Anda di halaman 1dari 5

Metode Wawancara Sebagai Instrumen Utama Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Jika wawancara dilihat hanya sebagai alat maka ilustrasinya akan sebagai berikut:
 Informan dihubungi untuk menentukan jadwal, lokasi, dan aturan wawancara
 Pertanyaan didesain untuk memperoleh jawaban yang sudah dapat diduga hingga protokol
wawancara terpenuhi
 Tugas informan adalah menjawab pertanyaan dan mereka menunggu pertanyaan
disampaikan.
 Informan tidak mempunyai wewenang untuk bertanya balik dan jika mereka bertanya maka
itu merupakan bentuk dari klarifikasi.
Disarankan ada komunikasi dua arah dan juga kolaborasi dalam melakukan
wawancara:
1. Pelaku wawancara hendaknya aktif dan responsif tidak hanya diam dan pasif
2. Masing-masing aktor dalam wawancara adalah subjek untuk kerja interaksi, aktivitas yang
bertujuan menghasilkan data wawancara.
3. Lebih banyak pertanyaan terbuka, interupsi yang minimal, dan mendorong elaborasi dari
pengalaman si informan.
4. Mendorong elaborasi, pewawancara biasanya menggunakan alat naratif seperti
"Lanjutkan," "Lalu apa yang terjadi? Pewawancara mendorong munculnya sebuah cerita
bukan sekedar jawaban singkat.
5. Rekonseptualisasi wawancara penelitian untuk lebih mendorong informan menceritakan
kisah mereka sendiri.
Konsep baru dari wawancara dipengaruhi salah satunya oleh epistemologi posmodernisme
(lihat Atkinson & Silverman, 1997; Gubrium, Holstein, Marvasti, & McKinney, 2012;
Silverman, 2015). Dampaknya dari diskusi pengaruh posmodernisme pada wawancara
adalah:
1. Batasan antara peran pewawancara dan responden menjadi kabur. Bentuk hubungan
tradisional antara keduanya dikritik karena mereproduksi bentuk kekuasaan dalam
masyarakat.
2. Bentuk-bentuk komunikasi baru dalam wawancara digunakan. Pewawancara dan
responden berkolaborasi bersama dalam membangun narasi pengetahuan.
3. Responden menjadi lebih peduli tentang isu-isu mengenai representasi ide mereka.
4. Kewenangan peneliti terawasi dalam praktik etika penelitian. Responden tidak lagi dilihat
sebagai nomor tak berwajah yang pendapatnya diproses sepenuhnya dengan persyaratan
peneliti.
5. Hubungan patriarki tradisional dalam wawancara dikritik. Posisi pewawancara dan
responden dinilai sejajar bahkan responden bisa lebih dominan. 6. Media elektronik semakin
diterima oleh komunitas akademik. Wawancara dapat dilakukan melalui e-mail, ruang
bincang virtual, dan moda komunikasi elektronik lainnya.
Persiapan Melakukan Wawancara
1. Alasan Menggunakan Wawancara

Berikut ini adalah panduan singkat untuk mengembangkan pertanyaan wawancara yang
diadopsi dan dimodifikasi dari Harvard Department of Sociology (2017):
1. Pertanyaan harus sederhana dan jangan mengajukan lebih dari satu pertanyaan sekaligus.
2. Pertanyaan terbaik adalah pertanyaan yang mendapatkan jawaban terpanjang dari
responden. Jangan mengajukan pertanyaan yang jawabannya amat singkat tanpa diikuti
pertanyan lanjutan.
3. Jangan ajukan pertanyaan yang mengharuskan responden Anda melakukan analisis untuk
Anda.
4. Jangan meminta bagaimana pendapat orang lain atau kelompok lain di lingkungan
responden.
5. Jangan takut untuk mengajukan pertanyaan yang sederhana. Jika Anda tidak bertanya,
mereka tidak akan memberi tahu.
langkah-langkah dalam menyusun pertanyaan wawancara.
1. Tuliskan pertanyaan penelitian secara umum.
2. Kembangkan pertanyaan di bawah topik umum.
3. Sesuaikan bahasa wawancara dengan siapa informan yang dituju.
4. Berhati-hatilah menyusun kata-kata dalam pertanyaan sehingga responden termotivasi
untuk menjawab sepenuhnya dan sejujur mungkin.
5. Tanyakan "bagaimana" daripada "mengapa" untuk mendapatkan cerita tentang proses.
6. Kembangkan probe yang akan menggali tanggapan yang lebih rinci untuk
pertanyaanpertanyaan kunci. Semakin detail, semakin baik.
7. Mulailah wawancara dengan pertanyaan pemanasan.
8. Pikirkan tentang alur logis dari wawancara.
9. Pertanyaan-pertanyaan yang sensitif sebaiknya ditanyakan menjelang akhir wawancara di
saat hubungan kepercayaan sudah terjalin.
10. Pertanyaan terakhir dapa berupa penutup untuk wawancara. Biarkan responden merasa
diberdayakan, didengarkan, atau senang bahwa mereka berbicara dengan Anda.
2. Lama Wawancara dan Jumlah Informan
3. Memilih informan

Peneliti paling tidak perlu menjelaskan beberapa poin berikut:


 Identitas diri peneliti dan alasan melakukan penelitian
 Mendapatkan ketertarikan responden melalui penjelasan singkat tentang penelitian yang
akan dilakukan
 Jelas perihal lama waktu wawancara yang akan dilakukan
 Meminta izin merekam percakapan
 Memastikan kerahasiaan terjamin jika diminta
 Menjelaskan manfaat penelitian
 Memberi detail kontak dan meminta kesediaan waktu mereka
 Melakukan kontak lanjutan jika tidak ada respon
Pelaksanaan Wawancara
1. Memastikan Informan Memahami Pertanyaan Wawancara

Beberapa pertimbangan lain misalnya adalah memastikan bahwa pertanyaan:


● Tidak mengarahkan atau memiliki asumsi tertentu
● Tidak berisi dua pertanyaan dalam satu pertanyaan
● Tidak sekedar menanyakan jawaban ya atau tidak
● Tidak terlalu ambigu atau terlalu umum
● Tidak berusaha menyerang responden.
Beberapa tips sederhana diantaranya:
 Mengenalkan diri sebelum wawancara dimulai
 Menjelaskan secara singkat dan sederhana penelitian yang sedang dilakukan
 Menjelaskan alasan wawancara, dan kenapa penting bagi responden.
 Sebutkan estimasi waktu wawancara
 Pastikan menjelaskan aspek etika dari wawancara
 Pastikan wawancara berjalan sesuai waktu yang direncanakan dengan memperhatikan
pertanyaan yang perlu dijawab.
2. Membuat Informan Terlibat dalam Wawancara

Transkripsi Hasil Wawancara


Analisis Ketika Pengumpulan Data
sumber data dalam penelitian kualitatif berupa:
1) kata-kata
2) tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen atau sumber data tertulis, foto,
dan statistik.
Bentuk catatan lapangan ini:
1) catatan fakta
2) catatan teori
3) catatan metodologis
Beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data oleh Moleong (2000:175-188):
1) perpanjangan keikutsertaan di lapangan penelitian,
2) ketekunan pengamatan,
3) triangulasi
4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi,
5) analisis kasus negatif,
6) kecukupan referensial,
7) pengecekan anggota
8) uraian rinci
9) auditing
Reduksi Data
Reduksi data meliputi:
1) meringkas data,
2) mengkode,
3) menelusur tema,
4) membuat gugus-gugus.
Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi
kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penarikan Kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada di
lapangan.
Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian berlangsung, dengan cara:
1) memikir ulang selama penulisan,
2) tinjauan ulang catatan lapangan,
3) tinjauan kembali dan tukar pikiran antarteman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif,
4) upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data
yang lain.

Anda mungkin juga menyukai