATUL 'AISY
6. MUHAMAD ISHAK JAMALUDIN 5. NURLAILA AL ADAWI
7. DINDA AMALIA 6. DWI UTAMI
8. RIZKY ABDILLAH ILHAM 7. HASNA ABIDA ADZKIA
9. ZAHRA ANTIKAH BILQIS 8. SALSABILLA KUSUMANINGRUM
10. VADELA AULIATSANI 9. ASA NUR FADILA
11. CUT ZAHARA MARHAMAH SYAH 10. HANIFAH FAUZIYYAH
12. ALFENI DEWI MUKTI
11. MUHAMAD BAGUS KURNIAWAN
13. TRI YUDHA NOOR MUJIONO PUTRO
14. ADILAH FATIN 12. WULANDARI SETIAWATI
15. VIOLA RACHMAWATI 13. AULYA RAHMAH
16. TRIA MASSAROTA NURSODA 14. PUTRI FADLILATUN NAZILAH
17. SITI NURSYARIJA 15. NISRINA RACHMATUNNISA
18. WINA FITRANI AWALIYAH 16. RINA ANDRIANA
19. YATASYA ELIZA 17. FAHIRA NISA ZAIN
20. SITI AINI AURELIA
18. SHAFA NISA KAMILA
21. MALIA RATNA SUMINAR
22. ADIIBA LAYALIA AL'ADILA 19. LUTFIAH NABILAH
23. DINDA ANNISYAH 20. DEVIAN AYU HANIIFAH
24. ADILLA NURUL HIDAYAH 21. SYAHLA TAZKIYA
25. AROBBI RAHMAN 22. SYAHBELLA GADING VIRASTA
26. AULIA NURZAKIYAH 23. MARLIANA NASYA
27. DINDA DWI ANJELIA 24. MIFTAHUL JANNAH
28. FINKA RIRIN DAMAYANTI
25. NAFIAH CHUSNIYATI
29. FIOLA ARIBAH SUKMAWATI
30. INDAH AYU LESTARI 26. DEWI KENCANA FITRIA
31. LUKMAN NUR HALIM 27. AMANDA SASQIA PUTRI
32. NADILA RIDHA MUNADA 28. DEVI INDRIYANI
33. NURHIKMAH 29. DINDA RAHMA IDDA CHATAMI
34. PUTRI ADIANI WD 30. FANNY KURNIAWAN
35. PUTRI WIDIA SARI
31. INEKE KUSUMA WALUYO
36. RINI RISMAWATI
37. RIZKY WIJAYA SUSANTO 32. MUHAMAD FADLI PRATAMA SUTISNA
38. SHASYA TIARA PRADITA 33. NINDIA NUR FASYA
39. SYAFA ANISSA LESMANA 34. NUR YUNI ZAHROH MAWADZAH
40. SYIFA HUSNUL MUNA 35. RIFA' HANIFAH
41. UMI ROCHMAWATI 36. SABRINA AYU LESTARI
42. ANGGITA DELIA PUTRI ATIFA 37. SETIANI
43. CARYUNI
38. W. SHINTA PERMATA HATI
44. DWI WENDIARNI
45. FADILAH PRISTIN SEPTIYANTI 39. YUSRIL ARBA FAJRIANTO
46. HENDARISTA PINGKEN PURBANINGRUM 40. NADIA RAUDATUNISA
47. NURHASANAH 41. NOVI YANA KONTHESA
42. RISKHA WAHYU NURHIKMAH
43. WILDAN AL FUZZARY
44. SHALZA DWI PARAMITHA
45. YURIESTA DEIHAN AZZAHRA
46. MONIC DWI SHEQILA
Lampiran 3
Ns Dewi 1. NURSODA
2. SITI NURSYARIJA
Angraini.,S.Kep., 3. WINA FITRANI
MS. AWALIYAH
4. YATASYA ELIZA
5. SITI AINI AURELIA
6. MALIA RATNA
Perawatan Luka SUMINAR
Sederhana 7. ADIIBA LAYALIA
AL'ADILA
Komunikasi dalam 8. DINDA ANNISYAH
KMB
Melati Fajarini,
S.Kp., M.Ng. 1. ADILLA NURUL
HIDAYAH
2. AROBBI RAHMAN
3. AULIA NURZAKIYAH
4. DINDA DWI ANJELIA
5. FINKA RIRIN
DAMAYANTI
Tindakan APD 6. FIOLA ARIBAH
lengkap SUKMAWATI
7. INDAH AYU LESTARI
Komunikasi dalam 8. LUKMAN NUR HALIM
Keperawatan KMB
Ns. 1. NADIA
RAUDATUNISA
Nuraenah.S.Kep.M.Kep.
2. NOVI YANA
KONTHESA
3. RISKHA WAHYU
NURHIKMAH
Komunikasi dalam 4. WILDAN AL
Keperawatan Jiwa FUZZARY
5. SHALZA DWI
PARAMITHA
6. YURIESTA DEIHAN
AZZAHRA
7. MONIC DWI
SHEQILA
Panduan Penulisan Laporan Pendahuluan Lampiran 4
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Kebutuhan
1. Definisi/deskripsi kebutuhan
2. Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem
4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
b. Pemeriksaan fisik: data fokus
c. Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
(Minimal 4 diagnosa keperawatan yang sering muncul, penjelasan berdasarkan buku saku
diagnosa keperawatan)
Diagnosa 1:
Definisi
Batasan karakteristik
Faktor yang berhubungan
Diagnosa 2:
dst...........................
3. Perencanaan
(Berdasarkan dua diagnosa pada 2.2)
Diagnosa 1:
Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC (lihat daftar rujukan)
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC (lihat daftar rujukan)
Diagnosa 2:
dst...........................
C. Daftar Pustaka
LAPORAN PENDAHULUAN
Hari/Tanggal :
Kebutuhan :
Lampiran 5
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien :
Umur :
No Medikal Record :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Sumber Informasi :
Diagnosa Medik
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN FARMAKOTERAPI
ANALISA DATA
DATA Masalah Keperawatan Etiologi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan 1 :
2. Diagnosa keperawatan:
…………………………………………………………………………………………………………………
……..
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibaat tindakan tersebut dan cara pencegahannya:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah/
diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi):
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Lampiran 7
LAPORAN ADL
Hari :…………………
Tanggal :…………………
Ruangan :…………………
Jakarta, ……………………
Pembimbing
( ..............….…………........………….)
Lampiran 8
Nama Pasien :
No. Medical Record :
A. PROSES KEPERAWATAN
Data subjektif
Data Objektif
Diagnosa Keperawatan :
Tindakan Keperawatan :
Tujuan
Evaluasi/validasi
Kontrak
Tujuan
FASE KERJA
FASE TERMINASI
Evaluasi subjektif
Evaluasi objektif
PROSEDUR -PROSEDUR
1. MENCUCI TANGAN
BATASAN
Mencuci tangan yang dimaksud adalah mencuci tangan biasa bukan untuk persiapan operasi
TUJUAN
Meminimalkan transmisi mikroorganisme dari tangan
PRINSIP
Bersih
ALAT
1. Air mengalir
2. Sabun/ desinfektan
3. Handuk atau tissue
PROSEDUR
No. Prosedur 1 2 3 4
1. Atur jarak berdiri dari depan wastafel untuk
mencegah kontaminasi dengan pakaian
2. Lepaskan perhiasan yang digunakan di tangan
dan angkat lengan baju di atas siku*
3. Alirkan air dengan kecepatan sedang dan suhu
cukup
4. Basahi tangan sampai lengan dan pakai 2-4 ml
sabun cair*
5. Bersihkan tangan secara menyeluruh dengan
gerakan menggosok dan berputar meliputi
telapak, punggung tangan, jari-jari, sela jari,
pergelangan, dan lengan bawah 10-20 detik*
6. Bilas tangan (dari jari jari ke pangkal tangan)*
7. Pertahankan posisi tangan menghadap atas*
8. Keringkan tangan dari ujung jari ke lengan
9. Matikan kran tanpa mengkontaminasi tangan
(dengan handuk, tissue, atau siku)*
Penguji:
2. MEMAKAI DAN MELEPASKAN SARUNG TANGAN STERIL
BATASAN
Memakai sarung tangan steril sebelum melakukan tindakan steril dan melepaskan setelah selesai
digunakan.
TUJUAN
Meminimalkan transmisi mikroorganisme
PRINSIP
Steril
ALAT
Sarung tangan steril
No Prosedur 1 2 3 4
2. Ambil sarung tangan dominan dengan tangan non
dominan hanya menyentuh bagian dalam sarung
tangan yang terlipat*
3. Pakai sarung tangan pertama pada tangan yang
dominan*
4. Ambil sarung tangan kedua dengan tangan yang
steril*
5. Pakai sarung tangan kedua pada tangan yang
tidak dominan*
6. Atur sarung tangan sehingga pas di tangan
7. Pertahankan sterilitas saat memakai sarung
tangan steril*
8. Lepaskan sarung tangan secara baik dan benar
(tangan tidak menyentuh bagian luar sarung
tangan dan bagian luar sarung tangan berada di
dalam)*
9. Letakkan sarung tangan kotor pada tempatnya
Penguji:
3. MEMAKAI & MELEPASKAN ALAT PELINDUNG DIRI
BATASAN
Teknik pencegahan perpindahan moorganisme patogen dari seseorang ke orang lain disebut “barrier”
(Craven, 2000). Barrier yang umum digunakan tenaga kesehatan meliputi: masker, kaca mata pelindung,
gaun (apron), sarung tangan, penutup kepala, dan atau penutup sepatu.
TUJUAN
Melindungi tenaga kesehatan dan klien dari kemungkinan transmisi material infeksius (Kozier, 2004 &
Craven, 2000)
PRINSIP
Bersih/ steril (tergantung kebutuhan)
ALAT
1. Masker 4. Sarung tangan
2. Kaca mata pelindung 5. Penutup kepala
3. Gaun/ apron 6. Penutup sepatu
PROSEDUR
No. Prosedur 1 2 3 4
2. Pasang masker menutupi hidung dan mulut.
Ikat dengan tepat*
3. Gunakan kaca mata pelindung (jika diperlukan)
4. Gunakan gaun/ apron dengan tepat*
5. Gunakan sarung tangan*
6. Gunakan penutup kepala dan sepatu (jika
diperlukan)
7. Lepaskan peralatan yang telah digunakan
dengan tepat
8. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
4. MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DI TEMPAT TIDUR
BATASAN
Mengganti alat tenun meliputi seluruh alas tidur dengan klien tetap berada di tempat tidurnya
TUJUAN
1. Meningkatkan kebersihan lingkungan klien (bersih, kering, tidak kusut)
2. Mencegah iritasi kulit dan infeksi klien
PRINSIP
1. Berkesinambungan
2. Alat tenun dapat diganti sebagian/ keseluruhan (sesuaikan dengan kondisi alat tenun)
ALAT
1. Laken (sprei) 4. Sarung bantal
2. Perlak 5. Selimut
3. Stick laken
PROSEDUR
No. Prosedur 1 2 3 4
1. Lakukan tindakan awal*
2. Pasang pengaman sisi tempat tidur (TT) yang
berlawanan dari arah perawat *
3. Ambil perlahan bantal dari bawah kepala klien
4. Miringkan klien ke sisi berlawanan dari
perawat
5. Buka ujung sprei, perlak, dan stick laken.
Gulung ke tengah Ttdengan bagian kotor
berada di dalam.
6. Letakkan sprei, perlak, dan stick laken yang
baru dengan menggulung bagian yang bersih
berada di dalamnya
7. Buat lipatan sudut pada ujung-ujung sprei dan
masukkan tepi sprei beserta perlak dan stick
laken
8. Lepaskan pengaman sisi tempat tidur yang tadi
dipasang & pasang kembali pada sisi
seberangnya
9. Lakukan tindakan 4-7 pada sisi seberangnya
10. Ganti sarung bantal klien & pasang kembali*
11. Ganti selimut klien (libatkan klien)*
12. Tawarkan bantuan lain yang diperlukan klien *
13. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
5. MEMANDIKAN KLIEN DI TEMPAT TIDUR
BATASAN
Memandikan klien di tempat tidur merupakan suatu tindakan membersihkan seluruh tubuh klien di atas
tempat tidur klien
TUJUAN
1. Meningkatkan kebersihan diri klien dari kotoran, keringat, sel kulit mati, bau, dan bakteri
2. Meningkatkan rasa nyaman klien
3. Memperlancar sirkulasi darah klien
PRINSIP
1. Bersih
2. Sistematis (dari area yang lebih bersih ke area yang lebih kotor)
ALAT
1. Pispot atau urinal
2. Selimut mandi
3. Sarung tangan (jika memberikan perawatan perineal)
4. Washlap (wash cloth)
5. Sabun
6. Standar waskom double dan waskom (2 buah)
7. Air dengan suhu 43-46C (dewasa) dan 38-40C (anak)
8. Handuk mandi (2 buah)
9. Tambahan sprei dan handuk (jika diperlukan)
10. Baju bersih yang dibutuhkan
11. Peralatan kebersihan diri, seperti lation, bedak, dan deodorant
PROSEDUR
No Prosedur 1 2 3 4
1. Lakukan tindakan awal*
2. Tawarkan pispot/ urinal atau tanyakan apakah
klien mau ke kamar mandi*
3. Gunakan selimut mandi sebagai alas (mencegah
sprei basah)
4. Bantu posisi klien untuk lebih dekat dengan
perawat*
5. Buka pakaian klien
6. Tutup bagian tubuh yang terbuka dengan
handuk*
7. Letakkan sebuah handuk menyilang dada klien
8. Bersihkan mata klien hanya dengan air dan
keringkan dengan benar. Gunakan bagian ujung
washlap untuk membersihkan mata. Lakukan
dari arah dalam ke luar*
9. Tanyakan pada klien apakah klien menggunakan
sabun wajah yang khusus. Jika tidak, gunakan air
saja
Penguji:
6. PERAWATAN KEBERSIHAN RAMBUT
BATASAN
Perawatan kebersihan rambut meliputi kegiatan membersihkan rambut klien di tempat tidurnya
TUJUAN
Meningkatkan kebersihan dan kenyamanan klien
PRINSIP
1. Bersih
2. Hati-hati pada klien cidera area kepala dan leher, pastikan tidak ada kontra indikasi
ALAT
1. Sisir dan Shampoo 4. Waskom dan gayung
2. Perlak atau alas (2 buah) atau Kelly Pad 5. Cotton ball (bola kapas)
3. Handuk dan handuk kecil 6. Ember kosong
No Prosedur 1 2 3 4
1. Lakukan tindakan awal*
2. Bantu klien ke samping tempat tidur/ posisi
trendelenburg*
3. Lepaskan pita, ikat rambut, atau jepit rambut
4. Sisir rambut klien
5. Letakkan handuk di atas bantal dan pindahkan
bantal dari kepala ke bahu klien*
6. Letakkan perlak/ alas di bawah kepala klien,
dengan ujung perlak masuk ke dalam ember*
7. Dekatkan waskom, gayung, dan shampoo ke
perawat
8. Letakkan handuk kecil pada mata dan telinga
klien
9. Letakkan bola kapas pada telinga klien
10. Basahi rambut dengan air
11. Tuangkan shampoo pada kulit kepala
12. Lakukan pemijatan pada kulit kepala dengan
bantalan jari secara sistematis (sirkular dari
depan ke belakang)*
13. Bilas rambut hingga bersih*
14. Keringkan rambut klien*
15. Pindahkan perlak dari atas tempat tidur
16. Pindahkan bantal&handuk dari bahu ke bawah
kepala*
17. Sisir rambut klien*
18. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
7. PERAWATAN ORAL KLIEN TIDAK SADAR
BATASAN
Perawatan oral meliputi kegiatan membersihkan area mulut seperti gigi, mukosa mulut, lidah, dan bibir
TUJUAN
1. Mencegah infeksi mulut
2. Meningkatkan kebersihan mulut
PRINSIP
1. Bersih
2. Berkesinambungan (disesuaikan dengan kondisi mulut klien)
ALAT
1. Handuk 7. Spatel/ Sudip (penggigit)
2. Bengkok 8. Obat atau pembersih gigi
3. Sarung tangan 9. Pembungkus gigi palsu jika diperlukan
4. Sikat gigi/ lidi kapas 10.Alat penyemprot
5. Segelas air hangat 11.Larutan pembersih
6. Tissue 12.Vaselin atau krim dingin
No Prosedur 1 2 3 4
1. Lakukan tindakan awal*
2. Atur posisi klien miring (bila memungkinkan),
letakkan handuk di dada klien*
3. Dekatkan alat suction dan gunakan bila
diperlukan
4. Gunakan sarung tangan
5. Bersihkan mulut, gigi, mukosa mulut, lidah,
bibir*
6. Bilas mulut*
7. Olesi minyak bibir/ vaselin/ krim dingin*
8. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
8. PERAWATAN KEBERSIHAN PERINEAL
BATASAN
Perawatan kebersihan perineal yang dimaksud adalah area vulva atau area penis.
TUJUAN
1. Meningkatkan kebersihan diri klien
2. Mencegah infeksi
PRINSIP
1. Bersih
2. Perawatan dapat dilakukan khusus atau bersamaan dengan prosedur lain seperti saat mandi,
membantu BAK&BAB, atau saat memasang kateter urethra.
ALAT
1. Kapas dalam kom/ tempatnya 4. Sarung tangan
2. Cairan pembersih dan pengalas 5. Pinset
3. Bengkok/ bedpan 6. Sampiran
No. Prosedur
Penguji:
9. MEMBERIKAN POSISI TIDUR KLIEN
BATASAN
Memakai sarung tangan steril sebelum melakukan tindakan steril dan melepaskan setelah selesai
digunakan.
TUJUAN
Meminimalkan transmisi mikroorganisme
PRINSIP
Steril
ALAT
1. Bantal 5
2. Trochanter rool
3. Hand rool
4. Selimut
PROSEDUR
No Prosedur 1 2 3 4
1. Lakukan tindakan awal
2. Posisi TT : kunci TT, tinggikan TT dengan tepat
dalam posisi data, turunkan pengaman salah
satu sisi
3. Minta pasien ikut membantu bila bisa
Posisi supine
4. Tempatkan pasien di tengah tempat tidur pada
posisi yang benar
5. Tempatkan bantal di bawah kepala dan bahu
6. Gunakan bantal, trochanter rolls, dan footboard
sesuai kebutuhan untuk mempertahankan
postur tubuh yang benar dan mencegah
penekanan pada tumir
7. Sangga tangan dan lengan dengan bantal sesuai
kebutuhan ; posisikan tangan pasien pada
posisi yang benar
Posisi Fowler dan semi fowler
8. Elevasikan kepada TT pada sudut yang benar
9. Gunakan bantal, towel rolls (gulungan kain),
dan sangga pasien sesuai kebutuhan untuk
menjaga dan mecegah nekrosis akibat tekanan
Posisi miring
10. Pasien berbaring datar di atas TT, gerakkan ke
sisi jauh dari tenpat tidur
11. Miringkan pasien ke satu sisi
12. Perhatikan postur tubuh pasien
3. Tempatkan bantal di baah kepala dan leher
dengan telingan tidak tertekuk
14. Tempatkan banta di belakang punggung pasien
15. Posisikan tangan dipinggir tubuh pasien
16. Sangga lengan bagian atas dengan bantal
17. Fleksikan lutut kaki aas dan sangga kaki dengan
bantal
Posisi Sim’s
18. Pasien pada posisi miring, gerakan pasien ke
depan ke arah abdomen
19. Posisikan tangan dengan tepat dan sangga bila
perlu
20. Berikan bantal untuk menyangga kaki
21 Lakukan tindakan akhir
Penguji:
10. PERAWATAN KUKU KAKI DAN TANGAN
.
TUJUANNYA :
Menjaga kebersihan tangan dan kaki.
Mencegah timbulnya luka (infeksi).
Mencegah kaki berbau tidak sedap.
Mengkaji / memonitor
Dilakukan :
Pada klien yang tidak dapat melakukan sendiri.
Alat :
Baki berisi :
Pengelas (perlak kecil dan alasnya)
Gunting kuku.
Handuk
Benkok berisi Lisol 3%
Waskom berisi air hangat (370 - 400 C)
Sabun
Sikat kuku
Sarung tangan bersih
Aceton (bila perlu)
Kapas
PROSEDUR
No Prosedur 1 2 3 4
1. Membawa alat ke dekat klien.
2. Memberi tahu klien mengenai tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan.
3. Mencuci tangan.
4. Memakai sarung tangan
5. Memasang pengalas di bawah tangan.
6. Tangan direndam dalam waskom air hangat
selama satu menit untuk melunakkan kuku. Bila
kuku sangat kotor, disikat dengan sikat kuku
dan sabun lalu di bilas air hangat , di keringkan
dengan handuk.
7 Tangan ditaruh ditaruh bengkok berisi Lisol 3%
supaya kuku tidak berserakan.
8 Memotong kuku pada jari tangan sesuai dengan
lengkungan kuku. Setelah selesai gunting kuku
dimasukan dalam bengkok berisi larutan lisol.
9 Setelah dipotong, kuku dikikir agar rata, rapi,
dan halus.
10 Kemudian sarung tangan dilepas , bengkok alat
alat dikembalikan ketempat semula.
Catatan :
Kaki direndam air hangat dalam waskom selama 2-3 menit
( karena kuku kaki lebih keras)
Nilai : Total Nilai
Jumlah Prosedur
Penguji:
11. PROSEDUR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengukuran tekanan darah
2. Melakukan pengukuran nadi
3. Melakukan pengukuran temperatur/suhu tubuh
4. Melakukan pengukuran pernafasan (respiration rate)
NILAI
No TINDAKAN
0 1 2
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Tensimeter/Sphygmomanometer
3. Alcohol swab
4. Sarung tangan/handscoen
5. Jam tangan
6. Thermometer (raksa, digital/elektrik)
7. Thermometer tympani/aural
8. Thermometer rectal
9. Tissue
10. Kassa
11. Jelly/Lubrikan
12. Bullpen
13. Bengkok
14. Lembar dokumentasi
2 Persiapan perawat :
Memperkenalkandi
ri
1. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
2. Memberikan posisi yang nyaman pada
Klien Informed concent
3 PersiapanKlien:
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
4 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
PELAKSANAAN TINDAKAN
A. PEMERIKSAAN SUHU
a) PENGUKURAN TEMPERATUR AXILA
4 MengucapkanBasmallah
5 Perawat mencuci tangan
6 Meletakkan alat di dekat klien
7 Memakaihandscoenbersih
8 Meminta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
9 Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat
10 Keringkan daerah axila menggunakan kassa
11 Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa suhu awal <35°C)
12 Pasang thermometer pada daerah tengah axila, minta klien untuk menurunkan lengan
atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada
13 menelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5 menit atau
sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik
14 Ambil thermometer dan baca hasilnya
15 Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan sabun-
savlon-air bersih lalu keringkan dengan kasa
16 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah selesai.
17 Perawat melepas handscoen dan mencuci tangan
18 MencatatHasilPemeriksaan di status KliendanmerapikanbajuKlien
19 Evaluasi :
Klien Bersih, rapi dan nyaman
Tempat tidur rapi
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah Klien Hipotermia,
Normal, Pireksia/febris atau Hipertermia.
b) PENGUKURAN TEMPERATUR ORAL
20 Mengucapkan Basmallah
21 Perawat mencuci tangan
22 Meletakkan alat di dekat klien
23 Memakai handscoen bersih
24 Meminta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
25 Siapkan thermometer atau turn on pada thermometer elektrik
76 Lepaskan tombol SCAN, angkat thermometer dari dahi klien (Termometer akan
secara otomatis mati dalam 30 detik, untuk mematikannya segera, tekan dan
lepaskan tombolSCAN dengan cepat)
77 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah selesai.
78 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
79 Mencatat Hasil Pemeriksaan di status Klien. Rapikan baju Klien
80 Evaluasi :
Klien Bersih, rapi dan nyaman
Tempat tidur rapi
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah Klien Hipotermia,
Normal, Pireksia/febris atau Hipertermia.
B. PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
81 Mengucapkan Basmallah
82 Perawat mencuci tangan
83 Memakai handscoen bersih
84 Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien
85 Bantu klien membuka baju, jaga privasi klien
86 Memposisikan Klien untuk berbaring/duduk, pastikan klien merasa nyaman
87 Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada
untuk menghitung gerakan pernapasan selama minimal 1 menit
88 Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas reguler/ireguler,
dan tarikan otot bantu pernafasan)
89 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah selesai.
90 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
91 MenDokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas reguler/ireguler,
dan tarikan otot bantu pernafasan)di status Klien. Rapikan baju Klien
92 Evaluasi :
Klien Bersih, rapi dan nyaman
Tempat tidur rapi
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah Klien Takipnea atau
Bradipnea
C. PEMERIKSAAN NADI
93 Mengucapkan Basmallah
94 Perawat mencuci tangan
95 Memakai handscoen bersih
96 menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien
97 Bantu Klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.
98 Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ) untuk
meraba salah satu dari 9 arteri.
99 Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan
……………
12. PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam
melakukan pemeriksaan kepala dan leher.
2. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan pemeriksaan fisik pada kepala (wajah, mata, telinga, hidung, sinus, mulut)
b. Melakukan pemeriksaan leher
c. Mengidentifikasi abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan kepala dan leher
No TINDAKAN NILAI
0 1 2
PERSIAPAN KLIEN
1 Persiapan klien alat
1. Sarung tangan/handscoen
2. Lidi kapas
3. Penlight
4. Otoskop
5. Garputala
6. Jam tangan (yang ada detiknya)
7. Speculum nasal
8. Tongue spatel
9. Kasa
10. Stetoskop
11. Bengkok
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada Klien
4. Informed consent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Persiapan Klien:
Atur posisi klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat didekat klien
8 Memakai handscoen bersih
A. MENGKAJI RAMBUT
9 Bantu klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.
10 Menanyakan apakah Klien memiliki riwayat penggunaan cat rambut, obat
pengeriting/pelurus, riwayat kemoterapi, kutu rambut (jika memakai rambut
palsu lepaskan terlebih dahulu) dll
11 Inspeksi warna rambut dan apakah pertumbuhan rambut pada kulit kepala
merata.
12 Inspeksi dan palpasi ketebalan dan ketipisan rambut.
13 Palpasi tekstur dan kelembaban rambut ada tidaknya kutu ketombe.
14 Perhatikan adanya infeksi dengan memisahkan rambut menjadi beberapa
bagian, periksa bagian belakang telinga dan disepanjang garis batas rambut di
leher.
15 Perawat menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada kepala
dan wajah.
16 Mencatat hasil pemeriksaan rambut di status klien.
17 Evaluasi Pengkajian Rambut Klien:
Klien bersih, rapi dan nyaman
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan keadaan rambut
untuk klien
B. MENGKAJI KEPALA DAN WAJAH
18 Bantu Klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.
19 Amati ukuran, bentuk dan kesimetrisan kepala
20 Inspeksi bentuk wajah, melihat adanya edema/cekungan, daerah bibir
skliennosis/tidak, pucat/tidak.
21 Palpasi kepala, lakukan gerakan memutar yang lembut dengan menggunakan
ujung jari mulai dari bagi klien belakang dan palpasi ke arah depan sampai
Temporal, palpasi klien sisi kepala apakah ada (Tenderness, Instability,
Crepitation, Massa dll)
22 Periksa kesimetrisan pergerakan wajah : minta klien untuk menaikkan kedua
alis, menurunkan kedua alis, mengerutkan dahi, menutup mata rapat-rapat,
mengembungkan pipi dan tersenyum memperlihatkan gigi.
23 Perawat menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada mata.
24 Mencatat hasil pemeriksaan kepala dan wajah di status Klien.
25 Evaluasi Pengkajian klien kepala dan wajah:
Klien Bersih, rapi dan nyaman
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan keadaan kepala
dan wajah (mis. Apakah ada kelainan bentuk atau tidak dll.)
C. MENGKAJI MATA
26 Inspeksi alis mata untuk melihat distribusi rambut, kesejajaran, kebersihan
kulit dan pergerakan (minta klien untuk menaikkan dan menurunkan alis
mata), menilai distribusi rambut dan arah lengkungan bulu mata.
27 Inspeksi kelopak mata untuk menilai karakteristik permukaan, posisi kelopak
mata dari kornea, kemampuan dan frekuensi berkedip.
28 Amati konjunctiva bulbar untuk menilai warna, tekstur dan adanya lesi.
Regangkan kelopak mata dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan tulang orbita
klien bagian atas dan bawah, minta klien untuk melihat keatas, kebawah
35 b. Minta Klien/ keluarga berdiri pada jarak 6 meter dari snellen cart
36 c. Lakukan pemeriksaan pada mata kanan dgn cara minta Klien menutup mata
kirinya, kemudian minta Klien menyebutkan huruf pada snellen cart yang
anda
tunjuk. Selanjutnya lakukan pemeriksaan yang sama pada mata kiri. Jika
Klien
buta huruf, maka ganti huruf pada snellen cart dengan gerakan jari.
39 b. Lakukan pemeriksaan pada mata kanan Klien dengan cara : Klien menutup
mata kiri, sedangkan pemeriksa menutup mata kanannya. Kemudian Klien
disuruh melihat terus pada mata kiri pemeriksa dan pemeriksa harus selalu
melihat ke mata kanan Klien.
40 c. Pemeriksa menggerakkan jarinya dari arah luar ke dalam. Jika Klien mulai
melihat gerakan objek dari pemeriksa, klien harus memberitahu, dan hal ini
dibandingkan dengan pemeriksa, apakah klien pun telah melihatnya. Bila
ada gangguan lapang penglihatan (visual field) maka pemeriksa akan lebih
dahulu melihat gerakan tersebut.
41 d. Lakukan hal yang sama pada mata kiri.
42 Perawat menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada telinga.
43 Mencatat hasil pemeriksaan mata di status Klien.
44 Evaluasi Pengkajian mata:
Klien bersih, rapi dan nyaman
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan keadaan lapang
pandang klien.
D. MENGKAJI TELINGA
45 Inspeksi warna, kesimetrisan dan posisi telinga.
46 Perhatikan kesemetrisan telinga klien terhadap posisi mata.
47 Lipat pinna kedepan (pinna seharusnya kembali ke keadaan semula)
48 Tekan tragus kedepan, tekan processus mastoideus.
49 Inspeksi saluran telinga luar untuk melihat adanya serumen, lesi kulit, pus dan darah
dengan menggunakan otoskop
Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan perlahan-lahan tarik daun
telinga ke atas dan ke belakang sehingga lurus dan menjadi mudah diamati. Pada
anak-anak, tarik daun telinga ke bawah.
50 Inspeksi warna pada membran timpani.
51 Lakukan pemeriksaan pendengaran
a. Pemeriksaan sederhana dengan menggunakan jam tangan
Ciptakan suasana ruangan yang tenang.
52 Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.
53 Suruh klien menyatakan apakah mendengar detak arloji.
54 Pindah posisi arloji menjauh, detakkan terdengar normalnya sampai 30 cm
dari telinga.
55 Bandingkan telinga kanan dan kiri.
56 b. Pemeriksaan sederhana dengan cara tes bisik
Atur posisi klien membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m.
57 Instruksikan klien untuk menutup salah satu telingayang tidak diperiksa
dengan tangan.
58 Bisikkan suatu bilangan, misal ”tujuh enam”.
59 Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar.
60 Periksa telinga lainnya dengan cara yang sama.
61 Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien.
62 c. PemeriksaanRinne
(tujuan : untuk membandingkan antara konduksi udara dengan konduksi
tulang. Normalnya konduksi udara > baik dari tulang)
Vibrasikan/getarkan garpu tala.
63 Letakkan garpu tala pada prosessus mastoideus klien.
64 Anjurkan klien/keluarga untuk memberitahukan sewaktu tidak
mendengarkan getaran lagi.
65 Angkat garpu tala dan pegang didepan lubang telinga klien berjarak kurang
lebih 1-2 cm.
66 Anjurkan klien/keluarga untuk memberitahukan masih mendengarkan
suara/tidak. Normalnya masih mendengarkan.
67 Lakukan hal yang sama pada kedua telinga.
68 Interpretasi :
Positif bila tulang sudah tidak bergetar/mendengar tetapi udara masih
mendengar.
Negatif bila tulang sudah tidak bergetar dan udara juga sudah tidak
mendengar.
Pada tuli konduksi terjadi Rinne negatif, pada tuli persepsi terjadi Rinne
positif .
69 d. Pemeriksaan Weber
Vibrasikan/getarkan garpu tala.
70 Letakkan garputala di tengah puncak kepala klien.
71 Tanyakan kepada klien apakah bunyi terdengar jelas pada kedua telinga atau
lebih jelas pada salah satu telinga saja.
72 Interpretasi :
Bila getaran/suara lebih keras pada telinga KANAN disebut lateralisasi
KANAN.
Bila getaran/suara lebih keras pada telinga KIRI disebut lateralisasi
KIRI.
Bila getaran/suara antara telinga KANAN dan KIRI sama tidak ada
lateralisasi/NORMAL.
Pada tuli konduksi terjadi LATERALISASI ke sisi yang TULI karena
tuli konduksi lebih mendengar getaran dibandingkan telinga yang sehat.
Pada tuli persepsi terjadi LATERALISASI ke sisi yang SEHAT.
73 e. Pemeriksaan Swabach
Vibrasikan/getarkan garpu tala.
74 Letakkan garpu tala pada prosessus mastoideus klien.
75 Anjurkan orang yang diperiksa mengangkat tangan bila sudah tidak
mendengar atau tidak merasakan getaran.
76 Bila orang yang diperiksa sudah tidak mendengar atau tidak merasakan
getaran maka pindah ke prosessus mastoideus pemeriksa.
77 Bila pemeriksa masih MENDENGAR maka hasilnya swabach
MEMENDEK.
78 Bila pemeriksa tidak mendengar maka tes harus diulangi dengan alur yang
berkebalikan getarkan garputala kemudklienn letakkan di prosessus
mastoideus pemeriksa, setelah tidak mendengar dengan cepat garputala
dipindahkan ke prosessus mastoideus orang yag diperiksa Bila orang yang
diperiksa masih mendengar hasilnya swabach MEMANJANG.
Bila orang yang diperiksa tidak mendengar Normal.
79 Pada orang dengan tuli konduksi terjadi swabach MEMANJANG.
Pada tuli persepsi terjadi swabach MEMENDEK.
111 Palpasi adanya bendungan vena jugularis (JVD) dengan cara kepala ditinggikan
45o miring kiri, letakkan penggaris tegak lurus sternal angle, letakkan penggaris ke
2 secara horizontal dari sternokleidomastoideus (normalnya <4-5 cm).
Pendekatan posterior :
1. Letakkan kedua tangan disekeliling leher klien, posisikan ujung jari pada
bagian bawah leher diatas trakea.
113 2. Minta klien menelan (jika perlu, berikan air minum), rasakan adanya
pembesaran saat ismus tiroid bergerak naik (ismus terletak diseberang
trakea, dibawah kartilago krikoid).
114 3. Pada pemeriksaan lobus tiroid kanan, minta klien sedikit menunduk dan
menengokkan kepalanya sedikit ke kanan (kesisi yang sedang diperiksa)
dengan jari kiri geser trakea secara perlahan kekanan, dengan jari kanan
palpasi lobus tiroid, minta klien menelan saat melakukan palpasi (ulangi
langkah untuk lobus kiri tiroid).
115
Pendekatan Anterior
1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah diatas trakea dan palpasi ismus
tiroid saat klien menelan
116 2. Ulangi langkah 2-3 seperti pendekatan posterior
117 Apabila diduga terdapat pembesaran kelenjar auskultasi area tiroid untuk
mengetahui adanya “bruit” (bunyi desir halus yang ditimbulkan oleh turbulensi
aliran darah). Gunakan bagian stetoskop yang berbentuk bel.
118 Rapikan alat-alat yang telah digunakan.
119 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada klien/keluarga.
Perawat mengucapkan “Hamdallah” kemudian menyampaikan informasi
120 hasil
pemeriksaan kepada klien/keluarga dan mengkomunikasikan tindakan sudah
selesai
.
121 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status klien dan merapikan baju
122 klien.
123 Evaluasi :
Klien bersih, rapi dan nyaman.
Tempat tidur rapi.
Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian apakah ada massa
abnormal, pembekakan, benduangan vena jugularis, pembesaran
kelenjar
tiroid dll.
TOTAL :
Nilai = 1 x …….. + 2 x …….. x 100 = ……… x 100 = …………
2 x..... Preseptor
13. PERAWATAN LUKA SEDERHANA
BATASAN
Perawatan luka sederhana meliputi perawatan luka sederhana tanpa komplikasi yang memerlukan
tindakan khusus
TUJUAN
1. Mendukung proses penyembuhan luka
2. Mencegah infeksi dan kerusakan kulit lebih lanjut
3. Meningkatkan rasa nyaman klien
PRINSIP
1. Steril
2. Berkesinambungan/sesuai kondisi luka seperti balutan luka basah walau sudah diganti
3. Sesuaikan dengan jenis dan kondisi balutan luka
ALAT
1. Set balutan: pinset anatomi, pinset chirurgi, kom, klem, gunting
2. Sarung tangan steril
3. Plester
4. Kasa steril
5. Bengkok
6. Cairan pembersih (NaCl, aqua bides)
7. Pengalas
8. Antiseptik (jika perlu)
9. Pinset anatomi bersih
PROSEDUR
No Prosedur
1. Lakukan tindakan awal* 1 2 3 4
2. Kaji kondisi luka (lokasi, ukuran, nyeri, kondisi)*
3. Atur posisi klien sesuai dengan lokasi luka*
4. Pasang pengalas di bawah area luka
5. Buka set ganti balutan dengan teknik steril*
6. Buka balutan luka dengan pinset bersih*
7. Pakai sarung tangan
8. Cuci luka dengan cairan fisiologis
9. Bersihkan luka sesuai dengan kondisi luka (jangan
merusak jaringan granulasi, dari area bersih ke
kotor)*
10. Keringkan luka dengan kasa kering*
11. Balut luka sesuai kondisi luka: balutan basah-
kering/ balutan kering/ balutan modern (produk
pabrik)
12. Tutup luka*
13. Lepaskan sarung tangan
14. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
14. BATUK EFEKTIF
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam sebagai pendekatan Terapeutik 1
2 Menjelaskan tujuan & Prosedur tindakan pada keluarga /Klien 2
3 Menanyakan Persetujan dan kesiapan Klien sebelum kegiatan 1
dilakukan
D TAHAP KERJA
1 Membaca Tasmiyah dan menjaga privacy pasien 1
2 Mempersiapkan Pasien 3
3 Meminta Pasien meletakan satu tangan di dada dan 1 tangan di 3
abdomen
4 Melatih pasien melakukan nafas perut( menarik nafas dalam 4
melalui hidung. Hinga 3 hitungan
5 Meminta Pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah 3
lengkung pada punggung)
6 Meminta pasien menahan nafas hinga 3 hitungan 4
7 Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan 4
lewat mulut bibir seperti meniup
8 Mementa pasien merasakan mengempisnya abdomen dan 3
konstraksi dari otot
9 Memasang alat /perlak dan bengkok dipangkuan pasien bila 2
duduk atau didekat mulut bila tidur miring
10 Meminta pasien melakukan nafas dalam 2 kali,yang ketiga : 7
Inspirasi,tahan dan batukkan dengan kuat pada saat hitungan ke
tujuh
11 Menampung Lendir dalam sputum Pot 2
12 Merapihkan pasien 1
E TAHAP TERMINASI
1 Melakukan Evaluasi Tindakan 1
2 Membaca Tahmid dan berpamitan dengan Klien 1
3 Membereskan alat-alat 1
4 Mencuci Tangan 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50
Skala nilai:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi masih perlu latihan
2= Dilakukan
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam sebagai pendekatan Terapeutik 1
2 Menjelaskan tujuan & Prosedur tindakan pada keluarga /Klien 2
3 Menanyakan kesiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 1
D TAHAP KERJA
1 Membaca Tasmiyah dan menjaga privacy pasien 1
2 Memastikan Tabung masih berisi Oksigen 5
3 Mengisi botol pelembab dengan Aqua sesuai batas 5
4 Menyambung selang binasal O2 dengan humidifier 1
5 Mengobservasi kebersihan lubang hidungbila kotor bersihkan 1
dengan mengunakan cotton bad/lidi waten
6 Mengatur posisi semi Fowler 3
7 Aliran Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai 6
dengan kebutuhan dan memastikan ada aliran udara
8 Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati 4
9 Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien 4
10 Merapihkan Pasien 2
E TAHAP TERMINASI
1 Membaca Tahmid dan berpamitan dengan Klien 1
2 Membereskan alat-alat 1
3 Mencuci Tangan 1
4 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50
Skala nilai:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi masih perlu latihan
2= Dilakukan
( ...............................................)
16. PEMASANGAN INFUS
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam sebagai pendekatan Terapeutik 1
2 Menjelaskan tujuan & Prosedur tindakan pada keluarga /Klien 2
3 Menanyakan Persetujuan dan kesiapan Klien sebelum kegiatan 1
dilakukan
D TAHAP KERJA
1 Membaca Tasmiyah dan menjaga privacy pasien 1
2 Menutup saluran infus/Diklem 1
3 Memasukan saluran infus dengan benar 1
4 Mengantungkan botol cairan pada standar infus 1
5 Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda 1
6 Mengalirkan cairan hinga tidak ada udara dalam selang 1
7 Mengatur posisi pasien dan pilih vena 1
8 Memasang perlak dan alasnya 1
9 Membebaskan daerah yang akan diinsersi 1
10 Meletakkan torniqet 5 cm proksimal yang akan ditusuk 1
11 Memakai sarung tangan 1
12 Membersihkan kulit dengan alkohol (melingkar) 1
13 Mempertahankan vena pada posisi stabil 1
14 Memegang IV kateter dengan sudut 30 derajat 1
15 Menusukkan vena dengan lubang jarum menghadap keatas 2
16 Memastikan IV kateter masuk intra vena kemudian menarik 2
17 Memasukkan IV kateter secara perlahan 2
18 Menarik mandring dan menyambungkan dengan selang 2
19 Melepas Tourniqet 1
20 Mengalirkan cairan infus 1
21 Melakukan fiksasi IV Kateter 1
22 Menutup daerah tusukan dengan khasa steril 1
23 Mengatur tetesan sesuai program 1
E TAHAP TERMINASI
1 Melakukan Evaluasi Tindakan 1
2 Membaca Tahmid dan berpamitan dengan Klien 1
3 Membereskan alat-alat 1
4 Mencuci Tangan 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50
Skala nilai:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi masih perlu latihan
2= Dilakukan
( ...............................................)
17. PEMASANGAN KATETER
C TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam sebagai pendekatan Terapeutik 1
2 Menjelaskan tujuan & Prosedur tindakan pada keluarga /Klien 2
3 Menanyakan Persetujuan dan kesiapan Klien sebelum kegiatan 1
dilakukan
D TAHAP KERJA
1 Membaca Tasmiyah dan menjaga privacy pasien 1
2 Mengatur posisi dngan pasien dorsal recumbent dan melepas 1
pakaian bawah
3 Memasang perlak,pengalas dan pasang duk steril pada area 1
bokong pada perempuan dan area penis pada laki-laki.
4 Berikan perawatan perineal-genital pada klien, gunakan sarung 2
tangan bersih siapkan kapas sublimat dan pinset. Jika klien
sadar, tawarkan klien untuk membersihkannya secara mandiri.
5 Uji balon dari kateter dengan memasukkan sedikit udara melalui 2
spuit.
6 Gunakan sarung tangan steril. 2
7 Memberikan pelumas 2,5 – 5 cm 2
8 Masukkan selang kateter secara perlahan-lahan (minta klien 6
menarik nafas dan masukan kateter saat klien menghembuskan
nafas). Kateter mungkin akan tertahan sedikit saat melewati
sphincter, tunggu sampai sphincter relaks baru lanjutkan insersi
kateter.
E TAHAP TERMINASI
1 Melakukan Evaluasi Tindakan 1
2 Membaca Tahmid dan berpamitan dengan Klien 1
3 Membereskan alat-alat 1
4 Mencuci Tangan 1
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 1
TOTAL 50
Skala nilai:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi masih perlu latihan
2= Dilakukan
( ...............................................)
18. PEMASANGAN NGT
TOTAL 50
Skala nilai:
0=Tidak dilakukan
1= Dilakukan tapi masih perlu latihan
2= Dilakukan
Penguji
( ...............................................)
19. ENEMA
BATASAN
Enema merupakan suatu tindakan memasukkan cairan ke kolon melalui anus dengan menggunakan kanul rektal
TUJUAN
1. Mendukung defekasi klien konstipasi
2. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi
3. Diagnostik
4. Terapi
PRINSIP
1. Bersih
2. Tidak boleh terlalu sering diberikan
3. Jumlah dan jenis enema sesuaikan dengan kebutuhan klien
ALAT
1. Perlak
2. Selimut mandi
3. Bedpan atau commode atau pispot
4. Enema set/set irigasi : container, tubing/selang, klem, rektal tube
5. Jelly
6. Termometer untuk mengukur suhu cairan
7. Cairan isi container
8. Sarung tangan dissposable
9. Handuk/tissue dissposable
10. Air
PROSEDUR
No. Prosedur Nilai
1. Lakukan tindakan awal 1 2 3 4
2. Lubrikasi ujung rektal tube 5 cm
3. Buka klem dan alirkan cairan melalui selang dan rektal tube
untuk menghilangkan udara, kemudian tutup klem
4. Pakai sarung tangan
5. Angkat bokong bagian atas (ekspose daerah anus)
6. Masukkan tube dengan perlahan dan halus ke dalam rektum
sepanjang 7 – 10 cm pada dewasa
7. Minta klien untuk tarik nafas dalam jika terdapat tahanan pada
internal anal sphincter dan alirkan sedikit cairan melalui tube
8. Tinggikan kontainer cairan 30 cm pada huknah rendah dan 45
cm pada huknah tinggi
9. Buka klem dan biarkan cairan mengalir
10. Masukkan cairan perlahan sampai habis
11. Tanggap terhadap respon klien saat memasukkan cairan enema
dan melakukan intervensi yang tepat
12. Tutup klem
13. Keluarkan rektal tube dari anus di dalam handuk disposibel
14. Anjurkan klien untuk menahan enema (dalam keadaan
berbaring)
15. Lakukan intervensi bila klien tidak mampu/tidak kuat lagi
menahan BAB
16. Pastikan klien menahan cairan pada waktu yang tepat
17. Bantu klien untuk defekasi pada posisi yang tepat
18. Observasi feses
19. Lepas sarung tangan
20. Lakukan tindakan akhir
Penguji:
TUJUAN
1. Mempertahankan mobilitas sendi
2. Meningkatkan kekuatan otot
3. Mencegah atropi otot dan kontraktur
PRINSIP
1. Sesuai kekuatan klien
2. Perhatikan adanya kemerahan, nyeri, bengkak, atau deformitas pada sendi
ALAT
1. Goniometer (jika diperlukan)
2. Tempat tidur (jika diperlukan)
PROSEDUR
No. Prosedur Nilai
1. Lakukan tindakan awal* 1 2 3 4
2. Persiapkan tempat tidur (TT): kunci TT, posisi TT dalam tinggi
yang tepat
3. Posisikan klien pada posisi terlentang dan lurus
4. Lakukan ROM pasif pada kepala dan leher
5. Lakukan ROM pasif pada ekstermitas atas kanan dengan gerakan
dan jumlah pengulangan yang tepat
- Tangan: fleksi dan ekstensi
- Bahu: abduksi, adduksi, rotasi internal dan rotasi luar
- Elevasi dan depresi bahu
- Telapak tangan
- Jari
6. Lakukan ROM pasif pada ekstremitas bawah kanan dengan
gerakan dan jumlah pengulangan yang tepat:
- Kaki : fleksi dan ekstensi
- Paha : abduksi dan aduksi
- Paha : rotasi internal dan rotasi eksternal
- Tumit
- Pergelangan kaki : dorsifleksi, dan plantar fleksi
- Jari
7. Naikkan pengaman TT: letakkan pada sisi yang berlawanan
dengan bagian yang dilakukan ROM
8. Turunkan pengaman dan melakukan ROM pasif pada ekstremitas
atas kiri
9. Lakukan ROM pasif pada ekstremitas bawah
10. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
( ..............................................)
22. INJEKSI INTRA KUTAN
2. Persiapan pasien
- Posisi senyaman mungkin
- Sebelumnya pasien sudah dikasih tahu
prosedur dan guna penyuntikan insulin
3. Persiapan perawat
- Komunikasi terapeutik (penjelasan pada
klien)
4. Cuci tangan
5. Alat-alat didekatkan
20 Alat-alat dibereskan
.
21 Cuci tangan
.
22 Tulis tanggal dan waktu pemberian obat pada
. lembar catatan perawat
( ..............................................)
23. INJEKSI INTRA MUSKULAR
( ..............................................)
24. INJEKSI INTRAVENA
( ..............................................)
25. INTRADERMAL
BATASAN
Memberikan medikasi melalui jalur intradermal, memakai sarung tangan sebelum melakukan tindakan
dan melepaskan setelah selesai dilakukan
TUJUAN
Tindakan kolaboratif untuk memasukkan obat kedalam lapisan dermal yang terletak dibawah lapisan
epidermis, yaitu untuk: tes alergi, tes tuberkulin, dan untuk vaksinasi.
PRINSIP
1. Steril
2. Perhatikan lokasi penyuntikan dari adanya infeksi, kerusakan integritas, adanya serabut saraf
disekitar lokasi
3. Memenuhi 6 Benar
4. Pilihan area penyuntikan antara lain: di lengan bawah sisi dalam, paha atas, dan punggung (di atas
skapula)
5.
ALAT
1. Spuit Obat (1 ml) dan jarum kecil dan tajam (no 25, 26, atau 27)
2. Obat sesuai perintah
3. Kapas Alkohol dan Kom kecil (tempat kapas alkohol)
4. Bak suntik & Baki/nampan
5. Sampiran
6. Pengalas
7. Bengkok
8. Sarung tangan
PROSEDUR
Nilai
No. Prosedur
1. Lakukan tindakan awal 1 2 3 4
2. Cuci tangan *)
3. Menerapkan 5 Benar: *)
- Benar nama & usia klien
- Benar cara pemberian obat
- Benar nama obat
- Benar waktu pemberian obat
- Benar dosis obat
- Benar dokumentasi
4. Mempersiapkan obat yang akan diberikan tidak didepan klien
5. Kembali ke klien: Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan &
pasang sampiran
6. Tentukan area penyuntikan
7. Membaca Basmalah
8. Usapkan kapas alkohol pd area penyuntikan *)
9. Lakukan penyuntikan dengan sudut yang tepat 10 0 – 200 dari
permukaan kulit , posisi jarum menghadap ke atas *)
10. Menginjeksikan obat, biasanya prosedur ini menyebabkan
tonjolan kecil dibawah kulit pada lokasi penyuntikan
11. Angkat jarum dengan cepat, kemudian mengusap dengan
kapas alkohol tanpa di pijat
12. Berkomunikasi dengan klien selama melakukan tindakan
13. Menjaga privacy klien selama tindakan *)
14. Dokumentasi:
- nama obat
- dosis yang diberikan
- lokasi penyuntikan
- waktu pemberian
- cara pemberian
- reaksi alergi
- Tanda tangan perawat dan saksi
15. Lakukan tindakan akhir
Nilai : Total Nilai
Jumlah Prosedur
Penguji:
26. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
BATASAN
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan
makna atau arti, dengan tujuan terapeutik.
TUJUAN
1. Menjalin hubungan saling percaya antara P – K
2. Membantu pelaksanaan intervensi keperawatan
PROSEDUR
No. Prosedur Nilai
1. Lakukan tindakan awal* 1 2 3 4
2. Fase pra interaksi
- Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
perawat
- Analisis kekuatan dan keterbatasan diri
- Dapatkan data klien jika mungkin
- Menyusun rencana pertemuan pertama dengan klien
3. Fase introduksi/ orientasi
- Analisis faktor yang mempengaruhi mengapa klien
butuh bantuan
- Bina hubungan saling percaya, sikap menerima dan
komunikasi terbuka
- Tentukan formulasi kontrak :
Memanggil nama klien
Menjelaskan peran perawat dan klien
Menjelaskan tanggung jawab perawat dan
klienHarapan perawat dan klien
Tujuan hubungan
Menentukan lokasi, tempat, lama dan waktu
pertemuan
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi terminasi
(waktu, tercapainya tujuan, klien pindah tempat
rawat)
Kerahasiaan
- Eksplorasi stressor yang relevan
- Kembangkan wawasan klien terhadap dirinya
- Kembangkan koping mekanisme yang konstruktif
4. Fase Kerja
- Eksplorasi stressor yang relevan
- Kembangkan wawasan klien terhadap dirinya
- Kembangkan koping mekanisme yang konstruktif
- Atasi perilaku yang resisten
5. Fase Terminasi
- Review kemajuan terapi dan pencapaian tujuan
- Eksplorasi perasaan terhadap penolakan, kehilangan,
sedih, marah, dan yang berhubungan dengan
perilaku lainnya (evaluasi respon klien)
- Susun rencana tindak lanjut
- Buat kontrak yang akan datang
- Siapkan perpisahan yang realistis
6. Lakukan tindakan akhir*
Penguji:
FORMAT-FORMAT EVALUASI
FORMAT EVALUASI KEDISIPLINAN, KEHADIRAN, DAN KINERJA
Nama Mahasiswa :
Ruangan :
Penilai : 1.
2.
Point Penilaian 1 2 3 4
Kedisiplinan
1. Ketepatan waktu datang
2. Ketepatan waktu pulang
3. Ketepatan waktu pembuatan tugas
4. Kelengkapan atribut praktik
Nilai I = point/4 * 10%
Kehadiran dan Kinerja
1. Jumlah kehadiran praktik
2. Kesiapan praktik (termasuk peralatan)
1. Inisiatif dalam praktik
2. Komunikasi efektif dengan sejawat
3. Kepekaan terhadap sekitar selama praktik
4. Tanggung jawab selama praktik
5. Aplikasi perilaku Islami selama praktik
Nilai II = point/2 * 10%
Total = Nilai 1 + 2
Paraf Preceptor
1. .................................... 2.........................................
FORMAT EVALUASI , ADL, ANALISA KESENJANGAN, DAN PENCAPAIAN TARGET
Nama Mahasiswa :
Ruangan :
Penilai : 1.
2.
Point penilaian 1 2 3 4
Laporan ADL & analisa kesenjangan
1. Kejelasan & Kebenaran ADL
2. Kejelasan & penguasaan
pembuatan analisa sintesa
3. Penguasaan rasional tindakan yang dilakukan
dalam ADL
Nilai 1= point/3 * 30%
Pencapaian Target
1. Pencapaian target secara mandiri
2. Aplikasi perilaku Islami selama praktik
3. Memahami rasional dari setiap target
4. Kelengkapan tindakan yang disupervisi
Nilai 4= point/4 * 70%
Total = Nilai 1+2
Paraf Preceptor :
1. ................................... 2. .........................................
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa : Diagnosa :
NPM : Ruangan :
Evaluasi
N
Aspek Yang Dinilai Kriteria Bobot
o
1 2 3 4
1. Pengertian/Definisi Penyakit C2 10%
2. Patofisiologi* C4 15%
3. Kemungkinan Data Fokus
Wawancara/keluhan
Pemeriksaan Fisik C4 10%
Pemeriksaan Diagnostik
4. Analisa Data* C5 15%
5. Diagnosa Keperawatan C5 20%
6. Perencanaan :*
Tujuan : SMART
Rencana Tindakan C6 25%
Rasional tiap Rencana
7. Buku Sumber/ Daftar Pustaka
Pengumpulan Tepat Waktu
Tulisan Rapi dan jelas
Memperhatikan kesiapan diri
untuk melakukan praktek klinik
dengan menyampaikan hasil
bacaan materi kasus yang A3 5%
terkait.*
Merespon pertanyaan dari
pembimbing dengan tepat
Merujuk pada referensi (bahan
bacaan ) dalam menyampaikan
ide
( )
FORMAT PENILAIAN
LAPORAN KASUS LENGKAP
Nama :
NPM :
Ruangan :
NILAI Keterangan
No Aspek Yang Dinilai KriteriaBobot
1 2 3 4
1. Pengkajian Data sesuai hasil
(15%) C5, P3, 15%
a. Survey primer (ABC) A4
meliputi :
- Airway
- Breathing
- Circulation
a. Survei sekunder meliputi:
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan
Diagnostik
Tujuan *
1.Memberikan arah pada
tindakan keperawatan
2. Kriteria keberhasilan
3. Alokasi waktu sesuai
Rencana Tindakan *
Perencanaan tindakan
untuk masing-masing
diagnosa keperawatan
Meliputi tindakan mandiri
dan tindakan kolaboratif
Meliputi aspek promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitasi
Rasional tiap tindakan
ilmiah dan etis
Jumlah
Jakarta, ...........................2018
( )
FORMAT PENILAIAN
KINERJA KLINIK
Nama Mahasiswa : Diagnosa :
NPM : Ruangan :
Penilai
( )
FORMAT PENILAIAN STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nilai Paraf
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 CI
1 Data fokus
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
2 Penetapan Diagnosa dan Tindakan
3 Persiapan Alat
4 Tahap Preinteraksi
a. Verifikasi Order
b. Cuci Tangan
5 Tahap Orientasi
a. Memberi Salam, Memanggil Klien dengan Panggilan Yang
Disenangi
b. Memperkenalkan Diri
c. Validasi Perasaan, Kognitif, Afektif dan Psikomotor Klien
Menjelaskan Kegiatan Yang Akan
d. Dilakukan
Menjelaskan Prosedur Dan Tujuan
e. Tindakan
f. Kontrak Waktu Yang Dibutuhkan
g. Menjelaskan Kerahasiaan
6 Tahap Kerja
a. Memberi Kesempatan Klien Bertanya
b. Menanyakan Keluhan Utama
c. Memulai Kegiatan Dengan Baik
d. Melakukan Tindakan Sesuai Prosedur
7 Tahap Terminasi
a. Menyimpulkan Hasil Kegiatan: Evaluasi Proses Dan Hasil
b. Memberikan Reinforcement
c. Merencanakan Tindak Lanjut
d. Melakukan Kontrak Waktu Selanjutnya
e. Mengakhiri Kegiatan Dengan Baik
8 Dokumentasi
Mencatat Hasil Kegiatan
Keterangan :
1 = Tidak dilakukan
2 = Dilakukan tapi Tidak Sempurna Preceptor
3 = Dilakukan dengan Sempurna
Nilai Batas Lulus : 70
…………………………………….
Nilai = Jumlah Nilai yang didapat × 100%
Jumlah Aspek yang dinilai
FORMAT PENIALAIN SEMINAR
(……………………………………)
Nilai = BN
-------------- =
10