Anda di halaman 1dari 119

BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN

Pembelajaran dan
Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah

2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
Pengarah
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Anindito Aditomo

Penanggung Jawab
Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Zulfikri

Penyusun
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Dion Ginanto (UIN Jambi)
Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy)
Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan)
Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta)

Penelaah
Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)

Kontributor
Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK)
Lambas Tita Srihayati (Direktorat PMPK)
Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Suprananto (UNSIKA Karawang)
Fauzan Amin Nur Rochim (Pusat Asesmen Pendidikan) Sisilia Mariati (PAUD Mutiara)
Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah)
Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Irma Yuliantina (Universitas Panca Sakti Bekasi
Dwi Setiyowati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto)
Arina Hasanah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta)
Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima)
Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2 Playen)
Pembelajaran) Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul)
Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Fendi (SMK Mikael Solo)
Pembelajaran) Arif Basuki (SMK 2 Salatiga)
Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang)
Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Rani Azis (SLBN 5 Jakarta)
Dona Paramita (Direktorat PAUD) Indra Jaya (UNJ)
Waluyo (Direktorat SD) Asih Nur Imda (SDS Pantara)
Elly Wismayanti (Direktorat SMP) Cucu Sukmana (UPI, Bandung)
Rina Imayanti (Direktorat SMA) Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran)
Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK) Kholifah Dwi Untari (SKB Malang)
Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK)

Ilustrator
Silvi Pratiwi

Layout
M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan
Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan
inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka.

Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan


asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif
akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu
berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak
pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan
pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat
dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada
standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan
efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan
kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen
juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip,
strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan
pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen
adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan
pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus;
di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang
berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif
yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus
disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan
dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan
pembaruan secara berkala.

iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun,
penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran,
yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang
menginspirasi.


Kepala Badan Standar, Kurikulum,
dan Asesmen Pendidikan

Anindito Aditomo, Ph.D.

iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA

Langkah 02
Memahami pembelajaran
04
dan asesmen

Langkah 04
Memahami pengembangan
02 projek penguatan profil
pelajar Pancasila

Langkah 01
Memahami garis besar
Kurikulum Merdeka
03

01 Langkah 03
Memahami pengembangan
kurikulum operasional
satuan pendidikan dalam
Kurikulum Merdeka

Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami pembelajaran dan asesmen

• Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen


berlaku
• Prinsip pembelajaran dan asesmen
• Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran • Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta
didik
• Perencanaan pembelajaran dan asesmen
(termasuk alur tujuan pembelajaran)
• Merencanakan pembelajaran
• Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen

Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan kurikulum Memahami pengembangan projek
operasional satuan pendidikan dalam penguatan profil pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka

Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil


Satuan Pendidikan Pelajar Pancasila
• Analisis karakteristik satuan pendidikan • Menyiapkan ekosistem sekolah
• Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan • Mendesain projek penguatan profil pelajar
pendidikan Pancasila
• Pengorganisasian pembelajaran • Mengelola projek penguatan profil pelajar
• Perencanaan pembelajaran Pancasila
• Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan • Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek
profesional penguatan profil pelajar Pancasila
• Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil
pelajar Pancasila

v
Daftar Isi

iii Kata Pengantar

vi Daftar Isi

1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
2 Sasaran Pengguna
2 Cara Menggunakan Panduan

3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen


4 Prinsip Pembelajaran
8 Prinsip Asesmen

10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen


11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran
19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen

37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen


41 Pengolahan Hasil Asesmen
53 Pelaporan Hasil belajar

65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik


dan Satuan Pendidikan

78 Daftar Pustaka

79 Lampiran-Lampiran

vi
Pendahuluan

1 Pendahuluan

Ringkasan Bab
Latar Belakang

Sasaran Pengguna

Cara Menggunakan Panduan

A. Latar Belakang
Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) Pemerintah telah menetapkan Capaian
merupakan dokumen yang berisi prinsip, Pembelajaran yang menjadi rujukan
strategi, dan contoh-contoh yang dapat utama dalam pengembangan rancangan
memandu guru dan satuan pendidikan dalam pembelajaran, khususnya untuk kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses
pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan
yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis
capaian pembelajaran menjadi tujuan capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran
pembelajaran dan cara mencapai tujuan mengembangkan alur tujuan pembelajaran,
pembelajaran tersebut. Sementara asesmen modul ajar, serta asesmen pada awal
adalah aktivitas selama proses pembelajaran pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi.
untuk mencari bukti ketercapaian tujuan Dokumen ini juga memuat perencanaan
pembelajaran. Dalam panduan ini, serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari
pembelajaran dan asesmen merupakan satu perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan
siklus; di mana asesmen memberikan informasi pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA
tentang pembelajaran yang perlu dirancang, difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek
efektivitas pembelajaran yang berlangsung. penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan
Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan dalam dokumen terpisah.
adalah asesmen formatif yang berorientasi pada
perkembangan kompetensi peserta didik.

1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa
struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian Pembelajaran
menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 1
Pendahuluan

B. Sasaran Pengguna
■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan merefleksikan proses pembelajaran
dan asesmen digunakan sebagai panduan (bukan hanya terfokus pada administrasi),
dalam pembelajaran serta memberikan inspirasi praktik baik
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen
■ Untuk kepala sekolah, panduan ini
dari sekolah lain. pengawas juga dapat
dapat menjadi acuan atas fungsi kepala
melakukan pendampingan kepada kepala
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
sekolah dan pendidik yang memerlukan
(instructional leader). Sebagai pemimpin
konsultasi dalam menyelesaikan
pembelajaran, kepala sekolah menginspirasi
permasalahan dan tantangan dalam
para pendidik untuk berkolaborasi dan
pembelajaran.
berinovasi untuk menciptakan perubahan
yang dimulai dari dalam kelas. ■ Sebagai bagian dari komunitas belajar,
panduan ini bisa berguna untuk bahan
■ Pengawas diharapkan berperan untuk
diskusi, memantik berbagai ide dalam
mendampingi kepala sekolah. Pengawas
pembelajaran, dll.
bersama kepala sekolah mendiskusikan

C. Cara Menggunakan Panduan


Satuan pendidikan dan pendidik diberikan Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu
kebebasan untuk mengembangkan memperhatikan beberapa regulasi lain:
pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan • Keputusan Mendikbudristek tentang
peserta didik, satuan pendidikan, dan Kurikulum Merdeka;
daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik • Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil
juga memiliki keleluasaan untuk menentukan Pelajar Pancasila; dan
jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu • Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian
pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik Pembelajaran.
tujuan pembelajaran.

2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

2 Prinsip Pembelajaran dan


Prinsip Asesmen

Ringkasan Bab
Prinsip Pembelajaran

Prinsip Asesmen

Pembelajaran dan asesmen merupakan satu memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai
kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami
kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan Proses selanjutnya adalah pelaksanaan
proses pembelajaran diupayakan untuk pembelajaran yang dirancang untuk memberi
mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pengalaman belajar yang berkualitas,
pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini,
diilustrasikan melalui ilustrasi berikut: pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif;
Pembelajaran dapat diawali dengan proses (3) menyenangkan; (4) menantang; (5)
perencanaan asesmen dan perencanaan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
pembelajaran. Pendidik perlu merancang aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup
asesmen yang dilaksanakan pada awal bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
pembelajaran, pada saat pembelajaran, bakat, minat dan perkembangan fisik, serta
dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan psikologis peserta didik (akan dijelaskan
asesmen, terutama pada asesmen awal lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses
pembelajaran sangat perlu dilakukan karena pembelajaran, pendidik dapat mengadakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar asesmen formatif untuk mengetahui sejauh
peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh
merancang pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.
tahap capaian peserta didik.
Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen
Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran. Asesmen pembelajaran
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, diharapkan dapat mengukur aspek yang
dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam seharusnya diukur dan bersifat holistik.
bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif.
dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran Asesmen formatif dapat berupa asesmen
disusun dari Capaian Pembelajaran dengan pada awal pembelajaran dan asesmen
mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik pada saat pembelajaran. Asesmen pada
Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus awal pembelajaran digunakan mendukung
pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 3
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan
dengan yang mereka butuhkan. Sementara, pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh
asesmen formatif pada saat pembelajaran karena itu, proses pembelajaran dan asesmen
dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk
refleksi terhadap keseluruhan proses belajar membantu keberhasilan peserta didik di dalam
yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan kelas.
pembelajaran dan melakukan revisi apabila
diperlukan. Apabila peserta didik dirasa Pemerintah tidak mengatur pembelajaran
telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dan asesmen secara detail dan teknis.
pendidik dapat meneruskan pada tujuan Namun demikian, untuk memastikan
pembelajaran berikutnya. Namun, apabila proses pembelajaran dan asesmen berjalan
tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik dengan baik, Pemerintah menetapkan
perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip
Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan
asesmen sumatif untuk memastikan dapat memandu pendidik dalam merencanakan
ketercapaian dari keseluruhan tujuan dan melaksanakan pembelajaran yang
pembelajaran. bermakna agar peserta didik lebih kreatif,
berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik
dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan berikut:
refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun

A. Prinsip Pembelajaran
Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu
dirancang dengan kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya.
mempertimbangkan tahap Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi
perkembangan dan tingkat kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/
pencapaian peserta didik atau metode lainnya yang sesuai.
saat ini, sesuai dengan • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran
kebutuhan belajar, serta sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau
mencerminkan karakteristik pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
dan perkembangan peserta mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan
didik yang beragam pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh
sehingga pembelajaran Kemendikbudristek.
menjadi bermakna dan
• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan
menyenangkan;
agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


b. Pembelajaran dirancang • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan
dan dilaksanakan untuk refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu
membangun kapasitas dikembangkan.
untuk menjadi pembelajar • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung
sepanjang hayat; yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus
belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang
menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui
tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
c. Proses pembelajaran • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran
mendukung perkembangan yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik
kompetensi dan karakter mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis
peserta didik secara holistik; inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran
terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi
keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam
memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 5
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


d. pembelajaran yang relevan, • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai
yaitu pembelajaran yang kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan,
dirancang sesuai konteks, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
lingkungan, dan budaya • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
peserta didik, serta memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu,
melibatkan orang tua dan dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama
komunitas sebagai mitra; peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas,
organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber
untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang
relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
• Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan
multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan,
utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas
yang menggunakan bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau
tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang
sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan
budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi
oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki
pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa
industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran
industri (teaching factory).

6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


e. pembelajaran berorientasi • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan
pada masa depan yang keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan
berkelanjutan. pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari
bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu
mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi-
solusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan
tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi
peserta didik sebagai warga dunia masa depan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 7
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

B. Prinsip Asesmen
Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang
bagian terpadu dari digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan
proses pembelajaran, kesiapan peserta didik.
fasilitasi pembelajaran, • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
dan penyediaan informasi pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan
yang holistik, sebagai balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk
umpan balik untuk perbaikan kedepannya.
pendidik, peserta didik,
• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat
dan orang tua/wali agar
dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
dapat memandu mereka
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
dalam menentukan strategi
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman,
pembelajaran selanjutnya;
refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,
serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen
dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai
aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh
kembang anak secara keseluruhan.
b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat
dilakukan sesuai dengan merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan
fungsi asesmen tersebut, pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal
dengan keleluasaan untuk pembelajaran.
menentukan teknik dan • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
agar efektif mencapai asesmen formatif digunakan untuk umpan balik
tujuan pembelajaran; pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

8
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen

Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen


c. asesmen dirancang secara • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar
adil, proporsional, valid, asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan
dan dapat dipercaya hanya untuk kepentingan menguji.
(reliable) untuk menjelaskan • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
kemajuan belajar, menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka
menentukan keputusan memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
tentang langkah dan
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
sebagai dasar untuk
sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan
menyusun program
sesuai dengan tujuan asesmen.
pembelajaran yang sesuai
• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan
selanjutnya;
tindak lanjut pembelajaran.
d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara
dan pencapaian peserta ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting
didik bersifat sederhana untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
dan informatif, memberikan • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
informasi yang bermanfaat peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
tentang karakter dan sama beserta orang tua.
kompetensi yang dicapai,
serta strategi tindak lanjut;
e. hasil asesmen digunakan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
oleh peserta didik, pendidik, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.
tenaga kependidikan, dan • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
orang tua/wali sebagai diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik
bahan refleksi untuk dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
meningkatkan mutu strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh
pembelajaran. peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-
sama orang tua.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 9
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

3 Perencanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Ringkasan Bab
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran pembelajaran yang lebih operasional dan


(CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses
memandu kegiatan pembelajaran sehari- berpikir dalam merencanakan pembelajaran
hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini.

Memahami Merumuskan Menyusun alur Merancang


Capaian tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran
Pembelajaran pembelajaran dari tujuan
pembelajaran

Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Pendidik dapat (1) mengembangkan pemerintah menyediakan contoh-contoh alur


sepenuhnya alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan
dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai
mengembangkan alur tujuan pembelajaran RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap
dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan pendidik perlu menggunakan alur tujuan
contoh-contoh yang disediakan pemerintah, pembelajaran dan rencana pembelajaran
atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi
Pendidik menentukan pilihan tersebut mereka tidak harus mengembangkannya
berdasarkan kemampuan masing-masing. sendiri.
Dalam Platform Merdeka Mengajar,

10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Proses perancangan kegiatan pembelajaran itu, apabila pendidik menggunakan contoh,


dalam panduan ini dibuat dengan asumsi proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
bahwa pendidik akan mengembangkan alur Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak
tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh
secara mandiri, tidak menggunakan contoh pendidik.
yang disediakan pemerintah. Oleh karena

A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensinya, sementara kelas
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai menunjukkan kelompok (cohort)
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase berdasarkan usianya. Dengan demikian,
fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan ada kemungkinan peserta didik berada
sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan di kelas III SD, namun belajar materi
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang pelajaran untuk Fase A (yang umumnya
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut untuk kelas I dan II) karena ia belum
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan
membuatnya ke dalam enam etape yang dengan mekanisme kenaikan kelas yang
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme
Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
Berikut ini adalah beberapa contoh
■ Pengembangan rencana pembelajaran
pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran
yang kolaboratif. Satu fase biasanya
dalam perencanaan pembelajaran:
lintas kelas, misalnya CP Fase D yang
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX.
proses belajar berjalan lebih lambat Saat merencanakan pembelajaran di
pada suatu periode (misalnya, ketika awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
pembelajaran di masa pandemi COVID-19) berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk
sehingga dibutuhkan waktu lebih mendapatkan informasi tentang sampai
panjang untuk mempelajari suatu konsep. mana proses belajar sudah ditempuh
Ketika harus “menggeser” waktu untuk peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia
mengajarkan materi-materi pelajaran yang juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas
sudah dirancang, pendidik memiliki waktu IX untuk menyampaikan bahwa rencana
lebih panjang untuk mengaturnya. pembelajaran kelas VIII akan berakhir di
suatu topik atau materi tertentu, sehingga
■ Pembelajaran yang sesuai dengan guru kelas IX dapat merencanakan
kesiapan peserta didik. Fase belajar pembelajaran berdasarkan informasi
seorang peserta didik menunjukkan tersebut.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 11
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Catatan untuk Pengawas/Penilik:


Pengawas/penilik dapat mendiskusikan • Apakah perencanaan di suatu kelas
dan mendukung proses belajar pendidik memperhatikan topik atau konsep yang
untuk mengembangkan perencanaan sudah dikuasai peserta didik di kelas
pembelajaran. Pada saat berdiskusi dengan sebelumnya?
pendidik, pengawas/penilik perlu fokus pada • Apakah pendidik memperhatikan
bagaimana proses perencanaan dilakukan, perkembangan peserta didik ketika
misalnya: merencanakan pembelajaran?
• Apakah perencanaan pembelajaran
• Apakah guru berkolaborasi lintas kelas
memperhatikan perkembangan peserta
sebagaimana yang dicontohkan di atas?
didik dan kesinambungan proses
pembelajaran antar kelas?

Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel 3.1
memperlihatkan pembagian fase.

Tabel 3.1. Pembagian Fase

Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya


Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun

Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian
untuk setiap mata pelajaran.

• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai pengetahuan yang dipelajari peserta didik
ditulis dalam paragraf yang memadukan menjadi suatu rangkaian yang berkaitan.
antara pengetahuan, keterampilan, dan • CP dirancang dengan banyak merujuk
sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara kepada teori belajar Konstruktivisme
karakter dan kompetensi umum yang ingin dan pengembangan kurikulum dengan
dikembangkan dinyatakan dalam profil pendekatan “Understanding by Design”
pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins
dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini,

12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

“memahami” merupakan kemampuan yang yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase
dibangun melalui proses dan pengalaman untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting
belajar yang memberikan kesempatan untuk pendidik mempelajari CP untuk mata
kepada mereka untuk dapat menjelaskan, pelajarannya secara menyeluruh.
menginterpretasi dan mengaplikasikan
informasi, menggunakan berbagai perspektif, Memahami CP adalah langkah pertama yang
dan berempati atas suatu fenomena. Dengan sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar
demikian, pemahaman bukanlah suatu dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas
proses kognitif yang sederhana atau proses dari apakah mereka akan mengembangkan
berpikir tingkat rendah. kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau
silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi
pertanyaan reflektif yang dapat digunakan
Bloom, pemahaman dianggap sebagai
untuk memandu guru dalam memahami CP,
proses berpikir tahap yang rendah (C2).
antara lain:
Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk perancangan
• Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki
pembelajaran dan asesmen kelas yang
peserta didik untuk sampai di capaian
lebih operasional, bukan untuk CP yang
pembelajaran akhir fase?
lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom
lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ • Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran • Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
yang lebih konkret. • Apakah capaian yang ditargetkan sudah
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, biasa saya ajarkan?
karakteristik, dan capaian per fase. Rasional
menjelaskan alasan pentingnya mempelajari Selain untuk mengenal lebih mendalam mata
mata pelajaran tersebut serta kaitannya pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga
dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan dapat memantik ide-ide pengembangan
menjelaskan kemampuan atau kompetensi rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah
yang dituju setelah peserta didik mempelajari beberapa pertanyaan yang dapat digunakan
mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. untuk memantik ide:
Karakteristik menjelaskan apa yang
• Bagaimana capaian dalam fase ini akan
dipelajari dalam mata pelajaran tersebut,
dicapai anak didik?
elemen-elemen atau domain (strands)
yang membentuk mata pelajaran dan • Materi apa saja yang akan dipelajari dan
berkembang dari fase ke fase. Capaian per seberapa luas serta mendalam?
fase disampaikan dalam dua bentuk, • Proses belajar seperti apa yang akan
ditempuh peserta didik?

Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan:


Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih
mengalami kesulitan untuk memahami CP secara utuh. Oleh karena itu, pendidik dapat
dianjurkan untuk berpartisipasi dalam komunitas di mana mereka dapat mengembangkan
profesionalisme mereka dan belajar lebih jauh tentang CP dan peran mereka untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai CP.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 13
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang:


Pada PAUD, CP bertujuan untuk mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas
memberikan arah yang sesuai dengan XIII.
usia perkembangan pada semua aspek
perkembangan anak sehingga kompetensi Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan
pembelajaran yang diharapkan dicapai alur tujuan pembelajaran memperhatikan
anak pada akhir PAUD dapat dipahami alokasi waktu didasarkan pada pemetaan
dengan jelas agar anak siap mengikuti Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang
jenjang pendidikan selanjutnya. Lingkup ditetapkan oleh satuan pendidikan
CP di PAUD dikembangkan dari tiga dengan bentuk pembelajaran tatap
elemen stimulasi yang saling terintegrasi muka, tutorial, mandiri ataupun
dan merupakan elaborasi dari aspek- kombinasi secara proporsional dari
aspek perkembangan anak, yaitu nilai ketiganya. Capaian pembelajaran pada
agama dan moral, fisik motorik, kognitif, mata pelajaran kelompok umum, mata
sosial emosional, bahasa; dan nilai pelajaran pemberdayaan, dan mata
Pancasila; serta bidang-bidang lain untuk pelajaran keterampilan mengacu pada
mengoptimalkan tumbuh kembang anak capaian pembelajaran yang ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan pendidikan oleh Pemerintah. Satuan pendidikan dapat
Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen mengembangkan capaian pembelajaran
stimulasi yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai pada mata pelajaran keterampilan sesuai
Agama dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan dengan kebutuhan belajar peserta didik,
3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan
dapat mengeksplorasi aspek-aspek Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase
perkembangan anak secara utuh dan tidak didasarkan pada usia mental peserta didik.
terpisah. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus
dengan hambatan intelektual, dapat
Sementara itu, pada SMK terdapat menggunakan CP pendidikan khusus. CP
beberapa kekhasan. Pendidik dapat pada peserta didik berkebutuhan khusus
melakukan analisis CP mata pelajaran dengan hambatan intelektual dapat
kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia dilakukan lintas fase dan lintas elemen,
kerja. Pada jenjang SMK terdapat program sesuai dengan kondisi, kemampuan,
empat tahun sebagaimana tercantum hambatan dan kebutuhan. Sementara
dalam daftar konsentrasi keahlian yang peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada hambatan intelektual menggunakan
program empat tahun pembelajaran CP reguler dengan menerapkan prinsip
diselenggarakan hingga kelas XIII mata modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah
pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII rumusan fase capaian pembelajaran pada
adalah: Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Khusus.
dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian
pembelajaran fase F berlaku pada pada

14
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus

Fase Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental

A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun

B Kelas III-IV SD/MI


± 8 tahun
C Kelas V-VI SD/MI

D Kelas VII-IX SMP/MTs ± 9 tahun

E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 10 tahun

F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK

B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Setelah memahami CP, pendidik mulai Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya
mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus memuat 2 komponen utama, yaitu:
dipelajari peserta didik dalam suatu fase.
Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide 1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau
tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang keterampilan yang perlu ditunjukkan/
telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, didemonstrasikan oleh peserta didik.
untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini digunakan pendidik, antara lain: secara
perlu dicapai peserta didik dalam satu atau konkret, kemampuan apa yang perlu
lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir
penghujung Fase mereka dapat mencapai apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, 2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep
pendidik perlu mengembangkan beberapa utama yang perlu dipahami pada akhir satu
tujuan pembelajaran. unit pembelajaran. Pertanyaan panduan
yang dapat digunakan pendidik, antara
Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari
ini, pendidik belum mengurutkan tujuan- dari suatu konsep besar yang dinyatakan
tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan
tujuan belajar yang lebih operasional dan kehidupan peserta didik dapat digunakan
konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan sebagai konteks untuk mempelajari konten
tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap dalam CP (misalnya, proses pengolahan
berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat hasil panen digunakan sebagai konteks
melakukan proses pengembangan rencana untuk belajar tentang persamaan linear di
pembelajaran langkah demi langkah. SMA)

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 15
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Taksonomi Bloom berguna dalam proses Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan
perumusan tujuan pembelajaran. Namun untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan
demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi Krathwohl mengelompokkan kemampuan
seiring dengan perkembangan hasil-hasil kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini,
penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) dengan urutan dari kemampuan yang paling
mengembangkan taksonomi berdasarkan dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

Level Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari,

1
termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi
yang pernah diajarkan kepadanya.

Level Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan

2
suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi,
menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

Level Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau


3 informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi


Level menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau
4 membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau
mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Level Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian,


5 mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,
Level melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi

6
yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di
dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang
sudah ada.

Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan menggunakan informasi untuk menjelaskan


tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe
merujuk pada teori lain yang dikembangkan dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan
oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang melalui kombinasi dari enam kemampuan
enam bentuk pemahaman. Sebagaimana berikut ini:
yang disampaikan dalam penjelasan tentang
CP, pemahaman (understanding) adalah
proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar

16
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Penjelasan (explanation) Interpretasi

Mendeskripsikan suatu ide dengan Menerjemahkan cerita, karya seni,


kata-kata sendiri, membangun atau situasi. Interpretasi juga berarti
hubungan, mendemonstrasikan memaknai sebuah ide, perasaan,
hasil kerja, menjelaskan alasan, atau sebuah hasil karya dari satu
menjelaskan sebuah teori, dan media ke media lain.
menggunakan data.

Aplikasi Perspektif

Menggunakan pengetahuan, Melihat suatu hal dari sudut


keterampilan dan pemahaman pandang yang berbeda, siswa dapat
mengenai sesuatu dalam situasi menjelaskan sisi lain dari sebuah
yang nyata atau sebuah simulasi situasi, melihat gambaran besar,
(menyerupai kenyataan). melihat asumsi yang mendasari
suatu hal dan memberikan kritik.

Pengenalan diri
Empati atau refleksi diri

Menaruh diri di posisi orang lain. Memahami diri sendiri; yang


Merasakan emosi yang dialami oleh menjadi kekuatan, area yang perlu
pihak lain dan/atau memahami dikembangkan serta proses berpikir
pikiran yang berbeda dengan dan emosi yang terjadi secara
dirinya. internal.

Marzano (2000) mengembangkan taksonomi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar


baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif
taksonominya, Marzano menggunakan tiga mengolah semua informasi yang diperlukan
sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6
sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem level taksonomi menurut Marzano:
metakognitif, dan sistem diri (self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat
individu untuk merespon instruksi dan
pembelajaran: apakah akan melakukannya atau
tidak. Sementara sistem metakognitif adalah
kemampuan individu untuk merancang strategi

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 17
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)


Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas
mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan
yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan
menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi
lain yang berkaitan.

Tingkat 2 Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk
mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama dalam
pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano,
pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan:
integrasikan dan simbolisasi.

Tingkat 3 Analisis
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan
pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud
bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting dan tidak
penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru
yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu:
(1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis
kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan.

Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan


Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin
menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur
ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli
untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat
dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah
tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang.
Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum
pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2)
penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.

Tingkat 5 Metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan
mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam
taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi,
yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau
kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.

Tingkat 6 Sistem Diri


Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan
seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan
tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan
dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa
kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon
emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk sehari-hari sampai kesiapan memasuki
fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan dunia kerja.
ini memperlihatkan bahwa ada beberapa
■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam
referensi yang dapat digunakan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran
merancang tujuan pembelajaran. Pendidik
memperhatikan karakteristik peserta didik,
dapat menggunakan teori atau pendekatan
kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.
lain dalam merancang tujuan pembelajaran,
selama teori tersebut dinilai relevan dengan ■ Pada satuan pendidikan SMK,
karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik tujuan pembelajaran dan alur tujuan
yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan pembelajaran dapat disusun bersama
konteks lingkungan pembelajaran. dengan mitra dunia kerja.

Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan


Beberapa catatan khusus terkait dengan
tujuan pembelajaran dengan beberapa
perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan
alternatif di bawah ini:
jenjang pendidikan tertentu:
■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan
■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD,
pembelajaran secara langsung berdasarkan
penyusunan tujuan pembelajaran
CP
mempertimbangkan laju perkembangan
anak, bukan kompetensi dan konten seperti ■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan
pada jenjang lainnya. pembelajaran dengan menganalisis
‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.
■ Pada Pendidikan Khusus, selain
kompetensi dan konten, tujuan ■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan
pembelajaran juga mencakup variasi pembelajaran Lintas Elemen CP
dan akomodasi layanan sesuai
karakteristik peserta didik. Selain itu, Contoh masing-masing alternatif terdapat di
tujuan pembelajaran diarahkan pada lampiran, termasuk contoh cara merumuskan
terbentuknya kemandirian dalam aktivitas CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang
PAUD ada di lampiran.

C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran


Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik
langkah berikutnya dalam perencanaan dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP,
pembelajaran adalah menyusun alur tujuan (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh
pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan, ataupun (3) menggunakan
sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan contoh yang disediakan pemerintah.
apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”,
yaitu untuk perencanaan dan pengaturan Bagi pendidik yang merancang alur tujuan
pembelajaran dan asesmen secara garis pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan
besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh pembelajaran yang telah dikembangkan
karena itu, pendidik dapat menggunakan alur dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai
tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan satu alur (sequence) yang berurutan secara

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 19
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

sistematis, dan logis dari awal hingga akhir 6. Metode penyusunan alur tujuan
fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu pembelajaran harus logis, dari kemampuan
disusun secara linier, satu arah, dan tidak yang sederhana ke yang lebih rumit,
bercabang, sebagaimana urutan kegiatan dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. pelajaran, pendekatan pembelajaran yang
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada digunakan (misal: matematik realistik);
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali
dengan alur tujuan pembelajarannya
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang
terlebih dahulu, baru proses berpikirnya
lebih umum bukan tujuan pembelajaran
(misalnya, menguraikan dari elemen
harian (goals, bukan objectives);
menjadi tujuan pembelajaran) sebagai
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu lampiran agar lebih sederhana dan
fase, tidak terpotong di tengah jalan; langsung ke intinya untuk guru;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu 8. Karena alur tujuan pembelajaran
dikembangkan secara kolaboratif, (apabila yang disediakan Kemendikbudristek
guru mengembangkan, maka perlu merupakan contoh, maka alur tujuan
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan pembelajaran dapat bernomor/huruf
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara (untuk menunjukkan urutan dan tuntas
guru kelas I dan II untuk Fase A; penyelesaiannya dalam satu fase);
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan 9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan
sesuai karakteristik dan kompetensi yang SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh bercabang (tidak meminta guru untuk
karena itu sebaiknya dikembangkan oleh memilih). Apabila sebenarnya urutannya
pakar mata pelajaran, termasuk guru yang dapat berbeda, lebih baik membuat
mahir dalam mata pelajaran tersebut; alur tujuan pembelajaran lain sebagai
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu
khusus); dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada
pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi
dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).

20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang
diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005;
Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009):

Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten
yang Konkret ke yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan
yang Abstrak menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu
sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang
spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau
relasional.

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
Mudah ke yang lebih Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen


konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang
penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari


Prosedural sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan
t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan
tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus


mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa
mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat
berenang sendiri.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 21
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur dilakukan pada tahap sebelumnya dan alur
tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan
kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil pembelajaran yang telah disusun.
perumusan tujuan pembelajaran yang telah

Tujuan Tujuan
Awal
Pembelajaran Pembelajaran
Fase 1 2

Tujuan Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran
... 3

Tujuan Tujuan
Akhir
Pembelajaran Pembelajaran
... (n) Fase

Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Sebagaimana disampaikan pada penjelasan untuk Fase A, misalnya, harus disusun untuk
tentang CP, setiap fase terdiri atas 1 sampai 2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh karena itu,
3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD, dalam menyusun alur tujuan pembelajaran,
satu fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik
pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP. lain yang mengajar dalam fase yang sama agar
Dengan demikian, alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajarannya berkesinambungan.

Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau
memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran menyesuaikan kebutuhan peserta didik,
karakteristik dan kesiapan satuan pendidikan. Selain itu, pendidik dapat menyusun alur tujuan
pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan. Tidak ada format
komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti oleh pendidik.

Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu:


Untuk PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat
adalah perencanaan pembelajaran berdasarkan dikembangkan dengan pendekatan yang paling
laju perkembangan anak dan dikembangkan sesuai pada masing-masing satuan pendidikan.
oleh masing-masing satuan agar dapat
mencapai CP. Satuan pendidikan dapat memilih
untuk menyusun alur tujuan pembelajaran

22
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen


Rencana pembelajaran dirancang untuk faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik
memandu guru melaksanakan pembelajaran yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan
sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-
pembelajaran. Dengan demikian, rencana lain.
pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan
pembelajaran yang digunakan pendidik Setiap pendidik perlu memiliki rencana
sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan pembelajaran untuk membantu mengarahkan
alur tujuan pembelajaran. Perlu diingatkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana
kembali bahwa alur tujuan pembelajaran pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana
tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
pendidik yang satu dapat menggunakan alur sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul
tujuan pembelajaran yang berbeda dengan ajar. Apabila pendidik menggunakan modul
pendidik lainnya meskipun mengajar peserta ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena
didik dalam fase yang sama. Oleh karena itu, komponen-komponen dalam modul ajar
rencana pembelajaran yang dibuat masing- meliputi komponen-komponen dalam RPP atau
masing pendidik pun dapat berbeda-beda, lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang
terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut ini:
dirancang dengan memperhatikan berbagai

Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

Komponen minimum dalam rencana Komponen minimum dalam modul ajar


pelaksanaan pembelajaran

• Tujuan pembelajaran (salah satu dari • Tujuan pembelajaran (salah satu dari
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan • Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
lebih pertemuan. pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
• Asesmen pembelajaran: Rencana lebih pertemuan.
asesmen untuk di awal pembelajaran dan • Rencana asesmen untuk di awal
rencana asesmen di akhir pembelajaran pembelajaran beserta instrumen dan cara
untuk mengecek ketercapaian tujuan penilaiannya.
pembelajaran. • Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya.
• Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan yang
digunakan, lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu dipelajari
peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 23
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan
yang perlu termuat dalam kedua dokumen untuk membantu pendidik mengajar secara
perencanaan pembelajaran yang digunakan lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu
pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen menggunakan buku teks pelajaran. Modul
yang harus ada (komponen minimum) dalam ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif
rencana pelaksanaan pembelajaran lebih strategi pembelajaran. Oleh karena itu,
sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu
Sementara dalam modul ajar, perencanaan mempertimbangkan beberapa hal berikut.
dilengkapi dengan media yang digunakan,
termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh a. Untuk mencapai suatu tujuan
karena modul ajar lebih lengkap daripada pembelajaran tertentu, apakah merujuk
rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pada buku teks saja sudah cukup atau perlu
pendidik yang menggunakan modul ajar untuk menggunakan modul ajar?
mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah
tidak perlu lagi mengembangkan rencana dapat menggunakan modul ajar yang telah
pelaksanaan pembelajaran. disediakan, memodifikasi modul ajar yang
disediakan, atau perlu membuat modul ajar
Pemerintah menyediakan contoh-contoh baru?
rencana pelaksanaan pembelajaran dan modul
ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/ Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di
atau menyesuaikan contoh-contoh tersebut atas pendidik menyimpulkan bahwa modul
dengan kebutuhan peserta didik. Untuk ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar
pendidik yang merancang rencana pelaksanaan yang disediakan dapat digunakan dengan
pembelajarannya sendiri, maka komponen- penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka
komponen dalam Tabel 3.4 harus termuat, dan ia tidak perlu merancang modul ajar yang
dapat ditambahkan dengan komponen lainnya baru. Komponen minimum modul ajar telah
sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila
didik, dan kebijakan satuan pendidikan. diperlukan, pendidik juga dapat menambah
komponen, misalnya dengan menyusun modul
Merancang Modul Ajar ajar dengan struktur sebagaimana tercantum
pada Tabel 3.5 berikut.
Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4, modul
ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan,
langkah, media pembelajaran, asesmen,
serta informasi dan referensi belajar lainnya
yang dapat membantu pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Satu modul ajar
biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk
satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur
tujuan pembelajaran yang telah disusun.

24
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

• Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta didik


• Kompetensi awal • Asesmen • Pengayaan dan remedial
• Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Bahan bacaan pendidik
• Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik dan peserta didik

• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran • Glosarium

• Model pembelajaran yang • Refleksi peserta didik dan • Daftar pustaka


digunakan pendidik

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang
tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan
karakteristik peserta didik.

Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perancangan
modul ajar.

• Bagaimana agar perhatian peserta • Bagaimana peserta didik dapat menunjukkan


didik senantiasa fokus dan mereka pemahaman mereka dan melakukan evaluasi
terus bersemangat sepanjang kegiatan diri yang berarti setelah mempelajari materi
pembelajaran? ini?
• Bagaimana saya sebagai pendidik akan • Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah
membantu setiap individu peserta didik dan/atau materi pelajaran berdasarkan
memahami pembelajaran? keunikan dan kebutuhan masing-masing
• Bagaimana saya akan mendorong peserta peserta didik?
didik untuk melakukan refleksi, mempelajari • Bagaimana saya akan mengelola
lagi, memperbaiki, dan berpikir ulang pengalaman belajar yang mendorong
tentang konsep atau materi pelajaran yang peserta didik untuk menjadi pelajar yang
telah mereka pelajari? aktif dan mandiri?

Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang?

PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya
memuat komponen tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran atau pada rentang
waktu yang telah ditentukan.

Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen
di atas, juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik
sehingga pengembangan modul ajar dimungkinkan dapat terjadi lintas fase dan elemen.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 25
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk


pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari
ketiganya. Pada modul ajar ini, komponen jam pelajaran mengacu pada pemetaan SKK pada
tiap mata pelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Satu SKK adalah satu satuan
kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam
tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam
tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 35 (tiga puluh
lima) menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh) menit untuk Program Paket B, dan 45
(empat puluh lima) menit untuk Program Paket C.

SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul ajar
dilengkapi dengan bahan ajar atau lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan konsentrasi
atau keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau disusun bersama mitra dunia
kerja.

Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul


Ajar
Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4, a. Asesmen di awal pembelajaran yang
baik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kesiapan
maupun modul ajar, rencana asesmen perlu peserta didik untuk mempelajari
disertakan dalam perencanaan pembelajaran. materi ajar dan mencapai tujuan
Dalam modul ajar, rencana asesmen ini pembelajaran yang direncanakan.
dilengkapi dengan instrumen serta cara Asesmen ini termasuk dalam kategori
melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi asesmen formatif karena ditujukan
dan asesmen, terdapat banyak teori dan untuk kebutuhan guru dalam
pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan merancang pembelajaran, tidak untuk
konsep asesmen yang dianjurkan dalam keperluan penilaian hasil belajar
Kurikulum Merdeka. peserta didik yang dilaporkan dalam
rapor.
Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip
b. Asesmen di dalam proses
Pembelajaran dan Asesmen (Bab II), asesmen
pembelajaran yang dilakukan
adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam
selama proses pembelajaran untuk
proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk
mengetahui perkembangan peserta
mencari bukti ataupun dasar pertimbangan
didik dan sekaligus pemberian umpan
tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.
balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk
dilakukan sepanjang atau di tengah
melakukan asesmen-asesmen berikut ini:
kegiatan/langkah pembelajaran, dan
dapat juga dilakukan di akhir langkah
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang
pembelajaran. Asesmen ini juga
bertujuan untuk memberikan informasi
termasuk dalam kategori asesmen
atau umpan balik bagi pendidik dan
formatif.
peserta didik untuk memperbaiki proses
belajar.

26
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang penggunaan teknik dan instrumen asesmen,
dilakukan untuk memastikan ketercapaian penentuan kriteria ketercapaian tujuan
keseluruhan tujuan pembelajaran. pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen.
Asesmen ini dilakukan pada akhir Termasuk dalam keleluasaan ini adalah
proses pembelajaran atau dapat juga keputusan tentang penilaian tengah semester.
dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih Pendidik dan satuan pendidikan berwenang
tujuan pembelajaran, sesuai dengan untuk memutuskan perlu atau tidaknya
pertimbangan pendidik dan kebijakan melakukan penilaian tersebut.
satuan pendidikan. Berbeda dengan
asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip
bagian dari perhitungan penilaian di akhir asesmen yang disampaikan dalam Bab II,
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau di mana salah satu prinsipnya mendorong
akhir jenjang. penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan
hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa
Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna
dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran serta informasi atau umpan balik dari asesmen
atau modul ajar, tergantung pada cakupan tentang kemampuan peserta didik juga menjadi
tujuan pembelajaran. lebih kaya dan bermanfaat dalam proses
perancangan pembelajaran berikutnya.
Pendidik adalah sosok yang paling memahami
kemajuan belajar peserta didik sehingga Untuk dapat merancang dan melaksanakan
pendidik perlu memiliki kompetensi dan pembelajaran dan asesmen sesuai arah
keleluasaan untuk melakukan asesmen agar kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing- adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen
masing. Keleluasaan tersebut mencakup formatif dan asesmen sumatif sebagai acuan.
perancangan asesmen, waktu pelaksanaan,

Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan meningkatkan terus capaiannya. Hal ini
untuk memantau dan memperbaiki proses merupakan proses belajar yang penting
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian untuk menjadi pembelajar sepanjang
tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan hayat.
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
■ Bagi pendidik, asesmen formatif
peserta didik, hambatan atau kesulitan yang
berguna untuk merefleksikan strategi
mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan
pembelajaran yang digunakannya, serta
informasi perkembangan peserta didik.
untuk meningkatkan efektivitasnya
Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi
dalam merancang dan melaksanakan
peserta didik dan juga pendidik.
pembelajaran. Asesmen ini juga
memberikan informasi tentang kebutuhan
■ Bagi peserta didik, asesmen formatif
belajar individu peserta didik yang
berguna untuk berefleksi, dengan
diajarnya.
memonitor kemajuan belajarnya,
tantangan yang dialaminya, serta langkah-
langkah yang perlu ia lakukan untuk

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 27
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Agar asesmen memberikan manfaat tersebut Contoh-contoh pelaksanaan asesmen


kepada peserta didik dan pendidik, maka formatif.
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik
dalam merancang asesmen formatif, antara lain • Pendidik memulai kegiatan tatap muka
sebagai berikut: dengan memberikan pertanyaan berkaitan
dengan konsep atau topik yang telah
• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
stake). Asesmen formatif dirancang untuk • Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran
tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya di kelas dengan meminta peserta didik untuk
digunakan untuk menentukan nilai rapor, menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru
keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka
keputusan-keputusan penting lainnya. pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang
• Asesmen formatif dapat menggunakan mereka belum pahami.
berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu • Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan
asesmen dikategorikan sebagai asesmen diskusi terkait proses dan hasil percobaan,
formatif apabila tujuannya adalah untuk kemudian pendidik memberikan umpan balik
meningkatkan kualitas proses belajar. terhadap pemahaman peserta didik.
• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan • Pendidik memberikan pertanyaan tertulis,
dengan proses pembelajaran yang sedang kemudian setelah selesai menjawab
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pertanyaan, peserta didik diberikan kunci
pembelajaran menjadi suatu kesatuan. jawabannya sebagai acuan melakukan
• Asesmen formatif dapat menggunakan penilaian diri.
metode yang sederhana, sehingga umpan • Penilaian diri, penilaian antarteman,
balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh pemberian umpan balik antar teman dan
dengan cepat. refleksi. Sebagai contoh, peserta didik
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal diminta untuk menjelaskan secara lisan atau
pembelajaran akan memberikan informasi tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman)
kepada pendidik tentang kesiapan belajar tentang konsep yang baru dipelajari.
peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, • Pada PAUD, pelaksanaan asesmen formatif
pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi dapat dilakukan dengan melakukan
rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ observasi terhadap perkembangan anak saat
atau membuat diferensiasi pembelajaran melakukan kegiatan bermain-belajar.
agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
• Pada pendidikan khusus, pelaksanaan
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat asesmen diagnostik dilakukan untuk
memberikan informasi tentang kekuatan, menentukan fase pada peserta didik
hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh sehingga pembelajaran sesuai dengan
peserta didik dan mengungkapkan cara kebutuhan dan karakteristik peserta didik,
untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya misalnya: salah satu peserta didik pada kelas
atau performa yang diberi umpan balik. X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil asesmen
Dengan demikian, hasil asesmen tidak diagnostik berada pada Fase C sehingga
sekadar sebuah angka. pembelajaran peserta didik tersebut tetap
mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu Fase
C.

28
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang atau informasi tambahan untuk mengukur
pendidikan dasar dan menengah bertujuan pencapaian hasil belajar peserta didik, maka
untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
dan/atau CP peserta didik sebagai dasar Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester
dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan
hasil belajar peserta didik dilakukan dengan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu
membandingkan pencapaian hasil belajar ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik
peserta didik dengan kriteria ketercapaian dapat menggunakan teknik dan instrumen yang
tujuan pembelajaran. beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat
menggunakan observasi dan performa (praktik,
Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, menghasilkan produk, melakukan projek, dan
asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui membuat portofolio).
capaian perkembangan peserta didik dan
bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif Merencanakan Asesmen
berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan
Apabila pendidik menggunakan modul ajar
laporan pencapaian pembelajaran dan dapat
yang disediakan, maka ia tidak perlu membuat
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan
perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik
dan perkembangan anak.
yang mengembangkan sendiri rencana
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul
untuk: ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif
yang akan digunakan.
• alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar peserta didik dalam satu atau lebih • Rencana asesmen dimulai dengan
tujuan pembelajaran di periode tertentu; perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu
berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar
untuk dibandingkan dengan kriteria capaian • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik
yang telah ditetapkan; dan memilih dan/atau mengembangkan
instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa
• menentukan kelanjutan proses belajar siswa
hal yang perlu diperhatikan dalam
di kelas atau jenjang berikutnya.
memilih/mengembangkan instrumen,
antara lain: karakteristik peserta didik,
Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah
kesesuaian asesmen dengan rencana/
pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir
tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen,
satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau
kemudahan penggunaan instrumen untuk
lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester
memberikan umpan balik kepada peserta
dan pada akhir fase; khusus asesmen pada
didik dan pendidik.
akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika
pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 29
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik,
yaitu:

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja
peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk
memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja
dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.

Catatan Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku
Anekdotal yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi
yang dilakukan.

Grafik Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.


Perkembangan
(Kontinum)

Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :

Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui


pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskan
untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.

Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan


mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik,
menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.

Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan,


pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu.

Tes Tertulis Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat
berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.

30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan,
dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.

Penugasan Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan
memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`

Portofolio Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam
kurun waktu tertentu.

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda Untuk pendidikan khusus, asesmen


di jenjang tertentu, sesuai dengan cenderung lebih beragam karena perlu
karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, pendekatan individual. Pada Pendidikan
teknik penilaian tidak menggunakan tes Kesetaraan, asesmen mata pelajaran
tertulis, melainkan dengan berbagai cara keterampilan dapat berbentuk observasi,
yang disesuaikan dengan kondisi satuan demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio,
PAUD, dengan menekankan pengamatan dan/atau uji kompetensi pada lembaga
pada anak secara autentik sesuai preferensi sertifikasi dan kompetensi.
satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen
yang dapat dilakukan, antara lain: catatan Sementara itu pada SMK, terdapat
anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, bentuk penilaian atau asesmen khas yang
dokumentasi, dll. membedakan dengan jenjang yang lain,
yaitu:

a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)


• Asesmen/pengukuran terhadap capaian • Hasil asesmen disampaikan pada rapor
pembelajaran selama melaksanakan dengan mencantumkan keterangan
pembelajaran di dunia kerja, meliputi industri tentang kinerja secara
substansi kompetensi ataupun budaya keseluruhan berdasarkan jurnal PKL,
kerja. sertifikat, atau surat keterangan praktek
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ kerja lapangan dari dunia kerja.
instruktur dari dunia kerja dan atau • Mendorong peserta didik berkinerja baik
bersama dengan guru pendamping. saat melakukan pembelajaran di dunia
kerja serta memberikan kebanggaan
pada peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 31
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

b. Uji Kompetensi Kejuruan


• Asesmen terhadap pencapaian diperoleh pada tahap pembelajaran
kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) sebelumnya.
pada KKNI yang dilaksanakan di akhir • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
masa studi oleh Lembaga Sertifikasi lisan, tes tulis, dan/atau portofolio sesuai
Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia dengan prosedur yang ditetapkan oleh
Teknis Uji Kompetensi (PTUK), atau dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
satuan pendidikan yang terakreditasi
• Hasil dari uji kompetensi adalah predikat
bersama dengan dunia kerja.
capaian kompetensi sebagaimana
• Dapat memperhitungkan paspor ditetapkan oleh penyelenggara dan
keterampilan (skills passport) yang sertifikat keahlian untuk menghadapi
dunia kerja.

c. Ujian Unit Kompetensi


• Asesmen terhadap pencapaian satu • Mendorong pendidik melaksanakan
atau beberapa unit kompetensi untuk pembelajaran tuntas (mastery learning)
mencapai kemampuan melaksanakan pada materi kejuruan. Pembelajaran
satu bidang pekerjaan spesifik. tuntas dalam hal ini pembelajaran yang
• Ujian Unit Kompetensi dapat menekankan pada pemenuhan unit
mengujikan beberapa unit kompetensi atau elemen kompetensi sesuai dengan
yang membentuk 1 (satu) Skema SKKNI.
Sertifikasi. • Hasil dari ujian unit kompetensi
• Ujian Unit Kompetensi dapat adalah predikat capaian kompetensi
dilaksanakan setiap tahun atau semester sebagaimana ditetapkan oleh
oleh satuan pendidikan terakreditasi. penyelenggara, sertifikat keahlian,
dan/atau skill passport sebagai bekal
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes
menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di
lisan, tes tulis, dan/atau portofolio.
akhir masa pembelajaran.

Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Untuk mengetahui apakah peserta didik baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran ataupun modul ajar.
pendidik perlu menetapkan kriteria atau
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah
Kriteria ini dikembangkan saat pendidik satu pertimbangan dalam memilih/membuat
merencanakan asesmen, yang dilakukan saat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu
pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria

32
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang beberapa pendekatan, di antaranya: (1)


kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/ menggunakan deskripsi sehingga apabila
didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut
bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. maka dianggap belum mencapai tujuan
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik
untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, yang dapat mengidentifikasi sejauh mana
75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang peserta didik mencapai tujuan pembelajaran,
paling disarankan adalah menggunakan (3) menggunakan skala atau interval nilai,
deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka atau pendekatan lainnya sesuai dengan
pendidik diperkenankan untuk menggunakan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam
interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan mengembangkannya. Berikut adalah contoh-
sebagainya). contoh pendekatan yang dimaksud.

Dengan demikian, kriteria yang digunakan Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata
untuk menentukan apakah peserta didik pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta
telah mencapai tujuan pembelajaran dapat didik mampu menulis laporan hasil pengamatan
dikembangkan pendidik dengan menggunakan dan wawancara”

Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria


Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: Laporan menjelaskan hubungan kausalitas
Laporan peserta didik menunjukkan yang logis disertai dengan argumen yang logis
kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil sehingga dapat meyakinkan pembaca.

Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks


eksplanasi dengan runtut.

Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang
jelas.

Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan argumen yang logis sehingga

dapat meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria
memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar
pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 33
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di
atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP
pada satu fase.

Pendekatan 2: menggunakan rubrik


Contohnya, dalam tugas menulis laporan, Pendidik menggunakan rubrik ini untuk
pendidik menetapkan kriteria ketuntasan mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh
yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan peserta didik.
penulisan. Dalam rubrik terdapat empat tahap
pencapaian, dari baru berkembang, layak,
cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada
deskripsi yang menjelaskan performa peserta
didik.

Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Isi laporan Belum mampu Mampu Mampu Mampu


menulis teks menulis teks menulis teks menulis teks
eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil
pengamatan, pengamatan, pengamatan, pengamatan,
dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman
belum jelas secara jelas. secara jelas. secara jelas.
tertuang dalam Laporan Laporan Laporan
tulisan. Ide menunjukkan menjelaskan menjelaskan
dan informasi hubungan yang hubungan hubungan
dalam laporan jelas di sebagian kausalitas yang kausalitas yang
tercampur dan paragraf. logis disertai logis disertai
hubungan antara dengan argumen dengan argumen
paragraf tidak yang logis yang logis
berhubungan. sehingga dapat sehingga dapat
meyakinkan meyakinkan
pembaca. pembaca serta
ada fakta-fakta
pendukung yang
relevan.

34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Baru
Layak Cakap Mahir
berkembang

Penulisan Belum Sebagian Sebagian besar Semua tanda


(tanda menggunakan tanda baca dan tanda baca dan baca dan
baca dan tanda baca dan huruf kapital huruf kapital huruf kapital
huruf huruf kapital digunakan secara digunakan secara digunakan secara
kapital) atau sebagian tepat. tepat. tepat.
besar tidak
digunakan secara
tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di
atas mencapai minimal tahap cakap.

Pendekatan 3: menggunakan interval nilai


Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari
atau satuan pendidikan dapat menggunakan 20 soal (dengan bobot yang sama), maka
rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat
menentukan terlebih dahulu intervalnya dan disimpulkan bahwa peserta didik tersebut
tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu
peserta didik. remedial.

Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai Contoh b. Pendidik dapat menggunakan
tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti
interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes, dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat
pendidik dapat langsung menilai hasil kerja menetapkan empat kriteria ketuntasan:
peserta didik dan menentukan tindak lanjut
sesuai dengan intervalnya. • menunjukkan kemampuan penulisan teks
eksplanasi dengan runtut
0 - 40% • menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
belum mencapai, remedial di seluruh bagian
• menceritakan pengalaman secara jelas

41 - 65 % • menjelaskan hubungan kausalitas yang logis


belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian disertai dengan argumen yang logis sehingga
yang diperlukan dapat meyakinkan pembaca

66 - 85 % Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala


sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu pencapaian (1-4).
remedial Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta
didik dengan rubrik untuk menentukan
86 - 100% ketercapaian peserta didik.
sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
atau tantangan lebih

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 35
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval

belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada


sebagian kecil di sebagian keseluruhan
Kriteria Ketuntasan (1) besar teks
(2)
(3) (4)

Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi dengan

runtut

Laporan menunjukkan hasil


pengamatan yang jelas

Laporan menceritakan pengalaman
secara jelas.

Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai

dengan argumen yang logis
sehingga dapat meyakinkan
pembaca.

Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki 0 - 40%


bobot yang sama sehingga pembagi belum mencapai, remedial di seluruh bagian
merupakan total dari jumlah kriteria (dalam hal
ini 4 kriteria) dan nilai maksimum (dalam hal ini 41 - 60%
nilai maksimumnya 4). Satuan pendidikan dan/ belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian
atau guru dapat memberikan bobot sehingga yang diperlukan
penghitungan disesuaikan dengan bobot
kriteria. 61 - 80%
sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik remedial
ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau
satuan pendidikan dapat menentukan interval 81 - 100%
nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan
lanjut sesuai dengan intervalnya. atau tantangan lebih

Pada contoh di atas, pendidik hanya


menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan
bahwa peserta didik di atas sudah menuntaskan
tujuan pembelajaran, karena sebagian besar
kriteria sudah tercapai.

36
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

4 Pelaksanaan Pembelajaran
dan Asesmen

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya • Melaksanakan asesmen di akhir


keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, pembelajaran untuk mengetahui
terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen
belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab ini dapat digunakan sebagai asesmen awal
II) mengindikasikan pentingnya pengembangan pada pembelajaran berikutnya.
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap
capaian belajar peserta didik atau yang Berdasarkan hasil asesmen di awal
dikenal juga dengan istilah teaching at the pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk
right level (TaRL). Pembelajaran ini dilakukan menyesuaikan strategi pembelajaran agar
dengan memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
yang bervariasi sesuai dengan pemahaman Namun demikian, bagi sebagian pendidik
peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini melakukan pembelajaran terdiferensiasi
adalah agar setiap anak dapat mencapai bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan.
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan Sebagian pendidik mengalami tantangan
demikian, pembelajaran yang berorientasi karena keterbatasan waktu untuk merancang
pada kompetensi membutuhkan asesmen pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan
yang bervariasi dan berkala. Pendekatan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian
pembelajaran seperti inilah yang sangat yang lain mengalami kesulitan untuk
dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. mengelompokkan peserta didik berdasarkan
kesiapan karena jumlah peserta didik yang
Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan banyak dan ruangan kelas yang terbatas.
dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen:
Memahami adanya tantangan-tantangan
• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan tersebut, maka pendidik sebaiknya
pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta
asesmen formatif yang akan dilakukan di kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa
awal pembelajaran dan asesmen di akhir alternatif pendekatan pembelajaran sesuai
pembelajaran tahap capaian peserta didik yang dapat
• Pendidik melakukan asesmen di awal dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang
individu peserta didik untuk mempelajari
dilakukan di awal pembelajaran, peserta
materi yang telah dirancang
didik di kelas yang sama dibagi menjadi
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik
dua atau lebih kelompok menurut capaian
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/
belajar mereka, dan keduanya diajarkan
atau membuat penyesuaian untuk sebagian
oleh guru yang sama atau disertai guru
peserta didik
pendamping/asisten. Selain itu, satuan
• Melaksanakan pembelajaran dan pendidikan juga menyelenggarakan
menggunakan berbagai metode asesmen program pelajaran tambahan untuk peserta
formatif untuk memonitor kemajuan belajar didik yang belum siap untuk belajar sesuai
dengan fase di kelasnya.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 37
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang Untuk menghindari dampak negatif


dilakukan di awal pembelajaran, peserta sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang
didik di kelas yang sama dibagi menjadi dapat dilakukan ketika mengelompokkan
dua atau lebih kelompok menurut capaian peserta didik untuk keperluan pembelajaran
belajar mereka, dan keduanya diajarkan terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian
oleh guru yang sama atau disertai guru peserta didik, antara lain sebagai berikut.
pendamping/asisten.
• Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah
■ Alternatif 3: Berdasarkan asesmen
metode yang biasa dilakukan peserta didik.
yang dilakukan di awal pembelajaran,
Ada kalanya pendidik membagi kelompok
pendidik mengajar seluruh peserta didik
berdasarkan minat (misalnya, kesamaan
di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen
minat permainan olahraga dalam mata
tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik
pelajaran PJOK), melakukan pengamatan
yang belum siap, pendidik memberikan
atau eksperimen dalam mapel IPA secara
pendampingan setelah jam pelajaran
berkelompok yang ditetapkan secara acak
berakhir.
oleh pendidik, dan sebagainya sehingga
pengelompokan berdasarkan kemampuan
Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih
akademik dalam suatu pertemuan adalah hal
strategi pembelajaran sesuai dengan tahap
yang biasa.
capaian peserta didik dari tiga alternatif
pilihan di atas maupun merancang sendiri • Pengelompokan berdasarkan kemampuan
pendekatan yang akan digunakannya. berubah sesuai dengan kompetensi yang
Namun demikian, hal penting yang perlu menjadi kekuatan peserta didik, tidak
diperhatikan dalam melakukan pembelajaran permanen sepanjang tahun atau semester,
terdiferensiasi menurut kesiapan peserta dan tidak berlaku di semua mata pelajaran.
didik tersebut adalah bahwa pengelompokan Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia
peserta didik berdasarkan capaian atau hasil peserta didik A tergabung dalam kelompok
asesmen tidak mengarah pada terbentuknya yang masih butuh bimbingan, tetapi pada
persepsi tentang pengkategorian peserta pelajaran IPA peserta didik A tergabung
didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan dalam kelompok yang sudah mahir.
tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu
hingga kelompok yang dinilai paling rendah dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang
kemampuannya dapat menyebabkan lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa
diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka menjadi salah satu opsi, namun perlu
yang ditempatkan pada kelompok yang dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki
paling marginal akan cenderung menilai diri kompetensi mengajar dan tanggung jawab
mereka sebagai individu yang tidak memiliki memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di
kemampuan untuk belajar sebagaimana teman- pendidik.
temannya yang lain. Demikian pula pendidik • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa
sering tanpa sadar memiliki harapan atau dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya
ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik atau mendalami kompetensi yang dibangun.
yang sudah dianggap kurang berbakat atau Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik
kurang mampu secara akademik. Akibatnya, mengajak peserta didik berdiskusi mengenai
mereka akan terus terpinggirkan. peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap
peran bisa diambil oleh peserta didik secara
bergantian.

38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Dalam proses pembelajaran, salah satu ■ Proses (cara mengajarkan). Proses


diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik pembelajaran dan bentuk pendampingan
adalah diferensiasi berdasarkan konten/ dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta
materi, proses, dan/atau produk yang didik, bagi siswa yang membutuhkan
dihasilkan peserta didik. Sebagai contoh, bimbingan pendidik perlu mengajarkan
ketika mengajarkan materi tertentu, peserta secara langsung, bagi peserta didik
didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan yang cukup mahir dapat diawali dengan
hanya pada 3 (tiga) poin penting saja, Modeling yang dikombinasi dengan kerja
sementara untuk peserta didik yang sudah mandiri, praktik, dan peninjauan ulang
cukup memahami materi dapat mempelajari (review), bagi peserta didik yang sangat
seluruh topik; dan peserta didik yang mahir mahir dapat diberikan beberapa pemantik
dapat melakukan pendalaman materi di luar untuk tugas mandiri kepada peserta didik
materi yang diajarkan. Begitu juga dengan yang sangat mahir.
tagihan atau produk, peserta didik yang
■ Produk (luaran atau performa yang akan
perlu bimbingan dapat bekerja kelompok
dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran
dengan mengumpulkan satu lembar hasil
juga dapat dilakukan melalui produk
kerja, sementara untuk peserta didik yang
yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta
cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima)
didik yang memerlukan bimbingan
lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang sudah mahir dapat mempresentasikan
mengenai konten inti materi, sedangkan
hasil kerja menggunakan power point dengan
bagi peserta didik yang cukup mahir dapat
dilengkapi gambar dan grafis.
membuat presentasi yang menjelaskan
penyelesaian masalah sederhana, dan
Contoh diferensiasi pembelajaran 1 bagi peserta yang sangat mahir bisa
membuat sebuah inovasi atau menelaah
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi permasalahan yang lebih kompleks.
pendidik dapat memilih salah satu atau
kombinasi ketiga cara di bawah ini.

■ Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi


peserta didik yang memerlukan bimbingan
dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting
terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir
dapat mempelajari keseluruhan materi dan
bagi peserta didik yang sudah sangat mahir
dapat diberikan pengayaan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 39
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di
kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling
bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.

Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:

Kesiapan Mayoritas peserta Beberapa peserta didik Beberapa peserta


Belajar didik telah dapat memahami konsep didik belum
memahami konsep keliling, namun belum memahami
keliling dan dapat lancar dalam menghitung konsep keliling.
menghitung keliling keliling bangun datar.
bangun datar.

Pembelajaran • Peserta didik • Pendidik menjelaskan cara menghitung


terdiferensiasi mengerjakan soal- keliling bangun datar
soal yang lebih • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok
menantang yang menghitung keliling bangun datar dengan
mengaplikasikan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
konsep keliling
• Jika mengalami kesulian, peserta didik
dalam kehidupan
diminta mengajukan pertanyaan kepada
sehari-hari.
3 teman sebelum bertanya langsung
• Peserta didik kepada pendidik. Pendidik akan sesekali
bekerja secara mendampingi kelompok untuk memastikan
mandiri dan agar tidak terjadi miskonsepsi.
saling memeriksa
pekerjaan
masing-masing.

*Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak

40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

5 Pengolahan dan Pelaporan


Hasil Asesmen

Ringkasan Bab
Pengolahan Hasil Asesmen

Pelaporan Hasil belajar

A. Pengolahan Hasil Asesmen


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya.

1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan


pembelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan secara yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar,
periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan dengan indikator terdiri atas: 1) mampu
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menguraikan manfaat sumber energi; dan
menjadi capaian dari tujuan pembelajaran 2) mampu melakukan pengamatan sesuai
setiap peserta didik. Pendidik dapat prosedur. Indikator 1 menggunakan teknik
menggunakan data kualitatif sebagai hasil tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator
asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik. 2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen
Namun, dapat juga menggunakan data sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitas, yaitu: 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3)
kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat
mengolah data kuantitatif, baik secara rerata menentukan angka kuantitatif pada setiap
maupun proporsional. kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria
perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup
Contoh: antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya
salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 41
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan
sekitar

Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik


Tujuan Bimbingan
Pembelajaran (0 - 60) (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat manfaat 2 contoh
sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan
kesalahan

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/


tujuan pembelajaran pada kualitas yang esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk
diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria untuk pengolahan hasil asesmen tujuan
ketercapaian kompetensi. pembelajaran dapat disajikan seperti dalam
tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar

Kualitas
Kualitas Bukti Kualitas Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2

Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat 72


sumber energi dan dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan

Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat (59)*


bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan
(55) prosedur pengamatan secara mandiri
meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan

42
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Kualitas
Kualitas Bukti Kualitas Bukti
Nama Deskripsi Nilai
(evidence) 1 (evidence)
Indikator 2

Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 87,5


Baik (95) contoh manfaat sumber energi serta
dapat melakukan prosedur pengamatan
secara mandiri dengan tepat

… … … … …

Zakariya Cukup (65) Baik (75) Mampu menguraikan 1 contoh manfaat (70)
sumber energi serta dapat melakukan
prosedur pengamatan secara mandiri
dengan tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

2. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi


nilai akhir
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan
menjadi bahan yang diolah menjadi nilai akhir penjelasan mengenai kompetensi yang sudah
mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
(biasanya satu semester). Untuk mendapatkan belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak
nilai akhir mata pelajaran tersebut, data lanjut secara ringkas bila ada.
kuantitatif langsung diolah, sedangkan

Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen
formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen
formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi
asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau
tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan
asesmen tersebut.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 43
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh proses pengolahan tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir

1) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)

■ Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan ■ Ketuntasan ditentukan untuk setiap


pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir
pembelajaran untuk B. Indonesia, dan 5 pengolahan nilai sumatif per mata
tujuan pembelajaran untuk mapel Agama pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*)
(contoh hanya 3 mapel, namun cara ini di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal
dapat berlaku untuk semua mapel). ini bertujuan untuk mengkomunikasikan
kepada orang tua dan peserta didik tentang
■ Asumsi: satuan pendidikan menggunakan
tujuan pembelajaran mana yang belum
rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
dituntaskan oleh peserta didik.
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan
pendidikan.

Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56-
100 sudah mencapai ketuntasan.

Nama Peserta Didik : Didi Kelas/Fase : 7/C

No. Mata Pelajaran TP 1 TP 2 TP 3 TP 4 TP 5 TP 6 TP 7 Hasil Akhir

1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 55* 75 90 83 75,75

2 Bahasa Indonesia 67 85 53* 68 90 55* 88

3 Agama 80 60 60 87

... ...

... ...

... ...

*Belum mencapai kriteria ketuntasan

44
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)

a. Perlu bimbingan: peserta didik masih b. Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam
kesulitan dan sangat bergantung pada mencapai sebagian tujuan pembelajaran
bimbingan dalam mencapai tujuan dan perlu menguatkan tujuan
pembelajaran dan belum siap memasuki pembelajaran yang dipelajari sebelum
pembelajaran lebih lanjut. Perlu mengikuti pembelajaran selanjutnya
direkomendasikan untuk menguatkan dengan penekanan pada aspek-aspek yang
tujuan pembelajaran dengan mengikuti belum dikuasai.
remedial.

Baik: peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu siap
mengikuti pembelajaran selanjutnya.

c. Sangat baik: peserta didik mengikuti


pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan
diberikan pengayaan atau tantangan lebih.

Nama Peserta Didik : Didi


Kelas/Fase : 7/C

1 2 3 4

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

Bahasa Indonesia

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

[Mata Pelajaran Lainnya]

Tujuan Pembelajaran 1

Tujuan Pembelajaran 2

Tujuan Pembelajaran 3

...

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 45
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuan
pembelajaran.

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik menjelaskan penguasaan kompetensi pada
dilakukan dengan membandingkan pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik
hasil belajar peserta didik dengan kriteria menguasai semua indikator tanpa banyak
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini menghadapi kesulitan.”
bukan berupa angka, melainkan kalimat yang

Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi


Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku
Asesmen formatif : Observasi pengukuran benda dengan menggunakan
penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku

Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di Sekitarku

Nama Peserta Didik :


Tanggal Pengamatan :

No. Aspek yang diamati Teramati Tidak teramati

Tujuan pembelajaran mapel Matematika

1. Dapat menggunakan alat ukur yang sesuai


secara mandiri

2. Mampu mengidentifikasi ukuran benda


berdasarkan hasil pengukuran

3. Menuangkan hasil pengukuran dalam lembar


kerja

Dengan menggunakan lembar observasi peserta yang telah mencapai atau melebihi
tersebut, pendidik dapat memantau pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau
perkembangan dan memberikan umpan balik. tantangan pembelajaran yang lebih tinggi.
Misalnya, untuk peserta didik yang belum Namun demikian, pendidik dapat memberikan
mencapai tujuan pembelajaran, diberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran
umpan balik seketika dengan memberikan yang membangun peserta didik secara utuh,
motivasi dan informasi tambahan atau bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar
memberikan arahan secara bertahap. Untuk mapel yang disasar.

46
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh asesmen formatif dengan rubrik

Penilaian Kinerja : “Ayo Ukur Tinggi Badan Temanmu”


Tujuan pembelajaran : Mengukur tinggi badan dengan menggunakan satuan baku (cm)
Instrumen : Rubrik penilaian kinerja pengukuran tinggi badan dengan satuan baku

Skor
Indikator
1 2 3 4
Melakukan Kesulitan untuk Dapat memilih Dapat memilih Dapat memilih
pengukuran memilih dan alat ukur alat ukur yang dan menggunakan
menggunakan yang sesuai, sesuai, namun alat ukur secara
alat ukur namun masih masih kesulitan mandiri
kesulitan dalam dalam mengukur
menggunakan beberapa objek
alat ukur dengan bentuk
yang sulit
Hasil Kesulitan Hasil pengukuran Hasil pengukuran Dapat
Pengukuran mengidentifikasi sebagian besar sebagian kecil mengidentifikasi
hasil pengukuran belum akurat belum akurat hasil pengukuran
(untuk objek- secara akurat
objek dengan
bentuk yang sulit)

Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur Pendidik dapat memberikan umpan balik sesuai
ketercapaian peserta didik. Karena asesmen ini dengan kesulitan yang diamati. Peserta didik
merupakan asesmen formatif sehingga rubrik juga dapat diajak berdiskusi tentang apa yang
ini digunakan untuk memberikan umpan balik bisa dilakukan untuk memperbaiki prosesnya.
kepada peserta didik. Pendidik juga dapat Pendidik dapat memberikan rekomendasi yang
memberikan rubrik ini sebagai asesmen diri dan perlu dilakukan peserta didik untuk dapat
mengajak peserta didik untuk merefleksikan meningkatkan skornya. Bagi peserta didik
prosesnya. yang sudah terlatih, mereka dapat menilai diri
dan menentukan langkah tindak lanjut atau
tantangan lebih.

Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan asesmen sumatif, sementara asesmen formatif
memanfaatkan hasil formatif dan sumatif. sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa
Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen data atau informasi yang bersifat kualitatif,
yang berupa angka (kuantitatif) serta data hasil digunakan sebagai umpan balik untuk
asesmen yang berupa narasi (kualitatif). perbaikan pembelajaran sekaligus sebagai
bahan pertimbangan menyusun deskripsi
Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka capaian kompetensi.
(kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 47
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Pengolahan Nilai Rapor:


Contoh data kuantitatif

Contoh Pengolahan Data Kualitatif

► SMP
Contoh di bawah ini adalah pada mata capaian peserta didik. Nilai akhir semester
pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian
teknologi informasi dan komunikasi, selama peserta didik yang menunjukkan adanya hal-hal
satu semester peserta didik mempelajari materi yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh
tentang antarmuka grafis, surat elektronik, peserta didik.
peramban web dan mesin telusur, manajemen
folder dan file, membuat dokumen dengan Tabel di bawah ini menunjukkan contoh
aplikasi perkantoran. Guru telah melakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai
lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran kualitatif pada akhir semester berdasarkan
yang dicapai pada semester tersebut dan satu indikator-indikator yang dicapai oleh setiap
kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan peserta didik.
dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai

48
Lingkup Materi/Tujuan Pembelajaran

Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)

Nama Peserta didik Peserta didik Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik
Sumatif Akhir Nilai Akhir
Peserta mampu menjelaskan mampu menerapkan menggunakan membuat dan mampu membuat
Semester (Teori) Semester
Didik antarmuka surel untuk peramban untuk mengelola folder dokumen dan
berbasis grafis berkomunikasi mencari, dan dan file dengan presentasi dengan
dan komponen- dengan baik dan memilah informasi. terstruktur sehingga menggunakan
komponennya. santun, dengan memudahkan akses fitur dasar aplikasi
bahasa yang sesuai. yang efisien perkantoran

Ahmad terampil mampu membuat terampil melakukan mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan surel, tapi belum pencarian folder, namun menggunakan penggunaan mempraktikan
antarmuka berbasis santun dalam menggunakan belum mampu fitur dasar aplikasi aplikasi peramban, penggunaan
grafis dan mampu berbahasa peramban, namun mengelola file secara perkantoran untuk dan perkantoran aplikasi peramban
menjelaskan belum pandai terstruktur membuat dokumen dalam lingkungan dan perkantoran
komponen- memilah informasi dan presentasi antarmuka berbasis dalam lingkungan
komponennya pada grafis antarmuka berbasis
orang lain grafis, namun perlu
bimbingan dalam
sikap dan karakter
penggunaan
teknologi dan
masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan
aplikasi pengelolaan
berkas

Baim terampil Mampu Perlu bimbingan Mampu membuat Perlu bimbingan Memahami Terampil
menggunakan menggunakan surel dalam melakukan dan mengelola file dalam membuat penggunaan mempraktikan
antarmuka berbasis dan berkomunikasi pencarian dan folder secara dokumen dan aplikasi pengelolaan penggunaan aplikasi
grafis dan mampu secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, namun pengelolaan berkas,
menjelaskan peramban menggunakan perlu meningkatkan namun masih perlu
komponen- fitur dasar aplikasi pemahaman bimbingan dalam

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
komponennya pada perkantoran penggunaan menggunakan
orang lain aplikasi peramban, aplikasi peramban,
dan perkantoran dan perkantoran
dalam lingkungan dalam lingkungan
antarmuka berbasis antarmuka berbasis
grafis grafis aplikasi
peramban

49
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
50
Lingkup Materi/Tujuan Pembelajaran

Sumatif 1 (Praktik) Sumatif 2 (Praktik) Sumatif 3 (Praktik) Sumatif 4 (Praktik) Sumatif 5 (Praktik)

Nama Peserta didik Peserta didik Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik
Sumatif Akhir Nilai Akhir
Peserta mampu menjelaskan mampu menerapkan menggunakan membuat dan mampu membuat
Semester (Teori) Semester
Didik antarmuka surel untuk peramban untuk mengelola folder dokumen dan
berbasis grafis berkomunikasi mencari, dan dan file dengan presentasi dengan
dan komponen- dengan baik dan memilah informasi. terstruktur sehingga menggunakan
komponennya. santun, dengan memudahkan akses fitur dasar aplikasi
bahasa yang sesuai. yang efisien perkantoran

Cepy terampil mampu membuat terampil melakukan mampu membuat Terampil Memahami Terampil
menggunakan surel untuk pencarian folder, namun belum menggunakan penggunaan mempraktikkan
antarmuka berbasis berkomunikasi menggunakan mampu mengelola fitur dasar aplikasi aplikasi peramban, penggunaan
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

grafis dan mampu secara santun dalam peramban dan file secara perkantoran untuk dan perkantoran aplikasi peramban
menjelaskan berbahasa pandai memilah terstruktur membuat dokumen dalam lingkungan dan perkantoran
komponen- informasi dan presentasi antarmuka berbasis dalam lingkungan
komponennya pada grafis antarmuka
orang lain berbasis grafis,
namun masih perlu
bimbingan dalam
menggunakan
aplikasi pengelolaan
berkas

Zoni terampil Mampu Perlu bimbingan Perlu bimbingan Perlu bimbingan Memahami Perlu bimbingan
menggunakan menggunakan surel dalam melakukan untuk mengelola file dalam membuat penggunaan dalam
antarmuka berbasis dan berkomunikasi pencarian dan folder secara dokumen dan aplikasi pengelolaan menggunakan
grafis dan mampu secara santun menggunakan terstruktur presentasi berkas, namun aplikasi pengelolaan
menjelaskan peramban menggunakan perlu meningkatkan berkas, peramban,
komponen- fitur dasar aplikasi pemahaman dan perkantoran
komponennya pada perkantoran penggunaan dalam lingkungan
orang lain aplikasi peramban, antarmuka berbasis
dan perkantoran grafis aplikasi
dalam lingkungan peramban
antarmuka berbasis
grafis
► SMK
Contoh dibawah ini adalah pada SMK konsentrasi keahlian Teknik Instalasi menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang
Tenaga Listrik, selama satu semester peserta didik mempelajari materi menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh
instalasi motor listrik satu fasa jenis rotor sangkar. Guru telah melakukan peserta didik.
empat kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester
tersebut, dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk
bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir semester mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester.

Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar

Sumatif 1 (Teori) Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)


Nama Memahami jenis dan Memahami macam- Memahami prinsip kerja Menerapkan prosedur Sumatif Akhir Semester
Peserta karakteristik motor macam pengendali komponen pengendali pemasangan instalasi Nilai Akhir Semester
(Teori)
Didik listrik motor listrik motor listrik pengendali motor listrik
dengan elektromagnetik
untuk pengasutan
motor listrik

Abdul Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Sudah memahami
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor materi dan praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor instalasi motor listrik 1
penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar fasa rotor sangkar
dan reverse motor listrik penguncian,
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan sakelar
push button dan
kontaktor magnetik

Bara Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Hanya mampu Sudah memahami Masih perlu bimbingan
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan membuat rangkaian karakteristik motor listrik dalam instalasi
rotor sangkar pengasutan dan kontaktor magnetik pengendalian motor 1 fasa rotor sangkar motor listrik 1 fasa

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
penguncian motor listrik listrik satu fasa dengan rangkaian pengasutan rotor sangkar untuk
satu fasa. Namun, masih fitur pengasutan dan penguncian, namun pengendalian forward
perlu bimbingan untuk dan penguncian perlu bimbingan dalam dan reverse
rangkaian forward dan menggunakan sakelar rangkaian forward dan
reverse motor listrik satu push button dan reverse.
fasa kontaktor magnetik.
Namun belum mampu
untuk fitur forward dan

51
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

reverse
52
Materi Instalasi Motor Listrik Satu Fasa Jenis Rotor Sangkar

Sumatif 1 (Teori) Sumatif 2 (Teori) Sumatif 3 (Teori) Sumatif 4 (Praktik)


Nama Memahami jenis dan Memahami macam- Memahami prinsip kerja Menerapkan prosedur Sumatif Akhir Semester
Peserta karakteristik motor macam pengendali komponen pengendali pemasangan instalasi Nilai Akhir Semester
(Teori)
Didik listrik motor listrik motor listrik pengendali motor listrik
dengan elektromagnetik
untuk pengasutan
motor listrik

Choiril Belum memahami Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Masih perlu memahami
karakteristik motor pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor karakteristik motor
listrik satu fasa rotor pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor listrik 1 fasa rotor
sangkar penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar namun belum sangkar
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

dan reverse motor listrik penguncian, memahami karakteristik


satu fasa forward, dan reverse motornya
menggunakan
komponen
pengandalian sakelar
push button dan
kontaktor magnetik

Zulfikar Memahami karakteristik Memahami rangkaian Memahami cara kerja Membuat rangkaian Sudah memahami Sudah memahami
motor listrik satu fasa pengendalian sakelar push button dan pengendalian motor materi instalasi motor materi dan praktik
rotor sangkar pengasutan, kontaktor magnetik listrik satu fasa dengan listrik 1 fasa rotor instalasi motor listrik 1
penguncian, forward, fitur pengasutan, sangkar fasa rotor sangkar
dan reverse motor listrik penguncian,
satu fasa forward, dan reverse
menggunakan
komponen
pengandalian sakelar
push button dan
kontaktor magnetik
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

D. Pelaporan Hasil Belajar


Pelaporan hasil penilaian atau asesmen Rapor peserta didik PAUD minimal meliputi
dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan komponen:
belajar, yang berupa laporan hasil belajar,
yang disusun berdasarkan pengolahan hasil 1. Identitas peserta Didik,
Penilaian. Laporan hasil belajar paling sedikit 2. Nama satuan pendidikan,
memberikan informasi mengenai pencapaian 3. Kelompok usia,
hasil belajar peserta didik. Pada PAUD, selain
4. Semester,
memuat informasi tersebut, laporan hasil
belajar juga memuat informasi mengenai 5. perkembangan dan pertumbuhan anak,
pertumbuhan dan perkembangan anak. 6. Deskripsi perkembangan capaian
pembelajaran, dan
Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil 7. Refleksi orang tua.
belajar dalam bentuk rapor.
Komponen rapor peserta didik SD/MI, SMP/
Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesmen MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat
di atas, laporan hasil belajar hendaknya bersifat minimal memuat informasi mengenai:
sederhana dan informatif, dapat memberikan
informasi yang bermanfaat dan kompetensi 1. Identitas peserta didik,
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi 2. Nama satuan pendidikan,
pendidik, satuan pendidikan dan orang tua
3. Kelas,
untuk mendukung capaian pembelajaran.
4. Semester,
Pada PAUD, laporan hasil belajar dapat juga 5. Mata pelajaran,
ditambahkan informasi tentang tumbuh 6. Nilai,
kembang anak. Dalam format laporan terakhir,
7. Deskripsi,
selain laporan ketercapaian CP, ada juga
informasi tentang tinggi dan berat badan anak, 8. Catatan guru,
kepemilikan NIK serta refleksi orang tua tentang 9. Presensi, dan
perkembangan anak. 10. Kegiatan ekstrakurikuler.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 53
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK mekanisme dan format pelaporan hasil belajar
atau sederajat, satuan pendidikan dan pendidik kepada orang tua/wali. Pelaporan hasil
memiliki keleluasaan untuk menentukan belajar disampaikan sekurang-kurangnya pada
deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang setiap akhir semester. Di samping itu, satuan
diperoleh peserta didik. Satuan pendidikan pendidikan menyampaikan rapor peserta didik
memiliki keleluasaan untuk menentukan secara berkala melalui e-rapor/dapodik.

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut
sebagai berikut.

Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi
dan terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian
kompetensi terendah ditantai dengan warna merah.

Capaian tertinggi Capaian terendah

1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Kimia


SMA/MA/Program Paket C Setiap Fase

1. Fase E (Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program


Paket C)

Pada akhir fase E, peserta didik memliki kemampuan


untuk merespon isu-isu global dan berperan aktif
dalam memberikan penyelesaian masalah.
Kemampuan tersebut antara lain mengidentifikasi,
mengajukan gagasan, merancang solusi, mengambil
keputusan, dan mengkomunikasikan dalam bentuk
projek sederhana atau simulasi visual menggunakan
aplikasi teknologi yang tersedia terkait ...

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)


Fase E Berdasarkan Elemen

Nama : Kelas :X
Elemen Capaian Pembelajaran NISN : Fase :E
Sekolah : Semester :2
Alamat : Tahun Pelajaran :
Pemahaman Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki
Biologi kemampuan menciptakan solusi atas
Nilai
permasalahan-permasalahan No. Mata Pelajaran Akhir Capaian Kompetensi
berdasarkan isu lokal, nasional atau
global terkait pemahaman 1. Pendidikan Agama dan ... ...
Budi Pekerti
keanekaragaman makhluk hidup dan
peranannya, virus dan peranannya, ... ... ... ...
inovasi teknologi biologi, komponen
ekosistem, dan interaksi antarkomponen, 5. Ilmu Pengetahuan Alam 80 Menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi,
(Fisika, Kimia, Biologi) berkomunikasi dan mengajukan gagasan, terkait
serta perubahan lingkungan.
dengan inovasi teknologi biologi, komponen
ekosistem, interaksi antarkomponen, dan perubahan
lingkungan; menjelaskan fenomena pemanasan
Pemahaman Peserta didik mampu mendeskripsikan global; menuliskan reaksi kimia, perubahan iklim
Fisika gejala alam dalam cakupan dan pemanasan global, serta pencemaran
lingkungan.
keterampilan proses dalam pengukuran,
perubahan iklim dan pemanasan global, Perlu bimbingan dalam kemampuan merancang
pencemaran lingkungan, energi solusi, dan mengambil keputusan serta penguatan
dalam menerapkan hukum-hukum dasar kimia.
alternatif, dan pemanfaatannya.

... ... ... ...


Pemahaman Peserta didik mampu mengamati,
Kimia menyelidiki dan menjelaskan fenomena
sesuai kaidah kerja ilmiah dalam
menjelaskan konsep kimia dalam
kehidupan sehari hari; menerapkan
konsep kimia dalam pengelolaan
lingkungan termasuk menjelaskan
fenomena pemanasan global;
menuliskan reaksi kimia dan
menerapkan hukum-hukum dasar kimia;
memahami struktur atom dan
aplikasinya dalam nanoteknologi.

54
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

2) Penyusunan deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajaran

ATP Fisika Fase E Semester 2


Format Laporan Hasil Belajar (Rapor)
5. Menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak, dan
solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan global Nama : Kelas :X
dalam kehidupan sehari-hari. NISN : Fase :E
Sekolah : Semester :2
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
ATP Kimia Fase E Semester 2 No. Mata Pelajaran Akhir Capaian Kompetensi

1. Pendidikan Agama dan ... ...


9. Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang Budi Pekerti
berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan ... ... ... ...
isu global.
5. Ilmu Pengetahuan Alam 80 Fisika:
10. Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara (Fisika, Kimia, Biologi) Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau
isu global. menyajikan hasil analisis gejala, penyebab, dampak,
dan solusi atas perubahan iklim, serta pemanasan
global dalam kehidupan sehari-hari.

Kimia:
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
11. Menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif - menyajikan rumus kimia dan nama senyawa
berdasarkan hukum dasar kimia. kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau
solusi permasalahan isu global; dan
12. Merancang, melaksanakan serta mempresentasikan - menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap
setara yang berkaitan dengan fenomena alam
percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar sehari-hari atau isu global.
kimia.
Perlu penguatan dalam Menganalisis suatu
fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan
hukum dasar kimia, merancang, melaksanakan serta
mempresentasikan percobaan kimia dalam
ATP Biologi Fase E Semester 2 penerapan hukum-hukum dasar kimia.

Biologi:
Menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam
10. Menganalisis bioteknologi yang dapat diterapkan
dalam pelestarian keanekaragam hayati, khususnya - menganalisis bioteknologi yang dapat
mengatasi kelangkaan keanekaragaman hayati dengan diterapkan dalam pelestarian keanekaragaman
hayati;
menyajikan bagan proses bioteknologi dari hasil telaah - mengidentifikasi komponen ekosistem dengan
artikel. menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem
di lingkungan sekitarnya;
11. Mengidentifikasi komponen ekosistem dengan - menyusun jaring-jaring makanan atau rantai
makanan dan hasil pengamatan ekosistem yang
menyajikan laporan hasil pengamatan ekosistem di ada di lingkungan sekitar;
lingkungan sekitarnya. - menganalisis interaksi yang terjadi antar
komponen ekosistem dengan menyajikan data
hasil pengamatan di lingkungan sekitar;
12. Menyusun jaring-jaring makanan atau rantai makanan - mengidentifikasi perubahan lingkungan yang
dari hasil pengamatan ekosistem yang ada di lingkungan terjadi di sekitarnya dengan menyajikan laporan
sekitar. hasil pengamatan; dan
- mendeskripsikan bioteknologi yang dapat
diterapkan dalam mengatasi perubahan
13. Menganalisis interaksi yang terjadi antar komponen lingkungan dengan menyajikan diagram dari
ekosistem dengan menyajikan data hasil pengamatan hasil kajian literatur atau wawancara.
di lingkungan sekitar. Perlu bimbingan dalam kemampuan menciptakan
solusi terhadap permasalahan lingkungan yang ada
di sekitarnya dengan melakukan projek sederhana.
14. Mengidentifikasi perubahan lingkungan yang terjadi di
sekitarnya dengan menyajikan laporan hasil
pengamatan.

15. Menganalisis penyebab dan dampak negatif dari


perubahan lingkungan dengan menyajikan data hasil
kajian literatur atau pengamatan atau wawancara.

16. Mendeskripsikan bioteknologi yang dapat diterapkan


dalam mengatasi perubahan lingkungan dengan
menyajikan diagram dari hasil kajian literatur atau
wawancara.

17. Menciptakan solusi terhadap permasalahan lingkungan


yang ada di sekitarnya dengan melakukan projek
sederhana.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 55
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

3) Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari materi


yang sudah diberikan

Sumatif Lingkup Materi Sumatif Akhir Semester*

Cuaca di Nama-nama Konsep Membedakan NA Sumatif Nilai Rapor


NA (Rerata S + AS)
Nama Sekitarku Hari dan Bulan Waktu Siang-malam Non Akhir
Sumatif Tes
Murid Tes Semester
(S) *pembulatan
Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 (AS) normal

Edo 85 76 60 83 76t - 75 75 75,5

Nama : Edo

Ilmu Pengetahuan Alam Menunjukkan penguasaan yang baik dalam memprediksi kondisi cuaca
dan membedakan siang-malam.
75,5
Perlu pendampingan dalam memahami konsep waktu jam, menit, detik,
perlu pembimbingan lebih lanjut agar kemampuan tersebut dikuasai secara
konsisten.

56
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh Rapor SD

Gambar 5.1. Contoh format rapor SD

Catatan :
1. Format rapor di atas dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-masing jenjang.
2. Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi yang sudah
dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi ditulis menggunakan kalimat positif
dan memotivasi.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 57
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Untuk melengkapi pelaporan, satuan pendidikan dapat juga menambahkan bentuk laporan lainnya,
seperti portofolio, diskusi/konferensi, pameran karya, dan skill passport.

a. Portofolio
Portofolio bertujuan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik melalui dokumentasi hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan
hasil diskusi dengan pendidik. Portofolio juga perlu dilengkapi refleksi pendidik dan peserta didik
terhadap pencapaian pembelajaran selama ini.

Gambar 5.2. Contoh Portofolio


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta dan SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta)

58
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

b. Diskusi/Konferensi
Diskusi/konferensi bertujuan untuk berbagi informasi capaian hasil belajar antara pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Diskusi/konferensi dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.

Gambar 5.3. Contoh Kegiatan Diskusi/ Konferensi


(Sumber foto: Sekolah Cikal Cilandak, Jakarta)

c. Pameran Karya
Pameran karya berperan sebagai bentuk perayaan proses belajar dan juga sebagai asesmen sumatif.
Dalam pelaksanaan pameran karya, orang tua, komunitas sekolah, peserta didik, dan pendidik dari
sekolah lain dapat diundang untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas.

Gambar 5.4. Contoh Kegiatan Pameran Karya


(Sumber foto: SDN 164 Karangpawulang, Bandung, Jawa Barat)

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 59
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

d. Skill Pasport
Skill passport merupakan catatan kompetensi yang dikuasai selama peserta didik belajar di SMK dan
dunia kerja. Skill passport memudahkan peserta didik, pendidik, dan dunia kerja untuk menerapkan
pengendalian berbasis identitas melalui catatan uji kompetensi yang dapat diverifikasi.

Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Satuan pendidikan memiliki keleluasaan Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap


untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. capaian peserta didik menjadi salah satu praktik
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran
yang mencerminkan pencapaian peserta didik adalah salah satu alasan mengapa peserta
pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler didik dapat terus naik kelas bersama teman-
serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran. teman sebayanya meskipun ia dinilai belum
sepenuhnya mencapai kompetensi yang
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase
didik sebagai dasar penentuan kenaikan sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif. ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta Ilustrasi berikut diharapkan dapat menjelaskan
didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan bagaimana proses belajar dalam suatu fase
membandingkan pencapaian hasil belajar dan lintas fase dapat berjalan seiring dengan
peserta didik dengan kriteria ketercapaian kenaikan kelas.
tujuan pembelajaran.

60
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Ilustrasi 1: kenaikan kelas dalam fase yang Ilustrasi 2: kenaikan kelas antara dua fase
sama. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab III, yang berbeda. Contoh lain adalah kenaikan
pendidik menyusun alur tujuan pembelajaran kelas dari Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C).
dalam satu fase secara kolaboratif. Sebagai Apabila terdapat peserta didik yang belum
contoh, guru Kelas III perlu berkolaborasi mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
dengan guru Kelas IV dalam menyepakati alur Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru
tujuan pembelajaran yang akan digunakan. Kelas V sejak awal tahun ajaran. Informasi
Mereka kemudian menyepakati tujuan-tujuan tentang tahap capaian peserta didik ini perlu
pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan
III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan juga diidentifikasi melalui asesmen di awal
dipelajari di Kelas IV. pembelajaran Kelas V. Untuk peserta didik yang
belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat
Ketika ada peserta didik yang tidak dapat mengulang konsep atau materi pelajaran
mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang belum dikuasai peserta didik sebelum
hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka peserta didik tersebut mempelajari materi yang
guru kelas III perlu menyampaikan hal tersebut terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase
kepada guru Kelas IV agar pembelajaran di C. Dengan demikian, peserta didik dapat terus
kelas IV tersebut dapat menyesuaikan dengan naik kelas.
kebutuhan peserta didik. Selain itu, pada
awal tahun ajaran guru pun dianjurkan untuk
melakukan asesmen di awal pembelajaran
untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik tadi dapat terus
naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas III.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria
dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic
promotion). Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat
sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching
at the right level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam
setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat
mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya
menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.

Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada Dalam proses penentuan peserta didik tidak
mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan
sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak
rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila
aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa seluruh pertimbangan dan perlakuan telah
peserta didik tersebut masih memiliki tujuan dilaksanakan. Banyak penelitian menunjukkan
pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas bahwa tinggal kelas tidak memberikan
berikutnya. manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan
cenderung memberikan dampak buruk

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 61
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & untuk menetapkan peserta didik tidak naik
Mantiri, 2022; OECD, 2020; Powell, 2010). Di kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya
berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara dipertimbangkan dengan sangat hati-hati
empiris tidak meningkatkan prestasi akademik mengingat dampaknya terhadap kondisi
peserta didik, terutama yang mengalami psikologis peserta didik. Selain itu, tinggal kelas
kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, skor juga memberatkan secara ekonomi. Hasil tes
capaian kognitif peserta didik yang pernah PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai
tinggal kelas secara statistik lebih rendah negara, mayoritas siswa yang pernah tidak
dibandingkan mereka yang tidak pernah naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas
tinggal kelas (OECD, 2021). Hal ini menunjukkan menengah ke bawah (OECD, 2020). Ketika
bahwa mengulang pelajaran yang sama selama mereka tinggal kelas, biaya untuk mengulang
satu tahun tidak membuat peserta didik satu tahun belajar memberatkan keluarga
memiliki kemampuan akademik yang setara sehingga mereka semakin rentan putus sekolah.
dengan teman-temannya, melainkan tetap
lebih rendah. Hal ini dimungkinkan karena yang Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas
dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah adalah kebijakan yang tidak efisien. Peserta
pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, didik harus mengulang semua mata pelajaran
bantuan belajar yang lebih intensif, waktu yang untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal
sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan
seluruh pelajaran selama setahun. belajar mereka. Berikut ini adalah contoh-
contoh isu yang biasanya menjadi faktor
Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat pendorong keputusan tidak naik kelas, serta
banyak mata pelajaran yang tidak tercapai alternatif solusi yang lebih sesuai dengan
oleh peserta didik dan/atau terkait isu sikap perkembangan dan kesejahteraan (well-being)
dan karakter peserta didik, maka satuan peserta didik.
pendidikan dapat menetapkan mekanisme

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai tujuan Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya
pembelajaran yang belum tuntas dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan
(ada tujuan-tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).

62
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Contoh isu Pertimbangan yang bisa diambil sekolah

Peserta didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan


masalah absen/ketidakhadiran ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi
yang banyak (Banyaknya jumlah keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena
ketidakhadiran disepakati oleh alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka
satuan pendidikan) dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus.

Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil


kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap
yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya,
permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam
jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau
behavior treatment lain.

Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat


mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak
terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik
di akhir semester.

Keterlambatan psikologis, Peserta didi bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan
perkembangan, dan/atau catatan peserta didik perlu mendapat bimbingan dalam
kognitif memahami pelajaran dan/ atau mendapatkan layanan
konseling

Mekanisme Kelulusan
Untuk menilai pencapaian hasil belajar Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan
peserta didik sebagai dasar kelulusan dapat kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan.
berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan
dialkukan dalam bentuk tes tulis, tugas untuk dilakukan dengan mempertimbangkan
performa, portofolio, atau kombinasi. Penilaian laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian hasil belajar peserta didik untuk pencapaian peserta didik pada semua mata
kelulusandilakukan dengan membandingkan pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan pada:
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar
Penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh atau bentuk lain yang sederajat; dan
satuan pendidikan dilaksanakan pada semester b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah
ganjil dan/atau semester genap pada akhir menengah pertama atau bentuk lain yang
jenjang dengan mempertimbangkan capaian sederajat dan sekolah menengah atas atau
kompetensi lulusan. bentuk lain yang sederajat.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 63
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan/ Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan/
program pendidikan setelah: program pendidikan yang bersangkutan.

a. menyelesaikan seluruh program Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/
pembelajaran; dan program pendidikan diberikan ijazah. Ijazah
b. mengikuti penilaian sumatif yang diberikan pada akhir semester genap pada
diselenggarakan oleh satuan pendidikan. setiap akhir jenjang. Ketentuan mengenai
ijazah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Catatan:

• Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah
menyelesaikan fase pondasi (PAUD) dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar
dalam STPPA.
• Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran
dan bukan hanya di akhir semester/tahun, misalnya terhadap permasalahan kehadiran,
seharusnya tidak diketahui di akhir tahun; namun sudah ada intervensi sebelumnya.
• Kenaikan kelas/kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja sama
dengan orangtua untuk mendeteksi permasalahan di sepanjang proses pembelajaran.
Dengan demikian jika ditemui permasalahan, maka dapat segera diatasi dan diberikan
intervensi.
• Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi
untuk membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan pada sepanjang proses
pembelajaran.

64
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

6 Refleksi dan Tindak Lanjut


Pembelajaran dan Asesmen

Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data Asesmen terhadap perencanaan pembelajaran
administratif yang kurang bermanfaat untuk dapat dilakukan dengan cara (Permendikbud
peningkatan kualitas pembelajaran dan Nomor 16 Tahun 2022) sebagai berikut.
asesmen. Hasil asesmen peserta didik pada
periode waktu tertentu dapat dijadikan sebagai 1. Refleksi diri terhadap perencanaan dan
umpan balik bagi pendidik untuk melakukan proses pembelajaran.
refleksi dan evaluasi. 2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang
dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala
Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik.

Refleksi Diri
Pendidik perlu melakukan refleksi diri terhadap 3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran asesmen yang berhasil?
dan asesmen yang telah dilakukan. Pendidik 4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan
yang bersangkutan perlu melakukan refleksi asesmen yang perlu peningkatan?
paling sedikit satu kali dalam satu semester.
5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini
untuk hal yang lebih baik tahun depan?
Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses
perencanaan dan proses pembelajaran, 6. Apa saja tantangan terbesar yang saya
pendidik dapat menggunakan pertanyaan- hadapi dalam semester/tahun ini?
pertanyaan berikut untuk membantu 7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangan-
melakukan proses refleksi. tantangan tersebut?

1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditambah


ini? dan dikembangkan sendiri sesuai dengan
2. Apa yang saya sukai dari proses belajar kebutuhan. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan
mengajar semester/tahun ini? ini juga dapat digunakan oleh sesama pendidik
dan kepala sekolah.

Refleksi Sesama Pendidik


Penilaian oleh sesama pendidik merupakan dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi
asesmen oleh sesama pendidik atas diri, refleksi sesama pendidik dilakukan paling
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sedikit satu kali dalam satu semester.
yang dilakukan oleh pendidik yang
bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk Berikut adalah tiga hal yang dapat dilakukan
membangun budaya saling belajar, kerja sama oleh sesama peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 65
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (dapat menggunakan/


menyesuaikan pertanyaan untuk refleksi diri).
2. Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Refleksi oleh Kepala Sekolah


Penilaian oleh kepala sekolah bertujuan sebagai berikut:

1. Membangun budaya reflektif, merupakan 2. Memberi umpan balik yang konstruktif,


kegiatan yang dilakukan untuk mendorong merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
terjadinya refleksi atas proses pembelajaran kepala Satuan Pendidikan untuk memberi
secara terus menerus dan menjadi masukan, saran, dan keteladanan kepada
bagian yang menjadi bagian yang tidak pendidik untuk peningkatan kualitas
terpisahkan dari proses pembelajaran itu pembelajaran.
sendiri.

Untuk Kepala Sekolah:


Kepala sekolah dapat memfasilitasi pendidik dalam proses refleksi. Dengan mengadakan diskusi
tentang apa yang perlu dilakukan sekolah untuk membantu proses pembelajaran. Kepala
Sekolah dapat pula memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk peningkatan kualitas
pembelajaran dan asesmen. Kepala sekolah dapat juga secara acak masuk untuk observasi
untuk melihat langsung proses pembelajaran di dalam kelas.

Untuk Pengawas:
Pada saat Pengawas melakukan kunjungan, diharapkan dapat mendampingi Pendidik dalam
melakukan refleksi. Refleksi ini bisa dalam bentuk refleksi dialogis dan bersifat nonjudgmental.
Dengan kata lain, guru diajak berdialog dan berpikir terbuka namun tanpa harus menghakimi
atau menyalahkan. Dalam proses refleksi, pengawas tidak dianjurkan meminta laporan
administrasi yang membebani Pendidik.

Refleksi oleh Peserta Didik


Penilaian oleh peserta didik bertujuan sebagai berikut.

1. Membangun kemandirian dan tanggung 3. Membangun suasana pembelajaran yang


jawab dalam proses pembelajaran dan partisipatif dan untuk memberi umpan
kehidupan sehari-hari. balik kepada pendidik dan peserta didik.
2. Membangun budaya transparansi, 4. Melatih peserta didik untuk mampu
objektivitas, saling menghargai, dan berpikir kritis.
mengapresiasi keragaman pendapat dalam
menilai proses pembelajaran.

66
Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen

Dalam pelaksanaannya pendidik dapat Setelah pendidik melakukan refleksi dan


membuat questioner yang dapat memberikan mendapatkan masukan dari sesama pendidik,
informasi tentang evaluasi perencanaan dan kepala sekolah, pengawas/penilik, dan peserta
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi didik; pendidik kemudian menyusun rencana
ini paling sedikit dilakukan satu kali dalam satu perbaikan-perbaikan kualitas pembelajaran.
semester. Dengan demikian, pendidik akan terus
meningkatkan kualitas pengajaran yang
bermuara pada kualitas/mutu peserta didik.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 67
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

7 Tahapan Implementasi
Kurikulum Merdeka Sesuai
Kesiapan Pendidik dan
Satuan Pendidikan

Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, dalam mengimplementasikan kurikulum.


termasuk kurikulum, adalah suatu proses Kemampuan untuk terus belajar merupakan
yang kompleks. Pemerintah memandang modal penting bagi pendidik, termasuk dalam
bahwa implementasi kurikulum adalah suatu mengimplementasikan kurikulum. Ia tidak
proses pembelajaran yang panjang sehingga harus langsung fasih dalam menerapkannya,
pendidik dan satuan pendidikan diberikan melainkan melalui tahapan-tahapan.
kesempatan untuk mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan Tahapan-tahapan ini dikembangkan sebagai
masing-masing. Seperti halnya peserta langkah atau proses belajar untuk melakukan
didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan perubahan atas praktik pembelajaran dan
dan tahap capaian mereka, pendidik dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik
satuan pendidikan juga perlu belajar saat mereka menggunakan Kurikulum
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Merdeka. Secara teknis pendidik dapat
sesuai dengan kesiapan masing-masing, mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
dan berangsur-angsur semakin mahir dalam pada tahap yang berbeda. Namun demikian,
menggunakannya. secara filosofis setiap tahapan dirancang agar
pendidik tetap mengacu pada prinsip-prinsip
Seperti halnya Capaian Pembelajaran (CP) pembelajaran dan asesmen (Bab II). Sebagai
yang dirancang per fase dan dimulai dari contoh yang diperlihatkan dalam Tabel 7.1,
kompetensi yang paling sederhana, tahapan- pembelajaran sesuai tahap capaian peserta
tahapan implementasi kurikulum juga didik perlu dilakukan. Namun demikian,
dikembangkan untuk membantu pendidik implementasinya tidak harus langsung pada
dan satuan pendidikan dalam menetapkan pengelompokkan peserta didik. Sebagian
target implementasi Kurikulum Merdeka. pendidik yang kesulitan untuk melakukan
Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan pengelompokan, dapat mempelajarinya dengan
tentu berbeda-beda, oleh karena itu tahapan menerapkan model yang paling sederhana,
implementasi ini dirancang agar setiap yaitu dengan melakukan asesmen di awal
pendidik dapat dengan percaya diri mencoba pembelajaran dan kemudian menjadi peka akan
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. adanya kebutuhan belajar yang berbeda-beda.
Rasa percaya diri yang dimaksud merupakan
keyakinan bahwa pendidik dapat terus Tabel 7.1 memperlihatkan bagaimana aspek-
belajar dan mengembangkan kemampuan aspek dalam Kurikulum Merdeka dapat
dirinya untuk melakukan yang terbaik diterapkan secara bertahap. Tabel ini dapat

68
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

digunakan oleh satuan pendidikan dan/atau ■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai


pemerintah serta organisasi atau lembaga yang bahan refleksi diri tentang kesiapan
berperan dalam mendukung implementasi pendidik dan/atau satuan pendidikan
kurikulum di satuan pendidikan dan daerah. sehingga tidak digunakan sebagai alat/
Adanya pentahapan ini menunjukkan instrumen untuk mengukur kinerja
bahwa satuan pendidikan dapat mulai pendidik dan/atau satuan pendidikan
mengimplementasikan pada tahap yang yang membawa dampak pada karier atau
lebih rendah dibandingkan dengan satuan kesejahteraan mereka. Implementasi sesuai
pendidikan lain, namun pelaksanaannya tetap tahapan yang disepakati bersama tidak
berpegang pada prinsip-prinsip perancangan seharusnya memberikan dampak apapun
kurikulum yang berlandaskan pada filosofi terhadap penilaian kinerja pendidik atau
Merdeka Belajar dan mengarah pada satuan pendidikan.
penguatan kompetensi dan karakter yang telah
■ Tahapan-tahapan ini digunakan sebagai
ditetapkan.
bahan diskusi antar pendidik dalam satuan
pendidikan dan dalam komunitas belajar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
di mana pendidik menjadi bagiannya.
menggunakan tahapan-tahapan implementasi
Diskusi tersebut membahas hal-hal
dalam Tabel 7.1:
teknis apa yang perlu dilakukan untuk
■ Tahapan-tahapan dalam Tabel 7.1 mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
bukanlah suatu ketetapan yang baku sesuai tahap masing-masing.
atau terstandarisasi. Satuan pendidikan ■ Pimpinan satuan pendidikan serta
dan/atau pemerintah daerah dapat pemerintah daerah perlu mendukung
mengembangkan tahapan-tahapan pendidik dalam mengimplementasikan
implementasi yang lebih sesuai dengan Kurikulum Merdeka sesuai dengan tahap
kondisi dan kekhasan masing-masing. kesiapan pendidik, serta memberikan
dukungan agar berangsur-angsur pendidik
meningkatkan tahap implementasinya.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 69
Tabel 7.1. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

70
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Perancangan Menggunakan contoh Melakukan penyesuaian Melakukan perombakan Mengembangkan “alur


alur tujuan “alur tujuan pembelajaran” terhadap alur tujuan terhadap alur tujuan tujuan pembelajaran” secara
pembelajaran yang disediakan oleh pembelajaran yang pembelajaran yang mandiri dengan merujuk
untuk pendidikan Kemendikbudristek disediakan oleh disediakan oleh pada Capaian Pembelajaran
anak usia Kemendikbudristek Kemendikbudristek
dini, jenjang Guru memahami (misalnya mengubah bahan Koordinator kurikulum
pendidikan dasar kompetensi esensial yang bacaan, asesmen formatif, Koordinator kurikulum di satuan pendidikan
dan menengah harus dikuasai siswa dsb.) di satuan pendidikan memimpin proses
dari materi ajar yang memimpin proses perancangan, memonitor
disampaikannya perancangan, memonitor implementasi, dan memimpin
implementasi, dan proses evaluasi kurikulum
memimpin proses evaluasi mata pelajaran
kurikulum mata pelajaran

Penggunaan dan Menggunakan buku teks* Guru bisa memilah dan Pembelajaran di beberapa Pembelajaran bervariasi
pengembangan dan modul ajar sebagai memilih materi dari buku mata pelajaran/muatan antara menggunakan buku
perangkat ajar sumber utama pengajaran teks dan perangkat ajar pembelajaran bervariasi teks pelajaran dan perangkat
untuk pendidikan dan perangkat ajar lainnya lainnya supaya sesuai antara menggunakan buku ajar lainnya yang diperoleh
anak usia sebagai referensi tambahan konteks lokal dan kebutuhan teks pelajaran dan perangkat dari berbagai sumber yang
dini, jenjang siswa ajar lainnya, berdasarkan tervalidasi, berdasarkan
pendidikan dasar keputusan logis guru keputusan logis guru
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

dan menengah dan merujuk pada tujuan


*Untuk PAUD, buku teks merujuk
Sebagian guru menambah pembelajaran
pada 6 buku panduan guru.
referensi dari sumber lain
yang tervalidasi, selain dari Sebagian besar guru mampu
Platform Merdeka Mengajar membuat perangkat ajarnya
sendiri yang kontekstual
Sebagian guru mampu dan membagikannya ke
membuat perangkat ajarnya komunitas belajar dan atau
sendiri secara daring dalam Platform
Merdeka Mengajar
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Penerapan Guru secara percaya diri Guru menggunakan Guru menggunakan Membedakan pembelajaran
pembelajaran menggunakan metode metode pembelajaran yang lebih banyak metode sesuai dengan kebutuhan,
pengajaran yang bervariasi bervariasi dan berpusat pembelajaran dengan lebih performa, dan minat siswa.
namun belum berpusat pada siswa terampil, sesuai dengan
pada siswa tujuan pembelajaran yang Menggunakan hasil
dituju, kebutuhan dan minat asesmen untuk merancang
siswa. pembelajaran yang berbeda
antara dua atau lebih
Guru mulai berperan kelompok siswa
sebagai fasilitator dengan
memberikan lebih banyak Guru terbiasa memfasilitasi
kesempatan untuk dengan memberikan lebih
siswa belajar mandiri, banyak kesempatan untuk
bertanggung jawab atas siswa belajar mandiri,
proses belajar mereka bertanggung jawab atas
proses belajar mereka

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
71
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
72
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Keterpaduan Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen Guru melakukan asesmen
penilaian dalam pada awal pembelajaran pada awal pembelajaran pada awal pembelajaran dan pada awal pembelajaran dan
pembelajaran namun tidak digunakan dan hasilnya digunakan hasilnya digunakan untuk hasilnya digunakan untuk
untuk merancang untuk merancang merancang pembelajaran. merancang pembelajaran.
pembelajaran. pembelajaran.
Asesmen berfungsi untuk Guru mampu melakukan
Asesmen berfungsi untuk Asesmen berfungsi untuk mendapatkan umpan balik penyesuaian sepanjang
mendapatkan umpan balik mendapatkan umpan balik untuk siswa dan untuk guru proses pembelajaran agar
untuk siswa. untuk siswa dan untuk guru sudah melakukan tindak semua siswa mencapai tujuan
tapi belum ada tindak lanjut. lanjut. pembelajaran.
Guru mulai memperhatikan
kesesuaian antara Menggunakan asesmen Satuan pendidikan Guru menggunakan
asesmen dengan tujuan yang bervariasi dan mengembangkan kebijakan hasil asesmen untuk
pembelajaran. sesuai dengan tujuan yang mendorong guru untuk mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran serta merencanakan asesmen siswa sehingga dapat
Menggunakan asesmen kompetensi esensial yang yang sesuai dengan tujuan “mengajar di level yang
yang sesuai untuk menilai beragam. pembelajaran. sesuai”.
kompetensi esensial dari
mata pelajaran* Sekolah mengembangkan
kebijakan yang mendorong
*Untuk konteks PAUD,
penggunaan hasil asesmen
kompetensi esensial dalam
untuk mendesain kurikulum
elemen capaian pembelajaran) .
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

dan instruksi.
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Pembelajaran Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen pada Berdasarkan asesmen
sesuai tahap formatif, guru mengajar formatif, guru mengajar awal pembelajaran, siswa pada awal pembelajaran,
capaian belajar seluruh siswa di kelasnya seluruh siswa di kelasnya di kelas yang sama dibagi siswa di kelas yang sama
peserta didik sesuai dengan fase capaian sesuai dengan fase capaian menjadi dua kelompok dibagi menjadi dua atau
belajar* mayoritas siswa di belajar mayoritas siswa menurut capaian belajar lebih kelompok menurut
kelasnya. di kelasnya dan dengan mereka, dan keduanya capaian belajar mereka, dan
memberikan perhatian diajarkan oleh guru yang keduanya diajarkan oleh
khusus terhadap siswa yang sama. Dengan demikian, guru yang sama.
membutuhkan perlakuan setiap siswa dapat belajar
*untuk konteks PAUD: yang
yang berbeda. sesuai dengan fase capaian Sekolah menyelenggarakan
sesuai dengan tahapan
belajarnya. berbagai program seperti
perkembangan mayoritas anak di
kelasnya.
pelajaran tambahan
Sekolah menyelenggarakan untuk siswa yang belum
program pelajaran siap untuk belajar sesuai
tambahan untuk siswa yang dengan kelasnya dan untuk
belum siap untuk belajar siswa yang membutuhkan
sesuai dengan kelasnya. pengayaan atau tantangan
lebih.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
73
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
74
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Kolaborasi antar Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk Guru berkolaborasi untuk
guru untuk keperluan projek profil keperluan projek profil keperluan projek profil keperluan projek profil
keperluan Pancasila. Pancasila dan berkoordinasi Pancasila dan berkolaborasi Pancasila dan kurikulum
kurikulum dan dalam rapat perencanaan dalam pembelajaran operasional satuan
pembelajaran dan evaluasi kurikulum. di awal (perencanaan) pendidikan.
dan sepanjang semester,
misalnya melalui berbagi Ada kebijakan dan
praktik baik, berbagi info mekanisme yang
tentang perangkat ajar, dsb. mendorong kolaborasi
guru untuk kegiatan belajar
intrakurikuler dan juga projek
profil, misalnya melalui
observasi kelas, kegiatan
refleksi pembelajaran,
kegiatan berbagi praktik
baik, dsb.
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Kolaborasi Orang tua mendapatkan Orang tua mendapatkan Informasi yang diberikan Orang tua memberikan
dengan orang informasi seputar kurikulum informasi kurikulum dan kepada orang tua lebih umpan balik terhadap
tua/keluarga dan pembelajaran.* pembelajaran di awal dan mendetail dan orang tua kurikulum dan pembelajaran.
akhir semester termasuk berkesempatan untuk
Guru memberikan informasi projek profil di semester terlibat dalam proses Projek penguatan profil
tentang isu yang dialami tersebut. pembelajaran, seperti pelajar Pancasila dirancang
siswa. menjadi narasumber. dengan melibatkan orang
Guru membuka komunikasi tua dan masyarakat.
dua arah dengan orang Guru membuka komunikasi
tua untuk mendiskusikan dengan orang tua Komunikasi antara guru-
*untuk konteks PAUD,
perkembangan belajar anak, untuk mendiskusikan siswa-orang tua untuk
informasi meliputi informasi
tanpa kesepakatan tindak perkembangan belajar siswa mendiskusikan tahapan
tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak lanjut. dan tindak lanjut yang perlu belajar dan tindak lanjut
dilakukan. yang perlu dilakukan untuk
membantu siswa.

Kolaborasi Guru sudah merancang Guru melibatkan komunitas/ Guru melibatkan Guru melibatkan jaringan
dengan pelibatan masyarakat/ industri hanya untuk masyarakat/komunitas/ masyarakat/komunitas/
masyarakat/ komunitas/industri dalam mendukung suatu acara industri dengan jangkauan industri sesuai dengan
industri proses pembelajaran yang tidak berkelanjutan. yang lebih luas dalam konteks dan kebutuhan
atau acara, namun belum beberapa kegiatan proses pembelajaran
terlaksana. pembelajaran peserta peserta didik, berdasarkan
didik, namun masih bersifat perencanaan pembelajaran.
insidental.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
75
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
76
Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Siap Tahap Mahir

Refleksi, evaluasi Refleksi dan evaluasi satu Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi Refleksi dan evaluasi sudah
dan peningkatan arah dari pimpinan satuan dilakukan sebagian pendidik dilakukan sebagian menjadi budaya satuan
kualitas pendidikan, dan belum merujuk pada Rapor guru, berdasarkan data pendidikan, berdasarkan
implementasi berbasis data. Pendidikan. yang didapat dari Rapor data yang didapat dari Rapor
kurikulum Pendidikan dan diperkaya Pendidikan dan diperkaya
Sebagian pendidik bekerja oleh pengalaman para guru. dengan umpan balik dari
dalam tim kecil (kelompok warga satuan pendidikan.
mata pelajaran atau Bekerja dalam tim kecil
Fase) untuk melakukan (kelompok mata pelajaran Bekerja dalam tim kecil
perencanaan pembelajaran atau Fase) untuk melakukan (kelompok mata pelajaran
berdasarkan hasil refleksi. perencanaan pembelajaran atau Fase) untuk melakukan
berdasarkan hasil refleksi. perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi.
Terdapat kebijakan satuan
pendidikan mengenai Terdapat kebijakan satuan
refleksi dan evaluasi pendidikan mengenai refleksi
kurikulum (contohnya dan evaluasi kurikulum
pertemuan rutin guru, (contohnya pertemuan rutin
umpan balik siswa). guru, umpan balik siswa).
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan

Catatan untuk pengawas/penilik:


Sebagai fasilitator, pengawas/penilik • Apa yang menjadi pertimbangan pendidik
mendukung satuan pendidikan dalam dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mengimplementasikan aspek-aspek
sesuai dengan kesiapan mereka. Saat Kurikulum Merdeka pada tahap yang
berdiskusi dengan kepala satuan pendidikan dipilihnya?
dan/atau pendidik, pengawas/penilik perlu • Strategi apa yang disepakati oleh pendidik
bertanya target dan rencana implementasi dalam satuan pendidikan tersebut untuk
yang akan dilakukan pada semester atau mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
tahun ajaran tersebut. Implementasi setiap sesuai tahapnya?
pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat
• Strategi apa yang akan digunakan satuan
beragam, sesuai dengan kesiapan dan rasa
pendidikan untuk meningkatkan tahap
percaya diri pendidik/satuan pendidikan.
implementasi di masa yang akan datang?

Apabila implementasi aspek-aspek Kurikulum • Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik


Merdeka masih pada tahap awal, tidak dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
apa-apa karena seiring waktu mereka akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
semakin mahir dan bergerak ke tahap sesuai tahapnya?
berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang • Dukungan apa yang dibutuhkan pendidik
dapat digunakan untuk memantik diskusi dan/atau kepala satuan pendidikan untuk
bersama kepala satuan pendidikan dan/atau dapat mengimplementasikan Kurikulum
pendidik, antara lain: Merdeka pada tahap berikutnya atau yang
lebih mahir?

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 77
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

Daftar Pustaka

Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A OECD (2020). PISA 2018 results (Volume
Taxonomy for learning, teaching, and V): Effective policies, successful schools.
asessing: A Revision of Bloom’s taxonomy PISA, OECD Publishing, Paris, https://
of educational Objectives. A Bridged doi.org/10.1787/ca768d40-en
Edition. New York: Addison Wesley
Longman, Inc. Powell, P. J. (2010). Repeating views on grade
retention. Childhood Education. 87:2, 90-
Creating Learning Materials for Open and 93, DOI: 10.1080/00094056.2011.10521451
Distance Learning (2005). Retrieved
December 6, 2016, fromhttp://www. Reigeluth, C. M., & Keller, J. B. (2009).
oerafrica.org/system/files/7824/creating- Understanding instruction. In C. M.
lerarning-materials-handbook-authors- Reigeluth & A. A. Carr-Chellman (Eds.),
and-instructional-designers.114f5f85- Instructional-design theories and models:
1baf-42dd-8e37-d195c2565255_0. Building a common knowledge base (pp.
pdf?file=1&type=node&id=7824 27-39). New York, NY: Taylor & Francis.

Doolittle, P. E. (2001). Instructional design for Wiggins, G. dan McTighe, J (2005). Understanding
web-based instruction. Retrieved from by Design” (UbD). US: Association for
http://staff.washington.edu/rel2/geog100- Supervision and Curriculum Development
UW/Archive/instructionalsequence.pdf

Jacobs, J., & Mantiri, O. (2022). Grade Retention


and Social Promotion Dichotomy. 8ISC
Abstract Proceedings, , 59. Retrieved
from http://ejournal.unklab.ac.id/index.
php/8ISCABS/article/view/752

Marzano, R. J. (2000). Designing a new


taxonomy of educational objectives.
Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Morrison, G. R., Ross, & Kemp, J. E. (2007).


Designing Effective Instruction (5th
Edition). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
ISBN13: 978-0-470-07426-8

Nordlund, M. (2003). Differentiated instruction:


Meeting the educational needs of all
students in your classroom. The Scarecrow
Press, Oxford.

78
Lampiran-lampiran

Lampiran-Lampiran

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


1 Pelaporan Hasil Asesmen PAUD/RA

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


2 Pelaporan Hasil Asesmen SD/MI/Paket A

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


3 Pelaporan Hasil Asesmen SMP/MTs/Paket B

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


4 Pelaporan Hasil Asesmen SMA/MA/Paket C

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


5 Pelaporan Hasil Asesmen SMK/MAK

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembelajaran, dan Pengolahan, serta


6 Pelaporan Hasil Asesmen SDLB, SMPLB, dan SMALB

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 79
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung


berdasarkan CP

Alternatif 1

Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik • Menyajikan nilai tempat dan urutan
Bilangan menunjukkan pemahaman dan intuisi pada bilangan cacah sampai 1.000.
bilangan (number sense) pada bilangan • Melakukan operasi hitung penjumlahan
cacah sampai 10.000. Mereka dapat dan pengurangan bilangan cacah
membaca, menulis, menentukan nilai sampai dengan 1.000.
tempat, membandingkan, mengurutkan,
• Menghubungkan gambar dengan nilai
menggunakan nilai tempat, serta
melakukan komposisi dan dekomposisi → pecahan.

bilangan tersebut. Mereka juga dapat


menyelesaikan masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan sebagai satuan.
Peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah sampai 1.000, dan seterusnya.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mengisi nilai yang belum diketahui
Aljabar mengisi nilai yang belum diketahui dalam dalam sebuah kalimat matematika yang
sebuah kalimat matematika yang berkaitan berkaitan dengan penjumlahan pada
dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 100.
pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: • Mengisi nilai yang belum diketahui
10 + … = 19, 19 - … = 10). Peserta didik dalam sebuah kalimat matematika yang
dapat mengidentifikasi, meniru, dan berkaitan dengan pengurangan pada
mengembangkan pola gambar atau bilangan cacah sampai 100.
obyek sederhana dan pola bilangan
• Mengidentifikasi, meniru, dan
membesar dan mengecil yang melibatkan
mengembangkan pola gambar atau
penjumlahan dan pengurangan pada
→ obyek sederhana pada bilangan cacah
bilangan cacah sampai 100.
sampai 100.
• Mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola bilangan
membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan cacah
sampai 100.

80
Lampiran-lampiran

Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mengukur panjang dan berat benda
Pengukuran mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
menggunakan satuan baku. Mereka dapat • Menentukan hubungan antar-satuan
menentukan hubungan antar-satuan baku
panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur → baku panjang (cm, m).
• Mengukur dan mengestimasi luas dan
dan mengestimasi luas dan volume
volume menggunakan satuan tidak baku
menggunakan satuan tidak baku dan
dan satuan baku berupa bilangan cacah.
satuan baku berupa bilangan cacah.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
Geometri mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi
bangun datar (segiempat, segitiga, banyak).
segi banyak). Mereka dapat menyusun → • Menyusun (komposisi) dan mengurai
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) (dekomposisi) berbagai bangun
berbagai bangun datar dengan lebih dari datar dengan lebih dari satu cara jika
satu cara jika memungkinkan. memungkinkan.

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat • Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
Analisis Data mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi
dan Peluang bangun datar (segiempat, segitiga, banyak).
segi banyak). Mereka dapat menyusun → • Menyusun (komposisi) dan mengurai
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) (dekomposisi) berbagai bangun
berbagai bangun datar dengan lebih dari datar dengan lebih dari satu cara jika
satu cara jika memungkinkan. memungkinkan.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 81
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran dengan


menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’
pada CP

Alternatif 2

► Contoh: Matematika Fase B

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Bilangan 1. Memahami 1. Bilangan cacah sampai


2. Menentukan 10.000
Pada akhir Fase B, peserta
didik menunjukkan 3. Membandingkan 2. Nilai tempat
pemahaman dan intuisi 4. Mengurutkan 3. Komposisi dan
bilangan (number sense) dekomposisi bilangan
5. Mengidentifikasi
pada bilangan cacah 4. Menggunakan ribuan
6. Melakukan
sampai 10.000. Mereka sebagai satuan
dapat membaca, menulis, 7. Menyelesaikan masalah
5. Operasi penjumlahan
menentukan nilai tempat,
dan pengurangan
membandingkan,
bilangan cacah sampai
mengurutkan, menggunakan
1.000
nilai tempat, melakukan
komposisi, dan dekomposisi
bilangan tersebut. Mereka
juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan
sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan
operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah
sampai 1.000, dan seterusnya.

Tujuan Pembelajaran:

B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.

B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai
dengan 1.000.

B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan

Dan seterusnya.

82
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Aljabar 1. Mengisi 1. Penjumlahan dan


2. Mengidentifikasi pengurangan pada
Pada akhir Fase B, peserta
bilangan cacah sampai
didik dapat mengisi nilai
100 (contoh: 10 + … = 19,
yang belum diketahui
19 - … = 10).
dalam sebuah kalimat
matematika yang berkaitan 2. Pola gambar atau obyek
dengan penjumlahan sederhana dan pola
dan pengurangan pada bilangan membesar dan
bilangan cacah sampai 100 mengecil melibatkan
(contoh: 10 + … = 19, 19 - … penjumlahan dan
= 10). Peserta didik dapat pengurangan pada
mengidentifikasi, meniru, bilangan cacah sampai
dan mengembangkan 100.
pola gambar atau obyek
sederhana dan pola bilangan
membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan
cacah sampai 100.

Tujuan Pembelajaran:

A1.1 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan
dengan penjumlahan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.2 Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang berkaitan
dengan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

A1.3 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana
pada bilangan cacah sampai 100.

A1.4 Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecil
yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 83
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Pengukuran 1. Mengukur 1. Menggunakan satuan


2. Menentukan hubungan baku.
Pada akhir Fase B, peserta
didik dapat mengukur 3. Mengukur dan 2. Hubungan antar-satuan
panjang dan berat benda mengestimasi baku panjang (cm, m).
menggunakan satuan baku. 3. Luas dan volume
Mereka dapat menentukan menggunakan satuan
hubungan antar-satuan tidak baku dan satuan
baku panjang (cm, m). baku berupa bilangan
Mereka dapat mengukur cacah.
dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan
tidak baku dan satuan baku
berupa bilangan cacah.

Tujuan Pembelajaran:

P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.


P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan
satuan baku berupa bilangan cacah.

Geometri 1. Mendeskripsikan 1. Ciri berbagai bentuk


2. Menyusun bangun datar
Pada akhir Fase B, peserta
(segiempat, segitiga, segi
didik dapat mendeskripsikan
banyak).
ciri berbagai bentuk bangun
datar (segiempat, segitiga, 2. Komposisi) dan
segi banyak). Mereka dapat dekomposisi berbagai
menyusun (komposisi) dan bangun datar
mengurai (dekomposisi)
berbagai bangun datar
dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan.

Tujuan Pembelajaran:

G1.1 Mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak).

G1.2 Menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih
dari satu cara jika memungkinkan.

84
Lampiran-lampiran

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Analisis Data dan Peluang 1. Mengurutkan 1. Data

Pada akhir fase B, peserta 2. Membandingkan 2. Tabel


didik dapat mengurutkan, 3. Menyajikan 3. Diagram gambar
membandingkan, 4. Menganalisis 4. Piktogram
menyajikan, menganalisis
5. Menginterpretasi 5. Diagram batang (skala
dan menginterpretasi data
satu satuan
dalam bentuk tabel, diagram
gambar, piktogram, dan
diagram batang (skala satu
satuan

Tujuan Pembelajaran:

-ADP1. ..

-ADP2…

Dan seterusnya.

Catatan:

Penomoran pada tujuan pembelajaran tidak ada ketentuan baku, lebih diarahkan untuk memudahkan
pendidik dalam membaca dan menggunakan alur tujuan pembelajaran.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 85
Lampiran-lampiran

Merumuskan tujuan pembelajaran lintas elemen CP

Alternatif 3

► Contoh Matematika Fase B


(dalam contoh ini diambil 2 Elemen: Pengukuran dan Geometri)

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Elemen Pengukuran 1. Menentukan hubungan antar-


satuan baku panjang (cm, m).
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur
panjang dan berat benda menggunakan satuan 2. Menjelaskan cara mengukur
baku. Mereka dapat menentukan hubungan panjang benda menggunakan
antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat satuan baku.
mengukur dan mengestimasi luas dan volume 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk
menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku bangun datar (segiempat, segitiga,
berupa bilangan cacah. segi banyak).
4. Menentukan ciri bagian-bagian dari
Elemen Geometri
bangun datar (segiempat, segitiga,
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai segi banyak).
bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi 5. Mengukur bangun datar
banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan (segiempat, segitiga, segi banyak)
mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar menggunakan satuan baku
dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan

Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian Pembelajaran
di akhir fase tercapai.

► Contoh RPPM/RPPH untuk PAUD


Modul ajar ini terdiri dari 3 komponen yaitu Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran
dan Asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses di platform merdeka belajar.

86
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAUD ……

Kelompok/Usia : B/ 5-6 Tahun

Topik : Banten tempat tinggalku

Semester/Minggu : …… / ……

Hari/Tanggal : …………………………

Tujuan Pembelajaran:
• Anak menghargai ciptaan Allah
• Anak menghargai orang lain dan menyayangi makhluk hidup ciptaan Tuhan
• Menunjukkan kemampuan yang bersifat eksploratif dan menyelidik
• Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan)
• Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain
• Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

Kegiatan Pembelajaran:
A. Pembukaan
• Kegiatan bercakap-cakap tentang Banten
• Diskusi tentang alam di Banten
• Membaca cerita Banten

B. Kegiatan Inti
• Membuat hasil karya yang • Bermain peran sesuai kondisi lingkungan
menggambarkan lingkungan di Banten di Banten
• Membuat buku tentang Banten • dll
• Melukis

C. Penutupan
• Menguatkan pengetahuan/keterampilan • Membuat refleksi bersama anak
yang telah dibangun anak selama mengenai keberhasilan atau hal positif
bermain. yang telah
• Memberikan apresiasi atas perilaku • dilakukan oleh dirinya atau teman lain.
positif yang telah dilakukan anak. • Mendiskusikan ide bermain mereka esok
hari

Penilaian:
Dilakukan dengan cara sebagai berikut.

• Mengobservasi anak selama proses kegiatan • Melakukan pencatatan dengan berbagai


bermain-belajar. teknik.
• Mendokumentasikan proses kegiatan • Melakukan analisa terhadap hasil observasi,
bermain-belajar dan hasil karya anak. pencatatan dan hasil karya anak.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 87
Lampiran-lampiran

► Contoh RPP SD (FASE A)

Sekolah
: SDN Jagakarsa 09

Kelas /Semester :1/1 (Satu)

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Elemen : Pancasila

Alokasi Waktu : 2 JP

A.  Tujuan Pembelajaran


1. Menemukan informasi mengenai simbol-simbol Pancasila.
2. Menyebutkan simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Garuda Pancasila.
3. Memahami hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila Pancasila dari sila ke-1 sampai
dengan sila ke-5.

B.  Langkah-Langkah Pembelajaran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam dan 10 menit


membaca doa dipimpin seorang peserta didik.
2. Mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari dan pengalaman
peserta didik.
3. Memberikan gambaran tentang tujuan
pembelajaran, dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.

88
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Kegiatan Inti 1. Pendidik bersama peserta didik membaca 50 menit


bersama teks Pancasila.
2. Mendiskusikan makna setiap sila dan
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
(penguatan elemen akhlak kepada manusia
dan elemen kepedulian).
3. Pendidik memberikan penjelasan akan
pentingnya menghafal, memahami dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Pendidik mengajak peserta didik bermain
kartu “Mencari Kata untuk Pancasila”. Kartu
ini ini dapat didesain sendiri oleh Pendidik
sesuai kreativitas untuk mempermudah
mengenalkan kata pada setiap sila Pancasila
(penguatan elemen berpikir kritis).
5. Pendidik membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dan menerapkan metode
jigsaw. Setiap kelompok akan mencari kata
dan menyusun setiap sila Pancasila (penguatan
elemen kolaborasi).
6. Pendidik membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sebagai panduan aktivitas
pembelajaran menyusun kalimat sila Pancasila.
7. Pendidik memandu setiap kelompok yang
sudah mampu menyusun untuk dapat
bergabung membentuk sila yang utuh
(penguatan elemen berbagi).
8. Dipandu oleh pendidik, peserta didik
membacakan kalimat sila yang telah disusun.
9. Pendidik memfasilitasi dan memotivasi peserta
didik untuk membaca dan menghafal sila
Pancasila kembali.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 89
Lampiran-lampiran

KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI WAKTU

Penutup 1. Pendidik memberikan penguatan dengan 10 menit


pertanyaan “Bagaimana anak-anak, dapatkah
anak-anak menghafal sila Pancasila?”. Guru
meminta peserta didik untuk terus berlatih
menyusun kalimat sila Pancasila di rumah.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk
membawa LKPD ke rumah masing-masing,
dan meminta peserta didik untuk berlatih
membaca teks Pancasila di rumah bersama
orang tua/keluarga.
3. Ditutup dengan doa secara mandiri dan
motivasi untuk bersemangat dalam belajar

C. Asesmen
1. Asesmen Awal Pembelajaran: Menyebutkan simbol-simbol Pancasila sesuai kartu simbol
Pancasila
2. Asesmen formatif: Observasi kelas atas partisipasi peserta didik dalam kerja kelompok.
3. Asesmen sumatif: Presentasi tugas

► CONTOH RPP SMP

Nama Sekolah : SMP ……………

Kelas/Sem : VII/1

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila

Tahun Pelajaran : 2021/2022

Materi Pokok : Bentuk-bentuk praktik ideal Pancasila

Alokasi Waktu : 4JP/2 Minggu

A.  Tujuan Pembelajaran


• Menelaah, mempraktikkan, dan meneladani sikap positif para pendiri bangsa dalam perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

90
Lampiran-lampiran

B.  Langkah Pembelajaran


Pendahuluan

• Pendidik melakukan pembukaan dengan • Menyampaikan motivasi tentang apa yang


salam pembuka dan berdoa untuk memulai dapat diperoleh (tujuan dan manfaat)
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta dengan mempelajari materi meneladani
didik sebagai sikap disiplin. sikap positif para pendiri bangsa.
• Pendidik memastikan tugas sebelumnya
sudah selesai untuk mengetahui kesulitan
yang dihadapi peserta didik tentang materi
sebelumnya yaitu menghargai usulan konsep
rumusan dasar negara yang disampaikan
para pendiri negara.

Kegiatan Inti

• Peserta Didik dibagi menjadi 8 kelompok • Peserta didik mengamati grafik, dan
untuk melakukan telaah video (https://www. memperoleh informasi tentang persentase
youtube.com/watch?v=5l5lNHaJbvk) dan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.
atau materi tentang sikap positif para pendiri • Peserta didik menganalisis kasus Covid-19
bangsa dalam perumusan dan penetapan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
Pancasila sebagai dasar negara. dalam lembar kerja.
• Peserta didik memastikan diri sudah • Peserta didik membuat laporan hasil tugas.
menerima LKPD yang berisi grafik tentang
kasus Covid-19.

Penutup

• Peserta didik melakukan refleksi diri tentang sikap positif para pendiri bangsa dalam perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.

C.  Asesmen Formatif dan Sumatif


• Melalui pengamatan terhadap respon, dan • Tes tertulis tentang kebenaran konsep dan
sikap yang teramati selama berinteraksi baik hasil tugas analisis kasus penderita Covid-19.
dalam proses telaah video/materi, diskusi, • Produk/hasil penugasan dengan kriteria atau
maupun dalam proses penyelesaian tugas. rubrik penilaian yang sesuai.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 91
Lampiran-lampiran

► CONTOH RPP SMK

Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa

Program Keahlian : Teknik Mesin

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Mesin

Disusun oleh Fendy Wijarwanto

Kompetensi awal -

Sarana Prasarana • Peralatan gambar : penggaris segitiga (set), pensil 2H,


kertas gambar
• Laptop dan Proyektor
• Video tutorial

Target peserta didik Siswa Fase E

Model pembelajaran Project Based Learning atau Teaching Factory

Tujuan Pembelajaran 3.4 Peserta didik memahami pembuatan gambar kerja

Alokasi Waktu 6 JP

92
Lampiran-lampiran

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit)

• Peserta didik berdoa dan menyiapkan diri serta peralatan


yang diperlukan, termasuk melakukan kegiatan cleaning
meja kerja.
• Guru memberikan pertanyaan pemantik atau pertanyaan
kunci tentang materi yang akan dipelajari oleh siswa.

Apersepsi (30 menit)

Guru memberikan apersepsi tentang materi pembuatan


gambar kerja, serta kaitan dengan materi-materi sebelumnya,
yaitu membuat garis, gambar proyeksi tunggal, dan proyeksi
majemuk.

Kegiatan Inti (195 menit)

• Guru memberikan penjelasan tentang pembuatan gambar


kerja dan hal penting yang harus diperhatikan, penjelasan
dapat dilakukan kurang lebih selama 45 menit.
• Peserta didik akan melakukan praktikum dengan membuat
kerja berupa komponen dan juga gambar rakitan. Produk
yang akan digambar, yaitu ragum.

Kegiatan Penutup (30 menit)

• Guru memberikan evaluasi atas proses pekerjaan siswa


yang telah dilakukan. Selain itu, guru memberikan hal-hal
yang sudah dicapai dan yang harus ditingkatkan.
• Siswa melakukan refleksi atas proses pembelajaran praktik.
• Menutup dengan doa.

Asesmen 1. Asesmen awal pembelajaran non kognitif: memberikan


pertanyaan kepada siswa tentang dukungan yang
diperlukan supaya dapat berkembang dalam tahap
capaian pembelajaran ini.
2. Asesmen Formatif: memantau perkembangan siswa dalam
mengerjakan tugas
3. Asesmen sumatif: penilaian produk (portofolio). Kriteria
yang dinilai:
• Kesesuaian gambar dengan standar yang digunakan
• Waktu pengerjaan gambar

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 93
Lampiran-lampiran

Refleksi Peserta didik dan pendidik merefleksikan kegiatan


pembelajaran pada materi ini tentang kendala yang dihadapi,
kesulitan yang dihadapi, dan perkembangan peserta didik

Lampiran

1. Job sheet kerja praktik gambar 1


2. Daftar Bacaa :
• Sato, G. Takeshi. 2000. Menggambar Mesin: menurut standar ISO. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita

LAMPIRAN

1. JOB SHEET (GAMBAR LATIHAN)

Tugas siswa.

Buatlah gambar kerja (seperti pada contoh). Silakan melakukan pengukuran pada ragum yang
ada di bengkel, kemudian dibuat gambar kerja seperti contoh

94
Lampiran-lampiran

LEMBAR PENILAIAN (asesmen sumatif)

Nama

Nomor Siswa

Estimasi 4 jp (180 menit)

Aspek Hasil (60%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kesesuaian pandangan 30%

Kesesuaian penggunaan garis 30%

Kesesuaian pemberian ukuran 20%

Kesesuain penentuan potongan 20%

Total Nilai Aspek Hasil

Total Nilai Aspek Hasil x Bobot (70%)

Aspek Proses (40%)

Hal yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot

Kerapian gambar 20%

Keterbacaan gambar 20%

Gambar tidak menimbulkan multi 20%


tafsir

Kreativitas dalam proses 10%


pengerjaan

Sikap kerja selama proses 30%


pengerjaan

Total Nilai Aspek Proses

Nilai Aspek Proses x Bobot (30%)

Nilai total (Aspek Hasil + Aspek Proses)

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 95
Lampiran-lampiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMA

Nama Penyusun : Taman Firdaus, M.Pd

Mata Pelajaran : PPKn

Fase/Kelas/SMT : E / 10 / Genap

Alokasi Waktu : 4 JP (4 X 45 = 180 Menit)

Materi : Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Tujuan 10.11.  Mengidentifikasi pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional,


Pembelajaran nasional, dan global terhadap pembentukan identitas

Kegiatan PERTEMUAN 1 (2 JP)


Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

1. Peserta didik mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses


belajar mengajar, kerapian dan kebersihan ruang kelas.
2. Peserta didik memimpin doa bersama yang dilanjutkan dengan membaca
Al-quran secara bersama selama 5 menit.
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tujuan yang harus dikuasi di
akhir pembelajaran dan sekenario penilaian selama proses pembelajaran
4. Pendidik meminta peserta pendidik untuk mengisi grafik TIK atau tabel
KWL dengan pertanyaan sebagai panduan.
a.  Apa yang kalian ketahui tentang interaksi dan sosialisasi identias
budaya sebagai salah satu cara untuk mengenali dan menghargai
keragaman identitas?
b.  Tuliskan apa yang ingin kalian ketahui tentang mengenali, menyadari
dan menghargai keragaman identitas.
5. Pendidik menyajikan pertanyaan kunci terkait materi sebagai berikut:

96
Lampiran-lampiran

Kegiatan Inti (60 Menit)

1. Pendidik menyajikan secara singkat materi pembelajaran dan meminta


peserta didik yang kompetensi awalnya masih kurang untuk untuk
membaca lebih lanjut materi melalui buku guru maupun melalui
internet dengan pendampingan intensif guru. Sementara siswa lain yang
kompetensi awalnya sudah optimal diminta untuk menjadi tutor sebaya
selama proses belajar mandiri. Peserta didik diberikan keleluasaan untuk
memilih materi yang diminati untuk didalami dan berbagi informasi dalam
mendalami materi tersebut dan materi lainnya dengan tutor sebaya.
2. Pendidik meminta peserta didik untuk menonton video tentang “Gus
Dur-Keragaman Bangsa melalui link https://www.youtube.com/
watch?v=ESNyoOUrq_o
3. Setelah menonton video siswa diminta untuk memberikan pendapat dan
jawaban terkait dengan pertanyaan pemantik diskusi, yaitu:
a.  Apakah ada dari peserta didik yang bertetangga dengan mereka yang
berbeda agama atau suku?
b.  Bagaimana kehidupan keseharian dijalani?
c.  Bagaimana tanggapan kalian terhadap pelabelan terhadap kelompok
tertentu?
4. Pendidik membagi kelas menjadi tiga sampai empat kelompok besar yang
terdiri atas 5 sampai dengan 7 peserta didik berdasarkan kesamaan minat.
5. Pendidik meminta setiap kelompok memberi nama pada kelompok
berdasarkan minatnya pada etnik tertentu.
6. Pendidik meminta setiap kelompok membuat simbol kelompok.
7. Pendidik meminta peserta didik mendiskusikan filosofi dari gambar yang
menjadi lambang atau simbol bagi kelompok tersebut.
8. Pendidik meminta setiap kelompok untuk membuat presentasi kerja
kelompok (Presentasi kerja kelompok dapat berupa PPT, video animasi,
atau simulasi drama atau media presentasi lain).
9. Sebelum presentasi tugas kelompok, ruang kelas ditata dengan model
kelas U.
10. Mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian di depan kelas.
11. Pendidik menjelaskan maksud dari aktivitas yang telah dilakukan oleh
peserta didik yang merupakan gambaran dari wajah Indonesia yang
beragam, kemudian disatukan dalam satu wadah negara bangsa yang
bernama Indonesia.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 97
Lampiran-lampiran

Penutup (15)

1. Sebelum mengakhiri pelajaran, pendidik bersama siswa menyimpulkan


materi.
2. Pendidik meminta siswa untuk menyampaikan lesson learned dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan dengan memeriksa pemahaman
peserta didik dengan meminta mereka menjawab pertanyaan kunci
pada awal diskusi dengan menggunakan bahasa sederhana yang mudah
dipahami. Peserta didik dapat menuliskannya di kolom refleksi (buku
siswa) atau menyampaikannya secara lisan.
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya
ingin menge tahui lebih dalam tentang ...
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam
kehidupan sehari-hari ...
3. Pendidik meminta peserta didik untuk mengekspresikan perasaannya
selama proses pembelajaran dengan mencentang emoji sesuai dengan
perasaan yang dirasakan.
4. Pendidik mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah
berlangsung dengan baik dan lancar.

Asesmen 1. Asesmen di awal pembelajaran: Meminta peserta didik untuk mengisi


(Instrumen tabel KWL.
Terlampir) 2. Asesmen Formatif:
Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi,
mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas, partisipasi
dalam diskusi, mengobservasi partisipasi dalam diskusi, dan uji
pemahaman.
3. Asesment Sumatif: Presentasi tugas dan tes tertulis.

98
Lampiran-lampiran

► Contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran pada


jenjang PAUD

Pada Fase Pondasi (PAUD) cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran dengan cara
memetakan CP ke dalam tujuan pembelajaran dengan memperhatikan visi, misi, dan karakteristik
satuan PAUD, serta laju perkembangan anak.

Elemen Capaian Pembelajaran Contoh Tujuan Pembelajaran

Nilai Agama Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha 1. Mengenali kewajiban
dan Budi Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan agamanya.
Pekerti ajaran pokok sesuai dengan agama dan 2. Mempraktikkan kewajiban
kepercayaanNya. Anak berpartisipasi agamanya.
aktif dalam menjaga kebersihan,
3. Mengenali perintah agama
kesehatan dan keselamatan diri sebagai
untuk memelihara alam
bentuk rasa sayang terhadap dirinya
4. dan seterusnya.
dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha
Esa. Anak menghargai sesama manusia 5. dst…
dengan berbagai perbedaannya dan
mempraktikkan perilaku baik dan
berakhlak mulia. Anak menghargai
alam dengan cara merawatnya dan
menunjukkan rasa sayang terhadap
makhluk hidup yang merupakan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.

Jati Diri Anak mengenali, mengekspresikan, dan 1. Menjaga kebersihan diri.


mengelola emosi diri serta membangun 2. Menunjukkan sikap positif
hubungan sosial secara sehat. Anak dalam berbagai kegiatan
mengenal dan memiliki perilaku positif fisik.
terhadap diri dan lingkungan (keluarga,
3. Berpartisipasi dalam
sekolah, masyarakat, negara, dan
berbagai kegiatan fisik.
dunia) serta rasa bangga sebagai anak
4. dst……..
Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
Anak menyesuaikan diri dengan
lingkungan, aturan, dan norma yang
berlaku. Anak menggunakan fungsi
gerak (motorik kasar, halus, dan taktil)
untuk mengeksplorasi dan memanipulasi
berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 99
Lampiran-lampiran

Dasar-dasar Anak mengenali dan memahami Contoh tujuan pembelajaran


Literasi, berbagai informasi, mengomunikasikan untuk membangun literasi,
Matematika, perasaan dan pikiran secara lisan, antara lain:
Sains, tulisan, atau menggunakan berbagai
Teknologi, media serta membangun percakapan. 1. Membangun percakapan,
Rekayasa, dan Anak menunjukkan minat, kegemaran, mendengarkan dan
Seni dan berpartisipasi dalam kegiatan menanggapi sesuai konteks
pramembaca dan pramenulis. Anak pembicaraan;
mengenali dan menggunakan konsep 2. Mengkomunikasikan pikiran
pramatematika untuk memecahkan secara lisan;
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. 3. tertulis, atau menggunakan
Anak menunjukkan kemampuan dasar berbagai media;
berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
4. Mengkomunikasikan
Anak menunjukkan rasa ingin tahu
perasaan secara lisan;
melalui observasi, eksplorasi, dan
eksperimen dengan menggunakan 5. tertulis, atau menggunakan
lingkungan sekitar dan media sebagai berbagai media;
sumber belajar, untuk mendapatkan 6. dst.
gagasan mengenai fenomena alam dan
sosial. Anak menunjukkan kemampuan
awal menggunakan dan merekayasa Contoh tujuan pembelajaran
teknologi serta untuk mencari informasi, untuk membangun dasar
gagasan, dan keterampilan secara matematika, sains, teknologi,
aman dan bertanggung jawab. Anak rekayasa dan seni, antara lain:
mengeksplorasi berbagai proses seni,
mengekspresikannya serta mengapresiasi 1. Mengenal konsep
karya seni. bilangan dan waktu, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari;
2. Mengenal konsep banjir,
termasuk sebab akibatnya
dan membangun perilaku
menjaga lingkungan;
3. dst.

100
Lampiran-lampiran

► Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk jenjang SD/MI,


Matematika Fase B

RPP ini terdiri atas 3 komponen yaitu tujuan RPP ini dikembangkan berdasarkan teknik
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran menganalisis capaian pembelajaran menuju
dan asesmen. Contoh modul ajar dapat diakses tujuan pembelajaran dan alur tujuan
di Platform Merdeka Belajar. pembelajaran pada bab sebelumnya.

I.  Tujuan Pembelajaran

1.8  Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakan satuan baku.

II.  Langkah-langkah Pembelajaran

■ Pendidik memberikan pertanyaan ■ Peserta didik melakukan praktik


pemantik: pengukuran. Adapun benda yang diukur
adalah benda-benda berupa bangun datar
• Apakah peserta didik pernah mengukur
yang terdapat di sekitar peserta didik.
sesuatu dengan menggunakan jengkal?
Pengukuran menggunakan alat dengan
• Apakah ukuran jengkal setiap orang itu
satuan baku cm, yaitu penggaris.
sama?
■ Pendidik menjelaskan ragam bangun datar
• Alat apakah yang dapat digunakan
(segiempat, segitiga, segi banyak) yang
untuk mengukur panjang benda
dapat ditemukan siswa di sekitar ruangan
dengan ukuran yang sama?
kelas.
■ Untuk menjawab pertanyaan pemantik
di atas, pendidik mengajak peserta didik ■ Peserta didik dengan kecepatan belajar
untuk melakukan kegiatan secara langsung yang lebih tinggi dapat diberikan
dengan mengukur sesuatu menggunakan penugasan mengukur beberapa bangun
jengkal masing-masing. datar dengan ukuran yang lebih panjang,
misalnya ukuran pintu dan jendela kelas,
■ Setelah peserta didik melihat bahwa
sedangkan siswa dengan kecepatan belajar
hasil pengukuran menggunakan jengkal
rendah cukup mengukur satu atau 2 benda
menghasilkan ukuran yang berbeda-beda,
berukuran sedang/pendek di sekitar
pendidik menunjukan satu buah penggaris
mereka, misalnya kursi dan meja.
dan memberikan pemahaman bahwa
benda yang dapat mengukur sebuah benda ■ Peserta didik diminta menuliskan hasil
dengan tepat dan tidak berbeda-beda praktek pengukuran pada lembar kerja
hasilnya adalah dengan menggunakan yang telah disediakan. Pendidik menilai
penggaris. Penggaris disebut dengan kegiatan berdasarkan rubrik penilaian
pengukur panjang satuan baku karena berupa observasi dan tes hasil lembar kerja
dalam penggaris terdapat satuan baku yang siswa.
sama yaitu cm.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 101
Lampiran-lampiran

III. Asesmen

■ Penilaian formatif berupa penilaian performa dengan mengisi lembar kerja praktik pengukuran
benda dengan menggunakan penggaris.

■ Disediakan rubrik untuk menilai.

► Contoh alternatif 1. Rubrik ketercapaian tujuan pembelajaran (umum)

Tujuan Perlu
Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan

Tuliskan tujuan Belum Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan


pembelajaran menunjukkan sebagian kecil sebagian besar penguasaan
di sini penguasaan penguasaan penguasaan pada semua
kompetensi kompetensi kompetensi (atau melebihi)
dan lingkup dan lingkup dan lingkup kompetensi
materi yang ada materi yang ada materi yang ada dan lingkup
pada tujuan pada tujuan pada tujuan materi yang ada
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pada tujuan
pembelajaran

Catatan:

■ Rubrik ini sangat sederhana dan bersifat ■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
umum. Disarankan hanya digunakan digunakan untuk melakukan pembelajaran
bagi pendidik untuk berlatih memahami, terdiferensiasi, misalnya:
menyusun dan menerapkan rubrik kriteria
• Perlu bimbingan: peserta didik
ketercapaian .
mengikuti remedial pada keseluruhan
■ Pada tahap selanjutnya, diharapkan materi sebelum memasuki
pendidik berlatih menggunakan rubrik pembelajaran lebih lanjut, atau
yang terinci. mempelajari tujuan pembelajaran yang
lebih rendah.
■ Penamaan kriteria di atas (perlu bimbingan,
cukup, baik, atau sangat baik) dapat diubah • Cukup: peserta mengikuti remedial
atau diadaptasi sesuai kebutuhan. sebelum mengikuti pembelajaran
selanjutnya dengan penekanan pada
■ Dalam memetakan peserta didik ke
aspek-aspek yang belum dikuasai.
dalam 4 kriteria tersebut, pendidik
• Baik: peserta didik mengikuti
diharapkan melakukannya dengan penuh
pembelajaran selanjutnya.
pertimbangan yang dilengkapi dengan
bukti berupa kinerja dan/atau ada produk • Sangat baik: peserta didik mengikuti
yang dihasilkan peserta didik. pembelajaran selanjutnya dan
dilibatkan menjadi tutor sebaya atau
diberikan pengayaan.

102
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 2. Lembar ceklis

Tujuan Pembelajaran Kelas X (Fase E)

Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan
contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Indikator Tujuan Pembelajaran Ya Tidak

1. Menguraikan tentang identitas

2. Memberikan contoh tentang identitas

3. Menghubungkan konsep identitas dengan Pancasila

Catatan :

• Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1, • Dalam memetakan peserta didik ke dalam
dapat menjadi alternatif bagi pendidik yang 2 kriteria tersebut, pendidik diharapkan
telah lancar dalam menggunakan melakukannya dengan penuh pertimbangan
alternatif 1. yang dilengkapi dengan bukti berupa kinerja
• Penamaan dan banyaknya 2 kriteria di atas dan atau ada produk yang dihasilkan peserta
(Ya/Tidak) dapat diubah atau diadaptasi didik.
sesuai kebutuhan. Misalnya, dengan • Hasil yang diperoleh dari rubrik ini digunakan
menggunakan 3 kriteria (Perlu peningkatan, untuk melakukan diferensiasi pembelajaran.
cukup, baik). Misalnya, peserta didik dengan kriteria
• Banyaknya indikator tujuan pembelajaran, (Ya) dapat melanjutkan pada tujuan
menyesuaikan dengan kompetensi dan ruang pembelajaran berikutnya, sementara peserta
lingkup materi pada tujuan pembelajaran. didik dengan kriteria (Tidak) dapat diberikan
remedial sesuai dengan indikator yang belum
dikuasai.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 103
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 3 A. Rubrik terinci

Tujuan Pembelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar.

Indikator Tujuan Perlu


Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan

1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan


menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat sumber manfaat manfaat manfaat 2 contoh
energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi

2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu


melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang
sesuai prosedur melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam
prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan.
kesalahan

Catatan :

■ Rubrik ini lebih lebih rinci dibanding ■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini
alternatif 1 dan 2, dapat digunakan bagi digunakan untuk melakukan pembelajaran
pendidik yang telah terbiasa menggunakan terdiferensiasi, misalnya:
rubrik.
• Perlu bimbingan: peserta didik
■ Banyaknya indikator tujuan pembelajaran mengikuti remedial pada keseluruhan
menyesuaikan dengan kompetensi materi sebelum memasuki
dan ruang lingkup materi pada tujuan pembelajaran lebih lanjut, atau
pembelajaran. mempelajari tujuan pembelajaran yang
lebih rendah.
■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di atas
(perlu bimbingan, cukup, baik, atau sangat • Cukup: peserta mengikuti remedial
baik) dapat diubah atau diadaptasi sesuai sebelum mengikuti pembelajaran
kebutuhan. Jumlah jenis kriteria juga dapat selanjutnya dengan penekanan pada
disesuaikan dengan kebutuhan; misalnya, aspek-aspek yang belum dikuasai.
dapat menggunakan 5 jenis kriteria. • Baik: peserta didik mengikuti
pembelajaran selanjutnya.
■ Dalam memetakan peserta didik ke
dalam jenis kriteria tersebut, pendidik • Sangat baik: peserta didik mengikuti
diharapkan melakukannya dengan penuh pembelajaran selanjutnya dan
pertimbangan yang dilengkapi dengan dilibatkan menjadi tutor sebaya atau
bukti berupa kinerja dan atau ada produk diberikan pengayaan.
yang dihasilkan peserta didik.

104
Lampiran-lampiran

► Contoh alternatif 3 B. Rubrik terinci

Tujuan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas X (Fase E)

Menguraikan tentang identitas pada aspek jenis dan pembentukannya, serta mampu memberikan
contoh masing-masing jenis identitas dan mengaitkan konsep identitas tersebut dengan Pancasila.

Kriteria Ketercapaian
Indikator Tujuan
Pembelajaran Intervensi
Dasar Cakap Mahir
Khusus
1. Menguraikan Tidak tepat Mampu Mampu Mampu
tentang identitas menguraikan menguraikan menguraikan menguraikan
tentang tentang identitas yang identitas dari
identitas identitas dengan berasal dari berbagai
bimbingan beberapa sumber tanpa
sumber dengan bimbingan
bimbingan
2. Memberikan Tidak mampu Hanya mampu Mampu Mampu
contoh tentang memberikan memberikan 2 memberikan 3-4 memberikan
identitas contoh tentang contoh tentang contoh tentang lebih dari 5
identitas identitas identitas contoh tentang
identitas
3. Menghubungkan Tidak dapat Mampu Mampu Mampu
konsep identitas membuat membuat 1 membuat 2-3 membuat lebih
dengan Pancasila hubungan hubungan hubungaan dari 3 hubungan
antara konsep antara konsep antara konsep antara konsep
identitas dengan identitas dengan identitas dengan identitas dengan
Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila

Catatan :

■ Rubrik ini lebih rinci dibanding alternatif 1 ■ Dalam memetakan peserta didik ke
dan 2, dapat digunakan bagi pendidik yang dalam jenis kriteria tersebut, pendidik
telah terbiasa menggunakan rubrik. diharapkan melakukannya dengan penuh
pertimbangan yang dilengkapi dengan
■ Banyaknya indikator tujuan pembelajaran,
bukti berupa kinerja dan atau ada produk
menyesuaikan dengan kompetensi
yang dihasilkan peserta didik.
dan ruang lingkup materi pada tujuan
pembelajaran.

■ Penamaan dan banyaknya 4 kriteria di


atas (intervensi khusus, dasar, cakap, atau
mahir) dapat diubah atau diadaptasi sesuai
kebutuhan. Jumlah jenis kriteria juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya
dapat menggunakan 5 jenis kriteria.

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 105
Lampiran-lampiran

■ Hasil yang diperoleh dari rubrik ini • Cakap: diberikan materi pembelajaran
digunakan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya dan pendampingan secara
terdiferensiasi, misalnya: berkelompok untuk memperkuat
• Intervensi Khusus: peserta didik penguasaan terhadap materi
mengikuti pembelajaran ulang pembelajaran
secara mandiri dengan bantuan Unit • Mahir: mengikuti pembelajaran
Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) dan selanjutnya, diberikan materi
tutor sebaya pada keseluruhan materi pengayaan dan dilibatkan secara aktif
pembelajaran. sebagai tutor sebaya.
• Dasar: mempelajari beberapa materi
melalui diskusi terfokus dengan tutor
sebaya

106
Lampiran-lampiran

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 107
Lampiran-lampiran

108
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SD

Nama Peserta Didik : Kelas : IV


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
6 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
7 Senin Musik
8 Bahasa Inggris
9 Muatan Lokal

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Silat
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari

Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 109
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMP

Nama Peserta Didik : Kelas : VII


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9 Informatika
10 Senin Tari

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Paskibra
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari

Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

110
Lampiran-lampiran

Format Laporan Hasil Belajar (Rapor) Jenjang SMA

Nama Peserta Didik : Kelas :X


NISN : Fase :
Sekolah : Semester :
Alamat : Tahun Pelajaran :

Nilai
No. Mata Pelajaran Capaian Kompetensi
Akhir
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika,
Kimia, Biologi)
6 Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosiologi,
Ekonomi, Sejarah, Geografi)
7 Bahasa Inggris
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
9 Informatika
10 Prakarya dan Kewirausahaan

No. Ekstrakurikuler Keterangan

1 Pramuka
2 Jurnalistik
dst.

Ketidakhadiran
Tempat, Tanggal rapor
Sakit . . . hari
Izin . . . hari

Tanpa Keterangan . . . hari

TTD Orang Tua Peserta Didik TTD Wali Kelas

TTD Kepala Sekolah

Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 111

Anda mungkin juga menyukai