ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the extracurricular development of Hizbul
Wathan (HW) as a vehicle for improving students' state defense. The research uses a
qualitative approach. Research locations in three schools. The subjects of this research
are the coaches and students. Data collection was carried out from July to December
2020, using observation, interview, and documentation techniques. To ensure the
validity of the data, data triangulation was carried out.
Research result. First, the extracurricular activities of HW invite all elements of the
nation to unite, establish ukhuwah Islamiyah and Wathaniyah, as well as mutual
cooperation and respect for each other. Second, in terms of activity, it still needs to be
improved. In SMA M 12 about 50% are active. In SMA M 14 around 50%. Furthermore,
in SMK M 12, 65% are active. Third, HW activities have a solid foundation for
improving the quality of students, especially in strengthening Islamic beliefs and love
for Muhammadiyah. Finally, fourth, a number of obstacles were found in improving the
competence of defending the state.
Keywords: Extracurricular, Hizbul Wathan, State Defense Competence, Students
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembinaan ekstrakurikuler
Hizbul Wathan (HW) sebagai wahana peningkatan bela negara peserta didik. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di tiga sekolah. Subjek penelitian
ini adalah pembina dan peserta didik. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli
sampai dengan Desember 2020, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Untuk meyakini keabsahan data dilakukan triangulasi data.
Hasil penelitian. Pertama, kegiatan Ekstrakurikuler HW mengajak seluruh elemen
bangsa bersatu, menjalin ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah, serta gotong royong dan
menghormati antar sesama. Kedua, dari sisi keaktifan masih perlu ditingkatkan. Di
SMA M 12 sekitar 50% yang aktif. Di SMA M 14 sekitar 50% . Selanjutnya di SMK M
12, 65 % yang aktif. Ketiga, kegiatan HW mempunyai landasan yang kokoh bagi
peningkatan kualitas peserta didik, terutama dalam pemantapan keyakinan keIslaman
dan kecintaan pada oMuhammadiyah. Terakhir, keempat, ditemukan sejumlah kendala
dalam peningkatan kompetensi bela negara.
Kata Kunci: Ekstrakurikuler, Hizbul Wathan, Kompetensi Bela Negara, Peserta
Didik
1. PENDAHULUAN dalam menyebarkan dakwahnya dengan
tujuan amar ma’ruf nahi munkar.
Hizbul Wathan (HW) berarti
Organisasi HW digunakan sebagai
“Pembela Tanah Air”. HW adalah
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-
sebutan Kepanduan sebagai salah satu
sekolah Muhammadiyah, mulai dari
organisasi otonom di Muhammadiyah.
tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat
Anggotanya laki-laki maupun
Perguruan Tinggi.
perempuan. Organisasi ini juga
merupakan forum bagi Muhammadiyah
Jurnal Instruksional, Volume 2, Nomor 2|119
Kegiatan Kepanduan Hizbul Wathan tiap warga negara berhak dan wajib ikut
merupakan pembinaan yang bersifat non serta dalam usaha pertahanan dan
formal, dilaksanakan di lingkungan keamanan negara.” Upaya bela negara
keluarga, lingkungan pendidikan, dan harus dilakukan dalam kerangka
masyarakat. Kegiatan organisasi ini pembinaan kesadaran bela negara
memiliki banyak manfaat selain sebagai sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan
fasilitas dakwah Muhammadiyah, juga WNI yang memahami dan menghayati
merupakan pembinaan yang memenuhi serta yakin untuk menunaikan hak dan
kebutuhan pada segmennya yang selama kewajibannya. Berkaitan dengan itu,
ini tidak dioperasikan oleh institusi lain. peneliti tertarik meneliti bagaimana
Pelaksanaannya menggunakan perinsip pembinaan ekstrakurikuler Hizbul
dasar Kepanduan dan metode Kepanduan wathan sebagai wahana peningkatan
serta memiliki ciri dan jati diri kompetensi bela negara peserta didik.
Kepanduan di alam terbuka (Kegiatan
2. KAJIAN LITERATUR
luar ruangan) serta upaya pendidikan
mandiri bagi para anggotanya. Bela Negara
Sebagaimana nama Hizbul Wathan Suwarno Widodo (2011)
yang berarti cinta tanah air, kurikulum menjelaskan bahwa bela Negara adalah
ekstrakurikuler HW seharusnya sikap dan tindakan warga Negara yang
melingkupi kompetensi bela negara. dilandasi rasa cinta tanah air, kesadaran
Mencintai tanah air berarti menjaga, berbangsa dan bernegara, keyakinan
membela, dan mempertahankan negara pancasila sebagai ideology bansa dan
terhadap ancaman baik dari dalam Negara, kerelaan berkorban guna
maupun dari luar. Bela Negara adalah menghadapi setiap ancaman, tantangan,
sikap dan perilaku warga negara yang hambatan dan gangguan (ATHG) baik
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara yang datang dari Negara, keutuhan
Kesatuan Republik Indonesia yang wilayah, yridiksi nasional dan nilainilai
berdasarkan Pancasila dan Undang- luhur Pancasila dan Undang-Undang
Undang Dasar 1945 dalam menjalin Dasar 1945. Kader-kader bangsa inilah
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang nantinya akan menjadi ujung
yang seutuhnya. tombak dalam memperjuangakan tetap
tegak dan eksisnya Negara Kesatuan
Peserta didik harus belajar giat demi
Republik Indonesia dalam percaturan
membela negara agar memiliki mental
masyarakat global. Mereka membela
positif, karena bangsa yang bermental
Negara dalam menghadapi problem
positif melahirkan bangsa yang kuat,
ideology, politik, ekonomi, sosbud dan
berprestasi tinggi yang berdampak pada
hankam. Untuk bisa melahirkan kader-
segannya pihak pihak luar untuk
kader tersebut harus dirancang serta
mengintervensi suatu bangsa. Upaya bela
sistematis dan berkelanjutan. Relevansi
negara tidak hanya upaya memanggul
dari jurnal ini untuk dijadikan sebagai
senjata. Mematuhi semua tata tertib
rujukan karena sama-sama membahas
sekolah dengan tertib, mengikuti
tentang Bela Negara yang diterapkan
kegiatan belajar dan mengajar dan
terhadap peserta didik. Bela Negara
upacara dengan baik, menjaga nama baik
dapat dilakukan kapan saja di mana saja.
sekolah, baik itu di dalam sekolah
maupun lingkungan masyarakat juga Hizbul Wathan dan bela negara
merupakan sikap dari bela negara. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Undang-Undang Dasar Negara merupakan salah satu organisasi
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Muhammadiyah yang dibangkitkan
1945) mengatur mengenai Upaya Bela kembali pada tahun 1999. Peran Hizbul
Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat Wathan banyak terlihat pada sektor
(3): “Setiap warga negara berhak dan penanaman semangat Cinta Tanah Air,
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan dan itu sudah dimulai sebelum Indonesia
Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiap- merdeka. Sesuai dengan makna Hizbul
Jurnal Instruksional, Volume 2, Nomor 2|120
Wathan yang berarti cinta tanah air, persyarikatan, umat, dan bangsa.
tujuan utamanya adalah mendidik Program-program pendidikannya
pemuda Muhammadiyah pada waktu melibatkan pengembangan potensi
untuk menjadi pejuang yang siap kejiwaan individu dan mengaitkannya
membela tanah air. Sehingga nilai-nilai dengan aspek social kebudayaan.
cinta tanah air adalah nilai yang harus Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan juga
dipegang teguh HW untuk membela menetapkan kriteria persyaratan dalam
Negara bersama aparatur Negara jika ada setiap kenaikan jenjang. Kriteria-kritera
pihak luar yang mengganggu kedaulatan itu menunjukkan pendidikan capaian
Negara Kesatuan Republik Indonesia. pendidikan karakter individu dan
Cinta dan Bela Tanah Air. Tanah air karakter public, termasuk di dalamnya
sebagai tempat lahir, hidup dan matinya adalah karakter bangsa.
seseorang mulai dikenal dan mengental
3. METODOLOGI PENELITIAN
dalam sejarah manusia seiring dengan
lahirnya konsep bangsa-negara (Nation- Penelitian ini menggunakan
state) pada awal abad ke-19 hingga pendekatan kualitatif. Metode yang
memunculkan nasionalisme yang berakar dipilih adalah metode deskriptif yang
dari etnosentrisme ( Suara digunakan untuk mendeskripsikan secara
Muhammadiyah, edisi 22, Tahun 2017.) terperinci fenomena sosial tertentu
(Suradika, 2000: 13). Data dikumpulkan
Dalam pandangan para aktifis Hizbul
dengan teknik wawancara, observasi, dan
Wathan, bela Negara artinya suatu
dokumentasi. Informan dalam penelitian
tindakan yang dilakukan dalam rangka
ini dipilih dengan teknik purposive
menjaga dan mempertahankan keutuhan
sebanyak 25 orang. Data dianalis dengan
suatu bangsa (Negara). Upaya bela
mengikuti langkah-langkah yang
Negara tidak harus dilakukan oleh
disarankan Miles dan Huberman
angkatan bersenjata seperti TNI dan Polri
sebagaimana dikutip Sanapiah (1999:
saja. Sebagai warga Negara yang baik,
256), yaitu pengumpulan data, reduksi
sudah menjadi kewajiban bagi seluruh
data, pengambilan kesimpulan, dan
masyarakat Indonesia untuk ikut serta
display data.
dalam membela Negara. Hal ini sesuai
dengan bunyi Undang-Undang RI 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (1) Temuan di lapangan di ketiga sekolah
Tentang Pertahanan Negara yang yang menjadi lokus penelitian dapat
mengamanatkan bahwa setiap warga disajikan ke dalam display berupa tebel
Negara berhak dan wajib ikut serta dalam aktifita HW di tiga sekolah dimaksud
upaya bela Negara yang diwujudkan berikut ini:
dalam penyelenggaraan pertahanan
Negara. Tabel 1Hasil Penelitan Lapangan
Supriyadi (2018) menyatakan bahwa No SMA Muhammadiyah 12 Jakarta Timur SMA Muhammadiyah 14 Jakarta Pusat SMK Muhammadiyah 12 Jakarta Utara
melalui pendidikan, nilai-nilai yang telah Kepala sekolah Hasyir Alaydrus S.Sos I
Pembina
Kepala sekolah Trisna Embarsyah S.Pd
Pembina
Kepala sekolah Suharsono S.Pd
Pembina
1
Ramanda Fither
Ramanda Djali B. Sangadji
Ramanda Zulkarnain
Ramanda Jeje Zaini
Ramanda Broto
pikir, olah hati, olah rasa dan karsa serta Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler HW
Kegiatan Ekstrakurikuler HW wajib. Peserta didik wajib mengikuti ekstrakurikuler
olah raga, baik secara individual maupun 3
Menjalankan instruksi dari Kwaspus
wajib di ikuti peserta didik. Menjalankan
instruksi dari Kwarpus
HW. Menjalankan Instruksi dari Kwarpus
kolektif. Sejak awal kelahirannya, 4 Pelaksanaan kegiatan setiap hari Rabu ketentuan dari Kwaspus HW Setiap hari Rabu,
berazaskan Islam, untuk menyiapkan dan 9 Sangat antusias peserta didik sangat mengharapkan berakhirnya covid
Sangat antusias peserta didik dalam kegiatan
HW