Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kami susun untuk menganalisa gambaran singkat mengenai urutan
pekerjaan yang akan dikerjakan dilapangan. Berdasarkan gambar rencana yang ada serta
kondisi lapangan yang ada, maka urutan metode pelaksanaan yang akan kami uraikan
adalah sebagai berikut :
Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan Pekerjaan ini antara lain :
Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja Pihak Direksi yang terkait akan melakukan
PCM (Pra Construction Meeting) terlebih dahulu, untuk menentukan dan meminta Petunjuk
tentang Pelaksanaan di Lapangan sehingga kelak tidak terjadi hal atau masalah di Lapangan,
setelah itu kami akan segera melakukan uitzet (pengukuran) kembali di Lapangan bersama
dengan Pihak Direksi dan Konsultan Pengawas. Uitzet diperlukan untuk menentukan as – as
dan peil – peil yang sesuai dengan bestek untuk Pelaksanaan Pekerjaan ini, sehingga di
kemudian hari hal ini dijadikan dasar pengukuran dari pelaksanaan pekerjaan. Setelah
melakukan Uitzet, kami akan melakuan uji laboratorium untuk campuran beton / jobmix dan
mortar.
Tahap Pertama dari Pelaksanaan pekerjaan yang kami lakukan adalah Pembuatan Barak
Kerja / Direksi Keet yang sesuai ketentuan, dimana Direksi Keet itu nantinya akan kami
tempatkan bahan Material seperti Besi Beton, Semen dan material lain yang akan kami
gunakan, dan Tenaga Kerja yang akan kami inapkan di tempat tersebut. Seiring dengan
Pembuatan Direksi Keet, kami juga akan melaksanakan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja
pada PT. JAMSOSTEK.
Dari beberapa Personil yang sudah kami pilih untuk Pekerjaan ini, maka kami akan
menempatkan Site Manajer, Tenaga Pelaksana, Tenaga K3, Tim Logistik dan Tim
Administrasi Proyek di Lapangan di bawah Kontrol dari Koordinator Pelaksana kami. Sebelum
pekerjaan dilaksanakan kami akan mulai dengan Pengambilan Dokumentasi 0 % di Lokasi
Proyek dan mempersiapkan Buku Direksi dan mulai membuat Laporan Harian dari Pekerjaan
di Lapangan.
Kami juga akan mulai mempersiapkan Pagar Proyek, Papan Nama Proyek, Pengadaan
Sumber Air Bersih (Air Kerja), Pengadaan tenaga listrik (Penerangan Kerja, Daya Listrik dll)
Berikut adalah tahap – tahap Pekerjaan yang akan kami laksanakan di Lapangan :
A. PERSIAPAN PENANGANAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Pendahuluan
➢ Sebelum pekerjaan persiapan dilaksanakan terlebih dahulu Penyedia jasa dan
direksi akan menghubungi Kepala Sekolah atau Instansi terkait untuk
menjelaskan rencana pekerjaan (Sosialisasi) agar dapat mendukung Pelaksanaan
Pekerjaan selanjutnya.
➢ Mengadakan Pengukuran sebagai awal perhitungan volume pekerjaan dan
sekaligus membuat jalan kerja, membangun kantor lapangan dan Direksi Keet,
memasang papan nama dan menghitung Mutual Check sebagai pedoman awal
volume pekerjaan.
➢ Air bersih dan listrik juga merupakan faktor penunjang bagi kelancaran
pelaksanaan proyek, karena berfungsi sebagai kebutuhan untuk hidup dan
kebutuhan untuk menggerakkan alat-alat yang memerlukan listrik. Guna
pemenuhan kebutuhan air bersih dan listrik, maka air bersih dan listrik untuk
proyek inididapatkan dari titik terdekat di lokasi Proyek.
2. Mobilisasi
➢ Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini antara lain :
Pelaksana Lapangan, Kepala Tukang/Mandor, Tukang Batu, Tukang Kayu,
Tenaga Administrasi, Petugas K3 dan Tim Logistik yang dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
➢ Alat yang diperlukan dalam pekerjaan ini : Dump Truck, Concrete Mixer, Gerobak
Dorong, Peralatan Tukang Batu, Peralatan Tukang Kayu dan Peralatan Bantu
Lainnya untuk mendukung pekerjaan ini yang dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dilapangan.
TANDON AIR
CONCRETE MIXER (BETON MOLEN)
STAMPER
Mobilisasi Tenaga, Alat, dan bahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan dilapangan yang akan dikerjakan.
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pembersihan Lokasi
Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala hal
yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas
pekerjaan, sesuai arahan / petunjuk pihak Direksi.
Benda-benda atau barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah
milik pembersi tugas. Segala pekerjaan yang mengakibatkan kerugian yang
terjadi sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab
penuh pihak pelaksana.
b. Pengukuran Dan Bouwplank
Pengukuran Dan Bouwplank merupakan pekerjaan pemetaan dan survey lokasi
proyek tersebut meliputi pengukuran terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan, seperti pengukuran batas luas lahan, pengukuran batas bangunan,
pengukuran as bangunan dilanjutkan dengan pemberesan dan pembersihan
lokasi proyek, untuk selanjutnya mengerjakan pekerjaan timbunan dan Galian,
untuk pekerjaan galian dan timbunan dilakukan jika diperlukan, salah satu
contoh apabila tanah memiliki kontur yang tidak sesuai yang direncanakan maka
perlu dilakukan pekerjaan galian dan timbunan.
3. Keselamatan Kerja
a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggungjawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu-rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain-lain.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
d. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dari pekerja lapangan.
e. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan
dilokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan
pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa
benda keras.
f. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan
pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
g. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban-korban kecelakaan itu.
h. Prosedur Operasi Standar (SOP) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada PPK dan Konsultan.
4. Matrik Program K3
a. Safety Health and Environmental Induction. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang
memasuki wilayah kerja proyek.
b. Safety Health and Environmental Talk.
Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan
mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan
selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan safety talk setiap
1 minggu sekali
c. Safety Health and Environmental Patrol/Inspection. Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor
pelaksanaan K3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program.
SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam
kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi
dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas
permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit.
Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk melakukan
audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di
lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam
lingkungan perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning.
Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu karyawan,
sub-kon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan
respon terhadap keadaan darurat.
g. Housekeeping.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga
kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
h. Penanganan Covid 19
Diwajibkan kontraktor menyediakan whastaple, sabun cuci
tangan, handsainitaizer, masker, penutup kepala, cairan
disinfektan yang di semprot kan di setiap area kerja untuk
pecegahan penularan virus di area kerja.
Seiring dengan hal-hal di atas kita harus pula menyiapkan sarana air bersih
dengan koordinasi ke penduduk setempat untuk pemantekan air tanah
serta koordinasi keamanan proyek, dan yang terpenting lagi koordinasi dengan
instansi terkait untuk uitzet lapangan (setelah membayar retribusi) termasuk
test kepadatan/ketebalan lapis demi lapis tahapan pekerjaan.
Pemborong wajib menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan berisikan :
1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan,
2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya,
3. Jumlah jenis dan kondisi peralatan,
4. laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan
yang dilaksanakan,
5. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan,
6. Catatan-catatan lain yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Pengawas.
Proses Pelaksanaan :
Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual.
Material hasil galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan digunakan
dan disingkirkan dari lokasi timbunan Penghamparan/Penimbunan digunakan
perlapis/perlayer dengan ketentuan min 20 cm tebal lapisan timbunan. Dilanjutkan
dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air disemburkan secara sporadis ke
area timbunan sampai tingkat kekedapan sesuai permintaan direksi. Setelah
dinyatakan cukup kering/air sudah benar-benar meresap diadakan pemadatan
menggunakan hand stamper. Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik
dengan arah vertikal atau horizontal bidang timbunan min sistem roll back (bolak-
balik) Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila hasil
timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang menurut direksi
kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn kembali. Jumlah material
timbunan kembali ternyata kurang untuk menimbun maka kontraktor pelaksana
akan mengadakan bahan timbunan yang sesuai spesifikasi teknis yang biayanya
akan ditanggung oleh kontraktor pelaksana
Pondasi adalah bagian bangunan yang berada paling bawah, berfungsi untuk
memikul seluruh beban bangunan dan meneruskannya ke tanah dasar. Beban
bangunan yang dipikul oleh pondasi terdiri: beban mati dan beban hidup. Beban
mati terdiri dari: berat atap, plafon, lantai, dinding, kolom, balok, sloof, dan berat
pondasi itu sendiri. Beban hidup yaitu: muatan pemakai bangunan, perabot,
muatan angin, dan beban gempa. Adapun fungsi dari pondasi adalah : 1
Menyalurkan beban dari konstruksi di atasnya ke tanah 2 Menjaga kedudukan
bangunan agar tetap stabil 3 Meratakan beban dari struktur bangunan di atasnya
sehingga tidak terjadi penurunan bangunan sebagian 4 Menjaga agar turunnya
bangunan pada tiap tempat sama besar sehingga tidak akan terjadi pecah-pecah
Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi
untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi
ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah
satunya jenisnya adalah pondasi batu belah. Ada beberapa tahapan dalam
pelaksanaan pembuatan pondasi batu belah antara lain :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan galian
3. Pekerjaan urugan pasir
4. Pekerjaan pasangan pondasi
Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu belah, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga
tempat penimbunan sementara batu-batu belah tersebut sebelum dipasang.
Pekerjaan Galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian
bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan Cek posisi, lebar,
kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding terbuat dari pasangan dinding
batu bata disusun ½ bata.
Bahan:
• Batu bata (bata merah), Batu bata merah (dari tanah liat) yang digunakan
adalah produksi dalam negeri eks Jatiwangi atau setaraf dari kualitas yang
baik dengan uk. 5 x 10,5 x 22 cm (standar) melalui pembakaran yang
sempurna. Dengan kondisi batu bata berwarna merah merata, keras dan
tidak mudah patah, m
• Batu bata merah yang digunakan adalah produk lokal kualitas yang baik
dengan ukuran standar melalui pembakaran yang sempurna. Dengan kondisi
batu bata berwarna merah merata, keras dan tidak mudah patah, memiliki
sudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Batu Bata
yang akan digunakan di ajukan terlebih dahulu kepada direksi atau
pengawas lapangan.
• Adukan; Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk
pemasangan dinding batu bata, dengan komposisi adukan adalah 1 pc: 5 pasir
ditambah kapur untuk dinding biasa, dan untuk pasangan bata kedap air
komposisi adukan adalah 1 pc: 3 ps
• Beton Bertulang; Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata,
untuk sloof, kolom praktis dan ring balok
Langkah Kerja:
Mempersiapkan Bahan-bahan yang digunakan dan peralatan yang dibutuhkan
beserta kelengkapannya. Membuat acuan vertikal dan horizontal menggunakan
benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak lurus. Batu bata
yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air . Diberikan angkur
untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom. Dipasang bertahap
dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya. Untuk
dinding yang kedap air menggunakan adukan 1 : 3 dan untuk pasangan bata
merah yang lainnya menggunakan adukan 1 : 5.
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor, didalamnya atau diatasnya.
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, kerikil/ split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton
karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan
berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok
ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan penyiraman agar acian
mudah melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai maka
perlakuannya sama dengan pekerjaan plesteran. Acian didiamkan beberapa hari
agar kadar airnya mengering. Setelah terjadi pengeringan, akan timbul secara
alami keretakan yang disebut retak-retak rambut. Setelah proses pengacian
selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menutupi retak-retak rambut Hasil Acian
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
II. PEKERJAAN BETON
Pekerjaan ini Meliputi :
1. Pek. Lantai Kerja Beton Alas Pondasi Foor plate
2. Pek. Pondasi Beton Bertulang
3. Pek. Sloef Beton Bertulang
4. Pek. Kolom Beton Bertulang
5. Pek. Kolom Praktis 11/11 Cm
6. Pek. Ring Balok Beton Bertulang
7. Pek. Bekisting Topfloor
8. Pek. Pembesian Plat Top Ploor
9. Pek. Pengecoran Plat Top Floor T. 10 Cm Mutu Beton K.250
10. Pek. Rabat Beton Alas Lantai 1:3:5 T. 7 Cm
a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC),
Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.
b. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan direksi teknis sebelum pekerjaan
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
➢ Pekerjaan pabrikasi Besi
➢ Pekerjaan Urug Pasir
➢ Pekerjaan Hamparan Lantai Kerja
➢ Pekerjaan bekesting
➢ Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
➢ Cor Beton
c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan sloof beton.
1. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
2. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
3. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
4. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa
beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
5. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci
sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau
membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat
tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m
maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom
lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan
alat concreate vibrator
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka
yang disebut Kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.
Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur
serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan
pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa
produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau
masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari
kayu,Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat
(stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan
dirawat engan baik untuk mencegah korosi.
Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah
sebagai berikut :
• Pada pintu biasa dengan satu daun : 5/10 5/12 5/14 5/15 cm ,6/10 6/12 6/14
6/15 cm 7/12 cm
• Pada pintu rangkap dengan dua daun : 8/10 8/12 8/14 8/15 cm
Bagian-Bagian Kusen
Kusen terdiri atas :
1. Tiang
2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah
sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang
berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
5. Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi
penyusutan, tidak timbul celah.
6. Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
7. Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu
terhadap resapan air dari latai ke atas.
8.
Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
2. Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
3. Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
6. Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
8. Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintunya.
9. Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
11. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.
Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2. Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari
bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian
ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk
putaran vertikal).
6. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela
tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen
8. Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun jendela pada kusen jendelanya.
9. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara
melepaskan pen.
11. Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen.
5. Pemasangan Kaca
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-
hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang
penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi
pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-
macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka
daun intu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan tebal
kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang
yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil
dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk
menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat
digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur
takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di
sekeliling rangka kayu.
Urutan Pekerjaan :
• Langkah pertama yang kami lakukan sebelum pekerjaan di lapangan dimulai
adalah meninjau lokasi dan lapangan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan
antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar
maka kami akan segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut,
• Bahan atap yang dipakai adalah atap Seng Spandek dengan kualitas Baik stadart
SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana. Pemasangan atap harus sesuai
dengan petunjuk teknis pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
• Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada
umumnya ukuran panjang 4 m, maka di perlukan sambungan pada rangka kuda-
kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan rangka kuda-
kuda kayu, yang harus di perhatikan adalah arah yang terjadi pada masing –
masing batang pada rangkan tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya tekan dan
gaya tarik. Pada batang yang menerima gaya tekan, dan dibuat sambungan
lubang dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik, smbungan dapat berbentuk
sambungan miring berkait atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk
perkuatan pada sambungan kayu disarankan dipasang plat besi ( beugel ) dan di
baut.
• Ukuran kayu yang di gunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm
dan atau di sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usug umumnya digunakan kayu
berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat digunakan kayu berukuran 2/3 cm atau
3/5 cm. pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak sesuai
dengan kebutuhan. Masing-masing jenis kebutuhan atap memiliki ukuran yang
berbeda sehingga penggunaan ukuran kayu baik untuk kuda-kuda , nok dan
gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan. Apabila menggunakan
penutup atap standart pabrik/pabrikan, di sarankan untuk memeriksa ketentuan
pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
• Pelaksanaan
1. Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.
2. Pemasangan rangka atap di lakukan setelah beton balok ring mongering.
Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara beurutan yang dimulai dari
pemasangan kuda-kuda , gording, usuk , dan yang terakhir adalah reng. Untuk
jenis atap seng atau metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan reng.
3. Sangat penting penggunaan residu pada rangka atap agar kayu awet ( sebagai
anti rayap ).
4. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reg
terpasang ( untuk penutup atap genteng ). Untuk penutup atap jenis seng atau
metal sheet . pemasangan bisa di lakukan setelah gording tepasang.
5. Memastikan kerangka atap seng
Sebelum memasang atap seng, terlebih dahulu pastikan struktur rangka kayu
atap sudah terpasang dengan benar. Karena setiap genteng memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan juga ketentuan yang berbeda juga. Mulai
dari kemiringan, jumlah reng dan gording dan sebagainya. Untuk atap seng
kemiringan yang dibutuhkan adalah sekitar 5 derajat hingga 15 derajat.
Sehingga atap seng tidak membutuhkan kaso, namun tetap menggunakan
gording. Gording kayu yang digunakan adalah berukuran 5 x 10 cm. Perhatikan
juga ketika hendak memasang kuda-kuda, jarak yang butuhkan antara gording
satu ke gording lainnya sebesar ukuran atap yang akan digunakan. Sebelum
hendak memasang, jangan lupa lapisi terlebih dahulu kayu tersebut dengan
menggunakan minyak koolter atau residu supaya nantinya kayu tetap awet dan
tidak mudah dimakan oleh rayap.
6. Persiapan pemasangan
Tahap selanjutnya adalah memulai persiapan pemasangan. Pastikan bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk mendukung proses pemasangan sudah tersedia.
Seperti atap seng gelombang, apakah jumlahnya cukup atau tidak. Anda juga
dapat memilih atap seng yang sesuai dengan warna cat rumah elegan pada
eksterior rumah Anda. Pilihlah warna yang dapat membuat bangunan Anda
dapat lebih menonjol di lingkungan setempat. Selanjutnya adalah menyiapkan
alat-alat lain seperti sekrup, paku, serta kunci khusus yang jumlahnya telah
dipersiapkan menyesuaikan dengan kebutuhan atap.
8. Proses finishing
Ketika semuanya sudah terpasang dengan benar, barulah proses pemasangan
atap dapat dilakukan. Dengan menggunakan paku, Anda dapat meletakkan
lembaran atap seng tersebut pada penyangga yang sebelumnya telah dibuat.
Ketika posisi sudah dinilai tepat, atap bisa segera di paku. Lakukan pada seluruh
bagian atap.
• Untuk Ventilasi atap menggunakan Kayu Kls II sesuai dengan syarat-syarat, sesuai
gambar rencana.
• Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-II dengan ukuran 2/25
cm.
Bahan:
Kunci tanam untuk daun pintu sesuai RAB atau Gambar kerja)
Engsel menggunakan engsel stainless steel setara stanley, uk. 10 cm, warna sesuai
dengan warna kusen.
Langkah Kerja:
Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum
dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian
dan jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai dengan
peruntukannya pada posisi yang ditunjukkan pada gambar ketinggian pemasangan
lubang kunci.
a. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka
plafond Tripleks sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja
b. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan Tripleks
4. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang Tripleks
5. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
pemasangan plafond
c. Metode Pelaksanaan
1. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dianjurkan.
2. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
3. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan
pasang penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
4. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat
pada rangka atap.
5. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang
tidak gelombang.
6. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama
menggunakan ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow
ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8 dengan
menggunakan bor / obeng.
7. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow
2x4) harus sesuai spesifikasi.
8. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan Tripleks dengan menggunakan
screew # 1/8 dan bor sekrup.
9. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar Tripleks dengan
paper tape / kasa plafond untuk menghindari keretakan.
10. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan
titik-titik sekrup.
11. Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon
Urutan Pekerjaan :
o Langkah pertama yang kami lakukan sebelum pekerjaan di lapangan dimulai
adalah meninjau lokasi dan lapangan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan
antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar
maka kami akan segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
o Meliputi pengecatan permukaan kayu yang nampak (listpalnk, list plafond,
kosen pintu/jendela, daun jendela, jalusi), dinding tembok dan plafond, Atap
seng serta seluruh detail yang ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.
o Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi/Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlainan,
untuk mendapatkan persetujuan.
o Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan
ampelas yang bermutu baik, sampai merupakan bidang permukaan pengecatan
yang halus dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan
dengan baik dan telah disetujui Direksi/Pengawas.
o Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji,,
benarbenar bebas dari minyak, dan sebagainya serta benar-benar kering.
o Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada permukaan
pengecatan.
o Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan dilakukan
setelah minimum 4 jam kemudian dan maksimum 2 hari dari pengecatan awal.
o Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi/Pengawas.
o Sebelum pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan harus rata, kering
dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
o Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar-banar kering, tidak ada
retak-retak dan telah disetujui Direksi/Pengawas
o Pengecatan disyaratkan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
o Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.
Urutan Pekerjaan :
• Langkah pertama yang kami lakukan sebelum pekerjaan di lapangan dimulai
adalah meninjau lokasi dan lapangan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara
keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar maka kami
akan segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut,
• Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,
perlengkapan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik
sehingga dapat beropersai secara sempurna Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang
akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah berpengalaman
serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT dan Surat Izin
Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai
peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL
• Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen
listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit,
panel listrik dan pengetesannya.
• Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.
• Bahan-bahan yang akan dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Direksi/Pengawas untuk diminta persetujuan.
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality
Control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah :
➢ Seluruh material yang digunakan
➢ Pemilihan tenaga kerja
➢ Perawatan alat
➢ Test material dilaboratorium
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan
pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut diatas sudah ada
penenggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus Quality
control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang telah dilaksanakan oleh
PENYEDIA JASA manajemen mutu diproyek akan melaksanakan semua kegiatan
sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu
perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan diproyek secara terkendali
dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persayaratan mutu yang diminta
dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu
dipelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya :
➢ Sasaran mutu yang jelas
➢ Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
➢ Organisasi proyek yang handal
➢ Penerapan manajemen mutu konsisten
Dalam melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Gedung ini, perlu dibuat metode
konstruksi pelakasanaan proyek yang secara garis besar dapat diuraikan metode
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan sebagaimana lingkup pekerjaan yang
harus ditangani.
Asbuilt drawing
Penyedia jasa membuat gambar purna pelaksanaan (Asbuilt drawing) sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan. Gambar Asbult drwing
dibuat dengan kertas A3 dan dicopy rangkap 4 yaitu untuk Pengawas lapangan,
Direksi dan Pengguna Jasa dan arsip.
Penyerahan I (PHO)
Setelah semua pekerjaan fisik selesai dan jangka waktu pelaksanaan telah habis
maka dilakukan penyerahan pekerjaan pertama (PHO).
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender Selama masa pemeliharaan
kami selaku penyedia jasa akan selalu memantau lokasi pekerjaan dan menjaga
serta memperbaiki apabila terjadi kerusakan di sekitar lokasi pekerjaan. Masa
pemeliharaan adalah suatu masa (jangka waktu) tertentu setelah suatu proyek
selesai dilaksanakan dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk
dioperasikan/digunakan. Dalam masa pemeliharaan, tanggung jawab
pemeliharaan sebagian besar masih berada di pihak Kontraktor.
Penyerahan II (FHO)
Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Penyerahan II (FHO).
XIV. PENUTUP
Demikian Metode Pelaksanaan secara garis besar yang dapat kami sampaikan
sebagai usulan tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan
Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan Gedung Sekolah T.A. 2022.
Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini, dan
dalam pelaksanaannya tetap perlu mendapatkan petunjuk dan arahan dari
pengawas dan pemilik pekerjaan nantinya dilapangan
Kepala Dinas,
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)