Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Terima kasih kami ucapkan pada teman- teman atas kerjasamanya dalam
pembuatan makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan Pada cancer ovarium yang bisa terselesaikan tepat sesuai waktu
yang ditentukan.
Kami menyadari makalah ini tidak lepas dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk
kesempurnaan makalah makalah berikutnya. Semoga makalah yang kami buat
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat.

Denpasar, April 2013


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
1

BAB I...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................................... 3
A.

LATAR BELAKANG......................................................................................... 3

B.

RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 3

C. TUJUAN......................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN........................................................................................................ 4
A.

KONSEP DASAR PENYAKIT............................................................................4


1.

PENGERTIAN.............................................................................................. 4

2.

ETIOLOGI................................................................................................... 4

3.

FAKTOR RISIKO.......................................................................................... 4

4.

FAKTOR PREDISPOSISI...............................................................................5

5.

PATOFISIOLOGI.......................................................................................... 5

6.

TANDA & GEJALA....................................................................................... 6

7.

Klasifikasi Ca Ovarium...............................................................................6

8.

DIAGNOSIS................................................................................................ 7

9.

PENATALAKSANAAN.................................................................................. 8

10.
B.

Pencegahan........................................................................................... 8

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN......................................................9


1.

PENGKAJIAN............................................................................................... 9

2.

DIAGNOSA.................................................................................................. 10

3.

INTERVENSI................................................................................................ 10

4. Implememtasi............................................................................................... 14
5. Evaluasi........................................................................................................ 15
BAB III.................................................................................................................. 16
Penutup............................................................................................................... 16
A. Kesimpulan................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 17

BAB I
PENDAHULUAN
2

A. LATAR BELAKANG
Setiap tahun, sekitar 6600 wanita di Inggris yang didiagnosis dengan
kanker ovarium. Penyebab belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa
faktor (yang dikenal sebagai faktor risiko ) yang diyakini dapat
meningkatkan kesempatan wanita mengembangkan kanker ovarium
epithelial, yang umum jenis yang paling.
Seperti banyak kanker, faktor risiko utama untuk kanker ovarium
adalah umur (yang di atas usia 50). Risiko mengembangkan kanker
ovarium sangat rendah pada wanita muda dan meningkat sebagai
perempuan semakin tua. Kanker ovarium terjadi pada wanita di atas usia
50. Sebagian besar kanker ovarium terjadi pada wanita yang telah
menopause mereka.
Faktor-faktor risiko yang mungkin terjadi adalah sejarah keluarga yang
kuat kanker ovarium atau payudara, obesitas, penggunaan terapi hormon
pengganti (Hormone Replacement Therapy), dan infertilitas dan
perawatan kesuburan.
Hanya sejumlah kecil (sekitar 5-10 dalam 100) dari kanker ovarium
dianggap disebabkan oleh gen yang rusak | yang berjalan di dalam
keluarga itu. Wanita yang memiliki kanker payudara | memiliki
peningkatan risiko kanker ovarium. Hal ini karena payudara dan kanker
ovarium dapat disebabkan oleh gen yang rusak sama.
Jika Anda prihatin tentang riwayat keluarga kanker ovarium, mungkin
juga akan bermanfaat untuk membaca makalah kami tentang kanker
ovarium. Selain untu pembaca umum, makalah yang kami tulis ini juga di
tujukan khususnya untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah Sistem
Reproduksi 1. Semoga makalah kami ini dapat berguna bagi pembaca
pada umumnya dan bagi mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Wira Medika
PPNI Bali pada khususnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Pada Ca Ovarium?
2. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Ovarium?

pada

Ca

C. TUJUAN
1. Mengetahui Konsep Dasar Penyakit Ca Ovarium.
2. Mengetahui Konsep Dasar Penyakit pada Ca Ovarium.

BAB II
3

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. PENGERTIAN
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas
pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada
wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke
bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan
melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan
kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer.
2. Epidemiologi
Penyakit cacer ovarium mempunyai angka kejadiansekitar
13,8 wanita per 100.000. sayang sekali sekitar 75% kasus di
deteksi pada tahap lanjut. Setiap tahun, sekitar 6600 wanita di
Inggris yang didiagnosis dengan kanker ovarium. Penyebab
belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor (yang
dikenal sebagai faktor risiko ) yang diyakini dapat meningkatkan
kesempatan wanita mengembangkan kanker ovarium epithelial,
jenis yang paling yang umum.
3. ETIOLOGI
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan
tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker
ovarium, diantaranya:
a. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel
ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.
Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
b. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya
kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa
epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam
percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium
4. FAKTOR RISIKO
Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan,
beberapa hal yangdi perkirakan sebagai faktor resiko kanker ovarium
adalah sebagai berikut:
Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara
4

5. FAKTOR

Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial


Wanita diatas usia 50 - 75 tahun
Wanita yang tidak memiliki anak (nullipara
Wanita yang memiliki anak > 35 tahun
Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
Sindroma herediter kanker kolorektal nonpolipoid
Ras kaucasia > Afrika-Amerika

PREDISPOSISI
Diit tinggi lemak
Merokok dan alcohol
Infertilitas
Riwayat Ca mamae, kolon, dan endometrium
Nullipara

6. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista
kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel
dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit
mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada
saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengahtengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut
kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan
luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut
dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole
dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi
dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih
dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau
jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan
5

jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari


epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.
Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain
dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal. Endometrioma
adalah kista berisi darah dari
endometrium ektopik.
7. Klasifikasi Ca Ovarium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO
International of Ginecologies and Obstetricians ) adalah :

(Federation

a. STADIUM I > pertumbuhan terbatas pada ovarium


Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada
asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di
permukaan luar, kapsul utuh.
Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak
asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul
intak.
Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau
dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum
positif.
b. STADIUM II > Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke panggul
Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan
asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum
positif.
c. STADIUM III > tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif.
Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas
ke usus besar atau omentum.
Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara
mikroskopis
terdapat
adanya
pertumbuhan
(seeding)
dipermukaan peritoneum abdominal.
6

Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan


implant
dipermukaan
peritoneum
dan
terbukti
secara
mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening
negativ.
Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan
atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
d. STADIUM IV > pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium
dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya
positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan
liver.
8. TANDA & GEJALA
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
a. Haid tidak teratur
b. Menoragia
c. Nyeri tekan pada payudara
d. Menopause dini
e. Rasa tidak nyaman pada abdomen
f. Infertilitas
g. Nyeri pada bagian bawah abdomen
h. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
i. Rasa begah setelah makan makanan kecil
j. Lingkar abdomen yang terus meningkat
9. DIAGNOSIS
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh
karena itu, apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium
harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista
tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
1. Kista cepat membesar
2. Kista pada usia remaja atau pascamenopause
3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
4. Kista dengan bagian padat
5. Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker
ovarium seperti :

USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah


Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik
7

Radiologi: USG Transvaginal, CT scan, MRI


Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial),
LDH,HCG, dan AFP (penanda tumor sel germinal)
Laparoskopi: Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal
dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-

10.

sifat tumor tersebut


Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium
Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi
dan sigmoidoskopi.

Foto rontgen dada dan tulang.


Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)

PENATALAKSANAAN

Pengobatan ovarium tergantung dari stadiumnya dan stadium


kanker ovarium baru bisa ditentukan setelah dilakukan operasi ( Staging
Laparotomy ). Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan
dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja ( stadium 1A dan I-B dengan derajat diferensiasi sel yang baik/ sedang ) yang tidak
memerlukan lebih dari satu jenis kemoterapi (kombinasi) untuk
mendapatkan hasil pengobatan yang baik. Kemoterapi umumnya
diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 4 minggu sekali dengan
melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara
berkala terhdap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran
cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Kadang-kadang kemoterapi lini pertama tidak memberikan respon
terhadap penyakit sehingga diganti dengan kemoterapi lini kedua dengan
konsekwensi biaya yang lebih tinggi. Walaupun penanganan dan
pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar
namun
hasil
pengobatanya
sampai
dengan
saat
ini
belum
mengembirakan termasuk pengobatan termasuk pengobatan yang
dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka
kelangsungan hidup 5 tahun ( 5 Years survival rate ) penderita kanker
ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian
besar penderita ( 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut
sehingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer
11.

Pencegahan

Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar


terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk
mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan
8

memberikan hasil yang baik dengan kompliukasi yang minimal. Upaya


yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala
yang meliputi :
a. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler
untuk mendeteksi aliran darah.
c. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
d. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut diatas sangat dinjurkan terutama terhadap wanita
yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat.
Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
Wanita penderita kanker payudara dan kolon

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
Data diri klien
Data biologis/fisiologis keluhan utama
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat reproduksi :siklus haid, durasi haid
Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil
Data psikologis/sosiologis : eaksi emosional setelah
penyakit diketahui
Pemeriksaan fisik

Aktifitas istirahat
Gejala :
Kelemahan / keletihan
Perubahan pada pola tidur
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti
nyeri,ansietas,keringat malam
Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan ,tingkat stress tinggi
Integritas ego
Gejala :
Faktor stress,merokok,alcohol
Menunda mencari pengobatan
Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
Menyangkal diagnosis, putus asa

Reproduksi
Gejala :
Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur
,sering berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.

Makanan dan minuman


Gejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar
abdomen yang terus meningkat).

Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope

Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala :Adanya nyeri pada abdomen bagian bawah, derajat
bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat ( dihubungkan
dengan proses penyakit ),Nyeri tekan pada payudara.

Keamanan
Gejala
karsinogen
Tanda

pemajanan

pada

zat

kimia,

toksik

dan

: demam ,ulserasi

Seksualitas
Gejala
:
Nulligravida
lebih
besar
dari
usia
30
tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas seksual
dini.

Interaksi social
Gejala :
Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran

2. DIAGNOSA
Nyeri akut b.d agen cidera biologi
Gangguan harga diri b.d perubahan seksualitas, fertilitas dan
hubungan dengan pasangan dan keluarga.
Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur
atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormone.

Defisiensi penegtahuan b.d kurang terpajan informasi


penyakit
3.
INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan dan
Keperaw

Rencana Intervensi

Rasional

10

atan

Kriteria Hasil

1. Nyeri
akut
b.d
agen
cidera
biologi

Setelah diberikan

tindakan
keperawatan rasa

respon subjekstif

nyeri, mis tajam,

yang dapat diukur.

karakter

terkontrol, dengan

/lokasi/intensitas

Kriteria Hasil:

PQRST karakteristik

Selidiki perubahan

berkurang atau

Menyatakan

Nyeri merupakan

konstan , ditusuk.

nyeri dapat

Observasi dengan

frekuensi nadi

nyeri.

Perubahan
meningkat

Pantau TTV

menunjukan

nyeri berkurang

bahwa pasien

atau terkontrol

mengalami nyeri,

skala 0-3

khususnya bila
alasan untuk

Pasien tampak

perubahan tanda

rileks

vital telah terlihat.

Berikan tindakan

nyaman mis,

Tindakan non
analgesik diberikan

pijatan punggung,

dengan sentuhan

perubahan posisi,

lembut dapat

musik tenang,

menghilangkan

relaksasi/latihan

ketidaknyamanan

nafas

dan memperbesar
efek terapi

analgesik.

Kolaborasi dalam

pemberian

Obat ini dapat


digunakan untuk

analgesik sesuai

mengurangi

indikasi

periode nyeri dan


meningkatkan

2.Gangg
uan

Setelah

dilakukan

Kaji

adanya

kenyamanan.
Gangguan citra diri
11

harga diri tindakan


b.d
keperawatan
perubaha
diharapkan
citra
n
klien
seksualit tubuh
as,
meningkat
dengan
fertilitas
criteria hasil :
dan
Pasien
mampu
hubunga
menyatakan atau
n dengan
mengkomunikasik
pasanga
an dengan orang
n dan
terdekat tentang
keluarga.
situasi

dan

perubahan

sedang terjadi
Pasien
mampu
diri

menggabungkan
ke

pasien.

Kesan

seseorang terhadap
dirinya sendiri akan

Berikan kesempatan

berpengaruh

untuk
pengungkapan,
dengarkan

dengan

terbuka

pada

konsep diri
Pasien
membutuhkan

dan

pengalaman

menghakimi

didengarkan

dan

dipahami

tanpa
diri

perasaan.
Bantu pasien yang
dalam

cemas

negative

Menetralkan

mengembangkan

kecemasan

kemampuan

tidak

diri

untuk
dan

dan

mengenali diri serta

dengan cara yang


harga

yang

tampak nyata bagi

menilai

dalam konsep diri


akurat

keadaan

mengekspresikan

dan

perubahan

menyertai

setiap penyakit atau

untuk

terhadap situasi
Pasien
dapat
mengakui

pada

citra diri pasien

tidak

menyatakan

gangguan

cara

yang

penerimaan

akan

mengatasi masalah
Dorong
pasien
untuk bersosialisasi
Bantu

perlu

terjadi

memulihkan

realitas situasi

Membantu

dalam

meningkatkan

dengan orang lain


dan

yang

sosialisasi

pasien

dan

penerimaan diri

kea rah penerimaan


diri.
3. Resiko
tinggi
terhadap
disfungsi
seksual b.d
perubahan
struktur

Setelah dilakukan
tidakan
keperawatan
diharapkan
Tdak

terjadi

Mendengarkan
pernyataan klien
dan pasangan
Diskusikan sensasi
atau
ketidaknyamanan

Masalah seksual
sering

tersembunyi

sebagai pernyataan
humor

dan/

ungkapan

yang
12

atau fungsi
tubuh,
perubahan
kadar
hormone

disfungsi seksual
dengan
Kriteria Hasil:

Klien
menyatakan
paham tentang
perubahan
struktur dan
fungsiseksual.
Mengidentifikasi
kepuasan/ praktik
seksual yang
diterima
danbeberapa
alternatif
cara mengekspr
esikan
keinginan
seksual

fisik, perubahan
pada respons
individu
Kaji informasi klien
dan pasangan
tentang anatomi/
fungsi seksual dan
pengaruh prosedur
pembedahan

gambling
Menunjukan
kesalahan
informasi/konsep
yang
mempengaruhi
pengambilan
keputusan.perubaha
n

kadar

hormone

mempengaruhi
libidodan/menurunk
an kelunakan vagina

Dorong klien untuk


berbagi
pikiran/masalah

dengan orang
terdekatnya
Berikan solusi
masalah terhadap
masalah potensial.
ex : menunda
koitus seksual saat
kelelahan.
Kolaborasi: rujuk ke
konselor/ahli
seksual sesuai

kebutuhan

sehingga saat koitus


terasa tidaknyaman.
Komunikasi
terbuka

dapat

mengidentifikasi
penyesuaian
masalah

dan

meningkatkan
diskusi dan resolusi.

Mungkin
dibutuhkan bantuan
tambahan

untuk

meningkatkan
4.

Setelah di berikan

Defisiensi

tindakan

pengetahu

keperawatan

an

harapkan

b.d

kepuasan hasil.
Untuk mengetahui

di

Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan
pasien tentang

tingkat
pengetahuan
pasien

terhadap
13

kurangnya

Kebutuhan

terpajan

pengetahuan

info

terpenuhi secara

penyakit

adekuat.

penyakit
proses penyakit
yang spesifik

Kriteria hasil:
Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan
program pengobatan
- Pasien dan keluarga
mampu

melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
- Pasien dan keluarga

kembali apa yang


perawat/tim

Jelaskan

proses

patofisiologi dari
penyakit dan
bagaimana hal ini
berhubungan
dengan anatomi
dan fisiologi,
dengan cara yang
tepat.

penyakit

tentang
terjadinya
dan

timbulnya gejala.

Untuk
memberikan
pemahaman
tentang gejala yang
di timbulkan

Gambarkan tanda

dan gejala yang


biasa muncul pada
penyakit, dengan
cara yang tepat
Gambarkan proses

Memberikan
gambaran
informasi

atau
terhadap

penyakit.
Informasi
tepat

tentang

kecemasan,
membantu

pasien/keluarga
menerima

situasi

secara nyata.

Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan
cara yang tepat

Pasien
kooperatif
terhadap
tindakan
pengobatan dan
perawatan yang

yang

situasi menurunkan

Sediakan informasi
pada pasien
tentang kondisi,
dengan cara yang
tepat

kesehatan lainnya

Memberikan
informasi

penyakit, dengan
cara yang tepat

mampu menjelaskan
dijelaskan

Diskusikan
perubahan gaya
14

diberikan.
-

hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit

Pasien taat
terhadap
program
pengobatan dan
perawatan yang
diberikan.

Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan

Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan

Instruksikan pasien
mengenai tanda
dan gejala untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

4. Implememtasi
Implememtasi dilakukan sesuai dengan Intervensi

15

5. Evaluasi
DX1
Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol dengan skala 0-3
Pasien tampak rileks

DX2
Pasien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang
terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi
Pasien mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi

Pasien dapat mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam


konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri negative

DX3
Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan
fungsiseksual.
Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima danbeberapa
alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual

DX4
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan


perawat/tim kesehatan lainnya

16

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Jadi Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas

pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita
berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain,
panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Sudah sewajarnya kita harus mengenal dan mendeteksi dini penyakit
CA Ovarium untuk menanggulangi,mencegah, merawat atau menjaga
kesehatan diri kita atau orang yang kita sayangi

17

18

DAFTAR PUSTAKA

Brenda,G.Smeltzer,S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8


Vol2.Jakarta:EGC
Nanda Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.jakarta:EGC
Donges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan
Keluarga BerencanaUntuk

PendidikanBidan. Jakarta: EG

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta : EGC

19

Anda mungkin juga menyukai