Anda di halaman 1dari 2

Taksonomi theobroma cacao

Theobroma cacao atau yang lebih dikenal degan tanaman kakao, termasuk dalam
family sterculaceae. Tanaman kakao merupakan tubuhan tropis yang berasal dari
amerika latin yang dapat tumbuh hingga 10 meter (Argout et all.,(2011), Winarsih
(2002)).

Sistematika tanaman kakao secara lengkap adalah sebagai berikut.


Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao, L.
(Poedjiwidodo, 1996).

Morfologi theobromo cacao

Tanaman kakao dapat mencapai ketinggian 8-10 meter. sifat pertumbuhannya


adalah dengan deforfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas
yang pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air,
sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan
plagiotrop. Tanaman kakao terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. akar
kakao merupakan jenis akar tunggal kecuali akar dari tanaman vegetatif (Sunanto,
1994). Daunnya berwarna hijau dengan panjang antara 25-30 cm dan lebar antara
7,5-10 cm (Heddy, 1990). Warna bunga kakao putih kemerahan serta mempunya
5 daun mahkota, 10 tangkai sari (Sunanto, 1994). Kakao yang sudah matang
mempunyai buah berwarna kuning atau oranye (Heddy, 1990)

Menurut Sunanto (1994), theobroma cacao terdiri dari dua tipe yang dibedakan
berdasarkan warna bijinya dan satu tipe hasil persilangan. Kakao biji warna putih
yang termasuk dalam tipe criello sedangkan biji berwarna ungu termasuk dalam
tipe forastero. Tipe trinitario merupakan hasil silang antara kakao biji criello
dengan kakao biji forastero.

Kandungan theobroma cacao


Theobroma cacao memiliki banyak kandungan pholyfenol, terutama flavonoids
yang berguna sebagai antioksidan. Kakao memiliki kandungan flavonoids yang
lebih tinngi dari pada teh dan anggur merah [2]. Komposisi pholyfenol kakao
utama seperti simple phenol, benzoquinones, phenolic acids, acetophenones,
phenylacetic acids, hydroxycinnamic acids, phenylpropenes, coumarines,
chromones, naphtoquinones, xanthones, stilbenes, anthraquinones, flavonoids,
lignans and lignins. Beberapa efek menguntungkan pholyfenol seperti
antikarsnogen, antiatherogenik, antiulcer, atitrhombolitik, antiinflammatory,
immune modulating, antimicrobial, vasodilatory dan efek analgetik [3].

2. http://www.icco.org/statistics/production.aspx
3. Lee, K.W., Kim, Y.J., Lee, H.J. and Lee, C.Y. (2003). Cocoa has more phenolic
phytochemicals and a higher antioxidant capacity than teas and red wine. J. Agric.
Food Chem., 51, 7292-7295.

Anda mungkin juga menyukai