Anda di halaman 1dari 34

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUANG UKS SMP NEGERI 11 KENDARI (DAK 2022)

LOKASI : KOTA KENDARI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN ANGGARAN 2022


METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kami susun untuk menganalisa gambaran singkat mengenai urutan
pekerjaan yang akan dikerjakan dilapangan. Berdasarkan gambar rencana yang ada serta
kondisi lapangan yang ada, maka urutan metode pelaksanaan yang akan kami uraikan
adalah sebagai berikut :

Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan Pekerjaan ini antara lain :

Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja Pihak Direksi yang terkait akan melakukan
PCM (Pra Construction Meeting) terlebih dahulu, untuk menentukan dan meminta Petunjuk
tentang Pelaksanaan di Lapangan sehingga kelak tidak terjadi hal atau masalah di Lapangan,
setelah itu kami akan segera melakukan uitzet (pengukuran) kembali di Lapangan bersama
dengan Pihak Direksi dan Konsultan Pengawas. Uitzet diperlukan untuk menentukan as – as
dan peil – peil yang sesuai dengan bestek untuk Pelaksanaan Pekerjaan ini, sehingga di
kemudian hari hal ini dijadikan dasar pengukuran dari pelaksanaan pekerjaan. Setelah
melakukan Uitzet, kami akan melakuan uji laboratorium untuk campuran beton / jobmix dan
mortar.

Tahap Pertama dari Pelaksanaan pekerjaan yang kami lakukan adalah Pembuatan Barak
Kerja / Direksi Keet yang sesuai ketentuan, dimana Direksi Keet itu nantinya akan kami
tempatkan bahan Material seperti Besi Beton, Semen dan material lain yang akan kami
gunakan, dan Tenaga Kerja yang akan kami inapkan di tempat tersebut. Seiring dengan
Pembuatan Direksi Keet, kami juga akan melaksanakan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja
pada PT. JAMSOSTEK.

Dari beberapa Personil yang sudah kami pilih untuk Pekerjaan ini, maka kami akan
menempatkan Site Manajer, Tenaga Pelaksana, Tenaga K3, Tim Logistik dan Tim
Administrasi Proyek di Lapangan di bawah Kontrol dari Koordinator Pelaksana kami. Sebelum
pekerjaan dilaksanakan kami akan mulai dengan Pengambilan Dokumentasi 0 % di Lokasi
Proyek dan mempersiapkan Buku Direksi dan mulai membuat Laporan Harian dari Pekerjaan
di Lapangan.

Kami juga akan mulai mempersiapkan Pagar Proyek, Papan Nama Proyek, Pengadaan
Sumber Air Bersih (Air Kerja), Pengadaan tenaga listrik (Penerangan Kerja, Daya Listrik dll)
Berikut adalah tahap – tahap Pekerjaan yang akan kami laksanakan di Lapangan :
A. PERSIAPAN PENANGANAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Pendahuluan
➢ Sebelum pekerjaan persiapan dilaksanakan terlebih dahulu Penyedia jasa dan
direksi akan menghubungi Kepala Sekolah atau Instansi terkait untuk
menjelaskan rencana pekerjaan (Sosialisasi) agar dapat mendukung Pelaksanaan
Pekerjaan selanjutnya.
➢ Mengadakan Pengukuran sebagai awal perhitungan volume pekerjaan dan
sekaligus membuat jalan kerja, membangun kantor lapangan dan Direksi Keet,
memasang papan nama dan menghitung Mutual Check sebagai pedoman awal
volume pekerjaan.
➢ Air bersih dan listrik juga merupakan faktor penunjang bagi kelancaran
pelaksanaan proyek, karena berfungsi sebagai kebutuhan untuk hidup dan
kebutuhan untuk menggerakkan alat-alat yang memerlukan listrik. Guna
pemenuhan kebutuhan air bersih dan listrik, maka air bersih dan listrik untuk
proyek inididapatkan dari titik terdekat di lokasi Proyek.

2. Mobilisasi
➢ Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini antara lain :
Pelaksana Lapangan, Kepala Tukang/Mandor, Tukang Batu, Tukang Kayu,
Tenaga Administrasi, Petugas K3 dan Tim Logistik yang dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
➢ Alat yang diperlukan dalam pekerjaan ini : Dump Truck, Concrete Mixer, Gerobak
Dorong, Peralatan Tukang Batu, Peralatan Tukang Kayu dan Peralatan Bantu
Lainnya untuk mendukung pekerjaan ini yang dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dilapangan.

TANDON AIR
CONCRETE MIXER (BETON MOLEN)
STAMPER

PERALATAN TUKANG BATU


➢ Bahan – bahan yang diperlukan juga disiapkan dilokasi pekerjaan dimulainya
pekerjaan pada titik awal dimulainya pekerjaan.

Semen menggunakan semen Portland yang


memenuhi syarat dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan

Batu belah harus keras, padat, berat, dan bersih


dari tanah.

Pasir cor dengan mutu baik, berbutir keras dan


tajam, bersih dari lumpur dan kotoran.

Mobilisasi Tenaga, Alat, dan bahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan dilapangan yang akan dikerjakan.

B. PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pembersihan Lokasi
Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala hal
yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas
pekerjaan, sesuai arahan / petunjuk pihak Direksi.
Benda-benda atau barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah
milik pembersi tugas. Segala pekerjaan yang mengakibatkan kerugian yang
terjadi sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab
penuh pihak pelaksana.
b. Pengukuran Dan Bouwplank
Pengukuran Dan Bouwplank merupakan pekerjaan pemetaan dan survey lokasi
proyek tersebut meliputi pengukuran terhadap lokasi proyek yang akan
dikerjakan, seperti pengukuran batas luas lahan, pengukuran batas bangunan,
pengukuran as bangunan dilanjutkan dengan pemberesan dan pembersihan
lokasi proyek, untuk selanjutnya mengerjakan pekerjaan timbunan dan Galian,
untuk pekerjaan galian dan timbunan dilakukan jika diperlukan, salah satu
contoh apabila tanah memiliki kontur yang tidak sesuai yang direncanakan maka
perlu dilakukan pekerjaan galian dan timbunan.

c. Pembongkaran Lantai, Dinding, Plafond dan Atap


Pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau
sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana
dan sarananya. Tahap ini membongkar bagunan gedung lama yang akan
mengganggu dilokasi pekerjaan pembangunan gedung baru. Membongkar
bangunan gedung lama memiliki resiko kecelakaan yang cukup besar. Maka
pembongkaran rumah harus dilakukan dengan teknik khusus dan
mengutamakan keselamatan orang di sekitarnya. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah memutus semua sistem dan aliran listrik. Dan jika diperlukan
agar lebih meyakinkan, meminta bantuan pihak PLN untuk memastikan bahwa
aliran listrik sudah terputus. Tujuannya adalah agar pada saat pembongkaran,
tidak ada orang yang terkena sengatan listrik. Selanjutnya adalah memastikan
bahwa gedung tersebut sudah benar-benar kosong dari kegiatan aktivitas dan
perabotan yang ada didalam gedung sudah dipindahkan. Bagian yang dibongkar
pertama kali adalah bagian pintu dan jendela termasuk kusen dan elemen
lainnya yang masih bisa digunakan. Kemudian membongkar semua bagian
plafond, kabel listrik serta bagian lainnya. Selanjutnya adalah membongkar
atap. Melepaskan genteng dari rangka atap satu persatu dilanjutkan dengan
membongkar rangka atap. Pembongkaran rangka atap yang jika terbuat dari
kayu harus lebih berhati-hati karena terdapat banyak paku yang dapat melukai
tangan atau kaki. Selain itu memperhatikan posisi duduk saat membongkar,
jangan menduduki bagian yang terhubung dengan bagian yang sedang dilepas.
Setelah atap terbongkar, selanjutnya membongkar dinding. Melaksanakan
pembongkaran dinding dilakukan yang paling tinggi terlebih dahulu. Sebelum
melakukan pembongkaran dinding, menyiram air terlebih dahulu untuk
meminimalkan debu yang berterbangan. Hal yang paling penting saat
membongkar dinding adalah memperkirakan arah jatuhnya dinding agar tidak
merusak bangunan dan melukai orang di sekitarnya. Bagian tersulit dalam
membongkar gedung adalah saat melepas konstruksi yang terbuat dari tulang
besi. Bagian ini membutuhkan waktu yang lama dan harus melalui proses yang
rumit. Jika pembongkaran dinding sudah selesai, saatnya membongkar lantai
dan pondasi yang ada di dalam tanah dengan cara membuat galian terlebih
dahulu di sekitar gedung. Jadi, pastikan pembongkaran Gedung tidak melukai
orang di sekitarnya atau pun merusak bangunan lainnya dengan mengikuti
langkah-langkah yang tepat.
d. Papan Nama Kegiatan
Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran sesuai standart yang disetujui
direksi, dan terbuat dari bahan sesuai dengan yang di syaratkan dalam
spesifikasi. Papan nama kegiatan berisi Nama Kegiatan, Nomor Kegiatan, Lokasi
Kegiatan, Wilayah, Waktu Pelaksanaan, Nama Penyedia Jasa Pemborongan,
Konsultan supervisi dan lain-lain. Pemasangan Papan Nama Proyek bertujuan
sebagai pemberitahuan kepada masyarakat umum/pengguna jalan bahwa
dilokasi tersebut sedang ada kegiatan proyek.

e. Protokol Pencegahan Penetebaran COVID - 19


Mekanisme protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi.
1. Membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh
pengguna jasa dan penyedia jasa.
2. Menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
3. Mengedukasi semua oang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan
tugas.
4. Mengukur suhu semua orang setiap pagi, siang, dan sore yang dilakukan
oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
5. Membuat kerja sama penanganan suspect Covid-19 dengan RS dan
Puskesmas setempat yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
6. Menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang
terpapar Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna dan atau penyedia jasa
pekerjaan.
7. Melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sarana dan
prasarana kantor dan lapangan yang dilakukan oleh penyedia jasa dan
pekerjaan konstruksi.

Jika harus dilakukan penghentian sementara penyelenggaraan jasa konstruksi


maka mekanisme yang dilakukan yaitu Satgas Pencegahan Covid-19 melakukan
identifikasi potensi bahaya Covid-19 di lapangan kemudian memberikan
rekomendasi penghentian pekerjaan sementara.

"Rekomendasi ini diajukan ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan disertai


peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar dari
Kementerian atau Lembaga atau Instansi atau Kepala Daerah," seperti
disebutkan dalam Instruksi Menteri tersebut.

PPK bersama penyedia jasa membahas, meneliti, dan menyepakati penghentian


pekerjaan sementara. Kemudian, PPK melaporkan kesepakatan dan meminta
persetujuan penghentian pekerjaan sementara kepada Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) atau Kasatker atau Kabalai.

Nantinya Kasatker atau KPA atau Kabalai akan memberikan persetujuan


penghentian pekerjaan sementara ke PPK. PPK akan menetapkan penghentian
pekerjaan sementara dan menyampaikan secara tertulis kepada seluruh
penyedia jasa.
Dalam Instruksi Menteri ini menyebutkan bahwa waktu penghentian paling
sedikit 14 (empat belas) hari kerja atau sesuai dengan kebutuhan yang disertai
dengan laporan pencegahan dan penanganan Covid-19 di lokasi proyek dan
penetapan keadaan kahar.

f. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Mekanisme protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi.
1. Lingkup pekerjaan Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Pedoman dan Standar
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang
Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 245/MEN/1990 tentang
Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e. Instruksi Menteri Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

3. Keselamatan Kerja
a. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggungjawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
b. Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu-rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain-lain.
c. Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
d. Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dari pekerja lapangan.
e. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan
dilokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan
pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa
benda keras.
f. Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan
pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
g. Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban-korban kecelakaan itu.
h. Prosedur Operasi Standar (SOP) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada PPK dan Konsultan.
4. Matrik Program K3
a. Safety Health and Environmental Induction. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang
memasuki wilayah kerja proyek.
b. Safety Health and Environmental Talk.
Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan
mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan
selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan safety talk setiap
1 minggu sekali
c. Safety Health and Environmental Patrol/Inspection. Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor
pelaksanaan K3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program.
SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam
kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi
dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas
permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit.
Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk melakukan
audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di
lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam
lingkungan perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning.
Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu karyawan,
sub-kon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan
respon terhadap keadaan darurat.
g. Housekeeping.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga
kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
h. Penanganan Covid 19
Diwajibkan kontraktor menyediakan whastaple, sabun cuci
tangan, handsainitaizer, masker, penutup kepala, cairan
disinfektan yang di semprot kan di setiap area kerja untuk
pecegahan penularan virus di area kerja.

g. Mobilisasi dan Demobilisasi


Pekerjaan mobilisasi menyangkut persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
seperti pembuatan bangunan owner keet, direksi keet dan kontraktor keet,
kemudian pagar proyek dan perlengkapannya serta mobilisasi peralatan yang
dibutuhkan di lapangan. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan
dipersiapkan segera di proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang
paling awal. Pekerjaan demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan
dimana peralatan yang sudah tidak dibutuhkan akan segera dikembalikan ke
pool. Untuk mobilisasi alat – alat berat kontraktor berkoordinasi dengan Dinas
Perhubungan dan Kepolisian setempat untuk pengamanan keluar masuk alat
dan bahan ke lokasi proyek.
h. Kantor Kontraktor, Gudang Kerja dan Direksi Keet
Ukuran luas kantor kontraktor dan los kerja serta tempat penyimpanan bahan-
bahan diserahkan kepada kontraktor dan ukuran luas untuk Direksi Keet/Kantor
Pengawas harus ada fasilitas untuk ruang rapat, ruang pengawas dan ruang
toilet serta alat-alat bantu komunikasi (telepon) dan tidak mengabaikan
keamanan. Kantor proyek/Direksi keet ini dibangun sebagai tempat bekerja bagi
para staf baik dari staf Penyedia jasa, pengawas maupun pemilik proyek di
lapangan yang dilengkapi dengan ruang kerja staf, ruang rapat, toilet
sederhana. Besar kecilnya kantor proyek ini tergantung pada jenis proyek
maupun jumlah staf yang bekerja dan seluruh fasilitas/sarana ini dibangun
untuk pekerjaan persiapan ini adalah bersifat sementara
➢ Kami akan menyediakan, mendirikan, membangun dan melengkapi seluruh
ruang kantor, bengkel, gudang, tempat kerja dan memasang semua
fasilitas yang diperlukan untuk memulai dan menyelenggarakan kegiatan
pelaksanaan termasuk semua sarana penunjang yang diperlukan
Kontraktor atau Direksi Pengawas baik secara langsung atau tidak
langsung yang berhubungan dengan kegiatan konstruksi, pemeliharaan
dan perbaikan pekerjaan ini.
➢ Kami akan menyediakan kantor lapangan untuk Pemberi Tugas dan
Direksi Pengawas, yang letaknya berdekatan dengan kantor lapangan
Kontraktor beserta fasilitas kantornya dan atau sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak.
➢ Kami akan menyediakan peralatan komunikasi dengan radio untuk
memudahkan berkomunikasi dilapangan dengan staff, Kontraktor dan
Pemberi Tugas.
➢ Penyediaan sarana rumah tangga seperti air minum, dapur umum dan
KM/WC untuk kebutuhan pelaksana dan setiap elemen terkait dalam proyek
➢ Kami akan menyediakan peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran
serta perlengkapan keselamatan kerja bagi pekerja dan Direksi sesuai
standar nasional dari Dinas Tenaga Kerja serta alat - alat PPPK.
➢ Penyediaan Air Kerja akan kami siapkan sebelum kegiatan fisik dimulai
maksimal 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
sumur pompa/jet pump/arthesis dan atau sesuai dengan yang disyaratkan,
➢ Instalasi Listrik Kerja kami upayakan sebelum pembuatan direksi keet, hal
ini dalam rangka mengantisipasi akan keterlambatan yang mungkin terjadi
jika belum adanya sumber listrik yang dibutuhkan dalam tahap pengerjaan
konstruksi yang berhubungan dengan alat bantu teknis yang sifatnya
elektrikal, selambat-lambatnya diupayakan 1 (satu) minggu sebelum
pekerjaan dilangsungkan. Listrik untuk bekerja disediakan dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Kami juga
menyediakan alat penerangan berupa Generatoor Set sebagai pembantu
penerangan jika diperlukan

i. Photo Visuil 3 phase (0%-50%-100%)


Titik pengambilan photo yang telah disetujui direksi. Pengambilan photo
dilakukan sebanyak tiga phase yaitu, 0%, 50%-100%. Pengambilan 0%
dilakukan pada saat pekerjaan belum dimulai (kondisi existing), saat
pelaksanaan fisik sedang berlangsung dan mencapai 50% diambil photo 50%.
Photo 100% diambil setelah pekerjaan fisik selesai (pekerjaan sudah rapi).
Pengambilan photo kegiatan minimal 4 titik pengambilan yang tidak berubah-
berubah, sehingga step-step kemajuan dari proyek ini dapat terlihat.

Seiring dengan hal-hal di atas kita harus pula menyiapkan sarana air bersih
dengan koordinasi ke penduduk setempat untuk pemantekan air tanah
serta koordinasi keamanan proyek, dan yang terpenting lagi koordinasi dengan
instansi terkait untuk uitzet lapangan (setelah membayar retribusi) termasuk
test kepadatan/ketebalan lapis demi lapis tahapan pekerjaan.
Pemborong wajib menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan berisikan :
1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan,
2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya,
3. Jumlah jenis dan kondisi peralatan,
4. laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan
yang dilaksanakan,
5. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan,
6. Catatan-catatan lain yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Pengawas.

Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Pemborong harus


memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama
jalan- jalan disekitar lokasi proyek, direksi keet, gudang, los kerja dan bagian
dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan
tanah dan lain-lain.

Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan tersebut menjadi


tanggung jawab pemborong. Pemborong harus menyediakan alat kesehatan/
kotak PPPK yang terisi penuh dengan obat-obatan sesuai kebutuhan, lengkap
dengan seorang petugas yang mengerti dalam penyelamatan pertama dan
kesehatan.
A. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
Pekerjaan ini Meliputi :
1. Pek. Galian Tanah
2. Pek. Urugan Kembali Bekas Galian Tanah
3. Pek. Urugan Tanah Timbunan Alas Lantai
4. Pek. Urugan Pasir Alas Pondasi T. 5 Cm
5. Pek. Urugan Pasir Alas Lantai

1. Pek. Galian Tanah


Adapun metode pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut :
▪ Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada
area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
▪ Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu
pada bowplank
▪ Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian
dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
▪ Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian
tanah
▪ Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia (Man Power)
▪ Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi
kearah memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex.
Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian dan kemudian diangkut
keluar proyek dengan menggunakan kendaraan.

2. Pek. Urugan Kembali Bekas Galian Tanah


Pekerjaan Urugan Kembali adalah : Mengurug dan menimbun kembali bekas galian
atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan
Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang
diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus
betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik
dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai
berikut :
• Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
• Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah
ditentukan dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang
telah ditentukan.
• Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hingga
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis
min per 10-20 cm urugan.Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile
(timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang
antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-
lain.
3. Pek. Urugan Tanah Timbunan Alas Lantai

Tahapan pekerjaan timbunan adalah sebagai berikut :


Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan
(pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap gangguan
akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas persetujuan Direksi. Pekerjaan
timbunan dilaksanakan layer per layer dan dipadatkan. Ketebalan tiap layer
maksimal adalah 0.20 m. Alat pemadat yang dipergunakan adalah hand stamper.
Hand stamper dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang timbunan dan
bidang struktur. Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer
dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknis.Semua material timbunan, baik
dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari borrow area harus memenuhi
syarat kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti tonggak-tonggak kayu,
semak belukar, rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya, disamping itu juga harus
bebas dari bongkahan batu cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan-
bahan lain yang oleh direksi dianggap akan membahayakan konstruksi. Material
untuk timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan gradasi
baik. Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air
optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi
pengambilan atau tempat dimana material timbunan dihampar sebelum
dipadatkan. Pemadatan harus menggunakan hand stamping atau peralatan lain
yang disetujui Direksi sehingga menghasilkan kepadatan 90 % . Hasil akhir
pekerjaan timbunan untuk urugan diatas tanah asli harus rapat air,dan tidak boleh
ada rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum. Apabila pekerjaan
pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan dan
perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.

Proses Pelaksanaan :
Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual.
Material hasil galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan digunakan
dan disingkirkan dari lokasi timbunan Penghamparan/Penimbunan digunakan
perlapis/perlayer dengan ketentuan min 20 cm tebal lapisan timbunan. Dilanjutkan
dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air disemburkan secara sporadis ke
area timbunan sampai tingkat kekedapan sesuai permintaan direksi. Setelah
dinyatakan cukup kering/air sudah benar-benar meresap diadakan pemadatan
menggunakan hand stamper. Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik
dengan arah vertikal atau horizontal bidang timbunan min sistem roll back (bolak-
balik) Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila hasil
timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang menurut direksi
kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn kembali. Jumlah material
timbunan kembali ternyata kurang untuk menimbun maka kontraktor pelaksana
akan mengadakan bahan timbunan yang sesuai spesifikasi teknis yang biayanya
akan ditanggung oleh kontraktor pelaksana

4. Pek. Urugan Pasir Alas Pondasi dan Lantai


Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai keramik
atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah.
Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti langkah-
lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan bahan, tenaga
kerja dan waktu pelaksanaan :
• Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 6 cm padat.
• Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol
ketebalan dari pasir tersebut
• Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
• Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

I. PEKERJAAN BATU DAN PASANGAN

o Pek. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)


Fungsi pasangan batu pada pondasi dangkal adalah meneruskan beban yang
berasal dari bangunan diatasnya, batu kosong dibawahnya menyerap beban
tersebut dan menyebarkan kebawah tanah fungsi batu kosong tersebut dapat juga
25 berperan sebagai rol sehingga kekakuan akibat reaksi gempa dapat dihindari.
Pasangan batu kosong minimal memiliki lapisan dengan tebal ± 15 cm. Adapun
fungsi konstruksi batu kosong adalah Meratakan beban dan Menjaga pasangan
pondasi di atasnya dari getaran dan penurunan tanah.

o Pek. Pasangan Pondasi Batu Gunung 1 : 5

Pondasi adalah bagian bangunan yang berada paling bawah, berfungsi untuk
memikul seluruh beban bangunan dan meneruskannya ke tanah dasar. Beban
bangunan yang dipikul oleh pondasi terdiri: beban mati dan beban hidup. Beban
mati terdiri dari: berat atap, plafon, lantai, dinding, kolom, balok, sloof, dan berat
pondasi itu sendiri. Beban hidup yaitu: muatan pemakai bangunan, perabot,
muatan angin, dan beban gempa. Adapun fungsi dari pondasi adalah : 1
Menyalurkan beban dari konstruksi di atasnya ke tanah 2 Menjaga kedudukan
bangunan agar tetap stabil 3 Meratakan beban dari struktur bangunan di atasnya
sehingga tidak terjadi penurunan bangunan sebagian 4 Menjaga agar turunnya
bangunan pada tiap tempat sama besar sehingga tidak akan terjadi pecah-pecah

Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi
untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi
ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah
satunya jenisnya adalah pondasi batu belah. Ada beberapa tahapan dalam
pelaksanaan pembuatan pondasi batu belah antara lain :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan galian
3. Pekerjaan urugan pasir
4. Pekerjaan pasangan pondasi

Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu belah, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga
tempat penimbunan sementara batu-batu belah tersebut sebelum dipasang.

Pekerjaan Galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian
bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan Cek posisi, lebar,
kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.

o Pek. Pasangan Dinding Batu Bata 1 : 3


o Pek. Pasangan Dinding Batu Bata 1 : 5
o Pek. Plesteran Dinding 1 : 3
o Pek. Plesteran Dinding 1 : 5

Lingkup Pekerjaan ini meliputi :


1. Pek. Dinding Bata camp. 1 : 3
2. Pek. Dinding Bata camp. 1 : 5
3. Pek. Plesteran dinding dan beton Camp. 1 : 3
4. Pek. Plesteran dinding dan beton Camp. 1 : 5

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding terbuat dari pasangan dinding
batu bata disusun ½ bata.
Bahan:
• Batu bata (bata merah), Batu bata merah (dari tanah liat) yang digunakan
adalah produksi dalam negeri eks Jatiwangi atau setaraf dari kualitas yang
baik dengan uk. 5 x 10,5 x 22 cm (standar) melalui pembakaran yang
sempurna. Dengan kondisi batu bata berwarna merah merata, keras dan
tidak mudah patah, m
• Batu bata merah yang digunakan adalah produk lokal kualitas yang baik
dengan ukuran standar melalui pembakaran yang sempurna. Dengan kondisi
batu bata berwarna merah merata, keras dan tidak mudah patah, memiliki
sudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Batu Bata
yang akan digunakan di ajukan terlebih dahulu kepada direksi atau
pengawas lapangan.
• Adukan; Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk
pemasangan dinding batu bata, dengan komposisi adukan adalah 1 pc: 5 pasir
ditambah kapur untuk dinding biasa, dan untuk pasangan bata kedap air
komposisi adukan adalah 1 pc: 3 ps
• Beton Bertulang; Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata,
untuk sloof, kolom praktis dan ring balok

Langkah Kerja:
Mempersiapkan Bahan-bahan yang digunakan dan peralatan yang dibutuhkan
beserta kelengkapannya. Membuat acuan vertikal dan horizontal menggunakan
benang yang dikaitkan dengan kayu yang cukup kuat dan tegak lurus. Batu bata
yang akan dipasang direndam atau dibasahi hingga jenuh air . Diberikan angkur
untuk pemasangan dinding bata yang menempel pada kolom. Dipasang bertahap
dengan menggunakan adukan sebagai spesinya sesuai persyaratannya. Untuk
dinding yang kedap air menggunakan adukan 1 : 3 dan untuk pasangan bata
merah yang lainnya menggunakan adukan 1 : 5.

o Pek. Pondasi, Kolom dan plat Top Ploor 1 : 3

Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat


Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu :
1. Penggalian tanah pondasi
2. Penulangan pondasi
3. Pekerjaan bekisting
4. Pengecoran

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu : Penggalian tanah
untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah
pondasi dibuat dengan perbandingan 5 : 1 untuk jenis tanah yang kurang baik
dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1 : 10
atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan
pondasi. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila
tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2,
maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang
cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar galian
tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang
lebih leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan
agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2. Pekerjaan Penulangan Pondasi


Perakitan tulangan Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan
diluar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung
dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :


Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui
dari ukuran pondasi setempat.Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan
pondasi setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan
yang ada pada pondasi setempat tersebut. Merakit satu per satu bentuk dari
tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak
terlepas Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada
lampiran. Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat
maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena
tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman
pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan tulangan : Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian
dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka
dapat langsung melakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor, didalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting :


Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi). Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung
maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu. Papan cetakan disusun secara rapih
berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. Papan cetakan dibentuk dengan
baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan
alat waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung
dengan klem / penguat / penjepitPaku diantara papan secara berselang-
seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, kerikil/ split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton
karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan
berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok
ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu : Membuat kotak


takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan. Membuat wadah/
tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau seng/pelat
dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat
juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100
cm.Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran. Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir
berbanding 3 volune split serta air secukupnya. Bahan-bahan adukan
dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua
semen portand, ketiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur
sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan
tungkan kedalam kotak spesi. Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan
kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan
alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/ dikerjakan bertahap sedikit demi
sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran
kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan


mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom. 5.Tahap pelaksanaan dan
pengendalian pekerjaan pengecorana)Pekerjaan persaipanPekerjaan persiapan
dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material yang akan digunakan
untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak terlau jauh dengan
tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor. Cara pengadukan Karena didalam
pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka pengadukan bahan
material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer dengan urutan pertama
memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split, ketiga memasukan semen dan
biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan perbandingan volume. Cara
pengecoran Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan
kering kemudian tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material
tersebut berubah dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit
demi sedikit kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan dan
setelah pasta masuk kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan
dengan sendok spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi. Cara
pelaksanaan Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur
seluruhnya mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan
pengikat, maka cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempat dituangkan
kedalam galian pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan bantuan
sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran dapat masuk ketempat
pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak ada celah yang kosong dan
lebih padat

o Pekerjaan Acian Seluruh Plesteran Dinding, Kolom, Plat dan Balok

Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan penyiraman agar acian
mudah melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai maka
perlakuannya sama dengan pekerjaan plesteran. Acian didiamkan beberapa hari
agar kadar airnya mengering. Setelah terjadi pengeringan, akan timbul secara
alami keretakan yang disebut retak-retak rambut. Setelah proses pengacian
selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menutupi retak-retak rambut Hasil Acian
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
II. PEKERJAAN BETON
Pekerjaan ini Meliputi :
1. Pek. Lantai Kerja Beton Alas Pondasi Foor plate
2. Pek. Pondasi Beton Bertulang
3. Pek. Sloef Beton Bertulang
4. Pek. Kolom Beton Bertulang
5. Pek. Kolom Praktis 11/11 Cm
6. Pek. Ring Balok Beton Bertulang
7. Pek. Bekisting Topfloor
8. Pek. Pembesian Plat Top Ploor
9. Pek. Pengecoran Plat Top Floor T. 10 Cm Mutu Beton K.250
10. Pek. Rabat Beton Alas Lantai 1:3:5 T. 7 Cm

a. Lingkup Pekerjaan
Melakukan Perakitan besi, Pengurukan Pasir, Pembuatan Lantai Kerja (LC),
Pemasangan Bekisting dan Pengecoran Beton.

b. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan dan direksi teknis sebelum pekerjaan
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
➢ Pekerjaan pabrikasi Besi
➢ Pekerjaan Urug Pasir
➢ Pekerjaan Hamparan Lantai Kerja
➢ Pekerjaan bekesting
➢ Pekerjaan Instalasi besi Tulangan
➢ Cor Beton

c. Metode Pelaksanaan
Berikut langkah-langkah dalam pekerjaan sloof beton.
1. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
2. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
3. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
4. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa
beton decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama
proses pengecoran.
5. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran
sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci
sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau
membeli jadi. Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10
mm, besi ulir 10 mm dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat
tergantung dari jarak pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m
maka jumlah sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom
lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.

Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan mendapatkan
persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton
yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan
alat concreate vibrator

III. PEKERJAAN KUSEN/ JENDELA / KACA

Pekerjaan ini meliputi :


1. Pek. kusen pintu/ jendela/ ventilasi
2. Pek. pintu panil kayu jati
3. Pek. Jalusi
4. Pek. rangka jendela kaca
5. Pas. kaca bening pintu / jendela / ventilasi , 5 mm

Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding, dipasang rangka
yang disebut Kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.
Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur
serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan
pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Rangka jenis ini dapat berupa
produk pabrik yang telah diselesaikan dengan pelapisan cat, pewarnaan atau
masih berupa kayu asli tanpa pelapisan. Kusen dari bahan logam berbeda dari
kayu,Kusen logam dapat terbuat dari alumunium, baja atau baja tak berkarat
(stainless-steel), warna alami logam dapat ditutup dengan lapisan cat dan
dirawat engan baik untuk mencegah korosi.

Ukuran penampang batang kayu untuk rangka pintu dan jendela adalah
sebagai berikut :
• Pada pintu biasa dengan satu daun : 5/10 5/12 5/14 5/15 cm ,6/10 6/12 6/14
6/15 cm 7/12 cm
• Pada pintu rangkap dengan dua daun : 8/10 8/12 8/14 8/15 cm

Bagian-Bagian Kusen
Kusen terdiri atas :
1. Tiang
2. Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah
sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3. Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
4. Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok yang
berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
5. Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi
penyusutan, tidak timbul celah.
6. Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.

7. Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu
terhadap resapan air dari latai ke atas.
8.

1. Pemasangan Kusen Pintu

Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;


1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau
2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen.
3. Pasang angker pada kusen secukupnya.
4. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari
tinggi bouwplank.
5. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting.
6. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
7. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh.
8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

2. Pemasangan Kusen Jendela

Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;


1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.
2. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank.
3. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
4. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
5. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
6. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-
unting.
7. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
8. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang
benar.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

3. Memasang Daun Pintu


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau
mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan
menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri
atau ke kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel,
melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu
geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada
kusen pintu, kecuali pada bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di
atas lantai.

Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
2. Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
3. Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun
pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi
bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah
(untuk pintu dengan 3 engsel)
6. Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
8. Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun pintu pada kusen pintunya.
9. Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
11. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.

4. Memasang Daun Jendela


Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat
berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri danke kanan) atau
berputar ertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada jenis jendela yang tetap
atau mati, biasa disebut jendela mati engan tujuanuntuk penerangan.
Kedudukan daun jendela pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen
jendela.

Cara Pemasangan
1. Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2. Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
5. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari
bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian
ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk
putaran vertikal).
6. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela
tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen
8. Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah
daun jendela pada kusen jendelanya.
9. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara
melepaskan pen.
11. Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik,
rata dan lurus dengan kusen.

5. Pemasangan Kaca
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-
hati dalam penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang
penting pada saat memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi
pemasangan kaca pada daun pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-
macam metode, tergantung dari ukuran kayu, material rangka
daun intu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila kaca dengan tebal
kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan belakang
yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar stabil
dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk
menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat
digunakan rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur
takikan untuk penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di
sekeliling rangka kayu.

Cara memasang kaca pada daun pintu/jendela adalah sebagai


berikut;
1. Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas
daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
2. Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
3. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau
kain untuk memegang kaca.
4. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
5. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
6. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil.

IV. PEK. KUDA-KUDA,KAP, ATAP


Pekerjaan ini meliputi :
1. Pek. Kuda-Kuda/Nok /Jurai Kayu Kls II 8/12
2. Pek. Gording 6/12 Kayu Klas II
3. Pasangan Atap Soka Jempol
4. Pasangan nok atap seng plat
5. Pekerjaan Lisplank 2 x 2.5/15
untuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Atap” seperti yang disyaratkan dalam
gambar rencana dan spesifikasi ini sesuai yang ditentukan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Urutan Pekerjaan :
• Langkah pertama yang kami lakukan sebelum pekerjaan di lapangan dimulai
adalah meninjau lokasi dan lapangan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan
antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar
maka kami akan segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut,
• Bahan atap yang dipakai adalah atap Seng Spandek dengan kualitas Baik stadart
SNI atau sesuai petunjuk Direksi Pelaksana. Pemasangan atap harus sesuai
dengan petunjuk teknis pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
• Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada
umumnya ukuran panjang 4 m, maka di perlukan sambungan pada rangka kuda-
kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan rangka kuda-
kuda kayu, yang harus di perhatikan adalah arah yang terjadi pada masing –
masing batang pada rangkan tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya tekan dan
gaya tarik. Pada batang yang menerima gaya tekan, dan dibuat sambungan
lubang dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik, smbungan dapat berbentuk
sambungan miring berkait atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk
perkuatan pada sambungan kayu disarankan dipasang plat besi ( beugel ) dan di
baut.
• Ukuran kayu yang di gunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm
dan atau di sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usug umumnya digunakan kayu
berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat digunakan kayu berukuran 2/3 cm atau
3/5 cm. pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak sesuai
dengan kebutuhan. Masing-masing jenis kebutuhan atap memiliki ukuran yang
berbeda sehingga penggunaan ukuran kayu baik untuk kuda-kuda , nok dan
gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan. Apabila menggunakan
penutup atap standart pabrik/pabrikan, di sarankan untuk memeriksa ketentuan
pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
• Pelaksanaan
1. Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.
2. Pemasangan rangka atap di lakukan setelah beton balok ring mongering.
Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara beurutan yang dimulai dari
pemasangan kuda-kuda , gording, usuk , dan yang terakhir adalah reng. Untuk
jenis atap seng atau metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan reng.
3. Sangat penting penggunaan residu pada rangka atap agar kayu awet ( sebagai
anti rayap ).
4. Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reg
terpasang ( untuk penutup atap genteng ). Untuk penutup atap jenis seng atau
metal sheet . pemasangan bisa di lakukan setelah gording tepasang.
5. Memastikan kerangka atap seng
Sebelum memasang atap seng, terlebih dahulu pastikan struktur rangka kayu
atap sudah terpasang dengan benar. Karena setiap genteng memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan juga ketentuan yang berbeda juga. Mulai
dari kemiringan, jumlah reng dan gording dan sebagainya. Untuk atap seng
kemiringan yang dibutuhkan adalah sekitar 5 derajat hingga 15 derajat.
Sehingga atap seng tidak membutuhkan kaso, namun tetap menggunakan
gording. Gording kayu yang digunakan adalah berukuran 5 x 10 cm. Perhatikan
juga ketika hendak memasang kuda-kuda, jarak yang butuhkan antara gording
satu ke gording lainnya sebesar ukuran atap yang akan digunakan. Sebelum
hendak memasang, jangan lupa lapisi terlebih dahulu kayu tersebut dengan
menggunakan minyak koolter atau residu supaya nantinya kayu tetap awet dan
tidak mudah dimakan oleh rayap.

6. Persiapan pemasangan
Tahap selanjutnya adalah memulai persiapan pemasangan. Pastikan bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk mendukung proses pemasangan sudah tersedia.
Seperti atap seng gelombang, apakah jumlahnya cukup atau tidak. Anda juga
dapat memilih atap seng yang sesuai dengan warna cat rumah elegan pada
eksterior rumah Anda. Pilihlah warna yang dapat membuat bangunan Anda
dapat lebih menonjol di lingkungan setempat. Selanjutnya adalah menyiapkan
alat-alat lain seperti sekrup, paku, serta kunci khusus yang jumlahnya telah
dipersiapkan menyesuaikan dengan kebutuhan atap.

7. Pengecekan sebelum pemasangan


Sebelum memasang atap seng, Anda juga perlu memastikan bahwa pada
rangka atap sudah terdapat penyangga atap yang biasa dikenal dengan sebutan
reng. Dimana alat ini digunakan sebagai alat pendukung atap sehingga
pemasangan atap dapat bertahan lama serta kuat dan tidak mudah copot.
Selain itu untuk menanggulangi suara bising yang ditimbulkan oleh atap seng
ketika terkena percikan air hujan, Anda dapat menambahkan wire mesh
sebelum proses pemasangan atap. Wire mesh ini merupakan insulasi yang
ditujukan untuk mengurangi panas matahari serta suara bising. Penggunaan ini
sangat direkomendasikan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna
bangunan, namun jika Anda tidak menginginkannya boleh untuk tidak
digunakan.

8. Proses finishing
Ketika semuanya sudah terpasang dengan benar, barulah proses pemasangan
atap dapat dilakukan. Dengan menggunakan paku, Anda dapat meletakkan
lembaran atap seng tersebut pada penyangga yang sebelumnya telah dibuat.
Ketika posisi sudah dinilai tepat, atap bisa segera di paku. Lakukan pada seluruh
bagian atap.

• Untuk Ventilasi atap menggunakan Kayu Kls II sesuai dengan syarat-syarat, sesuai
gambar rencana.
• Listplank kayu harus memakai bahan papan Kayu Kelas-II dengan ukuran 2/25
cm.

V. PEK. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


Pekerjaan ini meliputi :
1. Pas. Kunci Pintu
2. Pas. Engsel Pintu
3. Pas. Grendel Pintu
4. Pas. Engsel Jendela
5. Pas. Hak Angin
6. Pas. Grendel Jendela

Pelaksanaan Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci.


Semua daun pintu dan jendela dipasang alat penggantung dan kunci yang sesuai.

Bahan:
Kunci tanam untuk daun pintu sesuai RAB atau Gambar kerja)
Engsel menggunakan engsel stainless steel setara stanley, uk. 10 cm, warna sesuai
dengan warna kusen.

Langkah Kerja:
Setelah Daun pintu siap untuk dipasangkan pada dudukannya dalam kondisi belum
dilapisi cat ataupun plitur dipasangkan engsel pintu 3 (tiga) pasang dengan ketinggian
dan jarak sedemikian rupa kemudian dipasangkan kunci sesuai dengan
peruntukannya pada posisi yang ditunjukkan pada gambar ketinggian pemasangan
lubang kunci.

Pemasangan kunci menggunakan sekrup dengan ukuran sesuai dengan lubang


sekrup tidak menggunakan paku untuk memperkuat dudukan kuncinya.
Untuk daun pintu yang terpasang double atau dua buah daun dipasangkan
espagnolet di salah satu sisi.
Untuk tiap jendela dan bouvenlict dipasangkan hak penahan dan grendel
pengunci.
VI. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan ini Meliputi :
1. Pek. Rangka kayu
2. Pek. Plafon
3. Pek. Lits Plafind

a. Lingkup Kerja
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka
plafond Tripleks sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja

b. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan Tripleks
4. Membersihkan langit-langit yang akan dipasang Tripleks
5. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
pemasangan plafond

c. Metode Pelaksanaan
1. Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dianjurkan.
2. Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
3. Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan
pasang penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
4. Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat
pada rangka atap.
5. Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond yang
tidak gelombang.
6. Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama
menggunakan ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow
ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8 dengan
menggunakan bor / obeng.
7. Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan (hollow
2x4) harus sesuai spesifikasi.
8. Kemudian dilanjukan dengan pemasangan Tripleks dengan menggunakan
screew # 1/8 dan bor sekrup.
9. Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar Tripleks dengan
paper tape / kasa plafond untuk menghindari keretakan.
10. Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan
titik-titik sekrup.
11. Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon

VII. PEKERJAAN CAT DAN LAIN-LAIN


Pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Cat Kilap Kayu Kusen pintu dan jendela, Ventilasi
2. Pekerjaan Cat Kilap Kayu Lisplank
3. Pekerjaan Vernis Pintu + Bingkai Jendela
4. Pekerjaan Cat Plafond
5. Pekerjaan Cat Dinding Dan Teras

untuk menyelesaikan semua “PEKERJAAN CAT DAN LAIN-LAIN” seperti yang


disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini sesuai yang ditentukan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Urutan Pekerjaan :
o Langkah pertama yang kami lakukan sebelum pekerjaan di lapangan dimulai
adalah meninjau lokasi dan lapangan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan
antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar
maka kami akan segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk
mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
o Meliputi pengecatan permukaan kayu yang nampak (listpalnk, list plafond,
kosen pintu/jendela, daun jendela, jalusi), dinding tembok dan plafond, Atap
seng serta seluruh detail yang ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.
o Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi/Pengawas, minimal 2 (dua) jenis hasil produk yang berlainan,
untuk mendapatkan persetujuan.
o Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan
ampelas yang bermutu baik, sampai merupakan bidang permukaan pengecatan
yang halus dan licin, segala persiapan pengecatan telah memenuhi persyaratan
dengan baik dan telah disetujui Direksi/Pengawas.
o Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji,,
benarbenar bebas dari minyak, dan sebagainya serta benar-benar kering.
o Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada permukaan
pengecatan.
o Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan dilakukan
setelah minimum 4 jam kemudian dan maksimum 2 hari dari pengecatan awal.
o Bahan sebelum digunakan, terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi/Pengawas.
o Sebelum pengecatan dimulai permukaan bidang pengecatan harus rata, kering
dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
o Sebelum pengecatan dilakukan, plesteran harus benar-banar kering, tidak ada
retak-retak dan telah disetujui Direksi/Pengawas
o Pengecatan disyaratkan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
o Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

VIII. PEK. INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan ini meliputi :


1. Pas. Instalasi titik nyala lampu (Saklar Ganda)
2. Pas. instalasi titik nyala daya stop kontak
3. Pas Lampu SL 23 Watt
4. Pas Lampu SL 18 Watt
5. Pas. MCB
untuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Instalasi Listrik” seperti yang
disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini sesuai yang ditentukan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

Urutan Pekerjaan :
• Langkah pertama yang kami lakukan sebelum pekerjaan di lapangan dimulai
adalah meninjau lokasi dan lapangan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara
keadaan lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar maka kami
akan segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut,
• Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,
perlengkapan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik
sehingga dapat beropersai secara sempurna Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang
akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah berpengalaman
serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT dan Surat Izin
Kerja- SIKA C yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai
peraturan pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL
• Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen
listrik termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit,
panel listrik dan pengetesannya.
• Hasil pekerjaan listrik sampai menyala.
• Bahan-bahan yang akan dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Direksi/Pengawas untuk diminta persetujuan.

IX. PEMBERSIHAN AKHIR


Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Konstruksitor harus memelihara Pekerjaan
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan
oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan
mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus
dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan
1) Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Konstruksitor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Konstruksi ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus
diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir.
3) Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk
umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai
bersih.
4) Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang
terkumpul harus dibuang.
5) DASAR PEMBAYARAN Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk
operasi pembersihan yang dilakukan oleh Konstruksitor sesuai dengan menurut
Seksi dari Spesifikasi ini.
6) Biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan ke dalam berbagai harga
penawaran lump sum untuk operasi Pemeliharaan Rutin sebagaimana
disyaratkan Rencana Kerja dan Syarat – Syarat pada Dokumen Lelang
pekerjaan ini.

X. SITE MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PROYEK


Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga
trampil dari PENYEDIA JASA yang sudah berpengalaman dalam penanganan
proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-
benar terjamin, sesuai apa yang diharapkan oleh semua pihak.

a. Manajemen Tanggung Jawab Organisasi


Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin oleh
Kepala Proyek (Pelaksana) dibantu oleh beberapa staf, dan beberapa tenaga
ahli terampil, Kepala Proyek (Pelaksana) bertanggung jawab kepada Pimpinan
PENYEDIA JASA

Kepala proyek (Pelaksana) seluruh pelaksanaan kegiatan proyek, baik dibidang


administrasi, teknik maupun kegiatan pelaksanaan lapangan, yang meliputi.
➢ Untuk masalah teknik engineering dan quality control, kepala proyek
(Pelaksana) dibantu oleh Bagian Teknik dan Administrasi Kontrak beserta
stafnya.
➢ Urusan Keuangan, Administrasi umum personalia dibantu oleh bagian staf
Administrasi Keuangan beserta stafnya.
➢ Urusan Logistik dan Peralatan, dibantu oleh bagian Logistik dan Peralatan.
Dengan Pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan di atas serta kerja
sama yang baik dengan pihak pengawas, maka pelaksanaan proyek diharapkan
dapat berjalan dengan baik sesuai yang disyaratkan.

b. Koordinasi Kantor dan Lapangan


Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan
dilaksanakan secara rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas sebagaimana tertuang dalam Kontrak.
Disamping itu PENYEDIA JASA juga menerapkan sistem koordinasi yang
sinergis antara semua pihak yang terkait dalam proyek ini, pihak-pihak tersebut
antara lain :
1. Pemberi Tugas (Owner)
2. Direksi Lapangan
3. Konsultan Perencana
4. Kontraktor Pelaksana
5. Konsultas Pengawas

XI. PENGAWASAN MUTU

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality
Control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah :
➢ Seluruh material yang digunakan
➢ Pemilihan tenaga kerja
➢ Perawatan alat
➢ Test material dilaboratorium
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan
pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut diatas sudah ada
penenggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus Quality
control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang telah dilaksanakan oleh
PENYEDIA JASA manajemen mutu diproyek akan melaksanakan semua kegiatan
sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu
perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan diproyek secara terkendali
dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persayaratan mutu yang diminta
dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu
dipelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya :
➢ Sasaran mutu yang jelas
➢ Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
➢ Organisasi proyek yang handal
➢ Penerapan manajemen mutu konsisten
Dalam melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Gedung ini, perlu dibuat metode
konstruksi pelakasanaan proyek yang secara garis besar dapat diuraikan metode
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan sebagaimana lingkup pekerjaan yang
harus ditangani.

XII. PENGENDALIAN PROYEK


Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun
non teknis pada saat pelaksanaan proyek atau indikasi - indikasi permasalahan
yang muncul, maka sesegera mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut
dimaksudkan agar keterlambatakon yang terjadi di proyek dapat diantisipasi atau
dikejar dimasa yang akan datang dan tidak berdampak buruk pada pekerjaan-
pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus pengendalian proyek, adalah :

➢ Waktu yang telah digunakan terhadap rencana


➢ Besar progress kemajuan proyek
➢ Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan
➢ Biaya yang telah digunakan terhadap rencana
➢ Jumlah tenaga kerja yang digunakan
➢ Jumlah dan mutu material yang digunakan/dipasang

XIII. PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN MC. 100%


Setelah semua pekerjaan dilaksanakan, dilakukan perhitungan Mutual Check Akhir
(MC.100%) yang dilakukan bersama-sama antara penyedia jasa, pengawas
lapangan dan direksi. Apabila dalam perhitungan Mc.100% masih ada kekurangan
segera penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan yang masih kurang.
Setelah disepakati bersama maka dibuat berita acara perhitungan Mutual Check
Akhir yang ditandatangani bersama oleh Penyedia jasa, pengawas lapangan dan
direksi.

Asbuilt drawing
Penyedia jasa membuat gambar purna pelaksanaan (Asbuilt drawing) sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan dilapangan. Gambar Asbult drwing
dibuat dengan kertas A3 dan dicopy rangkap 4 yaitu untuk Pengawas lapangan,
Direksi dan Pengguna Jasa dan arsip.

Laporan – laporan yang disampaikan selama masa Kontrak :


1. Laporan Mingguan, memuat antara lain :
- Hasil kemajuan fisik pekerjaan Mingguan
- Hal – hal penting lainnya
2. Laporan Bulanan, memuat antara lain :
- Rangkuman laporan Mingguan
- Hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan
- Hal – hal penting lainnya

Foto Dokumentasi 100%


Foto dokumentasi 100% diambil dari titik awal foto 0% dan 50% serta di buat
album ukuran 3R.

Penyerahan I (PHO)
Setelah semua pekerjaan fisik selesai dan jangka waktu pelaksanaan telah habis
maka dilakukan penyerahan pekerjaan pertama (PHO).

Pemeliharaan
Pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender Selama masa pemeliharaan
kami selaku penyedia jasa akan selalu memantau lokasi pekerjaan dan menjaga
serta memperbaiki apabila terjadi kerusakan di sekitar lokasi pekerjaan. Masa
pemeliharaan adalah suatu masa (jangka waktu) tertentu setelah suatu proyek
selesai dilaksanakan dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk
dioperasikan/digunakan. Dalam masa pemeliharaan, tanggung jawab
pemeliharaan sebagian besar masih berada di pihak Kontraktor.

Penyerahan II (FHO)
Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Penyerahan II (FHO).

XIV. PENUTUP

Demikian Metode Pelaksanaan secara garis besar yang dapat kami sampaikan
sebagai usulan tentang pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam pekerjaan
Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan Gedung Sekolah T.A. 2022.
Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini, dan
dalam pelaksanaannya tetap perlu mendapatkan petunjuk dan arahan dari
pengawas dan pemilik pekerjaan nantinya dilapangan

Kendari, Juni 2022

Kepala Dinas,
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

MAKMUR, S.Pd, M.Pd


Pembina Utama Muda, Gol IV/c
NIP. 19671130 199512 1 002

Anda mungkin juga menyukai