ABSTRAK
Molecular Imprinted Polymer (MIP) merupakan teknik pembuatan polimer berongga
yang berfungsi sebagai sorben dengan selektivitas dan afinitas yang tinggi. Keberhasilan teknik
MIP dalam pengaplikasiannya dilihat dari seberapa tingginya nilai imprinting factor (IF) dan
kapasitas adsorpsi (KA) dalam mengadsorpsi suatu analit target. Tingginya kedua parameter
tersebut dapat dipengaruhi oleh penggunaan monomer dan crosslinkers pada saat sintesis
polimerisasi MIP. Tujuan dilakukan studi ini untuk memberikan informasi berupa nilai
parameter IF dan KA dari penerapan MIP pada senyawa obat anabolik androgenik steroid
(AAS). Review Jurnal ini dilakukan dengan menelusuri dan mengkaji jurnal ilmiah nasional
maupun internasional tentang MIP dan AAS yang diperoleh dari situs google.com, google
scholar, NCBI, dan Science Direct. Berdasarkan hasil review untuk memperoleh nilai IF dan
KA yang tinggi bagi analit testosteron jika monomer yang digunakan adalah
trifluoromethacrylic acid (TFMAA) yang dikombinasikan dengan crosslinker divinylbenzene
(DVB) dan androsterone dimethacrylate (AnDMA), untuk analit estrogen seperti β-estradiol
memperoleh nilai IF dan KA yang tinggi jika monomer yang digunakan adalah methacrylic
acid (MAA) yang dikombinasikan dengan crosslinker ethylene glycol dimethacrylate
(EGDMA).
Kata kunci: Molecular Imprinted Polymer; Anabolik Androgenik Steroid; Imprinting Factor;
Kapasitas Adsorpsi.
ABSTRACT
Molecular imprinted polymer (MIP) is a technique for producing hollow polymers
(cavities) which serve as sorbent with high selectivity and affinity. The best result of the MIP
technique in its application can be seen from the high value of the imprinting factor (IF) and
the adsorption capacity (AC) in adsorbing a target analyte. The value of these two parameters
areinfluenced by the use of monomers and crosslinkers during the polymerization of the MIP
synthesis. The purpose of this study was to provide information regardingIF and AC parameter
values from the application of MIP to AAS drug compounds. The Journal used for this review
are national and international scientific journals about MIP and AAS obtained on site
google.com, google scholar, NCBI and Science Direct. Based on the review, it was found that
1
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 1-11
to obtain a high IF and AC value for testosterone as analytes, the monomer used is
trifluoromethacrylic acid (TFMAA) combined with divinylbenzene (DVB) and androsterone
dimethacrylate (AnDMA) crosslinkers, while for estrogen analytes such as β-estradiol used
Methacrylic acid (MAA) as monomer combined with Ethylene glycol dimethacrylate
(EGDMA) crosslinker.
Keywords: [Molecular Imprinted Polimer; Anabolic Androgenic Steroid; Imprinting factor;
Adsorption capacity]
2
Review: Kajian Sintesis … (Komalasari, N., dkk)
finding (AAF) yang sudah disetujui WADA awal yang paling sering dimanfaatkan untuk
(WADA 2019). memisahkan senyawa tertentu dengan
Dari banyaknya laporan kasus afinitas dan selektivitas yang tinggi (Hasanah
penyalahgunaan zat doping tersebut, untuk et al. 2015; Qiu et al. 2010). Parameter yang
dapat mengurangi, menyelesaikan dan dapat digunakan untuk menentukan
mencegah penggunaan zat doping yang sensitivitas dan selektivitas kinerja MIP
mengandung AAS oleh olahragawan, maka adalah imprinting factor dan kapasitas
diperlukan teknik analisis yang mampu adsorpsi (Belbruno, 2018).
mendeteksi dan mengukur senyawa-senyawa Review artikel ini bertujuan untuk
zat aktif yang terdaftar pada kelas AAS memberikan informasi terkait penerapan
dalam sampel biologis dengan akurasi dan MIP untuk penentuan anabolik androgenik
presisi yang tinggi. Telah tersedia banyak steroid, agar MIP yang dihasilkan memiliki
metode analisis untuk melakukan preparasi selektivitas dan afinitas yang tinggi
dan menganalisis senyawa yang berdasarkan studi literatur pada artikel-artikel
mengandung zat AAS dalam sampel penelitian sebelumnya. Hasil yang
biologis. Salah satunya teknik pemisahan disimpulkan berupa komponen monomer
kromatografi seperti kromatografi cair atau dan crosslinkers yang dapat memberikan
kromatografi gas yang digabungkan ke nilai IF dan KA yang tinggi pada analit AAS.
sistem deteksi yang berbeda seperti detektor
UV-Vis atau spektrometer massa, metode METODE PENELITIAN
berbasis imuno seperti radioimmunoassay, Strategi pencarian yang digunakan
ELISA dan SPE-HPLC (Rohayati et al. untuk mencari data acuan dalam review ini
2015; Mirmahdieh et al. 2011). menggunakan metode browser safari pada
Beberapa metode yang telah situs google.com, google scholar, NCBI, dan
disebutkan diatas sudah disahkan oleh Science Direct dengan kata kunci yang
laboratorium yang terakreditasi WADA. digunakan diantaranya “molecularly
Namun, penggunaan metode-metode imprinted polymer anabolic androgenic
tersebut diperlukan peralatan yang canggih, steroid, synthesis and characterization
ketelitian yang tinggi, operator harus molecular imprinted anabolic androgenic
memiliki keahlian khusus serta bahan dan steroid, imprinting factor molecularly
pengoperasionalannya cukup mahal. Teknik imprinted drug anabolic androgenic steroid,
metode SPE-HPLC (Solid Phase Extraction- capacity adsorption molecularly imprinted
High Performance Liquid Chromatography) drug anabolic androgenic steroid”. Setelah
dapat digunakan untuk memisahkan analit dilakukan pencarian, diperoleh artikel-artikel
dari matriks sampel biologis. Akan tetapi, nasional maupun artikel internasional
teknik tersebut masih kurang selektif sebagai sumber pustaka untuk review ini.
sehingga para peneliti farmasi harus Artikel yang telah diperoleh kemudian
melakukan penelitian aktif untuk diskrining dan diseleksi berdasarkan kriteria
meningkatkan teknik ekstraksi yang selektif inklusi yaitu nilai imprinting faktor dan
dan lebih akurat dalam teknik identifikasi. kapasitas adsorpsi yang paling tinggi pada
Salah satu teknik seperti itu adalah Molecular penggunaan molecular imprinting polymer
Imprinted Polymer (MIP).(Nawaz et al. anabolic androgenic steroid. Template yang
2020). digunakan hanya zat yang termasuk ke dalam
MIP adalah suatu teknik untuk kelas zat S1 (anabolik androgenik steroid)
pembuatan polimer sintetik dengan dan didapatkan tujuh jurnal terseleksi.
selektivitas yang telah diatur berdasarkan Kemudian artikel yang telah diseleksi
molekul template yang diinginkan. MIP dilakukan penelaahan dan pengkajian data
digunakan sebagai salah satu pengkondisian yang disajikan dalam bentuk tabel serta
3
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 1-11
4
Review: Kajian Sintesis … (Komalasari, N., dkk)
preparasi sampel pada analisis obat dan dapat dilakukan dengan cara
sistem penghantaran obat (Saylan, membandingkan nilai imprinting faktor (IF).
Akgönüllü, Yavuz, Ünal, & Denizli, 2019). Imprinting faktor diperoleh dari hasil
Penggunaaan MIP dipilih karena memiliki perbandingan antara koefisien distribusi MIP
banyak keuntungan. Keuntungan yang dengan koefisien distribusi dari NIP.
didapatkan dalam penggunaan MIP Imprinting faktor merupakan indikator untuk
diantaranya biaya produksi yang relatif menentukan kualitas cetakan yang dihasilkan
rendah, responnya cepat, kemampuan dalam mengenali template pada sorben MIP
mengikat suatu molekul target secara dan NIP (Suherman et al., 2019).
reversible, memiliki sensitivitas dan Keberhasilan teknik MIP dalam
selektivitas tinggi serta stabilitas kimianya pengaplikasiannya dilihat dari seberapa
cukup tinggi( Saylan et al. 2019; Ningtias et tingginya kapasitas adsorpsi dan imprinting
al. 2011). factor (IF) dalam mengadsorpsi suatu analit
MIP yang memiliki sensitivitas dan target. Semakin tingginya nilai kapasitas
selektivitas yang tinggi diperoleh dengan adsorpsi maka semakin banyak analit target
cara mensintesis komponen-komponen MIP. yang berinteraksi dengan matriks polimer
Komponen-komponen penyusun MIP terdiri MIP. Sedangkan untuk nilai IF yang tinggi
dari template, monomer fungsional, pengikat menunjukkan hubungan antara derajat
silang (crosslinker) inisiator dan pelarut pengembangan dan selektivitas dari ukuran
porogen. semua komponen ini dipolimerisasi atau bentuk polimer yang dilakukan pada saat
agar menghasilkan rongga (cavities) yang proses imprinting. Nilai IF yang lebih tinggi
dapat berfungsi mengenali molekul target dari 1 menunjukkan bahwa MIP dapat
dengan struktur, ukuran dan sifat fisika-kimia mengikat lebih banyak analit target. (Tristi,
yang sama dengan template. Untuk 2018; MiloŠ, 2020)
mengetahui keberhasilan pembuatan rongga Pada sejumlah penelitian tentang
polimer MIP, maka polimer MIP yang telah pengaplikasian MIP pada obat-obatan
dibuat harus dievaluasi dengan menentukan anabolik anabolik steroid yang telah
kapasitas adsorpsi dan selektivitas MIP dipublikasi diperoleh 7 data. Hasil evaluasi
(Belbruno, 2018). sintesis MIP dari jurnal-jurnal yang diperoleh
Evaluasi kapasitas adsorpsi bertujuan dengan menggunakan template golongan
untuk mengetahui afinitas dan kapasitas anabolik anabolik steroid serta monomer,
kejenuhan pengikatan MIP terhadap crosslinker, initiator dan porogen yang
template. Kapasitas adsorpsi MIP ditentukan berbeda menghasilkan nilai imprinting faktor
oleh kemampuan menerima ikatan hidrogen dan kapasitas adsorpsi yang berbeda. Data
(Zhu 2017). Penentuan kapasitas adsorpsi nilai imprinting faktor dan kapasitas adsorpsi
dilakukan untuk mengetahui jumlah sisi yang diambil merupakan nilai IF dan
ikatan yang mungkin mengikat analit, kapasitas adsorpsi yang paling tinggi disetiap
semakin besar nilai sisi ikatan maka MIP jurnal publikasinya. Data tersebut dapat
semakin baik.(Hasanah et al., 2015) dilihat dari Tabel 1.
Sedangkan untuk penentuan selektivitas MIP
5
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 1-11
Tabel 1. Hasil Evaluasi Nilai IF (Imprinting Factor) dan KA (Kapasitas Adsorpsi) MIP
terhadap Template Golongan Anabolik Androgenik Steroid yang Digunakan
6
Review: Kajian Sintesis … (Komalasari, N., dkk)
7
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 1-11
dan selektivitas yang sangat baik terhadap sama tetapi nilai IF tertinggi rata-rata
progesterone dibandingkan dengan hormone diperoleh dari analit molekul target yang
steroid lainnya seperti β –estradiol , estrone sama dengan template.
dan testosterone. MIP yang telah dicetak
menghasilkan rongga yang dapat merespons KESIMPULAN
progesterone dengan mengadsorpsi analit Berdasarkan perbandingan dari nilai
target melalui ikatan hidrogen. Gugus fungsi imprinting factor dan kapasitas adsorpsi yang
karboksilat dari asam itakonat merupakan didapat untuk memperoleh nilai imprinting
donor dan akseptor hidrogen yang baik factor dan kapasitas adsorpsi yang tinggi bagi
sehingga dapat membentuk interaksi ikatan analit testosteron jika monomer yang
hidrogen dengan template. Perbandingan digunakan adalah trifluoromethacrylic acid
rasio mol yang digunakan 1:2:12, (TFMAA) yang dikombinasikan dengan
perbandingan tersebut menghasilkan nilai crosslinker divinylbenzene (DVB) dan
imprinting faktor dan kapasitas adsorpsi androsterone dimethacrylate (AnDMA)
paling optimal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menghasilkan nilai IF sebesar 16.38,
jumlah monomer fungsional yang tidak sedangkan untuk analit estrogen seperti (β-
cukup menyebabkan gugus fungsi yang estradiol) apabila monomer yang digunakan
dihasilkan juga tidak cukup untuk mengikat adalah methacrylic acid (MAA) yang
molekul target. Sedangkan jumlah monomer dikombinasikan dengan crosslinker ethylene
fungsional yang berlebih mengakibatkan glycol dimethacrylate (EGDMA) dengan
adsorpsi yang dihasilkan akan tidak spesifik. menghasilkan nilai IF sebesar 1,90 dan KA
Maka hal terpenting untuk menentukan 44,05 µmol/gram.
jumlah perbandingan monomer fungsional Adanya nilai imprinting factor dan
adalah disesuaikan dengan pembentukan sisi kapasitas adsorpsi yang diperoleh dari
ikat yang akan berinteraksi dengan template sintesis MIP terhadap obat-obatan golongan
sebagai contoh diperhitungkan ikatan H- anabolik androgenik steroid dapat
donor dengan ikatan H-akseptor antara disimpulkan bahwa teknik MIP dapat
monomer dan template untung digunakan untuk teknik pengekstraksian
memaksimalkan efek pencetakan. Selain itu, sampel yang mengandung senyawa obat
jumlah crosslinker juga diperhitungkan anabolik androgenik steroid. Nilai IF yang
untuk menentukan kestabilan MIP yang lebih besar dari 1 menunjukkan selektivitas
mempengaruhi keselektivitasan adsorpsi yang diberikan polimer MIP juga tinggi.
MIP. Oleh karena itu, semakin besar nilai IF maka
Berdasarkan hasil yang didapat untuk semakin bagus juga polimer MIP yang dibuat
memperoleh nilai imprinting faktor dan begitu juga dengan kapasitas adsorpsi
kapasitas adsorpsi yang tinggi, maka semakin tinggi nilai kapasitas adsorpsi
diperlukan perancangan komponen MIP, semakin bagus polimer MIP dalam
terutama banyaknya rasio jumlah monomer mengekstraksi suatu analit target.
fungsional dan crosslinker yang digunakan
dengan memperhitungkan ikatan H-donor UCAPAN TERIMA KASIH
dan ikatan H-akseptor dengan template. Nilai Tanpa mengurangi rasa hormat penulis
imprinting faktor dan kapasitas adsorpsi yang mengucapkan banyak-banyak terima kasih
tinggi mempengaruhi selektivitas dan kepada Bapak apt. Shendi Suryana., M.Farm
sensitifitas MIP terhadap analit molekul selaku dosen pembimbing utama dan kepada
target. Selektivitas tersebut dipengaruhi oleh Bapak Dang Soni, M.Farm selaku
penggunaan template. Meskipun pembimbing serta yang telah membimbing
dibandingkan dengan analog structural dan memberikan dukungan serta waktunya
lainnya yang berasal dari satu golongan yang
8
Review: Kajian Sintesis … (Komalasari, N., dkk)
9
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 1-11
10
Review: Kajian Sintesis … (Komalasari, N., dkk)
11