Di Kecamatan Poasia
Oleh :
C1D118032
KENDARI
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
2.1.11 Remaja.............................................................................................24
i
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................49
3.8 Konseptualisasi............................................................................................55
4.1
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
sangatlah dipengaruhi oleh sikap orang tua terhadap anaknya yang dapat
menciptakan kedekatan dan keakraban antara anak dengan orang tua, hal ini dapat
dengan terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dengan
anak, anak dengan orang tua serta anak dengan saudaranya, dimana komunikasi
tersebut tidak hanya bersifat satu arah, akan tetapi anak juga memiliki hak yang
kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis,
dalam artian orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian, serta
tersebut cenderung positif, begitu pula sebaliknya. Jika dalam keluarga sudah
tidak ada keharmonisan lagi bahkan terjadi perceraian maka akan berdampak
1
buruk pada anak, dimana anak akan menjadi terpukul bahkan tidak menerima
keadaan tersebut.
kasus yang tercatat (BPS Prov Sultra). Akan tetapi dalam penelitian ini, penulis
Kendari yaitu 89 dari 682 kasus perceraian di Kota Kendari, sedangkan di tahun
2020 tercatat 83 kasus perceraian di Kecamatan Poasia dari 741 kasus yang
Pada usia remaja anak dalam masa pencarian jati diri dan belum paham
terhadap dirinya. Proses perkembangan jati diri, dikenal sebagai “membuka diri”
(coming out”) atau dengan kata lain “pengungkapan diri” (Oetomo, 2002). Untuk
batas usia remaja sendiri, terdapat beragam batasan usia yang telah dikemukakan
oleh para ahli, salah satunya seperti peryataan yang dikemukakan oleh Monks,
Knoers dan Haditono (2002) mengemukakan batasan usia remaja adalah masa
diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18
tahun masa remaja petengahan dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sehingga
tahun sebagai objek dalam penelitian ini, karena penulis menganggap dalam usia
2
Keterbukaan diri atau pengungkapan diri memiliki peranan yang penting
perasaan dan segala hal yang ada dipikirannya karena pada masa remaja, anak
remaja masih tetaplah membutuhkan peranan orang tuanya baik ayah atau ibunya
perbedaan bentuk pembukaan diri remaja yang orang tuanya telah bercerai di
Kecamatan Poasia, dimana terdapat salah seorang remaja yang cenderung terbuka
kepada keluarganya baik kepada ibu atau bapaknya walaupun keduanya telah
bercerai. Selain itu remaja tersebut juga cenderung terbuka kepada orang lain baik
kepada teman atau sahabatnya, sedangkan dengan kasus yang sama terdapat pula
remaja yang cederung menutup diri kepada keluarganya bahkan pada orang
disekitarnya baik kepada teman atau sahabatnya, selain itu remaja tersebut juga
lebih menarik diri dari lingkungan sosial dengan alasan tidak pandai bersosialisasi
dengan orang-orang yang tidak di anggap dekat ataupun merasa tidak percaya diri.
penelitian dengan tema self disclosure pada remaja usia 18-21 tahun yang orang
Di Kecamatan Poasia ”
3
1.2 Rumusan Masalah
Kecamatan Poasia.
1. Manfaat Teoritis :
4
2. Manfaat Praktis :
pengungkapan diri anak remaja yang orang tuanya telah bercerai . Bagi
3. Manfaat Metodologis
diri (self disclosure) pada remaja serta dapat menjadi bahan rujukan bagi
Bab I Pendahuluan
5
Dalam bab ini berisi informasi awal yang berkaitan dengan
serta ada kaitannya dengan permasalahan yang akan titeliti. Selain itu
bab ini juga berisi kerangka pikir dalam penelitian yang akan
dilakukan.
penelitian.
6
BAB II
sejarah hidup sang anak yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter
tersebut akan tercapai apabila adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan
mempengaruhi terhadap pola interaksi sosial anak. Keluarga juga sebagai tempat
7
dibimbing untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya serta menyimak
anak. Anak-anak mudah sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang
mereka lihat dan mereka dengar. Perhatian mereka terhadap hal-hal yang ada
2013:113). Ada beberapa unsur penting dalam diri individu yang perlu
berkembang dengan baik maka ia akan dapat memecahkan berbagai masalah yang
lingkungan sosial dan budayanya, serta berperilaku etis (Faturochman, 2001 : 5).
perasaan serta saling membagi pengertian. Proses komunikasi antara orangtua dan
anak dalam menanamkan perilaku positif berlangsung secara tatap muka dan
berisi nilai-nilai positif yang akan mempengaruhi perilaku anak ke arah yang
positif pula, komunikasi berjalan dengan adanya interaksi di antara orangtua dan
8
anak (Ramadhani, 2013 : 119). Menurut Wahidah (2011 : 167), komunikasi akan
anak. Kepribadian seorang anak tergantung pada pemikiran dan perilaku orang tua
terhadap didikan kepada anaknya. Orang tua juga menjadi tiang dalam
sekitarnya.
lingkungannya. Maka dari itu peran keluarga sangatlah dibutuhkan oleh anak saat
yang dicirikan dengan tempat tinggal bersama, kerja sama dari dua jenis kelamin,
paling kurang dua darinya atas dasar pernikahan dan satu atau lebih anak yang
sama lain. Pedapat ini sejalan dengan ungkapan Suparlan yang mengatakan bahwa
9
hubungan antara anggota dijiwai oleh suasana kasih sayang dan rasa tanggung
“keluarga adalah kelompok sosial paling intim, yang diikat oleh relasi seks, cinta,
kesetiaan dan pernikahan, dimana perempuan berfungsi sebagai istri dan laki-laki
dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan
darah merupakan satu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu
peran individu dalam masyarakat dimana peran itu terdapat norma-norma yang
Peran orang tua dalam fungsi keluarga merupakan ujung tombak proses
sosialisasi anak, hal ini erat kaitannya satu sama lain karena pelaksanaannya di
pertama sebagai sumber sosialisasi utama bagi anak-anak dan tempat mereka
10
dilahirkan, dan kedua sebagai sumber stabilitas kepribadian remaja dan orang
keluarga adalah memberikan bantuan utama kepada individu berupa rasa aman
adalah salah satu agen sosialisasi yang paling penting dan paling utama dalam
peran yang sangat besar dalam perkembangan anak, peran dan fungsi-fungsi
keluarga yang dilakukan dengan baik akan memberikan hal yang positif bagi
perkembangan anak khususnya pada remaja, dimana dengan peran dan fungsi
keluarga yang dilakukan dengan baik, akan berdampat baik pula pada kehidupan
tersebut dengan segenap upaya yang bisa dikerahkan oleh kedua belah pihak.
Konflik yang timbul dari upaya penyelesaian masalah ketika tidak terpecahkan
11
Akibat kondisi ini maka sering timbul pertengkaran yang pada akhirnya
membuat mereka merasa bahwa perkawinan mereka tidak seperti yang diharapkan
dan merasa kecewa. Untuk mengatasi rasa kecewa tersebut suami istri harus
mengadakan negosiasi, jika negosiasi berhasil maka hubungan suami istri akan
membaik, sebaliknya jika suami istri tidak menegosiasikan maka tidak menutup
Karim, (1999 dalam Ihromi, 2004: 137) menyatakan, perceraian adalah cerai
hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka
sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri
kemudian hidup berpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku.
terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk
suami istri.Selain itu, perceraian adalah keadaan keluarga yang tidak harmonis,
tidak stabil atau berantakan. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan
suami istri sudah tidak mampu menyelesaikan konflik atau permasalahan yang
12
terjadi diantara mereka. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa perceraian tidak
selamanya menjadi hal buruk, kadang perceraian memang jalan terbaik bila
melihat dampak yang akan terjadi pada anak maupun anggota keluarga lain
merupakan jalan terbaik bila melihat dampak yang akan terjadi pada anak maupun
itu.
2. Tekanan kebutuhan ekonomi keluarga, harga barang dan jasa yang semakin
melonjak tinggi karena faktor krisis ekonomi Negara yang belum berakhir,
sementara itu gaji atau penghasilan pas-pasan dari suami sehingga hasilnya
13
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Agar dapat menyelesaikan
pasangan suami dan istri, guna menyelesaikan masalah keturunan ini mereka
maupun tidak disadari akan membawa dampak negatif. Dampak yang dirasakan
1. Traumatis pada salah satu pasangan hidup individu yang telah berupaya
ditandai oleh perasaan tidak nyaman, tidak tentram, gelisah, takut, khawatir,
dan marah. Akibatnya secara fisiologis mereka tidak dapat tidur dan tidak
14
dapat berkonsentrasi dalam bekerja sehingga mengganggu kehidupan
kerjanya.
setiap anggota keluarga. Kejadian ini akan menimbulkan banyak perubahan, baik
dari fisik, mental, maupun komunikasi dalam keluarga. Sedangkan Seifert dan
anak mereka. Orang tua maupun anak mereka merasa terisolasi dari
lingkungan sosial yang semula dekat. Belum lagi, kondisi mental anak, yang
terkadang perceraian menjadi salah satu solusi terbaik ketika permasalaham dalam
rumah tangga sudah tidak mungkin lagi dikompromikan. Tetapi perceraian juga
seringkali disebut membawa dampak negatif terhadap kedua pasangan dan juga
tersebut memiliki anak, tentunya dapat menimbulkan banyak perubahan, baik dari
fisik, mental, maupun komunikasi dalam keluarga. Bahkan tak jarang mereka
15
mengalami ketidakstabilan psikologis yang ditandai dengan perasaan tidak
Secara bahasa, self disclosure berasal dari dua kata yaitu “self” yang
berarti diri sendiri, dan “closure” yang berarti penutupan, pengakhiran dan
bagian dari referensi diri yang dikomunikasikan dan diberikan individu secara
berhubungan dengan diri sendiri kepada orang lain disebut sebagai pengungkapan
diri atau self disclosure. Devito (2002) menyatakan bahwa makna dari
pengungkapan diri atau self disclosure. Devito (2002) menyatakan bahwa makna
dari pengungkapan diri adalah sebuah bentuk komunikasi dimana anda atau
Sedangkan,
Wei, Russel & Zakalik dll (2005) mengatakan “ self disclosure refres to
thoughts and feelings in order to let themselves be know to others”. Hal tersebut
16
yang dilakukan seseorang mengenai informasi kepribadian yang relavan, pikiran
dan perasaan yang disampaikan , agar orang lain mengetahui tentang dirinya.
sebuah proses pengungkapan informasi pribadi individu kepada orang lain dan
bahwa “pengungkapan diri adalah kegiatan membagi perasaan dan informasi yang
akrab dengan orang lain yang bersifat deskriptif dan evaluative”. Pengungkapan
diri (self disclosure) adalah suatu yang mempelajari tentang aktivitas verbal dan
aktivitas non verbal (melalui pesan) dengan tujuan untuk komunikasi dan bertukar
informasi pribadi.
proses dimana individu secara suka rela dan sengaja mengungkapkan informasi
pribadi berkenaan dengan sikap, pendapat dan hal-hal yang menarik minat
sadar.
oleh para ahli diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pengungkapan diri
adalah sebuah proses pengungkapan diri kepada orang lain yang berhubungan
17
dengan kehidupan pribadi, pendapat, perasaan dan sikap yang bersifat deskriptif
(emotional release) (Masur, 2019, p. 73). Self disclosure yang dilakukan secara
ada. Sebagaimana pada teori penetrasi sosial Altman & Taylor (1973), suatu
dalam hubungan. Meski begitu, pernyataan tersebut lebih menekankan bahwa self
bersifat dinamis dan selalu membentuk makna baru dari waktu ke waktu, dimana
Dengan melalukan self disclosure individu dapat mengurangi tekanan atau beban
18
Selain itu, self disclosure dapat berfungsi sebagai personal clarification
dan mendapat social validation. Fungsi self disclosure ini berangkat dari perpektif
penting pada masa remaja untuk mendapat klarifikasi mengenai siapa diri mereka.
Klarifikasi dari umumnya didapat dari respon individu lain, dimana respon
tersebut hanya dapat diterima apabila individu melakukan self disclosure terlebih
dahulu (Masur,2019).
Jika self disclosure yang dilakukan individu pada individu lain atau
jumlah besar umumnya lebih didorong oleh kebutuhan untuk membentuk identitas
dan mendapat validasi sosial. Selain itu, self disclosure yang dilakukan kepada
individu akan merasa lebih lega ketika melakukan self-disclosure kepada audiens
yang lebih besar. Self disclosure yang dilakukan kepada publik ini dapat
dapat memiliki manfaat (benefits) dan risiko (risks) bagi individu. Selain berbagai
faktor yang dijelaskan di atas, keputusan individu untuk pengungkapan diri juga
19
dipengaruhi oleh pertimbangan manfaat dan risiko yang mungkin diterima
mereka berbagi informasi tentang diri mereka sendiri, individu akan memperoleh
perspektif baru tentang diri mereka sendiri. Dengan perspektif baru yang
menyadari bahwa ada hal-hal yang telah ditekan dalam kesadarannya, sehingga
(DeVito, 2016). Respom positif yang diberikan individu lain akan membantu
( DeVito, 2016).
20
Keuntungan lain dari self disclosure adakag membawa dampak positif
terhadap kesehatan fisik. Hal ini karena dengan keterbukaan diri, seseorang dapat
bertukar pikiran, serta lebih mengenal satu sama lain. Remaja yang membuka diri
ia hadapi.
risiko. Ada tiga jenis potensi risiko yang dapat muncul ketika individu melakukan
lain terhadap individu yang melakukan self disclosure. Resiko ini dapat berupa
mengurangi kepercayaan dan ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terjadi
21
romantisme, kebohongan atau kejahatan dimasa lalu, atau penyakit yang diidap,
Seperti yang kita ketahui bahwa tingkat kepribadian setiap orang pasti
1. Karakter individu
22
Umumnya, individu dengan kepercayaan diri yang tinggi lebih sering
mengungkapkan dirinya.
2. Efek Diadik
Pada bahasan di atas sudah kita tegaskan bahwa self-disclosure itu bersifat
timbal balik. Oleh karena itu, keterbukaan diri kita yang ditanggapi dengan
keterbukaan lawan komunikasi yang membuat interaksi antara kita dan lawan
komunikasi bisa berlangsung. Keterbukaan diri kita mendorong lawan
komunikasi kita dalam komunikasi atau interaksi di antara dua orang untuk
membuka diri juga. Inilah yang dinamakan efek diadik itu
3. Jenis kelamin
4. Pendengar
23
dapat menjadi pertimbangan bagi individu mengenai memungkinkan-tidaknya
untuk terus mengungkapkan informasi tertentu mengenai dirinya. Pada kondisi
dimana terdapat terlalu banyak pendengar, individu akan kesulitan untuk
memonitor respon yang berbeda dari masing-masing pendengar.
24
mampu membuat individu merasa lebih leluasa dan tidak terikat dengan dirinya
untuk mengungkapkan informasi mengenai dirinya. Hal tersebut disebut sebagai
disinhibition effect, dimana salah satu penyebabnya adalah adanya suatu tingkat
anonimitas dan ketidaktampakan ketika melakukan aktivitas secara tidak tatap
muka. Self-disclosure yang bersifat timbal-balik juga lebih cepat terjadi ketika
dilakukan secara online daripada melalui tatap muka.
2.1.11 Remaja
masa kanak-kanan ke masa dewasa (Papalia, Olds & Feldman, 2008, p. 534).
Masa remaja ( Papalia, Olds & Feldman 2008, p. 583) menurut Erikson, “masa
remaja adalah masa pencarian identitas yang didefinisikan sebagai konsepsi diri,
penentuan tujuan, nilai dan keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang”.
Turner dan Helms (1995) masa remaja berada pada rentang usia 13-19 tahun.
Papalia dan Olds (1995) mengatakan masa remaja ialah masa perkembangan
antara anak dan masa dewasa pada umumnya dimulai dari umur 12-13 tahun
sampai dengan 19-20 tahun. Sedangkan menurut Monks, Knoers dan Haditono
(2002) mengatakan batasan usia remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan
perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan,
Masa remaja awal terjadi pada rentang usia 12-15 tahun. Pada masa ini,
individu cenderung berorientasi pada masa sekarang ( bukan masa depan ), mulai
25
dari memilik ketertarika lawan jenis, dan memiliki rasa ingin tahu yang signifikan
15-18 tahun. Pada masa ini, remaja cenderung berusaha memperluas jangkauan
pengetahuan dan karir, memiliki role model dan cita-cita, serta mulai
Masa remaja akhir (late adolescence) terjadi pada rentang usia 18-21
tahun, remaja mengalami masa peneguhan diri menuju dewasa yang ditandai
kepentingan diri sendiri dan orang lain, dan terciptanya batas (boundary) yang
memisahkan diri sendiri (private self) dan orang-orang di luar dirinya (the public).
Masa remaja akhir (late adolescence) terjadi pada rentang usia 18-21 tahun.
yang sesuai dengan kebutuhan pribadi, berbagai tujuan tersebut disebut teori tugas
manusia, bertindak mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua, dan
rentang usia remaja yang digunakan menggunakana rentang usia 18-21 tahun.
26
2.1.12 Teori Model Pengungkapan Diri (Self Disclosure Theory)
Teori self Disclosure adalah teori yang diperkenalkan oleh Sidney Jourard
seseorang kepada orang lain ataupun sebaliknya atau biasa kita kenal dengan
bagaimana dan kapan untuk memberi tahu, dan mereka memutuskan mengenai
self-disclosure yang didasarkan pada model interaksi manusia, yang disebut Johari
Gambar 1.
Not
Known to known to
self self
menjelaskan bagaimana tiap individu bisa memahami diri sendiri, maka dia bisa
mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.
Keterbukaan itu disebabkan dua pihak (saya dan orang lain) sama-sama
dan lain-lain. Johari menyebutnya “bidang terbuka”, suatu bingkai yang paling
Bingkai 2, adalah bidang buta. “ Orang Buta” merupakan orang yang tidak
mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui
bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain.
bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.
28
Penelitian terdahulu ini merupakan salah satu acuan penulis dalam
Dari penelitian terdahulu, penulis juga mengangkat beberapa judul penelitian yang
Tabel 1.
Penelitian terdahulu
Nama
Persamaan dan
No Peneliti/ Judul Penelitian Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
Tahun
29
mengalami broken home. penetrasi sosial, karena
penulis menganggap
menggunakan model
penetrasi sosial,
2. Merupakan penelitian
2. Hesly Konsep Diri Dan Hasil dari penelitian ini Persamaan Penelitian :
30
kurang sehat, kemudian diolah secara deskriptif
faktor-faktor yang
menghambat proses
komunikasi remaja
broken home
pasangannya, peneliti
31
ingin mengetahui
Perbedaan peneltian :
bagaimana cara dan
ayahnya, kehidupan
32
Yuli, perilaku
kekerasan yang
dan komunikasi
interpersonal serta
wawancara langsung
33
nenek (grand parenting). penelitian kualitatif
Penelitian ini
Perbedaan Penelitian :
menggunakan
subjek memiliki
karakteristik
pembawa pengaruh
34
diri subjek menunjukkan
tersinggung ketika
dan kaku.
Disclosure di Bandung)”.
35
lawan jenis, sehingga wawacara, observasi
perilaku komunikasi
seperti pergaulan,
persahabatan, iklim
organisasi, kehidupan
antarpribadi; komunikasi
kelompok; komunikasi
organisasi; dan
bagaimana mereka
berkomunikasi kepada
mereka batasi
interaksinya karena
36
adanya trauma pasca
digunakan dalam
disclosure Johari
kualitatif dengan
kasus eksplanatori.
wawancara dengan 4
penelitian diperoleh
37
bahwa remaja broken
home mengalami
keterbatasan perilaku
komunikasi dengan
berusaha beradaptasi
dengan melakukan
pengembangan diri
perilaku komunikasi
dengan sekitarnya.
38
masih utuh. Penelitian ini 2. Dalam penelitian ini
terstruktur melalui
berjumlah lima
mengungkapkan bahwa
berinteraksi dengan
dianggapnya nyaman
mereka.
39
7. Sabrina Keterbukaan Diri Tujuan dari penelitian Persamaan Penlitian :
adalah 4 Lingkaran
1. Penelitian ini
Konsentris dari Adler
menggunakan teori 4
dan Rodman yang
lingkatan konsentrasi
membahas mengenai
dari Adler dan Rodman
kedalaman informasi dari
suatu hubungan.
penelitian deskriptif
kualitatif dengan
menggunakan teknik
wawancara semi
terstruktur dan
mendalam. Hasil
40
penelitian menunjukkan
bercerai mengenai
percakapan yang
menunjukkan awal
munculnya keterbukaan,
menyampaikan perasaan
serta menciptakan
saling menunjukkan
keterbukaan yang
mencirikan adanya
41
Salsabila & Yang Mengalami gambaran self disclosure
1. Merupakam penelitian
Elis Suci Broken Home remaja yang mengalami
dengan fokus
Prapita Sari broken home dengan
pengungkapan diri (self
Abdullah metode penelitian
Disclosure) pada remaja
(2021) kualitatif fenomenologi
dari keluarga broken
yang menggunakan
home atau bercerai
teknik wawancara semi
2. Merupakan penelitian
terstruktur dan observasi
kualitatif
tidak terstruktur. Subjek
perempuan, yang
mampunya individu
mengungkapkan
42
mengenai dirinya secara
Sementara remaja
perempuan mampu
mengungkapkan
mengungkapkan dirinya
keluarga dibandingkan
menganggap keluarga
terpercaya
43
antara penelitian yang dilakukan dengan 8 penelitian tersebut yaitu sebagai
berikut:
a. Persamaan
jadikan rujukan dalam penelitian saya yaitu sama-sama membahas mengenai self
disclosure seseorang yang kedua orang tuanya telah bercerai. Selain itu kedelapan
b. Perbedaan
pertama menggunakan teori penetrasi sosial dan juga merupakan penelitian studi
khasus pada pasangan dengan latar belakang broken home. Sedangkan penelitian
ini menggunakan teori self disclosure dan penelitian ini bukan penelitian dengan
kedua berfokus bagaimana konsep diri dan self disclosure remaja dari keluarga
broken home, sedangkan dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus pada bentuk
44
Perbedaan penelitian ketiga dengan penelitian ini yaitu pada penelitian
ketiga ini tentang self disclosure yang dilakukan terhadap pacar/pasangan, teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah onion theory ( teori bawang ) dan
penelitian ini merupaka penelitian studi kasus. Sedangkan penelitaian ini tentang
self disclosure dalam keluarga, teori yang digunakan pada penelitian ini adalah
teori self disclosure dan bukan penelitian dengan metode studi kasus.
keempat menggunakan metode studi kasus dan berfokus pada bagaimana konsep
diri remaja broken home yang di asuh oleh nenek dan teknik penentuan informan
menggunkan metode studi kasus, penelitin ini hanya berfokus pada bagaimana
konsep diri remaja yang kedua orang tuanya telah bercerai yang menggunakan
kelima adalah penelitian studi kasus Sedangkan, penelitian ini bukan merupakan
keenam berfokus kepada dampak dari keluarga yang broken home kepada anak
45
pembukaan diri remaja yang orang tuanya bercerai dengan menggunakan metode
wawancara mendalam.
kedelapan tujuan dari penelitian tersebut adalah ingin mengetahui gambaran self
bentuk pembukaan diri remaja yang orang tuanya bercerai dan faktor-faktor yang
pengungkapan diri remaja dan faktor apa yang mendorong pengungkapan diri
remaja dalam keluarga yang orang tuanya telah bercerai di Kecamatan Poasia.
Penelitian ini mengacu pada teori model pengungkapan diri (self disclosure
theory) yang diperkenalkan oleh Sidney Jourard dan Joseph Luft, teori ini
merupakan teori yang tepat untuk membedah pokok permasalahan penelitian ini.
dalam interaksi sosial remaja karena pada masa remaja, anak mulai dihadapkan
46
pertemanan, masalah keluarga, bahkan hubungan asmara, sehingga remaja masih
tetaplah membutuhkan peranan orang tuanya baik ayah atau ibunya walaupun
keduanya telah bercerai dan setiap orang memiliki bentuk pembukaan diri yang
berbeda-beda pula
perbedaan bentuk pembukaan diri remaja yang orang tuanya telah bercerai di
Kecamatan Poasia, dimana terdapat salah seorang remaja yang cenderung terbuka
kepada keluarganya baik kepada ibu atau bapaknya walaupun keduanya telah
bercerai. Selain itu remaja tersebut juga cenderung terbuka kepada orang lain baik
kepada teman atau sahabatnya, sedangkan dengan kasus yang sama terdapat pula
remaja yang cederung menutup diri kepada keluarganya bahkan pada orang
disekitarnya baik kepada teman atau sahabatnya, selain itu remaja tersebut juga
lebih menarik diri dari lingkungan sosial dengan alasan tidak pandai bersosialisasi
dengan orang-orang yang tidak di anggap dekat ataupun merasa tidak percaya diri.
khususnya pada remaja yang kedua orang tuanya telah bercerai. Terkadang
oleh beberapa faktor, untuk itu penulis mengacu pada faktor-faktor yang
47
Kompetensi, Kepribadian, Topik, dan Jenis Kelamin. Untuk memperjelas uraian
Bagan 1.
Keragka Pikir
BAB III
49
METODE PENELITIAN
yang orang tuanya telah bercerai. Kecamatan Poasia dipilih sebagai lokasi
penelitian sebab berdasarkan data yang di peroleh melalui BPS Prov Sultra tahun
dengan Kecamatan lain di Kota Kendari yaitu 89 kasus sedangkan di tahun 2020
informan penelitian.
ini adalah remaja yang bersuai 18-21 tahun yang orang tuanya telah bercerai yang
keluarga remaja.
Informan dalam penelitian ini adalah remaja dengan usia 18-21 tahun yang
kedua orang tuanya telah bercerai dan bertempat tinggal di Kecamatan Poasia,
dengan menetapkan informan sebanyak 8 orang yang terdiri dari 4 remaja laki-
50
laki dan 4 remaja perempuan serta orang tua atau keluarga remaja yang dianggap
“orang yang kita jadikan informan tersebut paling tahu tentang apa yang kita
(2009:61). Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan
Informan dalam penelitian ini adalah remaja yang orang tuanya telah
1. Dua remaja berjenis kelamin perempuan yang orang tuanya telah bercerai
2. Dua remaja berjenis kelamin perempuan yang orang tuanya telah bercerai
51
3. Dua remaja berjenis kelamin laki-laki yang orang tuanya telah bercerai
4. Dua remaja berjenis kelamin laki-laki yang orang tuanya telah bercerai
Jenis Data dalam penelitian adalah jenis kualitatif yakni data yang
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya pelaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
kualitatif sangatlah tetap untuk digunakan dalam penelitian yang penulis karena
1. Data primer, menurut Anwar (2010:91) Data primer adalah data yang
52
pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai
(melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah
1. Observasi
dasar semua ilmu pengetahuan. Para peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
bahwa observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
observasi adalah metode yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat
secara langsung keadaan atau peristiwa yang terjadi di tempat penelitian dengan
sengaja dan sistematis untuk memperoleh data selanjutnya akan diproses untuk
2. Wawancara
53
Deddy Mulyana (2006) juga menjelaskan bahwa wawancara dapat
diklarifikasi menjadi dua jenis yaitu wawancara tersturktur dan tidak terstruktur.
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
3. Dokumentasi
(Riduwa : 2013).
Arikunto, Suharsimi (2006: 248) Teknik analisis data adalah upaya yang
54
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti
kembali data-data yang didapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat
Menurut Sugiyono (2014: 256) analisis domain adalah metode analisis yang
relatif utuh tentang objek penelitian tersebut. Dengan kata lain teknik ini bertujuan
meneliti secara rinci unsur-unsurr yang ada dalam keutuhan objek penelitian
pengungkapan diri remaja dan faktor yang mendorong pengungkapan diri remaja
sebagai berikut:
55
Tabel 2.
Teknik
Struktur Kerangka
No Unit Analisis Pengumpulan
Analisis
Data
1. Open (terbuka)
Kecenderungan
1. Observasi
2. Blind (buta)
pengungkapan diri
2. Wawancara
1.
3. Hidden(tersembunyi)
remaja yang orang
3. Dokumentai
4. Unknow (tidak dikenal)
tuanya bercerai
1. Karakter Individu
2.8 Konseptualisasi
56
1. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang kedua orang tuanya telah
2. Batas usia remaja yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja dengan
usia 18-21 tahun yang di anggap tepat untuk di jadikan subjek dalam
penelitian ini
keluarganya
dirinya sendiri
keluarganya
tentang dirinya
b) Efek Diadik, yaitu adanya pembukaan diri yang sama antara orang tua
dan remaja
57
yang terjadi di lokasi penelitian remaja perempuan cenderung lebih
satu anggota keluarganya saja yang lebih disukai atau dipercaya atau
sebaliknya.
saluran teretntu .
58
BAB IV
4.1.2 Batas
Kecamatan Poasia berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Teluk Kendari
Sebelah Selatan : Kabupaten Konawe Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Kambu
Sebelah Timur : Kecamatan Abeli
4.1.3 Geologi
59
dimanfaatkan warga yang memiliki tanah sebagai wilayah untuk ditanami dengan
tanaman keras seperti kelapa, jambu, jati, cengkeh dan lain sebagainya.
4.1.4 Iklim
Wilayah Kecamatan Poasia beriklimk tropis dengan suhu minimum
berkisar 24,70oC dan suhu maksimum berkisar antara 32,83’oC. Sedangakn suhu
rata-rata sepanjang tahun 2019 adalah 1012,40 mb s/d 1010,90 mb. Kemudian
keadaan tekanan udara minimum adalah 10007,20 mb s/d 1008,20 mb sedangkan
tekanan udara maksimum adalah 1009,50 mb s/d 1010,00 mb.
Luas wilayah Poasia adalah 37,74 Km2. Kelurahan yang terluas daratannya
adalah Kelurahan Anduonohu dengan luas wilayah 11,61 Km2 dan dapat dilihat
pada tabel 1.1.
60
Kelurahan Matabubu 2,57
Jumlah 37,7
2) MISI PELAYANANAN
3) MISI SOSIAL
4) MISI LINGKUNGAN
61
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang segar,
bersih, indah dan aman
5) MISI PEREKONOMIAN
Penelitian ini bersumber dari delapan subjek penelitian dan delapan key
informan. Dalam penelitian ini yang menjadi key informan adalah orang tua atau
wali dari subjek penelitian. Nama subjek dan key informan yang digunakan
peneliti merupakan nama inisial, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan
subjek penelitian dan key informan. Profil delapan subjek penelitian dapat dilihat
62
Untuk lebih menguatkan jawaban subjek, peneliti berusaha untuk
memperoleh informasi dari beberapa orang dekat subjek seperti berikut ini :
remaja yang orang tuanya telah bercerai menunjukkan bahwa pengungkapan diri
yang dilakukan oleh kedelapan subjek variatif. Keterbukaan diri remaja dapat
dilihat dari seberapa dalam dan keluwesan informasi yang diberikan kepada orang
tuanya. Berikut hasil penelitian mengenai keterbukaan diri remaja yang orang
a. Subjek SS (Inisial)
1) Profil Keluarga
bercerai SS merasa sangat dekat baik kepada ibu atau ayahnya dalam bidang
63
interaksi dan komunikasi, sedangkan setelah kedua orang tuanya bercerai
hubungan dengan ibu SS sudah tidak sedekat dulu bahkan SS sudah bertahun-
tahun hungga saat ini sudah putus komunikasi dengan ayahnya karena telah
tinggal jauh dari ayahnya. Hal ini dapat didukung oleh penyataan SS
sekarang. Kalau dulu, apa apa pasti di bilang ke mama atau ke bapa, tapi
memiliki keluarga baru, kita jadi jarang komunikasi dan akhirnya putus
Interaksi dan komunikasi yang terjalin antara subjek dan orang tuanya
seperti digambarkan diatas berubah ketika kedua orang tuanya bercerai yang
memberitahu tentang keadaan keluarga dan alasan perpisahan orang tuanya karena
didalam keluarganya terdapat orang ketiga yang saat ini menjadi suami ibunya.
“ Dulu kan waktu mama dan bapa saya bercerai saya masih kecil,
waktu itu kelas 5 SD, jadi belum tau alasannya mereka bercerai. Tapi
setelah dewasa, saya coba tanya kenenekku waktu itu sa kelas 1 SMA,
64
setelah tau saya sangat kecewa sama mamaku dan akhirnya memutuskan
untuk tinggal sama nenenkku saja, lagian sa sudah tidak nyaman juga
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Key informan SS, nenek SS
setelah tau. Saya juga sedih liat SS dan mamanya seperti itu. Tapi mau di
kemarahan dan rasa sakit hati SS karena ia merasa bahwa itu perupakan keputusan
menghabiskan waktu luangnya untuk berkumpul dengan anak sebayanya yang ada
di lingkungan sekitarnya. Begitu pula dengan Key Informan SS yang tidak banyak
SS di tempat kerja, SS sampai saat ini cenderung tertutup dengan rekan kerjanya
yang di anggap kurang dekat, ia hanya dekat dengan 1 orang teman kerjanya yang
akrabkan, padahal sudah lamami juga sa kerja, tapi masih susah samau
65
kalau teman dekat yang sa percaya dan yang sanyamankan hanya satu
memang, kecuali di rumahku yang lama, ada teman dekatku yang sering
ketemu atau kumpul-kumpul tapi kalau disini, nda pernah, lagian saya
paling biasa kalau dia libur kerja dia pergi sama temannya, dia juga
tetangga kecuali bantu-bantu saja kalau ada acara, karna sudah tua juga
4) Komunikasi antara subjek dengan orang tua sebelum perceraian orang tua
dalam waktu yang terbatas karena ayah SS yang sibuk bekerja, namun masih ada
ibunya yang merupakan ibu rumah tangga sehingga waktu untuk berkomunikasi
lebih banyak dibandingkan dengan ayah. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan
SS sebagai berikut :
66
“ kalau sama bapak memang kurang waktunya untuk
berkomunikasi karena bapak dulu kerja pagi-malam, lagian saat itu saya
juga masih kecil, sedangkan kalau mama, memamg dulu lebih banyak
ini :
SS waktu itu kan masih SD dia juga dekat sama bapak dan mamanya bisa
dibilang anak manja jadi apa apa di ceritakan sama mamanya biasa juga
orang tua, walaupun dalam waktu yang terbatas tetapi setidaknya komunikasi
tetap lancar.
tuanya
sehingga masih sulit untuk menerima kenyataan. Akan tetapi orang tua SS yaitu
ibu dan ayahnya masih tetap berusaha membangun komunikasi yang baik dengan
67
SS, namun hal ini tidak berlangsun lama setelah ibunya memutuskan untuk
menikah lagi bahkan ayam SS yang sama sekali tidak memberi kabar setelah
pindah dan tinggal ke Luar Negeri. Hal ini sangat membuat SS sakit hati, berikut
kutipan wawancara SS
pilihannya.”
masih sering telpon atau chat tapi lama kelamaan setelah bapak juga
akhirnya menikah disana, jadi tidak pernah. Kalau saya chat tidak di
balas, telpon juga biasa di angkat istrinya dan dijawab seadanya. Jadi
semenjak itu karena bapak juga tidak ada respon saya tidak pernah juga
hubungi lagi.”
berikut :
“ kalau soal itu mungkin karena SS juga masih sakit hati sama
mamanya, tidak suka juga sama suami barunya, belum lagi bapanya yang
putus hubungan jadi mungkin SS tambah sakit hati sampe malas lagi
68
mamanya yang kaya tidak peduli, bapaknya juga yang tidak pernah balas
smsnya”
Lawan bicara dalam pembukaan diri adalah orang yang sangat dipercaya
dan memiliki hubungan dekat dengan pelaku pengungkapan diri. Namun dalam
hal ini, SS tidak memilih orang tuanya untuk melakukan pengungkapan diri
karena kondisi orang tuanya yang tidak dapat ia percaya untuk mengetahui
Hal ini senada dengan yang diungkapkan key informan SS, sebagai berikut
juga sama teman dekatnya dari kecil, karna biasa da izin mau jalan-jalan
lamanya yg dikancil.”
69
pribadinya. Hal ini juga membuktikan bahwa hubungan SS dan kedua orang
tuanya memang tidak berjalan baik seperti sebelum perceraian orang tuanya.
menginginkan timbal balik dari lawan bicaranya, namun tidak dengan SS. Ketika
neneknya memberikan timbal balik, SS tetap tidak menghiraukan hal tersebut, hal
ini diungkapkan oleh SS yang terkesan tidak suka dengan timbal balik yang di
ungkapkan neneknya.
marah, dibilangi kuat mengeluh, suka larang juga kalau mau pergi-pergi
sama temanku yang lain, jadi sa lebih nyaman cerita sama sahabatku atau
tapi SS juga susah dikasih tau, gampang marah, jadi saya juga kadang
cape tegur”
membuat SS menganggap bahwa sikapnya selalu benar. Hal ini terbukti dengan
70
adanya pengakuan dari nenek korban yang mengaku SS adalah orang yang keras
kepala.
saya liat moodnya nenek bagus atau kalau kalau kebetulan lagi duduk-
duduk sama nenek, tapi kalau sama sahabat atau pacar biasa secara
langsung kalau kebetulan lagi ketemu, atau biasa juga lewat chat”
memilih meceritakan seluruh masalahnya pada satu orang namun ada juga
anggap selalu punya waktu untuk diajak cerita dibandingkan nenek bahkan ayah
sama mama, kalau sama pacar biasanya sa cerita semua mulai dari
71
masalah keluarga, teman, masalah di tempat kerja juga, sedangkan kalau
sama sahabatku biasa sa cerita soal keluargaku juga atau tidak kalau
“ kalau sama nenek atau mama tidak pernah cerita kalau ada
di ungkapkan SS
emosi, tiba-tiba saja ngomel soal mamanya, kalau soal yang lain SS tidak
pernah cerita, jadi saya pikir tidak adaji permasalahannya diluar itumi
72
dengan melakukan pengungkapan diri kepada keluarganya sendiri baik nenek
maupun ibunya.
b. IN ( Inisial)
1) Profil Keluarga
sejak perceraian belum terjadi sampai perceraian orang tua terjadi Begitu juga
dengan pola asuh otoritatif yang diberikan oleh orang tua IN kepada anaknya.
berdiskusi mengenai kondisi yang terjadi dalam keluarganya, termasuk dalam hal
perceraian. Terlihat dari interaksi yang terjalin antara OP dengan key informan
IN (ibunya) yang menunjukkan kedekatam antara ibu dan anak seperti saat
wawancara dan observasi yang dilakukan, terlihat key informan IN yang sesekali
saya tau kalau mereka mau pisah saya masih tidak percaya, karna mama
Begitu juga denga interaksi yang terjalin setelah perceraian terjadi, senada
73
“ biar orang tuaku sudah cerai, tapi kalau komunikasi masih tetap
lancar walaupun sudah pisah tempat tinggal, sama mama juga masih
atas tidak berubah ketika akhirnya key informan In dan suaminya memutuskan
untuk berpisah. Orang tua IN memang telah bercerai, namun keduanya tetap
memiliki masalah yang berarti walaupun orang tuanya telah berpisah. Hal ini juga
yang dapat membuat IN tersakiti. Hal ini terbukti dengan masih adanya
perceraian. Walaupun tidak terjadi konflik, namun berikut reaksi dan perasaan
74
“ awalnya pasti kaget, sedih juga, lagian siapa juga bisa langsung
“ Responnya sudah pasti kaget dek, pasti juga tidak terima kalau
orang tuanya pisah, apa lagi dia kan anak satu-satu, sempat juga diam
Meskipun merasa kaget, namun IN tidak mau bertanya pada ibu ataupun
ayahnya terkait dengan alasan mereka bercerai karena IN merasa takut kalau
disisi lain sa takut juga jangan sampai mereka tersinggung, karena pasti
perasaan orang tuanya. Ia juga berusaha untuk menerima keputusan orang tuanta,
“ mau tidak mau harus terima kenyataan, kalau sudah itu yang
75
Tetapi hal ini belum cukup bagi IN yang sebenarnya menginginkan
penjelasan mengenai alasan perceraian orang tuanya. berikut alasan key informan
tuanya.
“ waktu cerai sama bapaknya saya tidak kasih tau memang IN,
lagian IN juga tidak tanya-tanya juga, jadi saya juga tidak kasih tau”
sebab perceraian mereka sehingga IN tidak menyalahkan salah satu pihak saja.
perbedaan pendapat dan ego dari masing-masing orang tuanya. Seperti yang di
jelaskan oleh IN
memang ego masing-masing, mama egois bapak juga egois jadi mungkin
menunjukkan banyak perubahan setelah perceraian kedua orang tuanya, hal ini
76
“ kalau waktu masih sekolah dulu biasa saja, sama teman kerja
juga biasa saja, lagian hanya beberapa orang yang tau kalau mama
dengan bapaku cerai, mereka juga biasa saja, ndatau karna sa malas
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh key informan IN (ibu IN)
“ kalau sama tetangga saya rasa biasaji dek, tapi menurut saya
bukan karna dia orangnya malas pusing, tapi memang dia orangnya
4) Komunikasi antara subjek dengan orang tua sebelum perceraian orang tua
subjek dan orang tua berjalan lancar, terbukti saat wawancara dilakukan terjadi
candaan-candaan kecil antara key informan IN dan IN. Sesuai dengan pernyataan
juga masih lancar, biasa lewat chat telpon atau kadang juga ke rumahnya
77
bapak, paling yang beda hanya nda bisa seleluasa dulu kalau mau cerita
sama bapak, karna beda tempat tinggal jadi nda tiap hari ketemu”
(ibu IN) yang menjelaskan bahwa komunikasi yang terjalin dengan anaknya
seperti berikut
masalah diluar atau kalau rindu bapaknya, jadi biasa dia bermalam sama
keluarga yang nyaman bagi IN. Sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik
5) Komunikasi antara subjek dengan orang tua setelah perceraian orang tua
sampai perceraian orang tua IN terjadi, hal ini terbukti dengan pernyataan IN
berikut ini
masih lancar”
Hal tersebut juga senada dengan yang diungkapkan oleh key informan IN
78
“ masih lancar, paling hanya kendala di tempat tinggal yang
berbeda juga, jadi tidak bisa ketemu tiap hari seperti dulu”
menjadi tempat yang dipilih individu. Begitu juga dengan IN, ia memilih
melakukan keterbukaan diri kepada orang tuanya walaupun itu juga dilakukannya
dengan temannya, hal ini dilakukan IN karena selain mempercayai orang tuanya,
“biasa sama saya, kadang juga sama bapaknya, karna kalau apa
79
Saat melakukan keterbukaan diri, individu membutuhkan timbal balik dari
yang dikatakannya. Begitu juga dengan IN, berikut timbal balik yang didapatkan
biasanya kasih tau sampe mengomel, contohnya dulu waktu masih SMA
pernah sa cerita sama mamku kalau sa bohongi bapa, saya minta uang
bilangnya mau beli buku padahal saya pake untuk beli skincare, akhirnya
(ibu IN)
pacarnya biasanya saya kasih saran dan nasehati seperti kalau bergaul
hati-hati, harus bisa jaga diri, tapi biasa juga dia susah dikasih tau, tapi
mau diapa sebagai orang tua kita harus bisa juga mengerti jadi jangan
hanya tau kasih tau saja anak-anak tanpa liat kondisi anak bagaimana”
ibu dan ayah IN sangat berguna bagi In untuk mengoreksi dirinya sendiri.
80
Keterbukaan diri dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak
terdekatnya
“kalau saya lebih suka bicara langsung karena bisa langsung liat
reaksinya, tapi kalau sama bapak karna rumahnya cukup jauh jadi leboh
Senada dengan yang diuangkapkan oleh IN, ibu IN pun mengatakan hal
“ kalau sama saya biasanya dia cerita langsungji dek, tapi kalau
sama bapakya, karna kadang hanya seminggu sekali ketemu jadi lebih
teman dekatnya. Ada berbagai masalah yang menurut IN lebih aman jika
“ kalau sama mama atau bapak paling cerita soal masalah diluar,
kaya sama teman atau teman kerja, tapi kalau sama pacarku biasa saya
cerita soal pertemanan atau keluarga kalau lagi kebetulan ada salah
81
paham sama mama, sedangkan kalau sama temanku biasa sa curhat kalau
“ banyak dek kalau lagi ada waktu luang biasa da cerita soal
kerjanya, soal temannya juga, hari-hari pasti ada ceritanya, dia memang
ataupun negatif.
bahwa tidak ada yang berubah dalam kondisi keluarganya, terbukti dengan
komunikasi yang tetap terjalin antara IN dan orang tuanya. IN tetap memperoleh
kasih sayang yang sama dari kedua orang tuanya. ia juga tetap memperoleh waktu
82
kesempatan untuk memperoleh perbaikan diri dari timbal balik yang diberikan
orang tuanya
c. YA (Inisial)
1) Profil Keluarga
hubungan keluarga dari segi komunikasi berubah sejak kedua orang tuanya
terlintas kalau mereka mau pisah, bahkan sampai banyak orang-orang iri
hati, sampai akhirnya kaya sekarang jadi beda sekali suasannya, jadi
Hal serupa juga di perkuat dengan pernyataan dari ibu YA ( key informan
“ saya juga tidak sangka-sangka kalau akan cerai, tapi mau diapa
tuanya, terlebih lagi setelah tau alasan perceraian keduanya, YA semakin kecewa
83
kepada ayahnya dan juga kepada ibunya yang ikut berubah setelah kedua orang
“ kaget to, apa lagi tau alasannya mereka cerai, jadi lebih tidak
sangka-sangka tapi sa tidak bisa kasih tau kita alasannya soalnya terlalu
privasi. Terus mama juga ikut berubah setelah cerai, ndatau kenapa sa
bercerai kondisi komunikasi keluarganyanya baik, akan tetapi setelah kedua orang
tuanya bercerai sikap orang tuanya juga ikut berubah sehingga membuat
bahkan marah setelah tau dari kakaknya alasan saya dengan bapaknya
cerai, lagipula kalau sudah begitu jalannya mau di apa dek, dia juga kan
bagaimana”
84
YE bukan anak yang dekat dengan lingkungan sekitanya akan tetapi
YA
waktu kecilji, lagian teman yang saya cukup dekat ditentanggaku hanya
rumahku”
bahkan bisa dibilang tidak pernah. Lagi pula YA juga jarang keluar
kecuali ke kampus atau pergi kerja tugas kalau tidak masuk kampus
tua
85
Komunikasi dalam keluarga YE terjalin baik walaupun hanya dalam
waktu yang terbatas karena ayah YE jarang berada dirumah, akan tetapi masih
ada waktu untuk keluarga YE untuk sekedar berkomunikasi. Hal ini ditunjukkan
sibuk tapi pasti tetap sempatkan waktunya untuk keluarga, biar hanya
lebih suka cerita sama bapaknya karna memang di manja bapaknya dari
kecil”
adanya hubungan yang harmonis diantara anak dan orang tua sebelum
tua
86
Hubungan komunikasi dalam keluarga YE sebelum dan sesudah percerain
“ nda seperti dulumi, sudah beda, dulu kita akrab satu sama lain,
atau apa begitu pokonya sa senang, tapi pas bercerai kaya bedanmi,
sama bapaku”
dengan pelaku pengungkapan diri. Namun dalam hal ini YE tidak memilih orang
tuanya untuk melakukan keterbukaan diri karena kondisi orang tuanya yang tidak
“ biasanya sama pacar saja, kalau saudara kan adeku masih kecil,
kalau sama mama, memang dari dulu sa jarang cerita sama dia, paling
87
sama bapakji, tapi karna sekarang sudah beda jadi tidak bisa cerita
kesiapa-siapa lagi”
paling kalau hal-hal pentingji dia bicarakan, yang jelas jarang cerita ke
saya”
pribadinya.
menginginkan timbal balik dari lawan bicaranya, namun tidak dengan YE. Ketika
ibunya memberikan timbal balik, YE tetap tidak menghiraukan hal tersebut, hal
ini diungkapkan oleh YE yang terkesan tidak suka dengan timbal balik yang
diungkapkan ibunya
Sikap YE yang kurang bisa menerima masukan juga di benarkan oleh ibu
88
“ ohiya pernah memang dia mengeluh karna bermasalah di
kampus, saya nesehati ji juga tapi dia juga tidak bisa ditegur padahal
memilih menceritakan seluruh masalahnya pada satu orang namun ada individu
tepat, ada pula yang memilih untuk memendam masalahnya sendiri. Namun yang
89
merasa nyaman dan merasa lebih dimengerti oleh kekasihnya di bandingkan orang
sekali cerita, kalaupun bicara kecuali hal-hal penting saja, sedangkan kalau sama
d. Subjek BE (Inisiak)
1) Profil Keluarga
apa yang dilakukan BE dan lebih sibuk mengurus pekerjaan dan pertengkarannya
“kalau sama bapak memang tidak akrab dari kecil kak, bapaku
sudah buruk sejak sebelum perceraian terjadi. Ayah dan ibu BE sering bertengkar
90
dihadapan BE dan adiknya tanpa memperdulikan mereka. Hal ini juga diperkuat
terjadi memang sudah buruk. Salah satu orang tua BE tidak memperdulikan
perceraian orangtuanya
berikut ini
mba”
91
Sikap BE yang langsung menerima keputusan orang tuanya untuk bercerai
perceraian orang tuanya. BE merasa tidak heran karena orang tuanya sangat sering
sering merasa iri pada teman-temannya yang terlihat memiliki keluarga utuh. Ini
“ biasaji kak kalau di sekolah, hanya biasa kaya ada perasaan iri
“nda kak kalau sama tetangga tidak dekat sama sekali, kalau lagi
BE tidak melakukan hal-hal negative karena rasa irinya. Selain itu BE juga
92
4) Komunikasi antara subjek dengan orang tua sebelum perceraian orang tua
tidak dekat baik saat orang tuanya belum bercerai, namun setelah perceraian orang
atau lebih dekat sama ibu sih kak, dibangingkan sama bapakku”
5) Komunikasi antara subjek dengan orang tua setelah perceraian orang tua
bersama neneknya dan tinggal berjauhan dengan ibunya, seperti yang dijelaskan
oleh BE
sama ibu masih sering komunikasi, tapi tidak sesering dulu, karna ibu
juga disana kan kerja, tapi masih bisaji sempatkan waktunya untuk
hubungi kita”
93
“ kalau sama bapaknya sudah tidak komunikasi setelah cerai mba,
kalau sama mamanya seringji telpon, malah biasa hampir tiap hari telpon
BE dengan adenya”
memang bukan sepihak salahnya, ini karena kondisi yang dihadapinya tidak
dibandingkan ayahnya atau neneknya yang saat ini tinggal bersama BE, berikut
“ biasa sama ibu kak, kalau sama nenek tidak karena takut”
kadang, terus karna ada traumaku dari masa kecil jadi kadang sering
beberapa pernyataan BE
94
marah karena dia dikamar terus, kalaupun bicara kecuali yang pentin-
penting saja”
curhat soal kerjaannnya disana, jadi kaya saling mengerti saja bgitu kak”
“kalau sama bapak sa rasa bukan tipe orang yang bisa di ajak
langsung, akan tetapi karena alasan-alasan tertentu mau tidak mau hanya bisa ia
lakukan melalui telpon atau chat, seperti yang dikatakan oleh BE berikut ini
Jakarta saya di kendari, jadi hanya bisa lewat telpon atau chat”
“iya kak kalau dulu memang lebih sering cerita langsung sama mama”
95
BE mengaku menceritakan semua hal yang dialaminya pada ibunya,
berikut menyataan BE
“ seperti yang saya bilang tadiji kak, apa apa pasti cerita ke ibu,
Hal ini sesuai pengakuan dari Nenek BE seperti pernyataan berikut ini
kalau BE habis cerita soal ini, biar saya bantu perhatikan BE dari sini,
e. RD (Inisial)
1) Profil Keluarga
96
Hal ini dibenarkan oleh key informan RD (Ibu RD) seperti pernyataan
karena hubungan komunikasi antara anak dan orang tua masih terjaga,seperti
sudah jarang ketemu bapaku, mamaku juga sibuk cari uang, jadi sedikit
Reaksi RD sangat kecewa ketika mendengar dari kakaknya kalau ibu dan
97
Hal ini senada dengan pernyataan ibu RD berikut ini
“ sempat dia diam-diam dek kalau di rumah, terus jadi kuat jalan
pendiam dan mencari kesenangkan di luar rumah seperti penyataan RD berikut ini
lama kelamaan jadi baku bawa terusmi kak, setidaknya sa nda pusing
kaya di rumah”
Hal ini dibenarkan oleh ibu RD seperti pernyaataan ibu RD berikut ini
98
“ iya dek, suka jalan memang, baru tidak ada yang beres
“ dengarji kak, mau bikin apa juga duduk di rumah sendiriku kaya orang
bodo-bodo, masa nda boleh berteman, dia saja pulang di rumah sudah malam”
“ iya, iya saja dek tapi begitu terusji, ada saja jawabannya kalau ditegur”
antara subjek dan orang tua berubah setelah perceraian dimana yang sebelumnya
anatar orang tua dan anak memiliki kedekatan komunikasi yang baik, seperti
sama mamaku”
99
5) Komunikasi antara subjek dengan orang tua setelah perceraian orang
tua
yang disebabkan oleh kesibukan dan kondisi orang tua RD sehingga waktu untuk
berikut ini
“ iya kak, jarang sekalimi. Mamaku kerja dari pagi sampe malam,
bapaku juga dia dikebun juga, tidak pernahmi kerumah setelah itu
masalah”
jadi terhambat.
terdekatlah yang menjadi tempat yang dipilih individu akan tetapi berbeda dengan
100
RD yang lebih memilih menyimpan sendiri informasi-informasi terkait dirinya,
seperti pernyataan RD
sering cerita karna samasih kecil, tapi setelah sa sudah besar sa tidak
orang lain baik itu kepada teman atau sahabatnya, seperti pernyataan RD berikut
“ tidak kak, nda ada, kalaupun ada masalah sa diam saja, paling
Hal ini dibenarkan oleh ibu RD,seperti penyataan yang di ungkapkan KEY
101
“ kadang-kadang dia suka rebut dengan adenya, kalau di tanya
juga kaya da emosi jawab, padahal kita ini bicara biasa saja, kalau
ditegur juga malah marah balik, jadi kalau capemi juga sakasih tau saya
diam saja
RD menjadi sulit untuk mengatur emosinya dan membuat ibu ataupun saudaranya
“ paling hanya soal hal-hal pentingji kak, kaya mau beli buku,
f. AR (Inisial)
tua AR memberikan pola asuh permisif yang cenderung tidak peduli terhadap
anak, jadi apapun yang dilakukan anak diperbolehkan. Hal ini disebabkan karena
orang tua AR yang lebih mementingkan diri mereka sendiri. Orang tua AR yang
merupakan pelaut dan Ibu AR yang setelah bercerai tinggal bersama suaminya di
102
morowali dan bekerja disana, sedangkan AR tinggal bersama kakaknya. Hal ini
“ saya tidak ingatmi kak, karena waktu itu masih TK mereka cerai,
menikahmi jadi biasa saya tinggal dirumah sendiri, kalau bapak sudah
Hal ini dibenarkan oleh kakanya key informan AR, berikut penjelasannya
“ biasa bermalam di rumah kalau dia lagi dikendari, dia juga kan
rumah”
bahwa hubungan keluarganya memang sudah tidak baik sebelum orang tuanya
bercerai
103
Reaksi AR saat tau orang tuanya bercerai merasa sangat sedih, apalagi di
usia AR yang masih sangat kecil, sehingga masih sangat bergantung kepada orang
wawancaranya
“kalau sedih pasti mi dek, biar juga saya yang waktu itu sudah
membuat kedua orang tuanya menjadi jarang bertemu, seperti pernyataan key
jarang sekali pulang, nanti berbulan bulan baru bisa pulang dek”
sekitarnya, bahkan ketika sedang duduk di bangu SMA, AR sudah mulai bekerja
104
“ sa jarang kumpul-kumpul begitu sama anak-anak sini, waktu masih
sekolah juga kan sa sudah kerjami, jadi paling sa bergaul sama teman kerjakuji”
yang lain kaya tidak suka dengan saya mungkin karena sa jarang masuk sekolah
Hal ini dibenarkan oleh key informan AR ( kakak AR), berikut pernyataan
“ tidak nakal dia dek, hanya sering sa dapat surat dari SMA nya
sekolah”
4) Komunikasi antara subjek dengan orang tua sebelum perceraian orang tua
kepada ibu dan kakaknya saja, sedangkan ayahnya jarang memiliki waktu untuk
pernyataan AR
“dulu sa dekatji sama mamaku kak, tapi setelah dia menikah lagi
yang sama
105
“bagusji dek, kalau sama bapak memang jarang sekali karna
5) Komunikasi antara subjek dengan orang tua setelah perceraian orang tua
kecil sehingga orang tua AR yaitu ibunya, masih tetap membangun komunikasi
komunikasi mereka jadi terbatas setelah ibu AR memutuskan untuk menikah lagi
orang tambang, jadi pas mereka menikah mamaku ikut suaminya disana,
dia kerja juga disana, pulang ke Kendari juga kecuali saat-saat lebaran
dengan ibunya juga tetap tidak sedekat dulu, seperti pernyataan AR berikut ini
106
Hal ini dibenarkan oleh kakak AR, berikut pernyataan key informan AR
umum saja”
keluarganya sendiri baik kepada ibu ataupun kakaknya, AR lebih memilih untuk
sempat”
Hal ini senada dengan yang di ungkapkan key informan AR berikut ini
“ nda pernah kalau sama saya dek, bicara-bicara yang biasa saja
Berikut pernyataan AR
107
“ biasanya kalau sa kerumahnya kak, tapi nda sering karena kan sa kerja
“ nda kak kalau sama kakaku sa da mau saja, sa nda sedekat itu juga, apa
g. AZ (Inisial)
1) Profil Keluarga
108
“ menurutku sudah tidak harmonis memang kak, karena memamg
perceraian orangtuanya
109
Hal ini menunjukkan bahwa AZ memang sudah mempersiapkan diri
dengan perceraian orang tuanya. AZ merasa tidak heran karena orang tuanya
baik sebelum orang tuanya bercerai maupun setelah orang tuanya bercerai, berikut
pernyataan AZ
rumahku”
spupunya kaya pergi jalan-jalan dia malas, lebih baik itu dia dirumah dari
menjadi remaja yang pendiam dan menarik diri dari lingkungan seikitarnya,
berikut pernyataan AZ
110
“ iya kak, kalau teman adaji tapi sejauh ini hanya 3 orang teman
dekatku dari dulu sampe sekarang, kalau sama orang baru juga sa susah
4) Komunikasi antara subjek dengan oran tua sebelum percerauab orang tua
“ tidak kak, kalau sama bapa memang jarang bicara karena takut,
“ kalau sama bapaknya tidak, kalau sama saya itu ana-ana mereka
dekat ji”
5) Komunikasi antara subjek dengan orang tua setelah perceraian orang tua
mulai membaikmi, biasa bapaku telpon hanya sekedar tanya kabar, tanya
soal kaka-kakaku juga. Mungkin karena sudah tua mi juga kak, kadang
111
“kalau saya jarang ketemu bapak kak, karena setelah lulus sekolah
kan sabantu mamaku menjual makanan, baru tidak ada juga kendaraan
mau bolak balik ke rumahnya bapaku, yang sering kesana kakakuji, kalau
karena sudah tua juga, biasa juga dia telpon AZ tapi paling sering dia
menelpon sama kakaknya yang satu, yang dekat sama dia memamg dari
kecil”
“ kalau sama saya tidak dek, dia paling jarang mengeluh atau
112
Selain melakukan pengungkapan diri, AZ tentunya menginginkan adanya
dakasih tau bae-bae. Kalau sama mamaku kadang dakasih tau marah-
Timbal balik tersebut menjadi masukan yang berguna bagi AZ baik untuk
ia ungkapkan
113
“ iya dek, kaya yang sabilang tadi, kalau yang penting-pentingji,
h. MD (Inisial)
1) Profil keluarga
anggap sudah tidak harmonis baik sebelum perceraian, baik dari segi kedekatan
mengenai keluarganya
“ tidak , karena dari masih kecil sudah terbiasa lihat kedua orang
bertengkar”
“ tidak juga kak, kalau sama bapak memang tidak dekat, karena
bapa dulu sibuk kerja, jadi tidak punya waktu banyak untuk keluarga”
“ iya tidak dek, baru bapanya juga dulu jarang ada waktu
kumpul”
114
Tampak dari kondisi keluarga MD saat sebelum perceraian yang sudah
keluargaku”
“ kalau dari yang saya liat dek, dia kaya tenang-tenang saja,
ketika saya kasih tau juga kalau saya dengan bapaknya mau cerai, dia
setuju-setuju saja”
perceraian orang tuanya. MD merasa tidak heran akrena orang tuanya sudah
orang baru dan susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang membuat
115
“ iya kak sa susah beradaptasi, susah juga samau berteman sama
“ kalau itu saya kurang tua kalau disekolah dek, dia juga jarang
4) Komunikasi antara subjek dengan orang tua sebelum perceraian orang tua
memang tidak memiliki kedekatan dalam hal berkomunikasi baik sebelum kedua
orang tuanya bercerai yang disebabkan oleh kesibukan orang tuanya, begitu pula
“ iya kak, bapak memang sibuk jadi tidak ada waktu untuk sekedar
cerita-cerita, mama juga dulu sibuk sama usahanya tapi setidaknya tidak
“ kalau sama bapaknya memang tidak dekat, saya juga dulu sibuk
sama uahaku, tapi kalau dulu kadang dia masih seringji mengeluh tapi
5) Komunikasi anatara subjek dengan orang tua setelah perceraia orang tua
116
Komunikasi antara MD dan orang tuanya menjado lebih buruk ketika
hari, tapi mamaku sibuk menjual jadi tambah jarang juga cerita-cerita”
Hal ini juga di benarkan oleh ibu MD, berikut pernyataan ibu MD
“ iya memang dek jarang sekali, kadang juga dia tidak bisa di kasih tau”
117
MD mengaku lebih senang untuk melakukan pengungkapan diri secara
berikut pernyataan MD
4.4 Pembahasan
diri remaja yang orang tuanya bercerai di kecamatan poasia yang dianalisis
berdasarkan teori self disclosure yang memiliki empat bidang yaitu bidang open
(open area) , bidang blind ( Blind area),bidang hidden (Hidden Area) dan bidang
118
remaja yang terdiri atas lima aspen yaitu karakter individu, budaya, jenis kelamin,
1) SS (Inisial)
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan besaran daerah johari windows
a. Open Area/Terbuka
terbuka tentang segala hal tentang dirinya kepada keluarganya, yang disebabkan
oleh perpisahakan kedua orang tua dan rasa kecewa yang ia rasakan. Dengan
keluarganya yaitu karena perasaan tidak nyaman kepada ibunya, topik yang
dianggap terlalu privasi untuk diketahui baik kepada ibu atau neneknya.
c. Blind Area
119
Ketika SS melakukan pengungkapan diri kepada neneknya, SS merasa
sikap yang ia tunjukkan tidaklah salah, akan tetapi tanpaia sadari respon yang SS
d. Unknow Area
ketika SS menceritakan permasalahnnya dengan cara yang baik dan tidak diikuti
oleh emosi, begitu pula dengan nenek SS yang juga tidak mengetahui apa yang
terjadi dan apa yang dirasakan SS terkait dengan permasalahan yang SS hadapi,
dengan emosi.
Hal ini juga berlaku untuk ibu SS, walaupun SS merasa ibunya berubah
ketika SS menceritakan semua yang ia rasa dan pendam selama ini, begitu pulan
dengan ibu SS yang tidak mengetahui apa yang membuat menutup diri bahkan
menarik diri karena SS hanya diam dan tidak terbuka kepada ibunya sendiri.
Dimana jika SS terbuka kepada nenek ataupun ibunya, jendela Unknow ini lambat
laun akan mengecil, sehubungan dengan informasi yang diketahui oleh kedua
belah pihak.
2) IN Inisial)
120
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan besaran daerah johari windows
a. Open Area/Terbuka
komunikasi yang terjalin dalam keluarga SS tergolong baik walaupun kedua orang
dengan kedua orang tuanya. IN cenderung terbuka kepada kedua orang tuanya
baik itu kepada ibu ataupun ayahnya, walaupun keduanya telah tinggal terpisah,
informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan dll. Selain kepada kedua orang
keluarganya sejak IN kecil, perasaan nyaman dan topik yang mereka diskusikan.
keluarganya, maka jendela pada bidang ini semakin mengecil karena terjadi
121
c. Blind Area
berikan kepada kedua orang tuanya. IN merasa bahwa ia merupakan orang yang
disekitarnya atas perceraian orang tuanya, akan tepai ibu IN menilai bahwa IN
bersikap seperti itu karena IN anak yang padai menyembunyikan perasaannya dan
d. Unknow Area
sebalinknya, ibu IN juga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi kepada IN
3) YA ( Inisial)
122
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan besaran daerah johari windows
a. Open Area/Terbuka
kepada keluarganya, yang disebabkan oleh perpisahakan kedua orang tua dan rasa
yang cenderung tertutup mebuat bidan Open semakin mengecil. Dimana bidang
keluarganya.
hasil wawancara dengan subejek YA, ia mengaku bahwa alasannya menutup diri
cenderung terbuka kepada ayahnya. Penyebab lainnya yaitu karena respon ibunya
123
c. Blind Area
Dalam bidang ini, penilaian orang lain sebagai aspek dari blind area ini
juga dapat digunakan untuk menilai atau mengukur keterbukaan diri yang
dilakukan oleh remaja yang orang tuanya bercerai. Sehingga dapat disimpulkan
d. Unknow Area
ibunya ketika YA menceritakan permasalahnnya dengan cara yang baik dan tidak
diikuti oleh emosi, begitu pula dengan ibu YA yang juga tidak mengetahui apa
yang terjadi dan apa yang dirasakan YA terkait dengan permasalahan yang YA
hadapi.
4) BE (Inisial)
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan besaran daerah johari windows
a. Open Area/Terbuka
124
Pada bidang open, BE cenderung tertutup kepada ayahnya akan tetapi ia
terbuka kepada ibunya dalam segala hal walaupun keduanya tinggal berjauhan.
b. Hidden Area/Tersembunyi
yang baik dan tidak memiliki kedekatan dengan ayahnya. Selain tertutup kepada
dengan alasan karena merasa takut, hal ini membuat jendela Hidden Area juga
ikut melebar karena informasi-informasi yang BE tutupi kepada ayah dan juga
c. Blind Area
Karena sikap BE yang menutup diri kepada neneknya baik berupa sikap
neneknya marah sehingga membuat BE merasa takut dan semakin ragu untuk
membuka diri. Hal ini membuat jendela blind area juga ikut melebar.
d. Unknow Area
Karena hanya terbuka kepada ibunya yang tinggal berjauhan dengan BE,
dan cenderung menutup diri kepada ayah dan juga neneknya membuat jendela
125
unknow ikut membesar, yang disebabakan oleh perasaan tidak nyaman BE kepada
ayah dan juga neneknya sehingga membuat BE tidak tau bagaimana respon ayah
ataupun neneknya jika ia melakukan pengungkapan diri, begitu pula dengan ayah
yang tertutup/
5) RD (Inisial)
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan besaran daerah johari windows
tentang hal-hal umum saja seperti kebutuhan, kebutuhan sekolah dll. Hal ini
b. Hidden Area/Tersembunyi
kepada orang tua ataupun orang-oang terdekatnya, RD merasa kecewa dan sulit
lain diluar rumah untuk hanya sekadar berkumpul bersama temannya, bermain
126
game bersama bahkan berdasarkan wawancara kepada ibunya RD menjadi
pengguna rokok untuk diusianya yang masih cukup muda bahkan masih duduk di
bangku SMA. Dengan sikap RD yang cenderung tertutup baik kepada orang tua
c. Blind Area
nilai negatif oleh ibunya, seperti sikap RD yang mencari pelarian diluar rumah
d. Unknow Area
6) AR
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan besaran daerah johari windows
127
a. Open Area/ Terbuka
tidak baik, dimana ibu ataupun ayah AR yang cenderung tidak peduli terhadap
b. Hidden Area/Tersembunyi
kepada keluarganya yang disebabkan oleh pola asuh orang tua, kepribadian AR
yang introvert, dan perasaan tidak nyaman kepada keluarganya.hal ini membuat
c. Blind Area
Pada jendela blind area juga memiliki ukuran yang besar karena sedikit
sekali upan balik yang diberikan kepada orang tuanya, dimana ibu ataupun
intensitas komunikasi keduanya rendah dan AR pun lebih memilih menutup diri.
d. Unknow Area
128
Karena hubungan komunikasi AR dan orang tuanya yang terhambat,
diri, begitu pula dengan ibu AR yang tidak mengetahui hal-hal pribadi AR. Hal ini
7) AZ (Inisial)
a. Open Area/terbuka
dianggap tidak harmonis, dimana sering terjadi pertengkaran antara kedua orang
tuanya yang membuat AR takut dan memilih untuk menutup diri kepada kedua
menceritakan hal-hal umum baik kepada ayah ataupun ibunya. Bebeda kepada
ini disebabkan karena AZ lebih merasa nyaman dan tertarik untuk membuka diri
b. Hidden Area/tersembunyi
129
Karena cenderung tertutup kepada orang tuanya membuat bidang hidden
berukuran besar hal ini disebabkan oleh perasaan tidak nyaman AZ untuk
membuka diri kepada orang tuanya dan kepribadian introfet AZ yang disebabkan
oleh pola asuh dalam keluarganya yang cenderung mengekang AZ. AZ mengaku
hanya berbagi hal-hal umum saja kepada kedua orang tuanya walaupun hubungan
c. Blind Area
Pada jendela blind area juga memiliki ukuran yang besar karena sedikit
sekali upan balik yang diberikan kepada orang tuanya, dimana karena hubungan
komunikasi yang tidak baik dan pola asuh orang tua yang cenderung mengekang
d. Unknow Area
diri, begitu pula dengan ibu AZ yang tidak mengetahui hal-hal pribadi AR. Hal ini
8) MD (Inisial)
130
a. Open Area/ terbuka
pembukaan diri yang cenderung tertutup kepada keluarganya dan lebih memilih
untuk terbuka kepada teman dekatnya, hal ini membuat bidang open berukuran
memburuk karena alasan sibuk bekerja dan sedikit waktu untuk bertemu ataupun
berkumpul bersama.
c. Blind Area
Pada jendela blind area juga memiliki ukuran yang besar karena sedikit
sekali upan balik yang diberikan kepada orang tuanya, dimana karena kesibukan
d. Unknow Area
131
Karena kurangnya komunikasi antara MD dan kedua orang tuanya
tuanya bercerai
1) Karakter Individu
kepada delapan orang subjek dengan latar belakang yang sama yaitu remaja yang
pada subjek IN yang memiliki kepribadian extrofet menjadi salah satu faktor
perceraian kedua orang tuanya kondisi komunikasi antara AZ menjadi lebih baik
2) Efek Diadik
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pengungkapan diri remaja yang orang
132
tuanya bercerai dikecamatan poasia berbeda-beda tergantung dari hubungan
ataupun kakaknya dengan alasan mereka juga bersikap tertutup dan kurang
Sedangkan untuk dua informan lainnya yaitu IN dan BE yang terbuka kepada
orang tuanya, karena alasan kedekatan komunikasi antara orang tua dan subjek
3) Jenis Kelamin
Berdasarkan jasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dari empat remaja
perempuan dan empat remaja laki-laki dengan latar belakang keluarga yang sama
menunjukka bahwa subjek dengan jenis kelamin perempuan lebih terbuka kepada
cenderung lebih tertutup dimana remaja laki-laki hanya terbuka kepada orang-
orang yang ia perceyai saja. Selain itu terdapat satu dari delapan subjek peneliatan
yaitu RD(inisial) yang tidak melakukan pengungkapan diri yang baik kepada
133
keluarga atapun orang-orang terdekatnya, dan hanya menunjukkan perasaannya
4) Pendengar
dilakukan oleh remaja yang orang tuanya bercerai, dimana berdasarkan hasil
diri bersama sekelompok orang dalam jumlah sedikit, terutama ketika hanya
terdapat dirinya dan satu orang pendengar baik itu secara langsung atau tidak
langsung. Selain itu remaja juga lebih tertarik untuk mengungkapkan dirinya
secara langsung baik kepada ibu, ayah, kakak atau pasangannya karena ia dapat
kepada delapan orang subjek penelitian yang terbagi menjadi dua bentuk
pembukaan diri remaja dalam keluarganya, yaitu remaja yang cenderung terbuka
dan remaja yang cenderung tertutup kepada keluargaya. Remaja yang cenderung
134
RD(inisial), AR(inisial), AZ (inisial) dan MD (inisial) menunjukkan bahwa
keenam subjek penelitian hanya berbagi hal-hal umum mengenai dirinya kepada
kedua orang tuanya. Sedangan dua informan lainnya yaitu IN dan BE yang
cenderung terbuka sehingga berbagi banyak hal kepada orang tuanya terkait
tertarik untuk melakukan pengungkapan diri secara langsung baik kepada orang
BAB V
5.1 Kesimpulan
menyimpulkan dua hal terkait bentuk pembukaan diri remaja yang orang tuanya
135
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan
Poasia cenderung tertutup kepada keluarganya sendiri dan lebih tertarik untuk
melakukan penungkapan diri kepada orang lain seperti kepada teman, sahabat
kepada ibu, hanya kepada saudara, atau kepada kedua orang tuanya . Selain itu
antara anak dengan orang tua yang juga berakibat pada bentuk pengungkapan
Poasia juga di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti karakter individu yang
cenderung introfet dan extrofet, efek diadik, jenis kelamin yang menunjukkan
diri baik secara langsung ataupun tidak langusng, serta topik yang dibicarakan
5.2 Saran
136
Berdasarkan hasil penelitian dan indromasi yang diperoleh, maka peneliti
penelitian lebih banyak lagi, tergantung kepada siapa saja subjek penelitian
bervariasi. Dengan begitu dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan baru
sebagai berikut:
komunikasi dengan orang tua jika dirinya merasa bahwa orang tua mulai
baik.
2. Bagi orang tua, Orang tua yang bercerai diharapkan tidak lepas tangan
agar anak tidak kehilangan kasih sayang dan perhatian orang tuanya
137
walaupun orang tuanya telah bercerai. Perhatian yang paling mudah dapat
Hal ini akan sangat berkesan bagi anak yang menjadi korban perceraian
orang tuanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku
138
_____________. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rienka Cipta.
Devito, Joseph. 1986. The Interpersonal Communication Book 4th Edittion. New
York : Harper & Row Publishers
139
Effendy, 1992. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
_______, 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan praktek. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Effendy, Onong, Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Farida, Anik, dkk. 2007. Perempuan dalam sistem perkawinan dan perceraian di
berbagai komunitas dan adat. Jakarta: Balai penelitian dan
Pengembangan agama.
Hoffnung, R.J., Seifert, K.L. 1991. Child and Adolescent Development. Boston:
Houghton Mifflin Company. (2nd Ed)
Jourard, S. M. 1971. The Transparent Self: Self Disclosure and WellBeing. New
York: Van Nostrand Reinhold Company.
Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek,
Bandung: Mandar Maju.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi Cet. Kesatu. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
__________. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.
140
Littlejohn. 1939. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth
Publishing.
Murdock, George Peter. 1965. Social Structure. The Free-Press, New York.
Parsons, Talcott. 1951. The Social System, New York: Free Press.
141
____________.2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Turner, J.S & Helms, D.B. 1995. Life Span Development. Fifth Edition. Tokyo :
Harcourt Brace College Publishers
2. Sumber Jurnal
Basti, Dewi Eva. (2008). Konflik Perkawinan dan Model Penyelesaian Konflik
Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi Vol 2, No. 1
Sawyer, S.M., Azzopardi, P. S., Wickremarathne, D., & Patton, G. C. 2018. The
age of adolescence. The Lancet Child & Adolescent Health.Volume 6,
No.2, 23 November 2021
Wei. M, Russell. D.W & Zakalik. A.R. 2005. Adult Attachment, Social Self
Efficacy, Self Disclosure, Loneliness, and Subsequent Depression for
Freshman College Students: A Longitudinal Study. Lowa State
University. Journal Of Counceling Psychology America Psychology
Association. Volume 52, No. 4, 602– 614. 21 November 2021.
Wheeless, L.R, Nesser, K., & McCroskey, J.C. 1986. The Relationship Of Self-
Disclosure And Disclosiveness To High And Low Communication
142
Apprehension. Communication Research Reports. Volume 3, No. 129-
133. 21 November 2021.
https://kendarikota.bps.go.id/statictable/2020/05/17/561/jumlah-nikah-dan-cerai-
di-kota-kendari-2017.html ( 9 Februari 2022)
143
LAMPIRAN
Lampiran 1
144