Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 1


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 7
E. Kerangka Berpikir ................................................................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORITIK ....................................................................................................... 10
A. Penelitian yang relevan ....................................................................................................... 10
B. Landasan Teori.................................................................................................................... 12
1. Pengertian Manajemen ............................................................................................... 12
2. Pengertian Strategi...................................................................................................... 13
3. Penegertian Manajemen Strategi ................................................................................. 14
4. Manajemen Strategi Pembelajaran Daring Pada Era Pandemi Covid-19 ...................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 22
A. Metode Penelitian ............................................................................................................... 22
B. Tempat Penelitian ............................................................................................................... 23
C. Sumber Data ....................................................................................................................... 23
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................. 24
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 25
F. Uji Keabsahan Data ............................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

..‫س َما َء كُلَّ َها‬


‫علَّ َم آدَ َم أاْل َ أ‬
َ ‫َو‬
Artinya: “Dan dia mengajarkan kepada Adam semua nama-nama (benda-
benda)..”( Q.S Al-Baqarah, 1:31). 1
Ayat diatas menjelaskan bahwa sebagai khalifah dibumi, manusia
tentu membutuhkan segala pengetahuan sehingga dapat melaksanakan
mandat Allah Swt dengan benar. Hal ini terbukti ketika Allah Swt
mengajarkan tentang nama-nama secara keseluruhan kepada Nabi Adam
a.s.
Ilmu merupakan dasar bagi manusia dalam kehidupannya. Nilai
penting ilmu diakui dalam semua definisi yang menekankan pada situasi
baru. Definisi psikologis memandang ilmu sebagai kemampuan dalam
mengatasi kesulitan dalam situasi baru yang mensyaratkan eksistensi ilmu
yang relevan.2
Begitu pula dengan tujuan pendidikan islam, tujuan pendidikan islam
secara keseluruhan adalah kepribadian seseorang yang membuatnya
menjadi insan kamil dengan pola taqwa. Pendidikan islam mengharapkan
terciptanya manusia yang berguna, bagi dirinya, masyarakat serta senang
dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam dalam
berhubungan dengan Allah Swt dan sesamanya, dapat mengambil manfaat
yang semakin meningkat dari semesta alam untuk kepentingan hidup
didunia dan di akhirat.

1
Darmadji, (2013). “Tafsir Al-Qur’an Tentang Teori Pendidikan Islam: Perspektif
pendidikan islam”. Hermeneutik, Vol. 7, No.1, h, 180.
2
Abdullah Rahman, 1991. Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut Al-Quran serta
Implementasinya, terj. Mutammam. Bandung: Penerbit CV. Diponegoro, h, 10.

1
2

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S An-Nahl Ayat 97.


ۚ ً‫ط ِيبَة‬
َ ً ‫صا ِل ًحـا ِمن ذَك ٍَر اَو اُنثى َو ُه َو ُمؤ ِمن فَلَـنُح ِييَنَّه َحيوة‬ َ ‫ع ِم َل‬ َ ‫َمن‬
‫س ِن َما كَانُوا يَع َملُو َن‬
َ ‫َولَـنَج ِزيَـنَّ ُهم اَج َر ُهم ِباَح‬

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki


maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.3
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran
harus dilakukan pembimbingan dan pengarahan yang baik agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dan dimaksimalkan.
Proses pembelajaran kewajiban dan peran guru sangat vital, guru
harus mampu menjadi fasilitator, mampu mengidentifikasi segala
keunggulan serta kelemahan model-model pembelajaran yang akan
diterapkan sehingga dapat menciptakan kondisi atau sistem lingkungan
yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses
belajar.4
Manajemen pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Peranan pentingnya yaitu pengelolaan
terhadap semua kebutuhan institusional dalam proses pembelajaran dengan
cara yang efektif dan efisien. Manajemen pembelajaran merupakan sistem
yang penting yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dimana
manajemen pembelajaran merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan
dalam usaha kerja suatu lembaga pendidikan untuk mendayagunakan
semua sumber secara efektif, efisien, dan rasional untuk menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Dari beberapa gagasan diatas maka
manajemen pembelajaran dianggap penting alasannya dianggap penting
karena merupakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang dicirikan sebagai proses kerja sama dalam mencapai

3
Darmadji, loc.cit. (2013). 185 (diakses pada Minggu, 30 Mei 2021 pukul 09.40 WIB)
4
I Wayan E. S. 2020. "Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring". Indonesian Values
and Character Education Journal (IVCEJ), Vol 3 No 1. p-ISSN: 2615-4684 e-ISSN: 2615-6938.
3

tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, keberadaan manajemen dalam


mengelola pembelajaran sangat penting.
Dalam pembelajaran secara umum tidak terlepas dari adanya masalah
yang dialami guru maupun peserta didik, terdapat dua komponen
permasalahnya yaitu: faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri peserta didik, yang meliputi motivasi dan kondisi psikologis.
Karakteristik sebagian peserta didik yang tergolong rata-rata menengah
kebawah menjadi kendala bagi guru. Hal ini akan berpengaruh dalam
menciptakan situasi belajar yang mengaktifkan peserta didik, dimana
sebagian peserta didik akan sulit mengikuti pelajaran sesuai dengan target
waktu yang ada. Motivasi belajar yang rendah juga menjadi sebagian
kendala. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik. Hal ini dapat berupa sarana dan prasarana, situasi lingkungan baik
itu lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Alokasi
waktu yang terbatas juga merupakan kendala yang dialami guru serta
keterbatasan media pembelajaran, sehingga kebutuhan pembelajaran tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan.5
(UU & Kemenkesehata) Kebijakan social distancing maupun
physical distancing guna meminimalisir penyebaran covid-19 “mendorong
semua elemen pendidikan untuk mengaktifkan kelas meski sekolah ditutup.
Penutupan sekolah menjadi langkah mitigasi paling efektif untuk
meminimalisir penyebaran covid-19 pada peserta didik. Solusi yang
diberikan yakni dengan memberlakukan pembelajaran di rumah dengan
memanfaatkan berbagai fasilitas penunjang yang mendukung. Selama
masa pandemik covid-19 pembelajaran online menjadi solusi melanjutkan
sisa semester. Pembelajaran online didefinisikan sebagai pengalaman
transfer pengetahuan menggunakan video, audio, komunikasi teks,
perangkat lunak.6 dan dengan dukungan jaringan internet.7 Ini merupakan

5
Husna Amalia, Penerapan Manajemen Kelas Sebagai Upaya Meningkatkan Efektifitas
Pembelajaran PAI, 2017, h. 16
6
Basilaia & Kvavadze, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19, Universitas Negeri
Jakarta, 2020, h. 67
7
Zhu & Liu, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19, Universitas Negeri Jakarta,
2020, h. 67
4

modifikasi transfer pengetahuan melalui forum website8 dan tren teknologi


digital sebagai ciri khas dari revolusi industri 4.0 untuk menunjang
pembelajaran selama masa pandemik covid-19. Integrasi teknologi dan
ragam inovasi ciri dari pembelajaran online.9 Selain itu yang terpenting
adalah kesiapan pendidik dan peserta didik untuk berinteraksi secara
online.10
Salah satu unsur keberhasilan dalam peningkatan kualitas adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran
merupakan salah satu unsur dari proses pembelajaran yang tepat. Pada
hakikatnya strategi merupakan prosedur yang sistematis dalam pelaksanaan
pengajaran yang merupakan pertanggungjawaban dari pemahaman pendidik
atas tujuan dan organisasi pengajaran serta isi dari pelajaran. Strategi
digunakan oleh guru dan siswa untuk mengkreasikan proses pembelajaran
yang dilaksanakan di dalam kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.11 Anitah juga mengatakan bahwasanya strategi pembelajaran adalah
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dan strategi
pembelajaran juga meliputi metode dan teknik pembelajaran.12
Dengan menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang
dilakukan diluar lingkungan sekolah dalam hal ini menggunakan proses
strategi pembelajaran daring yang sifatnya jarak jauh, memberikan tugas
dan tanggung jawab ekstra serta tantangan bagi guru untuk mampu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif belum lagi disertai
kendala yang dihadapi guru dalam penerapan dalam pembelajaran daring
misalnya penugasan teknologi, kendala jaringan internet dan inovasi
pengintegrasian pendidikan jarak jauh yang dilaksanakan dan booming

8
Basilaia & Kvavadze, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19, Universitas Negeri
Jakarta, 2020, h. 67
9
Banggur et al, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19, Universitas Negeri Jakarta,
2018, h. 67
10
Jurnal Teknologi Pendidikan, http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp, 2020, h. 67
11
Agus Nur Soleh, dkk. “Strategi Manajemen Pembelajaran Pada Masa Covid-19 di SMK
Ma’arif 9 Kebumen.” Jurnal Cakrawala: Studi Manajemen Pendidikan Islam dan Studi Sosial P-
ISSN: 2580-9385, E-ISSN: 2581-0197. Vol.4No.2Th 2020.
12
Ayu Wilatikta. “Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jenjang Pendidikan
Dasar: Kontekstualisasi Strategi Pembelajaran Semasa Pandemi.” AL YASINI: Jurnal Hasil Kajian
dan Penelitian dalam bidang Keislaman dan Pendidikan. Vol. 5 No. 1 Mei 2020.
5

ketika masa pandemic covid-19.13 Pembelajaran pada masa pandemi tentu


memiliki masalah atau kendala. wabah covid-19 mendesak pengujian
pendidikan jarak jauh yang belum pernah dilakukan sebelumnya,
Dari dasar tersebut penulis melakukan studi pendahuluan di Mts
berupa observasi dan wawancara sementara yang dilakukan penulis pada
tanggal 1-8 maret 2021 Mts Assalafiyah Assirojiyah Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur proses observasi ditemukan berbagai
fakta bahwa dari sekolah menengah pertama yaitu Mts Assalafiyah
Assirojiah dalam proses pembelajaran daring pada masa pandemi tidak
efektif, dimana pembelajaran daring hanya dilakukan dua kali dalam
seminggu yang dilakukan setiap hari senin dan kamis, pembelajaran daring
dilakukan dengan menggunakan media Whatsapp grup tidak menggunakan
Zoom ataupun Google Meet.14
Dalam observasi selanjutnya di dapatkan hasil bahwa proses
pembelajaran kurang efektif dimana proses penugasan tidak terlalu ter
control karena hanya menggunakan Whatsapp, dan siswa kurang dapat
berkreativitas karena terkadang tugas tidak dikerjakan sepenuhnya, lalu
pada saat pengumpulan tugas, tugas hanya dikumpulkan pada saat hari
pembelarajan terakhir yaitu di hari kamis sehingga sangat memungkinkan
siswa belajar tetapi waktu kosong nya cukup banyak.15
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan sebuah kajian dalam bentuk penelitian, dengan mengangkat
judul “Manajemen Strategi Pembelajaran Daring Pada Era Pandemi
Covid-19 Di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur”.

13
I Wayan Eka Santika, loc.cit. (diakses pada Minggu, 30 Mei 2021 pukul 15.40 WIB)
14
Hasil observasi kepada pihak Kepala Sekolah Mts Assalafiyah Assirojiah, pada Senin 1
Maret 2021 pukul 09.00 WIB
15
Hasil Observasi kepada pihak Guru Sekolah Mts Assalafiyah Assirojiah, pada Kamis 4
Maret 2021 pukul 14.00 WIB
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang yang telah di


uraikan diatas maka penulis dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses manajemen pembelajaran online pada masa
pandemi covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur?
2. Apa faktor lingkungan internal dan eksternal yang berkontribusi
dalam pembelajaran online pada masa pandemik covid-19 di Mts
Assalafiyah Assirojiah Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten
Cianjur?
3. Bagaimana strategi pembelajaran online pada masa pandemik covid-
19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian


tersebut, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses manajemen pembelajaran online pada
masa pandemi covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur?
2. Untuk mengetahui faktor lingkungan internal dan eksternal yang
berkontribusi dalam pembelajaran online pada masa pandemik covid-
19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur?
3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran online pada masa pandemik
covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan Cikalongkulon
Kabupaten Cianjur?
7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat baik secara teoritis


maupun secara praktis pada semua pihak yang terkait.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah serta


memperkaya wawasan, pengetahuan serta teori yang ada tentang
strategi pembelajaran daring khususnya pada jenjang pertama
sekolah.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pengembangan Ilmu

Penelitian ini dapat memberikan pemikiran-pemikiran baru


dalam ilmu keguruan, khususnya strategi pembelajaran pendidikan
Sekolah Menengah Pertama, dalam mengembangkan kemampuan
strategi pembelajaran di era pandemic covid-19.
b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan koreksi atas kinerja dalam


melaksanakan tugas serta tanggung jawab dan sebagai umpan balik.
Serta peningkatan kinerja guru di era pandemic covid-19.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat membantu peneliti selanjutnya serta


menambah wawasan dan referensi mengenai penelitian strategi
pembelajaran daring di era pandemic covid-19.
3. Manfaat Kebijakan

Bagi sekolah dapat dijadikan bahan masukan untuk lebih


meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas pendidikan.
8

E. Kerangka Berpikir

Berikut menggambarkan alur kerangka pikir diharapkan


mempermudah pemahaman tentang masalah yang dibahas, serta menjadi
pedoman penelitian agar terarah. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka
pikir yang ada dapat dilihat dari bagan berikut:

Menyesusaikan rm Manajemen Strategi


Pembelajaran Daring Pada Era Pandemi Covid-19
Di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur

Apa faktor lingkungan internal Bagaimana proses manajemen


yang berkontribusi dalam strategi pembelajaran online pada
pembelajaran online pada masa masa pandemi covid-19 di Mts
pandemik covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Cianjur
Assalafiyah Assirojiah Cianjur

Apa faktor lingkungan eksternal yang berkontribusi


dalam pembelajaran online pada masa pandemik
covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Cianjur?

Untuk mengetahui proses manajemen strategi pembelajaran daring


pada era pandemi Covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah
Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir


9
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian yang relevan


Penelitian yang digunakan merupakan penelitian terbaru yang relevan
dengan masalah yang dibahas oleh peneliti, digunakan untuk mengetahui
masalah apa yang belum didalami secara teliti serta untuk perbandingan
peneliti terhadap penelitian. Berikut peneilitian yang relevan:
Pertama, penelitian Nailiya Nikmah. dengan judul: “Strategi
Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Di Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin)”.16 Politeknik Negri
Banjarmasin. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus yang didesain
menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran daring merupakan
strategi yang paling sesuai dengan situasi pandemi yang bisa diterapkan di
Jurusan Akuntansi Poliban dengan berbagai kelebihan maupun
kekurangannya.
Diperlukan kesungguhan dan kreativitas dosen dalam menerapkan
strategi PBM daring, sepaket dengan media serta metode pembelajaran serta
penyesuaian-penyesuaian terhadap perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi
terhadap PBM daring yang diterapkan. Monitoring dan kebijakan-dari pihak
manajemen juga sangat diperlukan untuk mendukung PBM daring yang
diupayakan oleh dosen.
Kedua, penelitian Fitrah Maulana Adri, dengan judul: “Manajemen
pembelajaran pada masa pandemi covid-19 berbasis blended learning”.
Universitas Negeri Padang, JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia).17

16
https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik/article/view/550 (Diakses 11:12 AM,
21-Oct-2021)
17
https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti/article/download/875/640 (Diakses 11:12 AM, 21-
Oct-2021)

10
11

Penelitian menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan metode


deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan,
sekolah merumuskan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan model
pembelajaran Blended Learning di masa Pandemi Covid-19 dan didukung
sarana dan prasana belajar yang memadai. Pada tahap implementasi, ada
perbedaan sedikit antara teori dan data riil dari segi waktu pembelajaran
luring dan daring. Sekolah MTsN 3 Pasaman menerapkan sistem shift,
seminggu pembelajaran luring dan di minggu yang lain pembelajaran daring,
sedangkan, pembelajaran online/ daring disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing guru. Pada tahap evaluasi sekolah melaksanakan evaluasi
secara tatap muka/ luring dan online/ daring berbasis website.
Ketiga, penelitian Ferismayanti dengan judul: “Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Online Akibat Pandemik Covid-
19.”18 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran online,
peserta didik dapat menjadi kurang aktif dalam menyampaikan aspirasi dan
pemikirannya sehingga dapat mengakibatkan pembelajaran yang
menjenuhkan. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar akan
memperoleh ketidakmajuan dalam hasil belajar, oleh karena itu di perlukan
pendorong untuk menggerakkan siswa agar semangat belajar sehingga dapat
memiliki prestasi belajar. Dalam kondisi ini serba terbatas dibutuhkan
kreativitas seorang guru dalam mengkaji pembelajaran onlinenya agar
menarik perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti tahapan
pembelajaran online. Pemilihan dan pendekatan dan model pendekatan yang
tepat serta dukungan berbagai pihak yang menentukan keberhasilan
pembelajaran online. Persamaan dari penelitian ini dengan peneletian
peneliti sama-sama membahas tentang pembelajaran online pada masa
pandemik covid-19. Sedangkan perbedaan 8 dari penelitian jurnal ini
berisikan teori-teori mengenai motivasi belajar siswa pada pembelajaran
online pada masa pandemik.

18
http://lpmplampung.kemdikbud.go.id/pocontent/uploads/Meningkatkan_Motivasi_Belajar
_Siswa_pada_Pembelajaran_Online_Akibat_Pandemi_COVID-19.pdf (Diakses 11:22, 21-Oct-
2021)
12

Dari ketiga penelitian diatas memepunyai pesamaan yakni, membahas


tentang manajemen pembelajaran, strategi pembelajaran dalam
pembelajaran online/ daring, yang menjadi pembeda dari penelitian di atas
dengan penelitian ini yakni situasi dan kondisi yang berbeda. Jadi penelitian
ini berfokus pada bagaimana manajemen strategi pembelajaran daring pada
era pandemi Covid-19 di Mts Assalafiyah Assirojiah Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

B. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen
Manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai
proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. 19
Dalam manajemen terdapat tiga pandangan yang berbeda, pertama:
mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen, manajemen
merupakan inti dari administrasi. Kedua melihat manejemen lebih luas dari
administrasi dan yang ketiga, pandangan yang beranggapan bahwa
manajemen identik dengan administrasi.20
Menurut Terry yang dikutip Anoraga, menyatakan bahwa manajemen
merupakan proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang masing-masing bidang
tersebut yang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang
diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Nawawi menyatakan bahwa manajemen merupakan kegiatan
yang memerlukan kerja sama orang lain untuk mencapai tujuan.21
Sedangkan menurut Martayo, manajemen adalah usaha untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan
personalia atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan serta

19
Lukman Ali, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet II (Jakarta: Balai Pustaka, 1997),
h. 623
20
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet I (Bnadung: PT. Remaja Rasindo, 2002),
h. 19
21
Pandji Anoraga, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet I (Jakarta Rineka Cipta, 1997), h. 15
13

pengawasan.22 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa


manajemen merupakan keseluruhan dari proses kerja sama tim untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Pengertian Strategi
Untuk menghasilkan pendidikan yang baik, tentunya harus memiliki
strategi dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Oleh karena itu
penetapan strategi yang relevan merupakan suatu keharusan. Strategi
pembelajaran yang tepat akan membina peserta didik (mahasiswa) untuk
berfikir mandiri, kreatif dan sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi yang
terjadi dan yang mungkin terjadi. Karena penetapan strategi yang tidak tepat
akan berakibat fatal. Sebab akan terjadi kontraproduktif dan berlawanan
dengan apa yang ingin dicapai, misalnya seorang dosen mengajar agar
mahasiswa menjadi kreatif, akan tetapi mengajar dengan cara-cara otoriter
dan kaku. Maka dalam hal ini yang akan mengakibatkan kefatalan terhadap
mahasiwa tersebut.23
Istilah Strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan
sebagai seni dalam merancang (operasi) peperangan, terutama yang erat
kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam polisi perang yang
dipandang paling menguntungkan untuk memperoleh kemenangan.
Penetapan strategi tersebut harus didahului oleh analisis kekuatan musuh
yang meliputi jumlah personal, kekuatan senjata, kondisi lapangan, posisi
musuh, dan sebagainya. Dalam perwujudannya, strategi tersebut akan
dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut menjadi tindakan- tindakan nyata
dalam medan pertempuran.24
Maka strategi dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai
penggunaan sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan.25
Sementara Nanang Fatan berpendapat dalam Ahmad, strategi adalah

22
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Cet V (Jakarta: Jahi Masagung, 1993), h. 13
23
Mohammad Asrori. “Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran.”
Jurnal MADRASAH Vol.5, No.2, Januari–Juni 2013. hal. 1.
24
Mohammad Asrori, Ibid, hal. 1.
25
Zuriani Ritonga, Buku Ajar Manajemen Strategi (Teori dan Aplikasi), (Yogyakarta:2020,
Cet. I, Deepublish Publisher), hal. 4
14

langkah-langkah yang sistematis dan sistemis dalam melakukan rencana


secara menyeluruh (makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian
tujuan.26 dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu formula yang
ditempuh untuk mencapai posisi menguntungkan dalam organisasi yang
sejalan dengan apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.
3. Penegertian Manajemen Strategi
Konsep dasar manajemen strategik secara garis besar telah mulai
didiskusikan. Istilah manajemen strategi terbentuk dari dua kata yakni
strategic berasal dari bahasa Yunani, strategia, yang berarti seni atau ilmu
menjadi seorang jenderal. Jenderal Yunani yang efektif perlu memimpin
tentara, memenangkan peperangan dan mempertahankan wilayah
melindungi kota dari serangan musuh, menghancurkan musuh.
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa
manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan yang
memiliki berbagai komponen yang saling yang salimh berhubungan dan
saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula.
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya
yang terdiri dari visi, misi, tujuan strategi organisasi. Sedang komponen
kedua adalah pelaksanaan operasional dengan unsur-unsurnya adalah
sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi fungsi manajemen
berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi
pengaggaran, kebijakan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal,
fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Konteks manajemen istilah strategik diartikan sebagai cara dan taktik
utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi
manajemen yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Rancangan ini
disebut sebagai perencanaan strategik. Manajemen strategik adalah proses
formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan yang berhubungan dengan
hal-hal vital, perpasif, dan berkesinambungan bagi suatu organisasi secara
keseluruhan.27

26
Ahmad, Manajemen Strategis, (Makassar:2020, Nas Media Pustaka), hal. 1
27
Sondang Siagian. Manajemen Strategik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). hal. 4
15

Manajemen strategi sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang


menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaransasaran organisasi
yang memiliki tugas yaitu:
a. Merumuskan visi dan misi organisasi meliputi rumusan umum
filosofi dan tujuan,
b. Mengembangkan profil organisasi yang mencerminkan kondisi
internnya,
c. Menilai lingkungan eksternal organisasi meliputi pesaing dan faktor
kontekstual,
d. Menganalisis alternatif strategi dengan menyesuaikan sumber daya
yang dimiliki dengan lingkungan eksternal,
e. Mengidentifikasi setiap alternatif strategi untuk menentukan
strategi mana yang paling sesuai visi dan misi organisasi,
f. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum,
g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek,
h. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara
mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada
kesesuaian antara tugas, struktur, teknologi, dan sistem imbalan.
i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi
pengambilan keputusan yang akan datang.28
Dasar manajemen strategi adalah menumbuhkan komitmen atau
dukungan dari semua pihak (sumber daya manusia) mengenai visi, misi
lembaga pendidikan, sasaran penyelenggaraan pendidikan, dan upaya-upaya
pencapaiannya.29 Berdasarkan hal tersebut maka tujuan utama manajemen
strategi adalah mencapai pengertian dan komitmen dari semua eksekutif
maupun pelaksana lembaga pendidikan.
Manfaat besar dari manajemen strategi adalah memberi peluang bagi
organisasi dalam pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan
memperkuat pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong

28
Crown Dirgantor. Manajemen Stratejik: konsep, kasus dan implementasi. Jakarta:
Grasindo,2001). hal. 13.
29
John A Pearce Dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. Jilid 1. (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997). hal. 28.
16

dan menghargai mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan


dan latihan inisiatif serta imajinasi.30
Penerapan manajemen strategi di dalam penyelenggaraan sistem
pendidikan memungkinkan suatu organisasi penyelenggara pendidikan
(termasuk di dalamnya sekolah dan departemen pendidikan) untuk lebih
proaktif daripada reaktif dalam membentuk masa depan lembaga pendidikan
di dunia global dewasa ini. Penerapan konsep berpikir dan bertindak
strategik, lembaga pendidikan diharapkan dapat mengawali dan
mempengaruhi daripada hanya memberi respons terhadap berbagai tuntutan
dan atau aktivitas rutin dan birokratis, namun lebih dari itu, lembaga
pendidikan harus dapat berusaha keras merencanakan kegiatan-kegiatan
strategis, mengimplementasikan, dan mengendalikan segenap operasional
kelembagaan untuk mencapai tujuan strategis yang telah dirumuskan.
Berdasarkan uraian mengenai konsep manajemen strategik di atas
disimpulkan karakteristik manajemen strategik adalah:31
a. Manajemen strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala
besar, dalam arti mencakup kepentingan seluruh komponen organisasi.
Hasil rumusan rencana ini biasanya dituangkan dalam bentuk rencana
rencana organisasi secara hierarkis, yakni: rencana strategis (renstra),
rencana operasional (renop), program, dan kegiatan,
b. Rencana strategik berorientasi ke masa depan (misal 10 tahun ke atas),
c. Visi dan misi organisasi menjadi acuan dalam penyusunan rencana
strategis,
d. Adanya keterlibatan pimpinan puncak dalam penyusunan rencana
strategis,
e. Hasil rumusan rencana strategis diimplementasikan melalui fungsi
manajemen.
Pada dasarnya konsep manajemen strategi digunakan di dunia
pendidikan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang
ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Salah satu caranya adalah
dengan menggunakan teknik analisis SWOT.

30
John A Pearce Dan Richard B. Robinson. Ibid. hal. 35.
31
Ibid. hal. 47.
17

4. Manajemen Strategi Pembelajaran Daring Pada Era Pandemi Covid-19


Menurut moedjiono dalam Haudi berpendapat bahwa strategi
pembelajaran merupakan kegiatan pendidik untuk memikirkan serta
mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek dari suatu komponen
pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk hal tersebut pendidik
menggunakan langkah tertentu.32 Wina Senjaya (yang dikutip dalam Haudi)
mengemukakan bahwasanya strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh pendidik dan juga peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat terjadi secara efektif dan efisien.33
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dalam
mengimplementasikannya dapat digunakan metode pembelajaran tertentu,
dan dengan kata lain strategi pembelajaran adalah “a plan of operation
achieving something” dan metode adalah “a way in achieving something”.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
yakni:
a. Suatu rencana ataupun tindakan yang termasuk juga penggunaan
metode berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu
pembelajaran.
b. Strategi disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang berarti
bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
c. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana yang dilaksanakan
oleh pendidik untuk mengoptimalkan potensi peserta didik agar siswa
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil yang
diharapkan.34

32
Haudi. Strategi Pembelajaran. (Sumatera Barat: Penerbit CV Insan Cendekia Mandiri 2021),
hal.1
33
Ibid. hal.1
34
Ibid. hal.3
18

Konsep dasar strategi pembelajaran terdapat empat konsep yakni:


a. Mengidentifikasi dan menetapkan tingkah laku dari kepribadian
peserta didik sebagaimana yang diharapkan sesuai dengan perubahan
dan tuntutan zaman.
b. Mempertimbangkan serta memilih sistem belajar mengajar yang tepat
untuk mencapai sasaran yang akurat.
c. Memilih dan juga menetapkan prosedur, metode serta teknik belajar
mengajar yang efektif sehingga dapat dijadikan pegangan pendidik
dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Menetapkan norma dan juga batas minimal keberhasilan ataupun
kriteria sehingga dapat dijakan suatu pedoman bagi pendidik dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan yang selanjutnya akan dijadikan
umpan balik.35
Komponen adalah bagian dari suatu sistem dimana komponen ini
memiliki peran dalam keseluruhan proses pembelajaran. Sedangkan
komponen pendidikan sendiri memiliki pengertian sebagai bagian dari
sistem proses pendidikan, dimana hal inilah yang menentukan keberhasilan
dari sebuah proses pendidikan. dapat dikatakan bahwa untuk
berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan suatu komponen.
Komponen yang memungkinkan terjadinya proses belajar sedikitnya terdiri
dari komponen:
a. Tujuan pendidikan
Tingkah laku manusia, baik secara sadar ataupun tidak tenteu
semuanya berarah pada tujuan. Demikian halnya tingkah laku manusia
yang bersifat dan juga bernilai pendidikan, keharusan terdapatnya
tujuan tindakan pada pendidikan didasari pada ilmu pendidikan yang
normati serta praktis. Dan sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu
pendidikan merumuskan kaidah- kaidah, norma-norma ataupun ukuran
tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
Sedangkan ilmu pengetahuan praktis tugas pendidikan atau pendidik

35
Ibid. hal.5
19

adalah menanamkan sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada


dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan.36
b. Peserta didik/siswa
Peserta didik biasanya digunakan untuk seseorang yang
mengikuti suatu program pendidikan disekolah atau lembaga
pendidikan lainnya. Dalam konteks keagamaan murid digunakan
sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang
tokoh bijaksana. Meskipun demikian, peserta didik jangan
selaludianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apapun. Peserta
didik memiliki latar belakang, minat, dan juga kebutuhan serta
kemampuan yang berbeda.
Sehubungan dengan adanya permasalahan anak didik di sekolah,
amstrong mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus
dipertimbangkan, yakni: apakah latar belakang budaya masyarakat
peserta didik, bagaimana tingkat kemampuan dari peserta didik,
hambatan apa yang dirasakan disekolah, juga bagaimana penguasaan
peserta didik disekolah.37
c. Guru
Guru berasal dari bahasa Sangsekerta “Guru” yang mempunyai
arti “guru” namun arti harfiahnya yaitu seorang pengajar suatu ilmu.
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk kepada pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, juga mengevaluasi. Didalam
masyarakat dari yang terbelakang sampai yang paling maju, guru
memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara
pembentuk-pembentuk utama calon masyarakat. Selain itu peranan
guru juga penting tidak hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan
tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan
yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa.38

36
Ibid. hal.13
37
Ibid. hal.16
38
Ibid. hal.16
20

d. Orang tua dan juga lingkungan masyarakat


Kedudukan orang tua sebagai seorang pendidik, merupakan
pendidik yang sejatinya dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua
sebagai pendidik utama dan juga berlandaskan pada cinta kasih
keluarga atau anak yang lahir dari lingkungan keluarga mereka. Selain
orang tua dan juga guru, pemimpin masyarakat juga berperan menjadi
pendidik yang didasarkan pada aktivitas pemimpin masyarat dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan. Seperti, pemimpin
keagamaan sebagai pendidik, yang tampak pada aktivitas spiritual
manusia.39
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen strategi pembelajaran adalah proses formulasi dan implementasi
rencana dan kegiatan yang berhubungan dengan hal vital dan
berkesinambungan bagi suatu pembelajaran dengan melibatkan anatara guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat terjadi secara efektif dan efisien.
Pembalajran daring, Daring merupakan akronim dalam jaringan, yang
berarti terhubung melalui jejaring komputer, internet dan sebagainya. Daring
merupakan singkatan “dalam jaringan” yang sering disebut dengan online,
daring adalah terjemahan dari istilah online yang artinya tersambung
kedalam internet. Pembelajarn daring merupakan suatu metode belajar yang
menggunakan model interaktif berbasis internet juga learning manajejemen
system atau (LMS), contohnya seperti belajar dengan menggunakan Zoom,
Google Meet, dan lain sebagainya. 40
Pembelajaran daring merupakan belajar yang dilakukan tanpa bertatap
muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Dan segala bentuk materi
pembelajaran didistribusikan secara online, dan tes pun dilaksanakan secara
online.41
Bahan pembelajaran yang didesain oleh pendidik menentukan hasil
belajar dari peserta didik, bahan yang didesain dengan baik dan professional
akan menunjang kegiatan belajar peserta didik yang efisien. Bahan

39
R. Gilang, K. Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19. (Banyumas: Penerbit
Lutfi Gilang 2020). hal.7
40
Ibid. hal.18
41
Ibid. hal.19
21

pembelajaran dapat berbentuk teks, gambar, grafik, animasi, simulasi, audio


dan video, disertai tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas
waktu yang sudah ditentukan dan beragam sistem penilaian. Segala bentuk
materi pembelajaran didistribusikan secara online, komunikasi dilakukan
secara online.
Pembelajaran daring menggunakan jaringan internet dengan
aksesibilitas konvektifitas, konektifitas, fleksibilitas juga kemampuan dalam
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. pembelajaran daring
pada hakikatnya adalah pembelajaran yang menggunakan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas, transparansi pembelajaran juga akuntabilitas
pembelajaran.42

42
Ibid. hal.20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang digunakan


untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.43 Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yakni: bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian ini
adalah data yang benar-benar baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu. Sedangkan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada.44
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah cara
yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, juga dibuktikan. Menurut Sugiyono, jenis-jenis
penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat
eksplanasi (level of explanation) dan waktu. Menurut bidang penelitian
dapat dibedakan menjadi peneltian akademik, professional, dan institusional.
Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni dan
terapan. Dari segi metode, penelitian dapat dibedakan menjadi; penelitian
survey, exposfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, evaluation
research, action research, sejarah, dan research and development. Dari level
of explanation dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptif, komparatif,
asosiatif. Dari segi waktu dapat dibedakan menjadi cross sectional dan
longitudinal.45

43
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
(Bandung: Alfabeta CV 2015). hal.3
44
Ibid. hal.5
45
Ibid. hal.6

22
23

Gay dikutip dalam Sugiyono, mengatakan bahwa pada dasarnya sulit


untuk membedakan antara penelitian dasar (murni) dengan penelitian
terapan, karena keduanya terletak pada satu garis kontinium. Penelitian
dasar yang bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan praktis. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan,
menguji dan mengevaluasi kemampuan teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah praktis.46
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini menggunakan
pendekatan kualitatif dimana akan menghasilkan data berupa kata-kata
tertulis maupun lisan yang dicermati oleh penulis. Penelitian kualitatif ini
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami tentang fenomena apa
yang dialami oleh subjek misalnya perilaku, motivasi, persepsi dan
sebagainya. Secara holistic dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks alamiah dan dengan memanfaatkan sebagai
metode alamiah.47 Penulis akan menyingkap fenomena yang ada dilapangan,
dengan memaparkan, menggambarkan dengan kata-kata yang jelas juga
terperinci.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Mts Assalafiyah Assirojiah yang


beralamat di Jln. Cikalongkulon-Maleber Babakantermas. RT/RW. 04/01,
Desa. Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Provinsi
Jawa Barat.

C. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini tebagi dalam
dua bagian yakni: data primer dan juga sekunder.
1. Data primer
Data primer merupakan data yang langsung peneliti

46
Ibid. hal.9
47
Lexy. J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2013). hal.
16
24

kumpulkan dari sumber pertamanya. 48 Sumber utama pada


penelitian kualitatif adalah kata-kata juga tindakan serta
selebihnya data tambahan (dokumen dan lain-lain). Sumber data
primer dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah Mts Assalafiyah
Assirojiah, para tenaga Pendidik, siswa kelas vii B yang dipilih
secara acak.
2. Data sekunder
Sumber data ini adalah sumber data yang tersusun atas
dokumen- dokumen data yang diperoleh disusun untuk menjadi
sumber data sekunder.49 Jadi penulis mengumpulkan data dari
literature, buku, majalah dan juga dokumen lain yang menunjang
penulisan skripsi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang dapat digunakan peneliti


untuk mengumpulkan data.50 Penelitian kualitatif mempunyai sejumlah
teknik pengumpulan data seperti, observasi (pengamatan langsung),
wawancara mendalam, dan studi kasus. Menurut Djaman S dan Aan K
pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur sistematis untuk
memperoleh yang diperlukan.51 dan penelitian ini akan menggunakan teknik
wawancara (interview), observasi langsung dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteiliti, dan juga peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.52
Wawancara juga merupakan suatu percakapan dengan maksud

48
Sumadi. S. Metodologi Penelitian. (Edisi.2). (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2014). hal.39
49
Ibid., hal. 40
50
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta). hal.51
51
Aan. Komariah. Djaman. S. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta). hal. 113
52
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta 2010). hal.194
25

tertentu.53
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki
ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Observasi
dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan untuk menentukan
faktor layak yang didukung melalui wawancara survey analisis. 54
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik informasi yang berasal dari
catatan penting. Baik dari lembaga maupun organisasi ataupun dari
perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan
gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.86
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental
dari seseorang.55

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan


bekerja data, mengorganisasikan data memilah menjadi satuan yang
dikelola, mencari menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari juga memutuskan apa yang perlu diceritakan pada orang lain.
Teknik analisis dalam penelitian kualitatif ini dilakukan sebelum, selama
dan setelah dilapangan.56 Teknik analisis data ini mempunyai beberapa
tahapan yakni: peneliti melakukan pengumpulan data yang diperoleh dengan
jumlah yang sangat banyak, hal ini dapat dilakukan dengan reduksi data.
Kemudian memilah, meneliti, memfokuskan data yang akan peneliti
digunakan. Setelah itu dilakukan penyajian dan penarikan kesimpulan
(virification).
53
Lexy. J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2013).
hal.186
54
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta 2016). hal.203
55
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
Penelitian. (Malang: UMM PRESS 2004)
56
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta 2013). hal.240
26

1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilahan, pemusatan,
penyederahanaan, mengabstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan yang ada dilapangan. Reduksi
data sebagai bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa sehingga
kesimpulan akhirnya dapat ditarik. Reduksi data berlangsung
selama proyek yang berorientasi pada penelitian kualitatif.
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan gabungan informasi yang
tersusun dan memberi adanya penarikan kesimpulan juga
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif dapat berupa
bagan, uraian singkat, flowchart. Tetapi yang paling sering
bentuk tampilan data dalam penelitian kualitatif adalah teks
narasi.
3. Penarikan kesimpulan (Verification)
Upaya mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan
terhadap data yang dianalisis. Data yang telah dianalisis
kemudian diambil intinya sesuai fakta dilapangan lalu dirangkai
dengan kalimat yang dapat menjawab pertanyaan penelitian
yang ada.

F. Uji Keabsahan Data

Memperoleh keabsahan data atau kebenaran data sehingga hasil


penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik keabsahan data dengan trianggulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan
mengerjakan perbandingan terhadap data tersebut. Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ada tiga macam yaitu sebagai berikut:
27

a. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang


dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Pada peneliatian inipeneliti menguji kebenaran data
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh malalui beberapa
sumber data lalu menyocokan dengan data yang telah peneliti peroleh.
b. Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik berbeda. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang
benar dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti
menggunakan metode wawancara dan observasi atau pengamatan
untuk mengecek kebenarannya. Selain itu peneliti juga menggunakan
informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
c. Triangulasi waktu, karena waktu juga sering mempengaruhi
kreadibilitas data, untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.57
Pada hal ini peneliti melakukan observasi, wawancara, dan pengecekan
datadata di waktu yang berbeda, karena kurangnya waktu yang tidak
memungkinkan untuk melakukant semua kegiatan tersebut di waktu yang
bersamaan.

57
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta 2011). hal.273.
28

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Aan. Komariah. Djaman. S. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta).
Ahmad, Manajemen Strategis, (Makassar:2020, Nas Media Pustaka).
Banggur et al, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19, Universitas Negeri
Jakarta, 2018.
Basilaia & Kvavadze, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19, Universitas
Negeri Jakarta, 2020.
Crown Dirgantor. Manajemen Stratejik: konsep, kasus dan implementasi. Jakarta:
Grasindo,2001).
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet I (Bnadung: PT. Remaja Rasindo,
2002).
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Cet V (Jakarta: Jahi Masagung, 1993).
Haudi. Strategi Pembelajaran. (Sumatera Barat: Penerbit CV Insan Cendekia
Mandiri 2021).
Lexy. J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2013).
Lukman Ali, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet II (Jakarta: Balai Pustaka,
1997).
Pandji Anoraga, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet I (Jakarta Rineka Cipta,
1997).
R. Gilang, K. Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Pandemi Covid-19.
(Banyumas: Penerbit Lutfi Gilang 2020).
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta).
Sondang Siagian. Manajemen Strategik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D (Bandung: Alfabeta 2010).
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D (Bandung: Alfabeta 2016).
29

Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R & D (Bandung: Alfabeta 2013).
Sumadi. S. Metodologi Penelitian. (Edisi.2). (Jakarta: Raja Grafindo Persada
2014).
Zhu & Liu, Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid 19, Universitas Negeri
Jakarta, 2020.
Zuriani Ritonga, Buku Ajar Manajemen Strategi (Teori dan Aplikasi),
(Yogyakarta:2020, Cet. I, Deepublish Publisher).

JURNAL
Abdullah Rahman, 1991. Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut Al-Quran
serta Implementasinya, terj. Mutammam. Bandung: Penerbit CV.
Diponegoro.
Agus Nur Soleh, dkk. “Strategi Manajemen Pembelajaran Pada Masa Covid-19 di
SMK Ma’arif 9 Kebumen.” Jurnal Cakrawala: Studi Manajemen
Pendidikan Islam dan Studi Sosial P-ISSN: 2580-9385, E-ISSN: 2581-0197.
Vol.4No.2Th 2020.
Ayu Wilatikta. “Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jenjang
Pendidikan Dasar: Kontekstualisasi Strategi Pembelajaran Semasa
Pandemi.” AL YASINI: Jurnal Hasil Kajian dan Penelitian dalam bidang
Keislaman dan Pendidikan. Vol. 5 No. 1 Mei 2020.
Darmadji, (2013). “Tafsir Al-Qur’an Tentang Teori Pendidikan Islam: Perspektif
pendidikan islam”. Hermeneutik, Vol. 7, No.1.
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Laporan Penelitian. (Malang: UMM PRESS 2004)
Hasil Observasi kepada pihak Guru Sekolah Mts Assalafiyah Assirojiah, pada
Kamis 4 Maret 2021 pukul 14.00 WIB
Hasil observasi kepada pihak Kepala Sekolah Mts Assalafiyah Assirojiah, pada
Senin 1 Maret 2021 pukul 09.00 WIB
Husna Amalia, Penerapan Manajemen Kelas Sebagai Upaya Meningkatkan
Efektifitas Pembelajaran PAI, 2017.
30

I Wayan E. S. 2020. "Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring".


Indonesian Values and Character Education Journal (IVCEJ), Vol 3 No 1.
p-ISSN: 2615-4684 e-ISSN: 2615-6938.
John A Pearce Dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. Jilid 1. (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997).
Jurnal Teknologi Pendidikan, http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp, 2020.
Mohammad Asrori. “PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
STRATEGI PEMBELAJARAN.” Jurnal MADRASAH Vol.5, No.2,
Januari–Juni 2013.

INTERNET/WEBSITE
http://lpmplampung.kemdikbud.go.id/pocontent/uploads/Meningkatkan_Motivasi
_Belajar_Siswa_pada_Pembelajaran_Online_Akibat_Pandemi_COVID-
19.pdf (Diakses 11:22, 21-Oct-2021)
https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik/article/view/550 (Diakses 11:12
AM, 21-Oct 2021)
https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti/article/download/875/640 (Diakses 11:12
AM, 21-Oct-2021)

Anda mungkin juga menyukai