Rizky Adinda N M
2106111048
Pembimbing:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB 2 LAPORAN KASUS...................................................................................3
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7
BAB 4 PEMBAHASAN......................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
BAB 5 KESIMPULAN........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Kista ovarium merupakan tumor baik kecil maupun besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Kista ovarium umum ditemukan
pada wanita usia reproduktif. Kista menimbulkan angka kematian yang cukup
tinggi. Karena 20-30% kista dapat berpotensi menjadi ganas terutama pada wanita
diatas 40 tahun. Perjalanan penyakit dianggap berlangsung secara diam-diam
(silent killer), sehingga wanita umumnya tidak menyadari sudah menderita kista
ovarium. Wanita umumnya sadar setelah benjolan teraba dari luar. Sekarang ini
semakin sering ditemukan kista ovarium pada seorang wanita dikarenakan
pemeriksaan fisik dan semakin majunya teknologi. Sebagian besar kista tidak
menimbulakan gejala yang nyata, namun sebagian lagi menimbulkan masalah
seperti rasa sakit dan perdarahan. Bahkan kista ovarium yang maligna tidak
menimbulkan gejala pada sadium awal, sehingga sering ditemukan dalam stadium
lanjut.4
Kista dapat berkembang pada wanita pada setiap tahap kehidupan, dari
periode neonatal sampai postmenopause. Kebanyakan kista ovarium,terjadi
selama masa kanak-kanak dan remaja, yang merupakan periode hormon aktif
untuk pertumbuhan. Kebanyakan kista bersifat fungsional dan dapat hilang
dengan pengobatan sederhana.Komplikasi yang paling sering dan paling serius
pada kista ovarium yang terjadi dalam kehamilan adalah peristiwa torsio atau
terpuntir. Penatalaksanaan kista ovarium sebagian besar memerlukan pembedahan
untuk mengangkat kista tersebut. Penangannya melibatkan keputusan yang sukar
dan dapat mempengaruhi status hormon dan fertilitas seorang wanita.5
BAB 2
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama : Ny.U
No. RM : 01.33.91
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Blang Mangat
Status Perkawinan : Menikah
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan perut semakin membesar sejak ±1 tahun sebelum masuk
rumah sakit.
Keluhan tambahan
Pasien mengalami kesulitan bernafas karena desakan perut yang membesar.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien NY.U usia 55 tahun datang ke IGD RSUD Cut Meutia dengan keluhan
perut yang semakin membesar sejak ±1 tahun sebelum masuk rumah sakit.
Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan perutnya semakin
membesar dan membuat rasa tidak nyaman. Pasien juga mengeluhkan sulit
bernafas karena desakan perut yang membesar. Aktivitas sehari-hari pasien
masih dapat dilakukan dengan normal tanpa bantuan orang lain. Keluhan
gangguan haid disangkal, keputihan dari kemaluan disangkal, nyeri perut
disangkal, dispareuni disangkal, penurunan nafsu makan disangkal, dan
perubahan berat badan tidak dirasakan berarti oleh pasien.
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami haid pertama kali pada usia 11 tahun dengan siklus 28 hari
yang teratur setiap bulannya. Lamanya haid dalam 1 periode yaitu 4 - 10 hari
dengan frekuensi mengganti pembalut >3 kali per hari (>80 ml).
3
4
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada usia 25 tahun.
Riwayat Obstetri
Pasien pernah hamil dan melahirkan 2 orang anak.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengaku tidak pernah memiliki keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat penyakit sistemik seperti kencing manis dan darah tinggi disangkal.
Tidak ada riwayat operasi dan alergi. Pasien juga menyangkal adanya alergi
pada obat atau makanan tertentu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit
yang sama seperti pasien.
Riwayat Sosial dan Penyakit Keluarga
Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga.
3.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu Aksila : 36,5C
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 153 cm
3.4 Status General
a. Kulit
1. Warna : kuning langsat
2. Turgor : Dalam batas normal
3. Sianosis : Tidak ada
4. Ikterus : Tidak ada
5. Oedema : Tidak ada
6. Anemia : Ada
5
b. Kepala
1. Rambut : Hitam, Rambut jarang
2. Wajah : Simetris, tidak dijumpai deformitas dan tidak edema
3. Mata : Konjunctiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-),
4. Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-)
5. Hidung : Sekret (+/-), darah (-/-)
6. Mulut : Sianosis (-)
c. Leher
1. Inspeksi : Simetris.
2. Palpasi : Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-)
d. Thorax
Paru
1. Inspeksi : Bentuk asimetris kanan dan kiri, pergerakan dada sama
2. Palpasi : Tidak ada benjolan
3. Perkusi : Sonor
4. Aukultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)
Jantung
1. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
2. Palpasi : Ictus cordis teraba
3. Perkusi : Batas atas jantung di ICS II, kanan di LPSD, kiri di LMCS
4. Auskultasi: BJ I/II normal, bising jantung (-), Gallop (-)
e. Abdomen
Inspeksi : cembung, perut tampak membesar
Perkusi : nyeri ketuk (+), shufting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : Tinggi fundus uteri tidak teraba. Teraba massa dengan
konsistensi padat pada perut bagian bawah dengan diameter
± 16 x 24cm, permukaan irregular, berbatas tegas, dapat
digerakkan dan terdapat nyeri tekan.
f. Kelenjar limfe : Pemeriksaan KGB (-)
g. Ekstremitas : Akral hangat
6
Superior Inferior
kanan kiri kanan kiri
Sianosis - - - -
Oedema - + - -
Fraktur - - - -
Fungsi motorik
Kanan Kiri
Kekuatan
Ekstremitas atas 5555 5555
Ekstremitas bawah 5555 5555
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Ovarium atau indung telur merupakan organ yang berbentuk seperti buah
almond,. Ukuran ovarium cukup bervariasi, selama masa reproduksi panjang
ovarium 2,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm dan tebal 0,6 sampai 1,5 cm.
Berat dari ovarium adalah 5 sampai 6 gram, ovarium terletak di bagian atas
rongga panggul dan bersandar pada lekukan dangkal dinding lateral pelvis
diantara pembuluh darah iliaka eksterna dan interna yang divergen.
Ovarium melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium.
Ligamentum utero-ovarika memanjang dari bagian lateral dan posterior uterus,
tepat di bawah insersi tuba, ke uterus atau kutub bawah ovarium. Ovarium
ditutupi oleh peritoneum dan terdiri dari otot serta jaringan ikat yang merupakan
sambungan dari uterus. Ligamentum infundibulopelvikum atau ligamentum
suspensorium ovarii memanjang dari bagian atas kutub tuba ke dinding pelvis
yang dilewati pembuluh ovarika dan saraf.
Ovarium terdiri dari dua bagian, korteks dan medulla. Korteks, atau
lapisan luar, dalam lapisan ini terdapat ovum dan folikel de Graaf. Korteks
ovarium berbentuk kumparan yang diantaranya tersebar folikel primodial dan
folikel de Graaf dalam berbagai tahap perkembangan. Bagian paling terluar dari
korteks, yang kusam dan keputih-putihan, dikenal sebagai tunika albugenia, pada
permukaannya terdapat epitel kuboid yaitu epitel germinal Waldeyer. Medulla,
atau bagian tengah dari ovarium, terdiri dari jaringan ikat longgar yang
merupakan kelanjutan dari mesovarium. Terdapat sejumlah besar arteri dan vena
dalam medulla dan sejumlah kecil serat otot polos yang berkesinambungan
dengan yang berasal dari ligamentum suspensorium.
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon
yaitu hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan androgen) yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. Hormon estrogen
bertanggung jawab atas pertumbuhan pola rambut aksila serta pubik dan berperan
dalam mempertahankan kalsium dalam tulang. Progesteron dipengaruhi oleh
19
estrogen sehingga dapat menimbulkan retensi cairan dalam jaringan, juga dapat
menyebabkan penumpukkan lemak.
2.2 Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantong (pocket,
pouch) yang tumbuh abnormal di bagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi
udara, cairan, nanah atau bahan-bahan lain. Kista ovarium adalah suatu kantung
yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium1.
2.3 Etiologi
Penyebab kista ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti, salah
satu pencetusnya adalah faktor hormonal. Beberapa teori menyebutkan adanya
gangguan mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus, gagalnya sel telur
(folikel) untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang abnormal akan menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
sehingga terbentuk kista di dalam ovarium(5).Angiogenesis yang terjadi pada fase
folikuler maupun fase luteal siklus ovarium adalah juga berpengaruh pada proses
patologis yang terjadi pula pada kista fungsional maupun kista neoplastic dan
keganasan. Dilaporkan ada bukti yang ditemukan adalah ―vaskuler endothelial
growth factor” sebagai mediator utama dari angiogenesis yang berperan pada
perkembangan neoplastic dari ovarium(5).
2.4 Epidemiologi
Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2018, kejadian kanker
meningkat menjadi 18,1 juta kasus baru dimana 9,6 juta kematian diakibatkan
oleh kanker. Kista ovarium sendiri memiliki risiko yaitu mengalami degenerasi
keganasan menjadi kanker, disamping itu dapat mengalami torsi atau terpuntir
sehingga menimbulkan nyeri akut, perdarahan atau infeksi bahkan sampai
kematian. Angka kejadian kista ovarium di dunia yaitu 7% dari populasi wanita,
dan 85% bersifat jinak. Sedangkan angka kejadian di Indonesia tidak diketaui
secara pasti dikarenakan pencatatan kasus yang kurang baik. Namun, diperkirakan
prevalensi kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus gangguan ovarium.
Menurut data WHO di seluruh dunia terdapat 234.000 wanita yang terdiagnosis
kista ovarium dan sekitar 53,40 % meninggal. Kistadenoma ovarii musinosum
sebesar 40% dari seluruh kasus neoplasma ovarium. Angka kejadian kista
ovarium di Indonesia sebanyak 23.400 orang dan meninggal sebanyak 13.900
orang (59,40%). Hal ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat
19
tipis tampak lapisan epitel jernih, serous dan berwarna kuning. Pada
dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya
tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum,
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan
dalam kista.
nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama. Jika tumor sudah menekan
rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut)
dan organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati.
Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran
penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak
napas1.
Pada umumnya gejala yang timbul dan patognomonik adalah:
1) Penekanan terhadap vesika dan rektum.
2) Perut terasa penuh
3) Pembesaran perut
4) Perdarahan (jarang)
5) Nyeri (pada putaran tangkai/kista pecah)
6) Sesak napas, oedema tungkai (pada tumor yang sangat besar)
2.8 Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah
dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya,
lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah
ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba
tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam
rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan
adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu
lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan2.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor
ovarium dapat menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal
ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan
oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan
teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi2.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau
19
BAB 4
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Pasien NY.U usia 55 tahun Terdapat berbagai macam tumor yang
datang ke IGD RSUD Cut dapat tumbuh pada ovarium. Ada yang
Meutia dengan keluhan perut neoplastik dan nonneoplastik. Beberapa di
yang semakin membesar sejak
antara tumor neoplastik bersifat jinak
±1 tahun sebelum masuk
rumah sakit. Sejak 7 hari (noncancerous) dan tidak pernah menyebar di
sebelum masuk rumah sakit luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna
pasien merasakan perutnya atau ganas (cancerous) dan dapat menyebat
semakin membesar dan ke bagian-bagian tubuh lainnya. Tumor
membuat rasa tidak nyaman. neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi
Pasien juga mengeluhkan sulit menjadi tumor kistik dan tumor solid. Kista
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22