LAPORAN INDIVIDU
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Magang
Manajemen Pendidikan
Oleh:
Sylvia Dyah Kusuma Wardani
NIM.17010714015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji.
1 (............................................)
Penguji I
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmad, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelsaikan Laporan Magang Manajemen Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Magang Manajemen.
Dalam menulis laporan ini, penulis banyak memeroleh bimbingan, saran dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Adi Suwito, M.Pd. Selaku Kepala Dinas Kabupaten Lamongan
2. Immaturoki’in S.Pd.,MM. Selaku Kepala Bidang Program dan Evaluasi
3. Syunu Trihantoyo, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan FIP Unesa
serta selaku Dosen Pembimbing Lapangan
4. Seluruh karyawan Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan yang sudah membantu
serta membimbing dalam kegiatan magang
5. Kedua orang tua, serta keluarga yang tidak pernah lelah dalam mendukung penulis
untuk terus berusaha selama penulis melaksanakan magang di Dinas Kabupaten
Lamongan
6. Teman-teman kelompok magang di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan yang
bekerja keras untuk kelancaran Magang Manajemen
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Laporan Magang Manajemen
ini
Laporan ini berjudul “Pengelolaan Dana BOS di Bidang Program dan Evaluasi
Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan”
Penulis menyadari bahwa dalam menulis laporan ini, penulis mempunyai banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
butuhkan dari semua pihak.
Akhir kata, semoga laporan ini bisa dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
bagi pembaca pada umumnya,
Surabaya,11Oktober 2020
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
PENUTUP ....................................................................................................................................37
A. Kesimpulan ........................................................................................................37
B. Rekomendasi......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................39
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................................................41
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................................42
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah
dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3
menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat (Juknis Penggunaan Dana BOS tahun 2016). Konsekuensi dari amanat
undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan
dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
Di Indonesia pendidikan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang
sangat penting karena dapat menunjang kesejahteraannya. Masyarakat sudah sadar
bahwa pendidikan sangat penting karena pendidikan merupakan bentuk salah satu
dari investasi untuk menghadapi masa depan. Dengan melihat pendidikan di suatu
negara dapat diketahui sajauh mana pemerintah memberikan pelayanan
kesejahteraan untuk masyarakat nya jika pendidikan di suatu negara sangat mudah
didapat dan merata berarti negara tersebut adalah negara yang sejahtera namun, jika
sebaliknya dapat diartikan bahwa pemerintah kurang memperhatikan betapa
pentingnya pendidikan untuk masyarakatnya.
Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut serta mendukung pencapaian
program penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahun (Wajar 9
Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai permasalahan.
Permasalahan tersebut antara lain belum optimalnya pemerataan kesempatan
pendidikan, rendahnya kualitas pendidikan, maupun terbatasnya anggaran
pendidikan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti oleh turunnya
1
2
nilai tukar rupiah US dolar menimbulkan kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti
sandang, pangan, perumahan dan kesehatan. Dengan kaitannya permasalahan di
lembaga pendidikan (Sekolah) banyak sekolah menginput data secara serampangan
(asal) terkait dana BOS, tunjangan guru, penetapan prasarana dan sarana, atau dana
bantuan lain di Dapodik sehingga akurasinya hanya di bawah 60% artinya masih
banyak sekolah yang menginput data itu asal. Secara umum permasalahan utama
dalam penyaluran dana BOS tahun-tahun sebelumnya yakni masalah keterlambatan
pelaporan sekolah secara kolektif yang disebabkan faktor jaringan dan upgrade
rekening sekolah.
Dengan itu sekolah harus lebih kreatif untuk menyelesaikan permasalahan
yang dialami yang mempengaruhi keterlambatan pencairan dana BOS di sekolah
masing-masing dan sekolah juha harus lebih selektif dalam menempatkan tenaga
operator sekolah dan memiliki back up data untuk menghindari terjadi masalah data
BOS ke depan.
Penggunaan dana BOS di Sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan
keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS sekolah, Dewan Guru dan Komite
Sekolah. Hasil kesepakatan diatas harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk
berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta rapat.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas pemerintah yaitu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat program untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya adalah BOS (Biaya Operasional
Sekolah) merupakan suatu program pemerintah untuk membantu penyediaan
pendanaan biaya operasional nonpersonalia sekolah. Program Bantuan Operasional
Sekolah dikomandani oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang mana
dalam pelaksanaannya, penyaluran dan pengelolaan dana BOS wajib berpedoman
pada Buku Petunjuk Teknis Penggunaan dana BOS yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 8 tahun 2020 sebagai kementerian teknis
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengelolaan program BOS
(Mulyono, 2015:170).
3
b. Adanya orang yang megaudit dinas dinas tanpa mengeluarkan biaya dengan
adanya laporan-laporan magang yang diberikan kepada dinas
D. Bentuk Kegiatan, Alur Kegiatan, dan Indikator Keberhasilan
1. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan penulis selama magang di Dinas Pendidikan Kabupaten
Lamongan dalam bidang Program dan Evaluasi adalah penginputan data Dana
BOS lembaga Pendidikan jenjang SD dan SMP Se-Kabupaten Lamongan
2. Alur Kegiatan
Alur kegiatan adalah rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk sebuah tujuan
yang ingin dicapai tujuan yang ditentukan. Maka alur kegiatan penulis selama
magang di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan dijelaskan sebagai berikut :
Unit Publikasi
Penanggung Jawab
PEMDA Tim Bos Provinsi layanan
Data
Tim Bos Kabupaten/kota Informasi
Pengelolah
Bupati Sub Bidang Program
(Pengarah) & Evaluasi SD &
SMP
3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang disusun oleh penulis selama magang di Dinas
Pendidikan Kabupaten Lamongan, Yaitu :
6
G. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Magang Manajemen Pendidikan yang dilaksanakan di Dinas
Pendidikan Kabupaten Lmaongan dimulai tanggal 08 September 2020 sampai 23
Oktober 2020 dan jadwal selengkpanya telah dilampirkan penulis. Selama kegiatan
magang berlangsung penulis langsung ditempatkan di bidang program dan evaluasi
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
7
Bulan
N Septembe
Kegiatan Agustus Oktober November
o r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendaftaranmagang MP 2020
2 Observasi dan perijinanlembaga
Pembukaanmagang MP 2020
3 (penyerahanmahasiswamagang
oleh DPL
Orientasimagang (sesuaimasing-
4
masingtempatmagang)
Penyusunan program oleh
5
mahasiswa
Pelaksanaan program oleh
6
mahasiswa
Monitoring dan evaluasi oleh
7 DPL
Penjemputan/penarikanmahasisw
8
adaritempatmagang oleh DPL
9 Penyusunanlaporanmagang
1 Penyerahannilaimagang oleh
0 Pamong dan DPL
Seminar
1
hasil/ujianpendalamanlaporanma
1
gang MP 2020
8
9
pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang orangtuanya atau walinya
tidak mampu membiayai pendidikannya, serta beasiswa untuk peserta didik yang
berprestasi. Kedua, biaya penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan adalah
biaya penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelenggaraan pendidikan oleh
masyarakat. Ketiga, biaya pribadi peserta didik adalah biaya personel yang meliputi
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Adapun pengertian BOS
adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi
satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar (Dirjen Diknas &
Depdiknas, 2009:8). Ada beberapa hal yang perlu kita cermati dalam kebijakan
pemerintahan terkait dana BOS, di antaranya :
1. Landasan Hukum Dana BOS
a) Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang 1945
b) Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara
c) Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
d) Peraturan Pemerintah N0.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
e) Peraturan Pemerinrah No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar
f) Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan
g) Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan
Pemberantasan Buta Aksara.
h) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.036/U/1995 tentang
Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
i) Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen keuangan Republik Indonesia No.
SE-02/PJ/2006, tentang pedoman pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional
12
utama guru pembelian atau penyediaan buku teks utama bagi kepala sekolah
untuk memenuhi kebutuhan buku semua mata pelajaran pada kelas 7,8 dan 9
di sekolah yang dipimpin. Pembelian atau penyediaan buku guru meliputi
seluruh buku teks utama mata pelajaran sesuai kelas yang diajarkan. Bagi
sekolah yang sudah melakukan pembelian atau penyediaan buku guru, dapat
mengganti buku teks utama yang rusak, atau membeli kekurangan buku agar
jumlahnya mencukupi.
b) Membeli buku nonteks (buku bacaan, buku pengayaan, dan buku referensi)
terutama yang menunjang penguatan pendidikan karakter dan
pengembangan literasi sekolah, untuk memenuhi SPM pendidikan dasar
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
mengatur tentang Standar Pelayanan Minimal.
c) Langganan koran, serta langganan majalah atau publikasi berkala yang
terkait dengan pendidikan, baik offline maupun online
d) Pemeliharaan atau pembelian baru buku atau koleksi perpustakaan
e) Peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan
f) Pengembangan database perpustakaan dan perpustakaan elektronik (e-
library) atau peprustakaan digital (digital library)
g) Pemeliharaan perabor perpustakaan atau pembelian baru
h) Pemeliharaan atau pembelian AC perpustakaan
2. Penerimaan peserta didik baru
Semua jenis pengeluaran dalam rangka penerimaan peserta didik baru (termasuk
pendaftaran ulang peserta didik lama). Diantaranya penggandaan formulir
pendaftaran, administrasi pendaftran, publikasi/ pengumuman PPDB, biaya
kegiatan pengenalan lingkungan sekolah dan konsumsi penyelenggaraan
kegiatan dan transportasi.
3. Kegiatan evaluasi pembelajaran dan ekstrakurikuler
16
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data penulis harus memiliki metode untuk mendapatkan
data dan informasi yang baik dan terstuktur serta akurat dari setiap apa yang teliti. Sehingga
kenenaran data dan informasi yang diperoleh dapat di pertanggungjawabkan. Suharsimi
Arikunto (2002), berpendapat bahwa “ metode penelitian adalah berbagai cara yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkn data penelitiannya”. Cara yang dimaksud adalah
wawancara , dan studi dokumentasi. Disini penulis akan memaprkan 3 (tiga) metode
pengumpulan data antara lain wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
A. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh wawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara atau responden (Arikunto, Suharsimi,
2002:155). Dari diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah cara memeroleh
data dengan berdialog dan bertatap muka secara langsung baik kepada individu
maupun berkelompok untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Wawancara dalam pelaksanaan magang manajemen ini dilakukan oleh
penulis selaku pewawancara terhadap informan selaku narasumber. Dalam hal ini
yang menjadi narasumber adalah Bpk. Wahyu Pratiyawan (Staff Bidang Program
dan Evaluasi ). Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh keterangan atau
pendapat sebagai amsukan dan memperoleh informasi yang ada relevensinya
dnegan pokok persoalan khususnya bidang garapan manajemen yaitu mengenai
Pengelolaan Dana BOS di bidang Program dan Evaluasi.
B. Observasi
Observasi mengungkapkan sistematis mengenai peristiwa, tingkah laku,
benda atau karya yang dihasilkan dan peralatn yang digunakan. Penggunaan metode
observasi secara tepat yang sesuai dengan persyaratan yang digunakan dalam
teknik-tekniknya, baik digunakan secara tersendiri maupun digunakan secara
bersama-sama dengan metode lainnya dalam suatu kegiatan di lapangan, akan
23
24
sangar bermanfaat untuk memeroleh data yang tepat, akurat, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan segala sesuatu yang terjadi
seperti unsur-unsur, aktivitas-aktivitas, dan orang-orang yang terlibat dalam
penelitian yang sedang dilakukan.
Jenis-jenis observasi :
1. Berdasarkan pengumpulan data :
a. Observasi partisipan, yaitu meneliti terlibat langsung dalam aktivitas (orang)
yang diamati
b. Observasi non pasrtisipan, yaitu peneliti tidak terlibat dalam aktivitas orang-
orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen
2. Berdasarkan instrumen yang digunakan :
a. Observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis
tentang apa yang diamati dan dimana tempatnya.
b. Observasi tidak terstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Pada metode observasi ini, penulis menggunakan jenis observasi partisipan,
yaitu peneliti terlibat langsung dalam aktivitas (orang) yang diamati. Penulis terjun
langsung untuk mengetahui bagaimana program dan perencanaan dijalankan yang
semuanya sudah ditentukan langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
untuk diterapkan dan disampaikan ke lembaga sekolah baik SD maupun SMP yang
di Kabupaten Lamongan. Data yang diperlukan dalam metode pengamatan ini
adalah mengamati secara langsung dokumen atau data-data yang ada diruangan
program dan perencanaan.
C. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis seperti arsip-arsip dan juga termasuk buku-buku tentang pendapat teori, dalil
25
BAB IV
PENGALAMAN YANG DIPEROLEH
26
27
Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan penulis adalah dalam setiap kegiatan
terdapat nilai-nilai yang terkandung misalnya kebiasaan apel pagi. Setiap karyawan
dituntut untuk datang pagi sebelum pukul 07.30 untuk mengikuti apel pagi adalah
agar karyawan memiliki jiwa diisplin dan tanggung jawab yang tinggi. Pelaksanaan
monev yang sebagai perbaikan suatu lembaga yang berarti mereka memiliki jiwa
sosial dan peduli. Pada setiap hari jum’at dihimbau untuk mengikuti senam pagi
bersama-sama dimana nilai kebersamaan dan kekeluargaan adalah poin penting
yang diutamakian disini.
29
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan berada di Jalan
K.H. A.Dahlan, no. 75, Kecamatan Lamongan Kabupaten
Lamongan 62211. Dengan alamat email
disdik@lamongankab.go.id
Dinas pendidikan untuk wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur merupakan instansi pemerintah yang bertanggung jawab
tentang semua hal yang berkaitan dengan pendidikan di
wilayahnya. Bertugas melaksanakan urusan pemerintah Kabupaten Lamongan
dalam bidang pendidikan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan serta
melaksanakan tugas-tugas lain berkaitan dengan pendidikan yang diberikan oleg
Walikota / Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
Pemerintah daerah bidang pendidikan melakukan tugasnya pada wilayah
kerjanya. Tugas tersebut mencakup pembantuan urusan pendudukan, pengawasan,
penyusunan program pendidikan daerahnya, menyusun strategi, perumusan
kebijakan pendidikan hingga memberikan layanan umum dalam hal pendidikan.
Dinas Pendidikan ini Juga menjadi pembina dan pemberi izin sekolah dari taman
kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,
hingga lembaga bimbel. Segera kunjungi kantor Dinas Pendidikan terdekat ini atau
juga dapat mengakses secara inline website Dinas Pendidikan untuk mendapatkan
informasi lainnya.
2. Visi dan Misi
Visi :“Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Asing”
Pemahaman diatas mengandung makna terjalinnya sinerga yang dinamis
antara masyarakat. Makna dari visi :
29
30
Misi :
1) Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan
kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.
2) Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan
mengoptimalkan potensi daerah
3) Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian
lingkungan
4) Mewujudkan reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik
5) Memantapkan kehidupan masyarakat yang tentram dan damai dengan
menunjang tinggi budaya lokal
3. Struktur Organisasi Kabupaten Lamongan
31
Kelompok
Sekretaris
Jabatan Fungsional
4. Paparan Data
Deskripsi singkat pelaksanaan magang manajemen pendidikan, yaitu
sebagai berikut. Pelaksanaan magang manajemen di Dinas Pendidikan
Kabupaten Lamongan yang dilaksanakan pada tanggal 08 September 2020
sampai dengan 23 Oktober 2020. Ada 4 orang mahasiswa/mahasiswi yang
dibagi kedalam 3 bidang.
Pada hari pertama magang anggota kelompok diberikan pengarahan
langsung oleh bapak Rudi selaku Kasubag Umum. kemudian anggota
kelompok disebar ke dalam tiga bidang yaitu bidang Program dan Evaluasi,
bidang PAUD dan Bidang SD. Pada saat bertemu dengan pamong untuk
perkenalan diri dan meminta izin, dan beliau memberikan masukan-masukan
untuk pelaksanaan magang. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan
selama magang, serta memberikan gambaran bagaimana iklim kerja di
bidang yang sudah ditetapkan.
Penulis ditempatkan di bidang Program dan Evaluasi didalamnya
terdapat penanganan permasalahan kendala pada Dapodik, Pengelolaan dan
Pelaporan Dana BOS pada jenjang SD dan SMP, Monitoring ke lembaga
pendidikan guna untuk mengetahui pelaporan dana BOS dan perbaikan
pengelolaan dana BOS SD dan SMP dan lain-lain.
Disini penulis diberikan kesempatan untuk menikmati iklim kerja di
Bidang Program dan Evaluasi, yang berarti selama magang penulis berada di
Bidang Program dan Evaluasi. Mendapatkan banyak pengalaman baru
tentang bagaiamana kinerja di bidang Program dan Evaluasi, apa saja yang
ditangani, dan hal-hal baru lainnya. Pada hari pertama penulis mencoba
menawarkan diri untuk membantu pekerjaan staff dan diberilah beberapa
lembar kertas yang berisi nomor rekening sekolah penerima dana BOS,
tanggal dan saldo akhir dari jenjang SD dan SMP se-Kabupaten Lamongan
yang kemudian di input dan di crosscheck ke dalam data palaporan dana
BOS serta penginputan daftar hadir sosialisasi pelaporan dana BOS dan
penyusunan RKAS. Menyetempel surat dana hibah dan checklist LPJ dan
33
Penyaluran atau pencairan Dana BOS pada tahun 2020 dimulai dari data
rekening sekolah yang dimasukkan oleh sekolah ke Dapodik kemudian
ditarik ke aplikasi BOS Salur jika sudah valid akan dikirimkan ke Sistem
Online Monitoring Sistem Pendaharaan dan Anggaran Negara (OM SPAN)
kemudian melalui Direktorat Jenderal Pendaharaan (DJPB) untuk proses
pencairannya dengan menggunakan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
ke kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) agar dana bisa diterima
oleh rekening sekolah masing-masing secara langsung.
35
B. Pembahasan
Dengan adanya kendala atau permasalahan yang dialami pada sekolah harus
lebih kreatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami yang
mempengaruhi keterlambatan pencairan dana BOS di sekolah masing-masing
dan sekolah juga harus lebih selektif dalam menempatkan tenaga operator
sekolah dan memiliki back up data untuk menghindari terjadi masalah data BOS
ke depan.
37
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas penulis menarik beberapa kesimpulan yang
dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas pemerintah yaitu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat program untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya adalah BOS
(Biaya Operasional Sekolah) merupakan suatu program pemerintah untuk
membantu penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia sekolah.
Program Bantuan Operasional Sekolah dikomandani oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, yang mana dalam pelaksanaannya, penyaluran
dan pengelolaan dana BOS wajib berpedoman pada Buku Petunjuk Teknis
Penggunaan dana BOS yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 8 tahun 2020.
2. Dengan adanya pengelolaan Dana BOS dapat memberikan kesempatan pada
siswa-siswa miskin untuk sekolah karena dengan menggratiskan seluruh
siswa miskin pada tingkat pendidikan dasar dan beban opersional sekolah
baik sekolah Negeri maupun sekolah Swasta serta mengurangi angka putus
sekolah
3. Kendala-kendala umum yang masih dihadapi pihak sekolah yakni lembaga
pendidikan (Sekolah) banyak sekolah menginput data secara serampangan
(asal) terkait dana BOS, tunjangan guru, penetapan prasarana dan sarana,
atau dana bantuan lain di Dapodik sehingga akurasinya hanya di bawah 60%
artinya masih banyak sekolah yang menginput data itu asal dan
keterlambatan pelaporan sekolah secara kolektif yang disebabkan faktor
jaringan dan upgrade rekening sekolah.
B. Rekomendasi
Untuk Bidang Program dan Evaluasi perlu adanya pengisiaan indeks
kepuasan pelayanan untuk tamu khusususnya lembaga pendidikan(sekolah) yang
mempunyai masalah atau kendala mengenai penginputan Dapodik dan pelaporan
37
38
Dana BOS agar dengan indeks kepuasan pelayanan untuk mengetahui tingkat
kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik selanjutnya yang lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif.
Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan pengguna layanan khususnya lembaga pendidikan.
39
DAFTAR PUSTAKA
https://www.infoguruku.net
Siswanto, S., & Sutrisna, B. (2014).Pengelolaan BOS SMP Negeri 1 Simo Dalam
Mekanisme APBD Pemerintah Kabupaten Boyolali Jurnal Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
39
40
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.2 Penginputan Daftar Hadir Sosialisasi Pengelolaan Dana BOS Dan
Penyusunan RKAS