Pastry, Bakery Dan Kue Indonesia Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pengolahan dan Penyajian Cake, Gateaux & Torten 2. Pengolahan dan Penyajian Produk Pastry 3. Pengolahan dan Penyajian Produk Bakery 4. Pengolahan dan Penyajian Kue Indonesia No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang 1. Pengertian cake, gateaux & torten dipelajari ● Cake menurut U.S.Wheat Associates (1983):adalah adonan liquid dari bahan utama mentega, margarine, telur, gula pasir, tepung terigu medium wheat white, susu, tbm, cream of tar tar, dan bahan pelengkap seperti: cheese, chocolate, buah, rempah, ekstra buah, dan bahan pewarna ● Gateaux menurut Megawati dkk (2013:22) adalah “Kue yang terbuat dari bahan dasar ‘butter sponge’ atau disebut dengan layer cake”. Gateaux berasal dari Bahasa Perancis kuno yang artinya cake. Gateaux yang pertama dibuat ialah kue bundar datar yang dibuat menggunakan tepung dan air, tetapi selama berabad-abad ini telah diperkaya dengan menggunakan campuran madu, telur, rempah-rempah, mentega, susu dan krim. Jenis-jenis Gateaux yaitu Gateaux Africaine, Gateaux meringue, gateaux stHonore. Gateaux yang termasuk kue klasik adalah Gateaux St-Honore. ● Torten berasal dari Bahasa Jerman yang artinya kue lapis. Torten disajikan dengan cara disusun, dilapisi dengan berbagai macam filling dan covering dengan berbagai macam bahan penutup/topping. Torten yang termasuk kue klasik adalah Sacher Torten. Sumber lain menyebutkan Torten ialah kue yang berlapis-lapis yang merupakan kombinasi dari sponge cake dengan rasbery, butter cream dan coklat sebagai isian. Kue tersebut dapat ditaburi hazelnut panggang yang dicincang dan dihias karamel. Torten ini meluas hingga ke daratan Austrtalia, Perancis dan Inggris. Kue yang serupa Dobos Torten (Hungarian Sponge cakes) disebut Tortens, meluas ke daratan Eropa. Kue ini banyak dibuat di New Jersey, Michigan, dan Montana. Di New Orleans kue jenis ini dinamakan Doberge
2. Prinsip dasar cake, gateaux & torten
● Cake prinsipnya terbuat dari bahan dasar, tepung, gula, telur dan lemak yang dicampurkan kemudian dipanggang. Cake diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu butter cake, sponge cake, foam type cake, dan rich cake. ● Pada dasarnya gateux dan torten termasuk dalam sponge cake, hanya penyebutan nama yang berbeda. Prinsip pembuatan gateaux dan torten mencampur bahan menjadi adonan cair dan memerangkap udara untuk membentuk foam yang akan mengembang selama pemanggangan. 3. Klasifikasi cake, gateaux & torten ● Klasifikasi adonan cake terbagi menjadi 4 macam yaitu butter type cake, sponge cake, foam type cake, dan rich cake. Setiap klasifikasi adonan cake memiliki kepadatan dan tekstur yang berbeda. 4. Bahan dan alat pembuatan produk cake, gateaux & torten ● Bahan-bahan yang sering dipakai dalam pembuatan cake yakni tepung, gula, lemak, telur, garam, pengembang kimia ● Selain bahan-bahan diatas, ada juga bahan yang digunakan dalam menghias gateaux dan torten, yaitu royal icing merupakan campuran gula tepung, putih telur, dan sedikit cuka. Biasanya royal icing dipergunakan untuk hiasan yang halus. Fondant hampir sama seperti royal icing dimana pembuatannya dengan memasak gula pasir, air, glukosa dan asam lunak sampai 1150C, kemudian dinginkan sampai kelihatan ada sedikit kristalisasi. Gum paste atau disebut dengan “Pastillage” dipakai untuk membuat hiasan atau model display berupa miniature gedung, ornament kue pengantin, juga bisa untuk membuat berbagai macam bunga. Marzipan merupakan pasta yang mempunyai aroma almond, kadang-kadang disebut juga almond paste, karena bahan bakunya terbuat dari kacang almond, gula dan bahan tambahan lainnya. Berbagai macam hiasan biasa dibuat memakai butter cream, dan butter cream ini bermacam-macam jenisnya. ● Alat yang digunakan dalam pembuatan cake, gateaux dan torten diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu: ✔ Peralatan Persiapan ● Timbangan, ● bowl ✔ Peralatan Pengolahan ● Mangkuk adonan ● Mesin pengocok adonan ● Cetakan Kue Bolu (Tarlet mould) ● Kantong Corong Adonan (Piping Bag) ● Corong Penghias Kue (Pastry Tube) ● Pengocok Cream ● Cetakan Cake (Loyang) ✔ Peralatan Penyajian ● Cetakan Cake (Loyang) ● Pisau Pemotong Cake ● Cake Stand Rack 5. .Metode pengolahan produk cake, gateaux & torten ● Pengolahan Cake Metode 1 ● Creaming method ● Two Stage Method ● Sponge or Foam Type Method ● Pengolahan Cake Metode 2 ● Conventional Method of Mixing ● Muffin Method Of Mixing ● Easy Mix On One Bowl Method Of Mixing ● Dough Butter Method Of Mixing 6. Karakteristik cake, gateaux & torten ● Cake yang baik mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) Simetris 2) Bloom 3) Warna kerak Warna kerak berbeda sesuai dengan jenis cake, 4) Keadaan kerak Keadaan kerak berbeda sesuai jenis cakenya. 5) Warna remah Warna remah berlainan satu dengan lainnya tergantung pada jeniscake yang akan dibuat. 6) Butiran cake Butiran cake tergantung pada jenis ukuran, bentuk, dan sifat susunan sel remah. 7) Susunan Untuk menelaah susunan cake dipelukan sepotong cake. Susunan cake yang sempurna seharusnya tidak bergumpal, tidak kasar dan permukaannya harus lembut dan halus. 8) Aroma Aroma cake harus sedap,udara dalam susunan sel yang mengatur aroma harus harum, segar dan murni. 9) Rasa Untuk menentukan rasa cake, cara yang sebaik-baiknya ilah mencicipi sepotong cake, kunyahlah dengan seksama sehingga dapat dirasakan rasa cake yang sebenarnya Rasa merupakan kombinasi mutlak dari dua unsure rasa dan harum. Rasa yang diinginkan serupa dengan aroma yang diinginkan yang paling kita sukai ialah rasa manis, lezat dan mengenyangkan. 10) Mutu simpan Mutu simpan cake merupakan faktor yang sangat penting, terutama mengenai cake yang dijual dalam pak, karena biasanya cake ini harus disimpan lama sebelum sampai kepada konsumen. Mutu simpan tiap jenis cake berbeda-beda tergantung pada kandungan lemak dalam cake, metode pembuatannya dan bahan yang digunakan. Setiap cake harus memiliki mutu simpan yang baik, berarti harus selalu dalam keadaan baru atau segar atau tetap lembab dan tidak berjamur. ● Karakteristik Gateaux dan Torten sebagai berikut: 1) Teksturnya lembut dan berpori halus 2) Cake yang berlapis-lapis 3) Cake yang dihasilkan ringan dan berongga 4) Permukaan cake rata 5) Memiliki banyak hiasan dan dekorasi 7. Faktor-faktor kegagalan dalam pembuatan cake, gateaux & torten ● Kesalahan Bentuk (a) Cake yang runtuh dan bintik- bintik putih dipermukaannya, kemungkinan penyebabnya : 1. Terlalu banyak gula 2. Terlalu sedikit cairan (b) Bagian atas cake memuncak, kemungkinan penyeababnya: 1. Tepung terlalu kuat 2. Pemanasanya tidak memadai 3. Terlalu panas dibagian atas (c) Bagian atas rata, kemungkinan penyebabnya: 1. Terlalu sedikit cairan 2. Oven kurang panas 3. Campuran antara lemak dan telur tidak seimbang (d) Terjadi pengerutan pada cup cake, kemungkinan penyebabnya: 1. Terlalu sedikit baking powder 2. Terlalu sedikit gula 3. Terlalu banyak diaduk 4. Adonanter yang tegar 5. Terlalu panas dibagian bawah oven ● Kesalahan Susunan (a) Isi di bawah kerak atas kurang matang 1. Pembakaran kurang cukup waktu 2. Karena benturan 3. Kesalahan percobaan (b) Cake yang gerowak kemungkinan penyebabnya: 1. Adonan menjadi tegar 2. Gumpalan dalam adonan dari lemak yang tidak teraduk benar dalam pencampuran 3. Kantung-kantung udara tertahan pada penimbangan ● Kesalahan Tektur (a) Lapisan terlalu rapat, kemungkinan penyebabnya: 1. Tepung biang kurang cukup 2. Cairan terlalu banyak 3. Gula terlalu sedikit 4. Memakai bubuk krem pengganti tepung biang 5. Adonan panas (b) Lapisan kasar 1. Baking powder terlalu banyak 2. Cairannya tidak cukup 3. Gula terlalu banyak 4. Pencampuran terlalu singkat 5. Oven sama sekali tidak panas ● Kesalahan Kerak (a) Retak-retak pada permukaan kue, kemungkinan penyebabnya: 1. Oven terlalu panas 2. Udara dalam oven kering 3. Terlalusedikit pemakaian gula 4. Adonan terlalu tegar 5. Terlalu banyak adonan dalam cetakan 6. Kurang udara dalam adonan (b) Timbulnya lingkaran disekitar Cake yaitu : 1. Pencampuran terlalu lama 2. Oven terlalu dingin 3. Uap tidak cukup sewaktu pembakaran 4. Mendinginkan di tempat yang kering 5. Memegang kue sebelum dingin benar ● Kesalahan Warna (a) Cake remahnya kehilangan warna, kemungkinan penyebabnya : 1. Pembakaran terlalu lambat 2. Terlalu panas di bagian bawah oven 3. Jenis bahan pemanis yang digunakan 4. Kadar gula buah yang dipakai tinggi 5. Terlalu banyak bikarbonat dan soda kue (b) Warna kerak sangat pucat, kemungkinan penyebabnya : 1. Gula terlalu sedikit 2. Tidak memakai susu 3. Pembakaran terlalu lambat 4. Udara dalam oven basah (lembab) (c) Bintik-bintik putih dipermukaan kue, kemungkinan penyebabnya : 1. Adonan terlalu lama didiamkan 2. Memakai gula yang terlalu kasar 3. Terlalu sedikit air 4. Pembakaran terlalu lambat (d) Cake putih pudar warna remah, kemungkinan penyebabnya : 1. Asam bebas dalam formula tidak memadai 2. Memakai gula invert 3. Putih telur berada mangkuk logam ● Kesalahan lainnya Timbulnya cendawan pada cake (a) Kelebihan Air (b) Pencemaran atau kotoran 8. Modifikasi dan kreasi cake, gateaux & torten Contoh dari kreasi cake berdasarkan bentuk dan warna diantaranya adalah: 1) Petit Four 2) Rainbow Cake 9. Pengertian Pastry. ● Menurut syarbini (2016) pastry merupakan salah satu produk bakery yang banyak menggandung gula dan digolongkan dalam baked products. Secara definisi baked goods atau baked product merupakan produk- produk yang terbuat dari campuran tepung terigu, gula, margarine atau butter dan telur yang mengalami proses pemanggangan atau pengovenan. Istilah pastry berasal dari kata paste yang berarti percampuran tepung terigu, cairan dan lemak. ● Pastry menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1989:904) adalah campuran dari tepung, lemak dan air yang dibakar dalam sebuah oven dan digunakan sebagai dasar atau puntutup dari tart, pie, dan lain- lain. Kata pastry berasal dari kata paste dalam Bahasa Inggris atau juga berarti patisserie dalam Bahasa Perancis.
10. Prinsip-Prinsip Pastry.
Perbedaan mendasar antara produk pastry dan roti adalah kandungan lemaknya. Produk pastry terbuat dari bahan dengan kandungan lemak yang tinggi sehingga mempunyai tekstur yang flaky (beremah dan berlapis-lapis). Berdasar dari asal katanya pastry identik dengan kata paste (adonan cair yang berbentuk padat). 11. Klasifikasi Pastry. Menurut Syarbini (2016) pastry terbagi menjadi 3 golongan yaitu ● paste atau pastry cair, ● puff pastry atau flaky pastry (laminated dough), ● short pastry 12. Bahan, Sifat Dan Fungsi Bahan Pastry. 1) Bahan Dasar Tepung terigu, mentega, korsvet, gula, telur 2) Bahan Cair Susu, milk cream, sour cream, air 3) Baham Pengembang Yeast, soda kue, baking powder, cream of tartar 4) Bahan pengisi Kacang tanah, kacang mete, almond, buah 5) Bahan aroma Vanili, essen, rhum 13. Alat, Sifat Dan Fungsi Alat-Alat Pastry. 1) Alat Pengukur Measuring glass, digital scale, measuring spoon, measuring cup 2) Alat pemotong Chopping knife, bread knife, dough cutter, pastry wheel cutter, changeable devider, croissant cutter 3) Alat Mencampur Mixing bowl, wooden spatula, ballon wisk, mixer, rubber spatulla 4)Alat penunjang Thermometer, chopping board, pastry brushes, rolling pin, peeler 5) Alat penyaringan Flour filter, sugar dredger, conical strainer, sieves 6) Alat memasak Pan, sauce pan, crepe pan, bain marie 7) Peralatan besar Dough sheeter, proofing cabinets, oven, microwafe oven, refrigerator 8) Loyang dan cetakan Sheet pan, tart pan 9) Alat dekorasi Pallete spatula, knee pallete, pipping bag, spuit 14. Metode Pembuatan Produk Pastry. ● Metode Prancis (French method) Dalam metode Prancis adonan dasar yang sudah diaduk diistirahatkan, kemudian dirol dalam bentuk persegi hingga memiliki ketebalan sekitar 2,5 cm. sementara itu, pastry margarine atau lemak ditumbuk terlebih dahulu hingga memiliki kondisi yang plastis, lalu dibentuk menjadi empat persegi panjang agar mudah mengikuti adonan saat proses pelipatan dan pengerolan. Letakkan pastry margarine di atas permukaan adonan lalu tutuplah dengan adonan hingga menyerupaibentuk amplop secara penuh ● Metode Inggris (English Method) Adonan yang sudah diaduk diistirahatkan, kemudian dirol hingga berbentuk persegi panjang pipih. Lemak membentuk lapisan menutupi 2/3 permukaan adonan yang dipipihkan, kemudian dilipat menjadi sepertiga adonan yang area permukaannya tidak tertutup lemak ke atas bagian yang tertutup lemak. Setelah itu, lipat sepertiga lapisan adonan dan lemak yang tersisa ke atas lipatan sebelumnya. Setelah itu, proses dapat dilanjutkan dengan pengerolan dan pelipatan ● Metode Skotlandia (Scotch Method) Metode ketiga ini memiliki banyak alternatif nama, diantaranya metode pemotongan lemak (cut in atau all in method), metode cepat (blitz method), atau disebut juga metode Skotlandia (Scotch method). Dalam metode ini, proses pencampuran pastry margarine terjadi saat proses pengadukan (mixing). Pastry margarine atau lemak dipotong- potong dalam bentuk dadu dan dimasukkan ke dalam adonan yang sudah teraduk pada kondisi homogen. Pengadukan selanjutnya dilakukan sebentar saja dengan indikasi fisik potong-potongan lemak masih terlihat dalam campuran adonan. Setelah campuran adonan melalui waktu pengistirahatan (resting time), selanjutnya adonan dipipihkan dan siap untuk dilanjutkan dengan pengerolan dan pelipatan. 15. Proses Pembuatan Produk Pastry. 1) Puff pastry ✔ Campur tepung terigu, gula pasir, dan garam, masukkan telur. Masukkan sebagian besar air kemudian diuleni. ✔ Masukkan margarine, uleni adonan tapi tidak sampai kalis, diamkan dalam lemari es selama 15 menit. ✔ Giling adonan, taruh lemak pelapis (roll-in fat) di bagian tengah, bungkus seperti amplop, giling setebal 1/2 cm ✔ Lipat adonan dari satu sisi menutupi 2/3 lembaran, lipat 1/3 bagian sisa menutup sisi sebelahnya. Giling lagi setebal 1/2 cm, simpan dalam lemari es selama 10 menit ✔ Lakukan proses langkah no.4 sampai 3 kali. Simpan dalam lemari es 15 menit. Kemudian keluarkan dari lemari es, giling setebal ½ cm, adonan siap dibentuk. Tempatkan adonan dalam loyang yang dilapisi air untuk mendapatkan adonan puff dengan pengembangan yangtinggi. Untuk pastry yang menggunakan adonan Puff, beberapa jenis isi manis seperti pasta, krim, buah-buahan dapat digunakan. Puff pastry lain adalah jenis yang tidak manis, seperti sausage rolls,shells dan cheese pretzel. Produk-produk yang setengah jadi termasuk patty shells, cream horns, dan lain-lain. 2) Danish Pastry ✔ Campurkan sedikit tepung dengan lemak roll-in agar lebih mudah dikerjakan. Adonan akan siap dibentuk dan tidak mudah robek selama pelipatan. ✔ Bentuk lemak roll-in menjadi segi empat ✔ Gilas adonan pastry menjadi bentuk empat persegi panjang. Adonan digilas sepanjang dua kali panjang lemak roll- in. Setelah pelipatan, adonan ditekan bersama-sama di bagian sisinya untuk mencegah lemak keluar selama penggilasan. ✔ Tempatkan lemak roll-in kedalam adonan ✔ Lipat adonan untuk membungkus lemak roll-in. Setelah pelipatan, adonan ditekan bersama-sama dibagian sisinya untuk mencegah lemak keluar selama penggilasan. ✔ Buat lipatan tunggal dan biarkan rileks di dalam lemari es ± 1 jam (suhu lemari es yang kurang dingin akan menyebabkan adonan berkembang lebih cepat/proses fermentasi terus berlangsung). Jika adonan akan disimpan lama, simpan di freezer dalam keadaan tertutup rapat oleh plastik. Adonan Danish harus disimpan di tempat yang sejuk. 3) Strudel & Phyllo ✔ Campur tepung, garam, minyak dan air aduk hingga rata dan uleni hingga kalis. ✔ Setelah tercampur rata, bulatkan menjadi bentuk bola, kemudian lumuri seluruh permukaan adonan dengan minyak selada (salad oil). Istirahatkan di lemari pendingin selama ± 20 menit. ✔ Gilas adonan hingga tipis dan halus dengan ukuran 25 cm x 50 cm. Lembaran dapat dioles agar tidak menempel antara satu dengan yang lainnya 4) Short Paste Short paste yang baik untuk digilas memakai resep : 1 bagian gula, 2 bagian lemak, 3 bagian terigu (1/2/3- heavy short paste), atau: 1 bagian gula, 1 bagian lemak, 2 bagian terigu (1/1/2 – light short paste). 5) Choux Paste ✔ Didihkan cairan, lemak, garam, dan gula (jika digunakan). Cairan mendidih dengan cepat sehingga lemak dapat larut dalam cairan, tidak hanya mengapung di atas. Jika hal ini tidak tercapai, lemak tidak tercampur secara merata di dalam adonan dan dapat mengalir keluar selama pemanggangan. ✔ Tambah semua tepung terigu (yang telah diayak terlebih dahulu) sekaligus dan aduk hingga menjadi adonan yang menggumpal dan dapat ditarik menjauh dari panci (tidak menempel di dinding panci). Pengadukan adonan harus cukup sering supaya hasil berlubang (dapat juga digunakan mixer) ✔ Pindahkan adonan dari panas dan biarkan dingin sekitar 45 - 500C. Jika adonan tidak didinginkan dengan cukup maka telur dapat menjadi matang ketika ditambahkan ✔ Masukkan telur secara bertahap (satu persatu) untuk memperoleh konsistensi adonan yang tepat. Aduk rata pada setiap penambahan telur sebelum menambahkan lebih banyak lagi. Jika telur ditambahkan terlalu cepat maka akan sulit mendapatkan permukaan adonan yang halus. Tahap memasukan telor merupakan tahap terpenting yang harus diperhatikan, telur dimasukan setelah adonan suam-suam kuku atau hangat. Jika telur dimasukan dalam keadaan adonan panas maka kue sus tidak akan mengembang karena telur telah matang sebelum di oven. ✔ Adonan kini siap untuk digunakan. ✔ Jika menjumpai resep yang menghasilkan adonan yang lembek. Koreksi resep tersebut dengan mengurangi jumlah air atau susu. Di samping itu adonan pastry sebaiknya jangan terlalu kering. Adonan harus terlihat halus (smooth) dan lembap (moist), tidak kering dan tidak kasar. Adonan yang terlalu kering tidak akan cukup mengembang serta menjadi tebal dan berat. Adonan yang terbentuk harus mantap, dan tidak terlalu encer, agar dapat dibentuk dengan piping bag pada loyang yang telah diolah terlebih dahulu dengan margarine.
✔ Pembakaran dioven berkisar 200–
220oC. Adonan yang baik akan menghasilkan rongga, sehingga dapat ditambahkan bahan isian pada rongga yang terbentuk. Choux paste bisa mengembang sempurna kalau pemanasannya tinggi. Kalau oven kurang merata panasnya usahakan gunakan api atas saat choux paste baru masuk. Setelah naik sempurna api boleh dikecilkan sedikit. ✔ Setelah sempurna kematangan dari choux keluarkan Loyang dari oven, biarkan hingga choux agak dingin. Lalu gunting secara horizontal atau melintang tiap-tiap choux hingga menjadi dua bagian badan dan tutup.Untuk menyelesaikan choux ini tiap choux semprotkan vla vanili atau vla cokelat ke sepanjang badan choux, lalu tangkupkan tutupnya. ✔ Hias tutupnya dengan cokelat yang telah ditim. Dapat dicelupkan seluruh permukaan tutup choux ke dalam cokelat tim, atau dapat juga dilukis zigzag, atau variasi lain. 16. Karakteristik Produk Pastry. ● Produk pastry merupakan hasil panggang dari kombinasi telur- mentegatepung, namun kini produk pastry telah mengalami variasi adonan yang telah berkembang. ● Produk pastry ada yang menggunakan ragi dan ada juga yang tidak menggunakan ragi. ● Pada umumnya produk pastry bertekstur krispy, adonan tidak kalis. Namun beberapa produk pastry membutuhkan adonan yang kalis saat diroll seperti Danish pastry, Croissant, Puff pastry. 17. Faktor Kegagalan. 1) Puff Pastry Kegagal Kemungki an nan Penyebab nya Penyusutan Adonan selama kuran pengembangan g diistirahatkan sebelum dipanggang Pengembangan kurang Lemak terlal u sedikit/terlalu banyak. Adonan digilas terlalu tipis atau tidak banyak lipatan. Oven terlalu panas atau terlalu dingin. Pengembangan Prosedur tida penggilasan tidak k seragam atau bentuk benar. Distribusi tidak teratur lemak tidak sama sebelum digilas . Adonan tidak relaks sebelum dipanggang. Panas oven tidak cukup Lemak meleleh Terlalu banyak keluar selama lemak digunakan. pemanggangan Lipatan kurang. Oven terlalu dingin. (catata n: lemak meleleh keluar adalah normal, asalt idak berlebihan). 2) Danish Pastry Kegagal Kemungk an inan Penyebab nya Pastry flat (datar) Overproofing pada dan berat. Lemak suhu yang tinggi. mengalir keluar Jumlah lipatan selama kurang pada pemanggangan adonan/ tidak dilipat secara benar, dimana lapisan lemak terlalu tebal Kulit terpisah dari Adonan tidak pastry selama memiliki pemolesa cuku n (glazing) p lapisanlapisan lemak terlalu tebal. Pastry tidak ada Lemak roll-in lapisan proporsinya terlalu atau lapisan tidak jelas kecil atau lipatan terlalu banya k. Adonan tidak dilipat secara benar (terlalu tipis), digilas tidak beraturan, sobek selama pelipatan, waktu istiraha t kurang, suhu adonan terlalu hangat Kulit berpori dan warna Adonan cokelat tidak seragam dikembangkan pad a kelembapan yan g tinggi. Aplikasi uap selama pemanggangan dalam oven 3) Short Paste ● Jika bahan-bahan yang digunakan untuk membuat short paste dengan suahu hangat atau suhu adonan menjadi telalu hangat, lemak akan meleleh dan short paste menjadi hancur serta tidak dapat digilas dan dibentuk. Hasilnya adonan pastry menjadi keras. ● Jika short paste yang mengandung susu diaduk berlebihan (overmixed), maka gluten akan mengembang dan menyebabkan adonan pastry keras dan menyusut. Short paste yang keras tidak dapat digilas, dan akan menyusut ke ukuran asal. Short paste yang keras menghasilkan warna yang terang, susut, dan pastry akan membentuk gelembung-gelembung. ● Jika gula terlalu kasar dan tidak larut, dapat menyebabkan produk sangat melebar saat dibakar. Jika short paste dibuat terlalu lembut, atau jika gula dan lemak diaduk hingga menjadi krim terlalu berlebihan, pastry akan kehilangan bentuknya. ● Terjadi penyusutan pada waktu pembakaran ini disebabkan terbentuknya gluten saat pengadukan, terlalu banyak cairan dalam adonan sehingga terbentuk gluten (pada short pastry tidak boleh terjadi pembentukan gluten). Dapat juga disebabkan panas oven yang berlebihan dan juga membekukan adonan sebelum dibakar. ● Kealotan. Kealotan disebabkan lemak yang dipakai kurang, penggunaan tepung terigu protein tinggi, atau overmixed. ● Terjadi noda-noda di dasar kerak disebabkan pencampuran yang tidak sempurna, distribusi cairan tidak merata, sebagian lambat matang, sebagian lagi kurang matang, atau dapat juga karena mencampur adonan dingin dengan adonan hangat. 4) Sugar Dough Kegagal Kemungk an inan Penyebab nya Kue terlalu keras 1. Terlalu banyak tepung 2. Pengadukan yang berlebihan Kue melebar 1. Terlalu banyak bahan cair 2. Putih telur yang digunakan terlalu banyak
18. Kreasi Produk
● Modifikasi Dewasa ini dunia kuliner semakin berkembang dengan banyaknya modifikasi produk makanan, salah satunya produk pastry. Penelitian di bawah ini menjelaskan mengenai modifikasi produk pastry yang menggabungkan antara tradisional dan modern dari cara pengolahan produk pastry. ● Substitusi Dalam pembuatan produk pastry di zaman modern ini telah banyak yang melakukan inovasi baru dengan mengganti atau mensubstitusi bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu produk pastry salah satunya dalam pembuatan produk pastry dengan pemanfaatan tepung kedelai sebagai bahan substitusi sus kering tepung mocaf. 19. Pengertian Bakery. Bakery adalah produk lain yang diproduksi dari outlet pastry berupa roti yang pada umumnya disajikan setelah dibakar dari oven. Dari pengertian tersebut jelas bahwa bakery atau roti merupakan hidangan yang dibuat dari bahan-bahan berat seperti pencampuaran terigu, mentega, dan air dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi bentuk yang menarik kemudian dipanggang dalam oven hingga matang. Sedangkan roti menurut Subagjo (2007:87) dapat diartikan “Suatu hasil produk pastry yang bahan dasarnya terdiri dari gula, mentega atau margarin, telur dan tepung terigu yang di oven, sedang proses pengembangannya bisa akibat perputaran mesin atau adukan, bisa juga akibat penggunaan kimia atau soda” 20. Prinsip-Prinsip Bakery. Bakery termasuk dalam bagian patiseri yang terdiri dari roti, cake, pastry dan cookies. Pada umumnya produk-produk bakery dibuat dengan bahan yang sama, yaitu: tepung, shortening, gula, telur, air atau susu, dan bahan pengembang seperti ragi dan baking soda. Hasil produk bakery dipengaruhi oleh komposisi dan proporsi bahan-bahan yang digunakan serta cara pembuatannya. Sehingga sangat penting untuk menguasai teknik pengukuran dan teknik pembuatan produk bakery. Proses pengolahan produk bakery tidak hanya melalui proses pemanggangan atau pengovenan, tetapi dengan perkembangannya aneka produk bakery dapat dibuat melalui proses pengukusan bahkan penggorengan. 21. Klasifikasik Bread. Adonan roti dapat di klasifikasi menjadi 3 yaitu : hard roll, soft roll dan danish pastry ● Hard roll adalah roti yang memiliki susunan remah yang sangat padat dan keras. Jenis roti ini biasanya mempunyai kerak tebal dan keras serta rasanya bersifat asam, contoh : French bread, wholemeal bread, bagels dan sour bread. ● Soft roll adalah roti yang memiliki susunan remah yang sangat lembut. Jenis roti ini biasanya mempunyai kerak tipis, halus. Contohnya : egg twist bread, vienna bread, fruit bread, sandwich, bun dan hamburger bread, brioche. ● Danish pastry adalah adonan roti berlapis yaitu adonan roti dasar ditambah lebih kurang 25% lemak. Danish pastry merupakan roti jenis roll in dough yang rasanya manis. Teknik pembuatan danish pastry hampir sama dengan puff pastry. 22. Bahan, Sifat dan Fungsi Bahan Bread. Bahan utama dalam pembuatan bread pada umumnya adalah terigu, lemak, telur, gula, ragi, susu, garam, dan cairan, Associates, Wheat U.S. (1981). Pada pembuatan produk pastry yang membedakan adalah penggunaan tepung terigu dan ragi. Tepung yang digunakan adalah tepung terigu protein tinggi dan ragi 92 yang digunakan adalah ragi instan kering (dry yeast). 23. Alat, Sifat dan Fungsi Alat-Alat Bread. 1) Peralatan Besar Dough mixer, devider, proving cabinet, oven, bread slicer, dough moulder, devider rounder 2) Peralatan Kecil Rolling pin, scale, scraper, strainer, cooling grid, pastry brushes 24. Metode Pembuatan Produk Bread. Secara garis besar proses pembuatan roti terdiri dari pencampuran, pembentukan dan pemanggangan. Proses pembuatan roti terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap penimbangan bahan, pencampuran dan pengadukan, fermentasi awal, rounding, intermediet proofing, sheeting, moulding, panning, final proofing, baking, depanning, pendinginan dan pengemasan. 25. Karakteristik Produk Bread. 1) Karakteristik Bagian Luar (Exsternal Characteristics) ✔ Volume, semakin besar dan strukturnya lembut maka roti dapat dikatakan itulah roti yang baik. Volume yang besar dapat dihasilkan karena penggunaan bahan yang tepat, pengolahan yang tepat dan pemanggangan yang benar. ✔ Warna kulit roti yang disebut dengan istilah bloom. Warna kulit roti yang baik, khususnya untuk white flour product adalah warna kuning kecoklatan. Warna yang kurang baik adalah roti yang berwarna genap, coklat kemerahan dan kuning pucat. ✔ Ratanya Hasil Pembakaran. Warna kulit roti yang merata dari atas hingga samping adalah menunjukkan kualitas roti yang baik. Meratanya hasil pembakaran dapat dihasilkan dengan proofing yang benar, peletakkan adonan dalam loyang tidak terlalu dekat dengan suhu pembakaran yang tepat ✔ Bentuk roti yang baik adalah yang memiliki bentuk simetris ✔ Kulit roti yang baik harus tipis dan renyah, untuk plain bread. Untuk enriched bread harus tipis dan lembut. kulit roti tidak boleh tebal, pecah, atau alot serta mudah mengelupas. ✔ Kulit roti harus bersih. Bebas dari kotoran serta flek kondensasi. 2) Karakteristik Bagian Dalam (Internal Characteristics) ✔ Butiran remah (grain) yang baik adalah yang memiliki selnya panjangpanjang, halus dan seragam. Dinding selnya tipis, tidak kasar dan tidak tebal. ✔ Sifat jaringan (tekstur) adalah sifat jaringan yang dirasakan apabila disentuh tangan setelah roti dipotong atau diiris. Sifat jaringan roti yang baik adalah jaringannya halus, lembut, dan agak elastis. Sifat susunan jaringan yang nilainya rendah adalah yang memiliki jaringan kasar, keras, dan bergumpal karena tingkat kematangannya yng kurang. Susunan roti yang memiliki elastisitas dapat diketahui dengan cara menekan jari tangan di atas permukaan potong roti ✔ Warna remah potongan roti yang memiliki butiran kasar akan terlihat lebih gelap. Sedangkan yang butirannya halus akan memiliki warna lebih cerah. Dinding sel yang tebal akan kelihatan agak gelap dan padat karena proses proofingnya yang kurang. Warna remah roti yang baik adalah yang memiliki warna terang dan bersinar. ✔ Aroma dapat diketahui dengan cara menciumnya dengan teliti, aroma roti yang ada dapat berupa aroma gandum manis, apek, asam, tengik, dan tanpa aroma. Roti yang baik adalah yang memiliki campuran aroma gandum dan yeast. ✔ Rasa roti dapat diketahui dengan cara mencicipnya. Roti bisa memiliki rasa tepung, manis, asin, asam, dan tawar. Aroma dan rasa adalah dua faktor yang erat hubungannya. ✔ Bersih, roti harus bersih dari kotoran, bahan sisa makanan dan partikel kasar. Hal ini dapat dihasilkan dengan cara memperhatikan higienis. 26.Faktor Kegagalan Produk Bread. Kegagal Kemungk an inan Penyebab nya Volume Roti Kurang 1. Menggunakan tepung lemah 2. Terlalu banyak garam 3. Kekurangan lemak 4. Yeast kurang aktif 5. Pengadukan adonan kurang lama 6. Adonan over mixing 7. Adonan muda / green dough 8. Adonan over proof 9. Terlalu lama fermentasi sebelum pembentukan 10. Adonan keras 11. Oven terlalu panas Volume Terlalu Besar 1. Kurang garam 2. Menggunaka n tepung yang tidak cocok 3. Adonan over proof 4. Berat adonan terlalu banyak dalam satu cetakan 5. Oven kurang panas Warna Kulit Roti Pucat 1. Kualitas tepung menurun 2. Kelebihan mineral ragi 3. Formula kurang seimbang 4. Adonan over mixing 5. Kelembaba n proofer kurang 6. Oven kurang panas 7. Waktu pembakaran kurang Warna Kulit Roti 1. Terlalu banyak Terlalu gula Tua 2. Terlalu banyak susu 3. Adonan kurang pengadukan 4. Oven terlalu panas 5. Pembakaran terlalu lama Dibawah Kulit 1. Adonan kurang Terdapat kalis Lubang 2. Uap dalam proofer terlalu berlebihan 3. Waktu proofing terlalu lama 4. Kasar pada saat memasukkan loyang ke dalam oven Kulit Roti Tebal 1. Kurang lemak 2. Kurang gula 3. Adonan over mixing 4. Kelembaba n proofer kurang memadai 5. Uap dalam proofer terlalu banyak 6. Oven kurang panas 7. Waktu pembakaran terlalu lama Kulit Roti Terkelupas 1. Tepung kurang baik kualitasnya 2. Adonan terlalu keras 3. Adonan kurang elastis 4. Kurang kelembaban proofer 5. Kurang fermentasi akhir 6. Oven terlalu panas bagian atasnya Roti Sulit Dipotong 1. Tepung remah 2. Ragi mineral terlalu banyak 3. Adonan kurang kalis 4. Adonan over mixing Warna Remah Gelap 1. Terlalu banyak menggunakan bread improver 2. Adonan over proof 3. Menggunakan cetakan terlalu besar 4. Adonan over mixing Remah Roti Bergaris- 1. Pengadukan garis adonan kurang kalis 2. Adonan berkulit selama peragian 3. Sponge dough kurang pengadukan 4. Minyak diloyang terlalu banyak 5. Adonan kering masuk ke dalam adonan 6. Terlalu banyak tepung sawur 7. Adonan berkulit pada saat proofing akhir 8. Adonan over mixing Butiran Roti Kasar 1. Tepung lemah 2. Adonan kurang kalis 3. Adonan lembek 4. Adonan terlalu lama pengadukannya 5. Proses pembentukan kurang baik 6. Adonan over proof 7. Oven kurang panas Jaringan Roti Kurang 1. Pengadukan Baik adonan kurang kalis 2. Adonan kurang pengadukan 3. Adonan lembek 4. Minyak diloyang terlalu banyak 5. Pembentukkan adonan kurang baik 6. Terlalu banyak tepung sawur 7. Oven kurang panas 8. Adonan over mixing Aroma dan Rasa 1. Penyimpanan Kurang Baik adonan kurang baik 2. Bahan- bahan mutunya rendah 3. Jumlah garam tidak tepat 4. Adonan kurang peragian 5. Cetakan kotor
27.Kreasi Produk Bread.
Salah satunnya adalah melakukan inovasi baru dengan mengganti atau mensubstitusi bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan roti, contoh mensubstitusi tepung terigu dengan tepung mocaf pada produk roti manis, penambahan warna buah naga pada produk roti tawar, substitusi tepung kacang hijau pada produk roti tawar 28. Pengertian Kue Indonesia Di Indonesia banyak sekali produk produk kue yang berasal dari tanah air Indonesia, yang biasa kita kenal sebagai kue tradisional Indonesia. Kue - kue tradisional Indonesia tidak kalah bersaing dengan kue - kue kontinental atau kue barat yang dimiliki oleh negara negara lainnya, karena kue Indonesia memiliki rasa, penyajian, bahan serta alat yang dipergunakan dalam pembuatan kue Indonesia yang khas. Negara Indonesia memiliki beberapa pulau dengan beraneka ragam, suku dan budaya, selain negara Indonesia memiliki wilayah yang luas, yang setiap daerah atau pulau memiliki ciri khas masing - masing. Salah satu diantaranya tentang kue, setiap daerah mempunyai ciri khas kue, yang terkadang tidak dimiliki oleh daerah yang lainnya. 29. Prinsip-prinsip Kue Indonesia Untuk membuat kue, anda harus mengenal berbagai jenis bahan dasar dan syarat- syarat pemilihan bahan. Pada prinsipnya bahan yang digunakan dalam pembuatan kue Indonesia dikelompokkan menjadi bahan pokok, bahan cair, bahan penambah rasa, warna dan aroma, serta bahan-bahan tambahan lainnya. Masing-masing bahan tersebut memerlukan teknik penanganan yang khusus. Ketepatan pemilihan bahan sangat berpengaruh terhadap kue yang dihasilkan. Komposisi bahan umumnya terdiri dari umbi-umbian, tepung-tepungan (beras, ketan, sagu, terigu), santan dan gula, sedangkan yang asin dengan memakai variasi daging, ikan, ayam dan lain-lain. Bahan yang dimanfaatkan disesuaikan dengan hasil alam dari daerah tersebut, pada umumnya memakai bahan segar tanpa diproses. Kekayaan alam Indonesia menjamin selalu tersedianya bahan pangan untuk kue-kue sesuai dengan hasil daerah tersebut sepanjang masa 30. Klasifikasi Kue Indonesia. Klasifikasi kue Indonesia berdasarkan bahan utamanya dapat diuraikan sebagai berikut yaitu : o Kue Indonesia berbahan dasar dari tepung beras, contohnya kue lapis beras, nagasari, dan kue pancong atau bandros o Kue Indonesia berbahan dasar dari tepung beras ketan, contohnya onde- onde dan klepon o Kue Indonesia berbahan dasar dari tepung terigu, contohnya kue bolu kukus, kue pukis o Kue Indonesia berbahan dasar dari tepung kanji, contohnya ongol-ongol dan cenil o Kue Indonesia berbahan dasar dari tepung hunkwe, contohnya kue cente manis dan puding hunkwe o Kue Indonesia berbahan dasar dari umbi- umbian, contohnya talam ubi dan combro Klasifikasi kue Indonesia berdasarkan jenis adonan dapat diuraikan sebagai berikut yaitu : 1) Kue Indonesia ditinjau dari adonan cair (a) Adonan cair tidak beragi, contohnya bandros dan kue balok (b) Adonan cair beragi, contohnya apem dan carabikang 2) Kue Indonesia ditinjau dari adonan padat (a) Adonan padat tidak beragi, contohnya gemblong, combro, ali agrem (b) Adonan padat beragi, contohnya kue odading Klasifikasi kue Indonesia berdasarkan teknik pengolahannya dapat diuraikan sebagai berikut yaitu : 1) Dikukus. Contoh: kue mangkok dan putu ayu 2) Digoreng. Contoh: combro dan gemblong 3) Direbus. Contoh: macam-macam bubur, bubur mutiara, bubur sumsum 4) Dipanggang atau dibakar. Contoh: Serabi dan wingko babat Klasifikasi kue Indonesia berdasarkan dari segi rasa, yaitu 1) Rasa Manis. Contoh: kue putu mayang, wajik dan getuk 2) Rasa Gurih / Asin. Contoh: kerak telor, lemper dan arem-arem Klasifikasi kue Indonesia berdasarkan dari tekstur kue, yaitu: 1) Tekstur Lunak / empuk. Contoh: macam-macam bolu 2) Tekstur Krispi. Contoh: kembang goyang 3) Tekstur Kenyal. Contoh: lapis santan dan lapis jongkong 31. Bahan, sifat dan fungsi bahan Kue Indonesia 1) Bahan Pokok atau Bahan Utama Bahan pokok atau bahan utama yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain : tepung terigu, tepung beras, tepung ketan, tepung kanji, tepung maizena, umbi – umbian, padi- padian, kacang kacangan dan buah-buahan. 2) Bahan Cair Bahan cair yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain : air, air kelapa, dan santan. 3) Bahan Penambah Rasa Bahan penambah rasa yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain: gula pasir, gula merah, dan gula palem 4) Bahan Pewarna Bahan pewarna yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain: daun suji, bunga telang, kayu secang, kunyit, abu merang, pewarna sintetis dan daun pandan 5) Bahan Pemberi Aroma Bahan pemberi aroma yang digunakan untuk membuat kue indonesia antara lain: kayu manis, vanili, daun pandan, buah- buahan 6) Bahan Tambahan Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain : Garam, margarine, minyak goreng, susu 32. Alat, sifat dan fungsi alat-alat Kue Indonesia 1) Alat Persiapan Alat persiapan yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain : pisau, timbangan, gelas ukur, talenan, baskom, mangkok, sendok ukur, garpu makan, sendok makan, saringan 2) Alat Pengolahan Alat pengolahan yang digunakan untuk membuat kue Indonesia antara lain: kompor gas, kukusan, panci, mangkok adonan, penggorengan, sendok kayu 3) Alat Cetakan Ada jenis kue yang perlu dibentuk dahulu dengan tangan lalu dicetak, misalnya kue ku. Kue yang dibentuk dengan cetakan khusus sambil dimatangkan, misalnya carabikang, serabi, kue lumpur. Adapula kue yang dibentuk setelah dimatangkan, misalnya getuk. 4) Alat Penyajian Alat penyajian yang digunakan untuk membuat kue indonesia antara lain: piring kue, garpu kue, sendok kue, keranjang kue, piring hidang, pengambil kue, 33. Metode Pembuatan Produk Kue Indonesia o Mengukus, teknik pengolahan kue Indonesia yang sering digunakan adalah teknik mengukus. Mengukus adalah teknik mematangkan makanan menggunakan uap air yang mendidih. Mengukus termasuk teknik memasak menggunakan cairan atau uap air (moist cooking method). Prinsip dasarnya, makanan tidak boleh bersentuhan langsung dengan air mendidih yang berada di bawah saringan. Makanan/kue yang dihasilkan dari teknik memasak ini biasanya basah/lembab dan lunak/lembut. o Menggoreng merupakan teknik dasar dalam masak memasak. Pada cara ini makanan dimatangkan dengan menggunakan minyak yang telah dipanaskan dalam wajan atau panci khusus. Tetapi hasil akhir gorengan yang kita inginkan membutuhkan teknik menggoreng yang khusus pula. Ada yang menggunakan minyak banyak (deep frying), misalnya untuk menggoreng kue kembang goyang, onde-onde, telur gabus, dan keripik. Ada juga yang menggunakan minyak sedikit, asalkan bahan terendam (shallow frying) misalnya, untuk menggoreng kue cucur. o Merebus, yang perlu diperhatikan dalam merebus adalah jumlah air perebus harus dapat merendam seluruh permukaan kue, agar masaknya rata. Untuk adonan yang berbentuk bubur, api harus dijaga agar tidak gosong dan selama proses pengolahan dilakukan pengadukan terus menerus supaya bagian bawahnya tidak lengket dan mengeras. o Memanggang, pengolahan kue Indonesia dengan cara dipanggang ada dua macam, yaitu memanggang dengan menggunakan oven dan memanggang menggunakan cetakan langsung di atas kompor. Pematangan kue dengan cara dipanggang harus menggunakan api yang panas secara matang agar kue matang dengan baik. Contoh kue yang dipanggang menggunakan oven yaitu, bika ambon, klapertart, aneka bolu. Contoh kue yang dipanggang menggunakan cetakan langsung di atas kompor yaitu, kue lumpur, carabikang, kue pukis. o Membesta adalah memberikan lapisan gula pada kue. Bahan yang diperlukan adalah 300 g gula pasir, 100ml air, dan 1/4sdt pasta vanila. Caranya, semua bahan direbus hingga terbentuk adonan gula menyerupai rambut (jika diangkat timbul lelehan gula menyerupai rambut). Jika sudah menyerupai titik ini, masukkan kue dan aduk. Contoh kue yang menggunakan teknik ini adalah kue telur gabus, getas dan gemblong. 34.Teknik Membungkus Produk Kue Indonesia Nama Uraian
Tempelang Banyak digunakan
sebagai wadah ketan, nasi uduk atau nasi gurih yang dilengkapi dengan ayam yang disuwirsuwir. Bungkusannya tidak disemat, hanya dilipat- lipat saja. Sudi Bentuknya bulat dengan bagian tengah kerucut, digunakan sebagai wadah makanan tidak berkuah /kering atau tempat kue tradisional. Hidangan seperti klepon dan sentiling Takir Bentuknya mirip mangkok dan digunakan untuk makanan yang sedikit berkuah atau lembek. Pada acara kenduri, takir digunakan sebagai wadah jajanan, misalnya tempat bubur merah putih atau bubur sumsum, dapat juga dipakai sebagai wadah makanan yang dikukus, seperti jojongkong. Tum Bungkusan dari daun pisang yang disemat dengan lidi pada ujung lipatan daun, setelah kedua ujung daun dilipat ke atas, sehingga saling bertumpu ke bagian kanan dan kiri daun. Fungsinya untuk membungkus makanan yang mengandung cairan dan dikukus, seperti kue cara gesing dan kue mendut. Pincuk Bentuknya mirip segitiga bisa berdiri. Umumnya dipakai untuk tempat urab jagung, cenil dan jiwel Sumpi Bungkusan dari daun pisang berbentuk segitiga. Fungsinya untuk membungkus makanan hingga rapat. Dapat disemat dengan lidi atau daun ujung pisang hanya diselipkan saja. Bungkusan berbentuk sumpil ini biasanya digunakan untuk bungkus lupis ketan. Samir Daun pisang yang dipotong bulat oval atau persegi untuk alas piring atau tampah atau alas hidangan kue ku Pasung Bentuk seperti terompet, ujungnya runcing pangkalnya lebar dan bulat. Bungkusan ini untuk kue-kue yang berasal dari adonan cair seperti kue celorot Lemper Bentuknya empat persegi, rapat di Tengah ada telinganya dari sisa bungkusan, bungkusan ini khusus untuk pembungkus lemper. Lontong Bentuknya bulat panjang / silinder ada telinga dari sisa bungkusan. Bungkusan inibisa untuk lontong, ketimus atau arem-arem Pinjung Bentuknya segitiga di bagian bawah, di bagian uraian samping dan ada sisa bungkusan di bagian atas. Biasanya digunakan untuk membungkus kue awug, kue lemet dan awug mutiara. Bungkusan Kue Pisang Bentuknya seperti bantal ada Lipatan sisa pembungkus yang diletakan di bagian bawah. Biasanya untuk membungkus kue pisang, Nagasari, kue unti.
35. Teknik Penyajian Produk Kue Indonesia
Pada prinsipnya penyajian kue Indonesia didasarkan pada karakteristik kue, yaitu kue basah atau kue kering. Hal ini sangat penting karena kedua kue mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga bentuk penataan dan penyajiannya juga berbeda. Alat (wadah) yang digunakan dapat sama ataupun berbeda. 1) Kue basah Bila diperhatikan karakteristik kue basah salah satunya yaitu mempunyai tekstur basah/lembab. Penataan dan penyajiannya sebagai berikut: ✔ Kue basah yang bentuknya besar dapat disajikan utuh atau telah dipotongpotong. Hal ini disesuaikan dengan jenis dan tujuan acara. Wadah yang digunakan dapat berupa tampah atau piring ceper besar bentuk bulat atau lonjong. Kue basah yang dipotong-potong atau utuh dapat langsung disusun di atas tampah yang telah dialas dan dihias daun pisang dengan bentuk yang rapi dan menarik. Diakhiri dengan memberikan hiasan (garnish). Garnish disini harus memenuhi syarat yaitu sederhana, menarik, dan terbuat dari bahan yang dapat dimakan. ✔ Bila menggunakan piring ceper besar, bentuknya tergantung dari bentuk kue yang akan ditata. Piring ceper diberi alas daun pisang atau daun pandan, kemudian letakkan kue diatasnya. Bila piring ceper yang digunakan polos atau tidak bermotif, maka dalam menata kue pada piring perlu ditambahkan hiasan (garnish). Sedangkan bila menggunakan piring ceper bermotif, maka dalam penataannya tidak perlu diberikan hiasan (garnish) yang banyak. ✔ Pada kue basah yang telah dikemas/dibungkus, maka penyajiannya dapat menggunakan keranjang yang telah dihias, kemudian disusun rapi dan diberi hiasan seperti pita, bunga atau ornamen lainnya. Pada kue basah yang bentuknya kecil-kecil dapat disajikan dengan daun pisang yang telah dibentuk (takir dan sudi). Dimana takir dan sudi dibuat dengan bentuk yang kecil (untuk perorangan) berukuran diameter hampir sama dengan piring kue/dessert plate. 2) Kue kering Karakteristik kue kering yaitu mempunyai tekstur kering dan umumnya dengan teknik pengolahan digoreng dan dibakar. Dalam penataan dan penyajiannya sedikit berbeda dengan kue basah. Untuk kue kering yang berbentuk utuh dapat digunakan wadah berupa toples, baik yang terbuat dari kaca atau plastik. 36. Faktor Kegagalan Produk Kue Indonesia Dalam pembuatan kue Indonesia memiliki trik dan tip tertentu agar kue yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. Pengetahuan ini perlu dimiliki dalam pembuatan kue Indonesia. Berikut ini akan dijelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam pembuatan kue Indonesia: 1) Proses penimbangan bahan yang kurang tepat. 2) Pemilihan bahan yang kurang tepat 3) Pemilihan metode yang kurang tepat 4) Pemilihan alat yang tidak sesuai dengan fungfsinya 37. Kreasi Produk Kue Indonesia Seiring dengan perkembangan zaman jenis- jenis kue menjadi lebih bervariasi. Jenis Kue Indonesia pun menjadi lebih banyak dengan berbagai bahan tambahan atau adanya bahan pokok yang digantikan sehingga menjadi produk yang inovatif, seperti kue putu dengan isian coklat, ali agrem keju, bandros kentang dan nagasari coklat. 2 Daftar materi yang sulit 1. Klasifikasi Adonan Cake, Gateaux, & dipahami di modul ini Torten Perbedaan Cake, Gateaux & Torten 2. Prinsip-prinsip kue Indonesia 3 Daftar materi yang sering 1. Pengertian cake, gateaux dan mengalami miskonsepsi torten Perbedaan Cake, Gateaux & Torten 2. Karakteristik cake, gateaux dan torten Perbedaan karakteristik cake, gateaux &torten 3. Klasifikasi bread